7
METODE PENELITIAN Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study, yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk menggambarkan karakteristik dari contoh. Penelitian ini dilakukan di Pangansari Utama Catering Tambang Senakin. Pengambilan tempat dilakukan secara purposive dengan mempertimbangkan bahwa catering ini sudah menyelenggarakan makanan untuk karyawan. Penelitian dilaksanakan pada bulan April 2011-Mei 2011. Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan contoh yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria antara lain : (1) contoh sehat jasmani, rohani, dan tidak sedang menjalankan diet, (2) contoh makan tiga kali sehari di catering Pangansari Utama Catering Tambang Senakin, dan (3) bersedia dijadikan sebagai contoh. Hasil wawancara dengan pihak manajemen Pangansari Utama Catering Tambang senakin, karyawan yang makan di catering berjumlah 163 orang. Jumlah penelitian yang dijadikan contoh dalam penelitian sebanyak 62 orang. Jumlah ini berdasarkan perhitungan Slovin (Notoatmodjo 2005) sebagai berikut: n = N 1 + N (d 2 ) Dimana: n = Jumlah contoh N = Jumlah populasi d = Tingkat kesalahan yang yang dapat ditolerir (10%) Pekerja adalah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan makanan. Data yang dikumpulkan untuk pekerja adalah karakteristik pekerja dan personal higiene sanitasi. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer meliputi : (1) penyelenggaraan makanan, (2) higiene dan sanitasi (3) karakteristik contoh, (4) berat makanan per porsi yang disajikan, dan (5) daya terima contoh terhadap makanan yang disajikan. Rincian data tersebut dapat dilihat dalam Tabel 2.

BAB IV Metode Penelitian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gsdfgd

Citation preview

  • METODE PENELITIAN

    Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study,

    yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk

    menggambarkan karakteristik dari contoh. Penelitian ini dilakukan di Pangansari

    Utama Catering Tambang Senakin. Pengambilan tempat dilakukan secara

    purposive dengan mempertimbangkan bahwa catering ini sudah

    menyelenggarakan makanan untuk karyawan. Penelitian dilaksanakan pada

    bulan April 2011-Mei 2011.

    Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh

    Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah purposive sampling

    yaitu pengambilan contoh yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria antara

    lain : (1) contoh sehat jasmani, rohani, dan tidak sedang menjalankan diet, (2)

    contoh makan tiga kali sehari di catering Pangansari Utama Catering Tambang

    Senakin, dan (3) bersedia dijadikan sebagai contoh.

    Hasil wawancara dengan pihak manajemen Pangansari Utama Catering

    Tambang senakin, karyawan yang makan di catering berjumlah 163 orang.

    Jumlah penelitian yang dijadikan contoh dalam penelitian sebanyak 62 orang.

    Jumlah ini berdasarkan perhitungan Slovin (Notoatmodjo 2005) sebagai berikut:

    n = N

    1 + N (d2)

    Dimana: n = Jumlah contoh

    N = Jumlah populasi

    d = Tingkat kesalahan yang yang dapat ditolerir (10%)

    Pekerja adalah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan

    makanan. Data yang dikumpulkan untuk pekerja adalah karakteristik pekerja dan

    personal higiene sanitasi.

    Jenis dan Cara Pengumpulan Data

    Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer

    meliputi : (1) penyelenggaraan makanan, (2) higiene dan sanitasi (3) karakteristik

    contoh, (4) berat makanan per porsi yang disajikan, dan (5) daya terima contoh

    terhadap makanan yang disajikan. Rincian data tersebut dapat dilihat dalam

    Tabel 2.

  • 22

    Data mengenai penyelenggaraan makanan (input dan proses) akan

    diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara kepada

    pengelola dan penjamah makanan.

    Data ketersediaan makanan diperoleh dengan cara menimbang makanan

    yang disajikan. Data konsumsi contoh diperoleh dengan cara menimbang

    makanan dan recall jika contoh mengkonsumsi makanan dari luar. Satu porsi

    makanan ditimbang menggunakan timbangan digital untuk mengetahui jumlah

    dan kontribusi makanan yang disediakan untuk contoh, yaitu sebelum dan

    sesudah contoh mengkonsumsi makanan. Penimbangan makanan dilakukan

    setiap kali makan (3 kali sehari) selama tujuh hari berturut-turut. Pengulangan

    hari dilakukan untuk meningkatkan validitas hasil penimbangan makanan.

    Menurut Widajanti (2009), Metode penimbangan pangan biasa digunakan

    sebagai baku referensi (Gold Standard) dalam survei konsumsi gizi karena

    presisi yang sangat tinggi dalam menentukan berat makanan dan minuman yang

    dikonsumsi sehingga ketika dikonversi ke zat gizi juga menghasilkan keakuratan

    zat gizi yang tinggi.

    Data daya terima terhadap makanan yang disediakan akan diperoleh

    dengan memberikan kuesioner daya terima kepada contoh yang mengkonsumsi

    makanan yang disediakan, sedangkan data sekunder didapat dari berbagai

    literatur dan tinjauan pustaka yang mendukung.

    Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data

    No Variabel Data yang dikumpulkan Cara pengumpulan

    1 Input Penyelenggaraan Makanan

    - Pekerja penyelenggaraan makanan

    - Dana - Sarana fisik dan peralatan

    Wawancara dan pengamatan langsung

    2 Proses Penyelenggaraan Makanan

    - Perencanaan menu - Pelaksanaan (pembelian,

    penerimaan, penyimpanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan, pendistribusian, penyajian)

    - Pencatatan dan pelaporan

    Wawancara dan pengamatan langsung

    3 Higiene dan Sanitasi

    - Variabel higiene dan sanitasi - Personal higiene dan

    sanitasi

    - Wawancara dan pengamatan langsung

    - Pengumpulan data dengan cara kuesioner

    5 Output Penyelenggaraan Makanan

    - Ketersediaan energi dan protein

    - Konsumsi energi dan protein - Daya terima makanan

    - Penimbangan dan pengamatan

    - Pengisian kuesioner

    6 Karakteristik Contoh

    - Nama, umur, jenis kelamin - Berat badan, tinggi badan - Aktivitas Fisik

    - Pengisian kuesioner - Wawancara - Pengukuran langsung

  • 23

    Pengolahan dan Analisis Data

    Data primer yang telah didapatkan kemudian dianalisis secara statistik.

    Tahapan pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data

    (entry), pengecekan ulang (cleaning), dan selanjutnya dilakukan analisis.

    Tahapan pengkodean (coding) dilakukan dengan cara menyusun code-book

    sebagai panduan entri dan pengolahan data. Setelah dilakukan pengkodean

    (coding) kemudian data dimasukan ke dalam tabel yang telah ada (entry).

    Setelah itu, dilakukan pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan tidak ada

    kesalahan dalam memasukkan data. Untuk tahapan analisis data diolah dengan

    menggunakan program computer Microsoft Excell 2007 dan Statistical Program

    for Social Sciences (SPSS) versi 16.0.

    Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia.

    Penyelenggaraan makanan dianalisis secara deskriptif, sedangkan penilaian

    higiene dan sanitasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan

    dengan persyaratan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor

    715/Menkes/SK/V/2003.

    Ketersediaan energi dan protein dari menu makanan yang disediakan

    dihitung dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).

    Menurut Hardinsyah & Briawan (1994), seringkali dalam penilaian konsumsi

    pangan dijumpai makanan dalam keadaan olahan atau masak. Jika terdapat

    jenis makanan yang tidak ditemukan dalam DKBM, maka dapat digunakan DMM

    (Daftar Konversi Mentah Masak) yaitu daftar yang memuat perbandingan berat

    bahan pangan dalam bentuk mentah dengan bentuk yang sudah diolah atau

    dimasak. Untuk menaksir berat mentah dari bahan makanan olahan (masak)

    adalah dengan menggunakan rumus berikut :

    Keterangan :

    Fj = Faktor konversi mentah masak makanan j

    BMj = Berat bahan makanan j dalam bentuk mentah

    Boj = Berat bahan makanan j dalam bentuk masak (olahan)

    Untuk menghitung ketersediaan energi dan zat gizi dari menu makanan

    dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai

    berikut :

    KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)

    Fj = (BMj)/(BOj)

    BMj = Fj x BOj

  • 24

    Keterangan :

    Kgij = Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j

    Bj = Berat makanan j yang dikonsumsi

    Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j

    BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan

    Data karakteristik contoh terdiri atas nama, jenis kelamin, umur, berat

    badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas. Berat badan, jenis pekerjaan, dan

    aktivitas fisik akan digunakan untuk menghitung jumlah kecukupan energi per

    harinya. Data angka kecukupan energi contoh dihitung dengan cara mengalikan

    berat badan aktual dengan kecukupan energi berdasarkan aktivitas dibagi

    dengan berat badan ideal. Angka kecukupan energi dihitung dengan rumus :

    Keterangan :

    KE = Kecukupan Energi (Kalori)

    BB ideal = Berat Badan Ideal (kg)

    BB aktual = Berat badan aktual (kg)

    Kecukupan energi berdasarkan aktivitas :

    Tabel 3 Kecukupan gizi per hari bagi pekerja menurut umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik

    Jenis kelamin/umur/BB Aktivitas (energi)

    Ringan (kkal) Sedang (kkal) Berat (kkal)

    Laki-laki/19-29 tahun/BB 56 kg 2400 2550 2800 Laki-laki/30-49 tahun/BB 62 kg 2200 2350 2600 Laki-laki/50-56 tahun/BB 62 kg 2150 2300 2550 Perempuan/19-29 tahun/BB 52 kg 1800 1900 2150 Perempuan/30-49 tahun/BB 55 kg 1700 1800 2050 Perempuan/50-64 tahun/BB 55 kg 1650 1750 2000

    Sumber: AKG 2004

    Aktivitas fisik dikelompokkan dengan kategori ringan, sedang, dan berat.

