Upload
edow-copil-treciuju
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 1/11
B a b 6 P e r a n c a n g a n S a m p e l ( S a m p l i n g D e s i g n )
Masalah yang dianggap penting dalam suatu penelitian adalah penentuan berapa
banyak sampel (contoh) yang akan diambil serta bag aimana cara-caranya dalarn pengambilan
contoh tersebut. Dalam suatu penelitian persoalan tersebut dianggap sangar renting. tidak
hanya karena terkait dengan kredibilitas dan mutu penelitian itu sendiri tetapi juga terkait
dengan berapa banyak biaya penelitian yang harus dibayar. Oleh karenanya kepandaian
seorang peneliti dalam menggabungkan berbagai kepentingan yang berbeda terse hut
(penentuan siasatnya) mempunyai peranan yang sangat menentukan. Kepentingan yang
berbeda (bahkan bertolak belakang) tersebut terlihat dari sisi mutu hasil penelitian. Mutu
penelitian yang baik, menghendaki sampel yang cukup banyak, tetapi dari segi pendanaan-
nya dikehendaki biaya yang sekecil-kecilnya. Tentu penggabungan kepentingan ini
tidaklah mudah, diperlukan kearifan dalam menyusun siasat penelitian.
A. MENGAPA DALAAf PENELlTIAN DIGUNAKAN SAAfPEL (CONTOH)?
Rumusan pertanyaan ini muncul mengingat pembaca hasil penelitian selalu akan
mempertanyakan apakah dengan digunakannya sampel dapatdikatakan telah dapat mewakil.
seluruh populasi. Padahal sampcl hanya sebagian kecil saja dari keseluruhan populasi.
Orang-orang yang tidak mernaharni cara kerja metodologi penelitian dan statistika,
cenderung tidak akan percaya. Sebagai akibatnya, banyak pengambil keputusan ingin
memuaskan ketidak percayaannya tersebut dengan mengambil data dari seluruh populasi.
Kalaupun seluruh populasi ditetapkan sebagai responden, maka teknik yang digunakanadalah sensus. Tentu saja dengan ieknik sensus tersebut akan rnembutuhkan biaya yang
sangat mahal, tenaga pencacah yang sangat banyak, serta waktu penyelenggaraan sensus
yang cukup lama. Tentu saja sifar sensus yang serba luarbiasa besarnya tidak akan luwes
dan praktis untuk pengambilan keputusan yang bersifat terbatas. Perhatikan kasus pooling
pencalonan Presiden di Amerika Serikat, yang menunjukkan hasil pooling pendapat umum
(yang rata-rata setiap pengambilan sampel hanya terdiri dad 1000 orang respondcn)
temyata menunjukkan hasil yang sarna dengan saat diadakan pernilihan urnum (sensus).
Kenyataan ini rnenunjukkan bahwa validitas sampel (asal tepat prosedumya), dapat
dipercaya dan sarna saja dengan hasil dari pendapat masyarakat pada urnurnnya.
Uraian di atas memperkuat argumen diperlukannya sampel dalam penelitian mengingat
seorang peneliti tidak rnungkin menanyai seluruh populasi sebagai responden. Apalagi
66
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 2/11
dengan melihat kendala biaya dan waktu penelitian yang tersedia mendorong para peneliti
menggunakan pendekatan sampel. Persoalannya adalah bagaimana merumuskan
kebijaksanaan sampel yang memenuhi persyaratan agar sampel benar-benar mewakili
kesuluruhan anggota populasi.
