54
A G A M A

BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

  • Upload
    lamkiet

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

A G A M A

Page 2: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program
Page 3: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

BAB XVII

A G A M A

A. PENDAHULUAN

Sesuai dengan amanat Garis-garis Besar Haluan Negara (GBHN) 1993, bahwa selama PJP II pembangunan kehidupan beragama diarahkan untuk mampu meningkatkan kualitas umat beragama, sehingga tercipta suasana kehidupan beragama yang penuh keimanan, ketakwaan, dan kerukunan yang dinamis serta berupaya meningkatkan peran umat beragama dalam pem-bangunan. Sejalan dengan amanat tersebut, diselenggarakan be-berapa upaya melalui peningkatan pemasyarakatan nilai keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan peningkatan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan.

Arahan GBHN 1993 tersebut menegaskan pentingnya agama sebagai unsur utama yang membentuk kualitas manusia dan masyarakat yang maju dan mandiri. Melalui pembangunan agama

XVII/3

Page 4: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

yang terpadu dengan bidang-bidang lainnya, diharapkan dapat terwujud manusia dan masyarakat Indonesia yang berkualitas utuh, jasmaniah-rohaniah, meterial-spiritual, sehingga bangsa Indonesia dapat tumbuh dan berkembang sederajat dengan bangsa lain yang telah maju. Dengan demikian, pembangunan sektor agama merupakan bagian tak terpisahkan dari upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM), baik sebagai insan maupun sebagai sumber daya pembangunan.

Selama ini, pembangunan agama relatif berhasil dan menunjukkan peningkatan baik secara kualitatif maupun kuantitatif, yang ditandai dengan makin semaraknya kehidupan keagamaan, terjaganya kerukunan hidup umat beragama, dan meningkatnya pendidikan agama, sehingga kehidupan masyarakat mengalami kemajuan yang sangat berarti.

Sejalan dengan upaya peningkatan keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sarana dan prasarana ibadat senantiasa terus ditingkatkan baik dalam jumlah maupun mutunya. Dengan adanya swadaya masyarakat yang makin meningkat, jumlah tempat peribadatan terus bertambah sehingga dapat semakin memudahkan dan memberikan perasaan nyaman dan khusu' bagi setiap umat dalam menunaikan ibadahnya. Selain itu, meningkatnya jumlah sarana dan prasarana ibadat tersebut, mengakibatkan makin banyaknya kesempatan umat beragama untuk menunaikan ibadah sesuai dengan ajaran agama masing-masing.

Sasaran pembangunan bidang agama dalam Repelita VI adalah mantapnya penataan kehidupan beragama yang harmonis, yang tercermin dengan makin meningkatnya keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, makin meningkatnya

XVII/4

Page 5: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

kerukunan kehidupan umat beragama, makin meningkatnya peran serta umat dalam pembangunan melalui pendidikan di lingkungan keluarga, di masyarakat dan di sekolah, bersamaan dengan perluasan sarana dan prasarana sesuai dengan kebutuhan untuk menunaikan ibadah masing-masing.

Kebijaksanaan pokok pembangunan di bidang agama dalam Repelita VI meliputi upaya mengembangkan kehidupan beragama sehingga terbina kualitas keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, kualitas kerukunan antar dan antara umat beragama dalam usaha memperkukuh persatuan dan kesatuan bangsa; meningkatkan peran serta umat beragama dalam pembangunan; meningkatkan pengamalan kehidupan beragama, baik di dalam kehidupan pribadi maupun kehidupan sosial kemasyarakatan; meningkatkan pelayanan dan kelancaran penunaian ibadah haji bagi umat Islam sesuai dengan kemampuan masyarakat; dan meningkatkan pendidikan agama dan keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang pendidikan, termasuk prasekolah.

Berdasarkan sasaran dan kebijaksanaan tersebut di atas digariskan tujuh program pokok yaitu (a) program penerangan, bimbingan dan kerukunan hidup umat beragama, (b) program peningkatan sarana kehidupan beragama, (c) program peningkatan pelayanan ibadah haji, (d) program pembinaan pendidikan agama tingkat dasar, (e) program pembinaan pendidikan agama tingkat menengah, (f) program pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi, dan (g) program pembinaan kelembagaan dan tenaga keagamaan. Program-program tersebut didukung oleh enam program penunjang yaitu (a) program pembinaan anak dan remaja, (b) program pembinaan pemuda, (c) program peranan wanita, (d) program penelitian dan pengembangan keagamaan, (e)

XVII/5

Page 6: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

program pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program penelitian dan pengembangan keagamaan dan program penyuluhan hukum, sedangkan program penunjang lainnya dilaporkan pada sektor-sektor yang bersangkutan.

