28
1 BAB 1 PENDAHULUAN Kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas terbanyak pada perempuan dengan angka kejadian sebanyak 22% dari semua kasus baru kanker pada perempuan. 1 Data yang diperoleh dari registrasi unit radioterapi RSUP Kariadi Semarang kanker payudara pada tahun 2011 menduduki peringkat kedua dari seluruh penyakit keganasan dengan angka kejadian 179 kasus kanker payudara. Sedangkan untuk kasus kanker payudara stadium lokal-lanjut yang mencakup batasan TNM T3,T4 dengan N2 dan atau N3, memiliki insidensi kurang dari 5% di Amerika, berbeda dengan di negara berkembang seperti Indonesia insidensinya cukup tinggi mencapai 30 – 50 % dengan perkiraan 250.000 - 350.000 kasus baru setiap tahunnya. 2 Prognosis penderita keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya muda, menderita kanker payudara bilateral, mengalami mutasi genetik, dan adanya tripple negative yaitu grade tumor tinggi, ER–PR negatif, dan reseptor permukaan sel HER–2 yang juga negatif. 1 Hal ini juga bisa disebabkan oleh karena perubahan gaya hidup, konsumsi makanan berkadar lemak tinggi diduga menjadi pemicu. 3 Selain itu prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran dan potensi

BAB1-3 KANKER PAYUDARA

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bahan Kuliah

Citation preview

Page 1: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas terbanyak pada

perempuan dengan angka kejadian sebanyak 22% dari semua kasus baru kanker

pada perempuan.1 Data yang diperoleh dari registrasi unit radioterapi RSUP

Kariadi Semarang kanker payudara pada tahun 2011 menduduki peringkat kedua

dari seluruh penyakit keganasan dengan angka kejadian 179 kasus kanker

payudara. Sedangkan untuk kasus kanker payudara stadium lokal-lanjut yang

mencakup batasan TNM T3,T4 dengan N2 dan atau N3, memiliki insidensi

kurang dari 5% di Amerika, berbeda dengan di negara berkembang seperti

Indonesia insidensinya cukup tinggi mencapai 30 – 50 % dengan perkiraan

250.000 - 350.000 kasus baru setiap tahunnya.2

Prognosis penderita keganasan payudara diperkirakan buruk jika usianya

muda, menderita kanker payudara bilateral, mengalami mutasi genetik, dan

adanya tripple negative yaitu grade tumor tinggi, ER–PR negatif, dan reseptor

permukaan sel HER–2 yang juga negatif.1 Hal ini juga bisa disebabkan oleh

karena perubahan gaya hidup, konsumsi makanan berkadar lemak tinggi diduga

menjadi pemicu.3 Selain itu prognosis pasien ditentukan oleh tingkat penyebaran

dan potensi metastasis. Bila tidak diobati, ketahanan hidup lima tahun adalah 16-

22% , sedangkan ketahanan hidup sepuluh tahun adalah 1-5%.4

Salah satu modalitas terapi yang digunakan untuk meningkatkan angka

harapan hidup kanker payudara stadium lokal-lanjut adalah dengan pembedahan

yang diikuti dengan pemberian kemoterapi baik adjuvan (sesudah pembedahan)

ataupun neoadjuvan (sebelum pembedahan) diikuti dengan radioterapi adjuvan.5

Dimana terapi adjuvan merupakan terapi tambahan pada terapi utama yang

berguna untuk menghancurkan sel kanker yang mikroskopik mungkin masih ada.6

Menurut hasil penelitian yang dilakukan oleh M. Soegijanto tentang angka

kelangsungan hidup penderita kanker payudara yang dirawat di RSUP Dr.

Sardjito Yogyakarta, dilaporkan bahwa angka harapan hidup tiga tahun pasien

kanker payudara stadium II sebesar 27% dan stadium III sebesar 16%.7 Perez dkk.

