21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Gambaran Umum Obyek Penelitian Desa Bogorejo adalah salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Japah Kabupaten Blora, kebanyakan pendudukanya banyak merantau ke Jakarta terutama kaum muda dan usia produktif karena kondisi desa Bogorejo yang tidak dapat diandalkan dalam mencari mata pencaharian. Desa Bogorejo dibagi dalam 3 wilayah, yaitu Tegalombo Timur, Tegalombo Barat dan Bogorejo sendiri. Mayoritas masyarakat Bogorejo bekerja sebagai petani dan buruh dengan hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai dan ketela. Batas wilayah Desa Bogorejo Kecamatan Japah adalah sebagai berikut: a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Jamur dan Desa Kalangan Kecamatan Japah

BAB IV - V Nanik Nikah Dini

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembahasan KTI

Citation preview

Page 1: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Desa Bogorejo adalah salah satu desa yang berada di wilayah

kecamatan Japah Kabupaten Blora, kebanyakan pendudukanya banyak

merantau ke Jakarta terutama kaum muda dan usia produktif karena kondisi

desa Bogorejo yang tidak dapat diandalkan dalam mencari mata pencaharian.

Desa Bogorejo dibagi dalam 3 wilayah, yaitu Tegalombo Timur, Tegalombo

Barat dan Bogorejo sendiri. Mayoritas masyarakat Bogorejo bekerja sebagai

petani dan buruh dengan hasil pertanian seperti padi, jagung, kedelai dan

ketela. Batas wilayah Desa Bogorejo Kecamatan Japah adalah sebagai

berikut:

a. Sebelah timur berbatasan dengan Desa Jamur dan Desa Kalangan

Kecamatan Japah

b. Sebelah selatan berbatasan dengan Desa Jajar dan Desa Pengkolrejo

c. Sebelah barat berbatasan dengan Desa Wotbakah

d. Sebelah utara berbatasan dengan hutan Nglawungan

Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora memiliki luas

wilayah 940,268 hektar yang terdiri dari rumah, sawah, pekarangan, tanah dan

lain-lain. Desa Bogorejo memiliki jumlah penduduk sebanyak 2.736 orang

yang terbagi menjadi 7 dukuh,9 RW dan 62 RT. Dari jumlah penduduk

Page 2: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

tersebut terdiri 2.351 penduduk laki-laki dan 1.385 penduduk perempuan.

Mayoritas penduduk Bogorejo memeluk agama Islam, dengan berpendidikan

dasar yaitu SD dan SMP serta bermatapencaharian sebagai petani dan

buruh.Tempat layanan kesehatan yang tersedia di Desa Bogorejo Kecamatan

Japah Blora terdiri dari 1 puskesmas desa, dengan 2 bidan desa dibantu

dengan 2 perawat. Jarak terdekat Desa Bogorejo dengan fasilitas kesehatan

adalah 25 km yaitu RSUD Blora.

2. Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan Usia Dini

Tabel 4.1.Distribusi Frekwensi Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan

Usia Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

Pengetahuan Kasus Kontrol Total

(%)n % n % Baik Cukup Kurang

2814

8,333,358,3

7143

29,258,312,5

20,852,127,1

Total 24 100,0 24 100,0 100%

Berdasarkan Tabel 4.1. tersebut diatas dapat diketahui bahwa sebagian

besar orang tua pada kelompok kasus di Desa Bogorejo Kecamatan Japah

Kabupaten mempunyai pengetahuan kurang tentang pernikahan dini sebanyak

14 responden (58,3%). Sedangkan orang tua dalam kelompok control

sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 14 responden

(58,3%).

