Upload
dinhliem
View
226
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab
ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode
pembahasan dilakukan dengan menilai apakah pelaksanaan akuntansi sewa telah sesuai
dengan SAK ETAB tentang sewa. Sebelum membahas perlakuan akuntansi tersebut,
akan melihat bagaimana PT. FMA Finance menganalisis permohonan pembiayaan yang
diajukan oleh calon lessee.
IV.1 Mekasnisme dan Prosedur Leasing
IV.1.1 Prosedur Penerimaan Calon Konsumen
Dalam rangka penerimaan calon konsumen PT. FMA Finance menerapkan
analisis yang diperlukan untuk menentukan apakah calon lessee tersebut layak
mendapatkan leasing dari perusahaan atau tidak. Analisis yang diterapkan PT. FMA
Finance baik dari segi perusahaan maupun individu adalah sebagai berikut :
Bagi Perusahaan
Manajemen
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manajemen dalam perusahaan antara lain:
1. Faktor pertama yang perlu mendapat perhatian adalah karakter dari lessee dan
kesediaan lessee bekerja sana dengan lessor.
2. Faktor kedua adalah orientasi lesseee terhadap tujuan atau sasaran bisnis. Tujuan
atau sasaran menunjukkan persepsi lessee tentang masa depan perusahaan di pasar
dan langkah-langkah yang harus diambil untuk mencapainya.
3. Faktor ketiga adalah latar belakang dan reputasi. Latar belakang lessee
berhubungan dengan pengalaman manajemen bisnis secara umun dan industri
yang sekarang secara khusus.
Organisasi
Erat kaitannya dengan manajemen adalah organisasi perusahaan. Adapun yang
dimaksud dalam organisasi perusahaan disini adalah bentuk kerja sama yang
dikembangkan oleh perusahaan dalam upaya mencapai sasaran yang telah ditetapkan.
Latar Belakang
Dalam pemberian leasing penting sekali untuk mengetahui latar belakang dan
sejarah perusahaan lessee yang akan dibiayai. Dengan mengetahui aspek ini dapat
mengetahui perkembangan seperti :
a. Perkembangan susunan pemegang saham, manajemen dan modal perusahaan.
b. Perkembangan bisnis dari tahun ke tahun seperti kapasitas produksi, penjualan,
profesionalisme pengelolaan dan lain- lain. Bentuk perusahaan merupakan aspek
yang penting untuk diperhatikan, karena masing-masing bentuk perusahaan
mempunyai letak tanggung jawab yang berbeda.
Bagi Individu
1. Kondisi tempat tinggal
Dengan mengetahui kondisi tempat tinggal calon lessee, perusahaan dapat melihat
bagaimana status dari rumah tinggal lessee tersebut. Apabila tempat tinggal masih
berstatus kontrak atau sewa maka perusahaan tidak akan mengabulkan pengajuan
kredit dari calon lessee tersebut.
2. Karakter dan Lingkungan Sosial
Karakter yang baik dan hubungan dengan lingkungan sekitar baik akan
memberikan nilai lebih dan mempermudah lessee untuk mendapatkan leasing.
Analisis ini dapat menunjukkan apakah calon lessee tersebut bertanggung jawab
dan mampu memenuhi kewajibannya sebagai lessee.
3. Deskripsi Pekerjaan
Pekerjaan merupakan syarat yang paling penting dalam analisis kualitatif. Ini
disebabkan apabila calon lessee tidak mempunyai pekerjaan tetap ataupun usaha
tetap maka perusahaan tidak akan memberikan kreditnya karena apabila calon
lessee tidak mempunyai pekerjaan ataupun usaha tetap bagaimana dia akan
membayar angsuran kredit yang dibebankan kepadanya.