Page 2: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

2

melakukan penelitian terhadap 281 pasien kanker payudara lokal-lanjut dan

didapatkan angka harapan hidup 81% untuk pasien yang dilakukan kontrol

lokoregional dengan mastektomi dan radioterapi sedangkan 42% untuk yang

menerima terapi radiasi saja.8 Menurut hasil penelitian Gabriel N. Hortobagyi,

dkk., angka harapan hidup 5 tahun pasien kanker payudara stadium lokal-lanjut

yang menerima terapi kombinasi kemoterapi 5-fluorouracil, Adriamycin

(doxorubicin), and cyclophosphamide (CAF) diikuti dengan radioterapi dan

pembedahan yaitu 84% untuk stadium IIIA dan 44% stadium IIIB.8

Melihat masih beragamnya laporan angka harapan hidup, sehingga perlu

dilakukan penelitian angka harapan hidup penderita kanker payudara yang

dilakukan kemoterapi ataupun terapi kemoradiasi di RSUP Dr. Kariadi,

khususnya untuk angka harapan hidup dua tahun yang belum pernah dilaporkan.

Page 3: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

3

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi dan Epidemiologi Kanker Payudara

Kanker payudara merupakan salah satu jenis tumor ganas terbanyak pada

perempuan dengan angka kejadian sebanyak 22% dari semua kasus baru kanker

pada perempuan. Keganasan pada payudara dapat menyerang lapisan-lapisan dari

payudara baik epitel maupun jaringan mesenkim. Sedangkan untuk kanker

payudara berarti keganasan yang mengenai sel epitel payudara, contohnya

karsinoma duktal dan karsinoma lobular.8

2.2 Faktor Risiko Kanker Payudara6

Penyebab secara pasti belum diketahui. Namun risiko untuk menderita

kanker payudara meningkat pada wanita yang mempunyai faktor risiko. Yang

termasuk faktor risiko kanker payudara adalah :

1. Jenis kelamin wanita. Insiden kanker payudara pada wanita dibanding pria

lebih dari 100:1. Secara umum 1 dari 9 wanita Amerika akan menderita

kanker payudara di sepanjang hidupnya.

2. Usia. Risiko meningkat dari 1:5900 ke 1:290 antara dekade ke tiga dan ke

delapan. Wanita usia 60-79 tahun mempunyai kemungkinan menderita

kanker payudara 1: 14 dibanding wanita usia kurang dari 39 tahun.

3. Riwayat keluarga : pasien dengan riwayat keluarga tingkat pertama (ibu

dan saudara kandung) mempunyai risiko 4-6 kali dibanding wanita yang

tidak mempunyai faktor risiko ini. Usia saat terkena juga mempengaruhi

faktor risiko, pasien dengan ibu didiagnosa kanker payudara saat usia

kurang dari 60 th risiko meningkat 2 kali. Pasien dengan keluarga tingkat

pertama premenopause menderita kanker payudara bilateral, mempunyai

risiko 9 kali. Pasien dengan keluarga tingkat pertama postmenopause

menderita kanker payudara bilateral mempunyai risiko 4-5,4 kali.

4. Usia melahirkan anak pertama, jika usia 30 atau lebih risiko 2 kali

dibanding wanita yang melahirkan usia kurang dari 20 tahun.

Page 4: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

4

5. Riwayat menderita kanker payudara, juga merupakan faktor risiko untuk

payudara kontralateral. Risiko ini tergantung pada usia saat diagnosis.

Risiko ini meningkat pada wanita usia muda.

6. Predisposisi genetikal. Risiko ini berjumlah kurang dari 10% kanker

payudara. Autosomal dominant inheritance terlihat pada Li-Fraumeni

syndrome, Muir-Torre syndrome, Cowden disease, Peutfz-jeghers

syndrome dan mutasi BRCA-1 dan BRCA-2. Risiko untuk menderita

kanker payudara menderita kanker payudara mendekati 50% bila usia

kurang dari 50 tahun dan lebih 80% sebelum usia 65 tahun. Ataxia

telangectasis (Autosomal recessive inheritances) merupakan faktor risiko

lain.

7. Ductal carcinoma in situ (DCIS) dan Lobular carcinoma in situ (LCIS)

pada biopsy. Hal ini merupakan marker untuk terjadinya lesi invasive.

8. Proliferasi beningna dengan hyperplasia atipikal : faktor ini meningkatkan

risiko 4 kali. Atipikal dan hyperplasia disertai adaya riwayat keluarga

risiko meingkat 10 kali. Pada tumor jinak yag menunjukkan ekspresi

reseptor estrogen dan progesterone risikonya 3,2 kali (Kahn). Hiperplasi

atipikal terlihat pada 10% specimen biopsi.

