Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
1
PERSEPSI MAHASISWA JURNALISTIK TERHADAP TAYANGAN
SINETRON ANAK LANGIT
(Studi Kasus Mahasiswa Jurnalistik B Angkatan 2018)
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh
Gerlar Sarjana Strata Sosial (S.Sos)
OLEH :
KHANISYA NABELLA
NIM: 1535300094
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH
PALEMBANG
2019
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Media massa merupakan saluran atau alat komunikasi yang menghubungkan
komunikator dan komunikasi secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal
yang jauh, sangat heterogen dan menimbulkan efek tertentu. Menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia, media massa merupakan sarana dan saluran resmi sebagai alat
komunikasi untuk menyebarkan berita dan pesan kepada masyarakat luas.1
Semakin berkembangnya media elektronik yang mampu menyebarkan berita
secara cepat dan akurat serta sebagai media hiburan yang murah dikalangan
masyarakat Indonesia, televisi memberikan pengaruh paling besar disbanding media
massa lainnya. Televisi telah lama menjadi bagian hidup yang menyatu dengan
kehidupan sehari-hari individu, keluarga dan masyarakat. Televisi membuat berbagai
cara agar penonton betah untuk melihat tayangan yang ada di televisi.
Stasiun televisi menyajikan banyak pilihan program acara, seperti program
berita, talk show, sinetron/film, acara anak-anak, komedi, religi dan wisata budaya.
Dari beragam acara yang disajikan, sinetron merupakan salah satu program acara
yang diminati diantara program lainnya. Karena sinetron merupakan hiburan yang
menceritakan kehidupan sehari-hari sehingga penonton merasa terbawa dengan
suasana dalam adegan yang dapat ditonton bersama keluarga dan cenderung
imajinatif.
1 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
1
3
Ironisnya dengan perkembangan televisi media ini cenderung memberikan
program-program yang hanya mengedepankan unsur hiburan dan rating. Oleh sebab
itu, penonton harus lebih selektif dalam memilih program acara televisi bagi
penonton apalagi penonton yang masih remaja. Banyaknya peminat program acara
sinetron, membuat stasiun televisi di Indonesia berlomba-lomba membuat sinetron
yang menarik untuk merebut perhatian pemirsa. Hingga terkadang cerita yang
disajikan dalam sinetron tidak relavan dengan dunia nyata.
Banyak berbagai stasiun televisi, salah satunya yaitu SCTV yang selalu
menampilkan berbagai hiburan untuk penonton salah satunya yaitu sinetron “Anak
Langit” yang ceritanya mirip, bahkan para artis/aktrisnya pun sama dengan sinetron
pendahulunya distasiun televisi RCTI yang berjudul Anak Jalanan yang sering
menampilkan adegan-adegan tentang kekerasan geng motor.
Padahal ada aturan yang semestinya menjadi acuan yang tidak boleh
dilanggar, seperti yang disebutkan dalam UU Penyiaran No. 32/2002 pasal 36 ayat 5,
disebutkan bahwa isi siaran dilarang menonjolkan unsur kekerasan, cabul, perjudian,
penyalahgunaan narkotika dan obat terlarang. Unsur kekerasan yang dimaksud ialah
diatur dalam Standar Program Siaran (SPS) pasal 23, adegan kekerasan dilarang
menampilkan secara detail peristiwa kekerasan seperti tawuran, pengroyokan,
penyiksaan, perang, penusukan, penyembelihan, mutilasi, terosisme, pengrusakan
barang-barang secara kasar, pembacokan dan bunuh diri.2
2 Undang-Undang Penyiaran No. 32/2002 pasal 36 ayat 5
4
Sinetron Anak Langit disiarkan oleh stasiun televisi SCTV yang diproduksi
oleh Sinema, Art. Sinetron ini menampilkan kisah kehidupan geng motor. Program
acara ini sangat digemari oleh penonton khususnya para remaja yang masih duduk
dibangku sekolah. Sinetron ini tayang pada jam primetime, maka dari itu sejak
kemunculannya pertama kali, sinetron ini langsung mengusai rating di stasiun tv
nasional.
Tetapi di sisi lain sinetron ini banyak menampilkan kejadian yang tidak
mendidik untuk para penonton seperti tindakan kekerasan, ugal-ugalan dijalan,
balapan liar, tawuran antar geng motor dan percintaan. Hal ini meresahkan bagi
masyarakat karena tidak hanya orang dewasa yang menonton acara program ini,
tetapi juga banyak anak-anak yang menonton tayangan tersebut bersama orangtuanya
di rumah. 3
Sesuai jenisnya sinetron anak langit adalah sinetron bergenre drama dan
action, hal ini tentu sangat identik dengan hal-hal yang sangat berdampak bagi anak-
anak. Dari jenis tayangan ini dapat berdampak negatif bagi anak-anak di bawah umur
karena dalam sinetron Anak Langit ini banyak menayangkan adegan orang dewasa
seperti dalam hal percintaan dan lain sebagainya.
Dalam surat yang dilayangkan KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) pada
tanggal 7 Maret 2017 dengan No. Surat 98/K/KPI/31.2/03/2017, KPI menuturkan jika
sinetron Anak Langit telah melanggar ketentuan tentang perlindungan anak dan
3Kuswandi Wawan. Komunikasi Massa: Sebuah Analisis Media Televisi. (Jakarta: Rineka Cipta,1996), hlm.37
5
remaja serta penggolongan program siaran seperti yang telah diatur dalam Pedoman
Perilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran (P3 dan SPS) KPI Tahun 2012.4
Salah satu contoh kasus dari dampak buruk yang muncul akibat tayangan
sinetron Anak Langit yang selalu menayangkan konten-konten kekerasan adalah
terjadi di Jakarta Selatan. Seorang siswa dari SDN 07 Kebayoran Lama tewas usai
dianaya teman sekelasnya karena terlibat bullying. Kasandra Putranto dari Perwakilan
Asosiasi Psikologis Forensik mengatakan bahwa salah satu pemicu kejadian bullying
tersebut adalah kekerasan yang mereka contoh lewat sinetron, sehingga saat ini
kebanyakan hal-hal negatif tersebut menjadi bagian perilaku dari anak-anak
Indonesia.5
Pada era globalisasi ini, begitu banyak tayangan sinetron dengan fungsi
menghibur. Menghibur disini bisa dijabarkan sebagai penghilang stress, pengundang
tawa, pengisi waktu santai dan lain sebagainya. Namun fungsi ini hanya berhenti
pada titik “menghibur” saja, tidak sampai berfungsi mendidik. Maka akibatnya,
banyak tayangan menghibur yang justru menjauhi nilai dan norma yang ada dalam
masyarakat. Tayangan televisi yang ada justru dianggap tidak rasional, karena tidak
sesuai dengan kehidupan nyata. Bagi anak-anak dibawah umur dan remaja, tayangan
ini bisa menjadi contoh dan teladan (yang buruk). Karena anak-anak yang masih pada
masa pertumbuhan akan cenderung melakukan hal-hal yang mereka lihat dalam
kehiduapn sehari-hari.6
4 http://www.komisiinformasi.go.id/ , Diakses 26 Juni 2019, Pukul : 07:10 Wib5 www.merdeka.com/, Beredar di media sosial pada tanggal 10 November 2018, (Diakses 26
Juni 2019, Pukul : 07:09 Wib)6Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), hlm. 69
6
Apabila tayangan televisi menyajikan acara hiburan atau acara bersuansa
kekerasan maka itu anak-anak cenderung menyukai dan menggemari tayangan
tersebut karena apa yang dilihat,di tonton ditayangan sinetron biasanya anak-anak
cenderung akan menirunya tanpa disaring,di filter dan tanpa dibarengi dengan sikap
selektif dalam memilih acara yang disajikan,sehingga takut akan merusak akhlak
anak terhadap pengaruh yang ditayangkan.7
Selanjutnya adalah penelitian ini tentang “Persepsi Mahasiswa Angkatan 2018
Fakultas Dakwah dan Komunikasi Mengenai Tayangan Sinetron Anak Langit”, di
stasiun televisi SCTV yang menggunakan metode penelitian deskriptif, dengan
menggunakan pendekatan kualitatif. Karena peneliti ingin memberikan deskripsi dari
pemikiran Mahasiswa Jurnalistik Terhadap Tayangan Sinetron Anak Langit (Studi
Kasus Mahasiswa Jurnalistik B Angkatan 2018).
B. Batasan Masalah
Penelitian ini peneliti membatasi pada permasalahan terhadap persepsi mahasiswa
terhadap tayangan sinetron Anak Langit pada beberapa episode, dikarenakan jumlah
episode yang terus bertambah. Dengan keterbatasan waktu peneliti hanya meneliti
episode-episode yang menampilkan unsur sosialnya seperti kekerasan, bullying, dan
gaya pacaran para pemain sinetron tersebut.
Jenis penelitian yang digunakan penelitian kualitatif, yang di dalam penelitian
kualitatif tersebut adanya wawancara mendalam tentang persepsi atau argumen
7Drs.Darmawanto, S.S., Televisi Sebagai Media Pendidikan. (Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005), hlm. 26
7
mahasiswa setelah menonton tayangan sinetron Anak Langit tersebut. Responden
dalam penelitian ini adalah mahasiswa jurnalistik B angkatan 2018.
C. Rumusan Masalah
Bedasarkan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah dapat
difokuskan permasalahan yang akan diteliti yakni bagaimana Persepsi Mahasiswa
Jurnalistik Terhadap Tayangan Sinetron Anak Langit. Dari fokus permasalahan
tersebut diajukan 1 pertanyaan dalam penelitian ini yaitu : Bagaimana Persepsi
Persepsi Mahasiswa Jurnalistik Terhadap Tayangan Sinetron Anak Langit (Studi
Kasus Mahasiswa Jurnalistik B Angkatan 2018)?
D. Tujuan dan kegunaan penelitian
Tujuan dari penulisan penelitian ini adalah untuk mengetahui Persepsi Mahasiswa
Jurnalistik Terhadap Tayangan Sinetron Anak Langit di stasiun televisi SCTV.
Berdasarkan pada perumusan masalah di atas, maka tujuan diadakannya penelitian ini
adalah : Untuk mengetahui Persepsi Mahasiswa Jurnalistik B Terhadap Tayangan
Sinetron Anak Langit.
E. Manfaat Penelitian
Berdasarkan latar belakang, rumusan masalah dan tujuan penelitian, akan
diuraikan beberapa kegunaan dari penelitian ini untuk kedepannya.
1. Kegunaan teoritis
8
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek
teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan Ilmu pengetahuan terlebih lagi
bagi kajian televisi. Disamping itu diharapkan juga dapat menjadi acuan
(referensi) dan perbandingan bagi peneliti yang melakukan penelitian
dengan objek yang serupa.
2. Kegunaan praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih masukan,
evaluasi, pemikiran, dan pertimbangan dalam memilah tayangan televisi
yang aman untuk anak-anak. Turut serta memberikan pengetahuan pada
orangtua anak untuk terus mengontrol anaknya dalam mengkonsumsi
tayangan di televisi. Sekaligus untuk memberi sedikit gambaran kepada
Komisi Penyiaran Indonesia dalam mengevaluasi kebijakan penyiaran saat
ini.
F. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi
Populasi penelitian ini diperoleh dari seluruh Mahasiswa Jurnalistik semester 3
Angkatan 2018 Fakultas Dakwah dan Komunikasi berjumlah 106 Mahasiswa/i.
2. Sampel
Sampel penelitian ini sebagian besar Mahasiswa Jurnalistik Angkatan 2018,
kelas B yang berjumlah 28 Mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Raden Fatah Palembang.
9
G. Tinjauan Pustaka
Dalam penelitian ini mengacu kepada beberapa referensi mengenai penelitian
sejenis dengan judul yang dipilih. Telaah pustaka berisi hasil-hasil penelitian yang
terdahulu dan relevan dengan penelitian yang dilakukan agar tidak terjadi kesamaan
topik yang akan diteliti. Dalam penelitian komunikasi yang berberhubungan dengan
persepsi, penelitian mengambil beberapa referensi dan rujukan sebagai penelitian
terdahulu yang berkaitan dengan kajian penelitian antara lain sebagai berikut : 8
Hartati (2011); dalam skripsinya yang berjudul “Pengaruh Tayangan Sinetron
Remaja Di Televisi Terhadap Moralitas Remaja (Studi kasus peserta didik di SMA
Nasional Bandung)”. Yang isinya dari hasil pengolaan data dapat disimpulkan bahwa
banyaknya anggapan bahwa media televisi merupakan penyebab hilangnya moralitas
remaja pada masa kini.Diakui sisi buruk televisi, namun media ini dapat juga menjadi
sahabat yang berguna dalam member pengetahuan dan ketrampilan, serta hiburan
yang bermanfaat. 9
Selanjutnya, menurut Yossika Vidya Mayrizki (2012),dalam jurnalnya yang
berjudul “Pengaruh Media Televisi Terhadap Perilaku Anak“. Hasil penelitiannya
menunjukkan televisi merupakan media yang keberadaanya sangat dekat dengan
kehidupan kita terutama dalam sebuah keluarga, kotak ajaib satu ini selalu menghibur
8Arroiji, K. H. Abdurrahman. Obsesi dengan tayagan televisi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2007), hlm.1
9Hartati“Pengaruh Tayangan Sinetron Remaja Di Televisi Terhadap Moralitas Remaja (Studi kasus peserta didik di SMA Nasional Bandung)”. Skripsi (Bandung :Universitas INDONUSA ESA Unggul, 2011).
10
kita dengan tayangan tayangannya. Tanpa kenal lelah televisi selalu menghadirkan
program program yang sangat bervariatif. Media satu ini sangat patuh pada
manusia,siap digunakan kapan saja hanya dengan menekan remot di tangan kita.
Memang banyak manfaat yang diberikan televisi salah satunya untuk memperoleh
informasi dari berbagai belahan dunia bahkan seluruh dunia, sehingga kita tidak
menjadi manusia yang kudet. Namun seiring berkembang pesatnya ilmu teknologi
khususnya dibidang pertelevisian, kotak ini bisa berubah menjadi makhluk buas yang
berbahaya yang sulit dijinakkan.Tanpa sadar keluarga kitalah yang akan menjadi
korbannya khususnya anak anak yang sedang dalam masa perkembangan. Maka dari
itu pengawasan orang tua sangat diperlukan dalam menggunakan media ini, agar
dapat meminilasir pengaruh buruk yang diberikan.10
Santika Oktaviani Fajrin (2017) skripsi yang berjudul: “Pengaruh Tayangan
Televisi Anak Jalanan SCTV Terhadap Perilaku Agresif pada Remaja (Suvei
Terhadap siswa-siswa MTs Manaratul Islam Jakarta)”. Dalam penelitian ini
menjelaskan tentang agar kita dapat mengetahui kondisi kognitif, afektif dan
behavioural pada siswi-siswa MTS Manaratul Islam Jakarta setelah menonton
tayangan sinteron anak Jalanan.11
Adapun persamaan antara penelitian ini dengan Kurniawan (2016). Yang
berujudul : “Dampak Tayangan Sinetron Balvier Terhadap Terhadap Perilaku
10 Skripsi Yossika Vidya Mayrizki. “Perilaku Media Telivisi Terhadap Perilaku Anak”. (Semarang : Universitas Negeri Semarang, 2013).
11 Skripsi Santika Oktaviani Fajrin. “Pengaruh Tayangan Televisi Anak Jalanan SCTV Terhadap Perilaku Agresif pada Remaja (Suvei Terhadap siswa-siswa MTs Manaratul Islam Jakarta)”. (Jakarta : Universitas Islam Negeri Syaruf Hidayatullah, 2017).
11
Remaja Desa Cekok Dusun Jambean Kapubaten Ponorogo”. Yang menerangkan
mengenai persamaan terletak pada variabel dependen penelitiannya yaitu sama-sama
meneliti tentang perilaku perkembangan anak remaja. 12
Diego (2018) dalam skripsinya yang berjudul “Persepsi Mahasiswa Universitas
Dharma Andalas Terhadap Tayangan Kekerasan di Televisi”. Hasil penelitiannya
dampak yang dirasakan dari tayangan kekerasn ditelevisi menjadi ketakutan dalam
kehidupan sekitar, ketakutan ini berasal dari stimulus yang terus menerus yang ia
dapat dari televisi, sehingga sulit untuk membedakan antara dunia televisi dengan
realitas sebenarnya. Tayangan kekerasan mengandung negatif dan berbahaya
terutama untuk perkembangan anak-anak.13
Adapun persamaan antara penelitian ini dengan Diego (2018). Yang berujudul :
“Persepsi Mahasiswa Universitas Dharma Andalas Terhadap Tayangan Kekerasan
di Televisi”. Yang menerangkan mengenai persamaan terletak pada variabel
dependen penelitiannya yaitu sama-sama meneliti tentang persepsi mahasiswa
terhadap tayangan yang di televisi.
Muthia Ayu Kartika Sari (2015), dalam skripsinya dengan judul “ Pengaruh
Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Terhadap Citra SCTV Dikalangan
Mahasiswa Fisip Ilmu Komunikasi Untag Surabaya”. Hasil penelitiannya adalah
sesuai dengan analisa koefisien korelasi menunjukkan bahwa variabel bebas tayangan
12 Skripsi Kurniawan. “Dampak Tayangan Sinetron Balvier Terhadap Terhadap Perilaku Remaja Desa Cekok Dusun Jambean Kapubaten Ponorogo”.(Ponorogo : Universitas Muhammadiyah, 2016).
13 Skripsi Diego,“Persepsi Mahasiswa Universitas Dharma Andalas Terhadap Tayangan Kekerasan di Televisi”. (Padang: Universitas Dharma Andalas Sumatera Barat, 2018).
12
sinetron ganteng-ganteng serigala (X) ada pengaruh terhadap variabel terikat citra
SCTV dikalangan mahasiswa Fisip Ilmu Komunikasi (Y). dapat dikatakan bahwa
terdapat pengaruh antara tayangan sinetron ganteng-ganteng serigala dan citra SCTV
yang ditandai dengan nilai interval korelasi 0,571 yang menunjukkan korelasinya
sangat kuat.14
Adapun persamaan antara penelitian ini dengan Muthia Ayu Kartika Sari
(2015). Yang berujudul : “Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala
Terhadap Citra SCTV Dikalangan Mahasiswa Fisip Ilmu Komunikasi Untag
Surabaya”. Yang menerangkan mengenai persamaan terletak pada variabel dependen
penelitiannya yaitu sama-sama meneliti tentang tayangan sinetron.
