Upload
gung-lisa
View
230
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
dd
Citation preview
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Proses Fertilisasi pada Manusia
2.1.1 Pengertian Fertilisasi.
Fertilisasi adalah proses peleburan antara satu sel sperma dan satu sel
ovum yang sudah matang dan akan menghasilkan zigot. Fertilisasi terjadi di
ampula yang merupakan bagian dari tuba fallopii. Spermatozoa bergerak
dengan cepat dari vagina ke rahim dan selanjutnya masuk kedalam saluran
telur. Pergerakan naik ini disebabkan oleh kontraksi otot-otot uterus dan tuba.
Pada saat ejakulasi akan dikeluarkan 40-150 juta sel sperma yang siap
membuahi.
Ovum yang telah masuk akan keluar dari ovarium. Proses tersebut
dinamakan ovulasi. Ovum yang telah masak tersebutakan masuk ke saluran
fallopii. Jutaan sperma harus berjalan dari vagina menuju uterus dan masuk ke
saluran fallopii. Dalam perjalanan itu, kebanyakan sperma dihancurkan oleh
mukus (lendir) di dalam uterus dan saluran fallopii, selain itu terdapat
beberapa sebab sperma mati yakni pH dari vagina yang asam serta karena
sperma berjalan melawan arus. Di antara beberapa sel sperma yang bertahan
hidup, hanya satu yang masuk menembus membran ovum. Setelah terjadi
pembuahan, membran ovum segera mengeras untuk mencegah sel sperma lain
masuk.
2.1.2 Tahapan yang Terjadi Saat Proses Fertilisasi.
Fase fertilisasi mencakup 3 fase:
1. Penembusan korona radiata.
Korona radiata merupakan bagian terluar dari ovum, untuk menembus
korona radiata, tentu sperma berlomba-lomba dengan ratusan juta sperma
lainnya (sekitar 200-300 juta sperma) karena hanya satu sperma yang
dapat menembus korona radiata. Hanya sperma yang menjalani kapasitasi
yang dapat melewati sel korona dan mengalami reaksi akrosom. Kapasitasi
adalah suatu masa penyesuaian di dalam saluran reproduksi wanita, yang
pada manusia berlangsung kira-kira 7 jam. Selama waktu ini, suatu
selubung dari glikoprotein dari protein-protein plasma segmen dibuang
dari selaput plasma, yang membungkus daerah akrosom spermatozoa.
Reaksi akrosom terjadi setelah penempelan ke zona pelusida dan diinduksi
oleh protein-protein zona. Reaksi ini berpuncak pada pelepasan enzim-
enzim yang diperlukan untuk menembus zona pelusida.
2. Penembusan zona pelusida.
Zona pelusida adalah sebuah perisai glikoprotein yang memudahkan
spermatozoa mengadakan pengikatan dan menginduksi reaksi kromosom.
Dapat dikatakan, zona pelucida meruapakan lapisan kedua setelah korona
radiata. Hanya 1 spermatozoa diantara 200-300 juta spermatozoa yang ada
di saluran kelamin yang berhasil menembus zona pelusida. Saat
spermatozoa masuk ke dalam membrane oosit, spermatozoa lain tidak
akan bisa masuk lagi karena aktifasi dari enzim oosit sendiri. Pelepasan
enzim akrosom (akrosin) akan memudahkan sperma menembus zona
pelusida. Permeabilitas sperma ini akan berubah ketika spermatozoa
berkontak dengan permukaan oosit. Kontak ini akan memacu oosit
mensekresikan enzim lisosim yang akan mengubah sifat zona pelucida
untuk mencegah penetrasi sperma dan menginaktifkan tempat-tempat
reseptro spesifik untuk sperma lain di permukaan ini. Dapat dikatakan,
saat satu sperma telah menembus zona pelucida, ovum akan
mengondisikan agar tak ada sperma lain yang masuk.
