47
AKTIVITAS DAN LATIHAN PENGATURAN POSISI DI ATAS TEMPAT TIDUR POSISI FOWLER Pengertian Posisi Fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikkan kepala dan dada setinggi 45 0 - 90 0 tanpa fleksi lutut Tujuan Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskular. Melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton, televisi). Prosedur pelaksanaan Tahap Pre Interaksi Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien Siapkan lingkungan klien Cuci tangan Menyiapkan alat-alat : Tempat tidur Bantal kecil Gulungan handuk Footboard (bantalan kaki) Sarung tangan (jika diperlukan) Tahap orientasi 1.Berikan salam, panggil klien dengan namanya 2.Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga 1

Bahan Praktek

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Bahan Praktek

AKTIVITAS DAN LATIHAN

PENGATURAN POSISI DI ATAS TEMPAT TIDUR

POSISI FOWLER

Pengertian

Posisi Fowler merupakan posisi tempat tidur dengan menaikkan kepala dan dada setinggi

450- 90 0 tanpa fleksi lutut

Tujuan

Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dan kardiovaskular.

Melakukan aktivitas tertentu (makan, membaca, menonton, televisi).

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Footboard (bantalan kaki)

Sarung tangan (jika diperlukan)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.

5. Naikkan kepala tempat tidur 450- 90 0 sesuai kebutuhan. Fowler rendah atau semi-

fowler (150-450), Fowler tinggi 900.

1

Page 2: Bahan Praktek

6. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah di sana.

7. Letakkan bantal kecil di bawah klien.

8. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

9. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.

10. Letakkan trochanter roll (gulungan handuk) di samping masing-masing paha.

11. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

12. Letakkan bantal untuk menopang kedua lengan dan tangan, jika klien memiliki

kelemahan pada kedua tangan tersebut.

13. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

2

Page 3: Bahan Praktek

POSISI ORTOPNEA

Pengertian

Posisi ortopnea merupakan adaptasi dari posisi Fowler tinggi, klien duduk di tempat tidur

atau di tepi tempat tidur dengan meja yang menyilang di atas tempat tidur.

Tujuan

Membantu mengatasi masalah kesulitan pernapasan dengan memberikan ekspansi

dada maksimum.

Membantu klien yang mengalami masalah ekshalasi

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Footboard (bantalan kaki)

Sarung tangan (jika diperlukan)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Minta klien untuk memfleksikan lutut sebelum kepala dinaikkan.

5. Letakkan bantal kecil di atas meja yang menyilang di atas tempat tidur (overbed

table)

6. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

7. Pastikan tidak terdapat tekanan pada area popliteal dan lutut dalam keadaan fleksi.

3

Page 4: Bahan Praktek

8. Letakkan gulungan handuk di samping masing-masing paha

9. Topang telapak kaki dengan menggunakan bantalan kaki.

10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

POSISI TELENTANG (SUPINASI)

Pengertian

Posisi telentang adalah posisi klien berbaring telentang dengan kepala dan bahu sedikit

elevasi dengan menggunakan bantal

Tujuan

Untuk klien pasca operasi dengan anestesi spinal

Mengatasi masalah yang timbul akibat pemberian posisi pronasi yang tidak tepat.

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

4

Page 5: Bahan Praktek

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Footboard (bantalan kaki)

Sarung tangan (jika diperlukan)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur.

5. Letakkan bantal di bawah kepala dan bahu klien.

6. Letakkan bantal kecil di bawah punggung pada kurva lumbal, jika ada celah disana.

7. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

8. Topang telapak kaki klien dengan menggunakan bantalan kaki.

9. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis ekstremitas atas, elevasikan tangan

dan lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal

10. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

5

Page 6: Bahan Praktek

POSISI TELUNGKUP (PRONASI)

Pengertian

Posisi pronasi adalah posisi klien berbaring di atas abdomen dengan kepala menoleh ke

samping.

Tujuan

Memberikan ekstensi penuh pada persendian pinggul dan lutut

Mencegah fleksi kontraktur dari persendian pinggul dan lutut.

