4
1. Jenis dan Indikasi Cairan Resusitasi Cairan resusitasi dapat diklasifikasikan berdasarkan kepadatan dan kepekatan cairan tersebut dibandingkan cairan plasma, yaitu sebagai berikut : a. Isotonik, yaitu cairan yang memiliki kepekatan atau tekanan osmotic yang sama dengan cairan plasma, contohnya adalah: 1) NaCl normal 0,9% NaCl isotonic berguna untuk penatalaksanaan awal syok hemodinamik dan hipovolemik dengan kondisi hiponatremi, hipokloremia, atau alkalosis metabolic. 2) Ringer laktat (mengandung air, asam laktat, dan elektrolit) Cairan ini berguna untuk mengatasi syok hipovolemik, asidosis metabolic, combustion (luka bakar), pasien hipotensif, dan sindroma syok. 3) Ringer asetat Cairan ini berguna untuk memperbaiki status hidrasi pasien, terutama pada pasien dengan gangguan metabolisme laktat, misalnya pada pasien sirosis hepatis. 4) Komponen darah (albumin 5%) Cairan ini berguna untuk memperbaiki kondisi hipoalbuminea pada pasien. 5) Dextrose 5% in water (D5W) Cairan ini digunakan untuk menggantikan cairan yang hilang, memberikan, suplai kalori, sebagai jalur

Bagas PBL 1.2

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bhiugyg

Citation preview

1. Jenis dan Indikasi Cairan ResusitasiCairan resusitasi dapat diklasifikasikan berdasarkan kepadatan dan kepekatan cairan tersebut dibandingkan cairan plasma, yaitu sebagai berikut :a. Isotonik, yaitu cairan yang memiliki kepekatan atau tekanan osmotic yang sama dengan cairan plasma, contohnya adalah:1) NaCl normal 0,9%NaCl isotonic berguna untuk penatalaksanaan awal syok hemodinamik dan hipovolemik dengan kondisi hiponatremi, hipokloremia, atau alkalosis metabolic.2) Ringer laktat (mengandung air, asam laktat, dan elektrolit)Cairan ini berguna untuk mengatasi syok hipovolemik, asidosis metabolic, combustion (luka bakar), pasien hipotensif, dan sindroma syok.

3) Ringer asetatCairan ini berguna untuk memperbaiki status hidrasi pasien, terutama pada pasien dengan gangguan metabolisme laktat, misalnya pada pasien sirosis hepatis.4) Komponen darah (albumin 5%)Cairan ini berguna untuk memperbaiki kondisi hipoalbuminea pada pasien.5) Dextrose 5% in water (D5W)Cairan ini digunakan untuk menggantikan cairan yang hilang, memberikan, suplai kalori, sebagai jalur pemberian obat, serta mempertahankan vena agar tidak kolaps.b. Hipotonik, yaitu cairan yang memiliki tekanan osmotic lebih rendah daripada cairan plasma. Dengan demikian, cairan dapat berpindah dari intravaskuler menuju interseluler, contohnya adalah:1) Dextrose 2,5% dalam NaCl 0,45%2) NaCl 0,45%3) NaCl 0,2%c. Hipertonik, yaitu cairan yang memiliki tekanan osmotic lebih tinggi daripada cairan plasma, contohnya adalah:1) Dextrose 5% dalam NaCl 0,45%Cairan ini berguna untuk memperbaiki kondisi insensible water loss.2) Dextrose 5% dalam NaCl 0,9%3) Dextrose 10% dalam air4) Dextrose 20% dalam air5) NaCl 3% dan 5%6) Larutan hiperalimentasi7) Dextrose 5% dalam ringer laktat8) Albumin 25%2. Patofisiologi Perdarahan Postpartum

Uterus dan plasenta menerima 500-800 mL darah per menit melalui jaringan pembuluh darah yang menjadi predisposisi perdarahan massif apabila tidak dikontrol secara medis dan fisiologis. Hal ini diperkuat dengan volume ibu hamil pada trimester tiga yang meningkat 50% dari normal. Saat plasenta terlepas dari endometrium, myometrium uterus akan berkontraksi untuk menjepit pembuluh darah uterus sehingga perdarahan dapat terhenti. Namun, pada kondisi atonia uteri, kontraksi uterus tidak adekuat sehingga gagal mencegah perdarahan berhenti. Hal ini menyebabkan perdarahan secara aktif sebanyak 80% (Yiadom et al, 2014)Yiadom MYAB, Dyne PL. 2014. Postpartum Hemorrhage in Emergency Medicine. Medscape Reference, 796785.

National Institute for Health and Care Excellence. 2013. Intravenous fluid therapy in adults in hospital: Clinical guideline. http://www.nice.org.uk/nicemedia/live/13298/63879/63879.pdf