88
88 BAB IV PEMBAHASAN A. Hasil Pengembangan Produk Awal Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning pada materi segiempat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan model ADDIE, yang terdiri dari tahap analisis (analysis), desain (design), pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi (evaluation). Penjelasan mengenai masing-masing tahapan pengembangan beserta hasilnya adalah sebagai berikut. 1. Tahap Analisis (Analysis) a. Hasil Analisis Kebutuhan Berdasarkan analisis awal yang telah dilakukan, kemampuan berpikir kreatif matematis siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil PISA. Selain itu, diperoleh kemandirian belajar siswa juga masih rendah. Hal tersebut berdasarkan pada hasil observasi pra-penelitian dan wawancara yang dilakukan kepada guru matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika dan observasi pra- penelitian di SMP Negeri 1 Imogiri diperoleh informasi bahwa dalam penyusunan RPP, guru lebih sering mengadaptasi dari MGMP dan mengunduh dari internet. Metode yang digunakam dalam pembelajaran adalah metode ceramah, tanya- jawab, diskusi, demontrasi dan penugasan. Sedangkan pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pendekatan scientifik namun dalam penerapannya guru masih banyak menggunakan metode ceramah.

BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

88

BAB IV

PEMBAHASAN

A. Hasil Pengembangan Produk Awal

Prosedur pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based

Learning pada materi segiempat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan

model ADDIE, yang terdiri dari tahap analisis (analysis), desain (design),

pengembangan (development), implementasi (implementation), dan evaluasi

(evaluation). Penjelasan mengenai masing-masing tahapan pengembangan beserta

hasilnya adalah sebagai berikut.

1. Tahap Analisis (Analysis)

a. Hasil Analisis Kebutuhan

Berdasarkan analisis awal yang telah dilakukan, kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa masih rendah. Hal ini terlihat dari hasil PISA. Selain itu,

diperoleh kemandirian belajar siswa juga masih rendah. Hal tersebut berdasarkan

pada hasil observasi pra-penelitian dan wawancara yang dilakukan kepada guru

matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri.

Berdasarkan hasil wawancara dengan guru matematika dan observasi pra-

penelitian di SMP Negeri 1 Imogiri diperoleh informasi bahwa dalam penyusunan

RPP, guru lebih sering mengadaptasi dari MGMP dan mengunduh dari internet.

Metode yang digunakam dalam pembelajaran adalah metode ceramah, tanya-

jawab, diskusi, demontrasi dan penugasan. Sedangkan pendekatan pembelajaran

yang digunakan adalah pendekatan scientifik namun dalam penerapannya guru

masih banyak menggunakan metode ceramah.

Page 2: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

89

Berdasarkan wawancara dengan guru, guru belum mencoba menggunakan

pembelajaran berbasis masalah/ Problem Based Learning dan belum berfokus

mengembangkan kemampuan berpikir kreatif. Salah satu indikator berpikir kreatif

dalam pembelajaran adalah ketika siswa diberi soal, siswa dapat menyelesaikan

dengan cara lain yang berbeda dengan temannya serta tidak mencontoh cara guru.

Namun masih banyak siswa yang mencotek jawaban dan cara temannya serta

belajar model fotocopy yaitu siswa mencontoh bagaimana cara guru menyelesaikan

soal. Sedangkan di kelas VIIG siswa sudah di dorong untuk mengembangkan

kemandirian belajar, namun belum maksimal. Berdasarkan informasi guru,

siswanya sudah ada yang mandiri namun masih ada pula yang belum mandiri.

Contohnya, dalam satu semester ada siswa yang sama sekali belum pernah

mempresentasikan hasil pekerjaannya di depan kelas, tidak berani berpendapat.

Sedangkan LKS yang digunakan dalam pembelajaran di SMP Negeri 1

Imogiri merupakan LKS yang dibeli dari suatu penerbit. LKS tersebut sudah baik

namun belum memfasilitasi kemampuan khusus siswa misalnya kemampuan

berpikir kreatif matematis siswa. Hal ini didukung oleh pendapat Sembiring (2010:

11) yang mengemukakan bahwa “bahan ajar yang tersedia di pasaran umumnya

lebih menekankan prosedur dan sedikit sekali memberi peluang bagi siswa untuk

mengembangkan kreativitasnya”. Dalam LKS tersebut disajikan materi, rumus,

contoh soal dan penyelesaiannya, dari hal-hal tersebut siswa menghafal dan

memahami konsep. Namun ketika ada soal yang berbeda dari contoh soal yang

diajarkan guru ataupun berbeda dari contoh soal yang ada di LKS maka kebanyakan

Page 3: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

90

siswa akan bingung dan mengalami kesulitan. Selain LKS, siswa juga dipinjami

buku paket kurikulum 2013 dari sekolah.

Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa diperlukan perangkat

pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dapat memfasilitasi kemampuan berpikir

kreatif matematis dan kemandirian belajar belajar siswa. Salah satu perangkat

pembelajaran yang dapat memfasilitasi hal tersebut adalah dengan pendekatan

berbasis Problem Based Learning.

b. Hasil Analisis Kurikulum

Dalam penelitian ini, pengembangan perangkat pembelajaran dilakukan

pada materi segiempat. Hasil dari analisis kurikulum pembelajaran menunujukan

bahwa di SMP Negeri 1 Imogiri menggunakan Kurikulum 2013. Berdasarkan

Permendikbud Nomor 58 Tahun 2013 tentang kurikulum SMP/MTs, cakupan

kompetensi inti (KI) dan kompetensi dasar (KD) matematika SMP kelas VII pada

materi segiempat disajikan pada Tabel 7. Sedangkan Indikator dan tujuan

pembelajaran diperoleh dari kompetensi dasar. Kompetensi dasar tersebut

dijabarkan dalam bentuk indikator pencapaian kompetensi. Kompetensi dasar dan

indikator pencapaian kompetensi dapat dilihat pada Tabel 19 berikut.

Page 4: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

91

Tabel 19. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi Materi

Segiempat

Kompetensi Dasar Indikator Pencapaian Kompetensi

3.14 Manganalisis berbagai

bangun datar segiempat

(persegi, persegipanjang,

belahketupat, jajargenjang,

trapesium, dan layang-

layang) dan segitiga

berdasarkan sisi, sudut, dan

hubungan antar sisi dan antar

sudut.

3.14.1 Menganalisis sifat-sifat bangun

datar segiempat berdasarkan sisi,

sudut, dan hubungan antar sisi dan

antar sudut..

3.14.2 Membedakan jenis-jenis

trapesium (trapesium sembarang,

trapesium siku-siku, trapesium

samakaki).

3.14.3 Menganalisis sifat-sifat dari

jenis-jenis trapesium (trapesium

sembarang, trapesium siku-siku,

trapesium samakaki).

3.14.4 Merumuskan pengertian bangun

datar segiempat berdasarkan

sifat yang telah diperoleh.

3.15 Menurunkan rumus untuk

menentukan keliling dan luas

segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga.

3.15.1 Menurunkan rumus untuk

menentukan keliling dan luas

segiempat.

4.14 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan bangun

datar segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga.

4.14.1 Menyelesaikan masalah yang

berkaitan dengan bangun datar

segiempat.

4.14.2 Menurunkan rumus untuk

menentukan luas segiempat

4.15 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan luas dan keliling

segiempat (persegi,

persegipanjang, belahketupat,

jajargenjang, trapesium, dan

layang-layang) dan segitiga.

4.15.1 Siswa mampu menyelesaikan

masalah kontekstual yang

berkaitan dengan keliling

segiempat.

4.15.2 Menyelesaikan masalah

kontekstual yang berkaitan

dengan luas segiempat

Page 5: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

92

c. Hasil Analisis Karakteristik Siswa

Siswa kelas VII yang pada umumnya berusia 11 tahun dalam perkembangan

kogintif tergolong pada tahap operasional formal, dimana pada tahap

perkembangan ini seorang siswa telah dapat menggunakan hipotesis dan prinsip-

prinsip abstrak dan memanfaatkan penggunaan simbol-simbol meskipun keduanya

belum menguasai sepenuhnya. Kemampuan siswa menggunakan hipotesis terlihat

dari cara berpikir siswa dalam menyelesaikan persoalan atau permasalahan dengan

menggunakan anggapan dasar yang relevan.

Temuan yang didapat ketika observasi di SMP Negeri 1 Imogiri kelas VII

G dan VIII A, D, E adalah sebagai berikut.

1) Hasil pengamatan yang dilakukan selama proses pembelajaran matematika di

SMP Negeri 1 Imogiri menunjukan untuk siswa kelas VII, ketika guru

menawarkan kepada siswa untuk mempresentasikan apa yang mereka kerjakan,

para siswa banyak yang ingin maju kedepan kelas, karena akan dapat poin aktif.

Sedangkan untuk yang kelas VIII masih pasif dalam pembelajaran dan banyak

siswa yang sibuk sendiri.

2) Siswa masih terbiasa mengerjakan soal-soal rutin yang mirip dengan contoh-

contoh soal yang diberikan guru atau contoh-contoh soal yang ada pada buku

paket.

3) Kegiatan diskusi dan presentasi yang dilakukan belum menunjukkan suasana

yang kondusif, atau tidak didapati sesama siswa saling bertukar pendapat dan

pemikiran.

Page 6: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

93

4) Siswa masih terbiasa mengerjakan soal-soal rutin yang mirip dengan contoh-

contoh soal yang diberikan guru atau contoh-contoh soal yang ada pada buku

paket.

5) Berdasarkan penuturan beberapa siswa, mereka akan mengalami kesulitan

dalam menyelesaikan soal cerita dan soal-soal yang masih asing/ yang belum

pernah mereka temui sebelumnya.

6) Berdasarkan informasi dari guru, kemampuan verbal dan kemampuan

pemahaman siswa dalam membaca soal cerita masih rendah.

2. Tahap Desain (Design)

Tahap selanjutnya dalam penelitian ini adalah tahap perancangan/ desain.

Pada tahap ini dilakukan penyusunan perangkat pembelajaran berbasis Problem

Based Learning yang berupa RPP dan LKS.

a. Penyusunan RPP

Hasil dari tahap desain adalah perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS

berbasis Problem Based Learning. Draft RPP berbasis Problem Based Learning

terdiri dari komponen:

1) Kolom identitas, meliputi: satuan pendidikan, mata pelajaran, kelas/ semester,

materi pokok, alokasi waktu, pertemuan.

2) Kompetensi inti dan kompetensi dasar berdasarkan standar isi

3) Indikator dan tujuan pembelajaran

4) Materi pembelajaran

5) Pendekatan dan metode pembelajaran

6) Alat dan sumber pembelajaran

Page 7: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

94

7) Kegiatan pembelajaran

8) Penilaian

b. Penyusunan LKS

Sementara hasil yang diperoleh pada tahap desain draft LKS berbasis

Problem Based Learning terdiri dari:

1) Kerangka LKS

SAMPUL

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

LKS 1 Sifat-Sifat Segiempat

LKS 2 Keliling Segiempat

LKS 3 Luas Segiempat

DAFTAR PUSTAKA

2) Desain dan fitur LKS

Judul LKS

Kata Pengantar

Daftar Isi

Halaman pengantar

Info unik

Permasalahan pada LKS

Uji kompetensi

Proyek mandiri dan proyek kelompok

Page 8: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

95

3) Referensi yang digunakan

Dalam pengembangan perangkat pembelajaran pada segiempat diperlukan

beberapa referensi. Referensi yang digunakan adalah buku yang relevan dengan

materi segiempat. Berikut adalah beberapa referensi yang digunakan sebagai acuan

dalam pengembangan LKS.

a) Murdanu. (2003). Hand-out Geometri (Geometri Euclides secara

deduktifaksiomatik). Yogyakarta: Jurusan Pendidkan Matematika. FMIPA

UNY.

b) Wintarti, A., dkk. (2008). Contextual Teaching and Learning Matematika

Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah Kelas VII Edisi 4. Jakarta:

Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.

c) Soedjadi, R. & Moesono, D. (1996). Matematika untuk SMP Kelas 3.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

d) As’ari, A. R., dkk. (2016). Matematika Edisi Revisi 2016 untuk SMP/ Mts Kelas

VII Semester 2. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang,

Kemdikbud.

e) Sugiyono. (2003). Materi Perkuliahan Geometri. Yogyakarta: Jurusan

Pendidkan Matematika. FMIPA UNY.

f) Wahyu. (2015). Buku Siap OSN Matematika SMP 2015 Edisi Revisi. Diakses

dari http://8-spensasi.blogspot.co.id

g) Anonim. (2013). Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas

Jajargenjang. Diakses dari http://mafia.mafiaol.com

Page 9: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

96

h) Jazuli, A. (2016). Pembahasan Matematika SMP UN 2014 No. 21-23. Diakses

dari http://kakajaz.blogspot.co.id

i) Sasori, R. (2015). Latihan Soal UN SMP 2015: Keliling dan Luas Bangun

Datar. Diakses dari http://mask-ulin.blogspot.com

j) Madematika. (2014). Latihan Soal UN SMP 2014 Keliling dan Luas Bangun

Datar. Diakses dari http://www.madematika.net

k) Gambar-gambar pada LKS ini kebanyakan diperoleh dari aplikasi pinterest

android atau bisa juga di akses dari http://id.pinterest.com/

Selain itu, dalam tahap ini dibuat rancangan instrumen yang digunakan

untuk menilai kualitas produk yang telah dikembangkan meliputi lembar penilaian

kevalidan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan Lembar Kerja Siswa

(LKS), angket respons siswa dan guru, lembar observasi keterlaksanaan

pembelajaran, tes kemampuan berpikir berpikir kreatif matematis dan angket

kemandirian belajar. Berikut adalah penjelasan penyusunan instrumen penilaian.

a. Instrumen penilaian perangkat pembelajaran

Instrumen penilaian perangkat pembelajaran terdiri dari lembar penilaian

RPP dan lembar penilaian LKS. Lembar penilaian RPP menganut pada

Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 disertai dengan langkah pembelajaran

Problem Based Learning. Tabel 20 berikut adalah rincian aspek penilaian dan

jumlah butir pernyataan dalam lembar penilaian RPP.