IV.1.2 Tahap-Tahap Perjanjian Leasing
Ada beberapa tahap yang dilakukan dalam leasing pada PT. FMA Finance yaitu:
Tahap Negosiasi
a. Calon lease melakukan negosiasi dengan dealer mengenai kendaraan yang
dibutuhkan. Negosiasi ini meliputi harga, jenis kendaraan beserta seri atau
tipenya, masalah garansi, perawatan, penyediaan suku cadang dan lain-lain.
b. Kemudian dealer meminta agar lessor membuat suatu surat pesanan
(Purchase Order) yan mana PT. FMA Finance adalah sebagai pemilik
barang tersebut. Hak kepemilikan ini mulai dilimpahkan kepada PT. FMA
Finance pada saat pembayaran telah dilakukan.
c. Lessee melengkapi syarat-syarat yang diajukan oleh PT. FMA Finance
seperti:
Untuk Individu
1. KTP Suami & Istri yang masih berlaku.
2. Kartu Keluarga yang masih berlaku.
3. Rekening koran, tabungan, deposito 3 bulan terakhir.
4. Surat keterangan penghasilan atau slip gaji.
5. Kwitansi pembayaran PLN/PAM/PBB/Telepon.
6. SIUP dan NPWP (untuk pengusaha).
7. Surat izin praktek (untuk profesional).
Untuk Perusahaan
1. KTP Pengurus (direksi dan komisaris) yang masih berlaku.
2. Akte pendirian perusahaan dan perubahannya (bila ada).
3. SIUP, NPWP, dan izin domisili.
4. Laporan keuangan (Neraca dan Laba/Rugi) 2 tahun terakhir.
5. Rekening koran 3 bulan terakhir.
d. Credit marketing officer dari PT. FMA Finance mensurvey kelayakan lessee
dengan cara mendatangi rumah calon lessee dan memutuskan apakah calon
lessee tersebut layak mendapatkan kredit tersebut atau tidak berdasarkan
analisa.
e. Apabila syarat yang diajukan perusahaan sudah dapat dipenuhi oleh lessee
dan perusahaan sudah menyetujui kredit tersebut maka dibuatlah kontrak
leasing yang merupakan landasan hukum atas perjanjian leasing sesuai
dengan yang disepakati bersama.
f. Calon lessee membayar uang muka kepada PT. FMA Finance melalui dealer
dan PT. FMA Finance membeli barang yang dibutuhkan dari dealer sesuai
dengan yang dibutuhkan lessee.
g. Dealer mengirimkan barang yang dipesan kepada lessee dan PT. FMA
Finance menahan BPKB dan diberikan kepada lessee pada saat lessee
melunasi pembayaran.
Tahap Administrasi
Pada tahap pertama Credit marketing officer mengisi pengajuan kredit
mobil dari konsumen disertai dengan melampirkan data pendukung yang
dibutuhkan dan laporan analisis. Berkas ini lalu diberikan kepada credit
marketing head. Credit marketing head memeriksa berkas tersebut dan
melakukan interview dengan credit marketing officer. Setelah data yang
diperiksa sudah lengkap dan sesuai maka credit marketing head menandatangani
laporan analisis tersebut. Kemudian berkas ini dilimpahkan ke bagian credit
analyst. Credit analyst memeriksa kembali data yang ada dan apabila sudah
sesuai maka credit analysist menandatangani laporan analisis.
Kepala cabang menerima berkas yang sudah ditandatangani credit
analys dan memeriksa ulang berkas tersebut lalu menandatangani laporan
analisis. Petugas data entry memasukan data yang ada lalu mencetak data
pengajuan kredit dan juga mencetak order pembelian dan menyerahkan berkas
ini kepada bagian legal. Bagian ini memastikan bahwa data yang sudah dibuat
lengkap dan melimpahkan berkas yang sudah lengkap kepada Administration
head kepala cabang. Administration head kepala cabang menandatangani data
pengajuan kredit dan juga order pembelian. Administration head kepala cabang
menyerahkan data yang sudah ditandatangani kepada administration head.
Administration head mengirim oreder pembelian ke dealer serta menghubungi
pihak asuransi dan mengisi aplikasi pengajuan asuransi. Setelah semua berkas
sudah lengkap, terakhir semua berkas ni diserahkan ke bagian finance yang
menangani proses pembayaran dan penagihan kepada lessee sesuai dengan
persyaratan yang diajukan.