    Pengelompokan aktivitas atau beban kerja mengacu pada Depkes (2009).

    Contoh jenis aktivitas berdasarkan pengelompokkan beban kerja selama 8 jam

    dapat diuraikan sebagai berikut:

    1. Beban kerja ringan: aktivitas kantor tanpa olahraga, aktivitas fisik yang tidak

    menguras tenaga, duduk memotong kedua ujung batang rokok (pada

    perempuan), berdiri didepan mesin memasukkan seng ke dalam mesin

    pembuat tutup kaleng (pada laki-laki).

    KE = BB aktual x kecukupan energi berdasarkan aktivitas

    BB ideal

  • 25

    2. Beban kerja sedang: bekerja dimana harus naik turun tangga, olahraga

    ringan, pekerjaan rumah tangga, berdiri mengisikan bantang korek api ke

    dalam kotak (pada perempuan), mengambil kotak berisi pentuk korek api

    dan berjalan memindahkannya ke tempat sekitar mesin (pada laki-laki).

    3. Beban kerja berat: pekerjaan lapang, pekerjaan kuli bangunan, driller,

    memecahkan batu (pada perempuan), berdiri mengangkat balok kayu dan

    memasukkannya ke dalam mesin (pada laki-laki) (Depkes 2009).

    Kecukupan protein diperoleh berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (2004)

    yaitu 60 gram untuk laki-laki dan 50 gram untuk perempuan. Tingkat konsumsi

    energi dan protein dihitung dengan cara membandingkan konsumsi energi dan

    protein dengan angka kebutuhan energi dan protein contoh dalam sehari. Hasil

    data tingkat kecukupan dirata-ratakan selama tujuh hari dan dianalisis secara

    deskriptif.

    Analisis inferensia terdiri dari uji korelasi Pearson dan uji Spearman. Uji

    korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara konsumsi konsumen

    dengan kecukupan konsumen. Uji Spearman digunakan untuk melihat hubungan

    antara aktivitas fisik dengan tingkat kecukupan energi.

  • 26

    Definisi Operasional

    Aktivitas fisik adalah seluruh aktivitas karyawan yang dilakukan di perusahaan

    di tambah dengan aktivitas karyawan di luar perusahaan pada hari kerja.

    Contoh adalah karyawan PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin yang

    bersedia dijadikan sebagai contoh, makan tiga kali sehari di catering

    Pangansari Utama Catering Tambang Senakin, sehat jasmani, rohani,

    dan tidak sedang menjalankan diet.

    Daya terima contoh adalah reaksi atau tanggapan karyawan terhadap

    rangsangan yang timbul dari makanan melalui indra penglihatan,

    penciuman, dan perasa (warna, tekstur, bentuk, porsi, penyajian

    makanan, aroma, keempukan, kerenyahan, tingkat kematangan, serta

    suhu makanan).

    Ketersediaan zat gizi adalah jumlah dan jenis zat gizi (energi dan protein) yang

    disediakan oleh Pangansari Utama Tambang Senakin untuk setiap

    karyawan.

    Konsumsi zat gizi adalah jumlah dan jenis zat gizi (energi dan protein) yang

    dikonsumsi oleh karyawan.

    Menu adalah susunan hidangan makanan yang diberikan untuk karyawan.

    Pekerja adalah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan makanan.

    Pembelian bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan melalui

    prosedur dan peraturan yang berlaku.

    Pendistribusian makanan adalah suatu kegiatan membagikan makanan masak

    kepada karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    Penerimaan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan memeriksa,

    meneliti, mencatat, memutuskan, dan melaporkan bahan makanan yang

    sudah dipesan sebelumnya.

    Pengolahan bahan makanan adalah proses mengerjakan mulai dari bahan

    makanan mentah sampai mematangkan dan menjadikan hidangan yang

    lezat.

    Penyelenggaran makanan adalah serangkaian kegiatan yang saling berkaitan

    dalam rangka pelaksanaan penyediaan makanan bagi karyawan

    Tambang Senakin yang meliputi input, proses, dan output

    penyelenggaraan makanan.

    Penyimpanan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan yang menyangkut

    pemasukan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan.

  • 27

    Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses untuk

    menetapkan jumlah, macam dan kualitas bahan makanan yang

    dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka melaksanakan

    kegiatan penyediaan makanan.

    Perencanaan menu adalah adalah serangkaian kegiatan menyusun berbagai

    hidangan dengan variasi dan komposisi yang serasi dan seimbang bagi

    karyawan Tambang Senakin.

    Sarana dan prasarana adalah faktor pendukung penyelenggaran makanan yang

    meliputi sarana fisik dan peralatan serta sanitasi dan higiene.

    Tingkat kecukupan energi dan protein adalah perbandingan antara jumlah

    energi dan protein yang dikonsumsi karyawan selama sehari dengan

    kecukupannya selama sehari.