Upload
yuniningtiyas
View
45
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
geologi batuan
Citation preview
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Di bumi ini banyak sekali sumber daya alam, salah satunya adalah batuan.
Batuan merupakan unsur utama penyusun bumi. Dalam kehidupan manusia tidak
pernah lepas dari aspek batuan, di mana batuan memiliki manfaat yang sangat
penting bagi kehidupan manusia. Secara umum batuan dibedakan menjadi batuan
beku, batuan sedimen, dan batuan metamorf/malihan, di mana masing-masingnya
memiliki ciri-ciri dan manfaat yang berbeda-beda.
Dalam kehidupan manusia batuan memberi beberapa manfaat baik secara
nilai ekonomis maupun nilai industri. Kebanyakan batuan memiliki manfaat pada
sektor industri bangunan, seperti sebagai bahan baku bangunan, sebagai fondasi
rumah, fondasi jalan, lantai, dinding, dan lain-lain.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah makalah ini sebagai berikut.
1) Apa yang dimaksud dengan batuan ?
2) Apa saja jenis-jenis batuan dan bagaimana ciri-cirinya ?
3) Bagaimana siklus terjadinya batuan ?
4) Apa saja manfaat dari batuan ?
PEMBAHASAN
Makalah ini akan membahas tentang pengertian batuan, siklus terjadinya
batuan, macam-macam batuan dan manfaat batuan. Paparan rinci dari makalah ini
sebagai berikut.
Pengertian Batuan
“Batuan adalah material yang membentuk kulit bumi termasuk fluida
yang berada di dalamnya (seperti air, minyak dan lain-lain).” (Talobre, 1948).
Menurut para geologiwan batuan adalah susunan mineral dan bahan organis
yang bersatu membentuk kulit bumi, sedangkan menurut para ahli geoteknik
batuan adalah suatu bahan yang keras dan koheren atau yang telah
terkonsolidasi dan tidak dapat digali dengan cara biasa, misalnya dengan cangkul
dan belincong.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
batuan adalah lapisan penyusun utama bumi yang tersusun atas mineral-mineral
dan penyusun organik lainnya baik sejenis atau tidak yang tergabung secara fisik.
Bedanya dengan mineral, batuan tidak memiliki susunan kimiawi yang tetap atau
tidak homogen. Beberapa batuan tersusun dari satu mineral saja, dan sebagian
kecil tersusun atas gabungan mineral-mineral, bahan organik, dan bahan vulkanik.
Siklus Terbentuknya Batuan
Gambar 1. Siklus Batuan
(Anonim. 2010)
Dari gambar diatas dapat dipahami bahwa siklus batuan terjadi dengan
urutan yang jelas dan berkembang dengan urutan dari siklus atau daur seperti
gambar di atas. Magma yang mengalami pengkristalan atau membeku disebut
batuan beku (igneous rocks). Kemudian, batuan beku yang mengalami pelapukan,
erosi, atau pengendapan berubah menjadi batuan sedimen (sedimentory rocks).
Lalu, batuan sedimen yang mengalami tekanan yang kuat dapat berubah menjadi
2
batuan metamorf (metamorphic rocks), di mana batuan metamorf yang meleleh
akibat dekat dengan dapur magma akan berubah menjadi magma kembali. Begitu
pula dengan batuan beku dan batuan sedimen yang terletak di dekat dapur magma
dengan suhu yang yang tinggi akan melebur dan berubah menjadi magma
kembali. Selanjutnya, batuan beku yang mengalami tekanan yang sangat tinggi
akan berubah menjadi batuan metamorf tanpa menjadi batuan sedimen terlebih
dahulu. Daur atau siklus tersebut merupakan sistematika terbentuk dan
perkembangan batuan.
Jenis-jenis Batuan
Berdasarkan kejadian, tekstur, dan komposisi mineralnya batuan
dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan beku (igneous rocks), sedimen (sedimentory
rocks), dan metamorf (metamorphic rocks).