9. Radiasi : Radiasi pada usia dibawah 16 mempunyai risiko 100 kali, radiasi

sebelum umur 20 tahun mempunyai risiko 18 kali, usia 20-29 tahun risiko

6 kali, radiasi setelah usia 30 tahun risiko tidak bermakna. Lebih kurang

0,1% pasien yang diradiasi akan timbul sarcoma setalah 5 tahun.

10. Perubahan gaya hidup : diet tinggi kalori, diet tinggi lemak, konsumsi

alkohol dan merokok, dan obesitas pada menopause.

11. Hormonal : menarche dibawah 12 tahun risiko 1,7-3,4 kali, menopause

diatas 55 tahun risiko 1,5 kali. Penggunaan oral kontrasepsi lebih dari 8-10

tahun juga meningkatkan risiko.

Page 5: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

5

2.3 Stadium10

Stadium kanker payudara ditentukan berdasarkan TNM dari AJCC 2002

Klasifikasi Definisi

Tumor Primer

TX Tumor Primer tidak dapat dinilai

T0 Tidak ada bukti lesi primer

Tis Karsinoma in situ. Mencakup karsinoma in situ duktal atau

karsinoma in situ lobular, penyakit paget papilla mamae tanpa

nodul (penyakit paget dengan nodul diklasifikasikan menurut

ukuran nodul).

T1 Diameter tumor terbesar <= 2cm.

T1mic Infiltrasi mikro <= 0,1 cm

T1a Diameter terbesar > 0,1 cm, tapi <= 0,5 cm.

T1b Diameter terbesar > 0,5 cm, tapi <= 1cm

T1c Diameter terbesar > 1cm, tapi <= 2cm

T2 Diameter tumor terbesar > 2 cm, tapi <= 5 cm.

T3 Diameter tumor terbesar > 5 cm.

T4 Berapapun ukuran tumor, menyebar langsung ke dinding

toraks atau kulit (dinding torak termasuk tulang iga, m.

intercostalis dan m. seratus anterior, tak termasuk m.

pektoralis.

T4a Menyebar ke dinding toraks.

T4b Udem kulit mamae (termasuk peau d’orange) atau ulserasi,

atau nodul satelit di mamae ipsilateral.

T4c Terdapat 4a dan 4b sekaligus.

T4d Karsinoma mamae inflamatorik.

Limfe Regional

NX Kelenjar limfe regional tak dapat dinilai

N0 Tak ada metastasis kelenjar limfe regional

N1 Difosa aksilar ipsilateral terdapat metastasis kelenjar limfe

mobil

Page 6: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

6

N2 Kelenjar limfe metastasik fosa aksilar ipsilateral saling

konfluen dan terfiksasi dengan jaringan lain; atau bukti klinis

menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe mamaria

interna namun tanpa metastasis kelenjar limfe aksilar.

N2a Kelenjar limfe aksilar ipsilateral saling konfluem dan

terfiksasi dengan jaringan lain.

N2b Bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe

mamaria interna namun tanpa metastasis kelenjar limfe

aksilar.

N3 Metastasis kelenjar limfe infraklavikular ipsilateral, atau bukti

klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe

mamaria kelenjar limfe aksilar atau metastasis kelenjar limfe

supraklavikular ipsilateral.

N3a Metastasis kelenjar limfe infraklavikular

N3b Bukti klinis menunjukkan terdapat metastasis kelenjar limfe

mamaria interna dan metastasis kelenjar limfe aksilar.

N3c Metastasis kelenjar limfe supraklavikular

Metastase jauh

MX Metastasis jauh tak dapat dinilai

M0 Tak ada metastasis jauh

M1 Ada metastasis jauh.

Pengelompokan Stadium

2.4 Gejala dan Tanda6

Page 7: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

7

Adapun tanda dan gejala kanker payudara adalah :

Ada benjolan yang keras di payudara dengan atau tanpa rasa sakit

Bentuk putting berubah (retraksi nipple atau terasa sakit terus-menerus)

atau puting mengeluarkan cairan/darah (nipple discharge).

