35
33 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kampuz Jalanan Kampuz Jalanan merupakan suatu kelompok sosial yang berantusias terhadap pendidikan. Antusias terhadap pendidikan ini di wujudkan dalam berbagai bentuk kegiatan baik itu support kepada pendidikan formal ataupun belajar bersama dalam Kampuz Jalanan. Merujuk mengenai bagaiamana kampus jalanan sendiri, kampus jalanan berdiri awal tahun 2010. Berdirinya Kampus Jalanan berasal dari sebuah klub motor di jogja bernama “The Topaners” yang mereka memang bisa disebut fans dari cerita Ali Topan Anak Jalanan.Klub motor The Topaners saat itu mengadakan touring pulau Jawa.Ketika mereka tiba dijakarta, bertemu seorang penulis novel Ali Topan yaitu bapak Teguh Esha menjadi tujuan mereka. Saat itu mereka menemui beliau di Warung Apresiasi Jakarta, dan ketika itulah mereka dapat sharing panjang lebar mengenai kehidupan bapak Teguh Esha, novel Ali Topan ataupun berbagai wawasan. Dari pembicaraan tersebut seorang anggota klub motor The Topaners bernama Eko Prasetyo sangatlah terinspirasi oleh bapak Teguh Esha. Beberapa obrolan yang bisa diakui dia sebagai wejangan buatnya yaitu mengenai kaum Jalanan serta pendidikan. Dimana wejangan tersebut mengarah pada tujuan membuat anak jalanan agar dapat berdiri dengan kondisinya yang susah untuk bersekolah dan membawa dampak kurangnya wawasan atau ilmu dalam diri mereka yang berimbas bagaimana tingkah laku anak jalanan kurang terarah. Dengan keprihatinan itu bapak Teguh Esa hanya dapat membuat website “Universitas Jalanan.com” dan menulis novel agar menjadi kepedulian bagi

BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Kampuz Jalanan...Jalanan dengan menemukan sekolah yang kurang mampu baik dalam kondisi bangunan, pengajar serta materi berupa buku dan alat-alat peraga sekolah,ketika

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 33

    BAB IV

    PEMBAHASAN

    4.1 Kampuz Jalanan

    Kampuz Jalanan merupakan suatu kelompok sosial yang berantusias terhadap

    pendidikan. Antusias terhadap pendidikan ini di wujudkan dalam berbagai bentuk

    kegiatan baik itu support kepada pendidikan formal ataupun belajar bersama dalam

    Kampuz Jalanan.

    Merujuk mengenai bagaiamana kampus jalanan sendiri, kampus jalanan

    berdiri awal tahun 2010. Berdirinya Kampus Jalanan berasal dari sebuah klub

    motor di jogja bernama “The Topaners” yang mereka memang bisa disebut fans

    dari cerita Ali Topan Anak Jalanan.Klub motor The Topaners saat itu mengadakan

    touring pulau Jawa.Ketika mereka tiba dijakarta, bertemu seorang penulis novel

    Ali Topan yaitu bapak Teguh Esha menjadi tujuan mereka. Saat itu mereka

    menemui beliau di Warung Apresiasi Jakarta, dan ketika itulah mereka dapat

    sharing panjang lebar mengenai kehidupan bapak Teguh Esha, novel Ali Topan

    ataupun berbagai wawasan. Dari pembicaraan tersebut seorang anggota klub motor

    The Topaners bernama Eko Prasetyo sangatlah terinspirasi oleh bapak Teguh Esha.

    Beberapa obrolan yang bisa diakui dia sebagai wejangan buatnya yaitu mengenai

    kaum Jalanan serta pendidikan. Dimana wejangan tersebut mengarah pada tujuan

    membuat anak jalanan agar dapat berdiri dengan kondisinya yang susah untuk

    bersekolah dan membawa dampak kurangnya wawasan atau ilmu dalam diri

    mereka yang berimbas bagaimana tingkah laku anak jalanan kurang terarah.

    Dengan keprihatinan itu bapak Teguh Esa hanya dapat membuat website

    “Universitas Jalanan.com” dan menulis novel agar menjadi kepedulian bagi

  • 34

    masyarakat ataupun pemerintah serta menjadi sebuah pendidikan bagi seluruh

    kalangan.

    Eko Prasetyo mendengar pembicaraan itu tergugah untuk semangat

    mendirikan ruang bagi teman-teman jalanannya agar dapat menimba ilmu. Ruang

    pembelajaran tersebut ia dirikan sepulang dari touring dengan nama “Kampuz

    Jalanan”. “Kampuz Jalanan” ia dirikan dirumahnya yaitu Jl. Bantul Km5, kweni

    RT 6 Panggung harjo Jogjakarta. Berjalannya waktu, Kampus jalanan yang terus

    membawa image pendidikan Tutwuri Handayani serta spirit Universitas

    Jalanan.com, ditahun 2013 mereka membuat semboyan “Yogo Angonggo Yogi”

    yang berarti “cah nom seng nuwani” dalam bahasa jawa atau “anak muda yang

    berpikir dewasa”. Berikut adalah logo dari Kampuz Jalanan.

    Gambar 4.1 Logo Kampuz Jalanan

    Dari hasil wawancara yang di lakukan, logo Kampuz Jalanan mempunyai

    makna sebagai berikut.

    “Dalam logo Kampuz Jalanan terdapat gambar blecong, dalam dunia

    pewayangan blencong ini selalu di taruh di atas kepala seorang dalang yang

    berguna sebagai penerang, begitu pula dalam gambar pada logo Kampuz

    Jalanan tersebut. Gambar buku disitu adalah sumber ilmu pengetahuan yang

    kita dapat dan kita bagikan. (wawancara kepada Eko Prasetyo)”

  • 35

    4.1.1 Struktur Organisasi

    Dalam struktur organisasi Kampuz Jalanan tidak ada struktur formal dimana

    dalam kelompok KAmpuz Jalanan hanya ada satu orang sebgai penanggung jawab

    atau yang sering mereka sebut dengan kepala sekolah yaitu Eko Prsetyo. Dimana

    Eko Prasetyo yang menjabat sebagai kepala sekolah mempunyai tanggung jawab

    mengatur kegiatan Kampuz jalanan dari kegiatan workshop untuk anak-anak,

    anggota dewasa, sedekah ke berbagai sekolah serta mengisi kegiatan dalam

    berbagai event. Dalam berbagai kegiatan itu Eko Prasetyo mengatur dari waktu,

    penerima saran untuk mengisis kegiatan sampai mencarikan pengisi atau orang

    yang mau mengisi kegiatan dalam Kampuz Jalanan.

    Sedangkan untuk anggota kelompok Kampuz Jalanan yang lain mempunyai

    peran dan tanggung jawab sebagai pengisi materi sekaligus pendengar materi

    dalam kegiatan. Dalam Kampus Jalanan memang diwajibkan untuk semua anggota

    untuk bisa memberikan materi karena dalam Kampuz Jalanan guru itu bisa

    dianggap murid dan begitu juga sebaliknya murid bisa dianggap sebagai guru. Jadi,

    semua anggota Kampuz Jalanan berhak dan wajib menjadi pengisi materi.

    Bagan 4.1 Strutur Organisasi Kampuz Jalanan

    Berdasar dari penjelasan diatas yang saya peroleh dari hasil wawancara

    dengan Eko Prasetyo maka, terbentuklah bagan diatas yang menjelaskan fungsi dan

    peran dari setiap anggota kelompok Kampuz Jalanan. Meskipun tidak ada struktur

    Kepala Sekolah

    Guru Guru Guru

  • 36

    organisasi formal akan tetapi penulis melihat adanya keteraturan dan keseragaman

    dari semua pihak yang ada di dalam kelompok Kampuz Jalanan. Hal itu tidak lepas

    karena adanya proses bertukar pikiran dari masing anggota. Dalam proses ini yang

    menarik dan menjadi kunci adanya kesetaraan baik antara kepala sekolah maupun

    guru, kebebasan mengutarakan pendapat dalam membuat perencanaan program

    serta proses komunikasi yang dijalankan adalah komunikasi dua arah sehingga

    pembuatan perencanaan program kegiatan dari kelompok Kampuz Jalanan benar-

    benar terencana dengan baik.