Page 10: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

97

Tabel 20. Kisi-kisi Lembar Penilaian RPP

No Aspek Penilaian Jumlah Butir

1. Identitas mata pelajaran 4

2. Rumusan indikator kompetensi dasar dan

tujuan pembelajaran 3

3. Pemilihan materi 5

4. Model pembelajaran 4

5. Pemilihan sumber belajar / media pembelajaran 4

6. Kegiatan pembelajaran 6

7. Penilaian hasil belajar 3

8. Kebahasaan 2

Jumlah 31

Kisi-kisi lembar penilaian RPP, deskripsi lembar penilaian RPP dan lembar

penilaian RPP secara rinci dapat dilihat pada Lampiran A.1, A.2 dan A.3.

Sementara itu, untuk lembar penilaian LKS disesuaikan dengan syarat LKS

menurut Darmodjo & Kaligis (1992: 41) yang meliputi syarat didaktik, syarat

konstruksi dan syarat teknis. Selain itu penilaian juga ditinjau dari materi/ isi

disesuaikan dengan syarat LKS menurut menurut BSNP dalam Depdiknas (2008:

53). Tabel 21 berikut adalah rincian aspek penilaian dan jumlah butir pernyataan

yang digunakan dalam lembar penilaian LKS.

Tabel 21. Kisi-kisi Lembar Penilaian LKS

No Aspek Penilaian Jumlah Butir

1. Kelayakan materi/ isi 10

2. Kesesuaian dengan syarat didaktis 8

3. Kesesuaian dengan syarat kontruksi 7

4. Kesesuaian dengan syarat teknis 13

Jumlah 38

Kisi-kisi lembar penilaian LKS, deskripsi lembar penilaian LKS dan lembar

penilaian LKS secara rinci dapat dilihat pada Lampiran A.4, A.5 dan A.6.

Page 11: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

98

b. Angket respons

Angket respons terdiri dari dua macam, yaitu angket respons siswa dan

angket respons guru. Angket respons siswa merupakan angket yang digunakan

untuk mengukur kepraktisan dari pengguna LKS. Angket respons siswa disusun

berdasarkan aspek kemudahan dan keterbantuan. Angket respons siswa terdiri dari

dua macam pernyataan, yaitu pernyataan positif dan negatif. Berikut adalah Tabel

rincian komponen dan jumlah butir pernyataan angket respons siswa.

Tabel 22. Kisi-kisi Angket Respons Siswa

No Komponen Pernyataan

Jumlah Positif Negatif

1. Kemudahan 4 7 11

2. Keterbantuan 5 2 7

Jumlah 9 9 18

Kisi-kisi angket respons siswa dan angket respons siswa secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran A.15 dan A.16.

Sedangkan angket respons guru merupakan angket yang digunakan untuk

mengukur kepraktisan dari pengguna perangkat pembelajaran. Angket respons guru

disusun berdasarkan aspek respons terhadap LKS dan RPP. Tabel 23 dibawah ini

adalah rincian komponen dan jumlah butir pernyataan angket respons guru.

Tabel 23. Kisi-kisi Angket Respons Guru

No Komponen Jumlah

1. RPP 6

2. LKS 8

3. Perangkat pembelajaran 5

Jumlah 19

Kisi-kisi angket respons guru dan angket respons guru secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran A.18 dan A.19.

Page 12: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

99

c. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran

Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran digunakan untuk

mengetahui kepraktisan perangkat pembelajaran yang digunakan. Lembar ini

berfungsi untuk memantau dan mengecek kembali pelaksanaan proses

pembelajaran dengan menggunakan perangkat pembelajaran yang telah

dikembangkan. Lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran disusun

berdasarkan aspek kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Lembar observasi dapat dilihat pada Lampiran A.21.

d. Tes kemampuan berpikir kreatif matematis

1) Penyusunan kisi-kisi

Penyusuanan soal tes kemampuan berpikir kreatif diawali dengan

pembuatan kisi-kisi. Dalam kisi-kisi soal terdiri dari aspek yang diteliti didasarkan

pada kesimpulan dari beberapa para ahli, sedangkan indikator didasarkan pada

aspek-aspek tersebut. Kisi-kisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis dapat

dilihat pada Lampiran A.10.

2) Penyusunan soal tes kemampuan berpikir kreatif

Kisi-kisi yang telah dibuat digunakan sebagai acuan untuk menyusun soal

tes kemampuan berpikir kreatif. Dalam menyusun soal digunakan beberapa

referensi sebagai acuan agar soal sesuai dengan materi dan indikator yang sudah

dibuat. Soal terdiri dari 4 soal uraian dengan rincian tiap aspek dapat dinilai dengan

lebih dari satu soal dan tiap soal minimal menilai satu aspek. Selain itu, disusun

juga kunci jawaban soal dan kriteria penskorannya. Soal tes kemampuan berpikir

kreatif, kunci jawaban soal tes kemampuan berpikir kreatif dan kriteria penskoran

Page 13: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

100

tes kemampuan berpikir kreatif dapat dan dilihat pada Lampiran A.11, A.12 dan

A.13.

e. Angket kemandirian belajar

1) Penyusunan kisi-kisi

Penyusunan kisi-kisi angket kemandirian belajar berfungsi sebagai acuan

dalam pembuatan pernyataan-pernyatan yang ada pada angket kemandirian belajar.

Kisi-kisi angket kemandirian belajar berisi indikator yang merupakan

pengembangan dari tiap aspek yang sudah ditentukan. Butir angket terdiri dari

pernyataan negatif dan positif, serta jumlah pernyataan pada tiap aspek. Kisi-kisi

angket kemandirian belajar dapat dilihat pada Lampiran A.7.

2) Penyusunan pernyataan angket kemandirian belajar

Kisi-kisi yang telah dibuat kemudian digunakan sebagai acuan dalam

penyusunan pernyataan pada angket kemandirian belajar. Pernyataan terdiri dari 13

butir pernyataan positif dan 13 butir pernyataan negatif. Skala yang digunakan

adalah skala 5 (skala likert) yaitu Selalu (SL), Sering (SR), Kadang-Kadang (KK),

Jarang (J), Tidak Pernah (TP). Angket kemanidrian belajar secara rinci dapat dilihat

pada Lampiran A.8.

3. Tahap Pengembangan (Development)

Setelah pembuatan rancangan kemudian tahap selanjutnya adalah

pengembangan. Tahap ini meliputi pengembangan perangkat pembelajaran,

validasi dan revisi. Hasil dari tahap pengembangan yaitu.

Page 14: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

101

a. Pengembangan rancangan perangkat pembelajaran

1) Pengembangan RPP

RPP dikembangkan dengan mengacu pada Permendikbud Nomor 22 Tahun

2016 dan sesuai dengan rancangan pada tahap perancangan/ desain. Berikut adalah

hasil pengembangan RPP.

a) Kolom identitas dan alokasi waktu Identitas RPP terdiri atas nama sekolah,

mata pelajaran, kelas/semester, alokasi waktu, nama guru dan peneliti. Berikut

adalah tampilan kolom identitas RPP.

Gambar 2. Contoh Tampilan Identitas RPP

b) Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang digunakan.

Kompetensi inti dan kompetensi dasar ditentukan berdasarkan standar isi

2016. Kompetensi inti dan kompetensi dasar untuk materi segiempat dapat dilihat

pada Tabel 7.

Page 15: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

102

c) Indikator dan tujuan pembelajaran

Indikator dan tujuan pembelajaran diperoleh dari kompetensi dasar.

Kompetensi dasar tersebut dijabarkan dalam bentuk indikator pencapaian

kompetensi. Kompetensi dasar dan indikator dapat dilihat pada Tabel 19. Selain

merumuskan indikator, dirumuskan pula tujuan pembelajaran yang akan dicapai

tiap pertemuan.

d) Materi pembelajaran

Berdasarkan kompetensi inti, kompetensi dasar dan indikator pencapaian

kompetensi yang telah dirumuskan, dirancang enam RPP untuk tujuh pertemuan.

Materi pembelajaran untuk masing-masing pertemuan ditentukan berdasarkan

indikator dan tujuan pembelajaran serta disesuaikan dengan alokasi waktu yang

tersedia. Berikut adalah perancangan RPP berdasarkan alokasi waktu dan indikator:

(1) RPP 1 membahas tentang sifat-sifat segiempat; (2) RPP 2 membahas tentang

pengertian dan masalah yang terkait dari sifat-sifat segiempat; (3) RPP 3 membahas

tentang keliling segiempat (persegi, persegi panjang, belah ketupat, jajar genjang);

(4) RPP 4 membahas tentang keliling segiempat keliling segiempat (trapesium dan

layang-layang); (5) RPP 5 membahas tentang luas segiempat; (6) RPP 6 membahas

tentang luas gabungan bangun-bangun segiempat.

e) Pendekatan dan metode pembelajaran

Pendekatan pembelajaran yang digunakan adalah pedekatan saintifik dan

metode pembelajaran Problem Based Learning.

Page 16: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

103

f) Kegiatan pembelajaran

Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga tahap yaitu kegiatan

pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Kegiatan pendahuluan terdiri dari

menyiapkan peserta didik secara fisik dan psikis, menyampaikan tujuan

pembelajaran, apersepsi dan motivasi. Kegiatan inti terdiri dari langkah

pembelajaran berbasis Problem Based Learning. Langkah pembelajarannya yaitu:

(1) memberikan orientasi tentang permasalahnnya kepada siswa, (2)

mengorganisasikan siswa untuk meneliti, (3) membantu investigasi mandiri

ataupun kelompok, (4) mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit,

(5) membantu siswa menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah.

Kegiatan penutup terdiri dari membuat kesimpulan, merefleksikan kegiatan

pembelajaran yang telah dilakukan, dan menutup kegiatan pembelajaran dengan

berdo’a.

g) Penilaian

Penilaian yang dipakai dalam RPP yang dikembangkan adalah tes dalam

bentuk uraian.

2) Pengembangan LKS

Hasil pengembangan LKS yaitu.

a. Sampul

Sampul LKS terdiri dari judul LKS, gambar/ilustrasi, sasaran LKS, nama

penulis, dan identitas pemilik LKS. Desain atau tampilan sampul LKS ditunjukan

pada Gambar 3 berikut.

Page 17: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

104

Gambar 3. Tampilan Sampul LKS Depan dan Belakang

b. Halaman judul

Halaman judul berisi tentang informasi LKS, yaitu nama penulis LKS, nama

pembimbing, nama penyunting, nama desainer cover, email penulis dan software

yang digunakan untuk membuat LKS. Halaman judul ditunjukan pada Gambar 4

berikut.

Gambar 4. Tampilan Halaman Judul LKS

Page 18: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

105

c. Halaman Pengantar

Halaman pengantar terdiri dari subjudul LKS, topik yang akan dibahas,

kompetensi dasar, tujuan pembelajaran, dan gambar ilustrasi terkait segiempat

dalam kehidupan sehari-hari. Tampilan halaman pengantar terlihat sebagai berikut.

Gambar 5. Tampilan Halaman Pengantar LKS

d. Info unik

Info unik terdiri dari informasi unik dalam kehidupan sehari-hari yang

terkait dengan segiempat. Info unik digunakan untuk motivasi dalam pembelajaran.

Tampilan info unik terlihat sebagai berikut.

Page 19: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

106

Gambar 6. Tampilan Info Unik Dalam LKS

e. Permasalahan pada LKS

Permasalahan pada LKS berupa masalah awal yang diberikan kepada siswa

untuk menggali konsep yang akan dielajari. Berikut adalah tampilan permasalahan

pada LKS.

Page 20: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

107

Gambar 7. Contoh Tampilan Permasalahan Awal

f. Uji pemahaman

Uji pemahaman merupakan fitur yang digunakan untuk melatih pemahaman

siswa terhadap materi yang diajarkan. Berisi latihan soal yang digunakan untuk

mengevaluasi pemahaman siswa.

Gambar 8. Contoh Tampilan Uji Pemahaman

Page 21: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

108

g. Proyek mandiri

Proyek mandiri merupakan salah satu fitur pada LKS untuk meningkatkan

kemandirian belajar siswa ataupun kemampuan. Berisi tugas yang harus dikerjakan

secara mandiri. Tampilan proyek mandiri ditunjukan pada Gambar 9 berikut.

