Upload
phambao
View
215
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
41
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Mengenai SMK Ma’arif Salam
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Ma’arif Salam beralamat di jalan
Citrogaten Salam Magelang Jawa Tengah, status dari sekolah tersebut adalah
swasta di bawah yayasan Lembaga Pendidikan Ma’arif. SMK Ma’arif berdiri di
atas tanah seluas 5778 meter persegi, dan luas bangunan sekolah yaitu 2730 meter
persegi. Status tanah milik sendiri, 5358 meter persegi dan menyewa, 420 meter
persegi, status bangunan, milik sendiri. Di sekolah ini dibuka 3 jurusan yang
terakreditasi. Akreditasi A untuk Teknik Permesinan, akreditasi A untuk Teknik
Otomotif dan akreditasi B untuk Teknik Elektro. Jumlah siswa tahun pelajaran
2012/2013 SMK Ma’arif Salam adalah 1042 siswa, jumlah siswa kelas X adalah
378, siswa kelas XI sebanyak 339 dan siswa kelas XII sebanyak 325 siswa.
Terdapat beberapa ruangan yang ada di SMK Ma’arif Salam, yaitu ruang
kelas atau teori sebanyak 23 ruang, yaitu kelas X Elektronik sebanyak 2 ruang, X
Mesin sebanyak 3 ruang, X Otomotif sebanyak 4 ruang, XI Elektronik 1 ruang, XI
Mesin 2 ruang, XI Otomotif 4 ruang, XII Elektronik 1 ruang, XII Mesin 3 ruang,
XII Otomotif 4 ruang. Ruang praktek sebanyak 3 ruang, perpustakaan sebanyak 1
ruang, laboratorium komputer sebanyak 1 ruang dan tempat ibadah sebanyak 1
ruang.
Guru yang mengajar di SMK Ma’arif Salam berjumlah 55 guru. Terdiri
dari 5 PNS/DPK dengan ijazah terakhir yang di tempuh adalah S1 dan S2.
Terdapat 1 guru bantu dengan ijazah terakhir yang ditempuh adalah S1, dan guru
42
tidak tetap sebanyak 6, ijazah terakhir yang di tempuh adalah D3, kemudian 43
guru tidak tetap berijazah S1.
B. Hambatan Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran PKn di SMK
Ma’arif Salam
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif yang dimaksudkan
untuk eksplorasi dan klarifikasi mengenai beberapa faktor yang menjadi
penghambat para guru dan siswa SMK Ma’arif Salam dalam pembelajaran PKn
tahun pelajaran 2012/2013. Hasil dari penelitian ini dideskripsikan dengan kata-
kata yang meliputi beberapa point yaitu hambatan guru dalam pembelajaran PKn,
hambatan siswa dalam pembelajaran PKn dan upaya guru, siswa dan sekolah
dalam mengatasi hambatan tersebut.
Jumlah guru PKn di SMK Ma’arif Salam yaitu 2 guru. 1 guru mengampu
kelas X dan 1 guru lagi mengampu di kelas XI dan XII.
Tabel 5 : Guru PKn yang menjadi Informan
No. Nama Mata
Pelajaran
Kelas Lama
Mengajar
Pendidikan
1. Dra. Endah
Esmoyowati
PKn X 22 tahun S1 UAD
2. Drs. Sutarjo PKn XI dan
XII
11 tahun S1 IKIP PGRI
Yogyakarta
PKnsecarakurikulerdirancangsebagaisubjekpembelajaran yang
bertujuanuntukmengembangkanpotensiindividu agar menjadiwarganegara
Indonesia yang berakhlakmulia, cerdas, partisipatif, danbertanggungjawab.
Untuk mencapai tujuan dalam pembelajaran PKn tersebut, lebih dahulu
diawali dengan persepsi seseorang terhadap PKn yang sedikit banyak
mempengaruhi minat dan motivasi seseorang untuk belajar. Setelah dilakukan
43
wawancara terhadap guru PKn, persepsi guru PKn menyatakan pernyataan yang
hampir mirip yaitu PKn pada dasarnya adalah mata pelajaran yang penting, karena
sebagai pembentukan karakter atau kepribadian siswa, agar siswa mempunyai
moral dan etika yang baik, mempunyai rasa patriotisme dan rasa cinta tanah air.
Bahkan PKn bukan saja untuk dipelajari, namun harus diterapkan dengan baik di
kehidupan sehari-hari.
Beberapa siswa dan guru PKn juga mempunyai pendapat bahwa PKn
penting, karena dengan PKn siswa dan guru dapat mengetahui tentang Undang-
Undang yang masih berlaku atau tidak dan mengetahui ada Undang-Undang apa
saja di Indonesia. Dengan beberapa pernyataan tersebut bisa disimpulkan bahwa
PKn memang mata pelajaran yang bermanfaat untuk siswa maupun guru, karena
dengan PKn banyak pengetahuan yang di dapatkan. Selain itu, PKn juga memberi
pengetahuan yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Guru PKn mempunyai tanggapan bahwa PKn wajib dipelajari sebagai
pembentukan karakter siswa. Mengenai hambatan siswa biasanya kurang
memaknai PKn sehingga karakter susah dikendalikan, greget untuk belajar juga
kurang. Kemudian semangat belajar yang masih rendah memungkinkan siswa
untuk menghadapi hambatan. Siswa sering meremehkan mata pelajaran PKn
karena yang menjadi tolak ukur adalah skill atau ketrampilan, jadi pemahaman
anak kurang mengenai pentingnya mempelajari PKn. Ketika mencari kerja,
kepribadian adalah yang paling penting. PKn sangat penting sebagai pendidikan
moral agar siswa lebih berkarakter. Mengenai hambatan yang sering dialami
siswa, seorang guru non-PKn berpendapat bahwa siswa sering mengalami
44
kesulitan dalam menghafal materi, tidak seperti matematika yang ilmu pasti,
mungkin menghafalkan hanya rumus.
Tanggapan mengenai hambatan siswa dalam pembelajaran PKn secara
umum misalnya kesulitan penghafalan materi, tidak tertarik dengan mata
pelajaran PKn, tidak tertarik dengan materi yang dipelajari dan penyampaian
materi. Siswa biasanya meremahkan PKn karena siswa menganggap bahwa
dirinya mampu menanamkan perilaku dengan baik, namun kenyataannya belum
baik.PKn sangat penting sekali karena dengan mempelajari PKn siswa bisa
mengetahui Undang-Undang dan karakter menjadi warga negara yang baik.
Mengenai hambatan yang biasanya dialami siswa dalam pembelajaran PKn adalah
kesulitan mencari buku-buku yang sesuai dengan kurikulum yang baru, kesadaran
anak untuk mengikuti pembelajaran masih kurang, kondisi lingkungan yang
kurang kondusif. Alasan kenapa siswa sering menganggap remeh PKn karena
siswa merasa belum memerlukan pelajaran PKn, kesadaran siswa belum ada akan
pentingnya PKn, kurangnya pengetahuan siswa tentang pentingnya pelajaran PKn
disekolah.
Dari hasil penelitian, dapat disimpulkan pada dasarnya semua guru
mengatakan bahwa PKn sangat penting, penting, sangat wajib, dan wajib. Hal
tersebut diperkuat dengan adanya pernyataan bahwa PKn merupakan pendidikan
moral, dan mempunyai tujuan sebagai pembentukan karakter, agar siswa
mengetahui moral dan mempunyai dasar untuk melakukan kehidupan sehari-hari.
Terutama untuk siswa SMK yang biasanya susah diatur dan mempunyai citra
45
yang kurang baik di masyarakat, PKn wajib bukan hanya dipelajari namun juga
diterapkan.
PKn penting untuk dipelajari bahkan diterapkan, karena PKn bertujuan
membentuk kepribadian siswa agar mempunyai etika yang baik, mempunyai jiwa
patriotisme yang besar, rasa cinta tanah air, berbudi luhur dan yang pasti mampu
menanamkan sila-sila dalam Pancasila baik dalam kehidupan di keluarga, di
sekolah, dan di masyarakat.
Dengan adanya PKn bukan hanya siswa yang dapat mengetahui adanya
Undang-Undang dan menjadi warga negara yang baik, namun guru juga dapat
menggali ilmu melalui informasi yang berkaitan dengan Undang-Undang yang
baru dan kemudian pengetahuan tersebut bisa ditularkan kepada siswa, guru
dapat menjadi contoh untuk siswanya agar menjadi warga negara yang baik pula.