Tahap Dokumentasi
Dalam menjalankan transaksi leasing terdapat beberapa dokumen yang
biasa dipergunakan. Dokumen-dokumen ini ada yang merupakan dokumen
pokok dan ada yang merupakan dokumen penunjang. Adapun dokumen yang
dipergunakan adalah:
a. Price list yaitu daftar harga yang telah dibuat oleh perusahaan yang
diberikan kepada dealer yang telah menjalin kerjasama dengan PT. FMA
Finance. Daftar harga ini sewaktu-waktu dapat berubah atas kehendak
perusahaan.
b. Surat pesanan yaitu surat yang ditujukan kepada dealer. Surat pemesanan ini
dibuat oleh PT. FMA Finance, namum lessee juga memberikan pernyataan
bahwa ia akan melakukan transaksi leasing atas barang yang dipesan
tersebut.
c. Surat pernyataan yaitu surat yang ditandatangani oleh lessee yang
menyatakan bahwa lessee tidak akan memindahtangankan kendaraan
tersebut dengan cara menjual, menggadaikan, atau mengoper kredit kepada
pihak lain selama masa angsuran belum selesai. Apabila lessee melakukan
pemindahtanganan kendaraan tersebut maka lessee harus menyerahkan
jaminan tambahan atau jaminan pengganti kepada PT. FMA Finance dengan
nilai yang lebih besar dengan nilai kendaraan yang dijaminkan tersebut.
Apabila lessee melalaikan penyataan diatas maka lessee akan dilaporkan
kepada pihak yang berwajib sesuai dengan hukum yang berlaku di
Indonesia.
d. Surat perjanjian Leasing ini merupakan dokumen resmi dari perjanjian
leasing antara lessee dan lessor. Di dalam dokumen ini disebutkan secara
terperinci, bentuk pasal-pasal mengenai hal-hal yang berhubungan dengan
kontrak leasing tersebut.
e. Surat Kuasa yaitu surat yang diberikan oleh pihak ketiga yang menjamin
leasing tersebut, surat jaminan ini bisa berupa personal guarantee (yang
diberikan oleh perorangan), Bank guarantee (yang diberikan oleh Bank) atau
Corporate guarantee (yang diberikan perusahaan). PT. FMA Finance disini
bertindak sebagai penerima kuasa. Surat kuasa ini diberikan dan tidak dapat
ditarik kembali serta tidak akan berakhir karena sebab-sebab apapun sesuai
dengan undang-undang hukum perdata.
f. Surat Penyerahan BPKB yaitu surat yang diberikan dealer kepada PT. FMA
Finance dan kemudian diberikan kepada lessee.
g. Invoice merupakan sejenis surat tagihan yang dikirimkan kepada lessee
setiap bulan, dimana surat itu ditulis besarnya lease yang harus dibayar dan
juga tanggal jatuh temponya.
h. Insurance Policy untuk kepentingan kedua belah pihak maka barang tersebut
perlu siasuransikan di dalam kontrak biasnya disebut pihak lessee adalah
yang bertanggung jawab atas biaya asuransi. Bentuk pertanggungan asuransi
PT. FMA Finance adalah Asuransi Total Loss only. Penggantian klaim
asuransi dibayar dalam bentuk uang bukan berupa mobil berdasarkan harga
sesaat sebelum terjadinya kerusakan atau kehilangan maksimum sebesar
harga pertanggungan.
Tahap-tahap perjanjian leasing pada PT. FMA Finance sudah
terstruktur dengan baik dan sitematis. Dimulai dari tahap negosiasi, tahap
administrasi sampai tahap dokumentasi, semuanya tersusun dengan rapi.
Semua pihak terkait dalam proses perjanjian leasing bekerja sesuai dengan
tugas dan wewenang yang diberikan oleh perusahaan. Apabila semua tahap
yang diterapkan oleh perusahaan diterapkan dengan baik dan mengikuti
prosedur yang berlaku maka perusahaan dapat berjalan dengan efektif dan
efisien.