Gambar 9. Contoh Tampilan Proyek Mandiri

h. Proyek kelompok

Proyek kelompok merupakan salah satu fitur pada LKS untuk meningkatkan

kemandirian belajar siswa ataupun kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Berisi tugas yang harus dikerjakan secara berkelompok. Untuk pembahasan

Tampilan proyek kelompok ditunjukan pada Gambar 10 berikut.

Gambar 10. Contoh Tampilan Proyek Kelompok

Page 22: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

109

b. Validasi

Perangkat pembelajaran, angket kemandirian belajar, tes berpikir kreatif

matematis dan angket respons yang sudah dikembangkan kemudian

dikonsultasikan ke dosen pembimbing, untuk memperoleh saran dan masukan.

Setelah disetujui oleh dosen pembimbing, kemudian dilakukan validasi kepada tiga

dosen. Validasi dilakukan oleh validator dengan mengisi lembar penilaian yang

telah disediakan. Validasi dilakukan untuk mengoreksi kesalahan yang ada pada

perangkat pembelajaran, angket kemandirian belajar, tes berpikir kreatif matematis

dan angket respons. Selain itu, fungsi validasi yaitu mengetahui kualitas perangkat

pembelajaran. Lembar yang digunakan untuk memvalidasi angket kemandirian

belajar, tes berpikir kreatif matematis, angket respons siswa, dan angket respons

guru dapat dilihat pada Lampiran A.9, A.14, A,17, dan A.20. Hasil validasi tes

berpikir kreatif matematis, angket kemandirian belajar, angket respons guru dan

angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran B.7, B.8, B.9 dan B10. Surat

keterangan validasi dapat dilihat pada Lampiran C.2.

c. Revisi produk tahap 1

Setelah melakukan validasi ada beberapa revisi terhadap perangkat

pembelajaran, angket kemandirian belajar, tes berpikir kreatif matematis, dan

angket respons. Secara lengkap, revisi produk tahap 1 dapat dilihat pada bagian

revisi produk.

4. Tahap Implementasi (Implementation)

Setelah perangkat pembelajaran direvisi dan dinyatakan layak diuji cobakan

oleh validator, maka tahap selanjutnya adalah implemantasi dalam proses

Page 23: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

110

pembelajaran. Implementasi dimaksudkan adalah melakukan uji coba

menggunakan perangkat pembelajaran didalam proses pembelajaran. Uji coba

dilakukan pada tanggal 3 April 2017 sampai dengan 24 Mei 2017 di SMP Negeri 1

Imogiri dengan subjek penelitian siswa kelas VII G yang berjumlah 29 siswa.

Jadwal pelaksanaan uji coba dapat dilihat pada Tabel 24 berikut.

Tabel 24. Jadwal Pelaksanaan Uji Coba Produk

Pertemuan Jam

ke-

Tanggal

Pelaksanaan Materi

1 5 Senin, 3 April

2017

Angket awal kemandirian

belajar, sifat-sifat

segiempat

2 3-4 Selasa, 4 April

2017

Keliling segiempat

(persegi, persegi panjang,

belah ketupat, jajar

genjang)

3 6-7 Rabu, 5 April 2017

Keliling segiempat keliling

segiempat (trapesium dan

layang-layang)

4 6 Senin, 10 April

2017

Luas segiempat

5 6-7 Rabu, 12 April

2017

Luas gabungan bangun-

bangun segiempat.

6 3-4 Selasa, 16 Mei

2017

Angket akhir kemandirian

belajar, tes kemampuan

berpikir kreatif matematis

7 6-7 Rabu, 24 Mei 2017

Angket akhir kemandirian

belajar, tes kemampuan

berpikir kreatif matematis

(tes susulan untuk 1 siswa

yang belum melakukan tes)

Pada tahap ini, peneliti mengujicobakan RPP dan LKS yang sudah dibuat.

Namun ada 1 RPP yang tidak berhasil diujicobakan, dikarenakan waktu yang

diberikan untuk pembelajaran matematika pada materi segiempat 2 minggu

(seharusnya 6 kali pertemuan), namun ternyata hari Selasa, 11 April 2017 siswa

kelas VII libur dikarenakan untuk try out provinsi siswa kelas 1X sehingga RPP 2

Page 24: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

111

tidak di ajarkan dan aktivitas yang ada di LKS terkait RPP 2 dijadikan tugas pada

pertemuan pertama. Sebelum melakukan uji coba, peneliti melakukakan diskusi dan

penjelasan terlebih dahulu dengan guru matematika sebagai pengguna. Adapun hal

yang dibahas adalah penggunaan RPP dimana RPP yang digunakan adalah RPP

berbasis Problem Based Learning, sehingga langkah pembelajaran berbeda dengan

RPP yang biasa digunakan oleh guru. LKS yang digunakan adalah LKS berbasis

Problem Based Learning sehingga materi pembelajaran diawali dengan masalah.

Proses pembelajaran pada kelas VII G dilakukan dengan mengacu pada

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang telah dibuat dan disesuaikan dengan

pendekatan pembelajaran yang digunakan. Penelitian diawali dengan pemberian

angket untuk mengukur tingkat kemandirian belajar awal. Selanjutnya, diakhir

penelitian siswa diberikan soal tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang

terdiri dari 4 soal uraian dan angket akhir kemandirian belajar. Selama proses

pembelajaran berlangsung dilakukan observasi oleh dua orang observer yaitu

peneliti dan satu mahasiswa. Lembar observasi bertujuan untuk mengetahui

keterlaksanaan proses pembelajaran menggunakan pendekatan pembelajaran yang

sudah dirancang sebelumnya atau mengobservasi kegiatan atau aktivitas selama

pembelajaran.

Kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah sebagai berikut.

Pembelajaran diawali dengan kegiatan pendahuluan, yaitu pembukaan. Pembukaan

pembelajaran dengan mengucapkan salam, berdoa, serta mengecek kehadiran dan

kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Setelah itu, guru membagikan LKS

segiempat dengan saintifik berbasis Problem Based Learning. Setelah itu, guru

Page 25: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

112

memberikan apersepsi dengan mengingat kembali materi yang berkaitan dengan

materi yang diajarkan. Berikut adalah gambar contoh suasana saat guru

memberikan apersepsi.

Gambar 11. Contoh Suasana Saat Apersepsi

Kegiatan pendahuluan dilanjutkan dengan motivasi. Kegiatan motivasi ini

berupa pemberian motivasi oleh guru dengan memberikan gambaran manfaat dari

mempelajari materi segiempat dan aplikasi materi tersebut dalam kehidupan siswa.

Motivasi yang akan disampaikan telah tersedia pada LKS bagian info unik serta

pada powerpoint. Motivasi ini diharapkan agar siswa merasa tertarik untuk

mempelajari materi segiempat dan akan lebih giat dalam belajar. Setelah kegiatan

pendahuluan selesai, dilanjutkan dengan kegiatan inti. Kegiatan inti berupa

langkah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik berbasis Problem Based

Learning. Berikut adalah penjelasan dari tiap langkah pembelajaran.

a. Memberikan orientasi tentang permasalahnnya kepada siswa

Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok, dalam 1 kelompok

terdiri dari 3-4 orang. Pembagian kelompok berdasarkan tempat duduk terdekat dan

guru juga memastikan bahwa di setiap kelompok ada siswa yang aktif. Selanjutnya

Page 26: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

113

setelah siswa duduk berkumpul bersama kelompoknya, siswa diminta untuk

mengamati masalah yang ada pada LKS. Hal ini dilakukan dengan membaca dan

memahami masalah yang ada pada LKS. Dengan memberikan permasalahan diawal

pembelajaran, tanpa mempelajari materi terlebih dahulu serta tidak diberikan

contoh soal dan penyelesaiannya dimaksudkan supaya siswa berusaha menemukan

konsep materi dan solusi permasalahan dengan cara mereka sendiri, sehingga

diharapkan mampu mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan

kemandirian belajar siswa. Berikut adalah gambar siswa sedang mengamati

masalah.

Gambar 13. Siswa Mengamati Masalah pada LKS

Page 27: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

114

b. Mengorganisasikan siswa untuk meneliti

Setelah siswa mengamati masalah, kemudian siswa diminta mencari tahu

apa yang diketahui. Selanjutnya, guru mengarahkan siswa untuk berdiskusi dan

bertukar pendapat agar mampu menyelesaikan masalah dengan cepat dan tepat.

Guru juga memberi tahu bahwa walaupun dikerjakan secara berkelompok atau ada

pembagian tugas namun setiap siswa tetap mengerjakan secara lengkap aktivitas

pada LKS masing-masing dan setiap siswa harus paham apa yang di diskusikan/

dikerjakan oleh kelompoknya. Berikut adalah gambar saat guru mengorganisasikan

siswa untuk meneliti.

Gambar 12. Suasana Saat Guru Mengorganisasikan Siswa untuk Meneliti

c. Membantu investigasi mandiri ataupun kelompok

Page 28: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

115

Pada kegiatan ini, siswa secara mandiri mencoba menyelesaikan

permasalahan awal yang ada pada LKS terlebih dahulu tanpa bantuan dari

temannya dibantu dengan cara menjawab aktivitas yang ada pada LKS. Setelah

menemukan solusi dari permasalahannya kemudian mendiskusikannya bersama

dengan teman sekelompoknya dan menyimpulkan hasil penyelesaian masalah.

Dalam kegiatan ini, diharapkan setiap siswa dapat ikut berperan aktif dalam

kelompoknya dan saling memberikan tambahan atau pendapat untuk solusi dari

permasalahan yang akan diselesaikan. Selain itu ada juga uji pemahaman yang

harus diselesaikan siswa secara individu ataupun kelompok. Suasana saat diskusi

berlangsung dapat dilihat pada gambar 13 di bawah ini.

Gambar 13. Siswa Mencoba Menyelesaikan Masalah

Page 29: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

116

Di sisi lain guru juga mengawasi jalannya diskusi yang dilakukan oleh tiap

kelompok. Jika ada kelompok yang belum mengerti dan menemukan solusinya

maka guru memberikan bantuan secukupnya seperti yang terlihat pada gambar di

bawah ini.

Gambar 14. Guru Mengawasi Diskusi

Gambar 15. Guru Memberikan Bantuan

Page 30: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

117

d. Mengembangkan dan mempresentasikan artefak dan exhibit

Setelah semua kelompok berhasil menemukan penyelesaian masalahnya

maka pembelajaran dilanjutkan dengan presentasi. Kegiatan ini dilakukan dengan

menuliskan jawaban dari permasalahan yang ada pada papan tulis dan juga

memberikan penjelasan secara lisan kepada siswa yang lain. Presentasi ini tidak

dilakukan oleh semua kelompok melainkan hanya beberapa saja. Penentuan

kelompok yang akan maju dilakukan dengan sukarela tanpa paksaan dari guru.

Tujuannya agar siswa bisa secara mandiri mempunyai inisiatif untuk maju ke depan

kelas mempresentasikan hasil pekerjaan kelompoknya. Suasana saat siswa

mengomunikasikan/ menyajikan solusi dapat dilihat pada gambar 16 di bawah ini.

Gambar 16. Siswa Mempresentasikan Hasil Penyelesaian Masalah dan

Mengomunikasikan

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses mengatasi masalah

Pada kegiatan ini, siswa bersama dengan guru membahas hasil penyelesaian

masalah dari kelompok yang sudah maju mempresentasikannya. Sebelum guru

mengklarifikasi kebenaran dari hasil penyelesaian masalah kelompok yang maju,

Page 31: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

118

guru mempersilakan siswa yang lain untuk memberikan tanggapan, pertanyaan,

kritik, atau saran kepada temannya yang presentasi, bisa terkait dengan hasil

penyelesaiannya, memaparkan cara atau jawaban yang berbeda, atau yang lainnya.

Tujuan dari pemaparan cara atau jawaban yang berbeda untuk mengembangkan

kemampuan berpikir kreatif matematis dikarenakan siswa akan mengetahui ada

jawaban-jawaban atau cara-cara lain yang dapat digunakan sebagai solusi

permasalahan tersebut. Jika sudah tidak ada siswa yang ingin menyampaikan

pendapat mereka maka guru melakukan klarifikasi terhadap kebenaran dari hasil

penyelesaian masalah yang sudah dipresentasikan dan memperkuat konsep yang

dipelajari, dapat dilihat pada Gambar 17 berikut ini.

Gambar 17. Guru Membahas dan Mengevaluasi Hasil Presentasi Siswa

Diakhir pembelajaran, guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan

mengenai materi yang dipelajari hari itu dan merefleksikan kegiatan pembelajaran

yang telah dilakukan dengan cara menjawab secara lisan pertanyaan dari guru atau

memberikan kuis untuk mengecek pemahaman siswa tentang materi yang sudah

Page 32: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

119

dipelajari. Dari 5 kali pertemuan guru tidak berhasil memberikan kuis. Dilanjutkan

dengan pemberian tugas individu/ kelompok. Pemberian tugas ini juga dilakukan

untuk mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis dan kemandirian

belajar siswa terkait dengan aspek bertanggung jawab, tidak bergantung pada orang

lain serta aspek mempunyai inisiatif. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan salam

dan berdoa. Selain itu, agar siswa tahu apakah proyek mandiri dan proyek

kelompok yang telah mereka kerjakan benar atau tidak maka diakhir pembelajaran

siswa diberi kesempatan memfotocopy LKS yang sudah ada kunci jawabannya

dikarenakan tidak ada waktu untuk membahas tugas ketika pembelajaran

berlangsung.

