Upload
others
View
23
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
BankF sultengPT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWES] :ENGAH
PER 31 DESEMBER2OlT
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
BESERTA
LAPORAN AU DITOR INDEPENDEN
LAPORAN POSISI KEUANGAN
DAFTAR ISI i
SURAT PERNYATAAN DIREKSI TENTANG TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGAN ii
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN iii - iv
LAPORAN KEUANGAN
Laporan Posisi Keuangan per 31 Desember 2017 ...................................................................................................................................................1 - 2
Laporan Laba Rugi dan Penghasilan Komprehensif Lain untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 ...................................................................................................................................................3
Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 ...................................................................................................................................................4
Laporan Arus Kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017 ...................................................................................................................................................5
Catatan atas Laporan Keuangan...................................................................................................................................................6 - 56
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
DAFTAR ISI
i
BσρttP.・SJrteおgKantor pusatJ Sultan Hasanuddin′ No 20 Palu
Telp(04511424537′ 429509′ 421780 Fax(04511452836
Webshel www banksu■ eng co id
SuねwestTengah 94112
SURAT PERNYATAAN DIREKS:TENTANG
TANGGUNG JAWAB ATAS LAPORAN KEUANGANTAHUN YANG BERAKHiR 31 DESEMBER 2017 DAN 2016PToBANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWES:TENGAH 、
Kami yang bertanda tangan di bawah ini :
L. Nama
Alamat KantorJabatan
2. NamaAlamat KantorJabatan
3. Nama
Alamat KantorJabatan
4. Nama
Alamat KahtorJabatan
Menyatakan bahwa :
Rahmat A.Haris lJI.Sultan Hasanuddin No.20 Palし
Direktur Utama l
Stti Maryam Dalle lJl.Sultan Hasanuddin No.20 Pal」
Direktur Operasional i
D計Mizal Aladin lJI.sukan Httsanuddin No.20 PalJ
Direktur PeMasaran l
N.:kawidjaja l」|.Suitan Hasanuddin No.20 Palし
|
Direktur Kepatuhan l
1. Bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian laporan keuangan PT. BankPembangunan Daerah Sulawesi Tengah.Laporan Keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah telah disusundan disajikan sesuai dengan standar Akuntansi Keuangan di lndonesia.a. Semua informasi dalam laporan keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah
Sulawesi Tengah telah dlmuat secara lengkap dan benar.b. Laporan Keuangan PT.Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah tidak
mengandung informasi atau fakta material yang tidak benar, dan tidakmenghilangkan informasi atau fakta material.
Bertanggung jawab atas sistem pengendalian intern dalam PT. Bank PembangunanDaerah Sulawesi Tengah.
Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya.
4.
ピl踏
げ腎Ⅷ博耀よ孫
Rahmat A.HarisDirektur Utama
Qarmi4alAladinDirektur Pemasaran
\.lkalvidiaiaDirektur KepatuhanDirektur Operasional
‖:
:111:i‖‖黎辞難駆1蝋∬鱗:ユI轟Itti紺‖鼎葺響:騨 |
11111111111111111
‖‖馴椰I彗聯鼎珊き尊灘熱鐵奪
28
KANTOR AKUNTAN PUBLIKProf.DL H.Tb.Hasanuddin,M.Sc.&RekanRegistered PublicAccountant,Tax&Management Consultant
NO・ IZin uKAP i Kep‐ 353/KM.6/2003
Nomor:009/0/A/KAP/‖ /2018
LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN
pemegang saham,DeWan KOmisaris dan Direksi
PTo Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah
Kami tetah mengaudit laporan t"uungi, PT. Bank Pembangunan Daerah Sutawesi Tengah tertampir, yang terdiri
dari laporan posisi keuangan tanggal 31 Desember 7017, serta laporan laba rugi dan penghasitan komprehensif
lain, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, dan suatu
ikhtisar kebijakan akuntansi signifikan dan informasi penjetasan lainnya.
Tanggung jawab manajemen atas laporan keuangan
Manajemen bertanggung jawab atas penyusunan dan penyajian wajar [aporan keuangan tersebut sesuai dengan
Standar Akuntansi Keuangan di lndonesia, da.n atas pengendatian internal yang dianggap pertu oleh manajemen
untuk memungkinkan penyusunan taporan keuangan yang bebas dari kesatahan penyajian materiat, baik yang
disebabkan oteh kecurangan maupun kesatahan.
Tanggung jawab auditor
Tanggung jawab kami adatah untuk menyatakan suatu opini atas [aporan keuangan tersebut berdasarkan audit
kami. Kami metaksanakan audit kami berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oteh lnstitut Akuntan Pubtik
lndonesia. Standar te?sebut mengharuskan kami untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan
melaksanakan audit untuk memperoteh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan tersebut bebas dari
kesalahan penyajian materia[.
Suatu audit metibatkan petaksanaan prosedur untuk memperoteh bukti audit tentang angka-angka. dan
pengungkapan datam [aporan keuangan. Prosedur yang dipitih bergantung pada pertimbangan auditor, termasukpenitaian atas risiko kesatahan penyajian material datam [aporan keuangan, baik yang disebabkan oteh
kecurangan maupun kesatahan. Datam metakukan penilaian risiko tersebut, auditor mempertimbangkanpengendatian internal yang retevan dengan penyusunan dan penyajian wajar'taporan keuangan entitas untuk.merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas
keefektivitasan pengendatian internaI entitas. Suatu audit juga mencakup pengevatuasian atas ketepatan
"kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oteh manajemen, serta
pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan secara keseturuhan.
Kami yakin bahwa bukti audit yang tetah kami peroteh adatah cukup dan tepat untuk menyediakan suatu basis
bagi opini audit kami.
111
Kantor Pusat:MetЮ Trade Centre B!ok F No 29Jl.Soekamo Hata‐ Bandung 40286 Teipノ Fax(022)7536393,7537665,7535750(HuninO)Websle:htp://― kap‐ hasanuddin com,ema‖ :rpa@kap‐ hasanuddin com,kap.tbhasanuddin@gma‖ COm
Opini
Menurut opini kami, laporan keuangan tertampir menyajikan secara wajar, datam semua hal yang materiat, posisi
keuangan PT. Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah tanggal 31 Desember 2017, serta kinerja keuangan dan
arus kasnya untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan dilndonesia.
Kantor Akuntan Pubtik
Prof. Dr. H. Tb. Hasanuddin, M.Sc & Rekan
lzin Akuntan Publik No.0635
1zin KAP No.Kep.353/KM.6/2003
Bandung,28 Februari 2018
lV
2017 2016
Rp Rp
Aset
Kas 2e,3 139.657.301.250 150.222.239.350
Giro pada Bank Indonesia 2c,2f,4 299.613.110.187 212.599.894.109
Giro pada Bank Lain 2c,2f,5
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2016: Rp nihil) 4.014.842.676 6.621.422.934
Penempatan Pada Bank Lain dan Bank Indonesia 2c,2g,6
dan Bank Lain
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2016: Rp nihil) 337.058.770.359 771.700.000.000
Efek-Efek 2c,2h,7
setelah dikurangi cadangan
kerugian penurunan nilai sebesar
Rp nihil (2016: Rp nihil) 1.408.357.504.655 455.231.740.143
Kredit 2c,2i,8
Pihak Berelasi 13.563.619.190 11.790.867.623
Pihak Ketiga 2.980.810.622.018 2.626.491.748.111
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit (35.675.349.941) (35.031.105.233)
Jumlah Kredit Yang Diberikan - Bersih 2.958.698.891.267 2.603.251.510.501
Aset Tetap 2j,9
Setelah dikurangi akumulasi penyusutan
sebesar Rp.35.713.790.767,10
(2016: Rp.26.864.284.508,60) 60.511.769.460 50.947.729.348
Aset Tidak Berwujud 2j,10
Setelah dikurangi akumulasi amortisasi
sebesar Rp.584.558.332,96
(2016: Rp.334.033.332,96) 2.105.491.667 2.171.216.667
Aset Pajak Tangguhan 18 9.218.422.020 9.381.197.561
Beban Dibayar Dimuka dan
Aset Lain-lain 2l,11 40.288.335.683 29.406.201.405
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai Kredit - -
Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain 40.288.335.683 29.406.201.405
Jumlah Aset Tidak Lancar
Jumlah Aset 5.259.524.439.223 4.291.533.152.018
Catatan atas laporan keuangan konsolidasian merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
1
2017 2016
Rp Rp
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN POSISI KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan
Liabilitas dan Ekuitas
Liabilitas
Liabilitas Segera 2c,2m,12 438.105.212.228 121.987.719.327
Simpanan Nasabah 2c,2n,13
Pihak Berelasi 179.193.529.413 33.904.477.136
Pihak Ketiga 2.946.257.665.449 2.861.656.711.025
Simpanan dari Bank Lain 2c,2o,14 625.010.325.965 625.010.325.965
Pinjaman yang diterima 2p,15 300.551.250.000 -
Utang Pajak 2r,18 6.383.854.789 7.865.425.748
Liabilitas Pajak Tangguhan 2r,18 - -
Liabilitas Imbalan Kerja 31 47.839.438.480 41.951.468.562
Provisi (Penyisihan) 16 7.672.407.500 -
Beban Yang Masih Harus Dibayar
dan Liabilitas Lain-lain 2c,17 35.997.368.802 36.886.681.770
Jumlah Liabilitas 4.587.011.052.625 3.729.262.809.533
Ekuitas
Modal Saham
Modal Dasar 10.000.000 saham
Nilai Nominal Rp.100.000 per saham
Modal Ditempatkan dan Disetor penuh
2.578.091 saham (2015 : 2.405.987 saham) 19b 257.809.100.000 240.598.700.000
Modal Sumbangan 19d - -
Agio Saham 19e 66.013.481.193 55.952.453.457
Dana Setoran Modal 19c 63.534.230.938 24.274.085.674
Komponen ekuitas lainnya
Pendapatan Komprehensif Lainnya 20
Keuntungan/(Kerugian) nilai wajar surat berharga 1.940.818.769 -
Keuntungan/(Kerugian) Akturarial program
manfaat pasti setelah dikurangi pajak-pajak terkait (10.201.403.116) (6.003.308.909)
Saldo Laba
Telah Ditentukan Penggunaannya 193.260.385.436 137.648.157.724
Belum Ditentukan Penggunaannya 100.156.773.379 109.800.254.539
Jumlah Ekuitas 672.513.386.598 562.270.342.485
Jumlah Liabilitas dan Ekuitas 5.259.524.439.223 4.291.533.152.018
- 1
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
2
2017 2016
Rp Rp
Pendapatan dan Beban Operasional
Pendapatan Bunga 2q,22 504.257.707.018 495.973.374.643
Beban Bunga 2q,23 (200.494.997.751) (174.271.599.352)
Pendapatan Bunga - Bersih 303.762.709.267 321.701.775.291
Pendapatan Operasional Lainnya
dan Imbalan Jasa 24 69.013.305.099 34.275.046.138
Beban Operasional Lainnya
Administrasi dan Umum 26 (85.955.779.615) (76.842.996.191)
Tenaga Kerja 27 (130.278.010.323) (106.142.861.869)
Penyisihan (Pemulihan) Cadangan Kerugian Penurutan Nilai 25 (2.873.388.738) (17.208.638.942)
Lainnya 28 (18.095.457.337) (11.649.471.855)
Laba Operasional 135.573.378.353 144.132.852.572
Pendapatan dan Beban Non Oprasional
Pendapatan Non Operasional 29 4.427.220.702 1.506.537.795
Beban Non Operasional 29 (1.622.986.424) (1.942.772.956)
Laba bersih sebelum pajak 138.377.612.631 143.696.617.411
Beban Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini 2r,18 (38.398.392.500) (39.222.418.750)
Manfaat/(Beban) Pajak Tangguhan 2r,18 177.553.247 1.132.382.594
Laba Tahun Berjalan 100.156.773.379 105.606.581.256
Pendapatan Komprehensif Lain
Pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi
Keuntungan (kerugian) nilai wajar surat berharga 1.940.818.769 -
Keuntungan (kerugian) aktuaria program manfaat pasti (1.361.315.152) (4.282.471.326)
Pajak penghasilan terkait dengan komponen
Pendapatan komprehensif lainnya
239.174.829 (4.068.204.627)
Total Laba Komprehensif 100.395.948.207 101.538.376.629
dari laporan keuangan secara keseluruhan
Catatan
(Kerugian) / Pendapatan Komprehensif Lain Periode
Berjalan Setelah Pajak
(340.328.788) 214.266.699
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN LABA RUGI DAN PENGHASILAN KOMPREHENSIF LAIN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
3
Saldo 1 Januari 2016 227.430.300.000 36.721.682.018 48.254.338.501 - - (1.935.104.282) 5.851.514.918 80.627.623.050 108.569.682.579 505.520.036.787
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2016 19 - 26.466.110.214 - - - - - - - 26.466.110.214
Peningkatan modal disetor 19 13.168.400.000 (13.168.400.000) - - - - - - - -
Modal Sumbangan 19 - - - - - - - - -
Pengembalian Dana Setoran Modal - (18.047.191.602) - - - - - - - (18.047.191.602)
Agio Saham 19 - (7.698.114.956) 7.698.114.956 - - - - - - -
Pembagian Laba tahun 2015: -
Dividen 2s,21 - - - - - - - - (54.888.442.378) (54.888.442.378)
Cadangan Umum 2s,21 - - - - - - - 44.538.810.225 (44.538.810.225) -
CSR 21 - - - - - - - - - -
Tantiem 21 - - - - - - - - - -
Cadangan Khusus IT - - - - - - - - (4.948.756.692) (4.948.756.692)
Reklasifikasi Cadangan IT ke Cadangan Tujuan - - - - - - 8.817.348.300 - - 8.817.348.300
Pengurangan Cadangan Tujuan - - - - - - (2.187.138.770) - - (2.187.138.770)
Koreksi saldo - - - - - - - - - -
Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 105.606.581.256 105.606.581.256
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - - (4.068.204.627) - - - (4.068.204.627)
Saldo per 31 Desember 2016 240.598.700.000 24.274.085.674 55.952.453.457 - - (6.003.308.909) 12.481.724.448 125.166.433.275 109.800.254.539 562.270.342.485
Tambahan Setoran Modal selama tahun 2017 19 - 66.531.573.000 - - - - - - - 66.531.573.000
Peningkatan modal disetor 19 17.210.400.000 (17.210.400.000) - - - - - - - -
Pengembalian Dana Setoran Modal 19 - - - - - - - - - -
Modal Sumbangan - - - - - - - -
Reklasifikasi ke Dana setoran Modal - - - - - - - - - -
Agio Saham 19 - (10.061.027.736) 10.061.027.736 - - - - - - -
Pembagian Laba tahun 2016: -
Dividen 2s,21 - - - - - - - - (52.803.290.626) (52.803.290.626)
Cadangan Umum 2s,21 - - - - - - - 51.716.634.851 (51.716.634.851) -
CSR 21 - - - - - - - - - -
Tantiem 21 - - - - - - - - - -
Cadangan Khusus IT - - - - - - 5.280.329.063 - (5.280.329.063) -
Reklasifikasi Cadangan IT ke Cadangan Tujuan - - - - - - - - - -
Pengurangan Cadangan Tujuan - - - - - - (1.384.736.200) - - (1.384.736.200)
Koreksi saldo - - - - - (2.496.450.267) - - - (2.496.450.267)
Laba Komprehensif Tahun Berjalan - - - - - - - - 100.156.773.379 100.156.773.379
Pendapatan (Beban) Komprehensif lain tahun berjalan - - - - 1.940.818.769 (1.701.643.940) - - - 239.174.829
Saldo per 31 Desember 2017 257.809.100.000 63.534.230.938 66.013.481.193 - 1.940.818.769 (10.201.403.116) 16.377.317.311 176.883.068.125 100.156.773.379 672.513.386.598
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan secara keseluruhan
Catatan Modal Disetor Dana Setoran Modal Agio Jumlah Modal
Keuntungan/
(Kerugian) aktuarial
program manfaat
pasti setelah
dikurangi pajak-
pajak terkait
Belum Ditentukan
Penggunaannya
Modal
Sumbangan
Telah Ditetapkan Penggunaannya
Cadangan Tujuan Cadangan Umum
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
Keuntungan/
(Kerugian) nilai
wajar surat
berharga
4
2017 2016
Rp Rp
ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI
Penerimaan Bunga 501.794.796.179 497.124.112.926
Pembayaran Bunga (200.494.997.751) (174.271.599.352)
Pembayaran Kepada Karyawan (130.278.010.323) (106.142.861.869)
Pembayaran Beban Umum dan Administrasi (76.855.748.357) (83.965.093.384)
Penerimaan Pendapatan Lainnya 73.440.525.801 35.781.583.933
Pembayaran Beban Lainnya (19.718.443.761) (13.592.244.811)
Arus Kas Operasi Sebelum Perubahan
Aset dan Kewajiban Operasi 147.888.121.789 154.933.897.443
Penurunan/(Kenaikan) Aset Operasi :
Kredit Yang Diberikan (358.320.769.504) (392.346.567.830)
Aset Lain-lain (2.035.179.772) 2.200.277.829
Kenaikan/(Penurunan) Liabilitas Operasi:
Liabilitas Segera 316.117.492.901 28.353.696.327
Beban Yang Masih Harus Dibayar 12.671.064.450 (3.140.310.898)
Simpanan Nasabah:
Pihak Berelasi 145.289.052.277 3.869.626.517
Pihak Ketiga 84.600.954.424 90.458.148.799
Simpanan dari Bank Lain - 135.000.000.000
Pembayaran Pajak Penghasilan (42.028.085.474) (37.633.077.126)
KAS BERSIH DIPEROLEH DARI
(DIGUNAKAN UNTUK) AKTIVITAS OPERASI 304.182.651.089 (18.304.308.940)
ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI
Efek - efek (953.125.764.512) (4.336.062.516)
Pembelian Aset Tetap (18.413.546.370) 6.967.317.632
Pembelian Aset Tidak berwujun (184.800.000) -
KAS BERSIH DIGUNAKAN UNTUK AKTIVITAS INVESTASI (971.724.110.882) 2.631.255.116
ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Pembayaran Pinjaman yang Diterima 300.551.250.000 -
Penambahan Modal Disetor 66.531.573.000 8.418.918.612
Pembayaran Dividen (52.803.290.628) (54.888.442.378)
Cadangan IT (5.280.329.063) (4.948.756.692)
Koreksi Saldo Laba - -
Pendapatan Komprehensif (2.257.275.438) (4.068.204.627)
306.741.927.871 (55.486.485.085)
KENAIKAN/(PENURUNAN) KAS DAN SETARA KAS (360.799.531.922) (71.159.538.911)
KAS DAN SETARA KAS AWAL PERIODE 1.141.143.556.393 1.212.303.095.305
KAS DAN SETARA KAS AKHIR PERIODE 780.344.024.471 1.141.143.556.393
KAS DAN SETARA KAS TERDIRI DARI:
Kas 3 139.657.301.250 150.222.239.350
Giro Bank Indonesia 4 299.613.110.187 212.599.894.109
Giro Pada Bank Lain 5 4.014.842.676 6.621.422.934
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain 6 337.058.770.359 771.700.000.000
JUMLAH KAS DAN SETARA KAS 780.344.024.471 1.141.143.556.393
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
LAPORAN ARUS KAS
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL 31 DESEMBER 2017
(Dinyatakan dalam Rupiah, kecuali dinyatakan lain)
Catatan atas laporan keuangan merupakan bagian yang tidak terpisahkan
Catatan
dari laporan keuangan secara keseluruhan
5
1. INFORMASI UMUM
a. Pendirian dan informasi umum Bank
b. Maksud dan Tujuan
-
-
-
-
-
-
-
-
-
c. Jaringan kantor
Kantor Pusat
Kantor Cabang Utama
Kantor Cabang
Kantor Cabang Pembantu
Kantor Kas
Kantor Fungsional Non Operasional
Kentor Pelayanan Kas (Payment Point)
Kantor Kas Mobil berjalan (Service Mobile)
Anjungan Tunai Mandiri
Jumlah
Memberikan kredit;
Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah;
Bertindak sebagai pendiri dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan dana pensiun yang berlaku;
Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat,
sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya.
Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha pada bank
atau perusahan lain di bidang keuangan serta sewa guna usaha, modal ventura perusahaan efek asuransi serta lembaga
kliring penyelesaian dan penyimpanan dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang;
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, untuk selanjutnya disebut "PT Bank Sulteng" atau "Bank", yang mulanya bernama
Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah didirikan berdasarkan Peraturan Daerah No. 6 tahun 1966 tentang Bank Pembangunan
Daerah dan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Peraturan Daerah No. 2 Tahun 1999.
Anggaran Dasar Bank telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir melalui Akta Notaris Charles, SH, M.Kn No. 38 tanggal
29 Desember 2016 tentang Berita acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) PT.Bank Sulteng.
163 149
9
Membeli melalui pelanggan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada
Bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut dicairkan secepatnya;
Membantu Pemda dalam membina BPR milik Pemda Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah dan Pemerintah Daerah
Tingkat II Kabupaten;
1414
1 1
1 1
1 1
11 10
4 4
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8
27 27
95 83
Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Bank berkantor pusat di Jl. Hasanuddin Nomor 20 Palu, Sulawesi Tengah. Bank mengklasifikasikan Kantor Cabang menjadi Kantor
Cabang Utama, Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas dan Unit Pelayanan. Jumlah kantor dan jaringan Anjungan
Tunai Mandiri (ATM) Bank pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Sesuai Akta Pendirian Perseroan Terbatas No. 23 tanggal 30 April 1999 yang dibuat oleh Notaris Anand Umar Adnan, SH.,
berkedudukan di Palu, maka BPD Sulteng telah berubah statusnya dari Perusahaan Daerah (PD) menjadi Perseroan Terbatas (PT)
dan bernama PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah, serta telah mendapat pengesahan sesuai Keputusan Menteri
Kehakiman Republik Indonesia No. C-12841 HT .01.01 TH 99 tanggal 12 Juli 1999 dan telah mendapat persetujuan Menteri Dalam
Negeri No. 584.52-442 tanggal 10 Mei 1999 tentang Pengesahan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Tengah No.
02 tahun 1999 tentang Perubahan Bentuk Hukum Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah dari Perusahaan Daerah (PD)
menjadi Perseroan Terbatas (PT) dan Keputusan Gubernur Bank Indonesia No. I/29/KEP.GBI/1999 tanggal 10 Desember 1999
tentang Perubahan Bentuk Badan Hukum Perusahaan Daerah Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah menjadi Perseroan
Terbatas Bank Pembagunan Daerah Sulawesi Tengah.
2017 2016
Maksud dan tujuan pendirian Bank adalah untuk mendorong pertumbuhan daerah di segala bidang serta sebagai salah satu alat
kegiatan ekonomi di bidang keuangan/perbankan untuk pengelolaan sumber pendapatan asli daerah, dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat. Untuk mencapai tujuan tersebut, Bank melaksanakan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan
dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu;
6
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
1. INFORMASI UMUM - (lanjutan)
d. Manajemen eksekutif
Dewan Komisaris
Komisaris Utama/Komisaris Independen : Drs. Abdul Karim Hanggi Drs. Abdul Karim Hanggi
Komisaris Independen : Amiludin Haludin Amiludin Haludin
Komisaris : Amdjad Lawasa Amdjad Lawasa
Direksi
Direktur Utama : Rahmat Abdul Haris Rahmat Abdul Haris
Direktur Operasional : Sitti Maryam Dalle Sitti Maryam Dalle
Direktur Pemasaran : Ir. Darmizal Aladin Ir. Darmizal Aladin
Direktur Kepatuhan : Natali Ikawidjaja Natali Ikawidjaja
Komite Audit
Ketua : - -
Anggota :
Anggota :
Komite Pemantau Risiko
Ketua :
Anggota :
Anggota : Bambang Setiawan Bambang Setiawan
Komite Remunerasi dan Nominasi
Ketua :
Anggota :
Anggota :
Anggota : Ocvita Pusadan Ocvita Pusadan
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN
a. Pernyataan Kepatuhan
b. Dasar penyusunan laporan keuangan
-
-
- Liabilitas imbalan pasti diakui sebesar nilai kini liabilitas imbalan pasti dikurangi dengan aset bersih dana pensiun ditambah
keuntungan aktuaria yang belum diakui dikurangi beban jasa lalu yang belum diakui dan kerugian aktuaria yang belum
diakui.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank memiliki karyawan masing-masing sebanyak 673 dan 685 karyawan.
Dahlan Lasaki Dahlan Lasaki
Amiludin Haludin Amiludin Haludin
Ramli Nurdin Ramli Nurdin
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, susunan Dewan Komisaris, Direksi, Komite Audit, Komite Pemantau Risiko serta Komite
Remunerasi dan Nominasi Bank adalah sebagai berikut:
31 Desember 2017 31 Desember 2016
Syafruddin Sunumpole Syafruddin Sunumpole
Aset keuangan tersedia untuk dijual diukur pada nilai wajar.
Susunan pengurus Bank tersebut diatas telah dicatat dalam administrasi Bank Indonesia sesuai dengan Surat Bank Indonesia
No.15/35/DPKP/Dpr tanggal 9 Desember 2013.
