Upload
others
View
0
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
33
BAB IV
PEMBAHASAN
4.1 Kampuz Jalanan
Kampuz Jalanan merupakan suatu kelompok sosial yang berantusias terhadap
pendidikan. Antusias terhadap pendidikan ini di wujudkan dalam berbagai bentuk
kegiatan baik itu support kepada pendidikan formal ataupun belajar bersama dalam
Kampuz Jalanan.
Merujuk mengenai bagaiamana kampus jalanan sendiri, kampus jalanan
berdiri awal tahun 2010. Berdirinya Kampus Jalanan berasal dari sebuah klub
motor di jogja bernama “The Topaners” yang mereka memang bisa disebut fans
dari cerita Ali Topan Anak Jalanan.Klub motor The Topaners saat itu mengadakan
touring pulau Jawa.Ketika mereka tiba dijakarta, bertemu seorang penulis novel
Ali Topan yaitu bapak Teguh Esha menjadi tujuan mereka. Saat itu mereka
menemui beliau di Warung Apresiasi Jakarta, dan ketika itulah mereka dapat
sharing panjang lebar mengenai kehidupan bapak Teguh Esha, novel Ali Topan
ataupun berbagai wawasan. Dari pembicaraan tersebut seorang anggota klub motor
The Topaners bernama Eko Prasetyo sangatlah terinspirasi oleh bapak Teguh Esha.
Beberapa obrolan yang bisa diakui dia sebagai wejangan buatnya yaitu mengenai
kaum Jalanan serta pendidikan. Dimana wejangan tersebut mengarah pada tujuan
membuat anak jalanan agar dapat berdiri dengan kondisinya yang susah untuk
bersekolah dan membawa dampak kurangnya wawasan atau ilmu dalam diri
mereka yang berimbas bagaimana tingkah laku anak jalanan kurang terarah.
Dengan keprihatinan itu bapak Teguh Esa hanya dapat membuat website
“Universitas Jalanan.com” dan menulis novel agar menjadi kepedulian bagi
34
masyarakat ataupun pemerintah serta menjadi sebuah pendidikan bagi seluruh
kalangan.
Eko Prasetyo mendengar pembicaraan itu tergugah untuk semangat
mendirikan ruang bagi teman-teman jalanannya agar dapat menimba ilmu. Ruang
pembelajaran tersebut ia dirikan sepulang dari touring dengan nama “Kampuz
Jalanan”. “Kampuz Jalanan” ia dirikan dirumahnya yaitu Jl. Bantul Km5, kweni
RT 6 Panggung harjo Jogjakarta. Berjalannya waktu, Kampus jalanan yang terus
membawa image pendidikan Tutwuri Handayani serta spirit Universitas
Jalanan.com, ditahun 2013 mereka membuat semboyan “Yogo Angonggo Yogi”
yang berarti “cah nom seng nuwani” dalam bahasa jawa atau “anak muda yang
berpikir dewasa”. Berikut adalah logo dari Kampuz Jalanan.
Gambar 4.1 Logo Kampuz Jalanan
Dari hasil wawancara yang di lakukan, logo Kampuz Jalanan mempunyai
makna sebagai berikut.
“Dalam logo Kampuz Jalanan terdapat gambar blecong, dalam dunia
pewayangan blencong ini selalu di taruh di atas kepala seorang dalang yang
berguna sebagai penerang, begitu pula dalam gambar pada logo Kampuz
Jalanan tersebut. Gambar buku disitu adalah sumber ilmu pengetahuan yang
kita dapat dan kita bagikan. (wawancara kepada Eko Prasetyo)”
35
4.1.1 Struktur Organisasi
Dalam struktur organisasi Kampuz Jalanan tidak ada struktur formal dimana
dalam kelompok KAmpuz Jalanan hanya ada satu orang sebgai penanggung jawab
atau yang sering mereka sebut dengan kepala sekolah yaitu Eko Prsetyo. Dimana
Eko Prasetyo yang menjabat sebagai kepala sekolah mempunyai tanggung jawab
mengatur kegiatan Kampuz jalanan dari kegiatan workshop untuk anak-anak,
anggota dewasa, sedekah ke berbagai sekolah serta mengisi kegiatan dalam
berbagai event. Dalam berbagai kegiatan itu Eko Prasetyo mengatur dari waktu,
penerima saran untuk mengisis kegiatan sampai mencarikan pengisi atau orang
yang mau mengisi kegiatan dalam Kampuz Jalanan.
Sedangkan untuk anggota kelompok Kampuz Jalanan yang lain mempunyai
peran dan tanggung jawab sebagai pengisi materi sekaligus pendengar materi
dalam kegiatan. Dalam Kampus Jalanan memang diwajibkan untuk semua anggota
untuk bisa memberikan materi karena dalam Kampuz Jalanan guru itu bisa
dianggap murid dan begitu juga sebaliknya murid bisa dianggap sebagai guru. Jadi,
semua anggota Kampuz Jalanan berhak dan wajib menjadi pengisi materi.
Bagan 4.1 Strutur Organisasi Kampuz Jalanan
Berdasar dari penjelasan diatas yang saya peroleh dari hasil wawancara
dengan Eko Prasetyo maka, terbentuklah bagan diatas yang menjelaskan fungsi dan
peran dari setiap anggota kelompok Kampuz Jalanan. Meskipun tidak ada struktur
Kepala Sekolah
Guru Guru Guru
36
organisasi formal akan tetapi penulis melihat adanya keteraturan dan keseragaman
dari semua pihak yang ada di dalam kelompok Kampuz Jalanan. Hal itu tidak lepas
karena adanya proses bertukar pikiran dari masing anggota. Dalam proses ini yang
menarik dan menjadi kunci adanya kesetaraan baik antara kepala sekolah maupun
guru, kebebasan mengutarakan pendapat dalam membuat perencanaan program
serta proses komunikasi yang dijalankan adalah komunikasi dua arah sehingga
pembuatan perencanaan program kegiatan dari kelompok Kampuz Jalanan benar-
benar terencana dengan baik.
4.2 Kegiatan Kampuz Jalanan
kegiatan yang dilakukan dan dijalankan oleh kelompok Kampuz Jalanan
adalah faham kepedulian kelompok tersebut terhadap lingkungan sosial yang
kaitannya kearah pendidikan. Hal tersebut dapat penulis lihat dari macam-macam
kegiatan yang selama ini dilakukan oleh kelompok Kampuz Jalanan. Dalam setiap
kegiatan yang dilakukan semuanya memiliki nilai materi dimana itu untuk
pemenuhan pelaksanaan kegiatan. Akan tetapi yang menarik yang penulis lihat
adalah ketersediaan kebutuhan dalam menjalankan kegiatan didapatkan kelompok
Kampuz Jalanan melalui donasi dari pihak luar baik berupa buku, uang, maupun
ilmu dimana itu diperoleh secara suka rela dari pihak pemberi donasi. Pihak luar
pemberi donasi ini merupakan orang-orang yang tahu tentang Kampuz Jalanan,
siapapun itu. Selain donasi oleh orang-orang yang tahu mengenai Kampuz Jalanan,
Kampus Jalanan juga mencari donasi ke sekolah-sekolah yang siswanya lebih
mampu , akan tetapi tidaklah serta merta Kampuz Jalanan meminta donasi,
Kampuz Jalanan memberikan workshop, seperti membuat film, menulis, belajar
desain, dan siapaun yang ikut dalam workshop tersebut dapat menukar tiket dengan
37
buku ataupun materiil seikhlasnya. Berikut adalah kegiatan yang dilakukan oleh
kelompok Kampuz Jalanan.
