Upload
ngohanh
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
55
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1.Hasil Penelitian
4.1.1. Hasil Penelitian Pra siklus
Berdasarkan hasil penelitian pada siswa kelas IV SD Negeri Kutowinangun 09
Salatiga Semester 2 Tahun Ajaran 2013/ 2014 tentang pembelajaran tematik,
nampak bahwa pembelajaran tematik tidak pernah dilakukan. Pembelajaran yang
berlangsung berdasarkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mata pelajaran Matematika, mata
pelajaran PPKN dan mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Desain pembelajaran dengan menggunakan pendekatan pembelajaran
discovery belum pernah di rancang dikelas IV. Pendekatan discovery merupakan
sebuah pendekatan yang mengaktifkan siswa dalam menggali informasi untuk
menemukan sendiri pengetahuannya melalui kegiatan merumuskan masalah,
membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah data,
menggeneralisasikan dan mempresentasikan hasil diskusi. Aktivitas-aktivitas
pembelajaran yang dilakukan oleh siswa adalah duduk, mendengarkan penjelasan
dari guru dan mengerjakan LKS saja. Siswa tidak pernah membentuk kelompok
belajar, mengumpulkan data, menggeneralisasikan pengetahuannya sendiri dan
melakukan kegiatan presentasi. Hal ini terjadi karena guru tidak pernah membuat
RPP nya sendiri apalagi mendisan dengan berbagai pendekatan pembelajaran.
Guru mendapatkan RPP dari rapat KKG. Namun, RPP yang telah didapatkan
tersebut tidak diterapkan oleh guru dalam pembelajaran.
Dalam pembelajaran tematik perlu adanya sebuah pengukuran untuk melihat
apakah pembelajaran tematik sudah dikuasai atau belum. Pengukuran tersebut
masih dalam bentuk angka untuk itu perlu diadakan asesmen untuk mengolah
angka tersebut menjadi penilaian. Hasil penilaian inilah yang merupakan hasil
belajar. Untuk mengetahui apakah hasil belajar siswa sudah tuntas atau belum
56
maka diukur dengan menggunakan kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
yang digunakan dalam penelitian ini adalah > 90.
Penilaian hasil belajar yang dilakukan hanya mendasarkan hasil tes saja yaitu
dari nilai Ulangan harian, Pekerjaan rumah (PR), dan Ulangan Akhir Semester.
Penilaian hasil belajar non tes yang berupa unjuk kerja siswa belum dilakukan
oleh guru.
Berdasarkan distribusi ketuntasan belajar pada pra siklus menunjukkan bahwa
dengan KKM > 90 tidak seorangpun dari seluruh siswa yang berumlah 15 siswa
yang tuntas. Hal tersebut didukung dengan distribusi hasil belajar siswa
yaknidengan rincian 2 siswa memperoleh skor 32, 3 siswa memperoleh skor 33,
skor 34 diperoleh 1 siswa, 2 siswa memperoleh skor 35, 2 skor 36 diperoleh 2
orang siswa skor 38 diperoleh 3 siswa dan 2 siswa lainnya memperoleh skor 39
dengan skor tertinggi yang hanya mencapai 39 dan skor terendah 32 dan rata-rata
sebesar 35,2. Jadi dengan skor yang ditunjukan nampak bahwa skor yang
diperoleh jauh dari skor KKM yang ditetapkan.
4.1.2. Hasil Penelitian Siklus 1
Dalam pelaksanaan penelitian siklus 1 yang memberi tindakan dengan
pendekatan discovery yang dilaksanakan dalam 3 langkah antara lain 1.
Perencanaan tindakan, 2. Implementasi tindakan dan observasi, 3. Refleksi.
Uraian tindakan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 1 pada kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 09 Salatigadilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali
pertemuan dengan tema Keindahan Alam Negeriku subtema Kepulauan Raja
Ampat. Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata
pelajaranIPS 3.3.Memahami manusia dalam hubungannya dengan kondisi
geografis di sekitarnya, 4.3.Menceritakan manusia dalam hubungannya dengan
lingkungan geografis tempat tinggalnya. Untuk mata pelajaran Bahasa Indonesia
3.4.Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang lingkungan dan
57
sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku, 4.4.Menyajikan teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam secara mandiri dalam teks
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku. Dan
untuk mata pelajaran Matematika 3.7.Menentukan kelipatan persekutuan dua buah
bilangan dan menentukan kelipatan persekutuan terkecil (KPK),
4.1.Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat
matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang
berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait
dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta
memeriksa kebenarannya. Secara rinci integrasi antar KD dapat disajikan melalui
gambar 4.1 berikut ini.
Gambar 4.1
Jaring-jaring Tema Kepulauan Raja Ampat
IPS
Kompetensi Dasar:
3.3 Memahami manusia dalam
hubungannya dengan
kondisi geografis di sekitarnya
4.3 Menceritakan manusia
dalam hubungannya dengan lingkungan
geografis tempat
tinggalnya.
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar:
3.4. Menggali informasi dari
teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan
bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan
memilih dan memilah
kosakata baku 4.4. Menyajikan teks cerita
petualangan tentang lingkungan dan sumber
daya alam secara mandiri
dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan
memilah kosakata baku
Kepulauan
Raja Ampat
Matematika
Kompetensi Dasar:
3.7. Menentukan operasi
penjumlahan dan pengurangan
desimal.
4.1. Mengemukakan kembali
dengan kalimat sendiri , menyatakan kalimat
matematika dan memecahkan
masalah dengan efektif permasalahan yang berkaitan
dengan KPK dan FPB, satuan
kuantitas, desimal dan persen terkait dengan aktivitas sehari-
hari di rumah, sekolah, atau
tempat bermain serta memeriksa kebenarannya
58
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) meliputi kisi-kisi penilaian, butir soal, rubrik penilaian unjuk
kerja, observasi untuk mengetahui aktivitas-aktivitas pembelajaran tematik
dengan menggunakan pendekatan discovery, materi pembelajaran dengan judul
Kepulauan Raja Ampat, tabel presentase kekayaan alam yang ada di Kepulauan
Raja Ampat (lampiran 1)
2. Implementasi Tindakan dan observasi
Implementasi tindakan pada siklus 1 ini dilaksanakan pada tanggal 25-26
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menituntuk setiap pertemuan.