Selama proses uji coba berlangsung ada beberapa catatan yang didapat.

Berikut ini merupakan catatan selama proses uji coba perangkat pembelajaran

berlangsung.

a. Pertemuan ke 1

Dilaksananakan pada hari Senin tanggal 3 April 2017, siswa diberikan LKS

segiempat berbasis Problem Based Learning. Tiap anak menerima 1 buah LKS.

Pertemuan ini mempelajari tentang sifat-sifat segiempat. Semua materi tersebut

terkandung dalam kasus 1 pada LKS 1. Pembelajaran berlangsung dengan baik dan

tertib. Hanya saja ada siswa yang malas menulis sehingga dalam mengisi Tabel

pengelompokan bangun segiempat sesuai dengan sifat yang dimilikinya pada kasus

1 nama bangun disingkat dan siswa belum sempat menulis pada Tabel kesimpulan

sifat-sifat dari segiempat karena keterbatasan waktu yang tersedia yaitu 1 jam

pelajaran dan waktu masih dipotong untuk upacara. Sehingga guru berinisiatif

Page 33: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

120

untuk kekurangan pengisian Tabel dijadikan sebagai PR. Sementara untuk proyek

mandiri 1 dan uji pemahaman 1 tidak dijadikan tugas namun akan dibahas guru

ketika les sore. Sebelum pembelajaran ditutup guru menugaskan siswa untuk

mengerjakan kasus 2 dan uji pemahaman 2 yang ada pada LKS dikumpulkan pada

pertemuan berikutnya. Seharusnya kasus 2 dan uji pemahaman 1 digunakan sebagai

aktivitas ketika pertemuan kedua tanggal 4 April 2017, namun karena tanggal 11

April 2017 ada try out provinsi untuk kelas IX sehingga menyebabkan siswa kelas

VII libur. Oleh karena itu, materi LKS dan RPP 2 yang seharusnya dilaksanakan

pada pertemuan kedua menjadi tidak dilaksanakan.

Page 34: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

121

b. Pertemuan ke 2

Dilaksanakan pada hari Selasa tanggal 4 April 2017. Pada pertemuan ini

materi yang dibahas adalah materi pada LKS 2 yaitu keliling segiempat (persegi,

persegi panjang, belah ketupat, jajar genjang). Sebelum masuk pada materi, guru

meminta siswa mengumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan sebelumnya.

Pembelajaran dilakukan dengan diskusi antar siswa dan dalam pertemuan ini ada 4

kasus yang harus diselesaikan. Dikarenakan kebanyakan siswa kesulitan ketika ada

soal cerita, guru memberikan pancingan agar siswa dapat memahami maksud

permasalahan pada tiap kasus. Selain itu, karena ada 4 kasus guru dibantu observer

memberikan bantuan kepada kelompok-kelompok yang kesulitan. Apalagi ketika

menyelesaikan kasus 6, banyak siswa yang bingung dalam memahami masalah

tersebut (dalam hal ukuran kawat), sehingga guru memberikan bantuan yaitu guru

membuat alat peraga sederhana dengan 2 lembar kertas hvs yang dilipat untuk

mengilustrasikan suatu pagar yang dibuat dari lembaran kawat harmonika galvanis.

Pada akhir pertemuan guru memberikan tugas berupa proyek kelompok 1.

c. Pertemuan ke 3

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 5 April 2017, materi yang dipelajari

adalah materi pada LKS 2 yaitu keliling segiempat keliling segiempat (trapesium

siku-siku dan layang-layang). Siswa diberikan satu permasalahan yaitu mencari

keliling trapesium siku-siku dan layang-layang, namun sebelum mencari keliling,

siswa diminta untuk membentuk 2 trapesium dan 2 layang-layang dari tusuk gigi

yang disediakan. Siswa secara berkelompok memasang-masangkan lidi dan

membentuk bangun tersebut diatas hvs dan setelah itu ditempel. Dikarenakan siswa

Page 35: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

122

membuat trapesium siku-siku namun sudutnya tidak siku-siku dan lidi yang

disediakan sengaja dibatasi sehingga menyebabkan beberapa siswa membentuk

trapesium siku-siku dan layang-layang yang tidak sesuai dengan teorinya.

Gambar 18. Contoh Trapesium Dari Lidi yang Dibuat oleh Siswa

d. Pertemuan ke 4

Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 10 April 2017, materi yang dipelajari

adalah materi pada LKS 3 yaitu luas segiempat. Permasalahan dalam pembelajaran

ini adalah menemukan rumus luas bangun-bangun segiempat dengan bantuan alat

peraga berupa triagram yang terbuat dari kertas berpetak. Pembelajaran

berlangsung dengan lancar, namun beberapa siswa bukannya menemukan rumus

luas bangun-bangun segiempat tetapi mereka malah menghitung luas triagram dari

bangun-bangun segiempat. Selain itu, ada 3 siswa yang duduk di belakang ketika

pembelajaran mereka membuka laptop untuk browsing dan youtobe. Pada akhir

pertemuan guru memberikan tugas berupa proyek kelompok 3.

Page 36: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

123

e. Pertemuan ke 5

Dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 12 April 2017, materi yang dipelajari

adalah lanjutan materi pada LKS 3 yaitu luas segiempat. Pembelajaran berjalan

dengan baik dan lancar. Saat mempresentasikan hasil penyelesaian masalah dan

mengevaluasi proses mengatasi masalah, banyak siswa yang maju ke depan kelas

untuk menyampaikan pendapatnya karena adanya banyak perbedaan jawaban.

Namun ada juga dua siswa yang melakukan diskusi dan evaluasi sambil bermain

laptop. Pada akhir petemuan, diberikan tugas untuk mengerjakan latihan mandiri 3.

f. Pertemuan ke 6

Pada tanggal 16 Mei 2017 diadakan tes kemampuan berpikir kreatif

matematis. Tes ini digunakan untuk mengukur keefektifan perangkat pembelajaran

ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif. Dihadiri oleh seluruh 28 dari 29 siswa

kelas VIIG, dikarenakan 1 siswa sakit. Selama tes berjalan dengan tertib dan baik.

Berikut adalah suasana saat tes kemampuan berpikir kreatif matematis berlangsung.

Gambar 19. Suasana Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Page 37: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

124

g. Pertemuan ke 7

Pada tanggal 24 Mei 2017 diadakan tes susulan kemampuan berpikir kreatif

matematis untuk 1 siswa yang tidak bisa mengikuti tes pada tanggal 16 Mei 2017.

Tes dilakukan di perpustakaan SMP Negeri 1 Imogiri dan berjalan dengan tertib

dan baik. Berikut adalah suasana saat tes susulan kemampuan berpikir kreatif

matematis berlangsung.

Gambar 20. Seorang Siswa Sedang Tes Susulan Kemampuan Berpikir Kreatif

5. Tahap Evaluasi (Evaluation)

Pada tahap ini dilakukan analisis kualitas perangkat pembelajaran yang

meliputi aspek kevalidan, aspek kepraktisan dan aspek keefektifan. Berikut adalah

hasil analisis dari ketiga aspek tersebut.

a. Analisis kevalidan

Kevalidan perangkat pembelajaran ditinjau dari hasil lembar penilaian

perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS. Hasil penilaian dari validator

diperoleh rata-rata skor pada terhadap perangkat pembelajaran berupa RPP adalah

4,41. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, maka RPP yang dikembangkan telah

Page 38: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

125

valid, dengan kategori sangat baik. LKS yang dikembangkan telah valid untuk

digunakan, yakni dengan rata-rata skor 4,33 dengan kategori sangat baik.

b. Analisis kepraktisan

Berdasarkan data hasil angket respons siswa, diperoleh rata-rata skor 4,24.

Sementara hasil angket respons guru menunjukan rata-rata skor 4,42. Berdasarkan

pedoman klasifikasi penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan

masuk dalam kategori sangat baik. Sedangkan hasil observasi keterlaksananaan

pembelajaran selama proses pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran

yang dikembangkan menunjukan persentase rata-rata 95%. Berdasarkan klasifikasi

keterlaksanaan pembelajaran yang telah dikembangkan, pelaksanaan pembelajaran

menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan memenuhi

kriteria sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkat

pembelajaran dinyatakan praktis.Selain itu, saran yang diberikan guru digunakan

sebagai bahan pertimbangan revisi tahap 2. Secara lengkap, revisi produk tahap 2

dapat dilihat pada bagian revisi produk.

c. Analisis keefektifan

Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari hasil tes berpikir kreatif

matematis dan angket kemandirian belajar. Berdasarkan data uji menggunakan IBM

SPSS Statistics 21 diperoleh kesimpulan bahwa perangkat pembelajaran berbasis

Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif

matematis dan pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based

Learning efektif ditinjau dari kemandirian belajar siswa.

Page 39: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

126

B. Hasil Uji Coba Produk

1. Validasi Ahli

Tahap ini dilakukan sebelum dilaksanakan uji coba lapangan yaitu dengan

cara menyerahkan produk pengembangan kepada dosen ahli untuk di koreksi dan

diberi skor berkaitan dengan kevalidan produk pengembangan. Validator yang

menilai adalah tiga dosen prodi pendidikan matematika UNY, yaitu bapak Dr. Ali

Mahmudi, M.Pd., ibu Endang Listiyani, M.S. dan ibu Dr. Heri Retnawati, M.Pd.

Berikut ini merupakan hasil penilaian terhadap masing-masing perangkat

pembelajaran ditinjau dari aspek kevalidan.

1) Kevalidan RPP

Penilaian kevalidan RPP oleh tiga validator, hasil penilaian secara rinci

dapat dilihat pada Lampiran B.1, B.2 dan B.3. Tabulasi hasil penilaian RPP dapat

dilihat pada Lampiran B.17. Secara singkat, hasil penilaian RPP dapat dilihat dart

Tabel 25 berikut ini.

Tabel 25. Hasil Penilaian RPP

Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rata-rata

skor Klasifikasi

Identitas Mata Pelajaran 5,00 4,56 Sangat baik

Rumusan Indikator

Kompetensi Dasar dan

Tujuan Pembelajaran

5,00 4,78 Sangat baik

Pemilihan Materi 5,00 4,33 Sangat baik

Model Pembelajaran 5,00 4,33 Sangat baik

Pemilihan Sumber belajar /

Media Pembelajaran 5,00 4,22 Sangat baik

Kegiatan Pembelajaran 5,00 4,30 Sangat baik

Penilaian Hasil Belajar 5,00 4,22 Sangat baik

Kebahasaan 5,00 4,50 Sangat baik

Kesimpulan 4,41 Sangat baik

Page 40: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

127

Penilaian oleh validator terhadap RPP yang dikembangkan menunjukan rata-rata

skor 4,41. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian, perangkat pembelajaran

yang telah dikembangkan masuk dalam kategori sangat baik. Dengan demikian,

dapat disimpulkan bahwa RPP dinyatakan valid dengan derajat kevalidan yang

sangat baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

2) Kevalidan LKS

Penilaian kevalidan LKS oleh tiga validator, hasil penilaian secara rinci

dapat dilihat pada Lampiran B.4, B.5 dan B.6. Penilaian LKS oleh validator ditinjau

dari empat aspek, yaitu aspek kesesuaian materi/isi, syarat didaktik, syarat

konstruksi, dan syarat teknis. Tabulasi hasil penilaian LKS dapat dilihat pada

Lampiran B.18. Secara umum, hasil penilaian LKS dapat dilihat dalam Tabel 24

berikut ini.

Tabel 26. Hasil Penilaian LKS

Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rata-

rata skor Klasifikasi

Kelayakan materi/ isi 5,00 4,27 Sangat baik

Kesesuaian dengan syarat

didaktis 5,00 4,33 Sangat baik

Kesesuaian dengan syarat

kontruksi 5,00 4,33 Sangat baik

Kesesuaian dengan syarat

teknis 5,00 4,37 Sangat baik

Kesimpulan 4,33 Sangat baik

Penilaian oleh validator terhadap LKS yang dikembangkan menunjukan

rata-rata skor 4,33. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan masuk dalam kategori sangat baik. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS dinyatakan valid dengan derajat

kevalidan yang sangat baik dan layak digunakan dalam proses pembelajaran.

Page 41: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

128

2. Uji Coba Lapangan

Uji coba lapangan dilakukan untuk memperoleh data kepraktisan dan

keefektifan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning. Data

kepraktisan perangkat pembelajaran berupa data angket respons siswa, data angket

respons guru dan data hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Data

keefektifan perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning yaitu data

tes berpikir kreatif matematis dan data angket kemandirian belajar.

a. Analisis kepraktisan

Penilaian kepraktisan perangkat pembelajaran berdasarkan angket respons

siswa, angket respons guru, dan observasi keterlaksanaan pembelajaran. Berikut ini

merupakan hasil yang diperoleh.