    4.2 Kegiatan Kampuz Jalanan

    kegiatan yang dilakukan dan dijalankan oleh kelompok Kampuz Jalanan

    adalah faham kepedulian kelompok tersebut terhadap lingkungan sosial yang

    kaitannya kearah pendidikan. Hal tersebut dapat penulis lihat dari macam-macam

    kegiatan yang selama ini dilakukan oleh kelompok Kampuz Jalanan. Dalam setiap

    kegiatan yang dilakukan semuanya memiliki nilai materi dimana itu untuk

    pemenuhan pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi yang menarik yang penulis lihat

    adalah ketersediaan kebutuhan dalam menjalankan kegiatan didapatkan kelompok

    Kampuz Jalanan melalui donasi dari pihak luar baik berupa buku, uang, maupun

    ilmu dimana itu diperoleh secara suka rela dari pihak pemberi donasi. Pihak luar

    pemberi donasi ini merupakan orang-orang yang tahu tentang Kampuz Jalanan,

    siapapun itu. Selain donasi oleh orang-orang yang tahu mengenai Kampuz Jalanan,

    Kampus Jalanan juga mencari donasi ke sekolah-sekolah yang siswanya lebih

    mampu , akan tetapi tidaklah serta merta Kampuz Jalanan meminta donasi,

    Kampuz Jalanan memberikan workshop, seperti membuat film, menulis, belajar

    desain, dan siapaun yang ikut dalam workshop tersebut dapat menukar tiket dengan

  • 37

    buku ataupun materiil seikhlasnya. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan oleh

    kelompok Kampuz Jalanan.

    4.2.1 Sedekah Kreatif Edukatif

    Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif merupakan kegiatan kelompok Kampuz

    Jalanan dengan menemukan sekolah yang kurang mampu baik dalam kondisi

    bangunan, pengajar serta materi berupa buku dan alat-alat peraga sekolah,ketika

    mereka sudah menemukan sekolah tersebut pihak Kampuz Jalanan memberikan

    bantuan terhadap sekolah tersebut. Bantuannyapun bukanlah dalam bentuk materi

    uang, akan tetapi apa yang menjadi kekurangan sekolah tersebut. Dalam semua

    kegiatan Sedekah Kreatif yang telah dilakukan, Kampuz Jalanan telah memberikan

    bantuan baik itu merehap sekolahan dari membeli cat serta mengecat langsung

    sekolahan, memberikan workshop (film, kerajian, menggambar, menulis), memberi

    bantuan buku untuk melengkapi perpustakaan. Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif

    ini dilakukan secara kontinuitas oleh Kampus Jalanan.

    “Sedekah Kreatif Edukatif itu kegiatan Kampuz Jalanan ke sekolah-sekolah

    yang perlu dibantu, biasanya di daerah pelosok.

    Sedekah Kreatif Edukatif sudah dilakukan oleh Kampus Jalanan dibeberapa

    sekolah pelosok daerah Jogjakarta.

    SKE Tahun Tempat Kegiatan

    #1 2012 TK Banjar Rejo

    III, Tanjung Sari

    Gunung Kidul

    Dongeng anak, lomba

    mewarnai,games, pembagian

    paket buku dan mainan

    edukatif, pengecatan alat main

  • 38

    luar ruangan.

    #2 2012 KBTK Fajar

    Imani Gunung

    Kidul

    Memberikan meja dam kursi

    10 unit, paket alat belajar

    untuk siswa, paket alat belajar

    sekolahan.

    #3 2012 SD/Madrasah

    Ibtidayah

    Tarukan Gunung

    Kidul

    Lomba mengambar, lomba

    mewarnai, workshop film

    sederhana, pembuatan

    perpustakaan, mengecat

    tembok.

    #4 2012 SD MI Tarukan,

    Paliyan Gunung

    Kidul.

    Meneruskan SKE #3

    #5 2012 Gading Sari

    yogyakarta

    Masuk dalam rangkaian event

    de Kampoeng, workshop

    film,lomba film, tiketing buku.

    #6 2013 SD/Madrasah

    Ibtidayah

    Tarukan Gunung

    Kidul

    Meneruskan SKE #3

    #7 2013 TK Fajar Imani,

    Kali bawang

    Kulon Progo,

    Yogyakarta

    Lomba mewarnai, mengecat

    tembok dan mainan luar

    ruamgam, games, lomba

    menggambar.

    #8 2013 Perpustakaan latiahan pembuatan film dan

  • 39

    Yogyakarta. pemutaran film.

    #9 2013 TK Banjarejo 3,

    Gunung Kidul,

    Yogyakarta.

    Mengecat tembok, sedekah

    kursi dan meja, lomba

    menggambar dan mewarnai,

    nonton film, games.

    #10 2013 TK Fajar Imani,

    Kli bawang,

    Kulon Progo.

    Meneruskan SKE #7

    #11 2013 TK ABA Tlogo

    Watu, Kemalang

    Klaten

    Sedekah kursi dan meja,

    mengcat ruangan dan alat main

    luar kelas, games dan lomba

    mewarnai serta menggambar.

    #12 2013 Tanubayan,

    Trirenggo,

    Bantul

    Penyembelihan kurban, alam

    rangka syukuran PH Moviesta,

    kegiatan games dan nonton

    film bersama.

    #13 2013 Kweni, Sewon,

    Bantul

    Dalam rangkaian acara

    d’Kampoeng, worshop

    film

  • 40

    Sampai saat inipun ada juga sekolah dasar yang menjadi pantauan oleh

    Kampuz Jalanan yaitu SD Trukan Paliyan. Sering kali Kampuz Jalanan diundang

    untuk mengisi kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut, baik itu kegiatan jam

    belajar ataupun class metting.

    Dari kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif (SKE), Kampuz Jalanan memberikan

    berbagai kegiatan yang sangat mendidik, baik itu skil ataupun penanaman moral.

    Kegiatan membuat film di sekolah-sekolah biasanya melatih siswa siswi untuk bisa

    bercerita kehidupan mereka sehari-hari dan menggambarkannya dalm sebuah karya

    film. Dalam workshop film yang dilakukan Kampuz Jalanan melalui kegiatan

    Sedekah Kreatif Edukatif ini, mengajarrkan siswa siswi mengenai proses

    pembuatan film, ide film diangkat dari dari pemilihan cerita yang ditulis siswa

    siswi mengenai kehidupan sehari-hari mereka.

    “workshop film biasanya itu kita melatih anak-anak tentang bagaimana

    membuat film. Mereka membuat cerita sendiri dan nanti kita pilih cerita mana

    yang menarik dan kami proses menjadi sebuah film karya mereka

    sendiri”(wawancara pada Alex, anggota Kampuz Jalanan)

    Dalam kegiatan menggambar merupakan cara Kampuz Jalanan menanamkan

    sedikit pemahaman menganai nasionalisme. Dari berbagai kegiatan yang telah

    dilakukan, untuk lomba-lomba menggambar Kampuz Jalanan memberikan tema

    mengenai Pancasila dan Indonesia. Dari dua tema itu,Kampuz Jalanan dapat

    menanamkan moral Pancasila serta wawasan menganai Indonesia. Dari proses

    lomba menggambar ini tentunya Kampuz Jalanan memberikan pengertian terlebih

    dahulu mengenai Pancasila agar siswa siswi bisa beride akan menggambar seperti

    apa. Penjelasan mengenai Pancsila, Kampuz Jalanan mempunyai alat peraga

  • 41

    berupa Rubik, disitu siswa siswi disuruh bermain rubik yang setiap sisinya

    menggambarkan sila-sila dari pancasila. Dalam menerangkan mengenai Indonesia,

    Kampuz Jalanan menerangkan cukup simple, dari mulai pahlawan, perang,

    pemandangan, bendera, sekiranya semacam itu.