Sampel yang baik harus mengandung dua kriteria yaitu cermat (accuracy) dan tepat
(precision). Kedua kriteria ini sangat penting sebagai pertimbangan pengambilan sampel
agar dapa: rnewakili keseluruhan populasi yang ada. Unsur kecennatan dalam pengambilan
sampel dimaksudkan bahwa sampel yang diambil tersebut tidak akan bias. Maksudnya,
~ < U l lr l . :i lcr:>I.:~)ut liliat akan inemberikan reaksi yang It:rl..tlu berlcbih ataupun kurang, jadi
sampel bisa n ..e ',\akili populasi secara wajar. Reaksi berlebihan dapat timbr Ikarena responden
mempunyai kepentingan. sehingga memberikan tanggapan yang berlebihan. Sebaliknya
informasi yang disarnpaikan responden menjadi sangat kurang karena responden takut atau
sama sekali tidak berminat, Kriteria ketepatan mengandung arti sampel yang diambil dapatrnewakili dengan wajar keseluruhan populasi tersebut, Dengan tuntutan agar sampel dapat
rnewakili seiuruh populasi maka responden yang di ambil tentu tidak akan sembarangan,
mengingat jawaban (informasi) yang dikernukakan responden harus dianggap mencermin-
kan jawaban se!uruh populasi. Tentu saja aspek ketepatan ini mengandung pengukuran
standard yang dapat ditoleransi terhadap kemungkinan kesalahan pengambilan sampel.
Ada beberapa teknik pengambilan sampel yang dapat digunakan sesuai dengan strategi
penelitian yang akan dilakukan. Peneliti dapat memilih satu diantaranya sesuai dengan
kebutuhannya masing-masing, tentu saja dengan mempertimbangkan tujuan yang akan
dicapai serta tersedianya dana penelitian. William Emory menyusun klasifikasi jenis-jenis
sampel dalam tabel 6.1 berikut ini,
TabeI6.1
Klas if tka si J en is -j en is Sampe l
Element Selection Representation Basis
Probability Non Probability
Unrestricted (tidak dibatasi) Simple random Convenience
Restricted (dibatasi) Complex Random Purposive
- Systematic - Expert choice
- Cluster - Quota
- Stratified
- Double
Sumber: Emory, hal. 149.
67
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 3/11
Emory menyusun klasifikasi sampel berdasarkan dua pertimbangan, yaitu: (a) element
selection (elemen penyeleksi) dan (b) representation basis (basis keterwakilan). Berdasar
elemen seleksi, responden dipilih dengan mempertimbangkan apakah seluruh populasi
mempunyai peran yang sarna. Dengan demikian setiap anggota populasi tidak akan ditolak
untuk menjadi responden. Basis keterwakilan menunjukkan bahwa setiap sampel harus
dipertimbangkan apakah responden dapat mewakili populasi mengingat adanya faktor-
faktor yang dapat menjadi penghambat peran masing-rnasing anggota populasi. Dengan
mempertimbangkan perannya masing-masing, setiap anggota populasi dapat rnenjadi sam
pel dengan suatu proses seleksi.
Ditinjau dari basis keterwakilannya, setiap anggota populasi dapat mempunyai ke-
sempatan yang sarna menjadi responden. Meskipun melalui proses seleksi kemung-
kinannya sarna. Namun demikian peneliti dapat pula memilih responden dengan tidal:
perlu mempertimbangkan probablitasnya tersebut oleh karena itu disebut non probability,Arti Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan
kesempatan yang sarna pada setiap elemen populasi untuk dipilih sebagai sampel. Teknik ini
berdasarkan konsep seleksi secara acak (random selection), yang pada dasamya setiap
elemen populasi dapat mempunyai kesempatan y-ang sarna untuk menjadi sampe1. Hal ini
akan berbeda dengan Nonprobability yang tidak: akan memberi kesempatan yang sama pada
setiap populasi untuk menjadi sampel. Dengan demikian dalam nonprobability sampling,
menggunakan cara yang berbeda.
Penentuan design sampel dalam suatu penelitian bisnis memerlukan banyak pertimbangan.
Seorang peneliti periu mempertimbangkan enarn Iangkah berikut ini:
a. Apakah sampel relevan dengan populasinya?
b. Tipe sampel apakah yang akan di diambil?
c. Apakah akan menggunakan kerangka pengarnbilan sampeI?
d. Apakah yang menjadi parameter pihak-pihak yang berkepentingan?
e. Berapa banyak sarnpel yang akan diambil?
f. Berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan?
