6

Click here to load reader

Bandung Lautan API

Embed Size (px)

DESCRIPTION

sejarah

Citation preview

Page 1: Bandung Lautan API

ISI YANG ADA DI PPT DARI BUKU INI :

Page 2: Bandung Lautan API

REFERENSI LAIN YANG BELUM DITAMBAHKAN KE DALAM PPT

Cerita Awal Mula Terjadinya Pertempuran Bandung Lautan Api

Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api terjadi pada bulan Oktober 1945. Saat itu tentara sekutu mulai memasuki Kota Bandung. Hal tersebut tentu saja mengusik ketenangan dan rasa nasionalisme para pemuda Bandung. Bersamaan dengan datangnya para tentara sekutu, para pemuda dan pejuang di Bandung juga sedang berjuang merebut senjata dari tangan tentara Jepang.

Tentara sekutu yang sesuka hati memasuki wilayah Bandung kemudian menuntut agar senjata-senjata yang telah direbut para pemuda diserahkan kepada mereka. Permintaan tentara sekutu, tentu menjadi hal yang mustahil. Mengingat semangat pemuda Bandung dan pejuang Bandung yang sangat tinggi untuk mempertahankan wilayahnya. Peristiwa tersebut menjadi latar belakang terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api.

Tentara sekutu memberikan ultimatum pertama pada 21 November 1945. Dengan alasan untuk menjaga keamanan, mereka menuntut agar Kota Bandung bagian utara dikosongkan oleh pihak Indonesia selambat-lambatnya pada 29 November 1945. Ancaman-ancaman seperti itu semakin membuat pejuang Indonesia yang ada di daerah Bandung merasa geram. Tanpa disadari oleh pihak sekutu, hal tersebutlah yang menjadi penyebab terjadinya pertempuran Bandung Lautan Api.

Pihak sekutu membatasi wilayah di tanah yang jelas-jelas bukan milik mereka. Pihak sekutu memerintahkan warga Bandung mengosongkan wilayah Bandung. Batas kota bagian utara dan selatan yang harus dikosongkan adalah rel kereta api yang melintasi Kota Bandung. Para pejuang Republik Indonesia tidak mau mengindahkan ultimatum Sekutu tersebut. Sejak saat itu, sering terjadi insiden antara pasukan sekutu dan pejuang Republik. Insiden tersebut seperti sebuah rangkaian peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api yang jauh lebih dahsyat.

Beberapa hari sebelumnya, tepatnya pada 25 November 1945, rakyat Bandung ditimpa musibah, yakni banjir besar akibat meluapnya Sungai Cikapundung. Bencana alam tersebut menelan ratusan korban yang dihanyutkan derasnya arus sungai. Ribuan penduduk Bandung juga kehilangan tempat tinggal. Musibah banjir ini "melengkapi" dahsyatnya peristiwa Bandung Lautan Api.

Page 3: Bandung Lautan API

Pertempuran Bandung Lautan Api - Serangan Tentara Sekutu dan Belanda

Rangakaian cerita pertempuran Bandung Lautan Api pun berlanjut. Keadaan buruk rakyat Bandung tersebut justru dimanfaatkan tentara sekutu dan Belanda atau NICA (Netherland Indies Civil Administration). Mereka menyerang rakyat yang sedang tertimpa musibah.

Pada 5 Desember 1945, pesawat-pesawat tempur Inggris mengebom daerah Lengkong Besar. Selanjutnya, pada 21 November 1945, tentara Sekutu kembali menjatuhkan bom di kota Bandung, tepatnya di daerah Cicadas. Pertempuran Bandung Lautan Api pun »dimulai".

Dengan segala kelebihan yang dimiliki oleh para tentara sekutu, persenjataan lengkap, semuanya serba terbaru, mereka menyerang warga Bandung yang saat itu tengah dilanda musibah banjir. Peristiwa pertempuran Bandung Lautan Api sedang dalam "proses". Warga Bandung seperti tengah diuji kesabarannya. Tanpa disadari pihak sekutu hal tersebut seperti bom waktu yang siap meledak kapan saja.

