Upload
others
View
11
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Setting penelitian
Penelitian dilakukan di wilayah RW 1, Kelurahan
Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora, di
wilayah RW ini terdapat empat RT dan jarak RT satu ke RT
yang lain berjarak antara 50 m hingga 500 m, Posyandu Lansia
di wilayah ini berada di RT 02. Penelitian dilakukan selama 6
bulan, yaitu pada bulan Februari 2013 hingga Agustus 2013.
Pertama-tama dilakukan observasi pada tanggal 14 Februari
2013 saat kegiatan Posyandu Lansia. Peneliti dibantu oleh
petugas dalam melakukan pemeriksaan kesehatan pada lansia.
Petugas Posyandu Lansia diwawancarai tentang kegiatan
kunjungan lansia ke posyandu dan jumlah lansia. Hasil
observasi menunjukan jadwal kehadiran lansia ialah rata-rata 27
orang tiap bulannya.
Dilakukan observasi kembali terhadap lansia yang sesuai
dengan karakteristik dalam penelitian yakni usia lansia 65-70
tahun, lansia di wilayah RW I kelurahan Tambahrejo Blora, dan
lansia yang patuh mengikuti Posyandu Lansia. Dalam penelitian
ini peneliti mendapat 10 lansia yang sesuai dengan karekteristik
partisipan dalam penelitian ini, hanya 7 partisipan yang bersedia
menjadi partisipan dalam penelitian ini. Awal penelitian
dilakukan mulai tanggal 8 Juli 2013, sebelum melakukan
penelitian peneliti melakukan kontrak waktu kepada partisipan
dan membuat inform concent untuk partisipan.
Jumlah wawancara dengan partisipan adalah 2 kali.
Pertemuan pertama dilakukan wawancara awal untuk
mengetahui lansia ini sesuai dengan karakteristik penelitian atau
tidak dan untuk memastikan kesediaan lansia menjadi
partisipan, sedangkan pertemuan kedua untuk melengkapi data
yang belum lengkap. Selama wawancara dalam menjawab
pertanyaan, beberapa partisipan menjawab dengan suara
lantang, dan para lansia saat menjawab terlihat bingung untuk
menyusun kata-kata, sehingga lansia menjawab dengan kalimat
pendek. Semua pernyataan partisipan direkam dengan
handpone. Peneliti juga menggunakan catatan lapangan untuk
menggambarkan situasi dan ekspresi partisipan saat peneliti
melakukan wawancara.
Setelah data dikumpulkan dalam rekaman, peneliti
mendengarkan secara berulang-ulang kemudian membuat
transkrip ke dalam bentuk data tertulis secara verbatim.
Selanjutnya hasil transkrip dicari statement yang signifikan
dengan memberi warna (bolt) pada kalimat yang bermakna yang
berhubungan dengan fenomena yang diteliti untuk mendapatkan
makna serta gambaran tentang faktor yang mempengaruhi
kepatuhan lansia berkunjung ke Posyandu Lansia. Selanjutnya
peneliti melakukan analisis terhadap statement yang signifikan
tersebut, sehingga menghasilkan tema (mengkategorikan). Hasil
dari tema kemudian dikelompokkan kemudian dianalisa untuk
mendapatkan sub tema dari kelompok yang dikategorikan.
4.2 Karakteristik penelitian
Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah lansia yang
hadir di posyandu lansia di wilayah RW I, Kelurahan
Tambahrejo Blora, Kabupaten Kota Blora. Jumlah partisipan
dalam penelitian ini adalah 7 lansia, tiga lansia dari RT 1, dua
lansia dari RT 2, dan dua lansia dari RT 3. Adapun karakteristik
partisipan adalah sebagai berikut :
:
Tabel 1: 4.2.1 Karakteristik partisipan
Keterangan Tabel:
No : Nomor
P1,......,P7 : Partisipan 1 (satu) sampai dengan Partisan 7 (tujuh)
P : Perempuan/Wanita
L : Laki-laki
Thn : Tahun
KGTK : Kursus guru TK
IRT : Ibu Rumah Tangga
SPK : Sekolah Pendidikan Kesehatan
SD : Sekolah Dasar
SMP : Sekolah Menengah Pertama
SMK : Sekolah Menengah Kejuruan
No
Inisial Umur
(Thn)
Jenis
Kelamin
Suku Tempat
Tinggal
Pendidikan
Terakhir
Pekerjaan
Terdahulu
Riwayat
Penyakit
Jarak rumah
ke Posyandu
Lansia
P1 T 67 P Jawa Blora KGTK Guru TK Tidak ada ±100 m
P2 SW 66 P Jawa Blora SMK IRT Tidak ada ±50 m
P3 K 70 L Jawa Blora SD Wiraswasta Hipertensi ±300 m
P4 HJ 68 P Jawa Blora SD Wiraswasta Saraf kejepit ±300 m
P5 H 66 P Jawa Blora SMP IRT Tidak ada ±100 m
P6 S 70 P Jawa Blora SPK Perawat Hipertensi ±200 m
P7 P 70 P Jawa Blora SMP IRT (istri tentara) Tidak ada ±100 m
1.3. Hasil penelitian
Hasil penelitian berupa hasil analisa tema yang mencakup
deskripsi hasil dan catatan lapangan yang peneliti susun
berdasarkan tema-tema yang ditemukan tentang faktor yang
mempengaruhi kepatuhan lansia untuk berkunjung ke Posyandu
Lansia.