Pertemuan 1
Pada kegiatan awal siswa memulai pembelajaran dengan menyampaikan
selamat pagi kepada guru kelas IV, siswa menyimak tujuan pembelajaran dan
langkah-langkah pembelajarandengan menggunakan pendekatan pembelajaran
discovery tentang kaitan sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang
muncul. Pada kegiatan inti siswa membentuk kelompok @3 orang setiap
kelompok kemudian siswa menyimak teks tentang sumber daya alam di
Kepulauan Raja Ampat dan menjawab pertanyaan tentang sumber daya alam apa
saja yang terdapat di Kepulauan Raja Ampat?, apa saja manfaat sumber daya alam
tersebut?. Selanjutnya guru membagikan lembar kerja diskusi untuk masing-
masing kelompok. Siswa merumuskan masalah tentang kaitan sumber daya alam
dengan jens mata pencaharian yang muncul. Berdasarkan rumusan masalah
tersebut siswa membuat jawaban sementara tentang kaitan sumber daya alam
dengan jenis-jenis mata pencaharian yang muncul. Setelah itu siswa melakukan
kegiatan mengumpulkan data tentang 3 jenis sumber daya alam hayati dan 3 jenis
sumber daya alam non hayati. Siswa mengumpulkan data tentang manfaat
masing-masing sumber daya alam hayati dan non hayati. Selanjutnya siswa
mengidentifikasi 3 jenis mata pencaharian berdasarkan sumber daya alam. Pada
kegiatan akhir guru bersama siswa mengeskan kembali hasil pengumpulan data
tentang 3 jenis sumber daya alam hayati, 3 jenis sumber daya alam non hayati,
59
manfaat masing-masing sumber daya alam hayati dan non hayati,
mengidentifikasi 3 jenis mata pencaharian berdasarkan sumber daya alam yang
telah dilakukan, untuk mengakhiri pembelajaran guru mengajak siswa berdoa
meurut agama dan keyakinannya masing-masing.
Pertemuan 2
Pada kegiatan awal pembelajaran siswa mengucapkan salam pada guru,
siswa kembali pada kelompok sebelumnya, siswa mengungkapkan hasil
pengumpulan data tentang 3 jenis sumber daya alam hayati, 3 jenis sumber daya
alamnon hayati, manfaat masing-masing sumber daya alam hayati dan non hayati,
mengidentifikasi 3 jenis mata pencaharian berdasarkan sumber daya alam yang
telah dilakukan sebelumnya, siswa menyimak tujuan pembelajaran yang akan
dicapai tentang kaitan sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang
muncul. Pada kegiatan inti siswa menganalisis presentase kekayaan alam yang
ada di Kepulauan Raja Ampat secara berkelompok. Setelah itu siswa berdiskusi
untuk menggeneralisasikan kaitan antara sumber daya alam dengan jenis mata
pencaharian yang muncul. Setelah selesai berdiskusi setiap kelompok
mempresentasikan hasil diskusi mereka secara bergantian mulai dari kelompok 1
sampai kelompok 5. Kelompok yang tidak maju memberikan tanggapan pada
kelompok yang maju. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik
kesimpulan secara bersama-sama berdasarkan kegiatan yang dilakukan tentang
mencari kaitan sumber daya alam dengan jenis mata pencaharian yang muncul,
memberi kesempatan pada siswa untuk menanyakan hal-hal belum jelas dari
materi yang telah dipelajari, kemudian siswa mengerjakan tes formatif.
Selanjutnya guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang
telah dilakukan dengan subtema Kepulauan Raja Ampat. Pembelajaran diakhiri
dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing secara
bersama-sama.
Dalam implementasi tindakan secara bersamaan dilakukan observasi
terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan discovery. Observer yang menjadi pengamat jalannya pembelajaran
dari awal sampai akhir adalah guru teman sejawat. Observer mengisi lembar
60
pengamatan guru yang telah disediakan. Lembar implementasi tindakan dengan
subtema Hutan Kalimantan dengan menggunakan pendekatan discovery yang
terdri dari 28 butir untuk mengamati aktivitas pembelajaran yang sedang
berlangsung dari awal hingga akhir.
3. Refleksi
Refleksi terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran
dilakukanbersama guru kelas dan observer yang berupa hasil belajar dan hasil
observasi untuk mengevaluasi tentang pelaksanaan pembelajaran tematik dengan
tema Kepulauan Raja Ampat melalui pendekatan pembelajaran discovery dalam
meningkatkan hasil belajar menunjukan potensi sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery dapat
menarik perhatian siswa yang nampak dari keaktifan siswa dalam
melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti merumuskan
masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah
data, menggeneralisasikan hasil temuan dan melakukan presentasi.
2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup karena guru tidak
mendominasi pembelajaran secara keseluruhan.
3. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran discovery dalam kegiatan pembelajaran.
Disisi lain pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan discovery pada siklus 1 ini menunjukan beberapa kelemahan sebagai
berikut :
1. Belum semua siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran hal ini
ditunjukan dengan adanya beberapa siswa yang masih belum
menyampaikan pendapat solusinya guru dapat memberikan motivasi
pada siswa
2. Siswa masih kesulitan dalam melakukan diskusi kelompok karena guru
kurang memberikan bimbingan solusinya guru harus memberikan
bimbingan secara menyeluruh untuk kelompok yang mengalami
kesulitan dalam diskusi.
61
Hasil belajar tema Kepulauan Raja Ampat siklus 1 secara rinci disajikan
melalui tabel 4.1 dibawah ini.
Tabel 4.1
Distribusi Hasil Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat Siklus 1
Skor Frekuensi Persentase
51-60 2 13,33
61-70 3 20
71-80 4 26,67
81-90 1 6,67
91-100 5 33,33
Jumlah 15 100
Sumber data primer
Berdasarkan pada tabel 4.1. hasil belajar pada siswa kelas IV siklus 1
menunjukan bahwa skor tertinggi 95 dan skor terendah 57,5 dengan rata-rata 79,5.
Skor terendah pada interval 51-60 diperoleh sebanyak 2 dari 15 siswa (13,33%),
pada interval 61-70 diperoleh 3 dari 15 siswa (20%), interval 71-80 diperoleh 4
dari 15 siswa (26,67%), pada interval 81-90 yang juga merupakan interval
tertinggi yang diperoleh sebanyak 5 dari 15 siswa(33,33%) dan skor tertinggi
yang terletak pada interval 91-100 yang diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa
(6,67%). Secara rinci distribusi hasil belajar disajikan dengan gambar 4.2berikut
ini.
62
Sumber data primer
Gambar 4.2
Distribusi Hasil Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat Siklus 1
Gambar nomor 4.2 tentang distribusi hasil belajar siswa diatas
menunjukan bahwa batang terendah diperoleh siswa sebanyak 5 dari 15 siswa
(33,33%) yang terletak pada interval 81-90 sedangkan batang yang tertinggi
jumlahnya diperoleh sejumlah 1 dari 15 siswa (6,67%) memperoleh skor pada
interval 91-100.
Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar
siswa. Untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan kriteria ketuntasan
minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci ketuntasan belajar tematik tema
Kepulauan Raja Ampat kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga disajikan
melalui tabel 4.2 berikut ini.
Tabel4.2
Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Kepulauan Raja Ampat Siklus 1
Skor Kriteria Frekuensi Persen (%)
>90 Tuntas 5 33,33%
<90 Tidak tuntas 10 66,67%
Jumlah 15 100
Sumber data premier
0
1
2
3
4
5
6
51-60 61-70 71-80 81-90 91-100
Jum
lah
sis
wa
Skor/ Nilai
63
Tabel 4.2 menunjukan bahwa pada siklus 1 siswa yang tuntas belajar atau
mencapai KKM > 90 diperoleh 5 dari 15 siswa (33,33%) dan siswa yang belum
tuntas 10 dari 15 siswa (66,67%). Disamping tabel nomor 4.3 distribusi
ketuntasan belajar dapat disajikan dengan gambar diagram lingkaran 4.3 dibawah
ini.
Sumber data primer
Gambar 4.3
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Kepulauan Raja
Ampat siklus 1
Gambar 4.3 tentang diagram lingkaran distribusi ketuntasan belajar
tematik Kepulauan Raja Ampat diatas nampak bahwa ketidaktuntasan 66,67%
ditunjukkan oleh gambar warna merah dan ketuntasan 33, 33% ditunjukan oleh
gambar warna biru pada gambar diagram lingkaran.
4.1.3. Hasil Penelitian Siklus 2
Dalam pelaksanaan penelitian siklus 2 yang memberi tindakan dengan
pendekatan discovery yang dilaksanakan dalam 3 langkah antara lain 1.
Perencanaan tindakan, 2. Implementasi tindakan dan observasi, 3. Refleksi.
Uraian tindakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 2 pada kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 09 Salatiga dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali
pertemuan dengan tema Keindahan Alam Negeriku subtema Hutan Kalimantan.
Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata pelajaran PPKN
33,33%
66,67%Tuntas
Tidak Tuntas
64
dengan KD 3.2.Memahami hak dan kewajiban sebagai warga dalam kehidupan
sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat, 4.2.Melaksanakan kewajiban
sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan masyarakat.Mata pelajaran IPA
dengan KD 3.7.Mendeskrisikan hubungan antara sumber daya alam dengan
lingkungan, teknologi, dan masyarakat, 4.6.Menyajikan secara tertulis hasil
pengamatan daur hidup beberapa jenis mahluk hidup. Mata pelajaran Bahasa
Indonesiadengan KD 3.4.Menggali informasi dari teks cerita petualangan tentang
lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam bahasa
Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku,
4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam
secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.Secara rinci integrasi antar KD dapat disajikan melalui
gambar 4.4 berikut ini.
Gambar 4.4
Jaring-jaring Tema Hutan Kalimantan
IPA Kompetensi Dasar:
3.7. Mendeskrisikan hubungan antara
sumber daya alam
dengan lingkungan, teknologi, dan
masyarakat
4.6. Menyajikan laporan tentang sumberdaya
alam dan
pemanfaatannya oleh masyarakat
PPKn Kompetensi Dasar:
3.2 Memahami hak dan kewajiban sebagai
warga dalam
kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.2 Melaksanakan kewajiban sebagai
warga di lingkungan
rumah, sekolah dan masyarakat
Hutan
Kalimantan
Bahasa Indonesia Kompetensi Dasar:
3.4. Menggali informasi dari teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan
sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman
dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih dan memilah
kosakata baku
4.4. Menyajikan teks cerita petualangan tentang
lingkungan dan sumber
daya alam secara mandiri dalam teks bahasa
Indonesia lisan dan tulis
dengan memilih dan memilah kosakata baku
65
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) meliputi kisi-kisi penilaian, butir soal, rubrik penilaian unjuk
kerja, observasi untuk mengetahui aktivitas-aktivitas pembelajaran tematik
dengan menggunakan pendekatan discovery; materi pembelajaran dengan judul
Hutan Kalimantan, gambar- gambar perilaku yang peduli terhadap lingkungan dan
perilaku yang tidak peduli terhadap lingkungan (lampiran 2).
2. Implementasi Tindakan dan observasi
Implementasi tindakan pada siklus 2 ini dilaksanakan pada tanggal 28-29
Maret 2014, melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit untuk setiap pertemuan.
Pertemuan 1
Pelaksanaan pertemuan 1 dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2014,
dengan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
Pada kegiatan awal siswa menyampaikan ucapan selamat pagi kepada
guru kelas IV, siswa menyimak tujuan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran discovery tentang manfaat hutan bagi kelestarian alam.
Pada kegiatan inti siswa membentuk kelompok @3 orang setiap kelompok. Siswa
menyimak teks tentang Indonesia Jantung Hutan Dunia kemudian menjawab
pertanyaan dari guru tentang manfaat hutan, bagaimana kondisi hutan yang ada di
Indonesia?, Apakah terjadi kerusakan pada hutan di Indonesia?, Apa saja upaya
yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian hutan?. Setelah itu guru
membagikan lembar diskusi bagi setiap kelompok. Setiap kelompok
mendiskusikan masalah tentang manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan. Siswa
merumuskan masalah tentang manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan.
Berdasarkan rumusan masalah siswa membuat jawaban sementara tentang
manfaat hutan bagi kelestarian alam. Selanjutnya siswa mengumpulkan data
manfaat hutan contoh kerusakan hutan serta upaya-upaya yang dapat dilakukan
untuk melestarikan hutan.Pada kegiatan akhir guru bersama siswa melakukan
penegasanterhadap hasil pengumpulan data yang telah dilakukan. Pembelajaran
66
diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya masing-masing
secara bersama-sama.