IV.2 Perlakuan Akuntansi Pembiayaan Sewa pada PT. FMA finance
Transaksi yang terjadi pada PT. FMA Finance termasuk dalam finance
lease pembiayaan langsung. Pada finance lease pembiayaan langsung ini
perusahaan pertama-tama membeli barang yang diperlukan oleh lessee kepada
supplier kemudian me-lease barang tersebut kepada lessee. Lessee membayar
kewajibannya sesuai dengan kontrak leasing yang disepakati oleh kedua belah
pihak. Angsuran yang dibayarkan oleh lessee kepada lessor terdiri dari unsur
bunga dan pembayaran pokok.
Pembayaran uang muka dilakukan pada awal perjanjian leasing, dimana
pembayaran uang muka tersebut sudah termasuk biaya yang dibutuhkan seperti
biaya administrasi dan biaya asuransi. Biaya ini sudah ditentukan oleh
perusahaan. Pembayaran biaya administrasi dan biaya asuransi besarnya
bervariasi berdasarkan rate yang ditentukan perusahaan.
Berikut ini merupakan biaya administrasi, biaya asuransi dan persentase bunga
dari mobil, yaitu :
Tabel 4.1
Biaya administrasi, asuransi dan persentase bunga
UraianPeriode Angsuran (Tahun)
1 2 3
Biaya Administrasi (Rp) 1.100.000 1.200.000 1.300.000
Biaya Asuransi (%) 1,5 3 4,25
Bunga (%) 9,3 10,5 11,8
Sumber : PT. FMA Finance
Bunga yang dikenakan atas barang sewaan tersebut bersifat suku bunga
flat bukan suku bunga efektif dan besarnya bunga yang dikenakan atas barang
yang dilease tergantung pada berapa lamanya periode angsuran yang diambil
oleh lessee, jika lessee mengambil periode angsuran selama satu tahun maka
besarnya bunga yang dikenakan adalah 9,3% per tahun, sementara jika lessee
mengambil periode angsuran selama 2 tahun maka besarnya bunga yang
dikenakan adalah 10,5% pertahun dan jika lessee mengambil periode angsuran
selama 3 tahun maka besarnya angsuran yang dikenakan adalah 11,8%
pertahun.
Besarnya asuransi yang dikenakan atas barang yang dilease juga
tergantung pada berapa lama periode angsuran yang diambil oleh lessee.
Untuk menentukan besarnya cicilan yang dikenakan setiap bulannya,
perhitungannya adalah sebagai berikut. Harga barang dari dealer ditambah
dengan perlengkapan tambahan (bila ada) ditambah lagi dengan bunga yang
dibebankan. Komposisi antara bunga dan pembayaran pokok tergantung jangka
waktu pembayaran pada saat kontrak awal leasing.
Hal-hal yang mengenai perlakuan akuntansi pada PT. FMA finance
dimana PT. FMA finance bertindak sebagai lessor adalah :
1. Seluruh pembayaran sewa yang dilakukan lessee dicatat sebagai piutang
sewa bagi PT. FMA finance.
2. Selisih antara piutang sewa dan uang muka dengan harga perolehan aset
yang di sewakan dicatat sebagai pendapatan bunga yang ditangguhkan.
3. Pendapatan bunga yang ditangguhkan direalisasikan sebagai pendapatan
selama jangka waktu kredit yang diamortisasi selama jangka waktu sewa.
4. Uang muka yang dibebankan sudah termasuk biaya administrasi dan
biaya asuransi diakui sebagai pendapatan pasa saat kontrak disetujui.
IV.3 Kasus Pembiayaan Sewa pada PT. FMA finance
Adapun salah satu contoh dari transaksi leasing pada PT. FMA Finance
yang terjadi pada bulan Januari 2011.