Dari hasil penelitian ini terdapat satu tema utama dan enam
sub tema yang menjawab tujuan penelitian terkait dengan analisa
faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia berkunjung ke
Posyandu Lansia. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin
menganalisa faktor-faktor yang mempengaruhi kapatuhan lansia
berkunjung ke Posyandu Lansia di Wilayah RW 1, Kelurahan
Tambahrejo, Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora.
Tabel 2 : Pengelompokan Tema
Kategori Sub Tema Tema
Menjelaskan definisi lansia
Tingkat pengetahuan lansia mengenai Posyandu Lansia
Faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia untuk berkunjung ke Posyandu Lansia
Menjelasakan definisi Posyandu Lansia
Batasan usia lansia
Memberi pengetahuan kepada lansia mengenai kesehatan lansia
Kesadaran lansia akan manfaat Posyandu Lansia
Sarana transportasi dalam berkunjung ke Posyandu Lansia
Jarak rumah lansia ke Posyandu Lansia
Menggerakan lansia Sikap dan cara
untuk datang ke Posyandu Lansia
petugas posyandu melayani lansia Melayani lansia saat
datang ke Posyandu Lansia
Keluarga mengantar lansia ke Posyandu Lansia
Dukungan keluarga
Keluarga mengingatkan lansia untuk datang ke Posyandu Lansia
Perasaan lansia setelah menjadi lansia
Pandangan lansia terhadap diri sendiri
Dari hasil penelitian ini, terdapat satu tema dan enam
sub tema yang menjawab tujuan penelitian, menganalisa
faktor yang mempengaruhi kepatuhan lansia berkunjung ke
Posyandu Lansia di wilayah RW 1, Kelurahan Tambahrejo,
Kecamatan Kota Blora, Kabupaten Blora. Dari tujuan
tersebut peneliti akan menganalisa faktor-faktor yang
mempengaruhi kepatuhan lansia berkunjung ke Posyandu
Lansia sesuai dengan enam sub tema yakni (1) tingkat
pengetahuan lansia mengenai Posyandu Lansia, (2)
kesadaran lansia akan manfaat Posyandu Lansia, (3) jarak
rumah lansia ke Posyandu Lansia, (4) sikap dan cara
petugas posyandu melayani lansia, (5) dukungan keluarga,
(6) dan pandangan lansia terhadap diri sendiri.
Sub Tema 1.1 Tingkat Pengetahuan Lansia Mengenai Posyandu
Lansia.
Tingkat pengetahuan lansia mengenai Posyandu Lansia akan
menjadikan lansia memahami pentingnya Posyandu Lansia. Dalam
penelitian ini, peneliti mengungkapkan pemahaman partisipan
mengenai definisi lansia, hal ini terlihat dari pernyataan partisipan
(P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7) yaitu lansia merupakan orang-orang
yang sudah tua dan kesehatan menurun.