Tabulasi per item soal-soal tentang pengetahan orang tua tentang

pernikahan dini dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Page 3: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

Tabel 4.2. Tabulasi Per item Soal Pengetahuan Orang Tua

Tentang Pernikahan Usia Dini

No SoalJawaban Responden

Benar Salahf % f %

1 Soal 1 37 77,1 11 22,92 Soal 2 18 37,5 30 62,53 Soal 3 27 56,3 21 43,84 Soal 4 25 52,1 23 47,95 Soal 5 33 68,8 15 31,36 Soal 6 31 64,6 17 35,47 Soal 7 28 58,3 20 41,78 Soal 8 33 68,8 15 31,39 Soal 9 30 62,5 18 37,510 Soal 10 28 58,3 20 41,711 Soal 11 31 64,6 17 35,412 Soal 12 27 56,3 21 43,813 Soal 13 27 56,3 21 43,814 Soal 14 28 58,3 20 41,715 Soal 15 33 68,8 15 31,316 Soal 16 32 66,7 16 33,317 Soal 17 34 70,8 14 29,218 Soal 18 34 70,8 14 29,219 Soal 19 31 64,6 17 35,420 Soal 20 37 77,1 11 22,9

Berdasarkan hasil tabulasi per item pertanyaan pengetahuan orang

tua tentang pernikahan dini, maka dapat diketahui bahwa pertanyaan yang

mendapat jawaban benar paling banyak adalah pertanyaan no 1 tentang

pernikahan usia dini adalah orang yang menikah pada usia kurang dari 20

tahun dengan 37 responden (77,1%) menjawab benar pertanyaan tersebut

dan soal no. 20 tentang dampak pernikahan usia dini bagi kesehatan ibu

dengan 37 responden (77,1%) menjawab benar pertanyaan tersebut.

Adapun pertanyaan yang mendapat jawaban salah paling banyak adalah

Page 4: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

pertanyaan no. 2 tentang orang yang menikah pada usia kurang dari 18

tahun disebut Pernikahan usia muda dengan jawaban salah sebanyak 30

responden (62,5%).

3. Analisa Bivariat

Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pernikahan Dini di Desa

Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

Analisa data tentang hubungan pengetahuan orang tua dengan

pernikahan dini di Desa Bogorejo, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan Kolmogorov Smirnov, maka didapatkan hasil uji

normalitas menunjukkan data tidak normal karena p value = 0,013 < 0,05,

maka analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi Rank Spearman.

Berdasarkan hasil penelitian, diketahui bahwa nilai r hitung dari

analisa korelasi Rank Spearman sebesar 0,475 > dari r tabel (48 responden)

sebesar 0,279 dengan p value sebesar 0,001 < 0,05 maka dapat disimpulkan

bahwa ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pernikahan

dini di Desa Bogorejno Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

B. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Pengetahuan Orang Tua Tentang Pernikahan Usia Dini

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar orang tua

pada kelompok kasus di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten

mempunyai pengetahuan cukup tentang pernikahan dini sebanyak 14

Page 5: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

responden (58,3%). Sedangkan orang tua dalam kelompok control

sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 14 responden

(58,3%).

Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga dan sebagainya) (Notoadmodjo, 2010).

Kekurangtahuan tentang seks dengan kehidupan rumah tangga

serta adanya adat istiadat yang merasa malu kawin tua (perawan tua)