1) Angket Respons Siswa

Angket respons siswa digunakan untuk mengetahui respons siswa terhadap

LKS yang telah digunakan. Angket tersebut diberikan setelah dilaksanakan

pembelajaran menggunakan LKS berbasis Problem Based Learning. Siswa diberi

angket respons yang ditinjau dari aspek kemudahan dan keterbantuan. Contoh hasil

pengisian angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran B.12. Tabulasi data

angket respons siswa dapat dilihat pada Lampiran B.20. Secara umum, hasil angket

respons siswa ditunjukan pada Tabel 27 berikut.

Tabel 27. Hasil Penilaian Respons Siswa

Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rata-rata

Skor Klasifikasi

Kemudahan 5,00 4,21 Sangat baik

Keterbantuan 5,00 4,31 Sangat baik

Kesimpulan 4,26 Sangat baik

Page 42: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

129

Respons siswa sebagai pengguna LKS yang dikembangkan menunjukan

rata-rata skor 4,26. Berdasarkan pedoman klasifikasi penilaian perangkat

pembelajaran yang telah dikembangkan masuk dalam kategori sangat baik. Dengan

demikian, dapat disimpulkan bahwa LKS dinyatakan praktis dengan derajat

kepraktisan yang sangat baik.

2) Angket Respons Guru

Angket respons yang diberikan kepada guru selaku pengguna RPP dan LKS.

Angket tersebut diberikan setelah guru selesai menggunakan perangkat

pembelajaran. Angket respons berisi pernyataan tentang kepraktisan RPP dan LKS

secara keseluruhan. Hasil pengisian angket respons guru dapat dilihat pada

Lampiran B.11. Sedangkan tabulasi hasil pengisian data pengisian angket respons

guru dapat dilihat pada Lampiran B.19. Secara umum, hasil angket respons guru

ditunjukan pada Tabel 28 berikut.

Tabel 28. Hasil Penilaian Respons Guru

Aspek Penilaian Skor

Maksimal

Rata-rata

Skor Klasifikasi

RPP 5,00 4,4 Sangat baik

LKS 5,00 4,43 Sangat baik

Kesimpulan 4,42 Sangat baik

Respons guru sebagai pengguna perangkat pembelajaran yang

dikembangkan menunjukan rata-rata skor 4,42. Berdasarkan pedoman klasifikasi

penilaian perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan masuk dalam kategori

sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa perangkat pembelajaran

dinyatakan praktis dengan derajat kepraktisan yang sangat baik

Page 43: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

130

3) Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Observasi keterlaksanaan pembelajaran dilakukan untuk menilai

kepraktisan RPP. Observer pada penelitaian ini adalah peneliti dan satu mahasiswa

pendidikan matematika yang melakukan observasi terhadap pembelajaran

menggunakan perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan. Hasil observasi

keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran B.16. Tabulasi hasil

keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Lampiran B.24. Secara singkat,

hasil keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 29 berikut.

Tabel 29. Hasil Observasi Keterlaksanaan Pembelajaran

Pertemuan

ke-

Observer

1

Observer

2

Persentase

rata-rata Klasifikasi

1 87,5% 87,5% 87,5% Baik

2 93,75% 93,75% 93,75% Sangat baik

3 100% 100% 100% Sangat baik

4 93,75% 93,75% 93,75% Sangat baik

5 100% 100% 100% Sangat baik

Kesimpulan 95% Sangat baik

Hasil observasi keterlaksananaan pembelajaran selama proses pembelajaran

menggunakan perangkat pembelajaran yang dikembangkan menunjukan persentase

rata-rata 95%. Berdasarkan klasifikasi keterlaksanaan pembelajaran yang telah

dikembangkan, pelaksanaan pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran

yang telah dikembangkan memenuhi kriteria sangat baik.

b. Analisis Keefektifan

Analisis keefektifan dilakukan untuk menentukan kualitas perangkat

pembelajaran yang dikembangkan ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif

matematis dan kemandirian belajar. Berikut adalah uraian dari analisis keefektifan

tersebut.

Page 44: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

131

1) Analisis keefektifan ditinjau dari kemampuan bferpikir kreatif matematis

Data diperoleh dari tes kemampuan berpikir kreatif matematis yang

dilaksanakan pada akhir pembelajaran. Contoh hasil tes kemampuan berpikir

kreatif matematis dapat dilihat pada Lampiran B.15. Perangkat pembelajaran

dikatakan efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif matematis jika rata-rata

nilai tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa lebih dari 70 dan banyaknya

siswa yang mencapai nilai lebih dari 70, lebih dari 75%. Tabulasi hasil tes

kemampuan berpikir kreatif matematis dapat dilihat pada Lampiran B.28.

Tabel 30. Data Statistik Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

No Keterangan Hasil

1 Banyak siswa 29

2 Rata-rata nilai 78,83

3 Standar deviasi 12,43637

4 Nilai tertinggi 94,61

5 Nilai terendah 53,15

6 Nilai maksimal yang mungkin 100

7 Nilai minimal yang mungkin 0

Dari Tabel 30 terlihat bahwa rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif

matematis sudah lebih dari 70. Tingkat kemampuan berpikir kreatif matematis

dipengaruhi oleh beberapa aspek. Persentase hasil nilai dari masing-masing aspek

berpikir kreatif matematis pada siswa disajikan pada Tabel 31 berikut.

Tabel 31. Persentase Hasil Nilai dari Setiap Aspek Berpikir Kreatif Matematis

No Aspek Persentase (%)

1 Kelancaran 83,10

2 Kebaruan 73,73

3 Keluwesan 79,66

Dari Tabel 31 terlihat bahwa kemampuan berpikir kreatif matematis siswa dalam

aspek kebaruan memiliki persentase yang paling kecil yaitu 73,73%. Secara lebih

Page 45: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

132

rinci, daftar nilai tes yang dihitung pada masing-masing aspek kemampuan berpikir

kreatif matematis tercantum pada Lampiran 28.

Perolehan nilai berpikir kreatif matematis yang dicapai oleh masing-masing

siswa dikategorikan sesuai dengan nilai yang diperoleh. Berikut Tabel 32

menyajikan persentase siswa sesuai perolehan nilai berpikir kreatif matematis

dalam berbagai kategori.

Tabel 32. Persentase Nilai Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

Klasifikasi Persentase Banyak

siswa

85 < 𝑋 ≤ 100 (Sangat

Baik)

37,93% 11

70 < 𝑋 ≤ 85 (Baik) 37,93% 11

55 < 𝑋 ≤ 70 (Cukup) 17,24% 5

40 < 𝑋 ≤ 55 (Kurang) 6,90% 2

𝑋 ≤ 40 (Sangat Kurang) 0% 0

Jumlah 100% 29

Dengan memperhatikan Tabel 32 di atas, persentase nilai terbanyak pada

kategori baik dan sangat baik sebesar 37,93%. Selain itu, dapat dilihat juga

persentase perolehan siswa yang mencapai kategori minimal baik sebanyak

75,86%. Perolehan nilai kemampuan berpikir kreatif matematis dan kategori setiap

siswa dapat dilihat pada Lampiran 28.

a. Pengujian normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji

berdistribusi normal atau tidak. Hasil uji normalitas kemampuan berpikir kreatif

matematis menggunakan SPSS Statistics 21disajikan pada Tabel berikut.

Page 46: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

133

Tabel 33. Hasil Uji Normalitas Data Tes Berpikir Kreatif Matematis

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Berpikir Kreatif Matematis

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 78,8290

Std.

Deviation

12,43637

Most Extreme

Differences

Absolute ,139

Positive ,102

Negative -,139

Kolmogorov-Smirnov Z ,749

Asymp. Sig. (2-tailed) ,628

Dari Tabel 33 diatas, terlihat bahwa hasil kemampuan berpikir kreatif matematis

memiliki nilai signifikansi 0,628. Hal ini menunjukan bahwa signifikansi > α,

dengan 𝛼 = 0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan berasal

dari populasi berdistribusi normal.

b. Pengujian hipotesis keefektifan ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif

matematis.

1) Uji 1

Uji 1 bertujuan untuk mengetahui untuk mengetahui rata-rata nilai tes

kemampuan berpikir kreatif matematis apakah lebih dari 70. Hipotesis dari

pengujian ini adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ 𝜇 ≤ 70 Rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa tidak

lebih dari 70

𝐻0 ∶ 𝜇 > 70 Rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif matematis siswa lebih

dari 70

Page 47: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

134

Uji 1 dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample T-Test dengan

bantuan program IBM SPSS Statistics 21. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel

34 berikut.

Tabel 34. Hasil Analisis Tes Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dengan One

Sample T-Test

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error

Mean

Berpikir Kreatif

Matematis

29 78,8290 12,43637 2,30938

One-Sample Test

Test Value = 70

t Df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of

the Difference

Lower Upper

Berpikir

Kreatif

Matematis

3,82

3

28 ,001 8,82897 4,0984 13,5595

Berdasarkan Tabel 34 di atas diperoleh

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

2=

0,001

2= 0,0005 <∝= 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak,

sehingga H1 diterima. Artinya, Rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa lebih dari 70.

2) Uji 2

Uji 2 bertujuan untuk mengetahui banyaknya siswa yang mencapai nilai

lebih dari 70, lebih dari 75%.

Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ 𝑝 ≤ 75% Banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari 70, kurang dari

atau sama dengan 75%

𝐻1 ∶ 𝑝 > 75% Banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari 70, lebih dari 75%

Page 48: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

135

Uji 2 dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample Binomial Test

dengan program IBM SPSS Statistics 21. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 35. Hasil Analisis Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis dengan One

Sample Binomial Test

Berdasarkan Tabel 35 di atas diperoleh

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛 = 0,500 >∝= 0,05. Dengan demikian, H0 diterima. Artinya,

Banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari 70, kurang dari atau sama dengan

75%.

Berdasarkan uji 1 dan uji 2 maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan

perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari

kemampuan berpikir kreatif matematis, dikarenakan salah satu kriteria tidak

terpenuhi yaitu kriteria banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari 70, lebih

dari 75%.

2) Analisis keefektifan ditinjau dari kemandirian belajar

Data diperoleh dari angket kemandirian belajar. Perangkat pembelajaran

dikatakan efektif ditinjau dari kemandirian belajar, jika rata-rata skor akhir

kemandirian belajar lebih dari rata-rata skor awal kemandirian belajar dan rata-rata

skor kemandirian belajar siswa minimal mencapai kategori baik, yaitu 88,38.

Contoh hasil pengisian angket kemandirian awal dan akhir belajar dapat dilihat

pada Lampiran B.13 dan B.14. Hasil angket kemandirian awal dan akhir tiap aspek

secara rinci dapat dilihat pada Lampiran B.21 dan B.22.

Page 49: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

136

Tabel 36. Data Statistik Kemandirian Belajar Siswa

No Keterangan Angket Awal Angket Akhir

1 Banyak siswa 29 29

2 Rata-rata skor 89,97 102,45

3 Standar deviasi 7,780 8,029

4 Skor tertinggi 114 116

5 Skor terendah 77 89

6 Skor maksimal yang mungkin 130 130

7 Skor minimal yang mungkin 26 26

Dari Tabel 36 di atas terlihat bahwa skor kemandirian belajar siswa mengalami

peningkatan. Demikian halnya dengan skor terkecil dan terbesar juga mengalami

peningkatan. Standar deviasi skor angket akhir lebih besar daripada standar deviasi

skor angket awal.

Peningkatan kemandirian belajar siswa juga dapat dilihat melalui persentase

pada setiap aspek kemandirian belajar. Adapun hasil persentase setiap aspek dapat

dilihat pada Tabel 37 di bawah ini.

Tabel 37. Persentase Kemandirian Siswa Tiap Aspek

Aspek Angket Awal Angket

Akhir

Tidak bergantung kepada orang lain 70,57% 80,38%

Mempunyai inisiatif 65,02% 73,79%

Bertanggung jawab 74,83% 83,91%

Berdasarkan Tabel 37 diatas, diketahui bahwa persentase tiap aspek

kemandirian belajar siswa mengalami peningkatan. Peningkatan terbesar dialami

oleh aspek tidak bergantung pada orang lain yaitu sebesar 9,81%. Sedangkan

peningkatan paling kecil terjadi pada aspek mempunyai inisiatif, yaitu sebesar

8,78%. Secara lebih rinci, daftar skor angket kemandirian belajar awal dan akhir

yang dihitung pada masing-masing aspek kemandirian belajar tercantum pada

Lampiran B.23.