Bapak Maman Imansyah mengajukan leasing mobil jenis APV GX
Arena A/T pada tanggal 20 Januari 2011 pada PT FMA Finance dari dealer
Mulia Sakti Motor. Harga mobil Rp 168.000.000 dalam kondisi OTR. Lama
periode angsuran 3 tahun (36 bulan). Bunga yang dibebankan pertahun 11,8%
flat. Total uang muka yang harus dibayarkan sebesar Rp 33.370.850, uang
muka tersebut sudah termasuk angsuran pertama, biaya administrasi dan biaya
asuransi sebesar 4,25% dari harga jual. Angsuran yang dibayarkan setiap
bulannya sudah termasuk bunga yang dikenakan sesuai tarif yang telah
ditetapkan perusahaan.
Perhitungan PT, FMA Finance
Rincian Uang Muka
Uang Muka (Netto) (25% x Rp 168.000.000) Rp 42.000.000
Biaya Administrasi Rp 1.300.000
Biaya Asuransi (4,25% x Rp 168.000.000) Rp 7.140.000 +
Uang muka yang dibayarkan Rp 50.440.000
Rincian Pembiayaan
Harga Mobil Rp 168.000.000
Perlengkapan Tambahan Rp - +
Total Harga Rp 168.000.000
Uang Muka 25% Rp 42.000.000 -
Pokok Hutang Rp 126.000.000
Pokok hutang perbulan (Rp 126.000.000 : 36 bulan = Rp 3.500.000
Bunga pertahun 11,8% (flat)
((11,8% x 3 tahun) x Rp 126.000.000 Rp 44.604.000 +
Total Piutang Rp 170.604.000
Angsuran perbulan (Rp 170.604.000 : 36 bulan) Rp 4.739.000
Pencatatan Ayat Jurnal Akuntansi
1. Pada saat pembelian aset
Pada tanggal 20 Januari 2012, PT. FMA Finance membeli sebuah motor
untuk leasing seharga Rp 168.000.000 secara tunai.
Aset untuk sewa Rp 168.000.000
Kas/Bank Rp 168.000.000
Pembelian mobil secara tunai ini akan menambah aset dan mengurangi ka
dengan jumlah yang sama besar.
2. Penerimaan awal lease
Kas/Bank Rp 50.440.000
Piutang Pembayaran Lease Rp 170.604.000
Aset untuk Sewa Rp 168.000.000
Pendapatan Bunga ditangguhkan Rp 44.604.000
Pendapatan Administrasi Rp 1.300.000
Utang Asuransi Rp 7.140.000
Aset yang terpengaruh adalah kas dan piutang lease yang bertambah
disisi debit, dan aktiva yang disewakan berkurang disisi kredit serta akun
pendapatan bertambah disisi kredit.
Pembayaran asuransi yang diterima PT. FMA finance dari konsumen,
disalurkan kembali ke perusahaan asuransi maka jurnal yang terjadi:
Utang Asuransi Rp 7.140.000
Kas Rp 7.140.000
3. Penerimaan Angsuran ke 1
Kas Rp 4.739.000
Piutang Pembayaran Lease Rp 4.739.000
Pendapatan Bunga Ditangguhkan Rp 1.239.000*
Pendapatan Bunga Rp 1.239.000*
*Pendapatan bunga yang diamortisasi setiap bulannya adalah Rp
44.604.000 : 36 = Rp 1.239.000
Jurnal untuk pembayaran angsuran kedua dan seterusnya sampai akhir
masa sewa sama dengan jurnal penerimaan angsuran pertama.
4. Jurnal tanggal 31 Desember 2011
Pendapatan Bunga ditangguhkan Rp 439.645,161
Pendapatan Bunga Rp 439.645,161
*Bunga = 11/31 x Rp 1.239.000 = Rp 439.645,161
Jurnal penyesuaian ini dilakukan guna untuk menghitung pendapatan
periode tersebut dengan tepat dan memperbaharui nilai sisa aset dan
kewajiban, sehingga dapat ditampilkan nilai sisa yang tepat dalam
laporan keuangan.
5. Jurnal Balik tanggal 1 Januari 2012
Pendapatan Bunga Rp 439.645,161
Pendapatan bunga ditangguhkan Rp 439.645,161
Jurnal ini digunakan untuk mempermudah periode selanjutnya.