H. Kerangka Teori
a. PERSEPSI
Menurut Walgito, Persepsi sebagai aktivitas seseorang dalam memberikan
kesan, penilaian, pendapat, merasakan dan menginterpretasikan sesuatu
berdasarkan informasi yang ditampilkan dari objek yang dipersepsi. Lebih
jelasnya persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian makna atas suatu
informasi yang ditampilkan dari objek yang dipersepsikan.15 Tanggapan bisa
14 Skripsi Muthia Ayu Kartika Sari, “Pengaruh Tayangan Sinetron Ganteng-Ganteng Serigala Terhadap Citra SCTV Dikalangan Mahasiswa Fisip Ilmu Komunikasi UNTAG Surabaya”, (Surabaya: UNTAQ Surabaya, 2015).
15 Bimo Walgito, Pengantar Psikologi Umum, (Jakarta: Andi Yogyakarta, 2004), hlm. 76.
13
disebut juga sebagai persepsi. Menurut Desiderato, persepsi adalah pengalaman
tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan
menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Persepsi adalah memberi
makna pada stimuli yang inderawi.16
Ada tiga komponen utama dalam proses terjadinya persepsi menurut Alex
Sobur, yaitu :
1. Proses seleksi
Yaitu proses penyaringan informasi atau objek yang akan
dipersepsikan oleh panca indera, baik jenisnya dan intensitasnya.
2. Interprestasi (pemaknaan)
Ialah proses pengorganisasian informasi sehingga memiliki makna
bagi individu. Proses interpretasi dipengaruhi oleh berbagai factor,
seperti pengalaman masa lalu, system nilai yang dianut, motivasi,
kepribadian dan factor kognitif. Proses interpretasi juga bergantung pada
kemampuan individu untuk melakukan kategorisasi pada informasi yang
diterimanya, yaitu proses pereduksian informasi menjadi lebih
sederhana.
3. Rekasi
Ialah hasil dari proses interpretasi suatu informasi atau objek yang
telah diterjemahkan menjadi tingkah laku.17
16 Rakmat, Jalaludin. Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2011), hlm. 50
17 Soelaeman, Munandar. Sosiologi : Suatu pengantar. (Jakarta : PT. Raja Grafindo, 2009), hlm. 16
14
Sedangkan menurut Walgito faktor-faktor yang berperan dalam
mempengaruhi persepsi atau tanggapan sebagai berikut:
1. Adanya objek yang dipersepsi
Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau
reseptor. Stimulus dapat datang dari luar langsung mengenai alat indera,
atau pun dapat datang dari dalam yang langsung mengenai syaraf
penerima yang berperasn sebagai reseptor.
2. Adanya alat indera atau reseptor
Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus.
Selain reseptor, harus ada pula syaraf sensoris sebagai alat untuk
meneruskan rangsangan yang diterima reseptor ke susunan syaraf, yaitu
otak sebagai pusat kesadaran dan sebagai alat untuk mengadakan respon
yang diperlukan syaraf motoris.
3. Adanya perhatian
perhatian merupakan langkah pertama sebagai persiapan dalam
mengadakan persepsi, tanpa itu tidak akan terjadi persepsi. Lebih lanjut,
objek tanggapan dapat dibedakan atas objek manusia dan objek
nonmanusia. Objek tanggapan atau persepsi yang berupa manusia
disebut person perception atau social perception, sedangkan persepsi
yang objeknya non-manusia disebut non-social perception atau things
perception.
Syarat Terjadinya Persepsi
15
Syarat timbulnya persepsi yakni, adanya objek, adanya perhatian sebagai
langkah pertama untuk mengadakan persepsi, adanya alat indra sebagai reseptor
penerima stimulus yakni saraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus
ke otak dan dari otak dibawa melalui saraf motoris sebagai alat untuk
mengadakan respon.Secara umum, terdapat beberapa sifat persepsi, antara lain
bahwa persepsi timbul secara spontan pada manusia, yaitu ketika seseorang
berhadapan dengan dunia yang penuh dengan rangsangan. Persepsi merupakan
sifat paling asli yang merupakan titik tolak perubahan. Dalam mempersepsikan
tidak selalu dipersepsikan secara keseluruhan, mungkin cukup hanya diingat.
Persepsi tidak berdiri sendiri, tetapi dipengaruhi atau bergantung pada konteks
dan pengalaman.18
Pengukuran Persepsi
Mengukur persepsi hampir sama dengan mengukur sikap. Walaupun materi
yang diukur bersifat abstrak, tetapi secara ilmiah sikap dan persepsi dapat diukur,
dimana sikap terhadap obyek diterjemahkan dalam sistem angka. Dua metode
pengukuran sikap terdiri dari metode Self Report dan pengukuran Involuntary
Behavior.
1. Self Report merupakan suatu metode dimana jawaban yang diberikan
dapat menjadi indikator sikap seseorang. Namun kelemahannya adalah
18 Ibid., hlm. 67.
16
bila individu tidak menjawab pertanyaan yang diajukan maka tidak dapat
mengetahui pendapat atau sikapnya.
2. Involuntary Behavior dilakukan jika memang diinginkan atau dapat
dilakukan oleh responden, dalam banyak situasi akurasi pengukuran sikap
dipengaruhi kerelaan responden. Jika merujuk pada pernyataan diatas,
maka skala sikap dapat dipakai atau dimodifikasi untuk mengungkap
persepsi sehingga dapat diketahui apakah persepsi seseorang positif, atau
negatif terhadap suatu hal atau objek.19
b. TAYANGAN TELEVISI
Tayangan menurut bahasa adalah sesuatu yang ditayangkan
(dipertunjukkan), pertunjukkan (film, dan sebagainya) dan persembahan. Televisi
adalah sistem elektronik yang mengirimkan gambar diam dan gambar hidup
bersama suara melalui kabel dan ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang
mengubah cahaya dan suara kedalam gelombang elektronik dan
mengkonversinya kembali kedalam cahaya dan suara yang dapat didengar.
Tayangan televisi adalah sistem penyiaran gambar yang disertai dengan
bunyi (suara) melalui kabel atau melalui angkasa dengan menggunakan alat yang
mengubah cahaya (gambar) dan bunyi (suara) menjadi gelombang listrik dan
mengubahnya kembali menjadi berkas cahaya yang dapat dilihat dan bunyi yang
19 Ibid., hlm. 78.
17
dapat didengar sehingga dapat dinikmati oleh banyak khalayak, baik untuk
hiburan, edukasi ataupun sebagai informasi.20
Televisi menurut Badjuri Adi,21 televisi adalah media pandang sekaligus
media pendengar (audio-visual), yang di mana orang tidak hanya memandang
gambar yang ditayangkan televisi, tetapi sekaligus mendengar atau mencerna
narasi dari gambar tersebut. Sedangkan menurut Zoebazary Ilham,22 televisi
adalah alat penangkap siaran bergambar yang berupa audio visual dan penyiaran
videonya secara broadcasting. Istilah ini berasal dari bahasa Yunani yaitu tele
(jauh) dan vision (melihat), jadi secara harfiah berarti “melihat jauh”, karena
pemirsa berada jauh dari studio tv.
Menurut pemikiran Rogers dalam proses difusi inovasi terdapat empat
elemen pokok, yaitu:
1. Inovasi; gagasan, tindakan, atau sesuatu yang dianggap baru. Hal tersebut
diatas menjelaskan begitu pesatnya perkembangan televisi dari tahun ketahun.
Sekarang, setelah masa lebih dari 100 tahun, media televisi telah berkembang
dengan sangat pesat dan bahkan telah menggeser media massa lainnya dalam
hal keunggulannya.
2. Saluran Komunikasi; “alat” untuk menyampaikan pesan-pesan inovasi dari
sumber kepada penerima. Melalui surat kabar dan radio.
20 Effendy, M. I., Biologi Periklanan. (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nustama, 2002), hlm. 11921 Badjuri,adi. Jurnalistik televisi. (Yogyakarta : Graha Ilmia, 2010), hlm. 3922 Zaebazary, Ilham. Kamus istilah televisi dan film. (Jakarta : Gramedia Pustaka Utama, 2010),
hlm. 255
18
3. Jangka Waktu; Proses memutuskan inovasi, dari mulai seseorang mengetahui
sampai memutuskan untuk menolaknya. Terciptanya televisi membutuhkan
waktu yang cukup lama. Namun jika dilihat dari penerimaan inovasi televisi,
saya rasa tidak ada banyak penolakan. Karena sejak munculnya televisi,
manusia pun terus berkembang dan tidak bisa dilepaskan dari media televisi.
c. PROGRAM TAYANGAN TELEVISI
Pengaruh siaran televisi terhadap sistem komunikasi tidak pernah terlepas
dari pengaruh terhadap aspek-aspek kehidupan masyarakat Indonesia. Menurut
Prof. Dr. R, Mar’at, acara televisi pada umumnya mempengaruhi sikap,
pandangan, persepsi, dan perasaan bagi para penontonnya. Hal ini disebabkan
oleh pengaruh psikologis dari televisi itu sendiri, di mana televisi seakan-akan
menghipnotis penonton, sehingga mereka terhanyut dalam keterlibatan akan
kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi.
Frank Jefkins (Effendy) menyebutkan ada sejumlah karakteristik khusus
dalam program acara, yaitu :23
1. Selain menghasilkan suara, televise juga menghasilkan gerakan, visi dan
warna.
2. Pembuatan program televisi lebih mahal dan lama.
23 Effendy, M. I., Biologi Periklanan. (Yogyakarta : Yayasan Pustaka Nustama, 2002), hlm.105-108
19
3. Karena menghandalkan tayangan secara visual, maka segala sesuatu
yang Nampak haruslah dibuat semenarik mungkin. Sedangkan program
acara televise terdiri dari :
a) Belutin berita nasional, seperti : siaran berita atau bulletin berita
regional yang dihasilkan oleh system televisi swasta local.
b) Liputan-liputan khusus yang membahas tentang berbagai masalah
actual secara lebih mendalam
c) Program-program acara olahraga, baik olahraga di dalam atau diluar
ruangan, yang disiarkan langsung atau tidak langsung dari dalam atau
luar negeri.
d) Program acara mengenai topik-topik khusus yang bersifat
informative, seperti : acara memasak, berkebun, dan acara kuis.
e) Acara drama : terdiri dari : sinetron,sandiwara, komedi, film dan
lain sebagainya.
f) Acara mucik : seperti konser music pop, music rock, dangdut, klasik
dan lain sebagainya
g) Acara bagi anak-anak seperti penayangan film kartun
h) Acara-acara keagamaan, seperti : siraman rohani, acara ramadhan
dan hari-hari besar keagamaan lainnya.
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering memperoleh berbagai pemgalaman.
Hal ini dikarenakan terintegrasinya kelima indera yang dimiliki, tetapi dengan
menonton audiovisual, akan mendapatkan 10% dari informasi yang diperoleh
20
sebelumnya. Ini sebagai akibat timbulnya pengalaman tiruan (Stimulated
Experience) dari media audiovisual tadi.24
d. SINETRON
Sinetron merupakan singkatan dari sinema elektronik, disebut juga opera
sabun atau daytime serial, drama yang menyajikan berbagai tokoh secara
bersamaan. Masing-masing tokoh memiliki alur cerita mereka sendiri-sendiri
tanpa harus dirangkum menjadi suatu kesinambungan.25
Sinetron atau “Sinema Elektronik” adalah film cerita yang dibuat untuk
media televise.26 Di Indonesia, istilah sinetron pertama kali dicetuskan oleh
Bapak Soemardjono, salah satu pendiri Institut Kesenian Jakarta (IKJ).
Sinetron adalah sebuah tayangan sinema berseri yang ditonton melalui media
elektronik yaitu televisi. Sinetron berbeda dengan film. Sinetron berseri bisa
dibuat sampai berpuluh-puluh episode bahkan ratusan episode, tetapi film
adalah sebuah tayangan lepas yang berdurasi pendek.
Menurut Darwanto Sastro Subroto, Sinetron adalah sekumpulan konflik-
konflik yang disusun menjadi suatu bangunan cerita yang dituntut untuk dapat
menganalisa gejolak batin, emosi dan pikiran yang penayangannya di media
televisi. Televisi yang merupakan salah satu media untuk menyampaikan
pesan sosial, politik, agama dan beberapa kepentingan lainnya dengan
24 Darwanto, Televisi sebagai media pendidikan. (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2007),hlm. 11925 Latief, Rusman & Yusiatie Utud, Siaran televise non drama.(Jakarta : Prenada Media, 2013),
hlm. 20226 Abdul Wahid dan Muhammad Labib, Kejahatan Mayantara (Cyber Crime), )Bandung : PT.
Radika Aditama, 2002), hlm. 1-2
21
berbagai cara, seperti dakwah yang disampaikan lewat media televisi dengan
format acara dialog, kuis, ceramah agama, iklan dan sinetron. Dari sekian
banyak acara yang ada di televisi, paket sinetron tampaknya paling sering
mendapat sambutan hangat dari pemirsa. Ini menandakan, perhatian pemirsa
terhadap sinetron sangat luar biasa.
e. Teori Kultivasi
Dalam konsep teori kultivasi mencerminkan adanya kategorisasi
audiens kedalam dua jenis penikmat televisi, yakni "penonton berat/pecandu
televisi" dan "penonton ringan". Pecandu berat televisi (heavy viewers), yakni
pecandu berat televisi yang seakan-akan dia lebih terpengaruh atau lebih
percaya kepada realitas yang dibentuk oleh media dibandingkan dengan
kepercayaannya terhadap realitas yang dia alami sendiri secara langsung.
Kelompok penonton yang termasuk kategori berat, umumnya memiliki akses
dan kepemilikan media yang lebih terbatas. Hal itulah yang menyebabkan
mereka mengandalkan televisi sebagai sumber informasi dan hiburan mereka.
Karena keterpakuan pada satu media ini, membuat keragaman dan alternatif
informasi yang mereka miliki menjadi terbatas. Itulah sebabnya kemudian
mereka membentuk gambaran tentang dunia dalam pikirannya sebagaimana
yang digambarkan televisi.
Sedangkan penonton ringan (light viewers) cenderung menggunakan
jenis media dan sumber informasi yang lebih bervariasi (baik komunikasi
bermedia maupun sumber personal. Kelompok penonton yang termasuk
22
kategori ringan, umumnya memiliki akses media yang lebih luas, sehingga
sumber informasi mereka menjadi lebih variatif. Karena kenyataan ini, maka
pengaruh televisi tidak cukup kuat pada diri mereka.
Menurut teori ini, media massa khususnya televisi diyakini memiliki
pengaruh yang besar atas sikap dan perilaku penontonnya (behavior effect).
Pengaruh tersebut tidak muncul seketika melainkan bersifat kumulatif dan
tidak langsung. Inilah yang membedakan teori ini dengan The Hypodermic
Needle Theory, atau sering juga disebut The Magic Bullet Theory, Agenda
Setting Theory, Spiral Of Silence Theory. Lebih lanjut dapat dikemukakan
bahwa pengaruh yang muncul pada diri penonton merupakan tahap lanjut
setelah media itu terlebih dahulu mengubah dan membentuk keyakinan-
keyakinan tertentu pada diri mereka melalui berbagai acara yang ditayangkan.
Satu hal yang perlu dicermati adalah bahwa teori ini lebih cenderung
berbicara pengaruh televisi pada tingkat komunitas atau masyarakat secara
keseluruhan dan bukan pada tingkat individual.
Secara implisit teori ini juga berpendapat bahwa pemirsa televisi
bersifat heterogen dan terdiri dari individu-individu yang pasif yang tidak
berinteraksi satu sama lain. Namun mereka memiliki pandangan yang sama
terhadap realitas yang diciptakan media tersebut.
I. Metode Penelitian
23
Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif kualitatif. Metode
ini merupakan suatu metode yang digunakan untuk menemukan pengetahuan
terhadap subjek penelitian pada suatu saat tertentu. Penelitian deskriptif tidak
memerlukan administrasi yang kaku, seperti keharusanpengontrolan terhadap suatu
perlakuan. Dalam penelitian deskriptif kebanyakan tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tertentu, tapi lebih menggambarkan “apa adanya” tentang suatu objek dalam
social setting. Kata deskriptif berasal dari bahasa latin “deskriptivus” yang berarti
uraian.27
Penelitian kualitatif deskriptif tidak hanya mengemukakan berbagai tindakan
yang tampak oleh kasat mata saja, sebagaimana dikatakan Bailey, penelitian kualitatif
deskriptif selain mendiskusikan berbagai kasus yang sifatnya umum tentang berbagai
fenomena sosial yang ditemukan, juga harus mendeskripsikan hal-hal yang bersifat
spesifik yang dicermati dari sudut kemengapaan dan kebagaimanaan terhadap suatu
realitas yang terjadi terhadap perilaku yang ditemukan di permukaan maupun yang
tersembunyi dari perilaku yang ditunjukan.
Penelitian kualitatif deskriptif berusaha mendeskripsikan seluruh keadaan yang
terjadi pada subjek penelitian yaitu Mahasiswa Jurnalistik Angkatan 2018 Fakultas
Dakwah UIN Raden Fatah Palembang. Dengan metode ini peneliti mendeskripsikan
keadaan gejala dengan “ada adanya” sesuai dengan realitas yang ada di lapangan
27 Mukhtar, Metode Penelitian Deskriptif Kualitatif. (Jakarta : GP. Press Group, 2013), hlm. 10-11
24
tentang persepsi Mahasiswa Jurnalistik B angkatan 2018 Fakultas Dakwah UIN
Raden Fatah Palembang mengenai Tayangan Sinetron Anak Langit.
1. Jenis penelitian
a. Jenis data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.
Data kualitatif adalah data yang berbentuk pemaparan atau penjelasan
yang tidak melibatkan perhitungan statistika. Data kualitatif diperoleh
melalui berbagai macam teknik pengumpulan data misalnya wawancara,
dokumentasi, maupun observasi. Data kualitatif berfungsi untuk
mengetahui kualitas dari sebuah objek yang akan diteliti.28
b. Pendekatan penelitian
Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif
artinya penelitian yang dilakukan dengan menjelaskan, menggambarkan
dan menguraikan pokok permasalahan yang hendak di bahas dalam
penelitian, kemudian ditarik kesimpulan secara deduktif.29
2. Sumber data
Sumber data terbagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.
Data primer adalah data diperoleh peneliti secara langsung (dari tangan
pertama), sementara data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber
yang sudah ada.28 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung : Alfabeta,
2009),hlm. 129 Annur, Saipul.Metodologi Penelitian Pendidikan. (Palembang : Grafika Telindo Press, 2008),
hlm. 129
25
1) Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari objek.30 Menurut
Umar, data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama
baik dari individu atau perseorangan atau data dari hasil wawancara
yang dilakukan oleh peneliti.
