31
bagian bagian bandara Rasyid Aviandi/224110009 Khairan Kasira/224110068 APRON : Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron) adalah bagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (airport side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu . Air Traffic Controller (ATC) : Pengatur lalu-lintas udara (Air traffic control) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. Kegunaan lain adalah untuk memerintah dan menerangkan keadaan dari lalu- lintas diudara juga memberikan informasi kepada pilot, seperti keadaan radar, cuaca, terutama informasi navigasi. Biasanya Pengaturan lalu-lintas udara dilakukan diatas menara (Tower), agar dapat melihat dengan jelas keadaan Landas pacu

bagian bagian bandara udara.docx

  • Upload
    iinnor

  • View
    586

  • Download
    78

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: bagian bagian bandara udara.docx

bagian bagian bandara

Rasyid Aviandi/224110009Khairan Kasira/224110068APRON : Pelataran pesawat (bahasa Inggris: apron) adalah bagian dari bandar udara yang digunakan sebagai tempat parkir pesawat terbang. Selain untuk parkir, pelataran pesawat digunakan untuk mengisi bahan bakar, menurunkan penumpang, dan mengisi penumpang pesawat terbang. Pelataran pesawat berada pada sisi udara (airport side) yang langsung bersinggungan dengan bangunan terminal, dan juga dihubungkan dengan jalan rayap (taxiway) yang menuju ke landas pacu.

Air Traffic Controller (ATC) : Pengatur lalu-lintas udara (Air traffic control) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. Kegunaan lain adalah untuk memerintah dan menerangkan keadaan dari lalu-lintas diudara juga memberikan informasi kepada pilot, seperti keadaan radar, cuaca, terutama informasi navigasi.Biasanya Pengaturan lalu-lintas udara dilakukan diatas menara (Tower), agar dapat melihat dengan jelas keadaan Landas pacu

 

Terminal : Suatu terminal bandar udara merupakan sebuah bangunan di bandar udara dimana penumpang berpindah antara transportasi darat dan fasilitas yang membolehkan mereka menaiki dan meninggalkan pesawat .

Page 2: bagian bagian bandara udara.docx

Di terminal, penumpang membeli tiket, menitipkan bagasinya, dan diperiksa pihak keamanan. Bangunan yang menyediakan akses ke pesawat (melalui gerbang) disebut 'concourse. Tetapi, sebutan "terminal" dan "concourse" kadang-kadang digunakan berganti-ganti, tergantung konfigurasi bandara.Bandara kecil memiliki sebuah terminal sementara bandara besar memiliki beberapa terminal dan/atau concourse. Di bandara kecil, bangunan terminal tunggal melayani semua fungsi sebuah terminal dan concourse.

TAXIWAY : Jalan rayap (bahasa Inggris: taxiway) adalah jalan penghubung antara landas pacu dengan pelataran pesawat (apron), kandang pesawat (hangar), terminal, atau fasilitas lainnya di sebuah bandar udara. Sebagian besar jalan rayap mempunyai permukaan keras yang merupakan lapisan aspal atau beton, walaupun bandar udara yang lebih kecil terkadang menggunakan batu kerikil atau rumput. Bandara-bandara yang sibuk umumnya membangun jalan rayap berkecepatan tinggi sehingga pesawat terbang dapat lebih cepat meninggalkan landas pacu. Hal ini dilakukan agar landas pacu dapat dikosongkan dalam jangka waktu yang lebih pendek untuk memberikan ruang bagi pesawat lainnya untuk mendarat.   

Mengenal Bagian-Bagian Bandara Bandara atau Bandar udara adalah sebuah fasilitas dimana pesawat terbang dapat menaikkan dan menurunkan penumpang ataupun kargo yang kemudian akan mendarat / lepas landas. Beberapa bandara di dunia memiliki banyak fasilitas yang begitu kompleks yang saling terintegrasi dengan beberapa transportasi massal . Sebegitu lengkapnya bandara ini disebut aerocity atau kota udara.

Pada awal mula perkembangannya, bandara hanya terdiri dari bangunan yang ditujukan kepada penumpang dan adanya ruang terbuka yang cukup bagi pergerakan pesawat, baik untuk landas pacu maupun tempat menaikkan ataupun menurunkan penumpang. Namun, seiring bertambahnya jumlah penumpang dan bertambahnya ukuran pesawat, maka tidaklah mungkin bagi bandara tempo doeloe dapat menampungnya. Atas dasar itulah suatu bandara harus mengimbangi perkembangan lalu lintas udara. Terlepas dari itu, adalah suatu kebanggaan bagi negara yang memiliki bandara ber-kelas kakap. Misalnya pada bandara Internasional Suvarnabhumi di Thailand yang memiliki menara Pengontrol Lalu lintas Udara (ATC) tertinggi di dunia, lalu bandara Internasional Charles De Gaulle, Paris, yang memiliki desain terminal yang futuristik.

Lalu, bagian-bagian apa sajakah yang mutlak diperlukan agar suatu bandara dapat dikatakan bandara modern – atau paling tidak bandara yang berstandar internasional?1. Terminal

Page 3: bagian bagian bandara udara.docx

Bisa dibilang terminal adalah elemen utama (selain landas pacu) yang mutlak berada di bandara karena di bangunan inilah calon penumpang pertama kali menginjakkan kakinya. Di dalam terminal ini, kita dapat membeli tiket, melakukan check-in, menunggu, dan sebagainya.

Banyak bandara memiliki lebih dari satu terminal yang tiap terminalnya pun dapat dibagi lagi menjadi bangunan-bangunan yang lebih kecil yang disebut concourse. Contohnya, ada tiga buah terminal yang berada di bandara Internasional Soekarno-Hatta yaitu terminal 1, 2, dan 3. Pembagian pun dilakukan lagi menjadi tiga concourse di tiap terminal (kecuali terminal 3) yaitu terminal 1a, 1b, 1c, dan terminal 2a, 2b, dan 2c.

Jenis terminal lainnya yaitu terminal satelit yang digunakan di beberapa bandara. Terminal ini merupakan bagian yang terpisah dari terminal utama dan hanya dihubungkan oleh jalan penghubung (misal: jalan bawah tanah). Sehingga pesawat dapat parkir di setiap sisinya.2. ApronApron atau pelataran pesawat adalah tempat dimana pesawat dapat parkir untuk menaikkan / menurunkan penumpang ataupun mengisi bahan bakar. Pada bandara internasional, biasanya terdapat garbarata yaitu lorong yang menghubungkan antara pesawat dan terminal. Antara apron dan landas pacu, dihubungkan dengan jalan rayap yang disebut taxiway.3. Taxiway

Page 4: bagian bagian bandara udara.docx

Taxiway adalah jalan yang menghubungkan antara Apron dan landas pacu. Keberadaannya sangatlah penting karena dengan adanya taxiway, pesawat dapat berjalan menuju apron dengan aman tanpa mengganggu pesawat lainnya.4. ATC (Air Traffic Controller)

Pemandu Lalu Lintas Udara (Air Traffic Controller) adalah penyedia layanan yang mengatur lalu-lintas di udara terutama pesawat terbang untuk mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan tabrakan. ATC atau yang disebut dengan Air Traffic Controller merupakan pengatur lalu lintas udara yang tugas utamanya mencegah pesawat terlalu dekat satu sama lain dan menghindarkan dari tabrakan (making separation). Selain tugas separation, ATC juga bertugas mengatur kelancaran arus traffic (traffic flow), membantu pilot dalam menghandle emergency/darurat, dan memberikan informasi yang dibutuhkan pilot (weather information atau informasi cuaca, traffic information, navigation information, dll). ATC adalah rekan dekat seorang Pilot disamping unit lainnya, peran ATC sangat besar dalam tercapainya tujuan penerbangan. Semua aktifitas pesawat di dalam area pergerakan diharuskan mendapat izin terlebih dahulu melalui ATC, yang nantinya ATC akan memberikan informasi, insturksi, clearance/izin kepada Pilot sehingga tercapai tujuan keselamatan penerbangan, semua komunikasi itu dilakukan dengan peralatan yang sesuai dan memenuhi aturan.5. Landas Pacu

Page 5: bagian bagian bandara udara.docx

Tanpa yang satu ini, bisa dipastikan (baca: tak akan mungkin) pesawat dapat mendarat / lepas landas dari dan menuju bandara. Pada awalnya, permukaan landas pacu adalah rumput atau pun tanah yang dipadatkan. Akan tetapi, ketika badan pesawat bertambah besar maka yang lazim digunakan saat ini adalah aspal dan beton. Panjang dan lebarnya pun bervariasi mulai dari yang panjangnya 1000m hingga 5000m lebih.