Ada perubahan pada kulit payudara di antaranya berkerut seperti kulit jeruk

(peau d’orange), melekuk kedalam (dimpling) dan borok (ulcus).

Adanya benjolan-benjolan kecil didalam atau kulit payudara (nodul satelit).

Ada luka puting di payudara yang sulit sembuh (paget disease).

Payudara terasa panas, memerah dan bengkak.

Terasa sakit/nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker)

Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal-

awalnya tidak terasa sakit.

Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.

Adanya benjolan di aksila dengan atau tanpa massa di payudara.

2.5 Diagnosis

Semua wanita dengan usia lebih dari 30 tahun, yang memiliki benjolan

atau mengeluhkan kelainan-kelainan dari payudaranya, akan disarankan oleh

dokter untuk melakukan skrining. Skrining payudara seperti pemeriksaan

mammografi bilateral bertujuan untuk membantu menegakkan diagnosis.

Benjolan atau kelainan dari payudara yang ditemukan saat mammogram pada

umumnya merupakan tanda awal dari kanker payudara.7 Pemeriksaan diagnostik

dengan mammografi mampu memeriksa payudara dengan lebih teliti dan

memberikan informasi yang lebih akurat tentang adanya suatu tumor. Hanya

sekitar 90% dari kanker payudara dapat dilihat pada mammogram. Jika

mammogram tidak memberikan informasi yang cukup, mungkin USG atau MRI

bisa dilakukan.6

Semua benjolan payudara yang ditemukan dengan mammogram harus

diuji lebih teliti. Salah satunya yaitu pemeriksaan sitologi dengan aspirasi jarum

kecil. Hasilnya bisa diperoleh pada hari yang sama. Bila hasil menunjukkan sel

abnormal, langkah selanjutnya dilakukan biopsi jaringan disebut juga biopsi

Page 8: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

8

eksisional. Biopsi eksisional ini dilakukan untuk mengambil sampel yang lebih

besar dari jaringan payudara. Tindakan ini dilakukan di bawah pembiusan. Lalu

ahli patologi akan memotong tipis jaringan itu dan memeriksanya dengan

mikroskop.7

2.6 Terapi

Beberapa tindakan terapi yang dilakukan untuk kanker payudara antara

lain :

1. Operatif

Tindakan operasi untuk kanker dapat berupa :

a. Operasi kuratif yang pada umumnya berupa operasi radikal yaitu dengan

mengangkat seluruh tumor beserta ekstensi lokalnya.

b. Operasi paliatif

Dengan banyak cara, diantaranya eksisi sederhana, operasi debulking, by-

pass operation, dan sebagainya.6

2. Terapi radiasi

Radioterapi merupakan terapi dengan sinar pengion berenergi tinggi untuk

menghancurkan sel-sel kanker. Pengaruh radiasi pada jaringan tubuh ditentukan

oleh radiosensitivitas jaringan yang bersangkutan,yang pada umumnya kanker

lebih sensitif terhadap radiasi dibandingkan jaringan normal. Radiasi pada

payudara sering diberikan setelah tindakan pembedahan breast-conserving untuk

membantu menurunkan kemungkinan residif.5

Radioterapi dapat diberikan dengan tujuan :

a. Kuratif untuk tumor lokoregional yang radiosensitif dan radioresponsif

yang sukar operasinya.

b. Paliatif pada tumor lanjut yang radioresponsif yang inoperabel, ulkus

yang berbau, metastase tulang untuk menghilangkan rasa nyeri dan

mencegah terjadinya fraktur, serta mengatasi perdarahan.

Page 9: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

9

Sinar yang dipakai untuk radioterapi yaitu sinar Alfa yang merupakan

partikel dari inti atom, sinar Beta atau sinar elektron, dan sinar Gamma yang

merupakan sinar elektromagnetik (foton).6

Terapi radiasi dapat diberikan dalam 2 cara utama, yaitu :

a. Radiasi Eksterna (Teletheraphy)

Sumber sinar berupa sinar-X atau radioisotop yang ditempatkan di luar

tubuh. Sinar diarahkan ke tumor yang akan diberi radiasi.

b. Radiasi Interna (Brachytherapy)