Batuan Beku (igneous rocks)
Batuan beku adalah batuan yang berasal dari magma yang mengalami
pendinginan sehingga mengkristal baik di bawah permukaan bumi maupun di atas
permukaan bumi. Batuan beku terdiri atas kristal-kristal mineral dan kadang-
kadang mengandung gelas. Mineral yang pertama terbentuk adalah mineral yang
berat jenisnya besar yaitu mineral yang berwarna tua. Rata-rata susunan
mineralogis batuan beku adalah 17% olivin, piroksin, dan ambivol; 4% muskovit
dan biotit; 60% felspat; 12% kwarsa; dan 7% mineral asesoris. Tekstur batuan
beku dapat berupa faneris, porfiris, afanitis, dan glas. (Nandi, 2010)
Pengklasifikasian batuan beku dapat dilihat dari beberapa faktor, yaitu
sebagai berikut.
Berdasarkan letak kejadiannya
Berdasarkan letak kejadian atau terbentuknya, batuan beku dapat
dibedakan menjadi tiga, yaitu batuan beku dalam, korok, dan luar.
a) Batuan beku dalam (plutonik)
Batuan beku dalam adalah batuan yang terbentuk dari magma yang berada
dibawah permukaan bumi sekitar 15-50 km di mana proses pendinginan terjadi
sangat lambat karena berada dekat astenosfer.
3
Ciri-ciri batuan beku dalam adalah pada umumnya berbutir lebih khas
dibandingkan batuan ekstrusi, jarang memperlihatkan struktur visikular
(mengandung lubang-lubang gas), batuan dapat merubah batuan yang berbatasan
pada semua sisinya. Contoh batuan beku dalam (plutonik) adalah batu granit,
gabro, diorit, sienit, pegmatit, dan peridotit.
b) Batuan beku korok (hypabisal)
Batuan beku korok adalah batuan beku yang terbentuk pada celah-celah
atau pipa gunung api, di mana pendinginannya relatif cepat dan struktur
batuannya lebih porfiritik. Contoh dari batuan korok ini adalah batu granit porfiri,
diorit porfiri, dan ordinit.
c) Batuan beku luar (vulkanik)
Batuan beku luar adalah batuan yang terbentuk dari magma yang berada
pada permukaan bumi di mana pendinginan terjadi sangat cepat sehingga tidak
sempat membentuk kristal. Struktur batuan ini dinamakan amorf. Ciri-ciri batuan
beku luar (vulkanik adalah pada umumnya memiliki butir kristal yang halus,
sebagian memperlihatkan struktur visikuler. Contoh dari batuan ini adalah
obsidian, riolit, traktit, andesit, basalt, dasit, scoria, bumice (batu apung), dan
sebagainya.
Berdasarkan komposisi kimianya
Berdasarkan komposisi kimianya atau tingkat keasamannya, batuan beku
dibagi menjadi empat sebagai berikut.
a) Batuan beku asam (acidic) : SiO2 > 66%, biasanya berwarna cerah (putih
sampai abu-abu). Contoh batuannya adalah granit dan riolit.
b) Batuan beku sedang (intermediate) : SiO2 52-66%, biasanya berwarna agak
kehitaman sampai hitam. Contoh batuannya adalah diorit dan andesit.
c) Batuan beku basa (basic) : SiO2 45-53%, biasanya berwarna hitam sampai
hitam kelam. Contoh batuannya adalah gabro dan basalt.
d) Batuan beku ultra basa (ultra basic) : SiO2 <45%, biasanya berwarna hijau
sampai hijau kehitaman. Contoh batuannya adalah olivin.
4
Struktur Batuan Beku
Struktur batuan beku adalah bentuk batuan beku dalam skala yang besar.
Seperti lava bantal yang terbentuk di lingkungan air, lava bongkah, struktur aliran
dan lain-lain. Beberapa struktur batuan beku sebagai berikut. (Graha,1987:95)
Struktur Bantal
Struktur bantal (pillow structure) adalah struktur yang dinyatakan pada
batuan ekstrusi tertentu, yang dicirikan oleh masa yang berbentuk bantal.