Kebijakan akuntansi yang penting, yang diterapkan secara konsisten dalam penyusunan laporan keuangan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan Bank untuk tahun yang berakhir tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 disusun sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan (PSAK) di Indonesia yang diterbitkan oleh Dewan Standar Akuntansi Ikatan Akuntan Indonesia (DSAK-IAI),
Pedoman Akuntansi Perbankan Indonesia ("PAPI") 2008 yang diterbitkan atas kerjasama IAI dengan Bank Indonesia dan praktek-
praktek industri perbankan yang berlaku, pedoman akuntansi dan pelaporan yang ditetapkan oleh otoritas perbankan Indonesia.
-
Instrumen keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi diukur pada nilai wajar.
Laporan keuangan Bank disusun dengan konsep nilai historis dan atas dasar akrual, kecuali untuk beberapa hal dibawah ini:
Myrna Rianasari
Amiludin Haludin
Myrna Rianasari
-
Amiludin Haludin
7
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
b. Dasar penyusunan laporan keuangan
c. Aset dan liabilitas keuangan
(i) Klasifikasi
-
- Kredit yang diberikan dan piutang;
- Investasi dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo;
- Investasi dalam kelompok tersedia untuk dijual.
Liabilitas keuangan diklasifikasikan ke dalam kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
-
-
PSAK No. 50 (Revisi 2014), berisi persyaratan penyajian dari instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus
diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut ditetapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit dalam
aset keuangan, kewajiban keuangan dan instrumen ekuitas; pengklasifikasian yang terkait dengan suku bunga, dividen, kerugian
dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan kewajiban saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara
lain informasi mengenai faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas
terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut.
Laporan arus kas disusun dengan menggunakan metode langsung dengan mengelompokkan arus kas ke dalam aktivitas operasi,
investasi dan pendanaan. Untuk keperluan laporan arus kas, yang termasuk kas dan setara kas terdiri dari kas, giro pada Bank
Indonesia dan giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dan Sertifikat Bank Indonesia yang jatuh tempo
dalam waktu 3 (tiga) bulan sejak tanggal perolehan, sepanjang tidak digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima
serta tidak dibatasi penggunaannya.
Mata uang pelaporan yang digunakan dalam laporan keuangan Bank adalah mata uang Rupiah (Rp). Angka-angka yang disajikan
dalam laporan keuangan, kecuali dinyatakan lain, disajikan dalam Rupiah penuh.
Aset keuangan Bank terdiri dari kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank
lain, efek-efek, efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali, kredit yang diberikan, penyertaan saham dan aset lain-lain.
Bank menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2014), "Instrumen Keuangan: Penyajian", PSAK No. 55 (Revisi 2014), "Instrumen keuangan:
Pengakuan dan Pengukuran", dan PSAK No.60 (Revisi 2016), "Instrumen Keuangan: Pengungkapan" dan PSAK 68, "Pengukuran Nilai
Wajar".
Liabilitas keuangan Bank terdiri dari liabilitas segera, simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima dan
liabilitas lain-lain.
Bank mengklasifikasikan aset keuangannya berdasarkan kategori sebagai berikut pada saat pengakuan awal:
Aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-
klasifikasi, yaitu liabilitas keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang
telah diklasifikasikan dalam kelompok diperdagangkan;
Diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, yang memiliki 2 (dua) sub-klasifikasi, yaitu liabilitas
keuangan yang ditetapkan demikian pada saat pengakuan awal dan liabilitas keuangan yang telah diklasifikasikan dalam
kelompok diperdagangkan;
Liabilitas keuangan lain yang tidak diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba
rugi komprehensif dikategorikan dan diukur dengan biaya perolehan diamortasi.
Kelompok aset dan liablitas diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif adalah aset dan liabilitas
keuangan dimiliki untuk diperdagangkan yang diperoleh atau dimiliki oleh Bank untuk tujuan dijual atau dibeli kembali
dalam waktu dekat, atau dimiliki sebagai bagian dari portofolio instrumen keuangan tertentu yang dikelola bersama untuk
memperoleh laba jangka pendek atau position taking .
Kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan yang
tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali:
PSAK No. 55 (Revisi 2016) menerapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, kewajiban keuangan dan kontrak
pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberi definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari
masing-masing instrumen keuangan, pengakukan dan pengukuran, akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung
nilai.
PSAK No. 60 (Revisi 2016) termasuk penyesuaiannya tahun 2012, mensyaratkan pengungkapan signifikansi atas masing-masing
instrumen keuangan untuk posisi keuangan dan kinerjanya, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan
yang dihadapi Bank Sulteng selama periode berjalan dan pada akhir periode pelaporan, dan bagaimana Bank mengelola risiko
tersebut.
8
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(i) Klasifikasi - (lanjutan)
-
- Yang pada saat pengakuan awal ditetapkan dalam kelompok investasi tersedia untuk dijual; atau
-
(ii) Pengakuan Awal
a.
b.
-
-
- Aset keuangan terdiri dari kontrak utama dan derivatif melekat yang harus dipisahkan.
Biaya transaksi hanya meliputi biaya-biaya yang dapat diatribusikan secara langsung untuk perolehan suatu aset keuangan
atau penerbitan suatu liabilitas keuangan dan merupakan biaya tambahan yang tidak akan terjadi apabila instrumen
keuangan tersebut tidak diperoleh atau diterbitkan. Untuk aset keuangan, biaya transaksi ditambahkan pada jumlah yang
diakui pada awal pengakuan aset, sedangkan untuk liabilitas keuangan, biaya transaksi dikurangkan dari jumah utang yang
diakui pada pengakuan awal liabilitas. Biaya transaksi tersebut diamortisasi selama unur instrumen berdasarkan metode
suku bunga efektif dan dicatat sebagai bagian dari pendapatan bunga untuk biaya transaksi sehubungan dengan aset
keuangan atau sebagai bagian dari beban bunga untuk biaya transaksi sehubugan dengan liabilitas.
Penempatan sebagai opsi nilai wajar mengurangi atau mengeliminasi ketidakkonsistenan pengakuan dan pengukuran
(accounting missmatch) yang dapat timbul; atau
Aset keuangan merupakan bagian dari portofolio instrumen keuangan yang risikonya dikelola dan dilaporan kepada
manejemen kunci berdasarkan nilai wajar; atau
Opsi nilai wajar digunakan untuk kredit yang diberikan dan piutang tertentu yang dilindung nilai menggunakan credit
derivatives atau swap suku bunga, namun tidak memenuhi kriteria untuk akuntansi lindung nilai. Jika tidak, kredit yang
diberikan akan dicatat menggunakan biaya diamortisasi dan derivatif akan diukur menggunakan nilai wajar melalui laba rugi
komprehensif.
Opsi nilai wajar juga digunakan untuk dana investasi yang merupakan bagian dari portofolio yang dikelola dengan basis nilai
wajar. Opsi nilai wajar juga digunakan untuk structured investment termasuk derivatif melekat.
Pembelian atau penjualan aset keuangan yang memerlukan penyerahan aset dalam kurun waktu yang telah ditetapkan
oleh peraturan dan kebiasaan yang berlaku di pasar (pembelian secara reguler) diakui pada tanggal penyelesaian, seperti
tanggal perusahaan berkomitmen untuk membeli atau menjual aset.
Aset keuangan dan liabilitas keuangan pada awalnya diukur pada nilai wajarnya. Dalam hal aset keuangan atau liabilitas
keuangan tidak diukur pada nilai wajar melalaui laporan laba rugi komprehensif, nilai wajar tersebut ditambah biaya
transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah
pengakuan awal tergantung pada klasifikasinya.
Liabilitas keuangan lainnya merupakan liabilitas keuangan yang tidak dimiliki untuk dijual atau ditentukan sebagai nilai
wajar melalui laba rugi komprehensif saat pengakuan liabilitas.
Bank pada pengakuan awal dapat menetapkan aset keuangan tertentu sebagai nilai wajar melalui laporan laba rugi (opsi
nilai wajar). Opsi nilai wajar dapat digunakan hanya bila memenuhi ketetapan sebagai berikut:
Kategori tersedia untuk dijual terdiri dari aset keuangan non-derivatif yang ditentukan sebagai tersedia untuk dijual atau
tidak diklasifikasikan sebagai salah satu dari kategori aset keuangan lain. Setelah pengukuran awal, investasi tersedia untuk
dijual diukur menggunakan nilai wajar dengan laba atau rugi komprehensif yang diakui sebagai bagian dari ekuitas sampai
dengan investasi dihentikan pengakuannya atau sampai investasi dinyatakan mengalami penurunan nilai dimana akumulasi
laba atau rugi komprehensif sebelumnya dilaporkan dalam ekuitas dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif
konsolidasian. Hasil efektif dan (bila dapat diaplikasikan) hasil dari nilai tukar dinyatakan kembali untuk investasi tersedia
dijual dan dilaporkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian.
Investasi dimiliki hingga jatuh tempo terdiri dari aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah
ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan dimana Bank mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki
aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. investasi yang dimiliki untuk periode yang tidak dapat ditentukan tidak
dikategorikan dalam klasifikasi ini.
Yang dimaksudkan oleh Bank untuk dijual segera dalam waktu dekat, yang diklasifikasikan dalam kelompok
diperdagangkan, serta yang pada saat pengakuan awal ditetapkan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi
komprehensif;
Dalam hal Bank mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh
penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang, yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual.
9
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(iii) Pengukuran Setelah Pengakuan Awal
(iv) Penghentian Pengakuan
Aset keuangan dihentikan pengakuannya jika:
- Hak kontraktual atas arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir; atau
-
(v) Pengakuan Pendapatan dan Beban
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan
-
-
Kredit yang diberikan dan piutang serta investasi dimiliki hingga jatuh tempo dan liabilitas keuangan yang diukur pada biaya
perolehan diamortisasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif.
Bank tidak boleh mengklasifikasikan aset keuangan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo, jika dalam periode
berjalan atau dalam kurun waktu 2 (dua) tahun sebelumnya, telah menjual atau mereklasifikasi investasi dimiliki hingga
jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (lebih dari jumlah yang tidak
signifikan dibandingkan dengan jumlah nilai investasi dimiliki hingga jatuh tempo), kecuali penjualan atau reklasifikasi
tersebut:
Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali dimana perubahan suku
bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut;
Terjadi setelah Bank telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset keuangan tersebut sesuai jadwal
pembayaran atau Bank telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau
Jika suatu liabilitas keuangan yang ada digantikan dengan yang lain oleh pemberi pinjaman yang sama pada keadaan yang
secara substansial berbeda, atau berdasarkan suatu liabilitas yang ada secara substansial telah diubah, maka pertukaran
atau modifikasi tersebut diperlakukan sebagai penghentian pengakuan liabilitas awal dan pengakuan liabilitas baru dan
perbedaan nilai tercatat masing-masing diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Aset tersedia untuk dijual serta aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat berdasarkan biaya perolehan
diamortisasi, pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan suku bunga
efektif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada
nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif, diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Keuntungan dan kerugian yang timbul dari perubahan nilai wajar atas aset keuangan yang diklasifikasikan dalam kelompok
tersedia untuk dijual diakui secara langsung dalam ekuitas, kecuali keuntungan atau kerugian akibat perubahan nilai tukar
dari item moneter, dihentikan pengakuannya atau adanya penurunan nilai dari aset keuangan tersebut.
Pada saat aset keuangan dihentikan pengakuannya atau terjadi penurunan nilai, maka keuntungan atau kerugian kumulatif
yang sebelumnya diakui dalam ekuitas harus direklas pada laporan laba rugi komprehensif.
Bank tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke kategori instrumen keuangan yang di ukur
pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan.
Bank mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung liabilitas untuk
membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan berarti kepada pihak ketiga dibawah
kesepakatan pelepasan (pass through arrangement) ; dan antara (a) Bank mentransfer secara substansial seluruh risiko
dan manfaat atas aset, atau (b) Bank tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan
manfaat atas aset, namun telah mentransfer kendali atas aset.
Ketika Bank telah mentransfer hak untuk menerima arus kas dari aset atau telah memasuki pass-through arrangement dan
tidak mentransfer serta tidak menpertahankan secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau tidak
mentransfer kendali atas aset, aset diakui sebesar keterlibatan Bank yang berkelanjutan atas aset tersebut.
Penghapusbukuan kredit yang diberikan dilakukan ketika tidak terdapat lagi prospek yang realistis mengenai pengembalian
pinjaman atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi tersebut
dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian penurunan nilai.
Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya jika liabilitas keuangan tersebut berakhir, yaitu ketika liabilitas yang
ditetapkan dalam kontrak dilepaskan atau dibatalkan atau kadaluwarsa.
Aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual dan aset keuangan dan liabilitas keuangan yang diukur pada nilai wajar
melalui laba rugi komprehensif diukur pada nilai wajarnya.
10
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(vi) Reklasifikasi Aset Keuangan - (lanjutan)
-
(vii) Saling Hapus
(viii) Pengukuran Biaya Diamortisasi
(ix) Pengukuran Nilai Wajar
Terkait dengan kejadian tertentu yang berada di luar kendali Bank, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara
wajar oleh Bank.
Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar
nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi tetap dilaporkan dalam komponen pendapatan
komprehensif lain sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya.
Aset dan liabilitas keuangan dilakukan saling hapus dan nilai bersihnya disajikan dalam laporan posisi keuangan jika dan
hanya jika Bank memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui tersebut
dan adanya maksud untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitasnya secara
simultan.
Untuk instrumen yang lebih komplek, Bank menggunakan model penilaian internal, yang pada umumnya berdasarkan teknik
dan metode penilaian yang diakui sebagai standar industri. Model penilaian terutama digunakan untuk menilai kontrak
derivatif yang ditransaksikan melalui pasar, over the counter , unlisted debt securities (termasuk surat utang dengan
derivatif melekat) dan instrumen utang lainnya yang pasarnya tidak aktif. Beberapa input dari model ini tidak berasal dari
data yang dapat diobservasi di pasar yang dengan demikian merupakan hasil estimasi berdasarkan asumsi tertentu.
Untuk instrumen keuangan yang tidak mempunyai harga pasar, estimasi atas nilai wajar efek-efek ditetapkan dengan
mengacu pada nilai wajar instrumen lain yang substansinya sama atau dihitung berdasarkan arus kas yang diharapkan
terhadap aset neto efek-efek tersebut.
Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah bersih hanya jika diperkenankan oleh Standar Akuntansi Keuangan.
Biaya perolehan diamortisasi dari aset keuangan atau liabilitas keuangan adalah jumlah aset keuangan atau liabilitas
keuangan yang diukur pada saat pengakuan awal dikurangi pembayaran pokok pinjaman, ditambah atau dikurangi amortisasi
kumulatif menggunakan metode suku bunga efektif yang dihitung dari selisih antara nilai pengakuan awal dan nilai jatuh
temponya dan dikurangi penurunan nilai.
Nilai wajar adalah nilai dimana suatu aset dapat dipertukarkan, atau suatu liabilitas dapat diselesaikan, di antara para pihak
yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi yang wajar pada tanggal pengukuran, termasuk didalamnya
adalah nilai pasar dari interdealer market Association (IDMA) atau harga yang diberikan oleh broker (quoted price ) dari
Blomberg atau Reuters pada tanggal pengukuran.
Hasil dari suatu teknik penilaian merupakan suatu estimasi atau perkiraan dari suatu nilai yang tidak dapat ditentukan
dengan pasti dan teknik penilaian yang digunakan mungkin tidak dapat menggambarkan seluruh faktor yang relevan atas
posisi yang dimiliki Bank. Dengan demikian, penilaian disesuaikan dengan faktor tambahan seperti model risk, risiko
likuiditas darn risiko kredit counterparty. Berdasarkan kebijakan teknik penilaian nilai wajar, pengendalian dan prosedur
yang diterapkan, manajemen Bank berkeyakinan bahwa penyesuaian atas penilaian tersebut di atas diperlukan dan dianggap
tepat untuk menyajikan secara wajar nilai dari instrumen keuangan yang diukur berdasarkan nilai wajar dalam laporan posisi
keuangan. Data harga dan parameter yang digunakan didalam prosedur pengukuran pada umumnya telah direview dan
disesuaikan jika diperlukan, khususnya untuk perkembangan atas pasar terkini.
Jika tersedia, Bank mengukur nilai wajar dari suatu instrumen dengan menggunakan harga kuotasi di pasar aktif untuk
instrumen terkait. Suatu pasar dianggap aktif bila harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dari bursa, pedagang
efek (dealer ), perantara efek (broker ), kelompok industri, badan pengawas (pricing service atau regulatory agency ) dan
merupakan transaksi pasar aktual dan teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
Jika pasar untuk instrumen keuangan tidak aktif, Bank menetapkan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian. Bank
menggunakan credit risk spread sendiri di dalam menentukan nilai wajar dari liabilitas derivatif dan liabilitas lainnya yang
telah ditetapkan menggunakan opsi nilai wajar. Ketika terjadi kenaikan di dalam credit spread, Bank mengakui keuntungan
atas liabilitas tersebut sebagai akibat penurunan nilai tercatat liabilitas. Ketika terjadi penurunan di dalam credit spread,
entitas mengakui kerugian atas liabilitas tersebut sebagai akibat kenaikan nilai tercatat liabilitas.
Bank menggunakan beberapa teknik penilaian yang digunakan secara umum untuk menggunakan nilai wajar dari instrumen
keuangan dengan tingkat kompleksitas yang rendah, seperti opsi nilai tukar dan swap mata uang. Input yang digunakan
dalam teknik penilaian untuk instrumen keuangan di atas adalah data pasar yang diobservasi.
11
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI YANG SIGNIFIKAN - (lanjutan)
c. Aset dan liabilitas keuangan - (lanjutan)
(ix) Pengukuran Nilai Wajar - (lanjutan )
i.
ii. Perusahaan asosiasi;
iii. investor yang memiliki hak suara, yang memberikan investor tersebut suatu pengaruh yang signifikan;
iv. perusahaan di bawah pengendalian investor yang dijelaskan dalam catatan iii di atas; dan
v. karyawan kunci dan anggota keluarganya.
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan
a. Kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau pihak peminjam;
b. Pelanggaran kontrak, seperti terjadinya wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga.
c.
d.
e. Hilangnya pasar aktif dari aset keuangan akibat kesulitan keuangan; atau
f.
a. memburuknya status pembayaran pihak peminjam dalam kelompok tersebut; dan
b.
Nilai wajar dari liabilitas kontinjensi dan fasilitas kredit yang tidak dapat dibatalkan dibukukan sesuai dengan nilai
tercatatnya.
Pada saat nilai wajar dari unlisted equity instruments tidak dapat ditentukan dengan handal, instrumen tersebut dinilai
sebesar biaya perolehan dikurangi dengan penurunan nilai. Nilai wajar atas kredit yang diberikan dan piutang, serta
liabilitas kepada bank dan nasabah ditentukan menggunakan nilai berdasarkan arus kas kontraktual, dengan
mempertimbangkan kualitas kredit, likuiditas dan biaya.
Transaksi pihak berelasi adalah suatu pengalihan sumber daya, jasa atau kewajiban antara entitas pelaporan dengan pihak-pihak
berelasi, terlepas apakah ada harga yang dibebankan.
Terdapat kemungkinan bahwa pihak peminjam akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya;
Aset keuangan dan aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan diukur dengan menggunakan harga penawaran,
liabilitas keuangan dan liabilitas yang dimiliki atau liabilitas yang akan diperoleh diukur menggunakan harga permintaan.
Jika Bank memiliki posisi aset dan liabilitias konsolidasian dimana risiko pasarnya saling hapus, maka Bank dapat
menggunakan nilai tengah dari pasar sebagai dasar untuk menentukan nilai wajar posisi risiko yang saling hapus tersebut
dan menerapkan penyesuaian tersebut terhadap harga penawaran atau harga permintaan terhadap posisi terbuka atau neto
(net open position ), mana yang lebih sesuai.
kondisi ekonomi nasional atau lokal yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut.
Perusahaan di bawah pengendalian Bank;
Semua transaksi yang jumlahnya signifikan dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat normal, sebagaimana
dilakukan dengan pihak yang berelasi, maupun tidak, telah diungkapkan dalam laporan keuangan.
Berdasarkan PSAK No. 7 (Revisi 2010), transaksi antara Bank dengan Pemerintah, BUMN lainnya dan perusahaan-perusahaan yang
dimiliki, atau dikendalikan negara, termasuk Lembaga Penjamin Simpanan tidak dikategorikan sebagai transaksi dengan pihak-
pihak yang berelasi.
Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah terdapat bukti obyektif apakah aset keuangan yang tidak
dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi komprehensif telah mengalami penurunan nilai.
Bank melakukan transaksi dengan pihak berelasi. Definisi pihak berelasi yang digunakan adalah sesuai dengan PSAK No. 7
mengenai “Pengungkapan pihak-pihak berelasi”. Definisi pihak berelasi adalah antara lain:
Estimasi periode antara terjadinya peristiwa dan teridentifikasinya kerugian ditentukan oleh manajemen untuk setiap portofolio
yang diidentifikasi. Pada umumnya, periode tersebut bervariasi antara 3 (tiga) dan 12 (dua belas) bulan, untuk kasus tertentu
diperlukan periode yang lebih lama.
Aset keuangan mengalami penurunan nilai jika bukti obyektif menunjukkan bahwa peristiwa yang merugikan telah terjadi setelah
pengakuan awal aset keuangan dan peristiwa tersebut berdampak pada arus kas masa datang atas aset keuangan yang diestimasi
secara handal.
Pihak pemberi pinjaman, dengan alasan ekonomi atau hukum sehubungan dengan kesulitan keuangan yang dialami pihak
peminjam, memberikan keringanan (konsesi) pada pihak peminjam yang tidak mungkin diberikan jika pihak peminjam tidak
mengalami kesulitan tersebut;
Kriteria yang digunakan oleh entitas untuk menentukan bukti obyektif dari penurunan nilai adalah sebagai berikut:
Data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang dari
kelompok aset keuangan sejak pengakuan awal aset dimaksud, meskipun penurunannya belum dapat diidentifikasi terhadap
aset keuangan secara individual dalam kelompok aset tersebut, termasuk;
12
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (lanjutan)
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan dan memiliki bukti obyektif penurunan nilai;
2. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nilai signifikan.
1. Kredit yang secara individual memiliki nilai signifikan namun tidak memiliki bukti obyektif penurunan nilai;
2. Kredit yang secara individual memiliki nilai tidak signifikan;
3. Kredit yang direstrukturisasi yang secara individual memiliki nila tidak signifikan.
1. Kredit bersifat collateral dependent , yaitu jika pelunasan kredit hanya bersumber dari agunan;
2.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara individual, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah
ini:
Bank menggunakan fair value of collateral sebagai arus kas masa datang apabila memenuhi salah satu kondisi berikut:
Pengambilalihan agunan kemungkinan besar terjadi dan didukung dengan perjanjian legal atas pengikatan agunan.
Bank menetapkan kredit yang harus dievaluasi penurunan nilainya secara kolektif, jika memenuhi salah satu kriteria di bawah ini:
Bank menggunakan metode migration analysis yang merupakan suatu metode analisis statistik, untuk menilai cadangan kerugian
penuruan nilai atas kredit yang diberikan secara kolektif. Bank menggunakan rata-rata bergerak (moving average ) data historis 3
tahun dalam menghitung probability of default (PD) dan loss of given default (LGD).
Sebagai panduan praktis, Bank dapat mengukur penurunan nilai berdasarkan nilai wajar instrument dengan menggunakan harga
pasar yang dapat diobservasi, perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan
(collateralized financial asset ) mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya
untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak.
Pendapatan bunga atas aset keuangan yang mengalami penurunan nilai tetap diakui atas dasar suku bunga yang digunakan untuk
mendiskonto arus kas masa datang dalam pengukuran kerugian penurunan nilai. Ketika peristiwa yang terjadi setelah penurunan
nilai menyebabkan jumlah kerugian penurunan nilai berkurang, kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus
dipulihkan dan pemulihan tersebut diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi diukur sebesar selisih antara nilai
tercatat aset keuangan dengan nilai kini estimasi arus kas masa datang yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari
aset keuangan tersebut. Jika kredit yang diberikan atau efek-efek dan Obligasi Rekapitalisasi Pemerintah dimiliki hingga jatuh
tempo memiliki suku bunga variabel, maka tingkat diskonto yang digunakan untuk mengukur setiap kerugian penurunan nilai
adalah suku bunga efektif yag berlaku yang ditetapkan dalam kontrak.
Kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif dan dicatat pada akun penyisihan kerugian penurunan nilai
sebagai pengurang terhadap aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi.
Bank pertama kali menentukan apakah terdapat bukti obyektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang
signifikan secara individual atau kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika Bank menentukan tidak
terdapat bukti obyektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, terlepas aset keuangan
tersebut signifikan atau tidak, maka Bank memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki
karakteristik risiko kredit yang serupa dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Aset keuangan yang
penurunan nilainya dilakukan secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai telah diakui atau tetap diakui, tidak
termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif.
Berdasarkan kriteria di atas, Bank melakukan penilaian secara individual untuk; (a) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan
usaha menengah dengan kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet; atau (b) pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan
usaha menengah yang direstrukturisasi.
