Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

  • Upload
    eka-mdr

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/15/2019 Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

    1/6

    JKK, volume 2(1), halaman 52-57 ISSN 2303-1007 

    52

    HIDROLISIS ENZIMATIK SELULOSA DARI AMPAS SAGU MENGGUNAKAN CAMPURANSELULASE DARI Trichod erma reesei DAN Asp ergi l lus niger

    Rika Julfana Sutarno1*, Titin Anita Zaharah1, Nora Idiawati1 1Program Studi Kimia, Fakultas MIPA, Universitas Tanjungpura,

    Jl. Prof. Dr. H. Hadari Nawawi*email : [email protected]

    ABSTRAKHidrolisis enzimatik selulosa dari ampas sagu menggunakan campuran selulase dari Trichoderma reeseidan Aspergillus niger telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji pengaruh perbandingancampuran enzim, pH, dan waktu hidrolisis untuk menghasilkan konsentrasi glukosa secara maksimal.Hidrolisis dilakukan menggunakan ekstrak selulase kasar dari Trichoderma reesei dan Aspergillus nigerdengan perbandingan campuran 1:0, 0:1, 1:1, 2:1, dan 1:2 pada variasi pH 4, 5, dan 6 dengan waktuhidrolisis selama 2, 4, 6, dan 8 jam. Hasilnya menunjukkan bahwa campuran selulase dari Trichodermareesei dan Aspergillus niger dapat memperbaiki komposisi dari kompleks enzim selulase sehingga proses hidrolisis menghasilkan konsentrasi glukosa yang lebih tinggi dibandingkan hidrolisis yangmenggunakan enzim tunggal saja. Pada penelitian ini hidrolisis selulosa dari ampas sagu menggunakancampuran selulase Trichoderma reesei dan Aspergillus niger 2:1 pada pH 5 dengan waktu hidrolisis 8 jam menghasilkan konsentrasi glukosa paling banyak, yaitu sebesar 30,884 mg/L.

    Kata kunc i : Sagu, A.niger, T.reesei, hidrolisis

    PENDAHULUAN

     Ampas sagu merupakan limbah dariempulur sagu yang telah diambil patinya.Kandungan pati sagu sebesar 18,5% dansisanya 81,5% merupakan ampas sagu yangmemiliki kandungan selulosa sebesar 20% danlignin 21% (Kiat, 2006). Kandungan selulosa

    pada ampas sagu dapat dimanfaatkan untukmemproduksi glukosa melalui hidrolisismenggunakan enzim selulase.

    Enzim selulase adalah campuran beberapaenzim yaitu endoglukanase, eksoglukanase danβ-glukosidase. Fungi berfilamen sepertiTricoderma dan  Aspergillus adalah penghasilselulase secara komersial (Ul-Haq, et al., 2005).

    Hidrolisis enzimatis memiliki beberapakeuntungan dibandingkan hidrolisis asam. Padahidrolisis enzimatis tidak terjadi degradasi gulahasil hidrolisis, dapat berlangsung pada suhurendah, dan memberikan hasil yang tinggi(Taherzadeh dan Karimi, 2007).

     Aspergillus niger (A.niger) merupakansalah satu jamur yang lazim digunakan untukmenghidrolisis selulosa. Mikroorganisme inimenghasilkan β-glukosidase tinggi akan tetapiendo-β-1,4-glukanase dan ekso-β-1,4glukanasenya rendah (Juhasz, et al., 2003).

    Trichoderma reesei (T.reesei)menghasilkan endoglukanase daneksoglukanase sampai 80% tetapi β-

    glukosidasenya lebih rendah sehingga produkutama hidrolisisnya bukan glukosa melainkanselobiosa (Ahmed dan Vermette, 2008) yangmerupakan inhibitor kuat terhadap

    eksoglukanase. Oleh karena itu perlu adanyapenambahan β-glukosidase dari luar untukmempercepat konversi selobiosa menjadiglukosa sehingga efek inhibisinya dapatdihilangkan, yaitu dengan caramengkombinasikan enzim selulase dari T.ressei  dan A.niger .