Dalam melaksanakan tugas dan kewajiban guru sebagai pengajar, guru
menghadapi beberapa hambatan dalam pembelajaran. Dari hasil wawancara
dengan guru PKn, peneliti yang dilaksanakan pada hari Jum’at dan Kamis, 21 dan
22 Februari 2013 di SMK Ma’arif Salam Kabupaten Magelang, telah ditemukan
beberapa hambatan dalam pembelajaran PKn oleh guru, yaitu :
1. Persiapan Pembelajaran (Pembuatan RPP)
Dalam persiapan pembelajaran guru tidak mengacu pada Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Silabus. RPP yang dimiliki guru adalah
hasil dari meminta teman guru seprofesi yang kemudian diedit, alasan dari salah
satu guru PKn menyatakan bahwa untuk membuat RPP sendiri yang begitu
banyak sangat repot karena setiap awal semester baru harus sudah mempunyai
46
RPP, dan itu waktunya terbatas sekali karena kesibukan yang banyak. Hasilnya
RPP dan Silabus isinya tidak cocok karena Silabus diperoleh dari sekolah yang
memakai Silabus dari sekolah lain yaitu SMK Negeri 3 Jakarta.
2. Pemilihan Metode Pembelajaran
Dalam memberikan kecakapan dan pengetahuan kepada siswa yang
merupakan proses pengajaran adalah dilakukan oleh guru di sekolah dengan
menggunakan cara-cara atau metode-metode tertentu. Metode pembelajaran
bermaksud mempertinggi kualitas hasil pendidikan dan pengajaran di sekolah.
Dalam pemilihan metode pembelajaran, guru PKn SMK Ma’arif Salam
belum bisa menyesuaikan dengan baik. Guru kelas X menyatakan bahwa dalam
metode pembelajaran yang dapat dengan baik diterapkan di kelas X Mesin A
misalnya, belum tentu bisa dengan baik diterapkan di kelas X Otomotif A.
Kadang-kadang metode pembelajaran dengan menggunakan game kurang efektif,
karena malah menimbulkan kegaduhan siswa, tetapi ketika diterapkan metode
pembelajaran ceramah dan mencatat, siswa malah memperhatikan dan kelas
tenang. Tetapi ada yang sebaliknya, ketika diterapkan metode ceramah, suasana
kelas terlihat kaku, namun ketika diterapkan metode pembelajaran gamesiswa
banyak terlibat secara aktif.Guru PKn kelas XI dan XII menyatakan bahwa ketika
dalam menerapkan metode lain misalnya diskusi, guru PKn mengalami kesulitan
dalam mengatur waktu. Karena diskusi memakan waktu yang lama, yang ditarget
2 jam pelajaran selesai, harus diteruskan di hari berikutnya. Melihat bahwa
diterapkan metode lain selain ceramah kurang efektif, maka guru PKn kelas XI
dan XII memilih untuk menggunakan metode ceramah terus menerus tanpa
47
mencoba menggunakan metode lain selain diskusi dan ceramah. Hal tersebut
membuat guru PKn mengalami hambatan dalam memilih metode pembelajaran
yang menarik dan cocok untuk di terapkan dari kelas ke kelas yang lain.
3. Pemakaian Media Pembelajaran
Kesulitan dalam memakai media pembelajaran membuat ketertarikan
siswa akan pembelajaran menjadi kurang. Guru PKn kelas X mengaku bahwa
dalam penyediaan media pembelajaran oleh sekolah terutama LCD Proyektor
masih terbatas. Sehingga dalam pemakaian media pembelajaran masih jarang
dilakukan. Misalnya ketika akan menggunakan LCD Proyektor, guru PKn kelas X
harus meminjam milik bagian Tata Usaha (TU) yang sedang tidak digunakan.
Sedangkan guru kelas XI, XII sama sekali belum pernah menggunakan media
pembelajaran seperti LCD Proyektor, alasannya karena LCD Proyektor terbatas,
hanya ada dua itupun sering dipakai guru lain. Selain itu, aliran listrik belum
sampai di kelas-kelas, oleh karena itu jika ingin menggunakan media
pembelajaran yang membutuhkan aliran listrik, belum bisa diterapkan di kelas-
kelas. Hanya beberapa kelas yang sudah ada aliran listriknya.
4. Pengelolaan Kelas Yang Belum Kondusif
Guru yang kompeten akan lebih mampu menciptakan lingkungan belajar
yang efektif dan akan lebih mampu mengelola pembelajaran, sehingga hasil
belajar siswa berada pada tingkat yang optimal.
Di SMK Ma’arif Salam, guru PKn mengaku masih merasa kewalahan
dalam mengelola kelas, sebelum pembelajaran biasanya siswa masih di luar kelas.
48
Dan ketika sudah di dalam kelas siswa kebanyakan suka ramai. Terkadang siswa
ada yang membolos pada saat pembelajaran PKn.
Seperti ketika dilakukan penelitian, pada saat guru mengajar, siswa ada
yang ngobrol dengan teman sebangku, ketika ditegur siswa tersebut hanya diam
sesaat lalu setelah itu berbicara lagi dengan teman sebangkunya.
Secara umum, salah satu tugas guru adalah memberikan pengajaran
kepada siswa. Siswa harus memperoleh kecakapan dan pengetahuan dari sekolah,
di samping mengembangkan pribadinya. Dalam mengemban tugasnya, guru PKn
menghadapi beberapa hambatan antara lain dalam persiapan mengajar (guru tidak
mengacu pada RPP dan silabus, guru tidak sempat membuat RPP dan silabus
secara keseluruhan, hal yang mendasari hambatan dalam persiapan pembelajaran
adalah waktu yang terbatas yang tidak memingkinkan guru menyusun RPP dan
silabus), hambatan yang selanjutnya adalah mengenai materi, hambatan dalam
memilih metode pembelajaran, hambatan dalam memakai media pembelajaran,
dan pengelolaan kelas yang belum kondusif.
Pada kegiatan inti, kegiatan pelaksanaan pembelajaran yakni, bagaimana
tujuan-tujuan/ indikator-indikator yang telah ditetapkan dapat direalisasikan.
Pembelajaran dapat disebut efektif jika semua peserta didik terlibat secara aktif,
baik mental maupun sosial.
Pada kegiatan akhir, untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran dilakukan
refleksi, yang bertujuan untuk mengulangi secara singkat tentang apa yang sudah
dipelajari hari itu. Setelah refleksi, guru melakukan pos test yang berguna untuk
mengetahui kompetensi dan tujuan-tujuan yang sudah dan belum dikuasai oleh
49
sisiwa, untuk mengetahui tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi yang
telah ditetapkan, untuk mengetahui siswa yang perlu menngikuti remedial dan
pengayaan, sebagai bahan acuan untuk melakukan perbaikan strategi
pembelajaran dan proses pembelajaran yang dilaksanakan, baik perencanaan
maupun evaluasi.
Pada kegiatan evaluasi, yaitu penilaian pembelajaran. Standar penilaian
berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar
siswa. Evaluasi dapat berupa ulangan dan atau ujian.
Beberapa kegiatan tersebut diatas tertuang dalam Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan silabus. RPP dan silabus adalah suatu bentuk rencana
pembelajaran yang harus disusun oleh setiap guru. Perlunya perencanaan
pembelajaran bermaksud agar dapat mencapai perbaikan pembelajaran.
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan silabus adalah data
dokumentasi yang diperoleh peneliti dari SMK Ma’arif Salam. Namun antara RPP
dan silabus yang didapatkan oleh peneliti mengalami ketidak sesuaian dalam
penulisan. Karena RPP yang dimiliki guru PKn adalah hasil dari copy paste dan
RPP yang di edit dari teman guru seprofesi. Sedangkan silabus didapatkan dari
sekolah yang memakai silabus dari SMK Negeri 3 Jakarta. Guru PKn hanya
mempunyai dokumen RPP dan silabus, namun mereka tidak mengacu pada RPP
dan silabus selama pembelajaran. Alasannya karena pembelajaran di kelas
mengalir menyesuaikan dengan keadaan kelas, RPP dan silabus hanya sebagai
formalitas.
50
RPP dan silabus yang di dapat dari kelas X setelah observasi yaitu pada
kompetensi dasar “Mendeskripsikan instrumen hukum dan peradilan Internasional
HAM.” Dari hasil perbandingan, ada ketidak sesuaian antara indikator, materi
pembelajaran, dan sumber belajar. Perbedaan tersebut antara lain dalam silabus
terdapat poin yang menyatakan “menunjukkan bentuk pelanggaran HAM
internasional, mendeskripsikan peradilan internasional HAM” di RPP tertulis
“menyebutkan bentuk pelanggaran HAM internasional, mendeskripsikan kasus
pelanggaran HAM internasional, menyebutkan berbagai sanksi pelanggaran
HAM internasional.”
Materi pembelajaran dalam silabus dan RPP sedikit berbeda, yaitu dalam
silabus terdapat “instrumen HAM internasional, dalam RPP terdapat bentuk
pelanggaran HAM internasional.”
Sumber pembelajaran dalam silabus yaitu dari aturan HAM internasional
sedangkan dalam RPP dari buku Pendidikan Kewarganegaraan Kelas X MGMP
PKn dan buku-buku lainnya yang relevan.”