2) Data sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber kedua
atau sumber sekunder dari data yang kita butuhkan. Pada penelitian
ini data sekunder yang peneliti dapat adalah melalui dokumen
seperti buku-buku referensi, sirus internet, maupun lainnya yang
berhubungan dengan masalah yang diteliti.
3. Teknik pengumpulan data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis
dalam penelitian. Karena tujuan utamanya adalah memperoleh data sebanyak
mungkin, guna mendapat hasil penelitian yang relevan. Semua jenis data
diperlukan untuk menunjang sebuah penelitian. Hal ini berkaitan dengan
bagaimana cara mengumpulkan data, siapa sumbernya, dan apa alat yang
digunakan. Menurut Sugiyono, teknik pengumpulan data yang dilakukan yaitu
wawancara mendalam dan studi pustaka.31
30 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. (Bandung : Alfabeta, 2009),hlm. 82-83
31 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm. 62
26
Metode Pengumpulan Data merupakan teknik atau cara yang dilakukan
untuk mengumpulkan data. Metode menunjuk suatu cara sehingga dapat
diperlihatkan penggunaannya melalui angket, wawancara, pengamatan, tes,
dkoumentasi dan sebagainya. Sedangkan Instrumen Pengumpul Data
merupakan alat yang digunakan untuk mengumpulkan data. Karena berupa
alat, maka instrumen dapat berupa lembar cek list, kuesioner (angket
terbuka/tertutup), pedoman wawancara, camera photo dan lainnya.
a. Wawancara
Wawancara adalah teknik penelitian yang paling sosiologis dari
semua teknik-teknik penelitian sosial. Ini karena bentuknya yang
berasal dari interaksi verbal peneliti dan informan. Wawancara juga
dapat diartikan sebagai cara yang dipergunakan untuk mendapat
informasi (data) dari informan dengan cara bertanya langsung secara
tatap muka (face to face), namun teknik wawancara ini dalam
perkembangannya tidak harus dilakukan secara berhadapan langsung,
melainkan juga dapat menggunakan sarana komunikasi lain seperti
telepon dan internet.32
Teknik wawancara menurut Esterberg dalam Sugiyono,
wawancara merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi
dan ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna
32 Bungin, Burhan. Penelitian Kualitatif. (Jakarta : Kencana Perdana Media Group, 2011), hlm. 108
27
dalam suatu tertentu. Wawancara mendalam merupakan proses
menggali informasi secara mendalam, terbuka, dan bebas, dengan
masalah serta fokus penelitian diarahkan pada pusat penelitian.33
Mempunyai tujuan tertentu agar tidak menjadi suatu percakapan
yang tidak sistematis. Oleh karena itu, peneliti yang melakukan
wawancara mempunyai tiga kewajiban, yaitu: memberitahu informan
tentang hakikat penelitian, pentingnya kerjasama antara informan dan
peneliti menghargai informan tersebut atas kerjasamanya,
memperoleh informasi dan data yang diperlukan. Kegunaan atau
manfaat dilakukannya wawancara mendalam yaitu: topik/pembahasan
masalah bersifat kompleks atau sangat sensitif, mampu menggali
informasi yang lengkap dan mendalam mengenai sikap, pengetahuan,
dan pandangan informan pada suatu masalah atau pembahasan
penelitian.
b. Studi Pustaka
Penelitian ini melakukan studi pustaka dengan sumber-sumber
yang terkait dengan penelitian ini. Studi pustaka yakni adalah metode
pengumpulan data dengan mencari informasi lewat buku, majalah,
Koran, literatur lainnya yang bertujuan untuk membentuk sebuah
landasan teori.
33 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitaif, Kualitatif dan R&D. (Bandung: Alfabeta, 2013), hlm.231
28
c. Tehnik dokumentasi
Yaitu tehnik ini digunkan untuk mengumpulkan data yang
objektif.
4. Pengolahan dan Analisis data
a. Pengolahan data
Dalam penelitian ini menggunakan cara pengolahan data non-statistik,
karena data yang digunakan adalah data kualitatif. Dengan cara setelah
data lapangan terkumpul yaitu diperiksa keabsahannya dan keaslihannya
kemudian dilakukan pengeditan, selanjutnya data tersebut diklarifikasikan
sesuai dengan aspek-aspek masalah yang ada.34
Keabsahan Pemeriksaan terhadap data pada dasarnya, selain
digunakan untuk menyanggah balik yang dituduhkan kepada penelitian
kualitatif yang mengatakan tidak ilmiah, juga merupakan sebagai unsur
yang tidak terpisahkan dari tubuh pengetahuan penelitian kualitatif.35
Keabsahan data dilakukan untuk membuktikan apakah penelitian
yang dilakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk
menguji data yang diperoleh. Uji analisis data dalam penelitian
kualitatif meliputi uji, (credibility, transferability, dependability, dan
confirmability).36 Peneliti menggunakan triangulasi sebagai teknik untuk
34 Annur, Saipul.Metodologi Penelitian Pendidikan. (Palembang : Grafika Telindo Press, 2008), hlm.193
35 Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 320
36 Sugiyono, Metode Penelitian Kauntitatif Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2007), hlm. 270
29
mengecek keabsahan data. Dimana dalam pengertiannya triangulasi
adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu
yang lain dalam membandingkan hasil wawancara terhadap objek
penelitian.37 Triangulasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik
yang berbeda yaitu wawancara, observasi dan dokumen. Triangulasi ini
selain digunakan untuk mengecek kebenaran data juga dilakukan untuk
memperkaya data. Menurut Nasution, selain itu triangulasi juga dapat
berguna untuk menyelidiki validitas tafsiran peneliti terhadap data, karena
itu triangulasi bersifat reflektif.38
Denzin, membedakan empat macam triangulasi diantaranya dengan
memanfaatkan penggunaan sumber, metode, penyidik dan teori. Pada
penelitian ini, dari keempat macam triangulasi tersebut, peneliti hanya
menggunakan teknik pemeriksaan dengan memanfaatkan sumber.
Triangulasi dengan sumber artinya membandingkan dan mengecek
balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu
dan alat yang berbeda dalam penelitian kualitatif. Adapun menurut
Nasution untuk mencapai kepercayaan itu, maka ditempuh langkah
sebagai berikut :
a) Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil wawancara
37 Moleong, Lexy. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2007), hlm. 330
38 Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. (Bandung : Tarsito, 2003), hlm. 115
30
b) Membandingkan apa yang dikatakan orang di depan umum dengan
apa yang dikatakan secara pribadi
c) Membandingkan apa yang dikatakan orang-orang tentang situasi
penelitian dengan apa yang dikatakannya sepanjang waktu.
d) Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
pendapat dan pandangan masyarakat dari berbagai kelas.
e) Membandingkan hasil wawancara dengan isi suatu dokumen yang
berkaitan.
b. Analisis data
Menurut Miles dan Huberman dalam, terdapat tigas tehnik analisis
data kualitatif yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan
kesimpulan. Proses ini berlangsung terus-menerus selama penelitian
berlangsung, bahkan sebelum data benar-benar terkumpul. Dalam
Sugiyono dijelaskan bahwa: 39
1. Reduksi data merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif, reduksi data adalah bentuk analisis yang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasi data sedemikian rupa sehingga kesimpulan akhir
dapat diambil. Reduksi tidak perlu diartikan sebagai kuantitatif data.
39 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm 91-92
31
2. Penyajian data merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Penyajian data adalah kegiatan ketika sekumpulan
informasi disusun, sehingga memberi kemungkinan akan adanya
penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data kualitatif berupa teks
naratif (berbentuk catatan lapangan), matriks, grafik, jaringan dan
bagan.40
3. Penarikan kesimpulan merupakan salah satu dari teknik analisis data
kualitatif. Upaya penarikan kesimpulan penelitian dilakukan peneliti
secara terus-menerus. Sejak permulaan pengumpulan data, penelitian
kualitatif mulai mencari benda-benda, mencatat keteraturan pola-pola
(dalam catatan teori), penjelasan-penjelasan, konfigurasi-konfigurasi
yang mungkin, alur sebab-akibat, dan proposisi. Jika kesimpulan
sementara itu sudah didukung bukti-bukti valid dan konsisten, maka
kesimpulan dikembangkan lebih kokoh lagi.41
J. Sistematika Pembahasan
BAB I PENDAHULUAN, yang terdiri dari latar belakang masalah, rumusan
masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka,
kerangka teori, dan sistematika pembahahasan.
40 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. (Bandung : Alfabeta, 2009), hlm 95
41 Ibid., hlm 99
32
BAB II KAJIAN TEORI, membahas mengenai Pengertian persepsi, proses
terjadinya persepsi, faktor yang mempengaruhi persepsi, objek persepsi, sifat
persepsi, konsep persepsi, persepsi mahasiswa terhadap tayangan. Pengertian
tayangan televisi, Karakteristik televisi, daya tarik televisi, dampak tayangan
televisi, program tayangan televisi dan sinetron. Komunikasi massa, televisi sebagai
media massa, fungsi dan disfungsi media massa, teori keterpaksaan media massa
dan teori Uses and Grantification.
BAB III Memberikan gambaran umum pada Mahasiswa Jurnalistik
Fakultas Dakwah UIN Raden Fatah Palembang. Meliputi : gambar hasil
penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.
BAB IV. Analisis data dan hasil temuan dalam bab ini dikemukakan yang
berkaitan dengan Persepsi Mahasiswa Jurnalistik Terhadap Tayangan Sinetron
Anak Langit (Studi Kasus Mahasiswa Jurnalistik B Angkatan 2018)
BAB V. Penutup yang berisikan kesimpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Persepsi
1. Persepsi
Secara etimologi, persepsi atau perception berasal dari bahasa Latin
perception : dari percipere, yang artinya menerima atau mengambil. Menurut
Bimo Walgito persepsi merupakan suatu proses penginderaan, yaitu merupakan
33
proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat indera atau juga disebut
proses sensoris. Namun proses itu tidak berarti begitu saja, melainkan stimulus
tersebut diteruskan dan proses selanjutnya merupakan proses persepsi. Karena itu
proses persepsi tidak dapat lepas dari proses penginderaan merupakan proses
pendahuluan dari proses persepsi.42
Persepsi merupakan proses yang integrated dalam diri individu terhadap
stimulus yang diterimanya. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa persepsi
itu merupakan pengorganisasian, penginterpretasian terhadap stimulus yang
diinderanya sehingga merupakan sesuatu yang berarti dan merupakan respon
yang integrated dalam diri individu.43
Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, serta
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.44 Menurut Mulyana persepsilah
yang menentukan kita memilih suatu pesan dan mengabaikan pesan yang lain.
Semakin tinggi derajat kesamaan persepsi antarindividu, semakin mudah dan
semakin sering mereka berkomunikasi dan sebagai konsekuensinya, semakin
cenderung membentuk kelompok budaya atau kelompok identitas. Hal ini tidak
jauh berbeda dengan pendapat Suranto Aw yang juga menyatakan bahwa
persepsi merupakan inti komunikasi. Persepsi memiliki peran yang sangat
penting dalam keberhasilan komunikasi. Artinya, kecermatan dalam 42 Walgito, Bimo. Pengantar Psikolog Umum. (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2010), hlm. 99.43 Ibid.,hlm 100.44 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. (Bandung : Remaja Rosdakarya,
2007), hlm. 179
32
34
mempersepsi stimuli inderawi mengantarkan kepada keberhasilan komunikasi.
Sebaliknya, kegagalan dalam mempersepsi stimuli, menyebabkan mis-
komunikasi.
Menurut Deddy Mulyana, persepsi merupakan proses yang memungkinkan
suatu organism menerima dan menganalisis informasi. Sedangkan menurut
Jenifer Foller persepsi merupakan proses mental yang digunakan untuk
mengenali rangsangan.45 Persepsi merupakan proses dimana sensasi yang
diterima oleh seseorang dipilih dan dipilih, kemudian diatur dan kemudian di
interpretasikan.46
Dari beberapa pendapat diatas mengenai persepsi, dapat diambil kesimpulan
bahwa persepsi mahasiswa adalah suatu pandangan atau pengertian, proses
sebagai penerimaan, pengorganisasian mahasiswa yang dalam penelitian di sini
adalah tentang komunikasi interpersonal yang dilakukan peneliti dalam
menerima dan mendapatkan persepsi dari setiap mahasiswa Jurnalistik B
Fakultas Dakwah Angkatan 2018.
Adapun pemahaman mengenai persepsi diatas, demikian Alex Sobur
membagi proses persepsi menjadi 3 tahap, antara lain :47
a. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangsangan dari
luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit.
45Ibid., hlm. 18046 Ristiyanti, Prasetijo. Perilaku Konsumen. (Yogyakarta : Andi, 2005), hlm. 6747 Alex, Sobur. Psikologi Umum. (Bandung : Pustaka Setia, 2003), hlm. 446
35
b. Interpretasi, yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga
mempunyai arti bagi seseorang.
Dalam fase ini rangsangan yang diterima selanjutnya
diorganisasikan dalam suatu bentuk. Interpretasi dipengaruhi oleh
beberapa faktor, yakni pengalaman masa lalu, sistem nilai yang dianut,
motivasi, kepribadian dan kecerdasan. Namun, persepsi juga bergantung
pada kemampuan seseorang untuk mengadakan pengkategorian
informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang
kompleks menjadi sederhana.
c. Reaksi, yaitu tingkah laku setelah berlangsung proses seleksi dan
interpretasi.
Berdasarkan pengertian yang diuraikan oleh para pakar, dapat
disimpulkan bahwa persepsi adalah sesuatu proses pengorganisasian dan
penafsiran rangsangan yang menyangkut hubungan manusia dengan
lingkungannya yang diperoleh dengan pengindraan, sehingga
memunculkan makna tentang objek tersebut. Pada intinya persepsi
dimulai dari stimulasi dan kemudian di interpretasikan. Input sensorik
yang diterima oleh manusia merupakan data awal (mental) yang
kemudian diproses dan diolah kemudian di interpretasikan menjadi
persepsi. Sebuah tayangan ditelevisi mengandung stimulasi yang
beragam. Keseluruhan penampakan seperti pemilihan tokoh pemain
tayangan sinetron, pengambilan gambar, efek suara, diterima oleh
36
masing-masing indera sehingga sebuah tayangan sinetron memunculkan
makna di hati pemirsanya.
2. Proses terjadinya persepsi
Menurut Devito tahap-tahap dalam proses persepsi tidaklah saling
berpisah benar. Dalam kenyataan, prosesnya bersifat kontinu, bercampur-
baur dan bertumpang-tindih satu sama lain yang dapat digambarkan seperti
gambar di bawah ini, yaitu :48
Gambar 1. Proses terjadinya persepsi
Pada tahap pertama, alat-alat indera distimulasi (dirangsang), tahap
kedua lalu rangsangan terhadap alat indera diatur menurut berbagai prinsip,
yaitu prinsip proksimitas (proximity) dan kelengkapan (closure). Tahap yang
ketiga adalah stimulasi alat indera tersebut ditafsirkan (dievaluasi).
Hal ini sejalan dengan pendapat BimoWalgito yang menyatakan
bahwa :49
“Proses terjadinya proses dimulai dari adanya objek yang menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indra. Stimulus yang diterima alat indra diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa
48Devito, Joseph. Komunikasi Antarmanusia. (Jakarta : Professional Books, 1997), hlm. 7549 Walgito, Bimo. Pengantar Psikolog Umum. (Yogyakarta : Penerbit Andi, 2010), hlm.102
Terjadinya
stimulasi
alat indera
Stimulasi
alat indera
diatur
Stimulasi alat
dievaluasi-
ditafsirkan
37
yang di raba. Respon sebagai akibat dari persepsi dapat diambil oleh individu dalam berbagai macam bentuk.”
3. Faktor yang mempengaruhi persepsi
Dalam proses persepsi individu tidak hanya menerima satu stimulus
saja, tetapi individu menerima bermacam-macam stimulasi yang datang dari
lingkungan. Tetapi tidak semua stimulus akan diperhatikan atau akan diberi
respon. Individu mengadakan seleksi terhadap stimulasi yang mengenainya
dan disini berperannya perhatian. Sebagai akibat dari stimulasi yang dipilih
dan diterima oleh individu, individu menyadari dan memberikan rerspon
sebagai rekasi terhadap stimulus tersebut.50
Menurut Rahmat ada 4 faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu :51
1) Perhatian
Perhatian yaitu proses mental ketika stimuli atau rangkaian
stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran disaat stimuli lainnya
melemah. Perhatian terjadi jika kita mengkonsentrasikan pada
salah satu alat indera kita dan mengesampingkan masukan-
masukan melalui alat indera lain. Perhatian dibentuk oleh faktor
internal dan eksternal.
Adapun faktor eksternal terdiri dari :
a) Intensitas stimuli
50 Ibid., hlm. 9051Jalaluddin, Rahmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm.
52
38
Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol
dari yang lain.
b) Gerakan
Seperti organism yang lain manusia secara visual
tertarik pada objek-objek yang bergerak, intensitas
stimuli. Kita akan memperhatikan stimuli yang lebih
menonjol dari stimuli yang lain.
c) Kebaruan (novelty) adalah hal-hal yang baru, yang luar
biasa, yang berbeda akan menarik perhatian.
d) Perulangan adalah hal-hal yang disajikan berkali-kali,
bila disertai dengan sedikit variasi akan menarik
perhatian.
Sedangkan faktor internal terdiri dari :
a) Faktor biologis (kebutuhan manusia)
b) Faktor sosiopsikologis (sikap, kebiasaan dan kemauan)
2) Faktor fungsional
Menurut Rakhmat faktor fungsional berasal dari
kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk
apa yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal.52
3) Faktor struktural
52 Jalaluddin, Rahmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hlm. 55-58
39
Faktor struktural menurut Rakhmat semata-mata dari
stimuli fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada
sistem saraf individu.
4) Memori
Memori menurut Schlessinger dan Groves adalah sistem
yang berstruktur, yang menyebabkan organism sanggup
merekam fakta-fakta tentang dunia dan menggunakan
pengetahuannya untuk membimbing perilakunya.53
Mussen dan Roxenzweing mengemukakan bahwa secara
singkat memori melewati tiga proses yakni perekaman,
penyimpangan, pemanggilan sebagai berikut :54
a) Perekaman (encoding) adalah pencatatan informasi melalui
reseptor indera dan sirkuit saraf internal
b) Penyimpanan (storage), proses yang kedua adalah
menentukan berapa lama informasi itu berada beserta kita,
dalam bentuk apa dan dimana. Penyimpanan bisa aktif atau
pasif. Kita menyimpan secara aktif, bila kita menambahkan
informasi tambahan kita mengisi informasi tidak lengkap
dengan kesimpulan kita sendiri.