    Penelitian hidrolisis selulosa secara

    enzimatik telah banyak dilakukan menggunakanenzim yang dihasilkan dari 1 jenis jamur namunkonsentrasi glukosa yang dihasilkan masihbelum cukup tinggi (Anwar, dkk., 2010). Hidrolisismenggunakan campuran dari 2 jenis jamur telahdilakukan sebelumnya oleh Juhasz et al   (2003)yang meneliti produksi β-glukosidase dari limbahkertas menggunakan campuran kultur dariT.ressei   RUT C30 dan  A.niger   BKMF 1305.Tahun 2005, Ul-Haq et al   melakukan penelitianterhadap campuran kultur dari  A.niger   danT.viride pada substrat kapas.  Hasil keduapenelitian tersebut menunjukkan bahwa kulturcampuran dari 2 jenis jamur tersebut dapatmeningkatkan aktifitas enzim selulasedibandingkan dengan monokultur.

    Sanjaya dan Adrianti (2010) serta Anwardkk (2010) meneliti hidrolisis jerami padimenggunakan campuran selulase kasar dariT.reesei   dan  A.niger . Anwar dkk (2010)melaporkan bahwa campuran selulase kasar dariT.reesei   dan  A.niger 2 kali lebih efektif dalammenghidrolisis jerami padi menjadi glukosa

    dibandingkan dengan enzim selulase  A.niger .komersial dari Fluka Biochemika. Berdasarkanpenelitian tersebut maka dilakukan hidrolisisselulosa dari ampas sagu menggunakan

  • 8/15/2019 Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

    2/6

    JKK, volume 2(1), halaman 52-57 ISSN 2303-1007 

    53

    campuran selulase kasar dari T.reesei   dan A.niger   dengan mengkaji pengaruhperbandingan campuran enzim selulase dariT.ressei dan A.niger , pH, dan waktu pada proses

    hidrolisis untuk menghasilkan glukosa secaramaksimal.

    METODOLOGI PENELITIAN

    BahanBahan-bahan yang digunakan yaitu agar-

    agar, akuades, alkohol 70%, alumunium foil ,amonium sulfat ((NH4)2SO4), ampas sagu, asamklorida (HCl), glukosa (C6H12O6), kaliumdihidrogen fosfat (KH2PO4), kalsium kloridamonohidrat (CaCl2.H2O), kentang, kertas saringwhatman no.1, magnesium sulfat heptahidrat(MgSO4.7H2O), natrium hidroksida (NaOH),natrium sitrat (Na

    3C

    6H

    5O

    7), tween-80, urea

    (CO(NH2)2), dan wrapping plastic .Mikroorganisme yang digunakan yaitu

     A.niger   dan T.reesei   yang diperoleh dari InstitutPertanian Bogor.

    PeralatanPeralatan yang digunakan yaitu autoclave,

    bulb, centrifuge, hotplate, kuvet, laminar, neracaanalitis, oven, peralatan gelas, pH-universal,pipet ukur, rak tabung reaksi, spatula,spektrofotometer UV-Vis, tabung reaksi, dan

    termometer.

    Cara KerjaPreparasi Sampel

     Ampas sagu diperoleh dari daerah Sungai Ambawang, Kabupaten Kubu Raya. Ampas sagudiperas dan dikeringkan pada suhu 1050Cselama 6 jam. Setelah kering ampas sagudihaluskan dan diayak dengan ukuran 40 mesh. 

    Delignifikasi SampelSebanyak 60 gr ampas sagu ditambahkan

    larutan NaOH 1% dan diaduk menggunakanshaker   selama 2 jam pada kecepatan 150 rpm.Campuran tersebut didiamkan selama 24 jam,kemudian disaring dan dibilas dengan akuadessampai pH 7. Residu berupa ampas sagudikeringkan pada suhu 1050C selama 6 jam(Sukadarti, dkk., 2010).

    Perbanyakan A.niger  dan T.reesei  Pembiakkan T.reesei  menggunakan media

    PDA (Potato Dextrose Agar ). Media PDA

    dituangkan pada cawan petri steril. Ditambahkan

    satu ose biakkan T.reesei   dan diinkubasi padasuhu ruang selama 1 minggu. Hal yang samadilakukan untuk biakkan  A.niger .