”Nggih … dadi tuwo nginiki mbak wes mboten koyo isih enem. Yo… contoh e ki koyo arep mlaku yo cepet kesel, kudune alon-alon… beban wes ringan, anak-anak yo wes mentas, pikiran yo wes ringan.( P1 32-34)
“Piye ya mbak.. dadi lansia iku ono susah e, yo ono seneng… lansia kui yo kesehatane menurun, keluhan-keluhan yang ada, pegel-pegel. Seneng e yo beban untuk keluarga ya berkurang ”. (P2 19-21) “o…. lek lansia niku yo wong sing wes tuwo-tuwo mbak, umur e sekitar piro yo, 65 lebih menowo yo mbak”. (P3 24-25) “Lansia yo ngene mbak, seneng paguyuban, lek ono kekurangane ngerasake loro, ngerasakke pegel-pegel, mengko ngomong karo bidan trus dikasih obat”. (P4 30-32) “Lansia itu ya orang tua-tua mbak, wes keriput, kesehatan menurun, udah gak kaya waktu muda, kemana-mana masih bisa, tapi kalau udah tua gini cepet capek, umur lansia kui 60 tahun keatas”. (P5 33-35) “kalau menurut saya itu lansia itu ya orang tua kesehatannya sudah menurun mbak, mungkin yak e gini mbak arena sel-sel orang tua juga mulai menurun, dikatakan lansia diatas 60 tahun”. (P6 31-34) “Lansia itu orang lanjut usia, orang tua yang umurnya 60 tahun lebih”. (P7 40-41)
Ungkapan lansia mengenai pengertian Posyandu Lansia adalah
tempat berkumpulnya orang tua-tua mengontrol kesehatan. Hal ini
terlihat pada pernyataan P3, P4, P5, P6 :
“Nopo nggih mbak… yo, Posyandu Lansia kui lho kumpulan wong tuwo-tuwo do kumpul cek kesehatan”. (P3 33-34) “Posyandu Lansia iku yo kumpulane wong tuwo-tuwo, podo ngomongake penyakit e, sing mengko budhe pardan ngelu, bu pram pegel-pegel, sopo maneh ngelu. Ngono kui pokok e mbak”. (P4 52-55) “Kumpulan wong tuwo-tuwo, dadi e wong tuwo kumpul-kumpul ki ben awet muda, ben ngerti situasine lansia”. (P5 52-53) “Posyandu Lansia sing kanggo wong-wong tuwo umur e 60 tahun keatas kui yo mbak yo. Punya keluhan kesehatan mbak. kalau di posyandu itu punya keluhan pusing, nanti dikasih obat pusing gitu mbak”. (P6 44-47)
Dari penyataan patrisipan lainnya P1 dan P7 mengatakan
bahwa Posyandu Lansia itu tempat untuk menyejahterakan
kesehatan lansia, ini terlihat dari pernyataan partisipan:
“Ya tadi mengenai umur usia lanjut diatas 50 tahunan, dan mendapat pelayanan kesehatan, dan mengetahui situasi kondisi badan yang dirasake nopo kados wau ngote mbak”. (P1 54-56) “Posyandu Lansia itu yo ngene yo mbak ya untuk memberikan kesehatan ibu-ibu yang lanjut usia, kita diadakan posyandu itu ya pertama kali itu ya untuk silaturahmi, didalamnya itu ada kedatangan dokter, asisten-asisten dokter, kita dapat penyuluhan, dikasih obat, kalau kurang darah tensinya dicek. Menjamin kesehatan bagi lansia-lansia gitu ya mbak”. (P7 56-61)
Sub Tema 1.2 Kesadaran Lansia akan Manfaat Posyandu
Lansia
Penelitian ini mengungkapkan adanya gambaran mengenai
kesadaran lansia akan manfaat Posyandu Lansia. Dari pernyataan
partisipan (P1, P2, P3, P5, P6, P7) mengungkapkan manfaat
Posyandu Lansia yaitu dapat mengetahui kesehatan mereka tiap
bulan, dan mendapatkan obat ketika partisipan sakit, hal ini terlihat
dari ungkapan semua partisipan yakni:
“Tiap bulan itu melihat kondisi saya ya baik apa tidak, kalau saya pusing ya dikasih obat, terus mengenai itu mbak lemak-lemak tubuh ngoten niku, terus niku diperiksa, terus ditensi. Sok-sok tensine inggil ngoten nggih diparingi obat”. (P1 61-64) “Tahu kesehatan, kalau tensi agak tinggi tahu mbak, kalau pegel-pegel dikasih obat bu bidan, dulu dari puskesmas tapi sekarang bu bidan yang kasih obat. Seneng mbak ikut posyandu, bisa ketemu teman-teman. Kalau mau maen kerumah-rumah itu ya sungkan mbak udah tau mau jalan jauh ya capek, kalau ikut posyandu itu bisa ngumpul, dadi seneng”. (P2 48-53) “Ya iso ngerti kesehatane awak e dewe mbak, seneng iso ketemu konco-konco sing tuwo-tuwo kui”. (P3 42-43) “Ngerti kesehatane badan, ngerti tensi-tensine naik turune. Seneng mbak bisa kumpul teman-teman. Tiap bulan ngerti tensine duwur, tensine rendah”. (P5 59-61) “Manfaatnya bisa tau kesehatan badan sendiri mbak, dirumah yo ditensi karo bapak, tapi lek melu posyandu iki seneng iso kumpul koncone ngono lo, iso podo cerito, curhat gitu mbak”. (P6 57-60)
Selain partisipan mengungkapkan manfaat Posyandu Lansia
mereka dapat mengetahui kesehatan mereka. Partisipan (P2, P3,
P4, P5) juga mengungkapkan bahwa manfaat dari Posyandu Lansia
yakni mereka senang dapat berkumpul dengan teman-teman lansia.