53Ibid.,hlm. 6354 Ristiyanti, Prasetijo. Perilaku Konsumen. (Yogyakarta : Andi, 2005), hlm. 75
40
c) Pemanggilan (retrieval) dalam bahasa sehari-hari,
mengingat lagi adalah menggunakan informasi yang
disimpan.
Hampir sama seperti yang dikemukakan Rahmat, faktor yang
mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang namun
Prasetidjo membaginya dalam sub yang lebih ringkas yaitu:
1) Faktor internal meliputi :a. Pengalaman b. Kebutuhan saat itu c. Nilai-nilai yang dianutd. Ekspektasi/pengharapan
2) Faktor eksternal meliputi :a. Tampilan produk tayangan sinetronb. Sifat-sifat stimulus
4. Objek persepsi
Menurut Bimo Walgito menyatakan bahwa objek dapat
dibedakan atas objek yang non manusia dan manusia. Objek persepsi
yang berjudul manusia ini disebut person perception atau juga ada
yang menyebutkan sebagai social perception. Pada objek persepsi
manusia, manusia yang dipersepsi mempunyai kemampuan-
kemampuan, perasaan ataupun aspek-aspek lain seperti halnya pada
orang yang mempersepsi. Orang yang dipersepsi akan dapat
mempengaruhi pada orang yang mempersepsi. Karena itu pada objek
persepsi, yaitu manusia yang dipersepsi, lingkungan yang
41
melatarbelakangi objek persepsi dan perseptor sendiri akan sangat
menentukan dalam hasil persepsi.55
Dari pendapat tersebut bisa dikatakan bahwa orang yang
dipersepsi dalam penelitian ini adalah mahasiswa sebagai peneliti,
sedangkan orang yang mempersepsi dalam penelitian ini adalah
rekan mahasiswa Jurnalistik Fakultas Dakwah Tahun Akademik
2018/2019, sehingga bisa diambil kesimpulan bahwa orang yang
dipersepsi (dalam hal ini adalah mahasiswa yang meneliti) dapat
mempengaruhi orang yang mempersepsi (Mahasiswa) Jurnalistik
Fakultas Dakwah Tahun Akademik 2018/2019.
5. Sifat persepsi
Beberapa hal yang patut kita pelajari menyangkut persoalan
dalam persepsi ini, Mulyana mengungkapkan hal-hal berikut :
a) Persepsi berdasarkan pengalaman
Pola-pola perilaku manusia berdasarkan persepsi mereka
mengenai realitas (sosial) yang telah dipelajari (pengalaman).
Ketiadaan pengalaman terdahulu dalam menghadapi suatu objek
jelas akan membuat seseorang menafsirkan objek tersebut
berdasarkan dugaan semata atau pengalaman yang mirip.
b) Persepsi bersifat selektif
55 Walgito, Bimo. Pengantar Psikolog Umum. (Yogyakarta: Penerbit Andi, 2010), hlm.108-109
42
Alat indera kita bersifat lemah dan selektif (selective
attention). Apa yang menjadi perhatian kita lolos dari perhatian
orang lain atau sebaliknya. Atensi kita pada suatu rangsangan
merupakan faktor utama yang menentukan selektivitas kita atas
rangsangan tersebut.
c) Persepsi bersifat dugaan
Oleh karena data yang kita perolah mengenai objek lewat
penginderaan tidak pernah lengkap, persepsi merupakan loncatan
langsung pada kesimpulan. Seperti proses seleksi, langkah ini
dianggap perlu karena kita tidak mungkin memperoleh
seperangkat rincian yang lengkap kelima indera kita.
d) Persepsi bersifat evaluatif
Tidak ada persepsi yang bersifat objektif, karena masing-
masing melakukan interpretasi berdasarkan masa lalu dan
kepentingannya. Persepsi adalah suatu proses kognitif psikologis
yang mencerminkan sikap, kepercayaan, nilai dan penghargaan
persepsi bersifat pribadi dan subjektif yang digunakan untuk
memaknai persepsi.
e) Persepsi bersifat kontekstual
Konteks merupakan salah satu pengaruh paling kuat.
Konteks yang melingkungi kita ketika kita melihat seseorang,
43
suatu objek atau suatu kejadian sangat mempengaruhi struktur
kognitif, penghargaan dan oleh karenanya juga persepsi kita.
6. Persepsi mahasiswa terhadap tayangan
Persepsi seseorang dipengaruhi oleh banyak faktor. Para pakar
ahli menyebutkan ada banyak faktor yang mempengaruhi persepsi
manusia. Menurut Mulyana persepsi manusia terbagi menjadi 2 yaitu
persepsi terhadap objek (lingkungan fisik) dan persepsi terhadap
manusia. Dalam penelitian ini tentunya yang dibahas adalah persepsi
terhadap seseorang.56
Persepsi terhadap suatu obyek bervariasi tergantung pada
seberapa banyak energi atau perceptual vigilance mempersepsi.
Perceptual vigilance merupakan kecenderungan seseorang (individu)
untuk memperhatikan tipe tertentu dari stimulus atau dapat dikatakan
sebagai minat seseorang.
B. Pengertian Tayangan Televisi
Televisi merupakan media yang paling cepat mengalami perkembangan
teknologi. Melalui televisi, masyarakat dapat mengetahui kejadian yang
terjadi di luar sana, baik kejadian yang terjadi di Indonesia maupun di luar
negeri. Hampir tidak ada berita yang tidak dapat diketahui oleh masyarakat
karena televisi. Masyarakat Indonesia khususnya dapat menikmati suguhan
56 Mulyana, Deddy. Ilmu Komunikasi : Suatu Pengantar. (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2007), hlm. 184
44
acara-acara yang ditayangkan baik televisi pemerintah maupun swasta. Untuk
acara televisi swasta saat ini, cukup disenangi dihampir semua lapisan
masyarakat.57
Menurut RuediHofmann, menyatakan bahwa televisi dapat diartikan
sebagai pemancar televisi yang berfungsi untuk mengubah dan memancarkan
sinyal-sinyal gambar secara bersama-sama dengan sinyal suara sehingga
sinyal tersebut dapat diterima oleh pesawat televisi penerima pada jarak jauh.
Menurut Kuswandi dalam Syarief, televisi dapat menguasai ruang dan jarak,
mencapai sasaran yang sangat luas, memiliki nilai aktualitas terhadap suatu
berita dan informasi yang sangat tepat, cepat dan audiovisual yang dapat
meningkatkan pemahaman seseorang akan informasi yang di tayangkan.58
1. Karakteristik televisi
Di dalam buku Elvinaro, karakteristik televisi dibagi kedalam tiga
jenis sebagai berikut :
1) Audiovisual
Jika dibandingkan dengan media penyiaran lainnya televisi
memiliki suatu kelebihan, yaitu dapat di dengar sekaligus dilihat.
Oleh karena itu, televise dapat dikatakan sebagai media massa
elektronik audiovisual. Walaupun demikian, bukan berarti gambir
57 Hofmann, Ruedi. Dasar-Dasar Apresiasi Program Televisi: Menjadikan Televisi Budaya Rakyat . (Jakarta: PT Grasindo. 1999), hlm. 9
58Andi Alimudin Unde,M.SI. Televise dan Masyarakat Pluralistik. (Jakarta : Prenada Group, 2014), hlm.11
45
lebih penting dari kata-kata, akan tetapi keduanya harus ada
kesesuaian yang baik.
2) Berpikir dalam gambar
Terdapat dua tahapan yang dilakukan pada proses berpikir dalam
gambar. Pertama, visualisasi (visualization) yaitu menerjemahkan
kata-kata yang memiliki gagasan yang menjadi gambar secara
individual. kedua, picturization (penggambaran) yaitu suatu kegiatan
merangkai gambar-gambar yang dilakukan dengan sedemikian rupa
sehingga kontinuitasnya dapat mengandung arti atau makna tertentu.
3) Pengoprasian lebih kompleks
Jika dibandingkan dengan siaran radio, siaran televisi jauh lebih
kompleks serta lebih banyak melibatkan orang. Peralatan yang
digunakan dalam siaran televisi pun lebih banyak serta dalam
mengoperasikannya pun lebih rumit dan harus dilakukan oleh orang-
orang yang memiliki kemampuan dibidang itu dan harus diteliti.
2. Fungsi Televisi
Televisi merupakan alat elektronik yang bisa memberikan pesan
kepada khalayak yang menontonnya. Kini televisi menjadi bagian hidup
bagi khalayak dan merupakan bagian yang terpenting sebagai sarana
untuk berinteraksi satu sama lainnya dalam berbagai hal yang
menyangkut perbedaan dan persamaan persepsi tentang adanya suatu isu
yang berkembang dan terjadi diberbagai belahan bumi ini.
46
Kehadiran suatu teknologi pasti akan memberikan manfaat yang
banyak bagi penggunanya, begitu pula dengan televisi. Beberapa fungsi
televisi yang diungkapkan oleh Hofman tentang lima teori fungsi televisi
yaitu diantaranya:
a) Fungsi informasi, dimana fungsi sebenarnya televisi adalah mengamati kejadian dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. Informasi-informasi diberitakan dengan kebutuhan manusia, seperti informasi cuaca, finansial, ataupun produk barang.
b) Berhubungan, televisi tidak berkesinambungan, tetapi dapat pula menghubungkan hasil pengawasan satu dengan hasil pengawasan lainnya secara lebih mudah daripada sebuah dokumen tertulis.
c) Menyalurkan kebudayaan, televisi tidak hanya mencari tetapi ikut juga mengembangkan kebudayaan. Fungsi ini juga disebut fungsi pendidikan.
d) Hiburan, saat ini hiburan semakin dianggap sebagai kebutuhan manusia, dimana tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup wajar.
3. Daya tarik televisi
Teleisi memiliki daya tarik yang kuat. Jika radio mempunyai
daya tarik yang kuat disebabkan unsur kata-kata, music dan sound
effect, maka Televisi selain ketiga unsur tersebut juga memiliki unsur
visual berupa gambar. Dan gambar ini bukan gambar mati, melainkan
gambar hidup yang mampu menimbulkan kesan mendalam pada
pemirsa. Daya tarik ini selain dinikmati di rumah dengan aman dan
nyaman. Selain itu, televisi juga dapat menyajikan berbagai program
lainnya yang cukup variatif dan menarik untuk dinikmati masyarakat.
47
Daya tarik merupakan sikap yang membuat orang senang akan
objek siuasi atau ide-ide tertentu. Hal ini diikuti oleh perasaan senang
dan kecenderungan untuk mencari objek yang disenanginya itu.59
4. Kelebihan dan Kekurangan Televisi
Menurut Skomis, kelebihan televisi yang paling terlihat adalah
memberikan gambaran berupa video apabila dibandingkan dengan
media massa lainnya seperti radio, majalah, surat kabar, buku dan
lain sebagainya. Sehingga televisi tampak memberikan sifat yang
sangat istimewa. Sehingga setiap televisi dikatakan sebagai gabungan
dari media dengan gambar. Baik bersifat informative, hiburan,
maupun pendidikan ataupun bahkan penggabungan antara ketiga
unsur tersebut.
Menurut Syahputra, terdapat empat kelebihan televise, sebagai
berikut :60
a) Mampu menguasai jarak serta waktu, karena teknologi
televisi menggunakan gelombang elektromagnetik, kabel-
kabel dan fiber yang dipancarkan transmisi melalui satelit.
b) Sasaran yang dicapai untuk menjangkau massa cukup
besar, nilai aktualitas terhadap suatu liputan atau
pemberitaan cukup cepat.
59Syaiful Halim. Postkomodifikasi Media. (Yogyakarta : Jalasutra, 2001), hlm. 5960Iswandi, Syahputra.Jurnalistik Infotaiment : kancah Baru Jurnalistik dalam Industri Televisi.
(Jogjakarta : Pilar Media,2006), hlm.70-71
48
c) Daya rangsang terhadap media televisi cukup tinggi. Hal
ini disebabkan oleh kekuatan suara dan gambarnya yang
bergerak (ekspresif).
d) Informasi atau berita-berita yang disampaikan lebih
singkat, jelas dan sistematis.
Menurut Syahputra, terdapat empat kekurangan televisi,
sebagai berikut :
a) Media televisi terikat waktu tontonan.b) Televisi tidak bisa melakukan kritik sosial dan pengawasan
sosial secara langsung dan vulgar c) Pengaruh televisi lebih cenderung menyentuh aspek
psikologis mssa.
5. Dampak Tayangan televisi
Media televisi sebagaimana media massa lainnya berperan
sebagai alat informasi, hiburan, control sosial dan penghubung wilayah
secara strategis. Bersamaan dengan jalannya proses penyampaian isi
peran media televisi kepada pemirsa, maka isi pesan itu juga akan di
intepretasikan secara berbeda-beda menurut visi pemirsa. Serta
dampak yang ditimbulkan juga beraneka ragam. Hal ini terjadi karena
tingkat pemahaman dan kebutuhan pemirsa terhadap isi pesan acara
televisi berkaitan erat dengan status sosial ekonomi serta situasi dan
kondisi pemirsa pada saat menonton televisi.
49
Dengan demikian apa yang diasumsikan televisi sebagai suatu
acara yang penting untuk disajikan bagi pemirsa, belum tentu penting
bagi khalayak. Ada tiga dampak yang ditimbulkan dari acara televisi
terhadap pemirsa :
a) Dampak kognitif, yaitu kemampuan seseorang atau pemirsa
untuk menyerap dan memahami acara yang ditayangkan televisi
yang melahirkan pengetahuan bagi pemirsa.
b) Dampak peniruan yaitu pemirsa dihadapkan pada trendiaktual
yang di tayangkan televisi.
c) Dampak perilaku yaitu proses tertanamnya nilai-nilai sosial
budaya yang telah ditayangkan acara televisi yang diterapkan
dalam kehidupan pemirsa sehari-hari.
C. Sekilas Program Tayangan televisi dan Sinetron Anak Langit
Tayangan adalah pesan atau rangkaian pesan dalam bentuk suara,
gambar atau suara gambar (yang berbentuk grafis/karakter) baik yang
bersifat interaktif atau tidak, yang disiarkan oleh lembaga penyiaran.
Sinetron Anak Langit merupakan sebuah sinetron yang ditayangkan
oleh stasiun televisi SCTV. Sinetron ini diproduksi oleh rumah produksi
SinemArt dan hampir sama dengan tayangan sinteron Anak Jalanan.
Sinetron ini tayang untuk pertama kalinya pada tanggal 21 Februari 2017
yang sudah mencapi 200 lebih episode. Sinetron ini tayang setiap hari
dalam seminggu dengan slot tayang pada jam prime time yaitu pada
50
pukul 20.00wib sampai dengan Pukul 22.00wib. Serial Anak Langit
menceritakan tentang 3 anak motor yaitu Ammar Zoni berperan sebagai
Al. Dia tinggal dip anti asuhan bersama dua teman lainnya yitu Andra
(Caesar Hito) dan Kei (Cemal Faruk). Panti asuhan itu milik Babe Rozaq
(Fathir Mucthar) dan Nyak Ida (Mega Aulia).
Al merupakan singkatan dari Anak Langit. Ternyata ia ditemukan
oleh Babe Rozaq di jalan depan masjid saat ia masih bayi. Babe Rozaq
menganggap Al adalah anak kiriman dari langit untuk dirinya dan Nyak
Ida karena saat itu mereka belum memiliki momongan. Babe Rozaq dan
Nyak Ida akhirnya membesarkan Al bersamasama di panti asuhannya.
Ketika Al sudah dewasa dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang
yang lebih tinggi, yaitu perguruan tinggi. Al pun mempunyai hobi yang
menantang bagi kalangan awam yaitu balapan motor. Andra dan Kei pun
mengikuti jejak Al yang mempunyai hobi balapan motor. Ketiganya pun
bergabung di sebuah gengmotor Rainbow. Al merupakan salah satu ketua
geng motor Rainbow tersebut. Ternyata ada beberapa gengmotor yang
tidak suka dengan kehadiran geng motor Rainbow, salah satunya adalah
geng motor Antrax.
Semenjak terjun dalam hobi balapan motornya Al bertemu dengan
sosok wanita yang bernama Vika (Ranty Maria). Vika sendiri adalah adik
dari anggota gengmotor yang sudah meninggal,Reno. Kepincut dengan
kecantikan Vika, Al berusaha untuk mendapatkan cintanya. Berbagai cara
51
dilakukan Al demi meraih hati Vika. Namun muncul Rimba (Dylan Carr)
yang ternyata jatuh hati juga kepada Vika. Rimba yang juga merupakan
ketua geng motor Antrax berusaha mendapatkan perhatian Vika.Tidak
hanya itu, persaingan antar geng motor membuat Rimba berusaha
menyingkirkan Al. Terkadang pertikaian antara Al dan Rimba dibawa
kedalam pertandingan laga Mixed Martial Arts (MMA).
Dipertengahan episode sosok Al dibuat menghilang dengan Al
diceritakan tiba-tiba kabur dari rumah tanpa alasan yang jelas dan
kemudian digantikan dengan sosok baru yang bernama Hiro. Hiro
merupakan juara laga Mixed Martial Arts (MMA), ia merupakan sosok
yang tidak tergabung dalam geng motor seperti Al dan Rimba.
Dikabarkan sosok Hiro merupakan sosok yang menengahi antara geng
motor Rainbow dengan geng motor Antrax. Namun kemudian Hiro dekat
dengan anggota geng motor Rainbow serta dengan Babe Rozaq dan Nyak
Ida. Dengan munculnya sosok Hiro tidak membuat pertikaian antar geng
motor Antrax dan Rainbow berhenti.
D. Episode Pilihan Program Tayangan Sinetron Anak Langit
1. Episode 1107
Senin, 22 April 2019 15: 07
Editor : Editor Kapanlagi.com
Kapanlagi.com-Satria diantar pulang oleh Rimba. Satria mengajak
Rimba untuk mampir ke rumah Ustad Omar yang saat itu baru saja
52
pulang. Ustad Omar melihat wajah Satria yang lagi galau, ternyata Satria
lagi di-stop pemasukan dana-nya oleh Ayahnya.
Dengan pede Ayumi menghampiri Baskara, dia bilang, “Besok juga
Satria bakal datang minta maaf dan minta duit... hehehe.” Baskara heran,
Ayumi bisa yakin kayak gitu?! Ayumi bilang, “Ya... kalau gak besok
mungkin lusa.”
Hiro mau mengantar Keysa. Setelah itu mau melihat lokasi untuk
buka Gym. Sementara Milka pamit mau ke kentari naik motor, karena
sayang semenjak menikah tidak pernah dipakai.
Rivaldo datang mau jemput Adel. Babe Rojaq bilang, “Kagak bisa,
enak aje.. Adel udah jadi tanggung jawab gue, die udah tinggal dimari..
