Bahan Makalah Pa' Hatta

Embed Size (px)

Citation preview

Blog ini Di-link Dari Sini Web Blog ini

Di-link Dari Sini

Web

31 Maret 2011PDB PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMIA . PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMI Kesejahteraan masyarakat dari aspek eknomi dapat diukur dengan tingkat pendapatan nasional perkapita. Untuk dapat meningkatkan pendapatan nasional, maka pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu target yang sangat penting yang harus dicapai dalam proses pembangunan ekonomi. Oleh karena itu tidak mengherankan jika pada awal pembagnunan ekonomi suatu Negara, umumnya perencanaan pembangunan eknomi berorientasi pada masalah pertumbuhan. Untuk Negara-negara seperti Indonesia yang jumlah penduduknya sangat besar dan tingkat pertumbuhan penduduk yang sangat tinggi ditambah kenyataan bahwa penduduk Indonesia dibawah garis kemiskinan juga besar, sehingga pertumbuhan ekonomi menjadi sangat penting dan lajunya harus jauh lebih besar dari laju pertumbuhan penduduk agar peningkatan pendapatan masyarakat perkapita dapat tercapai. Pertumbuhan ekonomi dapat menurunkan tingkat kemiskinan dengan menciptakan lapangan pekerjaan dan pertumbuhan jumlah pekerja yang cepat dan merata. Pertumbuhan ekonomi juga harus disertai dengan program pembangunan social . B . Pertumbuhan Ekonomi Selama Orde Baru Hingga Saat Ini Data yang digunakan adalah data sekunder melalui penelusuran kepustakaan dan dianalis dengan menggunakan analisa pertumbuhan. Hasil analisis menunjukan bahwa masa pemerintahan orde lama perekonomian nasional diperhadapkan dengan inflasi yang sangat tinggi yang disebut Hiper Inflastion yang mencapai 500% 650%. Pemerintahan orde baru proses pembangunan dilakukan melalui PJP TAHAP I dan II, pelaksanaannya perpelita.Pertumbuhan ekonomi cukup menggembirakan dan Indonesia termasuk salah satu negara ASEAN (Negara di Asia Tenggara) dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi yaitu 8,2%. Tahun 1997 1998 berawal dari krisis baht di Thailand dan berdampak pada kondisi

perekonomian nasional yang berakibat pada krisis multidimensional menyebabkan tingkat pertumbuhan ekonomi turun drastis menjadi negatif.Pada tahun berikutnya kondisi perekonomian nasional dapat pulih dan pemerintah berhasil mengendalikan tingkat pertumbuhan ekonomi menjadi nol.Kondisi ini diperbaiki terus hingga tahun 2009 dengan menunjukan trend pertumbuhan dari tahun ketahun. Sejak bulan Maret 1966 keadan perekonomian mengalami porakporanda. Ketidak mampuan memenuhi kewajiban utang luar negeri,penerimaan eksport yang hanya setengah dari pengeluaran untuk import barang dan jasa,ketidak berdayaan mengendalikan anggaran belanja dan memungut pajak,laju inflasi secepat 30 50 %,perbulan,serta buruknya kondisi prasarana perekonomian,dll. Menghadapi keaadan yang demikian parah maka ditetapkan beberapa kebijakan antara lain memerangi hiperinflasi,mencukupkan stok bahan pangan,merehabilitasi sarana perekonomin, meningkatkan eksport,menciptakan lapangan kerja,mengundang kembali investasi asing.Secara keseluruhan program ekonomi pemerintah orde baru di bagi menjadi dua jangka waktu yang saling berkaitan yaitu: jangka pendek dan jangka panjang. Indonesia berada dalam era pembangunan jangka panjang tahap ke dua yakni kurun waktu 1994-2019. Tahapan pertama pembangunan jangka menengah adalah Repelita VI tahun 1994-1999. Namun pada akhir tahun 1997 atau awal tahun 1998 terjadi krisis moneter yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi menurun meskipun indonesia telah mengalami suatu proses pembangunan ekomi yang spektakuler. Selama periode tahun 1993 1995 rata rata pertumbuhan ekonomi pertahun antara 7,3 % hingga 8,2 % menyebabkan indonesia termasuk negara di ASEAN dengan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Rata-rata pendapatan nasional perkapita naik pesat pertahun pada tahun 1993 dalam dolar Amerika Serikat sudah melewati angka 800 tetapi akibat krisis PN perkapita menurun drastis ke 640 dolar tahun 1998 dan 580 dolar Amerika Serikat tahun 1999.

C . Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Distribusi Produk Domestik Bruto (PDB) menurut sector atas dasar harga berlaku menunjukan peranan dan perubahan struktur ekonomi dari tahun ke tahun dan tig sector utama yaitu sektor pertanian, industri pengolahan, dan perdagangan mempunyai peranan sebesar 55,9 persen pada tahun 2006 Pengangguran terbuka per Agustus 2006 mencapai 10,93 juta orang atau 10,28% angkatan kerja. Masalah kepemerintahan tahun 2007 mafsih tetap masalah kendala penerapan UU dan Presiden berfikir keras untuk mengatasi hambatan pelaksanaan. Diramalkan sepanjang tahun 2007, Presiden akan aktif campur tangan mengatasi kemacetan pelaksanaan UU atau program tertentu, melakukan intervensi simpatik kepada departemen fungsional dan daerah otonom. Dapat disimpulkan bahwa kepemerintahan tahun 2006 juga ditandai oleh senjang konsep kebijakan pemerintah di atas kertas dengan implementasi lapangan , akan mendorong reformasi birokrasi sepanjang 2007 dan pembentukan tim independen diluar pemerintah yang akan melacak apakah suatu kebijakan telah dirasakan manfaatnya oleh masyarakat serta memberi rekomendasi tentang apa yang harus dilakukan selanjutnya. Tahun 2007 adalah jendela peluang bagi pemerintahan untuk berprestasi, namun kemungkin kecil dapat dimanfaatkan Presiden. Stabilitas keamanan relatif baik sepanjang 2006, harap-harap

cemas dapat berlanjut tahun 2007. Disamping bencana alam, kecelakaan transportasi udara/laut dan flu burung, terorisme tetap menjadi ancaman serius dan agenda perburuan Noordin M.Top yang dianggap kepolisian RI setara kaliber dengan Dr.Azahari akan tetap dilanjutkan Polri.

D . Perubahan Struktur Ekonomi Perubahan struktur ekonomi, umum disebut transformasi stryktural, dapat didefisinikan sebagai suatu rangkaian perubahan yang saling tekait satu dengan yang lainnya dalam komposisi AD, perdagangan luar negri (ekspor dan inpor), AS ( produksi dan menggunakan faktor-faktor produksi yang diperlukan mendukung proses pembanggunan ekonomi yang berkelanjutan) . Ada beberapa faktor yang menentukan terjadinya perubahan struktur ekonomi antara lain : - Produktivitas tenaga kerja per sektor secara keseluruhan - Adanya modernisasi dalam proses peningkatan nilai tambah dari bahan baku, barang setengah jadi dan barang jadi. - Kreativitas dan penerapan teknologi yang disertai kemampuan untuk memperluas pasar produk/jasa yang dihasilkannya. - Kebijakan pemerintah yang mendorong pertumbuhan dan pengembangan sektor dan komoditi unggulan - Ketersediaan infrastruktur yang menentukan kelancaran aliran distribusi barang dan jasa serta mendukung proses produksi. - Kegairahan masyarakat untuk berwirausaha dan melakukan investasi secara terus-menerus - Adanya pusat-pusat pertumbuhan baru yang muncul dalam wilayah daerah - Terbukanya perdagangan luar daerah dan luar negeri melalui ekspor-impor Struktur perekonomian adalah besar share lapangan usaha terhadap total PDRB baik atas dasar harga yang berlaku maupun harga konstan. Dengan mengetahui struktur perekonomian, maka kita dapat menilai konsentrasi lapangan usaha yang sangat dominan pada suatu daerah. Biasanya terdapat hubungan antara lapangan usaha dan penduduk suatu daerah. Menurut Teori Lewis, perekonomian suatu daerah harus mengalami transformasi struktural dari tradisional ke industri, yang ditunjukkan dengan semakin besarnya kontribusi sektor non pertanian dari waktu ke waktu terhadap total PDRB.http://jabbarspace.blogspot.com/2011/03/pdb-pertumbuhan-dan-perubahan-struktur.html

REPELITAAwal masa orde baru menerima beban berat dari buruknya perekonomian orde lama. Tahun 1966-1968 merupakan tahun untuk rehabilitasi ekonomi. Pemerintah orde baru berusaha keras untuk menurunkan inflasi dan menstabilkan harga. Dengan dikendalikannya inflasi, stabilitas politik tercapai yang berpengaruh terhadap bantuan luar negeri yang mulai terjamin dengan adanya IGGI. Maka sejak tahun 1969, Indonesia dapat memulai membentuk rancangan pembangunan yang disebut Rencana Pembangunan Lima Tahun (REPELITA). Berikut penjelasan singkat tentang beberapa REPELITA: a. REPELITA I (1969-1974) Mulai berlaku sejak tanggal 1 April 1969. Tujuan yang ingin dicapai adalah pertumbuhan ekonomi 5% per tahun dengan sasaran yang diutamakan adalah cukup pangan, cukup sandang, perbaikan prasarana terutama untuk menunjang pertanian. Tentunya akan diikuti oleh adanya perluasan lapangan kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. b. REPELITA II (1974-1979) Target pertumbuhan ekonomi adalah sebesar 7,5% per tahun. Prioritas utamanya adalah sector pertanian yang merupakan dasar untuk memenuhi kebutuhan pangan dalam negeri dan merupakan dasar tumbuhnya industri yang mengolah bahan mentah menjadi bahan baku. c. REPELITA III (1979-1984) Prioritas tetap pada pembangunan ekonomi yang dititikberatkan pada sector pertanian menuju swasembada pangan, serta peningkatan industri yang mengolah bahan baku menjadi bahan jadi. d. REPELITA IV (1984-1989) Adalah peningkatan dari REPELITA III. Peningkatan usaha-usaha untuk memperbaiki kesejahteraan rakyat, mendorong pembagian pendapatan yang lebih adil dan merata, memperluas kesempatan kerja. Priorotasnya untuk melanjutkan usaha memantapkan swasembada pangan dan meningkatkan industri yang dapat menghasilkan mesin-mesin industri sendiri. e. REPELITA V (1989-1994) Menekankan bidang transportasi, komunikasi dan pendidikan. Jika ditarik kesimpulan maka pembangunan ekonomi menurut REPELITA adalah mengacu pada sector pertanian menuju swasembada pangan yang diikuti pertumbuhan industri bertahap. Kelebihan Orde Baru : Perkembangan GDP per kapita Indonesia yang pada tahun 1968 hanya AS$70 dan pada 1996 telah mencapai lebih dari AS$1.000. Sukses transmigrasi. Sukses KB. Sukses memerangi buta huruf. Sukses swasembada pangan. Pengangguran minimum. Kekurangan Orde Baru : Semaraknya korupsi, kolusi, nepotisme Pembangunan Indonesia yang tidak merata dan timbulnya kesenjangan pembangunan antara pusat dan daerah, sebagian disebabkan karena kekayaan daerah sebagian besar disedot ke pusat