Ke enam langkah di atas menunjukkan bahwa sarnpel yang diambil hams dapatmemenuhi tujuan penelitian yang akan dicapai. Ini berarti sarnpel harus benar-benar
memenuhi ukuran kelayakan yang berarti sampel harns cUkup kompeten. Arti kata cukup,
berarti jumlahnya memadai untuk dianalisis, sedangkan arti kata kompeten berarti dari segi
kualitas dapat diyakini kredibilitasnya. Dengan dua pertimbangan tersebut diharapkan suatu
sampel benar-benar dapat mewakili responden dan kualitas jawabannya memadai.
a. Apakah sampel relevan dengan populasinya?
Penelitian bisnis sebagaimana dengan penelitian sosial lainnya memfokuskan
perhatiannya pada aspek manusianya dengan segala macarn bentuk kebutuhannya. Dalam
penelitian semacm ini seorang peneliti dihadapkan pada sekelompok manusia dengan
perannya masing-masing. Sebagai contoh penelitian dengan situasi dan lokasi pada sebuah
karnpus, seorang peneliti dihadapkan pada bermacarn-macam peran angggota populasi,
68
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 4/11
Mereka ada yang berperan menjadi doseD. kalyawan. mahasiswa; pedagang · leseban dan
lain-lain. Tentu tidak semuanya akan relevan menjadi populasi, tergantung pada sifat
penelitiannyatersebut.JikafolruspeneJitiannyatadaDgmabasiswa,makakelompokfungsional
lainnya tidak akan relevan dalam penelitian tersebut. Dengan demikian relevansi sampel
dalam suatu penelitian sangat tergantung pada objet penelitiannya itu sendiri.
b. Tipe sampel apakah yang akan eli diambil?
Pertanyaan ini berkaitan dengan metode apa yang barns digunakan dalam menentukan
sampel. Setiap peneliti akan menemukan permasalahan jenis sampeI macam apa yang sesuai
dengan kebutuhan penelitiannya. Ini berarti tujuan penelitian akan menentukan tipe sampeI
yang akan digunakannya.
c. Apakah akan JDeIIIIUII8ba keraaapa peogambi Ian sampel?
Konsep kerangka pengambilan sampel benar-benar barns dipertimbangkan dalam
penelitian, mengingat anggota populasi sangat bervariasi. Peneliti tidak bisa banya
menggunakan daftar populasi begitu saja sebagai dasar perumusan pengambilan sampel.
0100 karena itu daftar yang telah ada barns eli redefinisi untuk menentukan siapa sajakah
yang sebenarnya masuk dalam populasi penelitian. Stratifikasi yang ada dalam setiap
masyarakat menjadikan keharusan penggunaan kerangka pengambilan sampel dengan
maksud agar sampel dapat benar-benar mewakili populasi yang ada.
d. Apakab yang menjadi parameter pihak-pibak yang berkepentingan?
Dalam menentukan bentuk sampel, peneliti hams memperhatikan kepentingan kbusus
yang menjadi pararneterpopulasi. Sebagai contob, dalam suatu proyek penelitian kemunglti-
nan pembangunan fasilitas padang golf dikampus sebuab perguruan tinggi. Dalam penelitian
semacam ini ada beberapa parameter yang menjadi pertimbangan si peneliti. Hal ini
mengingat perhatian dan kepentingan akan pennainan golf sangat spesifik. Oleh karena itu
harus dipertimbangkan (a) berapa proporsi populasi Y3llg senang dengan olah raga ini, (b)
berapa penghasilan rata-rata per bulaan, (c) berapa waktu Iuang/libur dalam setiap minggu ..
dan lain-lainya, Kepentingan yang sangat spesifikini, tentunya akan membatasi pemilihan
metode pengambilan sampel. Dalam contob semacam ini, kiranya tidak tepat apabila penelitimengambil sampel dari kalangan pegawai golongan satu atau dua, mengingat kemampuan
membiaya olahraga semacam ini tidak ada. Jadi, peneliti harus mengarahkan pengambilan
sampel pada populasi pegawai golongan tiga dan empat atau dari kalangan mahasiswa.
e. Berapa banyak sampe. yang akan __ bil?