Membantu drainase dari mulut sehingga berguna bagi klien pascaoperasi mulut atau

tenggorokan

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Footboard (bantalan kaki)

Sarung tangan (jika diperlukan)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Gulingkan klien dan posisikan lengan dekat dengan tubuhnya disertai siku lurus dan

tangan di atas paha.

5. Putar kepala klien ke salah satu sisi dan sokong dengan bantal, jika banyak drainase

dari mulut, mungkin pemberian bantal di kontraindikasikan.

6

Page 7: Bahan Praktek

6. Letakkan bantal kecil di bawah abdomen pada area antara diafragma (atau payudara

pada wanita) dan krista iliaka.

7. Letakkan bantal di bawah kaki, mulai dari lutut sampai tumit.

8. Jika klien tidak sadar atau mengalami paralisis extremitas atas, elevasikan tangan dan

lengan bawah (bukan lengan atas) dengan menggunakan bantal.

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

POSISI LATERAL (SIDE-LYING)

Pengertian

Posisi lateral adalah posisi klien berbaring pada salah satu sisi bagian tubuh dengan kepala

menoleh ke samping.

Tujuan

Mengurangi lordosis dan meningkatkan kelurusan punggung yang baik

Baik untuk posisi tidur dan istirahat

Membantu menghilangkan tekanan pada sakrum dan tumit.

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

7

Page 8: Bahan Praktek

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Footboard (bantalan kaki)

Sarung tangan (jika diperlukan)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur.

5. Letakkan bantal di bawah kepala dan leher klien.

6. Fleksikan bahu bawah dan posisikan ke depan sehingga tubuh tidak menopang pada

bahu tersebut.

7. Letakkan bantal di bawah paha dan kaki atas sehingga ekstremitas bertumpu secara

paralel dengan permukaan tempat tidur.

8. Letakkan bantal guling di belakang punggung klien untuk menstabilkan posisi

9. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

8

Page 9: Bahan Praktek

POSISI SIMS

Pengertian

Posisi Sims atau disebut juga semipronasi adalah posisi klien berbaring pada pertengahan

antara posisi leteral dan posisi pronasi.

Pada posisi ini, lengan bawah ada di belakang tubuh klien, sedangkan lengan atas ada di

depan tubuh klien.

Tujuan

Memfasilitasi drainase dari mulut pada klien tidak sadar

Mengurangi penekanan pada sakrum dan trokanter mayor pada klien yang

mengalami paralisis.

Memudahkan pemeriksaan dan perawatan area perineal.

Untuk tindakan pemberian enema.

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal kecil

Gulungan handuk

Footboard (bantalan kaki)

Sarung tangan (jika diperlukan)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Baringkan klien telentang mendatar di tengah tempat tidur.

9

Page 10: Bahan Praktek

5. Gulingkan klien hingga posisinya setengah telungkup, sebagian berbaring pada

abdomen

6. Letakkan bantal di bawah kepala klien

7. Atur posisi bahu atas sehingga bahu dan siku fleksi

8. Letakkan bantal di sela antara dada dan abdomen dan pada lengan atas serta tempat

tidur.

9. Letakkan bantal pada area antara paha atas dan tempat tidur.

10. Letakkan alat penopang di bawah telapak kaki klien.

11. Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

10

Page 11: Bahan Praktek

POSISI TRENDELENBURG

Pengertian

Posisi ini menempatkan pasien di tempat tidur dengan bagian kepala lebih rendah dari bagian

kaki

Tujuan

Melancarkan peredaran darah ke otak

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal

Tempat tidur khusus

Balok penopang kaki tempat tidur (opsional)

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Pasien dalam keadaan berbaring telentang

5. Tempatkan bantal di bawah lipatan lutut

6. Tempatkan balok penopang di bagian kaki tempat tidur

7. Atur tempat tidur khusus dengan meninggikan bagian kaki pasien

8. Cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

11

Page 12: Bahan Praktek

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

POSISI LITOTOMI

Pengertian

Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan mengangkat kedua kaki dan

ditarik ke atas abdomen

Tujuan

Pemeriksaan alat genetalia

Proses persalinan

Pemasangan alat kontrasepsi

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal

Tempat tidur khusus

Selimut

12

Page 13: Bahan Praktek

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Pasien dalam keadaan berbaring telentang

5. Angkat kedua paha dan tarik ke atas abdomen.

6. Tungkai bawah membentuk sudut 900 terhadap paha.

7. Letakkan bagian lutut / kaki pada penyangga kaki di tempat tidur khusus untuk posisi

litotomi.

