Upload
ngodang
View
240
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
41
BAB IV
PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN
A. Gambaran Umum PT. Selok Jaya Juwana
1. Sejarah Berdirinya PT. Selok Jaya
Selok Jaya merupakan pabrik produksi terasi, yang mana terasi
merupakan salah satu bahan penyedap rasa makanan yang terbuat
tidak mengandung bahan kimia. Di Juwana terasi telah membudaya
mulai sejak dahulu. Di kota kecil inilah banyak di produksi
masyarakat, lantaran Juwana adalah daerah pesisir juga sebagai
penghasil ikan serta satu diantaranya beberapa bahan terasi.
Pada awalnya pabrik ini merupakan tempat tambak udang yang
sebelumnya tidak terpikirkan untuk membuat terasi. Pada tahun 1980
karena banyaknya rebon yang siap panen keluarga bapak Sutomo
mempunyai inovasi untuk membuat terasi yang terbuat dari rebon
tambak dan karyawanya hanya keluarganya saja.
Didirikan oleh keluarga bapak Sutomo sejak 3 Oktober 1983
yang juga menjabat komisaris PT. Selok Jaya Juwana dan bapak
Sutomo merupakan generasi ke 3 dan merintis usaha terasi secara
mandiri selama 5 tahun dan juga aktif dalam usaha hasil bumi, seperti
beras, jagung, kacang, hasil laut seperti ikan tenggiri, ikan sarden,
gereh.
Pada tahun 1980 usaha trasi keluarga bapak Sutomo belum ada
merek yang diberikan dan usaha ini pertama kali dirintis oleh keluarga
saja, jadi belum punya karyawan. Karena waktu itu di sekitar mereka
juga banyak pesaing-pesaing yang juga memproduksi trasi. Untuk itu
perjuangan untuk memasarkan produk trasi mereka sangatlah berat.
Mereka ingin meyakinkan kepada konsumen bahwa produsi trasi
milik mereka berbeda dengan produk trasi yang lainya, atau dengan
kata lain mempunyai ciri khas tersendiri. Sehingga kakek dari bapak
sutomo berinisiatif memberikan merek diproduknya dengan merek
42
“SELOK JAYA”. Nama Selok sendiri diambil dari nama sungai yang
ada di depan perusahaan, yaitu sungai Selok.1
Mengingat banyak pengusaha yang membuat trasi, maka
keluarga bapak Sutomo konsisten membuat beberapa terasi dengan
komposisi yang berbeda-beda, ada yang terbuat dari rebon tambak,
ada yang terbuat dari udang tambak, ada yang terbuat rebon laut, dan
ada yang terbuat dari udang laut. Dan pada tahun 2006 perusahaan
Selok jaya berekspansi menambah produk, yaitu produk krupuk.
Banyak produk krupuk pada waktu itu kurang laku di pasaran,
sehingga perusahaan hanya fokus ke produk trasi dan menjadi
suplayer krupuk.Saat ini kurang lebih sekitar 77 karyawan sudah
dipekerjakan di perusahaan PT. Selok Jaya tersebut. Sebagian
karyawan berasal dari sekitar juwana seperti Langgenharjo, Kedalon,
Tambakharjo, dan lain-lain, bahkan ada juga yang berasal dari luar
Juwana di antaranya adalah dari Trangkil, Margoyoso, Kayen dan
Batangan.2
Sehingga pada tahun 2011 perusahaan Selok Jaya bekerjasama
dengan perusahaan lain seperti PT. Mamasuka dan perusahaan lainnya
dan banyak orang yang berasal dari derah lain menjadi karyawanya.
Ketika itu Selok Jaya belum ada badan hukum untuk bekerjasama
dengan perusahaan lain yang sudah berbadan hukum, oleh karena itu
perusahaan Selok Jaya belum bisa bekerjasama. Untuk itu pada tahum
2012 bapak Ti Harwi selaku manajer dan adik dari bapak Sutomo
mendaftarkan selok jaya ke pemerintah. Tepat padatangaal 2 maret
2012 perusahaan Selok Jaya resmi berbadan hukum menjadi PT.
Selok Jaya sampai sekarang.
2. Letak Geografis PT. Selok Jaya
Nama Perusahaan : PT. Selok Jaya
1 Wawancara dengan bapak H Sutomo, Tanggal 16 Maret 2016.2 Data PT. Selok Jaya di Kecamatan Juawana
43
Alamat Perusahaan : Desa Langgenharjo RT : 05 RW : 03 ,
Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati
Telepon Kantor : (0295) 471828
Status Badan Hukum :INDUSTRI PRODUK MAKANAN
LAINYA
Tanggal Berdiri : 03 Oktober 1983
No. Badan Hukum : AHU 39228.AH.01.01.Tahun 2010
No. TDP : 11,05,1,10,00415
SIUP : 510,41/151/11-05/PK/111/2012
NPWP : 31.207.516.1-507.000
3. Visi dan Misi PT. Selok Jaya
Dalam menjalankan usahanya PT. Selok Jaya Juwana
berpedoman pada Visi dan Misi yang telah dibuat. Adapun Visi dan
Misi yang dijalankan diantaranya:3
Visi : Menjadi Perusahaan Besar & Bermanfaat luas bagi
lingkungan.
Misi : Membangun Bisnis dan Aset Produktif secara
terintegrasi guna memberikan Manfaat & Pelayanan
yang Luas Kepada pelanggan dengan rasa terasi udang
yang murni. Dan mengedepankan kepuasaan pelanggan.
4. Struktur Organisasi PT. Selok Jaya
Struktur organisasi merupakan hubungan antara satu satuan
organisasi yang di dalamnya terdapat pejabat.Struktur organisasi dapat
menunjukkan tugas dan tanggung jawab antara anggota-anggotanya
sehingga dapat memudahkan pimpinan dalam pengawasan maupun
meminta pertanggungjawaban pada bawahannya.
3 Data PT. Selok Jaya di Kecamatan Juwana
44
Gambar 4.1
Struktur Organisasi yang Ada Pada PT. Selok Jaya Juwana
5. Produk-produk PT. Selok Jaya Juwana
Produk yang dihasilkan oleh perusahaan yang paling utama,
yaitu terasi dan krupuk.:
a. Terasi
Terasi Merupakan salah satu bahan penyedap rasa
makanan yang terbuat tidak mengandung bahan kimia. Di
Juwana terasi telah membudaya mulai sejak dahulu. Di kota
kecil inilah banyak di produksi masyarakat, lantaran Juwana
adalah daerah pesisir juga sebagai penghasil ikan serta satu
diantaranya beberapa bahan terasi.