Tentara sekutu mengeluarkan ultimatum kedua pada 23 Maret 1946. Kali ini, mereka menuntut Tentara Republik Indonesia (TRI) mengosongkan seluruh kota Bandung.

Pertempuran Bandung Lautan Api - Perintah Pengosongan Kota Bandung

Dari Jakarta, Pemerintah Republik Indonesia memerintahkan agar TRI mengosongkan Kota Bandung. Menteri Keamanan Rakyat Mr. Amir Sjarifuddin tiba di Bandung dengan perintah kepada TRI untuk mengundurkan diri dari Kota Bandung.

Sementara itu, dari Markas TRI di Jogjakarta datang perintah yang berbeda.  Tentara Republik Indonesia dinstruksikan untuk tidak meninggalkan Kota Bandung.

Walau dengan berat hati, TRI di Bandung akhirnya mematuhi perintah dari Jakarta. Akan tetapi, sebelum meninggalkan Kota Bandung, para pejuang Republik melancarkan serangan ke arah kedudukan-kedudukan tentara Sekutu.

Hal tersebut bukan lantas menghentikan perjuangan warga Bandung untuk mempertahankan wilayahnya. Membela dengan cara lain pun dilakukan, pertempuran Bandung Lautan Api menjadi salah satu cara peristiwa dari cara yang dipilih.

Page 4: Bandung Lautan API

Pertempuran Bandung Lautan Api

Pertempuran Bandung Lautan Api pun benar-benar terjadi. Selain menyerang kedudukan tentara sekutu, para pejuang juga membumihanguskan Kota Bandung bagian selatan. Pembumihangusan Kota Bandung tersebut diputuskan melalui musyawarah Majelis Persatuan Perjuangan Priangan (MP3) pada 24 Maret 1946.

Keputusan musyawarah tersebut diumumkan oleh Kolonel Abdoel Haris Nasoetion selaku Panglima Divisi III/ Priangan. Beliau juga meminta rakyat untuk meninggalkan kota. Pertempuran Bandung Lautan Api dilakukan dengan banyak pertimbangan, mengingat akibat yang akan dirasakan oleh warganya.

Bersama rakyat, TRI sengaja membakar kota yang mereka cintai. Udara Kota Bandung yang biasanya sejuk dipenuhi asap hitam yang membubung tinggi. Saat itu, listrik di Kota Bandung juga mati. Pertempuran Bandung Lautan Api benar-benar berdampak buruk bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya.

Pasukan sekutu pun mulai menyerang. Pertempuran sengit terjadi karena para pejuang Republik memberikan perlawanan hebat. Di Desa Dayeuhkolot, sebelah selatan Bandung, pertempuran paling dahsyat terjadi. Di Dayeuhkolot terdapat gudang mesiu yang dikuasai sekutu. Di sanalah, pertempuran Bandung Lautan Api "bermarkas".

Pihak Republik bermaksud menghancurkan gudang mesiu tersebut. Dua orang pemuda, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan diutus untuk meledakkan gudang mesiu di Dayeuhkolot tersebut. Dua pemuda pemberani tersebut berhasil melaksanakan tugas berat itu. Dua pemuda hebat tersebut menjadi pahlawan dalam pertempuran Bandung Lautan Api. Mereka meledakkan gudang mesiu dengan granat tangan. Akan tetapi, Muhammad Toha dan Muhammad Ramdan ikut terbakar bersama gudang mesiu yang mereka ledakkan.

Semula, staf pemerintahan Kota Bandung memutuskan akan tetap tinggal di dalam kota. Namun, demi keselamatan mereka ikut keluar kota pada pukul 21.00. Sekitar  pukul 24.00 Bandung Selatan telah kosong dari penduduk dan Tentara Republik Indonesia. Akan tetapi, api masih membakar kota. Kota Bandung telah berubah menjadi lautan api. Pertempuran Bandung Lautan Api meninggalkan bekas yang "membara".

Peristiwa yang dikenal sebagai Bandung Lautan Api tersebut oleh komponis Ismail � �Marzuki diabadikan dalam sebuah mars perjuangan yang sangat terkenal, Halo-Halo �Bandung. �