Dalam upaya mengatasi dampak krisis ekonomi khususnya terhadap pendidikan agama telah disiapkan bantuan pendidikan terutama beasiswa bagi peserta didik yang berasal dari keluarga tidak mampu. Di samping itu, disiapkan pula dana untuk operasional sekolah keagamaan dan perguruan tinggi agama agar proses belajar mengajar tetap terjamin.

B. PELAKSANAAN DAN HASIL PEMBANGUNAN TAHUN KEEMPAT REPELITA VI

1. Program Pokok

a. Program Penerangan, Bimbingan dan Kerukunan Hidup Umat Beragama

Program Penerangan, Bimbingan dan Kerukunan Hidup Umat Beragama bertujuan untuk meningkatkan keimanan  dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kerukunan umat beragama, meningkatkan peran serta umat beragama, dan menyebarluaskan syiar agama sehingga makin memperkuat landasan spiritual, moral dan etik bagi pembangunan, serta terpeliharanya persatuan dan kesatuan bangsa.

XVII/6

Page 7: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

1) Penerangan dan Bimbingan Agama

Kegiatan bimbingan dan penyuluhan agama selain dilakukan oleh Pemerintah juga dilakukan oleh lembaga-lembaga keagamaan dan masyarakat luas, melalui berbagai media dan forum. Kegiatan ini ditunjang dengan penerbitan dan penyebarluasan sekitar 787,7 ribu eksemplar berbagai bahan penerangan agama dan 13,0 ribu paket dakwah.

2) Kerukunan Hidup Umat Beragama

Kegiatan yang dilaksanakan dalam rangka kerukunan hidup umat beragama meliputi musyawarah antarpemuka agama, musyawarah antara pemuka berbagai agama, musyawarah antara pemuka berbagai agama dengan pemerintah, dan musyawarah cendekiawan antaragama. Kegiatan musyawarah intern umat beragama dan antarumat beragama pada tahun 1997/98 dilakukan di 2 lokasi dengan jumlah peserta 240 orang, musyawarah antara pemuka agama dengan pemerintah dilakukan di 1 lokasi dengan jumlah peserta 40 orang, musyawarah dan silaturahmi antarpemuka agama dilakukan di 9 lokasi dengan jumlah peserta 106 orang, sedangkan kegiatan musyawarah antara cendekiawan antaragama dilakukan di 3 lokasi dengan jumlah peserta 120 orang.

Dari kegiatan ini muncul berbagai gagasan untuk memecahkan masalah bersama terutama yang berkaitan dengan kerukunan hidup beragama. Adanya berbagai kegiatan tersebut telah mendorong terwujudnya persatuan antarumat beragama dalam rangka lebih meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.

XVII/7

Page 8: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

b. Program Peningkatan Sarana Kehidupan Beragama

Program ini bertujuan untuk memberikan dorongan dan motivasi kepada masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana kehidupan beragama serta mengembangkan pranata keagamaan. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam program ini meliputi: 1) bantuan sarana dan prasarana peribadatan; 2) pembangunan Balai Nikah dan Penasihatan Perkawinan (BNPP); 3) pengadaan kitab suci; dan 4) pembinaan pranata keagamaan.

1) Sarana dan Prasarana Peribadatan

Peningkatan sarana dan prasarana peribadatan dilakukan dengan memberikan bantuan untuk pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan guna mendorong peran serta aktif masyarakat dalam memenuhi kebutuhan akan tempat peribadatan secara swadaya. Pada tahun 1997/98 bantuan pembangunan dan rehabilitasi tempat peribadatan diberikan kepada 2.354 buah masjid, 243 buah gereja Kristen Protestan, 202 buah gereja Katolik, 146 buah pura, dan 54 buah wihara. Selain itu, bantuan diberikan juga bagi 806 buah tempat ibadat di sekolah dan kampus perguruan tinggi.

Dengan adanya bantuan tersebut, jumlah tempat peribadatan berbagai agama meningkat dari tahun ke tahun. Pada tahun keempat Repelita VI, jumlah pembangunan tempat peribadatan meliputi sekitar 683.016 buah yang terdiri dari 609.774 masjid, 31.758 gereja Protestan, 14.860 gereja Katolik, 22.407 pura, dan 4.217 wihara (Tabel XVII-1). Jika dibandingkan dengan banyaknya tempat peribadatan tahun 1996/97 yang berjumlah 667.373 ribu buah, maka terdapat kenaikan sebanyak 15.643 buah.