Biasanya jarak antara bantal berdekatan dan teisi oleh bahan-bahan yang
berkomposisi sama dengan bantal tersebut dan juga oleh sedimen-sedimen klastik.
Struktur Vesikuler
Di dalam lava banyak terkandung gas-gas yang segera dilepaskan setelah
tekanan menurun. Keluarnya gas-gas dari lava akan menghasilkan lubang-lubang
yang berbentuk bulat, elips, silinder, atau tidak beraturan. Lava tersebut sebagian
besar mengandung gas-gas sehingga sewaktu lava tersebut membeku membentuk
rongga-rongga yang dulu ditempati oleh gas.
Struktur Aliran
Lava yang disemburkan tidak ada yang dalam keadaan homogen. Ketidak
homogenan lava menyebabkan terbentuknya struktur aliran, hal ini dicerminkan
dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna, dan
struktur. Struktur aliran dapat berbentuk sangat halus yang disebut tekstur aliran.
Struktur Kekar
Kekar adalah bidang-bidang pemisah yang terdapat dalam semua jenis
batuan yang biasanya disebabkan oleh proses pendinginan, tetapi ada pula
retakan-retakan yang disebabkan oleh gerakan-gerakan dalam bumi yang berlaku
setelah batuan itu membeku. Retakan-retakan dapat membentuk kolom-kolom
yang dikenal dengan struktur kekar meniang yang bentuknya seperti tiang. Bentuk
5
seperti ini umunya terdapat pada batuan basal tetapi kadang-kadang juga terdapat
pada batuan-batuan lainnya.
Batuan Sedimen (sedimentory rocks)
Batuan sedimen (batuan endapan) adalah batuan yang terjadi akibat
pengendapan materi hasil erosi dari batuan yang lebih tua. Batuan sedimen yang
lain juga dapat terbentuk akibat pengendapan bahan-bahan organik dari endapan
kimiawi. Sekitar 80% permukaan benua tertutup oleh batuan sedimen.
Pengklasifikasian batuan sedimen dilihat dari beberapa faktor sebagai
berikut.
Berdasarkan tenaga pengangkutnya
Berdasarkan tenaga yang mengangkut hasil pelapukan atau erosi batuan
sedimen dibedakan menjadi empat sebagai berikut.
a) Sedimen aquatis, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga air. Contoh:
gosong pasir (sand bar), dataran banjir (flood plain), tanggul alam (natural
levee), kipas angin (alluvial fan), delta dan sebagainya.
b) Sedimen aeolis/aeris, yaitu sedimen yang diendapkan oleh tenaga angin.
Contoh : sand dunes (bukit pasir), tanah loss dan sebagainya.
c) Sedimen glasial, yaitu sedimen yang diangkut oleh tenaga gletser. Contoh:
morena, drumline, dan sebagainya. (Buranda JP, 2009:35)
Berdasarkan proses pembentukan
Berdasarkan proses pembentukannya, batuan sedimen dibedakan menjadi
tiga macam sebagai berikut.
a) Batuan sedimen klastik: batuan sedimen yang terbentuk akibat akumulasi
oartikel-partikel pecahan batuan yang telah ada sebelumnya. Contoh batuan
sedimen klastis adalah batu breksi, batu pasir.
b) Batuan sedimen kimiawi: batuan sedimen yang proses pengendapannya
mengalami proses kimia seperti pelarutan, penguapan, oksidasi, dan lain-lain
yang kemudian mengeras. Contoh batuan sedimen kimiawi adalah stalakmit
dan stalaktit.
