Bank: 1.BCACabang Matraman (yAYLEMBAGAPTTEOLOGIJAKARTA),No. 342 30226352.Bank MANDIRICabang Cikini (LEMBAGAPERGURUANTINGGITEOLOGl),No. 123 000 5625 431

~l_'Septemmy Eucharistia Lakawa. Th.n.

Ketua Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Jakarta, 10 April 2020

untuk menjadi pembicara dalam acara Lembaga Alkitab Indonesia Bible Club dengan

judul "Pernikahan dalam Budaya Israel Kuno" yang diselenggarakan pada 25 April

2020 via media internet oleh LA!.Demikian surat ini dibuat untuk dipergunakan

sebagaimana mestinya.

Jabatan

Yonky Karman, Ph.D.

Dosen Tetap Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta

Nama

Berdasarkan surat dari Lembaga Alkitab Indonesia No. 028/Pen., maka Pemimpin

Sekolah Tinggi Filsafat Theologi Jakarta melalui surat ini menugaskan:

SURATTUGAS

No. 098a/Ketua/IV /2020

Hal Penugasan Menjadi Pembicara Kuliah Umum STFTJ

jalan Proklamasi 27jakarta 10320, IndonesiaTel. +62-21-3904237Fax. +62-21-3906096Email: sttj@sttjakarta.ac.idhttp://www.sttjakarta.ac.id/

--------

Kantor PerwaklianJReglonal OfficeMedal'l JI. Sana Bud; No 463 A·B. I<elurahan TanJlJngSari MtJdW1201X'

TelJFaks .62·(; 1-8225720 e~'l'lod fT10d~Hlj:~8/k!r~bo:"'~~Makassar JI BoulevardRukoY,lSClnlh 1No 1'1.P3nak~()'a"!1MJ5< ~""';.s;" 90,.,,~

. TetiFaks ·t62··l11-l58776. e-maJl Int1k'1SSi.itl,j};.:U"dal)~O(:;~Manado JI. O,ponegor\..') NO.H2. ~J1anado9...11...

Tel/Faks +62.431·051601,e-mail; manado@ai"'itabof 1\.1JavaouralPaoua JI. Frans KaJsiepo,KompI<?ksAlI"o Pils!f,k Penmi BIoi<().I. Jayaputd 99112,Papll~

•• A , ' •• ~ _ ...... ,{',,,,ILi,!<lhrv ~'I

Pereelakan LAI!LAI Printing PlantJI. Raya Roda PembanguMn 96 Km. 49, Clbinong, Bogar 16912Tel. +62-21·8755888, +62'251·8662174. Faks. +62.251·8654605e-mail: pefWlakan@~llo;hab.or.'dRekening LAI (a.n, Yayasan Lembaga Alklla.b Indonesia)O",!"I~Or'(\. f" ....h"'...(. r..1~I"Hn-:a" '~Lo::a't3"In Ro.lo- "...A')':\n1';?A1

Pdt. Anwar Tjen, Ph. D.

Jakarta, 17April 2020Kepala Departemcn Pencrjemahan

Melalui surat ini, kami, Bidang Pendidikan A!kitab Lembaga Alkitab Indonesia (LAI),menghaturkan rasa terima kasih atas kesediaan bapak sebagai narasumber seminar daring yangakan diselenggarakan menggungakan Google Meet pada:HarifTanggal : Sabtu, 25 April 2020Pukul : 14.00 - 16.00 WIBAdapun bahan atau makalah yang akan dipresentasikan dalam seminar mohon dikirim kericho@alkitab.oLid dan Cc ke neila(a),alkitab.or.id dalam bentuk pdf agar bisa kami bagikankepada para peserta.Atas perhatiannya, kami ucapkan terima kasih. Tuhan Yesus mernberkati.

Dengan hormat,

Kepada Yth.Pdt. Drs. Yonky Karman, Ph. D.JI. Proklamasi No. 27Jakarta - 10320

: 028/Pen.: Permohonan Narasumber

NomorPeriha!

Kantor Pusat, Taka Buku, dan Perpuslakaan & Museum Alkllab(CentraJOffice, Bible House,and Biblical Ubrary &Museum)

. Gedung Pusat Alkltab (Bible:: Center)JI. Salemha Raya 12. Jakarla 10430. INDONESIA

Tel "6Z·21.Jl~2a90, Fa"s o{;2.21.3101061

e-rnau lnfo't 311o.,laO.I)(If)

Lembaga Alkitab IndonesiaIndonesian Bible Society

--------------------------------------------------------

Yonky Karman, PhD

Pada 20 April 2020, saya mengisi ceramah untuk acara Lembaga Alkitab Indonesia

Bible Club. Acara ini digelar bulanan tiap Sabtu keempat dan biasanya dengan mengundang

orang datang. Kali ini, dalam suasana pandemi Covid-19, acara ini digelar lewat streaming.