Untuk mempermudah dalam melihat bersarnya angsuran dari awal
masa lease hingga selesai periode angsuran, berikut ini disajikan dalam
tabel amortisasi dengan menggunakan suku bunga flat.
Penyajian Transaksi Sewa
Penyajian pembiayaan konsumen dalam laporan keuangan PT. FMA
Finance adalah sebagai berikut :
1. Pendapatan bunga disajikan dalam Laporan Laba Rugi tanggal 31
Desember sebesar Rp 14.068.645,161 yang didapat dari Rp 1.239.000
dikali dengan 11 kali angsuran ditambah bunga yang diakui pada tanggal
31 Desember 2009.
2. Piutang pembayaran lease disajikan dalam Neraca per 31 Desember 2012
sebagai aset lancar sebesar Rp 118.475.000
3. Pendapatan bunga ditangguhkan disajikan dalam neraca per 31 desember
2012 sebagai kewajiban lancar sebesar Rp 30.535.354,840 yang didapat
dari pendapatan bunga pada awal masa lease dikurangi pendapatan
bungayang telah diterima per 31Desember 2012.
Dalam proses transaksi lease akan menimbulkan keuntungan sekaligus
kerugian. perusahaan akan mendapat kan penerimaan yang dapat menimbulkan
keuntungan jika lessee membayarkan angsuran tepat waktu dan lancar. Tetapi
akan mengalami kerugian jika lessee tidak membayar angsuran tepat waktu
bahkan tidak sanggup untuk melunasi. Maka akan meningkatnya jumlah piutang
tak tertagih di perusahaan.
Jika dalam masa lease, lessee tidak sanggup untuk membayar angsuran
berikutnya, perusahaan akan menarik kembali kendaraan tersebut. Perusahaan
memiliki hak untuk menjual kendaraan tersebut sesuai dengan harga pasar.
Dalam transaksi tersebut akan menimbulkan keuntungan dan kerugian yang
diakui dalam laporan laba rugi perusahaan. Keuntungan atau kerugian tersebut
didapat dari selisih harga jual dengan sisa piutang lease.
Dengan semakin banyaknya perusahaan yang bergerak dibidang
sewa/leasing ini senakin dituntut adanya ketegasan tentang perlakuan akuntansi
sewa sehingga data keuangan yang disjikan dalam laporan keuangan dapat
dianalisis dan ditafsirkan degan mudah oleh semua pihak yang berkepentingan.
IV.4 Analisis Perlakuan Akuntansi Leasing pada PT. FMA Finance
Terhadap SAK ETAP Tentang Sewa
Setelah melihat penerapan dan perlakuan akuntansi atas transaksi leasing
yang terjadi pada PT FMA Finance. Berdasarkan contoh kasus diatas, maka
dapat dianalisis mengenai perlakuan akuntansinya berdasarkan kesesuaiannya
dengan SAK ETAP sebagai berikut :
1. PT. FMA Finance melakukan penyajian laporan keuangan dengan dasar
akrual, kecuali untuk laporan arus kas. Dasar pengukuran laporan
keuangannya adalah konsep biaya perolehan, kecuali untuk agunan yang
diambil alih dinyatakan sebesai nilai realisasi bersih dan nilai wajar.
2. laporan keuangan yang disajikan PT. FMA Finance sesuai dengan prinsip
dan praktek akuntansi yang berlaku umum di Indonesia, yaitu Standar
Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP).
Untuk mempermudah melihat analisis yang dilakukan dapat dilihat pada
tabel perbandingan perlakuan akuntansi PT. FMA Finance dengan SAK ETAP
adalah sebagai berikut :
Tabel 4.5
Perbandingan Perlakuan Akuntansi Leasing pada PT. FMA Finance
dengan SAK ETAP Tentang Sewa
Pencatatan (Pengakuan dan Pengukuran)
No.Perlakuan Akuntansi
pada PT. FMA Finance
Perlakuan Akuntansi
Menurut SAK ETAPKeterangan
1. PT. FMA Finance dalam
mencatat pembelian aset
yang diperoleh untuk lease
dicatat sebesar harga
perolehan dan diakui pada
saat terjadinya pembelian
aset.