c) Batuan sedimen organik: batuan sedimen yang terbentuk atau diendapkan oleh
organisme. Ciri-ciri jenis batuan ini adalah pada umunya berlapis-lapis, lebih
6
lunak, ringan dan berwarna terang. Contoh batuan ini adalah batu bara dan
terumbu karang. (Nurdin, 2009)
Struktur Batuan Sedimen
Struktur sedimen sebetulnya adalah kelainan dari bidang perlapisan yang
normal (paralel atau horizontal). Berdasarkan asalnya struktur sedimen yang
terbentuk dapat dikelompokkan menjadi tiga buah sebagai berikut.
a) Struktur Sedimen Primer terbentuk karena proses sedimentasi dengan demikian
dapat merefleksikan mekanisasi pengendapannya.
b) Struktur Sedimen Sekunder terbentuk sesudah sedimentasi, sebelum atau pada
waktu diagenesa, juga merefleksikan keadaan lingkungan pengendapan,
misalnya keadaan dasar, lereng dan lingkungan organisnya.
c) Struktur Organik struktur yang terbentuk oleh kegiatan bnatang, seperti
moluska, cacing atau binatang lainnya. (Graha, 1987:134)
Batuan Metamorf (metamorphic rocks)
Batuan metamorf atau sering disebut juga batuan malihan. Batuan
metamorf adalah batuan yang terbentuk karena ubahan dari batu asal (batuan
beku, sedimen, atau batuan metamorf yang lain) akibat proses metamorfosis yang
disebabkan oleh tekanan dan/atau panas. Proses pembentukan batuan metamorf
disebut metamorfisme. Berdasarkan tipe metamorfiknya, batuan metamorf
dibedakan menjadi tiga sebagai berikut.
Batuan metamorf kontak (thermal)
Batuan metamorf thermal adalah batuan metamorf yang terbentuk karena
adanya kenaikan suhu yang tinggi. Contoh batuannya adalah batu pualam dan
marmer.
Batuan metamorf dinamo
Batuan metamorf dinamo adalah batuan yang terbentuk oleh tekanan,
pemanasan dan tumbukan biasanya akibat gaya tektonik. Contoh batuannya
adalah batubara dan batu sabak.
7
Batuan metamorf thermal pneumatolik
Batuan metamorf thermal pneumatolik adalah batuan yang terbentuk
akibat adanya kenaikan suhu yang disertai masuknya zat-zat tertentu ke dalam
batuan tersebut. Contoh batuannya adalah batu topas, permata, dan emerald.
(Nandi, 2010)
Manfaat Batuan
Selain sebagai penyusun utama bumi, batuan memiliki beberapa manfaat
menurut jenisnya masing-masing.
Manfaat Batuan Beku
Secara umum tidak semua batuan beku memiliki fungsi ekonomis, namun
manfaat batuan beku secara umum adalah sebagai berikut.
a) Batuan yang memiliki kerapatan tinggi dan tidak porus sangat baik untuk
pekerjaan di laut, seperti pembangunan jembatan laut.
b) Batuan yang keras, kuat, dan memiliki daya tahan yang besar sesuai untuk
digunakan sebagai fondasi bangunan pengeras jalan dan bahan lantai.
c) Batuan yang berwarna indah dan tidak porus dapat digunakan untuk pelapis
dinding dan lantai (Nandi, 2010).
Secara khusus, manfaat batuan beku dari beberapa contoh batuannya
masing-masing sebagai berikut.
a) Obsidian dimanfaatkan untuk bahan pembuatan pisau, kepala panah, mata
tombak, dan perhiasan.
b) Basal dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dasar jalan, dan bahan campuran
beton.
c) Andesit dimanfaatkan sebagai bahan bangunan atau fondasi jalan.
d) Granit dimanfaatkan sebagai bangunan jembatan pafing, monumen, dan ubin.
e) Apung dimanfaatkan sebagai alat penggosok/ amplas.
f) Diorit dimanfaatkan sebagai ornamen dinding, lantai, dan pondasi.