munculnya rasa ketidakpuasan di sejumlah daerah karena kesenjangan pembangunan, terutama di Aceh dan Papua. Kecemburuan antara penduduk setempat dengan para transmigran yang memperoleh tunjangan pemerintah yang cukup besar pada tahun-tahun pertamanya. Bertambahnya kesenjangan sosial (perbedaan pendapatan yang tidak merata bagi si kaya dan si miskin). Kritik dibungkam dan oposisi diharamkan. Kebebasan pers sangat terbatas, diwarnai oleh banyak koran dan majalah yang dibreidel Penggunaan kekerasan untuk menciptakan keamanan, antara lain dengan program "Penembakan Misterius" (petrus). Tidak ada rencana suksesi. Sukses REPELITA (Rencana Pembangunan Lima Tahun) : Sukses Gerakan Wajib Belajar . Sukses Gerakan Nasional Orang-Tua Asuh . Sukses keamanan dalam negeri. Investor asing mau menanamkan modal di Indonesia. Sukses menumbuhkan rasa nasionalisme dan cinta produk dalam negeri.http://wahyubudiutami.blogspot.com/2011/05/repelita.html

PERTUMBUHAN DAN PERUBAHAN STRUKTUR EKONOMIDalam GBHN, tujuan pembangunan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Indikator untuk mengukur kesejahteraan adalah National Income. Pertumbuhan PDB Peningkatan National Income Peningkatan Kesejahteraan rakyat

Awal pembangunan ekonomi suatu Negara dengan prioritas: a) Pertumbuhan ekonomi b) Distribusi pendapatan Proses pembangunan ekonomi merubah struktur ekonomi secara mendasar: a) Sisi permintaan agregat, pendalaman struktur ekonomi didorong oleh peningkatan national income yang berpengaruh terhadap selera masyarakat yang terefleksi dalam pola konsumsinya. b) Sisi penawaran agregat, faktor pendorong utamanya adalah perubahn teknologi, peningkatan SDM, dan penemuan material baru untuk produksi.

A. Pertumbuhan Ekonomi.Pertumbuhan ekonomi merupakan penambahan GDP, sehingga terjadi peningkatan national income.

Peningkatan Jumlah Penduduk

Peningkatan National Income

Peningkatan Kebutuhan Sehari-hari

National income dapat merujuk pada GDP, GNP atau NNP (Net national Product)

GNP = GDP + F, dimana F = pendapatan neto atas faktor luar negeri NNP = GNP D, dimana D = depresiasi NP = NNP Ttl, dimana Ttl = pajak tidak langsung neto.

GDP = NP + Ttl + D F NP = GDP + F D- Ttl

Pendekatan pengukuran GDP: a) Pendekatan sisi penawaran agregat yang mencakup: Pendekatan produksi. PDB=jumlah nilai output (NO) dari semua sector ekonomi atau lapangan usaha BPS membagi ekonomi nasional dalam sektor: a) Pertanian b) Pertambangan dan penggalian c) Industri manufaktur d) Listrik, gas, dan air bersih e) Bangunan f) Perdagangan, hotel dan restoran g) Pengangkutan dan komunikasi h) Keuangan, sewa dan jasa perusahaan i) Jasa-jasa

PDB = Pendekatan pendapatan. PDB=jumlah pendapatan yang diterima FP untuk proses produksi disetiap sector yg mencakup gaji untuk TK, bunga untuk pemilik modal, sewa untuk pemiik tanah, profit untuk pengusaha sebelum dipotong pajak dan mencakup penyusutan. PDB = NTB1 + NTB2 + + NTB9, dimana NTB= nilai tambah bruto 9 sektor b) Pendekatan sisi permintaan agregat yakni pendekatan pengeluaran PDB=C + I + G + X - M Sumber pertumbuhan: a) Permintaan agregatP

AD0 P P

AD1

AS0

Y

Y0 Y1Kurva AD bergeser kekanan berarti peningkatan permintaan C, I, G (X-M).