Produksi terasi PT. Selok Jaya Juwana di buat
dengan cara manual dan modern serta asli tanpa ada
kombinasi beberapa bahan lain. Dengan cara inilah rasa
Komisaris
H Sutomo
Direktur
Ti Harwi
Ka Bag QualityControl
Desi Ratna W
Administrasi
Rumiyati
Ka BagProduksi
Dwi Susanto
Pemasaran
Ahmad S
45
serta kwalitas terasi lebih enak dibanding dari terasi daerah
lain, lantaran yang membedakan yaitu dari sisi bahan, serta
sistem pembuatannya. Adapun Cara pembuatan terasi
Juwana di bawah ini;4
1) Dari sisi bahan.
Bahan terasi yaitu dari udang rebon (udang yang
kecil-kecil serta lembut memiliki bentuk). Rebon
sendiri ada dua macamnya. Pertama rebon dari tambak
dan yang ke-2 rebon dari laut. Dari dua rebon yang
tidak sama ini menghasilkan kuwalitas dan rasa yang
tidak sama. Kuwalitas rasa yang paling enak serta
mantab yaitu rebon dari tambak. Rebon tambak lebih
enak lantaran kandungan garamnya lebih rendah serta
masih tetap fresh segera di proses. Tidak sama rebon
laut kandungan garamnya lebih tinggi umumnya
menunggu lama saat sebelum diproses menjadi terasi.
Umumnya terasi Juwana, bahannya dari rebon tambak
lantaran umumnya mata pencarian masyarakat Juwana
sebagian sebagai petani tambak
2) Rebon dari tambak dikeringkan.
Rebon dari tambak dikeringkan. Pengeringan ini
lewat cara dijemur dibawah panas terik matahari.
Setelah kering, udang rebon digiling atau ditumbuk
hingga halus kemudian dikempleng/pengemplengan
selalu dijemur di bawah sinar matahari yang panas
hingga 2 hari. Penggilingan, pengemplengan, serta
penjemuran ini dikerjakan hingga 3 step. Maksudnya
yaitu agar rebon itu betul-betul lembut serta halus.
4Yanuar Vlantiko, Catatan Sejarah Juwana (joana) di Belanda. (online). Tersedia:http://storyofjuwanacity.blogspot.ae/2014/03/catatan-sejarah-juwana-joana-di-belanda.html (12April 2016)
46
Terasi yang lembut lebih enak rasanya di bandingkan
dengan terasi yang masih kasar.
3) fermentasi.
Fermentasi tidak memakai bahan kimia apa pun
dengan membiarkan terasi di tempat khusus. Lamanya
proses fermentasi terasi mencapai 6 bulan bahkan bisa
mencapai 2 tahun. Terasi yang difermantasi yakni terasi
yang telah halus atau yang sudah dihaluskan hingga
tiga kali, kemudian di buat kotak-kotak besar serta
disimpan di area khusus. Lamanya fermentasi juga
memengaruhi bentuk struktur serta warna bahkan rasa
dari terasi tersebut. Makin lama difermentasi atau
makin tua umurnya makin enak rasanya. dari segi
tekstur dan warna terasi yang difermentasi setahun,
lebih kasar serta warnanya agak pucat, tidak sama
dengan yang 1,5 thn teksturnya lebih halus serta
warnanya hitam. Proses pembuatan dengan fermentasi
ini tidak ada yang melakukan dalam proses pembuatan
di daerah lain kecuali di daerah Juwana.
4) Proses akhir
Setelah difermentasi, terasi tersebut dipotong kecil-
kecil sesuai ukuran. Ada yang ukuran 1 kg, 0,5 kg, 1
ons dan seterusnya. Sebelum dibungkus, terasi yang
telah dipotong-potong itu dijemur kembali sekali
dibawah panas matahari hingga diperoleh terasi yang
sangatlah kering untuk melindungi kebersihan terasi
agar tidak jamuran. PT. Selok Jaya Juwana sangat
menjaga mutu produk sebelum di pasarkan. Menjaga
mutu ini dengan cara berusaha memperoleh bahan
rebon yang mempunyai kuwalitas yang baik, selalu
menjaga kebersihan, waktu proses pembuatan yang
47
tepat, tidak memberi campuran berbahan kimia, serta
pengemasan yang baik.
Ada beberapa jenis terasi yang di produksi, yaitu :
Terasi JN
Terasi Millenium
Terasi Udang Merdeka
Terasi Udang Jaya Juwana
Terasi Selok Jaya
Terasi YN
b. Krupuk
Krupuk merupakan bahan makanan yang digemari
oleh setiap masyarakat. PT. selok Jaya merupakan suplayer
produk krupuk yang mana produk-produk krupuk
didatangkan dari perusahaan lain dan bahan bakunya
berasal dari PT. Selok Jaya sendiri. Sehingga menghasilkan
kerjasama antar perusahaan yang baik.
Adapun jenis-jenis krupuk yang ada di PT. Selok
Jaya Juwana, yaitu:
Krupuk Cap Siluk, diproduksi oleh PT. Simpang Jaya
Sidoarjo
Krupuk Cap Pangestu, diproduksi oleh Makmur Jaya
Sidoarjo
Krupuk Cap Surya Abadi Ceria, diproduksi oleh Duta
Pangan Indonesia
Krupuk Cap Ikan Cakalang, di produksi oleh Berkat
Agung Sidoarjo
Mie Telor Spesial, diproduksi oleh Mulia Agung
Sidoarjo
Krupuk Cap Sari Udang, diproduksi oleh Panda &
Unyil Sidoarjo
48
Krupuk Cap Selok Jaya, diproduksi oleh Simpang Jaya
Sidoarjo
Krupuk Cap Tiga Berlian, diproduksi oleh Makmur
Jaya Sidoarjo
Krupuk Rambak Cap Kembang, diproduksi oleh bu
Murtini Rembang
Krupuk cap Pangestu, diproduksi oleh Makmur Jaya
Sidoarjo
Krupuk Cap MekarSari, diproduksi oleh JK Weddah
Jaya Sidoarjo
6. Aspek Manajemen Sumber Daya Manusia
a. Jumlah tenaga kerja
Jumlah tenaga kerja pada perusahaan PT. Selok Jaya Juwana
ini berjumlah 47 orang dan 30 orang tenaga sub kontrak. Jadi
jumlah keseluruhan adalah sebanyak 77 karyawan, adapun 30
orang diantaranya yang menjadi tenaga sub kontrak adalah
merupakan karyawan free lance ( mereka bekerja apabila ada
pesanan banyak dan harus lembur)
b. Sistem pengupahan
Sistem pengupahan yang digunakan ada 2 macam, yaitu:5
1. Sistem bulanan
Sistem bulanan adalah gaji yang dibayarkan setiap
tanggal 1 untuk bulan yang akan dating. Gaji bulanan
diberikan tergantung dari permintaan karyawan itu sendiri (
dari kesepakan awal).