Ternyata, pesertanya jauh lebih banyak dari biasa, yakni seratusan orang, itupun ada yang

sampai Kalimantan dan Kupang. Memang bagi narasumber terasa kurang leluasa tak

menghadapi langsung audiens, tetapi dari aspek luasnya partisipasi, luar biasa.

Terkait tema "Pemikahan dalam Budaya Israel Kuno", meski berbicara perkawinan

tradisional, tema pernikahan sendiri selalu menarik. Antusiasme audiens untuk bertanya

sangat bagus, menulis pertanyaan atau bertanya langsung. Menariknya, ada beberapa nama

yang saya kenai pribadi dan barangkali tak akan saya jumpai apabila acaranya berlangsung

tatap muka.

Laporan Ceramah

•

1

Bible Club, Lembaga Alkitab Indonesia, 25 April 2020

Pernikahan dalam Budaya Israel KunoYonky Karman, PhD

Meski pernikahan sebuah peristiwa sosial di dunia, Alkitab melihat pernikahanterlalu penting kalau hanya sebagai perkara duniawi. Dengan berbagai cara, Alkitabmemperlihatkan keterlibatan langsung Tuhan dalam membentuk dan memeliharakekudusan pernikahan.

I. Tuhan pendiri pranata pernikahanKitab Kejadian (bĕreš’it “pada mulanya”), kitab asal-usul segala sesuatu,

menggambarkan Tuhan sebagai inisiator pernikahan pertama. Pada mulanya, kesendirianAdam dinilai negatif oleh Sang Pencipta.

tidak baik (lo’-ṭob), kalau manusia itu seorang diri saja. (Kej. 2:18)“Tidak baik” di sini dalam konteks bumi masih kosong dan tak memenuhi tuntutanprokreasi, “beranakcuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu,berkuasalah ... di bumi” (Kej. 1:28). Solusinya adalah “menjadikan penolong baginya, yangsepadan dengan dia” (Kej. 2:18, 20 ‘ezer kěnegdo; frasa Ibrani ini dalam PL hanya di sini).Lebih dari separuh pemakaian ‘ezer (21 kali) untuk Tuhan sebagai penolong (Kel. 18:4) ataupertolongan Israel (Mzm. 121:2), selain kadang untuk bantuan militer (Yes. 30:5). Karena itu,‘ezer kěnegdo bukan sebutan untuk makhluk lemah atau lebih rendah. Frasa kěnegdo (har.“seperti di hadapannya”), bentukan dari neged (di hadapan) dan kě (seperti), merujukpenolong dalam posisi berlawanan (bukan di belakang, di samping, atau dalam kedudukanhierarkis), menyiratkan kemandirian istri, tanpa mengurangi otonomi suami.

Selanjutnya, “dari rusuk yang diambil TUHAN Allah dari manusia ... dibangun-Nyalah(bana) seorang perempuan, lalu dibawa-Nya kepada manusia” (Kej. 2:22). Meski Hawa jugamanusia (’adam) dan bahan dasarnya itu tanah sama seperti Adam (Kej. 2:7 ’adama), di sinikeunikannya dipertegas dengan bahan dasar lain (rusuk Adam). Penolong sepadan itulangsung bagian dari Adam (bukan dari dunia hewan), berbeda dari sekaligus satu dansetara dengan Adam. Sebelum kehadiran Hawa, hanya ada pengalaman Adam bersamaTuhan (membuat dirinya merasa inferior) dan pengalamannya bersama hewan (membuatdirinya merasa superior). Apabila bahan dasar Hawa tanah saja (Kej. 2:19 seperti halnyahewan), bisa muncul relasi ambigu Adam. Objek verba bana (bdk. Kej. 2:7 yaṣar“membentuk”) biasanya konstruksi arsitektur rumit (Kej. 4:17 kota; 11:4 menara; 33:17rumah; 1Raj. 3:1 istana dan Rumah Allah; 2Taw. 17:12 benteng; Neh. 12:29 desa).Perempuan dikonstruksikan sebagai sosok kuat tak sederhana.