Penanaman neto
dalam aset yang
disewakan harus
diperlakukan sebagai
penanaman neto sewa.
Pencatatan yang
dilakukan oleh PT
FMA Finance
pada saat
mengakui aset
telah sesuai
dengan SAK
ETAP tentang
sewa
2. Perhitungan biaya
langsung awal sebagai
bagian dari pengukuran
piutang sewa pembiayaan
dan mengurangi
pendapatan yang diakui
Dalam SAK
ETAP tentang
sewa tidak
dijelaskan secara
rinci.
selama masa sewa, tingkat
bunga implicit dalam sewa
ditentukan ssedemikian
rupa sehingga biaya
langsung awal secara
otomatis sudah termasuk
di dalam piutang sewa
pembiayaan.
3. Bunga yang dikenakan
kepada pelanggan dicatat
sebagai bagian dari
pendapatan bunga
Dalam SAK
ETAP tentang
sewa tidak
dijelaskan secara
rinci mengenai
bunga yang
dibebankan.
4. Pendapatan pembiayaan
konsumen yang belum
diakui, yang merupakan
selisih antara jumlah
keseluruhan pembayaran
angsuran yang akan
diterima dari konsumen
Selisih antara piutang
sewa ditambah nilai
residu dengan harga
perolehan aset yang
disewakan diakui
sebagai pendapatan
sewa yang belum
Pencatatan yang
dilakukan oleh PT
FMA Finance
pada saat
mengakui aset
telah sesuai
dengan SAK
dengan jumlah pokok
pembiayan konsumen,
diakui sebagai pendapatan
sesuai dengan jangka
waktu kontrak pembiayaan
konsumen berdasarkan
tingkat pengembalian
berkala yang tetap dari
piutang pembiayaan
konsumen.
diakui. Pendapatan
sewa yang belum
diakui harus
dialokasikan secara
konsisten sebagai
pendapatan tahun
berjalan berdasarkan
suatu tingkat
pengembalian berkala
atas penanaman neto
sewa
ETAP tentang
sewa.
5. Selisih bersih antara
pendapatan administrasi
yang diperoleh dari
konsumen pada saat
pertama kali perjanjian
kontrak leasing
ditandatangani dan beban-
beban yang timbul
ditangguhkan dan
disajikan sebagai bagian
dari pendapatan
pembiayaan konsumen
Dalam SAK
ETAP tentang
sewa tidak
dijelaskan secara
rinci.
bersih pada laporan laba
rugi tahun berjalan.
6. Dasar menyusun laporan
keuangan dengan dasar
akrual.
Dalam SAK
ETAP tentang
sewa tidak
dijelaskan secara
rinci
7. Piutang yang tak tertagih
dihapuskan pada saat
dinyatakan tidak tertagih
oleh manajemen
perusahaan. Penerimaan
dari piutang yang telah
dihapusbukukan diakui
sebagai pendapatan lain-
lain pada saat terjadinya.
Dalam SAK
ETAP tentang
sewa tidak
dijelaskan secara
rinci mengenai
piutang tak
tertagih
8. Pada saat aset sewa
dijual/diambil alih, agunan
yang diambil alih/dijual
dicatat sebasar saldo
piutang yang tidak
tertagih. Selisih antara
Jika aset yang
disewakan dijual
kepada lessee sebelum
berakhirnya masa
sewa, maka perbedaan
antara harga jual
Pencatatan yang
dilakukan oleh PT
FMA Finance
pada saat
mengakui aset
telah sesuai
nilai realisasi bersih atas
agunan yang diambil alih
dengan saldo piutang
pembiayaan konsumen
yang tidak tertagih diakui
sebagai keuntungan atau
kerugian pada periode
terjadinya dalam laporan
laba rugi.
dengan penanaman
neto sewa pada saat
penjualan dilakukan
harus diakui sebagai
keuntungan atau
kerugian pada periode
terjadinya.
dengan SAK
ETAP tentang
sewa.