Dia kagak boleh dibonceng ame elu... bukan muhrim, elo musti jaga jarak
aman!!!” Satria mendatangi Ustad Omar untuk meminta tolong
mencarikannya pekerjaan. Lalu, Ustad Omar mengajak Satria menemui
Bosnya, pemilik isi ulang air galon. Mereka pergi jalan kaki, disana juga
ada motor Omar.
Tari sedang membuat bubur dan baru selesai. Ia tampak cemas.
Andra masuk dan heran, “Tumben bikin Bubur” Tari bilang, “Nyak Ida
demam, dari kemaren dia enggak makan... Makanya Tari bikinin bubur”
Andra kaget.
Satria bertemu dengan pemilik tempat isi ulang air minum.
Kemudian, Satria diminta untuk membersihkan dan mengisi ulang galon
53
untuk diantarkan Ustad Omar,yang penghasilannya cuman 500 rupiah
pergalon. Satria syok, 500 rupiah??!!
Dari episode 1107 ini menjelaskan bahwasanya Rivaldo ingin
membonceng adel selaku teman perempuannya dengan menggunakan
motor besar. Menurut saya adegan dalam tayangan sinetron Anak Langit
ini jelas memberikan sisi negatif terhadap penontonnya dikarenakan anak
yang masih sekolah di bangku SMA dengan bangga menggunakan motor
besar dan ingin membonceng perempuan, hal tersebut merupakan contoh
yang sangat negatif, dikarenakan anak SMA seharusnya memanfaatkan
kesempatan yang ada untuk menambah ilmu setinggi langit.
2. Episode 1108
Rabu, 24 Juli 2019 15:20:23
Kintan tampak sedang mengendarai motornya. Tiba-tiba Gerry
menyamai motornya. Gerry menunjuk-nunjuk menyuruh menepi dan
meminggir. Alis kaget, dia tahu itu Gerry walau pakai helm.
Bara menemui Alonzo yang mengajaknya bertemu. Alonzo
menagih janji Bara untuk membantunya merebut gedung milik Dhani.
Bara berbisik pada Alonzo dan menceritakan rencananya. Alonzo
tersenyum licik.
Gerry tampak kebingungan, dia kehilangan jejak. Gerry berhenti,
lalu membuka helm lalu celingak-celinguk dan berkata, "Gila tuh anak
bawa motornya kayak kesurupan" Ternyata Kintan dan Alis bersembunyi.
54
Pak Edi seolah dapat telepon bahwa pendaftaran untuk lomba
sudah banyak. Pak Edi senang. Dia pamit ke Bu Irene, mau ke kantor
pendaftarn. Ketika itu Sasya keluar dari kamar dan bilang mau ikut Pak
Edi. Hiro tanya Obie soal petinju. Obie bilang kalau dia tak mengenal
petinju yang ciri-ciri fisiknya disebutkan oleh Hiro. Tidak lama anak
didik Obie muncul dalam kondisi babak belur. Obie tanya siapa yang
memukulinya. Hari sudah sore, ternyata pendaftaran sudah mau ditutup.
Kintan lagi mengomel-ngomel pada panitia, kalau dia sudah jauh jauh
dari Bandung, tersasar, dikejar anjing masa tidak bisa daftar.
Hiro berada di dalam mobil Maira dan menyetir. Sementara itu di
sampingnya ada mobil Bima dan Obie ikut di dalamnya. Sementara
Rimba boncengan motor bersama Finny. Rai juga membawa motor.
Tepat di lampu merah, mobil Bima berhenti tepat di samping
mobil Maira. Bima menoleh pada mobil Maira. Pada saat yang sama,
Hiro yang menyadari Bima sedang memperhatikan ke arahnya, dengan
sengaja memamerkan kemesraannya dengan Maira.
Pada episode ini menampilkan tayang mengenai adegan
perkelahian (tinju) dan percintaan, hal tersebut sangat jelas
mempengaruhi citra terhadap anak yang berjiwa labil (muda) dan dengan
cepat respon mereka langsung menyerap akan tiap adegan tersebut,
bahkan tak segan sebagian besar mereka melakukannya di kehidupan
55
nyata. Namun juga ada sisi positif dalam adegan sinetron tersebut salah
satunya adanya pelerai (mencegah) dalam perkelahian antar temannya.
Penelitian ini menaruh komunikasi islam sebagai konsep acuan,
dimana sifat kamonikasi islam tidak dengan sendirinya melainkan datang
dengan adanya pemetik, respon, maupun kondisi lingkungan yang
mempengaruhi. Komunikasi islam juga dapat dijumpai di banyak hal,
untuk mempermudah penelitian ini, penulis mengambil sampel dari
sinetron Anak Langit episode 1107-1108 sebagai tayangan yang
mendatangkan respon komunikasi massa kepada penonton. Berikut ini
adalah definisi konsep komunikasi islam yang diolah oleh peneliti :
a. Qaulan Azima (Komunikasi Dakwah Teologis)
Qaulan Azima adalah pesan komunikasi yang mengarah untuk
kembali kepada Allah dalam perbuatan manusia sehari-hari baik
maupun buruk seperti melantunkan istifar ketika mendapatkan
masalah, selalu bertawakal, melakukan dan mengajak untuk sholat
dan lain sebagainya.
b. Qaulan Baliga (Komunikasi Dakwah Psikologi)
Qaulan Azima adalah pesan komunikasi yang mengarah untuk
menyampaikan kebenaran seperti : berusaha berkata jujur, melerai
dalam permusuhan dan lain sebagainya.
c. Qaulan Karima (Kamunikasi Dakwah Humanis)
56
Qaulan Karima adalah adalah pesan komunikasi islam untuk
berbakti kepada orangtua, dalam hal berbicara, berperilaku maupun
berinteraksi dalam hal lainnya.
d. Qaulan layyinah (Komunikasi Dakwah Spiritualis)
Qaulan layyinah adalah pesan komunikasi yang ditunjukkan
kepada perbuatan dan tutur kata yang lembut kepada orang-orang
yang sudah berjasa.
e. Qaulan Maisura (Komunikasi Dakwah Rasional)
Qaulan Maisura adalah mengarah kepada pesan komunikasi
tentang cara penolakan permintaan pertolongan yang kurang tepat
maupun bermaksud kepada perbuatan tidak terpuji, akan tetapi
penolakan tersebut harus dengan cara yang baik dan menggunakan
alas an yang rasional.
f. Qaulan Ma’rufa (Komunikasi Dakwah Sosiologis)
Qaulan Ma’rufa adalah pesan komunikasi untuk menolong
orang yang membutuhkan pertolongan.
g. Qaulan sadida (Komunikasi Dakwah Rekonstruktif)
57
Qaulan sadida adalah menduduki posisi yang cukup penting
dalam konteks keimanan dan ketakwaan seseorang. Misalnya berkata
jujur.
h. Qaulan Saqila (Komunikasi Dakwah Quranik)
Qaulan Saqila adalah sesuatu hal yang sulit di ungkapkan
dengan perkataan namun apabila di katakana untuk menegaskan
suatu permasalah, menghilangkan keragu-raguan, maupun berbohong
untuk kebaikan.
i. Qaulan Ashan (Komunikasi Dakwah Integralis)
Qaulan Saqila adalah keseluruhan dari komunikasi baik dengan
gangguan maupun tidak adanya gangguan dalam berkomunikasi,
dalam hal ini Qaulan Saqila adalah perkataan yang ditunjukkan
bagaimana komunikan menyikapi komunikasi jika adanya gangguan
yang dialami, seperti pesan maupun kedapatan pesan yang salah
ditujukan kepada komunikan.
Untuk mencari rating sinetron menampakan adegan kekerasan, percintaan dan geng motor sesuai dengan anak muda
Unsur Pesan Komunikasi massa dan komunikasi islam dalam
Tayangan Sinetron Anak Langit Episode 1107-1108
Unsur komunikasi dalam Tayangan Sinetron Anak Langit
Episode 1107-1108Qaulan Azima (komunikasi dakwah teologis)
Qaulan Baliga (Kamonikasi dakwah psikologis)
Qaulan karima (Komunikasi dakwah humanis)
Qaulan layyinah (Komunikasi dakwah spiritual)
Qaulan Maisura (Komunikasi dakwah rasional)
Qaulan ma’rufa (Komunikasi dakwah sosiologis)
Qaulan sadida (Komunikasi dakwah Rekontruktif)
Qaulan Saqila (Komunikasi dakwah quranik)
Qaulan Ashan (Komunikasi Dakwah Integralis)
58
Gambar 2. Pemikiran dalam episode pilihan tayangan sinetron “Anak Langit”
E. KOMUNIKASI MASSA
Pengertian komunikasi massa merujuk pada pendapat Tan dan Wright
dalam Liliweri merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran
(media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara missal,
berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen
dan menimbulkan dampak tertentu.
Definisi yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner, komunikasi
massa dalah pesan yang dikomunikasikan melalui media massa pada sejumlah
besar orang (mass communication is messages communicated through a mass
medium to a large number of people). Dari definisi tersebut dapat diketahui
bahwa komunikasi massa harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun
komunikasi itu disampaikan kepada khalayak yang banyak seperti rapat akbar
dilapangan yang luas yang dihadiri oleh ribuan bahkan puluhan ribu orang
jika tidak menggunakan media massa maka itu bukan komunikasi massa.
59
Jadi yang dimaksud komunikasi massa adalah penyebaran pesan dengan
menggunakan media yang ditunjukkan kepada massa yang abstrak, yakni
sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan. Pembaca surat
kabar, pendengar radio, penonton televisi dan film tidak tampak oleh
komunikator. Jelas bahwa komunikasi massa bersifat satu arah (one way
traffic). Begitu pesan disebarkan oleh komunikator, tidak diketahui apakah
pesan itu diterima, dimengerti atau dilakukan oleh komukan.61
a. Televisi sebagai pesan komunikasi islam
Komunikasi islam dapat dijelaskan sebagai penyampaian pesan dari
komunikator kekomunikan melalui media, pesan yang disampaika oleh
komunikator ke komunikan bertujuan agar terjadinya persepsi antara
keduanya maupun agar pesan komunikasi dapat diserap oleh komunikan.
Adapun menurut Riyanto dan Mahfud, komunikasi islam dari
kominikator ke komunikan dengan menggunakan prinsip-prinsip
komunikasi yang sesuai dengan Al-Qur’an dan Hadis, antara lain :
a) Pesan komunikasi
Pesan komunikasi adalah sesuatu yang disampaikan oleh
pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan dengan cara
tatap muka atau melalui media komunikasi. Dalam komunikasi pesan
berupa ajakan kepada perbuatan baik. Proses perbuatan baik pada
61 Effendi, Onong Uchajana. Ilmu Komunikasi teori dan parktek. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.50
60
acara sinetron maupun film sangat jarang terlihat karena bersifat
sisipan pada tayangan yang menggambarkan kepada keadaan, tokoh,
maupun cerita yang diangkat. Pesan komunikasi dalam suatu sinetron
terbagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1) Pesan akidah 2) Pesan syariah 3) Pesan akhlak
b. Televisi sebagai Media Massa
Pengertian televisi adalah paduan radio (broadcast) dan film
(moving picture). Televise terdiri dari kata “tele” yang berarti jauh dan
“vision”. Dengan demikian television diartikan dengan melihat jauh.
Melihat jauh disini diartikan dengan gambar dan suara yang diproduksi
disuatu tempat (distudio televisi) dan dilihat dari tempat lain melalui
sebuah perangkat penerima (televisi set). Segi positif televisi yakni
langsung, tidak mengenal jarak, memiliki daya tarik yang kuat pula pada
siaran televisi.
Televisi mengalami perkembangan secara dramatis terutama
melalui pertumbuhan televisi kabel. Transmisi program televise kabel
diterima langsung menjangkau seluruh pelosok negeri dengan bantuan
satelit dan diterima langsung pada layar televisi di rumah dengan
61
menggunakan ware atau microwafe (wireless cables) yang membuka
tambahan siaran televisi, setelah dikembangkannya.62
Dengan kehadiran media televisi tidak berarti kehadiran media
massa lain seperti media cetak radio terdesak. Justru kehadiran media
massa televisi akan menjadi “tri tunggal” media massa yang akan saling
mengisi kekurangan masing-masing sehingga khalayak akan semakin
lengkap informasi yang diterima.63
Fungsi televisi sama dengan fungsi media massa lainnya (surat
kabar dan radio siaran) yaitu: memberi informasi, mendidik, menghibur
dan membujuk. Tetapi fungsi menghibur lebih dominan pada media
televisi.
Efektivitas tayangan televisi tidak lepas dari adanya elemen-elemen
yang mengemasnya. Elemen yang mengemasnya yaitu elemen video dan
audio, serta pesan tayangan yang diperoleh dari komunikasi verbal. Belch
menjelaskan kedua elemen tersebut yaitu :64
1) Elemen video
Elemen video adalah apa yang dilihat di layar. Unsur visual
harus dibuat semenarik mungkin untuk menghasilkan tayangan yang
sukses dan menarik.
62Ibid.,hlm. 12563 Darwanto. Televisi sebagai media pendidikan. (Jakarta : Pustaka Pelajar, 2007), hlm. 2664 Belch, George. E, Michael A. Belch. Advertishing and Promotion : An Integrated Maketing
Comunication Persepctive. Founth Editon. (Boston : McGraw Hill, 2001), hlm. 293
62
Adapun unsur visual yang mengadung sebuah tayangan televisi
yaitu :
a) Talent/charakcters Yaitu pengguna tokoh dalam sebuah tayangan. Pemilihan
ini tentu saja disesuaikan dengan karakter tayangan dan penyampaian pesan.
b) Setting Lokasi yang menjadi latar belakang sebuah tampilan
visual dalam tayangan. Latar belakang yang sesuai dengan alur cerita akan menghasilkan isi yang menarik dan masuk akal.
c) Action/sequencesUrutan adegan atau alur cerita dalam tayangan agar cerita
mengalir lebih mudah diikuti. Alur cerita erat kaitanya dengan penyampaian pesan dalam tayangan.
2) Elemen audio
Unsur audio yang mendukung dalam sebuah tayangan
terdiri dari beberapa elemen yaitu :
a) Suara (voice)Penggunaan suara manusia atau biasa disebut juga voice
over biasanya disesuaikan dengan penyampaian pesan yang diinginkan.
b) Efek suara (sound effect)Unsur audio yang turut membantu membangun suasana
dalam tayangan.
c. Fungsi dan Disfungsi Media Massa
Teori fungsi dan disfungsi secara umum menurut pendapat ahli
Andi Alimudin, menyatakan bahwa dalam deskripsi tentang fungsi media
kebanyakkan dalam hal-hal yang bersifat positif, padahal di balik itu
terdapat hal-hal yang bersifat negatif yang kadang sulit dihindari. Karena
itu informasi yang disampaikan media dapat menimbulkan efek yang tidak
63
diinginkan (disfungsi komunikasi), yang dibiasa disebut sebagai fungsi
tersembunyi.
Dan definisi mengenai disfungsi merupakan komunikasi
ditimbulkan oleh berita-berita yang tidak disensor mengenai dunia yang
pada hakikatnya mengancam struktur setiap masyarakat. Sementara
Mc.Quail menambahkan, bahwa timbulnya disfungsi komunikasi tidak
lengkap atau bahkan menyesatkan.65
Secara khusus Disfungsi dapat juga diidentifikasikan pada tingkat
individu. Pertama, data mengenai bahaya di lingkungan dapat
meningkatkan kecemasan dalam diri khalayak. Kedua, terlalu
melimpahkannya berita dapat menyebabkan privatisasi dimana individu
yang dibanjiri data yang masuk ke dalam perhatiannya bereaksi dengan
kembali pada hal-hal yang bersifat pribadi atau rahasia dalam
kehidupannya, pada situasi ketika seseorang memiliki control yang lebih
besar. Ketiga, meningkatkan berita yang dikomunikasikan kepada massa
kadang kala menyebabkan apati (sikap masa bodoh).
Selain itu, media massa juga dapat berfungsi sebagai alat
pendidikan, dalam arti luas sebagai pemdidikan informal untuk
mencerdaskan kehidupan masyarakat dalam bentuk menambahkan
pengetahuan dan keterampilan. Dalam meningkatkan kesejahteraan
65 Andi Alimudin Unde,M.SI. televise dan masyarakat pluralistik. (Jakarta : prenada group, 2014), hlm.41-44
64
rakyat, fungsi melaksanakan kontrol sosial terutama dalam bentuk
memberi evaluasi pengawasan dan kritik terhadap upaya pembangunan
bangsa.
Sifat-sifat disfungsi diidentifikasikan dalam bentuk kecemasan,
ketakutan, frustasi, apatis dan agresif, serta sikap pembodohan yang bisa
timbul pada masyarakat akibat tayangan yang tidak disfungsi dari media
massa.
d. Teori Keterpaksaan Media
Defluer mengemukakan “instinctive S-R Theory” sebagai salah satu
teori efek media massa yang menyebut bahwa media dalam menyajikan
stimulasi memiliki keperkasaan yang secara seragam diperhatikan oleh
massa. Stimuli membangkitkan emosi atau proses berpikir hingga yang
kadang hampir tidak terkontrol oleh individu. Teori ini biasa juga disebut
“teori peluru” (bullet theory) atau “hypodermic needle theory” teori
jarum hipodermik. Dasar pemikiran yang melatarbelakangi teori ini yaitu
keyakinan bahwa khalayak bersikap pasif terhadap berbagai macam
informasi yang diterimanya. Di sini media sangat aktif untuk
memengaruhi khalayak.
Hypodermic Needle Theory mengansumsikan bahwa media
memiliki kekuatan yang tak ditolak bagaikan jarum yang langsung
menusuk masuk kulit dan secara langsung memengaruhi bagaikan
simpulan dan pembentukan persepsi terhadap suatu tayangan media massa
65
(televisi) merupakan realitas hidup setelah mendapatkan suntikan
informasi dari media massa.
e. Teori Uses and Gratification
Mendefinisikan bahwa nilai, minat, hubungan sosial, serta peranan
sosial merupakan unsur-unsur yang dapat memengaruhi khalayak
menerima apa yang mereka lihat serta dengar secara efektif. Secara
sederhana model ini dapat diartikan sebagai gambaran yang dirancang
untuk mewakili kenyataan.
Model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri
orang, tetapi ia tertarik pada yang dilakukan orang terhadap media.
Anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk
memenuhi kebutuhannya.66 Karena penggunaan media hanyalah salah satu
cara untuk memenuhi kebutuhan psikologi, efek media dianggap sebagai
situasi ketika kebutuhan itu terpenuhi. Yang menarik dalam hal ini yaitu
adanya ketertarikan khalayak terhadap media yang pada dasarnya dinilai
memiliki sikap aktif dalam menggunakan media untuk memenuhi
kebutuhan, baik untuk kebutuhan sosial maupun kebutuhan khalayak.