2. Sistem harian
Sistem harian adalah upah yang dibayangkan setiap
sabtu. Upah harian juga diberikan tergantung dari permintaan
atau kesepakatan awal dari masing-masing karyawan.
Besarnya gaji ditentukan berdasarkan banyaknya produksi atau
5 Wawancara dengan bapak H Sutomo, Tanggal 16 Maret 2016
49
jam lembur yang dihasilkan oleh masing-masing karyawan
sendiri.
c. Jaminan sosial
Selain gaji perusahaan juga memberikan tunjangan atau
jaminan sosial antara lain :
1. Tunjangan hari raya dan tahun baru
2. Tunjangan kesehatan dan kecelakan kerja
3. Setiap kali gajian diberikan tunjangan berupa alat-alat mandi
bagi karyawan
d. Jam kerja
Jam kerja bagi para karyawan adalah setiap hari senin sampai
minggu dan bagi karyawan yang sub kontrak jam kerjanya tidak
menentu, hal itu tergantung adanya produksi yang banyak. Jam
produktif kerja adalah mulai dari pukul 08.00 sampai 16.00, atau
apabila ada peasan banyak dan harus lembur tergantung juga dari
masing-masing karyawan mau pulang jam berapa.
B. Deskripsi Data Penelitian
1. Data penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan dan peneliti secara
langsung melaksanakan observasi untuk memperoleh data-data dan
informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini. Perolehan data-data dan
informasi dilakukan dengan penyebaran angket kepada responden secara
langsung. Namun demikian, sebelum peneliti menyebarkan angket secara
langsung kepada responden, terlebih dahulu melakukan pra riset kepada
lembaga yang terkait guna memperoleh informasi yang berkaitan dengan
penelitian ini dan untuk mendapatkan ijin dari lembaga yang peneliti teliti.
Pengumpulan data secara langsung dengan menemui responden bertujuan
agar lebih efektif untuk meningkatkan respon data responden dalam
penelitian ini.
50
Berdasarkan hasil penyebaran kuesioner yang dilakukan diperoleh
data sebagaimana terlihat pada tabel 4.1 berikut yang menunjukkan secara
ringkas mengenai jumlah sampel dan tingkat pengembalian kuesioner
yang dijawab oleh responden.
Tabel 4.1Jumlah Sampel dan Tingkat Pengembalian Kuesioner
No Keterangan Jumlah
1 Total penyebaran kuesioner 47
2 Total pengembalian kuesioner 47
3 Jumlah kuesioner yang tidak dikembalikan 0
4 Response Rate (Tingkat Pengembalian) 100%
5 Total kuesioner yang dapat diolah 45
6 Total kuesioner yang tidak dapat diolah 2
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil response rate responden termasuk tinggi (100%),
namun dalam pengumpulan data ditemukan ketidaklengkapan oleh
responden sehingga data yang dapat diolah terdapat 45 responden.
2. Deskripsi Karakteristik Responden
Karakteristik responden perlu disajikan dalam penelitian ini guna
untuk menggambarkan keadaan dan kondisi responden yang dapat
memberikan informasi tambahan untuk memahami hasil-hasil penelitian.
Penyajian data deskriptif penelitian ini bertujuan agar dapat dilihat profil
dari data penelitian tersebut dan hubungan antar variabel yang digunakan
dalan penelitian. Dalam hal ini peneliti membagi karakteristik responden
menjadi 5 jenis, yaitu :
1. Usia Responden
Adapun data mengenai usia responden karyawan PT. Selok Jaya
Juwana dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
51
Tabel 4.2
Usia Responden
Usia Jumlah Prosentase (%)
>19 8 17,8%
20-30 26 57,8%
31-50 11 24,4%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.2 diatas diketahui tentang usia
responden karyawan PT. Selok Jaya Juwana. Dapat dijelaskan bahwa
mayoritas responden berusia 17-26 tahun yaitu sebanyak 13orang atau
dengan persentase 38,2%, sedangkan yang berusia 27-36 yaitu
sebanyak 13 orang atau dengan persentase 38,2%, dan sisanya berusia
37-46 yaitu sebanyak 8 orang atau dengan persentase 23,5%.
2. Jenis Kelamin Responden
Adapun data mengenai jenis kelamin responden karyawan PT.
Selok Jaya Juwana dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.3
Jenis Kelamin Responden
Keterangan Jumlah Prosentase (%)
Laki-laki 21 46,7%
Perempuan 24 53,3%
Jumlah 45 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan keterangan pada table 4.3 dapat diketahui tentang
jenis kelamin responden karyawan PT. Selok Jaya Juwana yang diambil
sebagai responden, yang menunjukkan bahwa mayoritas responden
adalah perempuan sebanyak 24 orang atau dengan persentase 53,3%,
sedangkan sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 21 orang atau
dengan persentase 46,7%.
52
3. Pendidikan Responden
Adapun data mengenai pendidikan responden karyawan PT. Selok
Jaya Juwana dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.4
Pendidikan Responden
Keterangan Jumlah Prosentase (%)
SD / Sederajat 6 13,3%
SMP / Sederajat 14 31,1%
SMA / Sederajat 25 55,6%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer yang diolah,2016
Berdasarkan pada tabel 4.4 tentang tingkat pendidikan responden
karyawan PT. Selok Jaya Juwana, yang menunjukkan bahwa mayoritas
responden tingkat pendidkan terakhir adalah SMA / Sederajat sebanyak
25 orang atau dengan persentase 55,6%, sedangkan SMP/Sederajat
sebanyak 14 orang atau dengan persentase 31,1%, dan SD / Sederajat
sebanyak 6 orang atau dengan persentase 13,3%. Hal ini menunjukkan
bahwa sebagian besar tingkat pendidikan dari karyawan PT. Selok Jaya
Juwana adalah SMA.
4. Status Responden
Adapun data mengenai status pernikahan responden karyawan PT.
Selok JayaJuwana dapat dilihat dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.5
Status Pernikahan Responden
Keterangan Jumlah Prosentase (%)
Menikah 30 66,7%
Belum Menikah 15 33,3%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer yang diolah,2016
53
Berdasarkan keterangan pada tabel 4.5 memperlihatkan bahwa
karyawan PT. Selok Jaya Juwana yang diambil sebagai responden
sebagian besar sudah menikah sebanyak 30 orang atau dengan
persentase 66,7%, dan sisanya belum menikah sebanyak 15 orang atau
dengan persentase 33,3%.
5. Lama Bekerja Responden
Adapun data mengenai lama bekerja responden karyawan PT.