Berdasarkan kriteria di atas, penilaian secara kolektif dilakukan untuk; (a) Pinjaman dalam segmen pasar korporasi dan usaha
menengah dengan kolektibilitas lancar dan dalam perhatian khusus serta tidak direstrukturisasi; atau (b) Pinjaman dalam segmen
pasar usaha kecil dan konsumen.
Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara kolektif dikelompokkan berdasarkan
karakteristik risiko kredit yang sama dengan mempertimbangkan segmentasi kredit berdasarkan pengalaman kerugian masa lalu
dan kemungkinan terjadinya kegagalan (probability of default ). Kredit yang mempunyai data dan informasi kerugian historis yang
dikategorikan sebagai daerah rawan bencana oleh Pemerintah Republik Indonesia dan didukung oleh kebijakan internal Bank,
maka Perhitungan cadangan kerugian penuruan nilai dilakukan dengan menghitung tingkat kerugian secara keseluruhan yang
meliputi tingkat kerugian aktual ditambah dengan faktor-faktor risiko terkait yang relevan berdasarkan survey yang dilakukan
secara periodik kepada pihak eksternal maupun internal Bank.
13
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
d. Penurunan Nilai Aset Keuangan - (lanjutan)
e. Kas dan Setara Kas
f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank lain
g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
h. Efek-efek
Efek-efek dengan klasifikasi dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada biaya perolehan yang diamortisasi menggunakan metode
suku bunga efektif.
Jika pada suatu periode berikutnya , jumlah kerugian penurunan nilai berkurang dan pengurangan tersebut dapat dikaitkan secara
obyektif pada peristiwa yang terjadi setelah penurunan nilai diakui (seperti meningkatnya peringkat kreditur debitur atau
penerbit), maka kerugian penurunan nilai yang sebelumnya diakui harus dipulihkan, dengan menyesuaikan akun cadangan.
Jumlah pemulihan aset keuangan diakui pada laporan laba rugi komprehensif.
Penerimaan kembali atas aset keuangan yang diberikan yang telah dihapus bukukan, pada tahun berjalan dikreditkan dengan
menyesuaikan akun cadangan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas aset keuangan yang telah dihapus bukukan
pada tahun-tahun sebelumnya dicatat sebagai pendapatan operasional selain bunga.
Kas dan setara kas mencakup kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, simpanan yang sewaktu-waktu dicairkan, dan
investasi jangka pendek likuid lainnya dengan jangka waktu jatuh tempo tiga bulan atau kurang. Giro pada Bank Indonesia dan
bank lain disajikan sebesar nilai nominal atau nilai saldo bruto, dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai, jika
diperlukan.
Setelah perolehan awal, giro pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi menggunakan
metode suku bunga efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Giro pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan
masing-masing sebagai pinjaman yang diberikan dan piutang.
Efek-efek yang dimiliki terdiri dari obligasi yang diperdagangkan di bursa efek.
Efek-efek diklasifikasikan sebagai aset keuangan dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo.
Efek-efek pada awalnya disajikan sebesar nilai wajar ditambah biaya transaksi dan setelah pengakuan awal dicatat sesuai dengan
klasifikasi sebagai dimiliki hingga jatuh tempo.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain adalah penanaman dana pada Bank Indonesia berupa deposit facility, term
deposit dan deposit facility syariah, sedangkan penempatan dana pada bank lain merupakan penanaman dana dalam bentuk
penempatan pada pasar uang (inter-bank call money ) dan deposito berjangka.
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dinyatakan sebesar biaya perolehan amortisasi menggunakan metode suku bunga
efektif dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain diklasifikasikan masing-
masing sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
Untuk aset keuangan yang tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Bank mengevaluasi apakah
terdapat bukti obyektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Penurunan yang
signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar investasi dalam instrumen ekuitas dibawah biaya perolehannya
merupakan bukti obyektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Kerugian penurunan
nilai atas efke-efek yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung
dalam ekuitas kedalam laporan laba rugi komprehensif. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada
laporan laba rugi komprehensif merupakan selisih antara biaya perolehan (setelah dikurangi dengan nilai pelunasan pokok dan
amortisasi) dengan nilai wajar kini, dikurangi penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi
komprehensif.
Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat
dan peningkatan tersebut dapat secara obyektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian nilai
pada laporan laba rugi komprehensif, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi
komprehensif.
Jika persyaratan kredit yang diberikan, piutang atau efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo dinegosiasi ulang atau
dimodifikasi karena debitur atau penerbit mengalami kesulitan keuangan, maka penurunan nilai diukur dengan suku bunga efektif
awal yang digunakan sebelum persyaratan diubah.
Kerugian penurunan nilai yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif atas investasi instrumen ekuitas yang diklasifikasikan
sebagai instrumen ekuitas yang tersedia untuk dijual tidak boleh dipulihkan melalui pembalikan atas penurunan nilai sebelumnya
pada laporan laba rugi komprehensif pada tahun berjalan.
14
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
h. Efek-efek - (lanjutan)
i. Kredit yang Diberikan
j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud
Aset Tetap
1) Kepemilikan Langsung
Tahun Tarif
Bangunan
Bangunan Permanen
Bangunan Non Permanen
Bukan Bangunan
Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2011), "Aset Tetap", Bank memilih untuk menggunakan metode biaya untuk mengukur aset
tetapnya. Aset tetap, kecuali tanah, dicatat sebesar harga perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan
nilai (jika ada).
Metode
Bila terjadi penjualan atau reklasifikasi dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan dari efek-efek yang dimiliki
hingga jatuh tempo yang (a) belum mendekati tanggal jatuh tempo, (b) sebelum diperolehnya jumlah pokok aset keuangan secara
substansial dan (c) bukan kejadian yang berada di luar kendali entitas, tidak berulang dan tidak dapat diantisipasi secara wajar
oleh entitas akan menyebabkan reklasifikasi atas semua efek-efek yang dimiliki hingga jatuh tempo ke dalam kelompok tersedia
untuk dijual, dan Bank tidak diperkenankan untuk mengklasifikasikan efek-efek sebagai dimiliki hingga jatuh tempo untuk tahun
berjalan dan untuk kurun waktu dua tahun mendatang.
Cadangan kerugian penurunan nilai diukur bila terdapat indikasi penurunan nilai dengan menggunakan metodologi penurunan
nilai sebagaimana diungkapkan dalam Catatan 2d.
Aset tetap, kecuali tanah dan bangunan, disusutkan dengan menggunakan metode saldo menurun ganda (double-declining
balance method ). Bangunan disusutkan dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method) . Aset tetap, kecuali
tanah, disusutkan dengan mengalokasikan harga perolehan sepanjang estimasi masa manfaatnya sebagai berikut:
20
10%
Metode penyusutan, umur manfaat dan nilai sisa tetap ditelaah minimal setiap akhir tahun dan dilakukan penyesuaian
terhadap beban penyusutan tahun berjalan.
Biaya pemeliharaan dan perbaikan dicatat sebagai beban pada saat terjadinya. Pengeluaran yang memperpanjang masa
manfaat dikapitalisasi dan disusutkan. Aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau yang telah dijual dikeluarkan dari
kelompok aset tetap yang bersangkutan, dan atas laba atau rugi yang diperoleh/diderita dilaporkan dalam laporan laba rugi
komprehensif tahun yang bersangkutan.
50%
menurun 8 25%
ganda 16 12,50%
20 10%
Kredit yang diberikan adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam dengan debitur yang mewajibkan debitur untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu
dengan imbalan bunga.
Kredit yang diberikan pada awalnya diukur pada nilai wajar ditambah dengan biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara
langsung dan merupakan biaya tambahan untuk memperoleh aset keuangan tersebut dan setelah pengakuan awal diukur pada
biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif dikurangi dengan cadangan kerugian penurunan nilai.
Kredit yang diberikan diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang.
Saldo 4
Lurus 10
Garis
Kredit yang direstrukturisasi disajikan sebesar nilai yang lebih rendah antara nilai tercatat kredit pada tanggal restrukturisasi atau
nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi. Kerugian akibat selisih antara nilai tercatat kredit pada tanggal
restrukturisasi dengan nilai tunai penerimaan kas masa depan setelah restrukturisasi diakui dalam laporan laba rugi
komprehensif. Setelah restrukturisasi, semua penerimaan kas masa depan yang ditetapkan dalam persyaratan baru dicatat
sebagai pengembalian pokok kredit yang diberikan dan pendapatan bunga sesuai dengan syarat-syarat restrukturisasi.
Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan
antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebit cadangan kerugian
penurunan nilai. Penerimaan kemudian atau penggantian asuransi atas kredit yang diberikan yang telah dihapusbukukan
sebelumnya, jika pada periode berjalan dikreditkan dengan menyesuaikan pada akun cadangan kerugian penurunan nilai,
sedangkan jika setelah tanggal laporan posisi keuangan dikreditkan sebagai pendapatan operasional lainnya.
5%
15
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
j. Aset Tetap dan Aset Tidak Berwujud - (lanjutan)
Aset Tetap - (lanjutan)
1) Kepemilikan Langsung - (lanjutan)
2) Aset dalam penyelesaian
Aset Tidak Berwujud
k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan
Bank menerapkan secara prospektif PSAK No.48 (Revisi 2014), "Penurunan Nilai Aset".
PSAK No.48 (Revisi 2014) menetapkan prosedur-prosedur yang diterapkan entitas agar aset dicatat tidak melebihi jumlah
terpulihkannya. Suatu aset dicatat melebihi jumlah terpulihkannya jika jumlah tersebut melebihi jumlah yang akan dipulihkan
melalui penggunaan atau penjualan aset. Pada kasus demikian, aset mengalami penurunan nilai. PSAK yang direvisi ini juga
menentukan kapan entitas akan membalik suatu rugi penurunan nilai dan pengungkapan yang diperlukan.
Pada setiap akhir periode pelaporan, Bank menilai apakah terdapat indikasi suatu aset mengalami penurunan nilai. Jika terdapat
indikasi tersebut atau pada saat pengujian pada tanggal laporan atas penurunan nilai aset tertentu (yaitu aset tidak berwujud
dengan umur manfaat tidak terbatas, aset tidak berwujud yang belum dapat digunakan, atau goodwiil yang diperoleh dalam suatu
kombinasi bisnis) diperlukan, maka Bank akan membuat estimasi atas jumlah terpulihkan aset tersebut.
Jumlah terpulihkan yang ditentukan untuk aset individual adalah jumlah yang lebih tinggi antara nilai wajar aset atau unit
penghasilan kas (UPK) dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya,kecuali aset tersebut tidak menghasilkan arus kas masuk
yang sebagian besar independen dari aset atau kelompok aset lain. Jika nilai tercatat aset lebih besar daripada nilai
terpulihkannya, maka aset tersebut dianggap mengalami penurunan nilai dan nilai tercatat aset diturunkan menjadi sebesar nilai
terpulihkannya. Rugi penurunan nilai dari operasi yang berkelanjutan diakui pada laporan laba rugi komprehensif sebagai "rugi
penurunan nilai". Dalam menghitung nilai pakai, estimasi arus kas masa depan neto didiskontokan ke nilai kini dengan
menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang menggambarkan penilai pasar kini atas nilai waktu uang dan risiko spesifik
aset.
Apabila aset tetap tidak digunakan lagi atau dijual, maka nilai perolehan dan akumulasi penyusutannya dihapuskan dari
akun tersebut. Keuntungan atau kerugian yang terjadi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif.
Pada setiap tanggal pelaporan, Bank melakukan penelaahan untuk memutuskan apakah terdapat indikasi penurunan nilai.
Aset dalam penyelesaian dinyatakan sebesar harga perolehan dan disajikan sebagai bagian dari aset tetap. Akumulasi harga
perolehan akan direklasifikasi ke masing masing aset tetap pada saat aset tersebut selesai dikerjakan dan siap digunakan,
dan penyusutan mulai dibebankan pada saat itu.
Apabila nilai tercatat aset lebih besar dari nilai yang dapat diperoleh kembali, nilai tercatat aset diturunkan menjadi
sebesar nilai yang dapat diperoleh kembali, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai yang
dipakai.
Aset tidak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar
Bank akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Aset tak berwujud terdiri dariperangkat lunak yang
dibeli Bank.
Jumlah tercatat aset tetap dihentikan pengakuannya pada saat dilepaskan atau saat tidak ada manfaat ekonomis masa
depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Laba atau rugi yang timbul dari penghentian pengakuan
(dihitung sebagai perbedaan antara jumlah neto hasil pelepasan dan jumlah tercatat dari aset) dimasukkan dalam laporan
laba rugi komprehensif pada tahun aset tersebut dihentikan pengakuannya.
Nilai Perolehan Tanah adalah semua biaya dan beban yang terjadi sehubungan dengan perolehan hak atas tanah, antara
lain, biaya perizinan, biaya dan pengukuran lokasi, biaya dan pajak-pajak yang berhubungan dengan hal tersebut,
ditangguhkan dan disajikan secara terpisah dari biaya perolehan hak atas tanah yang ditangguhkan tersebut disajikan
sebagai bagian dari akun "Aset Lain-Lain" dalam laporan posisi keuangan, dan diamortisasi selama masa manfaat hak atas
tanah yang bersangkutan dengan menggunakan metode garis lurus dan juga menyatakan bahwa hak atas tanah tidak
diamortisasi kecuali memenuhi kondisi-kondisi tersebut yang telah ditentukan.
Dalam menentukan nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual, digunakan harga penawaran pasar terakhir, jika tersedia. Jika tidak
terdapat transaksi tersebut, Bank menggunakan model penilaian yang sesuai untuk menentukan nilai wajar aset. Perhitungan-
perhitungan ini dibuatkan oleh pengali penilaian atau indikator nilai wajar yang tersedia.
Perangkat lunak yang dibeli oleh Bank dicatat sebesar biaya perolehan dikurangi akumulasi amortisasi dan akumulasi kerugian
penurunan nilai. Metode amortisasi, estimasi masa manfaat dan nilai residual pada setiap akhir tahun pelaporan dan disesuaikan
jika dianggap tepat.
16
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
k. Penurunan Nilai Aset Non Keuangan - (lanjutan)
l. Beban Dibayar Dimuka
m. Liabilitas Segera
n. Simpanan Nasabah
o Simpanan dari bank lain
p. Pinjaman yang Diterima
q. Pendapatan dan Beban Bunga
Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan yang diukur dengan biaya perolehan diamortisasi. Biaya
tambahan yang dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan pinjaman dikurangkan dari jumlah pinjaman yang diterima.
Pendapatan dan beban bunga diakui pada laporan laba rugi komprehensif dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Suku
bunga efektif adalah suku bunga yang secara tepat mendiskontokan estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang
selama perkiraan umur dari aset keuangan atau liabilitas keuangan (atau, jika lebih cepat, digunakan periode yang lebih singkat)
untuk memperoleh nilai tercatat bersih dari aset keuangan atau liabilitas keuangan.
Pada saat menghitung suku bunga efektif, Bank mengestimasi arus kas di masa datang dengan mempertimbangkan seluruh
persyaratan kontraktual dalam instrumen keuangan tersebut, tetapi tidak mempertimbangkan kerugian kredit di masa
mendatang. Perhitungan ini mencakup seluruh komisi, provisi, dan bentuk lain yang diterima oleh para pihak dalam kontrak yang
merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif, biaya transaksi, dan seluruh premi atau diskon lainnya.
Beban dibayar dimuka diamortisasi selama masa manfaat dengan menggunakan metode garis lurus (straight line method ).
Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati.
Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan
persyaratan perjanjian pinjaman.
Jika aset keuangan atau kelompok aset keuangan serupa telah diturunkan nilainya sebagai akibat kerugian penurunan nilai, maka
pendapatan bunga yang diperoleh setelahnya diakui berdasarkan suku bunga efektif awal.
Kerugian penurunan nilai dari operasi berkelanjutan, jika ada, diakui pada laporan laba rugi komprehensif sesuai dengan kategori
biaya yang konsisten dengan fungsi aset yang diturunkan nilainya dan mensyaratkan manajemen Bank untuk menelaah nilai aset
untuk setiap penurunan dan penghapusan ke nilai wajar jika keadaan menunjukkan bahwa nilai tercatat tidak bisa diperoleh
kembali. Di lain pihak, pemulihan kerugian penurunan nilai diakui apabila terdapat indikasi bahwa penurunan nilai tersebut tidak
lagi terjadi. Penurunan (pemulihan) nilai aset diakui sebagai beban (pendapatan) pada laporan laba rugi dan penghasilan
komprehensif lain periode berjalan.
Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan
perjanjian antara nasabah dengan Bank.
Simpanan nasabah diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan suku
bunga efektif kecuali simpanan yang dinyatakan sebesar kewajiban Bank kepada nasabah. Biaya tambahan yang dapat
diatribusikan secara langsung dengan perolehan simpanan nasabah dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas keuangan dan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan
suku bunga efektif. Biaya tambahan yang jumlahnya signifikan dan dapat diatribusikan secara langsung dengan perolehan
simpanan dari bank lain dikurangkan dari jumlah simpanan yang diterima.
Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank lain dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka dan interbank
call money.
Liabilitas segera dicatat pada saat timbulnya liabilitas atau diterima perintah dari pemberi amanat, baik dari masyarakat maupun
dari bank lain. Liabilitas segera dinyatakan sebesar jumlah liabilitas Bank. Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan
diamortisasi.
Simpanan dari nasabah adalah dana yang ditempatkan oleh masyarakat kepada Bank berdasarkan perjanjian penyimpanan dana.
Termasuk dalam akun ini adalah giro, tabungan, deposito berjangka dan bentuk lain yang dipersamakan dengan itu.
Giro merupakan simpanan nasabah yang dapat digunakan sebagai alat pembayaran, yang penarikannya dapat dilakukan setiap
saat melalui cek, kartu Anjungan Tunai Mandiri (ATM), atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana perintah
pembayaran lainnya.
17
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
q. Pendapatan dan Beban Bunga - (lanjutan)
r. Pajak Penghasilan
Bank menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2014) "Pajak Penghasilan".
s. Program pensiun dan imbalan kerja
Imbalan kerja jangka pendek
Imbalan kerja jangka pendek diakui pada saat terhutang kepada karyawan berdasarkan metode akrual.
Program imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja
Jumlah tercatat aset pajak tangguhan ditelaah pada setiap tanggal posisi laporan keuangan dan nilai tercatat aset pajak
tangguhan tersebut diturunkan apabila tidak lagi terdapat kemungkinan besar bahwa laba fiskal yang memadai akan tersedia
untuk mengkompensasi sebagian atau semua manfaat aset pajak tangguhan yang telah diakui sebelumnya.
Aset dan kewajiban pajak tangguhan diukur berdasarkan tarif pajak yang akan berlaku pada tahun saat aset direalisasikan atau
liabilitas diselesaikan berdasarkan peraturan perpajakan yang berlaku atau yang telah secara subtantif telah diberlakukan pada
tanggal laporan posisi keuangan. Pengaruh pajak terkait dengan penyisihan untuk dan/atau pembalikan seluruh perbedaan
temporer selama tahun berjalan, termasuk pengaruh perubahan tarif pajak, diakui sebagai ' Manfaat (Beban) Pajak Penghasilan
Tangguhan" dan termasuk dalam laba atau rugi neto tahun berjalan, kecuali untuk transaksi transaksi yang sebelumnya telah
langsung dibebankan atau dikreditkan ke ekuitas.
Imbalan kerja jangka panjang dan imbalan pasca kerja seperti pensiun, uang duka dan penghargaan dicadangkan dan diakui
sebagai biaya ketika jasa telah diberikan oleh pegawai yang memenuhi kriteria. Imbalan kerja ditentukan berdasarkan peraturan
Bank dan persyaratan minimum Undang Undang Tenaga Kerja No. 13/2003.
Program imbalan pasti
Bank memiliki program pensiun imbalan pasti untuk karyawan tetapnya. Program pensiun imbalan pasti didanai melalui
pembayaran kepada Dana Pensiun Pegawai Bank Pembangunan Daerah Sulteng yang ditentukan dengan perhitungan aktuaris
secara berkala, yang ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan (SK) Direksi No.49/SK/BPD-ST/2011 tanggal 1 Agustus 2011 dan
telah disahkan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia No.KEP-836/KM.10/2011 tanggal 14 November 2011 dan telah diubah
berdasarkan SK Direksi No.50/SK/BPD-ST/2015 tanggal 31 Juli 2015 dan telah disahkan berdasarkan Keputusan Dewan Komisioner
OJK No.Kep-566/NB.1/2015 tanggal 17 November 2015.
Program manfaat pasti merupakan program pensiun yang menetapkan jumlah imbalan pensiun yang akan diterima oleh karyawan
pada saat pensiun yang biasanya tergantung pada satu faktor atau lebih seperti umur, masa kerja dan jumlah kompensasi.
Aset dan liabilitas atas pajak tangguhan dan pajak kini dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk
melakukan saling hapus.
Jumlah kontribusi karyawan dalam progam pensiun ini ditetapkan sebesar 5% dari gaji dasar karyawan yang bersangkutan dan
sisanya ditanggung oleh Bank.
Beban liabilitas masa lampau diakui secara langsung di laporan laba rugi, kecuali pembayaran imbalan tersebut tergantung pada
apakah karyawan tetap bekerja selama periode waktu tertentu (periode vesting ). Dalam hal ini biaya jasa lalu diamortisasi secara
metode garis lurus sepanjang periode vesting .
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh perbedaan temporer yang boleh dikurangkan dan saldo rugi fiskal yang belum
dikompensasikan, sepanjang perbedaan temporer dan rugi fiskal yang belum dikompensasikan tersebut dapat dimanfaatkan untuk
mengurangi laba fiskal pada masa yang akan datang.
Perubahan terhadap kewajiban perpajakan diakui pada saat penetapan pajak diterima atau jika Bank mengajukan keberatan,
pada saat keputusan atas keberatan telah ditetapkan.
Imbalan kerja jangka pendek seperti gaji, tunjangan, insentif dan imbalan jangka pendek lainnya diakui selama periode jasa
diberikan. Imbalan kerja jangka pendek diukur sebesar jumlah yang tidak didiskontokan.
Kredit yang pembayaran angsuran pokok atau bunganya telah lewat 90 (Sembilan puluh) hari atau lebih setelah jatuh tempo, atau
kredit yang pembayarannya secara tepat waktu diragukan, secara umum diklasifikasikan sebagai kredit yang mengalami
penurunan nilai (impairment ) dan pendapatan bunga tersebut akan dibatalkan pada saat kredit diklasifikasikan sebagai kredit
yang mengalami penurunan nilai.
Beban pajak tahun berjalan ditetapkan berdasarkan taksiran penghasilan kena pajak tahun berjalan. Aset dan liabilitas pajak
tangguhan diakui atas perbedaan temporer aset dan liabilitas antara pelaporan komersial dan pajak pada setiap tanggal
pelaporan.
18
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
s. Program pensiun dan imbalan kerja - (lanjutan)
Program imbalan jangka panjang lainnya
Bonus dan tantiem
Uang penghargaan bagi Direksi
t. Perubahan kebijakan akuntansi
-
-
-
-
-
-
-
-
-
Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi
antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui
sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan
tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi)
dalam mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu
jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Nilai kini liabilitas imbalan pasti ditentukan dengan mendiskonto estimasi arus kas keluar masa depan dengan menggunakan
tingkat bunga obligasi pemerintah (dengan pertimbangan saat ini tidak ada pasar aktif untuk obligasi korporat berkualitas tinggi)
dalam mata uang yang sama dengan imbalan yang akan dibayarkan dan waktu jatuh tempo yang kurang lebih sama dengan waktu
jatuh tempo imbalan yang bersangkutan.
Bank harus menyediakan program pensiun dengan imbalan minimal tertentu sesuai dengan UU Ketenagakerjaan. Karena UU
Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya jumlah program
pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program imbalan pasti. Perhitungan imbalan pensiun yang dilakukan oleh
aktuaris menunjukkan bahwa perkiraan imbalan yang disediakan oleh dana pensiun Bank akan melebihi imbalan pensiun minimal
yang ditentukan oleh UU Ketenagakerjaan, oleh karena itu, Bank tidak perlu melakukan penyesuaian atas imbalan pensiun yang
disediakannya.
Diluar program pensiun imbalan pasti, Bank juga memberikan imbalan yang bersifat jangka panjang lainnya, yaitu meliputi
penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan akhir masa jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai
dan direksi.
Bank memberikan uang penghargaan kepada Direksi pada setiap akhir masa jabatannya. Besarnya uang penghargaan Direksi
secara bersama-sama ditetapkan sebesar 2.5% dari laba bersih setelah pajak tahun buku sebelum berakhirnya masa jabatan. Uang
penghargaan tersebut dicadangkan secara proporsional tiap tahun selama masa jabatan, yang diakui sebagai beban pada tahun
berjalan.
Program imbalan pasti - (lanjutan)
PSAK No. 3 (2016) Laporan Keuangan Interim.
Sama seperti imbalan pensiun, liabilitas dan beban pendanaan penghargaan masa kerja, dan uang duka, penghargaan akhir masa
jabatan direksi dan komisaris dan tunjangan hari tua pegawai dan direksi dihitung oleh aktuaris independen dengan menggunakan
metode projected unit credit.