Hal ini dapat terlihat dari ungkapan partisipan (P2, P3, P4, P5)
yakni:
“Tahu kesehatan, kalau tensi agak tinggi tahu mbak, kalau pegel-pegel dikasih obat bu bidan, dulu dari puskesmas tapi sekarang bu bidan yang kasih obat. Seneng mbak ikut
posyandu, bisa ketemu teman-teman. Kalau mau maen kerumah-rumah itu ya sungkan mbak udah tau mau jalan jauh ya capek, kalau ikut posyandu itu bisa ngumpul, dadi seneng”. (P2 48-53) “Ya iso ngerti kesehatane awak e dewe mbak, seneng iso ketemu konco-konco”. (P3 42-43) “Manfaat ikut posyandu iku yo, mergo ikut posyandu kumpulan wong tuwo iso tukar kaweruh, lek aku arep dolan nang kancane kadohan, lek melu posyandu iso ketemu, iso silaturahmi. Yo lansia sing do teko ki biasanya wong 8 wong 15, koyo e do kurang seneng”. (P4 75-79) “Ngerti kesehatane badan, ngerti tensi-tensine naik turune. Seneng mbak bisa kumpul teman-teman. Tiap bulan ngerti tensine duwur, tensine rendah”. (P5 59-61)
Dari penelitian tentang kesadaran akan manfaat Posyandu
Lansia ini, P7 mengungkapkan bahwa manfaat Posyandu Lansia
yakni mendapat pengetahuan tentang kesehatan lansia. Berikut
pernyataan P7:
“Kalau saya ya sudah tua ini saya memang membutuhkan sekali to mbak kalau udah tua gini butuh penerangan-penerangan”. (P7 71-72)
Sub Tema 1.3 Jarak Rumah Lansia ke Posyandu Lansia
Berdasarkan hasil observasi, diketahui jarak rumah partisipan
dengan Posyandu Lansia tidak terlalu jauh. Lansia dalam
berkunjung ke Posyandu Lansia memilih untuk berjalan kaki dari
rumah sampai ke Posyandu Lansia. Hal ini terlihat pada pernyataan
partisipan (P1, P3, P6, P7).
“Ya jalan kaki mbak, lha wong cedak, numpang sepeda nggih mboten capek, tapi nggeh refresing jalan-jalan tepang tangga teparo ngoten, enak lek jalan kaki mbak”. (P1 87-89)
“Jalan kaki mbak, rodo adoh karo mlaku-mlaku mbak”. (P3 59)
“Yo jalan kaki mbak dulu, ben rodo sehat, yo nek pas kakinya sakit yo dibonceng bapak. Tapi yo lek sehat mesti yo mlaku mbak cedak wae”. (P6 83-85) “Ya nggak mbak, jalan wae sama teman-teman lha posyandunya juga deket”. (P7 113-115)
Sub Tema 1.4 Sikap dan cara petugas posyandu dalam melayani lansia Sikap petugas dalam melayani dan cara petugas dalam
mengerakan lansia untuk berkunjung ke Posyandu Lansia,
partisipan menyatakan bahwa petugas posyandu yaitu ibu bidan
sangat ramah saat melayani. Hal ini terlihat pada pernyataan
partisipan (P1, P2, P4, P5, P6, P7).