Selok Jaya Juwana dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.6
Lama Bekerja Responden
Keterangan Jumlah Persentase (%)
1-3 tahun 34 75,5%
4-10 tahun 11 24,5%
Jumlah 45 100%
Sumber : Data Primer yang diolah,2016
Berdasarkan pada tabel 4.6 tentang tingkat pendidikan responden
karyawan PT. Selok Jaya Juwana, yang menunjukkan bahwa mayoritas
responden lama bekerja adalah 1-3 tahun sebanyak 34 orang atau
dengan persentase 75,5%, sedangkan 4-9 tahun sebanyak 8 orang atau
dengan persentase 17,8%, dan yang >10 sebanyak 3 orang atau dengan
persentase 6,7%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar lama
bekerja dari karyawan PT. Selok Jaya Juwana adalah 1-5 tahun.
C. Deskripsi Angket
Dari hasil masing-masing jawaban responden tentang pengaruh
komitmen organisasi dan iklim organisasi terhadap retensi karyawan pada
PT Selok Jaya di Juwana sebagai berikut:
54
Tabel 4.7
Hasil dari Jawaban Kuesioner Responden
Variabel Item Total
SS
(%) Total
S
(%) Total
N
(%) Total
TS
(%) Total
STS
(%)
Komitmen
Organisasi
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
12
10
6
2
9
9
9
6
8
26,7
22,2
13,3
4,4
20
20
20
13,3
17,8
20
26
25
18
26
11
11
25
15
44,4
57,8
55,5
40
57,8
24,4
24,4
55,5
33,3
9
8
7
18
8
22
21
7
18
20
17,8
15,5
40
17,8
48,9
26,7
15,5
40
4
1
6
6
2
2
2
6
3
8,9
2,2
13,3
13,3
4,4
4,4
4,4
13,3
6,7
0
0
1
1
0
1
2
1
1
0
0
2,2
2,2
0
2,2
4,4
2,2
2,2
Iklim
Organisasi
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
13
14
8
11
8
14
4
13
2
28,9
31,1
17,8
24,4
17,8
31,1
8,9
28,9
4,4
30
26
18
22
25
25
33
30
31
66,7
57,8
40
48,9
55,5
55,5
73,3
66,7
68,9
2
5
14
10
9
4
6
2
10
4,4
11,1
31,1
22,2
20
8,9
13,3
4,4
22,2
0
0
4
0
1
1
2
0
2
0
0
8,9
0
2,2
2,2
4,4
0
4,4
0
0
1
2
2
1
0
0
0
0
0
2,2
4,4
4,4
2,2
0
0
0
Retensi
Karyawan
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
7
6
9
9
3
11
6
11
15,5
13,3
20
20
6,7
24,4
13,3
24,4
27
24
26
26
22
22
16
26
60
53,3
57,8
57,8
48,9
48,9
35,5
57,8
8
12
5
6
11
9
15
5
17,8
26,7
11,1
13,3
24,4
20
33,3
11,1
3
3
5
4
8
1
5
3
6,7
6,7
11,1
8,9
17,8
2,2
11,1
6,7
0
0
0
0
1
2
3
0
0
0
0
0
2,2
4,4
6,7
0
55
P9 9 20 20 44,4 13 28,9 3 6,7 0 0
Sumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan keterangan pada tabel 4,7 di atas dapat diketahui
tanggapan responden karyawan PT. Selok Jaya Juwana terhadap
instrument-instrumen dalam variabel komitmen organisasi, iklim
organisasi dan retensi karyawan. Data-data tersebut dijelaskan pada uraian
di bawah ini:
a. Komitmen organisasi (X1)
Pada pernyataan 1, 26,7% responden menyatakan sangat setuju
bila harus menghabiskan sisa perjalanan karir di PT. Selok Jaya
Juwana, 44,4% responden memilih setuju, 20% responden memilih
bersikap netral dan sisanya 8,9% memilih tidak setuju.
Pada pwrnyataan 2, 22,2% responden menyatakan sangat setuju
atas antusias karyawan untuk membicarakan masalah-masalah yang
dihadapi organisasi kepada pihak luar, 57,8% responden memilih
setuju, 17,8% responden memilih netraldan sisanya 2,2% responden
memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 3, 13,3% responden menyatakan sangat setuju
atas masalah yang terjadi di PT. Selok Jaya adalah masalah bagi
karyawan juga, 55,5% responden memilih setuju, 15,5% responden
bersikap netral, 13,3% responden memilih tidak setuju dan sisanya
2,2% responden memilih sangat tidak setuju
Pada pernyataan 4, 4,4% responden menyatakan sangat setuju
atas perasaan berat untuk meninggalkan organisasi meskipun
menginginkanya, 40% responden memilih setuju, 40% responden
memilih bersikap netral, 13,3% responden memilih tidak setuju dan
sisanya 2,2% memilih sangat tidak setuju.
56
Pada pernyataan 5, 20% responden menyatakan sangat setuju
merasa tidak memiliki niat sedikit pun untuk meninggalkan organisasi,
57,8% memilih setuju, 17,8% memilih bersikap netral dan sisanya
4,4% memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 6, 20% responden menyatakan sangat setuju
atas organisasi ini memiliki arti mendalam bagi karyawan, 24,4%
responden memilih setuju, 48,9% responden memilih bersikap
netral,4,4% responden memilih tidak setuju dan sisanya 2,2%
responden memilih sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 7, 20% responden menyatakan sangat setuju
atas terlalu banyak pengorbanan untuk meninggalkan organisasi ini,
24,4% responden memilih setuju, 26,7% responden memilih bersikap
netral, 4,4% responden memilih tidak setuju dan sisanya 4,4%
responden memilih sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 8, 13,3% responden menyatakan sangat setuju
memiliki ikatan emosional dengan organisasi, 55,5% responden
memilih setuju, 15,5% responden memilih bersikap netral, 13,3%
responden memilih tidak setuju dan sisanya 2,2% responden memilih
sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 9, 17,8% responden menyatakan sangat setuju
atas ingin tetap menjadi karyawan atau karyawati diorganisasi ini,
33,3% responden memilih setuju, 40% responden memilih bersikap
netral, 6,7% responden memilih tidak setuju dan sisanya 2,2%
responden memilih sangat tidak setuju.
b. Iklim organisasi (X2)
Pada pernyataan 1, 28,9% responden menyatakan sangat setuju atas
pekerjaan di organisasi ini dengan jelas didefinisikan dan terstruktur
secara logis, 66,7% responden memilih setuju dan sisanya 4,4%
memilih netral.
57
Pada pernyataan 2, 31,1% responden menyatakan sangat setuju sebagai
anggota tim yang berfungsi dengan baik, 57,8% responden memilih
setuju dan sisanya 11,1% responden memilih netral.