3. Fusi oosit dan membran plasma.
Spermatozoa bergerak masuk ke membrane oosit dan mencapai inti
oosit. Segera setelah spermatozoa menyentuh membrane sel oosit, kedua
selaput plasma sel tersebut menyatu. Karena selaput plasma yang
menbungkus kepala akrosom telah hilang pada saat reaksi akrosom,
penyatuan yang sebenarnya terjadi adalah antara selaput oosit dan selaput
yang meliputi bagian belakang kepala sperma. Pada manusia, baik kepala
dan ekor spermatozoa memasuki sitoplasma oosit, tetapi selaput plasma
tertingal di permukaan oosit. Spermatozoa dan oosit masing-masing
memiliki 23 kromosom (haploid), selama masa penyatuan masing-masing
pronukleus melakukan sintesis DNA. Segera setelah sintesis DNA,
kromosom tersusun dalam gelendong untuk melakukan pembelahan secara
mitosis yang normal. 23 kromosom dari ibu dan 23 kromosom dari ayah
membelah sepanjang sentromer, dan kromatid-kromatid yang berpasangan
tersebut saling bergerak ke kutub yang berlawanan, sehingga menyiapkan
sel zigot yang masing-masing mempunyai jumlah kromosom yang normal.
2.1.3 Proses Fertilisasi.
Fertilisasi pada manusia memiliki proses yang sama dengan proses
yang terjadi pada mamalia lain. Proses tersebut adalah sebagai berikut.
1. Saat sel telur dilepaskan dari folikel di dalam ovarium, maka sel telur
akan menuju ke tuba fallopi (saluran oviduk).
2. Pada keadaan tersebut terjadi hubungan seksual, dimana laki-laki akan
mengeluarkan sperma yang dapat membuahi ovum dalam saluran tuba
fallopi tersebut.
3. Spermatozoa akan bergerak sepanjang tuba fallopi (saluran oviduk),
ergerakan spermatozoa dibantu juga oleh pergerakan dinding rahim
dan dinding tuba falopi.
4. Mulut rahim mengeluarkan cairan atau lendir encer agar spermatozoa
dapat berenang dengan lancar dalam rahim menuju saluran telur untuk
menemui dan membuahi sel telur.
5. Sperma akan berjalan melalui lapisan sel folikel dan berikatan dengan
reseptor pada zona pelusida ovum.
6. Pengikatan tersebut akan memicu terjadinya reaksi akrosomal dimana
sperma membebaskan enzim-enzim hidrolitik pada akrosom menuju
zona pelusida.
7. Enzim hidrolitik akan mencerna zona pelusida dan membuat lubang
yang memungkinkan sperma dapat mencapai membran sel ovum.
Protein khusus pada membran sel sperma akan berikatan dengan
reseptor pada membran sel ovum sehingga kedua membran menyatu.
8. Setelah terjadi penyatuan membran sel, nukleus sel sperma dapat
keluar dan menuju nukleus ovum untuk terjadinya penyatuan nukleus.
9. Setelah terjadin penyatuan antara membran sperma dan ovum, butiran
kortikal pada ovum menyatu dengan membran ovum dan memebaskan
enzim dan makromolekul lain yang akan mengeraskan zona pelusida
untuk menghalangi sperma lain membuahi ovum.
10. Setelah bagian kepala sperma masuk kedalam ovum maka akan terjadi
pembuahan setelah itu terjadi pembelahan.
2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan Embriyo pada Trisemester Pertama
Kehamilan merupakan proses alami dan normal dalam kehidupan wanita pada
masa reproduksi. Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama
dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, triwulan kedua dari bulan keempat sampai
6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifuddin, 2002).
Selama 3 bulan pertama, wanita mengalami perubahan-perubahan fisik maupun
psikis untuk mempersiapkan petumbuhan janin, masa persalinan dan
Gambar. Pertumbuhan dan Perkembangan Embrio hingga Janin
menyusui.Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir.
Perkembangan awal terbentuknya embrio merupakan sel yang terbentuk
setelah sperma mampu menembus lapisan pelindung ovum (membran ovum) dan
membuahi sel telur. Dari penggabungan sel sperma dan sel telur inilah yang akan
membentuk DNA baru, hasil penggabungan DNA sel sperma dari Ayah dengan
DNA sel telur dari Ibu yang nantinya akan membentuk kromosan baru pada zigot.