66 Jalaluddin, Rahmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,2009), hlm. 65
66
BAB III
DESKRIPSI WILAYAH PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya UIN Raden Fatah Palembang
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Raden Fatah Palembang diresmikan pada
tanggal 13 November 1964 di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Propinsi Sumatera
Selatan, berdasarkan surat keputusan Menteri Agama Nomor 7 tahun 1964 tanggal 22
oktober 1964.67
Berdirinya IAIN Raden Fatah juga erat kaitannya dengan keberadaan
lembaga-lembaga pendidikan tinggi agama islam yang ada di Sumatera Selatan
dengan IAIN Sunan Kalijaga di Yogyakarta dan IAIN Syarif Hidayatullah di Jakarta.
Cikal bakal IAIN awalnya digagas oleh tiga orang ulama, yaitu: K.H.A. Rasyid Sidik,
K.H. Husin Abdul Mu’in dan K.H. Siddik Adim pada saat berlangsung muktamar
Ulama se Indonesia di Palembang tahun 1957.
Gagasan tersebut mendapat sambutan luas baik dari pemerintah maupun
peserta muktamar. Pada hari terakhir muktamar, tanggal 11 September 1957
67 Jalaludin, Dies Natalis Emas: 50 Tahun IAIN Raden Fatah 1964-2014, (Palembang: Rafah Press)
66
67
dilakukan peresmian pendirian Fakultas Hukum Islam dan Pengetahuan Masyarakat
yang diketuai oleh K.H.A. Gani Sindang Muchtar Effendi sebagai sekretaris. Setahun
kemudian dibentuk Yayasan Perguruan Tinggi Islam Sumatera Selatan (Akte Notaris
No. 49 tanggal 16 Juli 1958) yang pengurusnya terdiri dari pejabat pemerintah, ulama
dan tokoh-tokoh masyarakat.
Pada tahun 1975 s.d tahun 1995 IAIN Raden Fatah memiliki 5 Fakultas, tiga
Fakultas di Palembang, yaitu fakultas Syariah, fakultas Tarbiyah dan fakultas
Ushuludin. Dan dua fakultas lagi ada di Bengkulu, yaitu fakultas Ushuludin di Curup
dan fakultas Syariah di Bengkulu. Sejalan dengan kebijakan pemerintah dalam upaya
pengembangan kelembagaan perguruan tinggi agama islam, maka pada tanggal 30
Juni 1997 yang masing-masing kedua fakultas ditingkatkan statusnya menjadi
Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN), yaitu STAIN Curup dan STAIN
Bengkulu.
Dalam perkembangan berikutnya IAIN Raden Fatah membuka dua fakultas
baru, yaitu Fakultas Adab dan Fakultas Dakwah. Berdasarkan Surat Keputusan
Menteri Agama R.I Nomor 103 tahun 1998 tanggal 27 februari 1998. Cikal bakal
fakultas Adab dimulai dari pembukaan dan penerimaan mahasiswa Pogram Studi
(Prodi) Bahasa dan Sastra Arab dan Sejarah Kebudayaan Islam pada tahun Akademik
1995/1996.
Pada tahun 2015 IAIN resmi berganti nama menjadi UIN Raden Fatah
Palembang dan memiliki enam fakultas dengan bertambahnya satu fakultas yaitu
68
Ekonomi dan Bisnis Islam dengan membuka Jurusan / Program Studi yang ada
diantaranya Ekonomi Islam (EKI) dan D3 perbankan Syariah (DPS).
B. Sejarah Berdirinya Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Keberadaan Fakultas Dakwah tidak terlepas dari Fakultas Ushuludin IAIN
Raden Fatah Palembang, dimana sejak tahun 1976 Fakultas Ushuludin telah
mengembangkan jurusan yang sebelumnya hanya ada satu jurusan saja yaitu
Perbandingan Agama, ditambah satu jurusan yaitu Dakwah.
Seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka diperlukan
adanya pengembangan Fakultas dilingkungan IAIN Raden Fatah Palembang,
sehubungan dengan hal tersebut menjelang tahun Akademik 1995/1996 Fakultas
Ushuludin jurusan Dakwah membentuk program studi Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI) dan Bimbingan Islam (BPI).
Sebagai langkah awal untuk pendirian Fakultas Dakwah, maka
dilaksanakanlah rapat senat Fakultas Ushuludin pada tanggal 13 Februari 1995. Dari
hasil rapat tersebut ditetapkan tim persiapan pendirian Fakultas Dakwah dengan SK
Dekan Nomor : In/4/111.2/Pp.07.660/1995 tanggal 16 Februari 1995 dengan personil
sebagai berikut:
Ketua : Drs. Komarudin Sahar
Sekretaris : Drs. Taufik Akhyar
Anggota : 1. Drs. H. M. Yamin Maris
1. Drs. H.Abdullah Yahya
69
2. Drs. Thohlon Abdul Rauf
3. Drs. H. Saifullah Rasyid, MA
4. Drs. Turmudzi DS
Selanjutnya pada tanggal 10 agustus 1995 Fakultas Ushuludin IAIN Raden
Fatah Palembang kembali mengadakan sidang senat dengan hasil keputusan bahwa:
pada tahun Akademik 1995/1996 mahasiswa yang akan mendaftar Jurusan Dakwah
adalah sebagai mahasiswa program studi KPI dan BPI. Mahasiswa inilah yang
merupakan cikal bakal mahasiswa Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang.
Upaya usaha untuk mendirikan Fakultas Dakwah selanjutnya yaitu dengan
membentuk pengolah program sebagai berikut:
Ketua pengolah : Drs. Komarudin Sahar
Sekretaris : Drs. H. M. Kamil Kamal
Anggota : 1. Drs. H. Thohlon Abdul Rauf
2. Drs. Basyaruddin Hamdan
3. Drs. Asmawi
Sebagai usaha untuk mempercayai proses pendirian Fakultas Dakwah dan
Adab dilingkungan IAIN Raden Fatah Palembang, dibentuklah tim gabungan
pendirian Fakultas Dakwah dan Adab, dengan SK Rektor Nomor: XXXIII Tahun
1995. Personilnya sebagai berikut:
Ketua : Drs. H. M. Yamin Maris
Sekretaris : Drs. H. Saifullah Rasyid, MA
Anggota : 1. Drs. H. Ali Ahmad Zen
70
2. Drs. Komarudin Sahar
3. Dr. J. Suyuti Pulungan, MA
Dalam pertemuan ini gabungan tersebut dengan Rektor IAIN Raden Fatah
Drs. H. Moh. Said, MA disepakati bahwa kedua Fakultas yang akan didirikan itu
hendaklah mempersiapkan mahasiswa-mahasiswanya dan menyusun proposal untuk
dikirm ke Menteri Agama RI guna merealisasikannya.
Langkah berikutnya tim menyebarkan angket ke pesantren-pesantren serta
MAN/MAS yang ada diwilayah Sumatera Selatan. Disamping itu, dilakukan juga
studi banding ke IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, IAIN Sunan Gunung Jati
Bandung serta IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 1-9 desember. Dari
Fakultas Dakwah diwakili oleh Dr. Komarudin Sahar dan Drs. H. M. Kamil Kamal
kesemuanya dilakukan dalam rangka studi kelayakan berdirinya Fakultas Dakwah.
Berdasarkan hasil angket dan studi banding yang telah dilaksanakan tersebut,
maka dibuatlah proposal dan kemudian diajukan kepada Menteri Agama RI.
Disamping itu, Rektor IAIN Raden Fatah telah mengeluarkan SK
No.b/II-i/up/212/1997 tanggal 14 september 1997 tentang struktur badan pengolahan
persiapan Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang, yakni sebagai berikut:
Ketua : Dr. Aflatun Muchtar, MA
Wakil ketua : Drs. Komarudin Sahar
Wakil ketua : Drs. H. M. Kamil Kamal
Anggota : Wirawan Fasta, S.Ag
Ahmad Darmawan
71
Pada tahun akademik 1997/1998 badan pengolah persiapan Fakultas dakwah
mulai mempersiapkan jadwal kuliah. Disamping itu, dosen-dosen fakultas Ushuludin
mengadakan konsulidasi dengan para mahasiswa Fakultas Ushuludin Jurusan
Dakwah angkatan 1995/1996 dan 1996/1997 dengan membagi dua jurusan yaitu
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam
(BPI).
Pada tanggal 27 februari 1998 dengan SK Menteri Agama RI No. 103 tahun
1998 berdirilah Fakultas Dakwah di IAIN Raden Fatah pada tanggal 13 juli 1998.
Berdasarkan SK Rektor Nomor : IN/4/1.2/KP.07.6/140/1998 tanggal 14 mei
1998. Ditetapkan pelaksana harian tugas dekan Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah
dan pembantu-pembantunya yaitu:
Dekan Fakultas Dakwah : Dr. Aflatun Muchtar, MA
Pembantu Dekan I : Drs. H. M. Kamil Kamal
Pembantu Dekan II : Dra. Dalinur M. Nur
Pembantu III : Drs. Komarudin Sahar
Sedangkan pengangkatan staf jurusan ditetapkan dengan SK Rektor Nomor:
In/4/1.2/Kp.07.6/145/1998 sebagai berikut:
Ketua jurusan KPI : Dr. M. Amin S
Sekretaris jurusan KPI : Dra. Hamidah, M. Ag
Ketua Jurusan BPI : Drs.M. Musrin HM
Sekretaris Jurusan BPI : Dra. Eni Murdiati
72
Akan tetapi, jabatan struktural tersebut tidak berlangsung lama karena Dr.
Aflatun Muchtar, MA sebagai Dekan Fakultas Dakwah terpilih sebagai Pembantu
Rektor bidang kemahasiswaan. Oleh karena itu, sebagai pelaksana tugas harian
Dekan ditunjuklah DRS. Kamil Kamal.
Dengan keluarnya SK Menteri Agama RI tentang Dekan dan Pembantu
Dekan Fakultas Dakwah, maka secara definitifve terhitung mulai tanggal 4 oktober
2000, kepemimpinan Fakultas Dakwah sebagai berikut:
Dekan Dakwah : Drs. H. M. Kamil Kamal
Pembantu Dekan I : Drs. M. Amin S
Pembantu Dekan II : Dra. Dalinur M. Nur
Pembantu Dekan III : Drs. Komaruddin Sahar
Karena Drs. M. Amin S yang menjabat PD I Fakultas Dakwah dan Dra.
Hamidah M.Ag mengikuti program S3 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta, maka
posisi kajur dan sekjur KPI tidak ada yang terisi. Untuk mengatasi hal ini, Drs. M.
Amin S merangkap jabatan, sebagai PD I dan Kajur KPI dan untuk sekjur dipilhlah
Dra. Choiriyah. Berikutnya setelah Dra. Hamidah, M. Ag kembali, maka ia diusulkan
untuk menjadi kajur KPI menggantikan posisi Drs. M. Amin S
Fakultas merupakan tempat pemahaman teknis Dakwah. Melalui kelompok
pemgajaran ini, mahasiswa diharapkan memahami dan mampu mengaplikasikan
metode-metode berdakwah dengan baik. Awalnya fakultas Dakwah mempunyai dua
jurusan yaitu Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Bimbingan Penyuluhan Islam
(BPI).
73
Namun seiring berjalannya waktu dan semakin banyak peminatnya fakultas
ini berubah menjadi Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Pada tanggal 9 maret 2010, pihak fakultas mengajukan surat dengan nomor In.
03/1.1/Kp.07.6/300/2010 dengan tujuan meminta fakultas Dakwah berubah sebutan
menjadi fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Tanggal 31 desember 2010 pihak institut mengeluarkan Surat Keputusan
dengan nomor in.03/v/Kp.01.2/108/2010. Fakultas Dakwah berubah sebutan menjadi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Namun, surat keputusan ini berlaku mulai
terhitung dari tanggal 1 januari 2011. Dengan ketentuan bahwa apabila dikemudian
hari ternyata terdapat kekeliruan dalam surat keputusan ini akan diadakan pembetulan
sebagaimana mestinya.
Fakultas Dakwah dan Komunikasi awalnya hanya mempunyai 2 jurusan yaitu
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI) dan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI). Namun,
pada tahun 2010 fakultas ini sesuai dengan perkembangannya, menambah dua
jurusan yaitu Sistem Informasi (SI) dan Jurnalistik. Dan pada tahun 2015 fakultas ini
menambah satu jurusan lagi yaitu Ilmu Komunikasi. Kemudian, pada tahun 2016
fakultas inipun menambah dua jurusan baru lagi yaitu Manajemen Dakwah (MD) dan
Pengembangan Masyarakat Islam (PMI).
Setelah masa kepemimpinan DR. Hamidah, MA. berakhir, berdasarkan hasil
sidang senat Fakultas Dakwah dan Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang
tanggal 20 Juni 2012, terpilihlah Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang baru
dengan masa jabatan dari tahun 2012-2016 yaitu Dr. Kusnadi, MA.
74
Berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Raden Fatah Palembang dengan
nomor surat. 03/1.1/Kp.07.5/ 477/2012 tanggal 23 Agustus 2012 telah ditetapkan DR.
Kusnadi, MA. dengan jabatan sebagai Dekan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi IAIN Raden Fatah Palembang, dan telah dilantik oleh Rektor IAIN
Raden Fatah Palembang pada tanggal 28 Agustus 2012. Dengan dilantiknya DR.
Kusnadi sebagai Dekan, maka jabatan Wakil dekan bidang akademik mengalami
kekosongan, oleh karena itu dipandang perlu untuk mengangkat PAW (Pergantian
antar waktu), dan Achmad Syarifudin, M.A terpilih sebagai Pejabat antar waktu
2009-2013. Adapun komposisi Wakil dekan bidang administrasi dan keuangan, serta
bidang kemahasiswaan masih berlaku dan baru berakhir pada Januari 2013. Setelah
masa kerja Wakil Dekan berakhir maka dipilih ulang melalui sidang senat januari
2013. Hasilnya, terpilihlah untuk masa tugas 2013-2016, sebagai Wakil Dekan I:
Achmad Syarifudin, MA.; Wakil Dekan II: Drs. Aminullah Cik Sohar, M.Pd.I., dan
Wakil Dekan III: Drs. M.Amin, M.Hum.
Seiring dengan perubahan status IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah
dan perubahan statuta sekaligus juga struktur organisasi, maka disusunlah struktur
organisasi baru baik di tingkat Universitas maupun tingkat Fakultas. Adapun struktur
organisasi di tingkat Dekanat Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang adalah:
Dekan : DR. Kusnadi, MA.
Wakil Dekan I : DR. H. Abdul Razzaq, MA.
Wakil Dekan II : Dra. Hj. Dalinur M. Nur, MM.
75
Wakil Dekan III : Manalullaili, M.Ed.
Sementara, struktur organisasi di tingkat Program Studi Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang adalah:
Kaprodi KPI : Anita Trisiah, M.sc.
Kaprodi BPI : Neni Noviza, M.Pd.
Sekprodi BPI : Hj. Manah Rasmana, M.Si.
Kaprodi Jurnalistik : Sumaina Duku, M.Si.
Sekprodi Jurnalistik : Mirna Ari Mulyani, M.Pd.
Seiring dengan peralihan status IAIN Raden Fatah menjadi UIN Raden Fatah
dan seiring dengan tuntutan pasar, maka per tahun ajaran 2016/2017 dibuatlah dua
jurusan baru yaitu Pengembangan Masyarakat Islam (PMI) dan Manajemen Dakwah
(MD) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang dengan
struktur organisasi sebagai berikut:
Kaprodi PMI : Mohd. Aji Isnaini, MA.
Sekprodi PMI : Muzaiyanah, M.Pd.
Kaprodi MD : Candra Darmawan, M.Hum.
Sekprodi MD : Anang Walian, M.A.Hum
Struktur organisasi Program studi Manajemen Dakwah sudah tertata baik melalui
kajian yang mendalam. Struktur organisasi Program Studi Manajemen Dakwah
merupakan bagian dari struktur organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi. Ketua
dan Sekertaris Program Studi Manajemen Dakwah dibantu oleh staf Prodi yang
terdiri dari dosen dan staf pendidikan.
76
1. Visi Misi dan Tujuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Visi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Menjadi pusat pengembangan dan penyebaran (Dakwah) Islam
melalui sumber daya manusia yang berintegrasi tinggi sesuai bidangnya,
berwawasan global, berkarakter islami dan berahklak mulia.
a. Misi Fakultas Dakwah dan Komunikasi
1. Mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam bidang Komunikasi
Penyiaran Islam, Bimbingan Konseling Islam, Jurnalistik dan
Sistem Informasi.
2. Mengintegrasikan ilmu-ilmu keislaman dan ilmu-ilmu sosial dan
sains sehingga dapat dikemas dalam bingkai komunikasi yang
efektif, bimbingan konseling islami, jurnalistik prophentik dan
sistem informasi yang komfrehensif.
3. Meningkatkan capacity building tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan serta memaksimalkan sumber belajar.
4. Meningkatkan fungsi dan peran media dalam penyebarluasan nilai-
nilai keislaman, baik media cetak, penyiaran, informasi elektronik
melalui web maupun konseling langsung kepada sasaran.
b. Tujuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Menghasilkan sarjana yang memiliki wawasan keislaman
komprehensif maupun mengembangkan diri dalam mendakwahkan Islam
sesuai dengan bidang-bidangnya, komunikasi, bimbingan dan konseling,
77
jurnalistik dan sistem informasi. Serta memiliki jaringan yang luas,
terbuka dan responsive terhadap perubahan sosial dan senantiasa
berakhlak mulia.
C. Jurusan / Program Studi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
1. Visi dan Misi Prodi Komunikasi Penyiar Islam
a. Visi Komunikasi Penyiar Islam
Menjadi jurusan Komunikasi Penyiaran Islam tahun 2018 sebagai
pusat pengembangan dan penyebaran (Dakwah) islam melalui sumber
daya manusia yang berintegrasi tinggi sesuai bidang, berwawasan global,
berkarakter islami dan berakhlak mulia.
b. Misi Komunikasi Penyiaran Islam
1) Mengembangkan kompetensi mahasiswa dalam bidang komunikasi
penyiaran islam, sebagai juru dakwah maupun meningkatkan fungsi
dan peran media dalam penyebarluasan nilai-nilai keislaman.
2) Mengintregasikan ilmu-ilmu keislaman dengan ilmu-ilmu sosial
dan sains sehingga dapat dikemas dalam bingkai komunikasi yang
efektif, dengan melakukan riset dan pengembangan tentang
Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).