Pertemuan 2
Pelaksanaan pertemuan 2 dilaksanakan pada tanggal 29 Maret 2014,
dengan kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
Kegiatan awal siswa mengucapkan selamat pagi kepada guru kelas IV,
siswa mengungkapkan hasil pengumpulan data yang telah dilakukan sebelumnya
tentang manfaat hutan, contoh-contoh kerusakan hutan dan upaya-upaya yang
dapat dilakukan untuk melestarikan hutan. Siswa menyimak tujuan pembelajaran
yang akan dilakukan dengan menggunakan pendekatan pembelajaran discovery
tentang manfaat hutan bagi kelestarian alam. Pada kegiatan inti siswa kembali
membentuk kelompok kemudian siswa menyimak gambar tentang perilaku
merusak lingkungan dan perilaku menjaga lingkungan, siswa menjawab
pertanyaan dari guru tentang gambar. Selanjutnya siswa menganalisis yang
termasuk perilaku peduli lingkungan dan perilaku tidak peduli lingkunganserta
keuntungan dan kerugian masing-masing sikap. Setelah itu siswa
menggeneralisasikan hasil diskusi tentang manfaat hutan bagi kelestarian
lingkungan dengan dibimbing oleh guru. Kemudian setiap kelompok
mempresentasikan hasilnya didepan kelas mulai dari kelompok 1 sampai dengan
kelompok 5 secara bergantian. Kelompok lain yang tidak maju memberikan
tanggapan. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik kesimpulan tentang
manfaat hutan bagi kelestarian lingkungan, memberi kesempatan pada siswa
untuk menanykan hal-hal belum jelas dari materi manfaat hutan bagi kelestarian
lingkungan, kemudian siswa mengerjakan tes formatif dengan tema Keindahan
Alam Negeriku secara individu kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan subtema Hutan Kalimantan.
Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya
masing.
Dalam implementasi tindakan pada siklus 2 ini secara bersamaan
dilakukan observasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan
dengan menggunakan pendekatan discovery. Observer yang menjadi pengamat
67
jalannya pembelajaran dari awal sampai akhir adalah guru teman sejawat.
Observer mengisi lembar pengamatan guru yang telah disediakan. Lembar
implementasi tindakan dengan subtema Kepulauan Raja Ampat dengan
menggunakan pendekatan discovery yang terdri dari 28 butir untuk mengamati
aktivitas pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir.
3. Refleksi
Refleksi terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukan
bersama guru kelas dan observer untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
tematik dengan tema Kepulauan Raja Ampat melalui pendekatan pembelajaran
discovery dalam meningkatkan hasil belajar menunjukan potensi sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery dapat
menarik perhatian siswa yang nampak dari keaktifan siswa dalam
melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti merumuskan
masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah
data, menggeneralisasikan hasil temuan dan melakukan presentasi.
2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup karena guru tidak
mendominasi pembelajaran secara keseluruhan.
3. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran discovery dalam kegiatan pembelajaran.
4. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran hal
tersebut terlihat dari kerjasama siswa dalam berdiskusi.
Disisi lain pelaksanaan pembelajaran tematik dengan menggunakan
pendekatan discovery pada siklus 2 ini menunjukan beberapa kelemahan yaitu:
Siswa masih kesulitan dalam melakukan diskusi kelompok karena guru
kurang memberikan bimbingan solusinya guru harus memberikan bimbingan
secara menyeluruh untuk kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi.
Hasil belajar tema Keindahan Hutan Kalimantan siklus 2 secara rinci
disajikan melalui tabel 4.3 dibawah ini.
68
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2
Skor Frekuensi Presentase
61-70 1 6.67
71-80 1 6.67
81-90 1 6.67
91-100 12 80.00
Jumlah 15 100 Sumber data primer
Tabel 4.3 tentang distribusi hasil belajar tematik Hutan Kalimantan diatas
menunjukan bahwa skor terendah pada interval 61-70 yang diperoleh sebanyak 1
dari 15 siswa (6,67%) dan skor tertinggi terletak pada interval 91-100 yang
diperoleh sebanyak 12 dari 15 siswa (80%) dengan rata-rata 90,83. Persebaran
distribusi skor disajikan lebih jelas disajikan dengan gambar histogram 4.5 berikut
ini.
Sumber data primer
Gambar 4.5
Histogram Distribusi Hasil Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2
Gambar 4.5 tentang distribusi hasil belajar menunjukan bahwa batang
terendah diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) pada interval 61-70, interval
71-80 dan interval 81-90 sedangkan batang yang tertinggi jumlahnya diperoleh
sejumlah 12 dari 15 siswa (80%) memperoleh skor pada interval 91-100.
Hasil belajar juga dapat diketahui melalui besarnya ketuntasan belajar.
untuk menentukan ketuntasan belajar ditentukan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sebesar > 90. Secara rinci ketuntasan belajar tematik tema Hutan
0
2
4
6
8
10
12
61-70 71-80 81-90 91-100
69
Kalimantan kelas IV SDN Kutowinangun 09 Salatiga disajikan melalui tabel 4.4
berikut ini.
Tabel4.4
Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Hutan Kalimantan Siklus 2
Skor Kriteria Frekuensi Persen(%)
>90 Tuntas 12 80,00
<90 Tidak tuntas 3 20,00
Jumlah 15 100
Sumber data premier
Tabel 4.4 tentang distribusi ketuntasan belajar diatas, nampak bahwa pada
siklus 2 siswa yang tuntas belajar atau mencapai KKM >90 terdapat sebanyak 12
dari 15 siswa (80%) dan siswa yang belum tuntas 3 dari 15 siswa
(20%).Disamping tabel nomor 4.4 distribusi ketuntasan dapat disajikan melalui
gambar diagram lingkaran 4.6 dibawah ini.
Sumber data primer
Gambar 4.6
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Hutan
Kalimantan Siklus 2
Gambar 4.6 diagram lingkaran ketuntasan belajar tematik Hutan
Kalimantan diatas nampak bahwa ketuntasan mencapai 80% ditunjukan oleh
gambar warna biru dan ketidaktuntasan 20% ditunjukan oleh gambar warna merah
pada gambar diagram lingkaran.
80%
20%
Tuntas
Tidak Tuntas
70
4.1.4. Hasil Penelitian Siklus 3
Dalam pelaksanaan penelitian siklus 3 yang memberi tindakan dengan
pendekatan discovery yang dilaksanakan dalam 3 langkah antara lain 1.
Perencanaan tindakan, 2. Implementasi tindakan dan observasi, 3. Refleksi.