PDB=C + I + G + X - M C = cY + Ca I = -ir + Ia G = Ga, Pengeluaran pemerintah berifat otonom, besar kecilnya tidak ditentukan oleh factor dalam model, tapi oleh factor lain spt politik. X = Xa, pertumbuhan ekspor ditentukan oleh factor eksternal M = mY +Ma b) Penawaran agregat.P

AD0

AS0 AS1

P PY

Y0

Y1

Pertumbuhan output disebabkan oleh peningkatan volume FP (Tenaga kerja, Kapital, Tanah) sebagai akibat dari peningkatan produktivitas. Q = f (X1, X2, .. Xn), dimana X = FP

Teori dan Model Pertumbuhan.a) Teori dan model pertumbuhan Neoklasik. Memfokuskan pada efek akumulasi K dan penambahan TK. Semakin meningkat jumlah FP (TK dan kapital) pada tingkat produktivitas tidak berubah, maka semakin meningkat pertumbuhan output. Persentase pertumbuhan output dapat: Lebih besar daripada persentase pertumbuhan jumlah FP (increasing return to scale) Sama dengan persentase pertumbuhan jumlah FP (constant return to scale) Lebih kecil dari persentase pertumbuhan jumlah FP (decreasing return to scale) Asumsi: teknologi, ilmu pengetahuan, dan peningkatan kualitas input tidak diperhatikan (dianggap konstan) Teori ini tidak berlaku untuk Jepang, Korea Selatan dan lain-lain yang memiliki SDA sedikit dapat menunjukkan laju pertumbuhan yang tinggi. Pertumbuhan output mereka sebagai akibat dari produktivitas yang semakin meningkat.

Nafziger (1997) menyatakan bahwa Taiwan, Hongkong, Korea Selatan dan Singapura menunjukkan K per TK terhadap pertumbuhan eonomi mencapai 50% - 90% dan peran teknologi sebesar 10% - 50%. b) Teori modern (model pertumbuhan Endogen) Teori moderan menyatakan pertumbuhan ekonomi dipengaruhi: FP yang mencakup TK, K, T, kewirausahaan, BB dan material, Faktor lain yang mencakup infrastruktur, hukum dan peraturan, stabilitas politik, kebijakan pemerintah, birokrasi, dan dasar tukar internasional. Ketiadaan/rendahnya FP dan faktor lain tersebut menyebabkan pembangunan ekonomi di negaranegara di afrika terhenti Teori Neoklasik Kuantitas faktor produksi L dan K berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi Teori Moderen FP yang berpengaruh: Kualitas TK dalam bentuk pendidikan dan kesehatan (tingkat harapan hidup). TK menjadi variable endogen mengikuti perkembangan IPTEK. Kualitas T dalam bentuk kemajuan teknologi. T menjadi variable endogen yang dinamis. Kualitas kewirausahaan dalam bentuk kemampuan berinovasi

Kualitas IPTEK dan SDM berpengaruh terhadap produktivitas untuk memproduksi dan akhirnya bermuara pada peningkatan pertumbuhan ekonomi. Peningkatan kualitas SDM dan Kemajuan IPTEK di Indonesia telah mendorong pertumbuhan ekonomi selama 30 tahun. Model Harrold-Domar merupakan model pertumbuhan neoklasik yang bisa diendogenkan yang menyatakan bahwa ada pengaruh penambahan K terhadap pertumbuhan GDP. Model ini memiliki dua variable fundamental: Penambahan K

Rasio penambahan K terhadap PDB (Y)=ICOR =

=

Model Harrold-Domar merupakan modifikasi dari model-model pertumbuhan dari Domar dan Harrold. Model Domar lebih menekankan laju investasi

(I/I) yang ditetapkn harus tumbuh dengan %

yang konstan, karena rasio pertumbuhan tabungan nasional terhadap Y dan ICORnya bersifat konstan juga. Model Harrold lebih menekankan pada pertumbuhan Y jangka panjang dengan laju pertumbuhan keseimbangan yang menjadikan saving yang direncanakan selalu sama dengan I yang direncanakan.

sYt = ICOR (Yt Yt-1) =

(Yt Yt-1)/Y = s/ICORModel ini menekankan 2 faktor penting dalam pembangunan ekonomi: Investasi Tabungan Selama krisis ekonomi, jumlah tabungan (s) terbatas, sehingga pemerintah bergantung kepada pinjaman LN dan PMA untuk mempertahankan kelangsungan I di dalam negeri. Setiap negara memerlukan I minimum untuk mempertahankan kapasitas produksi. Kapasitas produksi potensial adalah output maksimum yang dapat dihasilkan suatu Negara pada waktu tertentu dalam kondisi normal. IBII (2000) mengasumsikan FP yang menentukan kapasitas produksi Indonesia adalah K yang berjumlah melimpah terutama bidang pertanian.

Cap = (1/k) (K), dimana Cap = kapasitas produksi dan k = rasio output capitaluntuk mengukur efisiensi penggunaan capital.