Untuk menguji kebenaran data yang diberikanpadasaatwawancara, yaitu
menguji kebenaran antara hasil wawancara, hasil dokumentasi yang berupa RPP
dan hasil observasi, peneliti meyakinkan dengan mengadakan pengamatan proses
pembelajaran pada hari Senin, 14 Januari 2013 di kelas X Mesin C. Pada hari
tersebut, kelas X Mesin C sedang mempelajari tentang “Mendeskripsikan
instrumen hukum dan peradilan Internasional HAM.” Dalam pembelajaran, guru
juga menanamkan nilai-nilai karakter dalam setiap prosesnya.
51
Pada kegiatan awal, dalam RPP tertulis guru memberikan salam dan
berdo’a dan ketika dilakukan observasi, guru menerapkan sesuai dengan apa yang
di tulis di RPP, dan ketika peneliti menanyakan kepada siswa, guru memang
selalu memberi salam dan berdo’a sebelum pelajaran dimulai. Dalam RPP ditulis
mengecek kehadiran siswa, dalam penelitian guru melakukan absensi sesuai
dengan apa yang ditulis di bagian awal RPP, dan ketika dilakukan pengecekan
kepada siswa, sebelum pembelajaran, guru mengabsen terlebih dahulu. Dalam
kegiatan awal tertulis menyampaikan SK, KD dan tujuan pembelajaran,
memberikan motivasi belajar tentang pentingnya hukum dan peradilan
internasional HAM, ketika dilakukan penelitian, guru tidak menyampaikan SK,
KD dan tujuan pembelajaran, dan motivasi yang diberikan guru adalah
menyanyikan lagu perjuangan “Maju Tak Gentar”. Ketika dilakukan wawancara
terhadap siswa, guru kadang-kandang saja menyampaikan SK, KD dan tujuan
pembelajaran. Kadang juga guru menanyakan pembahasan kemarin sampai pada
bab apa.
Pada kegiatan inti terdapat eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Dari
kegiatan inti tersebut tertulis bahwa rencana pembelajaran pada hari tersebut
adalah diskusi yang dibentuk dari kelompok kecil. Namun kegiatan pada hari
tersebut adalah ceramah bervariasi. Dari hasil wawancara terhadap siswa,
kebanyakan guru berceramah dan tanya jawab, belum pernah diskusi.
Pada kegiatan penutup, guru melakukan refleksi dari hasil diskusi. Dan
guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang baru saja dipelajari.
52
Menurut hasil wawancara, sebelum waktu pembelajaran selesai, guru melakukan
refleksi dan tanya jawab. Setelah itu guru mengucapkan salam dan keluar kelas.
Metode yang tertulis dalam RPP adalah ceramah, penugasan, diskusi
kelompok, persentasi hasil kerja kelompok, tanya jawab. Ketika dilakukan
penelitian, metode yang digunakan adalah ceramah bervariasi. Yang artinya dalam
ceramah tersebut disertai dengan tanya jawab. Dan ketika peneliti menanyakan
kepada siswa, guru biasanya ceramah dan ketika ada siswa yang ramai baru
dikasih pertanyaan, tetapi kadang guru hanya berceramah saja.
Dalam penilaian, yang tercantum di RPP adalah penilaian kognitif, guru
melakukan pos test dengan membuat pertanyaan, yang mengutamakan penilaian
proses dalam bentuk lembar tugas yang dikerjakan siswa. Laporan ditulis pada
kertas kerja dan dikumpul satu minggu, dan ada juga penilaian dalam bentuk soal
uraian. Dari hasil wawancara terhadap guru, guru mengaku bahwa penilaian
dilakukan setiap KD selesai dibahas. Dari pengakuan siswa, guru melakukan
penilaian per KD hanya kadang-kadang. Dan dari hasil penelitian, guru selesai
mengajar satu KD tidak melakukan penilaian.
Pada hari Selasa, 15Januari 2013 peneliti melakukan pengamatan di kelas
XII Otomotif B. Pada hari tersebut kelas XII Otomotif B sedang mempelajari
tentang Kompetensi Dasar “Menganalisis sistem pemerintahan di berbagai
negara.” Untuk menguji kebenaran data, peneliti membandingkan antara hasil
wawancara, dokumentasi yang berupa RPP dan observasi yang berupa observasi
pasif.
53
Pada kegiatan awal yang di tulis di RPP, guru memberikan salam dan
presensi, menurut pengakuan siswa guru kadang lupa presensi namun selalu
mengucapkan salam sebelum memulai pelajaran.Dari hasil pengamatan, guru
mengucapkan salam sebelum memulai pembelajaran dan mengabsen siswa.
Dalam RPP ditulis apersepsi dengan mengingat kembali materi pelajaran
minggu lalu, namun pada hari tersebut guru tidak menyinggung materi minggu
lalu. Menurut pengakuan siswa, guru hanya kadang-kadang menyampaikan kilas
balik tentang materi yang dibahas minggu kemarin.
Dalam RPP ditulis menyampaikan KD dan tujuan pembelajaran yang akan
di bahas hari tersebut, dan guru menyampaikan hanya sebatas judul materi saja.
Menurut pengakuan siswa sebbelum memulai pelajaran, guru hanya menuliskan
judul di papan tulis, tidak menyampaikan KD atau tujuan pembelajaran.
Pada RPP ditulis memberikan motivasi belajar tentang pentingnya
memahami sistem pemerintahan di berbagai negara, namun di hari tersebut guru
tidak memberi motivasi apapun untuk siswanya. Dan dari pengakuan siswa, guru
tidak pernah memberikan motivasi kepada siswanya.
Dalam RPP di tuliskan menyampaikan topik diskusi untuk pembahasan
kelompok, memotivasi siswa agar aktif dalam diskusi karena selalu diamati,
namun dalam pembelajaran PKn di hari tersebut tidak ada diskusi, yang dilakukan
guru adalah ceramah. Dari pengakuan siswa, guru belum pernah mengajak siswa
untuk diskusi, kegiatan pembelajaran hanya ceramah, guru menulis di papan tulis
dan siswa menyalin di buku catatan.
54
Pada kegiatan inti dalam RPP terdapat eksplorasi, elaborasi dan
konfirmasi. Dalam eksplorasi dituliskan informasi terkini tentang sistem
pemerintahan di berbagai negara berdasarkan pemberitaan di media cetak dan
elektronika, memfasilitasi pembentukan kelompok kecil (4-5 orang) sesuai dengan
pokok permasalahan yang akan dibahas, kelompok kecil membahas permasalahan
berdasarkan kajian materi pembelajaran : bangsa dan negara dari buku sumber,
merangkum hasil kajian materi dan selanjutnya bersama-sama memecahkan
permasalahan yang ada. Namun dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan
pada hari tersebut guru hanya menjelaskan dan menulis di papan tulis kemudian
siswa menyalin di buku catatan masing-masing. Dari hasil wawancara kepada
siswa, siswa menyatakan bahwa untuk menyampaikan materi, guru hanya
menjelaskan yang mengacu pada buku pegangan guru.
Pada kegiatan penutup, dalam RPP tertulis guru dan siswa melakukan
refleksi diri terhadap hasil diskusi, namun dalam pembelajaran di hari tersebut
guru tidak memberikan refleksi, dan menurut pengakuan siswa, guru hanya
kadang-kadang menyampaikan refleksi atau kilas balik tentang materi yang baru
saja dibahas. Dalam RPP di tuliskan pos test dalam bentuk lisan, namun guru
tidak memberikan pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan materi dan siswa
juga tidak diberi kesempatan untuk bertanya. Dari pengakuan siswa, guru tidak
pernah memberikan pertanyaan, kadang sesekali guru memberi pertanyaan namun
siswa tidak ada yang menjawab, sehingga guru malas memberi pertanyaan kepada
siswa.
55
Dalam RPP dituliskan penugasan siswa, namun guru tidak pernah
memberi tugas kepada siswa terkait dengan kompetensi dasar yang akan
disampaikan minggu berikutnya. Menurut pengakuan siswa tugas hanya diberikan
ketika guru sedang tidak bisa mengajar (sakit, rapat, dan lain-lain), tugas yang
diberikan berupa soal yang jawabanya bisa ditemukan di buku paket. Saat
diadakan penelitian, guru tidak memberikan tugas kepada siswa.
Dalam RPP tidak dituliskan dalam menutup proses pembelajaran
mengucapkan salam, namun guru setelah selesai mengajar selalu mengucapkan
salam ketika hendak keluar dari ruang kelas. Dan ketika ditanyakan kepada siswa,
guru sering mengucapkan salam ketika akan memulai dan akan menutup
pelajaran.
Metode pembelajaran yang di tulis di RPP adalah penugasan, diskusi
kelompok, presentasi hasil kerja kelompok dan tanya jawab. Dari metode yang
ditulis di RPP tersebut tidak diterapkan di kelas XII Otomotif B, menurut
pengakuan siswa bahwa metode pembelajaran yang sering diterapkan guru adalah
ceramah dan mencatat. Sedangkan menurut pengakuan guru, metode
pembelajaran yang sering diterapkan adalah ceramah bervariasi dan diskusi.