Sementara ukuran landas pacu di Indonesia sendiri kurang lebih 3200m x 45m. Dengan ukuran seperti itu, tidaklah cukup untuk didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A380. Hanya beberapa bandara saja di Indonesia yang ukurannya 4000m x 60m. Namun itu cukup wajar mengingat wilayah Indonesia adalah kepulauan yang sangat membutuhkan bandara kecil untuk penerbangan perintis.

Ukuran landas pacu pun tidaklah mutlak karena juga dipengaruhi iklim, semakin tinggi suhu yang berada di sekitar bandara, maka semakin panjang pula landas pacu yang diperlukan.Penamaan

Setiap landas pacu di seluruh bandara di dunia memiliki nama yang disesuaikan dengan arahnya. Yaitu dimulai dari 01 hingga 36 – ini diambil dari 10 hingga 360 derajat. Jika disesuaikan dengan mata angin maka:

09 ------ untuk arah timur18 ------ untuk arah selatan27 ------ untuk arah barat36 ------ untuk arah utara

Misalnya, suatu bandara memiliki landas pacu 07/25. Loh, dari mana tanda ‘/’ dan angka ‘25’? Dikarenakan landas pacu bisa digunakan dua arah, maka penamaannya juga ada dua arah yang dipisahkan tanda garis miring dengan selisih 18. Pada contoh diatas, landas pacu tersebut memiliki arah ‘kurang lebih’ timur laut dan ‘kurang lebih’ barat daya.

Lain cerita jika pada suatu bandara memiliki landas pacu paralel atau sejajar. Tidaklah mungkin memberi nama dua atau lebih landas pacu dengan nama yang sama walaupun arahnya sama karena akan membingungkan pilot. Lalu bagaimana? Jika ada landas pacu yang sejajar, maka akan diidentifikasikan dengan ‘L’ untuk left, ‘C’ untuk center, dan ‘R’ untuk right dibelakang angka.

Misalnya, suatu bandara memiliki tiga landas pacu yang sejajar, yang satu bernama 09L/27R, 09C/27C, dan yang ketiga bernama 09R/27L.

Penjelasan:

Sudah pasti ketiga landas pacu memiliki angka yang sama yaitu 09/27 karena, jelas, ketiganya merupakan

Page 6: bagian bagian bandara udara.docx

landas pacu yang sejajar. Kalau dikonversikan ke arah mata angin, maka 09 untuk arah timur dan 27 untuk arah barat.

Pada ketiga nama tersebut, perhatikan saja pada bagian 09L, 09C, dan 09R. Lalu cobalah bayangkan Anda menghadap timur dan didepan ada tiga landas pacu paralel tadi. Anda akan mendapatkan tiga kedudukan yang berbeda, kiri, tengah, dan kanan. Nah, nama landas pacu itu disesuaikan dengan kedudukannya. Begitu juga jika Anda mengarah ke barat, yang terdapat landas pacu 27R, 27C, dan 27L

bagian bagian Aerodrome.instrument.bandar udara,pembagian kerja bandar udara

A. Pengetahuan Dasar Bandar Udara (Basic Aerodrome Of Sciences)A. Defenisi Bandar Udara (Definition Of Aerodrome)B. Fisik Karakteristik Bandar Udara (Physical Characteristic of Aerodrome)C. Daerah Lingkungan Kerja Bandar Udara.D. Alat Bantu Pendaratan Visual (Visual Aid for Navigation)E. Marka atau RambuF. Taxiway lighting and Threshold lightingG. Lokasi Bandar Udara (Location of Aerodrome)H. Alat Bantu yang menunjukkan rintangan (visual Aids for Denoting Obstucle).B. Pengantar Bandar UdaraDalam Pengantar Bandar Udara ini akan diberikan beberapa pengertian-pengertian yang erat kaitannya dengan urutan-urutan tersebut diatas sehingga memudahkan bagi peserta untuk memahami pengertian-pengertian dimaksud antara lain :AERODROME :Ialah daerah tertentu didaratan atau di perairan, termasuk sebuah bangunan, instalasi, dan peralatan yang semuanya atau sebagian digunakan untuk melayani kedatangan dan keberangkatan pesawat udara.AERODROME REFERENCE POINT :Ialah lokasi / geografis / titik tertentu pada Bandar Udara yang menunjukkan lokasi Bandara Udara tersebut.AEROPLANE REFERENCE FIELD LENGTH (ARFL)Ialah panjang landasan pacu minimum yang dibutuhkan untuk lepas landas pada keadaan maximum certificated take off weigh, sea level, standard atmospheric condition, (elevasi 0 M/atau hanya puluhan meter, 150 – 760 mm Hg, angin tenang, slope 0 %)AIRCRAFT CLASSIFICATION NUMBER (A.C.N) :Ialah angka yang menunjukkan dampak relatif suatu pesawat terbang terhadap konstruksi perkerasan pada suatu kategori standard khas dari suatu sub grade.

APRON :Ialah daerah tertentu pada suatu Bandar Udara dimaksudkan untuk melayani keperluan pesawat terbang dalam hal naik turunnya penumpang bongkar muat muatan (barang dan pos), pengisian bahan bakar, parkir atau perawatan.BALANCE FIELD LENGTH :Suatu konsep pemilihan panjang landasan pacu yang diperlukan oleh suatu pesawat terbang dengan kecepatan kritis (VI) tertentu, sedemikian sehingga panjang landasan pacu yang diperkeras mencakupi