Kt = K(t-1) + ( i s)i = Investasi bruto s = pengurangan K yaitu K yang tidak ekonomis (output < biaya produksinya) Dengan demikian:

Cap = (1/k) (K) menjadi Cap = (1/k) ( i s) Dengan membagi persamaan tersebut dengan k (t-1) dan s = kpersamaan tingkat pertumbuhan kapasitas produksi:

(t-1), diperoleh

Cap = (1/k) (

)

IBII mengestimasi kapasitas produksi tahun 2000 dengan data 1971 sd 1997:

Cap = (1/2,5) (

) ( 100 5)

c) Pertumbuhan FTP Pack dan Page (1994) menyatakan bahwa ada 2 sumber pertumbuhan utama: Peningkatan I (Investment driven growth) dari peningkatan FP seperti penambahan mesin Peningkatan produktivitas (Productivity driven growth) FP seperti kemajuan teknologi

Pengaruh kedua sumber terhadap pertumbuhan output dapat dihitung secara parsial dan secara total. Fungsi Cobb-Douglas: Yt = TtKtLt, menjadi persamaan linier

LnYt = Ln Tt + Ln Kt + Ln Lt, dimana + = 1, sehingga = 1 - LnYt = Ln Tt + (1 - ) Ln Kt + Ln Lt LnYt = Ln Tt + Ln Kt - Ln Kt + Ln Lt LnYt = Ln Tt + Ln Kt + (Ln Lt - Ln Kt ) LnYt - Ln Kt = Ln Tt + (Ln Lt - Ln Kt ) Ln (Yt/Kt) = Ln Tt + Ln (Lt /Kt ) Yt/Kt) = Tt (Lt /Kt )Koefisien beta dan alpha sebagai alokator untuk mengestimasi peran input K dan L terhadap pertumbuhan output dan estimasi nilai T menunjukkan kontribusinya terhadap perubahan output. Studi empiris: Kim dan Lau (1994) menemukan pertumbuhan TFP bukan merupakan sumber utama bagi pertumbuhan ekonomi di NICs (kecuali Korea Selatan), tapi akumulasi I berkontribusi 48 72% dibandingkan dengan pertumbuhan TFP sebesar 46 71 %. Jepang, penambahan K menjadi factor utama dan pertumbuhan TFP menjadi faktor kedua. OECD (Organization for economic corporation and development), pertumbuhan TFP menjadi sumber utama bagi GDP. Young (1992) untuk hongkong dan singapura menunjukkan hongkong tahun 1970 1980 memiliki tingkat pertumbuhan TFP diatas 30%, tapi di singapura tumbuh negative. Korea selatan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 1990 sebesar 1,7% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 16,5% dengan kontribusi industry manufaktur sebesar 3%. Taiwan memiliki laju pertumbuhan TFP per tahun selama 1966 1990

sebesar 2,6% dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 27,7% dengan sector jasa sebagai primadona. Pack dan Page (1994) menemukan negara dengan investment driven growth adalah Malaysia, Thailand dan Indonesia. Negara dengan productivity driven growth adalah Jepang dan NICs. Bank Dunia (1994) menemukan bukti bahwa rata-rata 33% dari pertumbuhan ekonomi di Asia Timur didorong oleh pertumbuhan TFP.

Perumbuhan TFP dan Pertumbuhan Ekonomi tahun 1960 1980. Negara Pertumbuhan TFP Taiwan 3,7% Singapura 1,2% Hongkong 3,6% Korea Selatan 3,1%

Pertumbuhan ekonomi 42% 15% 44% 37%

Sarel (1996) menemukan bukti pertumbuhan TFPNegara Jepang USA Hongkong Taiwan Korea Selatan Pertumbuhan TFP 2% 0,9 % 3,8% 3,5% 3,1%

Kasus pertumbuhan TFP di Indonesia: 1) Hanson et al. (1995) menemukan kebijakan deregulasi sebelum 1980 penambahan FP mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dan deregulasi pertengahan tahun 1980an berdampak positif terhadap pertumbuhan TFP yang menyumbang pertumbuhan PDB 31% periode 1985-1992. 2) Karseno (1995), Poot (1994), Abimnyu dan Xie (1994), Hill dan Aswicahyono (1994) menemukan pertumbuhan TFP di sektor manufaktur dan ada perbedaan yang cukup besar diantara subsector industri 3) Suhariyanto (2001) meneliti pertumbuhan TFP disektor pertanian selama orde baru. Perbandingan pertumbuhan TFP, output, dan input sector pertanian beberapa Negara sbb:

Negara Cina Jepang Korea Selatan Indonesia Malaysia Thailand Philipina India

TFP 0,47 2,7 3,3 0,18 3,55 -1 1,33 -0,5

Output 4,34 1,15 3,78 4,04 5,25 3,89 2,74 2,90

Tanah 0,14 -0,92 -0,26 0,60 1,96 1,87 1,29 0,15

Tk Binatang Pupuk 1,77 2,45 10,64 -4,06 1,66 -0,13 -1,71 3,46 3,05 1,65 -0,01 1,84 1,66 1,42 1,42 1,05 0,37 -0,42 0,81 11,37 8,77 12,32 5,9 10,35