Namun dari hasil pengamatan peneliti, metode yang diterapkan oleh guru adalah
ceramah, guru menulis di papan tulis dan siswa menyalin di buku catatan.
Metode pembelajaran yang sering diterapkan guru adalah metode ceramah
(menurut pengakuan siswa dandari hasil observasi peneliti), yang dimaksud
dengan ceramah sebagai metode mengajar ialah penerangan dan penuturan secara
56
lisan oleh guru terhadap siswa di kelasnya. Dalam metode ceramah yang terus
menerus dilakukan, memberi keuntungan sebagai berikut :
Guru dapat menguasai seluruh arah bebas, sebab guru semata-mata
berbicara langsung sehingga guru dapat menentukan arah dengan jalan
menentukan sendiri apa yang akan dibicarakan.
Organisasi kelas sederhana, persiapan guru satu-satunya adalah buku
catatan/bahan pelajaran. Ketika guru menjelaskan, diharapkan siswa diam dan
mendengarkan. Dengan jalan tersebut adalah cara yang paling sederhana untuk
mengatur kelas dari pada menggunakan metode lain.
Metode ceramah juga mempunyai batas-batas atau kelemahan, diantaranya
adalah sebagai berikut :
Guru sukar mengetahui sampai dimana siswanya telah mengerti atau
memahami pembicaraannya dan siswa sering kali memberi pengertian lain dari
hal yang dimaksud guru.
Ada beberapa langkah untuk mengefektifkan metode ceramah, sehingga
tidak terkesan membosankan dan kaku, langkah-langkah tersebut ialah :
1) Guru harus mengetahui dengan jelas dan merumuskan sekhusus-
khususnya menbgenai tujuan pembicaraan atau hal yang akan dipelajari.
2) Bahan ceramah disusun agar dapat dimengerti dengan jelas, menarik
perhatian siswa, dan memperlihatkan kepada siswa bahwa bahan pelajaran
yang siswa peroleh berguna bagi kehidupan mereka.
3) Menjelaskan inti dari bahan pembelajaran, kemudian menyusul bagian
utama yaitu menguraikan, lalu bagian terakhir adalah menyimpulkan.
57
Dapat pula dilengkapi dengan gambar, bagan, dan sebagainya. Bisa juga
menceritakan kejadian yang bersifat ilustratif, atau setelah menggunakan
metode ceramah, siswa diminta memberikan contoh-contoh yang sesuai
dengan apa yang diceramahkan guru.
Guru juga dapat mencoba metode pembelajaran lain yang sesuai dengan
materi pembelajaran, dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP),
disebutkan bahwa ada metode pembelajaran lain selain ceramah yaitu metode
pembelajaran inquiri, diskusi, tanya jawab, namun dalam penerapan yang
sesungguhnya di kelas tidak ditemukan metode pembelajaran yang dicantumkan
di RPP.
Media pembelajaran yang ditulis dalam RPP adalah spidol, white board,
LCD dan lap top. Dari pengakuan siswa, guru belum pernah memakai Lap top dan
LCD, guru hanya menggunakan buku paket. Dalam pembelajaran, guru tidak
pernah menggunakan media yang menarik sehingga pembelajaran terkesan
membosankan. Sedangkan menurut pengakuan guru, guru tidak memanfaatkan
media lain seperti Lap top dan LCD karena LCD yang di sediakan di sekolah
terbatas. Dari hasil pengamatan, guru mengajar tidak memanfaatkan media dalam
pembelajaran, sehingga pembelajaran terasa monoton dan membosankan.
Sumber belajar yang dipakai guru adalah buku paket Pendidikan
Kewarganegaraan Kelas XII semester 1 MGMP PKn oleh Setiadi dan Retno
Listyarti (2008), namun di dalam RPP di tambahkan buku-buku lainnya yang
relevan. Dalam pembelajaran di kelas XII Otomotif B, guru hanya menggunakan
buku paket dan hanya satu-satunya. Menurut pengakuan siswa, guru hanya
58
mengacu pada buku pegangan yang terus menerus hanya itu. Dari pengakuan
guru, guru hanya menggunakan buku pegangan itu saja dan guru hanya
mempunyai satu. Sebaiknya dalam menentukan sumber, tidak harus melalui buku
paket, namun bisa memanfaatkan sumber lain, misalnya dari media elektronik
atau media massa. Atau bisa menggunakan internet sebagai sumber pembelajaran.
Tujuannya agar pembelajaran tidak terpaku pada satu buku dan siswa serta guru
mempunyai banyak informasi dan pengetahuan mengenai isu-isu yang sedang
terjadi, dan dapat di sampaikan dalam pembelajaran.
Dalam penilaian, pada RPP setiap kompetensi dasar selesai di bahas, guru
memberikan evaluasi. Yang bertujuan untuk mengetahui sejauh mana siswa
memahami apa yang sudah di jelaskan oleh guru di hari tersebut. Dari pengakuan
siswa, guru tidak pernah memberikan soal-soal yang wajib dikerjakan untuk
mengevaluasi setiap penjelasan materi yang sudah selesai. Evaluasi dilakukan
guru hanya ketika ulangan mid semester dan ulangan semester. Sedangkan
ulangan harian biasanya tidak ada. Menurut pengakuan guru, evaluasi biasanya
dilakukan ketika ulangan mid semester dan ulangan semester saja, sedangkan
untuk nilai yang lain diambil dari nilai tugas ketika guru tidak mengisi pelajaran
dan nilai dari tingkah laku siswa yang di nilai di kelas selama pembelajaran
berlangsung. Dan menurut pengamatan dari peneliti, guru tidak memberi tugas
berupa apapun yang bersifat mengevaluasi siswa mengenai materi yang telah
selesai dibahas.
Hambatan guru yang disebabkan oleh pengelolaan kelas yaitu ketika
dilakukan penelitian, siswa di dalam kelas ada yang ramai, bermain
59
handphoneatau mengantuk. Ada juga beberapa siswa yang terlambat masuk kelas,
dan ada yang sengaja tidak mengikuti mata pelajaran PKn. Hal tersebut menjadi
hambatan yang sangat berat untuk dihadapi seorang guru. Pengelolaan kelas bisa
dilakukan guru dengan memberikan motivasi siswa agar siswa mampu menyadari
arti penting mempelajari PKn, menyajikan materi dengan menarik dan membuat
proses pembelajaran menjadi menyenangkan dengan metode, media dan sumber
yang menarik.
Dari beberapa hambatan tersebut, guru mempunyai upaya untuk
menghadapinya. Dari hambatan dalam persiapan pembelajaran, guru lebih
mengutamakan pada penguasaan materi, pembelajaran mengalir menyesuaikan
dengan keadaan siswa. Mengenai materi yang sulit diajarkan dan diterima siswa,
guru biasanya mensiasati dengan menggunakan metode pembelajaran yang
menarik, namun kadang guru juga hanya sebatas teks book. Mengenai metode
pembelajaran, guru harus lebih mengerti keadaan siswa. Dalam pemakaian media,
ketika guru tidak menggunakan LCD proyektor karena persediaan terbatas, guru
berusaha meminjam bagian Tata Usaha, dan guru juga memanfaatkan media
sederhana yang ada di dalam kelas, namun ada guru yang hanya sebatas teks book.
Dalam pembelajaran, guru dapat menerapkan teori mengajar Bruner, yaitu
agar mudah difahami oleh siswa, guru hendaknya menggunakan pencotohan
permasalahan yang konkrit yang sedang terjadi dan diketahui oleh siswa. Dalam
menyajikankonsep, obyekatauprinsip guru dapat menggunakan gambar, tujuannya
adalah agar siswa mempunyai ketertarikan dan motivasi belajar yang tinggi.
Dalam penyampaian, guru harus menggunakan bahasa yang mudah dimengerti
60
siswa, jangan menggunakan istilah-istilah bahasa asing yang kemudian tidak
diartikan secara jelas atau hanya sekedar membaca buku yang pada dasarnya guru
tidak mengetahui artinya, karena hal tersebut akan menghambat siswa dalam
memahami materi atau pokok bahasan yang sedang dibahas.
C. Hambatan Yang Dihadapi Siswa dalam Pembelajaran PKn di SMK
Ma’arif Salam
Subjek berikutnya adalah siswa kelas X, XI dan XII yang dipilih secara
sengaja oleh peneliti. Alasan mengambil beberapa siswa kelas X adalah mewakili
jawaban dari pertanyaan peneliti mengenai hal-hal yang menyangkut
pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang mengampu kelas X, sedangkan
untuk kelas XI dan XII mewakili jawaban dari peneliti meengenai hal-hal yang
menyangkut tentang pembelajaran yang disampaikan oleh guru yang mengampu
kelas XI dan XII.