Uraian tindakan pada siklus 2 adalah sebagai berikut:
1. Perencanaan tindakan
Dalam tahap perencanaan tindakan siklus 3 pada kelas IV SD Negeri
Kutowinangun 09 Salatiga dilakukan penyusunan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) dan perangkat pembelajaran. RPP dirancang untuk 2 kali
pertemuan dengan tema Keindahan Alam Negeriku subtema Indahnya Danau
Toba. Kompetensi Dasar dalam pembelajaran tematik ini meliputi mata
pelajaranMatematika 3.14.Memahami penambahan dan pengurangan bilangan
decimal, 4.1.Mengemukakan kembali dengan kalimat sendiri , menyatakan
kalimat matematika dan memecahkan masalah dengan efektif permasalahan yang
berkaitan dengan KPK dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan persen terkait
dengan aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau tempat bermain serta
memeriksa kebenarannya. KD PPKN 3.2.Memahami hak dan kewajiban sebagai
warga dalam kehidupan sehari-hari di rumah, sekolah dan masyarakat,
4.2.Melaksanakan kewajiban sebagai warga di lingkungan rumah, sekolah dan
masyarakat. Bahasa Indonesia 3.4.Menggali informasi dari teks cerita petualangan
tentang lingkungan dan sumber daya alam dengan bantuan guru dan teman dalam
bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan memilah kosakata baku.
4.4.Menyajikan teks cerita petualangan tentang lingkungan dan sumber daya alam
secara mandiri dalam teks bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku. Secara rinci integrasi antar KD dapat disajikan melalui
gambar 4.7 berikut ini.
71
Gambar 4.7
Gambar Jaring-jaring Tema Indahnya Danau Toba
Perangkat pembelajaran yang disusun dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) meliputi kisi-kisi penilaian, butir soal, rubrik penilaian unjuk
kerja, observasi untuk mengetahui aktivitas-aktivitas pembelajaran tematik
dengan menggunakan pendekatan discovery; materi pembelajaran dengan judul
Indahnya Danau Toba dan Gunung Bromo-Semeru, gambar- gambar poster
tentang cara melestarikan wisata alam di Indonesia (lampiran 3).
PPKN
Kompetensi Dasar
3.3. Memahami hak dan
kewajiban sebagai warga
dalam kehidupan sehari-
hari di rumah, sekolah dan
masyarakat
4.2. Melaksanakan kewajiban
sebagai warga di
lingkungan rumah,
sekolah dan masyarakat
Matematika
Kompetensi Dasar
3.14. .Memahami penambahan
dan pengurangan bilangan
decimal 4.1. .Mengemukakan kembali
dengan kalimat sendiri ,
menyatakan kalimat matematika dan
memecahkan masalah
dengan efektif permasalahan yang
berkaitan dengan KPK
dan FPB, satuan kuantitas, desimal dan
persen terkait dengan
aktivitas sehari-hari di rumah, sekolah, atau
tempat bermain serta
memeriksa kebenarannya.
Indahnya
Danau Toba
Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar
3.4. Menggali informasi dari teks
cerita petualangan tentang
lingkungan dan sumber daya
alam dengan bantuan guru dan
teman dalam bahasa Indonesia
lisan dan tulis dengan memilih
dan memilah kosakata baku.
4.4. Menyajikan teks cerita
petualangan tentang
lingkungan dan sumber daya
alam secara mandiri dalam
teks bahasa Indonesia lisan
dan tulis dengan memilih dan
memilah kosakata baku.
4.4. Menyajikanteksceritapetu
alangantentanglingkunga
ndansumberdayaalamseca
ramandiridalamteksbahas
a Indonesia
lisandantulisdenganmemi
lihdanmemilahkosakataba
ku.
72
2. Implementasi Tindakan dan Observasi
Implementasi tindakan pada siklus 3ini dilaksanakan pada tanggal 3-4
April 2014, melalui kegiatan-kegiatan pembelajaran yang terbagi menjadi 2 kali
pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 dan 3 x 35 menit.
Pertemuan 1
Pelaksanaan siklus 3 dilaksanakan pada tanggal 2 April 2014, dengan
kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
Pembelajaran kegiatan awal siswa menyampaikan selamat pagi kepada
guru kelas IV, siswa menyimak tujuan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan pembelajaran discovery tentang cara melestarikan objek wisata alam
yang ada di Indonesia. Pada kegiatan inti siswa membentuk kelompok @3 orang.
Siswa menyimak teks bacaan Wisata Alam Danau Toba kemudian siswa
menjawab pertanyaan dari guru tentang isi teks bacaan, apakah siswa pernah
mendengar tentang wisata alam Danau Toba, letak Danau Toba kemudian siswa
menjawab pertanyaan tentang kerusakan lingkungan di sekitar Danau Toba. Guru
membagikan lembar kerja diskusi untuk masing-masing kelompok. Setiap
kelompok mendapatkan permasalahan yang sama yaitu bagaimana cara menjaga
kelestarian wisata alam di Indonesia. Siswa membuat rumusan masalah tentang
cara melestarikan objek wisata alam yang ada di Indonesia. Siswa membuat
jawaban sementara tentang cara menjaga kelestarian wisata alam yang ada di
Indonesia. Setelah itu Siswa mengumpulkan data yang tentang 3 informasi
tentang Danau Toba yaitu letaknya, sejarah Danau Toba dan bagaimana
keindahannya. Setelah itu siswa mengumpulkan data tentang kerusakan yang
terjadi di lingkungan sekitar Danau Toba. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa
melakukan penegasanterhadap hasil pengumpulan data yang telah dilakukan.
Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing secara bersama-sama.
73
Pertemuan 2
Pelaksanaan siklus 1 dilaksanakan pada tanggal 3April 2014, dengan
kegiatan-kegiatan seperti berikut ini:
Pembelajaran kegiatan awal siswa menyampaikan selamat pagi kepada
guru kelas IV, siswa mengungkapkan hasil pengumpulan data yang telah
dilakukan sebelumnya tentang informasi mengenai objek wisata alam Danau
Toba, kerusakan alam yang terjadi disekitar objek wisata alam Danau Toba dan
cara melestarikan objek wisata alam yang ada di Indonesia. Siswa menyimak
tujuan pembelajaran dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan
dengan menggunakan pendekatan pembelajaran discovery. Pada kegiatan inti
siswa kembali membentuk kelompok. Siswa menyimak teks tentang Jumlah
Pengunjung Gunung Bromo-Semeru kemudian siswa menjawab pertanyaan
tentang masalah kerusakan alam yang terjadi di objek wisata alam gunung
semeru. Siswa menganalisis jumlah pengunjung di Gunung Semeru-Bromo.
Setelah itu guru membagikan kertas manila untuk masing-masing kelompok.
