Upload
brian-hammond
View
216
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gsdfgd
Citation preview
METODE PENELITIAN
Desain, Tempat, dan Waktu Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian dengan desain cross sectional study,
yaitu data dikumpulkan pada satu waktu yang tidak berkelanjutan untuk
menggambarkan karakteristik dari contoh. Penelitian ini dilakukan di Pangansari
Utama Catering Tambang Senakin. Pengambilan tempat dilakukan secara
purposive dengan mempertimbangkan bahwa catering ini sudah
menyelenggarakan makanan untuk karyawan. Penelitian dilaksanakan pada
bulan April 2011-Mei 2011.
Jumlah dan Cara Pengambilan Contoh
Teknik pengambilan contoh yang digunakan adalah purposive sampling
yaitu pengambilan contoh yang dilakukan secara sengaja dengan kriteria antara
lain : (1) contoh sehat jasmani, rohani, dan tidak sedang menjalankan diet, (2)
contoh makan tiga kali sehari di catering Pangansari Utama Catering Tambang
Senakin, dan (3) bersedia dijadikan sebagai contoh.
Hasil wawancara dengan pihak manajemen Pangansari Utama Catering
Tambang senakin, karyawan yang makan di catering berjumlah 163 orang.
Jumlah penelitian yang dijadikan contoh dalam penelitian sebanyak 62 orang.
Jumlah ini berdasarkan perhitungan Slovin (Notoatmodjo 2005) sebagai berikut:
n = N
1 + N (d2)
Dimana: n = Jumlah contoh
N = Jumlah populasi
d = Tingkat kesalahan yang yang dapat ditolerir (10%)
Pekerja adalah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan
makanan. Data yang dikumpulkan untuk pekerja adalah karakteristik pekerja dan
personal higiene sanitasi.
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan sekunder. Data primer
meliputi : (1) penyelenggaraan makanan, (2) higiene dan sanitasi (3) karakteristik
contoh, (4) berat makanan per porsi yang disajikan, dan (5) daya terima contoh
terhadap makanan yang disajikan. Rincian data tersebut dapat dilihat dalam
Tabel 2.
22
Data mengenai penyelenggaraan makanan (input dan proses) akan
diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara kepada
pengelola dan penjamah makanan.
Data ketersediaan makanan diperoleh dengan cara menimbang makanan
yang disajikan. Data konsumsi contoh diperoleh dengan cara menimbang
makanan dan recall jika contoh mengkonsumsi makanan dari luar. Satu porsi
makanan ditimbang menggunakan timbangan digital untuk mengetahui jumlah
dan kontribusi makanan yang disediakan untuk contoh, yaitu sebelum dan
sesudah contoh mengkonsumsi makanan. Penimbangan makanan dilakukan
setiap kali makan (3 kali sehari) selama tujuh hari berturut-turut. Pengulangan
hari dilakukan untuk meningkatkan validitas hasil penimbangan makanan.
Menurut Widajanti (2009), Metode penimbangan pangan biasa digunakan
sebagai baku referensi (Gold Standard) dalam survei konsumsi gizi karena
presisi yang sangat tinggi dalam menentukan berat makanan dan minuman yang
dikonsumsi sehingga ketika dikonversi ke zat gizi juga menghasilkan keakuratan
zat gizi yang tinggi.
Data daya terima terhadap makanan yang disediakan akan diperoleh
dengan memberikan kuesioner daya terima kepada contoh yang mengkonsumsi
makanan yang disediakan, sedangkan data sekunder didapat dari berbagai
literatur dan tinjauan pustaka yang mendukung.
Tabel 2 Jenis dan cara pengumpulan data
No Variabel Data yang dikumpulkan Cara pengumpulan
1 Input Penyelenggaraan Makanan
- Pekerja penyelenggaraan makanan
- Dana - Sarana fisik dan peralatan
Wawancara dan pengamatan langsung
2 Proses Penyelenggaraan Makanan
- Perencanaan menu - Pelaksanaan (pembelian,
penerimaan, penyimpanan, persiapan dan pemasakan bahan makanan, pendistribusian, penyajian)
- Pencatatan dan pelaporan
Wawancara dan pengamatan langsung
3 Higiene dan Sanitasi
- Variabel higiene dan sanitasi - Personal higiene dan
sanitasi
- Wawancara dan pengamatan langsung
- Pengumpulan data dengan cara kuesioner
5 Output Penyelenggaraan Makanan
- Ketersediaan energi dan protein
- Konsumsi energi dan protein - Daya terima makanan
- Penimbangan dan pengamatan
- Pengisian kuesioner
6 Karakteristik Contoh
- Nama, umur, jenis kelamin - Berat badan, tinggi badan - Aktivitas Fisik
- Pengisian kuesioner - Wawancara - Pengukuran langsung
23
Pengolahan dan Analisis Data
Data primer yang telah didapatkan kemudian dianalisis secara statistik.