Page 7: bagian bagian bandara udara.docx

untuk pesawat terbang tinggal landas sampai ketinggian 35 feet dan keseluruhan landasan pacu termasuk stopway mencakupi untuk berhentinya pesawat dengan aman seandainya gagal untuk tinggal landas.CLEARWAY :Daerah berbentuk persegi panjang dibawah pengawasan Bandar Udara dimaksudkan sebagai suatu daerah bebas hambatan yang memungkinkan pesawat terbang sebagai hambatan yang memungkinkan pesawat terbang melakukan sebagian usaha pendakian setelah tinggal landas sampai suatu ketinggian tertentu.DECLARED DISTANCE :Suatu jarak yang ditetapkan /diperhitungkan dari suatu landas pacu untuk kedua ujungnya, meliputi :TORA (Take Off Run Available), yaitu panjang landas pacu yang tersedia mencakupi untuk melaju di landasan (ground Run) pada saat tinggal landas.TODA (Take off Distance Available), panjang landas pacu yang tersedia / mencakupi untuk melaju didaratan / landasan sampai ketinggian tertentu (35 feet), dan jika landas pacu dilengkapi dengan clearway maka TODA menjadi = TCRA + Clearway.ASDA (Accelerate Stop Distance Available), yaitu panjang landas pacu yang tersedia untuk melaju sejak pesawat mulai bergerak melaju, batal tinggal landas, direm dan berhenti dengan aman, dan jika landasan pacu dilengkapi dengan stopway maka ASDA menjadi TORA + Stopway.LDA (Landing Distance Availble), yaitu panjang landas pacu yang dinyatakan tersedia /mencakupi untuk pendaratan pesawat terbang dalam gerak melaju di landasan pacu sampai berhenti dengan aman.INSTRUMEN RUNWAY :Landasan pacu yang dilengkapi dengan peralatan/instrumen penuntun pendaratan pesawat terbang, terdiri dari :a. Non Precission Approach Runway (NPAR), yaitu landasan pacu dengan pelayanan alat bantu visual dan non visual dilengkapi paling tidak dengan pembimbing arah yang memadai untuk pendekatan (Straight in apporoach)b. Precission Approach Runway (PAR) Category I, yaitu landasan pacu dengan pelayanan ILS (Instrumen Landing System) dan alat bantu visual dimaksudkan untuk operasi bimbingan pendaratan/pendekatan sampai dengan ketinggian (decision height) 60 M dan RVR (Runway Visual Range) sejarak 800 M.c. Precession Approach Runway (PAR) Category II, yaitu seperti pada Category I, akan tetapi dengan decision height 30 M dan RVR sejarak 400 Md. Precission Approach Runway (PAR) Category III, yaitu landasan pacu dengan pelayanan ILS kearah dan sepanjang permukaan landasan pacu (tanpa suatu decision height yang digunakan) dengan lebih terperinci lagi sebagai berikut :Ø CAT III A, dimaksudkan untuk operasi bimbingan pendaratan sampai dengan jarak RVR 200 M kemudian menggunakan alat bantu visual selama tahap akhir pendaratan.Ø CAT III B, dimaksudkan untuk operasi bimbingan pendaratan sampai dengan jarak RVR 50 M untuk taxiing.Ø CAT III C, dimaksudkan untuk operasi bimbingan pendaratan yang tidak lagi berpedoman/mempercayakan pada alat (bantuan) visual, baik untuk pendaratan maupun taxing.

MARKER :Suatu obyek yang dipasang/ditunjukkan diatas tanah (ground level) yang memberikan petunjuk/indikasi suatu obstacle atau menggambarkan suatu batas.MARKING :

Page 8: bagian bagian bandara udara.docx

Suatu tanda atau kelompok tanda-tanda yang dipasang/ditunjukkan pada permukaan tanah di daerah pergerakan (movement area) untuk memberikan informasi aeronautika.MOVEMENT AREA :Bagian dari aerodrome yang digunakan bagi lepas landas, pendaratan dan taxiing pesawat terbang termasuk daerah apron.NON INSTRUMENT RUNWAY :Landasan pacu yang dimaksudkan untuk operasi pesawat terbang yang menggunakan prosedure pendekatan (Approach) secara visual.OBSTUCLE :Semua obyek yang bergerak ataupun tetap (baik sementara atau permanen) atau sebagian dari itu yang terletak suatu daerah yang dimaksudkan untuk pergerakan pesawat terbang di darat, atau ketinggiannya melebihi suatu permukaan tertentu yang dimaksudkan untuk melindungi pesawat terbang yang sedang terbang.RUNWAY :Daerah tertentu berbentuk persegi panjang di lapangan terbang dimaksudkan sebagai daerah lepas landas dan pendaratan pesawat terbang.PAVEMENT CLASSIFICATION NUMBER (PCN) :Angka yang menyatakan kekuatan/daya dukung konstruksi perkerasan bagi operasi tanpa suatu pembatasan.RUNWAY END SAFETY AREA (RESA) :Daerah yang simetris terhadap perpanjangan sumbu landasan terletak pada ujung (berbatasan dengan) strip landasan, dengan maksud utama untuk mengurangi terjadi overshooting (pendaratan berlebih) atau overrunning (meluncur) dari landasan pacu.RUNWAY STRIP :Daerah tertentu termasuk landasan pacu dan stopway (jika ada) dimaksudkan untuk :a. Mengurangi resiko kerusakan pesawat dalam hal terjadi meleset keluar dari landasan pacu.b. Melindungi pesawat yang terbang selama operasi pendaratan atau tinggi landas terhadap rintangan.RUNWAY VISUAL RANGE :Suatu jarak dimana pilot yang berada didalam pesawat pada/diatas sumbu atau perpanjangan sumbu landasan dapat melihat rambu-rambu landasan atau nyala lampu yang memberikan gambaran landas pacu atau yang mengidentifikasikan suatu landas pacu.

SHOULDER :Daerah yang berdekatan/berbatasan dengan tepi konstruksi perkerasan yang dipersiapkan sebagai peralihan antara daerah perkerasan dengan daerah didekatnya/bersebelahan.STOPWAY :Daerah tertentu berbentuk persegi panjang pada ujung landas pacu (TORA) yang disiapkan sebagai daerah yang memadai untuk menghentikan pesawat adalah pesawat gagal tinggal landas kemudian meluncur.

TAXIWAY (JALAN PESAWAT)Jalan lintas tertentu di lapangan terbang diperuntukkan bagi melintasnya pesawat (Taxiing, pergerakan di darat) dan dimaksudkan sebagai daerah kelengkapan hubungan antara satu bagian dengan bagian lainnya di lapangan terbang termasuk :a. Aircraft Stand Taxilance : sebagian dari apron yang diperuntukkan sebagai taxiway dan dimaksudkan hanya untuk lintasan ke aircraft stand (tempat pemberhentian pesawat).b. Apron Taxiway : sebagian dari system yang terletak di apron dan dimaksudkan untuk jalur taxi langsung melintasi apron.

Page 9: bagian bagian bandara udara.docx

c. Rapid Exit Taxiway : Taxiway yang menyambung ke landasan pacu dengan sudut tertentu dan diperuntukkan bagi pesawat yang mendarat atau berbelok langsung ke taxiway tersebut masih dalam kecepatan tinggi tanpa perlu mencapai exit taxiway yang berikutnya, dengan demikian mengurai Runway Occupancy Time (masa tinggal di landasan pacu)THRESHOLD (AMBANG LANDASAN PACU)Bagian awal, pangkal dari landasan pacu yang dapat digunakan untuk pendaratan.Dari beberapa pengertian tersebut diatas merupakan kelengkapan pengertian yang masih relevan dengan pokok bahasan yang akan digunakan sebagai referensi yang secara berkesinambungan terhadap pembahasan materi.BANDAR UDARA

A. Defenisi Bandara Udara (Definition Of Aerodrome)Bandar Udara (Aerodrome) : ialah daerah tertentu di daratan atau di perairan, termasuk semua Bangunan, Instalasi, dan Peralatan yang semuanya atau sebagian digunakan untuk melayani kedatangan dan keberangkatan pesawat udara.Dengan defenisi tersebut diatas maka dapat dijabarkan Bandar Udara secara terperinci diuraikan sebagai berikut :Ø Harus jelas lokasi yang akan dipergunakan (di daratan atau di perairan).Ø Kemudian harus ada sarana dan prasarana yang meliputi (Bangunan; Instalasi; dan Peralatan).Ø Kegunaan dan manfaat dari Bandar Udara itu sendiri (Melayani kedatangan dan keberangkatan pesawat udara).Dari penjabaran tersebut maka selanjutnya mari kita kaji satu persatu point diatas :1. Fasilitas BangunanFasilitas Bangunan yang berada di suatu lingkungan Bandar Udara dibagi menjadi :

a. Bangunan OperasiBangunan yang dipergunakan untuk menunjang kelancaran operasi keselamatan penerbangan, yang termasuk dalam bangunan ini meliputi antara lain :· Gedung Operasi· Control tower· Garasi PKP-PK· Bangunan Instalasi Listrik· Bangunan / Gedung Telnav (Telekomunikasi dan Navigasi).b. Bangunan UmumBangunan yang tidak termasuk bangunan operasi (tidak menunjang kegiatan operasional), yang termasuk dalam bangunan ini adalah :· Perumahan Pegawai/Karyawan dan Karyawati Bandar Udara.· Poliklinik· Gudang Barang· Peralatan Menara air.c. Bangunan TerminalBangunan atau gedung untuk keperluan pelayanan penumpang, barang, dan pos yang datang dan diberangkatkan dengan pesawat udara, yang termasuk dalam bangunan in meliputi :· Ruang tunggu· Ruang kedatangan· Check-In