menyebabkan meningkatnya perkawinan dan kehamilan usia remaja. UU

Perkawinan NO 1 1974 dengan usia kawin perempuan 16 tahun

menyebabkan perkawinan syah usia remaja meningkat. Dari Profil

Program Keluarga Berencana Nasional Jawa Tengah 2008, dinyatakan

bahwa dari jumlah perempuan berumur 10 tahun ke atas yang pernah

kawin di Jawa Tengah sebesar 38,65 % menikah pada umur 16 – 18 tahun,

dan 38,79 persen menikah pada umur 19 – 24 tahun. Meskipun demikian,

ternyata di Jawa Tengah masih relatif banyak perempuan yang menikah

pada usia dibawah 16 tahun yaitu 12,78 %. Rata-rata umur perkawinan

pertama di pedesaan lebih rendah dibandingkan di perkotaan, ini

dimungkinkan karena masih banyak perkawinan dibawah umur di

pedesaan.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden

mempunyai pengetahuan yang kurang tentang pernikahan usia dini. Hal

ini disebabkan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kurangnya

Page 6: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

pengetahuan orang tua, anak, dan masyarakat akan pentingnya pendidikan,

makna serta tujuan perkawinan sehingga menyebabkan terjadinya

perkawinan usia muda. Kekhawatiran orang tua akan anaknya yang sudah

mempunyai pacar yang sudah sangat dekat, membuat orang tua ingin

segera mengawinkan anaknya meskipun masih dibawah umur. Hal ini

merupakan hal yang sudah turun-temurun. Sebuah keluarga tidak akan

merasa tenang sebelum anak gadisnya menikah.

Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan

oleh Intan Indriana (2011) tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri

Usia 15 – 17 tahun tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan di

Desa Gumulan dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat

pengetahuan remaja putri usia 15-17 tahun tentang dampak pernikahan

dini pada kesehatan di Desa Gumulan Klaten Tahun 2011 adalah baik

sebanyak 33 remaja putri (66%), cukup sebanyak 16 remaja putri (32%)

dan kurang sebanyak 1 remaja putri (2%). Ketidaksesuaian hasil penelitian

ini karena latar belakang pendidikan dan budaya masyarakat yang berbeda

antara masyarakat Klaten dengan masyarakat Blora tentang pernikahaan

dini.

b. Pernikahan Dini pada Remaja

Hasil penelitian menunjukkan bahwa remaja di desa Bogorejo

Kecamatan Japah Blora tidak menikah dini dan menikahh dini masing-

masing 24 responden (50%).

Page 7: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang dilakukan pada

wanita dengan usia kurang dari 16 tahun dan pada pria usia kurang dari 19

tahun (Romauli,2009). Pernikahan usia muda adalah pernikahan yang

dilakukan oleh sepasang laki-laki dan perempuan remaja (Kumalasari,

2012).

Pernikahan dini yaitu merupakan intitusi agung untuk mengikat

dua insan lawan jenis yang masih remaja dalam satu ikatan keluarga

(Lutfiati, 2008). Didalam Undang-Undang Perkawinan terdapat beberapa

pasal diantaranya pada pasal 1 menyatakan bahwa perkawinan adalah

ikatan lahir batin antara seorang pria dan seorang wanita sebagai suami

istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia

dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pada pasal 2

menyatakan bahwa Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut

hukum masing-masing agama dan kepercayaannya itu, dan tiap-tiap

perkawinan dicatat menurut peraturan perundang-undangan yang berlaku

(YPAN, 2008).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa orang tua yang melaksanakan

pernikahan dini pada anaknya karena didorong rasa kekhawatiran orang

tua akan anaknya yang sudah mempunyai pacar yang sudah sangat dekat,

membuat orang tua ingin segera mengawinkan anaknya meskipun masih

dibawah umur. Hal ini merupakan hal yang sudah turun-temurun. Sebuah

keluarga tidak akan merasa tenang sebelum anak gadisnya menikah.

Disamping itu budaya masyarakat desa Bogorejo Kecamatan Japah yang

Page 8: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

beranggapan bahwa remaja putri yang sudah layak menikah harus segera

menikah daripada menunda pernikahan yang nantinya bisa menjadi

perawan tua dan menjadi bahan olok-olokan dari tetangga sekitarnya.

Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kamban,Normawati Muhammad, Rahmad; S., Sultan (2011) tentang

Perkawinan Usia Muda (Studi Kasus Di Desa Sapan, Kecamatan Pana,

Kabupaten Mamasa) dengan hasil penelitian yang disimpulkan bahwa

pada umumnya penduduk desa Sapan melakukan perkawinan usia muda

disebabkan oleh beberapa faktor, seperti faktor ekonomi (Mengurangi

beban keluarga), faktor kemauan sendiri (merasa sudah saling mencintai),

Faktor pendidikan (Kurangnya pengetahuan orang tua dan anak), dan

faktor keluarga (orang tua mencarikan jodoh untuk anaknya).