Bank juga memberikan bonus kepada karyawan serta tantiem kepada Dewan Komisaris dan Direksi. Estimasi besarnya cadangan
tersebut ditentukan berdasarkan pengalaman-pengalaman tahun sebelumnya, dengan memperhatikan kemampuan keuangan
Bank, dan kemudian dimintakan persetujuan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Jika terdapat selisih antara jumlah bonus yang
dicadangkan dengan realisasinya, maka selisih tersebut dibebankan pada laba rugi tahun berjalan.
Berikut ini adalah beberapa standar akuntansi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) yang
dipandang relevan terhadap pelaporan keuangan Bank dan berlaku efektif pada atau setelah 1 Januari 2017:
PSAK No. 1 (2013) Penyajian laporan keuangan yang diadopsi dari IAS No.1.
PSAK No. 24 (2016) Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS No. 19.
PSAK No. 46 (2014) Pajak Penghasilan, yang diadopsi dari IAS No. 12.
PSAK No. 48 (2014) Penurunan Nilai Aset, yang diadopsi dari IAS No. 36.
PSAK No. 50 (2014) Instrumen Keuangan, Penyajian, yang diadopsi dari IAS No. 32.
PSAK No. 55 (2014) Instrumen Keuangan, Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS No. 39.
PSAK No. 60 (2016) Instrumen Keuangan, Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS No. 7.
PSAK No. 68 Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS No.13.
Liabilitas imbalan kerja merupakan nilai kini liabilitas imbalan pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar
aset program serta disesuaikan dengan keuntungan atau kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Liabilitas
imbalan pasti dihitung sekali setahun oleh aktuaris independen dengan menggunakan metode projected unit credit.
19
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
t. Perubahan kebijakan akuntansi - (lanjutan)
-
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan
Usaha yang berkelanjutan
Nilai wajar atas instrumen keuangan
Klasifikasi pada investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo
Aset keuangan tanpa harga kuotasi dalam pasar aktif
Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang
Penurunan nilai efek dimiliki hingga jatuh tempo
Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan adalah sebagai
berikut:
Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan
bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui
adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan.
Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif,
ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika statistik. Masukan (input)
untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati
tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup
pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti tingkat pelunasan dipercepat dan asumsi tingkat gagal bayar.
Bank mengklasifikasikan aset keuangan non derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah
ditetapkan sebagai investasi dimiliki hingga jatuh tempo. Klasifikasi memerlukan pertimbangan signifikan untuk memiliki investasi
tersebut sampai dengan jatuh tempo. Dalam membuat pertimbangan ini, Bank mengevaluasi intensi dan kemampuan untuk
memiliki investasi tersebut hingga jatuh tempo.
Bank mengklasifikasikan aset keuangan dengan mengevaluasi, yaitu antara lain, apakah aset memiliki harga kuotasi atau tidak
dalam pasar aktif. Termasuk dalam evaluasi apakah aset keuangan memiliki kuotasi pasar dalam pasar aktif adalah penentuan
apakah harga yang dikuotasikan tersedia sewaktu-waktu dan apakah harga tersebut merepresentasikan transaksi pasar aktual dan
teratur terjadi yang dilakukan secara wajar.
Bank menelaah efek yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo pada setiap tanggal posisi keuangan untuk menilai
apakah telah terjadi penurunan nilai. Penurunan nilai atas investasi tersebut dinilai apakah terdapat penurunan signifikan atau
berkepanjangan nilai wajar dibawah nilai perolehan atau terdapat bukti objektif telah terjadi penurunan nilai. Penentuan apa
yang dimaksud dengan “signifikan” dan “berkepanjangan” membutuhkan pertimbangan dari Bank. Dalam menentukan
pertimbangan, Bank mengevaluasi diantaranya faktor, pergerakan harga pasar historis dan jangka waktu serta lama perpanjangan
di mana nilai wajar dari investasi kurang dari biayanya.
Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul
mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula.
Bank menelaah kredit yang diberikan yang signifikan secara individual dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan
untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif. Secara khusus, justifikasi oleh
manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam
estimasi arus kas ini, Bank membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi bersih agunan. Estimasi-
estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin
dalam perubahan di masa mendatang penyisihan penurunan nilai tersebut.
Pada saat penerbitan laporan keuangan, manajemen masih mempelajari dampak yang mungkin timbul dari penerapan standar
baru dan revisi tersebut serta pengaruhnya pada laporan keuangan Bank.
Penyusunan laporan keuangan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia mengharuskan manajemen untuk membuat
pertimbangan-pertimbangan, taksiran-taksiran dan asumsi yang mempengaruhi penerapan kebijakan akuntansi dan jumlah aset,
liabilitas, pendapatan dan beban yang dilaporkan.
ISAK No. 26 (2014) Penilaian Kembali Derivatif Melekat, yang diadopsi dari IFRIC No. 9.
20
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
2. IKHTISAR KEBIJAKAN AKUNTANSI - (lanjutan)
u. Penggunaan estimasi dan pertimbangan akuntansi yang signifikan - (lanjutan)
Penurunan nilai atas aset tidak produktif
-
-
-
Pengakuan pajak tangguhan
Nilai sekarang dari kewajiban pensiun
3. KAS
Kas Besar
Kas Head Teller
Kas ATM
Kas Dalam Perjalanan
Jumlah Kas
4. GIRO PADA BANK INDONESIA
Rupiah
Jumlah Giro pada Bank Indonesia
-
-
Dana pihak ketiga yang mencakup giro, tabungan, dan deposito dalam Rupiah dan valuta asing, tidak termasuk dana antar bank;
dan
Perubahan yang signifikan dari cara penggunaan aset yang diperoleh atau strategi untuk bisnis secara keseluruhan; dan
surat-surat berharga dalam Rupiah dan valuta asing yang memenuhi persyaratan tertentu yang diterbitkan oleh Bank untuk
memperoleh sumber pendanaan.
2017 2016
299.613.110.187 212.599.894.109
299.613.110.187 212.599.894.109
GWM LFR adalah simpanan minimum dalam Rupiah yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank
Indonesia sebesar persentase tertentu dari DPK yang dihitung berdasarkan selisih antara LFR yang dimiliki oleh Bank dengan LFR
Target.
Loan to Funding Ratio yang selanjutnya disingkat LFR adalah rasio kredit yang diberikan kepada pihak ketiga dalam Rupiah dan valuta
asing, tidak termasuk kredit kepada bank lain, terhadap:
GWM Primer adalah simpanan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank dalam bentuk saldo Rekening Giro pada Bank Indonesia,
sedangkan GWM Sekunder adalah cadangan minimum yang wajib dipelihara oleh Bank berupa SBI, Surat Utang Negara (SUN) dan/atau
kelebihan saldo Rekening Giro Rupiah Bank dari GWM Utama yang dipelihara di Bank Indonesia.
Sesuai PBI No. 18/14/PBI/2016 tanggal 22 Agustus 2016 tentang Perubahan Keempat Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor
15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional ditetapkan
besaran dan parameter yang digunakan dalam perhitungan GWM LFR sebagai berikut:
139.657.301.250 150.222.239.350
2017 2016
125.851.401.250 135.468.489.350
- -
Tren negatif industri dan ekonomi yang signifikan.
Aset pajak tangguhan diakui untuk seluruh saldo rugi fiskal dan perbedaan temporer sampai pada batas adanya kemungkinan
bahwa keuntungan yang dikenai pajak akan tersedia dimana kerugian dapat dimanfaatkan. Pertimbangan manajemen yang
signifikan juga diperlukan untuk menentukan jumlah dari aset pajak tangguhan yang dapat diakui, berdasarkan waktu yang
mungkin terjadi dan tingkatan dari keuntungan yang dikenakan pajak di masa yang akan datang bersama dengan strategi
perencanaan pajak di masa yang akan datang.
Biaya untuk program pensiun manfaat pasti dan imbalan pasca kerja ditentukan menggunakan penilaian aktuaria. Penilaian
aktuarial melibatkan pembuatan asumsi mengenai tingkat diskonto, tingkat pengembalian dari aset yang diharapkan, peningkatan
gaji di masa depan, tingkat kematian dan peningkatan jumlah pensiun di masa depan. Karena sifat jangka panjang rencana-
rencana ini, estimasi memiliki ketidakpastian yang signifikan.
Kinerja dibawah rata-rata yang signifikan yang relatif terhadap hasil historis atau proyeksi hasil operasi yang diharapkan di
masa yang akan datang;
13.805.900.000 14.753.050.000
- 700.000
Bank melakukan penilaian atas penurunan nilai pada aset non finansial kapan saja terdapat peristiwa atau perubahan keadaan
yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat pada suatu aset mungkin tidak dapat diperoleh kembali. Faktor-faktor yang dianggap
penting oleh Bank yang dapat memicu adanya ulasan atas penurunan nilai termasuk sebagai berikut:
21
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
4. GIRO PADA BANK INDONESIA - (lanjutan)
-
-
-
-
-
Rasio Giro Wajib Minimum pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 masing-masing sebesar:
Primer
Sekunder
LFR/LDR
5. GIRO PADA BANK LAIN
a. Berdasarkan nama bank
Bank Pemerintah:
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT. Bank Negara Indonesia Syariah
PT. Bank Rakyat Indonesia Syariah
Jumlah Bank Pemerintah
Bank Pembangunan Daerah:
PT. Bank DKI
PT. Bank Sulselbar
Jumlah Bank Pembangunan Daerah
Bank Swasta:
PT. Bank Danamon Tbk.
PT. Bank Internasional Indonesia Tbk.
PT. Bank Mega Tbk (pihak berelasi)
PT. Bank Syariah MandiriPT. Bank Panin
PT. Bank Muamalat Tbk.
PT. Bank SinarmasTbk.
PT. Bank CIMB Niaga
PT. Bank National Nobu
Jumlah Bank Swasta
Jumlah
b. Berdasarkan Kolektabilitas
1.166.005.392 1.164.839.725
4.014.842.676 6.621.422.934
Suku bunga efektif rata-rata setahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah 1%.
Seluruh giro pada bank lain digolongkan lancar. Manajamen berpendapat tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai terhadap
Giro Bank Sulteng pada Bank lain.
31.975.096 27.052.631
3.289.889 13.122.292
86.615.873 -
319.947.401 317.512.662
35.656.921 30.004.305 76.417.834 77.222.794
552.759.411 640.681.450
49.342.965 49.243.591
10.000.000 10.000.000
15.060.143 15.060.143
76.624.398 76.624.398
91.684.541 91.684.541
2.757.152.743 5.364.898.668
1.730.876 7.200.215
45.010.851 45.250.851
22.869.000 23.192.469
1.500.234.294 1.222.827.201
822.941.119 3.043.451.141
364.366.603 1.022.976.791
0,94% 0,12%
2017 2016
2017 2016
7,47% 6,95%
4% 4%
Batas bawah LFR target sebesar 80%
Batas atas LFR target sebesar 92%
KPMM Insentif sebesar 14%
Paramater Disinsentif bawah sebesar 0.1
Paramater Disinsentif atas sebesar 0.2
Sejak 16 Maret 2016 GWM Primer menjadi sebesar 6.5% sesuai dengan PBI No.18/3/PBI/2016 tanggal 10 Maret 2016 tentang
Perubahan Ketiga Atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam Rupiah Dan
valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
Sejak 1 Juli 2017 GWM Primer menjadi secara harian dan secara rata-rata. Rasio Kewajiban GWM Primer yang sebelumnya adalah
sebesar 6.5% dan wajib dipenuhi secara harian, diubah menjadi: GWM yang wajib dipenuhi secara harian sebesar 5% dan GWM yang
wajib dipenuhi secara rata-rata sebesar 1.5% selama periode tertentu sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia Nomor 19/6/PBI/2017
tentang Perubahan Kelima atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/15/PBI/2013 Tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum Dalam
Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional dan Peraturan Anggota Dewan Gubernur (PADG) No19/4/PADG/2017 Tanggal
28 April 2017 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing Bagi Bank Umum Konvensional.
22
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN
Seluruh penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain dalam mata uang rupiah
a. Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
Call Money Depo Facility
Call Money
Deposit on Call dan Deposito Berjangka
Jumlah Berdasarkan jenis dan jatuh tempo
b. Berdasarkan penerbit
Bank Indonesia (Call Money Depo Facility )
Call money
PT. Bank Jabar
PT. Bank Jambi
PT. Bank Sumut
PT. Bank Victoria
PT. Bank NTB
Jumlah Call money
Deposit on call / Deposito Berjangka
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Mandiri (Persero) Tbk.
PT. Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.
PT. Bank Panin Tbk.
PT. Bank SinarmasTbk.
PT. Bank Muamalat Tbk.
Jumlah Deposit on call / Deposito Berjangka
Jumlah Berdasarkan penerbit
c. Tingkat suku bunga per tahun
Call money (Fasbi)
Interbank call money
Deposito berjangka
Deposit on call
d. Berdasarkan kolektibilitas
7. EFEK-EFEK
a. Berdasarkan Jenis dan tujuan
Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
Obligasi
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Negotiable Certificate Deposit
Reverse Repo
Medium Term Note
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Dimiliki Hingga Jatuh Tempo
244.239.600.000 148.891.575.000
(3.443.899.196) (3.659.834.857)
469.795.700.804 380.231.740.143
- 90.000.000.000
150.000.000.000 110.000.000.000
15.000.000.000 5.000.000.000
15.000.000.000 10.000.000.000
2017 2016
49.000.000.000 20.000.000.000
5,75% - 9,00%
- 4,60% - 6,90%
Manajemen tidak membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai atas penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain karena
seluruh penempatan tersebut digolongkan lancar.
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang digunakan sebagai
jaminan.
2017 2016
3,25% - 4,00% 4,00% - 5,25%
5,30% - 5,65%
4,15% - 8,50%4,25%
- 20.000.000.000
100.000.000.000 90.000.000.000
337.058.770.359 771.700.000.000
50.000.000.000 50.000.000.000
- -
- 20.000.000.000
50.000.000.000 -
- -
- 50.000.000.000
- 50.000.000.000
237.058.770.359 681.700.000.000
212.058.770.359 431.700.000.000
337.058.770.359 771.700.000.000
2017 2016
- 50.000.000.000
-
25.000.000.000
50.000.000.000
50.000.000.000
Januari 2018 25.000.000.000 250.000.000.000
Januari 2018 100.000.000.000 90.000.000.000
Jatuh tempo 2017 2016
Januari 2018 212.058.770.359 431.700.000.000
23
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK - (lanjutan)
a. Berdasarkan Jenis dan tujuan - (lanjutan)
Tersedia untuk dijual
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Surat Perbendaharaan Negara (SPN)
Reksadana
Jumlah Tersedia untuk dijual
Penyisihan Kerugian
Jumlah bersih Berdasarkan Jenis dan tujuan
b. Berdasarkan penerbit
Bank Indonesia
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
Reverse Repo
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Bank Indonesia
Bank
PT. BPD Sulut
PT. BPD Jawa Tengah
PT. Bank BJB
PT. Bank Lampung
PT. Bank NTT
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Mandiri Taspen Pos
PT. Bank Exim
PT. Bank Victoria
Diskonto yang belum diamortisasi
Jumlah Bank selain Bank Indonesia
Selain Bank
PT. Federal International Finance (FIF)
PT. Waskita Karya
Indopremier
Lancar Victoria Merkurius
Maybank Dana Pasar Uang
Insight Money
PNM Dana Tunai
Cipta Dana Cash
Bahana Dana Likuid
MNC Dana Lancar
Trims Kas 2
Mandiri Investa Pasar Uang
Jumlah Selain Bank
Jumlah
Penyisihan Kerugian
Jumlah Bersih Berdasarkan penerbit
2017 2016
4.000.000.000 -
5.000.000.000 -
10.000.000.000 -
5.000.000.000 -
65.000.000.000 -
90.000.000.000 -
35.000.000.000 -
25.000.000.000 -
20.000.000.000 -
5.000.000.000 -
110.000.000.000 -
105.000.000.000 -
80.000.000.000 -
455.231.740.143
1.408.357.504.655 455.231.740.143
(360.047.431)
15.000.000.000 10.000.000.000
- 50.000.000.000
70.000.000.000 25.000.000.000
-
1.408.357.504.655
2.000.000.000 2.000.000.000
3.000.000.000 3.000.000.000
605.000.000.000 80.000.000.000
-
2.000.000.000 2.000.000.000
29.970.892.590 5.000.000.000
(1.780.269.345)
92.190.623.245 29.639.952.569
8.000.000.000 3.000.000.000
244.239.600.000 148.891.575.000
(1.663.629.850) (3.299.787.427)
711.166.881.410 345.591.787.573
10.000.000.000 10.000.000.000
2017 2016
- 90.000.000.000
468.590.911.260 110.000.000.000
- -
1.408.357.504.655 455.231.740.143
-
19.970.892.590 -
600.000.000.000 75.000.000.000
- 938.561.803.851 75.000.000.000
318.590.911.260
Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan penyajian ulang terhadap klasifikasi surat berharga
“Dimiliki Hingga Jatuh Tempo” pada tahun 2016 sebesar Rp.455.231.740.143,- menjadi surat berharga “Dimiliki Hingga Jatuh
Tempo” sebesar Rp.380.231.740.143,- dan Surat Berharga “Tersedia Untuk Dijual” sebesar Rp.75.000.000.000,-.
24
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
7. EFEK-EFEK - (lanjutan)
c. Berdasarkan peringkat
PT. BPD Sulut (pihak berelasi)
PT. Federal International Finance (FIF)
PT. Bank Mandiri Taspen Pos
PT. Waskita Karya
PT. Federal International Finance (FIF)
PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk.
PT. BPD Jawa Tengah
PT. Bank Exim
PT. Bank Mandiri
PT. Bank Lampung
PT. Bank Victoria
d. Berdasarkan jangka waktu
Kurang dari 1 tahun
1 sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
e. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
Kurang dari 1 tahun
1 sampai dengan 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
f. Tingkat Suku Bunga
Sertifikat Bank Indonesia
Sertifikat Deposito Bank Indonesia
NCD
Reverse Repo
Obligasi
Medium Term Note
g. Berdasarkan Kolektibilitas
-
BBB -
5% - 5,35%
4,50% - 4,60% 4,75% - 6,40%
7,40% - 12.25% 8,40% -12.75%
Seluruh efef-efek pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 digolongkan lancar, dan tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas
efek-efek tersebut.
- 5,80% - 7,15%
6,85% - 7,50% 6,83% - 9,00%
7,10% - 9% 9,00%
38.138.108.333 16.639.952.569
- 3.000.000.000
1.408.357.504.655
2017 2016
-
1.408.357.504.655
2017 2016
1.370.219.396.322 435.591.787.573
1.331.137.774.000 435.591.787.573
77.219.730.655 16.639.952.569
- 3.000.000.000
455.231.740.143
455.231.740.143
AAA AAA
AAA AAA
2017 2016
2017 2016
AA -
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT. Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
A- A-
AAA -
AAA -
A
A A
Peringkat obligasi berdasarkan hasil pemeringkatan oleh PT Fitch Ratings Indonesia ('Fitc') pada tanggal 31 Desember 2017 dan
2016 adalah sebagai berikut:
2017 2016
A A
AAA AAA
25
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN
Seluruh kredit yang diberikan dalam mata uang Rupiah.
a. Berdasarkan jenis dan kolektibilitas
Pihak Berelasi
Modal Kerja
Konsumsi
Jumlah
Pihak Ketiga
Modal Kerja
Investasi
Konsumsi
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah Bersih
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
Lancar
Perhatian Khusus
Kurang Lancar
Diragukan
Macet
Jumlah
b. Berdasarkan sektor ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Penyisihan Kerugian
Jumlah Bersih
(35.675.349.941) (35.031.105.233)
2.958.698.891.267 2.603.251.510.501
972.916.664 131.250.000
25.521.368.424 66.867.323.114
2.852.410.300.691 2.529.134.508.325
2.655.123.989 385.055.680
52.203.677.491 13.002.325.628
57.275.338.886 26.536.377.094
3.335.515.063 2.028.025.893
- 197.750.000
33.041.688.605 31.521.687.011
2.638.282.615.734 35.031.105.233
76.650.326.749 2.415.086.692
1.021.481.201 190.571.105
1.869.685.747 565.534.678
2.994.374.241.208 2.638.282.615.734
2.994.374.241.208 35.675.349.941
2016
Nilai tercatat
2.525.699.433.432 338.225.746
2017 2016
4.302.550.794 258.803.199
2.847.096.640 835.150.119
33.605.396.732 32.994.174.196
Nilai tercatat
2.854.472.829.410 937.413.200
99.146.367.632 649.809.228
Cadangan kerugian
Cadangan kerugian
(35.675.349.941) (35.031.105.233)
2.958.698.891.267 2.603.251.510.501
2017
2.838.298.328.998 2.516.709.822.924
2.980.810.622.018 2.626.491.748.111
2.994.374.241.208
133.247.730.307 93.642.412.160
9.264.562.713 16.139.513.027
Dari jumlah di atas, kredit yang diberikan kepada pihak yang berelasi per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah kredit yang
diberikan kepada para karyawan kunci meliputi Direksi, Komisaris, dan keluarga.
2.638.282.615.734
100.000.000 90.710.800
13.463.619.190 11.700.156.823
13.563.619.190 11.790.867.623
2017 2016
26
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
b. Berdasarkan sektor ekonomi - (lanjutan)
Matriks kredit yang diberikan berdasarkan sektor ekonomi dan kolektabilitas Bank Indonesia
c. Berdasarkan jangka waktu
Berdasarkan jangka waktu perjanjian
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun
Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
Berdasarkan sisa umur jatuh tempo
Kurang dari atau sama dengan 1 tahun
Lebih dari 1 tahun sampai 2 tahun
Lebih dari 2 tahun sampai 5 tahun
Lebih dari 5 tahun
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah kredit yang diberikan - bersih
d. Berdasarkan pihak berelasi dan pihak ketiga
Pihak Berelasi
Pihak Berelasi (Keluarga direksi dan karyawan kunci)
Pihak Ketiga
Jumlah
Dikurangi:
Cadangan kerugian penurunan nilai
Jumlah pihak berelasi dan pihak ketiga - bersih
2.994.374.241.208
2.958.698.891.267 2.603.251.510.501
13.563.619.190
2.980.810.622.018
2.598.907.707.266 2.302.643.213.775
2.994.374.241.208 2.638.282.615.734
(35.675.349.941) (35.031.105.233)
11.790.867.623
2.626.491.748.111
2.638.282.615.734
(35.675.349.941) (35.031.105.233)
2.958.698.891.267 2.603.251.510.501
127.069.385.939 100.944.572.302
63.843.070.022 24.997.194.154
204.554.077.981 209.697.635.503
(35.675.349.941) (35.031.105.233)
2.958.698.891.267 2.603.251.510.501
2017 2016
86.933.594.758 154.105.210.125
2.769.879.910.454 2.392.815.408.077
2.994.374.241.208 2.638.282.615.734
Jangka waktu kredit diklasifikasikan berdasarkan periode kredit sebagaimana yang tercantum dalam perjanjian kredit dan waktu
yang tersisa sampai dengan saat jatuh temponya adalah sebagai berikut:
2017 2016
103.294.949.517 77.135.584.525
34.265.786.479 14.226.413.008
13.566.175.134 2.515.568.333.191
Jumlah 2.525.699.433.432 76.650.326.749 1.021.481.201 1.869.685.747 33.041.688.605 35.031.105.233 2.603.251.510.501
Lain-lain 2.450.329.075.215 63.977.753.178 730.000.398 1.540.047.721 12.557.631.813
25.725 131.224.275
Jasa Dunia Usaha 37.867.002.908 8.180.200.265 41.480.803 329.638.026 20.449.001.112 21.079.857.972 45.787.465.143
Pengangkutan 131.250.000 - - - -
40.125.956 12.962.199.672
Konstruksi 22.822.628.787 3.463.748.307 250.000.000 - - 292.470.987 26.243.906.107
Perdagangan, Restoran dan Hotel 12.171.450.629 830.874.999 - - -
10.884.200 186.865.800
Perindustrian 350.000.000 - - - 35.055.680 35.124.280 349.931.400
Pertambangan - 197.750.000 - - -
Nilai Bersih
Pertanian 2.028.025.893 - - - - 6.440.980 2.021.584.913
35.675.349.941 2.958.698.891.267
2016Sektor Ekonomi Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN
Jumlah 2.854.472.829.410 99.146.367.632 4.302.550.794 2.847.096.640 33.605.396.732
12.942.555.274 12.578.813.150
Lain-lain 2.753.331.448.863 77.763.671.142 3.285.168.561 2.645.910.087 15.384.102.038 16.281.089.823 2.836.129.210.868
Jasa Dunia Usaha 5.474.172.996 7.193.368.191 - - 12.853.827.237
1.415.120.822 55.860.218.064
Pengangkutan 972.916.664 - - - - 494.242 972.422.422
Konstruksi 46.610.196.250 9.120.599.670 769.048.901 - 775.494.065
2.175.202 2.652.948.787
Perdagangan, Restoran dan Hotel 42.346.900.120 4.832.067.194 248.333.332 201.186.553 4.575.190.292 4.997.491.917 47.206.185.574
Perindustrian 2.655.123.989 - - - -
Pertambangan - - - - - - -
Pertanian 3.082.070.528 236.661.435 - - 16.783.100
2017Sektor Ekonomi Lancar Perhatian Khusus Kurang Lancar Diragukan Macet CKPN Nilai Bersih
36.422.662 3.299.092.401
27
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
e. Tingkat suku bunga rata-rata per tahun
Kredit yang diberikan
f. Ikhtisar kredit bermasalah berdasarkan sektor ekonomi
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
g. Perubahan cadangan kerugian penurunan nilai
Saldo awal
Cadangan kerugian penurunan nilai
kolektif:
Penambahan (pemulihan) kerugian
penurunan nilai selama tahun berjalan
Penghapusbukuan selama tahun berjalan
Saldo akhir
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan
Manajemen berpendapat bahwa jumlah cadangan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan telah memadai.
