4
Stunted (short stature) atau yang disebut tinggi badan atau panjang badan terhadap umur yang rendah digunakan sebagai indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama. http://www.emedicinehealth.com/short_stature_in_children/ article_em.htm#short_stature_in_children_overview Indonesia ranked 5th as a contributor to the prevalence of stunting in the world, and it needs to get focus by the government. Based on the study of early childhood in central Java, South Sulawesi and West Sumatra (2009) showed that the prevalence of stunting reached 29%. Causes of stunting must be given serious attention because it relate to the nutritional life cycle. One cause of stunting is low birth weight (LBW). A malnourished young woman at risk of early pregnancy and it will affect the fetus to be LBW. LBW infants are likely to be failure to thrive that implies to the incidence of stunting in infants. Adapun masalah tubuh pendek atau stunting -- dalam istilah gizi menerangkan kondisi dimana tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya-- pada balita di Indonesia saat ini masih cukup serius sekitar 37,2 persen," ujar Tjandra.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan ini juga menerangkan tentang prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sekitar 10,2 persen. Untuk prevalensi bayi dengan panjang badan kurang dari 48 sentimeter atau bayi yang terlahir apendek sekitar 20,2 persen . Hasil Riskedas 2013, Ini Masalah Gizi di Indonesia http://midwiferylecture.blogspot.in/2011/09/strategi-intervensi- stunting-di.html http://informasitips.com/stunting-indikator-gizi-kurang

bahan mawapres

Embed Size (px)

DESCRIPTION

oke

Citation preview

Stunted (short stature) atau yang disebut tinggi badan atau panjang badan terhadap umur yang rendah digunakan sebagai indikator malnutrisi kronik yang menggambarkan riwayat kurang gizi anak dalam jangka waktu lama.

http://www.emedicinehealth.com/short_stature_in_children/article_em.htm#short_stature_in_children_overview

Indonesia ranked 5thas a contributor to the prevalence of stunting in the world, and it needs to get focus by the government. Based on the study of early childhood in central Java, South Sulawesi and West Sumatra (2009) showed that the prevalence of stunting reached 29%. Causes of stunting must be given serious attention because it relate to the nutritional life cycle. One cause of stunting is low birth weight (LBW). A malnourished young woman at risk of early pregnancy and it will affect the fetus to be LBW. LBW infants are likely to be failure to thrive that implies to the incidence of stunting in infants.

Adapun masalah tubuh pendek atau stunting -- dalam istilah gizi menerangkan kondisi dimana tinggi badan anak tidak sesuai dengan umurnya-- pada balita di Indonesia saat ini masih cukup serius sekitar 37,2 persen," ujar Tjandra.Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan ini juga menerangkan tentang prevalensi bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) sekitar 10,2 persen. Untuk prevalensi bayi dengan panjang badan kurang dari 48 sentimeter atau bayi yang terlahir apendek sekitar 20,2 persen . Hasil Riskedas 2013, Ini Masalah Gizi di Indonesiahttp://midwiferylecture.blogspot.in/2011/09/strategi-intervensi-stunting-di.htmlhttp://informasitips.com/stunting-indikator-gizi-kuranghttp://nasional.sindonews.com/read/838996/15/stunting-obesitas-masalah-besar-gizi-masyarakat-indonesia-1393315129http://bmjopen.bmj.com/content/5/2/e005180.fullhttp://www.suara.com/health/2015/02/10/100823/inilah-upaya-pemerintah-untuk-tekan-masalah-balita-stuntinghttp://unicef.or.idhttp://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/mcn.12009/epdfhttp://www.who.int/nutrition/topics/English_Poster_B_Global_Target_2025.pdf?ua=1 okhttp://www.who.int/nutrition/topics/nutrition_globaltargets2025/en/ okhttp://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/24074315http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/mcn.12009/epdfhttp://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/mcn.12075/pdf !!http://archive.unu.edu/unupress/food2/UID06E/UID06E03.HTMhttp://search.who.int/search?q=stunting+in+indonesia&ie=utf8&site=who&client=_en_r&proxystylesheet=_en_r&output=xml_no_dtd&oe=UTF-8&getfields=doctype&ulang=en&ip=125.163.125.16&access=p&sort=date:D:L:d1&entqr=3&entqrm=0&ud=1&start=10 !!http://m.news.viva.co.id/news/read/563255-ri-peringkat-satu-kasus-anak-bertubuh-pendek-di-asia-tenggarahttp://issuu.com/majalahcompact/docs/compact_ed_3_-_lowres !!http://indonesiaunicef.blogspot.com/2015/02/tidak-ada-kemajuan-dalam-memerangi-gizi.html !!http://www.bimkes.org/gerakan-nasional-sadar-gizi-pada-seribu-hari-pertama-kehidupan-saatnya-memanfaatkan-teknologi-mobile-dan-internet/