4.2.1 Sedekah Kreatif Edukatif
Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif merupakan kegiatan kelompok Kampuz
Jalanan dengan menemukan sekolah yang kurang mampu baik dalam kondisi
bangunan, pengajar serta materi berupa buku dan alat-alat peraga sekolah,ketika
mereka sudah menemukan sekolah tersebut pihak Kampuz Jalanan memberikan
bantuan terhadap sekolah tersebut. Bantuannyapun bukanlah dalam bentuk materi
uang, akan tetapi apa yang menjadi kekurangan sekolah tersebut. Dalam semua
kegiatan Sedekah Kreatif yang telah dilakukan, Kampuz Jalanan telah memberikan
bantuan baik itu merehap sekolahan dari membeli cat serta mengecat langsung
sekolahan, memberikan workshop (film, kerajian, menggambar, menulis), memberi
bantuan buku untuk melengkapi perpustakaan. Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif
ini dilakukan secara kontinuitas oleh Kampus Jalanan.
“Sedekah Kreatif Edukatif itu kegiatan Kampuz Jalanan ke sekolah-sekolah
yang perlu dibantu, biasanya di daerah pelosok.
Sedekah Kreatif Edukatif sudah dilakukan oleh Kampus Jalanan dibeberapa
sekolah pelosok daerah Jogjakarta.
SKE Tahun Tempat Kegiatan
#1 2012 TK Banjar Rejo
III, Tanjung Sari
Gunung Kidul
Dongeng anak, lomba
mewarnai,games, pembagian
paket buku dan mainan
edukatif, pengecatan alat main
38
luar ruangan.
#2 2012 KBTK Fajar
Imani Gunung
Kidul
Memberikan meja dam kursi
10 unit, paket alat belajar
untuk siswa, paket alat belajar
sekolahan.
#3 2012 SD/Madrasah
Ibtidayah
Tarukan Gunung
Kidul
Lomba mengambar, lomba
mewarnai, workshop film
sederhana, pembuatan
perpustakaan, mengecat
tembok.
#4 2012 SD MI Tarukan,
Paliyan Gunung
Kidul.
Meneruskan SKE #3
#5 2012 Gading Sari
yogyakarta
Masuk dalam rangkaian event
de Kampoeng, workshop
film,lomba film, tiketing buku.
#6 2013 SD/Madrasah
Ibtidayah
Tarukan Gunung
Kidul
Meneruskan SKE #3
#7 2013 TK Fajar Imani,
Kali bawang
Kulon Progo,
Yogyakarta
Lomba mewarnai, mengecat
tembok dan mainan luar
ruamgam, games, lomba
menggambar.
#8 2013 Perpustakaan latiahan pembuatan film dan
39
Yogyakarta. pemutaran film.
#9 2013 TK Banjarejo 3,
Gunung Kidul,
Yogyakarta.
Mengecat tembok, sedekah
kursi dan meja, lomba
menggambar dan mewarnai,
nonton film, games.
#10 2013 TK Fajar Imani,
Kli bawang,
Kulon Progo.
Meneruskan SKE #7
#11 2013 TK ABA Tlogo
Watu, Kemalang
Klaten
Sedekah kursi dan meja,
mengcat ruangan dan alat main
luar kelas, games dan lomba
mewarnai serta menggambar.
#12 2013 Tanubayan,
Trirenggo,
Bantul
Penyembelihan kurban, alam
rangka syukuran PH Moviesta,
kegiatan games dan nonton
film bersama.
#13 2013 Kweni, Sewon,
Bantul
Dalam rangkaian acara
d’Kampoeng, worshop
film
40
Sampai saat inipun ada juga sekolah dasar yang menjadi pantauan oleh
Kampuz Jalanan yaitu SD Trukan Paliyan. Sering kali Kampuz Jalanan diundang
untuk mengisi kegiatan pembelajaran di sekolah tersebut, baik itu kegiatan jam
belajar ataupun class metting.
Dari kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif (SKE), Kampuz Jalanan memberikan
berbagai kegiatan yang sangat mendidik, baik itu skil ataupun penanaman moral.
Kegiatan membuat film di sekolah-sekolah biasanya melatih siswa siswi untuk bisa
bercerita kehidupan mereka sehari-hari dan menggambarkannya dalm sebuah karya
film. Dalam workshop film yang dilakukan Kampuz Jalanan melalui kegiatan
Sedekah Kreatif Edukatif ini, mengajarrkan siswa siswi mengenai proses
pembuatan film, ide film diangkat dari dari pemilihan cerita yang ditulis siswa
siswi mengenai kehidupan sehari-hari mereka.
“workshop film biasanya itu kita melatih anak-anak tentang bagaimana
membuat film. Mereka membuat cerita sendiri dan nanti kita pilih cerita mana
yang menarik dan kami proses menjadi sebuah film karya mereka
sendiri”(wawancara pada Alex, anggota Kampuz Jalanan)
Dalam kegiatan menggambar merupakan cara Kampuz Jalanan menanamkan
sedikit pemahaman menganai nasionalisme. Dari berbagai kegiatan yang telah
dilakukan, untuk lomba-lomba menggambar Kampuz Jalanan memberikan tema
mengenai Pancasila dan Indonesia. Dari dua tema itu,Kampuz Jalanan dapat
menanamkan moral Pancasila serta wawasan menganai Indonesia. Dari proses
lomba menggambar ini tentunya Kampuz Jalanan memberikan pengertian terlebih
dahulu mengenai Pancasila agar siswa siswi bisa beride akan menggambar seperti
apa. Penjelasan mengenai Pancsila, Kampuz Jalanan mempunyai alat peraga
41
berupa Rubik, disitu siswa siswi disuruh bermain rubik yang setiap sisinya
menggambarkan sila-sila dari pancasila. Dalam menerangkan mengenai Indonesia,
Kampuz Jalanan menerangkan cukup simple, dari mulai pahlawan, perang,
pemandangan, bendera, sekiranya semacam itu.
“simple dari kegiatan menggambar, awalnya kita menerangkan kepada
mereka, cara menerangkan kita pun nggak yang ribet-ribet pancasila itu adalah
blab la blab la bueh. Tapi kita cukup membawa lata peraga rubik ini. Kita suruh
aja mereka bermain dengan rubik itu. Setelah itu kita ajak mereka ke kegiatan
selanjutnya yaitu menggambar dengan tema Pancasila, bereskan. Mereka itu
anak-anak’e, susah kalo di jelasin panjang lebar, malah kita yang stress ntar”
(wawancaradengan Eko Prasetyo)
Selain dua kegiatan di atas, dalam Sedekah Kretif Edukatif, Kampus Jalanan
memberikan kegiatan games. Kegiatan games ini, Kampuz Jalanan memberikan
permainan simple yaitu Tanya jawab, akan tetapi Tanya jawab tersebut di mulai
dari permainan seperti domikado, berhitung urutan.