Page 10: bagian bagian bandara udara.docx

· Informasi dll2. Fasilitas InstalasiFasilitas Instalasi di suatu Bandar Udara dapat dikelompokkan meliputi :a. Instalasi TelekomunikasiSemua peralatan elektronika/mekanik yang dipasang didaratan, dipergunakan untuk hubungan jarak jauh dengan cara timbal balik darat ke darat, dan darat ke udara, dan yang didalamnya Instalasi Telekomunikasi ini antara lain :# AFTN (Aeronautical Fixed Telecommunication Network)# VHF (Very High Frequency)# AMS (Aeronautical Mobile Service)# SSB (Single Side Band)# AFS (Aeronautical Fixed Service)b. Instalasi Navigasi/PerambuanSemua peralatan elektronika/mekanik yang dipasang didaratan, dipergunakan untuk menuntun dan memandu pesawat terbang menuju kearah titik posisi tertentu melalui hubungan searah atau timbal balik, instalasi dimaksud dapat dikelompokkan sebagai berikut :Ø DME (Directional Measuring Equipment)Ø ILS (Instrumen Landing System)Ø NDB (Non Directional Beacon)Ø VOR (Very High Frequency Omny Range)c. Instalasi ListrikPeralatan yang dipasang didaratan sebagai pembangkit tenaga listrik dan sumber daya listrik, instalasi listrik, untuk menunjang kegiatan operasi keselamatan penerbangan dan operasi Bandar Udara, yang termasuk didalam instalasi listrik adalah :ü Hazard Beaconü Obstruction Lightü Rotating Beaconü Approach Lightü Vasiü Papiü Reilü Threshold Lightü Illuminated Landing Tü Illuminated wind cone3. Fasilitas Peralatana. Peralatan TowerSemua peralatan elektronika yang dipergunakan untuk hubungan timbal balik dengan pesawat terbang melalui frekuensi radiodarat ke udara yang masih dalam lingkup pengawasannya.b. Peralatan Communication CentrePeralatan yang dipergunakan untuk merubah gelombang radio teletype menjadi arus searah dalam hubungan antar stasiun darat secara timbal balik.c. Peralatan TerminalPeralatan yang menunjang pelayanan terhadap penumpang, barang. Pos yang akan datang dan diberangkatkan dengan pesawat terbang.

Page 11: bagian bagian bandara udara.docx

d. Peralatan Alat-Alat BeratAlat-alat yang dipergunakan untuk membangun dan memelihara lapangan terbang yang terdiri ; Bolduzer; AMP (Asphalt Mixer Processing); alat pemotong rumput; Finisher; roller; stone chrusher; tractor; tipper; crane & sweaper.PEMBAGIAN AERODROME(Fisik Karakteristik Bandar Udara)A. Fisik Karakteristik Bandar Udara (Physical Characteristic Of Aerodrome)Fisik Karakteristik Bandar Udara dikelompokkan menjadi :1. Menentukan tata letak dan Nomor Landasan (Number and Orientation of Runways).2. Tempat Ambang Landasan (Location Of Threshold)3. Panjang nyata landasan (Actual Length of the Runway)4. Lebar Landasan (Width of Runway)5. Pemisahan landasan sejajar (Separation Of Parallel Runways)6. Kemiringan landasan (Slopes of Runways)7. Kekuatan landasan (Strength of Runways)8. Permukaan landasan (Surface of Runways)

1. Menentukan tata letak dan (Number and Orientation of Runways)Pedoman untuk menentukan tata letak dan Nomor landasan (R/W), akan dipengaruhi oleh beberapa faktor a.I :a. Pembagian maximum angin (Wind distribution)b. Ukuran berat pesawat terbangc. Konfigurasi sayapd. Kondisi perkerasan (Pavement)Dari faktor-faktor tersebut diatas yang dominan adalah angin (Wind distribution), sehingga pesawat terbang dapat mendarat atau tinggal landas pada Bandar Udara 95 % dari Component Cross Wind tidak boleh melebihi :Ø 20 knot (37 Km/jam) dengan ARFL 1500 meter.Ø 13 knot (24 Km/jam) dengan ARFL 1200 s/d 1499 meter.Ø 10 knot (19 Km/jam) dengan ARFL 1200 meter.2. Tempat Ambang Landasan (Location Of Threshold)Bila tempat ambang landasan (Location Of Threshold) perlu dipertimbangkan untuk pemindahan sebagai alternative secara efisien sehingga dapat dipergunakan secara aman dengan jarak 60 meter dari lokasi threshold.3. Panjang nyata landasan (Actual Length of the Runway)Panjang landasan pacu dipengaruhi beberapa faktor antara lain :a. Pesawat terbang yang akan dilayani (Critical Aircraft)b. Jarak non stop terjauh yang diharapkan akan diterbangi oleh pesawat terbang paling sedikit sebanyak 250 kali/tahun.c. Elevansi Bandar Udara diatas permukaan lautd. Temperatur rata-rata harian tertinggi dari bulan-bulan terpanase. MTOW Maximum Take Off Weight Pesawat terbang.

Penentuan Aerodrome Reference CodeNoARFLKODEHURUF

Page 12: bagian bagian bandara udara.docx

LEBAR SAYAPJARAK TERLUARRODA PSWT1Kurang dari 800 MeterASampai 15 MeterSampai 4,5 Meter2800 – 1200 MeterB15 – 24 Meter4,5 – 6 Meter31200 – 1800 MeterC24 – 36 Meter6 – 9 Meter41800 – Meter dstnyaD36 – 52 Meter52 – 60 Meter9 – 14 Meter9 – 14 <>> lihat gambar3. Parallel Taxiway, terdiri dari lima Taxiway yang merupakan penghubung antara R/W dengan apron, jalurnya melintang terhadap landasan pacu (R/W) dan juga terdapat jalur yang sejajar dengan landasan pacu (R/W)4. High speed Exit Taxiway, terdiri dari enam taxiway yang merupakan penghubung antara R/W dengan apron, jalurnya melintang terhadap landasan pacu (R/W) dan juga terdapat jalur yang sejajar dengan landasan pacu (R/W) >> lihat gambar

Threshold lightingThreshold lighting rambu penerangan yang berfungsi sebagai alat Bantu pendaratan. Dipasang pada garis ambang runway dan perpanjangannya pada jarak tertentu. Dengan menggunakan filter hijau dan merah. Threshold lighting memancarkan cahaya hijau atau merah jika dilihat oleh penerbang yang akan mendarat, dan memancarkan warna hijau atau merah apabila dilihat oleh penerbang yang akan tinggal landas. Threshold lighting memberi informasi kepada penerbang bahwa pada garis itulah berawal atau berakhir.

