6
BAB V PEMBAHASAN Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan anion. Anion terbagi atas dua sub golongan, yaitu anion golonan A atau anion golongan yang memberikan produk yang mudah bila di tambahkan dengan asam – asam, dan anion golongan B atau anion yang bereaksi spesifik. Anion golongan A terdiri atas dua bagian, yaitu (i) gas – gas yang dilepaskan dengan penambahan asam klorida encer atau asam sulfat encer dan (ii) gas atau uap yang dilepaskan dengan asam sulfat panas. Sedangkan yang termasuk anion golongan B yaitu (i) memberikan hasil reaksi berupa endapan dan (ii) yang bereaksi reduksi dan oksidasi dalam larutan. Adapun sampel yang diperoleh oleh kelompok lima pada saat uji anion, yaitu: a) Kode samperl “Anas urbaningrum” memiliki warna biru, rasa yang kasar bila disentuh, bentuk hablur, tidak memiliki bau yang khas, dan larut

BAB V anion

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB V anion

BAB V

PEMBAHASAN

Pada percobaan ini akan dilakukan penentuan anion. Anion terbagi

atas dua sub golongan, yaitu anion golonan A atau anion golongan yang

memberikan produk yang mudah bila di tambahkan dengan asam – asam,

dan anion golongan B atau anion yang bereaksi spesifik. Anion golongan

A terdiri atas dua bagian, yaitu (i) gas – gas yang dilepaskan dengan

penambahan asam klorida encer atau asam sulfat encer dan (ii) gas atau

uap yang dilepaskan dengan asam sulfat panas. Sedangkan yang

termasuk anion golongan B yaitu (i) memberikan hasil reaksi berupa

endapan dan (ii) yang bereaksi reduksi dan oksidasi dalam larutan.

Adapun sampel yang diperoleh oleh kelompok lima pada saat uji

anion, yaitu:

a) Kode samperl “Anas urbaningrum” memiliki warna biru, rasa yang

kasar bila disentuh, bentuk hablur, tidak memiliki bau yang khas,

dan larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, tidak terjadi reaksi,

akan tetapi ketika larutan stok ditambah Ba(NO3)2 + HNO3 ,

terbentuk endapan putih, dan zat tidak larut dalam HNO3. Ketika

dilakukan uji spesifik dengan penambahan BaCl2 pada larutan stok,

terbentuk endapan putih. Jadi kode sampel “anas urbaningrum”

termasuk golongan VII, yaitu SO42-.

Page 2: BAB V anion

b) Kode sampel “Kang jalal” memiliki warna ungu, rasa kasar jika

disentuh, bentuk kristal, tidak memiliki bau yang khas, dan sangat

mudah larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, terbentuk endapan

putih, dan tidak larut dalam HNO3, ketika larutan stok ditambah

dengan Ba(NO3)2 + HNO3, tidak terjadi reaksi. Ketika dilakukan uji

spesifik dengan penambahan AgNO3, terbentuk endapan putih.

Jadi, kode sampel “ Kang jalal” termasuk anion golongan I, yaitu Cl-

c) Kode sampel “muthada” memiliki warna putih, rasa halus bila

disentuh, tidak memiliki bau yang khas, bentuk serbuk dan tidak

larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, maupun dengan

penambahan Ba(NO3)2 + HNO3, tidak terjadi reaksi. Ketika

dilakukan uji spesifik dengan penambahan H2SO4 encer, tidak

terjadi reaksi. Jadi, kode sampel “Kang jalal” termasuk anion

golongan VII, yaitu NO3-.

d) Kode sampel “Hegel” memiliki warna putih, rasa halus jika disentuh,

bentuk hablur, tidak memiliki bau yang khas, dan sangat mudah

larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, terbentuk endapan

putih, dan tidak larut dalam HNO3, ketika larutan stok ditambah

dengan Ba(NO3)2 + HNO3, tidak terjadi reaksi. Ketika dilakukan uji

Page 3: BAB V anion

spesifik dengan penambahan AgNO3, terbentuk endapan putih.

Jadi, kode sampel “Hegel” termasuk anion golongan I, yaitu Cl-.

e) Kode sampel “Galileo” memiliki warna kuning pucat, rasa kasar jika

disentuh, bentuk kristal, tidak memiliki bau yang khas, dan sangat

mudah larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, terbentuk endapan

putih, dan tidak larut dalam HNO3, ketika larutan stok ditambah

dengan Ba(NO3)2 + HNO3, tidak terjadi reaksi. Ketika dilakukan uji

spesifik dengan penambahan FeCl3, terbentuk endapan biru. Jadi,

kode sampel “Galileo” termasuk anion golongan I, yaitu [Fe(CN)6]4-.

f) Kode sampel “Poseidon” memiliki warna kuning, rasa kasar jika

disentuh, bentuk kristal, tidak memiliki bau yang khas, dan sangat

mudah larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, terjadi perubahan

warna kuning muda. Ketika larutan stok ditambah dengan Ba(NO3)2

+ HNO3, terbentuk endapan putih dan tidak larut dalam HNO3.

Ketika dilakukan uji spesifik dengan penambahan BaCl2,akan

menghasilkan perubahan warna menjadi kuning muda. Jadi, kode

sampel “Poseidon” termasuk anion golongan VI, yaitu CrO42-.

g) Kode sampel “Hutagalung” memiliki warna kuning, rasa kasar jika

disentuh, bentuk kristal, tidak memiliki bau yang khas, dan sangat

mudah larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 pada larutan stok, terjadi perubahan

Page 4: BAB V anion

warna kuning keruh. Ketika larutan stok ditambah dengan Ba(NO3)2

+ HNO3, terbentuk endapan putih dan tidak larut dalam HNO3.

Ketika dilakukan uji spesifik dengan penambahan NH3 encer, tidak

terjadi reaksi. Jadi, kode sampel “Hutagalung” termasuk anion

golongan VI, yaitu CrO42-.

h) Kode sampel “Irene” memiliki warna putih, rasa halus jika disentuh,

bentuk hablur, tidak memiliki bau yang khas, dan sangat mudah

larut dalam akuades. Ketika dilakukan uji golongan dengan

penambahan AgNO3 + HNO3 dan penambahan dengan Ba(NO3)2 +

HNO3, tidak terbentuk endapan putih, dan larut dalam HNO3. Ketika

dilakukan uji spesifik dengan penambahan HgCl2, terbentuk

endapan merah kecoklatan. Jadi, kode sampel “Irene” termasuk

anion golongan IV, yaitu HCO3-.