“senang dan merasa seru ketika anak-anak itu kami ajak bermain domikado,
trus kita suruh berhitung satu sampai sepuluh nanti yang mendapatkan nomer
yang sama terus berkelompok, kita suruh mereka untuk bernyanyi lagu nasionalis,
hafalana sila pancasila dan nanti yang berhasil kita kasih hadiah” (wawancara
keada rudi anggota Kampuz Jalanan)
4.2.2 Kegiatan Bascamp Kampuz Jalanan
Bascamp Kampuz Jalanan di Jl. Bantul Km5, kweni RT 6 Panggung harjo
Jogjakarta menjadi tempat berkegiatan anak-anak kampung setempat pada sore hari
42
dari jam 16.00-18.00. kegiatan tersebut diantaranya dari mengerjakan PR,
berkerajian, membaca, dan biasanya dalam satu minggu sekali kepala sekolah
Kampuz Jalanan mengadakan workshop kepada anak-anak yang berkumpul di
bascamp Kampuz Jalanan.
“Kalo di bascamp sini tiap hari ada kegiatan,lihat aja itu anak-anak ada yang
mengerjakan PR, membaca, main-main. Mereka disini sampek jam enam,
menjelang maghrib mereka pulang.” (Wawancara dengan Eko Prasetyo)
“ya begini kegiatan di Kampuz Jalanan, mereka mengerjakan PR,mengaji,
bermain, baca-baca, dan kadang di hari minggu kami mengajak mereka
uuntuk berkegiatan bersama seperti memasak. Dan di kampuz jalanan berbagi
ilmu itu menjadi kewajiban ya, jadi banyak deh kegiatan-kegiatan disini mulai
dari pelatihan film photo, menggambar, mewarnai banyak deh”(wawncara
kepada Mutohiroh)
Workshop tersebut meliputi memasak, membuat film, menggambar, menulis,
music, memasak dan selain workshop juga mendengarkan dongeng. Dalam
beberapa workshop seperti pembuatan film, menulis dan music biasanya diikuti
oleh anggota Kampuz Jalanan yang bias dikatakan dewasa.
Kegiatan Pengisi Materi
Memasak Mutohiroh Membuat kue donat
Mutohiroh Membuat kue cubit
Workshop film Team (U) crew Membuat film mengenai
kehidupandengan judul “de
Kampeng”
43
Alex dan Didit Membuat film daerah dengan judul
“Madang dan tesi”
Didit dan Iwek Membuat film mengenai kesopanan
anak motor terhadap orang tua
dengan judul “lupa ingat”
Didit dan Rudi Membuat film mengenai garuda
Pancasila dengan mengemas super
hero yang berwujud garuda. Film
tersebut berjudul “GARDALA”
Music Komunitas Tombo
ati
Bermain musikkeroncong lagu daerah
Menulis Komunitas motor
JHC medan
Menulis cerita dalam bahasa medan
Stiekes AL MATA Hidup sehat
Menggambar Iwan Indonesiaku
Mendengar
dongeng
Kak Tony Kancil dan kura-kura. Menceritakan
mengenai kesombongan kancil
Kak Tony Emberikan mengenai berbagi yang di
ilustrasikan dengan teko yang suka
berbagi dan teko yang pelit.
Mengerjakan PR
dan membaca
Mutohiroh dan Eko
Prastyo
Merupakan kegiatan setiap hari di
sore hari.
Mengaji Mutohiroh Kegiatan hari minggu jika tidak ada
workshop. Akan tetapi disini juga
diajarkan bagaimana anak-anak bias
44
mengerti kesopanan dan moral yang
dikemukakan ilmu agama.
Tabel 4.2 Kegiatan di Bascamp Kampuz Jalanan
4.2.3 Kegiatan Kampuz Jalanan dalam Event Motor
Dengan anggota kelompok Kampuz Jalanan yang dari berbagai komunitas
motor yang berbeda, biasanya Kampuz Jalanan di ajak untuk mengemas event
komunitas motor. Event motor yang pernah mengajak kerja sama dengan Kampuz
Jalanan adalah komunitas motor “Jogja Honda Classic”, “The Topaners”, dan “CB
Indonesia”. Tiga komunitas motor tersebut pernah meminta Kampuz Jalanan untuk
ikut andil dalam mengisi acara mereka.
“banyak ya kalo kegiatan Kampuz Jalanan di event-event motor, beberapa
kali kita melkukan ticketing buku dalam acara motor. Pernah waktu itu kita
bekerja sama dengan Jogja Honda Clsassic bikin acara di klaten. Itu kami bikin
beda, jadi disitu kami mencoba untuk membuat acara anak motor tapi kegiatannya
berbeda daro biasanya, ada apresiasi music tradisional jadi kita bermain music
tradisonal terus drama jawa, pengene sih ketoprak alsine tapi rak sido, disit juga
kami membuat ilustrasi tentang tandu soedirman biar mereka tahu mengenai
pahlawan soedirman” (wawancara dengan eko prasetyo)
Di tahun 2011 komunitas motor “The Topaners” bekerja sama dengan
Kampuz Jalanan dengan mengadakan event di Jakarta. Dalam event tersebut
Kampuz Jalanan meminta untuk ada ticketing buku bagi para pengunjung ataupun
peserta event tersebut. Begitu pula dengan acara komunitas “The Topaners”,
Kampuz Jalanan juga meminta untuk diberikan tiketting Buku bagi para peserta
event.
45
Event “Jogja Honda Classic”,Kampuz Jalanan memberikan ide mengemas
acara yang berbeda dari biasanya. Ketika itu komunitas motor “Jogja Honda
Classic” mempercayakan seluruh acara pada Kampuz Jalanan. Begitu leluasa
Kampus Jalanan dalam memberikan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif di
event tersebut. Beberapa kegiatan yang dimasukanKampuz Jalanan dalam event
tersebut diantaranya Apresiasi Musik Tradisional, Drama Jawa, Ilustrasi Sejarah
Tandu Soedirman, dan Tiketing buku.
Dalam Apresiasi Musik Tradisional dibawakan music gamelan dan lagu-
lagunyapun lagu daerah jawa yang tentunya menggunakan bahasa Jawa. Begitu
juga dengan Drama Jawa, disitu juga memberikan pesan mengenai bagaiamana
seorang pemuda yang dapat menghargai budaya jawa. Kampuz Jalanan yang
merupakan kelompok dengan latar belakang komunitas motor begitu berani
mengamas acara motor dengan tampilan berbeda dari acara motor pada umumnya.
Dalan event motor “Honda Jogja Classic” Kampus jalanan berani memberiak
nilai-nilai yang bias dikatakan edukatif, apalagi dengan adanya ilustrasi tandu
jendral soedirman, dimana disitu seluruh peserta disuruh mengumpulkan kayu-
kayu dan merakitnya menjadi bentuk tandu yang besar hingga tingginya mencapai
dua meter. Pada acara malam harinya suasana dibuat seperti perang dan tidak lama
terdapat suara sound yang bersuaara seperti pesawat perang jaman dahulu.
Seseorang yang telah diberi tanda melemparkan api ke tandu besar tersebut dan
diikuti suara bom. Disitulah mereka mengilustrasikan tandu soedirman dimana
peringatan mengenai jendral Soedirman ala anak motor.
“Mantep, disitu semua rame, baru kali ini di Indonesia ada acara anak motor
yang kaya gitu, ada ticketing buku, ada Apresiasi music jawa, ada drama jawa,
46
ada juga kita bikin ilustrasi tandu jendral Soedirman”(bobi anggota Kampuz
Jalanan)
4.3 Analisis Pesan Dalam Kegiatan Kampuz Jalanan
Kemajuan era tekhnologi saat ini mempermudah manusia dalam menjalankan
proses interaksi komunikasi didalam kehidupan sehari hari, dalam proses
komunikasi tersebut manusia juga bisa melakukan banyak inovasi dan kreasi
terhadap bagaimana cara penyampaian dan pengemasan sebuah informasi itu di
kelola sehingga pesan yang ingin disampaikan oleh komunikator dapat sampai
sesuai dengan apa yang memang diinginkan. Hal tersebut tentunya tidak lepas dari
bagaimana menggunakan media sebagai sarana penunjang dan juga tepat didalam
mengelola pesan dalam proses komunikasi.