2. Analisa Bivariat

Hubungan Pengetahuan Orang Tua dengan Pernikahan Dini di Desa

Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora

Analisa data tentang hubungan pengetahuan orang tua dengan

pernikahan dini di Desa Bogorejo, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas

dengan menggunakan Shapiro Wilks, karena responden kurang dari 50, maka

didapatkan hasil uji normalitas menunjukkan data tidak normal karena p value

< 0,05, maka analisa data yang digunakan adalah analisa korelasi Rank

Spearman, dengan hasil nilai r hitung dari analisa korelasi Rangk Spearman

sebesar 0,396 > dari r tabel (48 responden) sebesar 0,279 dengan p value

Page 9: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

sebesar 0,005 < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hungan yang

signifikan antara pengetahuan dengan pernikahan dini di Desa Bogorejno

Kecamatan Japah Kabupaten Blora.

Usia kawin pertama yang dilakukan oleh setiap perempuan memiliki

resiko terhadap persalinannya. Semakin muda usia kawin pertama seseorang

perempuan semakin besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu dan

anak. Hal ini terjadi karena belum matangnya rahim seorang perempuan usia

muda untuk memprodusi anak dan belum siapnya mental dalam rumah

tangga. Dampak buruk dari pernikahan dini mencakupi pemisahan dari

keluarga, isolasi serta kurangnya kebebasan untuk berinteraksi dengan teman

– teman sebaya. Karena perkawinan anak – anak sering menyebabkan

kehamilan usia dini, maka akses mereka ke pendidikan berkurang, yang

selanjutnya mengakibatkan berkurangnya potensi penghasilan dan

meningkatkan ketergantungan pada pasangan. Selain itu mereka juga rentan

terhadap resiko kesehatan seperti, kehamilan dini, penyakit menular seksual

serta HIV / AIDS (Erica, 2009).

Perilaku seseorang atau masayarakat tentang kesehatan ditentukan

oleh pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, dan sebagainya dari orang atau

masyarakat. Di samping itu, ketersediaan fasilitas, sikap, dan perilaku para

petugas kesehatan terhadap kesehatan juga akan mendukung dan memperkuat

terbentuknya perilaku, atau bisa juga karena fasilitas-fasilitas dan sarana-

sarana kesehatan (Notoatmojo, 2005).

Page 10: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara

pengetahuan orang tua dengan pernikahan dini. Hal ini dapat dijelaskan

bahwa orang tua yang mempunyai pengetahuan yang baik tentang pernikahan

dini, tentunya akan melarang anaknya melakukan pernikahan dini karena

orang tua sudah mengerti akan dampak dan akibat yang kurang baik dari

pernikahan dini tersebut. Berbeda dengan orang tua yang berpengetahuan

kurang tentang dampak pernikahan dini tentu akan membiarkan anaknya

melakukan pernikahan dini dengan harapan anaknya dapat segera mandiri dan

dapat mencari nafkah sendiri tanpa tergantung dengan orang tuanya lagi.

Begitu juga orang tua sangat mendukung dengan tradisi itu, masih ada juga

orang tua yang menjodohkan anaknya. Misalnya dengan alasan orang itu kaya

materi, sehingga nantinya mampu membahagiakan anaknya. Pengetahuan

orang tua tentang pernikahan dini itu sendiri masih sangat kurang, yang

mereka tahu tentang pernikahan dini adalah usia kawin pertama umur 16

tahun, sedangkan untuk dampak atau resiko pernikahan usia dini mereka

belum mengetahui secara pasti.

Akibat beban ekonomi yang dialami, orang tua mempunyai keinginan

untuk mengawinkan anak gadisnya. Perkawinan tersebut akan memperoleh

dua keuntungan, yaitu tanggung jawab terhadap anak gadisnya menjadi

tanggung jawab suami atau keluarga suami dan adanya tambahan tenaga kerja

di keluarga, yaitu menantu yang dengan sukarela membantu keluarga istrinya.