Setiap kelompok mendapatkan tugas untuk membuat poster yang berisi tentang
bagaimana cara menjaga kelestarian wisata alam di Indonesia dengan disertai
gambar objek wisata alam dan kalimat-kalimat untuk mengajak orang
melestarikan objek wisata alam tersebut. Kemudian setiap kelompok
mempresentasikan hasil posternya didepan kelas secara bergantian mulai dari
kelompok 1 sampai kelompok 5 dan kelompok lain memberikan tanggapan
terhadap gambar dan isi poster. Pada kegiatan akhir guru bersama siswa menarik
kesimpulan secara bersama-sama tentang cara melestarikan objek wisata alam
yang ada di Indonesia, memberi kesempatan pada siswa untuk menanykan hal-hal
belum jelas dari materi cara melestarikan wisata alam yang ada di Indonesia,
kemudian siswa mengerjakan tes formatif dengan tema Keindahan Alam
Negeriku secara individu kemudian guru bersama siswa melakukan refleksi
terhadap pembelajaran yang telah dilakukan dengan subtema Keindahan Danau
Toba. Pembelajaran diakhiri dengan berdoa menurut agama dan kepercayaannya
masing-masing secara bersama-sama.
74
Dalam implementasi tindakan siklus 3 secara bersamaan dilakukan
observasi terhadap langkah-langkah pembelajaran yang dilakukan dengan
menggunakan pendekatan discovery. Observer yang menjadi pengamat jalannya
pembelajaran dari awal sampai akhir adalah guru teman sejawat. Observer
mengisi lembar pengamatan guru yang telah disediakan. Lembar implementasi
tindakan dengan subtema Keindahan Danau Toba dengan menggunakan
pendekatan discovery yang terdri dari 28 butir untuk mengamati aktivitas
pembelajaran yang sedang berlangsung dari awal hingga akhir.
3. Refleksi
Refleksi terhadap semua kegiatan dalam proses pembelajaran dilakukan
bersama guru kelas dan observer untuk mengevaluasi pelaksanaan pembelajaran
tematik dengan tema Hutan Kalimantan melalui pendekatan pembelajaran
discovery dalam meningkatkan hasil belajar. Hasil diskusi menunjukan bahwa
potensi penggunaan pendekatan discovery adalah sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan menggunakan pendekatan discovery dapat
menarik perhatian siswa yang nampak dari keaktifan siswa dalam
melakukan aktivitas-aktivitas pembelajaran seperti merumuskan
masalah, membuat jawaban sementara, mengumpulkan data, mengolah
data, menggeneralisasikan hasil temuan dan melakukan presentasi.
2. Kegiatan pembelajaran tampak lebih hidup karena guru tidak
mendominasi pembelajaran secara keseluruhan.
3. Terjadi peningkatan ketrampilan guru dalam menerapkan pendekatan
pembelajaran discovery dalam kegiatan pembelajaran.
4. Siswa sudah terlibat secara aktif dalam proses pembelajaran hal
tersebut terlihat dari kerjasama siswa dalam berdiskusi.
5. Siswa sudah melakukan kegiatan diskusi kelompok dengan baik
karena guru sudah memberikan bimbingan secara menyeluruh untuk
kelompok yang mengalami kesulitan dalam diskusi.
Hasil belajar tema Keindahan Danau Toba pada siklus 3 secara rinci
disajikan melalui tabel 4.5 dibawah ini.
75
Tabel 4.5
Distribusi Hasil Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3
Skor Frekuensi Persentase
81-90 1 6,67
91-100 14 93,33
Jumlah 15 100
Sumber data primer
Tabel 4.5 tentang distribusi hasil belajar tematik Keindahan Danau Toba
nampak bahwa skor terendah terletak pada interval 81-90 yang diperoleh
sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) dan skor tertinggi terletak pada interval 91-100
yang diperoleh sebanyak 14 dari 1 siswa (93,33%) dengan rata-rata 90,17. Untuk
lebih jelasnya distribusi hasil belajar disajikan dengan gambar 4.8 berikut ini.
Sumber data primer
Gambar 4.8
Histogram Distribusi Hasil Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3
Gambar 4.8 tentang distribusi hasil belajar menunjukan bahwa batang
terendah diperoleh sebanyak 1 dari 15 siswa (6,67%) pada interval 81-90
sedangkan batang yang tertinggi jumlahnya diperoleh sejumlah 14 dari 15 siswa
(93,33%) memperoleh skor interval 91-100. Hasil belajar juga dapat diketahui
melalui besarnya ketuntasan belajar. untuk menentukan ketuntasan belajar
ditentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar > 90. Secara rinci
ketuntasan belajar tematik KeindahanDanau Toba kelas IV SDN Kutowinangun
09 Salatiga disajikan melalui tabel 4.6 berikut ini.
0
5
10
15
81-90 91-100
76
Tabel 4.6
Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Danau Toba Siklus 3
Skor Kriteria Frekuensi Persen(%)
>90 Tuntas 14 93,33
<90 Tidak tuntas 1 6,67
Jumlah 15 100
Sumber data premier
Tabel 4.6 tentang distribusi ketuntasan belajar tematik Keindahan Danau
Toba diatas, nampak bahwa pada siklus 3 siswa yang tuntas belajar atau
mencapai KKM > 90 terdapat sebanyak 14 dari 15 siswa (93,33%) dan siswa yang
belum tuntas 1 dari 15 siswa (6,67%). Distribusi ketuntasan dapat disajikan
melalui gambar 4.9 berikut ini.
Sumber data primer
Gambar 4.9
Diagram Lingkaran Distribusi Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan
Danau Toba Siklus 3
Gambar 4.9 diagram lingkaran tentang distribusi ketuntasan belajar
tematik Keindahan Danau Toba diatas menunjukan bahwa ketuntasan mencapai
93,33% ditunjukan oleh gambar warna biru dan ketidaktuntasan 6,67%
ditunjukan oleh gambar warna merah pada gambar diagram lingkaran.