Peristiwa ini disebut dengan istilah pembuahan yang terjadi di saluran telur (Tuba
Fallopi). Selama menempuh perjalanan zigot akan membelah dan membentuk 16
sel, dan proses pembentukan 16 sel ini disebut dengan tahap Morula. Pembelahan
terus terjadi hingga zigot membentuk sebuah sel bulat berongga bernama
blastokista yang memiliki sel sebanyak 32-64. Sekita 6 sel blastokista akan
membentuk massa sel bagian dalam (embrioblas) yang nantinya akan menjadi
embrio.
a. Minggu ke-1
Minggu ini sebenarnya masih periode menstruasi, bahkan pembuahan pun
belum terjadi. Sebab tanggal perkiraan kelahiran si kecil dihitung berdasarkan hari
pertama haid terakhir Anda
Proses pembentukan antara sperma dan telur yang memberikan informasi
kepada tubuh bahwa telah ada calon bayi dalam rahim. Saat ini janin sudah
memiliki segala bekal genetik, sebuah kombinasi unik berupa 46 jenis kromosom
manusia. Selama masa ini, yang dibutuhkan hanyalah nutrisi (melalui ibu) dan
oksigen.
Sel- sel telur yang berada didalam rahim, berbentuk seperti lingkaran sinar
yg mengelilingi matahari. Sel ini akan bertemu dengan sel sperma dan memulai
proses pembuahan. 5 juta sel sperma sekaligus berenang menuju tujuan akhir
mereka yaitu menuju sel telur yang bersembunyi pada saluran sel telur. Walaupun
pasukan sel sperma ini sangat banyak, tetapi pada akhirnya hanya 1 sel saja yang
bisa menembus indung telur.
Pada saat ini kepala sel sperma telah hampir masuk. Kita dapat melihat
bagian tengah dan belakang sel sperma yang tidak henti-hentinya berusaha secara
tekun menerobos dinding indung telur.
b. Minggu ke-2 :
Pembuahan terjadi pada akhir minggu kedua. Sel telur yang telah dibuahi
membelah dua 30 jam setelah dibuahi. Sambil terus membelah, sel telur bergerak
di dalam lubang falopi menuju rahim. Setelah membelah menjadi 32, sel telur
disebut morula.Sel-sel mulai berkembang dan terbagi kira-kira dua kali sehari
sehingga pada hari yang ke-12 jumlahnya telah bertambah dan membantu
blastocyst terpaut pada endometrium.
Penyatuan sperma dan telur akan membentuk satu sel tunggal kecil
(zygote). Kromosom dalam zygote menentukan jenis kelamin, warna mata dan
rambut, tinggi dan figur. Setelah pembuahan terjadi, zygote akan mulai bergerak
melalui saluran telur ke kandungan rahim. Zygote kecil anda sekarang disebut
blastocyte. Pada saat blastocyte mencapai rahim ia akan menempelkan dirinya ke
dinding rahim (kadang antara hari ke-7 dan ke-9 setelah penghamilan dan plasenta
mulai terbentuk.
c. Minggu 3:
Sampai usia kehamilan 3 minggu, Anda mungkin belum sadar jika sedang
mengandung. Sel telur yang telah membelah menjadi ratusan akan menempel
pada dinding rahim disebut blastosit. Ukurannya sangat kecil, berdiameter 0,1-0,2
mm.
Pada saat ini pertemuan sel telur dan sperma secara resmi menjadi janin
dalam rahim dengan otak, tulang belakang dan organ tubuh yang terus
berkembang. Sebelum setengah masa dari trimester pertama, jantung dan sistem
peredaran darah bayi anda sudah akan berkembang dengan cepat. Anda belum
bisa mendengar suara detak jantungnya tapi dokter anda mungkin melihat tanda
awal detak jantung saat USG. Begitu sistem peredaran darah bayi sudah
sempurna, jantungnya akan berdetak dan organ tubuh pertamanya akan mulai
berfungsi.
d. Minggu ke-4
Pada usia minggu keempat ini bayi berbentuk embrio. Embrio memproduksi
hormon kehamilan (Chorionic Gonadotropin - HCG), sehingga apabila Anda
melakukan test kehamilan, hasilnya positif.Janin mulai membentuk struktur
manusia. Saat ini telah terjadi pembentukan otak dan tulang belakang serta
jantung dan aorta (urat besar yang membawa darah ke jantung).
e. Minggu ke-5
Terbentuk 3 lapisan yaitu ectoderm, mesoderm dan endoderm. Ectoderm
adalah lapisan yang paling atas yang akan membentuk system saraf pada janin
tersebut yang seterusnya membentuk otak, tulang belakang, kulit serta rambut.