(Riski, 2014)
Manfaat Batuan Sedimen
Batuan sedimen memiliki beberpa manfaat dan kegunaan terlebih pada
bidang teknik atau bangunan, seperti sebagai bahan dasar bangunan, bahan bakar,
8
untuk pengeras jalan, pondasi rumah, dan sebagainya. Berikut beberapa contoh
batuan sedimen yang memiliki manfaat tertentu.
a) Konglomerat, breksi dan batu pasir sebagai bahan bangunan.
b) Kapur (Gamping) sebagai bahan campuran bangunan, industri karet & ban
(dengan cara dilelehkan), kertas, baja, gelas, serta industri semen.
c) Serpih sebagai bahan perabotan rumah (cobek, lumbung)
d) Gipsum sebagai bahan perekat, penyaring, pupuk tanah, penambah kekerasan
bahan bangunan, dan bahan kapur tulis.
e) Batu bara dimanfaatkan sebagai bahan bakar.
(Riski, 2014)
Manfaat Batuan Metamorf
Secara umum batuan metamorf sering digunakan sebagai lantai, dekorasi
bangunan, alat tulis, dan batu nisan. Beberapa contoh batuan metamorf yang
memiliki manfaat spesifik sebagai berikut.
a) Pualam dimanfaatkan menjadi meja, asbak, guci, dan hiasan-hiasan.
b) Kuarsa dimanfaatkan sebagai pembuatan kaca dan keramik, serta batu
perhiasan.
c) Sabak (batu tulis) dimanfaatkan sebagai bahan campuran semen, papan tulis,
panel instrumen listrik, dan jaman dahulu digunakan sebagai pengganti buku.
d) Marmer dimanfaatkan sebagai bahan lantai, dan dinding.
PENUTUP
Kesimpulan
Batuan adalah batuan lapisan penyusun utama bumi yang tersusun atas
mineral-mineral dan penyusun organik lainnya baik sejenis atau tidak yang
tergabung secara fisik. Berdasarkan kejadiannya, tekstur dan komposisi
mineralnya, batuan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu batuan beku, batuan
sedimen, dan batuan metamorf. Setiap jenis batuan memiliki ciri-ciri tertentu yang
berbeda-beda.
Batuan-batuan tersebut terbentuk melalui suatu siklus yang jelas. Secara
umum siklus ini dimulai dari magma yang keluar kemudian membeku baik diluar
9
maupun dibawah permukaan bumi yang menjadi batuan beku. Kemudian batuan
beku mengalami erosi lalu terangkut oleh tenaga-tenaga lain sehingga terendapkan
menjadi batuan sedimen. Lalu, batuan sedimen yang mengalami tekanan sangat
kuat akan berubah menjadi batuan metamorf.
Batuan sebagai materi penysun utama bumi, namun tidak semua batuan
memiliki nilai ekonomis atau manfaat langsung terhadap kehidupan manusia.
Tetapi, sebagian batuan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bangunan, perhiasan,
alat tulis, dan lain-lain.
10
DAFTAR PUSTAKA
Nandi. 2010. Geologi Lingkungan, (online),
(
http://file.upi.edu/Direktori/FPIPS/JUR._PEND._GEOGRAFI/197901012
005011-NANDI/geologi%20lingkungan/
BATUAN.pdf__suplemen_Geologi_Lingkungan.pdf), diakses tanggal 31
Agustus 2014
Nurdin, Ade Akhyar, 2009. Dasar-dasar mikropaleontologi, (online),
(http://lasonearth.files.wordpress.com/2010/01/batuan.pdf), diakses
tanggal 31 Agustus 2014
Anonim. 2012. Siklus Batuan, (online),
(http://aj1-inside.blogspot.com/2012/03/rocks-cycle-siklus-batuan.html),
diakses tanggal 31 Agustus 2014
Ikhbar, Rizki. 2014. Manfaat Batuan, (online),
(http://sukageo2.blogspot.com/2014/01/manfaat-batuan-beku-sedimen-
dan-metamorf.html), diakases tanggal 17 September 2014
Buranda, J.P. 2009. Geologi Umum. Malang: Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Malang
Graha, Doddy Setia. 1987. Batuan dan Mineral. Bandung: Nova
11