Pada pernyataan 3, 17,8% responden menyatakan sangat setuju
terdapat penyusunan standar kerja yang tinggi, 40% responden
memilih setuju, 31,1% responden bersikap netral, 8,9% responden
memilih tidak setuju dan sisanya 2,2% responden memilih sangat tidak
setuju
Pada pernyataan 4, 24,4% responden menyatakan sangat setuju di
organisasi ini imbalan yang diperoleh melebihi resiko kerja, 48,9%
responden memilih setuju, 22,2% responden memilih bersikap netral
dan sisanya 4,4% memilih sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 5, 17,8% responden menyatakan sangat setuju di
organisasi ini karyawan deberi imbalan sesuai dengan kinerjanya,
55,5% memilih setuju, 20% memilih bersikap netral, 2,2% responden
memilih tidak setuju dan sisanya 4,4% memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 6, 31,1% responden menyatakan sangat setuju jika
melaksanakan tugas yang sulit, karyawan mendapatkan bantuan dari
atasan dan teman sekerja, 55,5% responden memilih setuju, 8,9%
responden memilih bersikap netral, 2,2% responden memilih tidak
setuju dan sisanya 2,2% responden memilih sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 7, 8,9% responden menyatakan sangat setuju atas
komitmen terhadap pencapaian tujuan organisasi ini tinggi, 73,3%
responden memilih setuju, 13,3% responden memilih bersikap
netraldan sisanya responden memilih 4,4% tidak setuju.
Pada pernyataan 8, 28,9% responden menyatakan sangat setuju bahwa
setiap orang merasa bangga menjadi anggota organisasi, 66,7%
responden memilih setujudan sisanya 4,4% responden memilih netral.
Pada pernyataan 9, 4,4% responden menyatakan sangat setuju atas
tingkat ketegasan atasan kepada bawahan membuat seluruh bawahan
taat pada aturan yang berlaku, 68,9% responden memilih setuju, 22,2%
58
responden memilih bersikap netral dan sisanya 4,4% responden
memilih tidak setuju.
c. Retensi karyawan (Y)
Pada pernyataan 1, 15,5% responden menyatakan sangat setuju
bahwa perusahaan memiliki budaya dan nilai positif bagi karyawan,
60% responden memilih setuju, 17,8% responden memilih bersikap
netral dan sisanya 6,7% memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 2, 13,3% responden menyatakan sangat setuju
atas strategi dan menajemen organisasional perusahaan jelas dan
memberikan peluang bagi karyawan untuk dapat berkembang, 53,3%
responden memilih setuju, 26,7% responden memilih netral dan
sisanya 6,7% responden memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 3, 20% responden menyatakan sangat setuju
atas perusahaan memberikan kontinuitas atau keberlanjutan dan
keamanan kerja yang tinggi, 57,8% responden memilih setuju, 11,1%
responden bersikap netral dan sisanya 11,1% responden memilih tidak
setuju
Pada pernyataan 4, 20% responden menyatakan sangat setuju
atas perusahaan memberikan peluang dan pengembangan karir bagi
karyawan, 57,8% responden memilih setuju, 13,3% responden memilih
bersikap netral dan sisanya 8,9% memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 5, 6,7% responden menyatakan sangat setuju
atas adanya perencanaan karir formal yang diberikan perusahaan
kepada setiap karyawan, 48,9% memilih setuju, 24,4% memilih
bersikap netral, 17,8% responden memilih tidak setuju dan sisanya
2,2% memilih sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 6, 24,4% responden menyatakan sangat setuju
atas perusahaan member gaji, insentif dan tunjangan yang kompetitif
dan layak, 48,9% responden memilih setuju, 20% responden memilih
bersikap netral, 2,2% responden memilih tidak setuju dan sisanya 4,4%
responden memilih sangat tidak setuju.
59
Pada pernyataan 7, 13,3% responden menyatakan sangat setuju
atas perusahaan memberikan fleksibilitas dalam jadwal kerja bagi
setiap karyawan, 35,5% responden memilih setuju, 33,3% responden
memilih bersikap netral, 11,1% responden memilih tidak setuju dan
sisanya 6,7% responden memilih sangat tidak setuju.
Pada pernyataan 8, 24,4% responden menyatakan sangat setuju
bahwa pemimpin berlaku adil untuk semua karyawan dan mendapat
dukungan dari pihak manajemen, 57,8% responden memilih setuju,
11,1% responden memilih bersikap netral dan sisanya 6,7% responden
memilih tidak setuju.
Pada pernyataan 9, 20% responden menyatakan sangat setuju
atas hubungan karyawan dengan rekan kerja sangat baik, 44,4%
responden memilih setuju, 28,9% responden memilih bersikap netral
dan sisanya 6,7% responden memilih tidak setuju.
D. Validitas Dan Reliabilitas Instrumen
1. Uji Validitas Instrumen
Untuk menguji validitas dan reliabilitas instrument, penulis
menggunakan analisis dengan SPSS 16. Berikut hasil pengujian
validitas.Untuk tingkat validitas, dilakukan tingkat uji signifikansi
dengan membandingkan nilai r hitung dengan nilai r tabel. Untuk
degree of freedom (df) = n-k dalam hal ini n adalah jumlah sampel dan
k adalah jumlah konstruk. Pada kasus ini, besarnya df dapat dihitung
30-2 atau df= 28 dengan alpha 0,05 didapat r tabel 0.361, jika r hitung
(untuk r tiap butir dapat dilihat pada kolom Corrected Item Total
Correlation) lebih besar dari r tabel dan nilai r positif, maka butir atau
pertanyaan tersebut dikatakan valid.
60
Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Correted
Item- Total
Correlation
(r hitung
r tabel Keterangan
Komitmen
Organisasi
(X1)
P1 0.574 0,361 Valid
P2 0.947 0,361 Valid
P3 0.697 0,361 Valid
P4 0.912 0,361 Valid
P5 0.922 0,361 Valid
P6 0.930 0,361 Valid
P7 0.906 0,361 Valid
P8 0.861 0,361 Valid
P9 0.811 0,361 Valid
Iklim
Organisasi
(X2)
P1 0.607 0,361 Valid
P2 0.595 0,361 Valid
P3 0.446 0,361 Valid
P4 0.621 0,361 Valid
P5 0.378 0,361 Valid
P6 0.580 0,361 Valid
P7 0.630 0,361 Valid
P8 0.520 0,361 Valid
P9 0.498 0,361 Valid
Retensi
Karyawan
(Y)
P1 0.596 0,361 Valid
P2 0.827 0,361 Valid
P3 0.645 0,361 Valid
P4 0.672 0,361 Valid
P5 0.564 0,361 Valid
P6 0.563 0,361 Valid
61
P7 0.663 0,361 Valid
P8 0.605 0,361 Valid
P9 0.433 0,361 Valid
Sumber : data primer yang diolah, 2016
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing item
pertanyaan memiliki r hitung > r tabel (0,361) dan bernilai positif.