Tahapan pengolahan data dimulai dari pengkodean (coding), pemasukan data
(entry), pengecekan ulang (cleaning), dan selanjutnya dilakukan analisis.
Tahapan pengkodean (coding) dilakukan dengan cara menyusun code-book
sebagai panduan entri dan pengolahan data. Setelah dilakukan pengkodean
(coding) kemudian data dimasukan ke dalam tabel yang telah ada (entry).
Setelah itu, dilakukan pengecekan ulang (cleaning) untuk memastikan tidak ada
kesalahan dalam memasukkan data. Untuk tahapan analisis data diolah dengan
menggunakan program computer Microsoft Excell 2007 dan Statistical Program
for Social Sciences (SPSS) versi 16.0.
Analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan inferensia.
Penyelenggaraan makanan dianalisis secara deskriptif, sedangkan penilaian
higiene dan sanitasi dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengamatan
dengan persyaratan dalam Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor
715/Menkes/SK/V/2003.
Ketersediaan energi dan protein dari menu makanan yang disediakan
dihitung dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan (DKBM).
Menurut Hardinsyah & Briawan (1994), seringkali dalam penilaian konsumsi
pangan dijumpai makanan dalam keadaan olahan atau masak. Jika terdapat
jenis makanan yang tidak ditemukan dalam DKBM, maka dapat digunakan DMM
(Daftar Konversi Mentah Masak) yaitu daftar yang memuat perbandingan berat
bahan pangan dalam bentuk mentah dengan bentuk yang sudah diolah atau
dimasak. Untuk menaksir berat mentah dari bahan makanan olahan (masak)
adalah dengan menggunakan rumus berikut :
Keterangan :
Fj = Faktor konversi mentah masak makanan j
BMj = Berat bahan makanan j dalam bentuk mentah
Boj = Berat bahan makanan j dalam bentuk masak (olahan)
Untuk menghitung ketersediaan energi dan zat gizi dari menu makanan
dihitung dengan menggunakan rumus (Hardinsyah & Briawan 1994) sebagai
berikut :
KGij = (Bj/100) x Gij x (BDDj/100)
Fj = (BMj)/(BOj)
BMj = Fj x BOj
24
Keterangan :
Kgij = Kandungan zat gizi i dalam bahan makanan j
Bj = Berat makanan j yang dikonsumsi
Gij = Kandungan zat gizi dalam 100 gram BDD bahan makanan j
BDDj = Bagian bahan makanan j yang dapat dimakan
Data karakteristik contoh terdiri atas nama, jenis kelamin, umur, berat
badan, tinggi badan, dan tingkat aktivitas. Berat badan, jenis pekerjaan, dan
aktivitas fisik akan digunakan untuk menghitung jumlah kecukupan energi per
harinya. Data angka kecukupan energi contoh dihitung dengan cara mengalikan
berat badan aktual dengan kecukupan energi berdasarkan aktivitas dibagi
dengan berat badan ideal. Angka kecukupan energi dihitung dengan rumus :
Keterangan :
KE = Kecukupan Energi (Kalori)
BB ideal = Berat Badan Ideal (kg)
BB aktual = Berat badan aktual (kg)
Kecukupan energi berdasarkan aktivitas :
Tabel 3 Kecukupan gizi per hari bagi pekerja menurut umur, jenis kelamin, dan aktivitas fisik
Jenis kelamin/umur/BB Aktivitas (energi)
Ringan (kkal) Sedang (kkal) Berat (kkal)
Laki-laki/19-29 tahun/BB 56 kg 2400 2550 2800 Laki-laki/30-49 tahun/BB 62 kg 2200 2350 2600 Laki-laki/50-56 tahun/BB 62 kg 2150 2300 2550 Perempuan/19-29 tahun/BB 52 kg 1800 1900 2150 Perempuan/30-49 tahun/BB 55 kg 1700 1800 2050 Perempuan/50-64 tahun/BB 55 kg 1650 1750 2000
Sumber: AKG 2004
Aktivitas fisik dikelompokkan dengan kategori ringan, sedang, dan berat.
Pengelompokan aktivitas atau beban kerja mengacu pada Depkes (2009).
Contoh jenis aktivitas berdasarkan pengelompokkan beban kerja selama 8 jam
dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Beban kerja ringan: aktivitas kantor tanpa olahraga, aktivitas fisik yang tidak
menguras tenaga, duduk memotong kedua ujung batang rokok (pada
perempuan), berdiri didepan mesin memasukkan seng ke dalam mesin
pembuat tutup kaleng (pada laki-laki).