Page 50: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

137

Tabel 38. Klasifikasi Jumlah Skor Angket Kemandirian Belajar

Siswa

Angket Awal Angket Akhir

Jumlah

Skor Klasifikasi

Jumlah

Skor Klasifikasi

R1 95 Baik 104 Baik

R2 88 Cukup 110 Sangat Baik

R3 92 Baik 115 Sangat Baik

R4 79 Cukup 90 Baik

R5 88 Cukup 98 Baik

R6 80 Cukup 89 Baik

R7 82 Cukup 93 Baik

R8 99 Baik 111 Sangat Baik

R9 92 Baik 107 Baik

R10 89 Baik 101 Baik

R11 91 Baik 110 Sangat Baik

R12 83 Cukup 93 Baik

R13 97 Baik 106 Baik

R14 102 Baik 109 Baik

R15 89 Baik 95 Baik

R16 77 Cukup 89 Baik

R17 83 Cukup 98 Baik

R18 86 Cukup 100 Baik

R19 84 Cukup 98 Baik

R20 94 Baik 106 Baik

R21 99 Baik 109 Baik

R22 84 Cukup 95 Baik

R23 114 Sangat Baik 116 Sangat Baik

R24 96 Baik 101 Baik

R25 90 Baik 103 Baik

R26 87 Cukup 111 Sangat Baik

R27 89 Baik 112 Sangat Baik

R28 87 Cukup 94 Baik

R29 93 Baik 108 Baik

Rata-Rata Skor 89,97 Baik 102,45 Baik

Dari Tabel 38 di atas tampak bahwa rata-rata skor pada angket kemandirian

mengalami peningkatan. Rata-rata skor angket awal termasuk dalam klasifikasi

baik dan rata-rata skor akhir kemandirian belajar termasuk dalam klasifikasi baik.

Untuk mengetahui lebih lanjut, berikut Tabel klasifikasi kemandirian belajar.

Page 51: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

138

Tabel 39. Persentase Skor Kemandirian Belajar

Klasifikasi

Persentase jumlah

skor angket Banyak siswa

Awal Akhir Awal Akhir

x̅ > 109,14 (Sangat Baik) 3,45% 24,14% 1 7

88,38 < x̅ ≤ 109,14 (Baik) 51,72% 75,86% 15 22

67,62 < �̅� ≤ 88,38 (Cukup) 44,83% 0% 13 0

Dengan memperhatikan Tabel 39 di atas, terlihat bahwa persentase siswa yang

mencapai klasifikasi sangat baik meningkat sebesar 20,69%. Sedangkan siswa yang

mencapai klasifikasi baik meningkat sebesar 24,14%. Hal ini berarti semua siswa

sudah mencapai klasifikasi baik pada angket kemandirian belajar akhir.

a. Pengujian normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang diuji

berdistribusi normal atau tidak. Untuk menguji normalitas dengan menggunakan

menggunakan SPSS. Hasil uji normalitas data angket kemandirian belajar awal dan

akhir disajikan pada Tabel 40 dan Tabel 41 berikut.

Tabel 40. Hasil Uji Normalitas Data Angket Kemandirian Belajar Awal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kemandirian

Awal

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 89,97

Std.

Deviation

7,780

Most Extreme

Differences

Absolute ,101

Positive ,101

Negative -,050

Kolmogorov-Smirnov Z ,544

Asymp. Sig. (2-tailed) ,928

Page 52: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

139

Tabel 41. Hasil Uji Normalitas Data Angket Kemandirian Belajar Akhir

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kemandirian Akhir

N 29

Normal Parametersa,b

Mean 102,45

Std.

Deviation

8,029

Most Extreme Differences

Absolute ,119

Positive ,099

Negative -,119

Kolmogorov-Smirnov Z ,642

Asymp. Sig. (2-tailed) ,805

Dari Tabel 40 dan Tabel 41 diatas terlihat bahwa rata-rata skor awal kemandirian

belajar dan rata-rata skor akhir kemandirian belajar memiliki nilai signifikansi

0.928 dan 0,805. Hal ini menunjukan bahwa nilai signifikansi > 𝛼, dengan 𝛼 =

0,05. Hal tersebut menunjukkan bahwa data yang digunakan berasal dari populasi

berdistribusi normal.

b. Pengujian hipotesis keefektifan ditinjau dari kemandirian belajar

1) Uji 1

Uji 1 bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan rata-rata skor awal

kemandirian belajar dan akhir. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ 𝜇𝑎𝑘 ≤ 𝜇𝑎𝑤 Rata-rata skor akhir kemandirian belajar tidak lebih besar daripada

rata-rata skor awal kemandirian belajar

𝐻1 ∶ 𝜇𝑎𝑘 > 𝜇𝑎𝑤 Rata-rata skor akhir kemandirian belajar lebih besar daripada rata-

rata skor awal kemandirian belajar

Uji 1 dalam penelitian ini menggunakan uji Paired SamplesT-Test dengan bantuan

program IBM SPSS Statistics 21. Hasilnya dapat dilihat pada Tabel 42 berikut.

Page 53: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

140

Tabel 42. Hasil Analisis Angket Kemandirian Belajar dengan Paired Samples T-

Test

Paired Samples Test

Paired Differences t df Sig.

(2-

tailed

)

Mean Std.

Deviati

on

Std.

Error

Mean

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper

Pair

1

Kemandirian

Akhir -

Kemandirian

Awal

12,48

3

5,481 1,018 10,398 14,568 12,2

64

28 ,000

Berdasarkan Tabel 42 di atas diperoleh

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

2= 0,000 <∝= 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak, sehingga H1

diterima. Artinya, rata-rata skor akhir kemandirian belajar lebih besar daripada rata-

rata skor awal kemandirian belajar.

2) Uji 2

Uji 2 bertujuan untuk mengetahui rata-rata skor akhir kemandirian belajar

lebih atau tidak lebih dari 88,38. Hipotesis dari pengujian ini adalah sebagai berikut.

𝐻0 ∶ 𝜇 ≤ 88,38 Rata-rata skor akhir kemandirian belajar tidak lebih dari 88,38

𝐻1 ∶ 𝜇 > 88,38 Rata-rata skor akhir kemandirian belajar lebih dari 88,38

Uji 2 dalam penelitian ini menggunakan uji One Sample T-Test dengan

program IBM SPSS Statistics 21. Hasil pengujian dapat dilihat pada Tabel 43

dibawah ini.

Tabel 43. Hasil Analisis Kemandirian Belajar dengan One Sample T-Test

One-Sample Statistics

N Mean Std.

Deviation

Std. Error Mean

Kemandirian

Akhir

29 102,45 8,029 1,491

Page 54: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

141

One-Sample Test

Test Value = 88.38

t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

95% Confidence Interval of the

Difference

Lower Upper

Kemandirian

Akhir

9,43

5

28 ,000 14,068 11,01 17,12

Berdasarkan Tabel 43 di atas diperoleh

𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

2= 0,000 <∝= 0,05. Dengan demikian, H0 ditolak, sehingga H1

diterima. Artinya, rata-rata skor akhir kemandirian belajar lebih dari 88,38.

Berdasarkan uji 1 dan uji 2 maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan

perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning efektif ditinjau dari

kemandirian belajar.

C. Revisi Produk

1. Revisi Produk Setelah Validasi

Kegiatan revisi dilakukan agar perangkat pembelajaran dan instrumen yang

telah dikembangkan layak diujicobakan setelah divalidasi oleh validator. Ada

beberapa masukan dan saran dari validator terhadap perangkat pembelajaran dan

instrumen yang dikembangkan. Berikut adalah masukan dan saran dari validator.

Berikut adalah beberapa revisi yang telah dilakukan.

a. Revisi RPP

1) Mengubah urutan kegiatan pembagian kelompok, awalnya pembagian

kelompok dilakukan setelah kegiatan mengamati permasalahan, kemudian

diubah menjadi sebelum kegiatan mengamati permasalahan.

2) Menambahkan komponen penilaian pada setiap RPP yang memiliki alokasi

waktu 2 jam pertemuan.

Page 55: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

142

3) Butir penilaian 4 tidak perlu dicantumkan dalam lembar penilaian RPP.

b. Revisi LKS

1) Menambahkan soal-soal untuk latihan mandiri.

2) Memperbaiki konsep yang tidak akurat pada uji kompetensi yaitu “belah

ketupat adalah layang-layang yang semua sisinya sama panjang”, dengan cara

menghapusnya karena tidak ada sesuai dengan pengertian yang sudah ada.

3) Pada LKS 1 ada gambar yang belum sesuai dengan materi segiempat yaitu ada

bangun segienam.

Sebelum Revisi Setelah Revisi

Gambar 21. Tampilan LKS 1 Halaman 1

Page 56: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

143

4) Mengurangi penjelasan dari gambar-gambar yang ada pada info unik 1, 2, 3.

Sebelum Revisi Setelah Revisi

Gambar 22. Contoh Tampilan LKS pada Info Unik

c. Revisi angket angket respons siswa

1) Mengganti pernyataan “ukuran LKS sudah sesuai” menjadi “kesesuaian ukuran

LKS (tidak terlalu besar/ kecil)”.

2) Memperbaiki kalimat awal pada semua pernyataan angket respons siswa.

Gambar 23. Angket Respons Siswa Sebelum Revisi

Page 57: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

144

Gambar 24. Angket Respons Siswa Setelah Revisi

d. Revisi angket kemandirian belajar

1) Mengganti pernyataan pada butir ke 14 yaitu “saya menunggu guru

menerangkan materi tertentu baru mau mempelajarinya” menjadi “saya

menunggu guru menerangkan materi tertentu sebelum mempelajarinya”.

2) Ada beberapa pernyataan yang tidak sesuai dengan indikator. Seharusnya

pernyataan nomor 7 merupakan indikator dari aspek mempunyai inisiatif dan

pernyataan nomor 9 dan 15 merupakan indikator dari tidak bergantung kepada

orang lain.

Gambar 25. Kesalahan Angket Kemandirian Belajar

Page 58: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

145

e. Revisi tes kemampuan berpikir kreatif matematis

1) Mengganti kata Ayahmu menjadi nama seseorang yaitu Pak Soni.

2) Pertanyaan pada soal nomor 1 belum menunjukkan kepada siswa untuk

memberikan banyak jawaban. Awalnya “Bantulah Ayahmu untuk

memperkirakan kemungkinan ukuran panjang dan lebar tanah berbentuk

persegi panjang tersebut yang memiliki luas 240 𝑚2. Tentukan pula berapa

keliling untuk masing-masing pasangan ukuran panjang dan lebar tanah”

diperbaiki menjadi “Bantulah Pak Soni untuk memperkirakan kemungkinan

ukuran panjang dan lebar tanah berbentuk persegi panjang tersebut yang

memiliki luas 240 𝑚2. Tentukan pula berapa keliling untuk masing-masing

pasangan ukuran panjang dan lebar tanah. Berikan jawaban sebanyak mungkin

yang kalian bisa”.

2. Revisi Produk Setelah Uji Coba Lapangan

Masukan yang diberikan guru ataupun siswa terhadap LKS berdasarkan

evaluasi saat uji coba lapangan dilakukan adalah sebagai berikut.

a. Memperbaiki pertanyaan pada LKS 1 di halaman 5 karena pertanyaan kurang

operasional.

Gambar 26. Soal LKS 1 Halaman 5 Sebelum Revisi

Page 59: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

146

Gambar 27. Soal LKS 1 Halaman 5 Setelah Revisi

b. Memperbaiki kasus 3 pada LKS 2 di halaman 12, agar mudah dipahami siswa

Gambar 28. Kasus 3 pada LKS 2 Halaman 12 Sebelum Revisi

Gambar 29. Kasus 3 pada LKS 2 Halaman 12 Setelah Revisi

Hasil akhir pengembangan RPP, LKS pegangan guru dan LKS untuk siswa

setelah melalui revisi tahap II dapat dilihat pada Lampiran D.1, D.2 dan D.3.

Page 60: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

147

D. Kajian Produk Akhir

Pengembangan perangkat pembelajaran dalam penelitian ini telah

dilakukan melalui tahapan pengembangan model ADDIE, yaitu: analysis, design,

development, implementation, dan evaluation. Melalui tahapan tersebut, peneliti

dapat mengetahui kualitas perangkat pembelajaran yang dikembangkan. Menurut

Nieven (1999: 126) poduk pengembangan yang berkualitas harus memenuhi

kriteria kevalidan, kepraktisan dan keefektifan. Oleh karena itu, berdasarkan hasil

validasi ahli dan uji coba lapangan diketahui bahwa perangkat pembelajaran yang

dikembangkan telah memenuhi kriteria valid, praktis dan efektif ditinjau dari

kemandirian belajar, sedangkan ditinjau dari kemapuan berpikir kreatif matematis

belum memenuhi kriteria efektif. Berikut adalah uraian dari uji kualitas perangkat

pembelajaran.

1. Kevalidan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran berbasis Problem Based Learning telah dinilai oleh

dosen jurdik matematika. Berdasarkan penilaian pada RPP diperoleh rata-rata skor

sebesar 4,41 dari skor maksimal 5 dengan klasifikasi sangat baik. hal ini

menunjukan bahwa RPP yang dikembangkan telah mengikuti pedoman

penyusunan RPP berdasarkan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016. Walaupun

RPP telah mencapai klasifikasi sangat baik, berdasarkan Tabel 25, aspek pemilihan

sumber belajar/media pembelajaran dan penilaian hasil belajar memiliki skor

rendah dibandingkan dengan yang lain, yaitu sebesar 4,22 dengan klasifikasi sangat

baik.

Page 61: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

148

Berdasarkan penilaian pada LKS yang dilakukan oleh validator diperoleh

rata-rata skor 4,33 dari nilai maksimal 5 dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini

menunjukan bahwa LKS yang dikembangkan telah memenuhi syarat

pengembangan LKS menurut Hendro Darmodjo dan Jenny R.E Kaligis.