    “simple dari kegiatan menggambar, awalnya kita menerangkan kepada

    mereka, cara menerangkan kita pun nggak yang ribet-ribet pancasila itu adalah

    blab la blab la bueh. Tapi kita cukup membawa lata peraga rubik ini. Kita suruh

    aja mereka bermain dengan rubik itu. Setelah itu kita ajak mereka ke kegiatan

    selanjutnya yaitu menggambar dengan tema Pancasila, bereskan. Mereka itu

    anak-anak’e, susah kalo di jelasin panjang lebar, malah kita yang stress ntar”

    (wawancaradengan Eko Prasetyo)

    Selain dua kegiatan di atas, dalam Sedekah Kretif Edukatif, Kampus Jalanan

    memberikan kegiatan games. Kegiatan games ini, Kampuz Jalanan memberikan

    permainan simple yaitu Tanya jawab, akan tetapi Tanya jawab tersebut di mulai

    dari permainan seperti domikado, berhitung urutan.

    “senang dan merasa seru ketika anak-anak itu kami ajak bermain domikado,

    trus kita suruh berhitung satu sampai sepuluh nanti yang mendapatkan nomer

    yang sama terus berkelompok, kita suruh mereka untuk bernyanyi lagu nasionalis,

    hafalana sila pancasila dan nanti yang berhasil kita kasih hadiah” (wawancara

    keada rudi anggota Kampuz Jalanan)

    4.2.2 Kegiatan Bascamp Kampuz Jalanan

    Bascamp Kampuz Jalanan di Jl. Bantul Km5, kweni RT 6 Panggung harjo

    Jogjakarta menjadi tempat berkegiatan anak-anak kampung setempat pada sore hari

  • 42

    dari jam 16.00-18.00. kegiatan tersebut diantaranya dari mengerjakan PR,

    berkerajian, membaca, dan biasanya dalam satu minggu sekali kepala sekolah

    Kampuz Jalanan mengadakan workshop kepada anak-anak yang berkumpul di

    bascamp Kampuz Jalanan.

    “Kalo di bascamp sini tiap hari ada kegiatan,lihat aja itu anak-anak ada yang

    mengerjakan PR, membaca, main-main. Mereka disini sampek jam enam,

    menjelang maghrib mereka pulang.” (Wawancara dengan Eko Prasetyo)

    “ya begini kegiatan di Kampuz Jalanan, mereka mengerjakan PR,mengaji,

    bermain, baca-baca, dan kadang di hari minggu kami mengajak mereka

    uuntuk berkegiatan bersama seperti memasak. Dan di kampuz jalanan berbagi

    ilmu itu menjadi kewajiban ya, jadi banyak deh kegiatan-kegiatan disini mulai

    dari pelatihan film photo, menggambar, mewarnai banyak deh”(wawncara

    kepada Mutohiroh)

    Workshop tersebut meliputi memasak, membuat film, menggambar, menulis,

    music, memasak dan selain workshop juga mendengarkan dongeng. Dalam

    beberapa workshop seperti pembuatan film, menulis dan music biasanya diikuti

    oleh anggota Kampuz Jalanan yang bias dikatakan dewasa.

    Kegiatan Pengisi Materi

    Memasak Mutohiroh Membuat kue donat

    Mutohiroh Membuat kue cubit

    Workshop film Team (U) crew Membuat film mengenai

    kehidupandengan judul “de

    Kampeng”

  • 43

    Alex dan Didit Membuat film daerah dengan judul

    “Madang dan tesi”

    Didit dan Iwek Membuat film mengenai kesopanan

    anak motor terhadap orang tua

    dengan judul “lupa ingat”

    Didit dan Rudi Membuat film mengenai garuda

    Pancasila dengan mengemas super

    hero yang berwujud garuda. Film

    tersebut berjudul “GARDALA”

    Music Komunitas Tombo

    ati

    Bermain musikkeroncong lagu daerah

    Menulis Komunitas motor

    JHC medan

    Menulis cerita dalam bahasa medan

    Stiekes AL MATA Hidup sehat

    Menggambar Iwan Indonesiaku

    Mendengar

    dongeng

    Kak Tony Kancil dan kura-kura. Menceritakan

    mengenai kesombongan kancil

    Kak Tony Emberikan mengenai berbagi yang di

    ilustrasikan dengan teko yang suka

    berbagi dan teko yang pelit.

    Mengerjakan PR

    dan membaca

    Mutohiroh dan Eko

    Prastyo

    Merupakan kegiatan setiap hari di

    sore hari.

    Mengaji Mutohiroh Kegiatan hari minggu jika tidak ada

    workshop. Akan tetapi disini juga

    diajarkan bagaimana anak-anak bias

  • 44

    mengerti kesopanan dan moral yang

    dikemukakan ilmu agama.

    Tabel 4.2 Kegiatan di Bascamp Kampuz Jalanan

    4.2.3 Kegiatan Kampuz Jalanan dalam Event Motor

    Dengan anggota kelompok Kampuz Jalanan yang dari berbagai komunitas

    motor yang berbeda, biasanya Kampuz Jalanan di ajak untuk mengemas event

    komunitas motor. Event motor yang pernah mengajak kerja sama dengan Kampuz

    Jalanan adalah komunitas motor “Jogja Honda Classic”, “The Topaners”, dan “CB

    Indonesia”. Tiga komunitas motor tersebut pernah meminta Kampuz Jalanan untuk

    ikut andil dalam mengisi acara mereka.

    “banyak ya kalo kegiatan Kampuz Jalanan di event-event motor, beberapa

    kali kita melkukan ticketing buku dalam acara motor. Pernah waktu itu kita

    bekerja sama dengan Jogja Honda Clsassic bikin acara di klaten. Itu kami bikin

    beda, jadi disitu kami mencoba untuk membuat acara anak motor tapi kegiatannya

    berbeda daro biasanya, ada apresiasi music tradisional jadi kita bermain music

    tradisonal terus drama jawa, pengene sih ketoprak alsine tapi rak sido, disit juga

    kami membuat ilustrasi tentang tandu soedirman biar mereka tahu mengenai

    pahlawan soedirman” (wawancara dengan eko prasetyo)

    Di tahun 2011 komunitas motor “The Topaners” bekerja sama dengan

    Kampuz Jalanan dengan mengadakan event di Jakarta. Dalam event tersebut

    Kampuz Jalanan meminta untuk ada ticketing buku bagi para pengunjung ataupun

    peserta event tersebut. Begitu pula dengan acara komunitas “The Topaners”,

    Kampuz Jalanan juga meminta untuk diberikan tiketting Buku bagi para peserta

    event.

  • 45

    Event “Jogja Honda Classic”,Kampuz Jalanan memberikan ide mengemas

    acara yang berbeda dari biasanya. Ketika itu komunitas motor “Jogja Honda

    Classic” mempercayakan seluruh acara pada Kampuz Jalanan. Begitu leluasa

    Kampus Jalanan dalam memberikan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif di

    event tersebut. Beberapa kegiatan yang dimasukanKampuz Jalanan dalam event

    tersebut diantaranya Apresiasi Musik Tradisional, Drama Jawa, Ilustrasi Sejarah

    Tandu Soedirman, dan Tiketing buku.