Kredit yang diberikan pada umumnya dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual,
deposito berjangka atau jaminan lain yang dapat diterima oleh perbankan.
Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit kendaraan bermotor dan kredit perorangan lainnya.
Kredit yang diberikan kepada karyawan bank merupakan kredit untuk membeli rumah, kendaraan dan keperluan lainnya yang
dibebani bunga sebesar 7% per tahun dengan jangka waktu kredit berkisar antara 1 (satu) tahun sampai dengan 15 (lima belas)
tahun yang dibayar kembali melalui pemotongan gaji setiap bulan dari karyawan yang bersangkutan.
35.675.349.941 35.031.105.233
2017 2016
35.031.105.233
Pembentukan CKPN dilakukan dengan menggunakan Metode Migration Analysis dan data histori 3 (tiga) tahun (Tahun 2015 sampai
dengan Tahun 2017). Sampai dengan posisi 31 Desember 2017 telah dilakukan review atas pembentukan CKPN tersebut.
Perhitungan CKPN Bank Sulteng berpedoman pada Pedoman penerapan PSAK 50 dan 55 (Revisi 2014), sesuai Keputusan Direksi
Bank Sulteng No.76/BPD-ST/PMSR/X/2015 tanggal 23 Desember 2015 dan Keputusan Direksi Nomor 133/BPD/ST/OPR/XI/2017
tentang Pedoman Teknis penyusunan dan perhitungan tarif cadangan kerugian atas penurunan nilai (CKPN) metode Migration
Analysis PT.Bank Sulteng.
Kredit Pemilikan Rumah Sejahtera adalah kredit dengan dukungan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan yang diterbitkan
oleh Bank Sulteng kepada masyarakat berpenghasilan rendah (MBR) dalam rangka pemilikan rumah sejahtera yang dibeli dari
pelaku pembangunan. Kerdit ini merupakan kerja sama antara Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan
Bank Sulteng.
20.820.119.941
14.827.679.932
35.932.855.553 32.277.792.795
(6.249.773.956)
20.598.118.880
11.578.201.485
30.119.027.003
11.161.852.186
-
250.000.000
-
- -
- -
35.055.680
644.244.708
-
40.755.044.166
2016
Kredit bermasalah Cadangan kerugian
35.020.221.033
35.055.680
-
66.416.750
-
-
12.853.827.237 21.079.857.972
21.315.180.686
-
5.024.710.177
1.544.542.966
2017
Kredit bermasalah
16.783.100
-
Cadangan kerugian
6.440.980
-
35.124.280
40.125.956
292.470.987
25.725
13.566.175.134
2017
13,15%
2016
12,38%
28
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
8. KREDIT YANG DIBERIKAN - (lanjutan)
h. Informasi pokok lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan - (lanjutan)
Tidak terdapat kredit yang direstrukturisasi dan kredit sindikasi selama tahun 2017 dan 2016.
9. ASET TETAP
Syarat, kondisi dan perlakuan kredit yang diberikan kepada pihak hubungan istimewa sama dengan yang diberikan kepada pihak
ketiga.
4.730.352.181 - 11.697.669.813
(26.864.284.509)
50.947.729.348
184.014.876 (115.893.124)
Perabot Kantor
Jumlah 10.273.871.251 (34.236.906.702) (2.901.249.059) -
(68.857.605) (23.259.232) - - (92.116.837)
Kendaraan (4.155.593.042) - 3.194.150.792 (961.442.251)
Mesin Kantor (16.373.444.918) - 6.895.705.584 (9.477.739.335)
Bangunan Kantor (3.248.094.309) (1.288.495.129) - - (4.536.589.438)
Perabot Rumah Dinas (299.908.000) -
Nilai Buku 50.542.424.787
Rumah Dinas
(10.091.008.827)
12.381.368.986
Jumlah
Akumulasi Penyusutan
2.326.263.979
Kendaraan 4.545.191.905 - 3.313.003.860 1.232.188.045
Mesin Kantor 22.148.520.730 - 6.945.856.217 15.202.664.513
204.557.556
(1.589.494.698) - - (11.680.503.525)
84.779.331.489 77.812.013.857
Harga Perolehan
Perabot Kantor (11.680.503.525) (3.499.070.196) - - (15.179.573.721)
Mesin Kantor (9.477.739.335) (3.063.766.512) - - (12.541.505.847)
Akumulasi Penyusutan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Jumlah 77.812.013.857
Aset Dalam Penyelesaian 3.430.909.962 13.218.025.124 - 4.267.566.100
Perabot Kantor 16.770.900.815 3.250.749.601 - 20.021.650.416
Perabot Rumah Dinas 385.196.351 - 180.638.795
Jumlah 80.652.870.445 4.730.352.181 - 11.002.118.731 74.381.103.895
Aset Dalam Penyelesaian 4.126.461.044 - - 695.551.082 3.430.909.962
Jumlah
Aset tetap dalam penyelesaian sebesar Rp.12.381.368.986,- dan Rp.3.430.909.962,- adalah bangunan kantor dan inventaris dalam
penyelesaian yang masih dalam proses pengerjaan pada Kantor Pusat per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
Perabot Rumah Dinas (115.893.124) (75.488.565) - - (191.381.689)
Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Tanah 2.224.957.954 210.250.000 - 2.435.207.954
Bangunan Kantor 33.521.191.290 - 32.958.571.432
Rumah Dinas 1.056.911.399 1.269.352.580 -
96.225.560.227
Kendaraan (961.442.251) (143.348.884) - - (1.104.791.135)
Rumah Dinas (92.116.837) (136.332.184) - - (228.449.021)
Bangunan Kantor (4.536.589.438) (1.931.499.916) - - (6.468.089.355)
60.511.769.460
Jumlah (26.864.284.509)
2016
74.381.103.895 9.816.005.575 - 352.918.229 83.844.191.241
Perabot Rumah Dinas 204.557.556 158.156.500 - - 362.714.056
Nilai Buku 50.947.729.348
23.034.030.699 - 4.620.484.329
Perabot Kantor 20.021.650.416 2.305.369.754 - 352.918.229 21.974.101.941
Mesin Kantor 15.202.664.513 2.656.814.584 - - 17.859.479.097
Kendaraan 1.232.188.045 155.525.000 - - 1.387.713.045
Rumah Dinas 2.326.263.979 1.439.589.737 - 3.765.853.716
Bangunan Kantor 32.958.571.432 902.750.000 - - 33.861.321.432
Tanah 2.435.207.954 2.197.800.000 - 4.633.007.954
Penghapusbukuan kredit ini bukan merupakan hapus tagih, sehingga upaya penagihan tetap dilakukan.
2017Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tidak terdapat pelanggaran ataupun pelampauan Batas Maksimum Pemberian Kredit
(BMPK) kepada pihak ketiga dan pihak berelasi. Bank telah sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan Bank Indonesia.
Saldo kredit hapus buku pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 berjumlah Rp 0 dan Rp.6.249.773.956.
Pada tanggal 31 Desember 2017, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.36% dan 0.17% sedangkan
pada posisi 31 Desember 2016, rasio NPL-gross dan rasio NPL-net adalah masing-masing sebesar 1.36% dan 0.03% yang dihitung
berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011.
- - (35.713.790.767) (8.849.506.257)
562.619.859
29
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
9. ASET TETAP - (lanjutan)
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi terjadinya penurunan nilai pada aset tetap.
10. ASET TIDAK BERWUJUD
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
Aset Tak Berwujud
11. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN
Uang Muka Kepada Pihak Ketiga
Persediaan
Beban Dibayar Dimuka
Tagihan ATM Bersama
Pendapatan Yang Masih Akan Diterima
Aset Lainnya
Jumlah
Penjelasan atas Beban Dibayar Dimuka dan Aset Lain-lain adalah sebagai berikut:
a. Persediaan `
Persediaan Barang Cetakan dan Formulir
Persediaan Alat Tulis Kantor
Persediaan Buku Cek dan Bilyet Giro
Persediaan barang iklan dan promosi
Jumlah
2016
2.171.216.667
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
2.505.250.000 - - - 2.505.250.000
Jumlah 2.505.250.000 - - - 2.505.250.000
Akumulasi Amortisasi
(83.508.333) (250.525.000)
Aset tetap telah di asuransikan pada PT. Asuransi Bangun Askrida dengan nilai pertanggungan sebesar Rp.57.285.937.502,- dan
Rp.88.360.738.632,- per tanggal 31 Desember 2017 dan 2016. Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut telah
mencukupi untuk menutup kerugian yang terjadi.
Tidak terdapat aset tetap yang dijaminkan oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016.
2017 2016
2.105.491.667
Akumulasi Amortisasi
2017
Harga Perolehan Saldo Awal Penambahan Pengurangan Reklasifikasi Saldo Akhir
Jumlah 2.505.250.000 184.800.000 - - 2.690.050.000
2.505.250.000 184.800.000 - - 2.690.050.000
-
- (584.558.333)
Jumlah (334.033.333) (250.525.000) - - (584.558.333)
Nilai Buku 2.171.216.667
(334.033.333)
- (334.033.333)
Nilai Buku 2.421.741.667
69.362.878
- -
2.023.318.927 2.122.901.795
8.577.805.401 4.177.880.493
2.023.318.927 2.122.901.795
45.001.499
29.406.201.405
36.465.500
-
6.386.087.878 2.271.393.600
23.227.573.477 20.764.662.639
73.550.000
471.981.066 874.686.691
Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat indikasi adanya penurunan nilai aset tidak berwujud.
382.300.500 3.011.244
40.288.335.683
Di tahun 2017 penyajian aset tidak berwujud telah disajikan kembali secara terpisah dari aset tetap sesuai dengan PSAK 1 (Revisi
2013), PSAK 16 (Revisi 2011) dan PSAK 19 (Revisi 2010) dengan nilai buku sebesar Rp.2.105.491.667,- yang terdiri dari nilai perolehan
sebesar Rp.2.690.050.000,-, serta akumulasi amortisasi per 31 Desember 2017 sebesar Rp.584.558.333,- dan tahun 2016 dengan nilai
buku sebesar Rp.2.171.216.667,- yang terdiri dari nilai perolehan sebesar Rp.2.505.250.000,-, serta akumulasi amortisasi per 31
Desember 2016 sebesar Rp.334.033.333,-.
(334.033.333) (250.525.000) -
2017 2016
1.132.571.861 1.200.202.361
-
Jumlah (83.508.333) (250.525.000)
30
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
11. BEBAN DIBAYAR DIMUKA DAN ASET LAIN-LAIN - (lanjutan)
b. Beban Dibayar di Muka
Beban Personalia
Beban Sewa Gedung
Beban Operasional Kas Kecil
Beban Inventaris
Beban Sewa Mesin-mesin Kantor
Beban Asuransi Aset Tetap
Panjar Marketing Fee Kredit
Jumlah
c. Pendapatan Bunga Yang Masih akan Diterima
Jasa Bank Persepsi
Bunga Kredit
Bunga Deposito Berjangka
Bunga Deposito on Call
Bunga Call Money
Bunga obligasi
Jasa Giro
Lainnya
Jumlah
12. LIABILITAS SEGERA
Kiriman Uang
Dana Titipan
Titipan Pajak Penghasilan
Kewajiban ATM Bersama
Standing Instruction (SI) Gaji
Standing Instruction (SI) Kredit
Pelimpahan ATM Bersama
Kewajiban Payment Telkomsel
Kewajiban BPD Net Online
Kewajiban Biller ATM
Angsuran Asset Sales
Setoran Deposito Jatuh Tempo
Kewajiban atas surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali
Jumlah
Penjelasan atas liabilitas segera adalah sebagai berikut:
a. Kiriman Uang
Titipan Transfer Pihak Ketiga
Kliring dalam proses
Selisih Kliring
Titipan KU yang akan dibayar
Titipan KU via RTGS
Titipan KU via Kliring
Jumlah
85.449.679.500 -
262.336.623.750 -
3.747.802.381 12.678.287.805
62.567.428.779 96.182.642.375
1.228.378.722
13.384.445.525 8.193.008.606
- 50
4.730.886.980 8.972.246.207
50.950.042.409 74.349.398.920
2017 2016
3.127.268.267 171.280.650
11.428.743 11.428.743
61.476.243 42.827.222
438.105.212.228 121.987.719.327
Liabilitas segera adalah kewajiban bank kepada pihak lain yang sifatnya segera dibayarkan sesuai dengan perintah pemberi amanat
atau perjanjian yang ditetapkan sebelumnya.
Liabilitas segera terdiri dari kiriman uang, dana titipan, dana yang sudah jatuh tempo tapi belum diambil nasabah, transaksi kliring
dan kewajiban wajib pungut/potong PPh.
2.636.235
8.466.392 519.296
229.670.713 70.039.882
-
96.182.642.375
-
- 110.000
1.337.492.704 365.915.806
395.822.222
39.369.863 23.410.959
- 1.224.791
32.152.778
2017 2016
8.577.805.401 4.177.880.493
47.630.368 19.706.471
4.220.351.043 3.402.717.142
- -
- 4.500.000
23.227.573.477 20.764.662.639
2017 2016
62.567.428.779
- 36.000.000
55.555.556
1.947.277.612 1.029.983.108
192.838.570 119.762.294
2.421.447.679 1.948.349.843
2.632.000
7.980.463.697 13.169.571.743
1.522.761.767
21.738.762.677 19.922.623.305
1.390.749.800 714.956.880
2.919.074.189
2017 2016
79.795.455 -
31
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
12. LIABILITAS SEGERA - (lanjutan)
b. Dana Titipan
Titipan pihak ketiga
Titipan Pihak Ketiga Angsuran Pinjaman
Titipan Penampungan Selisih
Titipan antar Biro/Seksi Bank Sulteng
Jumlah
c. Titipan Pajak Penghasilan
Titipan PPh Bunga Tabungan
Titipan PPh Bunga Deposito Berjangka
Titipan PPh Jasa Giro
Titipan PPh Pasal 21/23
Titipan PPn
Jumlah
13. SIMPANAN NASABAH
a. Berdasarkan jenis
Pihak Berelasi:
Giro
Tabungan
- Simantap
- Simpeda
- Tabungan Pensiunku
- PNS
- Tabunganku
- Siswa plus
Jumlah
Pihak Ketiga:
Giro
Tabungan
- Simantap
- Tabungan Lokal
- Simpeda
- Tabunganku
- Tabungan PNS
- Tabungan Pensiunku
- TabunganKU Plus
- Tabungan Siswa
- Tabungan Siswa plus
- Tabungan Simpel
- Tabungan Simantap 3 In 1
Deposito
Jumlah
b. Deposito berjangka berdasarkan jangka waktu
Deposito Berjangka:
- 1 bulan
- 3 bulan
- 6 bulan
- 12 bulan
- Deposito On Call
Jumlah
10.688.766.409
2016
681.302.606.190 286.432.002.393
32.985.000.000 97.498.700.000
2017
941.307.806.713
4.933.867.907 2.179.602.838
997.748.211.648
2.895.561.188.161
3.132.162.084 1.836.156.573
3.125.451.194.862
1.503.620.366.041
2.946.257.665.449
11.310.623.798 25.695.693.948
9.880.831.959 6.577.693.455
9.013.302.169 7.813.254.567
72.568.952.000 121.941.452.000
16.000.000.000 -
1.744.164.364.903 1.503.620.366.041
41.354.556.327 36.977.048.787
263.525.155.127 193.819.553.921
4.852.119.188 2.288.362.861
2.861.656.711.025
53.750.225.209 46.126.812.187
724.693 760.693
329.820.475.058 138.136.993.487
2017 2016
473.273.522.096 893.830.146.599
1.744.164.364.903
114.050.000 55.850.000
179.193.529.413 33.904.477.136
2.996.472 482.012
22.745.023 4.034.104
170.307 270.509.309
665.238.082 695.689.389
186.739.197 148.482.391
2017 2016
178.201.590.332 32.729.429.932
315.408.968 101.946.290
1.522.761.767 1.228.378.722
- 4.754.545
118.679.166 86.194.294
1.073.582.667 1.022.847.299
15.090.966 12.636.294
1.182.449.771 2.096.168.001
7.980.463.697 13.169.571.743
2017 2016
5.798.657.885
379.840.613 22.089.045
619.515.429 362.548.289
2017 2016
32
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
13. SIMPANAN NASABAH - (lanjutan)
c. Deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo
Kurang atau sama dengan 1 bulan
Lebih dari 1 sampai dengan 3 bulan
Lebih dari 3 sampai dengan 6 bulan
Lebih dari 6 sampai dengan 12 bulan
Lebih dari 12 bulan
Jumlah
d. Tingkat Suku Bunga
Giro
Tabungan
Deposito
14. SIMPANAN DARI BANK LAIN
Giro
Call Money
Deposito On Call
Jumlah
Call money pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 memiliki masa jatuh tempo kurang dari satu bulan.
Tingkat suku bunga:
Giro
Call Money
Tabungan PensiunKu adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pensiun Pegawai Negeri Sipil Pusat,
Pegawai Negeri Sipil Daerah, Pejabat Negara, Hakim, Pensiun PNS Ex Pengadilan, Pensiun PNS Ex Departemen Perhubungan pada PT
KAI, TNI dan Polri, serta Penerima Tunjangan Veteran, Dana Kehormatan Veteran PKRI dan KNIP.
625.000.000.000
Pada tahun 2014 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Siswa dan Tabungan Siswa Plus. Tabungan ini merupakan
produk turunan dari TabunganKu yang diterbitkan oleh Bank Indonesia, yang dikembangkan lagi oleh Bank Sulteng. Tabungan Siswa
Plus ini memiliki jangka waktu minimal 2 tahun.
PT Bank Sulteng mengeluarkan produk baru untuk jenis tabungan yang dituangkan dalam Memo No. 02/BPD-ST/DIR/XV-A/2011 tanggal
14 Januari 2011 perihal Mandatory Produk Tabungan PNS dan PensiunKu.
Tabungan PNS adalah produk tabungan untuk perorangan yang disyaratkan hanya kepada Pegawai Negeri Sipil dilingkungan
Pemerintah Daerah Propinsi/Kota/Kabupaten se-Sulawesi Tengah.
Pada tahun 2016 Bank Sulteng mengeluarkan program baru yaitu Tabungan Simantap 3 in 1.Tabungan Simantap 3 in 1 merupakan
program yang dikeluarkan oleh Bank Sulteng dengan memberikan 3 manfaat dalam 1 rekening, dimana nasabah menerima 3 manfaat
(rate, cash back, gift).
2017
Pada tahun 2015 Bank Sulteng mengeluarkan produk baru yaitu Tabungan Simpel. Tabungan SimPel adalah tabungan untuk siswa yang
diterbitkan secara nasional oleh bank-bank di Indonesia, dengan persyaratan mudah dan sederhana serta fitur yang menarik, dalam
rangka edukasi dan inklusi keuangan untuk mendorong budaya menabung sejak dini.
- -
0,25% sampai 2,00% 0,25% sampai 2%
-
1.744.164.364.903
34.521.745.687 247.624.500.000
104.559.473.153 153.964.952.000
884.526.418.134 760.640.211.648
-
625.010.325.965 625.010.325.965
4.40% sampai 5.35% 5.00% sampai 8.85%
Tidak terdapat simpanan dari bank lain yang diblokir atau dijadikan jaminan atas pinjaman yang diberikan pada tanggal 31 Desember
2017 dan 2016.
2017 2016
0,00% 0,00%
2016
2017 2016
1,00% sampai 9.75% 1,00% sampai 10.25%
Simpeda adalah produk tabungan dari Bank Pembangunan Daerah yang memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-rata
harian dengan memberikan hadiah yang diundi secara nasional.
Simantap adalah produk tabungan khusus dari PT Bank Sulteng dengan memberikan jasa bunga yang dihitung dari saldo rata-rata
harian namun tidak menawarkan hadiah.
1,00% sampai 3,00%
TabunganKu adalah produk tabungan untuk perorangan dengan persyaratan mudah dan ringan antara lain tanpa biaya adminstrasi
yang diterbitkan secara bersama oleh bank-bank di Indonesia guna menumbuhkan budaya menabung serta meningkatkan
kesejahteraan masyarakat.
1,00% sampai 3,00%
10.325.965 10.325.965
625.000.000.000
1.503.620.366.041
2017 2016
720.556.727.929 341.390.702.393
33
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
15. PINJAMAN YANG DITERIMA
Pinjaman yang diterima oleh PT.Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
PT.Bank Mega
Kementerian PU dan Perumahan Rakyat RI
Jumlah
•
•
16. PROVISI (PENYISIHAN)
Penyisihan yang dibentuk oleh PT.Bank Sulteng adalah sebagai berikut:
Penyisihan atas perkara hukum
Jumlah
-
-
-
-
1.
2. Kemungkinan besar penyelesaian kewajiban tersebut mengakibatkan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat
ekonomi.
2016
300.000.000.000 -
2017
Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman Antar Bank antara PT. Bank Sulteng dengan PT. Bank Mega Nomor: 219/BPD-
ST/DIR/PMSR/PKS/2017 dan Nomor: 043/IBFI/2017 tanggal 19 Oktober 2017, disepakati untuk meningkatkan nominal fasilitas
pinjaman antar bank dari yang semula dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah)
menjadi dengan jumlah pokok yang tidak lebih dari Rp.300.000.000.000,- (tiga ratus milyar rupiah). Berdasarkan Surat PT. Bank
Mega No. 049/IBFI/2017 tanggal 3 November 2017 Perihal Persetujuan Pencaian Pinjaman Antar Bank, telah disetujui pencairan
pinjaman antar bank sebesar Rp.200.000.000.000 (dua ratus milyar rupiah) dengan Jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan
terhitung dari tanggal 3 November 2017 sampai dengan 3 November 2018, Suku Bunga 7.50 %. Pembayaran bunga dilakukan
setiap bulan dan pelunasan jumlah pokok atas pinjaman antar bank dilakukan sekaligus pada tanggal jatuh tempo.
300.551.250.000 -
- 551.250.000
Pinjaman Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) adalah dukungan Fasilitas Likuiditas pembiayaan perumahan kepada
Masyarakat Berpenghasilan Rendah yang pengelolaannya dilaksanakan oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat.
Pinjaman tersebut diperoleh dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai dengan Perjanjian Kerjasama antara
Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan PT. Bank Sulteng Nomor: 70/PKS/Dp/2017 dan Nomor: 118/PKS/BPD-
ST/DIR/KDT/2017 tanggal 18 Mei 2017 tentang Penyaluran Kredit Kepemilikan Ruman Bersubsidi dalam rangka perolehan rumah bagi
masyarakat berpenghasilan rendah dengan jangka waktu perjanjian kerjasama selama 3 (tiga) tahun terhitung dari tanggal 18 Mei
2017 sampai dengan 18 Mei 2020. Kewajiban penyetoran pokok kepada Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat sesuai
dengan jangka waktu kredit kepada debitur. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan sebesar 0,5%.
Sesuai dengan Perjanjian Pinjaman Antar Bank antara PT. Bank Sulteng dengan PT. Bank Mega Nomor: 095/BPD-
ST/DIR/PMSR/PKS/2017 dan Nomor: 032/IBFI/2017 tanggal 31 Agustus 2017, disepakati bahwa nominal fasilitas pinjaman antar
bank sebesar Rp.100.000.000.000,- (seratus milyar rupiah). Berdasarkan Surat PT. Bank Mega No. 035/IBFI/2017 tanggal 20
September 2017 Perihal Persetujuan Pencairan Pinjaman Antar Bank, telah disetujui pencairan pinjaman antar bank sebesar
Rp.100.000.000.000 (seratus milyar rupiah) dengan Jangka waktu pinjaman 12 (dua belas) bulan terhitung dari tanggal 22
September 2017 sampai dengan 22 September 2018, Suku Bunga 7.90 %. Pembayaran bunga dilakukan setiap bulan dan pelunasan
jumlah pokok atas pinjaman antar bank dilakukan sekaligus pada tanggal jatuh tempo.
Pinjaman Antar Bank (Bilateral Loan ) merupakan pinjaman antar bank yang bersifat committed dengan menggunakan suku bunga
acuan JIBOR. Pinjaman tersebut diperoleh dari PT. Bank Mega yang pencairannya terdiri dari 2 tahap:
Surat Dewan Komisaris kepada Direksi Nomor: 005/DK-BPDST/I/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perihal: Persetujuan Pembayaran
Kasus Hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan Pengadilan Negeri Palu.