Seberapakah jumlah sampel yang akan diambil dalam suatu penelitian merupakan
persoalan yang sangat penting dalam suatu penelitian. Disatu sisi jumlah yang dianggap
kurang akan menimbulkan kontroversi apakah sampel dapat mewakili, sebaliknya jumlah
sampel yang terla!u banyak juga akan menimbulkan masalah tingginya biaya penelitian.Berapakah ukuran yang pantas besarnya sampel penehtian, temyata tidak ada kesepakatan
mengenai jumlah absolut ataupun dalam prosentase.
69
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 5/11
IIilM i i IJ I i O i ,riO 1 III rI IIWIJlIltIll i i I J I i O i I
f. Berapa banyak biaya yang akan dikeluarkan?
Besamya biaya penelitian dapat menjadi kendala suatu proyek penelitian. Oleh karen a
itu dalam mereneanakan sampel, peneliti juga harus memperhatikan aspek anggaran yang
disedikan dalam proyek penelitian yang sedang dikerjakannya. Pemilik proyek penelitiantentu tidak akan bersedia untuk mengeluarkan dana bagi suatu penelitian yang membutuhkan
dana sang at besar, namun hasil penelitiannya nanti tidak sebanding dengan biaya yang telah
dikeluarkannya.
Dengan memperhatikan uraian di atas, seorang peneliti tidak akan dapat mengelak
keharusan menggunakan teknik sampling dalam penelitiannya.
B. PROBABILITY SAMPLING
Sebagaimana tertera dalam tabeI5.1, probability sampling apabila jumlah pengambilan
sampelnya tidak dibatasi akan berbentuk simple random sampling methode, sedangkan
kalau dibatasi akan membentuk complex random sampling method. Uraian berikut ini akan
membahas bagaimana bentuk-bentukprobability sampling metohds.
Simple random Sampling adalah pengambilan sampel yang memberikan kesempatan
yang sarna untuk semua anggota populasi. Teknik pengambilan sampel ini dilakukan dengan
eara yang sangat sederhana sepanjang setiap elemen dalam populasi diberi kesempatan yang
sarna untuk menjadi sampel, maka teknik ini dianggap memenuhi syarat. Ambil eontoh,
seandainya anda ingin mengambil 20 orang mahasiswa dari populasi sebanyak 100 orang
dalam suatu penelitian tentang persepsi mahasiswa terhadap wanita karier. Apabila sampelakan diambil seeara aeak sederhana, terlebih dahulu daftarlah keseratus mahasiswa tersebut.
Lakukanlah lotere (dengan eara yang anda sukai) terhadap keseratus orang mahasiswa
tersebut guna diambil sebanyak 20 orang mahasiswa. Dengan eara lotere apapun sepanjang
setiap populasi diberikan kesempatan yang sarna, sampel yang terpilih menjadi sah dan
dianggap mewakili keseluruhan populasi.
Kebaikan teknik pengambilan sampel ini adalah prosedurnya sangat mudah dilaksana-
kan dan tidak memerlukan proses pengolahan data yang rumit. Kelemahannya adalah,
memungkinkan muneulnya sampling eror yang sangat tinggi. Ini berarti sangat dimungkin-
kan adanya sampel yang sebenarnya tidak dapat mewakili responden karena dia tidaksepenuhnya memahami persoalan yang dihadapinya. Pengambilan sampel semaeam ini
mengandung kemungkinan bias, sehingga hasil penelitian dapat diragukan oleh pihak lain.