Tabel 6 : Siswa Yang Menjadi Informan
No. Nama Kelas Jurusan
1. Hesti Nur Aziza X Audio Video A
2. Heni Fatmawati X Audio Video A
3. Dani Fajar Pambudi X Otomotif B
4. David Eka X Mesin A
5. Yos Purwono X Mesin B
6. Widi Jatmiko X Otomotif C
7. Sevrida Kurniawan XII Otomotif D
8. Nina Anggriyani XII Elektronika
9. Trisno Sugiarto XI Mesin C
10. Yufi Wijayanto XI Mesin C
11. Yulias Safarudin XI Mesin C
Beberapa siswa mengaku bahwa dengan mempelajari PKn, siswa dapat
mengetahui tentang sejarah perjuangan, mengetahui tentang Undang-Undang
61
yang sedang berlaku di Indonesia. Namun PKn tidak selalu dianggap
menyenangkan, alasan tersebut karena adanya beberapa pernyataan yang
menyatakan bahwa PKn bikin pusing, materinya susah, cara mengajar guru
kurang menarik, tidak menggunakan media yang kreatif, dan bahkan dari kondisi
kelas yang kurang mendukung.
Bukan hanya pernyataan bahwa PKn penting, wajib, sangat penting dan
sangat wajib. Ada beberapa siswa yang menyatakan bahwa PKn membosankan,
hal tersebut biasanya dibsebabkan karena materi yang sulit dipahami dan cara
mengajar guru PKn yang monoton. Sehingga persepsi siswa mengenai PKn seolah
tidak menganggap PKn itu mata pelajaran yang penting dan bukan hanya guru
PKn yang mempunyai hambatan dalam pembelajaran, siswa juga mempunyai
hambatan yang mempengaruhi hasil pembelajaran. Berikut hambatan-hambatan
terhadap pembelajaran PKn, berdasarkan hasil wawancara peneliti sebagai
berikut:
1. Hambatan Dalam Memusatkan Konsentrasi
Dalam pembelajaran, konsentrasi sangat dibutuhkan. Dalam hal ini, ada
beberapa siswa yang mengaku bahwa sering susah memusatkan konsentrasi dan
perhatian. Beberapa faktor yang melatar belakangi siswa sulit berkonsentrasi
dalam pembelajaran;
Karena kondisi kelas yang ramai, siswa yang lain tidak memperhatikan
guru yang sedang menjelaskan, dan guru juga tidak menegur. Misalnya menegur
hanya sekali dan setelah itu dibiarkan ramai. Jadi bukan hanya konsentrasi yang
62
terganggu, namun ketika siswa ada yang ingin memperhatikan, suara guru jadi
kurang jelas. Dengan kata lain interaksi antara guru dan siswa menjadi terganggu.
Ketika guru menjelaskan materi, siswa ada yang ngobrol dengan teman
sebangkunya, atau main hand phone, bahkan mengantuk. Kondisi seperti itu tidak
memungkinkan siswa untuk belajar.
Siswa diajak siswa lain ijin keluar ruang kelas untuk pergi ke toilet. Atau
bahkan ijin pergi ke toilet tetapi pergi ke kantin untuk jajan.
2. Sulit Memahami Materi
Ada materi-materi tertentu yang sulit dipahami, siswa kelas X mengaku
bahwa materi yang sulit dipelajari dan dipahami adalah mengenai hukum karena
pengetahuan siswa sebelumnya mengenai hukum belum ada, sehingga siswa
masih kesulitan dalam memahami materi tersebut. Selanjutnya mengenai pasal-
pasal, siswa mengaku mempunyai hambatan dalam menghafal. Siswa kelas XII
mengaku mengalami hambatan dalam materi yang membahas tentang
pemerintahan. Materi PKn sering membuat siswa menjadi malas mempelajari
PKn.
3. Cara Belajar Siswa
Cara belajar yang kurang baik, sering menjadi hambatan yang ditemui oleh
siswa. Kesulitan dalam belajar menjadi hambatan yang memungkinkan siswa
untuk mencapai hasil yang tidak maksimal. Pola belajar di sekolah yang tidak
optimal dan pola belajar dirumah yang tidak tepat pemilihan waktunya menjadi
pokok permasalahannya. Siswa mengaku tidak bisa belajar dengan baik di sekolah
karena kalau sudah sama teman, hanya ngobrol. Kalau belajar di rumah, kadang
63
kalah sama main atau kalah dengan acara televisi. Siswa mengaku sulitnya
mempelajari PKn karena materi PKn sangat banyak, apalagi PKn menuntut untuk
menghafal. Biasanya yang susah dihafalkan adalah istilah dalam bahasa asing dan
singkatan-singkatan. Oleh karena itu ada kecenderungan siswa menjadi malas
belajar.
4. Kurangnya Motivasi dan Minat Pembelajaran
Kurangnya motivasi dari guru merupakan alasan dari siswa untuk tidak
mempunyai minat dalam pembelajaran PKn. Biasanya guru lupa memberikan
motivasi, misalnya memberi tahu kepada siswa tentang apa tujuan dari
pembelajaran PKn di hari itu. Akibatnya siswa yang sama sekali tidak mempunyai
minat belajar PKn hanya mengganggu proses pembelajaran.
Ada juga siswa yang mengaku, kurangnya motivasi dari pihak keluarga
membuat kurangnya minat untuk belajar. Ketika ingin belajar di rumah, tidak
terlihat dukungan atau motivasi dari orang tua atau keluarga. Misalnya, pada
waktu jam belajar, orang tua menghidupkan televisi dengan suara keras,
menghidupkan radio, menyuruh anak untuk pergi ke warung.
5. Metode, Media dan Sumber Pembelajaran.
Siswa mengaku merasa bosan dengan cara mengajar guru, media yang
digunakan dan sumber pembelajaran yang tidak variatif. Siswa kelas XI
mengatakan, mengenai metode pembelajaran guru PKn hanya menggunakan
metode pembelajaran ceramah. Hal tersebut membuat siswa cepat bosan. Media
juga tidak ada, hanya memakai papan tulis. Sumber hanya buku paket yang selalu
digunakan guru dan hanya 1 buku itu saja.
64
6. Keadaan Ruang Kelas
Keadaan ruang kelas kurang nyaman, kadang ada beberapa sampah kertas
atau pembungkus makanan yang berada di dalam laci meja yang terjatuh ke lantai.
Ada juga siswa yang mengaku ketika musim hujan, ruang kelas yang ditempati
atapnya bocor. Lalu lantai ruang kelas menjadi tergenang air dan penataan bangku
menjadi tidak rapi.
7. Ruang Kelas Tidak Menetap
Ada 2 kelas yang sering berpindah-pindah ruang, yaitu kelas XI Mesin C
dan XI Mesin D. Hal tersebut terjadi karena kurangnya ketersediaan ruang kelas.
Siswa mengaku karena berpindah-pindah kelas, kadang ada siswa yang tidak tahu
ada di ruang sebelah mana, atau guru PKn yang mencari-cari ruang kelas ketika
mau mengajar. Akibatnya siswa sering ada yang terlambat masuk kelas.
Dari hasil penelitian, siswa SMK Ma’arif Salam mengalami beberapa
hambatan dalam pembelajaran PKn. Hambatan tersebut antara lain, hambatan
dalam memusatkan konsentrasi, hambatan yang disebabkan karena keadaan ruang
kelas, hambatan yang disebabkan karena cara belajar, kurangnya motivasi dan
minat dalam pembelajaran, hambatan yang disebabkan karena ruang kelas yang
tidak menetap, materi sulit dipahami, hambatan yang disebabkan karena media,
metode dan sumber pembelajaran.
Konsentrasi yang tidak terpusat kepada materi pelajaran atau penjelasan
guru di depan kelas disebabkan karena kondisi kelas yang ramai, siswa yang lain
tidak memperhatikan guru yang sedang menjelaskan, dan guru juga tidak
menegur. Misalnya menegur hanya sekali dan setelah itu dibiarkan ramai. Jadi
65
bukan hanya konsentrasi yang terganggu, namun ketika siswa ada yang ingin
memperhatikan, suara guru jadi kurang jelas. Dengan kata lain interaksi antara
guru dan siswa menjadi terganggu. Ketika guru menjelaskan materi, siswa ada
yang ngobrol dengan teman sebangkunya, atau main hand phone, bahkan
mengantuk. Kondisi seperti itu tidak memungkinkan siswa untuk belajar. Siswa
diajak siswa lain ijin keluar ruang kelas untuk pergi ke toilet. Atau bahkan ijin
pergi ke toilet tetapi pergi ke kantin untuk jajan namun siswa yang diajak tidak
mau, hal tersebut dapat menimbulkan konsentrasi yang tidak dapat terpusat.