Dalam ranah ilmu komunikasi ada banyak cara serta strategi yang bisa
digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi dan pesan yang dimaksudkan
bisa sesuai dengan apa yang diharapkan namun memiliki daya tarik terhadap
komunikan serta makna dan tujuan yang ingin disampaikan bisa memiliki
kesamaan makna, teori perancangan pesan adalah salah satu strategi yang bisa
digunakan untuk mengemas sebuah pesan yang ingin disampaikan dengan tidak
mengurangi nilai tujuan dari pesan itu sendiri. Charles Berger menjelaskan
merancang pesan dalam suatu teori “rencana”. Dengan komunikasi begitu penting
untuk mencapai tujuan, maka perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital
dalam mencapi tujuan tersebut. Ketika suatu perancangan pesan adalah hal yang
vital, dalam Kampuz Jalanan juga mengakui akan hal tersebut, seperti yang
diungkapkan oleh Eko Prasetyo selaku Kepala Sekolah Kampuz Jalanan ketika
diwawancarai :
47
“cara mengajar untuk murid atau anak-anak biar paham itu gampang-gampang
susah, karena kita perlu tu menyelami dunia anak-anak, biar kita bisa bikin suatu
metode yang asik dan apa yang kita sampaikan itu mereka paham dan selama ini
Kapuz Jalanan menggunakan cara yang simple-simple aja sih, kalo ribet-
ribetjuga malah mereka ndak paham ya”
Strategi perancangan pesan tersebut seperti apa yang disampaikan Charles
Berger (Morisan 2006:180-183) dalam teori psikologi pesan nantinya akan
memunculkan kekuatan dari pesan itu sendiri dilihat dari aspek linguistic atau non
verbal.
Dari apa yang dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan pada kegiatan ini
penulis mencoba mendalami dan menganalisa pesan yang disampaikan dari
masing-masing kegiatan melihat dari bagaimana pesan itu dirancang dan apa
tujuan dari pesan tersebut.
A. Kegiatan
Sedekah Kreatif Edukatif
SKE Tahun Tempat Kegiatan
#1 2012 TK Banjar Rejo
III, Tanjung Sari
Gunung Kidul
Dongeng anak, lomba
mewarnai,games, pembagian
paket buku dan mainan
edukatif, pengecatan alat main
luar ruangan.
Perancangan pesan : dalam kegiatan ini terlihat bahwa bagaimana pendekatan
yang dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan adalah perancangan pesan yang
48
yang di kemas melalui sebuah kegiatan yang mengarah pada kegiatan ringan
dan menyenangkan, yang menjadi sasaran kelompok kampuz jalanan ini adalah
anak-anak di rentan usia 5-6tahun sehingga dari dengan pendekatan yang
ringan dan menyenangkan diharapkan para murid tidak cepat merasa bosan
serta tidak bermain sendiri.
Kekuatan : dari kegiatan ini penulis melihat bahwa kekuatan yang muncul dari
pesan ini adalah kekuatan secara linguistic dan juga non verbal, hal tersebut
dilihat dari metode yang dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan, kekuatan
secara linguistic muncul dilihat dari kegiatan mendongeng yang dilakukan,
sedangkan kekuatan non verbal muncul dari kegiatan lomba mewarnai,
kemudian sesi games yang dilakukan diantara kegiatan pembagian buku
Tujuan : Edukasi, menanamkan nilai moral
#2 2012 KBTK Fajar
Imani Gunung
Kidul
Memberikan meja dam kursi
10 unit, paket alat belajar
untuk siswa, paket alat belajar
sekolahan.
Perancangan pesan : dalam kegiatan ini penulis melihat bahwa apa yang
dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan lebih kepada arah kepedulian yang
mendominasi sehingga arti pesan yang ingin disampaikan bisa mengarah pada
psikologis para murid dan emosi kebahagiaan.
Kekuatan : melihat dari apa yang dilakukan, pada kegiatan ini kekuatan secara
non verballebih dominan karena dalam kegiatan ini instrument dalam kegiatan
adalah benda fisik.
49
Tujuan : Sosial Edukasi
#3 2012 SD/Madrasah
Ibtidayah
Tarukan Gunung
Kidul
Lomba mengambar, lomba
mewarnai, workshop film
sederhana, pembuatan
perpustakaan, mengecat
tembok.
Perancangan Pesan : dominasi pada kegiatan kreatif yang diberikan oleh
kelompok kampuz jalanan kepada murid sd/madrasah dengan perancangan
seperti ini tentu diharapkan anak-anak terangsang untuk tertarik dan tidak cepat
bosan dalam mengikuti kegiatan tersebut
Kekuatan : kegiatan ini lebih mengarah dan memiliki kekuatan dalam hal non
verbal, dapat dilihat dari apa yang diakukan serta kecenderungan pada sebuah
kegiatan kreatif.
Tujuan : edukasi kreatifitas
#4 2012 Gading Sari
yogyakarta
Masuk dalam rangkaian event
de Kampoeng, workshop
film,lomba film, tiketing buku.
Perancangan pesan : kegiatan ini lebih mengarah kepada bagaimana cara yang
dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan untuk menunjukan eksistensi mereka
kepada public, serta cara yang dilakukan untuk mendapatkan donasi yang
berupa buku, sehingga bisa kembali dibagikan untuk sekolah sekolah formal
Kekuatan : pada kegiatan ini ada kekuatan secara linguistic dan non verbal
yang muncul secara bersamaan dilihat dari program-program dan materi yang
50
ada didalam kegiatan kelompok kampuz jalanan
Tujuan : Sosial
#6 2013 SD/Madrasah
Ibtidayah
Tarukan Gunung
Kidul
Meneruskan SKE #3
Perancangan pesan : pada kegiatan ini penulis mulai melihat bahwa ada
dampak dan efektifitas yang muncul dan terjadi dari kegiatan yang dilakukan
oleh kelompok kampuz jalan, hal tersebut karena pada kegiatan ini kelompok
kampuz jalanan mengulang kembali kegiatan yang pernah dijalankan di
sekolah formal yang sama.
Kekuatan : non verbal
Tujuan : edukasi kreatif
#7 2013 TK Fajar Imani,
Kali bawang
Kulon Progo,
Yogyakarta
Lomba mewarnai, mengecat
tembok dan mainan luar
ruamgam, games, lomba
menggambar.
Perancangan pesan : kegiatan yang menggunakan pendekatan games
Kekuatan : Non verbal
Tujuan : Edukasi kreatif
#8 2013 Perpustakaan
Yogyakarta.
latiahan pembuatan film dan
pemutaran film.
Dalam kegiatan di peroustakaan daerah jogjakarta ini Kampuz jalanan
merancang pesan dengan mengadakan workshop tentang film.
51
Tujuan : edukasi
#9 2013 TK Banjarejo 3,
Gunung Kidul,
Yogyakarta.
Mengecat tembok, sedekah
kursi dan meja, lomba
menggambar dan mewarnai,
nonton film, games.
Dalam Sedekah Kreatif Edukatif di TK Banjarejo 3, Kampuz Jalanan
merancang pesan sedemikian rupa untuk membuat para siswa TK Banjarejo 3
senang dalam beraktivitas belajar, selain itu melangkapi serta merenovasi
bagian sekolah yang rusak merupakan suatu perancangan pesan untuk
membuat sekolah lebih nyaman.
