Bakteri Lap

Embed Size (px)

DESCRIPTION

kayaknya yg semester II

Citation preview

CARA PEMERIKSAAN GRAM PREPARAT

I.

Pendahuluan Pemeriksaan gram preparat (mikrospkopik) merupakan petunjuk awal dari identifikasi dalam upaya penentuan genus hingga species bakteri dengan melihat bentuk, sifat gram, ada tidaknya: flagel, spora, kapsul dan sebagainya. Dengan pewarnaan gram bakteri akan menyerap warna tertentu yaitu kristal violet. Dengan penguatan lugol, bakteri gram positif akan tetap mengikat warna ungu meskipun ada penambahan alcohol dan fuchsin/safrain. Sedangkan bakteri gram negative akan melepaskan warna ungu dengan adanya penambahan alcohol 96% dan akan mengikat safrnin/fuchsin sehingga sel bakteri berwarna merah.

II.

Tujuan Untuk mengetahui bentuk, sifat gram, ada tidaknya spora, kapsul, dan sebagainya dari sel kuman.

III. BAHAN/SAMPEL/SPESIMEN Eksudat/pus, biakan bakteri

IV. MEDIA/REAGEN Urine Gentian violet Lugol/iodine Alkohol 96% Safranin

V.

ALAT ALAT Objek gelas Lampu Bunsen Lidi kapas Pinset 1

-

Rak tabung Rak pewarnaan OSE (sengkelit) Tabung reaksi Spait

VI. CARA KERJA a. Membuat gram preparat Preparat langsung Dipanaskan OSE dengan sudut 450 Objek glass dipanaskan untuk menghilangkan lemak yang terdapat pada objek glass Ditulis kode pada sudut objek glass Kode ditulis menghadap ke bawah Sampel diambil menggunakan OSE Sampel digoreskan pada objek glass (jangan terlalu tipis dan jangan terlalu tebal) Objek glass diletakkan dengan posisi dimiringkan dan di diamkan sampai kering pada suhu kamar

Gram preparat tidak langsung (preparat dalam biakan) Koloni bakteri e. coli Objek gelas dibersihkan dengan tisu untuk menghilangkan lemak yang terdapat pada objek gelas Ditetesi 1 tetes aquades dengan menggunakan spait OSE dipanaskan, didinginkan sesaat agar tidak membunuh bakteri saat pengambilan di dalam media OSE diletakkan pada media yang kosong agar OSE tidak terlalu panas saat pengambilan bakteri Koloni yang diambil menggunakan OSE dicampur dengan aquadest yang telah ditetesi pada objek glass hingga merata (tidak tebal dan tidak tipis). 2

-

Keringkan dalam suhu ruangan sampai kering dengan cara di miringkan agar ada preparat bagian tebal dan tipis.

-

Setelah kering dilanjutkan dengan fiksasi.

Fiksasi Tujuan: Untuk membunuh kuman Untuk melekatkan hapusan di kaca Agar tidak merubah struktur dan morfologi bakteri, Mengawetkan sediaan (fiksasi yang benar dapat bertahan bertahun-tahun)

Cara Kerja Objek gelas yang berisi hapusan dihadapkan ke atas Lewatkan di atas api bunsen hapusan bagian bawah sebanyak 3 kali Diletakkan di rak pewarna (rak pewarna harus dekat dengan keran)

b. Pengecatan Gram Tujuan: Agar sampel berwarna sehingga dapat dengan mudah membedakan bakteri gram positif dan bakteri gram negatif. Cara kerja: Gentian violet diteteskan pada hapusan secukupnya Didiamkan selama 60 detik Dicuci dengan air mengalir Ditambahkan lugol/iodine Didiamkan selama 60 detik Dicuci dengan air mengalir Ditambahkan alcohol 96% Didiamkan selama 30 detik Dicuci dengan air mengalir Ditambahkan dengan safranin 3

-

Didiamkan selama 60 detik Di cuci dengan air mengalir Diletakkan dalam rak pengering Dikeringkan dalam suhu kamar

c. Pembacaan dan interpretasi hasil Setelah kering, di amati di bawah mikroskop dengan pembesaran 10 x 100 menggunakan minyak emersi

Hasil Preparat I Gram positif, coccus positif Preparat II Gram negatif, coccus positif

4

PEMERIKSAAN KULTUR BAKTERIOLOGIK MIKROORGANISME UMUM (DARAH, EKSUDAT/PUS, URINE & CAIRAN OTAK)

I.

PENDAHULUAN Dalam keadaan normal darah bersifat steril, tidak dikenal adanya flora normal dalam darah. Ditemukan bakteri dalam darah disebut bakterimia. Eksudat/pus didapat pada penderita adalah tanda bahwa sudah ada infeksi oleh kuman tertentu pada penderita. Kuman tersebut dapat disolasi dari pus. Kegagalan dalam pembiakan kuman dari bahan pus terutama karena pasien sudah minum antibiotika. Pada orang sehat, urine semestinya steril. Apabila di dalam urine ditemukan adanya mikroorganisme (kuman) yang jumlahya 100000/ml merupakan suatu indikasi bahwa orang tersebut mengalami infeksi. Untuk mengetahui jenis kuman-kuman yang menginfeksi, dapat dilakukan pemeriksaan urine kultur. Seperti halnya darah dan urine dalam keadaan normal cairan otak bersifat steril. Bila terjadi peradangan/terinfeksi, cairan otak dapat menjadi purulen disebut Meningitis purulenta atau dapat juga menjadi serosa disebut meningitis serosa.