Seruan spontan Adam ketika bangun dari tidurnya “inilah dia, tulang dari tulangkudan daging dari dagingku; ia akan dinamai perempuan [’iš], sebab ia diambil dari laki-laki[’išša]” (Kej. 2:23) mengungkapkan rasa terpesonanya dengan kehadiran penolong sepadanyang selama ini dicari-cari; ungkapan mesra sekaligus pengakuan akan kesetaraan. Pasangankata baru ’iš dan ’išša diperkenalkan karena pasangan kata zakar dan nĕqeba sebelumnya(Kej. 1:26-27 (“laki-laki dan perempuan”) hanya untuk manusia tercipta menurut citra Allahdan terdiferensiasi menurut gender, tak cukup menampung gagasan kemesraan dankesatuan suami-istri (bdk. woman dari wife of man). Setiap kali ’iš menyebut ’išša (“sebabdia diambil dari ’iš”), secara tak langsung ia menyebut dirinya. Dengan kata lain, ’išterdefinisi melalui kehadiran ’išša.

2

Apabila penyatuan ’išša dan ’iš (sebagai asalnya) menandai babak baru kehidupan(Kej. 2:24), penyatuan kembali ’adam dan ’adama (sebagai asalnya) menandai kematian(Kej. 3:19).

siapa mendapat istri, mendapat sesuatu yang baik (ṭob), dan ia dikenan TUHAN. (Ams.18:22)

Tindakan “seorang laki-laki ... meninggalkan ayahnya dan ibunya dan bersatu [dabaq]dengan istrinya, sehingga keduanya menjadi satu daging” (Kej. 2:25) bukan dalam arti suamimasuk keluarga istri, melainkan metafora kesatuan batin suami-istri. Kehadiran Hawa bukanuntuk dikuasai Adam. Keduanya “bersatu” (dabaq) melalui pernikahan, merujuk kesatuanfisik karena hasrat seksual, tetapi juga kesatuan batin yang melampaui kesatuan fisik (bdk.*2Sam. 20:2; *2Raj. 18:6 dabaq “setia”). Alih-alih sebagai repetisi “bersatu dengan istrinya”,ungkapan “menjadi sedaging” merujuk kesatuan asali manusia. Kepenuhan keduanya dalamkesatuan dan relasi saling bergantung (ideal pernikahan).

II. Fungsi pernikahanPernikahan dalam budaya Israel kuno bukan soal urusan dua orang yang akan

menikah atau urusan dua keluarga besar, melainkan untuk keturunan langsung (fungsireproduktif) dan mengabadikan nama keluarga (fungsi sosial). Orang Israel tak terpisah daritanah keluarga, yang keluarga pada dasarnya tak bisa dipindahtangankan untuk selamanya(bdk. Im. 25:23), dimiliki turun-temurun melalui anak laki-laki, demi nilai ekonomis maupunnilai religiusnya (tanda umat perjanjian). Dalam struktur ekonomi yang bertumpu padatanah, kehilangan tanah berarti jatuh miskin. Zina dengan istri orang mengacaukankemurnian benih sang suami (anak siapa sebenarnya yang akan lahir?) dan itu perkara masadepan keluarga, sehingga hukumannya bagi keduanya fatal: mati (Im. 20:10).

Menikah dan punya anak wajib hukumnya bagi orang Israel dewasa. Namun, adakasus kebiri atau kemauan sendiri (Yesus Kristus, Yohanes Pembaptis).

ada orang yang tidak dapat kawin karena ia memang lahir demikian dari rahim ibunya ...ada orang yang dijadikan demikian oleh orang lain ... ada orang yang membuat dirinyademikian karena kemauannya sendiri oleh karena Kerajaan Surga. (Mat. 19:12)

Perempuan yang belum menikah di bawah kuasa ayah (menentukan dengan siapa putrinyaboleh menikah); yang sudah menikah di bawah kuasa suami. Ruang gerak perempuan hanyadi lingkungan domestik (melahirkan, mengurus rumah), tanpa akses keterampilan kerjaprofesional. Menjanda sama saja dengan kehilangan tumpuan hidup (sebuah kategori sosialorang miskin dalam PL, selain anak yatim dan orang asing).