“Ya baik-baik, ramah-ramah, kalau kemarin gak datang ya ditanya, gak datang kemana bu..? gitu.. ya perhatian”. (P1 105-
106) “Baik mbak, petugasnya melayani dengan senang hati, ramah mbak”. (P2 55) “Ramah-ramah petugasnya baik-baik kok mbak bu bidan itu yang tiap bulan cek kesehatan mbak”. (P4 95-96) “Ya apik mbak melayani kesehatan”. (P5 70) “Yo apik mbak.baik mbak, ramah bu bidanne, wes apik mbak pelayanan e.. mung mau kui lo pralatane kui kurang, tensine duwek e dewe”. (P6 87-89) “Baik mbak, petugasnya ramah, bu bidan itu yang sering melayani tiap bulannya, ditambah sama mbak febri gitu lo kemarin, jadi ya seneng mbak kalau datang ke posyandu”. (P7 87-89)
Partisipan juga mengungkapkan bahwa petugas belum pernah
melakukan kunjungan ke rumah-rumah dan partisipan
mengungkapkan bahwa mereka mengerti kegiatan Posyandu
Lansia dari omongan teman-teman, dan dari kegiatan pengajian.
Hal ini terlihat pada pernyataan partisipan (P1, P2, P3, P4, P5, P6).
“Kalau datang kerumah-rumah itu tidak ada kunjungan, tapi kalau pengajian sok-sok dijelaskan. Bu besok ada posyandu lansia, gitu… lansia diminta suruh ikut, suruh datang. Pengumumannya ya lewat pengajian”. (P1 69-73) “Belum mbak, tahunya dari pengajian itu mbak, dikasih tau kalau ada posyandu buat lansia, buat cek kesehatan, tapi kalau datang ke rumah-rumah belum ada”. (P2 70-72) “Datang kerumah-rumah belum mbak, belum ada”. (P3 40) “Belum mbak, ya ngerti ne seko ketuk tular mbak, seko omong-omong e wong-wong kui”. (P4 70-71) “Belum pernah kunjungan ke rumah-rumah”. (P5 57) “O, petugas e… yo lek kunjungan nang omah-omah yo durung mbak”. (P6 66-67)
Dari pernyataan kader posyandu yakni lansia Ny. P kader yang
menyiapkan tempat untuk diadakan posyandu saat di tanya
mengenai mereka sudah melakukan kunjungan ke rumah-rumah
yang terdapat lansia, mereka mengatakan belum pernah
melakukan, awalnya dulu diadakan Posyandu Lansia hanya diberi
pengarahan di balai desa, kalau sekarang kader hanya memberi
informasi kalau ada Posyandu Lansia tiap tanggal 14 melalui
kegiatan pengajian karena kegiatan ini lansia juga mengikuti.
“Gak mbak… kalau sekarang saya kasih tau setiap ada pengajian kalau pengajiankan diadakan tanggal 13 saya kasih tau mbak sekalian tanggal 14 bapak ibu lansia boleh hadir dirumah saya mengikuti posyandu lansia jam 4 sore itu dimulai. Kalau datang kerumah-rumah lansia belum pernah mbak, paling kasih taynya lewat perkumpulkan pengajian,
soelnya pengajian mesti kan ada pengajian tanggal 13 ”. (K 14-
20)
Sub Tema 1.5 Dukungan Keluarga Kepada Lansia untuk Datang
ke Posyandu Lansia.
Partisipan merupakan lansia yang mempunyai latar belakang
yang bebeda, sebagian lansia ada yang hidup berdua saja dengan
suami karena anak-anaknya sudah berkeluarga, ada juga lansia
yang sudah sendiri dan tinggal bersama anaknya, ada juga lansia
yang hanya hidup sendiri. Tetapi dorongan keluarga sangat kecil,
partisipan datang ke Posyandu Lansia lebih karena kesadaran
mereka sendiri, bukan karena dorongan dari orang lain. Hal ini
terlihat pada pernyataan seorang partisipan (P5 dan P6) yang hidup
sendiri tidak dengan keluarga.