B. Lokasi Bandar Udara (Aerodrome Location)Lokasi Bandar Udara (Location Aerodrome) ini sasaran kepada ARP (Aerodrome Reference Point), maka dapat dijelaskan ARP berlokasi pada suatu tempat/titik dekat atau pada titik pusat Bandar Udara yang bersangkutan.a. Aerodrome Reference Point (ARP) diukur dan ditetapkan “longitude” ataupun “Latitudenya” sampai titik pusat Bandar Udara yang bersangkutan.b. Aerodrome Reference Point (ARP) dikaitkan dengan Aerodrome Code Number (ACN) maka lebih jelas

Page 13: bagian bagian bandara udara.docx

dapat dijelaskan.Ketentuan pemberian nomor landasan (Runway Number), Azimuth Runway dibulatkan menjadi puluhan seperti dibawah ini :10 20 30 40 -----® dibulatkan menjadi kebawah (1420 menjadi 1400)50 60 70 80 90 -----® dibulatkan menjadi keatas (1420 menjadi 1400)Contoh :Azimuth R/W 1350 dibulatkan menjadi 1400 maka nomor R/W dari 1400 menjadi R/W 14, sehingga nomor runway yang berpasangan (berlawanan arah) menjadi + 1800 -----® 1400 + 1800 = 3200KARAKTERISTIK DAN FISIK BANDAR UDARA

Untuk mengetahui tentang kritria dan fisik landasan pacu (R/W) [erhatikan beberapa kriteria, antara lain :1). Fungsi dan tujuan :a. Sebagai pelindung landasan (Landasan Pacu; taxiway; apron dan lainnya) baik terhadap beban lalu lintas atau pengaruh air (air hujan) perubahan/kerusakan serta bersifat tahan lama.b. Memberikan kenyamanan terhadap lalu lintas yang melewati serta memungkinkan mendukung beban yang lebih besar dibandingkan tanpa perkerasan.2). Unsur-Unsur yang diperhitungkana. Karakteristik tanah dasar (Sub Grade),biasanya disimpulkan dalam skala angka kekuatan dukung yaitu CBR (California Bearing Ratio) yaitu suatu angka perbandingan kekerasan suatu material terhadap material standar/granit dalam satuan prosen) atau “k” (modulus of sub grade reection; hubungan antara nilai beban/tekanan dengan besarnya penurunan yang terjadi akibat beban tersebut melalui sebuah pelat tertentu terhadap tanah yang dicari nilainya/diteliti).b. Beban yang direncanakan, yaitu beban yang dihasilkan pesawat terbang terbesar (critical aircraft).c. Repetisi atau jumlah lintas perkiraan yang akan terjadi.3). Jenis-jenis perkerasan landasan pacu (R/W)a. Flexible FavementTerdiri dari bahan/material yang mengandung bituminous/aspal pada permukaannya, sedangkan struktur secara keseluruhan biasanya terdiri dari lapisan-lapisan sub grade (tanah dasar); Sub Base (fundamental); Base; dan surface /permukaan.Pemilihan jenis material pada setiap lapisan dibuat sedemikian sehingga semakin keatas nilai CBRnya makin besar, misalnya sub base dari bahan pasir atau pasir batu, base dari batu pecah berbagai ukuran diikat dengan aspal.Perkerasan ini disebut “flexible” (kenyal) karena meskipun tidak tampak dengan mata telamjang, terjadi kembang susut pada struktur perkerasaan pada saat dibebani dan sat tidak dibebani.b. Rigit PavementDibuat dari beton semen dan disebut “rigit” (kaku) karena seluruh beban yang terjadi sama sekali ditampung oleh pekat beton semen tanpa terjadi suatu perubahan pada pelat beton tersebut, dan beban tersebut diteruskan ke tanah dalam gaya yang jauh menjadi sangat kecil.

c. Cakar AyamDibuat dari beton semen bertulang dalam suatu kesatuan pelat yang luas yang menyatu dengan sumuran-sumuran yang berfungsi sebagai cakar.Pada dasarnya kesatuan perkerasan ini bersifat kaku, tetapi pada saat dibebani akan turun secara bersama-sama atau “tenggelam ke dalam tanah dasar dan kembali kedudukan semula pada saat tidak dibebani”.Hal ini memang terjadi karena konstruksi cakar ayam yang dibuat oleh seorang terapung pada lapisan tanah

Page 14: bagian bagian bandara udara.docx

yang kurang keras (lembek).4). Penilaian KekuatanUntuk landasan pacu yang melayani pesawat terbang dengan bobot lebih dari 5700 Kg, digunakan penilaian CAN-PCN yaitu niai perbandingan antara Pavement Clasification Number dengan Aircraft Clasification number.CAN nilainya diterbitkan/dideclare oleh pabrik yang bersangkutan PCN dinyatakan dengan menyebutkan nilai angka PCN, jenis perkerasan, kekuatan daya dukung sub grate, tekanan ban roda pendaratan maximum, metoda yang diambil untuk mendapatkan nilai angka PCN tersebut:Sebagai contoh Bandar Udara Sentani:

KETERANGAN : 25 F/B/Y/U25 : Nilai angka yang didapatkan dengan menggunakan rumus tertentu dari berbagai parameter/data antara lain nilai CBR, tebal perkerasan.F : Jenis perkerasan.Y : Kategori tekanan maksimum yang diijinkan dari roda pendaratan yaitu 1 Mpa, kategori lainnya adalah W; X; dan Z.B : Kategori daya dukung sub grade yaitu nilai CBR antara 8% s/d 13%, kategori lain adalah A, C, dan D.U : Metode evaluasi yaitu Using Aircraft Experience, metoda lain adalah T (Technical Evaluation) yang menggunakan teknologi/perhitugan tinggi dalam penelitian khusus karakteristik perkerasan.Selain penilaian CAN-PCN terdapat juga penilaian Load Clasificatioan number (LCN) yang masih digunakan dibeberapa temapt di dunia prinsipnya sama dengan CAN-PCN.

FASILITAS KESELAMATAN PENERBANGAN

A. Alat Bantu yang Menunjukkan Rintangan (Visual Aids For Obstucle)Semua bangunan tetap atau proyek/benda yang bergerak (kendaraan, orang, dan binatang) yang berada di suatu pergerakan pesawat terbang.Untuk mengidentifikasi suatu obyek yang dianggap dapat menjadikan penyebab halangan/rintangan di daerah pergerakan pesawat terbang biasanya diberikan tanda atau isyarat dengan lampu yang berwarna kontras putih; merah kuning dan orange.Pemberian tanda atau isyarat terhadap benda atau obyek yang diam biasanya diberikan lampu warna merah dengan menyala secara terus menerus atau terputus-putus (Flashing on-off).Pada obyek/benda yang diam, karena ketinggiannya, sehingga mengganggu kelancaran operasi penerbangan, maka harus diberikan tanda atau isyarat :a. Tiang antena; menara air diberi tanda lampu merah dengan menyala terus menerus disebut dengan istilah Obstruction Light.b. Pada gunung-gunung yang terletak di daerah pergerakan pesawat terbang karena ketinggiannya, maka dipasang/diberi lampu warna merah menyala secara terputus-putus (on-off flashing).Pada obyek/benda yang bergerak antara lain :a. Mobil/kendaraan-kendaraan dinas yang beroperasi di daerah movement area diberi tanda kuningb. Untuk kendaraan yang dalam keadaan darurat/emergency diberikan warna yang sangat mencolok yaitu warna merah.Persyaratan lain penempatan tanda/isyarat baik terhadap benda yang diam maupun bergerak harus kelihatan dari semua arah, sekurang-kurangnya mempunyai jarak pandang kurang lebih sampai 300 meter.Bila pemberian tanda terhadap obyek/benda selain menggunakan lampu, sebagai alternative lain dapat

Page 15: bagian bagian bandara udara.docx

digunakan “bendera” dengan ketentuan :- Untuk obyek yang diam (Fixed Obyek)Berwarna orange atau kombinasi orange putih dan merah putih- Untuk obyek yang bergerak (Mobile Obyek)Dibuat kotak-kotak (seperti papan catur) warna orange putih atau merah putih.