8. Pasang selimut

9. Cuci tangan

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

13

Page 14: Bahan Praktek

POSISI DORSAL RECUMBENT

Pengertian

Pada posisi ini, pasien ditempatkan pada posisi telentang dengan kedua lutut fleksi di atas

tempat tidur.

Tujuan

Perawatan daerah genetalia

Pemeriksaan genetalia

Posisi pada proses persalinan

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Menyiapkan alat-alat :

Tempat tidur

Bantal

Tempat tidur khusus

Selimut

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Menyiapkan posisi klien

2. Menyiapkan suasana dan lingkungan yang aman

3. Menjaga privacy klien

4. Pasien dalam keadaan berbaring telentang

5. Pakaian bawah dibuka

6. Tekuk lutut dan direnggangkan.

7. Pasang selimut untuk menutupi area genetalia

8. Cuci tangan

14

Page 15: Bahan Praktek

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Lakukan kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Akhiri kegiatan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

15

Page 16: Bahan Praktek

ROM (RANGE OF MOTION)

RPS (RENTANG PERGERAKAN SENDI)

Latihan ROM/RPS merupakan latihan menggerakkan sendi sebanyak mungkin tanpa

menimbulkan rasa nyeri.

Tujuan :

1. Menjaga fungís sendi

Dapat dilakukan oleh perawat, klien, fisioterapis dan anggota keluarga

2. Mengembalikan fungsi sendi yang berkurang/hilang karena penyakit, cedera.

Memerlukan ketrampilan dan teknis khusus, sehingga biasanya dilakukan oleh

fisioterapis.

Kontra indikasi :

1. Klien dengan gangguan jantung dan pernapasan

2. Klien yang mengalami gangguan pada sistem muskuloskeletal

3. Klien yang mengalami pembengkakan pada sendi

Tipe ROM :

1. Aktif

Klien diajarkan untuk menggerakkan sendi yang mengalami penurunan fungsi. Pada

tipe ini klien mampu melakukan latihan ROM sendiri

2. Aktif – assistif

Dilakukan bersama oleh perawat dan klien. Dorong klien untuk melakukan latihan

ROM sendiri sesuai dengan kemampuan klien, perawat melengkapi bagian yang

belum dapat dilaksanakan oleh klien

3. Pasif

Latihan ROM dilakukan oleh perawat pada klien yang mengalami imobilisasi pada

sendi

Macam pergerakan :

1. fleksi vs ekstensi

2. abduksi vs adduksi

3. rotasi interna vs rotasi eksterna

16

Page 17: Bahan Praktek

4. sirkumduksi

5. oposisi

Pelaksanaan :

ROM sebaiknya dilaksanakan bersamaan dengan saat memandikan klien, karena

pada saat mandi, otot menjadi relaks dan menurun ketegangannya. Selain itu pada saat

mandi, sendi dapat digerakkan dan diobservasi dengan seksama.

Untuk latihan ROM, setiap sendi sebaiknya dilakukan 6 – 8 x pergerakan, Namur

diperhatikan kondisi dan kemampuan klien.

LATIHAN RANGE OF MOTION (ROM)

Tahap Pre Interaksi Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien Siapkan lingkungan klien Cuci tangan