Lapisan Mesoderm berada pada lapisan tengah yang akan membentuk organ
jantung, buah pinggang, tulang dan organ reproduktif. Lapisan Endoderm yaitu
lapisan paling dalam yang akan membentuk usus, hati, pankreas dan pundi
kencing.
f. Minggu ke-6
Ukuran embrio rata-rata 2-4 mm yang diukur dari puncak kepala hingga
bokong. Tuba saraf sepanjang punggung bayi telah menutup. Meski Anda belum
bisa mendengar, jantung bayi mulai berdetak pada minggu ini. Sistem pencernaan
dan pernafasan mulai dibentuk, pucuk-pucuk kecil yang akan berkembang
menjadi lengan kaki pun mulai tampak
g. Minggu ke-7
Akhir minggu ketujuh, panjangnya sekitar 5-13 mm dan beratnya 0,8 gram,
kira-kira sebesar biji kacang hijau. Pucuk lengan mulai membelah menjadi bagian
bahu dan tangan yang mungil. Jantung telah dibagi menjadi bilik kanan dan bilik
kiri, begitu pula dengan saluran udara yang terdapat di dalam paru-paru
h. Minggu ke 8
Panjang kira-kira 14-20 mm. Banyak perubahan yang terjadi pada bayi. seperti
ujung hidung dan kelopak mata mulai berkembang, begitu pula telinga. Brochi,
saluran yang menghubungkan paru-paru dengan tenggorokan, mulai bercabang.
Lengan semakin membesar dan ia memiliki siku. Semua ini terjadi hanya dalam 6
minggu setelah pembuahan.
Bayi sudah mulai terbentuk diantaranya pembentukan lubang hidung,
bibir, mulut serta lidah. Matanya juga sudah kelihatan berada dibawah membran
kulit yang tipis. Anggota tangan serta kaki juga terbentuk walaupun belum
sempurna
i. Minggu ke-9
Telinga bagian luar mulai terbentuk, kaki dan tangan terus berkembang
berikut jari kaki dan tangan mulai tampak. Ia mulai bergerak walaupun Anda tak
merasakannya. Dengan Doppler, Anda bisa mendengar detak jantungnya. Minggu
ini, panjangnya sekitar 22-30 mm dan beratnya sekitar 4 gram.
j. Minggu ke-10
Semua organ penting yang telah terbentuk mulai bekerjasama. Pertumbuhan
otak meningkat dengan cepat, hampir 250.000 sel saraf baru diproduksi setiap
menit. Ia mulai tampak seperti manusia kecil dengan panjang 32-43 mm dan berat
7 gram.
k. Minggu ke-11
Panjang tubuhnya mencapai sekitar 6,5 cm. Baik rambut, kuku jari tangan
dan kakinya mulai tumbuh. Sesekali di usia ini janin sudah menguap. Gerakan
demi gerakan kaki dan tangan, termasuk gerakan menggeliat, meluruskan tubuh
dan menundukkan kepala, sudah bisa dirasakan ibu. Bahkan, janin kini sudah bisa
mengubah posisinya dengan berputar, memanjang, bergelung, atau malah
jumpalitan yang kerap terasa menyakitkan sekaligus memberi sensasi kebahagiaan
tersendiri
i. Minggu ke-12
Bentuk wajah bayi lengkap, ada dagu dan hidung kecil. Jari-jari tangan dan
kaki yang mungil terpisah penuh. Usus bayi telah berada di dalam rongga perut.
Akibat meningkatnya volume darah ibu, detak jantung janin bisa jadi meningkat.
Panjangnya sekitar 63 mm dan beratnya 14 gram.