XVII/8

Page 9: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

2) Balai Nikah dan Penasihatan Perkawinan (BNPP)

Pembangunan BNPP bertujuan meningkatkan pelayanan pemerintah terhadap masyarakat dalam pembinaan kesejahteraan keluarga termasuk pelayanan perkawinan. Sebagai lembaga pembinaan kesejahteraan keluarga, kegiatan yang dilakukan meliputi pelayanan dalam penyelenggaraan perkawinan, penyuluhan undang-undang perkawinan, dan peningkatan motivasi masyarakat untuk melaksanakan keluarga berencana. Melalui BNPP dikembangkan juga pelayanan keagamaan kepada masyarakat secara lebih profesional, antara lain melalui peningkatan mutu pegawai pencatat nikah (PPN) dan pembantu PPN, peningkatan pelayanan keagamaan bagi keluarga, serta pembangunan dan rehabilitasi gedung BNPP di tingkat kecamatan.

Pada tahun 1997/98 telah dilaksanakan penataran bagi sebanyak 1.156 orang Kepala PPN dan 868 orang pembantu PPN. Selain itu, telah dilaksanakan pula pembangunan 72 BNPP dan rehabilitasi terhadap 40 gedung BNPP yang rusak. Pembangunan BNPP lebih diprioritaskan pada wilayah administrasi baru dan daerah terpencil yang sangat membutuhkan. Dengan demikian, maka secara kumulatif sampai dengan tahun 1997/98 telah terdapat sekitar 3,4 ribu gedung BNPP yang tersebar di sebagian besar kecamatan di semua propinsi, sehingga pelayanan bagi masyarakat dalam urusan nikah, talak dan rujuk diharapkan jangkauannya menjadi lebih luas dan lebih cepat.

3) Pengadaan Kitab Suci

Dalam upaya meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan

XVII/9

Page 10: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

serta memperluas wawasan keagamaan umat beragama, Pemerintah ikut membantu masyarakat alam memenuhi kebutuhan akan kitab suci berbagai agama (Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha) termasuk terjemahan dan tafsirnya serta buku-buku keagamaan lainnya. Kegiatan ini diharapkan pula akan mendorong para ahli untuk mengembangkan penafsiran kitab suci sesuai dengan perkembangan jaman serta tuntutan pembangunan.

Pengadaan kitab suci oleh pemerintah pada tahun 1997/98 sebanyak 962.350 buah yang meliputi 802.300 kitab suci agama Islam, 49 ribu agama Kristen Protestan, 43 ribu agama Katolik, 40,5 ribu agama Hindu dan 27.550 agama Budha. Jika dibandingkan dengan pengadaan kitab suci pada tahun 1996/97 yaitu sebanyak 814.851 eksemplar maka terdapat kenaikan sebanyak 147.499 eksemplar atau 18,1 persen (Tabel XVII-2). Selain oleh pemerintah, pengadaan kitab suci berbagai agama yang dilakukan oleh masyarakat dan swasta terus meningkat. Dengan makin banyaknya kitab suci yang tersedia, maka kesempatan bagi para pemeluk agama untuk meningkatkan kadar keimanan dan ketakwaan serta untuk memperluas wawasan keagamaannya juga makin besar.

4) Pembinaan Pranata Keagamaan

Pembinaan pranata keagamaan seperti zakat, infaq, sadaqah, dan wakaf terus ditingkatkan untuk mendorong kegiatan sosial yang produktif dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan dan mengentaskan rakyat dari kemiskinan telah dilakukan dengan menghimpun potensi umat dalam hal zakat, infaq dan sadaqah melalui Badan Amil Zakat,

XVII/10

Page 11: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

Infaq dan Sadaqah (BAZIS) yang tersebar di semua propinsi. Pemanfaatan dana yang dihimpun BAZIS tersebut digunakan sebesar-besarnya untuk kesejahteraan umat.

Guna mengamankan penggunaan tanah wakaf untuk kepentingan keagamaan dan kesejahteraan masyarakat diberikan bantuan untuk memperoleh sertifikat tanah wakaf agar tanah wakaf tersebut memiliki kekuatan hukum sehingga pemanfaatannya untuk pengembangan kehidupan beragama menjadi tidak terhambat. Seperti halnya pada tahun 1996/97, pada tahun 1997/98 bantuan biaya pensertifikatan tanah wakaf diberikan secara selektif pada daerah-daerah yang rawan masalah tanah.

Pada tahun 1997/98 telah diselesaikan pensertifikatan sebanyak 12.191 petak tanah wakaf. Jumlah ini meningkat dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 11.578 petak.

c. Program Peningkatan Pelayanan Ibadah Haji

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan kelancaran pelaksanaan ibadah haji dan umroh bagi umat Islam agar dapat berlangsung dengan tertib, mudah, aman serta memenuhi rukun agama dan peraturan yang berlaku sehingga dapat terbina jemaah haji yang mabrur, yang bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berjiwa pembangunan, menghayati dan mengamalkan Pancasila, serta mampu membina masyarakat lingkungannya.