Mesin 8,85 15,16 31,77 7,60 9,58 11,10 2,42 11,88

B. Pertumbuhan Ekonomi selama Orde baru sampai Era MegawatiSelama tahun 1966 1997, pertumbuhan ekonomi relative tinggi dengan ukuran pendapatan nasional perkapita tahun 1968 sebesar US$ 60 dan akhir tahun 1980an sebesar US$ 500. Pertumbuhan ekonomi 7-8% selama tahun 1970an dan menurun 3 4% dalam tahun 198an. Perkonomian nasional bergantungan valas dari ekspor barang primer (minyak dan pertanian). Pemasukan valas ini bergantung pada: a) Kondisi pasar internasional komoditi tersebut. b) Harga komoditi tersebut c) Pertumbuhan ekonomi dunia (Jepang, USA dan Eropa merupakan pasar utama Indonesia). Pengaruh Resesi Dunia terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia.

Resesi Ekonomi DuniaSaldo Neraca perdagangan (negative) Saldo BOP (negative) Cadangan Devisa (negative)

Permintaan Ekspor Dunia dari Indonesia (Turun)

Volume Produksi DN (Turun) Kapasitas Produksi DN (Turun) Volume Impor (Turun)

Pertumbuhan GDP (Turun) Pendapatan Perkapita (Turun)

Resesi adalah penurunan aktivitas ekonomi dunia (penurunan GPD). Dampak resesi tahun 1982 terhadap laju pertumbuhan ekonomi tahun 1982 sampai 1988. Pendapatan Perkapita Indonesia 56,7 126,3 260,3 494 467,5 833,1 1088 640 5801200 1000 800 600 400 200 0 1965

Tahun 1968 1973 1978 1983 1988 1993 1997 1998 1999

1970

1975

1980

1985

1990

1995

2000

Krisis ekonomi akhir tahun 1997 berdampak pada pertumbuhan ekonomi: Pertumbuhan Tahun Ekonomi 1998 -13.1 1999 0.8 2000 4.9 2001 3.3 2002 3.76 4 2 0 1997 -2 -4 -6 -8 -10 -12 -14 1998 1999 2000 2001 2002 2003

Setelah krisis, pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara selama tahun 1999-2002.

Negara Asia Tenggara Philipina Indonesia Malaysia Singapura Thailand Vietnam 1999 3,8 3,4 0,8 6,1 6,9 4,4 4,7

Tahun 2000 2001 5,9 1,9 4 3,4 4,9 3,3 8,3 0,4 10,3 2 4,6 1,8 6,1 5,8

2002 3,4 4 3,7 4,2 3,7 2,5 6,2

Pada tahun 1999, Thailand yang mengalami krisis yang sama dapat menumbuhkan ekonomi yang lebih tinggi dari Indonesia. Perbandingan Pendapatan nasional bruto antar negara sebelum dan setelah krisis ekonomi.

Negara China India Indonesia Jepang Korsel Malaysia Pakistan Philipina Thailand Vietnam

1997 710 420 1.088 39.390 11.390 4.600 480 1.240 2.780 340

1998 740 420 640 33.720 8.740 3.360 460 1,090 2.110 350

1999 780 440 580 33.350 8.480 3.370 450 1.050 2.000 370

2000 840 450 570 35.620 8.960 3.370 440 1.040 2.010 390

2001 890 460 680 35.990 9.400 3.640 420 1.050 1.970 410

Sebelum krisis PNB Indonesia lebih tinggi dari China, tapi setelah krisis Indonesia dibawah China, sebagai akibat kredit macet antar bank, produksi industry manufaktur menurun tajam, sehingga pertumbuhan ekonomi mengalami pertumbuhan negative (menurun).

Sektor Pertanian Pertamb. & Penggalian Industri manufaktur Listrik, Gas & air bersih Bangunan Perdag. Hotel & Resto Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Sewa dan Jasa perusahaan Jasa-jasa PDB

1995 4,4 6,7 10,9 15,9 12,9 7,9 8,5 11 3,3 8,2

1996 3,1 6,3 11,6 13,6 13,6 8,2 8,7 6 3,4 7,8

1997 1 2,1 5,3 12,4 12,4 5,8 7 5,9 3,6 4,7

1998 -0,7 -2,8 -11,4 2,6 2,6 -18 -15,1 -26,6 -3,8 -13,1

1999 2,1 -1,7 2,6 8,2 8,2 -0,4 -0,7 -8,1 1,8 0,8

2000 1,7 2,3 6,2 8,8 8,8 5,7 9,4 4,7 2,2 4,9

2001 2,2 2,5 6,3 5,8 5,8 3,4 3,8 3,6 2,7 3,3

Perumbuhan Riil Komponen Aggregate Demand

Sektor C G I X M

1995 1996 1997 1998 16,86 9,72 8,09 -6,4 1,34 2,69 0,06 -15,37 13,99 14,51 8,57 -33,01 9,64 7,56 7,8 11,18 27,06 6,68 14,72 -5,29