Dalam hal ini, guru sudah berupaya ketika mendapati siswa yang menganggu
konsentrasi belajar temannya dengan mengajak ngobrol atau mengajak ijin keluar
kelas, yang pertama dilakukan adalah menegur, teguran dilakukan sampai tiga
kali, ketika siswa tidak bisa ditoleransi, siswa ramai dikeluarkan dari ruang kelas.
Hambatan yang disebabkan karena keadaan ruang kelas yang tidak
mendukung. Keadaan ruang kelas menjadi pemicu semangat belajar siswa. Dari
keadaan ruang kelas yang berantakan, tidak rapi dan tidak bersih membuat siswa
mengalami hambatan dalam pembelajaran. Pada saat musim penghujan, ada
beberapa ruang kelas yang lantainya tergenang air. Hal tersebut disebabkan karena
atap yang bocor dan merembes kemudian air hujan menetes ke lantai. Ada
beberapa sampah bekas pembungkus makanan yang juga terjatuh ke lantai dan
membuat pemandangan di kelas menjadi tidak rapi.
Hambatan yang di sebabkan karena ruang kelas yang tidak menetap, dari
hasil wawancara dan observasi ditemukan dua kelas yang menempati kelas
berpindah-pindah, kelas tersebut adalah kelas XI Mesin C dan kelas XI Mesin D.
66
Alasan kenapa ruang kelas tidak menetap adalah karena mereka tidak mempunyai
kelas, dari awal tahun ajaran atau dari awal mereka memasuki kelas XI mereka
tidak memiliki kelas yang tetap. Setelah peneliti melakukan cross check kepada
kepala sekolah SMK Ma’arif Salam, di katakan bahwa awalnya akan diterapkan
moving class di SMK Ma’arif Salam, yang bertujuan agar semua kelas menempati
ruang kelas, setiap kelas akan di rolling setiap 3 hari sekali atau seminggu sekali.
Namun ada kesalahan dalam pengaturan yang menyebabkan kelas XI Mesin C
dan XI Mesin D tidak mendapatkan ruang kelas. Dari hambatan tersebut, kepala
sekolah mengupayakan penambahan ruang kelas dengan sedang dilaksanakannya
pembangunan gedung baru untuk menambah ruang kelas.
Hambatan siswa berikutnya adalah mengenai cara belajar yang masih
terbilang belum baik. Sebaiknya siswa lebih pandai memilih waktu yang tepat
untuk belajar, dan memilih cara belajar yang seperti apa yang membuat siswa
lebih mudah untuk memahami materi. Waktu yang tepat untuk belajar di rumah
adalah pukul 19.00-21.00 dan dini hari sekitar pukul 03.00, pilihlah tempat yang
memang dianggap nyaman untuk belajar. Cara belajar yang berangsur dianggap
menjadi cara tepat untuk lebih bisa memahami materi. Oleh karena itu perlu
adanya pengaturan waktu dan menetapkan cara belajar yang tepat. Tempat yang
tepat untuk belajar di sekolah adalah perpustakaan, karena perpustakaan
mempunyai suasana tenang dan nyaman untuk belajar. Dari hambatan tersebut,
guru menganjurkan untuk belajar sistem kredit, yaitu belajar sedikit-sedikit tetapi
dilakukan secara rutin.
67
Kurangnya motivasi dan minat dalam pembelajaran, kasus yang sering
terjadi adalah guru lupa bahkan tidak tahu bagaimana cara memberikan motivasi
kepada siswa. Tidak jarang juga guru yang tidak mengetahui tentang apa itu
motivasi. Sering terabaikan bahwa fungsi guru sebagai motivator. Motivasi adalah
usaha yang disadari oleh pihak guru untuk menimbulkan motif-motif pada diri
siswa yang menunjang ke arah tujuan-tujuan belajar. Fungsi dari motivasi adalah
memberi semangat dan mengaktifkan peserta didik supaya tetap berminat dalam
pembelajaran, memusatkan perhatian peserta didik pada tugas-tugas tertentu yang
berhubungan dengan pencapaian tujuan pembelajaran. Dari segi motivasi, guru
mengupayakan untuk memulai pembelajaran dengan menyanyikan lagu
perjuangan, agar semangat bisa terkumpul.
Beberapa cara untuk menumbuhkan motivasi dan minat dalam
pembelajaran siswa adalah dengan cara mengajar yang bervariasi (kreatif),
mengadakan pengulangan informasi, memberikan stimulus baru misalnya melalui
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa, memberikan kesempatan siswa untuk
menyalurkan keinginan belajarnya, menggunakan media dan alat bantu yang
menarik perhatian siswa. Kondisi pembelajaran yang efektif adalah adanya minat
siswa dalam pembelajaran. Minat ini besar sekali penbgaruhnya terhadap
pembelajaran sebab dengan minat seseorang akan melakukan sesuatu yang
diminatinya.
Hambatan mengenai materi yang sulit dipahami, bisa menjadi mudah
ketika metode, media atau sumber pembelajaran dari guru dapat menarik siswa.
Siswa yang mempunyai ketertarikan dalam pembelajaran akan mempunyai hasil
68
pembelajaran yang baik pula. Yang biasanya sulit dipahami dan dihafal adalah
singkatan-singkatan dan istilah dalam bahasa asing. Menurut beberapa siswa,
materi mengenai hukum dan sistem pemerintahan atau tentang politik adalah
materi yang sulit difahami.
Dalam kasus tersebut, hendaknya guru lebih pandai dalam memilih bahan
pelajaran dan memperhatikan beberapa hal sebagai berikut :
a. Tujuan yang akan dicapai, sehingga bahan yang akan disampaikan relevan
dengan tujuan yang dirumuskan.
b. Bahan hendaknya sesuai dengan tingkat kemampuan berpikir siswa,
sehingga mudah dipahami.
c. Bahan yang akan diberikan perlu disusun skope dan ruang lingkupnya
serta urut-urutannya.
d. Mempertimbangkan waktu tersedia, serta perlengkapan yang ada.
Dalam pemilihan bahan pelajaran atau materi, guru harus lebih pandai
dalam memilih bahan-bahan yang relevan dan sesuai dengan tingkat pemahaman
siswa. Bukan hanya diambil dari satu sumber pembelajaran saja. Sukses tidaknya
pembelajaran yang baik, terpengaruh oleh penguasaan guru terhadap bahan (isi)
pelajaran yang diberikan.
Dari hambatan siswa mengenai materi yang sulit difahami seperti
pemamahami istilah bahasa asing dan memahami singkatan-singakatan, siswa
perlu menerapkan hukum latihan. Caranya dengan membuat buku atau catatan
kecil yang isinya berupa istilah bahasa asing dan singkatan-singkatan yang
tujuannya bisa dibaca setiap waktu.
69
Hambatan yang disebabkan karena metode, media dan sumber
pembelajaran yang tidak menarik. Kebanyakan siswa mengaku bahwa
pembelajaran yang menyenangkan adalah pembelajaran yang meggunakan
metode, media dan sumber pembelajaran yang menarik. Materi yang sulit menjadi
mudah ketika guru dapat menyajikan materi tersebut dengan metode yang
menarik. Ada siswa yang menyatakan bahwa metode ceramah sudah cukup
asalkan guru bisa mengemas materi dengan metode ceramah yang punya daya
tarik tersendiri. Namun ada siswa yang menginginkan metode pembelajaran lain
selain ceramah, misalnya diskusi, persentasi atau wisata studi. Ketika mempelajari
tentang peradilan nasional, siswa diajak berkunjung ke pengadilan untuk
mengetahui jalannya persidangan. Media yang diharapkan siswa adalah
menggunakan media LCD proyektor. Dengan LCD proyektor, ketertarikan siswa
untuk belajar lebih tinggi. Karena mereka menganggap bahwa ketika guru hanya
berceramah tanpa mengguanakan alat peraga akan membuat cepat bosan dalam
mengikuti proses pembelajaran. Seharusnya untuk memilih media yang tepat,
tidak hanya menggunakan LCD proyektor, namun bisa menggunakan media-
media lain yang sederhana dan menarik. Misalnya gambar, foto, hand out,
pemanfaatan benda yang ada di dalam kelas, dan lain-lain.
Teorikoneksionismedari Thorndike, belajar berlangsungmenurutprinsip
yang
samayaitupembentukanasosiasiantarakesanpancainderadengankecenderunganberti
ndak. Proses belajarberlangsungsecaratrial and errormenuruthukum-
hukumtertentuyaitu salah satunya dengan kesiapan. Yang dimaksud dengan
70
kesiapan belajar menurut Darwis A Soelaiman (1979 : 168) adalah kemampuan
seseorang mengambil manfaat dari pengalamannya.
Kesiapan pada saat pembelajaran misalnya, datang tepat waktu (tidak
terlambat atau bolos), menyiapkan apa yang akan dipelajari hari tersebut,
memusatkan konsentrasi kepada materi dan guru, mempunyai motivasi dan minat
untuk belajar, melaksanakan apa yang ditugaskan guru sekalipun sulit. Belajar
akan berlangsung lebih baik apabila kegiatan belajar sesuai dengan perkembangan
fisik dan intelektual siswa. Penerapan melakukan tindakan dengan sepenuh hati
dapat menghasilkan sesuatu yang maksimal.