Jumlah jamaah yang menunaikan ibadah haji mengalami kenaikan dari 199 ribu orang pada tahun 1996/97 menjadi 201 ribu orang pada tahun 1997/98. Banyaknya jumlah jamaah haji tersebut menunjukkan makin meningkatnya

XVII/11

Page 12: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

kesadaran beragama yang disertai dengan meningkatnya kesejahteraan ekonomi masyarakat. Peningkatan jumlah jamaah haji dari tahun ke tahun didukung dengan peningkatan pelayanan ibadah haji yang meliputi perbaikan prosedur dan persiapannya di tanah air, pemberangkatan, pelaksanaan ibadah haji di tanah suci, dan pemulangan jemaah kembali ke tanah air.

Pada tahun 1997/98 telah dilaksanakan pembangunan lanjutan asrama haji transit Yogyakarta, Jambi, Palangkaraya, Samarinda, dan Jayapura. Untuk lebih memperlancar keberangkatan dan pemulangan haji, pada tahun 1997/98 juga telah ditambah satu embarkasi lagi yakni di Balikpapan. Dengan demikian, sampai dengan tahun 1997/98, telah tersedia asrama haji embarkasi di Jakarta, Medan, Surabaya, Ujung Pandang, Surakarta, dan Balikpapan dan transit di 26 propinsi. Penambahan embarkasi dan ketersediaan fasilitas transit yang memadai ikut memperlancar pelaksanaan haji tahun ini. Di samping itu juga dilaksanakan penataran bagi pelatih calon haji dan pengelola asrama haji, serta pengadaan alat peraga dan buku-buku haji.

d. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat Dasar

Program ini bertujuan memperluas kesempatan

memperoleh pendidikan dan meningkatkan mutu pendidikan agama tingkat dasar serta memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik untuk mengembangkan kehidupannya sebagai pribadi, anggota masyarakat, warga negara yang berkualitas, serta mempersiapkan peserta didik untuk mengikuti pendidikan menengah. Pembinaan pendidikan agama pada tingkat dasar sebagai bagian integral dari sistem pendidikan nasional

XVII/12

Page 13: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

mencakup pembinaan madrasah ibtidaiyah (MI) dan madrasah tsanawiyah (MTs) dan pembinaan pendidikan agama di sekolah dasar (SD) dan sekolah lanjutan tingkat pertama (SLTP).

Dalam Repelita VI sasaran yang hendak dicapai adalah meningkatnya angka partisipasi kasar (APK) untuk MI menjadi sekitar 14 persen (APK tingkat SD secara keseluruhan pada akhir Repelita VI sekitar 115 persen) dan untuk MTs menjadi sekitar 11 persen (APK SLTP secara keseluruhan pada akhir Repelita VI sekitar 66 persen).

1) Pembinaan Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Madrasah Tsanawiyah (MTs)

Dengan diberlakukannya Undang-Undang No.2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan agama menjadi bagian tak terpisahkan dari sistem pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila. Untuk itu peranan madrasah menjadi makin penting dalam rangka mencerdaskan bangsa pada semua jenis, jalur dan jenjang pendidikan, dengan mengembangkan wawasan keagamaan serta penguasaan ilmu dan teknologi. Selain itu dalam upaya mendukung program Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun, partisipasi masyarakat sangat dibutuhkan dan menentukan keberhasilan program tersebut. Peran serta masyarakat dan swasta menjadi lebih penting lagi dalam penyelenggaraan pendidikan di tingkat MI dan MTs. Pada tahun 1997/98 tercatat sebanyak 22.868 buah MI Swasta (MIS) atau 95 persen, sedangkan jumlah MI Negeri (MIN) hanya 1.025 buah atau 5 persen saja dari total MI. Sedangkan MTs yang dikelola oleh swasta (MTsS) tercatat sebanyak 7.430 buah atau 91 persen, sementara yang dikelola oleh pemerintah (MTsN) tercatat sebanyak 787 buah atau 9 persen saja. Proporsi antara madrasah

XVII/13

Page 14: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

negeri dan swasta di kedua jenjang tersebut mencerminkan peran masyarakat dan swasta ang lebih besar dalam menyelenggarakan pendidikan baik di tingkat MI maupun MTs.

Hasil pembangunan pendidikan agama tingkat dasar ditunjukkan antara lain oleh angka partisipasi kasar (APK) MI, yaitu rasio jumlah murid MI terhadap jumlah penduduk usia 7-12 tahun. Pada tahun 1997/98 jumlah penduduk usia 7-12 tahun tercatat sebanyak 25,8 juta, sedangkan yang terdaftar pada MI adalah sekitar 3,6 juta orang. Dengan demikian APK MI pada tahun 1997/98 adalah 13,93 persen, meningkat dari 13,37 persen pada tahun 1996/97 (Tabel XVII-4).