II.

TUJUAN Untuk isolasi dan identifikasi jenis bakteri yang terdapat dalam sampel

III.

BAHAN / SAMPEL / SPESIMEN Eksudat/pus

IV.

MEDIA/REAGEN 1. Blood agar 2. MC Conkey agar 3. Tio glicolate 4. TSI, SIM, Simon Citrate 5. Media gula-gula 5

6. Reagen oksidase (Tetrametil phenylene diamonium diklorit) dan katalase test

V.

ALAT-ALAT Inkubator Tabung reaksi Petri dish Ose / sengkelit Pinset Bunsen Objek glass Sungkup lilin / anaerobic jar Pensil kaca/

VI.

CARA KERJA 1. Makroskopis a. Diambil Petri dish yang berisi koloni b. Diamati bentuk koloni.

2. Mikroskopis a. Api Bunsen dinyalakan b. Objek glass diambil c. Kaca objek dipanaskan d. Di isi kode dengan pensil kaca e. Di tetesi aquades 1 tetes f. OSE dipanaskan g. Biakan di ambil menggunakan OSE h. Di oleskan pada kaca gelas dengan merata i. Diletakkan dengan posisi miring j. Difiksasi k. Diwarnai dengan pewarnaan gram 6

3. Uji Biokimia Khusus untuk kuman gram negative Cara Kerja: Disusun gula-gula Dari kanan diurutkan glukosa, laktosa, manitol, maltosa, sakarosa Dari kiri di sebelahnya disusun TSI, SIM, Simon Citrat OSE dipanaskan, kemudian tusukkan pada TSI sampai di dasar TSI, digesekkan pada dindingnya, kemudian OSE dikeluarkan dan dipanaskan OSE dipanaskan, kemudian tusukkan pada SIM bagian TSI, digesekkan pada dindingnya kemudian OSE dikeluarkan dan dipanaskan OSE dipanaskan, gesekkan pada dinding Simon Citrat, kemudian OSE dikeluarkan OSE dipanaskan, panaskan tabung reaksi wadah glukosa, celupkan OSE, panaskan tabung reaksi dan tutup. OSE dipanaskan, panaskan tabung reaksi wadah laktosa, celupkan OSE, panaskan tabung reaksi dan tutup. OSE dipanaskan, panaskan tabung reaksi wadah manitol, celupkan OSE, panaskan tabung reaksi dan tutup. OSE dipanaskan, panaskan tabung reaksi wadah maltosa, celupkan OSE, panaskan tabung reaksi dan tutup. OSE dipanaskan, panaskan tabung reaksi wadah sakarosa, celupkan OSE, panaskan tabung reaksi dan tutup. Dimasukkan ke Inkubator

4. Uji Katalase Cara Kerja Gelas objek diambil Ditetesi H2O2 Diambil koloni yang single dengan OSE 7

-

Diamati, jika ada gelembung berarti katalase positif

terjadi reaksi H2O2 H2O + O2

5. Uji Oksidase Cara kerja Teteskan aquades ke dalam tutup cawan Petri Diletakkan reagen bentuk padat yang kecil-kecil Diaduk dengan OSE Kertas saring dirobek Diletakkan diatas cawan Kuman diletakkan diatas kertas dengan membuat garis Diamati Berubah warna ungu (+) oksidase Tidak ada perubahan warna (-) oksidase

VII.

HASIL Hasil uji biokimia TSI SIM H2S2 : + (ada warna hitam) : berwarna kuning dan ditemukan gas-gas

Gerak : + Simon Citrat : (-)

Gula-gula : - glukosa - lakstosa - manitol - maltose - sakaraosa : adanya gelembug (+) : (-) : (+) : (+) : (+)

VIII.

Kesimpulan Berdasarkan praktikum yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa: 8

-

Tes oksidase bertujuan untuk mengamati sampel yang dicurigai mengandung bakteri psedumonas atau aeromonas, dimana menggunakan media mac conkey dan reagen tertametil phenylee diamonium diklorit

-

Tes katalase bertujuan mengamati sampel yang dicurigai mengandung bakteri staphylococcus (untuk gram positif) dengan menggunakan reagen hydrogen peroksida (H2O2).

-

Uji biokimia, tidak dilakukan jika menggunakan media mac conkey karena media mac conkey hanya bisa ditumbuhi kuman gram negatif.

9

PEMERIKSAAN UJI KEPEKAAN KUMAN TERHADAP ANTIBIOTIKA

I.