Systematic Sampling adalah pendekatan pengambilan sampel yang dilakukan dengan
menentukan sejumlah elemen dalam populasi yang diambil. Sebagai eontoh, pengambilan
sampel diawali dengan aeak untuk sampel ke satu dan untuk sampel berikutnya dengan pola
(sistematika) tertentu. Pola pengambilan sampel ini sangat simple dan bersifat fleksibel,
sehingga sangat mudah dilaksanakan. Langkah-Iangkah pengambilan sampel adal~ sebagai
berikut:
1. buatlah kartu bemomor untuk semua anggota populasi (dapat pula dengan daftar nama-
nama semua anggota populasi),
70
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 6/11
WI UL II II J Jli U n'll'III'1I1'111111 Jc l JI II dUiUi A I J B
2. tentukan ratio sampel yang akan digunakan, dan
3. tentukan secara random nomor pertama sampel yang akan dipilih.
Sebagai contoh, Seorang Dosen akan mengambil sampel diantara 1.500 orang mahasiswa
untuk dimintai pendapatnya mengenai pentingnya mengajar dengan overhead projector
(OHP). Sampel yang akan diambil sebanyak 5 % dari populasi atau dengan ratio 1:20.
Dengan demikian jumlah sarnpel yang akan diarnbil adalah 75 orang mahasiswa. Cara
pengarnbilan sampel dilakukan dengan menentukan nomorpertama secara acak. Seandainya
nomor 13ditentukan sebagai sarnpel pertama, maka sarnpel berikutnya diarnbilnya berurutan
setiap 20 nomor berikutnya.
Kelemahan pendekatan di atas, kemungkinan sarnpel bias sangat besar. Sangat di-
mungkinkan populasi nomor 1 sId 12, atau momor 14 sId 32 sebetulnya tidak terwakili oleh
sarnpel yang diambil. Maksudnya sarnpel tersebut mungkin tidak menguasai materi (ma-salah) yang ditanyakan. Seandainya mahasiswa yang terpilih menjadi sarnpel kebetulan tidak
pernah mengikuti kuliah, tentu saja dia jarang mengalami bagaimana bedanya kuliah dengan
OHP ataupun tanpa OHP. Tentu sarnpel tersebut tidak akan marnpu menjawab materi yang
akan ditanyakan. Meskipun kelemahan ini dapat saja diatasi dengan mengganti dengan
sampel yang lain, narnun toh si peneliti juga tidak akan marnpu mendeteksi kemungkinan
timbulnya masalah yang sarna. Jika demikian peneliti dapat merubah pengarnbilan sampel
yang pertarna kalinya. Dengan cara mengubah pengarnbilan sampel yang pertama, maka
peneliti sebenamya dapat memberi arab pengambilan sarnpel tersebut. Inilah kiranya, risiko
pengambilan sampel dengan pendekatan ini. Penentuan untuk pertama kalinya suatu sampelakan sangat menentukan apakah data yang terkumpul tersebut representatip.
Stratified Random Sampling adalah pendekatan pengambilan sampel yang dilakukan
secara acak dengan memperhatikan strata dari populasi. Pendekatan ini dilakukan mengingat
dalarn setiap populasi tertentu pasti akan ditemukan suatu strata populasi yang bersifat
mutually exclusive. Sebagai contoh dalarn suatu Perguruan Tinggi, para mahasiswa dapat
dikelompokkan dalarn strata tertentu, misalnya pengelompokan berdasarkan jumlah SKS
yang diarnbil,jenis kelarnin,jurusan, program studi, dan lain-lain. Pengambilan sarnpel yang
dilakukan secara random memperhatikan stratiftkasi populasi tersebut. Alasan penggunaan
pendekatan ini adalah:
a. secara statistik akan menaikkan efisiensi setiap sampel,
b. memberikan data yang cukup untuk melakukan analisis berbagai jenis pengelompokan
pupulasi, dan
c. memungkinkan diterapkannya metoda dan prosedur penelitian yang berbeda untuk
setiap strata yang diambil.