Pada tahun 1997/98 dari sekitar 13,4 juta penduduk usia 13-15 tahun, tercatat sekitar 1,84 juta orang yang menempuh pendidikan di MTs, sehingga APK MTs meningkat menjadi 13,75 persen dibandingkan tahun sebelumnya yakni 12,64 persen (Tabel XVII-4). Peningkatan APK tersebut disebabkan oleh peningkatan jumlah murid MTs dari 1,70 juta orang pada tahun 1996/97 menjadi 1,84 juta orang pada tahun 1997/98.

Dalam rangka lebih meningkatkan daya tampung dan memperluas kesempatan belajar, pada tahun 1997/98 dilaksanakan perluasan dan rehabilitasi bagi 312 ruang kelas MIN; angka ini meningkat bila dibandingkan dengan tahun 1996/97 yakni sebanyak 300 ruang kelas (Tabel XVII-5). Untuk meningkatkan mutu MIN upaya penambahan jumlah dan jenis buku bacaan dan buku pelajaran dan pedoman guru, serta pengadaan alat peraga berbagai mata pelajaran terus dilanjutkan. Dalam tahun 1997/98 disediakan sekitar 713 ribu eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru; angka ini mengalami penurunan sedikit dibandingkan tahun lalu yang mencapai 978 ribu eksemplar. Hal ini

XVII/14

Page 15: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

disebabkan oleh telah berkurangnya jumlah buku pelajaran dan pedoman guru yang harus dipenuhi.

Pada jenjang MTs pada tahun 1997/98 dilakukan pula upaya peningkatan mutu pendidikan antara lain dengan disediakannya sekitar 2,9 juta eksemplar buku pelajaran dan pedoman guru, buku bacaan serta alat peraga berbagai mata pelajaran (Tabel XVII-5). Angka pengadaan buku tersebut meningkat hampir 45 persen dibandingkan dengan tahun 1996/97 yang hanya sekitar 2 juta saja. Pengadaan buku yang meningkat ini bertujuan untuk memenuhi kebutuhan buku pelajaran dan sumber bacaan lainnya, yang selama ini dianggap masih belum memadai sehingga proses belajar mengajar bisa berlangsung dengan baik. Untuk membantu kelancaran proses belajar mengajar, disediakan pula bantuan operasional dan pemeliharaan (BOP) bagi MI dan MTs.

Memasuki tahun keempat Repelita VI, bangsa Indonesia sedang dilanda krisis ekonomi yang amat dahsyat terhitung sejak pertengahan 1997. Situasi krisis ini membawa dampak terhadap berbagai sektor kehidupan masyarakat; bukan saja sektor ekonomi, tetapi juga sektor pendidikan. Oleh karena itu, dirasakan amat sulit untuk mengembangkan investasi melalui pembangunan gedung baru atau ruang kelas baru, sehingga berpengaruh terhadap upaya perluasan kesempatan belajar, khususnya di Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah. Pengaruh krisis ini masih terbatas pada aspek pembangunan fisik, tetapi bila berlangsung dalam waktu relatif lama, dapat dipastikan akan berpengaruh pada aspek-aspek yang bersifat kualitatif. Karena anggaran yang terbatas, maka perlu lebih dipertajam prioritas kegiatan yang berhubungan langsung dengan upaya peningkatan mutu belajar mengajar, misalnya, pelatihan guru, penyediaan buku pelajaran, pengadaan alat peraga,

XVII/15

Page 16: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

dan lain-lain. Dengan perkataan lain dalam menghadapi dampak krisis moneter tersebut, angka partisipasi pendidikan yang sudah tercapai perlu semaksimal mungkin dipertahankan dengan tetap mengupayakan proses belajar mengajar yang bermutu.

2) Pembinaan Pendidikan Agama di SD dan SLTP Pembinaan pendidikan agama di SD dan SLTP bertujuan

untuk memberikan dasar-dasar pemahaman dan pengamalan ajaran agama bagi peserta didik. Dalam rangka pembinaan pendidikan agama di SD pada tahun 1997/98 dilakukan berbagai kegiatan yang meliputi penataran bagi sekitar 5 ribu orang guru dan pembina, pengadaan buku pelajaran agama dan pedoman guru sebanyak 8,3 juta eksemplar. Untuk meningkatkan mutu pendidikan agama di SD dan MI, sejak tahun 1990/91 dilaksanakan penyetaraan D-2 bagi guru agama Islam SD dan MI. Pada tahun 1997/98 penyetaraan D-2 guru agama Islam ini diikuti oleh sekitar 105,9 ribu orang, yang berarti sama dengan tahun 1996/97. Jumlah peserta yang telah lulus penyetaraan D-2 pada tahun 1997/98 sebanyak 11,1 ribu orang sehingga secara kumulatif lulusan penyetaraan D2 sampai dengan tahun 1997/98 berjumlah 73,4 ribu orang. Pada program penyetaraan D-2 ini dilaksanakan pula pengadaan modul penyetaraan, penataran tutor serta pengadaan sarana penunjang lainnya.