Sumber radiasi diletakkan di dalam tumor atau berdekatan dengan tumor

di dalam rongga tubuh. Radiasi interna dibagi beberapa macam yaitu :

1) Interstitial, yaitu radioisotop yang berupa jarum lalu ditusukkan ke

dalam tumor

2) Intracavitair, dapat dilakukan dengan :

a) After loading, dimana radioisotop dapat dimasukkan ke dalam

organ tubuh yang terdapat tumor, seperti vagina, uterus, rektum,

dan lain-lain tanpa membahayakan tenaga medis yang memasang

radioisotop tersebut.

b) Instalasi, dimana radioisotop disuntikkan ke dalam rongga tubuh

seperti pleura atau peritoneum.

c) Intravena

Larutan radioisotop disuntikkan ke dalam vena. Misalnya I131

yang disuntikkan intravena akan diserap oleh tiroid untuk

mengobati kanker tiroid.6

3. Kemoterapi

Merupakan pengobatan dengan obat pembunuh kanker yang dapat

diberikan melalui pembuluh darah atau melalui mulut. Obat masuk melalui aliran

darah untuk mencapai sel-sel kanker di sebagian besar tubuh. Kemoterapi

diberikan dalam siklus, dengan masing-masing periode perawatan diikuti dengan

periode pemulihan. Pengobatan biasanya berlangsung selama beberapa bulan. 8

Page 10: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

10

Berikut adalah beberapa macam obat anti-kanker :

a. Kombinasi obat kemoterapi yang telah menjadi standar :

- CMF : Cyclophosphamide – Methotrexate – 5 Fluoro Uracil

- AC : Adriamycin (doxorubicin) – Cyclophosphamide

- CAF : Cyclophosphamide – Adriamycin – 5 Fluoro Uracil

- CEF : Cyclophosphamide – Epirubicin – 5 Fluoro Uracil

- T-A : Taxanes – Doxorubicin

b. Obat kemoterapi second-line antara lain Gemcitabine dan Gapecitabine

c. Obat kemoterapi third-line antara lain Vinoralbine, Carboplatin, Cisplatinum

Obat-obat anti kanker dalam kemoterapi dapat diberikan sebagai :

a) Terapi utama pada kanker yang sifatnya kemosensitif seperti leukemia,

sarkoma ewing, lymphoma maligna, kanker paru, dan lain-lain. Obat anti

kanker dapat juga diberikan pada kanker yang telah menyebar jauh yang

umumnya sudah stadium IV, seperti kanker pada payudara, paru, serviks,

mulut, dan sebagainya.

b) Terapi tambahan (adjuvan) pada kanker lokal atau lokoregional seperti kanker

payudara, serviks, colon, paru, lambung dan sebagainya yang umumnya

diberikan pasca operasi dan/atau pasca radioterapi untuk kanker yang

kemoresponsif. Adjuvan kemoterapi dapat mengurangi frekuensi residif atau

metastase. Belakangan ini adjuvan kemoterapi ada yang diberikan pra-operasi

atau pra-radioterapi yang disebut Neo Adjuvan Kemoterapi.6

- Kemoterapi adjuvan : 6 siklus

- Kemoterapi paliatif : 12 siklus

- Kemoterapi neo adjuvan : 3 siklus pra terapi primer ditambah 3 siklus

pasca terapi primer

- Kemoterapi terapeutik : diberikan jangka panjang dengan tujuan paliatif5

Menurut penelitian yang dilakukan S.A. Gurchani, pemberian neo adjuvan

kemoterapi kombinasi dari cisplatin dan doxorubicin terbukti efektif pada kanker

payudara stadium lokal lanjut yang juga dilakukan terapi primer pembedahan.3

Page 11: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

11

4. Terapi hormon

Terapi hormonal adalah bentuk lain dari terapi sistemik. Hal ini paling

sering digunakan sebagai terapi adjuvant untuk membantu mengurangi risiko

kanker datang kembali setelah operasi, tetapi dapat juga digunakan sebagai

pengobatan neoadjuvant. Hal ini juga digunakan untuk mengobati kanker yang

telah datang kembali setelah pengobatan atau telah menyebar.4

Macam terapi hormonal :