    Pembuatan Larutan Nutrisi Dilarutkan urea (3 g/L), (NH4)2SO4 (10g/L),

    KH2PO4 (3 g/L), MgSO4.7H2O (0,5 g/L),CaCl.H2O (0,5 g/L) dengan akuades (Singhania,et al ., 2006). Diukur pH awal dan diatur hinggapH 5 untuk  A.niger (Harfinda, 2011) maupunT.reesei (Sukadarti, dkk., 2010).

    Produksi Enzim SelulaseSebanyak 5 g ampas sagu ditambahkan 25

    mL larutan nutrisi. Campuran (media) tersebutditutup dan disterilisasi. Masing-masing bibit A.niger dan T.reesei diinokulasikan pada mediasecara terpisah. Inkubasi T.reesei dilakukanselama 6 hari dan  A.niger   selama 8 hari padasuhu ruang (Anwar, dkk., 2010).

    Ekstraksi Enzim

    Enzim dipanen menggunakan 100 mLlarutan 0,1% tween 80, diaduk pada 150 rpmselama 120 menit pada suhu ruang, kemudiandisentrifugasi pada 3000 rpm selama 10 menit.Supernatan yang diperoleh digunakan sebagaiekstrak enzim kasar (Szendefy, et al ., 2006). 

    Uji Aktivitas Enzim dengan Metode Fenol-Sulfat

    Sebanyak 1 ml buffer Na-sitrat 0,05 M pH4,8 dan kertas saring whatman no 1. ukuran 1x6cm dimasukkan ke dalam tabung reaksi,

    dipanaskan pada suhu 50o

    C selama beberapasaat. Masing-masing 0,5 ml enzim kasar dari A.niger dan T.reesei dimasukkan ke dalamtabung reaksi, diinkubasi pada suhu 50oCselama 1 jam, kemudian kertas saring diambildari tabung reaksi (Adney dan Baker, 1996).Selanjutnya ditambahkan 0,5 ml larutan fenol 5%dan 2,5 ml H2SO4  pekat kemudian diadukmenggunakan vortex. Dilakukan pengencerandengan penambahan buffer Na-sitrat dan diukurabsorbansinya (Dubois, et al ., 1956). Aktivitasenzim selulase dihitung dengan persamaan

    (Kamila, 2003) :

     Aktivitas enzim selulase (U/mL)  

     

    Keterangan :G = glukosa yang dihasilkanFp = faktor pengencerant = waktu inkubasi

    Hidrolisis SampelEnzim selulase kasar dari T.ressei dan 

     A.niger dicampur berdasarkan perbandingan ygditentukan (1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 1:2). Campuranenzim dimasukkan ke dalam Erlenmeyer berisi 5gr ampas sagu dan ditambahkan aquadeshingga volumenya 150 mL, lalu diaduk pada 160

  • 8/15/2019 Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

    3/6

    JKK, volume 2(1), halaman 52-57 ISSN 2303-1007 

    54

    rpm beberapa saat, kemudian dipanaskanhingga suhu 40°C pada pH 4, 5, 6 selama 2, 4,6, 8 jam (Sanjaya dan Adrianti, 2010).Pengaturan pH dilakukan dengan penambahan0,1 M NaOH dan 0,1 M HCl.

    Uji Kandungan Gula Pereduksi dengan

    Metode Samogyi-Nelson (AOAC, 1990) Pengujian kandungan gula pereduksi

    dilakukan dengan metode Somogyi-Nelson AOAC, 1990.

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    Delignifikasi SampelPreparasi mekanik atau kimiawi pada

    substrat diperlukan untuk mempermudah kontakantara enzim dengan substrat (Sun, 2002).Menurut Resita (2006) pengecilan ukuran sampeldiduga menyebabkan terputusnya rantai polimeryang panjang menjadi rantai polimer yanglebihpendek dan meningkatkan daerah amorfsehingga menurunkan derajat kristalinitas.

    Delignifikasi dilakukan dengan NaOHkarena larutan ini dapat merusak struktur ligninpada bagian kristalin dan amorf sertamemisahkan sebagian hemiselulosa (Gunamdan Antara, 1999). Menurut Hespell (1998)ekstraksi hemiselulosa dapat menggunakan

    pelarut seperti NaOH, NH4OH dan KOH. Diantara ketiga pelarut tersebut yang paling baikdigunakan adalah NaOH. Hemiselulosa memilikistruktur amorf sehingga penggunaan NaOHdapat menghilangkan lignin sekaligusmengekstraksi hemiselulosa.