Makin rendah tingkat pendidikan keluarga, makin sering ditemukan

perkawinan diusia muda. Peran tingkat pendidikan berhubungan erat dengan

Page 11: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

pemahaman keluarga tentang kehidupan berkeluarga. Kepercayaan dan adat

istiadat yang berlaku dalam keluarga juga menentukan terjadinya perkawinan

diusia muda. Sering ditemukan orang tua mengawinkan anak mereka dalam

usia yang sangat muda karena keinginan untuk meningkatkan status sosial

keluarga, mempererat hubungan antar keluarga, dan atau untuk menjaga garis

keturunan keluarga. Jika keluarga kurang memiliki pilihan dalam menghadapi

atau mengatasi masalah remaja, (misal : anak gadisnya melakukan perbuatan

zina), anak gadis tersebut dinikahkan sebagai jalan keluarnya. Tindakan ini

dilakukan untuk menghadapi rasa malu atau rasa bersalah.

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Intan Indriana (2011) tentang Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Usia 15 – 17

tahun tentang Dampak Pernikahan Dini pada Kesehatan di Desa Gumulan

dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan remaja putri

usia 15-17 tahun tentang dampak pernikahan dini pada kesehatan di Desa

Gumulan Klaten Tahun 2011 adalah baik sebanyak 33 remaja putri (66%),

cukup sebanyak 16 remaja putri (32%) dan kurang sebanyak 1 remaja putri

(2%).

Page 12: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang Hubungan Pengetahuan Orang Tua

dengan Pernikahan Dini di Desa Bogorejo Kecamatan Japah Kabupaten Blora ,

maka dapat disimpulkan :

1. Orang tua pada kelompok kasus di Desa Bogorejo Kecamatan Japah

Kabupaten sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup tentang pernikahan

dini sebanyak 11 responden (45,8%). Sedangkan orang tua dalam kelompok

control sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup sebanyak 14

responden (58,3%).

2. Remaja di desa Bogorejo Kecamatan Japah Blora tidak menikah dini dan

menikahh dini masing-masing 24 responden (50%).

3. Ada hubungan yang signifikan antara pengetahuan dengan pernikahan dini di

Desa Bogorejno Kecamatan Japah Kabupaten Blora (nilai r hitung dari analisa

korelasi Rangk Spearman sebesar 0,396 > dari r tabel (48 responden) sebesar

0,279 dengan p value sebesar 0,005 < 0,05).

Page 13: BAB IV - V Nanik Nikah Dini

B. Saran

1. Bagi masyarakat khususnya orang tua

Orang tua hendaknya terus meningkatkan pengetahuan dan pemahaman

tentang pernikahan dini, sehingga mereka dapat mengetahui tentang

pernikahan dini dengan harapan orang tua mampu mengarahkan anaknya

bahwa pernikahan dini itu berdampak negatif.

2. Bagi calon pengantin

Calon pengantin hendaknya memahami dan mempelajari akibat yang

ditimbulan dari pernikahan dini, sehingga dapat mengerti manfaat dan

kerugian dalam pernikahan dini dan mau menangguhkan keinginannya untuk

menikah.

3. Bagi tenaga kesehatan

Tenaga kesehatan hekdaknya terus melakukan tindakan promotif seperti

penyuluhan dan memberikan pengetahuan bagi orang tua tentang pernikahan

untuk mencegah pernikahan dini di kalangan remaja.

4. Bagi institusi pendidikan

Institusi pendidikan hendaknya menambah referensi yang menunjang ilmu

pengetahuan dan memperluas wawasan mahasiswa tentang pernikahan dini.

5. Bagi peneliti

Peneliti harus menambah pengetahuan dan pengalaman serta penerapan teori

khususnya mengenai kesehatan reproduksi pada perempuan untuk

meningkatkan hasil penelitian di masa datang.