Selain untuk guru agama Islam di SD dan MI, mulai tahun 1991/92 juga dilakukan penyetaraan D-2 bagi guru agama selain Islam (Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha). Pada tahun 1997/98 kegiatan ini diikuti oleh 17,3 ribu orang, yang berarti meningkat dari tahun sebelumnya yaitu 15,8 ribu orang. Jumlah peserta yang telah lulus program penyetaraan D-2 tahun 1997/98 sebanyak 4.434 orang terdiri dari 2.000 orang guru agama

XVII/16

Page 17: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

Protestan, 400 guru agama Katolik, 2.000 guru agama Hindu, dan 34 agama Budha.

Secara keseluruhan kegiatan penataran dan penyetaraan D-2 pada tahun 1997/98 menunjukkan peningkatan sesuai dengan upaya meningkatkan mutu pendidikan agama di sekolah-sekolah.

Selain itu kegiatan penyetaraan Diploma III (D-3) bagi guru agama yang dimulai pada tahun 1994/95 terus dilanjutkan, namun sampai dengan tahun 1997/1998 ini belum ada yang lulus. Pada tahun 1997/98 kegiatan penyetaraan Diploma III bagi guru agama Islam diikuti oleh 15,6 ribu peserta dan guru agama Kristen Protestan 680 peserta, yang berarti sama dengan tahun sebelumnya.

e. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat

Menengah

Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemerataan dan mutu pendidikan keagamaan pada Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA) umum.

Pada tahun 1997/98 jumlah MA menjadi sekitar 3,5 ribu buah yang terdiri dari 457 buah madrasah aliyah negeri (MAN) atau 12 persen, dan 3.083 buah madrasah aliyah swasta (MAS) atau 88 persen, yang berarti sama dengan tahun sebelumnya. Peningkatan jumlah MA terutama karena besarnya peranan masyarakat dalam pendidikan agama yang tercermin dari banyaknya MAS yang ada, yaitu sekitar 88 persen dari jumlah MA secara keseluruhan.

XVII/17

Page 18: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

Murid MA pada tahun 1997/98 berjumlah 481,3 ribu orang, yang terdiri dari 211,8 ribu siswa MAN dan 269,5 ribu siswa yang belajar di MAS. Dibanding keadaan tahun 1996/97 terjadi peningkatan daya tampung sebanyak 6,4 ribu siswa, dengan APK 3,6 persen; angka ini sama dengan angka tahun 1996/97 (Tabel XVII-4). Walaupun demikian, APK MA pada tahun 1997/98 masih sesuai dengan sasaran Repelita VI. Untuk menampung tambahan murid, pada tahun ini juga dilakukan pembangunan  dan rehabilitasi 481 ruang kelas MAN, lebih banyak dari tahun 1996/97 yakni sebanyak 369 ruang kelas (Tabel XVII-5) .

Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK) dengan pilihan ilmu agama dan bahasa Arab yang mulai dilaksanakan pada tahun 1990/91 terus dikembangkan sebagai upaya rintisan untuk meningkatkan mutu MA Keagamaan. Seperti pada dua tahun sebelumnya, pada tahun 1997/98 program MAPK ini diselenggarakan di 12 lokasi MAN, yaitu di Ciamis, Yogyakarta, Jember, Padang Panjang, Ujung Pandang, Bandar Lampung, Martapura, Banda Aceh, Solo, Mataram, Palembang dan Jombang. Penyelenggaraan MAPK ini akan terus didukung, dengan harapan para lulusannya dapat menjadi kader-kader ulama pembina umat yang bermutu dan berdedikasi tinggi, yang dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.

Selain MAPK, sejak tahun 1991/92 dikembangkan pula MA Keterampilan, yaitu MA yang kurikulumnya memuat mata pelajaran keterampilan seperti komputer, administrasi perkantoran dan kesekretariatan, tata busana, menjahit, bengkel otomotif, dan elektronika. Pada tahun 1997/98 program MA Keterampilan diselenggarakan di 8 lokasi MAN, yaitu di Garut, Kendal, Jember, Medan, Bukittinggi, Banjarmasin, Watampone dan Praya.

XVII/18

Page 19: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

Secara khusus, lulusan MA Keterampilan ini diharapkan dapat memenuhi kebutuhan pasaran kerja, selain melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. Selain itu, mulai tahun 1997/98 ini juga dilaksanakan program keterampilan di MA di 82 sekolah di 26 propinsi. Program keterampilan di MA ini disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing daerah, dan dimaksudkan untuk menjawab kebutuhan riil daerah bersangkutan, terutama untuk mengembangkan bidang-bidang tertentu sesuai yang diminati.