    Dalam Apresiasi Musik Tradisional dibawakan music gamelan dan lagu-

    lagunyapun lagu daerah jawa yang tentunya menggunakan bahasa Jawa. Begitu

    juga dengan Drama Jawa, disitu juga memberikan pesan mengenai bagaiamana

    seorang pemuda yang dapat menghargai budaya jawa. Kampuz Jalanan yang

    merupakan kelompok dengan latar belakang komunitas motor begitu berani

    mengamas acara motor dengan tampilan berbeda dari acara motor pada umumnya.

    Dalan event motor “Honda Jogja Classic” Kampus jalanan berani memberiak

    nilai-nilai yang bias dikatakan edukatif, apalagi dengan adanya ilustrasi tandu

    jendral soedirman, dimana disitu seluruh peserta disuruh mengumpulkan kayu-

    kayu dan merakitnya menjadi bentuk tandu yang besar hingga tingginya mencapai

    dua meter. Pada acara malam harinya suasana dibuat seperti perang dan tidak lama

    terdapat suara sound yang bersuaara seperti pesawat perang jaman dahulu.

    Seseorang yang telah diberi tanda melemparkan api ke tandu besar tersebut dan

    diikuti suara bom. Disitulah mereka mengilustrasikan tandu soedirman dimana

    peringatan mengenai jendral Soedirman ala anak motor.

    “Mantep, disitu semua rame, baru kali ini di Indonesia ada acara anak motor

    yang kaya gitu, ada ticketing buku, ada Apresiasi music jawa, ada drama jawa,

  • 46

    ada juga kita bikin ilustrasi tandu jendral Soedirman”(bobi anggota Kampuz

    Jalanan)

    4.3 Analisis Pesan Dalam Kegiatan Kampuz Jalanan

    Kemajuan era tekhnologi saat ini mempermudah manusia dalam menjalankan

    proses interaksi komunikasi didalam kehidupan sehari hari, dalam proses

    komunikasi tersebut manusia juga bisa melakukan banyak inovasi dan kreasi

    terhadap bagaimana cara penyampaian dan pengemasan sebuah informasi itu di

    kelola sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator dapat sampai

    sesuai dengan apa yang memang diinginkan. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari

    bagaimana menggunakan media sebagai sarana penunjang dan juga tepat didalam

    mengelola pesan dalam proses komunikasi.

    Dalam ranah ilmu komunikasi ada banyak cara serta strategi yang bisa

    digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi dan pesan yang dimaksudkan

    bisa sesuai dengan apa yang diharapkan namun memiliki daya tarik terhadap

    komunikan serta makna dan tujuan yang ingin disampaikan bisa memiliki

    kesamaan makna, teori perancangan pesan adalah salah satu strategi yang bisa

    digunakan untuk mengemas sebuah pesan yang ingin disampaikan dengan tidak

    mengurangi nilai tujuan dari pesan itu sendiri. Charles Berger menjelaskan

    merancang pesan dalam suatu teori “rencana”. Dengan komunikasi begitu penting

    untuk mencapai tujuan, maka perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital

    dalam mencapi tujuan tersebut. Ketika suatu perancangan pesan adalah hal yang

    vital, dalam Kampuz Jalanan juga mengakui akan hal tersebut, seperti yang

    diungkapkan oleh Eko Prasetyo selaku Kepala Sekolah Kampuz Jalanan ketika

    diwawancarai :

  • 47

    “cara mengajar untuk murid atau anak-anak biar paham itu gampang-gampang

    susah, karena kita perlu tu menyelami dunia anak-anak, biar kita bisa bikin suatu

    metode yang asik dan apa yang kita sampaikan itu mereka paham dan selama ini

    Kapuz Jalanan menggunakan cara yang simple-simple aja sih, kalo ribet-

    ribetjuga malah mereka ndak paham ya”

    Strategi perancangan pesan tersebut seperti apa yang disampaikan Charles

    Berger (Morisan 2006:180-183) dalam teori psikologi pesan nantinya akan

    memunculkan kekuatan dari pesan itu sendiri dilihat dari aspek linguistic atau non

    verbal.

    Dari apa yang dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan pada kegiatan ini

    penulis mencoba mendalami dan menganalisa pesan yang disampaikan dari

    masing-masing kegiatan melihat dari bagaimana pesan itu dirancang dan apa

    tujuan dari pesan tersebut.

    A. Kegiatan

    Sedekah Kreatif Edukatif

    SKE Tahun Tempat Kegiatan

    #1 2012 TK Banjar Rejo

    III, Tanjung Sari

    Gunung Kidul

    Dongeng anak, lomba

    mewarnai,games, pembagian

    paket buku dan mainan

    edukatif, pengecatan alat main

    luar ruangan.

    Perancangan pesan : dalam kegiatan ini terlihat bahwa bagaimana pendekatan

    yang dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan adalah perancangan pesan yang

  • 48

    yang di kemas melalui sebuah kegiatan yang mengarah pada kegiatan ringan

    dan menyenangkan, yang menjadi sasaran kelompok kampuz jalanan ini adalah

    anak-anak di rentan usia 5-6tahun sehingga dari dengan pendekatan yang

    ringan dan menyenangkan diharapkan para murid tidak cepat merasa bosan

    serta tidak bermain sendiri.

    Kekuatan : dari kegiatan ini penulis melihat bahwa kekuatan yang muncul dari

    pesan ini adalah kekuatan secara linguistic dan juga non verbal, hal tersebut

    dilihat dari metode yang dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan, kekuatan

    secara linguistic muncul dilihat dari kegiatan mendongeng yang dilakukan,

    sedangkan kekuatan non verbal muncul dari kegiatan lomba mewarnai,

    kemudian sesi games yang dilakukan diantara kegiatan pembagian buku

    Tujuan : Edukasi, menanamkan nilai moral

    #2 2012 KBTK Fajar

    Imani Gunung

    Kidul

    Memberikan meja dam kursi

    10 unit, paket alat belajar

    untuk siswa, paket alat belajar

    sekolahan.

    Perancangan pesan : dalam kegiatan ini penulis melihat bahwa apa yang

    dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan lebih kepada arah kepedulian yang

    mendominasi sehingga arti pesan yang ingin disampaikan bisa mengarah pada

    psikologis para murid dan emosi kebahagiaan.

    Kekuatan : melihat dari apa yang dilakukan, pada kegiatan ini kekuatan secara

    non verballebih dominan karena dalam kegiatan ini instrument dalam kegiatan

    adalah benda fisik.

  • 49

    Tujuan : Sosial Edukasi

    #3 2012 SD/Madrasah

    Ibtidayah

    Tarukan Gunung

    Kidul

    Lomba mengambar, lomba

    mewarnai, workshop film

    sederhana, pembuatan

    perpustakaan, mengecat

    tembok.

    Perancangan Pesan : dominasi pada kegiatan kreatif yang diberikan oleh

    kelompok kampuz jalanan kepada murid sd/madrasah dengan perancangan

    seperti ini tentu diharapkan anak-anak terangsang untuk tertarik dan tidak cepat

    bosan dalam mengikuti kegiatan tersebut

    Kekuatan : kegiatan ini lebih mengarah dan memiliki kekuatan dalam hal non

    verbal, dapat dilihat dari apa yang diakukan serta kecenderungan pada sebuah

    kegiatan kreatif.

    Tujuan : edukasi kreatifitas

    #4 2012 Gading Sari

    yogyakarta

    Masuk dalam rangkaian event

    de Kampoeng, workshop

    film,lomba film, tiketing buku.