1. Additive : pemberian tamoxifen

2. Ablative : bilateral oophorectomi20

5. Terapi Target

Obat-obat dalam terapi target ini memiliki kerja yang berbeda daripada

obat kemoterapi standar. Terapi ini merupakan yang paling sering digunakan

bersamaan dengan kemoterapi saat ini.5

Obat-obat target ditujukan terutama jika ada indikasi yaitu adanya ekspresi

protein tertentu pada jaringan kanker, seperti :

- Ekspresi HER2/Neu protein : Trastuzumab

- Ekspresi VEGF/R : Bevacizumab

Setiap terapi yang dipilih perlu dilakukan Follow-up untuk evaluasi

tindakan:

1. Tahun pertama dan kedua : kontrol tiap 2 bulan

2. Tahun ketiga sampai dengan kelima : kontrol tiap 3 bulan

3. Setelah tahun kelima : kontrol tiap 6 bulan

2.7 Prognosis10

Banyak faktor yang mempengaruhi prognosis. Tapi yang paling jelas dan

berpengaruh terbesar atas prognosis adalah kondisi kelenjar limfe dan stadium.

Dari hasil analisis atas data 6263 kasus karsinoma mamae yang operable di RS

Kanker Univ. Zhongshan adalah sebagai berikut :

Page 12: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

12

StadiumStadium 5 Years (%)5 Years (%) 10 Years (%)10 Years (%)

II 9090 8080

IIII 7070 5050

IIIIII 5500 2020

IVIV 1818 66

Page 13: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

13

BAB 3

LAPORAN KASUS

IDENTITAS

Nama : Saudah

Tanggal Lahir : 5 Juni 1967

Alamat : Dusun XI Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak

No. RM : 58.57.71

Tanggal Masuk : 28 Desember 2013

ANAMNESIS

Keluhan Utama : Sesak Napas

Telaah : Hal ini sudah dialami pasien sejak ± 2 bulan ini, hilang

timbul dan memberat dalam 4 hari ini sehingga os tidak dapat

beraktivitas normal. Os merasakan sesak nafas berkurang bila

os miring ke kanan. Riwayat suara nafas berbunyi tidak

dijumpai.

Nyeri dada kanan dialami os dalam 2 bulan ini, memberat bila

os batuk kuat dan bernafas dalam. Batuk berdarah tidak

dijumpai, demam tidak dijumpai.

Penurunan nafsu makan dialami os dalam 2 bulan ini disertai

penurunan BB ± 7kg. Riwayat merokok tidak dijumpai.

Os juga mengeluhkan adanya benjolan di payudara kanan. Hal

ini telah dialami sejak 2 tahun ini, dirasakan os semakin lama

semakin membesar, dan menjadi borok selama 1 tahun

terakhir. Selama ini os berobat tradisional.

Os dengan menarche usia 10thn, jumlah anak 2 orang,

menyusui > 2 tahun, melahirkan anak pada usia 24 tahun,

riwayat penggunaan obat kontrasepsi hormonal berupa pil dan

suntik.

RPT : Tidak jelas

RPO : Tidak jelas

Page 14: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

14

PEMERIKSAAN UMUM

Kesadaran : Compos Mentis

Tekanan Darah : 110/70 mmHg

Nadi : 90 x/i

Pernapasan : 32 x/i

Anemis : Tidak dijumpai

Sianosis : Tidak dijumpai

Dispnoe : Dijumpai

Ikterik : Tidak dijumpai

Oedem : Tidak dijumpai

PEMERIKSAAN FISIK

Kepala : Dalam Batas Normal

Leher : Dalam Batas Normal

Thoraks :

Inspeksi : Benjolan pada dada kanan, ukuran 4,2 x

4,8 cm, konsistensi keras, permukaan tidak

rata, batas tidak tegas, mobile, nyeri tekan

dijumpai. Ketinggalan bernapas pada dada

kanan.