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya

2. Menanyakan keluhan utama klien

3. Menjaga privasi

4. Menempatkan klien pada posisi yang tepat

5. Melakukan latihan dengan ROM :

a. Leher

Fleksi

Ekstensi

Hiperekstensi

Lateral fleksi

Lateral rotasi

17

Page 18: Bahan Praktek

b. Bahu

Fleksi

Ekstensi

Abduksi

Adduksi

Rotasi interna

Rotasi eksterna

c. Siku

Fleksi

Ekstensi

d. Pergelangan tangan

Fleksi

Ekstensi

Deviasi radial

Deviasi ulnar

Sirkumduksi

e. Jari tangan

Fleksi

Ekstensi

Abduksi

Adduksi

Sirkumduksi

Oposisi

f. Pinggul dan lutut

Fleksi

Ekstensi

Abduksi

Adduksi

Rotasi interna

Rotasi eksterna

g. Tumit

18

Page 19: Bahan Praktek

Dorsi fleksi

Plantar fleksi

Sirkumduksi

h. Jari kaki

Fleksi

Ekstensi

Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi adanya :

Kelelahan

Nyeri pada sendi

Mobilitas sendi

2. Memberikan reinforcement

3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mencuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

19

Page 20: Bahan Praktek

20

Page 21: Bahan Praktek

21

Page 22: Bahan Praktek

22

Page 23: Bahan Praktek

MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE BRANKAR

23

Page 24: Bahan Praktek

Pengertian

Memindahkan klien dari atas tempat tidur ke brankar / kereta dorong dengan maksud

tertentu.

Tujuan

Memindahkan pasien dari ruangan ke ruangan lain untuk tujuan tertentu (pemerikasaan

diagnostik, pindah ruangan, dll)

Alat dan bahan

1. brankar atau tempat tidur

2. bantal (bila perlu)

3. sarung tangan (jika perlu)

Prosedur kerja

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan alat-alat

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Tahap orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Atur tempat tidur untuk persiapan pemindahan klien

Atur posisi tempat tidur hingga pada posisi yang datar dari bagian kepala

sampai dengan bagian kaki

Pastikan bahwa semua roda tempat tidur sudah terkunci

2. Atur posisi klien di tepi tempat tidur dan atur posisi brankar

Posisikan klien di tepi tempat tidur, tutupi dengan selimut untuk memberikan

kenyamanan dan menjaga privasi

Tempatkan brankar secara paralel di samping tempat tidur dan kunci semua

rodanya (tergantung situasi)

3. Pindahkan klien dengan aman ke brankar

24

Page 25: Bahan Praktek

Dengan bantuan perawat lain, lakukan persiapan untuk mengangkat klien.

Perawat pertama : meletakkan kedua tangan dibagian bawah dada dan leher

Perawat kedua : meletakkan kedua tangan di bawah pinggul

Perawat ketiga : meletakkan kedua tangan di bawah kaki klien.

4. Pastikan keamanan dan kenyaman klien

Buat klien merasa nyaman, segera naikkan pagar brankar dan/atau

kencangkan sabuk pengaman melintang di atas tubuh klien

Buka kunci roda klien dan dorong brankar menjauhi klien

Tahap Terminasi

1. Evaluasi respon dan kondisi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Cuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

MEMINDAHKAN KLIEN DARI TEMPAT TIDUR KE KURSI RODA

25

Page 26: Bahan Praktek

Pengertian

Memindahkan klien dari atas tempat tidur ke kursi roda untuk menjalani prosedur atau

tindakan tertentu.

Tujuan

1. Melatih otot skelet untuk mencegah kontraktur atau sindrom disuse

2. Mempertahankan kenyamanan klien

3. Mempertahankan kontrol diri klien

4. Menjalani prosedur perawatan tertentu

5. Dipindahkan ke tempat atau ruangan tertentu.

Persiapan alat

Sarung tangan (jika diperlukan)

Kursi roda

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan alat-alat

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Tahap orientasi

3. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

4. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap kerja

1. Atur peralatan dengan tepat

Rendahkan posisi tempat tidur sampai pada posisi yang terendah sehingga

kaki klien dapat menyentuh lantai. Kunci semua roda tempat tidur

Letakkan kursi roda sejajar dan sedekat mungkin dengan tempat tidur. Kunci

kursi roda

2. Siapkan dan kaji klien

Bantu klien pada posisi duduk di tepi tempat tidur

26

Page 27: Bahan Praktek

Kaji klien, apakah mengalami hipotensi postural sebelum memindahkannya

dari tempat tidur

3. Berikan instruksi yang jelas pada klien.

4. Siapkan posisi perawat dengan tepat

Berdiri tepat di depan klien

5. Bantu klien untuk berdiri, kemudian bergerak bersama-sama menuju kursi roda

6. Bantu klien untuk duduk

7. Pastikan keselamatan klien

27

Page 28: Bahan Praktek

MENYIAPKAN TEMPAT TIDUR TERBUKA DAN TERTUTUP

Menyiapkan tempat tidur merupakan prosedur pemenuhan kebutuhan diri dan lingkungan