Kebaikan penggunaan pendekatan ini adalah setiap stratum diharapkan secara internal
bersifat homogen sedangkan dengan strata yang lain bersifat heterogen. Dengan kebaikan
pendekatan ini, diharapkan pengarnbilan sampel akan menjadi lebih efisien. Langkah-
langkah pengambilan sampel adalah sbb:
71
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 7/11
a.
b.
tentukan basis stratifikasi populasi yang akan digunakan,
tentukan berapa banyak strata yang akan diambil (m es kip un tid ak dapat ditentukan
berapa jumlah yang pasti), dan
tentukan berapa banyakjumlah sampel untuk setiap strata (apakah denganproportionatesampling atau disproportionate sampling).
Proportionate sampling, pengambilan jumlah sampel dilakukan seeara proportional,
dengan maksud agar pengambilan sampel dilakukan dengan suatu penalaran yang legis yang
diharapkan daIam setiap stratum akan diwakili oleh suatu sampel. Dengan adanya responden
yang mewakili setiap stratum dalamjumlah yang proporsional. diharapkan objektifitas hasil
penelitian akan dapat dijaga. Disproprtionate sampling (jumlab sampel tidak proporsional).
maksudnya setiap stratum tidak harus/perlu diwakili oleh responden dalam jumlah yang
proporsional. Sampel non proporsional dimungkinkan juga dengan penalaran. belum tentuanggota populasi pada setiap stratum dapat mewakili kepentingan/tujuan penelitian secara
keseluruhan. Hal ini mengingat informasi yang dibutuhkan dalam suatu penelitian tidak
selalu dapat ditemukan dalam keseluruhan stratum masyarakat.
Contoh yang dibahas berikut ini, untuk menggambarkan teknik pengambilan sampel
serta problem alokasi sampel. Sebuah perguruan tinggi swasta mempunyai 9.000 orang
mahasiswa. Peneliti ingin mengetabui seberapakah minat mahasiswadalammendaki gunung.
Hasil penelitian dimaksudkan untuk menyusun perencanaan pembinaan klub pendaki
gunung di perguruan tinggi tersebut. Pengambilan sampel berikut menunjukkan problem
alokasi sampel bila menggunakan jumlah sampel prortional maupun nonproporsional.
Peneliti akan mengambil sebanyak 226 sampel dari sejumlah mahasiswa yang berminat
dalam pendakian gunung. Data awal para mahasiswa perguruan tinggi XYZ tersebut disusun
dengan strata berikut.
I Strata Populasi Populasi (N) Mean (X) Stan. Dev.!
Mhs. tahun pertama 2.000 4 1,6
Mhs. tabun kedua 2.000 5
I2,0
Mhs. tabun ketiga 1.800 9 4,4I
Mhs. tabun keempat 1.700 10 4,8
Mhs. skripsi/pendadaran J 2.500 12 6,0
Berdasarkan pengelompokan (strata) tersebutpeneliti harus menyusun siasat bagaimana
mengambil saampel di antara 9.000 mahasiswa tersebut. Dengan memperhatikan stratum
yang ada, peneliti menghadapi masalah bagairnana membuat alokasi sampel dilakukan bagi
masing-masing strata. Ada beberapa eara alokasi yang dapat dilakukan, antara lain sbb:1. Alokasi sampel secara proportional di antara kelima strata dengan formula sbb:
nl
= jumlah sampel dalam stratum 1
N j = jumlah populasi dalam stratum 1
72
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 8/11
2. Alokasi sampeJ secara disproporional di antara kelima strata dengan formula sbb:
Apabila pengambilan sampel secara disproporsional dengan memperhatikan optimalisasi
kos, besaran sampel untuk setiap stratum harus dirata-rata dengan variasi dalam stratum
itu sendiri. Formulanya adalah sbb:C j = kos yang dikeluarkan untuk pemgumpulan data pada stratum 1
Perhitungan dengan menggunakan ketiga formula tersebut terlihat dalam tabel 5.2
bcrikut ini. Dengan pendekatan yang berbeda dapat diketahuijumlah sampel pada setiap
strata juga akan berbeda pula. Dalam label tersebut alokasi sampel terlihat dalam 7
(stratified proportionate sampling), 8 istratfied disproportionate sampling), dan 9
istratified (,OST optimal sampling).