Hukumlatihan,
menyatakanbahwakoneksiantarakondisidantindakanakanmenjadikuatkarenalatihan
, danmenjadilemahkarenakurangatautanpalatihan. Makin
seringsesuatupelajarandiulangimakindikuasaipelajaranitu. Hal ini berkaitan
dengan cara belajar yang berangsur dan berulang-ulang, dari cara tersebut akan
mempermudah cara belajar siswa. Siswa hanya perlu memilih waktu yang tepat
untuk belajar dan tempat yang nyaman untuk mempelajari pelajaran tersebut.
Hukumefek, menyatakanbahwakegiatanbelajar yang
memberiefekhasilbelajar yang menyenangkansepertihadiah/ pujian,
kecenderunganuntukdiulangidanditingkatkan; sedangkankegiatanbelajar yang
memberikanefekhasilbelajar yang
tidakmenyenangkancenderunguntukdihentikanatautidakdiulangi (Syamsu Mappa,
1983 : 56). Dari hukum efek ini, kegiatan belajar yang baik akan menumbuhkan
71
motivasi kepada siswa untuk lebih giat lagi dalam belajar. Misalnya, guru yang
mengajar menyenangkan sehingga siswa mampu dengan mudah memahami setiap
penjelasan guru, dan mempunyai efek pada hasil belajar yang baik.
Dari teori Classical Conditioning yang dikemukakan olehPavlov,
menghasilkaneksperimenbahwatingkahlakutertentudapatdibentuk,
dipelajarimelaluilatihan yang direncanakan. Dalam hal ini sesuai dengan PKn
sebagai pembentukan karakter siswa. Pembentukan karakter siswa dapat dibentuk
oleh guru melalui kegiatan pembelajaran yang sudah direncanakan. Seperti dalam
RPP, dituliskan bahwa sebelum pembelajaran dimulai, guru mengabsen siswa
terlebih dahulu, hal itu memperlihatkan karakter ketertiban. Guru mengajak siswa
berdo’a dan mengucapkan salam sebelum dan sesudah pembelajaran, dari hal
tersebut mencerminkan karakter keagamaan. Karakter siswa dapat dibentuk mulai
dari hal terkecil dari bagian kegiatan pembelajaran. Dengan memanfaatkan teori
conditioning dari Guthrie, seseorang dapatmenemukancaramengubahkebiasaan
yang kurangbaik, misalnya dari rutinitas guru mengabsen sebelum pembelajaran,
dan ketika diketahui siswa tidak mengikuti pembelajaran tanpa alasan yang jelas,
maka akan menimbulkan pengenaan sanksi kepada siswa. Oleh sebab itu, manfaat
dari mengabsen dan memberi sanksi, akan mengubah kebiasaan siswa, yang
tadinya malas, menjadi rajin.
Secara teoritis dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang tidak efektif
karena adanya hambatan yang dihadapi oleh guru dan siswa dalam pembelajaran.
Makin kurang tersedianya sumberdaya (fasilitas yang ada) seperti ruangan kelas,
72
alat bantu mengajar (film, video, cassete, kamera, OHP, transparansi, papantulis,
dan sebagainya), maka makin tidak efisien pembelajaran tersebut berlangsung.
Kualitas pendidikan akan semakin meningkat jika alat bantu pembelajaran
atau penggunaan mediainstruksi dapat ditingkatkan.
D. Upaya Guru, Siswa, dan SekolahUntuk Menghadapi Hambatan Dalam
Pembelajaran PKn
Ada hambatan yang menuntut guru dan siswa untuk mengatasi hambatan
tersebut :
1. Upaya Guru Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pembelajaran PKn,
yaitu :
a. Mengenai persiapan mengajar, guru PKn kelas X mengaku bahwa untuk
mengatasi hambatan dalam persiapan mengajar yang perlu diperhatikan
adalah penguasaan materi .
b. Untuk mengatasi pemilihan metode pembelajaran yang sesuai, guru kelas
X mengaku bahwa harus mengenal dominan karakter siswa dengan cara
melihat antusias siswa terhadap metode pembelajaran yang selama ini
sudah diterapkan dikelas.
c. Dalam penggunaan media, guru kelas X menggunakan media
pembelajaran berupa LCD Proyektor, yang dipinjam dari bagian Tata
Usaha (TU) karena LCD Proyektor di SMK Ma’arif jumlahnya terbatas.
d. Mengenai pengelolaan kelas, dalam menghadapi anak-anak yang bandel
atau susah diatur, terlambat masuk waktu pembelajaran PKn, guru PKn
kelas X mengatasi siswa dengan memberi sanksi. Namun ketika
73
siswamembolos, guru melapor ke Bimbingan Konseling (BK) dan yang
menindak lanjuti adalah BK tersebut. Guru PKn kelas XI dan XII
menghadapi siswa yang ramai di kelas dengan cara ditegur.
e. Mengatasi konsentrasi belajar siswa yang terganggu akibat siswa lain
yang ramai diatasi dengan cara ; pertama, menegur siswa yang ramai.
Kedua, memberi sanksi yaitu menyuruh push-up. Ketiga, mengeluarkan
siswa ramai dari kelas.
f. Membantu siswa dalam menghadapi hambatan dalam belajar yaitu, guru
kelas X menyarankan siswa agar membuat ringkasan materi dan
menggunakan cara belajar dengan sistem kredit.
g. Dalam hal motivasi, guru kelas X biasanya memberi motivasi siswa
dengan cara bersama-sama menyanyikan lagu perjuangan sehingga
semangat siswa diharapkan seperti pejuang.
h. Keadaan ruang kelas, guru kelas XI dan XII mengaku mengajar siswa
dengan apa adanya keadaan ruang kelas.
2. Upaya Siswa Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pembelajaran PKn :
a. Untuk mengatasi konsentrasi yang tidak terpusat kepada guru dan materi
karena siswa lain ramai, ada siswa yang mengatasinya dengan cara
berpindah tempat duduk menjadi yang dekat dengan guru.
b. Materi yang susah difahami bisa diatasi dengan mencari informasi
melalui internet atau setelah guru menjelaskan, siswa bertanya.
c. Dalam mengatasi hambatan berupa cara belajar yang tepat yaitu siswa
ketika mau diadakan Ulangan Mid Semester atau Ulangan Semester,
74
siswa bangun dini hari untuk belajar. Meringkas materi setiap selesai
proses pembelajaran agar mudah dihafalkan dan dipelajari.
d. Kurangnya motivasi dan minat diatasi siswa dengan tetap mengikuti
pembelajaran.
e. Ruang kelas yang tidak menetap diatasi siswa dengan mencari ruang
kelas yang kosong untuk ditempati.
f. Keadaan ruang kelas yang tidak mendukung bisa diatasi dengan
membersihkan ruang kelas yang kotor atau tergenang air hujan.
3. Upaya SekolahUntuk Mangatasi Hambatan Guru dan Siswa Dalam
Pembelajaran PKn :
a. Ruang kelas yang belum memadai, tanggapan dari Kepala Sekolah
SMK Ma’arif Salam ruang kelas yang kurang karena adanya kebutuhan
ruang tambahan.
b. Mengenai media pembelajaran, LCD Proyektor masing-masing jurusan
sudah mempunyai. Yang tidak sering dipakai ada 2, di laboratorium ada
2. Jurusan mesin ada 1, Jurusan otomotif disediakan 2.
c. Mengenai sumber pembelajaran, sekolah sudah menyediakan
laboratorium komputer yang dapat digunakan untuk mengakses
internet.
Upaya diatas merupakan usaha yang telah dilakukan oleh guru, siswa, dan
sekolah untuk menambah kualitas pembelajaran. Upaya guru untuk mengatasi
hambatan dalam pembelajaran PKn meliputi upaya untuk guru tersebut dan upaya
untuk siswanya.
75
Dalam persiapan pembelajaran guru menekankan pada penguasaan materi,
meskipun RPP bukan murni hasil sendiri dan silabus diberi oleh sekolah, namun
guru sudah mengetahui bahan ajar yang akan diajarkan dan menyiapkan
pembelajan sebaik mungkin dari pengetahuan guru.
Guru yang berkualitas harus dapat menampilkan kelakuan yang baik
dalam usaha mengajarnya. Perilaku guru tersebut diharapkan mencerminkan
kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran yang berkualitas, yang meliputi
sebagai berikut :
Kemampuan dalam mempersiapkan pengajaran
1) Perencanaan
a) Kemampuan merumuskan tujuan pengajaran
b) Kemampuan memilih metode alternatif
c) Kemampuan memilih metode yang sesuai dengan tujuan pengajaran
d) Kemampuan merencanakan langkah-langkah pengajaran
2) Persiapan bahan pengajaran
a) Kemampuan menyiapkan bahan yang sesuai dengan tujuan
b) Kemampuan mempersiapkan pengayaan bahan pengajaran
c) Kemampuan menyiapkan bahan pengajaran remedial
3) Merencanakan Media dan Sumber
a) Kemampuan memilih media pengajaran yang tepat
b) Kemampuan memilih sumber pengajaran yang tepat
4) Penilaian
a) Kemampuan menyusun alat penilaian hasil pengajaran.