PENDAHULUAN Uji kepekaan kuman sering dilakukan untuk tindakan pengobatan terhadap penderita yang mengalami infeksi kuman tertentu (pathogen).

II. TUJUAN Untuk mengetahui sensitivitas kuman tertentu terhadap berbagai macam antibiotika Untuk menentukan antibiotika yang paling efektif yang dapat digunakan pada pengobatan terhadap infeksi yang disebabkan oleh kuman tertentu.

III. BAHAN/SAMPEL/SPESIMEN Sekret genital, urine, darah, sputum, pus dan lain-lain.

IV. MEDIA/REAGEN Mueller Hinton Agar (ketebalan 4 mm) Garam fisiologis Larutan hipoklorit 2 % Mueller Hinton Broth

V. ALAT-ALAT Incubator Tabung reaksi Petri dish OSE/Sengkelit Pinset Bunsen/lampu spiritus Sungkup lilin/ anaerobic jar Jangka sorong Lidi kapas steril Tabel Zone Diameter Intertive Standard Label/pensil kaca

VI. CARA KERJA a. Pengujian terhadap mikroorganisme umum: 10

-

Disiapkan larutan standard kekeruhan Mc Farland 0,5 Persiapan inokulum (suspense umum): dengan menggunakan ose, diambil 3-5 koloni kuman yng sama dan suspensikan ke dalam tabung yang berisi larutan NaCl fisiologis steril 5 ml. Kemudian OSE dibakar dan OSE diletakkan pada tempatnya.

-

Dibandingkan kekeruhan suspense kuman dengan standar kekeruhan Mc Farland 0,5

-

Dengan lidi kapas steril, diambil suspense bakteri (inokulum), kemudian kapas ditekan-tekan pada permukaan tabung untuk membuang kelebihan suspense yang terserap kapas.

-

Lidi kapas dihapuskan di permukaan media MH secara merata, kemudian tutup cawan petri dan di diamkan 3-5 menit (max 15 menit)

-

Cakram antibiotika diletakkan pada permukaan agar, dan sedikit ditekan dengan pinset sampai melekat sempurna. Jarak antara cakram satu dengan cakram lain minimal 15 mm. Cakram yang sudah ditempelkan pada permukaan media agar, tidak boleh dipindahkan ataupun digeser. Di diamkan 15 menit. Di inkubasi pada suhu 35-370C selama 18-24 jam dalam posisi cawan terbalik. Untuk uji kepekaan kuman golongan Streptococcus, Haemophylus dan Neisseria, digunakan sungkup lilin/anaerobic jar (CO2 5-10%).

-

-

Diamati zone hambatan yang terbentuk dengan mengukur diameter zone hambatan. Pengukuran dilakukan dengan mengunakan jangka sorong.

-

Dicatat diameter zone hambatan hasil pengukuran kemudian dibandingkan dengan Tabel Zone Diamater intertive standard.

VII. PEMBACAAN AN INTERPRETASI HASIL Hasil pengujian dikatakan sensitive (S), intermediet (I) atau Resiste disesuaikan dengan Tabel Zone Diameter Intertive Standard (NCCLS) 1. Uji degradasi.

11

JAMUR

I.

PENDAHULUAN a. Pemeriksaan jamur - Preparat jamur / (KOH) jamur - Kultur Jamur b. Preparat Jamur/KOH jamur - Mencari ada tidaknya hipa, spora atau sel ragi. c. Kultur jamur - Pembiakkan jamur dengan pembiakan dextrose. Jika tidak ada, dapat menggunakan mac conkey. Tetapi kelemahannya bakteri akan lebih mudah tumbuh daripada jamur.

II. Tujuan Untuk isolasi dan identifikasi jenis jamur yang terdapat pada sampel.

III. Bahan/sampel Kerokan kulit,

IV. Media/Reagen KOH 10% untuk kulit dan selaput lender KOH 20% untuk kuku dan rambut

V. Alat-alat Scalpel Lidi kapas OSE Cover geas Kaca gelas

VI. CARA KERJA 12

a. Kerokan kulit: Preparat diisi KOH Dikerok jamur pada kulit dengan scalpel Kerokan kulit diletakkan pada preparat dan diaduk Ditutup dengan cover gelas Diperiksa di bawah mikroskop

b. Kultur jamur dari swab vagina Diambil swab vagina Dioleskan sekali pada media OSE dipanaskan OSE dioleskan pada media dengan melewati media yang telah dioleskan swab vagina Di inkubasi selama 1-3 minggu

c. Dermatophita Dermatophita (jamur hitam-hitam) Identifikasi 1. Mikroskopis Cara kerja: KOH ditetesi pada kaca objek OSE dipanaskan Diambil jamur, caranya tancapkan dan congkel Fungsi KOH untuk melisikan sampel Oleskan jamur pada kaca objek Ditutup dengan cover gelas Usahakan agar tidak ada gelembung saat menutup dengan cover gelas.

13

Mengetahui, Denpasar, 16 Juni 2010

Pembimbing Pratikum

Ketua Kelompok

I Made Birnawan, S.Si

Cahya Septia Sardiawan

14