KE = BB aktual x kecukupan energi berdasarkan aktivitas
BB ideal
25
2. Beban kerja sedang: bekerja dimana harus naik turun tangga, olahraga
ringan, pekerjaan rumah tangga, berdiri mengisikan bantang korek api ke
dalam kotak (pada perempuan), mengambil kotak berisi pentuk korek api
dan berjalan memindahkannya ke tempat sekitar mesin (pada laki-laki).
3. Beban kerja berat: pekerjaan lapang, pekerjaan kuli bangunan, driller,
memecahkan batu (pada perempuan), berdiri mengangkat balok kayu dan
memasukkannya ke dalam mesin (pada laki-laki) (Depkes 2009).
Kecukupan protein diperoleh berdasarkan Angka Kecukupan Gizi (2004)
yaitu 60 gram untuk laki-laki dan 50 gram untuk perempuan. Tingkat konsumsi
energi dan protein dihitung dengan cara membandingkan konsumsi energi dan
protein dengan angka kebutuhan energi dan protein contoh dalam sehari. Hasil
data tingkat kecukupan dirata-ratakan selama tujuh hari dan dianalisis secara
deskriptif.
Analisis inferensia terdiri dari uji korelasi Pearson dan uji Spearman. Uji
korelasi Pearson digunakan untuk melihat hubungan antara konsumsi konsumen
dengan kecukupan konsumen. Uji Spearman digunakan untuk melihat hubungan
antara aktivitas fisik dengan tingkat kecukupan energi.
26
Definisi Operasional
Aktivitas fisik adalah seluruh aktivitas karyawan yang dilakukan di perusahaan
di tambah dengan aktivitas karyawan di luar perusahaan pada hari kerja.
Contoh adalah karyawan PT Arutmin Indonesia Tambang Senakin yang
bersedia dijadikan sebagai contoh, makan tiga kali sehari di catering
Pangansari Utama Catering Tambang Senakin, sehat jasmani, rohani,
dan tidak sedang menjalankan diet.
Daya terima contoh adalah reaksi atau tanggapan karyawan terhadap
rangsangan yang timbul dari makanan melalui indra penglihatan,
penciuman, dan perasa (warna, tekstur, bentuk, porsi, penyajian
makanan, aroma, keempukan, kerenyahan, tingkat kematangan, serta
suhu makanan).
Ketersediaan zat gizi adalah jumlah dan jenis zat gizi (energi dan protein) yang
disediakan oleh Pangansari Utama Tambang Senakin untuk setiap
karyawan.
Konsumsi zat gizi adalah jumlah dan jenis zat gizi (energi dan protein) yang
dikonsumsi oleh karyawan.
Menu adalah susunan hidangan makanan yang diberikan untuk karyawan.
Pekerja adalah tenaga kerja yang terlibat dalam penyelenggaraan makanan.
Pembelian bahan makanan adalah proses penyediaan bahan makanan melalui
prosedur dan peraturan yang berlaku.
Pendistribusian makanan adalah suatu kegiatan membagikan makanan masak
kepada karyawan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Penerimaan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan memeriksa,
meneliti, mencatat, memutuskan, dan melaporkan bahan makanan yang
sudah dipesan sebelumnya.
Pengolahan bahan makanan adalah proses mengerjakan mulai dari bahan
makanan mentah sampai mematangkan dan menjadikan hidangan yang
lezat.
Penyelenggaran makanan adalah serangkaian kegiatan yang saling berkaitan
dalam rangka pelaksanaan penyediaan makanan bagi karyawan
Tambang Senakin yang meliputi input, proses, dan output
penyelenggaraan makanan.
Penyimpanan bahan makanan adalah suatu proses kegiatan yang menyangkut
pemasukan, penyimpanan, dan penyaluran bahan makanan.
27
Perencanaan kebutuhan bahan makanan adalah suatu proses untuk
menetapkan jumlah, macam dan kualitas bahan makanan yang
dibutuhkan dalam kurun waktu tertentu dalam rangka melaksanakan
kegiatan penyediaan makanan.
Perencanaan menu adalah adalah serangkaian kegiatan menyusun berbagai
hidangan dengan variasi dan komposisi yang serasi dan seimbang bagi
karyawan Tambang Senakin.
Sarana dan prasarana adalah faktor pendukung penyelenggaran makanan yang
meliputi sarana fisik dan peralatan serta sanitasi dan higiene.
Tingkat kecukupan energi dan protein adalah perbandingan antara jumlah
energi dan protein yang dikonsumsi karyawan selama sehari dengan
kecukupannya selama sehari.