Pengalaman Indonesia melaksanakan desentralisasi selama lebih kurang dua belas tahun terakhir ini, begitu menarik untuk dikaji terutama hubungannya dengan penyelenggaraan pemerintahan daerah. Desentralisasi di Indonesia selama ini dilaksanakan bukan karena keinginan pemerintah pusat secara sukarela membagi kewenangannya kepada daerah dalam rangka membuat pemerintah menjadi lebih partisipatif dan responsif. Akan tetapi, penerapan desentralisasi lebih karena tekanan publik yang tidak dapat dihindari. Runtuhnya rezim pemerintah Orde Baru yang otoriter dan sentralistis pada Mei 1998 telah memaksa pemerintah melaksanakan kebijakan desentralisasi yang radikal.

Terlepas dari adanya yang pro dan kontra terhadap wacana desentralisasi yang bagaimana idealnya seperti tersebut di atas, menurut pendapat penulis tentang masalah sistem pemerintahan yang ada, diperlukan adanya sikap yang bijaksana, belajar dari pengalaman sejarah pernah berlakunya UU tentang pemerintahan daerah sudah yang ketujuh kali itu, maka asas desentralisasi apa yang ideal, sangat ditentukan paling tidak oleh empat faktor berikut ini;pertama,rezim pemerintah yang berkuasa,kedua,situasi dan kondisi, sertaketiga,aspirasi apa yang berkembang dalam masyarakat di daerah sangat dominan, dankeempat,kearifan lokal yang tidak dapat diingkari sebagai suatu realita sosial budaya bangsa ini.

http://issuu.com/majalahcompact/docs/compact_ed_3_-_lowreshttp://indonesiaunicef.blogspot.com/2015/02/tidak-ada-kemajuan-dalam-memerangi-gizi.htmlhttp://ilmu-gizi.blogspot.com/2010/10/menilai-status-gizi.htmlhttp://adindascabiosa.blogspot.com/2014/04/makalah-masalah-gizi-penyebab-stunting.html !!http://www.thelancet.com/pdfs/journals/lancet/PIIS0140-6736(07)61692-4.pdf !!http://issuu.com/bimkes/docs/bimgi_vol_1no1/49http://millenniumvillages.org/the-villages/ !!Jika tidak diatasi dengan penanganan yang cepat dan adekuat, maka stunting akan berdampak serius bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Stunting yang terjadi pada masa dua tahun pertama kelahiran dapat menyebabkan perkembangan abnormal yang sifatnya permanen pada sang anak (penurunan berat bedan lahir, pendek saat dewasa, menurunnya prestasi belajar saat di sekolah, pendapatan yang rendah) yang pada akhirnya akan berimbas pada menurunnya tingkat ekonomi (miskin) anak tersebut saat dewasa (Lancet, 2008).

Reducing child malnutrition in Tanzania. Combined effects of income growth and program interventions. !!

http://sinarharapan.co/news/read/150116099/pendek-tak-selalu-stunting-the project of tri PACKAGE intervention BASED local APPROACH (LOCAL PATHWAY) in reducing cases of stunting (SHORT BODY) IN CHILDREN UNDER 2 YEARS IN INDONESIA.