Mulai proses penyempurnaan seluruh organ tubuh. Bayi membesar beberapa
millimeter setiap hari. Jari kaki dan tangan mulai terbentuk termasuk telinga dan
kelopak mata.
2.3 Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan embrio
pada Trisemester pertama
Banyak faktor dapat berkaitan dengan diferensiasi dan pertumbuhan janin.
Pada beberapa contoh, zat teratogenik dapat mengenai sistem organ janin yang
sangat penting, sehingga mengakibatkan kematian. Beberapa macam zat telah
diketahui dapat menimbulkan kelainan kongenital pada sekitar 2-3 % dari semua
bayi lahir-hidup. Agen ini antara lain virus, radiasi, obat-obatan, penyakit pada
ibu seperti diabetes, dan kelainan kromosom. Efek teratogen tergantung pada
genotip ibu dan janin, stadium perkembangan saat terpapar, dan besar serta
lamanya paparan terhadap agen tersebut. Teratogen merupakan agen penyebab
terjadinya kelainan berupa defek kelahiran atau malformasi. Begitu banyak faktor
yang mempengaruhi perkembangan janin dalam kandungan seorang ibu, namun
pada ltm ini akan dibahas faktor-faktor endogen/internal yang dapat
mempengaruhinya.
a. Faktor Kromosom dan Genetik
- Kelainan Jumlah
Trisomi 21 (sindrom Down)
Sindrom down biasanya disebabkan oleh adanya suatu kopi ekstra
kromosom 21. Secara klinis, ciri-ciri anak penderita sindrom down antara lain
keterbelakangan pertumbuhan, variasi keterbelakangan jiwa, kelainan
kraniofasial, termasuk mata miring ke atas, wajah mendatar, telinga kecil dan
cacat jantung.
Trisomi 18 dan Trisomi 13
Penderita pada kromosom 18 akan memperlihatkan ciri-ciri :
keterbelakangan jiwa, cacat jantung kongenital, telinga yang letaknya rendah,
rahang kecil, dan malformasi susunan rangka. Sementara kelainan utama pada
sindrom 13 mempunyai manifestasi yang hampir sama yaitu keterbelakangan
jiwa, cacat jantung kongenital, tuli, bibir sumbing dan cacat mata.
- Kelainan struktur
Kelainan-kelainan struktur kromosom bisa mengenai satu atau beberapa
kromosom dan biasanya disebabkan karena pemecahan kromosom. Pemecahan ini
disebabkan oleh faktor-faktor lingkungan semacam virus, radiasi, dan obat.
Akibat pecahnya kromosom ini tergantung dari apa yang terjadi pada potongan-
potongan pecahan tersebut . Pada beberapa kasus, potongan suatu kromosom
hilang dan bayi yang kehilangan sebagian kromosom tersebut menjadi abnormal.
Suatu sindrom terkenal yang disebabkan kehilangan sebagian lengan pendek pada
kromosom 5 adalah sindrom cri-du-chat. Anak tersebut kalau menangis
menyerupai suara kucing, mikrosefali, keterbelakangan jiwa, dan penakit jantung
kongenital.
b. Gen-gen Mutan
Banyak cacat kongenital pada manusia yang diturunkan dan beberapa
diantaranya mengikuti pola hukum mendel. Pada banyak kasus, kelainan dapat
langsung disebabkan oleh perubahan pada satu buah gen saja, dinamakan mutasi
gen. Single gene mutation menjadi penyebab sebagian besar malformasi
kongenital. Contohnyaholoprosencephaly yaitu cacat perkembangan di otak depan
dan tengah dimana terjadi mutasi pada gen sonic hedgehog yang berperan pada
pengaturan organogenesis pada vertebrata seperti pertumbuhan jari tangan atau
kaki serta organisasi otak. Mutasi gen ini menyebabkan hilangnya sebagian
hemisfer serebri sepanjang garis tengah otak.
