Upload
saipul
View
17
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
tentang teknis pekerjaan
Citation preview
Pemetaan IPT 2
Laporan Pendahuluan |I - 1
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Surat Ijin Pemakaian Tanah atau yang biasa disebut surat hijau merupakan surat
ijin yang diterbitkan pemerintah kota Surabaya atas pemakaian tanah aset pemerintah.
Ijin ini diberikan oleh Wali kota madya Kepala Daerah atau Pejabat yang ditunjuk untuk
memakai tanah dan bukan merupakan pemberian hak pakai atau hak-hak atas tanah
lainnya, hak yang dimaksud adalah hak pengelolaan lahan (HPL). Tanah HPL ini terpencar
di berbagai kelurahan, umumnya di tengah kota. Menurut Dinas Pengelolaan Bangunan
dan Tanah, dasar perolehan/penguasaan tanah dengan status surat hijau berasal dari :
1. Tanah peninggalan Kolonial Belanda (Hak Eigendom Gementee, Besluit) dan tanah
yang diberikan Pemerintah Indonesia dengan Hak Pengelolaan.
2. Tanah yang pengadaannya dilakukan sendiri Pemerintah Kota Surabaya dengan jalan
pembebasan tanah (P2TUN) maupun tukar menukar (Ruislag).
Pemegang Ijin Pemakaian Tanah, adalah orang atau Badan Hukum yang telah
mendapat ijin pemakaian Tanah. Setiap orang atau badan hukum yang akan memakai
tanah tersebut harus terlebih dahulu memperoleh ijin pemakaian tanah dengan
mengajukan surat permohonan pada Walikota Surabaya atau pejabat yang ditunjuk.
Setelah mendapatkan ijin pemakaian tanah, pemegang ijin berkewajiban membayar
retribusi sesuai ketentuan yang berlaku, mematuhi dan mentaati semua ketentuan yang
ditetapkan,serta menggunakan tanah sesuai peruntukannya berdasarkan Peraturan
Daerah Kotamadya Daerah Tingkat II Kotamadya Surabaya Nomor 1 Tahun 1997. Ijin
Pemakaian Tanah yang diberikan Pemerintah Kota Surabaya kepada pihak perorangan
atau badan hukum
Pemetaan IPT 2
Laporan Pendahuluan |I - 2
Ijin Pemakaian Tanah yang diberikan Pemerintah Kota Surabaya dapat dimohonkan
menjadi Hak Guna Bangunan dengan jalan pembuatan Perjanjian Penggunaan Tanah
antara Pemerintah Kota Surabaya dengan pihak ketiga setelah mendapat persetujuan dari
Kepala Daerah. Hak Guna Bangunan dapat diberikan atas tanah yang berasal dari tanah
Negara, dan tanah Hak Pengelolaan. Setelah dibuatkan Perjanjian Penggunaan Tanah
baru dapat dimohonkan Hak Guna Bangunannya kepada Kepala Kantor Pertanahan Kota
Surabaya untuk diterbitkan Sertipikat Hak Guna Bangunan sebagai tanda bukti haknya.
Berkaitan dengan kebutuhan akan pemetaan SIPT di Kota Surabaya dan seiring
dengan perkembangan teknologi informasi yang semakin pesat, maka diperlukan adanya
suatu Sistem Informasi Geografis (SIG) mengenai kondisi terkini (eksisting) tentang SIPT di
Kota Surabaya. Sehingga informasi mengenai SIPT dapat bermanfaat secara optimal
bagipihak pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Sistem Informasi Geografis
(SIG) merupakan suatu sistem yang mengorganisir perangkat keras (hardware), perangkat
lunak (software), dan data, serta dapat mendayagunakan sistem penyimpanan,
pengolahan, maupun analisis data secara simultan, sehingga dapat diperoleh informasi
yang berkaitan dengan aspek keruangan atau spasial. SIG dapat memberikan gambaran
spasial yang lebih signifikan dalam pengambilan sebuah keputusan, sehingga diharapkan
dapat membantu pemerintah Kota Surabaya dalam mengkaji dan menganalisa
permasalahan mengenai SIPT. (Kerangka Acuan Kerja Pemetaan SIPT 2015)
1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1. Maksud
Maksud dari pemetaan SIPT adalah memperoleh informasi baik spasial yaitu posisi
(koordinat horizontal) dan luasan maupun informasi non spasial meliputi pemanfataan,
status hak, status perijinan, dll dari tanah aset milik pemerintah Kota Surabaya.
1.2.2. Tujuan
Pemetaan SIPT bertujuan untuk :
1. Mengetahui wilayah atau kelurahan di Surabaya yang memiliki SIPT.
2. Mengumpulkan data mengenai masyarakat yang masih memiliki SIPT ( Surat Ijin
Pemakaian Tanah atau biasa disebut Surat Ijo).
3. Membuat peta Kelurahan di Kota Surabaya yang ber-SIPT.
4. Mengetahui kondisi perubahan fungsi penggunaan lahan.
5. Mengidentifikasi permasalahan yang terjadi dalam Ijin Pemakaian Tanah
Pemetaan IPT 2
Laporan Pendahuluan |I - 3
6. Menyusun suatu produk pemetaan Ijin Pemakaian Tanah berbasis Sistem Informasi
Geografis, yang dapat dijadikan pedoman bagi Pemerintah Kota Surabaya dalam
mengatur, mengawasi, mengarahkan dan mengendalikan pembangunan hingga
mencapai sasaran.