Berdasarkan Tabel, kelayakan materi/ isi syarat didaktik memiliki rata-rata skor

paling rendah dibandingkan degan syarat yang lain yaitu sebesar 4,27 dengan

klasifikasi sangat baik.

Perangkat pembelajaran yang telah disusun sesuai dengan pendekatan

pembelajaran Problem Based Learning, selain itu RPP dikembangkan sesuai

dengan Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 dan LKS telah memenuhi syarat

pengembangan LKS menurut Darmojo & Kaligis. Hal ini menunjukan bahwa

perangkat pembelajaran telah sesuai dengan teori yang ada. Selain itu hal tersebut

juga senada dengan pendapat Nieven (1999) aspek validitas dapat dilihat dari

apakah perangkat pembelajaran yang dikembangkan telah sesuai dengan

teoritiknya.

2. Kepraktisan Perangkat Pembelajaran

Perangkat pembelajaran berupa RPP dan LKS yang dihasilkan telah

memenuhi kriteria praktis berdasarkan respons yang diberikan oleh guru dan siswa

serta hasil observasi keterlaksanaan pembelajaran. Secara umum respons guru dan

respons siswa terhadap perangkat pembelajaran yang telah dikembangkan sangat

baik. Sementara itu, pelaksanaan proses pembelajaran yang diamati menunjukan

hasil sangat baik dengan persentase rata-rata keterlaksanaan pembelajaran yaitu

Page 62: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

149

95%. Hal ini berarti perangkat pembelajaran yang dikembangkan memiliki derajat

kepraktisan sangat baik.

Berdasarkan respons yang diberikan oleh guru diperoleh rata-rata skor 4,42

dari skor maskimal 5 dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini menunjukan bahwa

perangkat pembelajaran yang dikembangkan praktis untuk digunakan dalam proses

pembelajaran. Sedangkan hasil respons yang diberikan oleh siswa memperoleh

rata-rata skor 4,26 dari skor maksimal 5 dengan klasifikasi sangat baik. Hal ini

menunjukan bahwa perangkat pembelajaran yang digunakan khususnya LKS dapat

membantu dan memudahkan siswa dalam memahami materi segiempat.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa LKS yang dikembangkan telah

sesuai dengan pendapat Nieven (1999) yang menyatakan bahwa tingkat kepraktisan

dapat dilihat dari apakah guru telah mempertimbangkan bahwa materi mudah dan

dapat digunakan oleh guru dan siswa.

3. Keefektifan Perangkat Pembelajaran

a. Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari kemampuan berpikir

kreatif matematis

Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari kemampuan berpikir

kreatif matematis didasarkan pada kriteria keefektifan yang sudah ditetapkan

sebelumnya. Perangkat pembelajaran dikatakan efektif ditinjau dari kemampuan

berpikir kreatif matematis jika rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa lebih dari 70 dan banyaknya siswa yang mencapai nilai lebih dari

70, lebih dari 75%.

Page 63: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

150

Berdasarkan hasil uji 1 menggunakan uji One Sample T-Test dengan

bantuan IBM SPSS Statistics 21 diperoleh 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

2= 0,0005 <∝= 0,05.

Dengan demikian, H0 ditolak, sehingga H1 diterima. Dengan demikian, H0 ditolak,

sehingga H1 diterima. Artinya, rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa lebih dari 70.

Sedangkan, berdasarkan uji 2 menggunakan uji One Sample Binomial Test

dengan bantuan IBM SPSS Statistics 21 diperoleh 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛 = 0,500 >∝

= 0,05. Dengan demikian, H0 diterima. Artinya, banyaknya siswa yang mencapai

nilai lebih dari 70, kurang dari atau sama dengan 75%. Berdasarkan uji 1 dan uji 2

maka dapat disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran berbasis

Problem Based Learning tidak efektif ditinjau dari kemampuan berpikir kreatif

matematis.

Hasil penelitian ini berbeda dengan hasil-hasil penelitian yang

telah dilakukan sebelumnya. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh

Ali Muntaha (2013) yang menunjukan bahwa pengembangan perangkat

pembelajaran dalam penelitian ini efektif untuk meningkatkan kemampuan

berpikir kreatif siswa. Selain itu, penelitian ini berbeda dengan penelitian Asep

Nanang (2016) dengan hasil bahwa secara signifikan pembelajaran berbasis

masalah dapat meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis.

Hal yang diduga menjadi faktor-faktor penyebab tidak efektifnya perangkat

pembelajaran berbasis Problem Based Learning ditinjau dari kemampuan berpikir

kreatif matematis siswa kelas VII SMP Negeri 1 Imogiri antara lain karena adanya

keterbatasan waktu implementasi untuk melatih kemampuan berpikir kreatif

Page 64: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

151

matematis. Jumlah pertemuan dalam penelitian ini dirasa masih kurang untuk

melatih kemampuan berpikir kreatif matematis yaitu 7 kali pertemuan dengan 5

kali pembelajaran menggunakan perangkat pembelajaran berbasis PBL, 1 kali tes

dan 1 kali tes susulan (1 siswa).

Selain itu, waktu pembelajaran matematika di hari Senin hanya 1 jam

pelajaran dan masih terpotong untuk upacara, sehingga guru dan siswa tergesa-

gesa dalam pembelajaran serta ada beberapa materi yang belum tersampaikan atau

kegiatan yang tidak terlaksana. Sedikinya waktu yang tersedia dirasa kurang untuk

melatih kemampuan berpikir kreatif matematis dikarenakan siswa sudah terbiasa

mengerjakan 1 soal dengan 1 cara, 1 jawaban, cara yang digunakan oleh

kebanyakan siswa di kelas tersebut merupakan cara yang sama hampir oleh

temannya dan soal-soal yang diujikan kepada siswa merupakan tipe soal yang

memiliki 1 jawaban benar.

Selain itu, disela-sela penelitian, siswa juga banyak libur karena tryout kelas

IX. Selain itu, sebelum tes kemampuan berpikir kreatif matematis, siswa tidak

dapat melaksanakan kegiatan pembelajaran karena ada hari libur nasional, lomba

kebersihan kelas dan dimas diajeng, libur karena diadakan kerja bakti untuk

persiapan UN, libur untuk pelaksanaan UN, kerja bakti adiwiyata, lomba

adiwiyata. siswa juga baru saja libur untuk ujian siswa kelas IX sehingga jarak

antara pembelajaran terakhir dan tes terlalu jauh yaitu 33 hari atau mundur 13 kali

pertemuan.

Selain faktor yang telah disebutkan diatas, faktor lain yang diduga sebagai

penyebab tidak efektifnya perangkat pembelajaran untuk mengembangkan

Page 65: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

152

kemampuan berpikir kreatif matematis adalah pembelajaran pada hari Rabu

dilaksanakan pada siang hari di jam terakhir, sehingga siswa terlihat letih dan

kurang bersemangat. Sementara itu, waktu pembelajaran matematika di hari Selasa

dan Rabu yaitu 2 jam pelajaran, namun terdapat jeda waktu untuk istirahat dan

sholat. Tes berpikir kreatif matematis dilaksanakan pada hari Selasa dan di hari

Selasa terdapat jeda waktu untuk istirahat, agar tidak ada jeda waktu selama

pelaksanaan tes, maka waktu istirahat digunakan siswa untuk mengerjakan soal tes.

Penundaan waktu istirahat menyebabkan siswa letih, kurang konsentrasi dan

terburu-buru ingin istirahat.

Faktor lain yang menjadi penyebab hasil tes kemampuan berpikir kreatif

beberapa siswa tidak optimal adalah salah dalam memahami konsep, salah

memahami soal serta tidak teliti dalam menjawab soal tes. Sehingga walaupun

mereka sudah memberikan banyak jawaban/ cara namun menyebabkan mereka

tidak mendapat nilai, sehingga nilainya rendah. Sebagai contoh pengerjaan siswa

pada soal tes kemampuan pemecahan masalah nomor 1 (soal dapat dilihat pada

Lampiran A.11)

Page 66: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

153

Gambar 30. Contoh Jawaban Siswa 1 Gambar 31. Contoh jawaban Siswa 2

Pada Gambar 30 terlihat bahwa siswa mengalami salah konsep

dalam mengerjakan soal nomor 1 yang digunakan untuk mengukur kelancaran.

Kesalahan siswa terletak ketika menghitung keliling persegi penjang, seharusnya

siswa mengalikan dua hasil dari jumlahan panjang dan lebar. Sedangkan pada

Gambar 31 terlihat bahwa siswa salah memahami soal. Seharusnya panjang dan

lebar yang sudah ditentukan oleh siswa, langsung saja dicari kelilingya. Namun

Page 67: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

154

yang dilakukan siswa adalah selain mencari panjang dan lebar yang memiliki luas

240 cm2, siswa tersebut juga mencari panjang dan lebar yang memiliki keliling 240

cm. Oleh karena itu, walaupun kedua siswa tersebut sudah menjawab dengan 5

jawaban namun karena salah sehingga menyebabkan mereka tidak mendapat nilai

(skor 0).

Gambar 32. Contoh Jawaban Siswa 3

Pada Gambar 32 terlihat bahwa siswa tidak teliti dalam mengerjakan soal nomor 1.

Pada awalnya siswa sudah benar menentukan panjang dan lebarnya yaitu 24cm dan

10cm. Namun ketika siswa mencari keliling, panjang persegi panjang berubah

menjadi 20cm.

Selain soal nomor 1, berikut beberapa contoh kesalahan siswa dalam

mengerjakan tes kemampuan berpikir kreatif. Pada Gambar 33 (pengerjaan soal 2),

pada Gambar 34 (pengerjaan soal 3), pada Gambar 35 (pengerjaan soal 4). Gambar

34 dan Gambar 35 merupakan contoh kesalahan siswa tidak teliti, sehingga

menyebabkan nilai tes tidak optimal. Sementara Gambar 33 merupakan contoh

siswa salah konsep.

Gambar 33. Contoh Jawaban Siswa 4

Page 68: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

155

Gambar 34. Contoh Jawaban Siswa 5

Gambar 35. Contoh Jawaban Siswa 6

Pada Gambar 33 terlihat bahwa siswa menggunakan rumus segitiga untuk

menghitung luas trapesium. Pada Gambar 34 terlihat siswa hanya menggambar

desain pemotongan kertas namun belum mencantumkan ukurannya. Pada Gambar

35 terlihat bahwa siswa kurang teliti dalam menghitung 20 × 4 = 40, salah

menjumlahkan 72 + 48 + 48 = 188 𝑑𝑎𝑛 56 + 64 + 48 = 168 padahal jika

mereka benar dalam menghitung maka akan mendapatkan tambahan nilai

kelancaran dan keluwesan.

Page 69: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

156

Dilihat dari hasil pekerjaan siswa, persentase aspek berpikir kreatif

matematis yang paling rendah adalah aspek kebaruan. Walaupun persentase aspek

kebaruan paling rendah, namun ada beragam jawaban yang diberikan oleh siswa

dalam menyelesaikan soal tes berpikir kreatif matematis. Nomor soal yang

mengukur aspek kebaruan adalah soal no 2, 3, dan 4. Berikut beberapa jawaban dari

29 siswa kelas VII G.

1) Tiga belas macam jawaban siswa terhadap soal nomor 2 tentang siswa diminta

untuk menyebutkan bangun segiempat/ gabungan dari beberapa bangun

segiempat beserta ukuran dan perhitungannya. Bangun tersebut harus memiliki

luas yang sama dengan luas persegi panjang yang memiliki panjang 25cm dan

lebar 12cm.

Jawaban 1: gabungan 3 bangun persegi

Jawaban 2: gabungan 1 bangun jajargenjang dan 1 bangun layang-layang

Jawaban 3: 1 bangun trapesium

Page 70: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

157

Jawaban 4: gabungan 6 bangun jajargenjang

Jawaban 5: 1 bangun jajargenjang

Jawaban 6: 1 bangun persegi panjang

Jawaban 7: gabungan 1 bangun persegi panjang dan 1 bangun persegi

Jawaban 8: 1 bangun layang-layang

Page 71: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

158

Jawaban 9: gabungan 2 bangun persegi panjang

Jawaban 10: gabungan 1 bangun jajargenjang dan 1 bangun trapesium

Jawaban 11: gabungan 2 bangun jajargenjang

Jawaban 12: 1 bangun belah ketupat

Page 72: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

159

Jawaban 13: gabungan 5 bangun persegipanjang

Dari 13 cara, ada 4 cara yang hanya digunakan oleh masing-masing 1 siswa

yaitu cara 4, 10, 11, 13. Selain mengukur aspek kebaruan, soal nomor 2 juga

mengukur aspek kelancaran.

2) Lima belas macam jawaban siswa terhadap soal nomor 3 tentang siswa diminta

untuk menggambarkan sketsa pemotongan kertas berukukaran 10𝑐𝑚 × 12𝑐𝑚

yang akan dibagikan kepada 4 anak, dengan syarat masing-masing anak

memiliki luasan kertas yang sama.