Hal tersebut diatas diakui sebagai liabilitas sesuai dengan kerangka dasar penyusunan dan penyajian laporan keuangan (KDP2LK)
mengenai konsep dasar akrual bahwa transaksi dan peristiwa lain diakui pada saat kejadian dan dicatat dalam catatan akuntasi serta
dilaporkan dalam laporan keuangan pada periode bersangkutan. Dan telah sesuai dengan penjelasan PSAK 57, bahwa liabilitas diakui
jika:
Entitas memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifar konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu.
Provisi (Penyisihan) atas perkara hukum sebesar Rp.7.672.407.500 merupakan Beban Kasus Hukum atas Perkara Perdata Penggugatan
an. Chairil Anwar Kuasa Ahli Waris Moehd Idris Ro-e berdasarkan:
2017 2016
7.672.407.500 -
7.672.407.500 -
Putusan Mahkamah Agung Nomor 201 PK/Pdt/2017 tanggal 12 Juni 2017,
Surat Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor klas IA Palu Nomor: W21-UI/374/HK.02/I/2018 tanggal 25 Januari 2018 Prihal:
Pemberitahuan Pelaksanaan Sita Eksekusi Perkara Perdata No.87/Pdt.G/2014/PN.Palu,
Surat Direksi Bank Sulteng kepada Dewan Komisaris Nomor: 0387/BPD-ST/DIR/CORSEC/III/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perilah:
Permohonan Persetujuan Pembayaran Kasus Hukum Sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan
Pengadilan Negeri Palu,
34
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
16. PROVISI (PENYISIHAN) - (lanjutan)
3.
4.
5.
17. BEBAN YANG MASIH HARUS DIBAYAR DAN LIABILITAS LAIN-LAIN
Jaminan Tender
Jaminan Pelaksanaan
Jaminan Pemeliharaan
Bunga Yang Masih Harus Dibayar
Setoran Jaminan Jatuh Tempo
Jasa Produksi, dana Kesejahteraan, dan tantiem
Pengadaan barang dan jasa
Corporate Social Responsibility
Lain lain
Jumlah
a. Jaminan tender terdiri diri:
Tender APBN
Tender Lainnya
Jumlah
b. Beban lainnya yang masih harus dibayar terdiri dari:
Bahan Personalia
Lain-lain
Jumlah
Perubahan Corporate Social responsibility per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Saldo awal
Pembentukan tahun berjalan
(Penggunaan) tahun berjalan
Jumlah
Estimasi yang andal mengenai jumlah kewajiban tersebut dapat dibuat.
Pada tahun 2017 penggunaan dana Corporate Social Responsibility dibebankan langsung ke pos laba rugi tahun berjalan. Pada tanggal
27 Desember 2017 sisa dana Corporate Social Responsibility sebesar Rp.66.290.256,- telah direklasifikasi ke Pos Liabilitas Segera.
(1.154.230.852)
363.737.256
-
23.761.480.782
208.790.559 208.790.559
22.535.274.009
Corporate Social Responsibility merupakan program dana bantuan dari Bank Sulteng di bidang lingkungan, sosial, pendidikan, olah
raga dan kesehatan masyarakat Sulawesi Tengah yang dilaksanakan berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor: 47 Tahun 2012
tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas serta Peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/14/PBI/2006 tentang
perubahan atas peraturan Bank Indonesia Nomor: 8/4/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum.
Berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 85 tanggal 29 Mei 2015. Dana ini dicadangkan sebesar
2% dari laba bersih perusahaan tahun buku 2014.
2017 2016
363.737.256
-
297.447.000
81.146.099
312.170.992 313.913.942
2017 2016
2.100.000 132.060.852
79.403.149
541.886.079
7.512.890.844 5.551.219.434
2.478.714.073 2.795.988.734
363.737.256
35.997.368.802 36.886.681.770
2017 2016
232.767.843 232.767.843
Liabilitas lain-lain adalah liabilitas yang tidak dapat diklasifikasikan ke dalam klasifikasi-klasifikasi akun liabilitas di atas, dengan
rincian sebagai berikut:
2.287.585.302 3.174.757.974
527.399.277
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPS-LB) No. 29 tanggal 21 April 2016, pada pasal 25
disebutkan bahwa besarnya anggaran untuk Corporate Social Responsibility adalah 2% dari laba bersih yang telah disetujui oleh RUPS
Tahunan dan selanjutnya di anggarkan dalam tahun berjalan dengan cara menyisihkan setiap bulan.
66.290.256
2017 2016
312.170.992 313.913.942
134.543.746 174.907.010
198.299.657
1.319.668.451
2.285.485.302 3.042.697.122
2.287.585.302 3.174.757.974
Estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban kini adalah jumlah yang secara rasional akan
dibayar entitas untuk menyelesaikan kewajibannya pada akhir periode pelaporan atau untuk mengalihkan kewajibannya kepada
pihak ketiga pada saat itu.
Jumlah yang diakui adalah hasil estimasi terbaik pengeluaran yang diperlukan untuk menyelesaikan kewajiban ini pada akhir
periode pelaporan.
35
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN
a. Kewajiban Pajak
Saldo Kewajiban Pajak per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Pajak Penghasilan kurang bayar (Pasal 29)
Angsuran Pajak Penghasilan (Pasal 25)
Jumlah
b. Taksiran Pajak Penghasilan
Beban Pajak Kini
Beban/(Manfaat) Pajak Tangguhan
Jumlah
Laba Sebelum Pajak Penghasilan
Perbedaan Temporer:
- Beban Jasa Produksi tahun 2017 dan 2016
- Beban Tantiem tahun 2017 dan 2016
- Beban Dana Kesejahteraan tahun 2017 dan 2016
- Pembayaran JasPro tahun 2016 dan 2015
- Pembayaran Tantiem tahun 2016 dan 2015
- Pembayaran Dana Kesejahteraan tahun 2016 dan 2015
- Beban Manfaat Karyawan Menurut Aktuaris
- Pembayaran Iuran Manfaat Karyawan
- CKPN
Jumlah Beda Temporer
Perbedaan Tetap
- Beban Penyusutan Rumah Dinas
- Beban Sewa Rumah Dinas Pemimpin Cabang
- Beban Pemeliharaan Rumah Dinas
- Beban Pembinaan Pegawai dan Keluarga
- Beban Langganan Surat Kabar dan Majalah
- Beban Perjamuan Tamu
- Beban Rekreasi dan Olah raga
- Beban Bantuan kepada Pegawai
- Beban Hadiah dan Sumbangan
- Beban Denda Pajak
- Beban jamuan kepada pegawai
- Beban perayaan HUT
- Beban tunjangan PPh Karyawan
- Beban perawatan kesehatan
- Beban Bidang Hukum
- Beban Non Operasional Lainnya
Jumlah Beda Tetap
Koreksi Fiskal
Laba Kena Pajak
Laba Kena Pajak Dibulatkan
Perhitungan Pajak Penghasilan Kini:
- Tahun 2016 : x
- Tahun 2017 : x
Pajak Penghasilan Kini
Uang Muka Pajak (PPh Pasal 25)
Kurang Bayar Pajak (PPh Pasal 29)
2017 2016
2.900.415.497 4.891.913.935
3.483.439.292 2.973.511.813
7.865.425.748
2017 2016
38.398.392.500 39.222.418.750
(177.553.247)
6.383.854.789
8.202.082.397
156.528.080
38.090.036.156
Rekonsiliasi antara laba sebelum pajak seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi dan penghasilan kena pajak Bank untuk
tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
2017 2016
138.377.612.631 143.696.617.411
13.715.447.607 8.459.103.643
(6.963.239.282) (5.705.218.949)
(5.312.865.308) 3.956.122.033
213.136.245
7.511.758.003
34.971.575
7.511.758.003 7.920.493.594
7.920.493.594
7.511.758.003 7.920.493.594
(7.920.493.594) (7.423.135.038)
(7.920.493.594) (7.423.135.038)
(7.920.493.594) (7.423.135.038)
(1.132.382.594)
38.220.839.253
182.822.751 90.766.656
12.429.000 5.374.500
191.952.550 274.600.143
134.432.514 125.468.433
519.357.652 446.846.131
1.017.085.652 279.302.000
35.393.600 33.263.000
156.889.675.077
153.593.570.000 156.889.675.000
25% 156.889.675.000 - 39.222.418.750
962.615.122 644.013.280
12.672.097 211.328.185
116.670.000 11.664.000
700.231.594 514.393.118
1.265.127.783 1.316.295.236
1.584.649.236 -
7.672.407.500 -
438.446.605 1.002.689.012
-
38.398.392.500 39.222.418.750
35.497.977.003 34.330.504.815
2.900.415.497 4.891.913.935
15.002.821.736 4.990.975.269
15.215.957.980 13.193.057.666
153.593.570.612
25% 153.593.570.000 38.398.392.500
36
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
18. PERPAJAKAN - (lanjutan)
b. Taksiran Pajak Penghasilan - (lanjutan)
c. Pajak Tangguhan
Jasa Produksi dan Dana Kesejahteraan
Imbalan Pasca Kerja
CKPN
Jumlah
19. PERMODALAN
a. Modal Dasar
b. Modal Disetor
Pada Tahun 2014 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.490.542.400.000,- yang
ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.05
Tanggal 27 April 2011 yang dibuat oleh Notaris Idayanti Panda, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum &
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-31166.AH.01.02 Tahun 2011 tanggal 21 Juni 2011 dengan nilai nominal Rp.100.000,-
per saham.
Pada Tahun 2017 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.1.000.000.000.000,- yang
ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.14
Tanggal 12 April 2017 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-AH.01.03-0131326 Tahun 2017 tanggal 12 April 2017 dengan nilai nominal Rp.100.000,-
per saham.
Setoran modal PT. Mega Corpora sebesar Rp.62.094.200.000,- beserta agio saham sebesar Rp.36.299.627.552,- dan penambahan
setoran modal sebesar Rp.9.388.695.750,- atau seluruhnya sejumlah Rp.107.782.523.302,- tersebut, belum memenuhi persyaratan
sebagaimana yang diatur oleh Bank Indonesia dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) nomor 13/27/PBI/2011 tanggal 28 Desember
2011 tentang perubahan atas PBI no. 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum dimana PT. Mega Corpora sebagai calon Pemegang
Saham Pengendali dengan persentasi kepemilikan 30% (tiga puluh persen) harus memenuhi persyaratan mengenai integritas,
kelayakan keuangan dan mendapatkan persetujuan dari Bank Indonesia. Sesuai dengan surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-
110/KO.631/2015 tanggal 9 Maret 2015 tentang Perlakuan Setoran Modal PT. Mega Corpora, maka setoran modal beserta agio
saham PT. Mega Corpora pada tahun 2014 telah direklasifikasi sebagai Dana Setoran Modal.
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-638/KO.63/2015 tanggal 30 September 2015 perihal Perubahan Modal Disetor
dan Komposisi Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2015 adalah sebesar
Rp.227.430.300.000,- Komposisi kepemilkan Bank tersebut sudah termasuk Modal Disetor dari PT. Mega Corpora sebesar
Rp.56.630.000.000,- dengan persentase kepemilikan 24.90%.
Pada Tahun 2015 Modal Dasar PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp.650.000.000.000,- yang
ditetapkan berdasarkan Akta Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah No.85
Tanggal 29 Mei 2015 yang dibuat oleh Notaris Charles, SH, M.Kn. dan telah disahkan dengan Keputusan Menteri Hukum & Hak
Asasi Manusia Republik Indonesia No.AHU-0936834.AH.01.02 Tahun 2015 tanggal 29 Mei 2015 dengan nilai nominal Rp.100.000,-
per saham.
Manajemen berpendapat bahwa terdapat kemungkinan besar jumlah laba fiskal pada masa mendatang akan memadai untuk
mengkompensasi perbedaan temporer yang menimbulkan aset pajak tangguhan tersebut.
Sesuai dengan peraturan perpajakan Indonesia, Bank menghitung, menetapkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang
(self-assesment system ). Direktorat Jenderal pajak dapat menghitung dan mengubah kewajiban pajak dalam batas waktu lima tahun
sejak tanggal terhutangnya pajak.
31 Desember
Komponen
2016
Dikreditkan
/(Dibebankan) ke
Komprehensif
lainnya
Dikreditkan
/(Dibebankan) ke
laporan laba rugi 2017Aset/(Kewajiban)
Pajak Tangguhan
(340.328.788) 1.812.321.267 11.959.859.620
Aset pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak yang berlaku atau secara substansial telah berlaku pada tanggal
laporan posisi keuangan.
(8.375.256.101) (7.047.039.774) - (1.328.216.327)
5.940.370.195 - (306.551.693) 5.633.818.502
9.381.197.561 (340.328.788) 177.553.247 9.218.422.020
10.487.867.141
37
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PERMODALAN - (lanjutan)
b. Modal Disetor - (lanjutan)
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT.Mega Corpora
Jumlah
Provinsi Sulteng
Pemkot Palu
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Buol
Kab Morowali
Kab Parigi Mautong
Kab Sigi
Kab Banggai Kepulauan
Kab Morowali Utara
PT.Mega Corpora
c. Dana Setoran Modal
Berdasarkan kondisi tersebut di atas, maka komposisi pemegang saham PT. BPD Sulteng untuk tahun 2017 dan 2016 adalah sebagai
berikut:
2,29%
3,36%
11.771.900.000
1,53%
3,02%
12.621 0,49% 1.262.100.000
5.900.000.000
7.790.200.000
8.662.600.000
11.085.400.000
14.218.600.000
13.349.500.000
4,58%
2.524.300.000
5.996.500.000
3,02%
5,52%
Nominal
63.721.200.000
4.210.500.000
4,80% 12.382.900.000
4,58% 11.800.100.000
31,32% 80.754.700.000
4,39%
100,00%
12.382.900.000
11.800.100.000
11.310.700.000
Nominal
Merupakan tambahan setoran modal oleh para pemegang saham untuk menambah kepemilikan saham, namun belum didukung
kelengkapan persyaratan modal sehingga harus dicatat pada rekening dana setoran modal sesuai pasal 14 Peraturan Bank
Indonesia No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum.
21,97% 56.630.000.000
93,32% 240.598.700.000
2,33%
3.945.500.000
11.310.700.000
5.900.000.000
7.790.200.000
11.085.400.000
12.325.400.000
25.243
2.524.300.000
2017
142.186
83.594.500.000
4,39%
110.854
86.626
123.829
117.719
123.254
110.854
86.626
4,30%
3,36%
0,98%
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-217/KO.064/2017 tanggal 22 Mei 2017 perihal Laporan Perubahan Komposisi
Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2017 adalah sebesar Rp.257.809.100.000,-.
4,80%
5,18%
Jumlah saham
32,42%
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-233/KO.064/2016 tanggal 26 Juli 2016 perihal Laporan Perubahan Komposisi
Kepemilikan Bank Sulteng, komposisi kepemilikan Bank Per Tanggal 31 Desember 2016 adalah sebesar Rp.240.598.700.000,-.
118.001
123.829
133.495
807.547
113.107
118.001
%
835.945
113.107
77.902
59.000
42.105
59.965
25.243
637.212
2.578.091
%
2,29%
1,63%
2016
Jumlah saham
8.662.600.000
4,57%
4,30%
4,78%
1,44% 3.715.000.000
24,72%
257.809.100.000
0,98%
77.902
59.000
37.150
39.455
566.300
2.405.987
38
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PERMODALAN - (lanjutan)
c. Dana Setoran Modal - (lanjutan)
Saldo Dana Setoran Modal per 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
Provinsi Sulteng
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Bangkep
Kab Tolitoli
Kab Tojo Una-una
Kab Morowali
Kab Buol
Pemkot Palu
Kab Sigi
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
Kab Parigi Moutong
PT Mega Corpora
d. Modal Sumbangan
e. Agio Saham
2.000.088.961
-
63.534.230.938
Dana setoran modal tahun 2017 sebesar Rp.63.534.230.938,- berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkab dan Pemkot di wilayah
Sulawesi Tengah yang belum mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
4.500.220.971
195.293
241.324
2.500.261.482
3.250.262.155
204.911
167.283
7.447.573.000 -
178.933
212.607
127.887
785.348.756
19.463
2.000.000.000
11.236.644.608
24.274.085.674
34.934.302.289
195.293
241.324
5.000.412.298
3.250.268.065
259.123
167.283
3.500.178.933
3.000.212.607
127.887
900.184.411
3.500.019.463
Berdasarkan Akta Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT. Bank Sulteng Nomor: 28a Tanggal 21 April
2016 telah menyetujui pengembalian Dana Setoran Modal (DSM) sebesar Rp.18.047.191.602, milik PT. Mega Corpora (DSM tersebut
disetor untuk porsi saham 30% namun RUPS tanggal 24 April 2015 tahun buku 2014 menyetujui sebesar 24.90%).
Berdasarkan Surat Otoritas Jasa Keuangan Nomor: S-352/KO.064/2016 tanggal 30 September 2016 Perihal Permohonan
Persetujuan Pengembalian Dana Setoran Modal (DSM) PT. Mega Corpora dan Pembagian Dividen Atas Laba Ditahan Tahun Buku
2013, per tanggal 19 Oktober 2016 dana setoran modal sebesar Rp.18.047.191.602,- telah di kembalikan ke PT. Mega Corpora.
Berdasarkan PSAK 61 Akuntansi Hibah Pemerintah dan Pengungkapan Bantuan Pemerintah maka per 31 Desember 2015 Modal
Sumbangan sebesar Rp.275.450.000,- di reklasifikasikan ke Pos Cadangan Umum.
Merupakan bantuan dari Bank Indonesia berupa seperangkat hardware dan software bagi komputerisasi teller system dan
akuntansi sesuai Surat Bank Indonesia Nomor: 26/12/UPPP/PPTP tanggal 12 Mei 1993 perihal Bantuan Teknis kepada PT. Bank
Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah.
Dana setoran modal tahun 2016 sebesar Rp.13.037.441.066,- berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkab dan Pemkot di wilayah
Sulawesi Tengah yang belum mendapatkan persetujuan RUPS. Sedangkan sebesar Rp.11.236.644.608,- merupakan dana setoran
modal milik PT. Mega Corpora yang belum mendapatkan persetujuan Otoritas Jasa Keuangan.
2017 2016
Per 31 Desember 2016 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi Tengah
adalah sebesar Rp.22.847.121.757,-. Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.33.105.331.700,-.
Per 31 Desember 2017 Agio saham yang berasal dari setoran modal Pemprov, Pemkot dan Pemkab di Wilayah Sulawesi Tengah
adalah sebesar Rp.28.762.704.885,- Sedangkan agio saham PT. Mega Corpora sebesar Rp.37.250.776.308,-.
39
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
19. PERMODALAN - (lanjutan)
e. Agio Saham - (lanjutan)
Provinsi Sulteng
Kab Donggala
Kab Poso
Kab Banggai
Kab Toli toli
Kab Tojo Unauna
Kab Morowali
Kab Buol
Kab Banggai Kepulauan
Pemkot Palu
Kab Sigi
Kab Morowali Utara
Kab Banggai Laut
PT. Mega Corpora
Jumlah
20. PENDAPATAN KOMPREHENSIF LAINNYA
Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga
Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti
Pajak-pajak terkait
Jumlah
a. Keuntungan (Kerugian) nilai wajar surat berharga
b. Keuntungan (Kerugian) Aktuarial Program Manfaat Pasti
21. PEMBAGIAN LABA BERSIH
Adapun alokasi pembagian laba untuk tahun-tahun tersebut adalah sebagai berikut:
Dividen
Cadangan Umum
Cadangan Khusus IT
Jumlah Alokasi Laba
1.940.818.769
(340.328.788) 214.266.699
(9.861.074.328)
737.811.039 -
66.013.481.193
2017 2016
4.279.432.636 5.939.551.318
872.032.903
2.616.858.676
872.032.903
2.616.858.676
1.294.866.850
33.105.331.700
Harga saham atas Dana setoran modal Pemegang Saham Tahun 2013 sampai saat ini adalah sebesar Rp.158.459,- per lembar
saham dengan rincian Rp.100.000 dibukukan sebagai Nominal saham dan Rp.58.459,- dibukukan sebagai Agio saham berdasarkan
hasil penilaian dari Kantor Jasa Penilai Publik "Miduk Totok" yang telah diputuskan pada RUPS-LB tanggal 12 April 2013 dan
tertuang dalam Akta Pernyataan Keputusan RUPS-LB PT.Bank Pembangunan Daerah Sulteng No.69 tanggal 21 Juni 2013.
1.475.680.537
1.475.622.078
1.943.995.586
737.811.039
1.547.292.812
1.254.237.845
3.689.172.113 3.689.172.113
1.584.531.195
37.250.776.308
1.660.118.682 1.660.118.682
1.475.680.537
55.952.453.457
5.280.329.063 4.948.756.692
105.606.581.256 98.975.133.835
47.522.961.565 44.538.810.226
2017 2016
52.803.290.628 49.487.566.918
2.397.871.262
3.050.741.374
737.811.039
2017
Jasa produksi, dana kesejahteraan, tantiem dan CSR untuk tahun 2017 telah disajikan sebagai beban tahun berjalan dan bukan
sebagai distribusi laba bersih.
1.547.292.812
2.453.231.935
Pembagian laba tahun buku 2016 dilaksanakan pada tahun 2017 berdasarkan Akta Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan nomor 13
tanggal 12 April 2017. Sedangkan pembagian laba tahun buku 2015 dilaksanakan pada tahun 2016 berdasarkan hasil Rapat Umum
Pemegang Saham Tahunan tahun 2016.
2016
-
(6.217.575.608)
(8.260.584.347) (6.003.308.909)
Keuntungan atau kerugian aktuaria dari penyesuaian dan perubahan asumsi aktuaria sebagai kelebihan atas nilai yang lebih tinggi
antara 10% dari nilai wajar aset program atau 10% dari nilai kini liabilitas imbalan pasti pada awal periode diamortisasi dan diakui
sebagai biaya atau keuntungan selama perkiraan rata rata sisa tahun jasa pegawai yang telah memenuhi kriteria.
Merupakan hasil Market to Market atas Nilai Aktiva Bersih (NAB) Surat berharga (Reksadana) dihitung berdasarkan nilai pasar wajar
(NPW).
40
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
22. PENDAPATAN BUNGA
Penempatan pada Bank Indonesia
Penempatan pada bank lain
Kredit yang diberikan
Jumlah
23. BEBAN BUNGA
Bank Lain
- Call Money
- Deposito Berjangka
- Giro
- Lainnya
Jumlah Beban Bunga Bank Lain
Non Bank
- Giro
- Tabungan
- Deposito Berjangka
Jumlah Beban Bunga Non Bank
Jumlah
24. PENDAPATAN OPERASIONAL LAINNYA DAN IMBALAN JASA
Penerimaan bunga kredit hapus buku
Penerimaan pokok kredit hapus buku
Provisi Bank Garansi
Denda kredit dan deposito
Jasa penggantian Cek dan Bilyet Giro
Jasa administrasi
Jasa administrasi referensi/dukungan bank
Jasa transfer
Pendapatan Fee
Keuntungan dari penjualan efek-efek
Lainnya
Jumlah
25. PENYISIHAN (PEMULIHAN) CADANGAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI
Kredit yang diberikan
Penempatan pada Bank Lain
Jumlah
- 23.951.649.240
5.897.789.714
Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan rekalisfikasi terhadap “pendapatan bunga” dari
penempatan reksadana pasar uang ke "pendapatan operasional lainnya" sebesar Rp.23.951.649.240,- sehingga pendapatan bunga
menjadi sebesar Rp.504.257.707.018,-.
18.566.671
2016
30.096.503.577 33.623.682.502
41.541.745.132 60.722.873.455
1.124.032.587
151.484.364.034
108.358.065.147
6.828.341.132
36.297.957.755
174.271.599.352
173.030.176.882
27.464.820.869
2017
30.329.360.555
4.358.333
5.329.766
7.734.554.719
134.966.261.608
21.557.343.055 22.596.627.779
200.494.997.751
17.208.638.942
-
17.208.638.942
2016
34.275.046.138
7.575.979.233
4.811.032.732
231.930.000
1.001.697.964
2017 2016
27.859.776 179.303.928
504.257.707.018 495.973.374.643
2017 2016
2017
334.120.000
7.353.053.577
3.937.874.930
107.747.000
2.203.796.892
2016
22.787.235.318
169.287.119
2.753.750
1.123.163.469
991.466.630
6.585.160.741
15.946.303.134
69.013.305.099
2017
2.873.388.738
-
2.873.388.738
112.151.852
23.756.745.385
840.059.500
Pada tahun 2017 sesuai dengan PSAK 01, PSAK 55, PAPI 2008 Buku 1 dilakukan rekalisfikasi terhadap “pendapatan bunga” dari
penempatan reksadana pasar uang ke "pendapatan operasional lainnya" sebesar Rp.23.951.649.240,- sehingga pendapatan operasional
lainnya menjadi sebesar Rp.69.013.305.099,-.