dengan memberikan tempat tidur yang sesuai dengan memberikan tempat tidur yang sesuai

dengan kebutuhan klien. Dikatakan tempat tidur terbuka apabila tempat tidur dalam keadaan

terbuka atau tidak tertutup dengan seprai, perlak, selimut, dan sarung bantal. Dapat juga

dijelaskan bahwa tempat tidur terbuka merupakan tempat tidur setelah dipasang seprai,

perlak, selimut, dan sarung bantal yang tidak tertutup secara keseluruhan oleh seprai besar

(dalam kondisi terbuka). Tempat tidur tertutup adalah tempat tidur yang setelah dipasang

seperangkat alat, seperti seprai, perlak, dan selimut kemudian ditutup secara keseluruhan

dengan seprai besar sehingga semuanya dalam kondisi tertutup.

Tujuan tindakan

Pemenuhan kebutuhan ini untuk memberi kenyamanan pada pasien dalam memenuhi

kebutuhan dirinya.

Persiapan alat-alat

1. Tersedianya :

Tempat tidur

Kasur

Bantal

2. Tersedianya alat-alat tenun dalam baki :

Alas kaki

Alas kasur

Laken

Steek laken

Zeil

Boven laken

Selimut

Sarung bantal

28

Page 29: Bahan Praktek

Prosedur kerja

Tahap Pre Interaksi

Siapkan alat-alat

Cuci tangan

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja

1. Memasang alas kasur

2. Meletakkan kasur di tempat tidur

3. Memasang laken

4. Memasukkan laken pada bagian kepala di bawah kasur, kemudian dibuat sudut 45 0

5. Memasukkan bagian sisi kanan dan kiri laken ke bawah kasur, lalu dirapikan

6. Memasang stiek laken dan Zeil dengan kencang

7. Pasang boven laken, bagian kaki dimasukkan ke bawah kasur

8. Memasang selimut boven laken dan dirapikan

9. Memasang sarung bantal dan meletakkan bantal dengan bagian tertutup kearah pintu

Tahap Terminasi

1. Evaluasi

2. Simpulkan hasil kegiatan

3. Cuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

29

Page 30: Bahan Praktek

PEMASANGAN NASOGASTRIC TUBE (NGT)

PENGERTIAN

Nasogastric Tube (NGT) adalah selang yang dimasukkan melalui nasopharynx menuju

lambung.

TUJUAN NGT

a) Mengeluarkan cairan/isi lambung (lavage) dan gas yang ada dalam

gaster (decompression)

b) Mencegah atau mengurangi mual (nausea) dan muntah (vomiting)

setelah pembedahan atau trauma

c) Irigasi karena perdarahan atau keracunan dalam lambung

d) Untuk memberikan obat dan makanan secara langsung pada

saluran pencernaan

e) Mengambil spesimen dari lambung untuk pemeriksaan

laboratorium.

TIPE DAN INDIKASI PEMASANGAN NGT :

1. NGT tipe Salem sump, Levin, Millar-Abbott untuk

Decompression

2. NGT tipe Duo, Dobhoff, Levin untuk feeding (gavage)

3. NGT tipe Sengtaken-Blakemore untuk Compression

4. NGT tipe Levin, Ewald, Salem sumo untuk mengeluarkan isi

lambung (lavage)

ALAT-ALAT YANG DIPERLUKAN

1. NGT (14 – 18 Fr)

2. jelly

3. 1 pinset anatomis dan 1 bengkok

4. handuk, dan tissue

5. segelas air putih dan sendok/sedotan (dot untuk bayi)