Kekuatan : linguistic dan non verbal
Tujuan : edukasi dan sosial
#10 2013 TK Fajar Imani,
Kli bawang,
Kulon Progo.
Meneruskan SKE #7
Dalam kegiatan SKE di TK Fajar Imani, dapat dikatakan Kampuz Jalanan
sukses dalam merancang pesan yang menimbulkan bagaimana permintaan TK
Fajar Imani kepada Kampuz Jalanan untuk mengisi kegiatan kembali.
Kekuatan : linguis dan non verbal
Tujuan : edukasi
#11 2013 TK ABA Tlogo
Watu, Kemalang
Klaten
Sedekah kursi dan meja,
mengcat ruangan dan alat main
luar kelas, games dan lomba
52
mewarnai serta menggambar.
Perancangan pesan dalam kegiatan SKE di TK ABA ini terlihat bagaimana
Kampuz Jalanan berusaha membuat suasana kegiatan belajar yang
menyenangkan baik dalam aktifitas belajar mengajar serta dari segi tempat
yang asik untuk belajar.
Tujuan : sosial edukasi
#12 2013 Tanubayan,
Trirenggo,
Bantul
Penyembelihan kurban, alam
rangka syukuran PH Moviesta,
kegiatan games dan nonton
film bersama.
Dalam perancangan pesan di Tanubayan ini sedikit berbeda dari biasanya,
dimana Kampuz Jalanan merancang pesan dengan memberikan santunan
hewan kurban dan baru memberikan games-games serta menonton film.
Kekuatan : linguis dan Non Verbal
Tujuan : agama dan edukasi
#13 2013 Kweni, Sewon,
Bantul
Dalam rangkaian acara
d’Kampoeng, workshop
film
53
#14 2014 SD/MI Tarukan,
Paliyan, Gunung
Kidul.
PelatihanJurnalistik dan
penambahan koleksi buku
perustakaan.
SKE yang dilakukan di SD/MI Tarukan oleh Kampuz Jalanan juga sedikit
berbeda dari yang biasnya. Kampuz Jalanan merancang pesan dengan
memberikan pelatihan Jurnalistik kepada siswa-siwa dan kampuz Jalanan juga
memberikan buku untuk melengkapi bahan bacaan siswa-siswi.
Kekuatan: Linguis dan non verbal
Tujuan : edukasi
Tabel 4.3.1 Analisis Pesan Kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif
A.1. Analisis
Berdasarkan dari apa yang sudah digabarkan dan dijelaskan diatas, bisa
terlihat bahwa pada kegiatan ini kelompok kampuz jalanan melakukan cara
strategi perancangan pesan dengan cara-cara yang begitu menarik dan bersifat
menyenangkan, dan penulis melihat apa yang dilakukan oleh kelompok kampuz
jalan itu berhasil, Dalam merancang pesan terdapat suatu teori yang dikemukakan
oleh Charles Berger. Charles berger menjelaskan merancang pesan dalam suatu
teori “rencana”. Dengan komunikasi begitu penting untuk mencapai tujuan, maka
perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital dalam mencapi tujuan tersebut.
Penulis dapat menyatakan hal tersebut berhasil dikarenakan secara fungsi
kegiatan, apa yang dilakukan oleh kelompok kampus jalanan bisa diterima dengan
baik oleh anak-anak sekolah formal khususnya sebagai objek yang mereka tuju.
54
Hymes (1972:56) mengatakan mengenai mengkaji makna dalam peristiwa
ujaran (speech event) yang berlangsung dalam situasi tertentu (speech situation).
Satuan tuturan atau unit tekecil yang mangandung makna penuh dari keseluruhan
atau speech event yang berlangsung dalam speech situation disebut speech act.
Begitu juga yang di lakukan oleh Kampuz Jalanan dalam berbagai kegiatannya.
Dengan menggunakan speech situation dan speech act.
Menurut Gharles Berger (Morisan 2006:180-183) bentuk pesan dibedakan
menjadi dua, yaitu verbal atau linguistic dan non verbal. Dalam Kampuz Jalanan
menyampaikan pesan dalam dua bentuk tersebut. Dalam pesan secara verbal
menjadi hal yang pasti dalam kegiatan ini, ketika Kampus Jalanan memberikan
pengertian atau mengarahkan para siswa siswi selalu menggunakan kalimat dan
kalimat tersebut disusun sedemikian rupa agar dapat dipahami. Penyampaian
pesan secara verbal dalam kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif, Kampuz Jalanan
harus bisa menyelami dunia anak-anak dalam artian penggunaan kosa kata yang
mudah dipahami oleh anak-anak yang mereka ajar. Seperti yang dikatan George
Miller (1974:8) dalam menggunakan bahasa harus memiliki pengetahuan serta
konseptual tentang dunia tempat kita tinggal atau berada. Selain itu dalam
kegiatan Kampuz Jalanan ini juga diperkuat dengan menggunakan pesan non
verbal. Menjelaskan dengan rubik,menggunakan suara-suara dalam mengarahkan,
menggunakan tindakan-tindakan dalam games yang menunjukan suatu tindakan
yang beredukatif selain itu Kampus Jalanan memberikan dongeng, dalam dongeng
juga terdapat pesan non verbal yaitu menggunakan gestur tubuh dalam
penyampaian cerita.
55
Pesan-pesan non verbal yang di sampaikan oleh Kampus jalanan tersebut
seperti penjelasan pesan menurut Duncan dalam (Jalaludin 2009:157-159),
dimana Duncan menjelaskan pesan non verbal dari berbagai bentuk ,yaitu :
Pesan kinesik yang menggunakan gerakan tubuh yang berarti terdiri dari tiga
komponen utama : pesan fasial, gestural dan postural.
Pesan fasial, dimana muka dapat menyampaikan makna tertentu seperti:
kebahagiaan, rasa terkejut, ketakutan, kemarahan, kesedihan, kemuakan,
pengecaman, minat, ketakjuban, dan tekad.
Pesan gestural menunjukan gerakan sebagian anggota badan seperti mata dan
tangan untuk mengkomunikasikan berbagai makna. Pesan gestural kita gunakan
untuk mengungkapkan: 1. Mendorong atau membatasi, 2. Menyesuaikan atau
mempertentangkan, 3. Resposif atau tak responsive, 4. Perasaan positif atau
negative, 5. Memperhatikan atau tak memperhatikan, 6. Melancarkan atau tidak
reseptif, 7. Menyetujui atau menolak..