    Perancangan pesan : kegiatan ini lebih mengarah kepada bagaimana cara yang

    dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan untuk menunjukan eksistensi mereka

    kepada public, serta cara yang dilakukan untuk mendapatkan donasi yang

    berupa buku, sehingga bisa kembali dibagikan untuk sekolah sekolah formal

    Kekuatan : pada kegiatan ini ada kekuatan secara linguistic dan non verbal

    yang muncul secara bersamaan dilihat dari program-program dan materi yang

  • 50

    ada didalam kegiatan kelompok kampuz jalanan

    Tujuan : Sosial

    #6 2013 SD/Madrasah

    Ibtidayah

    Tarukan Gunung

    Kidul

    Meneruskan SKE #3

    Perancangan pesan : pada kegiatan ini penulis mulai melihat bahwa ada

    dampak dan efektifitas yang muncul dan terjadi dari kegiatan yang dilakukan

    oleh kelompok kampuz jalan, hal tersebut karena pada kegiatan ini kelompok

    kampuz jalanan mengulang kembali kegiatan yang pernah dijalankan di

    sekolah formal yang sama.

    Kekuatan : non verbal

    Tujuan : edukasi kreatif

    #7 2013 TK Fajar Imani,

    Kali bawang

    Kulon Progo,

    Yogyakarta

    Lomba mewarnai, mengecat

    tembok dan mainan luar

    ruamgam, games, lomba

    menggambar.

    Perancangan pesan : kegiatan yang menggunakan pendekatan games

    Kekuatan : Non verbal

    Tujuan : Edukasi kreatif

    #8 2013 Perpustakaan

    Yogyakarta.

    latiahan pembuatan film dan

    pemutaran film.

    Dalam kegiatan di peroustakaan daerah jogjakarta ini Kampuz jalanan

    merancang pesan dengan mengadakan workshop tentang film.

  • 51

    Tujuan : edukasi

    #9 2013 TK Banjarejo 3,

    Gunung Kidul,

    Yogyakarta.

    Mengecat tembok, sedekah

    kursi dan meja, lomba

    menggambar dan mewarnai,

    nonton film, games.

    Dalam Sedekah Kreatif Edukatif di TK Banjarejo 3, Kampuz Jalanan

    merancang pesan sedemikian rupa untuk membuat para siswa TK Banjarejo 3

    senang dalam beraktivitas belajar, selain itu melangkapi serta merenovasi

    bagian sekolah yang rusak merupakan suatu perancangan pesan untuk

    membuat sekolah lebih nyaman.

    Kekuatan : linguistic dan non verbal

    Tujuan : edukasi dan sosial

    #10 2013 TK Fajar Imani,

    Kli bawang,

    Kulon Progo.

    Meneruskan SKE #7

    Dalam kegiatan SKE di TK Fajar Imani, dapat dikatakan Kampuz Jalanan

    sukses dalam merancang pesan yang menimbulkan bagaimana permintaan TK

    Fajar Imani kepada Kampuz Jalanan untuk mengisi kegiatan kembali.

    Kekuatan : linguis dan non verbal

    Tujuan : edukasi

    #11 2013 TK ABA Tlogo

    Watu, Kemalang

    Klaten

    Sedekah kursi dan meja,

    mengcat ruangan dan alat main

    luar kelas, games dan lomba

  • 52

    mewarnai serta menggambar.

    Perancangan pesan dalam kegiatan SKE di TK ABA ini terlihat bagaimana

    Kampuz Jalanan berusaha membuat suasana kegiatan belajar yang

    menyenangkan baik dalam aktifitas belajar mengajar serta dari segi tempat

    yang asik untuk belajar.

    Tujuan : sosial edukasi

    #12 2013 Tanubayan,

    Trirenggo,

    Bantul

    Penyembelihan kurban, alam

    rangka syukuran PH Moviesta,

    kegiatan games dan nonton

    film bersama.

    Dalam perancangan pesan di Tanubayan ini sedikit berbeda dari biasanya,

    dimana Kampuz Jalanan merancang pesan dengan memberikan santunan

    hewan kurban dan baru memberikan games-games serta menonton film.

    Kekuatan : linguis dan Non Verbal

    Tujuan : agama dan edukasi

    #13 2013 Kweni, Sewon,

    Bantul

    Dalam rangkaian acara

    d’Kampoeng, workshop

    film

  • 53

    #14 2014 SD/MI Tarukan,

    Paliyan, Gunung

    Kidul.

    PelatihanJurnalistik dan

    penambahan koleksi buku

    perustakaan.

    SKE yang dilakukan di SD/MI Tarukan oleh Kampuz Jalanan juga sedikit

    berbeda dari yang biasnya. Kampuz Jalanan merancang pesan dengan

    memberikan pelatihan Jurnalistik kepada siswa-siwa dan kampuz Jalanan juga

    memberikan buku untuk melengkapi bahan bacaan siswa-siswi.

    Kekuatan: Linguis dan non verbal

    Tujuan : edukasi

    Tabel 4.3.1 Analisis Pesan Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif

    A.1. Analisis

    Berdasarkan dari apa yang sudah digabarkan dan dijelaskan diatas, bisa

    terlihat bahwa pada kegiatan ini kelompok kampuz jalanan melakukan cara

    strategi perancangan pesan dengan cara-cara yang begitu menarik dan bersifat

    menyenangkan, dan penulis melihat apa yang dilakukan oleh kelompok kampuz

    jalan itu berhasil, Dalam merancang pesan terdapat suatu teori yang dikemukakan

    oleh Charles Berger. Charles berger menjelaskan merancang pesan dalam suatu

    teori “rencana”. Dengan komunikasi begitu penting untuk mencapai tujuan, maka

    perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital dalam mencapi tujuan tersebut.

    Penulis dapat menyatakan hal tersebut berhasil dikarenakan secara fungsi

    kegiatan, apa yang dilakukan oleh kelompok kampus jalanan bisa diterima dengan

    baik oleh anak-anak sekolah formal khususnya sebagai objek yang mereka tuju.

  • 54

    Hymes (1972:56) mengatakan mengenai mengkaji makna dalam peristiwa

    ujaran (speech event) yang berlangsung dalam situasi tertentu (speech situation).

    Satuan tuturan atau unit tekecil yang mangandung makna penuh dari keseluruhan

    atau speech event yang berlangsung dalam speech situation disebut speech act.

    Begitu juga yang di lakukan oleh Kampuz Jalanan dalam berbagai kegiatannya.

    Dengan menggunakan speech situation dan speech act.

    Menurut Gharles Berger (Morisan 2006:180-183) bentuk pesan dibedakan

    menjadi dua, yaitu verbal atau linguistic dan non verbal. Dalam Kampuz Jalanan

    menyampaikan pesan dalam dua bentuk tersebut. Dalam pesan secara verbal

    menjadi hal yang pasti dalam kegiatan ini, ketika Kampus Jalanan memberikan

    pengertian atau mengarahkan para siswa siswi selalu menggunakan kalimat dan

    kalimat tersebut disusun sedemikian rupa agar dapat dipahami. Penyampaian

    pesan secara verbal dalam kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif, Kampuz Jalanan

    harus bisa menyelami dunia anak-anak dalam artian penggunaan kosa kata yang

    mudah dipahami oleh anak-anak yang mereka ajar. Seperti yang dikatan George

    Miller (1974:8) dalam menggunakan bahasa harus memiliki pengetahuan serta

    konseptual tentang dunia tempat kita tinggal atau berada. Selain itu dalam

    kegiatan Kampuz Jalanan ini juga diperkuat dengan menggunakan pesan non

    verbal. Menjelaskan dengan rubik,menggunakan suara-suara dalam mengarahkan,

    menggunakan tindakan-tindakan dalam games yang menunjukan suatu tindakan

    yang beredukatif selain itu Kampus Jalanan memberikan dongeng, dalam dongeng

    juga terdapat pesan non verbal yaitu menggunakan gestur tubuh dalam

    penyampaian cerita.

  • 55

    Pesan-pesan non verbal yang di sampaikan oleh Kampus jalanan tersebut

    seperti penjelasan pesan menurut Duncan dalam (Jalaludin 2009:157-159),

    dimana Duncan menjelaskan pesan non verbal dari berbagai bentuk ,yaitu :

    Pesan kinesik yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti terdiri dari tiga

    komponen utama : pesan fasial, gestural dan postural.

