Upload
iwan-setya
View
1.074
Download
8
Embed Size (px)
Citation preview
BAHASA DAN JENIS KELAMIN
1. AMINULAH IBRAHIM2. ENDANG ERMITASARI3. RATNA DWI SUSANTI
BAHASA DAN JENIS KELAMIN
Jenis kelamin merupakan salah satu aspek pembeda kebahasaan. Sejumlah penelitian menunjukkan adanya perbedaan penggunaan bahasa masyarakat tutur pria dan wanita.
GERAK ANGGOTA BADAN DAN EKSPRESI WAJAH
Gerak anggota badan dan ekspresi wajah merupakan dua hal yang membarengi tutur dan menjadi pembeda pria dan wanita. Gerak anggota badan merupakan gerakan anggota badan seperti kepala maupun tangan, sedangkan ekspresi wajah merupakan mimik muka penutur ketika bertutur.
SUARA DAN INTONASISuara pria dan wanita dapat dibedakan
dengan mudah sebab volume suara keduanya tidak sama. Secara umum, suara wanita lebih lembut dibandingkan suara pria. Intonasi pada tuturan wanita mayoritas “memanjang” pada bagian akhir kalimat. Dalam bahasa Indonesia dikenal istilah “suara manja” yang khas pada wanita.
5.5 Teori Tabu
• Secara praktis, kata-kata yang tabu tidak dipakai, akibatnya
dipakai kata lain yang mempunyai makna tersendiri.
• Tabu berkaitan dengan ketakutan terhadao roh gaib serta
sopan santun dan tata krama pergaulan, sehingga orang
akan cenderung mengurangi atau meniadakan pemakaian
kata-kata yang dianggap tabu.
5.6 Teori Sistem Kekerabatan
• Di Bolivia, teori sistem kekerabatan didasarkan pada jenis kelamin dari penutur atau orang yang menyapa.
• Di Indonesia bertolak belakang, perbedaan didasarkan pada orang yang disapa atau yang disebut. Contohnya, paman dan bibi adalah panggilan dari kemenakan paman dan bibi tersebut tidak perduli apakah kemenakannya tersebut laki-laki atau perempuan.
• Dapat juga ditemukan dalam bahasa inggris yang membedakan kata ganti orang ketiga tunggal, he dan she.
5.7 Konservatif dan Inovatif
• Situasi yang berkaitan dengan konservatif dan inovatif adalah situasi yang terdapat dalam bahasa Koasati. Perbedaan ragam ini melibatkan fonologi dari bentuk-bentuk kata ganti persona.
• Tutur pria cenderung mengarah kepada bunyi /s/ pada akhir bagian kata, sedangkan pada wanita tidak demikian.
• Yang menggunakan aturan tersebut hanya wanita yang berusia tua, sadangkan wanita muda dan anak-anak menggunakan aturan tutur pria.
• Dalam bahasa Chukchi, ragam bahasa wanita memiliki konsonan intervokal (konsonan yang terletak diantara dua vocal) pada beberapa kata, terutama /n/ dan /t/ yang tidak ditemukan pada ragam tutur pria. Hal tersebut menjelaskan bahwa ragam bahasa wanita cenderung lebih konservatif, dan pria lebih bersifat inovatif atau pembaharuan.
5.8 Sikap Sosial dan Kejantanan
Berkaitan dengan sikap social dan kejantanan, para ahli mengungkapkan perkiraan-perkiraan sebagai berikut:
• Kaum wanita lebih sadar kedudukan daripada pria. Wanita lebih menyadari pentingnya kebahasaan atas adanya anggapan bahwa makin baik bahasanya, makin berarti kedudukan sosialnya.
• Kaum pria menyukai bahasa yang non baku karena mencerminkan atau mempunyai konotasi kejantanan atau ada hubungannya dengan kejantanan.
• Keragaman bahasa berdasarkan jender muncul karena bahasa sebagai gejala social erat hubungannya dengan sikap social.
• Secara social pria dan wanita berbeda karena masyarakat menentukan peranan social yang berbeda untuk mereka, dan masyarakat mengharapkan tingkah laku yang berbeda.
• Selain itu, wanita juga cenderung dianggap lebih “benar”. Semakin lebar dan kaku perbedaan antara peran social wanita dan pria, semakin lebar dan kaku pula kecenderungan perbedaan bahasa yang ada.
• Prestis Tersembunyi
Sebenarnya ada yang berkeyakinan bahwa ragam bahasa nonbaku memiliki “prestise” yang khusus dimiliki oleh suatu kelas sosial. Labov menemakan jenis prestise ini perstise tersembunyi atau prestise terselubung karena sikap ini tidak dinyatakan secara langsung.sikap ini juga secara mencolok menyimpang dari nilai-nilai social pokok yang disadari tiap orang.
• Wanita Sebagai Pelopor Perubahan
Di Hillsbore, Caroline Utara, wanita menjadi pelopor perubahan dari norma prestise lama ke norma prestise yang baru. Sementara tutur orang-orang selatan yang terpelajar Hillbose menggunakan bentuk lama tanpa /r/ yang berprestise, para wanita cenderung menggunakan wara baru, yaitu dengan /r/ posvokalik seperti pada kara car “mobil” yang mempunyai prestise nasional dan tersebar luas.
• Penelitian di Indonesia
berdasarkan penelitian di Indonesia kaum wanita tidak begitu mengangap penting bahasa ibu dan mereka lebih sering mengunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan kaum pria.
• Penelitian di Indonesia
berdasarkan penelitian di Indonesia kaum wanita tidak begitu mengangap penting bahasa ibu dan mereka lebih sering mengunakan bahasa Indonesia dibandingkan dengan kaum pria.