Pesan postural berkenaan dengan seluruh anggota badan. Mehrabian
menyebutkan tiga makna yang dapat di sampaikan postur: immediacy: ungkapan
kesukaan atau ketidaksukaan terhadfap individu lain. Postur yang condong kea
arah yang di ajak bicara menunjukan kesukaan dan penilaian positif,Power:
mengungkapkan status yang tinggi pada diri komunikator, Responsiveness: bila ia
bereaksi secara emosional pada lingkungan, secara positif dan negatif. Bila postur
Anda tidak berubah, Anda mengungkapkan sikap yang tidak responsif.
a. Pesan proksemik di sampaikan melalui pengaturan jarak dan ruang. Umumnya
dengan mengatur jarak kita mengungkapkan keakraban dengan orang lain.
b. Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan-tubuh, pakaian dan
kosmetik. Selain itu, pakaian digunakan untuk menyampaikan perasaan, status
56
dan peranan, dan informalitas. Kosmetik dapat mengungkapkan kesehatan, sikap
yang ekspresif, dan komunikatifdan kehangatan.
c. Pesan paralinguistik adalah pesan nonverbal yang berhubungan dengan cara
mengucapkan pesan verbal. Satu verbal yang sama dapat menyampaikan arti
yang berbeda bila diucapkan dengan cara yang berbeda.Paralinguistik terdiri atas
nada, kualitas suara, volume, kecepatan, dan ritme.
d. Volume suara menunjukan tinggi rendahnya suara. Bila kita marah atau
menegaskan sesuatu, kita cenderung menaikan suara kita. Bila kita ingin
mengungkapkan rasa sayang atau pengertian, kita cenderung merendahkan
volume suara. Pesan paralinguistik adalah alat yang paling cermat untuk
menyampaikan perasaan kita kepada orang lain.
e. Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal nonvisual dan
nonvokal. Sementara itu penciuman, adalah “the most experienced of sense”.
Penglihatan tidak berfungsi ketika tidak ada cahaya. Telinga boleh
mendengarkan, tetapi tidak mendengar. Indra perasa seringkali tidak bekerja.
Namun, indra pencium bekerja setiap saat. Alat penerimaan sentuhan adalah
kulit, yang mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang disampaikan
orang melalui sentuhan.
Bagi peneliti pesan-pesan yang disampaikan oleh Kampuz Jalanan melalui
kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif memiliki tujuan. Tujuan tersebut tidaklah lepas
dari mendidik moral yang berwawasan kebangsaan atau nasionalisme serta
mendidik dengan skill.
Penyampaian pesan yang dilakukan oleh Kampuz Jalanan dengan kegiatan
Sedekah Kreatif Edukatif sifatnya terselubung. Terlihat bagiamana ketika Kampus
57
Jalanan mengemas berbagai pesan moral dengan menggunakan games, alat peraga
seperti rubik. Disitu Kampuz Jalanan membuat kondisi atau suasana yang asik,
lebih banyak bertindak, dan dibalik seluruh tindakan tersebut merupakan
penanaman moral.
B. Kegiatan 2
Kegiatan dalam basecamp Kampuz Jalanan
Kegiatan Pengisi Materi
Memasak Mutohiroh Membuat kue donat
Mutohiroh Membuat kue cubit
Kegiatan di Bascamp Kampuz Jalanan mengenai memasak ini merupakan
kegiatan mengajarkan anak-anak untuk belajar memasak. Kegiatan ysng sudah
pernah dilakukan ini berusaha membuat anak-anak senang dalam memasak,
sehingga kemandirian akan muncul dalam diri mereka.
Kekuatan : pesan yang ada adalam kegiatan ini lebih pada pesan non verbal,
dimana anak-anak diberi arahan secara peralinguistik dan mengaplikasikannya.
Tujuan : skill dan melatih kemandirian.
Workshop film Team (U) crew Membuat film mengenai
kehidupandengan judul “de
Kampeng”
Alex dan Didit Membuat film daerah dengan judul
“Madang dan tesi”
Didit dan Iwek Membuat film mengenai kesopanan
anak motor terhadap orang tua
dengan judul “lupa ingat”
58
Didit dan Rudi Membuat film mengenai garuda
Pancasila dengan mengemas super
hero yang berwujud garuda. Film
tersebut berjudul “GARDALA”
Workshop pembuatan film dalam kampuz jalanan ini bagi peneliti merupakan
suatu perancangan pesan. Perancangan pesan dalam bentuk workshop membuat
film. Dari kegiatan ini muncul dua pesan, pertama pesan bagaimana secara skill
dalam membuat film, kedua merupakan pesan moral baik itu penanaman
nasionalisme,budaya dan sosial.
Kekuatan :pesan yang ada di dalam kegiatan ini merupakan pesan tindakan dan
bisa dikatakan secara keseluruhan merupakan ppesan non verbal. Dimana pesan
yang disampaikan berupa pesan para linguistic, prosemik, gesture.
Tujuan : tujuan dalam kegiatan workshop film ini jika dilihat kasat mata bertujuan
membentuk atau melatih skill. Akan tetapi dengan countinuitas pembuatan yang
dilakukan menjadi pemikiran tersendiri bagi peneliti. Tujuan dalam workshop film
dalam bascamp KAmpuz Jalananini lebih mengenai penanaman moral akan
nasionalisme, budaya dan sosial.
Music Komunitas Tombo
ati
Mengajarkan Bermain music
keroncong lagu daerah
Kegiatan music ini merupakan bentuk rancangan pesan dari Kampuz Jalanan. Dari
cara bermain keroncong, menyanyikan lagu daerah, serta pengetahuan akan
budaya music dan bahasapun berada dalam kegiatan ini.
Bentuk pesan lebih pada para linguistic, dengan bernyanyi, pengarahan,suara.
Tujuan dari kegiatan ini menurut peneliti lebih pada skill dan mengangkat
kebudayaan/
59
Menulis Komunitas motor
JHC medan
Menulis cerita dalam bahasa medan
Stiekes AL MATA Hidup sehat
Perancangan pesan dalam bentuk kegiatan menulis. Disini Kampuz Jalanan
merancang pesan agar dalam belajar menulis itu lebih asik dan nyamanbagi anak-
anak. Pesan verbal yang dilakukan atau disampaikan lebih banyak dari pada pesan
non verbal. Ketika anak-anak dijarakan menulis bahasa daerah dan mengenai
kesehatan.
Tujuan kegiatan ini selain melatih skill dalam penulisan, peneliti juga melihat
bagaamana Kampuz Jalanan memberikan pengetahuan mengenai bahasa daerah
medan dan kesehatan.
Menggambar Iwan Indonesiaku
Merancang pesan dalam bentuk kegiatan menggambar yang dilakukan oleh
kampuz Jalanan ini peneliti melihat usaha Kampuz Jalanan membuat kenyamanan
dalam belajar anak-anak. Pesan non verbal yang berarah pada paralinguistic serta
simbol-simbol yang diberikan kampuz Jalanan mmembuat peneliti
mengasumsikan pesan yang disampaikan lebih pada bentuk pesan verbal.
Tujuan dari kegiatan ini selain skill, Kampuz Jalanan juga memberikan wawasan
mengenai Indonesia kepada anak-anak.
Mendengar
dongeng
Kak Tony Kancil dan kura-kura. Menceritakan
mengenai kesombongan kancil
Kak Tony Emberikan mengenai berbagi yang di
ilustrasikan dengan teko yang suka
berbagi dan teko yang pelit.
Mendongeng merupakan cara bagi Kampuz Jalanan menyampaikan pesan.
60
Melihat diusia anak-anak ketika mendengarkan suatu dongeng, menjadi suatu
kesenangan sendiri. Mendengarkan dongeng biasanya anak akan lebih bisa
memahami karena daya imajinasi anak-anak itu bisa dikatakan lebih tinggi.
Pesan yang disampaikan lebih pada linguistic, paralinguistic dan gesture tubuh.
Tujuan dari pesan dalam kegiatan dongeng lebih pada penanaman moral.
Mengerjakan PR
dan membaca
Mutohiroh dan Eko
Prastyo
Merupakan kegiatan setiap hari di
sore hari.
Mengerjakan PR dalam Kampuz Jalanan merupakan kegiatan rutin. Hal itu
dirancang Kampuz Jalanan untuk merancang pesan bagaimana kepedulian
Kampuz Jalanan terhadap pendidikan atau sekolah.