1.093.222.668
432.619.458.309 401.626.818.687
41
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
26. BEBAN ADMINISTRASI DAN UMUM
Beban barang dan jasa pihak ketiga
Beban sewa
Beban asuransi
Beban pemeliharaan dan perbaikan
Beban penyusutan dan amortisasi
Beban promosi
Beban perjalanan dinas
Beban pajak dan retribusi
Jumlah
27. BEBAN TENAGA KERJA
Gaji dan tunjangan
Honorarium Dewan Komisaris
Lembur
Pembayaran lainnya ke pegawai
Jasa produksi dan kesejahteraan
Imbalan kerja
Pendidikan dan seminar
Jumlah
28. BEBAN LAINNYA
Tenaga ahli
Beban iuran dana pensiun
Beban operasional lainnya
Beban dari bank lain
Jumlah
-
-
-
-
29. PENDAPATAN/(BEBAN) NON OPERASIONAL
Pendapatan Non Operasional:
Pendapatan Non Operasional Lainnya
Jumlah
Beban Non Operasional:
Beban Non Operasional Lainnya
Denda Laporan
Denda Pajak
Denda Lainnya
Hadiah dan Sumbangan
Jumlah
Jumlah Pendapatan/(beban) non Operasional
Dari Beban lainnya sebesar Rp.15.172.121.635,19, diantaranya sebesar Rp.7.672.407.500 merupakan Beban Kasus Hukum atas Perkara
Perdata Penggugatan an. Chairil Anwar Kuasa Ahli Waris Moehd Idris Ro-e berdasarkan:
Putusan Mahkamah Agung Nomor 201 PK/Pdt/2017 tanggal 12 Juni 2017,
Surat Pengadilan Negeri/PHI/Tipikor klas IA Palu Nomor: W21-UI/374/HK.02/I/2018 tanggal 25 Januari 2018 Prihal:
Pemberitahuan Pelaksanaan Sita Eksekusi Perkara Perdata No.87/Pdt.G/2014/PN.Palu,
Surat Direksi Bank Sulteng kepada Dewan Komisaris Nomor: 0387/BPD-ST/DIR/CORSEC/III/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perilah:
Permohonan Persetujuan Pembayaran Kasus Hukum Sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan
Pengadilan Negeri Palu,
Surat Dewan Komisaris kepada Direksi Nomor: 005/DK-BPDST/I/2018 tanggal 30 Januari 2018 Perihal: Persetujuan Pembayaran
Kasus Hukum sesuai dengan Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia dan Putusan Pengadilan Negeri Palu.
(436.235.161)
211.328.185
1.942.772.956
4.427.220.702
1.622.986.424
2.804.234.278
1.000.000 11.292.479
962.615.122 644.013.280
208.252.600
12.672.097
1.002.689.012
1.506.537.795
2016
1.506.537.795
18.095.457.337 11.649.471.855
2017
101.720.475
2.326.938.505
744.260.420
73.450.000
775.151.580
1.728.000.000
30.499.060.860
2016
76.842.996.191
438.446.605
4.427.220.702
532.655.782 428.440.302
130.278.010.323 106.142.861.869
2017 2016
916.645.520 700.588.463
1.474.034.400 1.805.725.394
15.172.121.635 8.714.717.696
4.653.635.944
8.459.103.643
23.761.480.783
36.266.429.059 45.003.852.264
22.535.274.010
18.341.390.764
7.134.176.428
42.613.323.747
5.030.436.850
39.520.985.707
20162017
6.195.040.489
9.557.783.956
133.547.252
7.432.568.505
8.634.295.083
34.192.117.932
85.955.779.615
2017
9.570.004.510
1.253.196.013
9.200.315.144
4.115.129.644
8.900.308.619
1.392.755.255
9.147.364.558
42
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
30. TAGIHAN DAN LIABILITAS KOMITMEN KONTIJENSI
KOMITMEN
Tagihan komitmen:
- Komitmen Kredit yang Belum Digunakan
- Lainnya
Jumlah
Liabilitas komitmen:
- Komitmen Kredit yang Belum Ditarik
- Lainnya
Jumlah
Komitmen bersih
KONTIJENSI
Tagihan Kontijensi:
- Pendapatan Bunga dalam Penyelesaian
- Lainnya
Jumlah
Liabilitas Kontijensi:
- Garansi yang Diterbitkan
- Lainnya
Jumlah
Kontijensi Bersih
LAINNYA
- Aset Produktif yang Dihapusbukukan
- Lainnya
Jumlah Tagihan Lainnya
Jumlah Tagihan Komitmen dan Kontijensi - Bersih
31. IMBALAN KERJA
Dana Pensiun
Tunjangan Hari Tua
Uang Duka Penghargaan Pensiun
Akhir Masa Jabatan Direksi
Liabilitas Imbalan Pasca Kerja
a. Program Dana Pensiun
2017 2016
PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah memiliki program pensiun manfaat pasti melalui Dana Pensiun Bank Pembangunan
Daerah Sulawesi Tengah yang pesertanya meliputi setiap karyawan yang telah berusia 18 tahun atau telah menikah. Program
tersebut memberikan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang berhak pada saat karyawan pensiun atau
pada saat karyawan tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun yang bersangkutan.
Pendanaan program pensiun ini dibentuk dari iuran peserta sebesar 5,00% dan iuran normal dan tambahan sesuai perhitungan
aktuaria yang dibayarkan oleh PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Tengah sebagai pendiri. Di samping itu, sumber pendanaan
lainnya adalah hasil investasi Dana Pensiun. Aset Investasi dana pensiun berupa deposito berjangka.
Berdasarkan laporan aktuaris No.: 082-D/PSAK/DAT/I/2018 untuk perhitungan Dana Pensiun, Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca
Kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
-
21.339.202.615
17.694.783.864
2.917.482.083
Bank memberikan imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja lainnya kepada para karyawannya yang memenuhi syarat yang terdiri
dari program pensiun manfaat pasti, tunjangan hari tua, penghargaan masa kerja, uang duka dan penghargaan pensiun, serta
penghargaan akhir masa jabatan direksi. yang dihitung berdasarkan Peraturan Perusahaan yang telah sesuai dengan Undang-Undang
Ketenagakerjaan No.13 Tahun 2003.
Penilaian aktuaria atas liabilitas imbalan kerja jangka panjang dan pasca kerja dihitung oleh aktuaria independen (PT Dian Artha
Tama) dengan menggunakan metode projected unit credit . Perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Desember 2017, diperoleh dari laporan aktuaria pada tanggal 24 Januari 2018.
2017 2016
5.819.660.335
16.072.022.672
20.982.152.030
4.965.603.443
47.839.438.480 41.951.468.562
(41.974.286.300)
-
(41.974.286.300)
11.609.096.564
-
11.609.096.564
(10.981.725.449)
-
2016
(30.365.189.736)
(10.981.725.449)
-
-
2017
-
(7.077.245.998)
-
12.256.751.429
12.256.751.429
(30.853.401.965)
-
(30.853.401.965)
50.007.385.100 63.358.440.803
43.974.709.980 47.623.645.208
31.706.571.654 57.081.710.780
75.681.281.634 104.705.355.988
-
- -
(7.077.245.998) (10.981.725.449)
-
(18.596.650.536)
(7.077.245.998)
43
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
a. Program Dana Pensiun - (lanjutan)
Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:
Biaya Jasa Kini
Biaya (Pendapatan) Netto
a. Biaya Bunga
b. Pendapatan Bunga dari aset
c. Bunga atas dampak batasan atas
Beban (Pendapatan) yang diakui
Rekonsiliasi Pendanaan
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Perubahan atas Dampak Batasan Aset
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir periode
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Perubahan dampak batas aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi
Penetapan Beban (Pendapatan) Imbalan Pasca Kerja:
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Beban (Pendapatan) yang diakui
4.886.473.614
-
(3.701.712.787)
(3.630.705.011)
4.197.060.085
6.292.459.326
5.314.585.688
(1.244.098.052)
(3.575.140.338)
2.590.828.874
1.716.507.195
(289.771.300)
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
3.773.018.471 4.017.564.769
9.198.435.663
(1.452.921.382)
(1.751.115.901)
12.782.205.004 6.787.806.624
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 082-B/PSAK/DAT/I/2018 untuk perhitungan Tunjangan Hari Tua, beban (pendapatan)
imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
2017 2016
1.980.525.452
2.164.584.955
(372.091.936)
4.800.681.202
(5.819.660.335) 1.751.115.901
2017 2016
6.787.806.624
2017 2016
(56.459.279.224)
50.639.618.889
(5.819.660.335)
-
-
-
(5.819.660.335)
- (3.135.357.713)
4.625.943.157 3.701.712.787
2017 2016
1.751.115.901
-
4.625.943.157
7.745.514.281
(3.141.815.494)
(40.697.458.761)
42.448.574.662
1.751.115.901
-
-
-
1.751.115.901
2017 2016
4.773.036.893
3.418.586.536
3.701.712.787
2.702.032.869
(3.565.680.272)
- 439.782.625
44
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
b. Program Tunjangan Hari Tua Pegawai dan Direksi - (lanjutan)
Rekonsiliasi Pendanaan
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Muka dan Penghargaan Pensiun
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
Beban (Pendapatan)yang diakui
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Kewajiban transisi yang belum diakui
Biaya Jasa Lalu yang belum diakui
(Laba)/Rugi Aktuaria yang belum diakui
Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Yang diakui akhir periode
Status Rekonsiliasi imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai
berikut:
4.429.665.901
(15.852.621.054)
-
(4.017.564.769)
- -
- -
20.982.152.030 (17.694.783.864)
- -
- -
- -
- -
8.065.955.423 3.405.999.211
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
2017 2016
20.982.152.030 (17.694.783.864)
- -
20.982.152.030 (17.694.783.864)
147.921.577
(7.514.850.164)
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 082-A/PSAK/DAT/I/2018 untuk perhitungan penghargaan Masa Kerja Uang Duka dan
Penghargaan Pensiun, beban (pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016 adalah sebagai berikut:
2017 2016
6.579.593.578 2.237.485.203
1.486.361.845 1.168.514.008
- -
- -
- -
85.164.030
(140.317.554)
(21.339.202.615)
-
(3.773.018.471)
7.374.532.610
1.665.665.804
(16.072.022.672) (21.339.202.615)
2017 2016
(140.317.554)
(7.522.454.187)
(21.131.037.403)
5.059.014.731
(16.072.022.672) (21.339.202.615)
- -
- -
- -
(16.072.022.672) (21.339.202.615)
2017 2016
2.736.381.427
(2.821.545.457)
1.352.528.665
(2.961.863.011)
(25.768.868.516)
2017 2016
45
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
c. Program Penghargaan Masa Kerja Uang Muka dan Penghargaan Pensiun - (lanjutan)
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
d. Penghargaan Akhir Masa Jabatan Direksi dan Komisaris
Biaya Jasa Kini
Biaya Bunga
Hasil yang diharapkan dari aset
(Laba)/Rugi Aktuaria
Beban Jasa Lalu
a. vested
b. Non vested
c. Transisi
Beban (Pendapatan)yang diakui
Nilai Kini Kewajiban
Nilai Wajar Aset
Status Pendanaan
Perubahan pada Dampak Batas Aset
Biaya dibayar dimuka (Cadangan)
Yang diakui akhir periode
Rekonsiliasi Biaya dibayar dimuka (Cadangan) Kewajiban Imbalan Pasca Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) awal
Pembayaran Imbalan
Beban (Pendapatan)
Pendapatan Komprehensif Lain
Iuran Pemberi Kerja
Biaya dibayar dimuka (cadangan) akhir
Akumulasi (Laba)/Rugi Aktuaria yang diakui dalam pendapatan Komprehensif lain
Pendapatan Komprehensif Lain Awal
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Kewajiban
(Laba)/Rugi Aktuaria pada Aset
Perubahan dampak batas aset
Pendapatan Komprehensif Lain akhirnya periode
Status Rekonsiliasi Pendanaan untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
7.023.144.363 1.141.801.510
- -
- -
8.134.900.384 1.111.756.021
2017 2016
(2.917.482.083) (2.360.140.910)
6.851.496.716 1.620.000.000
1.876.473.713 1.035.539.663
7.023.144.363 1.141.801.510
- -
(4.965.603.443) (2.917.482.083)
2017 2016
1.111.756.021 (30.045.489)
2017 2016
(4.965.603.443) (2.917.482.083)
- -
(4.965.603.443) (2.917.482.083)
- -
- -
(4.965.603.443) (2.917.482.083)
304.833.101 212.412.682
- -
- -
- -
- -
- -
- -
1.876.473.713 1.035.539.663
(20.982.152.030) (17.694.783.864)
2017 2016
(4.281.694.981) 1.460.925.869
- -
(3.541.180.896) 740.514.085
Berdasarkan laporan aktuaris Nomor: 082-C/PSAK/DAT/I/2018 untuk perhitungan penghargaan, Akhir Masa Jabatan Direksi beban
(pendapatan) imbalan pasca kerja untuk tahun-tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai
berikut:
2017 2016
1.571.640.612 823.126.981
740.514.085 (720.411.784)
2017 2016
(17.694.783.864) (12.983.488.983)
496.892.276 155.630.199
8.065.955.423 3.405.999.211
(4.281.694.981) 1.460.925.869
- -
46
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
31. IMBALAN KERJA - (lanjutan)
e. Asumsi
Tingkat mortalitas
Tingkat kecatatan
Tingkat pengunduruan diri
Tingkat pensiun awal
Selisih usia peserta dan suami/istri
Rata-rata kenaikan gaji pada masa yang akan datang
Tingkat kenaikan manfaat pensiun berkala
Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran kewajiban aktuaria
Rata-rata tertimbang tingkat bunga pengukuran aset aktuaria
Usia Pensiun
Metode yang digunakan
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN
Asumsi yang digunakan oleh aktuaris untuk menentukan besarnya seluruh kewajiban manfaat karyawan di atas adalah sebagai
berikut:
465.381.245.590
1.503.620.366.041
625.010.325.965
-
7.569.976.081.813
Pinjaman Diterima - - - - -
Jumlah 75.000.000.000 1.151.931.740.143 2.603.251.510.501 3.739.792.831.170 7.569.976.081.813
Tabungan - - - 465.381.245.590 465.381.245.590
Deposito Berjangka - - -
212.599.894.109
6.621.422.934
771.700.000.000 Penempatan BI dan Bank Lain - 771.700.000.000 - - 771.700.000.000
455.231.740.143
2.603.251.510.501
926.559.576.530
Efek-efek 75.000.000.000 380.231.740.143 - - 455.231.740.143
Kredit Yang Diberikan - - 2.603.251.510.501 - 2.603.251.510.501
Giro - - - 926.559.576.530 926.559.576.530
1.744.164.364.903
625.010.325.965
300.551.250.000
1.744.164.364.903
625.010.325.965
300.551.250.000
9.058.755.889.970
2016
Nilai Wajar
9.058.755.889.970 806.854.471.163 3.259.250.141.267 4.054.089.473.689
Dimiliki Hingga Pinjaman Yang Biaya Perolehan
- - 1.744.164.364.903
- - 625.010.325.965
- 300.551.250.000 -
Tersedia untuk
4.014.842.676
337.058.770.359
1.408.357.504.655
4.014.842.676
337.058.770.359
1.408.357.504.655
- - 4.014.842.676
337.058.770.359 - -
469.795.700.804 -
2.958.698.891.267
651.475.112.429
729.811.717.530
2.958.698.891.267
651.475.112.429
729.811.717.530
- - 651.475.112.429
- - 729.811.717.530
-
- 2.958.698.891.267 -
Sebagian besar instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan disajikan menggunakan nilai wajar. Berikut ini adalah perbandingan
antara nilai tercatat, seperti yang dilaporkan pada laporan posisi keuangan dan nilai wajarnya.
Pada tabel berikut ini, instrumen keuangan telah dialokasikan berdasarkan klasifikasi-nya. Kebijakan akuntansi penting pada Catatan
No. 2c menjelaskan bagaimana setiap kategori aset keuangan dan liabilitas keuangan diukur dan bagaimana pendapatan dan beban,
termasuk keuntungan dan kerugian atas nilai wajar (perubahan nilai wajar instrumen keuangan) diakui.
Pengelompokan aset keuangan telah diklasifikasikan menjadi aset keuangan dimiliki hingga jatuh tempo, pinjaman yang diberikan
dan piutang, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai biaya perolehan diamortisasi.
Nilai wajar pada tanggal laporan posisi keuangan adalah berdasarkan informasi yang tersedia dan belum diperbaharui untuk
merefleksikan perubahaan keadaan pasar setelah tanggal laporan posisi keuangan.
Tabel berikut ini merupakan nilai tercatat dan nilai wajar dari aset keuangan dan liabilitas keuangan pada tanggal 31 Desember 2017
dan 2016.
2017
Nilai Wajar
299.613.110.187
Nilai Tercatat
299.613.110.187 - - 299.613.110.187
Dimiliki Hingga
Jatuh Tempo
Pinjaman Yang
Diberikan/Diterima
Biaya Perolehan
Diamortisasi
Tersedia untuk Aset dan Liabilitas
Keuangan
Giro pada Bank Indonesia
0,10% per tahun 0,10% per tahun
5 tahun 5 tahun
5% 5%
NIHIL NIHIL
7,2% 7,3% - 8,4%
0% - 7,2% 0% - 9%
56 tahun 56 tahun
Projected Unit Credit Projected Unit Credit
2017 2016
GAM tahun 1971 GAM tahun 1971
0,01% per tahun 0,01% per tahun
0,50% per tahun 0,50% per tahun
Giro pada Bank Lain
Penempatan BI dan Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Giro
Tabungan
Deposito Berjangka
Simpanan dari Bank Lain
Pinjaman Diterima
Jumlah
dijual
-
-
-
938.561.803.851
-
-
-
-
-
-
938.561.803.851
1.503.620.366.041 1.503.620.366.041
Simpanan dari Bank Lain - - - 625.010.325.965 625.010.325.965
Aset dan Liabilitas
Keuangan dijual Jatuh Tempo Diberikan/Diterima Diamortisasi
Giro pada Bank Indonesia - - - 212.599.894.109 212.599.894.109
Giro pada Bank Lain - - - 6.621.422.934 6.621.422.934
Nilai Tercatat
47
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
32. ASET DAN LIABILITAS KEUANGAN - (lanjutan)
Metode dan asumsi yang digunakan untuk estimasi nilai wajar adalah sebagai berikut:
-
-
-
33. KUALITAS ASET PRODUKTIF
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Jumlah
Penempatan pada BI
Penempatan pada Bank Lain
Efek-efek
Kredit Yang Diberikan
Jumlah
34. MANAJEMEN RISIKO
Seluruh penempatan dana pada Bank Indonesia, penempatan pada bank lain, dan efek-efek digolongkan sebagai aset lancar.
PT. Bank Sulteng menerapkan manajemen risiko yang independen dan sesuai dengan standar yang merujuk pada ketentuan Bank
Indonesia serta best practices yang diterapkan di perbankan internasional.
Kerangka pengelolaan risiko Bank mengacu pada Peraturan Bank Indonesia (PBI) No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang
Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 tentang
Perubahan atas Peraturan Bank Indonesia Nomor 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum sebagai mana
telah diubah sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK) No. 18/POJK.03/2016 tanggal 16 Maret 2016 tentang Penerapan
Manajemen Risiko bagi Bank Umum. Kerangka ini tercantum dalam Kebijakan Manajemen Risiko Bank Mandiri (KMRBM) agar sejalan
dengan rencana penerapan Basel II Accord secara bertahap di Indonesia. Dalam kerangka pengelolaan risiko tersebut diatur berbagai
kebijakan agar manajemen risiko berfungsi sebagai business enabler sehingga bisnis dapat tetap tumbuh dalam koridor prudential
principle dengan menerapkan proses manajemen risiko yang ideal (identifikasi - pengukuran - pemantauan - pengendalian risiko)
pada semua level organisasi.
Direksi memiliki tanggung jawab secara menyeluruh terhadap pembentukan dan pengawasan terhadap kerangka manajemen risiko
Bank. Direksi telah membentuk Komite Aset dan Liabilitas (ALCO), Komite Risiko Kredit dan Operasional yang bertanggung jawab
untuk mengembangkan dan memonitor kebijakan manajemen risiko Bank di area yang telah ditetapkan. Semua komite Dewan
memiliki anggota eksekutif dan non-eksekutif dan melaporkan secara teratur kepada Direksi pada tanggal kegiatan mereka.
Kebijakan manajemen risiko Bank dibuat untuk mengidentifikasi dan menganalisis risiko yang dihadapi oleh Bank, untuk menetapkan
batas risiko dan pengendalian yang tepat, dan memantau risiko dan kepatuhan terhadap batas risiko. Kebijakan manajemen risiko dan
sistem direview secara berkala untuk mencerminkan perubahan dalam kondisi pasar, produk dan jasa yang ditawarkan.
Bank, melalui pelatihan dan pemeliharaan prosedur operasi standar, bertujuan untuk mengembangkan lingkungan pengendalian yang
disiplin dan konstruktif, sehingga semua karyawan memahami peran dan kewajibannya masing-masing.
455.231.740 - - - - 455.231.740
2.525.699.433 76.650.327 1.021.481 1.869.686 33.041.689 2.638.282.616
3.752.631.174 76.650.327 1.021.481 1.869.686 33.041.689 3.865.214.356
2016 (dalam ribuan)
Aset Produktif Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
431.700.000 - - - - 431.700.000
340.000.000 - - - - 340.000.000
1.408.357.505 - - - - 1.408.357.505
2.854.472.829 99.146.368 4.302.551 2.847.097 33.605.397 2.994.374.241
4.599.889.104 99.146.368 4.302.551 2.847.097 33.605.397 4.739.790.516
Aset Produktif Lancar DPK Kurang Lancar Diragukan Macet Jumlah
212.058.770 - - - - 212.058.770
125.000.000 - - - - 125.000.000
Nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan, kecuali efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo dan pinjaman yang diterima,
mendekati nilai tercatatnya karena mempunyai jangka waktu jatuh tempo yang singkat atas instrumen keuangan tersebut
dan/atau suku bunganya sering ditinjau ulang.
Nilai wajar efek-efek dimiliki hingga jatuh tempo ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku pada tanggal 31
Desember 2017 dan 2016.
Nilai wajar pinjaman yang diterima dinilai menggunakan diskonto arus kas berdasarkan tingkat suku bunga pasar per tanggal
31 Desember 2017 dan 2016.
Tabel berikut ini menunjukkan tingkat mutu aset produktif Bank sesuai dengan peraturan Bank Indonesia yang berlaku:
2017 ( dalam ribuan)
48
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
a. Profil Risiko Bank
Ringkasan sesuai matriks profil risiko yaitu sebagai berikut:
Risiko Kredit
Risiko Pasar
Risiko Operasional
Risiko Likuiditas
Risiko Hukum
Risiko Reputasi
Risiko Strategik
Risiko Kepatuhan
Peringkat Komposit
b. Risiko Kredit
-
-
-
- Mengadakan pendidikan dan pelatihan untuk memberikan hasil yang baik kepada Bank dalam mengelola risiko kredit.
Adapun Maksimum Eksposur Risiko Kredit adalah sebagai berikut (dalam jutaan rupiah):
Bank Indonesia
Giro pada Bank Lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain
Efek - efek
Kredit yang diberikan
Jumlah - Bruto
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah- Bersih 5.007.743 4.049.405
Manajemen memfokuskan, mengembangkan dan mengkategorikan risiko kredit bank sesuai dengan tingkat kerugian
keuangan yang akan dihadapi. Sistem penilaian risiko digunakan dalam menentukan eksposur kredit.
Berdasarkan pedoman yang ditetapkan oleh Bank Indonesia. Jaminan umumnya tidak diadakan selama penempatan pada Bank
Indonesia dan bank lain.
2017 2016
299.613 212.600
4.015 6.621
337.059 771.700
1.408.358 455.232
2.994.374 2.638.283
5.043.418 4.084.436
(35.675) (35.031)
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 2 Moderate Fair 3
Dengan melihat risiko inherent berada pada posisi Moderate dan Kualitas Penerapan Manajemen Risiko pada posisi Fair , maka
peringkat Profil Risiko Per Desember 2017 adalah peringkat 3 (tiga).
Risiko kredit adalah risiko kerugian keuangan dari counterparty yang tidak mampu memenuhi kontrak kewajiban mereka. Untuk
memastikan penurunan nilai kredit cepat terdeteksi, portofolio kredit secara aktif dimonitor pada setiap lapisan struktur risiko
dan akan diatasi melalui penerapan strategi perbaikan.
Direksi telah mendelegasikan tanggung jawab bagi pengawasan terhadap risiko kredit. Divisi Kredit bertanggung jawab untuk
manajemen risiko kredit PT Bank Sulteng, termasuk:
Merumuskan kebijakan kredit yang meliputi persyaratan agunan, kredit penilaian, penilaian risiko dan pelaporan, prosedur
dokumenter dan hukum, dan sesuai dengan persyaratan peraturan dan perundang-undangan.
Untuk persetujuan dan perpanjangan fasilitas kredit, batas otorisasi dialokasikan untuk Petugas Kredit. Fasilitas yang lebih
besar memerlukan persetujuan oleh Divisi Kredit, Kepala Divisi Kredit, Komite Kredit atau Dewan Direksi yang membidangi
masalah tersebut.
Moderate
Low to Fair 3 Low to Fair 3
Moderate Moderate
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Moderate Fair 3
Moderate Fair 3 Low to Satisfactory 3
Risiko
Moderate Fair 3 Moderate Satisfactory 3
Low to Satisfactory 2 Low to Fair 2
Moderate Moderate
Komite Audit Bank bertanggung jawab untuk memantau kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur manajemen risiko Bank, dan
untuk mengkaji kecukupan kerangka kerja manajemen risiko dalam kaitannya dengan risiko yang dihadapi oleh Bank. Audit Komite
Bank dibantu oleh fungsi-fungsi Internal Audit. Internal Audit melakukan review terhadap prosedur dan pengendalian manajemen
risiko secara reguler dan ad-hoc, hasilnya dilaporkan kepada Komite Audit Bank.