“Kalau saya urip dewe mbak, paling kalau anak-anak bilang ya priksa bu, ibu periksa kesehatan gitu mbak. ya gak ada dukungan anak-anak mbak, yo pribadi saya dewe sing pengen berangkat ke posyandu”. (P5 65-68) “Yo piye yo mbak, anak-anak wes do duwe omah dewe-dewe wes ora bareng wong tuwo iki yo lek melu kegitan nginiki yo ora ngerti mbak. lek aku dewe iki ngeroso tuwo dadi lansia yo melu dewe mbak, budal dewe mergo wes rumongso dadi lansia. Kemauan sendiri ngono mbak”. (P6 72-76)
Menurut partisipan yang hidup bersama keluarganya mereka
kadang diingatkan oleh anaknya, istri atau suaminya. Hal ini terlihat
pada pernyataan seorang partisipan yang hidup bersama dangan
anaknya. Berikut pernyataan dari partisipan (P1, P2, P3, P4 dan
P7):
“Nggih dukung… tapi yo saya sendiri ya ingat, kalau gak ingat biasanya ya dikasih tau “bu kae ndang posyandu” ngoten”. (P1
102-103) “Ya kadang kalau lupa diingatkan mbak .ya mendukung mbak”. (P2 64) “Yo during sing ndorong, diingatkan, pak tanggal 14 posyandu gitu mbak. Kalau nggak diingatkan e wong tuwo kadang-kadang lali”. (P3 54-55) “Ya anak-anak nyuruh ikut mbak, biar ibu ki iso cek kesehatan”. (P4 93) “Saya tinggal ma anak saya ya anak saya mendorong, “iya bu ikut posyandu biar tau kesehatan ibu”, tapi ya harus hati-hati mbak, gak boleh jalan cepet-cepet”. (P7 80-82)
Dari penyataan partisipan di atas bahwa patisipan dalam
berkunjung ke Posyandu Lansia mendapat dorongan dari keluarga
dengan cara keluarga mengingatkan partisipan untuk mengikuti
Posyandu Lansia dan mengijinkan partisipan untuk datang ke
Posyandu Lansia.
Sub Tema 1.6 Pandangan Lansia terhadap Diri Sendiri
Partisipan mempunyai pandangan terhadap dirinya sendiri yang
mempengaruhi mereka mengikuti kegiatan. Partisipan saat
memasuki usia lansia ini mereka merasa bahwa beban mereka
sudah ringan karena anak-anak mereka sudah berkeluarga dan
mereka merasa tidak seperti waktu muda yang masih bisa
beraktifitas banyak, mereka merasa kesehatan menurun dan mudah
lelah. Hal ini terlihat pada pernyataan partisipan (P1, P2, P3, P4,
P5, P7):
“Nggih…dadi lansia nginiki mbak wes mboten koyo isih enem.
Yo.. contoh e ki koyo lek arep mlaku ki yo cepet kesel, kudune
alon-alon… beban wes ringan anak-anak yo wes mentas,
pikirane yo wes ringan”. (P132-34)
“Piye ya mbak… dadi lansia iku ono susah e yo ono seneng e….
lansia kui yo kesehatan agak menurun, keluhan-keluhan ya ada,
pegel-pegel gitu. Seneng e ya beban untuk keluarga ya
berkurang”. (P2 19-21)
“Rasanya.. Nggih enak mawon mbak, beban e mpun ringan, lek
sakit niku diparingi obat, mpun ringan beban e mbak”. (P3 20-21)
“Yo lansia koyo aku iki y owes bebas mbak, anak e wes duwe
omah kabeh, ono sing nang Surabaya, purwodadi, randu blatung
trus nang jetis iki. Yo wes bebas mbak carane ngono wes
mandiri wes nang loro”. (P4 43-37)
“Ya beban udah ringan mbak, lha saya dirumah cuma sama
cucu. Anak-anak jauh, untung ya ada cucu yang nemenin saya
jadi gak sepi. Ada yang bisa disuruh-suruh gitu lo mbak”.(P5 29-
31)
“Ya jadi lansia itu ya gimana ya mbak, saya itu sama teman-
teman tu dibilang ibu ini udah tua tapi masih enerjik gitu. Saya itu
sama anak saya disuruh hati-hati, tapi saya itu kalau jalan gak
bisa pelan mbak, cepet gitu, tapi sekarang itu saya kadang-
kadang sok ngeleyor, apa lagi kalau saya sekarang itu kalau
malam gak berdoa sama Allah itu saya kaget mbak kalau tengah
malam mau berdoa itu trus ngeleyor mbak kalau bangun tidur
tengah malam, kalau saya gak berdoa itu saya itu rasanya
ngerasa ada yang kurang mbak, jadi itu saya kalau tengah
malam itu pasti berdoa biar lebih dekat dengan Allah”. (P7 28-37)
Dari pernyataan partisipan di atas bahwa pandangan mereka
mengenai diri mereka sebagai lansia yaitu partisipan merasa bahwa
beban di dalam keluarga sudah berkurang, dan merasa bahwa
kesehatan mereka menurun.