Dengan demikian butir pertanyaan tersebut dinyatakan valid6.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang
merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Instrument suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha (α) > 0.6.untuk menguji reliabilitas instrument,
penulis menggunakan analisis statistik SPSS windows versi 16.0.
berikut ini hasil pengujian reliabilitas :
Tabel 4.9
Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Variabel Reability
Coefficients
Alpha Keterangan
Komitmen
Organisasi(X1)
9 Item 0,962 Reliabel
Iklim Organisasi (X2) 9 Item 0,832 Reliabel
Retensi Karyawan(Y) 9 Item 0,874 Reliabel
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel di atas diketahui bahwa masing-masing variabel
memiliki Cronbach Alpha> 0,60 (α > 0,60), yang artinya bahwa semua
X1, X2 dan Y dapat dikatakan reliabel.
6Duwi Priyatno, “Paham Analisa Statistik Data dengan SPSS”, MediaKom, Yogyakarta,2010,hlm. 110
62
E. Uji Asumsi Klasik
Untuk mengetahui apakah suatu data dapat dianalis lebih lanjut
diperlukan suatu uji asumsi klasik agar hasil dan analisa nantinya efisien
dan tidak biasa. Adapun kriteria pengujian tersebut sebagai berikut:
1. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan menguji apakah model regresi
ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas (independen). Model
regresi yang baik seharusnya tidak terjadi kolerasi diantara variabel
independen. Multikolinieritas terjadi apabila terdapat hubungan
variabel independen yang dilibatkan dalam model. Untuk mendeteksi
ada atau tidaknya multikolinieritas adalah dengan menganalisis
matriks korelasi variabel-variabel bebas. Multikolinieritas dapat
dilihat dari Tolerance dan Variace Inflation Factor (VIF). Kedua
ukuran ini menunjukkan setiap variabel bebas manakah yang
dijelaskanoleh variabel lainnya. Nilai Tolerance > 0,10 atau dengan
nilai VIF < 10. Maka tidak terjadi Multikolinieritas.7 Pengujian uji
multikolinieritas dapat disajikan dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Multikolinieritas Dengan Koefisien
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
CollinearityStatistics
BStd.
Error BetaToleranc
e VIF
1 (Constant)-8.435 7.973
-1.058
.296
7 Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Badan PenerbitUndip, Semarang, 2011, hlm.105-106
63
KomitmenOrganisasi
.355 .151 .294 2.347 .024 .899 1.113
Iklim Organisasi .854 .223 .480 3.825 .000 .899 1.113
a. Dependent Variable: Retensi_KaryawanSumber : Data primer yang diolah, 2016
Hasil perhitungan pada tabel 4.10 menunjukkan hasil pengujian
multikolinieritas yang dilakukan diketahui bahwa nilai tolerance
variabel komitmen organisasi dan iklim organisasi masing – masing
sebesar: 0,899 dan 0,899 dan VIF masing – masing sebesar: 1,113 dan
1,113. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada variabel bebas yang
memiliki tolerancelebih besar dari 0,10 dan tidak ada variabel bebas
yang memiliki VIF kurang dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak
ada multikolinieritas antar variabel bebas dalam model regresi.
2. Uji Autokolerasi
Uji Autokolerasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi
linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan
kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya).Model regresi
yang baik adalah regresi yang bebas dari outokorelasi.Metode
pengujian menggunakan uji Durbin-Watson (DW test).8 Pengujian
autokorelasi dapat disajikan dalam tebel sebagai berikut:
Tabel 4.11
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson
1 0,638a 0,407 0,378 4,81985 1,988
a. Predictors: (Constant), Komitmen_Organisasi,Iklim_Organisasi
8Ibid, hlm. 110
64
Model Summaryb
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error ofthe Estimate Durbin-Watson
1 0,638a 0,407 0,378 4,81985 1,988
a. Predictors: (Constant), Komitmen_Organisasi,Iklim_Organisasi
b. Dependent Variable: Retensi_KaryawanSumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari hasil uji autokorelasi tabel di atas, diketahui nilai Durbin-
Watson yang dihasilkan dari model regresi adalah 1,988. Sedangkan
dari tabel Durbin-Watson dengan signifikansi 0,05 dan jumlah (n) = 45
dan k = 2 di peroleh nilai dL sebesar 1,245, dU sebesar 1,423 dan 4-dU
= 2,577, maka dU < DW < 4-dU atau 1,423< 1,988< 2,577 , sehingga
dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini tidak terjadi autokorelasi9.
3. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan ke pengamatan lain. Jika variance dari residual satu ke
pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda, maka disebut heteroskedastisitas. Model regresi yang baik
adalah yang terdapat homoskesdatisitas atau tidak terjadi
heteroskesdatisitas.10 Pengujian uji Heteroskedastisitas dapat disajikan
dalam gambar sebagai berikut:
9Duwi Priyatno,Op.Cit, hlm. 11610Ibid, hlm. 139
65
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari grafik scatterplot dapat diketahui bahwa titik-titik
menyebar secara acak, tidak membentuk suatu pola tertentu yang jelas
dan tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 (nol) pada sumbu
Y. sehingga dapat disimpulkan bahwa regresi yang dihasilkan tidak
mengandung heteroskedastisitas.
4. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Cara yang bisa ditempuh untuk menguji kenormalan data adalah
dengan menggunakan histrogam dengan bentuk histrogram yang
hampir sama bentuk distribusi normal atau menggunakan Grafik
Normal P-P Plot dengan cara melihat penyebaran datanya menyebar
disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka
66
model regresi memenuhi asumsi normalitas.11 Adapun uji normalitas
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Gambar 4. 3
Hasil Uji Normalitas dengan Histrogram
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
11Ibid, hlm. 160
67
Gambar 4.4
Hasil Uji Normalitas dengan Normal P-P Plot
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Untuk melihat apakah data terdistribusi normal atau tidak,
kita dapat melihat pada grafik histrogram.Dari grafik histrogram
pada gambar 4.3, residual data telah menunjukkan kurva normal
yang membentuk lonceng sempurna. Selain dengan menggunakan
histrogram, kita juga bisa melihat uji normalitas dengan
menggunakan grafik normal P-P Plot pada gambar 4.4.
Berdasarkan dari gambar 4.4, terlihat titik-titik menyebar disekitar
garis diagonal, serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal.
Dengan demikian, data yang digunakan telah memenuhi asumsi
klasik dan dapat dikatakan data terdistribusi normal.