    Pesan fasial, dimana muka dapat menyampaikan makna tertentu seperti:

    kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,

    pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.

    Pesan gestural menunjukan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan

    tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan gestural kita gunakan

    untuk mengungkapkan: 1. Mendorong atau membatasi, 2. Menyesuaikan atau

    mempertentangkan, 3. Resposif atau tak responsive, 4. Perasaan positif atau

    negative, 5. Memperhatikan atau tak memperhatikan, 6. Melancarkan atau tidak

    reseptif, 7. Menyetujui atau menolak..

    Pesan postural berkenaan dengan seluruh anggota badan. Mehrabian

    menyebutkan tiga makna yang dapat di sampaikan postur: immediacy: ungkapan

    kesukaan atau ketidaksukaan terhadfap individu lain. Postur yang condong kea

    arah yang di ajak bicara menunjukan kesukaan dan penilaian positif,Power:

    mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator, Responsiveness: bila ia

    bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Bila postur

    Anda tidak berubah, Anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.

    a. Pesan proksemik di sampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya

    dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban dengan orang lain.

    b. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian dan

    kosmetik. Selain itu, pakaian digunakan untuk menyampaikan perasaan, status

  • 56

    dan peranan, dan informalitas. Kosmetik dapat mengungkapkan kesehatan, sikap

    yang ekspresif, dan komunikatifdan kehangatan.

    c. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara

    mengucapkan pesan verbal. Satu verbal yang sama dapat menyampaikan arti

    yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.Paralinguistik terdiri atas

    nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.

    d. Volume suara menunjukan tinggi rendahnya suara. Bila kita marah atau

    menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikan suara kita. Bila kita ingin

    mengungkapkan rasa sayang atau pengertian, kita cenderung merendahkan

    volume suara. Pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk

    menyampaikan perasaan kita kepada orang lain.

    e. Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual dan

    nonvokal. Sementara itu penciuman, adalah “the most experienced of sense”.

    Penglihatan tidak berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh

    mendengarkan, tetapi tidak mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja.

    Namun, indra pencium bekerja setiap saat. Alat penerimaan sentuhan adalah

    kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan

    orang melalui sentuhan.

    Bagi peneliti pesan-pesan yang disampaikan oleh Kampuz Jalanan melalui

    kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif memiliki tujuan. Tujuan tersebut tidaklah lepas

    dari mendidik moral yang berwawasan kebangsaan atau nasionalisme serta

    mendidik dengan skill.

    Penyampaian pesan yang dilakukan oleh Kampuz Jalanan dengan kegiatan

    Sedekah Kreatif Edukatif sifatnya terselubung. Terlihat bagiamana ketika Kampus

  • 57

    Jalanan mengemas berbagai pesan moral dengan menggunakan games, alat peraga

    seperti rubik. Disitu Kampuz Jalanan membuat kondisi atau suasana yang asik,

    lebih banyak bertindak, dan dibalik seluruh tindakan tersebut merupakan

    penanaman moral.

    B. Kegiatan 2

    Kegiatan dalam basecamp Kampuz Jalanan

    Kegiatan Pengisi Materi

    Memasak Mutohiroh Membuat kue donat

    Mutohiroh Membuat kue cubit

    Kegiatan di Bascamp Kampuz Jalanan mengenai memasak ini merupakan

    kegiatan mengajarkan anak-anak untuk belajar memasak. Kegiatan ysng sudah

    pernah dilakukan ini berusaha membuat anak-anak senang dalam memasak,

    sehingga kemandirian akan muncul dalam diri mereka.

    Kekuatan : pesan yang ada adalam kegiatan ini lebih pada pesan non verbal,

    dimana anak-anak diberi arahan secara peralinguistik dan mengaplikasikannya.

    Tujuan : skill dan melatih kemandirian.

    Workshop film Team (U) crew Membuat film mengenai

    kehidupandengan judul “de

    Kampeng”

    Alex dan Didit Membuat film daerah dengan judul

    “Madang dan tesi”

    Didit dan Iwek Membuat film mengenai kesopanan

    anak motor terhadap orang tua

    dengan judul “lupa ingat”

  • 58

    Didit dan Rudi Membuat film mengenai garuda

    Pancasila dengan mengemas super

    hero yang berwujud garuda. Film

    tersebut berjudul “GARDALA”

    Workshop pembuatan film dalam kampuz jalanan ini bagi peneliti merupakan

    suatu perancangan pesan. Perancangan pesan dalam bentuk workshop membuat

    film. Dari kegiatan ini muncul dua pesan, pertama pesan bagaimana secara skill

    dalam membuat film, kedua merupakan pesan moral baik itu penanaman

    nasionalisme,budaya dan sosial.

    Kekuatan :pesan yang ada di dalam kegiatan ini merupakan pesan tindakan dan

    bisa dikatakan secara keseluruhan merupakan ppesan non verbal. Dimana pesan

    yang disampaikan berupa pesan para linguistic, prosemik, gesture.

    Tujuan : tujuan dalam kegiatan workshop film ini jika dilihat kasat mata bertujuan

    membentuk atau melatih skill. Akan tetapi dengan countinuitas pembuatan yang

    dilakukan menjadi pemikiran tersendiri bagi peneliti. Tujuan dalam workshop film

    dalam bascamp KAmpuz Jalananini lebih mengenai penanaman moral akan

    nasionalisme, budaya dan sosial.

    Music Komunitas Tombo

    ati

    Mengajarkan Bermain music

    keroncong lagu daerah

    Kegiatan music ini merupakan bentuk rancangan pesan dari Kampuz Jalanan. Dari

    cara bermain keroncong, menyanyikan lagu daerah, serta pengetahuan akan

    budaya music dan bahasapun berada dalam kegiatan ini.

    Bentuk pesan lebih pada para linguistic, dengan bernyanyi, pengarahan,suara.

    Tujuan dari kegiatan ini menurut peneliti lebih pada skill dan mengangkat

    kebudayaan/

  • 59

    Menulis Komunitas motor

    JHC medan

    Menulis cerita dalam bahasa medan

    Stiekes AL MATA Hidup sehat

    Perancangan pesan dalam bentuk kegiatan menulis. Disini Kampuz Jalanan

    merancang pesan agar dalam belajar menulis itu lebih asik dan nyamanbagi anak-

    anak. Pesan verbal yang dilakukan atau disampaikan lebih banyak dari pada pesan

    non verbal. Ketika anak-anak dijarakan menulis bahasa daerah dan mengenai

    kesehatan.

    Tujuan kegiatan ini selain melatih skill dalam penulisan, peneliti juga melihat

    bagaamana Kampuz Jalanan memberikan pengetahuan mengenai bahasa daerah

    medan dan kesehatan.

    Menggambar Iwan Indonesiaku

    Merancang pesan dalam bentuk kegiatan menggambar yang dilakukan oleh

    kampuz Jalanan ini peneliti melihat usaha Kampuz Jalanan membuat kenyamanan

    dalam belajar anak-anak. Pesan non verbal yang berarah pada paralinguistic serta

    simbol-simbol yang diberikan kampuz Jalanan mmembuat peneliti

    mengasumsikan pesan yang disampaikan lebih pada bentuk pesan verbal.

    Tujuan dari kegiatan ini selain skill, Kampuz Jalanan juga memberikan wawasan

    mengenai Indonesia kepada anak-anak.

    Mendengar

    dongeng

    Kak Tony Kancil dan kura-kura. Menceritakan

    mengenai kesombongan kancil

    Kak Tony Emberikan mengenai berbagi yang di

    ilustrasikan dengan teko yang suka

    berbagi dan teko yang pelit.

    Mendongeng merupakan cara bagi Kampuz Jalanan menyampaikan pesan.