Palpasi : Stem Fremitus Kanan < Kiri

Perkusi : Beda pada lapangan paru kanan

Auskultasi : Suara Pernapasan : Menghilang pada paru

kanan. Vesikuler pada paru kiri

Suara Tambahan : Tidak dijumpai

Abdomen : Dalam Batas Normal

Ekstremitas : Dalam Batas Normal

DIAGNOSIS KERJA

Right Breast Neoplasm susp. Malignancy T4bN1Mx + Efusi Pleura Dextra

Page 15: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

15

PEMERIKSAAN PENUNJANG

- Cek Darah Lengkap

- AGDA

- Foto Thoraks

Hasil Cek Darah Lengkap dan AGDA

Tanggal 28/12/2013

Hemoglobin 12.00 g %

Eritrosit 4.17 x 106 / mm3

Leukosit 30.59 x 103 / mm3

Hematokrit 36.00 %

Trombosit 403 x 103 / mm3

MCV 86.30 fl

MCH 28.80 pg

MCHC 33.30 g %

Ph 7.438

pCO2 38.3 mmHg

pO2 160.8 mmHg

HCO3 30.7 mmol / L

Total CO2 32.1 mmol / L

BE 5.8 mmol / L

SaO2 99.6 %

Hasil Foto Thoraks

Page 16: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

16

Kesimpulan : Efusi pleura kanan masif, masih mungkin proses metastasis.

DIAGNOSIS SEMENTARA

Right Breast Neoplasm susp. Malignancy T4bN1M1 (Pleura) + Efusi Pleura

Dextra Masif

PENATALAKSANAAN

- O2 via nasal canule 4 L / i

- IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt / i

- Inj. Ceftriaxone 1 gram / 12 jam

- Inj. Ketorolac 1 amp / 8 jam

RENCANA

Page 17: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

17

- Thoracic Drainage

- Staging

- Biopsi insisional

- Follow Up

FOLLOW UP

Tanggal S O A P

28

Desember

2013

Sesak

Nafas

Terpasang drain,

produksi ± 600 cc

serous / 12 jam.

Klem tetap

dipertahankan.

Susp. Ca Mammae

+ efusi post thoracic

drainage + WSD

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

R/ Staging

29

Desember

2013

Sesak

Nafas

Terpasang drain,

produksi ± 600 cc

serous / 12 jam.

Klem tetap

dipertahankan.

Susp. Ca Mammae

+ efusi post thoracic

drainage + WSD

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

30

Desember

2013

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 500 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

R/ USG Liver

31

Desember

2013

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 500 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

01 Januari

2014

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 500 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

Page 18: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

18

(+) T4bN1M1 (pleural)

02 Januari

2014

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 500 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

03 Januari

2014

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 100 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

04 Januari

2014

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 100 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

05 Januari

2014

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 100 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

06 Januari

2014

Sesak

nafas

berkurang

Karnofsky 60, LO

terbalut verban.

Drain= 100 cc/ 24

jam, serous, undulasi

(+)

(R) Breast

Neoplasma

Susp.Maligna

T4bN1M1 (pleural)

- cefadroxil 2x1

- ranitidine 2x1

- paracetamol 3x1

DAFTAR PUSTAKA

Page 19: BAB1-3 KANKER PAYUDARA

19

1. DEPKES RI. Jika Tidak Dikendalikan 26 Juta Orang di Dunia Menderita

Kanker. 2009.

2. US Cancer Statistic Working Group. United States Cancer Statistic : 1999-

2007 Incidendence and Mortality Web Rased Report. Atlanta (GA) :

Departement of Health and Human Service, Centers for Disease Control and

Prevention, and National Cancer Institute; 2010.

3. Cancer Research UK. Breast Cancer- UK Incidence Statistic.2008.

4. G. Shaheen, dkk. Prevalence of Breast Cancer in Punjab. The Internet Journal

of Public Health. 2011.

5. American Cancer Society. What is Breast Cancer. 2011.

6. Suyatno, Emir T. Pasaribu. Bedah Onkologi Diagnostik dan Terapi. Jakarta :

Sagung Seto. 2009. P. 35-82

7. Sjamsuhidajat R., Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Ed 2. Jakarta :

EGC.2009. P. 387-402.

8. Jay R, dkk. Disease of the Breast. 4th ed. Lippincott Williams & Wilkins;

2009. P.754-60.

9. Manuaba, IBTW. Panduan Penatalaksanaan Kanker Solid. Jakarta : Sagung

Seto.2010. P. 17-50.

10. Wan Desen, dkk. Buku Ajar Onkologi Klinis Edisi 2. Jakarta: FK UI. 2011.

P.366-380