68
F. Analisis Data
1. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linear berganda digunakan untuk menguji
sejauhmana pengaruh antara variabel independen yaitu komitmen
organisasi dan iklim organisasi dengan variabel terikat yaitu retensi
karyawan pada PT. Selok Jaya di Juwana. Dengan menggunakan alat
bantu statistik SPSS for windows versi 16.0 diperoleh hasil perhitungan
sebagai berikut:
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -8.435 7.973 -1.058 .296
Komitmenorganisasi
.355 .151 .294 2.347 .024
Iklim organisasi .854 .223 .480 3.825 .000
a. Dependent Variable: Total_Retensi KaryawanSumber: Data primer yang diolah, 2016
Berdasarkan hasil analisis regresi berganda pada tabel di atas
diperoleh koefisien untuk variabel bebas X1= 0,355, X2=0,854 dan
konstanta sebesar -8,435 sehingga model persamaan regresi yang
diperoleh adalah:
Y = a + b1X1 + b2X2 +e
Y = -8,435+0,355X1+ 0,854X2+e
Dimana:
Y = Variabel dependen (Retensi Karyawan)
X1 = Variabel independen (Komitmen organisasi)
69
X2 =Variabel independen (Iklim organisasi)
a = Nilai Intercept (konstanta)
b1 = Koefisien regresi
b2 = Koefisien regresi
e = Variabel independent lain di luar model regresi
1. Nilai sebesar -8,435, merupakan konstanta, artinya tanpa ada
pengaruh dari kedua variabel independen faktor lain, maka variabel
retensi karyawan (Y) mempunyai nilai sebesar konstanta tersebut
yaitu -8,435.
2. Koefisien regresi komitmen organisasi (X1) 0,355 menyatakan
bahwa setiap terjadi kenaikan komitmen organisasi sebesar 100%
maka retensi karyawan juga meningkat sebesar 35,5% jika variabel
independen lain dianggap konstan.
3. Koefisien regresi iklim organisasi (X2) 0,854 menyatakan bahwa
setiap terjadi kenaikan iklim organisasi sebesar 100% maka retensi
kryawanjuga meningkatkan sebesar 85,4% jika variabel independen
lain dianggap konstan.
2. Analisis Koefisien determinasi (R2)
Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur besarnya
sumbangan dari variabel bebas yang diteliti terhadap variasi variabel
tergantung. Dari hasil perhitungan melalui alat ukur statistic SPSS 16.0
for Windows didapatkan nilai koefisien determinasi sebagai berikut :
Tabel 4.13
Hasil koefisien determinasi
Model Summaryb
Model RR
SquareAdjusted R
SquareStd. Error of the
Estimate
1 .638a .407 .378 4.81985
a. Predictors: (Constant), Tota_komitmen organisasi, Iklim organisasi
b. Dependent Variable: Total_Retensi karyawan
70
Sumber : Data primer yang diolah, 2016
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai koefisien
determinasi yang dinotasikan dalam angka Adjusted R Square adalah
sebesar 0,378 ini artinya bahwa sumbangan pengaruh variabel
komitmen organisasi (X1) dan iklim organisasi (X2) terhadap retensi
karyawan (Y) dipengaruhi sebesar 37,8%. Jadi besarnya pengaruh
antara komitmen organisasi dan iklim organisasi terhadap retensi
karyawan pada PT. Selok Jaya di Kecamatan Juwana adalah sebesar
37,8%. Sedangkan sisanya 62,2% dipengaruhi oleh variabel-variabel
lain di luar penelitian ini.
3. Analisis Uji Parsial (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi
variabel independen (X) secara parsial (individual) berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (Y). Tabel distrbusi t dicari
derajat pada derajat kebebasan (df) n-k. (n adalah jumlah sampel dan k
adalah jumlah variabel independen). Sehingga t table diperoleh df = (45
– 2 ) dengan signifikansi 5% adalah 1.68112. Apabila nilai thitung> nilai
ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, sebaliknya apabila thitung < ttabel,
maka Ho diterima dan Ha ditolak. Hasil pengujian hipotesis secara
parsial dapat dilihat pada tabel berikut ini:
12Dwi Priyatno, Op.Cit., hlm. 112
71
Tabel 4.14
Hasil Uji Parsial (Uji t)
Coefficientsa
Model
UnstandardizedCoefficients
StandardizedCoefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) -8.435 7.973 -1.058 .296
Komitmenorganisasi
.355 .151 .294 2.347 .024
Iklim organisasi .854 .223 .480 3.825 .000
a. Dependent Variable: Total_Retensi KaryawanSumber : Data primer yang diolah, 2016
a. Uji Hipotesis Variabel Komitmen Organisasi
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa ttabel dalam penelitian
ini untuk derajat kebebasan df (45–2) = 43 dengan signifikansi 5%
adalah 1,681. Berdasarkan hasil pengujian yang diperoleh untuk
variabel komitmen organisasi diperoleh thitung = 2,347 dengan tingkat
signifikasi 0,024 (kurang dari 0,05). Dengan demikian diperoleh
thitung (2,347) >ttabel(1,681) sehingga menolak Ho dan H1 diterima.
Dapat disimpukan bahwa hipotesis ini menyatakan bahwa komitmen
organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap retensi karyawan
pada PT. Selok Jaya di Kecamatan Juwana.
b. Uji Hipotesis Variabel Iklim Organisasi
Berdasarkan hasil pengujian variabel Kemampuan diperoleh
thitung = 3,825 dengan tingkat signifikasi 0,000 (kurang dari 0,05).
Diperoleh ttabel dengan df (45 – 2) = 43 dengan signifikansi 5%
adalah 1,687. Dengan demikian diperoleh thitung (3,825) > ttabel
(1,687) sehingga menolak Ho dan H2 diterima. Dapat disimpulkan
bahwa hipotesis ini menyatakan bahwa iklim organisasi berpengaruh
72
secara signifikan terhadap retensi karyawan pada PT. Selok Jaya di
Kecamatan Juwana.
G. Pembahasan
Responden terdiri atas karyawan PT. Selok Jaya di Kecamatan
Juwana, untuk memperoleh data penelitian dilakukan penyebaran
kuesioner kesemua karyawan yang bekerja di PT. Selok Jaya Kecamatan
Juwana dan karyawan yang sub kontrak (free line) tidak digunakan
sebagai responden. Teknik yang digunakan peneliti dalam menyebar
kuesioner meliputi, (1) peneliti secara langsung mendatangi PT. Selok
Jaya di Kecamatan Juwana dan membagikan kepada karyawan yang ada di
PT. Selok Jaya. (2) peneliti menitipkan kuesioner kepada pihak PT. Selok
Jaya, untuk disebarkan keseluruh karyawan, dan peniliti pada hari lain
mengambil kuesioner yang dititipkan tersebut setelah diberikan responden
dan diisi.