  • 60

    Melihat diusia anak-anak ketika mendengarkan suatu dongeng, menjadi suatu

    kesenangan sendiri. Mendengarkan dongeng biasanya anak akan lebih bisa

    memahami karena daya imajinasi anak-anak itu bisa dikatakan lebih tinggi.

    Pesan yang disampaikan lebih pada linguistic, paralinguistic dan gesture tubuh.

    Tujuan dari pesan dalam kegiatan dongeng lebih pada penanaman moral.

    Mengerjakan PR

    dan membaca

    Mutohiroh dan Eko

    Prastyo

    Merupakan kegiatan setiap hari di

    sore hari.

    Mengerjakan PR dalam Kampuz Jalanan merupakan kegiatan rutin. Hal itu

    dirancang Kampuz Jalanan untuk merancang pesan bagaimana kepedulian

    Kampuz Jalanan terhadap pendidikan atau sekolah.

    Pesan dilakukan lebih pada pesan verbal.

    Mengaji Mutohiroh Kegiatan hari minggu jika tidak ada

    workshop. Akan tetapi disini juga

    diajarkan bagaimana anak-anak bias

    mengerti kesopanan dan moral yang

    dikemukakan ilmu agama.

    Kegiatan mengajin merupakan suatu perancangan pesan untuk menyampaikan

    pesan-pesan moral sesuai agama. Pesan yang disampaikan lebih pada bentuk

    pesan linguistic dan para linguistic.

    Tabel 4.3.2 Analisis Pesan Kegiatan di Bascamp Kampuz Jalanan

    B.1. Analisis

    Bagi peneliti Kegiatan di Bacamp Kampuz Jalanan cukup berhasil dalam

    menyampaikan pesan. Bisa dilihat Kampuz Jalanan merancang pesan-pesan dengan

    bentuk kegiatan, dan kegiatan-kegiatan tersebut sangatlah bisa ternikmati oleh anak-

    anak serta orang dewasa yang tergabung dalam Kampuz Jalanan. Perancangan pesan

  • 61

    yang dilakukan Kampuz Jalanan tentunya mempunyai tujuan. Seperti yang

    dikatakan berger yang mana ia menjelaskan merancang pesan dalam suatu teori

    “rencana”. Dengan komunikasi begitu penting untuk mencapai tujuan, maka

    perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital dalam mencapi tujuan tersebut.

    Dalam kegiatan di bascamp Kampuz Jalanan ini terjadi suatu perancangan pesan

    sesuai tahapan yang dikemukakan oleh Charles Berger yang terdiri dari attention,

    need, satisfaction, visualization dan action. Dalam menyampaikan pesan, Kampuz

    Jalanan bisa memberikan kemenarikan dengan berbagai bentuk kegiatan, selain itu

    materi yang diberikanpun menjadikan sesuatu yang ingin dipelajari dan menjadi

    kebutuhan bagi orang-orang yang tergabung dalam pembelajaran Kampuz Jalanan.

    Sutu tindakan serta memvisualisasikan materi-materipun juga dilakukan oleh

    Kampuz Jalanan melalu kegiatan seperti pada tabel diatas.

    “selama ini lewat kegiatan-kegiatan yang ada di Kampuz Jalanan, mereka

    bisa antusias ya dengan yang Kampuz Jalanan kasih. Ketika membuat film, tema

    apa yang diangkat menjadi bahan sendiri buat mereka untuk belajar, contohnya ni

    pada saat bikin film Gardala, itu anak-anak tertarik pada mempelajari tu maksud

    dari Garuda Pancasila, dari silanya, lambang-lambangnya, sampai sejarahnya.

    Trus ada satu temen tu puny aide buat bikin kostum super hero bentuk garuda”

    (wawancara : Alex anggota Kampuz Jalanan)

    Pesan-pesan yang disampaikan Kampuz Jalanan di bascampnya lebih

    cenderung dalam bentuk pesan non verbal. Bisa dilihat dari uraian diatas, Kegiatan-

    kegiatan yang di lakukan oleh Kampuz Jalanan lebih pada pesan prosemik yang

    menggunakan suatu ruang untuk menjelaskan hal yang ingin disampaikan. Selain itu

    pesan para linguistic dan gesture, juga selalu di lakukan oleh Kampuz Jalanan.

  • 62

    Mengenai tujuan dari kegiatan di bascamp Kampus jalanan, peneliti

    mengasumsikan Kampuz Jalanan lebih bertujuan menanamkan moral baik itu

    budaya, nasionalisme dan sosial.

    C. Kegiatan 3

    C.1 Kegiatan Kampuz Jalanan dalam Event Motor

    Dalam kegiatan ini penulis melihat bagaimana keberadaan kelompok kampuz

    jalanan di Yogyakarta mempunyai peran yang signifikan diantara kelompok-

    kelompok motor lain yang ada, dalam kegiatan ini penulis bagaimana eksistensi

    kelompok kampuz jalanan yang kerap di jadikan pelopor kegiatan acara dari

    kelompok motor yang lain, dan bahkan kerap menjadi pioneer pembuatan sebuah

    acara. Dan yang lebih menarik adalah kegiatan yang dilakukan pun tidak lepas dari

    kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan.

    Event “Jogja Honda Classic”,Kampuz Jalanan memberikan ide mengemas

    acara yang berbeda dari biasanya. Ketika itu komunitas motor “Jogja Honda

    Classic” mempercayakan seluruh acara pada Kampuz Jalanan. Begitu leluasa

    Kampus Jalanan dalam memberikan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif di

    event tersebut. Beberapa kegiatan yang dimasukanKampuz Jalanan dalam event

    tersebut diantaranya Apresiasi Musik Tradisional, Drama Jawa, Ilustrasi Sejarah

    Tandu Soedirman, dan Tiketing buku.

    Dalam Apresiasi Musik Tradisional dibawakan music gamelan dan lagu-

    lagunyapun lagu daerah jawa yang tentunya menggunakan bahasa Jawa. Begitu

    juga dengan Drama Jawa, disitu juga memberikan pesan mengenai bagaiamana

    seorang pemuda yang dapat menghargai budaya jawa. Kampuz Jalanan yang

    merupakan kelompok dengan latar belakang komunitas motor begitu berani

    mengamas acara motor dengan tampilan berbeda dari acara motor pada umumnya.

  • 63

    Dalan event motor “Honda Jogja Classic” Kampus jalanan berani memberiak

    nilai-nilai yang bias dikatakan edukatif, apalagi dengan adanya ilustrasi tandu

    jendral soedirman, dimana disitu seluruh peserta disuruh mengumpulkan kayu-

    kayu dan merakitnya menjadi bentuk tandu yang besar hingga tingginya mencapai

    dua meter. Pada acara malam harinya suasana dibuat seperti perang dan tidak lama

    terdapat suara sound yang bersuaara seperti pesawat perang jaman dahulu.

    Seseorang yang telah diberi tanda melemparkan api ke tandu besar tersebut dan

    diikuti suara bom. Disitulah mereka mengilustrasikan tandu soedirman dimana

    peringatan mengenai jendral Soedirman ala anak motor.

    Perancangan pesan : berdasarkan dari kegiatan yang dijabarkan diatas, penulis

    melihat kemampuan kreatifitas dari kelompok Kampus Jalanan yang dituangkan

    dalam kegiatan-kegiatan yang dikemas dalam bentuk kesenian yang di

    panggungkan dan dipertontonkan dengan sangat menarik. Peneliti melihat

    bagaiamana Kampuz Jalanan mengemas event motor tersebut mempunyai nilai

    budaya yang tentunya ketika Kampuz Jalanan memberikan suatu tontonan kepada

    komunitas motor “Jogja Honda Classic” berupa drama jawa dan music tradisional.