Tabel6.::
r\lokasi Sampd tknlasd:kan Stratum umuk MaoWti&\\a Pendaki {Sungung
r - - . - - . - - - - - - --1- - --- r._----T----,---- -,.
CoM Ivc II
I jW \ Sl ! W1S1 C, I W,s,I i Propo- Dis-I I ! I
I I I I I I~ propor OptmlI
,
mhs, thoke 1 0.20 1.6 0,32 2.0 0,16 45 19 22
mhs. thoke 2 0,20 2,0 0,4 2,0 0,20 45 23 28
mhs. thoke 3 0,18 4,4 0,792 2,449 0.3234 41 47 45
mhs. thoke 4 0,17 4,8 0,826 2,449 0,3332 I 38 48 46
mhs skripsi 0,25 6.0 1,5 2,449 0,6125
I57 89 85
total 1,00 3,828 1,6291 226 226 226c__ __
WI' population reiative
sampel allocation: proportionate. disproportionate, cost optimal.
1. Perhitungan sampel dengan proportionate adalah sbb:
n1 =WI N= 0,20 (226) = 45
2. Perhitungan sampel dengan disproportionate adalah sbb:
0,320
n=NI
=226 = 19
3. Perhitungan sampel dengan memperhatikan cost optimal adalah sbb:
0,320n=NI
=226 = 19
3,828
73
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 9/11
Bagaimana cara penghitungan jumlah sampelnya ? Perhitungan berikut ini (tabel 5.3)
menunjukkan berapa sampel yang harus diambil dari contoh di atas.
Tabe16.3
Perhituogao Sampel deogao Strata Para Pendaki Gunung
II I
I
II Sl WI SI1
XI (XI _X)l I W. (Xl_X)l
II
II
_ II
!! i
i
I
I
mhs. thoke 1 0,20,
2,56 0,512 4 16,9744 ! 3,39488I I
I
I
I
i
Ihs. th.ke 2 0,20 I 4,00 0,800 5 9.7344I
1,94688I
mhs. thoke 3
I0,18 I 19,36 2,485 9 0,7744 0,13939
I
I
I Imhs. thoke4 0,17 23,04 3,917 10 3.5344 0.60085 I
I I
mhs. skripsi 0,25 I 36.00 9,000 12 15.0544 3,76360 II I i I
total 1,00 j_ 17,714i i
9,84560
I.L_
x = (W , x , > = 0.8 + 1,0 + 1,62 + 1,7 + 3,0 = 8,12
P erh itu ng an s amp el s e ca ra disproporsionate a da la h s bb :
Perhitungan sampel dengan proportionate adalah sebagai berikut:
1,96 ds= 0,5
I(Wldl)Z I(WlSl)
d2= =
0 0-1
(3,828)2
0,255t2=
0-1
0=226
Perhitungan sampel dengan proportionate adalah sebagai berikut :
Cluster Random Sampling, adalah pendekatan pengambilan sampel dengan cara me-
lakukan seleksi terlebih dahulu terhadap setiap individu elemen populasi. Pemilihan
sampel dapat pula dilakukan dengan eara membagi populasi kedalam kelompok-
kelompok elemen dan seeara random beberapa dari kelompo tersebut untuk dipilih
sebagai eontoh. Perbedaan antara Cluster dengan Stratified adalah sbb:
74
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 10/11
Stratified Sampling Cluster Sampling
1. Populasi dibagi kedalam beberapa 1. Populasi dibagi dalam beberapa
kelompok (subgroups), berdasarkan kelompok (subgroups), berdasarkanhubungan kriteria tertentu sesuai kriteria yang ada atau tersedia dalam
dengan variabel yang dipelajari. pengumpulan data.
2 . Diusahakan agar homoginitas dalam 2 . Homogenitas dalam kelompok dan
kelompok serta heteroginitas antar heteroginitas antar kelompok dijaga,
kelompok dapat terjaga. tetapi biasanya dibuat eadangan
3 . Pemilihan elemen sampel dilakukan 3 . Pemilihan sampel dalam kelompok
seeara random dalam masing-masing dilakukan seeara random kalaugroup melakukan studi yang bersifat tipikal.