6. plester dan gunting

7. steteskop

30

Page 31: Bahan Praktek

8. spuit 10 cc

TAHAP KERJA PEMASANGAN NGT

Persiapan alat-alat Handscoen NGT (14 – 18 Fr)

jelly

1 pinset anatomis dan 1 bengkok

handuk, dan tissue

segelas air putih dan sendok/sedotan (dot untuk bayi)

plester dan gunting

steteskop

spuit 10 cc

Tahap Pre Interaksi Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien Siapkan alat-alat Siapkan lingkungan klien Cuci tangan

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya

2. Menanyakan keluhan utama klien

3. Menjaga privasi

4. Membantu klien untuk posisi high fowler

5. Bersama dengan klien menentukan kode yang akan digunakan misalnya mengangkat

telunjuk untuk mengatakan ‘tunggu sejenak karena rasa tidak enak’

6. Menyiapkan alat-alat disamping tempat tidur klien dan memasang handuk pada dada

klien, meletakkan tissue, bengkok, dan air minum pada jangkauan klien

31

Page 32: Bahan Praktek

7. Mencuci tangan dan memasang sarung tangan (prinsip bersih)

8. Menentukan lubang hidung mana yang akan dimasuki NGT dengan cara menutup

sebelah hidung kemudian mengulangi dengan menutup hidung yang lanilla

9. Mengukur panjang selang yang akan dimasukkan dengan menggunakan :

a. Metode Tradisional : ukur jarak dari puncak lubang hidung ke daun telinga

bawah dan ke prosesus xifoideus di sternum

b. Metode Hanson : mula-mula tandai 50 cm pada selang kemudian lakukan

pengkuran dengan metode tradisional. Selang yang akan dimasukkan pertengahan

antara 50 cm dan tanda tradicional.

10. Memberi jelli pada selang sepanjang 10-20 cm

11. Mengingatkan klien bahwa selang segera akan dimasukkan dengan posisi kepala

ekstensi, masukkan selang melalui lubang hidung yang telah ditentukan

12. Memerintahkan klien untuk menundukkan kepala ke dada (fleksi) setelah selang

melewati nasopharynx dan klien diminta untuk relaks sebentar

13. Menekankan perlunya bernapas dengan mulut dan menelan selama prosedur

berlangsung

14. Menekankan perlunya bernapas dengan mulut dan menelan selama prosedur

berlangsung

15. Memberikan air minum (dengan sendok/sedotan) jika perlu ; mendorong selang

sampai sepanjang yang diinginkan dengan memutar pelan-pelan bersamaan pada saat

klien menelan

16. Tidak memaksakan selang masuk bila ada hambatan ; menghentikan mendorong

selang dan segera menarik selang; mengecek posisi selang menggunakan spatel lidah

(tongue blade) dan senter

17. Mengecek letak selang :

1. Memasang spuit pada ujung NGT ; memasang stetescope pada perut bagian kiri

atas klien (daerah gaster), kemudian suntikkan 10-20 cc udara bersamaan dengan

auskultasi abdomen

2. Aspirasi pelan-pelan untuk mendapatkan isi lambung

3. Bila selang tidak dilambung, masukkan lagi 2,5-5 cm selangnya.

32

Page 33: Bahan Praktek

18. Oleskan kapas alkohol pada hidung klien dan selang, biarkan sampai kering

19. Melepas sarung tangan

Fiksasi selang dengan plester

a. Memotong 5-7,5 cm plester; membelah menjadi 2 salah satu ujungnya

sepanjang 3,5 cm; memasang ujung lainnya di batang hidung klien;

lingkarkan/silangkan plester pada selang yang keluar dari hidung dan

tempelkan pada batang hidung

b. Tempelkan ujung NGT pada baju klien dengan memasang plester pada

ujungnya dan penitikan pada baju.

20. Merapikan alat-alat

Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi klien setelah pemasangan

2. Memberikan reinforcement

3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mencuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

33

Page 34: Bahan Praktek

PERAWATAN LUKA

Pengertian

Suatu penanganan luka yang terdiri atas membersihkan luka, menutup, dan membuka balut

sehingga dapat membantu proses penyembuhan luka.