    Bagaiamana dalam dua tontonan tersebut mengangkat budaya jawa dengan bahasa

    lagu, bahasa drama, pola pakaian yang dikenakan ketika pentas, dan suasana

    malam yang melihatkan suasana pedesaan. Begitu juga ketika terdapat suatu

    tontonan yang menggambarkan nilai nasionalisme yaitu ketika Kampuz Jalanan

    memberikan suatu ilustrasi mengenai Jendral Soedirman. Dengan penampilan

    Kampus Jalanan dalam event tersebut, peneliti bisa mengasumsikan bahwa semua

    itu merupakan perancangan pesan yang dilakukan oleh Kampuz Jalanan.

    Kekuatan : bisa dikatan kegiatan Kampuz Jalanan dalam kegiatan motor

    menggunakan pesan linguistic dan non verbal. Bagaiamana ketika mereka

  • 64

    berbicara merupakan pesan penyampaian pesan secara linguistic dan ketika mereka

    memberikan suatu aksi bermain music, bermain gesture tubuh, berpenampilan

    ketika bermain drama ataupun music , semua itu merupakan penyampaian pesan

    secara non verbal.

    Tujuan : edukasi

    C.2 Analisis

    Kegiatan Kampuz Jalanan dalam event motor merupakan kemenarikan

    tersendiri. Mengisis kegiatan motor yang dilakukan Kampus Jalanan sangatlah

    menarik, dan dalam kegiatan ini Kampuz Jalanan juga bisa dikatakan sukses dalam

    merancang pesan. Melihat sasaran yaitu anak motor yang tidak tahu akan latar

    belakang kehidupannya, Kampuz Jalanan bisa mengemas pesan dalam berbagai

    kegiatan dan peserta dari event motor tersebut dapat merasakan suasana yang

    berbeda dari biasanya. Hal ini mebuktikan bahwa Kmpuz Jalanan merancang pesan

    dengan serius untuk mencapai tujuannya.

    Perancangan pesan dalam kegiatan inimerupakan perancangan pesan panjang

    untuk mencapai tujuan. Kampuz Jalanan melakukan berbagai kegiatan untuk

    mencapai tujuannya. Seperti yang dikatakan De vito usaha mencoba mengubah

    sikap dan tingkah laku komunikan.pesan dapat disampaikan secara panjang, tetapi

    perlu diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari komunikasi.

    Pesan non verbal lebih mendominasi dalam kegiatan ini, bagaiamana ketika

    mereka berbicara merupakan pesan penyampaian pesan secara linguistic dan ketika

    mereka memberikan suatu aksi bermain music, bermain gesture tubuh,

    berpenampilan ketika bermain drama ataupun music , semua itu merupakan

    penyampaian pesan secara non verbal. Menurut Duncan pesan non verbal yang di

  • 65

    lakukan oleh Kampus Jalanan ini bisa dibagi dalam beberapa kategori, yaitu pesan

    prosemik,para linguistic, postural dan arti factual.

    4.4 Tujuan Pesan Dalam Kegiatan Kampuz Jalanan

    Pesan merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan apakah

    gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang berarti dan

    telah disusun sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya salah paham.

    Sastropoetro (1982:13). Dalam suatu kesuksesan penyampaian Pesan, Kampuz

    Jalanan juga menyusun pesan-pesan yang ingin dituangkan. Berbagai penyusunan

    pesan atau perancangan pesan yang dilakukan Kampuz Jalanan baik itu pesan

    verbal ataupun non verbal pada suatu kegiatan diharapkan untuk tercapainya

    tujuan. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Charles Berger perancangan pesan

    begitu penting dan menjadi hal yang vital dalam mencapai tujuan. Sedangkan

    perencanaan sendiri menurut Charles berger adalah gambaran mental atau sejumlah

    langkah yang akan ditempuh oleh seseorang dalam mencapai tujuan. Morisan

    (2006: 180-183)

    Jika dilihat kebanyakan pesan yang dilakukan Kampuz Jalanan lebih banyak

    menggunakan pesan non verbal. Pesan non verbal merupakan pesan yang berupa

    isyarat, bukan kata-kata. Edward T.Hal menamai bahasa non verbal sebagai bahasa

    diam dan dimensi tersembunyi suatu budaya. Sifat dari bahasa non verbal adalah

    sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang

    mempunyai bahasa verbal khas juga di lengkapi dengan bahasa non verbal khas

    yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Begitu juga dengan Kampuz Jalanan,

    dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan Kampuz Jalanan lebih menggunakan

    bahasa-bahasa isyarat seperti gesture tubuh ketika mendongeng, menggunakan

  • 66

    ruang sebagai penyampaian pesan, menggunakan alat peraga sebagai penyampai

    pesan,serta berbagai jenis permaianan untuk memberikan ilmu kepada anak-anak.

    Duncan menyebutkan enam jenis pesan nonverbal : 1. Kinesik atau gerak tubuh,

    2. Paralinguistic atau suara, 3. Proksemik atau pengguna personal dan sosial, 4.

    Olfaksi atau penciuman, 5. Sensitifitas kulit, dan 6. Faktor artifaktual seperti

    pakaian dan kosmetik. (Jalaludin 2009:157-159)

    Dalam mengetahui tujuan dari Kampuz Jalanan, tentunya penulis harus

    mengetahui pesan-pesan yang ada dalam kegiatan Kampuz Jalanan. Setiap pesan

    yang ada dalam kegiatan tersebut tentunya juga harus diketahui maknanya. Untuk

    mengetahui makna dari suatu pesan kita bisa mengacu pada teori pesan yang telah

    diungkapkan oleh Suryanto (2015 :175), ada dua hal utama yang terkandung dalam

    sebuah pesan yaitu content meaning dan relationship atau biasa dikenal dengan

    konotasi dan denotasi. Dalam kegiatan Kampuz Jalanan lebih pada tataran

    konotasi, karena Kampuz Jalanan memberikan pesan melalui berbagai kegiatan

    akan tetapi kegiatan yang dilakukan bukanlah maksut dari pesan yang

    disampaikan. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kampuz Jalanan

    merupakan suatu perancangan pesan saja, bukan pesan.

    Kita tahu bahwa perancangan pesan merupakan salah satu kunci dari

    komunikasi dalam mencapai tujuan. Maka dari itu Kampus Jalanan dalam

    mencapai tujuannya memerlukan perancangan pesan. Perancangan pesan yang

    dilakukan oleh Kampuz Jalanan yaitu melalui berbagai kegiatan yang telah

    dianalisi diatas, yaitu : Sedekah Kretif Edukatif, kegiatan didalam bascamp

    Kampuz Jalanan serta event motor.

    Dari penjelasan mengenai kegiatan Kampus Jalanan berserta analisis yang

    telah dilakukan, pesan-pesan dalam kegiatan Kampuz Jalanan, kita dapat

  • 67

    memaknai serta mencari tujuan dari Kampuz Jalanan. Pesan lebih mengarah pada

    pembentukan moral atau karakter nasionalisme dan sosial kebudayaan. Bisa dilihat

    mulai dari kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif, dalam kegiatan tersebut yang telah

    dilakukan sebanyak lima belas kali ke berbagai sekolah formal dan pesan-pesan

    yang diberikan selalu saja mengenai nasionalisme.

    Kegiatan di bascamp Kampuz Jalanan juga lebih mengarah pada pembentukan

    karakter nasionalisme dan sosial budaya. Bisa dilihat dari karya-karya mereka,

    kebanyakan karya-karya yang dihasilkan oleh Kampuz Jalanan lebih

    menggambarkan rasa Nasionalisme serta sosial budaya. Begitu juga dengan

    kegiatan event motor yang diselenggarakan Kampus Jalanan, memang arah dari

    semua itu adalah pendidikan, akan tetapi pendidikan yang dilakukan Kampuz

    Jalanan lebih pada arah Nasionalisme serta sosial budaya.