1. Pengaruh Komitmen Organisasi Terhadap Retensi Karyawan Pada
PT. Selok Jaya di Kecamatan Juwana
Dari uji signifikan parameter individual (uji statistic t) dalam
tabel 4.14 Coefficient menunjukkan nilai koefisien regresi komitmen
organisasi sebesar 0,355 dengan tingkat signifikan t sebesar 0,024
(kurang dari 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan
karakter maka keputusan pemberian pembiayaan juga akan meningkat
dengan anggapan variabel kemampuan dan variabel modal adalah
konstan. Selain dibuktikan dari hasil hipotesis yang ternyata thitung
(2.347) lebih besar dari ttabel (1,681), yang artinya menolak Ho dan Ha
diterima bahwa terdapat pengaruh positif antara komitmen organisasi
terhadap retensi karyawan pada PT. Selok Jaya di Kecamatan Juwana.
Melihat bahwa hasil penelitian ini memberikan bukti empiris
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel
komitmen organisasi terhadap retensi karyawan, maka perusahaan PT.
Selok jaya harus memberikan komitmen organisasi di dalam perusahaan
73
kepada karyawan PT. Selok Jaya agar tidak terjadi turnover intention
sehingga dapat meretensi karyawan. Karena komitmen organisasi
mempunyai beberapa fungsi yang dapat memberikan nilai positif dan
signifikan terhadap retensi karyawan.
Penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Atif Anis, Kashif-ur-Rehman, Ijaz-Ur-Rehman, Muhammad Asif Khan
and Asad Afzal Humayoun yang menunjukkan terdapat hubungan yang
positif dan signifikan ada antara kompensasi, dukungan pengawas, dan
komitmen organisasi. Hasil lanjut menyimpulkan bahwa komitmen
organisasi memiliki hubungan yang kuat dan positif dengan kepuasan
kerja karyawan dan retensi karyawan.13
Hasil ini menjelaskan bahwa komitmen organisasi dapat
menjadi tambahan referensi bagi karyawan atau calon karyawan dan
menjadi faktor penting dalam bekerja pada PT. Selok Jaya. Komitmen
organisasi yang sesuai dengan standar karyawan akan menjadi
keputusan bagi karyawan untuk tetap berkeinginan untuk tetap bekerja.
Komitmen organisasi menjadi faktor yang penting bagi
karyawan. Karena komitmen organisasi menjadi penentu lamanya
karyawan dalam bekerja. Jika komitmen organisasi sesuai dengan
harapan karyawan, maka karyawan akan merasa nyaman sehingga
dapat bertahan diperusahaan.
2. Pengaruh Iklim Organisasi Terhadap Retensi Karyawan Pada PT.
Selok Jaya di Kecamatan Juwana
Dari uji signifikan parameter individual (uji statistic t) dalam
tabel 4.14 Coefficient menunjukkan nilai koefisien regresi kemampuan
sebesar 0,854 dengan tingkat signifikan t sebesar 0,000 (kurang dari
0,05). Hal ini menunjukkan bahwa ada peningkatan kemampuan maka
keputusan pemberian pembiayaan juga akan meningkat dengan
anggapan variabel karakter dan variabel modal adalah konstan. Selain
13Atif Anis, et. al, Impact Of Organizational Commitment On Job Satisfaction AndEmployee Retention In Pharmaceutical Industry,vol 5, 2011
74
dibuktikan dari hasil hipotesis yang ternyata thitung (3,825) lebih besar
dari ttabel (1,687), yang artinya menolak Ho dan Ha diterima bahwa
terdapat pengaruh positif antara iklim organisasi terhadap retensi
karyawan pada PT. Selok Jaya di kecamatan Juwana.
Melihat bahwa hasil penelitian ini memberikan bukti empiris
bahwa terdapat pengaruh yang signifikan dan positif antara variabel
iklim organisasi terhadap retensi karyawan, maka perusahaan PT. Selok
jaya harus memberikan iklim organisasi kepada karyawan PT. Selok
Jaya agar tidak terjadi turnover intention dan dapat meretensi karyawan.
Karena iklim organisasi mempunyai beberapa fungsi yang dapat
memberikan nilai positif dan signifikan terhadap retensi karyawan.
Hasil penelitian ini didukung oleh Natalie Govaerts, Eva
Kyndt, Filip Dochy, dan Herman Baert dalam penelitiannya tersebut
didapatkan hasil bahwa meningkatkan kualitas iklim bekerja dalam
organisasi secara positif dapat memberikan pengaruh yang signifikan
pada retensi karyawan.14
Hasil ini menjelaskan bahwa pengalaman karyawan bekerja
pada PT. Selok Jaya akan menghasilkan penilaian karyawan terhadap
retensi karyawan tersebut. Apabila iklim organisasi yang diberikan
pemilik PT. Selok Jaya dapat memenuhi keinginan karyawan maka
karyawan akan memberikan penilaian positif terhadap PT. Selok Jaya.
Dengan penilaian tersebut maka karyawan akan tetap berkeinginan
untuk tetap bekerja pada PT. Selok Jaya di Kecamatan Juwana tersebut.
Hasil ini menjelaskan bahwa pada umumnya karyawan akan
memperhitungkan iklim organisasi yang telah diberikan oleh pemilik
PT. Selok Jaya di Kecamata Juwana.
14Natalie Govaerts, et. al.Influence Of Learning And Working Climate On The RetentionOf Talented Employees, Vol 21, 2011
75
H. Implikasi Penelitian
a. Teoritis
Pengembangan ilmu manajemen sumber daya manusia,
menunjukkan bahwa untuk meningkatkan terjadinya retensi karyawan,
perusahaan harus memperhatikan komitmen organisasi apa yang akan
diberikan dan juga keputusan terhadap iklim organisasi, sehingga
retensi karyawan di dalam perusahaan akan semakin meningkat
dalam jangka panjang untuk keberlangsungan perusahaan.
b. Praktis
a) Bagi penulis
Penelitian merupakan kesempatan yang baik untuk
menerapkan teori khususnya dibidang perilaku organisasi ke dunia
praktek yang sesungguhnya.
b) Bagi perusahaan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan yang
bermanfaat bagi perusahaan untuk mengetahui variabel-variabel
mana yang harus ditingkatkan untuk meningkatkan retensi
karyawan yang akhirnya berpengaruh pada peningkatan kinerja
perusahaan.
c) Bagi pihak lain
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referensi
bagi pembaca dan dapat memberikan informasi bagi penelitian lain
yang berkaitan dengan bidang manajemen sumber daya manusia,
khususnya dibidang organisasi.