3) Meningkatkan capacity building tenaga pendidik dan tenaga
kependidikan serta memaksimalkan sumber belajar dan untuk
78
memenuhi kebutuhan masyarakat dan berbagai lembaga pemerintah
maupun swasta.
2. Visi Misi Prodi Bimbingan Penyuluhan Islam
a. Visi Bimbingan Penyuluhan Islam
Menjadi program studi Bimbingan dan Konseling Islam tahun 2018
profesional dalam pengembangan keahlian dibidang Bimbingan Konseling,
Penyuluhan dan Psikoterapi Islam untuk membangun nilai-nilai individu,
keluarga, institusional dan sosial sesuai dengan misi utama dakwah islam.
b. Misi Bimbingan Penyuluhan Islam
1) Melakukan studi tentang bimbingan konseling, penyuluhan dan
psikoterapi islam baik sebagai ilmu maupun sebagai gejala aktifitas
manusia untuk merumuskan konsep-konsep baru dibidang ke-BKI-an.
2) Melakukan riset dan pengembangan tentang bimbingan konseling,
penyuluhan dan psikoterapi islam untuk menemukan relevansi dan nilai
guna dimasyarakat. Menyiapkan tenaga professional dalam bidang
bimbingan konseling, penyuluhan dan psikoterapi islam untuk memenuhi
kebutuhan masyarakat dan berbagai lembaga pemerintah maupun swasta.
3. Visi Misi Prodi Jurnalistik
a. Visi Jurnalistik
a) Menjadi tempat mencetak anak bangsa yang agamis dan
bertanggung jawab atas pengembangan masyarakat berdasarkan
79
potensi dan pengetahuan akademik serta terampil (professional)
dibidang jurnalistik 2018/2019. Dari sampel mahasiswa Jurnalistik
semester 3 Tahun Akademik 2018/2019 memiliki sampel 106
Mahasiswa/i.
b) Dapat menjadikan mahasiswa jurusan jurnalistik leih prioritas
dalam mengembangkan minat bakat mengenai pengambilan berita
ataupun menjadi reporter yang jujur dan bertanggung jawab.
c) Meningkatkan kualitas dalam mencari suatu hal yang dianggap
layak dan mutlak dalam suatu sumber yang akurat.
d) Dapat menganalisis secara cerdas mengenai pesepsi-persepsi dari
suatu permasalahan.
b. Misi Jurnalistik
1) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan dan pengajaran ilmu
jurnalistik terutama radio, film, televisi dan surat kabar.
2) Melakukan penelitian dalam media massa yang didasarkan dengan nilai-
nilai resmi.
3) Melakukan pengabdian kepada masyarakat terutama dalam profesi
jurnalistik baik elektronik maupun media cetak.
4) Meningkatkan potensial pengembangan ilmu komunikasi dalam
masyarakat luas.
5) Melakukan analisis berita secara nyata berdasarkan ketentuan nilai-nilai
islam.
80
D. Keadaan Sarana dan Prasarana Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang bila ditinjau
dari perkembangan fisik cukup maju, berkat adanya perhatian dari menunjang
pelaksanaan kerja. Perkembangan ini dapat dilihat dari segi gedung yang permanen,
ruang Dekan, ruang Pembantu Dekan, ruang Kajur, ruang TU, ruang Kantor, ruang
Dosen, ruang Seminar.
Dalam suatu lembaga perguruan tinggi fakultas Dakwah dan Komunikasi,
sarana dan prasarana mutlak harus ditingkatkan demi tercapainya tujuan organisasi.
Untuk lebih jelasnya keadaan sarana dan prasarana fakultas dakwah dan komunikasi
dapat dilihat dari tabel berikut ini.
TABEL 1
Keadaan sarana dan Prasarana Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Raden Fatah Palembang
No Jenis sarana prasarana Jumlah Keterangan
1 Ruang Dekan 1 Baik
2 Ruang Wakil Dekan 3 Baik
3 Ruang Tamu 1 Baik
4 Ruang Kajur 4 Baik
5 Ruang TU 1 Baik
6 Ruang Kantor 1 Baik
7 Musholah 1 Baik
81
8 Ruang Seminar 1 Baik
9 Ruang Laboratorium SI 2 Baik
10 Perpustakaan 1 Baik
11 Ruang BEM 1 Baik
12 Ruang Kuliah 17 Baik
13 Ruang Radio 1 Baik
14 Penerangan Listrik - Listrik/PLN
15 Air bersih - PDAM
16 WC 12 Baik
17 Ruang Multimedia dan AC 1 Baik
18 Absensi Pegawai 1 Baik
19 Komputer - -
Sumber: BAK Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Berdasarkan tabel diatas dapat dipahami bahwa sarana dan prasarana fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang, dapat dikategorikan baik dan
lengkap. Keadaan sarana dan prasarana demikian sangat mendukung unutk mencapai
tujuan organisasi, walaupun sarana dan prasarana tersebut mutlak selalu ditingkatkan
kwalitasnya dan kwantitasnya sehingga dapat sejalan dan sesuai dengan
perkembangan zaman.
1. Keadaan Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi
82
Pada tahun Akademik 1997/1998 badan pengelola persiapan fakultas
Dakwah dan Komunikasi mulai mempersiapkan jadwal kuliah. Disamping itu,
dosen-dosen fakultas Ushuludin jurusan Dakwah angkatan 1995/1996 dan
1997/1998 dengan membagi dua jurusan yaitu Komunikasi Penyiaran Islam
(KPI) dan Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI). Berdasarkan SK Rektor Nomor:
IN/4/1.2/kp.07.6/140/1998 tanggal 14 mei 1998.
Sedangkan pengangkatan staf jurusan ditetapkan dengan SK Rektor
Nomor: IN/4/1.2/kp.07.6/145/1992 sebagai berikut:
Katua jurusan KPI : Drs. M. Amin S
Sekretaris jurusan KPI : Dra. Hamidah, M.Ag
Ketua Jurusan BPI : Drs. M. Musrin HM
Sekretaris jurusan BPI : Dra. Eni Murdiati
Karena Dr. Aflatun Muchtar, MA yang menjabat sebagai Dekan Fakultas
Dakwah UIN Raden Fatah terpilih sebagai Pembangtu Rektor I UIN Raden Fatah
bidang kemahasiswaan. Sehingga pelaksanaan tugas harian Dekan ditunjuklah
Drs. H. Kamil Kmal
Dengan keluarnya SK Menteri Agama RI tentang Dekan dan Pembantu
Dekan Fakultas Dakwah, maka secara definitifve terhitung mulai tanggal 4
oktober 2000, kepemimpinan Fakultas Dakwah sebagai berikut:
Dekan Dakwah: Drs. H. M. Kamil Kamal
Dekan Dakwah: Drs. H. M. Kamil Kamal
83
Gambar 3 : Kepemimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam UIN Raden Fatah Palembang
Karena Drs. M. Amin S yang menjabat PD I Fakultas Dakwah dan Dra.
Hamidah M.Ag mengikuti program S3 di IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
maka posisi kajur dan sekjur KPI tidak ada yang terisi. Untuk mengatasi hal ini,
Drs. M. Amin S merangkap jabatan, sebagai PD I dan Kajur KPI dan untuk
sekjur dipilhlah Dra. Choiriyah. Berikutnya setelah Dra. Hamidah, M. Ag
kembali, maka ia diusulkan untuk menjadi kajur KPI menggantikan posisi Drs.
M. Amin.
Dengan selesainya masa tugas Drs. H.M Kamil Kamal sebagai Dekan
fakultas Dakwah, maka berdasarkan SK Rektor terhitung mulai tanggal 26
agustus 2004 sampai sekarang jabatan Dekan dijabat oleh
Adapun susunan kepemimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi tahun
2012 sebagai berikut:
Dekan fakultas Dakwah : Dr. Kusnadi, MA
Wakil Dekan I : Achmad Syarifudin, MA
Pembantu Dekan I: Drs. M. Amin S
Pembantu Dekan II : Dra. Dalinur M. Nur
Pembantu Dekan III : Drs. Komaruddin
Sahar
84
Wakiil Dekan II : Drs. Aminullah Cik Sohar, M.Pd.I
Wakil Dekan III : Drs. M. Amin Sihabuddin, M.Hum
Kajur KPI : Manalullaili, M. ED
Kajur BPI : Neni Noviza, M.Pd
Kajur Jurnalistik : Sumaina Duku, M.Si
Kajur Sistem informasi : Fenny Purwani, M.Kom
Kajur Ilmu Komunikasi : Yenrizal, S. Sos., MS.I
85
Sturktur organisasi susunan kepemimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
Tahun 2012 sebagai berikut:
Gambar 4 : Susunan Kepemimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi Islam Tahun 2012 UIN Raden Fatah Palembang
2. Sejarah berdirinya jurusan Jurnalistik
Dekan Fakultas Dakwah: Dr. Kusnadi, MA
Wakil Dekan III:Drs. M. Amin Sihabuddin, M.Hum
Wakiil Dekan II: Drs. Aminullah Cik Sohar, M.Pd.I
Wakil Dekan I:Achmad Syarifudin, MA
Kajur KPI :Manalullaili, M. ED
Kajur BPI :Neni Noviza, M.Pd
Kajur Jurnalistik : Sumaina Duku, M.Si
Kajur Sistem informasi:
Fenny Purwani, M.Kom
Kajur Ilmu Komunikasi : Yenrizal, S. Sos., MS.I
86
Jurusan jurnalistik merupakan salah satu jurusan yang ada di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi. Pada awalnya jurnalistik hanya bagian dari mata kuliah
khusus atau konsentrasi ilmu yang ada dalam jurusan komisi penyiara islam
(KPI). Namun, dengan perkembangannya kemudian pada tahun 2019 jurnalistik
memecah menjadi salah satu jurusan (prodi) sesuai surat keputusan (SK) yang
diturunkan oleh direktur jendral pendidikan islam nomon:DJ.I/787/2009 pada
tanggal 23 Desember 2009 maka resmi menjadi jurusan atau program studi
(prodi).68
a. Tujuan, Visi dan Misi Jurusan Jurnalistik
1) Tujuan
a) Mencetak sarjana dibidang jurnalistik yang memiliki
kemampuan akademi secara komprehensif dan berakhlak mulia
b) Menjadikan program jurnalistik sebagai pusat penelitian yang
unggul dalam bidang kajian dan penelitian dibidang media
cetak dan elektroknik dalam bingkai dakwah islam
c) Menjadikan program jurnalistik yang mampu mengolah dan
mengembangkan usaha pemberitaan media cetak atau
elektroknik (kurikulum dan silabus Fakultas dakwah dan
komunikasi tahun 2010-2011).
2) Visi
68 Dokumentasi Prodi Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi
87
Menjadi tempat mencetak anak bangsa yang agamis dan
bertanggungjawab atas pengembangan masyarakat berdasarkan
potensi dan pengetahuan akademi serta terampil (professional)
dibidang jurnalistik 2018/2019
3) Misi
a) Melaksanakan dan mengembangkan pendidikan dan
pengajaran ilmu jurnalistik radio, flim, televisi dan surat kabar
b) Melakukan penelitian dalam media massa yang didasarkan
dengan nilai-nilai dan ketentuan peraturan yang berlaku.
c) Melakukan pengabdian kepada masyarakat terutama dalam
profesi jurnalistik baik elektronik maupun media cetak.
b. Keadaan Mahasiswa Jurnalistik
Keadaan mahasiswa jurusan jurnalistik dapat dilihat pada tabel
berikut:
Tabel 2
Data Mahasiswa Jurnalistik
Tahun Ajaran Akademi Total Mahasiswa2010/2011 142011/2012 222012/2013 942013/2014 712014/2015 1232015/2016 147JUMLAH 471
Sumber: Data Kepada Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang
88
BAB IV
ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN
A. Persepsi Mahasiswa Jurnalistik
Persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-
hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan
pesan. Persepi adalah proses internal yang memungkinkan kita memilih,
mengorganisasikan, dan menafsirkan rangsangan dari lingkungan kita, dan
proses tersebut mempengaruhi perilaku kita.69
Kesadaran mengenai betapa pentingnya persepsi dalam diri manusia
ini kemudian menurut para ahli untuk mendalami cara dalam merubah paksa
persepsi seseorang. Salah satu diantaranya adalah seni hipnotis, yakni seni
penerapan sugesti untuk membentuk pandangan baru terhadap sesuatu yang
bahkan dapat secara ajaib menentang realitas. Dalam konteks persepsi, posisi
benar dan salah itu akan terasa hambar dan membingungkan, karena berkaitan
dengan kemampuan masing-masing orang dalam menyimpulkan, sehingga
tentu sangatlah diperlukan cara bagi kita untuk memaksakan persepsi. Dari
sinilah kemudian sangat terasa pentingnya pendidikan, pergaulan, pengajian
dan pengkajian terhadap suatu bidang pemahaman.
69 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 51.
88
89
Proses Terjadinya Persepsi
Proses Persepsi terjadi dua tahap yaitu tahap atensi dan tahap
penafsiran : tahap atensi adalah tahap dimana kita memperhatikan stimuli
(tahap penayangan perhatian) yang didahului oleh tereksposnya seseorang
pada rangsangan tertentu. Oleh karena itu proses ini terjadi dalam alam sadar,
maka sebelumnya ia harus menyadari adanya rangsangan itu melalui
mekanisme panca indera.
Unsur persepsi terhadap objek yang dituju adalah program sinetron
Anak Langit dimana program tersebut menggambarkan tentang kehidupan
remaja dari mulai gaya berpacaran, berkelompok-kelompok (gang), dan
remaja yang tidak lepas dari motor.
Atensi atau perhatian berarti sebelum manusia merespon atau
menafsirkan objek atau kejadian atau rangsangan tersebut. Jadi persepsi
mensyaratkan kehadiran suatu objek untuk dipersepsi, termasuk orang lain
atau diri sendiri.70 Dalam banyak kasus, rangsangan yang menarik perhatian,
cenderung dianggap lebih penting daripada yang tidak menarik perhatian.
Rangsangan seperti ini biasanya menjadi penyebab kejadian-kejadian
berikutnya, inilah sebabnya orang yang paling kita perhatikan cenderung
dianggap orang yang paling berpengaruh. Dengan perkataan lain, kita akan
70 Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 167.
90
memperhatikan apa yang kita anggap bermakna bagi kita, dan kita tidak akan
memperhatikan apa yang tidak bermakna bagi kita.
Faktor-faktor yang terdapat di dalam tahap perhatian yaitu :
Faktor eksternal penarik perhatian faktor situasional terkadang disebut sebagai
determinan perhatian yang bersifat eksternal atau penarik perhatian (attention
getter). Stimuli diperhatikan karena mempunyai sifat-sifat yang menonjol,
antara lain:
1. Gerakan, seperti organisme yang lain, manusia secara visual tertarik pada
objek-objek yang bergerak.
2. Intensitas stimuli, kita akan memperhatikan stimuli yang lebih menonjol
dari stimuli yang lain.
3. Kebaruan (Novelly), hal-hal yang baru, yang luar biasa, yang berbeda,
akan menarik perhatian.
4. Perulangan, hal-hal yang disajikan berkali-kali yang disertai dengan
sedikit variansi akan menarik perhatian.71
Menurut Indah, yang menjadi perhatiannya dalam sinetron Anak
Langit adalah para pemeran dalam sinetron tersebut, pemain yang ganteng dan
gentlemen. Seperti Steven William. Karena paras tampan dan sikap yang
gentlemen steven william dalam sinetron tersebut membuatnya ingin
menonton sinetron secara terus menerus.72
71 Jalaludin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 52.
72 Hasil Wawancara pada tanggal 1 Oktober 2019
91
Teori S-Q-R
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori S-Q-R. adapun
teori S-Q-R adalah singkatan dari Stimulus-Organism-Response. Teori ini
berasal dari psikologi. Objek material dan psikologi dan komunikasi adalah
sama yaitu manusia yang jiwanya meliputi komponen-komponen sikap, opini,
perilaku, kognisi, afeksi dan konasi.
Model ini menunjukkan bahwa komunikasi merupakan proses aksi
reaksi. Artinya model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, simbol-
simbol tertentu akan merangsang orang lain memberikan respon dengan cara
tertentu. Pola S-Q-R ini dapat berlangsung secara positif atau negatif.73
Perubahan serta pengukuran, yang menyatakan bahwa dalam
menelaah sikap yang baru ada tiga variabel penting, yaitu :
1. Perhatian
Proses mental ketika stimuli atau rangkaian situmuli menjadi menonjol
dalam kesadaran pada saat stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran
pada sata stimuli lainnya melemah. Sedangkan atensi yang diperngaruhi
oleh faktor eksternal, yakni atribut-atribut objek yang dipersepsi seperti
gerakan, kontras kebaruan, pengulangan objek yang dipersepsi. Faktor
yang mempengaruhi persepsi dan ingatan adalah perhatian (attention).
73 Sandjaja Sasa Djuarsa, Pengantar Teori Komunikasi, (Jakarta: Univeristas Terbuka, 2003), hlm. 154.
92
Perhatian merupakan aktivtas menjaga sesuatu tetap dalam pikiran yang
menbutuhkan konsentrasi.
2. Pengertian
Pengetahuan terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui,
dimengerti, dipahami atau dipersepsikan khalayak. Kognitif terjadi pada
diri komunikan yang sifatnya informatif bagi dirinya.
3. Penerimaan
Penafsiran merupakan proses dimana penerima arti terhadap pesan-
pesan yang diterimanya, mengorganisasikan stimuli dengan konteksnya,
dan mengisinya dengan penafsiran yang konsisten dengan rangkaian
stimuli yang dipersepsi. Penafsiran sendiri merupakan suatu proses untuk
mengorganisasikan informasi, sehingga mempunyai arti bagi individu.74
74 Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 51
93
Tabel 4.1
Model S-Q-R (Stimulus-Organism-Respons)
Gambaran diatas bahwa perubahan sikap bergantung pada proses terjadinya
pada individu. Stimulus/ pesan yang disampaikan kepada komunikasi mungkin di
terima/ mungkin ditolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian
komunikan, proses berikutnya komunikan mengerti maka kemampuan komunikan
mengolahnya dan menerimanya, maka akan terjadilah kesedian untuk mengubah
sikap.75
Dalam penelitian ini menggunakan teori SQR karena ingin melihat bagaimana
persepsi media televisi khususnya tentang tayangan sinetron Anak Langit yang dapat
mempengaruhi atau mengubah sikap dan perilaku masyarakat atau khalayak.
Berdasarkan teori SQR di jelaskan bahwa pesan yang disampaikan oleh
komunikan ke komunikator akan menimbulkan suatu efek yang kehadirannya
75 Onong Effendy Uchjana, Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi, (Bandung: Pt. Citra Aditya Bakti, 2003), hlm. 254.