Dalam rangka pembinaan pendidikan agama bagi siswa SLTA Umum pada tahun 1997/98 telah dilakukan penataran bagi 800 orang guru agama dan pembina serta disediakan 1,169 juta eksemplar buku pelajaran agama.

f. Program Pembinaan Pendidikan Agama Tingkat

Tinggi Tujuan program pembinaan pendidikan agama tingkat tinggi

terutama adalah untuk menyiapkan peserta didik agar menjadi anggota masyarakat yang mempunyai kemampuan akademik dan kepemimpinan yang tanggap terhadap kebutuhan pembangunan sesuai perkembangan iptek, berjiwa penuh pengabdian dan memiliki tanggung jawab yang besar terhadap masa depan bangsa dan negara.

Angka partisipasi kasar untuk perguruan tinggi agama selama Repelita VI dipertahankan pada sekitar 1,2 persen (APK pendidikan tinggi secara keseluruhan pada akhir Repelita VI sekitar 13 persen). Untuk mencapai sasaran tersebut dilakukan kegiatan yang meliputi penyediaan sarana dan prasarana pendidikan, peningkatan mutu tenaga pengajar serta pembinaan penelitian dan pengabdian pada masyarakat.

XVII/19

Page 20: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

Pada tahun 1997/98 jumlah mahasiswa PTA tercatat sebanyak 320,7 ribu orang, yang terdiri atas 225,0 ribu PTA Negeri dan 98,5 ribu PTA Swasta. Jumlah ini meningkat sebesar 40,3 ribu orang dibandingkan tahun 1997/98. APK PTA pada tahun 1997/98 sebesar 1,3 persen, artinya mengalami kenaikan dibandingkan dengan tahun 1996/96 yaitu sebesar 1,2 persen (Tabel XVII-6).

Untuk meningkatkan daya tampung dan mutu pendidikan di PTA, pada tahun 1997/98 telah dibangun sekitar 30,5 ribu m2 gedung kuliah, laboratorium bahasa, perpustakaan, rektorat beserta sarana pendukung lainnya, serta dilakukan pengadaan sekitar 177,7 ribu eksemplar buku ilmiah bagi 14 IAIN.

Untuk meningkatkan mutu pendidikan, dilanjutkan Pendidikan pascasarjana bagi 353 orang dosen, terdiri atas 245 orang program Magister dan 108 program Doktor baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Selain itu, ditingkatkan pula pembinaan penelitian baik yang bersifat individual maupun kelompok. Penelitian yang berhasil diselesaikan pada tahun 1997/98 adalah 265 judul. Dalam rangka pengabdian kepada masyarakat sebagai bagian dari tridharma perguruan tinggi, dilanjutkan pula kegiatan desa binaan di 25 propinsi yang meliputi 113 desa.

Selain pembinaan IAIN dilakukan pula pembinaan Perguruan Tinggi Agama Swasta (PTAS) yang meliputi PTAS Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindu dan Budha dan Perguruan Tinggi Umum (PTU). Pembinaan tersebut dilakukan antara lain melalui pemberian bantuan rehabilitasi gedung, bantuan

XVII/20

Page 21: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

penelitian dan bantuan beasiswa bagi dosen agama yang mengikuti program Magister dan Doktor.

g. Program Pembinaan Kelembagaan dan Tenaga

Keagamaan Program pembinaan kelembagaan dan tenaga keagamaan

bertujuan meningkatkan peran lembaga keagamaan berbagai agama dalam pembangunan dan peningkatan mutu tenaga keagamaan dalam masyarakat. Untuk memakai tujuan tersebut kegiatan yang dilaksanakan meliputi pelatihan manajemen bagi pengasuh/kiai, pengurus remaja masjid, majelis taklim, madrasah diniyah, raudhatul athfal, bantuan prasarana dan sarana serta pelatihan bagi lembaga keagamaan, lembaga dakwah dan organisasi keagamaan.

Kegiatan yang dilaksanakan pada tahun 1997/98 adalah pelatihan manajemen lembaga keagamaan, penataran guru dan pembina Raudhatul Athfal (RA) serta Madrasah Diniyah, bantuan peralatan buku dan sarana pendidikan bagi Madrasah Diniyah.

Dalam rangka pembinaan pondok pesantren, pada tahun 1997/98 dilaksanakan kegiatan konsultasi pembina pondok pesantren, penataran bagi 160 tenaga pembina, bantuan untuk pembangunan dan rehabilitasi gedung bagi 450, yang ditunjang dengan bantuan pengadaan buku-buku pelajaran dan buku perpustakaan sebanyak 36.850 eksemplar. Dibandingkan dengan tahun 1996/97, jenis dan jangkauan kegiatan tersebut lebih meluas dan dana bantuan yang disediakan untuk pondok pesantren tersebut juga lebih besar.