    Gambar 1. Pemutusan ikatan antara lignin danselulosa  oleh NaOH (Fengel dan Wegener,1995)

    Mekanisme delignifikasi oleh larutan NaOHdapat dilihat pada Gambar 1. NaOH akan masukdan memutuskan ikatan dari struktur dasar lignindan berikatan dengan lignin membentuk natriumfenolat. Garam fenolat ini bersifat polar sehingga

    mudah larut dalam pelarut polar. Lignin yangterlarut ditandai dengan warna hitam padalarutan yang disebut lindi hitam (black liquor ). 

    Lindi hitam tersebut menunjukkan lapisan lignin

    telah terpisah dari selulosa. Kondisi ini akanmeningkatkan produktivitas mikroorganismedalam memproduksi selulase dan efektivitashidrolisis menjadi lebih tinggi.

    Produksi Enzim Selulase 

    Tahap produksi enzim merupakan tahapdimana enzim selulase dihasilkan melalui prosesfermentasi ampas sagu sebagai akibat darimetabolisme jamur  A.niger   dan T.reesei.  Enzimselulase merupakan enzim ekstraseluler yangdiproduksi di dalam sel dan dikeluarkan dari seluntuk mencerna selulosa.

    Pada proses fermentasi dilakukanpemberian larutan nutrisi untuk melengkapinutrisi yang dapat merangsang pertumbuhan jamur. Nutrisi ini berupa karbon, nitrogen,hidrogen dan mineral seperti fosfor, sulfur,kalsium, kalium dan magnesium. Sumber karbonyang digunakan berupa selulosa yang berasaldari ampas sagu. Karbon berfungsi sebagaiunsur utama dalam pembentukan sel. Nitrogenberfungsi dalam pembentukan asam amino,DNA, RNA dan ATP. Hidrogen dan oksigenberfungsi dalam proses pembentukan sel. Fosforberfungsi sebagai kofaktor enzim danpembentukan asam nukleat. Sulfur, kalium, dankalsium berfungsi sebagai kofaktor enzim.Magnesium berfungsi untuk menjaga kestabilan

    ribosom, membran sel dan asam nukleat,sebagai kofaktor enzim, dan sebagai komponendari klorofil (Gandjar, 2006).

    Enzim selulase diekstraksi menggunakan100 ml larutan tween 80 0,1% (Szendefy, et al .,2006). Tween 80 (polioksi etilen sorbitan mono-oleat) merupakan surfaktan non ionik. Sifatnyasebagai surfaktan dapat menurunkan teganganpermukaan antara air dan spora karena sporadari  A.niger   dan T.reesei   tidak larut dalam air.

    (Jayashree dan Vasudevan, 2009). Tween 80dapat meningkatkan permeabilitas dinding sel

    atau kemampuan keluar masuknya air danlarutan melalui dinding sel sehingga proseskeluarnya enzim dari dinding sel menjadi lebihmudah. Selain itu penggunaan tween 80 tidakmempengaruhi pH dari ekstrak enzim kasarkarena bersifat non ionik.

    Pengaruh Perbandingan Campuran EnzimTerhadap Konsentrasi Glukosa

    Glukosa yang dihasilkan melalui proseshidrolisis merupakan hasil kerja sinergissekelompok enzim selulolitik. Sistem enzim

    selulolitik terdiri dari tiga kelompok utama yaituendoglukanase, eksoglukanase, dan β-glukosidase (Howard, et al., 2003). Kerja sinergis

    O

    O

    OH

    OH

    O

    CH

    CH2

    CH2OH

    O C

    O

    R1

    ORn

     

    +   Na OH

    CH

    CH2

    CH2OH

    R1

    OR

    OH

    n

     

    +

    ligninlignoselulosa

    O

    O

    OH

    OH

    OO

    OH

    n

     

    selulosa

  • 8/15/2019 Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

    4/6

    JKK, volume 2(1), halaman 52-57 ISSN 2303-1007 

    55

    dari kompleks enzim selulase dapat dilihat padaGambar 2.