Alat bantu yang menunjukkan Batasan (Visual Aids for Denoting Restricted). Bantuan berdasarkan penglihatan (Visual aid, terhadap daerah terlarang (Restricted Area) :“CLOSE RUNWAY AND TAXIWAY”SILANG WARNA PUTIH DAN KUNINGTANDA SILANG DENGAN WARNA KUNING DENGAN DASAR BUJUR SANGKAR MERAH DILETAKKAN DI SIGNAL AREA, ARTINYA LARANGAN UNTUK MENDARAT DAN KEMUNGKINAN LARANGAN TERSEBUT DAPAT DIPERPANJANG

TANDA SILANG WARNA KUNING DENGAN DASAR MERAH DILETAKKAN DI SIGNAL AREA, BERARTI AGAR BERHATI-HATI PADA SAAT MENDARAT DIKARENAKAN ADANYA KERUSAKAN DIMANUVERING AREA

DUMB BELL WARNA PUTIH DENGAN GARIS PUTIH DILETAKKAN DI SIGNAL AREA, BERARTI TAKE OFF LANDING DAN TAXIING HANYA DAPAT DILAKSANAKAN DI RUNWAY DAN TAXIWAY SAJA.

DUMB BELL WARNA PUTIH DENGAN GARIS HITAM VERTICAL, KUNING TEGAK LURUS PADA POROSNYA DILETAKKAN DI SEGNAL AREA BERARTI TAKE, LANDING DAN TAXIING DAPAT DILAKSANAKAN TIDAK TERBATAS RUNWAY DAN TAXIWAY SAJA.

TANDA SILANG WARNA PUTIH ATAU KUNING DILETAKKAN HORIZONTAL PADA SUATU R/W DAN T/W, BERARTI MENYATAKAN BAHWA DAERAH TERSEBUT TAK DAPAT DIPERGUNAKAN.

TANDA HURUF C HITAM DASAR KUNING DILETAKKAN VERTICAL DI DINDING SUATU GEDUNG, BERARTI AIR TRAFFIC REPORTING OFFICELANDING T WARNA PUTIH ATAU ORANGE DILETAKKAN DI SIGNAL AREA, BERARTI MENUNJUKKAN ARAH PENDARATAN (LANDING)WIND SOCK (KANTONG ANGIN) OR IN CONE OR WIND SLEVE (KERUCUT ANGIN) BERARTI UNTUK MENGETAHUI / MENUNJUKKAN ARAH DAN KECEPATAN ANGINB. Fasilitas Navigasi Udara1. Fasilitas Navigasi Udara NDB ( Non Directional Beacon ) a. Fasilitas NavigasiJenis ini yang terpasang dalam stasiun NDB ditanah,memancarkan informasi dalam bentuk sinyal radio ke segala arah ( Non Directional). Pemancar ini biasanya beroperasi pada frekwensi 200-415 KHz dan secara terus menerus memancarkan frekwensi pembawa dengan modulasi 1020 Hz untuk Identifikasi dengan kode morse yang terdiri dari 2 atau 3 huruf dan kiriman dengan kecepatan rata-rata 7 kata permenit.b. KlasifikasiMakin besar kekuatan pancaran NDB,makin besar pula daerah cakup NDB tersebut.Type dan pancaran NDB dapat dikelompokkan sebagai berikut :

Page 16: bagian bagian bandara udara.docx

1. Low Range2. Medium Range3. High Range c. Fungsi dan kegunaanNDB mempunyai beberapa macam fungsi kegunaan yaitu :1.Homing2.En-Route3.Holding4.Locater

2. Fasilitas Navigasi Udara VOR (VHF Omni Directional Range)a. VOR merupakanAlat Bantu navigasi jarak sedang, yang bekerja menggunakan frekwensi radio sangat tinggi (VHF). Dengan station VOR yang diletakkan sedemikian rupa, VOR dapat digunakan untuk menuntun suatu pesawat menuju ke suatu Bandar Udara. Posisi pesawat terbang tiap saat ditentukan oleh penerbang dengan bantuan VOR dan DME.b. Manfaat bagi PenerbangPerlengkan penerima VOR di Pesawat Terbang mempunyai 3 macam fungsi atau indikator :1. Untuk menentukan Azimut2. Untuk menunjukkan deviasi kepada pilot3. Menunjukkan arah Pesawat Terbang menuju atau meninggalkan station VOR

c. Fungsi dan Kegunaan VORSeperti halnya NDB, maka VOR pun mempunyai fungsi yang sama.d. Kegunaan VOR terhadap NDBVOR bekerja pada frekwensi VHF antara 108-118 MHz sehingga informasi yang dipancarkan tidak terganggu oleh keadaan cuaca, berbeda dengan NDB yang dipergunakan frekwensi rendah/LF.e. VOR di IndonesiaAda 2 jenis VOR yang telah terpasang di Indonesia,yaitu :a. C-VOR (Convensional-VOR)b. D-VOR (Doppler-VOR) 3. Fasilitas Navigasi DME (Distance Measuri Equipment)a. Fasilitas DMEBiasanya dipasang melengkapi VOR untuk memberikan informasi kepada penerbang tentang jarak pesawat terbang terhadap DME.Bekerja pada bidang Ultra High Frequensi (UHF) antara 960 MHz-1215 MHz,sehingga pancarannya tidak tergantung dari keadaan cuaca.b. Fungsi kegunaannyaDME biasanya dipasang pada station VOR untuk melengkapinya (Komplementer) sehingga posisi pesawat terbang secara teliti dapat terus menerus diketahui para penerbang.DME memberikan Informasi jarak dalam Nm, sesuai dengan koordinat polar dalam penentuan posisi pesawat terbang.4. Fasilitas Navigasi Udara ILS (Instrument Landing System)a. Fasilitas ILSDipasang untuk membantu pendaratan pesawat dengan tepat terutama pada saat-saat cuaca jelek. Peralatan ditanah terdiri dari dua jenis pemancar yaitu “Localizer yang bekerja pada frekweansi 108,4 MHz-112 MHz dan Glide Slope bekerja pada frekwensi 329,15 MHz-335,00 MHz”. Marker Beacon seperti Auter Marker, Middle

Page 17: bagian bagian bandara udara.docx

Marker, Inner Marker. Bekerja pada frekwensi 75 MHz.b. Fungsi kegunaannyaDengan bantuan ILS, pilot dapat mendaratkan pesawat terbangnya dengan berpedoman pada indikator-indikator di pesawat yang menerima sinyal-sinyal dari ILS.Pendaratan dapat dilakukan dengan baik,walaupun visibility (Daya lihat/Jarak pandang) sangat rendah karena pengaruh cuaca.ada beberapa tingkatan ketelitian dari pada ILS yang dinyatakan dalam kategori yaitu I , II , III.

5. Fasilitas Navigasi Udara RADAR (Radio Deteksi And Ranging)a. Radar merupakanSuatu cara dimana gelombang radio yang dipancrkan ke angkasa akan diterima kembali setelah suatu benda di angkasa menyebabkan pantulan atau refleksi ketika gelombang radio tersebut mengenainya.Radar ada beberapa macam dan yang umum yang dipergunakan pada Bandar Udara adalah :1. 1.Primary Surveillince Radar (PSR)2. 2.Secondary Surveillince Radar (SSR)b. Fungsi dan KegunaannyaKedua jenis radar tersebut mempunyai cara kerja yang berbeda.PSR bersifat aktif dan pesawat yang ditargetkan sifatnya pasif karena PSR hanya menerima pantulan gelombang radio reflesi pesawat tersebut (ECHO), sedangkan pesawat itu sendiri tidak tau menahu dengan kegiatan dari arah bawah.pada SSR, kedua-duanya aktif baik radar dibawah maupun pesawat terbang.hal ini dapat dilakukan karena pesawat terbang dilengkapi dengan pemancar yang disebut Transponder.6. Fasilitas Navigasi Udara RVR (Runway Visual Range)a. RVR adalahAlat untuk memperoleh Informasi Meteorologi yaitu visibility di daerah sekitar landasan.ILS dibagi dalam 3 kategori yaitu :1. ILS Category I2. ILS Category II3. ILS Category IIIb. Macam peralatan dan cara kerjaRVR sistem ini terdiri dari beberapa peralatan yaitu :(1) Skopograph simplex,yang terdiri dari :(a) Projektor(b) Receiver(c) Visibility Recorder(2) Back ground brigjetness sensor “STIL BUS”(3) RVR Computer(4) Digit Step7. Kalibrasi peralatan Navigasi Udaraa. Mengingat perananFasilitas navigasi udara yang sangat besar dalam menunjang keselamatan penerbangan ,maka wajarlah bila mana. Tingkat ketelitian informasi yang dihasilkan oleh stasiun-stasiun navigasi udara di darat dikalibrasi secara bearkala dengan cermat.b. Kalibrasi peralatan navigasi udara di IndonesiaKalibrasi ini dilaksanakan oleh “Unit Flight Inspection” yang dilengkapi dengan fasilitas :1. Laboratorium (Darat) Kalibrasi peralatan Navigasi Udara di Curug Tanggerang.2. Pesawat-pesawat Terbang khusus Laboratorium kalibrasi. Dalam hal ini sebuah BEECHCHRAFT KING