76
b) Kemampuan merencanakan penafsiran penggunaan hasil penilaian
pengajaran.
Beberapa kemampuan guru diatas, dapat diterapkan dalam pelaksanaan
pembelajaran yang meliputi tiga hal yaitu kegiatan awal, kegiatan inti dan
kegiatan akhir. Kegiatan awal mempunyai fungsi : Pertama, menyiapkan peserta
didik dalam proses pembelajaran. Kedua, mengetahui tingkat kemajuan peserta
didik sehubungan dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Ketiga,
mengetahui kemampuan awal yang dimiliki peserta didik mengenai bahan ajar
yang akan dijadikan topik dalam proses pembelajaran. Keempat, mengetahui
darimana seharusnya proses pembelajaran dimulai, tujuan mana yang telah
dikuasai dan mana yang perlu mendapat perhatian khusus.
Untuk mengatasi metode pembelajaran yang diterapkan, guru mengaku
mengenal dominan karakter siswa. Guru kelas X mengaku bahwa dalam
pembelajaran pernah menerapkan metode game, dan guru kelas XI mengaku
pernah menggunakan metode diskusi, namun untuk diterapkan metode tersebut
guru mengalami hambatan karena ada kelas yang kegiatan pembelajarannya jadi
kurang efektif, siswa ramai, bercanda, jam pelajaran hanya terbuang sia-sia dan
materi belum selesai di bahas. Oleh karena itu guru memakai metode
pembelajaran ceramah karena dirasa metode tersebut efektif diterapkan dari kelas
ke kelas yang lain.
Dalam penggunaan media, guru mengaku bahwa media yang dapat
menarik siswa adalah menggunakan LCD Proyektor. Sedangkan media tersebut
jumlahnya terbatas, sehingga guru harus meminjam LCD Proyektor yang biasanya
77
digunakan bagian tata usaha. Namun kadang guru juga menggunakan media
sederhana yang ada di dalam kelas, seperti penghapus untuk menerapkan metode
permainan.
Mengenai pengelolaan kelas, dalam menghadapi anak-anak yang bandel
atau susah diatur, terlambat masuk waktu pembelajaran PKn, guru PKn kelas X
mengaku mengatasi siswa dengan memberi sanksi misalnya suruh nyanyi di
depan kelas, nyanyi lagu-lagu nasional dan menyuruh push-up. Namun ketika
siswa membolos, guru melapor ke Bimbingan Konseling (BK) dan yang
menindak lanjuti adalah BK tersebut. Guru PKn kelas XI dan XII mengaku
menghadapi siswa yang ramai di kelas dengan cara ditegur dan dinasehati.
Konsentrasi belajar siswa yang terganggu akibat siswa lain yang ramai
guru PKn biasanya mengatasi dengan cara ; pertama, menegur siswa yang ramai.
Kedua, memberi sanksi berupa push-up. Ketiga, mengeluarkan siswa ramai dari
kelas.
Membantu siswa dalam menghadapi hambatan dalam belajar yaitu, siswa
biasanya mengalami kesulitan memilih cara belajar yang tepat. Guru kelas X
menyarankan siswa agar membuat ringkasan materi dan menggunakan cara
belajar dengan sistem kredit. Jadi belajarnya harus sedikit sedikit tapi sering.
Dengan seperti itu, siswa akan mudah memahami materi yang sedang dipelajari.
Dalam hal motivasi, guru kelas X mengaku biasanya memberi motivasi
siswa dengan cara bersama-sama menyanyikan lagu perjuangan sehingga
semangat siswa diharapkan seperti pejuang.
78
Keadaan ruang kelas, guru kelas XI dan XII mengaku mengajar siswa
dengan apa adanya keadaan ruang kelas. Karena ketika yang menjadi hambatan
adalah ruang kelas yang atapnya bocor ketika hujan, hal tersebut tidak setiap hari.
Hanya waktu musim hujan saja. Oleh karena itu, guru biasanya mengajar dengan
apa adanya keadaan kelas, hanya saja lebih diatur penataan bangkunya.
Selanjutnya mengenai beberapa sampah pembungkus makanan berada di lantai,
guru biasanya menyuruh siswa untuk mengambil atau membersihkan sebelum
dimulai pembelajaran.
Ketika menghadapi hambatan, maka seseorang dituntut untuk menemukan
solusi atau jalan keluar. Begitu juga dalam pembelajaran PKn, siswa yang
mengalami hambatan berupaya untuk mengatasi hambatan tersebut.
Untuk mengatasi konsentrasi yang tidak terpusat kepada guru dan materi
karena siswa lain ramai, siswa mengaku ada yang mengatasinya dengan cara
berpindah tempat duduk menjadi yang dekat dengan guru. Namun ada siswa yang
diam saja ditempat duduknya karena tidak ada tempat duduk yang kosong di
depan. Biasanya siswa cuek ketika diajak ngobrol dengan teman yang lain.
Materi yang susah difahami bisa diatasi dengan mencari informasi melalui
internet atau setelah guru menjelaskan, siswa bertanya. Materi yang sulit difahami
adalah mengenai hukum dan perpolitikan. Siswa kelas X mengaku bahwa yang
sulit difahami adalah ketika pembelajaran sampai pada bab sistem hukum dan
peradilan nasional. Siswa kelas XI mengaku bahwa materi yang sulit adalah
sistem hukum dan peradilan internasional.
79
Dalam mengatasi hambatan berupa cara belajar yang tepat yaitu siswa
mengaku ketika mau diadakan Ulangan Mid Semester atau Ulangan Semester,
siswa bangun dini hari untuk belajar. Meringkas materi setiap selesai proses
pembelajaran agar mudah dihafalkan dan dipelajari. Intinya siswa lebih rajin
dalam belajar dan memilih waktu yang tepat untuk belajar.
Kurangnya motivasi dan minat diatasi siswa dengan tetap mengikuti
pembelajaran, karena dengan tetap mengikuti pelajaran, keingin tahuan siswa
akan materi yang sebelumnya belum siswa ketahui akan memotivasi siswa untuk
terus mengikuti pembelajaran.
Ruang kelas yang tidak menetap diatasi siswa dengan mencari ruang kelas
yang kosong untuk ditempati. Siswa kelas XI Mesin C mengaku bahwa mereka
dapat belajar ketika ada kelas yang sedang melaksanakan praktek di ruang
praktek. Dan memang setiap hari ada praktek, sehingga mereka menempati ruang
kelas yang kosong tersebut.
Keadaan ruang kelas yang tidak mendukung bisa diatasi dengan
membersihkan ruang kelas yang kotor atau tergenang air hujan. Biasanya ruang
kelas yang kotor karena perilaku dari siswa yang tidak menjaga kebersihan
kelasnya, sehingga ketika terdapat kelas yang kotor, ada siswa yang mengaku
kadang dibersihkan dengan kesadaran, namun kadang ditegur guru baru
dibersihkan.
Ruang kelas yang belum memadai, tanggapan dari Kepala Sekolah SMK
Ma’arif Salam ruang kelas yang kurang karena adanya kebutuhan ruang
tambahan, misalnya ruang laboratorium komputer bertambah. Mengenai ada kelas
80
yang berpindah pindah ruang seperti kelas XI Mesin C dan XI mesin D, karena
sebelumnya yang diinginkan adalah moving class. Moving class di SMK Ma’arif
Salam diartikan setiap 3 hari sekali atau seminggu sekali semua kelas berpindah
ke kelas yang lain. Tujuannya agar semua mendapatkan ruang kelas. Pihak
sekolah juga sudah merencanakan pembangunan gedung baru lagi di sebelah
tempat parkir dan saat ini sudah mulai berjalan.
Mengenai media pembelajaran, LCD Proyektor masing-masing jurusan
sudah mempunyai. Yang tidak sering dipakai ada 2, di laboratorium ada 2.
Jurusan mesin ada 1, Jurusan otomotif disediakan 2. Kepala sekolah mengaku
bahwa semua kembali kepada guru, karena cara mengajar guru memang belum
bisa berubah. Masih perlu membutuhkan kreativitas yang tinggi untuk memakai
media yang canggih. Biasanya guru hanya menggunakan buku paket sebagai
media pembelajaran.
Mengenai sumber pembelajaran, sekolah sudah menyediakan laboratorium
komputer yang dapat digunakan untuk mengakses internet. Kepala sekolah
mengatakan bahwa di perpustakaan juga terdapat banyak buku sebagai bahan
bacaan untuk belajar.