1999 2,97 0,69 -19,94 -31,61 -40,68

2000 2001 3,63 5,94 6,49 8,24 17,91 3,96 16,06 1,88 18,18 8,05

2002 4,72 12,79 -0,19 -1,24 -16,50

C. Faktor Penentu Prospek Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Asian Countries' GDP's Growth Rate (% per year)Resource: Asian Delvelopment Outlook 2007 Comparison Table: by Runckel & Associates

Country

2002

2003

2004

2005

2006

2007*

2008*

Cambodia China Hong Kong India Indonesia Japan Korea Laos Malaysia Philippines Singapore Thailand Vietnam

6.2 9.1 1.8 3.8 4.5 0.3 7.0 5.9 4.4 4.4 4.2 5.3 7.1

8.6 10.0 3.2 8.5 4.8 1.4 3.1 6.1 5.5 4.9 3.1 7.1 7.3

10.0 10.1 8.6 7.5 5.0 2.7 4.7 6.4 7.2 6.2 8.8 6.3 7.8

13.4 10.4 7.5 9.0 5.7 1.9 4.0 7.0 5.2 5.0 6.6 4.5 8.4

10.4 10.7 6.8 9.2 5.5 2.2 5.0 7.3 5.9 5.4 7.9 5.0 8.2

9.5 10.0 5.4 8.0 6.0 4.5 6.8 5.4 5.4 6.0 4.0 8.3

9.0 9.8 5.2 8.3 6.3 4.8 6.5 5.7 5.7 5.5 5.0 8.5

*Forecasted for 2007-2008

Faktor penentu pertumbuhan ekonomi: a) Faktor internal yang mencakup factor ekonomi dan non ekonomi (politik, social dan keamanan). Faktor ekonomi mencakup: pengendalian terhadap inflasi, cadangan devisa, rasio hutang Ln terhadap PDB, dan kondisi perbankan, serta kesiapan dunia usaha. b) Faktor eksternal adalah faktor-faktor ekonomi yang mencakup perdagangan internasional dan pertumbuhan ekonomi dunia.

Ekspor Produk Dunia per Wilayah , 1948, 1953, 1963, 1973, 1983, 1993, 2003 and 2007 1948 1953 1963 1973 1983 1993 2003 2007 VOLUE (Billion dollars) World 59 84 157 579 1838 3675 7375 13619

SHARE (percentage) World North America South and Central America Europe Africa Middle East Asia USSR, Former Sumber: WTO, 2008 100 28.1 11.3 35.1 7.3 2 14 2.2 100 24.8 9.7 39.4 6.5 2.7 13.4 3.5 100 19.9 6.4 47.8 5.7 3.2 12.5 4.6 100 17.3 4.3 50.9 4.8 4.1 14.9 3.7 100 16.8 4.4 43.5 4.5 6.8 19.1 100 18 3 45.4 2.5 3.5 26.1 100 15.8 3 45.9 2.4 4.1 26.2 100 13.6 3.7 42.4 3.1 5.6 27.9

5 -

D. Perubahan Struktur EkonomiPembangunan ekonomi jangka panjang (PDB/PN) merubah struktur ekonomi dari pertanian menuju industry (sector non primer) terutama industry manufaktur dengan increasing return to scale. Semakin cepat pertumbuhan ekonomi, semakin meningkat pendapatan perkapita, semakin cepat perubahan struktur ekonomi. Perubahan struktur ekonomi/transformasi structural merupakan serangkaian perubahan yang saling terkait satu dengan lainnya dalam aggregate demand, perdagangan LN, dan aggregate supply untuk mendukung pembangunan dan pertumbuhan ekonomi. Teori perubahan struktur ekonomi: a. Teori Arthur Lewis (Teori migrasi) Teori ini membahas pembangunan di pedesaan (perekonomian tradisional dengan pertanian sebagai sector utama) dan perkotaaan (perekonomian modern dengan industry sebagai sector utama). Di pedesaan tingkat pertumbuhan penduduk sangat tinggi, shg kelebihan supply TK dan tingkat hidup yang subsistence, sehingga produk marjinalnya sama dengan nol dengan upah yang rendah. Produk marjinal =0 berarti fungsi produksi sector pertanian telah optimal.