Pesan dilakukan lebih pada pesan verbal.
Mengaji Mutohiroh Kegiatan hari minggu jika tidak ada
workshop. Akan tetapi disini juga
diajarkan bagaimana anak-anak bias
mengerti kesopanan dan moral yang
dikemukakan ilmu agama.
Kegiatan mengajin merupakan suatu perancangan pesan untuk menyampaikan
pesan-pesan moral sesuai agama. Pesan yang disampaikan lebih pada bentuk
pesan linguistic dan para linguistic.
Tabel 4.3.2 Analisis Pesan Kegiatan di Bascamp Kampuz Jalanan
B.1. Analisis
Bagi peneliti Kegiatan di Bacamp Kampuz Jalanan cukup berhasil dalam
menyampaikan pesan. Bisa dilihat Kampuz Jalanan merancang pesan-pesan dengan
bentuk kegiatan, dan kegiatan-kegiatan tersebut sangatlah bisa ternikmati oleh anak-
anak serta orang dewasa yang tergabung dalam Kampuz Jalanan. Perancangan pesan
61
yang dilakukan Kampuz Jalanan tentunya mempunyai tujuan. Seperti yang
dikatakan berger yang mana ia menjelaskan merancang pesan dalam suatu teori
“rencana”. Dengan komunikasi begitu penting untuk mencapai tujuan, maka
perencanaan pesan menjadi hal yang sangat vital dalam mencapi tujuan tersebut.
Dalam kegiatan di bascamp Kampuz Jalanan ini terjadi suatu perancangan pesan
sesuai tahapan yang dikemukakan oleh Charles Berger yang terdiri dari attention,
need, satisfaction, visualization dan action. Dalam menyampaikan pesan, Kampuz
Jalanan bisa memberikan kemenarikan dengan berbagai bentuk kegiatan, selain itu
materi yang diberikanpun menjadikan sesuatu yang ingin dipelajari dan menjadi
kebutuhan bagi orang-orang yang tergabung dalam pembelajaran Kampuz Jalanan.
Sutu tindakan serta memvisualisasikan materi-materipun juga dilakukan oleh
Kampuz Jalanan melalu kegiatan seperti pada tabel diatas.
“selama ini lewat kegiatan-kegiatan yang ada di Kampuz Jalanan, mereka
bisa antusias ya dengan yang Kampuz Jalanan kasih. Ketika membuat film, tema
apa yang diangkat menjadi bahan sendiri buat mereka untuk belajar, contohnya ni
pada saat bikin film Gardala, itu anak-anak tertarik pada mempelajari tu maksud
dari Garuda Pancasila, dari silanya, lambang-lambangnya, sampai sejarahnya.
Trus ada satu temen tu puny aide buat bikin kostum super hero bentuk garuda”
(wawancara : Alex anggota Kampuz Jalanan)
Pesan-pesan yang disampaikan Kampuz Jalanan di bascampnya lebih
cenderung dalam bentuk pesan non verbal. Bisa dilihat dari uraian diatas, Kegiatan-
kegiatan yang di lakukan oleh Kampuz Jalanan lebih pada pesan prosemik yang
menggunakan suatu ruang untuk menjelaskan hal yang ingin disampaikan. Selain itu
pesan para linguistic dan gesture, juga selalu di lakukan oleh Kampuz Jalanan.
62
Mengenai tujuan dari kegiatan di bascamp Kampus jalanan, peneliti
mengasumsikan Kampuz Jalanan lebih bertujuan menanamkan moral baik itu
budaya, nasionalisme dan sosial.
C. Kegiatan 3
C.1 Kegiatan Kampuz Jalanan dalam Event Motor
Dalam kegiatan ini penulis melihat bagaimana keberadaan kelompok kampuz
jalanan di Yogyakarta mempunyai peran yang signifikan diantara kelompok-
kelompok motor lain yang ada, dalam kegiatan ini penulis bagaimana eksistensi
kelompok kampuz jalanan yang kerap di jadikan pelopor kegiatan acara dari
kelompok motor yang lain, dan bahkan kerap menjadi pioneer pembuatan sebuah
acara. Dan yang lebih menarik adalah kegiatan yang dilakukan pun tidak lepas dari
kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan oleh kelompok kampuz jalanan.
Event “Jogja Honda Classic”,Kampuz Jalanan memberikan ide mengemas
acara yang berbeda dari biasanya. Ketika itu komunitas motor “Jogja Honda
Classic” mempercayakan seluruh acara pada Kampuz Jalanan. Begitu leluasa
Kampus Jalanan dalam memberikan kegiatan-kegiatan yang bersifat edukatif di
event tersebut. Beberapa kegiatan yang dimasukanKampuz Jalanan dalam event
tersebut diantaranya Apresiasi Musik Tradisional, Drama Jawa, Ilustrasi Sejarah
Tandu Soedirman, dan Tiketing buku.
Dalam Apresiasi Musik Tradisional dibawakan music gamelan dan lagu-
lagunyapun lagu daerah jawa yang tentunya menggunakan bahasa Jawa. Begitu
juga dengan Drama Jawa, disitu juga memberikan pesan mengenai bagaiamana
seorang pemuda yang dapat menghargai budaya jawa. Kampuz Jalanan yang
merupakan kelompok dengan latar belakang komunitas motor begitu berani
mengamas acara motor dengan tampilan berbeda dari acara motor pada umumnya.
63
Dalan event motor “Honda Jogja Classic” Kampus jalanan berani memberiak
nilai-nilai yang bias dikatakan edukatif, apalagi dengan adanya ilustrasi tandu
jendral soedirman, dimana disitu seluruh peserta disuruh mengumpulkan kayu-
kayu dan merakitnya menjadi bentuk tandu yang besar hingga tingginya mencapai
dua meter. Pada acara malam harinya suasana dibuat seperti perang dan tidak lama
terdapat suara sound yang bersuaara seperti pesawat perang jaman dahulu.
Seseorang yang telah diberi tanda melemparkan api ke tandu besar tersebut dan
diikuti suara bom. Disitulah mereka mengilustrasikan tandu soedirman dimana
peringatan mengenai jendral Soedirman ala anak motor.
Perancangan pesan : berdasarkan dari kegiatan yang dijabarkan diatas, penulis
melihat kemampuan kreatifitas dari kelompok Kampus Jalanan yang dituangkan
dalam kegiatan-kegiatan yang dikemas dalam bentuk kesenian yang di
panggungkan dan dipertontonkan dengan sangat menarik. Peneliti melihat
bagaiamana Kampuz Jalanan mengemas event motor tersebut mempunyai nilai
budaya yang tentunya ketika Kampuz Jalanan memberikan suatu tontonan kepada
komunitas motor “Jogja Honda Classic” berupa drama jawa dan music tradisional.
Bagaiamana dalam dua tontonan tersebut mengangkat budaya jawa dengan bahasa
lagu, bahasa drama, pola pakaian yang dikenakan ketika pentas, dan suasana
malam yang melihatkan suasana pedesaan. Begitu juga ketika terdapat suatu
tontonan yang menggambarkan nilai nasionalisme yaitu ketika Kampuz Jalanan
memberikan suatu ilustrasi mengenai Jendral Soedirman. Dengan penampilan
Kampus Jalanan dalam event tersebut, peneliti bisa mengasumsikan bahwa semua
itu merupakan perancangan pesan yang dilakukan oleh Kampuz Jalanan.