1.4. Pembahasan
1.4.1. Interpretasi Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian terhadap tujuh partisipan,
didapatkan enam sub tema yang terkait dengan faktor yang
mempengaruhi kepatuhan lansia dalam berkunjung ke Posyandu
Lansia yaitu (1) tingkat pengetahuan lansia mengenai Posyandu
Lansia, (2) kesadaran lansia akan manfaat Posyandu Lansia, (3)
jarak rumah lansia ke Posyandu Lansia, (4) sikap dan cara petugas
posyandu dalam melayani lansia, (5) dukungan keluarga, (6)
pandangan lansia terhadap diri sendiri. Peneliti mendapatkan
bahwa setiap sub tema yang ada, dipengaruhi oleh beragam
persepsi dari semua partisipan.
1. Tingkat Pengetahuan Lansia Mengenai Posyandu Lansia
Berdasarkan dari penelitian yang dilakukan pada tujuh
partisipan mengenai pengetahuan lansia tentang definisi lansia.
Partisipan (P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7) mengungkapkan bahwa
lansia merupakan orang tua yang kesehatanya menurun.
Mengenai pengetahuan lansia terhadap Posyandu Lansia
bahwa partisipan (P3, P4, P5, P6) menyatakan bahwa
Posyandu Lansia itu merupakan tempat berkumpulnya lansia
untuk mengontrol kesehatan, dan untuk partispan (P1, P7)
menyatakan bahwa Posyandu Lansia merupakan tempat untuk
menyejahterakan kesehatan lansia. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Erfandi (2008) menyatakan bahwa Posyandu Lansia
adalah pos pelayanan terpadu untuk masyarakat usia lanjut
disuatu wilayah yang sudah disepakati, yang digerakan oleh
masyarakat untuk mendapat pelayanan kesehatan.
Pengetahuan lansia akan manfaat Posyandu Lansia yang baik
akan memberi pengaruh kepada lansia untuk berkunjung ke
Posyandu Lansia, hal ini sesuai dengan pernyataan Erfandi
(2008) yang menyatakan bahwa pengetahuan lansia akan
manfaat posyandu dapat diperoleh dari pengalaman pribadi, dari
pengalaman ini menjadikan pengetahuan lansia meningkat dan
menjadikan dasar pembentuk sikap yang dapat mendorong
minat lansia untuk mengikuti Posyandu Lansia.
2. Kesadaran Lansia Akan Manfaat Posyandu Lansia
Kesadaran tentang manfaat Posyandu Lansia dari partisipan
(P1, P2, P3, P5, P6) menyatakan pemahaman terhadap
manfaat Posyandu Lansia setelah partisipan mengikuti kegiatan
Poyandu lansia. Pemahaman terhadap manfaat Posyandu
Lansia yaitu saat partisipan mengikuti Posyandu Lansia tiap
bulan partisipan dapat mengetahui kesehatan mereka, dan
mendapat obat ketika partisipan sakit. Partisipan juga
merasakan manfaat lain yaitu mereka senang bisa berkumpul
dengan teman-teman, hal ini diungkapkan oleh (P2, P3, P4, P5).
Manfaat lain dirasakan oleh P7, bahwa manfaat Posyandu
Lansia yaitu mendapatkan pengetahuan tentang kesehatan
lansia. Pengetahuan lansia tentang Posyandu Lansia
mempengaruhi keakifan lansia dalam memanfaatkan Posyandu
Lansia. Perasaan senang dapat bertemu sesama lansia
merupakan manfaat yang didapatkan lansia secara sosial dari
adanya Posyandu Lansia. Pengalaman lansia terkait manfaat
Posyandu Lansia tersebut mempengaruhi motivasi lansia
mengikuti Posyandu Lansia, sebagaimana hasil penelitian Fuad
(2008) tentang study fenomenologi motivasi lansia dalam
memanfaatkan Posyandu Lansia yaitu bahwa dengan lansia
mengetahui manfaat posyandu, lansia termotivasi untuk
mengikuti Posyandu Lansia.
3. Jarak Rumah Lansia ke Posyandu Lansia
Jarak rumah partisipan ke Posyandu Lansia mempengaruhi
lansia dalam lansia berkunjung ke Poyandu lansia, semakin
mudah lansia menjangkau Posyandu Lansia hanya dengan
berjalan kaki di ungkapkan oleh empat partisipan. Dari empat
pernyataan partisipan (P1, P3, P6, P7) bahwa partisipan
berkunjung ke posyandu karena dekat dan partisipan
menyatakan bahwa partisipan berangkat ke posyandu dengaan
berjalan kaki saja. Hal ini dapat dipahami karena jarak posyandu
yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu
tanpa harus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena
penurunan daya tahan dan kekuatan fisik tubuh (Erfandi, 2008).
