5
VI. CROPPING SYSTEMS Sistem bertanam adalah cara membudidayakan tanaman yang meliputi pola pergiliran tanaman dan pola bertanam. 1. Pergiliran tanaman (crop rotation): pengaturan periode tanam untuk tanaman semusim yang disesuaikan dengan kondisi musim atau untuk tujuan tertentu" Istilah ini umum digunakan untuk tanaman padi dan palawija. Pada tanaman tahunan tidak dilakukan pergiliran tanaman, tetapi peremajaan bertahap atau penggantian tanaman secara total. Manfaat pergiliran tanaman: Pemanfaatan sumber daya lahan dan air menjadi lebih efisien Memberi kesempatan tanah utk istirahat atau self recovery Memutus siklus hidup OPT Untuk menghindari kondisi iklim/musim yang ekstrim Mengatur keseimbangan demand dan supply (permintaan dan penawaran pasar) dengan pengaturan on season atau off season. 2. Pola bertanam (cropping patern): adalah pengaturan kombinasi jenis tanaman yg dibudidayakan menurut dimensi ruang (spatial) dan waktu (temporal). Pola bertanam dapat dibedakan menjadi : . Ekologi Tanaman 2010 VI - 1

BAB VI (Multiple Cropping)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB VI (Multiple Cropping)

VI. CROPPING SYSTEMS

Sistem bertanam adalah cara membudidayakan tanaman yang meliputi pola pergiliran tanaman dan pola bertanam.

1. Pergiliran tanaman (crop rotation): pengaturan periode tanam untuk tanaman semusim yang disesuaikan dengan

kondisi musim atau untuk tujuan tertentu"

► Istilah ini umum digunakan untuk tanaman padi dan palawija.

► Pada tanaman tahunan tidak dilakukan pergiliran tanaman, tetapi peremajaan bertahap atau penggantian tanaman secara total.

Manfaat pergiliran tanaman: Pemanfaatan sumber daya lahan dan air menjadi lebih efisien Memberi kesempatan tanah utk istirahat atau self recovery Memutus siklus hidup OPT Untuk menghindari kondisi iklim/musim yang ekstrim Mengatur keseimbangan demand dan supply (permintaan dan penawaran pasar)

dengan pengaturan on season atau off season.

2. Pola bertanam (cropping patern): adalah pengaturan kombinasi jenis tanaman yg dibudidayakan menurut dimensi ruang (spatial) dan waktu (temporal).

Pola bertanam dapat dibedakan menjadi : . Pola bertanam tunggal (monokultur/solo cropping):

pembudidayaan satu jenis tanaman pada lahan yang sama secara terus menerus selama satu musim tanam atau satu tahun.

Pola bertanam ganda (multiple cropping): pembudidayaan dua atau lebih jenis tanaman pada lahan yang sama selama satu musim tanam atau satu tahun secara bersamaan atau pada waktu yang berbeda.

Multiple Cropping memiliki makna yang berbeda dengan mixed farming atau intergrated farming:

Mixed farming: Budidaya berbagai jenis tanaman pada satu bidang lahan, tanpa memperhatikan hubungan ekologis antar masing-masing jenis tanaman.

Intergrated farming:Usaha pertanian dalam arti luas (pertanian, peternakan, perikanan) pada satu bidang lahan dengan memperhatikan hubungan ekologis antar masing-masing komponen.

Ekologi Tanaman 2010 VI - 1

Page 2: BAB VI (Multiple Cropping)

3. Pola bertanam ganda (multiple cropping): pembudidayaan dua atau lebih jenis tanaman pada lahan yang sama selama satu musim tanam atau satu tahun secara bersamaan atau pada waktu yang berbeda.

Beberapa bentuk bertanam ganda:

a. Tumpangsari (intercropping), Menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak pada lahan yang sama dalam satu periode waktu. Artinya, dalam periode yang sama petani mengelola lebih dari satu jenis

tanaman pada lahan yang sama, yang terdiri atas:a). Tumpang sari acak : menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak tanpa

susunan baris yang jelas.b). Tumpang sari baris : menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak

dengan satu jenis tanaman atau lebih yang ditanam dalam barisan.c). Tumpang sari jalur : menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak dalam

jalur berbeda-beda yang cukup lebar untuk memungkinkan pengolahan secara leluasa, tetapi cukup sempit bagi tanaman untuk dapat berinteraksi secara menguntungkan dari segi pengusahaan pertanian.

d). Tumpang sari sisipan : menanam dua jenis tanaman atau lebih secara serentak sesuai dengan daur hidup masing-masing jenis tanaman. Tanaman kedua ditanam setelah tanaman pertama mencapai tahap reproduksi, tetapi belum siap dipanen.

2. Tumpang gilir (relay cropping), Menanam dua tanaman atau lebih secara berurutan pada lahan yang sama dalam satu periode waktu. Artinya, setelah tanaman pertama dipanen kemudian disusul dg menanam

tanaman berikutnya. Intensifikasi pertanaman dilakukan hanya dengan mengelola satu jenis tanaman saja pada suatu periode waktu di lahan yang sama. Beberapa bentuk tumpang gilir antara lain:

a). Tanam gilir ganda dua: menanam 2 jenis tan. secara berturutan dalam satu tahun.b). Tanam gilir ganda tiga: menanam 3 jenis tan. secara berturutan dalam setahun.c). Tanam gilir ganda empat:: menanam 4 jenis tan. secara berturutan dalam setahun.d). Tanam turiang: menanam turiang (anakan) setelah panen, walaupun tidak harus

untuk diambil bijinya.

3. Pertanaman bertingkat (multi-storey cropping),

Cara ini diterapkan pada kebun atau lahan kering yang ditanami tan. tahunan, dengan memadukan satu atau lebih jenis tanaman yang memiliki habitus berbeda terutama dalam hal ketinggian batang tanaman.

Ekologi Tanaman 2010 VI - 2

Page 3: BAB VI (Multiple Cropping)

dengan pola bertingkat tidak akan terjadi persaingan dalam menerima cahaya matahari, maupun sumberdaya lahan lainnya. Contoh: durian dengan kopi atau kakao; cengkeh dengan kopi, dll.

4. Pertanaman lorong (alley cropping),

Cara ini biasanya diterapkan pada tahap peremajaan kebun, di mana tanaman pokok sudah berumur 3 – 4 tahun tetapi belum berproduksi dan tajuk (canopy) antar baris tanaman masih berjauhan. Lahan terbuka di antara barisan tanaman dimanfaatkan dengan menanam tan. semusim atau tanaman perdu.

prinsip dasar dari pola tanam ini adalah pemanfaatan ruang terbuka agar lahan dapat didayagunakan secara efisien dan optimal.

5. Sistem surjan (alternating bed system), Sistem surjan diterapkan pada lahan pasang surut atau lahan yang tergenang air sepanjang tahun. Pada lahan dibuat bedengan yang luas dan posisinya lebih tinggi daripada permukaan air saat musim hujan. Bagian bedengan dimanfaatkan untuk tanaman semusim (sayuran, semangka, blewah, cabai, dll) dan atau tan. tahunan berbentuk perdu (jeruk, dll). Bagian bawah yang selalu tergenang air ditanami padi sawah.

Ekologi Tanaman 2010 VI - 3