Stimulus
Tayangan Sinetron Anak
Langit
Organism
Mahasiswa Jurnalistik UIN
Raden Fatah Palembang
Respons Persepsi Khalayak
PerhatianPengertianPenerimaan
-
94
terkadang tanpa kita sadari oleh komunikan. Begitu juga dengan penelitian ini dimana
pesan yang disampaikan dalam sinetron Anak Langit menimbulkan efek bagi
penonton sasarannya. Alur cerita yang menceritakan tentang kehidupan anak-anak
remaja yang bergeng (motor), bertengkar, gaya pacaran yang tidak sehat dan lain.
Sinetron Anak Langit dimainkan oleh beberapa aktor terkenal seperti Steffen William
dan Ammar Zoni. Sedangkan respon merupakan efek yang ditimbulkan dari pesan
yang disampaikan ke komunikan.
Menurut Qanitah, efek yang ditimbulkan dari menonton tayangan sinetron
Anak Langit adalah efek yang kurang baik bagi remaja dan anak yang usianya
dibawah umur. Karena mengajarkan akan kekerasan, berkelahi, merasa paling benar,
dan tidak mau disalahkan. Sehingga memberikan efek yang negatif kepada para
penonton.76
Begitu juga dengan tanggapan Dini sebagai mahasiswa terhadap tayangan
sinetron Anak langit tersebut bisa dikatakan kurang baik, karena unsur di dalam
sinetron tersebut hanya kekerasan, pacaran, dan sikap yang tidak mau mengalah.
Nilai edukasi sama sekali tidak terlihat dalam sinetron tersebut. Sehingga menurut
Dini tayangan sinetron Anak Langit kurang baik untuk ditonton oleh anak-anak dan
Mahasiswa.77
B. Tayangan Kekerasan dan Televisi
76 Hasil Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2019.77 Hasil Wawancara pada tanggal 2 Oktober 2019.
95
Sinetron Anak Langit yang memperlihatkan adegan perkelahian antar geng
motor. Sinetron ini mempunyai rating yang cukup bagus dan juga disukai anak-anak.
Sebuah petisi online yang diiniasi oleh Gerakan Peduli Generasi Muda Indonesia
menuntut penghentian tayangan ini. Petisi yang telah ditandatangani oleh 27.016
akun tersebut menilai “AJ” tidak mendidik dan menjadi contoh yang tidak baik bagi
generasi muda. Selain kepada KPI dan Menkominfo, petisi ini juga dialamatkan
kepada Presiden RI Joko Widodo.
Televisi sebagai media yang paling digemari oleh anak-anak maupun remaja,
hendaknya mendapatkan lebih banyak perhatian dari KPI (Komisi Penyiaran
Indonesia) sebagai pengatur Pedoman Perilaku Penyiaran dan Standar Program
Siaran (P3-SPS), KPI dapat memilah siaran mana yang aman untuk dikonsumsi anak-
anak. Selain itu, KPI juga dapat mengajak masyarakat Indonesia supaya lebih melek
media siaran (media literacy) yang mereka saksikan setiap harinya.
Walaupun mahasiswa UIN Raden Fatah Palembang menonton tayangan yang
mengandung unsur kekerasan di televisi, mereka menganggap tayangan tersebut tidak
layak jika ditonton oleh anak-anak. Anak-anak memang sering menjadi objek
kekhawatiran dampak negatif dari televisi. KPAI dan Komisi Penyiaran Indonesia
(KPI) menganggap perilaku anak yang melewati batas bisa disebabkan sejumlah
faktor, salah satunya lewat tontonan televisi. Menurut Ketua KPI Pusat,
Judhariksawan, tayangan televisi bisa membentuk karakter seorang anak.78
78 Republika, 12 Mei 2014, hlm. 19.
96
Berbeda dengan anak-anak yang dari penjelasan di atas menunjukkan
kerentanan akan adanya eksposure kekerasan di televisi, mahasiswa berada pada fase
bisa lebih memilah apa yang mereka lihat di media massa. Septi, Mahasiswa
Jurnalistik B Angkatan 2018 menuturkan bahwa walaupun tidak sering menemui
kekerasan di televisi, namun dia yakin bisa memilah mana tayangan yang baik atau
tidak. Septi merasa tayangan di televisi tidak berpengaruh banyak pada dirinya, ia
bisa memilah konten baik dan buruk dari media massa, namun Septi juga menyadari
bahwa anak-anak lah yang paling rentan terkena imbas tayangan kekerasan yang ada
di televisi seperti sinetron Anak Langit. Sebagai Mahasiswa, Septi menyayangkan
muatan tayangan kekerasan di televisi.79
C. Persepsi Kekerasan Tayangan Sinetron Anak Langit
Persepsi ditentukan oleh faktir personal dan faktor situasional. David Kerch
dan Richard S. Crutchfied menyebut sebagai faktor fungsional dan faktor struktural.
Dalam buku Psikologi Komunikasi yang dikarang oleh Jalaludin Rahmat, memiliki
pengalaman yang hampir sama mengenai proses persepsi. Mengemukakan bahwa
persepsi dipengaruhi oleh beberapan unsur, antara lain seleksi, organisasi dan
interpretasi. Seleksi organisasi dilakukan ketika rangsangan yang kita terima menjadi
satu kesatuan yang bermakna.
Misalnya saja ketika kita menonton tayangan kekerasan di televisi, ada
tendangan, pukulan, dan juga kata-kata kasar yang terlontar. Pengalaman yang sudah
79 Hasil Wawancara pada tanggal 1 Oktober 2019.
97
kita punya bahwa adegan yang kita lihat di televisi tersebut adalah kekerasa. Salah
satu responden Susi, mahasiswa jurnalistik B Angkatan 2018 Palembang menyatakan
bahwa terkadang unsur kekerasan yang ada di sinetron hanya karena masalah sepele,
misalnya merebutkan pacar (cewek). Pengalaman yang kita lihat di sinetron menurut
teori kultivasi akan menjadi rujukan di dunia nyata. Apa yang terjadi di sinetron
adalah rekayasa dan berdasarkan skenario, namun secar sadar atau tidak sadar akan
menjadi rujukan ketika kita menghadapi dunia realitas. Televisi dalam hal ini menjadi
mesin ideologi yang mempengaruhi jalan berfikir penontonnya.80
Tahap selanjutnya dalam persepsi adalah proses seleksi. Tidak semua stimulus
yang kita terima akan dimaknai dan diberikan perhatian (atensi). Seleksi mencakup
penginderaan (sensasi) melalui alat-alat atau panca indera (mata, telinga, hidung, kulit
dan lidah). Salah satu kelebihan televisi dibandingkan media massa yang lain yakni
kemampuan audio dan visual yang kuat. Jika media lain seperti koran hanya
melibatkan panca indera mata, radio menggunakan telingan sebagai media. Maka
televisi bisa menyajikan hal yang sebenarnya fantasi dan rekayasa menjadi realitas di
bayangan kita. Kekuatan televisi bisa disamakan dengan meonton bioskop, namun
jika menonton bioskop dilakukan tida setiap hari, ritual mingguan, sedangkan
menonton televisi sudah menjadi ritual sehari-hari sebagian besar penduduk
Indonesia.
Intrepretasi merupakan tahap terpenting dari persepsi, yakni menafsirkan atau
memberi makna atau informasi yang diterima melalui panca indera. Pemberian
80 Hasil wawancara pada tanggal 1 oktober 2019.
98
makna ini akan berlaku berbeda-beda setiap individu. Teori kultivasi sendiri dalam
hal ini lebih menyoroti dampak televisi pada komunitas dibandingkan dengan
individu. Untuk konteks penelitian ini komunitas yang dimaksud adalah Mahasiswa
Jurnalistik UIN Raden Fatah Palembang. Jika ditarik secara umum, semua responden
menyatakan menyayangkan adanya kekerasan di sinetron. Mereka menolak namun
satu sisi yang lain masih menonton tayangan sinetron tersebut. Hal ini sejalan dengan
pernyataan sebelumnya bahwa televisi sebenarnya tidak menciptakan pilihan. Kita
akan menonton berdasarkan apa yang sudah ditawarkan oleh televisi. Menurut
Gerbner dkk, karena televisi merupakan pengalaman besar bersama hampir setiap
orang. Televisi menyediakan cara bersama melihat dunia.
99
CATATAN LAPANGAN
METODE PENGUMPULAN DATA : WAWANCARA
Hari / Tanggal : Selasa/ 1 Oktober 2019
Jam : 11.00 WIB
Lokasi : Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Raden Fatah
Palembang
Sumber Data : Edo Prayoga
Deskipsi Data :
Informan adalah seorang mahasiswa jurnalistik fakultas dakwah dan
komunikasi UIN Raden Fatah Palembang. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
menyangkut pengetahuan tentang tayangan sinetron Anak langit dari waktu tayang,
pemain sinetron, jumlah episode yang sedang tayang, dan alur cerita sinetron Anak
Langit.
Edo mengatakan bahwa tayangan sinetron Anak Langit adalah tayangan
sinetron di RCTI yang waktu tayangnya sekitar jam 16.45 sore. Pemain-pemain yang
terkenal seperti Steven William, Ammar Zoni, Ranti Maria, dan lain-lain. Sinetron
Anak langit yang menampilkan kehidupan remaja dari geng / kelompok, berkelahi,
dan pergaulan yang tidak sehat. Tayangan Sinetron Anak langit yang sudah memiliki
banyak episode lebih dari 1349 episode. Mayoritas penonton sinetron Anak Langit
adalah anak-anak di bawah umur. Sebagai Mahasiswa efek yang ditimbulkan dari
menonton tayangan sinetron Anak Langit adalah hanya sekedar tau dan tidak terlalu
berdampak, hanya sangat disayangan tayangan sinetron Anak Langit mengajarkan
akan kekerasan sehingga tidak baik untuk ditonton terutama anak-anak.
100
CATATAN LAPANGAN
METODE PENGUMPULAN DATA : WAWANCARA
Hari / Tanggal : Rabu / 2 Oktober 2019
Jam : 14.00 WIB
Lokasi : UIN Raden Fatah Palembang
Sumber Data : Evita Marta Indira
Deskripsi Data :
Informan adalah Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
berkaitan dengan tayangan sinetron Anak Langit, dari waktu, lokasi, pemain / aktor,
alur cerita, dan jumlah episodenya. Tayangan sinetron Anak Langit cukup digemari
oleh remaja dan anak-anak. Sebagai Mahasiswa tidak tertarik dengan tayangan-
tayangan sinetron di televisi terutama Anak Langit.
Selain, penempatan waktu penayangan yang tidak kondusif, membuat kami
semakin tidak mengikuti tayangan sinetron tersebut. Media sosial seperti Facebook,
Istagram, dan Youtube menampilkan cuplikan-cuplikan dari sinetron Anak Langit
tersebut. Sehingga apabila kami penasaran atau sekedar ingin tau sinetron seperti apa
sinetron Anak Langit, maka kami akan membuka media sosial tersebut. Evita
mengatakan bahwa efek tayangan sinetron Anak Langit terhadap Mahasiswa tidak
berdampak sama sekali. Mungkin efek yang paling terasa adalah remaja dan anak-
anak yang menggemari tayangan sinetron Anak Langit.
Para remaja dan anak-anak boleh saja untuk menonton sinetron-sinetron yang
ada di televisi seperti Anak Langit. Namun, perlu adanya pengawasan dari orangtua
sehingga ada yang mengontrol apa-apa yang dapat bisa diambil hikmah/ pelajaran
dari tayangan yang ditonton.
101
CATATAN LAPANGAN
METODE PENGUMPULAN DATA : WAWANCARA
Hari / Tanggal : Rabu / 2 Oktober 2019
Jam : 14.30 WIB
Lokasi : UIN Raden Fatah Palembang
Sumber Data : Salsabila Mia Utami
Deskripsi Data :
Informan adalah seorang mahasiswa jurnalistik fakultas dakwah dan
komunikasi UIN Raden Fatah Palembang. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan
menyangkut pengetahuan tentang tayangan sinetron Anak langit dari waktu tayang,
pemain sinetron, jumlah episode yang sedang tayang, dan alur cerita sinetron Anak
Langit.
Salsabila mengatakan tayangan sinetron Anak Langit cukup menghibur
dikarenakan para pemainnya terutama actornya ganteng-ganteng dan keren. Dari
fashion pakaian sampai kendaraan yang dipakainya. Walaupun seperti itu, adegan-
adegan yang terdapat dalam sinetron tersebut mengandung kekerasan dan pacar-
pacaran. Mereka berkelompok-kelompok saling menyerang apabila salah satu dari
mereka diganggu dan dibully. Ditambah lagi geng-geng yang bermotor besar
meresahkan masyarakat disana. Mereka seperti ingin pengakuan dari orang lain
bahwa mereka memiliki kekuasaan dan tidak boleh diganggu.
102
CATATAN LAPANGAN
METODE PENGUMPULAN DATA : WAWANCARA
Hari / Tanggal : Rabu / 2 Oktober 2019
Jam : 13.30 WIB
Lokasi : UIN Raden Fatah Palembang
Sumber Data : Erikatri Rahayu
Deskripsi Data :
Informan adalah Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
berkaitan dengan tayangan sinetron Anak Langit, dari waktu, lokasi, pemain / aktor,
alur cerita, dan jumlah episodenya. Tayangan sinetron Anak Langit cukup digemari
oleh remaja dan anak-anak. Sebagai Mahasiswa tidak tertarik dengan tayangan-
tayangan sinetron di televisi terutama Anak Langit.
Menurut Erikatri, tayangan sinetron Anak Langit termasuk sinetron unfaedah,
yang tidak ada sama sekali yang bisa diambil hikmah atau pelajarannya. Sangat
disayangkan tayangan tersebut masih terus ditayangkan sampe sekarang. Tayangan
yang mengajarkan akan “Kekerasan” menjadi solusi dalam permasalahan. Kalau ada
masalah antar anggota geng maka mereka akan berkelahi. Yang mereka cari
kekuasaan dan ketenaran.
Bullying juga menjadi bagian dari tayangan sinetron tersebut, saling
mengganggu dan saling mengejek sampai ke pertengkaran yang hebat. Ditambah
adegan-adegan pacaran yang tidak baik untuk ditonton terutama anak-anak. Maka
dari itu sinetron Anak Langit adalah sinetron yang UNFAEDAH ujarnya.
103
CATATAN LAPANGAN
METODE PENGUMPULAN DATA : WAWANCARA
Hari / Tanggal : Rabu / 2 Oktober 2019
Jam : 15.30 WIB
Lokasi : UIN Raden Fatah Palembang
Sumber Data : Sandi Ramadhon
Deskripsi Data :
Informan adalah Mahasiswa Jurusan Jurnalistik Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Raden Fatah Palembang. Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan
berkaitan dengan tayangan sinetron Anak Langit, dari waktu, lokasi, pemain / aktor,
alur cerita, dan jumlah episodenya. Tayangan sinetron Anak Langit cukup digemari
oleh remaja dan anak-anak. Sebagai Mahasiswa tidak tertarik dengan tayangan-
tayangan sinetron di televisi terutama Anak Langit.
Sebelumnya sinetron Anak Langit termasuk tayangan yang saya ikuti, namun
lama-lama saya merasa tayangan tersebut kurang memiliki nilai edukasi. Saya kira
karena judulnya Anak Langit adalah anak-anak muda yang memiliki impian atau cita-
cita yang tinggi setinggi langit. Tetapi ekspektasi saya terlalu tinggi dan nyatanya
sinetron tersebut hanya menampilkan anak geng motor, anak-anak yang bolos
sekolah, kurang sopan terhadap orang yang lebih tua, dan yang paling kontras adalah
gaya berpacaran.
Setelah itu saya tidak lagi menonton sinetron Anak Langit tersebut, dan saya
pun memberitahu kepada adik-adik saya untuk tidak menonton sinetron Anak Langit.
Saya khawatir anak-anak yang menonton tayangan tersebut akan mencontohkannya
dalam kehidupan sehari-hari. Naudzubillah Min Dzalik.
104
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Secara keseluruhan Mahasiswa Jurnalistik B Angkatan 2018 Fakultas
Dakwah dan Ilmu Komunikasi menyatakan bahwa tayangan sinetron Anak
Langit adalah tayangan yang kurang baik untuk ditonton atau disaksikan oleh
Mahasiswa maupun anak-anak. Karena di dalam sinetron tersebut
mengandung unsur-unsur negatif yang dikhawatirkan akan dicontoh oleh
penontonnya. Dari mulai adegan kekerasan, gaya pacaran yang seperti orang
sudah menikah sampai ke bullying. Adegan adegan yang menampilkan
keangkuhan dan kesombongan akan kekuasaan mereka dalam merebut
wilayah atau kekuatan antar geng motor mereka.
Konsumsi kekerasan yang terdapat dari tayangan sinetron Anak Langit
merupakan hal yang berbahaya karena akan mengganggu perkembangan
psikis mahasiswa ataupun anak-anak yang sebagai penonton tayangan
tersebut.
Dengan menggunakan teori kultivasi Gerbner, bisa terlihat bagaimana
televisi bisa mempengaruhi penonton terutama penonton yang menonton
televisi dengan jam tonton di atas 3 jam (heavy viewer). Aktivitas menonton
juga sudah berubah dari aktivitas bersama menjadi aktivitas individu,
tergantung preferensi masing-masing. Menurut teori ini, media massa
khususnya televisi diyakini memiliki pengaruh yang besar atas sikap dan
104
105
perilaku penontonnya (behavior effect). Pengaruh tersebut tidak muncul
seketika melainkan bersifat kumulatif dan tidak langsung.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan penelitian di atas, maka peneliti mencatat
beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan:
1. Bagi KPI (Komisi Penyiaran Indonesia) sebagai alat ukur dalam
menampilkan suatu tayangan buat penonton televisi agar dapat menyeleksi
adegan-adegan yang kurang baik untuk ditampilkan. Sehingga penonton
tidak akan menirunya. Diharapkan KPI bisa lebih memperhatian kualitas
dan kuantitas dari suatu program tayangan-tayangan di televisi.
2. Bagi stasiun televisi, khususnya RCTI sebagai stasiun televisi yang
menayangkan acara tersebut hendaknya menuliskan penjelasan secara
rinci mengenai keaslian tayangan tersebut sehingga tidak menimbulkan
pemahaman yang salah pada khalayak yang menonton, jika tayangan
tersebut rekayasa, harus dituliskan secara gamblang di dalam tayangan
tersebut bahwa adegan tayangan tersebut rekayasa dan kalau tayangan
tersebut nyata, sebaiknya ada peringatan bahwa adegan tersebut tidak baik
untuk dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Bagi khalayak yang menonton, tayangan sinetron hendaknya dipahami
sebagai hiburan belaka, hendaknya khalayak juga bisa memilah intisari
dari tayangan tersebut.