Page 18: bagian bagian bandara udara.docx

AIR-A100, Sebuah FALKON/203, (LEAR JET).

Jadwal waktu kalibrasi peralatan navigasi udara di Indonesia sesuai dengan ketentuan International ditetapkan :1. NDB satu kali dalam setahun2. VOR atau DME dua kali dalam setahun3. ILS tiga kali dalam setahunc. Aeronautikal Servicea). Komunikasi Radio Penerbangan Dinas Tetap Aeronautikal Fixed Service (AFS).1. AFS merupakan hubungan antara tempat-tempat yang tetap dan tertentu (Poin to Poin)2. Hubungan Poin to Poin ini,yang diperlukan oleh unit-unit keselamatan penerbangan meliputi :i. Inter-Area Communication yaitu hubungan antara ACC/FIC/FSS dengan ACC/FIC/FSS yang berbatasan.ii. Inter-Area Communication yaitu hubungan antara ACC/FIC/FSS dengan unit APP/ADC/AFIS yang berada di daerah.Jenis dan Sistem Hubungan :Ø Dari jenisnya hubungan AFS ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu:· Printed Communication· Speech (Voice) Communication· Sistem hubungan yang digunakan berupa radio teletype (RTT) atau Telephony (RTF)b). Komunikasi Radio Penerbangan Dinas Bergerak, Aeronautikal Mobile Service (AMS)a. AMS adalahHubungan radio timbal balik pusat-pusat pengawasan Lalu Lintas Udara atau Unit-unit keselamatan penerbangan.b. Penyediaan fasilitas AMS bertujuanmelayani kepentingan Lalu lintas Udara,karena itu perencanaan dan implementasinya disesuaikan dengan sistem dan pola pengendalian operasi LLU dengan rekomendasi dan standar ICAO serta persetujuan-persetujuan secara regionalc. Media/Sistem hubungan1. Ada 2 macam media yang dipergunakan untuk penyediaan fasilitas AMS ini :§ Saluran Radio Frequensi sangat tinggi VHF antara 118-135 MHz§ Saluran Radio gelombang pendek HF antara 2-22 MHz2. Dibandingkan dengan VHF, gelombang pendek HF lebih baik kwalitasnya,dari gangguan Statistik dan tidak dipengaruhi cuaca, namun jarak jangkauan lebih pendek.3. Sistem hubungan yang digunakan adalah “Radio Telephone”d. PeralatanJenis peralatan utama yang digunakan untuk keperluan ACC/APP/ADC/ATIS adalah :§ Pemancar VHF§ Penerima VHF§ Operator Control Console/Desk§ Alat perekam(Tape Rekorder)Komunikasi AMS yang diselenggarakan oleh FIS, FSS disarankan untuk melayani suatu daerah tertentu :1. MWARA (Main World Ar Route Area),untuk pelayanan penerbangan International.2. RDARA (Regionaleand Domestic Ar Route Area),untuk pelayanan penerbangan domestic.d. Air Traffic Serfice1. PengertianUntuk keselamatan penerbangan sesuai dengan persetujuan secara Internasional dan Regional,Operasional

Page 19: bagian bagian bandara udara.docx

pesawat terbang perlu diatur dan dikontrol oleh suatu unit kerja yaitu Air Traffic Service yang ditetapkan pada Area tertentu.

2. Tujuan/SasaranTujuan ATS adalah:1. Mencegah terjadinya tabrakan antara pesawat terbang.2. Mempercepat dan menjaga alur Lalu lintas penerbangan yang telah dipesan.3. Memberikan saran dan Informasi yang berguna demi kelancaran dan keselamatan penerbangan.4. Mencatat dan memberikan serta membantu kepada satuan SAR apabila ada pesawat terbang yang membutuhkan SAR.3. Pembagian pelayanan Air TrafficAgar tercapai sasaran atau tujuan pelayanan Air Traffic dibagi menjadi 3 bagian yaitu:a. Area Control Serviceb. Approach Control Servicec. Aerodrome Control Serviced. The Flight Information Servicee. The Allerting Service4. Hal-hal yang perlu di Informasikan sebagai pelayanan dan pengaturan penerbangan adalah :1. Jenis dari penerbangan2. Kepadatan penerbangan3. Kondisi cuaca4. Hal-hal lain yang berkaitan dengan penerbangan yang relevan

C. Pelayanan Bandar Udara dalam keadaan Darurat (Emergency and other services)Rencana Bandar Udara dalam keadaan darurat. (Aerodrome Emergency Planning).Rencana Bandar Udara dalam keadaan darurat adalah proses persiapan untuk mengatasi Bandar Udara dalam keadaan darurat yang terjadi disekitar Bandar Udara.Dalam persiapan Bandar Udara dalam keadaan darurat menurut kenyataan yang ada harus dapat dikurangi dan menarik perhatian, terutama dalam menjaga kondisi yang tetap aman dan lancar serta memelihara operasi pesawat terbang, operasi dari pada penerbangan itu sendiri.Prosedure untuk mengadakan koordinasi pada saat Bandar Udara dalam keadaan darurat ialah :Ø Perlu adanya koordinasi dengan wakil-wakil perusahaan dan pelayanan lainnya di Bandar Udara.Ø Mengadakan hubungan secara langsung dengan wakil perusahaan yang terdapat disekitar Bandar Udara serta menunjuk salah satu untuk menjadi sebagai perwakilan koordinasi.Ø Memiliki buku petunjuk untuk menetapkan rencana Bandar Udara dalam keadaan darurat sesuai dengan “Airport Services Manuals” Part 7Bandar Udara pada saat dalam keadaan darurat harus ditetapkan sama dan seimbang antara operasi pesawat terbang dengan aktivitas kegiatan di Bandar Udara tetap dalam kondisi aman dan terkendali.Bandar Udara pada saat dalam keadaan darurat diharuskan mengambil langkah-langkah dan berkoordinasi tentang kejadian di sekitar Bandar Udara dengan instansi terkait.Beberapa contoh kejadian Bandar Udara dalam keadaan darurat a.I :1. Keadaan darurat pesawat terbang.2. Sabotase, termasuk adanya ancaman bomb.3. Terjadinya adanya ancaman barang-barang yang berbahaya.4. Kebakaran dan bencana alam.