93,33%
6,67%
Tuntas
Tidak Tuntas
77
4.2. Pembahasan Hasil Penelitian
Pada Kondisi prasiklus hasil belajar siswa kelas IV SDN 09
Kutowinangun Salatiga pada semester 1 menunjukkan ketidaktuntasan belajar
mencapai 100% atau tidak ada seorangpun dari 15 siswa yang memenuhi kriteria
ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 90 terutama dalam pembelajaran tematik hal
ini nampak pada perolehan skor terendah 32 dan skor tertinggi 39 dengan rata-
rata 35,21. Angka ini sangat jauh dari KKM yang ditetapkan sebesar > 90. Hal ini
sangat dimungkinkan karena penilaian hasil belajar pada prasiklus hanya
mendasarkan pada hasil tes saja. Padahal menurut Gagne & Briggs (dalam
Suprihatiningrum jamil, 2013:37) hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan
yang dimiliki siswa sebagai akibat perbuatan belajar dan dapat diamati melalui
penampilan siswa (learner’s performance) sedangkan menurut Nawawi (dalam
Susanto, Ahmad, 2013:5) yaitu hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat
keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah yang
dinyatakan dalam skor. Jadi berdasarkan kedua pendapat tersebut dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar adalah besarnya skor yang diperoleh dari
pengukuran aspek kognitif (intelektual), aspek afektif (sikap) dan psikomotor
(ketrampilan). Hal ini dikuatkan oleh Taksonomi Bloom yang menyatakan bahwa
tujuan pembelajaran menyangkut 3 domain yaitu kognitif (intelektual), afektif
(sikap) dan psikomotor (ketrampilan). Penilaian kognitif dapat dilakukan dengan
tes yang berupa tes formatif sedangkan penilaian afektif (sikap) yang ditunjukan
melalui keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, keberanian berbicara
dalam presentasi dan menyampaikan pendapat, penilaian psikomotor yang diukur
melalui ketrampilan dalam mencatat atau merangkum materi pembelajaran belum
dilakukan oleh guru. Namun kenyataan yang terjadi pada pra siklus guru belum
menggunakan pengukuran dari segi afektif dan psikomotor sehingga pengukuran
yang dilakukan hanya dari segi kognitif saja.
Asesmen pada semua siklus dilakukan dengan tes dan unjuk kerja yang
dianalisis dengan statistik sederhana melalui penjumlahan dan presentase. Siswa
dianggap tuntas apabila siswa dapat mencapai KKM > 90 dan sebaliknya siswa
dianggap tidak tuntas apabila hasil belajar < 90.
78
Berdasarkan hasil penelitian, kegiatan pembelajaran di kelas IV Sekolah
Dasar Negeri 09 Kutowinangun Salatiga terlihat bahwa ada peningkatan hasil
belajar siswa setelah diadakan pembelajaran dengan menggunakana pendekatan
discovery, dengan skor rata-rata 35,21 sebelum diadakan penelitian dan setelah
diadakan penelitian pada siklus 1 skor rata-rata menjadi 79,8 dengan skor tertinggi
95 dan skor terendah 57,5. Berarti pembelajaran telah berhasil baik dengan
indikator keberhasilannya > 90 dengan tingkat keberhasilan 33,33% dari jumlah
seluruh siswa sebanyak 15 siswa, dan pada awal siklus I ini hasil belajar siswa
sudah mengalami peningkatan walaupun masih ada beberapa siswa yang belum
tuntas sebanyak 66,67%. Karena ketuntasan yang diharapakan belun mencapai
target keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 90% dari seluruh siswa
sehingga perlu diadakan tindakan pada siklus 2.
Perolehan hasil belajar pada siklus 1 ini belum tercapai secara optimal,
beberapa kekurangan dalam penelitian tindakan siklus 1 ini antara lain belum
menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakanan langkah-langkah
pendekatan discovery, sehingga siswa kurang paham kegiatan-kegiatan apa saja
yang akan dilakukan dalam pembelajaran yang menyebabkan siswa merasa
bingung dan cenderung ramai sendiri, selain itu alokasi waktu melebihi rancangan
pelaksanaan pembelajaran. Pada penyampaian refleksi pembelajaran belum
dilakukan secara maksimal dan belum ada tindak lanjut pembelajaran. Untuk itu
perlu adanya solusi untuk mengatasi kekurangan tersebut agar siswa dapat secara
optimal melakukan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan
discovery sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Peningkatan hasil belajar siswa pada siklus 1 menunjukan adanya
peningkatan yang cukup baik. Namun demikian ketuntasan hasil belajar siswa
masih belum mencapai keberhasilan yang diharapkan yaitu sebesar 90% karena
itu pada siklus 2 penelitian ini di fokuskan pada kekurangan-kekurangan di siklus
1.
Selama proses pembelajaran pada siklus 2 siswa nampak lebih aktif dalam
melakukan aktivitas pembelajaran hal ini disebabkan penyampaian tujuan
pembelajaran dengan menggunakan langkah-langkah pendekatan discovery sudah
79
dilakukan dengan jelas sehingga siswa mengetahui kegiatan apa saja yang akan
dilakukan dalam pembelajara selain itu penyampaian refleksi pembelajaran dan
tindak lanjut sudah dilakukan dengan sangat baik namun pengelolaan waktu
masih perlu ditingkatkan lagi. Pada siklus 2 ketuntasan belajar meningkat
menjadi 80% dan skor rata-rata 90,17 dengan perolehan skor tertinggi 100 dan
skor terendah 65. Walaupun presentase ketuntasan belajar sudah cukup besar pada
siklus 2 tetapi belum memenuhi ketuntasan yang ingin di capai yaitu sebesar 90%
dari seluruh siswa sehingga perlu diadakan tindakan siklus 3.
Pada siklus 2 peningkatan hasil belajar siswa sudah sangat bagus. Namun,
ketuntasan belajar siswa belum tercapai secara maksimal. Dari kegiatan refleksi
yang dilakukan pada siklus 2 teridentifikasi bahwa pengelolaan waktu masih
belum dilakukan secara maksimal sehingga masih ada beberapa kegiatan yang
dilakukan secara terburu-buru. Selebihnya semua kegiatan telah dilakukan dengan
baik guru.
Pada siklus 3 ini penelitian perbaikan hasil belajar siswa difokuskan pada
kekurangan di siklus 2. Selama proses pembelajaran di siklus 3 ini siswa sudah
berpartisipasi aktif dalam kegiatan pembelajaran, siswa tidak malu-malu lagi
dalam menyampaikan pendapat mereka, dan diskusi kelompok berjalan dengan
sangat baik. Ketuntasan belajar siswa pada siklus 3 meningkat menjadi 93,33%
dengan skor tertinggi 100, skor terendah 85 dan rata-rata 94. Ketidaktuntasan
belajar pada siklus 3 yaitu sebesar 6,67% atau sebanyak 1 siswa disebabkan oleh
beberapa faktor yaitu siswa tersebut adalah siswa yang pasif dan daya tangkapnya
kurang dibandingkan siswa yang lain. Selain itu siswa tersebut tinggal kelas
selama 2 tahun berturut-turut. Presentase ketuntasan belajar pada siklus 3 belum
mencapai 100% namun dapat dikatakan bahwa siswa telah mencapai ketuntasan
belajar karena telah memenuhi indikator kinerja yaitu ketuntasan belajar sebesar
90%. Dengan demikian melalui penggunaan pendekatan discovery dapat
meningkatkan hasil belajar siswa.
80
Peningkatan hasil belajar tema Keindahan Alam Negeriku secara rinci
disajikan melalui tabel 4.7 dibawah ini.