Perawatan luka terdiri atas :

Mengganti balutan kering

Mengganti balutan basah dengan balutan kering

Irigasi luka

Perawatan dekubitus

Tujuan

Menjaga luka dari trauma

Imobilisasi luka

Mencegah perdarahan

Mencegah kontaminasi oleh kuman

Mengabsorbsi drainase

34

Page 35: Bahan Praktek

Meningkatkan kenyamanan fisik dan psikologis.

Indikasi

Balutan kotor dan basah akibat faktor eksternal

Ada rembesan eksudat

Ingin mengkaji keadaan luka

Dengan frekuensi tertentu untuk mempercepat debridemen jaringan nekrotik.

Mengganti balutan kering / luka jahit pascaoperatif

Tujuan

Balutan kering melindungi luka dengan drainase minimal terhadap kontaminasi

mikroorganisme.

Indikasi

Untuk luka bersih tidak terkontaminasi dan luka steril.

Persiapan alat

Set balutan steril dalam baki instrumen steril

Sarung tangan steril

Pinset 3 (2 anatomis, 1 sirugis)

Gunting (menyesuaikan kondisi luka)

Balutan kasa dan kasa steril

Kom untuk larutan antiseptik atau larutan pembersih

Salep antiseptik (bila dipesankan)

Lidi kapas

Larutan pembersih yang diresepkan oleh dokter

Gunting perban

Larutan garam fisiologis

Sarung tangan sekali pakai

Plester, pengikat, atau balutan sesuai kebutuhan

Kantong tahan air untuk sampah (bengkok berisi lisol dan bengkok kosong)

Selimut mandi

35

Page 36: Bahan Praktek

Perlak pengalas

Prosedur pelaksanaan

Tahap Pre Interaksi

Baca catatan keperawatan dan catatan medis klien

Siapkan alat-alat

Siapkan lingkungan klien

Cuci tangan

Tahap Orientasi

1. Berikan salam, panggil klien dengan namanya

2. Jelaskan prosedur dan tujuan tindakan pada klien/keluarga

Tahap Kerja

1. Memberikan kesempatan klien untuk bertanya

2. Menanyakan keluhan utama klien

3. Menjaga privasi

4. Susun semua peralatan yang diperlukan di meja dekat tempat tidur (jangan membuka

peralatan)

5. Ambil kantong sekali pakai dan buat lipatan diatasnya. Letakkan kantong dalam

jangkauan area kerja / letakkan bengkok di dekat pasien

6. Bantu klien pada posisi nyaman dan gunakan selimut mandi pasien hanya untuk

memajankan tempat luka.

7. Pasang perlak pengalas

8. Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, ikatan, atau balutan

dengan pinset.

9. Dengan sarung tangan atau pinset, angkat balutan, pertahankan permukaan kotor jauh

dari penglihatan klien.

10. Jika balutan lengket pada luka, lepaskan dengan memberikan larutan steril atau NaCl

11. Observasi karakter dan jumlah drainase pada balutan

12. Buang balutan kotor pada bengkok dan lepaskan sarung tangan.

13. Buka baki instrumen balutan steril atau secara individual tertutup bahan steril dan

siapkan alat-alat yang dibutuhkan.

14. Kenakan sarung tangan steril

36

Page 37: Bahan Praktek

15. Inspeksi luka. Perhatikan kondisinya, integritas jahitan atau penutupan kulit.

16. Bersihkan luka dengan larutan antiseptik yang diresepkan atau larutan garam

fisiologis

17. Pasang kasa steril kering pada insisi atau letal luka.

18. Gunakan plester di atas balutan, fiksasi dengan ikatan atau balutan.

19. Lepaskan sarung tangan dan buang pada tempat yang telah disediakan.

20. Bantu klien kembali pada posisi nyaman.

Tahap Terminasi

1. Mengevaluasi klien

2. Memberikan reinforcement

3. Kontrak untuk kegiatan selanjutnya

4. Mencuci tangan

Dokumentasi

1. Catat hasil tindakan di dalam catatan keperawatan

37