Diperkirakan jenis cacat ini mendekati 8% dari seluruh malformasi pada
manusia. Kecuali kromosom X dan Y pada laki-laki, gen membentuk pasangan-
pasangan atau alel, sehingga terdapat dua penentu genetik, satu dari ibu dan satu
dari ayah. Mutasi akibat gen mutan yang menghasilkan suatu kelainan pada suatu
alel disebut mutasi dominan, sedangkan mutasi akibat gen mutan pada kedua alel
disebut mutasi resesif. Kerja gen-gen yang cacat juga menyebabkan banya sekali
kesalahan-kesalahan metabolisme kongenital, misalnya fenilketonuria. Selain itu
telah diketahui bahwa penyebab lain terjadinya hydrosefalus adanya gangguan
genetik terkait kromosom X (X-linked).
c. Hormon
Pil-pil pengendali kelahiran, yang mengandung estrogen dan progesteron,
tampaknya mempunyai potensi teratogenikl. Tapi, karena hormon-hormon lain,
seperti dietilstilbestrol, menimbulkan kelainan. Penggunaan kontrasepsi oral
hendaknya dihentikan kalau dicurigai terjadi kehamilan karena pil tersebut punya
efek teratogenik. Pengaruh pemberian kortison terhadap perkembangan embrio
terlihat pada penelitian yang disuntikkan kepada mencit dan kelinci pada tingkat
kehamilan tertentu. Hal ini dilakukan karena sangat tidak mungkin menggunakan
embrio manusia sebagai objek penelitian. Hasil yang didapat adalah terjadi
kelainan pada pada keturunannya yaitu berupa platoskisis.
d. Usia Ibu
Sejauh ini dketahui faktor usia ibu hamil mempengaruhi tingkat resiko janin
mengalami terjadinya abnormalitas seperti sindrom down, kelainan trisomi, dan
terjadinya keabnormalan lainnya. Usia yang berisiko adalah ibu hamil pada usia
lebih dari 35 tahun. Kehamilan pada usia lebih dari 40 tahun, resikonya meningkat
10 kali lipat dibanding pada usia 35 tahun. Masalah yang timbul pada
perkembangan embrio saat masih dalam kandungan, umumnya terjadi pada 3
bulan pertama kelahiran. Pada wanita yang hamil pada usia 35 tahun ke atas
mempunai resiko untuk mempunyai janin yang mengalami defek kelahiran
sebesar 60%. Sel telur (ovum) semakin menua seiring pertambahan usia
perempuan sehingga apabila usia perempuan 40 tahun maka ovumnya pun berarti
sudah berusia 40 tahun sehingga tingkat kualitas dari ovum tersebut pun menurun
seiring berjalannya waktu. Hal tersebutlah yang meningkatkan terjadinya kelainan
pada keturunan selanjutnya.
2.4 Kondisi Kehamilan Pada Trimester Pertama.
1. Kondisi ibu hamil pada trimester pertama:
a) Pembesaran Payudara
Payudara akan membesar dan mengencang, karena terjadi peningkatan hormon
kehamilan yang menimbulkan pelebaran pembuluh darah dan untuk
mempersiapkan pemberian nutrisi pada jaringan payudara sebagai persiapan
menyusui.
b) Sering buang air kecil
Keinginan sering buang air kecil pada awal kehamilan ini dikarenakan rahim yang
membesar dan menekan kandung kencing. Keadaan ini akan menghilang pada
trimester II dan akan muncul kembali pada akhir kehamilan, karena kandung
kemih ditekan oleh kepala janin.
c) Konstipasi
Keluhan ini juga sering dialami selama awal kehamilan, karena peningkatan
hormon progesteron yang menyebabkan relaksasi otot sehingga usus bekerja
kurang efisien. Adapun keuntungan dari keadaan ini adalah memungkinkan
penyerapan nutrisi yang lebih baik saat hamil.
d) Morning Sickness, mual dan muntah
Hampir 50% wanita hamil mengalami mual dan biasanya mual dimulai sejak awal
kehamilan. Mual muntah diusia muda disebut morning sickness tetapi
kenyataannya mual muntah ini dapat terjadi setiap saat.
e) Merasa lelah
Hal ini terjadi karena tubuh bekerja secara aktif untuk menyesuaikan secara fisik
dan emosional untuk kehamilan. Juga peningkatan hormonal yang dapat
mempengaruhi pola tidur.