Tabel 4.7
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Alam
Negeriku Pra Siklus, Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3
Sumber data premier
Tabel 4.7 diatas tentang distribusi ketuntasan belajar tematik Keindahan
Alam Negeriku nampak bahwa pada pada pra siklustidak ada seorangpun dari 15
siswa memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu >90. Pada siklus 1
terdapat 5 dari 15 siswa yang tuntas ( 33,33%) sedangkan siswa yang tidak tuntas
ada 10 dari 15 siswa (66,67%). Sedangkan pada siklus 2 siswa yang tuntas
terdapat 12 dari 15 siswa (80%) sedangkan yang tidak tuntas ada 3 dari 15 siswa
(20%). Kemudian pada siklus 3 siswa yang tuntas terdapat 14 dari 15 siswa
(93,33%) sedangkan yang tidak tuntas ada 1 dari 15 siswa (6,67%). Perbandingan
ketuntasan belajar setiap siklus untuk lebih jelasnya disajikan dengan gambar 4.10
berikut ini.
Ketuntasan
Belajar
Pra siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi % Frekuensi %
Tuntas 0 0 5 33,33 12 80 14 93,33
Tidak tuntas 15 100 10 66,67 3 20 1 6,67
Jumlah 15 100 15 100 15 100 15 100
81
Sumber data primer
Gambar 4.10
Perbandingan Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Alam Negeriku Pra
siklus, siklus I, siklus 2 dan siklus 3
Gambar 4.10 diatas tentang perbandingan ketuntasan belajar tematik
Keindahan Alam Negeriku nampak bahwa terjadi peningkatan ketuntasan belajar
secara siginifikan yaitupada pra siklus tidak ada seorangpun dari 15 siswa
memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) yaitu > 90 kemudian meningkat
pada siklus 1 yakni siswa yang tuntas sebanyak 5 dari 15 siswa dan siswa yang
tidak tuntas ada 10 dari 15 siswa. Selanjutnya pada siklus 2 siswa yang tuntas
menjadi sebanyak 12 dari 15 siswa siswa sedangkan yang tidak tuntas sebanyak 3
dari 15 siswa dan pada siklus 3 siswa yang tuntas mencapai 14 dari 15 siswa
sedangkan yang tidak tuntas terdapat 1 dari 15 siswa. Untuk mengetahui
perbandingan skor maksimal, skor minimal dan skor rata-rata dari pra siklus,
siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 secara rinci disajikan pada tabel 4.8 berikut ini.
0
2
4
6
8
10
12
14
16
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Tuntas
Tidak Tuntas
82
Tabel 4.8
Perbandingan Skor Maksimal, Skor Minimal, Skor Rata-Rata Pra Siklus,
Siklus 1, Siklus 2 dan Siklus 3
Perbandingan Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2 Siklus 3
Skor
Maksimal 39 95 100 100
Skor Minimal 32 57,5 65 85
Skor Rata-rata 35,21 79,8 90,17 94
Sumber data primer
Tabel 4.8 tentang perbandingan skor maksimal, skor minimal, skor rata-
rata pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 nampak bahwa skor maksimal pada
pra siklus yaitu sebesar 39 mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 95
kemudian pada siklus 2 dan 3 skor maksimal meningkat mencapai 100. Setiap
kenaikan skor maksimal juga diikuti oleh kenaikan skor minimal hal tersebut
nampak kenaikan skor minimal pada pra siklus yaitu sebesar 32 pada siklus 1
meningkat menjadi 57, 5 dan meningkat lagi pada siklus 2 menjadi 65 kemudian
skor minimal menjadi 85 pada siklus 3. Kenaikan skor maksimal minimal pada
pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan siklus 3 juga ikut meningkatkan perolehan skor
rata-rata.Skor rata-rata dari pra siklus sebesar 35,21 meningkat menjadi 79,8 pada
siklus 1. Kemudian pada siklus 2 rata-rata skor menjadi 90,17 danpada siklus 3
meningkat menjadi 94. Perbandingan ketuntasan hasil belajar, skor maksimal,
skor minimal dan skor rata-rata untuk lebih jelasnya disajikan pada gambar 4.10
berikut ini.
83
Sumber data primer
Gambar 4.11
Distribusi Perbandingan Ketuntasan Belajar Tematik Keindahan Alam
Negeriku, Skor Maksimal, Skor Minimal, Skor rata-rata dari Pra siklus ke
siklus 1 ke siklus 2 dan ke siklus 3
Gambar 4.11 tentang perbandingan ketuntasan belajar diatas nampak
bahwa terjadi peningkatan skor maksimal yakni pada prasiklus skor maksimal
sebesar 39 mengalami peningkatan pada siklus 1 menjadi 95 kemudian pada
siklus 2 dan 3 skor maksimal meningkat mencapai 100. Setiap kenaikan skor
maksimal tersebut juga diikuti oleh kenaikan skor minimalnya dari pra siklus
yaitu sebesar 32 pada siklus 1 meningkat menjadi 57,5kemudian pada siklus 2
meningkat menjadi 65 dan pada siklus 3 skor minimal meningkat menjadi sebesar
85. Kenaikan skor maksimal dan minimal pada pra siklus, siklus 1, siklus 2 dan
siklus 3 juga ikut meningkatkan perolehan skor rata-rata.Skor rata-rata dari pra
siklus yaitu sebesar 35,21 meningkat menjadi 79,8 pada siklus 1 kemudian pada
siklus 2 rata-rata skor sebesar 90,17 dan pada siklus 3 skor minimal mencapai
sebesar 94. Peningkatan skor maksimal, skor minimal dan skor rata-rata pada
setiap siklus ini mempengaruhi ketuntasan belajar siswa sehingga mengalami
peningkatan yang sinifikan yakni pada pra siklus tidak seorangpun dari 15 siswa
yang tuntas meningkat pada siklus 1 33,33% selanjutnya pada siklus 2 meningkat
32
57,565
85
39
95100
100
35,21
79,8
90,1794
0
33,33
80
93,33
0
20
40
60
80
100
120
pra siklus siklus 1 siklus 2 siklus 3
skor minimal
skor masksimal
rata-rata
ketuntasan
84
menjadi 80% dan pada siklus 3 ketuntasan hasil belajar siswa meningkat
mencapai 93,33%.
Dalam penelitian ini hipotesis tindakan terbukti bahwa peningkatan hasil
belajar tema Keindahan Alam Negeriku dapat diupayakan melalui penggunaan
pendekatan pembelajaran discovery siswa kelas IV SDN Kutowinangun 09
Salatiga Tahun 2013/ 2014.