    Gambar 2. Skema hidrolisis enzimatik selulosa(Lynd, et al., 2002).

    Enzim endoglukanase menghidrolisis secaraacak pada bagian amorf serat selulosa sehinggamenghasilkan oligosakarida dengan panjangberbeda-beda dan terbentuknya unjung rantaibaru selulosa (Howard, et al., 2003). Enzimeksoglukanase bekerja terhadap ujung-ujungrantai polisakarida tersebut dan menghasilkanselobiosa yang merupakan disakarida.

    Selanjutnya enzim β-glukosidasememecah selobiosa menjadi 2 molekul glukosayang merupakan produk utama hidrolisisselulosa (Lynd, et al., 2002).

    Grafik pada Gambar 3 menunjukkancampuran 2:1 dari ekstrak enzim kasar T.reesei  dan  A.niger  pada pH 4, 5, dan 6 dengan waktuhidrolisis 8 jam menghasilkan konsentrasiglukosa yang lebih tinggi dibandingkan denganhidrolisis menggunakan campuran enzim kasarlainnya.  Hidrolisis secara enzimatismenggunakan campuran enzim dari T.reesei dan

     A.niger pada substrat jerami padi   jugamenghasilkan konsentrasi glukosa paling tinggi

    pada campuran 2:1 (Anwar, dkk., 2010; Sanjayadan Adrianti, 2010).

    Gambar 3. Grafik pengaruh perbandingancampuran enzim terhadap konsentrasi glukosamenggunakan campuran selulase T.reesei   dan A.niger  1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 1:2 pada pH 4, 5 dan 6.

    Pengaruh pH Terhadap Konsentrasi Glukosa Grafik pada Gambar 4 menunjukkan

    hidrolisis enzimatik selulosa dari ampas sagumenggunakan campuran selulase dari T.reesei  dan A.niger pada campuran 1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 1:2

    selama 8 jam menghasilkan konsentrasi glukosaoptimum pada pH 5.

    Gambar 4. Grafik pengaruh pH terhadapkonsentrasi glukosa selama 8 jam dengan

    campuran selulase T.reesei  dan A.niger  1:0, 0:1,1:1, 2:1, 1:2.

    Konsentrasi glukosa yang lebih rendahpada pH 4 dan menurun pada pH 6 dikarenakanenzim selulase yang bekerja pada pH selain pHoptimum akan mengalami perubahan strukturatau muatan asam amino yang merupakan sisiaktif yang berfungsi dalam pengikatan substrat.Hal ini mengakibatkan terganggunya interaksiantara sisi aktif enzim selulase dengan substratselulosa sehingga konsentrasi glukosa yang

    dihasilkan menjadi lebih rendah. Penelitian Anwar dkk (2010) terhadap hidrolisis jerami padimenggunakan campuran enzim selulase dari

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    1:0 0:1 1:1 2:1 1:2

        k   o   n   s   e   n   t   r   a   s   i   g    l   u    k   o   s   a   m   g    /   L

    pH 4

    pH 5

    pH 6

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    pH 4 pH 5 pH 6

        k   o   n   s   e   n   t   r   a   s   i   g    l   u    k   o   s   a    (   m   g    /   L    )

    1:0

    0:1

    1:1

    2:1

    1:2

  • 8/15/2019 Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

    5/6

    JKK, volume 2(1), halaman 52-57 ISSN 2303-1007 

    56

    T.reesei   dan  A.niger   juga meningkat dari pH 4sampai pH 5,5 dan mengalami penurunan padapH 6.

    Pengaruh Waktu Hidrolisis TerhadapKonsentrasi Glukosa 

    Profil pengaruh waktu hidrolis terhadap

    konsentrasi glukosa disajikan oleh Grafik padaGambar 5.

    Gambar 5. Pengaruh waktu hidrolisis terhadapkonsentrasi glukosa pada pH 5 dengancampuran selulase T.reesei  dan A.niger  1:0, 0:1,1:1, 2:1, 1:2.