III. Bentuk-bentuk pernikahanDari PL, kita bisa melihat delapan bentuk pernikahan di Israel kuno.

1) endogami: pernikahan di antara sesama satu marga (klan) atau minimal di antara sesamabangsa Israel. Contoh: Ishak (Kej. 24:4, 10), Yakub (Kej. 28:1-2).2) eksogami: pernikahan orang Israel dengan orang luar non-Israel (tak direkomendasi).Contoh: Samson (Hak. 14:1-3), kedua anak Naomi (Rut 1:4), Daud (2Sam. 11:3).3) bentuk perkawinan patriarki. Contoh: hubungan keturunan melalui garis kerabat pria saja(patrilineal), silsilah keluarga biasanya tanpa nama anak perempuan, hukum agama untukmemproses cemburu suami (Bil. 5:11-31).4) bentuk perkawinan matriarki: pernikahan menurut garis ibu (berpusat pada otoritas ibu).Suami menetap di lingkungan keluarga besar istri (Kej. 29 Yakub; Kel. 2:21 Musa) dan secaraperiodik mengunjungi istrinya yang memiliki tempat tinggal terpisah (Kej. 31:33 “kemah Lea... Kemah Rakhel”). Anak-anak langsung dalam pengawasan istri. Beberapa istilah terkait.

3

matrilineal: hubungan keturunan melalui garis ibumetronimik: diturunkan dari nama ibumatrilokal: adat bagi suami untuk menetap di lingkungan keluarga istri (di Tanah Batak)

Contoh: Abimelekh (Hak. 9:1, 3), Amnon-Tamar (2Sam. 13:13), Abraham (Kej. 20:2, 12).

5) poligami: sistem perkawinan yang membolehkan seseorang mempunyai istri atau suamilebih dari satu orang (poligin: istri lebih dari satu; poliandri: suami lebih dari satu).6) monogami7) perkawinan politik: praktik di zaman kerajaan untuk memperluas (wilayah) kekuasaan.Contoh:Daud-Mikhal (1Sam. 18; 2Sam. 3:14-16).8) perkawinan ipar (Ul. 25:5-10): apabila seorang suami meninggal tanpa meninggalkananak laki-laki, sang istri dicegah “kawin dengan orang di luar lingkungan keluarganya”dengan jalan dikawinkan dulu dengan “saudara suami” (ay. 5 yabam “saudara suami”, ay. 7“ipar”), yang dalam hal ini “wajib melakukan perkawinan ipar” (ay. 5 yabam). Tujuanperkawinan ipar adalah “membangun keturunan saudaranya” (ay. 9), “menegakkan namasaudaranya di antara orang Israel” (ay. 7), “supaya nama itu jangan terhapus dari antaraorang Israel” (ay. 6). Maka, “anak sulung yang nanti dilahirkan perempuan itu ... dianggapsebagai anak saudara yang sudah mati itu” (ay. 6). Apabila masih dilahirkan lagi, barulahadik-adik si sulung itu menjadi eksklusif anak ipar itu kalau sebelumnya sudah beristri.Contoh: Tamar dan Yehuda (Kej. 38), Pertanyaan orang Saduki tentang kebangkitan orangmati (Mat. 22:23-33//Mrk. 12:18-27//Luk. 20:27-40).

IV. Kudusnya perkawinanKudusnya perkawinan karena agama mengaturnya dengan seperangkat aturan (Im.

18, 20), yang membatasi orang Israel tak boleh menikah dengan sembarang orang (keluargaterdekat, sesama laki-laki) atau pasangan (hewan).

Jak~~~12020

Yonky Karman, PhD

Pada 20 April 2020, saya mengisi ceramah untuk acara Lembaga Alkitab Indonesia

Bible Club. Acara ini digelar bulanan tiap Sabtu keempat dan biasanya dengan mengundang

orang datang. Kali ini, dalam suasana pandemi Covid-19, acara ini digelar lewat streaming.

Temyata, pesertanya jauh lebih banyak dari biasa, yakni seratusan orang, itupun ada yang

sampai Kalimantan dan Kupang. Memang bagi narasumber teras a kurang leluasa tak

menghadapi langsung audiens, tetapi dari aspek luasnya partisipasi, luar biasa.

Terkait tema "Pernikahan dalam Budaya Israel Kuno", meski berbicara perkawinan

tradisional, tema pernikahan sendiri selalu rnenarik. Antusiasme audiens untuk bertanya

sangat bagus, menulis pertanyaan atau bertanya langsung. Menariknya, ada beberapa nama

yang saya kenal pribadi dan barangkali tak akan saya jumpai apabila acaranya berlangsung

tatap muka.

Laporan Ceramah

•