Kekuatan : bisa dikatan kegiatan Kampuz Jalanan dalam kegiatan motor
menggunakan pesan linguistic dan non verbal. Bagaiamana ketika mereka
64
berbicara merupakan pesan penyampaian pesan secara linguistic dan ketika mereka
memberikan suatu aksi bermain music, bermain gesture tubuh, berpenampilan
ketika bermain drama ataupun music , semua itu merupakan penyampaian pesan
secara non verbal.
Tujuan : edukasi
C.2 Analisis
Kegiatan Kampuz Jalanan dalam event motor merupakan kemenarikan
tersendiri. Mengisis kegiatan motor yang dilakukan Kampus Jalanan sangatlah
menarik, dan dalam kegiatan ini Kampuz Jalanan juga bisa dikatakan sukses dalam
merancang pesan. Melihat sasaran yaitu anak motor yang tidak tahu akan latar
belakang kehidupannya, Kampuz Jalanan bisa mengemas pesan dalam berbagai
kegiatan dan peserta dari event motor tersebut dapat merasakan suasana yang
berbeda dari biasanya. Hal ini mebuktikan bahwa Kmpuz Jalanan merancang pesan
dengan serius untuk mencapai tujuannya.
Perancangan pesan dalam kegiatan inimerupakan perancangan pesan panjang
untuk mencapai tujuan. Kampuz Jalanan melakukan berbagai kegiatan untuk
mencapai tujuannya. Seperti yang dikatakan De vito usaha mencoba mengubah
sikap dan tingkah laku komunikan.pesan dapat disampaikan secara panjang, tetapi
perlu diperhatikan dan diarahkan pada tujuan akhir dari komunikasi.
Pesan non verbal lebih mendominasi dalam kegiatan ini, bagaiamana ketika
mereka berbicara merupakan pesan penyampaian pesan secara linguistic dan ketika
mereka memberikan suatu aksi bermain music, bermain gesture tubuh,
berpenampilan ketika bermain drama ataupun music , semua itu merupakan
penyampaian pesan secara non verbal. Menurut Duncan pesan non verbal yang di
65
lakukan oleh Kampus Jalanan ini bisa dibagi dalam beberapa kategori, yaitu pesan
prosemik,para linguistic, postural dan arti factual.
4.4 Tujuan Pesan Dalam Kegiatan Kampuz Jalanan
Pesan merupakan suatu kegiatan penting, sulit dan menentukan apakah
gagasan yang ada dapat dituangkan secara pasti kedalam lembaga yang berarti dan
telah disusun sedemikian rupa sehingga menghindari timbulnya salah paham.
Sastropoetro (1982:13). Dalam suatu kesuksesan penyampaian Pesan, Kampuz
Jalanan juga menyusun pesan-pesan yang ingin dituangkan. Berbagai penyusunan
pesan atau perancangan pesan yang dilakukan Kampuz Jalanan baik itu pesan
verbal ataupun non verbal pada suatu kegiatan diharapkan untuk tercapainya
tujuan. Hal tersebut juga dikemukakan oleh Charles Berger perancangan pesan
begitu penting dan menjadi hal yang vital dalam mencapai tujuan. Sedangkan
perencanaan sendiri menurut Charles berger adalah gambaran mental atau sejumlah
langkah yang akan ditempuh oleh seseorang dalam mencapai tujuan. Morisan
(2006: 180-183)
Jika dilihat kebanyakan pesan yang dilakukan Kampuz Jalanan lebih banyak
menggunakan pesan non verbal. Pesan non verbal merupakan pesan yang berupa
isyarat, bukan kata-kata. Edward T.Hal menamai bahasa non verbal sebagai bahasa
diam dan dimensi tersembunyi suatu budaya. Sifat dari bahasa non verbal adalah
sebangun dengan bahasa verbalnya. Artinya, pada dasarnya suatu kelompok yang
mempunyai bahasa verbal khas juga di lengkapi dengan bahasa non verbal khas
yang sejajar dengan bahasa verbal tersebut. Begitu juga dengan Kampuz Jalanan,
dari berbagai kegiatan yang telah dilakukan Kampuz Jalanan lebih menggunakan
bahasa-bahasa isyarat seperti gesture tubuh ketika mendongeng, menggunakan
66
ruang sebagai penyampaian pesan, menggunakan alat peraga sebagai penyampai
pesan,serta berbagai jenis permaianan untuk memberikan ilmu kepada anak-anak.
Duncan menyebutkan enam jenis pesan nonverbal : 1. Kinesik atau gerak tubuh,
2. Paralinguistic atau suara, 3. Proksemik atau pengguna personal dan sosial, 4.
Olfaksi atau penciuman, 5. Sensitifitas kulit, dan 6. Faktor artifaktual seperti
pakaian dan kosmetik. (Jalaludin 2009:157-159)
Dalam mengetahui tujuan dari Kampuz Jalanan, tentunya penulis harus
mengetahui pesan-pesan yang ada dalam kegiatan Kampuz Jalanan. Setiap pesan
yang ada dalam kegiatan tersebut tentunya juga harus diketahui maknanya. Untuk
mengetahui makna dari suatu pesan kita bisa mengacu pada teori pesan yang telah
diungkapkan oleh Suryanto (2015 :175), ada dua hal utama yang terkandung dalam
sebuah pesan yaitu content meaning dan relationship atau biasa dikenal dengan
konotasi dan denotasi. Dalam kegiatan Kampuz Jalanan lebih pada tataran
konotasi, karena Kampuz Jalanan memberikan pesan melalui berbagai kegiatan
akan tetapi kegiatan yang dilakukan bukanlah maksut dari pesan yang
disampaikan. Sedangkan kegiatan-kegiatan yang dilakukan Kampuz Jalanan
merupakan suatu perancangan pesan saja, bukan pesan.
Kita tahu bahwa perancangan pesan merupakan salah satu kunci dari
komunikasi dalam mencapai tujuan. Maka dari itu Kampus Jalanan dalam
mencapai tujuannya memerlukan perancangan pesan. Perancangan pesan yang
dilakukan oleh Kampuz Jalanan yaitu melalui berbagai kegiatan yang telah
dianalisi diatas, yaitu : Sedekah Kretif Edukatif, kegiatan didalam bascamp
Kampuz Jalanan serta event motor.
Dari penjelasan mengenai kegiatan Kampus Jalanan berserta analisis yang
telah dilakukan, pesan-pesan dalam kegiatan Kampuz Jalanan, kita dapat
67
memaknai serta mencari tujuan dari Kampuz Jalanan. Pesan lebih mengarah pada
pembentukan moral atau karakter nasionalisme dan sosial kebudayaan. Bisa dilihat
mulai dari kegiatan Sedekah Kreatif Edukatif, dalam kegiatan tersebut yang telah
dilakukan sebanyak lima belas kali ke berbagai sekolah formal dan pesan-pesan
yang diberikan selalu saja mengenai nasionalisme.
Kegiatan di bascamp Kampuz Jalanan juga lebih mengarah pada pembentukan
karakter nasionalisme dan sosial budaya. Bisa dilihat dari karya-karya mereka,
kebanyakan karya-karya yang dihasilkan oleh Kampuz Jalanan lebih
menggambarkan rasa Nasionalisme serta sosial budaya. Begitu juga dengan
kegiatan event motor yang diselenggarakan Kampus Jalanan, memang arah dari
semua itu adalah pendidikan, akan tetapi pendidikan yang dilakukan Kampuz
Jalanan lebih pada arah Nasionalisme serta sosial budaya.