    Hidrolisis enzimatik selulosa dari ampassagu menggunakan campuran selulase dariT.reesei  dan  A.niger  1:0, 0:1, 1:1, 2:1, 1:2 pada

    pH 5 menghasilkan konsentrasi glukosa palingtinggi pada waktu hidrolisis 8 jam. Hasil ini tidak jauh berbeda dengan penelitian Sanjaya dan Adrianti (2010) terhadap hidrolisis jerami padimenggunakan campuran selulase dari T.reeseidan A.niger yang menghasilkan konsentrasiglukosa tertinggi pada waktu hidrolisis 7 jam.

    Interaksi antara enzim dengan substratyang semakin lama menyebabkan semakinbanyak glukosa yang terbentuk. Akan tetapi padawaktu hidrolisis tertentu konsentrasi glukosaakan mengalami penurunan. Penurunan inidisebabkan oleh adanya akumulasi produk yangtelah terbentuk sebelumnya dan meyebabkanpenghambatan bagi enzim selulase. Inhibitorenzim selulase berupa produk dari hidrolisisselulosa yaitu glukosa dan selobiosa. Selobiosamenghambat enzim eksoglukanase sedangkanglukosa menghambat enzim β-glukosidase(Ambriyanto, 2010).

    SIMPULAN

    Berdasarkan penelitian yang telahdilakukan dapat disimpulkan bahwa hidrolisisselulosa dari ampas sagu menggunakancampuran selulase dari T.reesei   dan  A.niger  

    pada penelitian ini menghasilkan konsentrasiglukosa terbanyak dengan kondisi pH 5, waktuhidrolisis 8 jam, dan campuran enzim 2:1, yaitusebesar 30,884 mg/L.

    DAFTAR PUSTAKA

     Adney, B. And Baker J., 1996, Measurement ofCellulose Activities, CO: NationalRenewable Energy Laboratory, report.nfNREL/TP-501-42628.

     Ahmed, A. dan P. Vermette, 2008, Culture-basedStrategies to Enhance CellulaseEnzyme Production from Trichodermareesei   RUT-C30 in Bioreactor CultureConditions, Biochemical EngineeringJournal  40, 399 –407.

     Ambriyanto, K. S., 2010, Isolasi danKarakterisasi Bakteri Aerob PendegradasiSelulosa dari Serasah Daun RumputGajah  (Pennisetum purpureum schaum),Institut Teknologi Sepuluh Nopember(Skripsi).

     Anwar, N., A. Widjaja, dan S. Winardi, 2010,Peningkatan Unjuk Kerja HidrolisisEnzimatik Jerami Padi MenggunakanCampuran Selulase Kasar dariTrichoderma ressei  dan Aspergillus niger ,Institut Teknologi Sepuluh November,Makara, Sains, 14(2): 113-116.

     AOAC. 1990. Official Methods of Analisis. Association of Official Analitycal,Penerbit UGM, Yogyakarta.

    Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian,2010, Warta Penelitian danPengembangan Tanaman Industri, 16(2):1-35, ISSN 0853-8204.

    Dubois, M., Gilles, K.A., Hamilton, J.K., Rebers,P.A., and Smith F., 1956, ColorimetricMethod for Determination of Sugars andRelated Substances”, 28(3): 350-356.

    Fengel, D., dan Wegener G., 1995. Kayu: Kimia,

    Ultra Struktur dan Reaksi-Reaksi, GajahMada Press. Yogyakarta.

    Ganjar, I., 2006, Mikrobiologi Dasar danTerapan, Yayasan Obor Indonesia,Jakarta.

    Gunam, I.B.W., dan Antara, N.S., 1999, Studyon Sodium Hydroxide Treatment Of CornStalk to Increase Its CelluloseSaccharification Enzymatically by UsingCulture Filtrate of Trichoderma reesei .Gitayana, Agric. Technol. J, 5 (1): 34-38

    Harfinda, E.M., 2011, Pengaruh Kadar Air, pH,

    dan Waktu Fermentasi Tehadap ProduksiEnzim Selulase oleh  Aspergillus niger  

    0

    5

    10

    15

    20

    25

    30

    35

    2 jam 4 jam 6 jam 8 jam

        k   o   n

       s   e   n   t   r   a   s   i   g    l   u    k   o   s   a    (   m   g    /   L    )

    1:0

    0:1

    1:1

    2:1

    1:2

  • 8/15/2019 Bahan 2 Enzimatik selulosa dr ampas sagu.pdf

    6/6

    JKK, volume 2(1), halaman 52-57 ISSN 2303-1007 

    57

    Pada Ampas Sagu, UniversitasTanjungpura (Skripsi).