Dalam meraneang sampel dalam pendekatan ini, hendaknya diperhatikan pertanyaan
berikut ini:
1. Sejauh mana homogenitas setiap cluster?
2. Apakah setiap cluster dapat dipisahkan kesamaan atau ketidaksamaannya?
3. Seberapa luaskah cluster yang akan diambil ?
4. Apakah akan digunakan single step atau multiple step clusters?5. Berapa banyak sampel yang diinginkan?
Double Sampling, adalah pendekatan pengambilan seeara berganda. Pendekatan ini
dilakukan dengan dua langkah, langkah pertama memperoleh data dengan menggunakan
salah satu dari pendekatan di atas dan langkah selanjutnya atas dasar data yang diperoleh tadi
dilakukan pemilihan sampel )'~ap kedua dengan pendekatan yang sarna atau yang lainnya.
C. NONPROBABILITY SAMPLING
Kadang kala dalam suatu penelitian, dihadapkan pada pilihan apakah akan mengguna-kan pengambilan sampel dengan menggunakan probability ataukah non probability sam-
pling. Dengan eara aeak, dihadapkan dengan kemungkinan adanya sampel bias yang tidak
diketahui, sedangkan dengan pengambilan sampel yang terpilih bahaya semaeam itu dapat
dihindarkan. Disisi lain dengan nonprobability dihadapkan masalah, peneliti tidak dapat
mengetahui interval range yang sangat berguna untuk mengetahui parameter suatu populasi.
Meskipun banyak kelemahannya, dalam penelitian temyata banyak yang menggunakan
pendekatan nonprobability. dengan alasan-alasan yang bersifat teknis yang antara lain:
1. Total populasi tidak diketahui dengan pasti.
2. Penggunaan probability tidak operasional di lapangan, karena sampel cenderung akan
bias.
3. Analisis kros seksi tidak dipergunakan dalam penelitian tersebut.
75
5/13/2018 bab6-perancangan_sampel - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/bab6-perancangansampel 11/11
4. Biaya dan waktu yang tersedia tidak memungkinkan operasi penelitian menggunakan
probability sampling.
Dalam penelitian yang menggunakan nonprobality sampling dikenal dua macam teknik
pengambilan sampling yaitu (a) convenience sampling, dan (2) purposiv sampling (terdiridarijudgment atau sering disebut expert choice dan quota).
SOAL-SOAL UNTUK DISKUSI
1. Jelaskan apa manfaat dalam suatu penelitian dengan menggunakan sampel?
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan pengertian complex random sampling?
3. Apa alasan saudara bila dalam penelitian yang saudara lakukan. anda memilih
menggunakan stratified random sampling?
4. Syarat-syarat apa yang harus dipenuhi apabila saudara meutuskan menggunakan sampel
dalam penelitian survei ?
5. Uraikan apa kebaikan dan kelemahan systematic sampling?
6. Sebutkan alasannya kenapa saudara memilih mengggunakan non probability sampling
dalam penelitian yang akan saudara lakukan ?
7. Jelaskan perbedaan antara cluster random sampling dengan stratified random sampling!
8. Jelaskan apa yang dimaksudkan dengan istilah systematic sampling:
9. Dalam beberapa penelitian seorang peneliti memiling metode pengambilan sample
dengan double sampling method, apa alasannya ?
DAFTAR PUSTAKA
Emori, William c., Business Research Methods. Illinois: Richard D. Irwin. Inc., 1980.
Gay, L.R. and P.L. Diehl, Research Methods for Business and Management, New York:
Macmillan Publ. Company, 1992.
Johnson, Glenn L.Research methodology for Economists. New York: Macmillan Publishing
Company, 1986.
Mubyarto dan Suratno, Metodologi Penelitian Ekonomi. Yogyakarta: BPFE Yogyakarta,
1981.
Soekanto, Soerjono, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia,1986.
76