f) Sakit Kepala
Sakit kepala yang lebih sering dialami oleh pada ibu hamil pada awal kehamilan
karena adanya peningkatan tuntutan darah ke tubuh sehingga ketika akan
mengubah posisi dari duduk/tidur ke posisi yang lain (berdiri) tiba-tiba, sistem
sirkulasi darah merasa sulit beradaptasi. Sakit kepala / pusing yang lebih sering
daripada biasanya dapat disebabkan oleh faktor fisik maupun emosional. Pola
makan yang berubah, perasaan tegang dan depresi juga dapat menyebabkan sakit
kepala.
g) Kram Perut
Kram perut saat trimester awal kehamilan seperti kram saat menstruasi di bagian
perut bawah atau rasa sakit seperti ditusuk yang timbul hanya beberapa menit dan
tidak menetap adalah normal. Hal ini sering terjadi karena adanya perubahan
hormonal dan juga karena adanya pertumbuhan dan pembesaran dari rahim
dimana otot dan ligamen merenggang untuk menyokong rahim.
h) Meludah
Keinginan meludah yang terjadi pada ibu hamil yang terus menerus dianggap
normal sebab hal ini termasuk gejala morning sickness.
i) Peningkatan Berat Badan
Pada akhir trimester pertama wanita hamil akan merasa kesulitan memasang
kancing / rok celana panjangnya, hal ini bukan berarti ada peningkatan berat
badan yang banyak tapi karena rahim telah berkembang dan memerlukan ruang
juga, dan ini semua karena pengaruh hormon estrogen yang menyebabkan
pembesaran rahim dan hormon progresteron yang menyebabkan tubuh menahan
air.
2. Kondisi janin pada trimester pertama:
a) Tahapan perkembangan janin pada bulan pertama
Terbentuknya kantung kehamilan yang berfungsi untuk melindungi janin dari air
ketuban. Pada bulan pertama ini, juga mulai terbentuk plasenta yang berfungsi
menyalurkan makanan atau nutrisi dari tubuh ibu hamil ke janinnya. Selain itu, di
bulan pertama ini juga sudah mulai terjadi sirkulasi darah dalam tubuh janin
tersebut. Pada akhir bulan pertama kehamilan, bayi berukuran sekitar 6-7 mm
(seukuran beras).
b) Tahapan perkembangan janin pada bulan kedua
Embrio sudah akan mulai berkembang dan wajahnya mulai terbentuk.
Bakal telinga sudah mulai tampak sebagai lipatan pada bagian kanan dan kiri
kepalanya. Seiring dengan hal tersebut, mulai tampak pula calon lengan, kaki, dan
jari-jemarinya. Selain itu, sistem syaraf pusat atau otak, syaraf tulang belakang
serta saluran pencernaan juga mulai terbentuk di usia kehamilan bulan ke-2 ini.
Saluran pencernaan dan organ sensorik mulai berkembang, tulang mulai terbentuk
yang menggantikan tulang rawan. Embrio mulai bergerak meskipun ibu tidak bisa
merasakannya. Panjang embrio sekitar 2,54 cm dan beratnya sekitar 9-10 gram.
c) Tahapan perkembangan janin pada bulan ketiga
Perkembangan janin pada bulan ketiga ditunjukan dengan tahap hampir terbentuk
sempurnanya semua bagian tubuh bayi. Tangannya akan mulai bisa mengepal,
dan kuku-kukunya juga mulai dapat tumbuh. Meski belum terlihat dengan
sempurna, jenis kelamin bayi di usia kehamilan ini juga sudah mulai terbentuk,
oleh karenanya pemeriksaan USG (Ultrasound) pada bulan ketiga kurang tepat
dilakukan jika tujuannya untuk mengetahui jenis kelamin bayi. Perlu diketahui
pula bahwa bagian dalam tubuh janin juga sudah mulai berkembang, sistem kemih
dan organ reproduksi mulai terbentuk, sedang hati mulai memproduksi empedu.
Pada akhir bulan ketiga, panjang janin sekitar 7,6-10 cm dan berat sekitar 28
gram.