Page 20: bagian bagian bandara udara.docx

Koordinasi dan partisipasi yang harus dilakukan terhadap instansi terkait yang ada di Bandar Udara maupun instansi terkait diluar Bandar Udara pada saat Bandar Udara dalam keadaan darurat adalah sebagai berikut :“on the Aerodrome”ü Air traffic control unitü Rescue fire fighting servicesü Aerodrome administrationü Medical and ambulance servicesü Security servicesü Polices“off the Aerodrome”ü Fire departmentsü Policesü Medical and ambulance servicesü Hospitalsü Militaryü Harbour patrol or coast guard

Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman

Bandar Udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman (IATA: BPN, ICAO: WALL) adalah bandar udara domestik dan internasional untuk Balikpapan, Kalimantan Timur. Bandara ini dioperasikan oleh PT. Angkasa Pura I dan dibuka pada tanggal 6 Agustus 1997. Bandara ini memiliki luas 300 hektar dan merupakan bandar udara ke-4 terbesar dari 13 bandara yang dikelola PT. Angkasa Pura I. Rencana pengembangan pada lahan-lahan yang tersedia di sekitar bandara ini terus dilaksanakan, antara lain hotel transit meeting room, restoran dan mini market.

Dengan lokasi bandar udara di tengah pemukiman padat penduduk, pendaratan di bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman cukup menegangkan bagi penumpang maupun pilot.[2][3] Peneliti Universitas Indonesia mengungkapkan tingkat kebisingan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman melampaui baku mutu yang telah ditetapkan dan membuat 100% penduduk sekitar terganggu.[4]

Sejarah

Terminal baru bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman yang sedang dalam tahap konstruksi.

Page 21: bagian bagian bandara udara.docx

Pembangunan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman telah dimulai sejak zaman penjajahan Belanda sebelum waktu kemerdekaan Indonesia. Itu digunakan terutama untuk kegiatan perusahaan minyak Belanda di daerah Balikpapan. Bandara ini menjadi bandara publik dan komersial setelah pengelolaannya diserahkan kepada Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Republik Indonesia pada tahun 1960. Bandar udara ini akhirnya dikelola oleh Perum Angkasa Pura I (sekarang PT Angkasa Pura I) sesuai dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.1 pada tanggal 9 Januari 1987.

Bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman telah direnovasi dua kali selama 1991 sampai 1997. Fase pertama dimulai pada tahun 1991 dan berakhir pada tahun 1994, untuk merenovasi taxy way, terminal penumpang dan kargo dan juga memperpanjang landasan pacu. Pada tahun 1995, pemerintah Indonesia mengumumkan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman sebagai bandara kelima Indonesia embarkasi haji untuk kalimantan (Borneo) wilayah yang juga terdiri dari provinsi Kalimantan Barat, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Selatan.

Fase kedua renovasi terjadi pada tahun 1996 untuk merenovasi hanggar, depot bahan bakar, dan gedung administrasi. Fase kedua selesai dan bandara akhirnya mulai era baru operasionalnya dengan bangunan baru dan fasilitas pada tahun 1997.

Maskapai dan tujuan

Beberapa maskapai yang dilayani bandara ini adalah:

Maskapai Tujuan Terminal

AirAsia Kuala Lumpur A

Citilink Jakarta-Soetta A

Garuda Indonesia Berau, Jakarta-Soetta, Makassar, Surabaya, Tarakan, Yogyakarta A

Lion Air Tarakan, Manado, Makassar, Semarang, Surabaya, Yogyakarta, Jakarta-Soetta B

Silk Air Singapura A

Sriwijaya AirBanjarmasin, Berau, Jakarta-Soetta, Makassar, Surabaya, Tarakan, Palu, Yogyakarta

A

Lokal

Maskapai Tujuan Terminal

Airfast Sangatta A

Indonesia Air Bontang (Carter) A

Kalstar Berau, Samarinda, Pontianak A

Page 22: bagian bagian bandara udara.docx

Maskapai Tujuan Terminal

Pelita Air Bontang A

Susi Air Data Dawai, Melak, Samarinda A

Kecelakaan dan insiden

Pesawat melintas di atas lalu lintas Jalan Mulawarman ketika akan mendarat.

Lion Air melintas di atas rumah warga.

Page 23: bagian bagian bandara udara.docx

Pada tanggal 7 Agustus 2013, cuaca di Kota Balikpapan yang buruk memaksa helikopter PT Intan Angkasa Airline Servis tujuan bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman berputar-putar cukup lama di atas rumah warga. Warga setempat mengira helikopter bakal jatuh, dan tidak bisa berbuat apa-apa. Pilot mengaku bingung harus mendarat dimana, karena jarak pandang sangat minim. Pada jam 12 siang, helikopter mendarat darurat di sebuah lapangan kecil di tengah pemukiman warga. Beruntung tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini.[5][6][7]

Pada tanggal 12 Maret 2012 pukul 11:31 WITA, keempat ban belakang dari pesawat Batavia Air Flight Y6-883 tujuan Guangzhou yang transit ke bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman terperosok sedalam setengah meter karena amblasnya aspal landasan pacu ketika mendarat. Akibatnya, bandar udara ini ditutup hingga 2 jam. Empat penerbangan kemudian beralih mendarat menuju Bandara Banjarmasin, sejumlah penerbangan dari Tarakan batal mendarat dan 12 penerbangan menunda waktu keberangkatan. Panjang landasan pacu tersisa 2040 meter, lantaran pesawat baru dievakuasi keesokan harinya.[8][9][10]

Pada tanggal 23 Oktober 2011 pukul 7:30 WITA, pesawat Lion Air Flight JT673 dari Tarakan transit ke bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, keluar dari landasan pacu menuju semak-semak sejauh 15 meter ketika mendarat. Sebelum keluar dari landasan pacu, pesawat sudah mengerem sebanyak tiga kali. Keempat ban belakang pesawat juga terperosok ke dalam tanah sedalam setengah meter. Akibatnya bandar udara ini sepenuhnya ditutup hingga 8 jam lebih. Sebanyak 7 penerbangan dari Jakarta, Surabaya dan Manado beralih mendarat ke Bandara Banjarmasin dan Makassar, 3 penerbangan batal mendarat dan 118 penerbangan menunda waktu keberangkatan. Panjang landasan pacu tersisa 2250 meter, lantaran pesawat baru dievakuasi keesokan harinya. Petugas maskapai Lion Air di Surabaya menjelaskan insiden ini bukan disebabkan karena maskapainya, melainkan bandaranya sehingga percuma berganti maskapai.[11] Beberapa tahun sebelumnya maskapai Garuda Indonesia dan Batavia Air juga keluar dari landasan pacu masing-masing sejauh 90 meter dan 45 meter.[12][13][14][15]

Pada tanggal 13 November 2007 siang, selepas 5 menit dari bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman, helikopter PT Asko jatuh terhempas di kawasan perbukitan Kota Balikpapan. Helikopter rusak parah yakni baling-baling dan ekor patah, sementara pilot dan co-pilot mengalami luka-luka dan shok. Helikopter tersebut baru dievakuasi 2 hari kemudian.[16][17][18]

Pada tanggal 19 Februari 2006 pukul 13:10 WITA, pesawat Batavia Air Flight P 7261 dari Banjarmasin terjerembab keluar dari landasan pacu sejauh 20 meter mendekati pagar pembatas bandara ketika mendarat. Menurut berbagai saksi, pesawat tersebut tidak mengalami kerusakan mesin ataupun human error, dan mendarat secara sempurna. Namun beberapa saat setelah mendarat, pesawat kehilangan kendali, langsung miring dan bablas masuk zona hijau. Kecelakaan ini dinyatakan oleh PT Angkasa Pura I nyaris mengulangi tragedi Lion Air di Solo akhir 2004 silam. Akibatnya bandar udara Sultan Aji Muhammad Sulaiman ditutup hingga 3 jam dan semua penerbangan beralih mendarat ke Banjarmasin. Pesawat Adam Air yang sudah terbang setengah jam menuju bandar udara ini kembali lagi ke Jakarta. Panjang landasan pacu tersisa 2000 meter, lantaran hingga keesokan harinya pesawat belum dievakuas