1.3 RUANG LINGKUP
1.3.1. Ruang lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah Pemetaan Surat Ijin Pemakaian Tanah (SIPT) Tahun
Anggaran 2015 kawasan 2 terdiri dari 6 Kecamatan yaitu di Kecamatan Dukuh
Pakis, Gayungan, Pabean Cantikan, Semampir, Tenggilis Mejoyo, dan Wonocolo.
Berikut merupakan ruang lingkup wilayah Pemetaan SIPT 2 :
Tabel 1.1 Ruang Lingkup Wilayah Pemetaan SIPT 2015 Kawasan 2
Kecamatan Kelurahan
Kecamatan Dukuh
Pakis
Dukuh Kupang
Dukuh Pakis
Gunungsari
Pradah Kali Kendal
Kecamatan Gayungan
Gayungan
Ketintang
Menanggal
Dukuh Menanggal
Kecamatan Tenggilis
Mejoyo
Kendangsari
Kutisari
Panjang Jiwo
Prapen
Tenggilis Mejoyo
Kecamatan Semampir
Ampel
Sidotopo
Ujung
Wonokusumo
Pegirian
Kecamatan Wonocolo
Bendul Merisi
Siwalankerto
Jemur Wonosari
Sidosermo
Pemetaan IPT 2
Laporan Pendahuluan |I - 4
Kecamatan Pabean
Cantikan
Bongkaran
Krembangan Utara
Nyamplungan
Perak Timur
1.3.2. Ruang Lingkup Materi
Ruang lingkup materi yang akan di laksanakan dalam pemetaan SIPT adalah
sebagai berikut :
a. Mengetahui seberapa banyak surat hijau yang belum diperpanjang sesuai perda
IPT No.1 Tahun 1997
b. Mengetahui jumlah SIPT pada Tanah Aset PEMKOT Surabaya
c. Mengetahui kesesuaian peruntukan lahan dengan SIPT yang diterbitkan.
1.3.3. Dimensi Waktu Perencanaan
Waktu pelaksanaan pekerjaan kegiatan pemetaan SIPT dilakukan selama 6 (enam)
bulan. Dimana 1 bulan awal adalah survei pendahuluan, pengurusan perijinan ke
setiap kelurahan dan pembuatan laporan pendahuluan, 2 bulan survei pemetaan
tanah SIPT, 2 bulan tahap pengolahan data, 1 bulan terakhir adalah pembuatan
laporan dan pencetakan peta.
I.4. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Adapun sebagai tahapan awal dari Penyusunan Pemetaan SIPT Kecamatan Dukuh Pakis,
Kecamatan Gayungan, Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan Semampir, Kecamatan
Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Wonocolo, maka disusun Laporan Pendahuluan yang
sistematika pembahasannya diatur sesuai dengan tatanan sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bagian ini menguraikan tentang Latar Belakang, Maksud, Tujuan dan Sasaran,
Ruang Lingkup dan Sistematika Pembahasan sendiri.
BAB II GAMBARAN UMUM WILAYAH PERENCANAAN
Bagian ini menguraikan tentang kondisi fisik dasar Kota Surabaya, arahan tata
ruang baik dalam RT/RW Kota Surabaya, RTRK terkait maupun tinjauan spasial
serta sektoral yang terkait dengan wilayah perencanaan.
Pemetaan IPT 2
Laporan Pendahuluan |I - 5
BAB III PENDEKATAN DAN METODOLOGI
Bagian ini menguraikan tentang Kerangka fikir Pemetaan SIPT, pendekatan dan
metodologi yang akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan Pemetaan SIPT
Kecamatan Dukuh Pakis, Gayungan, Pabean Cantikan, Semampir, Tenggilis
Mejoyo, dan Wonocolo.
BAB IV INVENTARISASI DATA PRIMER DAN SEKUNDER
Bagian ini menguraikan tentang inventarisasi data primer dan sekunder
Pemetaan SIPT, sebagai langkah awal sebelum survey pengambilan data yang
akan dipakai dalam melaksanakan pekerjaan Pemetaan SIPT Kecamatan Dukuh
Pakis, Gayungan, Pabean Cantikan, Semampir, Tenggilis Mejoyo, dan
Wonocolo.
BAB V ORGANISASI DAN PROGRAM KERJA
Bagian ini menguraikan tentang kewajiban konsultan, struktur organisasi,
komposisi dan jadwal penugasan personil, rencana kerja serta jadwal
pelaksanaan pekerjaan penyusunan Pemetaan IPT Kecamatan Dukuh Pakis,
Gayungan, Pabean Cantikan, Semampir, Tenggilis Mejoyo, dan Wonocolo.
BAB VI SISTEM PELAPORAN
Bagian ini menguraikan tentang materi laporan, teknik penyajian laporan dan
alih teknolologi dalam pekerjaan penyusunan Pemetaan IPT Kecamatan Dukuh
Pakis, Kecamatan Gayungan, Kecamatan Pabean Cantikan, Kecamatan
Semampir, Kecamatan Tenggilis Mejoyo, Kecamatan Wonocolo.