Cara 1:

Cara 2:

Cara 3:

Page 73: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

160

Cara 4:

Cara 5:

Cara 6:

Cara 7:

Cara 8:

Cara 9:

Cara 10:

Cara 11:

Page 74: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

161

Cara 12:

Cara 13:

Cara 14:

Cara 15:

Dari 15 cara, ada 4 cara yang hanya digunakan oleh masing-masing 1 siswa

yaitu cara 11, 13, 14, 15. Selain mengukur aspek kebaruan, soal nomor 3 juga

mengukur aspek keluwesan.

3) Dua puluh empat macam jawaban siswa terhadap soal nomor 4 tentang siswa

diminta menghitung suatu bangun datar dengan berbagai cara yang berbeda-

beda.

Cara 1:

Page 75: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

162

Cara 2:

Cara 3:

Cara 4:

Page 76: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

163

Cara 5:

Cara 6:

Cara 7:

Page 77: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

164

Cara 8:

Cara 9:

Cara 10:

Page 78: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

165

Cara 11:

Cara 12:

Cara 13:

Page 79: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

166

Cara 14:

Cara 15:

Cara 16:

Page 80: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

167

Cara 17:

Cara 18:

Cara 19:

Page 81: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

168

Cara 20:

Cara 21:

Cara 22:

Page 82: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

169

Cara 23:

Cara 24:

Dari 24 cara, ada 6 cara yang hanya digunakan oleh masing-masing 1 siswa

yaitu cara 5, 14, 17, 18, 20, 22. Selain mengukur aspek kebaruan, soal nomor 4

juga mengukur aspek keluwesan. Rekapitulasi data tes kemampuan berpikir kreatif

matematis aspek kebaruan dapat dilihat secara rinci pada Lampiran B.25.

Rekapitulasi nilai tes kemampuan berpikir kreatif matematis aspek kebaruan dapat

dilihat secara rinci pada Lampiran B.26. Tabulasi hasil tes kemampuan berpikir

kreatif matematis aspek kebaruan dapat dilihat secara rinci pada Lampiran B.27.

Page 83: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

170

Sementara itu, untuk rata-rata nilai tes kemampuan berpikir kreatif

matematis siswa lebih dari 70. Hal ini diduga disebabkan karena pada tahap

pembelajaran Problem Based Learning setelah siswa disajikan masalah, siswa

diorganisasikan untuk meneliti masalah yaitu siswa mencari apa yang diketahui

dan ditanyakan. Dari kedua langkah tersebut siswa menjadi lebih memahami

masalah yang diberikan, sehingga siswa dapat dengan tepat merencanakan

penyelesaian pada saat melakukan penyelidikan. Dilanjutkan dengan langkah

ketiga dalam Problem Based Learning yaitu siswa melakukan penyelidikan

individu ataupun kelompok. Dalam langkah ketiga ini, siswa dapat berlatih

merencanakan penyelesaian masalah dengan berdiskusi kelompok. Ketika

berdiskusi, pasti ada siswa yang memiliki cara berbeda dalam menyelesaikan

masalah, sehingga dalam diskusi terjadi proses pertukaran pendapat yang dapat

meningkatkan kemampuan berpikir kreatif matematis siswa.

Selanjutnya pada langkah keempat, siswa mempresentasikan hasil

penyelesaian masalah. Apabila hasil penyelesaian masalah yang dipresentasikan

kelompok lain tidak sama dengan hasil penyelesaian masalah yang dikerjakan

kelompoknya, maka siswa akan tahu beragam jawaban/ cara. Pada langkah kelima,

siswa bersama dengan guru membahas hasil penyelesaian masalah dari kelompok

yang sudah maju mempresentasikannya. Sebelum guru mengklarifikasi kebenaran

dari hasil penyelesaian masalah kelompok yang maju, guru mempersilakan siswa

yang lain untuk memberikan tanggapan, pertanyaan, kritik, atau saran kepada

temannya yang presentasi, bisa terkait dengan hasil penyelesaiannya, memaparkan

cara atau jawaban yang berbeda, atau yang lainnya. Pemaparan cara atau jawaban

Page 84: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

171

yang berbeda dapat mengembangkan kemampuan berpikir kreatif matematis

dikarenakan siswa akan mengetahui ada jawaban-jawaban atau cara-cara lain yang

dapat digunakan sebagai solusi permasalahan tersebut.

b. Keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari kemandirian belajar

Kriteria keefektifan perangkat pembelajaran ditinjau dari kemandirian

belajar yang sudah ditetapkan sebelumnya yaitu jika rata-rata skor akhir

kemandirian belajar lebih dari rata-rata skor awal kemandirian belajar dan rata-rata

skor akhir kemandirian belajar minimal mencapai kategori baik, yaitu 88,38.

Berdasarkan hasil uji 1 menggunakan uji Paired Samples T-Test dengan bantuan

IBM SPSS Statistics 21 diperoleh 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

2= 0,000 <∝= 0,05. Dengan

demikian, H0 ditolak, sehingga H1 diterima. Artinya, rata-rata skor akhir

kemandirian belajar lebih besar daripada rata-rata skor awal kemandirian belajar.

Sedangkan, berdasarkan uji 2 menggunakan uji One Sample T-Test dengan

bantuan IBM SPSS Statistics 21 diperoleh 𝑛𝑖𝑙𝑎𝑖 𝑠𝑖𝑔𝑛𝑖𝑓𝑖𝑘𝑎𝑛

2= 0,000 <∝= 0,05.

Dengan demikian, H0 ditolak, sehingga H1 diterima. Artinya, rata-rata skor akhir

kemandirian belajar lebih dari 88,38. Berdasarkan uji 1 dan uji 2 maka dapat

disimpulkan bahwa pengembangan perangkat pembelajaran berbasis Problem

Based Learning efektif ditinjau dari kemandirian belajar.

Selain itu, hasil penelitian ini juga cocok dengan hasil penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya. Misalnya penelitian yang dilakukan oleh Lina Dwi Astuti

(2014) terhadap siswa kelas VII B SMP Negeri 2 Yogyakarta yang menunjukkan

bahwa pembelajaran matematika dengan Problem Based Learning dapat

meningkatkan kemandirian belajar pada pokok bahasan segiempat. Penelitian yang

Page 85: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

172

dilakukan oleh Musyafa (2013) juga menunjukkan bahwa pembelajaran

matematika dengan model Problem Based Learning lebih efektif dibandingkan

dengan model pembelajaran ekspositori ditinjau dari kemandirian belajar

matematika siswa kelas X SMK N 1 Saptosari pada materi fungsi kuadrat.

Hal yang menjadi faktor-faktor penyebab perangkat pembelajaran berbasis

Problem Based Learning dalam penelitian ini efektif ditinjau dari kemandirian

belajar diduga karena dalam kegiatan inti pembelajaran terdapat langkah-langkah

pembelajaran berbasis Problem Based Learning. Kegiatan pembelajaran yang

menggunakan langkah-langkah pembelajaran berbasis Problem Based Learning

tersebut berpotensi dapat mengembangkan kemandirian belajar siswa. Hal ini

sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Arends (2008: 408) menyampaikan

bahwa PBL dapat mengembangkan keterampilan penyelidikan dan keterampilan

mengatasi masalah, keterampilan untuk belajar secara mandiri, dan mempunyai

perilaku dan keterampilan sosial sesuai peran orang dewasa. Delisle dalam Uzain

(2015: 130) juga menyatakan bahwa Problem Based Learning membuat

pembelajaran menjadi lebih bermakna sehingga siswa memiliki rasa percaya diri

dan mampu belajar secara mandiri.

Langkah pembelajaran pertama adalah guru memberikan orientasi tentang

permasalahnnya kepada siswa. Dikarenakan dalam kegiatan ini siswa mengamati

dan memahami masalah secara mandiri, hal ini diduga dapat dapat menyebabkan

peningkatan kemandirian belajar pada aspek tidak bergantung pada orang lain.

Selain itu kegiatan guru mengorganisasikan siswa untuk meneliti, dimana siswa

melakukan aktivitas mencari apa yang diketahui dan apa yang ditanya dalam

Page 86: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

173

permasalahan secara mandiri juga ikut serta dalam meningkatkan aspek tidak

bergantung pada orang lain.

Pada kegiatan inventigasi secara mandiri atau kelompok siswa mencoba

menyelesaikan permasalahan secara mandiri terleih dahulu, hal ini diduga dapat

meningkatkan aspek tidak bergantung kepada orang lain. Selain itu, siswa juga

melakukan diskusi dengan kelompoknya sehingga terjadi kerjasama dalam rangka

mencari solusi permasalahan, saling bertanya dan menjawab, memberikan ide,

mengkritisi dan mengoreksi konsep yang muncul dalam diskusi agar diperoleh

suatu kesimpulan penyelesaian masalah yang benar dan tepat. Hal tersebut diduga

dapat meningkatkan inisiatif. Pada kegiatan ini siswa juga berpotensi dalam

mengembangkan aspek bertanggung jawab. Bertanggung jawab dalam hal

menyelesaikan permasalahan yang diberikan dan ikut andil dalam mencari solusi.

Hal ini sejalan dengan pendapat Arends (2008: 409) yang menyatakan bahwa PBL

dapat membuat siswa menjadi pembelajar mandiri terutama dalam aspek tidak

bergantung pada orang lain dan bertanggung jawab..

Selain itu dalam langkah PBL terdapat kegiatan mempresentasikan hasil

penyelesaian masalah yang diduga berpotensi untuk mengembangkan kemandirian

belajar siswa terutama pada aspek mempunyai inisiatif. Diduga karena pada

kegiatan presentasi, siswa dilatih berpendapat atau bertanya yang memerlukan

inisiatif, sikap percaya diri dan berani. Hal tersebut selaras dengan Sani (2015: 134)

yang menyatakan bahwa PBL dapat menumbuhkan inisiatif dalam belajar.

Pada kegiatan mengevaluasi hasil presentasi, terjadi diskusi antar kelompok

yang presentasi dengan kelompok yang tidak presentasi. Siswa/ kelompok yang

Page 87: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

174

tidak presentasi memberikan tanggapan ataupun saran kepada kelompok yang

presentasi. Selain itu juga dapat membangkitkan keterampilan peserta didik dalam

berbicara, mengajukan pertanyaan, dan memberi jawaban secara logis. Sehingga,

pada tahap terakhir ini diduga dapat mengembangkan inisiatif dalam membuat

siswa lebih berani dalam menyampaikan pendapat maupun pertanyaan.

Selain itu dalam LKS terdapat proyek mandiri, proyek kelompok, dan

latihan mandiri yang diduga dapat memfasilitasi kemandirian belajar. Proyek

mandiri dan proyek kelompok merupakan tugas yang harus dikumpulkan oleh

siswa, sehingga hal ini melatih siswa bertanggung jawab supaya mengumpulkan

tugas tepat waktu. Sedangkan latihan mandiri, merupakan kumpulan soal yang

dapat digunakan siswa untuk mengasah kemampuannya dalam menyelesaikan

soal-soal dan memperdalam konsep. Latihan mandiri ini tidak dikumpulkan,

namun digunakan sebagai pancingan bagi siswa supaya mempunyai inisiatif untuk

mengerjakan soal tersebut tanpa diminta mengerjakan atau mengumpulkan. Hal ini

secara tidak langsung diduga dapat memfasilitasi aspek tidak bergantung kepada

orang lain.

Page 88: BAB IV PEMBAHASAN A.eprints.uny.ac.id/53128/5/BAB IV.pdf ·  · 2017-10-04matematika dan siswa SMP N 1 Imogiri. ... Contoh Soal dan Pembahasan Keliling dan Luas Jajargenjang

175

E. Keterbatasan penelitian

Keterbatasan dalam penelitian ini sebagai berikut.

1. Waktu penelitian yang sedikit kurang tepat yakni terdapat banyak hari libur,

sehingga waktu penelitian tidak dapat berjalan sesuai dengan yang

direncanakan. Jarak antara pembelajaran terakhir sampai dengan waktu tes

kemampuan berpikir kreatif matematis terpaut waktu lama yaitu 33 hari atau

mundur 13 kali pertemuan. Hal ini dikarenakan 1 pertemuan libur karena hari

libur nasional dan 1 pertemuan libur karena adanya try out kelas IX, lomba

kebersihan kelas dan dimas diajeng, kerja bakti untuk persiapan UN, libur untuk

pelaksanaan UN, kerja bakti adiwiyata, lomba adiwiyata.

2. Pembelajaran pada hari Rabu dilaksanakan pada siang hari di jam terakhir,

sehingga siswa terlihat letih dan kurang bersemangat ketika pembelajaran

matematika.

3. Waktu pembelajaran matematika di hari Senin hanya 1 jam pelajaran dan masih

terpotong untuk upacara. Sementara itu, waktu pembelajaran matematika di hari

Selasa dan Rabu yaitu 2 jam pelajaran, namun terdapat jeda waktu untuk

istirahat dan sholat.

4. Tes berpikir kreatif matematis dilaksanakan pada hari Selasa. Waktu

pembelajaran matematika di hari Selasa terdapat jeda waktu untuk istirahat,

agar tidak ada jeda waktu selama pelaksanaan tes, maka waktu istirahat

digunakan siswa untuk mengerjakan soal tes.