Seluruh risiko dilaporkan Bank kepada Bank Indonesia melalui penyusunan laporan Profil Risiko secara triwulanan dan laporan Tingkat
Kesehatan Bank secara semesteran untuk menggambarkan seluruh risiko yang melekat dalam kegiatan bisnis Bank, termasuk risiko
entitas anak secara konsolidasi.
Profil Risiko
Desember 2017 Desember 2016
Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat Peringkat
Risiko Kualitas Tingkat Risiko Kualitas Tingkat
Inhern Manajemen Risiko Inhern Manajemen Risiko
Risiko
49
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
b. Risiko Kredit - (lanjutan)
Garansi yang diterbitkan
Fasilitas kredit kepada debitur yang belum digunakan
Jumlah- Bersih
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah - bersih
Ikhtisar kredit yang diberikan adalah sebagai berikut:
Pertanian
Pertambangan
Perindustrian
Perdagangan/Restoran & Hotel
Konstruksi
Pengangkutan
Jasa dunia usaha
Lain-lain
Jumlah
Cadangan Kerugian Penurunan Nilai
Jumlah - bersih
Kebijakan kredit, standar dan pelaksanaan serta pemantauan dan pengadministrasian portofolio kredit ditetapkan oleh pejabat
bank. Kebijakan ini disetujui oleh Dewan Komisaris dan secara berkala diperbarui untuk memasukkan perubahan pasar dan
peraturan perbankan yang baru.
13.002.325.628 -
26.286.377.094 250.000.000
131.250.000 -
46.047.203.173 20.820.119.941
2.514.306.828.393 14.827.679.932
2.602.349.760.181 35.932.855.553
- (35.031.105.233)
2.602.349.760.181 901.750.320
Bank mendorong optimalisasi portofolio kredit dimana perluasan/diversifikasi kredit didasarkan pada rencana strategis Bank,
kondisi ekonomi saat ini, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.953.619.197.042 40.755.044.166
- (35.675.349.941)
2.953.619.197.042 5.079.694.225
2016
Tidak mengalami Mengalami penurunan
penurunan nilai Nilai
2.028.025.893 -
197.750.000 -
350.000.000 35.055.680
3.318.731.963 16.783.100
- -
2.655.123.989 -
47.178.967.314 5.024.710.177
55.730.795.920 1.544.542.966
972.916.664 -
12.667.541.187 12.853.827.237
2.831.095.120.005 21.315.180.686
Eksposur risiko kredit terhadap rekening administratif pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut:
2017 2016
30.853.401.965 41.974.286.300
7.077.245.998 10.981.725.449
37.930.647.963 52.956.011.749
Tabel di atas menggambarkan eksposur maksimum atas risiko kredit bagi Bank pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, tanpa
memperhitungkan agunan atau pendukung kredit lainnya. Untuk aset pada laporan posisi keuangan, eksposur di atas ditentukan
berdasarkan nilai tercatat bersih seperti yang diungkapkan pada laporan keuangan.
2017
Tidak mengalami Mengalami penurunan
penurunan nilai Nilai
50
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
b. Risiko Kredit - (lanjutan)
Rasio NPL Gross
Rasio NPL Netto
Rasio KAP
1.
2.
3.
4.
5.
6.
a.
b.
c.
d.
e.
Melakukan pengalihan piutang kepada Bank lain guna menjaga posisi LFR yang sesuai dengan persyaratan regulator serta
membantu kondisi likuiditas pada posisi yang normal.
Dalam Rangka Menurunkan kredit bermasalah (Non Performing Loan - NPL) Bank Sulteng telah melakukan langkah - langkah
yang sifatnya strategis, guna mempercepat proses penurunan kredit bermasalah. Langkah - langkah tersebut antara lain :
Menyusun strategi dan rencana kerja atas pelaksanaan penyelesaian Kredit bermasalah sehingga dapat mengurangi
tingkat atau jumlah kredit bermasalah.
Mengidentifikasi dan mengevaluasi kondisi kredit bermasalah yang dihadapi debitur serta meyakini etikad baik debitur
terhadap Bank dalam rangka upaya penyelamatan dan penyelesaian kredit yang akan di ambil.
Menegosiasikan dengan debitur mengenai langkah - langkah yang perlu di ambil berkaitan dengan kondisi kredit
bermasalah yang dihadapi.
Mengusulkan dan melaksanakan bentuk penyelamatan kredit, antara lain melalui penagihan langsung (Collection
kepada seluruh debitur yang masih mempunyai sumber pembayaran serta keinginan dalam menyelesaikan kewajiban
terhadap Bank.
Melaksanakan proses litigasi (eksekusi dan penjualan agunan) yang mampu memberikan kontribusi maksimal bagi
kepentingan Bank.
Risiko Inherent untuk risiko kredit berada pada posisi MODERATE . Berikut ini adalah Rasio Non-Performing Loan (NPL) Gross dan
Rasio Non-Performing Loan (NPL) Netto Bank pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016:
2017 2016
1,36% 1,36%
0,17% 0,03%
0,80% 0,89%
Rasio Kualitas Aset Produktif (KAP) merupakan rasio antara aset yang diklasifikasikan tidak produktif (AYDTP) dibandingkan
dengan total aset produktif (AP). Aset yang diklasifikasikan tidak produktif merupakan rata-rata tertimbang aset berdasarkan
kolektibilitas.
Rasio NPL gross merupakan rasio antara baki debit pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar,
diragukan, dan macet) dibandingkan dengan total baki debit pinjaman. Rasio NPL netto merupakan rasio antara nilai bersih
pinjaman yang digolongkan non-performing loan (kategori kurang lancar, diragukan, dan macet) dibandingkan dengan baki
pinjaman. Nilai bersih merupakan baki debit dikurangi saldo penyisihan penghapusan pinjaman.
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Kredit berada pada posisi SATISFACTORY . Kebijakan yang diambil oleh Bank
Sulteng dalam Penerapan Manajemen Risiko Kredit adalah sebagai berikut:
Dalam Menentukan arah dan kebijakan Bank dalam penyediaan dana, Bank telah membentuk Risk Appetite dan Risk
Tolerance yang telah disinkronisasikan dengan Strategi dan Rencana Bisnis Tahunan.
Bank Telah melakukan pembudayaan terhadap tingkat kepedulian risiko kredit kepada setiap level organisasi termasuk
penetapan Risk Appetite dan Risk Tolerance , agar kebijakan dan strategi terhadap penyediaan dana dapat
diimplementasikan dengan baik
Dalam rangka pelaksanaan Kebijakan Perkreditan telah didukung dengan beberapa Standar Operasional Prosedur antara lain:
1. SOP Kredit Commersial
2. SOP Kredit Multiguna
3. SOP KPR
4. SOP Penyaluran Kredit Multiguna dengan pola Chanelling .
5. SOP tentang pembelian Kredit Multiguna
6. SOP pengalihan Kredit Multiguna.
7. Kebijakan dan SOP Garansi Bank.
Mempertahankan Rasio Kredit terhadap Dana Pihak Ketiga (LFR) pada rentan angka 80% - 92% guna menjaga likuiditas Bank
pada posisi yang terkendali.
51
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
c. Risiko Pasar
ASET
Giro pada bank lain
Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain
Call money Fasbi
Deposito berjangka
Deposito on call
Interbank call money
Efek- efek
Sertifikat Bank Indonesia
Obligasi
Kredit yang diberikan
LIABILITAS
Simpanan dari nasabah
Giro
Tabungan
Deposito
Simpanan dari bank lain
Giro
Call Money
Risiko pasar adalah risiko bahwa perubahan harga pasar seperti suku bunga, akan mempengaruhi pendapatan atau nilai dari
instrumen keuangan.
0,25% - 2,00% 0,25% - 2,00%
1,00% - 9,75% 1,00% - 10,25%
0,00% 0,00%
4.40% - 5.35% 5.00% - 8.85%
3,25% - 4,00% 4,00% - 5,25%
5,30% - 5,65% 5,75% - 9,00%
- 4,60% - 6,90%
4,25% 4,15% - 8,50%
- 5,80% - 7,15%
7,40% - 12,25% 8,40% - 12.75%
13,15% 12,38%
2017 2016
1,00% - 3,00% 1,00% - 3,00%
Risiko tingkat bunga bank merupakan kegiatan yang bertujuan untuk mengoptimalkan pendapatan bunga, mengingat tingkat suku
bunga tersebut sesuai dengan strategi bisnis Bank. Kegiatan manajemen dalam memonitoring aset dan liabilitas bank dilakukan
terhadap setiap perubahan tingkat suku bunga. Adapun pengelolaan risiko suku bunga disertai dengan pemantauan sensitivitas
aset keuangan dan liabilitas bank untuk meningkatkan atau menurunkan tingkat suku bunga pasar.
Risiko nilai tukar adalah risiko kerugian akibat pergerakan yang berlawanan dari nilai tukar pada saat Bank memiliki posisi
terbuka. Bank tidak memiliki saldo dan transaksi dalam mata uang asing. Dengan demikian, Bank tidak menghadapi risiko nilai
tukar.
Risiko inheren untuk risiko pasar dinilai Low To Moderate dengan beberapa parameter penilaian/indikator sebagai berikut: (1)
Bank Sulteng belum melakukan transaksi surat berharga dalam bentuk AFS akan tetapi bank melakukan transaksi HTM (hold To
Maturity ). Dalam transaksinya Bank belum menggunakan jasa broker untuk melakukan transaksi instrumen keuangan. (2)
Penentuan jenis perdagangan instrument keuangan telah ditentukan dengan teliti melalui riview rate yang menghaslkan return
yang dituangkan dalam memo direksi perihal penempatan dana setiap harinya. (3) Dalam melakukan transaksi Sebagian petugas
telah memiliki kompetensi dan telah melalui sertifikasi treasury. Kedepannya akan dilakukan penyesuaian kompetensi melalui
sertifikasi treasury sesuai dengan PBI No 18/11/PBI/2016 tentang pasar modal. (4) Eksposur Risiko pasar dari trading cukup
signifikan. (5) Portofolio bank didominasi oleh instrumen keuangan yang cukup kompleks. (6) Transaksi derivatif cukup signifikan.
(7) Struktur aset dan kewajiban Bank cukup sensitif terhadap perubahan suku bunga, hal ini akan berdampak terhadap
pendapatan bunga Bank maupun terhadap modal. (8) Tidak ada aktifitas trading umumnya untuk memenuhi kebutuhan nasabah
(customer accomodation ). (9) Bank belum memiliki Sistem Informasi yang dapat memberikan data secara akurat,tepat waktu dan
memberikan informasi data yang dapat membantu Komite atau Direksi dalam mengambil keputusan yang berkaitan dengan risiko
pasar.
Risiko inherent untuk Risiko Pasar berada pada posisi LOW TO MODERATE , dengan kualitas penerapan manajemen risiko untuk
risiko pasar yang dinilai FAIR . Selama Triwulan IV/2017 tidak terdapat risiko pasar yang dinilai dapat membahayakan Bank.
Tabel di bawah ini merupakan kisaran tingkat bunga per tahun untuk aset dan liabilitas yang signifikan untuk tahun yang berakhir
pada tanggal-tanggal 31 Desember 2017 dan 2016:
2017 2016
1% 1%
52
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
d. Risiko Likuiditas
(Dalam Jutaan Rupiah)
(Dalam Jutaan Rupiah)
LIABILITAS
Simpanan Nasabah 2.895.561 537.031 101.964
1.737.475
Perbedaan JT
154.016 283.798 1.818.752
14.640 20.000
2016
Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan
ASET
5.000 5.000 220.488
Jumlah 4.311.501 1.414.088 116.285 113.194 930.459
2.367.653
Giro pada BI 212.600 212.600
- - -
Efek-efek 455.231 150.901 112.568 157.122
Kredit Yang Diberikan 2.638.282 29.756 13.301 22.374 289.828 2.283.023
Lain-lain 70.630
Pinjaman Yg Diterima - - - - - -
Lain-lain 200.833
625.010 625.010 - - - - Antar Bank Pasiva
-
Kas 150.222 150.222 - - - -
- - -
Antar Bank Aktiva 778.321 778.321 -
3.000 1.000 1.000 1.000 64.630
Jumlah 4.305.286 1.324.800 126.869 180.496 305.468
Perbedaan JT 583.882 87.759 23.905 25.480 20.670 426.068
75.000 1.000 1.000 1.000 122.833
Jumlah 3.721.404 1.237.041 102.964 155.016 284.798 1.941.585
956.643 175.671 20.539 21.355 20.787 718.292
Simpanan Nasabah 3.125.451 764.077 111.285 108.194 624.908 1.516.987
Antar Bank Pasiva 625.010 625.010 - - - -
Pinjaman Yg Diterima 300.551 - - - 300.551
Lain-lain 260.488 25.000 5.000
Lain-lain 85.068 10.000 2.500 2.500 2.500 67.568
Jumlah 5.268.144 1.589.758 136.824 134.549 951.246 2.455.767
LIABILITAS
Antar Bank Aktiva 341.074 341.074 - - - -
Efek-efek 1.408.358 743.272 100.000 123.000 442.086 -
Kredit Yang Diberikan 2.994.374 56.142 34.324 9.049 506.660 2.388.199
ASET
Kas 139.657 139.657 - - - -
Giro pada BI 299.613 299.613 - - - -
Risiko likuiditas adalah risiko dimana Bank tidak memiliki cukup dana untuk memenuhi kewajibannya (membayar kepada kreditur
atau melunasi hutang-hutangnya pada saat jatuh tempo). Risiko Likuiditas dapat diperkecil dengan suatu perencanaan cash flow
dan pengelolaan kelebihan dana yang tepat dengan tetap mengantisipasi kebutuhan dan kewajiban di masa yang akan datang.
Pengelolaan likuiditas dan risiko pendanaannya diawasi oleh Komite ALCO. Kebijakan risiko likuiditas merupakan tanggung jawab
manajemen dan strategis yang harus diambil untuk menjamin likuiditas yang cukup untuk memenuhi kebutuhan Bank sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
Ukuran utama yang digunakan oleh Bank untuk mengelola risiko likuiditas adalah rasio aset lancar bersih terhadap simpanan
nasabah. Rasio aktiva lancar bersih dianggap sebagai uang tunai dan kas pada aktiva lancar dikurangi dengan simpanan dari bank
(Giro pada Bank lain).
Untuk memantau tingkat risiko likuiditas Bank melakukan analisis jatuh tempo aset dan kewajiban secara periodik.
Tabel berikut ini menggambarkan analisis jatuh tempo aset dan liabilitas Bank dihitung berdasarkan sisa periode pada akhir tahun
sampai pada jatuh tempo kontrak.
2017
Saldo < 1 bulan 1-3 bulan 3-6 bulan 6-12 bulan > 12 bulan
53
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
e. Risiko Operasional
- Penyesuaian dan pemisahan tugas serta otorisasi transaksi bank
- Pemantauan operasional bank.
- Dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
- Mengontrol seluruh dokumentasi dan prosedur bank
-
- Melakukan pelatihan dan pengembangan pegawai terhadap risiko operasional.
- Memitigasi risiko yang mungkin timbul.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8. Bank akan segera menerapkan PRC agar dapat memitigasi risiko-risiko di tiap cabang secara maksimal.
9.
f. Risiko hukum
Risiko hukum mencakup
- Gugatan hukum
- Biaya kasus hukum
g. Risiko reputasi
h. Risiko Strategis
Risiko strategis mencakup
-
- Kesesuaian realisasi diversifikasi produk baik kredit maupun treasury
- Perbandingan realisasi dengan target pasar yang ditetapkan.
Jika terjadi kesalahan ataupun kegagalan dalam operasional bank akan dilakukan pelaporan dan pengusulan tindakan
perbaikan.
Risiko Operasional adalah risiko yang antara lain disebabkan adanya ketidakcukupan dan atau tidak berfungsinya proses internal,
kesalahan manusia, kegagalan sistim, atau adanya masalah eksternal yang mempengaruhi operasional bank. Tujuan Bank adalah
untuk mengelola risiko operasional sehingga dapat menghindari kerugian keuangan dan reputasi Bank.
Adapun tanggung jawab untuk meminimalisir terjadinya risiko operasional yang dapat mempengaruhi kegiatan Bank, antara lain
sebagai berikut:
Kualitas Penerapan Manajemen Risiko untuk Risiko Operasional berada pada posisi FAIR , pengelolaan Risiko Operasional menjadi
perhatian oleh Manajemen, dimana dalam pengelolaannya dilakukan melalui beberapa cara antara lain:
Secara rutin Komisaris melakukan pertemuan dengan Direksi terkait dengan pengembangan perbankan serta kondisi terakhir
Bank. Pertemuan tersebut ditujukan untuk memutus hal-hal yang perlu segera ditindaklanjuti dan dibenahi.
Komisi melalui Komite Pemantau Risiko secara rutin melakukan pertemuan dengan Unit Kerja Risk Manajemen dalam rangka
melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan manajemen risiko.
Secara Triwulanan Manajemen melakukan rapat Komite Manajemen Risiko terkait dengan pembahasan Risiko Operasional
yang dihadapi oleh Bank serta pelaporan Risk Profile Bank kepada Bank Indonesia.
Untuk melengkapi Kebijakan dan Standar Prosedur Operasional Bank yang sudah ada, PT. Bank Sulteng pada Triwulan IV
tahun 2013 khususnya Divisi Manajemen Risiko melakukan review SOP/BPP antara lain: Bidang Kepatuhan, Kebijakan Umum
Manajemen Risiko Bank dan Laporan Profil Risiko Bank.
Dalam rangka mengidentifikasi kejadian yang berisiko, Kantor Cabang melaporkan kejadian-kejadian tersebut dalam laporan
LTKM dan LTKT.
Membentuk Anti Fraud Departement dalam rangka memperkuat Sistem Pengendalian Intern, khususnya untuk
mengendalikan Fraud yang dilaksanakan oleh Divisi Satuan Kerja Audit Intern.
Dalam rangka memperkuat sistem pengendalian intern dan upaya mencegah terjadinya fraud, Manajemen melalui Divisi
Satuan Kerja Audit Intern melaksanakan sosialisasi strategi anti fraud kepada seluruh cabang secara rutin.
Bank akan segera menerapkan LED agar dapat menghitung semua kerugian yang timbul baik dari kegiatan operasional bank
maupun non operasional yang dapat menimbulkan kerugian pada bank.
Risiko hukum adalah risiko yang disebabkan oleh adanya kelemahan aspek yuridis, yang disebabkan adanya tuntutan hukum, tidak
adanya peraturan perundang-undangan yang mendukung, atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya
kontrak dan pengikatan agunan yang tidak sempurna.
Risiko reputasi merupakan risiko yang disebabkan oleh adanya publikasi negatif yang terkait dengan kegiatan usaha Bank atau
persepsi negatif terhadap Bank.
Setiap unit kerja secara proaktif melakukan self assessment dalam mengidentifikasi dan melakukan analisa probabilitas timbulnya
risiko yang melekat pada unit kerjanya masing-masing dan bertanggung jawab dalam pengelolaan risiko yang melekat pada setiap
aktivitas unit tersebut.
Risiko strategis merupakan risiko yang disebabkan adanya penetapan dan pelaksanaan strategi yang tidak tepat, pengambilan
keputusan yang tidak tepat atau kurang responsifnya terhadap perubahan eksternal.
Ketepatan kebijakan bidang perkreditan, treasury maupun investasi.
54
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
34. MANAJEMEN RISIKO - (lanjutan)
i. Risiko Kepatuhan
Risiko kepatuhan mencakup
-
-
- Perpajakan
- Kelembagaan dan pelaporan atau perjanjian.
- Pengenalan nasabah atau Know Your Customer (KYC)
35. MANAJEMEN MODAL
Pada tanggal 31 Desember 2017 dan 2016, Bank telah memenuhi semua syarat permodalan yang diwajibkan.
Rasio Penyediaan Modal Minimum
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Kredit
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Operasional
Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Pasar
Total Modal
Rasio Minimum menurut PBI 15/12/PBI/2013
a. Risiko kredit
b. Risiko operasional
Sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No.7/10/DPNP tanggal 31 Maret 2005, Bank menggunakan pendekatan Basel I untuk
mengelola risiko kredit.
Bank menerapkan pendekatan standar untuk mengelola risiko kredit mulai 1 Januari 2012 sesuai dengan Surat Edaran Bank
Indonesia No.13/6/DPNP tanggal 18 Pebruari 2011.
Untuk pengelolaan risiko operasional Bank menerapkan pendekatan indikator dasar sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia
No.11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009. Berdasarkan Surat Edaran tersebut, beban modal untuk risiko operasional sebesar 5%, 10%
dan 15% dari rata-rata pendapatan kotor selama tiga tahun terakhir.
10,26% 10,87%
Risiko kepatuhan merupakan risiko yang disebabkan karena tidak mematuhi atau tidak melaksanakan peraturan perundang-
undangan dan ketentuan lain yang berlaku.
Kegiatan Alokasi modal didorong oleh optimalisasi jumlah modal yang jumlahnya tergantung pada peraturan perundang-undangan
yang berlaku untuk memaksimalkan laba atas risiko yang disesuaikan dengan modal dasar yang digunakan dalam menentukan
bagaimana modal dialokasikan oleh Bank pada operasional atau kegiatan tertentu. Kebijakan Bank yang berhubungan dengan
pengelolaan modal dan alokasi dana direview secara berkala oleh Direksi.
Sejak tahun 2007, Bank diwajibkan untuk memenuhi kerangka kerja Basel II dalam hal permodalan Bank dengan mengikuti road map
implementasi Basel II di Indonesia yang dipimpin oleh Bank Indonesia.
Penerapan Bank atas risiko kredit, risiko pasar dan risiko operasional dalam permodalan adalah sebagai berikut:
Bidang perkreditan, meliputi batas maksimum pemberian kredit, kualitas aset produktif dan penyisihan penghapusan aset
produktif.
Bidang treasury dan investasi, meliputi penyertaan pada bank atau LKBB.
Tujuan manajemen permodalan Bank adalah untuk mempertahankan posisi modal yang kuat untuk mendukung pertumbuhan bisnis
dan mempertahankan investor, deposan, pelanggandan kepercayaan pasar. Dalam pengelolaan permodalan, Bank mempertimbangkan
faktor-faktor seperti: pengembalian modal yang optimal pada pemegang saham, menjaga keseimbangan antara keuntungan yang
lebih tinggi dengan gearing ratio serta keamanan yang diberikan oleh posisi modal yang sehat.
Rasio Liabilitas Penyediaan Modal Minimum (Capital Adequacy Ratio [CAR]) adalah rasio modal terhadap aset tertimbang menurut
risiko (Risk - Weighted Assets [RWA]). Berdasarkan peraturan Bank Indonesia, jumlah modal untuk risiko kredit terdiri dari Modal Inti
("Tier I") dan Modal Pelengkap ("Tier II") dikurangi penyertaan pada Entitas Anak. Rasio Kecukupan Modal pada tanggal-tanggal 31
Desember 2017 dan 2016 adalah sebagai berikut (dalam jutaan Rupiah):
2017 2016
1.673.879 1.530.797
580.375 453.160
- -
626.677 558.403
Rasio Kewajiban penyertaan Modal Minimum (KPMM)/Capital Adequacy
Ratio (CAR)27,80% 28,15%
Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko bank yang terkait pada peraturan perundang-undangan dan ketentuan lain
yang berlaku.
55
PT. BANK PEMBANGUNAN DAERAH SULAWESI TENGAH
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN
PER 31 DESEMBER 2017
DAN UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT
(Disajikan dalam Rupiah penuh, kecuali dinyatakan lain)
35. MANAJEMEN MODAL - (lanjutan)
Bank Indonesia menganalisa modal dalam 2 (dua) tingkatan:
1
2
Bank tidak memiliki modal tambahan lainnya yang memenuhi kriteria modal tier 3 dalam Peraturan Bank Indonesia yang berlaku.
Berbagai batasan diterapkan untuk unsur-unsur dari modal dasar. Pengaruh pajak tangguhan telah dikecualikan dalam menentukan
jumlah laba ditahan untuk modal tier 1, hanya 50 persen dari keuntungan tahun berjalan sebelum pajak tangguhan yang termasuk
dalam modal tier 1, dan kualifikasi modal tier 2 tidak dapat melebihi modal tier 1. Ada juga pembatasan pada jumlah penurunan
cadangan penurunan nilai - kolektif yang dapat dimasukkan sebagai bagian dari modal tier 2.
Modal Tier 1 terdiri dari modal saham biasa, agio saham, saldo laba, selisih penjabaran laporan keuangan, dan kepentingan non
pengendali setelah dikurangi goodwill dan aset tak berwujud dan penyesuaian lainnya sehubungan dengan item yang termasuk
dalam modal tetapi diperlakukan secara berbeda untuk kepentingan kecukupan modal.
Modal Tier 2 terdiri dari pinjaman subordinasi yang memenuhi syarat dan cadangan umum (maksimum 1,25% dari Aset Tertimbang
Menurut Risiko (ATMR)).
56