XVII/21

Page 22: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

2. Program Penunjang

a. Program Penelitian dan Pengembangan Keagamaan

Tujuan program ini adalah untuk mendukung perumusan kebijaksanaan, perencanaan, dan penyelenggaraan pembangunan di bidang agama. Kegiatan-kegiatan penelitian yang dilaksanakan pada tahun 1997/98 meliputi penelitian tentang transformasi kehidupan beragama pasca bencana alam, perubahan perilaku keagamaan pada masyarakat nelayan, penelitian naskah kuno, pengkajian Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun pada madrasah tsanawiyah negeri (MTsN), pengkajian bimbingan beragama, dan penyusunan peta keagamaan.

b. Program Penyuluhan Hukum Program ini bertujuan untuk memantapkan kesadaran hukum

masyarakat yang menyangkut bidang keagamaan. Di samping itu program ini ditujukan pula untuk meningkatkan peranan hukum dalam lingkungan peradilan agama sebagai pengatur dan pengayom dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara, sehingga mendukung pembangunan hukum nasional. Kegiatan yang dilaksanakan meliputi penyuluhan kepada masyarakat mengenai hukum Islam, penataran tenaga peradilan agama, pengadaan buku perpustakaan dan kompilasi hukum acara peradilan agama, serta peningkatan sarana dan prasarana badan peradilan agama.

Untuk lebih meningkatkan mutu pelayanan peradilan agama, pada tahun 1997/98 telah dilakukan pendidikan hakim pegawai PA sebanyak 40 orang, penataran bagi 30 orang hakim senior, dan penataran bagi 300 orang panitera pengganti. Selain itu,

XVII/22

Page 23: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

dilakukan pula penyuluhan Undang-undang Peradilan Agama bagi masyarakat yang diikuti oleh 22.800 orang tokoh masyarakat.

Di samping kegiatan penyuluhan hukum, peningkatan sarana dan prasarana hukum sebagai bagian integral dari sistem hukum nasional dilaksanakan terutama melalui perluasan dan rehabilitasi prasarana fisik gedung peradilan agama. Pada tahun 1997/98 dilanjutkan kegiatan rehabilitasi bagi 30 buah pengadilan agama (25 pengadilan agama dan 5 pengadilan tinggi agama) serta perluasan 13 gedung pengadilan agama (4 pengadilan agama dan 9 pengadilan tinggi agama). Kegiatan perluasan dan rehabilitasi gedung serta penataran tersebut akan mempercepat penyelesaian perkara dan memperlancar tugas-tugas peradilan agama dalam pelayanan hukum bagi masyarakat.

XVII/23

Page 24: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

TABEL XVII – 1JUMLAH TEMPAT PERIBADATAN MENURUT AGAMA 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka kumulatif

XVII/24

Page 25: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

TABEL XVII – 2PENGADAAN KITAB SUCI MENURUT AGAMA 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Angka Tahunan

XVII/25

Page 26: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

TABEL XVII – 3PERKEMBANGAN JUMLAH JEMAAH HAJI

MENURUT DAERAH TINGKAT I 1)

1993/94, 1994/95 – 1997/98(orang)

1) Angka Tahunan2) Termasuk Petugas haji, jemaah ONH Plus, Jemaah anggota ABRI3) Angka diperbaiki

XVII/26

Page 27: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

TABEL XVII – 4PERKEMBANGAN JUMLAH MURID, GURU MI, MTs, DAN MA

1993/94, 1994/95 – 1997/98

Jumlah murid dari jenjang sekolah yang bersangkutan1) Angka Partisipasi Kasar (APK) = -------------------------------------------------------------------------

X 100%Jumlah penduduk kelompok usia sekolah yang bersangkutan

2) Angka diperbaiki

XVII/27

Page 28: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

TABEL XVII – 5PEMBINAAN PENDIDIKAN AGAMA TINGKAT DASAR DAN MENENGAH

PADA MADRASAH NEGERI1993/94, 1994/95 – 1997/98

1) Penyetaraan D-22) Penyetaraan D-3 untuk tahun 1994/95 – 1996/97

XVII/28

Page 29: BAB XVI - Kementerian PPN/Bappenas :: Home · Web viewprogram pendidikan dan pelatihan keagamaan, dan (f) program penyuluhan hukum. Program yang dilaporkan dalam Bab ini adalah program

TABEL XVII – 6PERKEMBANGAN JUMLAH MAHASISWA, DOSEN, APK PTA

1993/94, 1994/95 – 1997/98

Jumlah mahasiswa perguruan tinggi agama (PTA)1) Angka Partisipasi Kasar (APK) PTA= ------------------------------------------------------------------------- X 100%

Jumlah penduduk kelompok usia 19 – 24 tahun2) Angka diperbaiki

XVII/29