Jika jumlah TK > dari titik optimal, maka produktivitas menurun dan upah menurun. Dengan mengurangi jumlah TK yang terlalu banyak dibandingkan tanah dan capital tidak merubah jumlah outputnya. Diperkotaan, sector industry kekurangan TK, sehingga produktivitas TK menjadi tinggi dan nilai produk marjinalnya positif yang menunjukkan fungsi produksinya belum mencapai titik optimal, sehingga upahnya juga tinggi. Perbedaan upah ini menyebabkan migrasi/urbanisasi TK dari desa ke kota, sehingga upah TK meningkat dan akhirnya pendapatan Negara meningkat. Pendapatan yang meningkat meningkatkan permintaan makanan (output meningkat) dan dalam jangka panjang pereonomian pedesaan tumbuh dan permintaan produk industry dan jasa meningkat yang menjadi motor utama pertumbuhan output dan diversifikasi produk non pertanian. b. Teori Hollis Chenery (Teori transformasi structural/pattern of development) Teori ini memfokuskan pada perubahan struktur ekonomi di LDCs yang mengalami transformasi dari pertanian tradisional ke sector industry sebagai penggerak utama pertumbuhan. Penelitian Chenery menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita merubah: pola konsumsi dari makanan dan kebutuhan pokok ke produk manufaktur dan jasa Akumulasi capital secara fisik dan SDM Perkambangan kota dan industry Penurunan laju pertumbuhan penduduk Ukuran keluarga yang kecil Sector ekonomi didominasi oleh sector non primer terutama industry Chenery menyatakan bahwa proses transformasi structural dapat dipercepat jika pergeseran pola permintaan domestic kearah produk manufaktur dan diperkuat dengan ekspor.

Yi = Di + (Xi-Mi) + Dimana

ij Yi= output bruto industry manufaktur Di= permintaan domestic untuk konsumsi X-M = perdagangan neto (ekspor-impor) Yij= penggunaan produk oleh perusahaan menufaktur sebagai input

Kenaikan produksi sector manufaktur merupakan kontribusi 4 faktor: a. Kenaikan permintaan domestic b. Peningkatan ekspor c. Substitusi impor d. Perubahan teknologi

Kelompok LDCs mengalami proses transisi ekonomi yang pesat dengan pola dan proses yang berbeda-beda sebagai akibat dari perbedaan antar negara: a. Kondisi dan struktur awal ekonomi DN (memiliki industry dasar atau tidak) b. Besar pasar DN (tergantung pada pertumbuhan penduduk) c. Pola distribusi pendapatan (merata atau tidak) d. Karakteristik industrialisasi (strategi pembangunan industry apakah ada industry yang diunggulkan) e. Keberadaan SDA (keberadaan kualitas dan kuantitas SDA) f. Kebijakan perdagangan LN (kebijakan tertutup/protektif indystri DN atau terbuka/promosi ekspor).

E. Kasus di IndonesiaPertumbuhan ekonomi beberapa negara

Country

2002

2003

2004

2005

2006

2007*

2008*

China Hong Kong India Indonesia Malaysia Philippines Singapore Thailand Vietnam

9.1 1.8 3.8 4.5 4.4 4.4 4.2 5.3 7.1

10.0 3.2 8.5 4.8 5.5 4.9 3.1 7.1 7.3

10.1 8.6 7.5 5.0 7.2 6.2 8.8 6.3 7.8

10.4 7.5 9.0 5.7 5.2 5.0 6.6 4.5 8.4

10.7 6.8 9.2 5.5 5.9 5.4 7.9 5.0 8.2

10.0 5.4 8.0 6.0 5.4 5.4 6.0 4.0 8.3

9.8 5.2 8.3 6.3 5.7 5.7 5.5 5.0 8.5

Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector pertanian terhadap GDP 1997 2001 (%) Negara 1997 1998 1999 2000 China 19 19 18 16 India 28 28 26 25 Indonesia 16 18 20 17 Thailand 11 13 11 10 Malaysia 11 13 11 9 Philipina 19 17 17 16 Vietnam 26 26 25 24

2001 15 24 16 10 8 15 -

Kontribusi nilai tambah bruto (NTB) sector industry terhadap GDP 1997 2001 (%) Negara 1997 1998 1999 2000 China 50 49 49 51 India 27 27 26 27 Indonesia 44 45 43 47 Thailand 39 38 38 40 Malaysia 45 44 46 52 Philipina 32 31 31 31 Vietnam 32 33 34 37

2001 52 27 47 40 50 31 -

Perubahan struktur ekonomi Indonesia dapat dilihat dari distribusi PDB

F. Metode Perhitungan PertumbuhanPertumbuhan ekonomi dapat dilihat dari: a. Nilai absolute b. Nilai relative (persentase) Pertumbuhan dalam % dihitung:

GDPt = [GDPt GDPt-1]/GDP t-1Laju pertumbuhan ekonomi rata-rata per tahun selama tahun tertentu digunakan rumus:

r = [ ( )

x 100% atau dengan faktor penggabungan

tn = t0 (1+r)n-1, dimana r=laju pertumbuhan GDP rata-rata pertahunn=jumlah tahun tn =tahun terakhir t0=tahun awal (1+r)n-1 = factor penggabungan

Pertumbuhan ekonomi dengan nilai absolute dapat dinyatakan dalam: a. Nilai nominal berdasarkan harga berlaku: kenaikan harga turut dihiitung termasuk inflasi

GDPHB(t) = [GDPHK(t) x IHKt]/100b. Nilai rill berdasarkan harga konstan: nilai produk dihitung berdasarkan harga pada tahun dasar

GDPHK(t) = [100/IHKt]XGDPHB(t)Dimana HKt= harga konstan HBt= harga berlaku IHKt= Indeks harga konsumen 100=IHK tahun dasar t =tahun tertentuhttp://staffsite.gunadarma.ac.id/kuswanto/index.php