4. Sikap dan Cara Petugas Posyandu Melayani Lansia
Sikap petugas posayandu yang ramah terhadap lansia
mempengaruhi lansia dalam berkunjung ke Posyandu Lansia,
dari pernyataan ketujuh partisipan (P1, P2, P3, P4, P5, P6, P7)
selama mereka datang ke Posyandu Lansia partisipan
menyatakan bahwa petugas kesehatan yang melayani lansia
sangat ramah. Hal ini sesuai dengan teori Erfandi (2008) yang
menyatakan bahw sikap yang baik petugas merupakan dasar
lansia untuk mengikuti Posyandu Lansia, dengan sikap yang
baik tersebut, lansia cenderung untuk selalu hadir atau
mengikuti kegiatan Posyandu Lansia. Cara petugas posyandu
menggerakan lansia untuk mengikuti Posyandu Lansia, menurut
Petugas posyandu yaitu kader posyandu yang juga merupakan
lansia diwilayah ini mereka memberi informasi kepada lansia
dikegiatan pengajian, dikegiatan ini mereka memberi tahu
kepada lansia yang hadir dipengajian bahwa ada kegiatan
posyandu setiap tanggal 14, partisipan juga mengatakan bahwa
petugas posyandu belum pernah datang ke rumah-rumah lansia
selain dari pengajian mereka mendapat informasi melalui
teman-teman mereka dari omong ke omong.
5. Dukungan Keluarga Terhadap Lansia Dalam Berkunjung Ke
Posyandu Lansia
Dukungan keluarga terhadap lansia dalam berkunjung ke
Posyandu Lansia dengan cara mengingatkan lansia untuk pergi
ke Posyandu Lansia ini merupakan dukungan dari keluarga.
Pada (P1, P2, P3, P4, P7) cara keluarga mendukung mereka
dengan mengingatkan partisipan untuk datang ke Posyandu
Lansia. Sejalan dengan Stanley (2005), didalam bukunya
dijelaskan bahwa segala bentuk perhatian yang diberikan
keluarga khususnya maupun masyarakat termasuk petugas
kesehatan pada umumnya, menumbuhkan motivasi lansia untuk
tetap berkarya dan eksis di kehidupannya. Hal ini sesuai dengan
penelitian Fuad (2008) yang menyatakan bahwa dukungan
keluarga menjadi motivasi bagi lansia dalam memanfaatkan
Posyandu Lansia.
6. Pandangan lansia terhadap diri sendiri
Pandangan partisipan terhadap dirinya akan mempengaruhi
partisipan untuk menerima keadaan dirinya sendiri, dari
pernyataan (P1, P2, P3, P4, P5, P7) partisipan menerima bahwa
dirinya sudah tidak seperti sewaktu muda, kesehatan mereka
menurun, dan mereka merasa beban mereka dalam keluarga
menjadi ringan. Hal ini sependapat dengan Potter dan Perry
(2005) bahwa tugas perkembangan lansia yang baik, lansia
dapat menyesuaikan diri terhadap penurunan kekuatan fisik,
menerima diri sendiri sebagai individu lansia. Partisipan tidak
menyatakan bahwa dirinya malu setelah menjadi lansia. Hal ini
mengakibatkan lansia mau berkunjung ke Posyandu Lansia dan
berkumpul dengan teman-teman.
1.5. Keterbatasan penelitian
Berdasarkan pengalaman peneliti dalam penelitian ini,
terdapat keterbatasan selama proses penelitian dilakukan,
antara lain:
1. Wawancara dilakukan pada saat liburan puasa kebanyakan
lansia ada yang pergi ke rumah anaknya.
2. Pada situasi wawancara partisipan dalam menjawab setiap
pertanyaan partisipan bingung untuk menjawab karena
partisipan susah untuk menyusun jawaban mereka.
3. Penelitian yang dilakukan peneliti adalah pengalaman
pertama, sehingga dalam pelaksanaan penelitian kualitatif
ini masih ada kekurangan yaitu kurang bisa menggali lebih
dalam informasi dari partisipan hal itu yang dialami peneliti
sendiri.