    Hespell, B., 1998, Extraction andCharacterization of Hemicellulose fromCorn Fiber Produced by Corn Wet-MillingProcesses, J. Agric. and Food Chem,46 : 2615-2619.

    Howard, R.L.; E. Abotsi; J.E.L. van Rensburg;and S. Howard, 2003, LignocelluloseBiotechnology: Issues of Bioconversionand Enzyme Production,  Afr.  J.Biotechnol , 2(12): 602−619. 

    Jayashree, R. dan Vasudevan N., 2009, Effect OfTween 80 and Moisture Regimes onEndosulfan Degradation byPseudomonas Aeruginosa,  AppliedEcology and Environmental Research, 7(10): 35-44

    Juhasz, T.; K. Kozma; Z. Szengyel; and K.Reczey, 2003, Production of β-Glucosidase in Mixed Culture of Aspergillus niger   BKMF 1305 andTrichoderma reesei   RUT C30, FoodTechnol, J. Biotechnol . 41 (1) 49 –53

    Kamila, L., 2003, Pencirian Selulotik IsolatKhamir Rhodotorula sp. dari Tanah HutanTaman Nasional Gunung Halimun,Jurusan Kimia, IPB (Skripsi)

    Kiat, I.J., 2006, Preparation and Characterizationof Carboxymetyl Sago Waste and its

    Hydrogel, Universiti Putra Malaysia,(Tesis).Lynd, L.R., P.J. Weimer, W.H. van Zyl WH and I.

    S. Pretorius, 2002, Microbial CelluloseUtilization: Fundamentals andBiotechnology. Microbiol. Mol. Biol.  Rev.66(3):506-577.

    Resita, E.T., 2006, Produksi Selo-Oligosakaridadari Fraksi Selulosa Tongkol Jagung OlehSelulase Trichoderma Viride, InstitutPertanian Bogor (Skripsi).

    Sanjaya, W. dan S. Adrianti, 2010, Optimasi

    Hidrolisis Enzimatik Jerami Padi MenjadiGlukosa Untuk Bahan Baku BiofuelMenggunakan Selulase dari Trichodermaressei   dan  Aspergillus niger, Institut

    Teknologi Sepuluh November, (Skripsi).Singhania, R.R., Sukumaran, R.K., Pillai, A.,

    Prema, P., Szakacs, G., and Pandey, A.,2006, Solid State Fermentation ofLignocellulosic Substrat for CellulaseProduction by Trichoderma reesei   NRRL11460, Indian J. Biotechnol , 5: 332-336.

    Sukadarti, S.; S.D. Kholisoh; Heri Prasetyo; W.P.

    Santoso; Tri Mursini, 2010, Produksi GulaReduksi Dari Sabut Kelapa MenggunakanJamur Trichoderma  reesei , Prosiding

    Seminar Nasional Teknik Kimia, ISSN1693-4393.

    Sun, Y., 2002, Enzymatic Hydrolisis of Rye Strawand Bermudagras for EthanolProduction”, Departement of Biologicaland Agricultural Enginering, Nort CarolinaState University, North Carolina,

    (Disertasi).Szendefy, J., Szakacs, G., and Christopher, L.,

    2006, Potensial of Solid StateFermentation Enzymes of  Aspergillusoryzae  in Biobleaching of Paper Pulp,Enzyme and Microbial Technology Jr ., 39:1354-1360.

    Taherzadeh, M.J. dan Karimi, K., Acid-basedHydrolysis Processes for Ethanol fromLignocellulosic Materials: a review, 2007,Bioresources 2(3), pp. 472-499.

    Ul-Haq, I., Javed, M. M., Khan, T. S., and Siddiq,Z., 2005, Cotton Saccharifying Activity ofCellulases Produced by Co-culture of Aspergillus Niger  and Trichoderma Viride,Research  Journal of Agriculture andBiological Sciences, 1(3): 241-245.