27
BAB II BATUAN BEKU 2.1 Pengertian Batuan Beku Batuan beku adalah batuan yang tebentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal – kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal. Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal – kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas.Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik.Bowen memberikan suatu seri reaksi menerus (Continous) dan tidak menerus (discontinous). Discntinuos Series Continuous Series Olivin Piroksen Hornblende Anortit Bitownit Labradori Andesin

BATUAN BEKU

Embed Size (px)

DESCRIPTION

jkjkjjjkjjjkjkjjkjkkjkjjjkjjkjkjkjkjkkjjkkjkjkkj m, m,kjjjjkjk

Citation preview

Page 1: BATUAN BEKU

BAB IIBATUAN BEKU

2.1 Pengertian Batuan Beku

Batuan beku adalah batuan yang tebentuk langsung dari pembekuan magma. Proses pembekuan tersebut merupakan proses perubahan fase padat. Pembekuan magma akan menghasilkan kristal – kristal mineral primer ataupun gelas. Proses pembekuan magma akan sangat berpengaruh terhadap tekstur dan struktur primer batuan, sedangkan komposisi batuan sangat dipengaruhi oleh sifat magma asal. Pada saat penurunan suhu akan melewati tahapan perubahan fase cair ke padat. Apabila pada saat itu terdapat cukup energi pembentukan kristal maka akan terbentuk kristal – kristal mineral berukuran besar. Sedangkan bila energi pembentukan rendah akan terbentuk kristal yang berukuran halus. Bila pendinginan berlangsung sangat cepat maka kristal tidak terbentuk dan cairan magma membeku menjadi gelas.Setiap mineral memiliki kondisi tertentu pada saat mengkristal. Mineral-mineral mafik umumnya mengkristal pada suhu yang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan mineral felsik.Bowen memberikan suatu seri reaksi menerus (Continous) dan tidak menerus (discontinous).

Discntinuos Series Continuous Series

Olivin

Piroksen

Hornblende

Biotit

Anortit

Bitownit

Labradorit

Andesin

Oligoklas

Albite

Potash Feldspar

Muscovit

Kuarsa

Gambar 1 : Siklus Reaksi Bowen

Page 2: BATUAN BEKU

2.2 Ruang Lingkup Praktikum

Dalam pelaksanaan praktikum petrologi praktikan diarahkan pada penguasaan jenis dan nama batuan secara megaskopis, melalui pemerian parameter, komposisi dan struktur batuan. Sebatas yang dapat ditangkap oleh mata bebas.

2.3 Diferensiasi Magma

Magma adalah cairan atau larutan silikat pijar yang terbentuk secara alamiah, bersuhu antara 9000 - 11000 C dan berasal dari kerak bumi bagian bawah atau selubung bumi bagian atas (Vide F.F.Grouts, 1947 : turner & Verheogan, 1960 : H.Williams, 1962).

Magma sebagai larutan silikat alam mengandung semua ion-ion yang bakal membentuk semua mineral-mineral pembentuk batuan, namun mineral tersebut tidak terbentuk bersamaan karena tergantung pada fasa silikat dengan kondisi tertentu. Dalam arti mineral tertentu akan mengkristal pada temperatur dan kondisi tertentu.Pada umumnya diterima pendapat bahwa magma asli bersifat basa (Dally, 1933 : Winkler Vide W.T. Huang, 1962). Tetapi sifat magma dapat dirubah menjadi magma dengan sifat yang lain, oleh proses-proses yang disebut :

o Hibridisasi : ialah pembentukan magma baru, karena pencampuran dua magma yang

berlainan jenisnya.

o Sinteksis : ialah proses pembantukan magma baru karena proses asimilasi dengan

batuan samping atau terlarutnya batuan asing kedalam magma.

o Anateksis : ialah pembentukan magma dari peleburan batuan pada kedalaman yang

sangat besar.

Dari magma dengan kondisi tertentu ini, selanjutnya mengalami diperensiasi magnetik, ialah semua proses yang mengubah magma homogen berskala besar menjadi batuan beku denagn komposisi yang berfariasi (W.T. Huang, 1962).

Proses-proses tersebut antara lain :

o Fraksinasi : ialah pemisahan kristal dari larutan pada waktu terjadi pendinginan

magma ataukristal-kristal pada waktu pendinginan magma tidak dapat mengikuti perkembangan komposisi larutan magma yang baru. Proses fraksinasi ini merupakan proses diferensiasi yang paling utama.

Page 3: BATUAN BEKU

o Gravitational Settling : ialah pengendapan kristal-kristal oleh gaya gravitasi, sehingga

mineral yang berat akan memperkaya bagian dasarnya (waduk magma) dan posisinya berada dibawah mineral yang lebih ringan.

o Liquid Immissibility : ialah larutan magma yang mempunyai suhu dan tekanan tinggi,

pada suhu rendah akan pecah menjadi fraksi larutan yang masing-masing membeku membentuk batuan yang heterogen.

Gambar 2 : Diferensiasi Dapur Magma

2.4 Komposisi Mineral Batuan Beku

Pada batuan beku mineral sering dijumpai dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu :

1. Mineral – mineral felsik ; tersusun atas silica dan alumina, umumnya berwarna cerah. Mineral tersebut antara lain : - Kwarsa,Plagioklas,Ortoklas,Muskovit

2. Mineral – mineral mafik ; tersusun atas unsur – unsur besi magnesium kalsium, umumnya mineral - mineral ini berwarna gelap.Mineral tersebut antara lain olivine, Piroksen ,hornblende Biotit.

Page 4: BATUAN BEKU

Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi batuan beku intrusif (membeku dibawah permukaan bumi) dan batuan beku ekstrusif (membeku dipermukaan bumi). Disamping itu batuan beku juga dapat dibagi menjadi 3 kelompok yaitu :

1. Batuan beku volkanik

Biasanya mempunyai ukuran kristal yang relative halus, karena membeku dipermukaan atau dekat dengan permukaan bumi.

2. Batuan beku hipabisal

Biasanya mempunyai kristal – kristal yang berukuran sedang atau percampuran antara kasar dan halus, karena membeku di dalam permukaan bumi.

3. Batuan beku plutonik

Biasanya mempunyai kristal – kristal yang berukuran kasar, karena membeku jauh di dalam permukaan bumi. elompok diatas dapat dibedakan dengan melihat ukuran kristalnya . Batuan beku volkanik dapat dibagi menjadi 3 macam yaitu, batuan volkanik instrusif, batuan beku ekstrusif (ekplosif) yang sering disebut dengan batuan fragmental dan batuan volkanik ekstrusif (efusif), seperti aliran lava.Di Indonesia batuan beku ekstrusif lebih didominasi batuan yang bertekstur fragmental atau sering disebut batuan piroklastik yang akan dikelompokkan dengan klasifikasi yang berbeda dengan batuan beku non fragmental.

2.5 Batuan Beku Non Fragmental

Pada umumnya batuan beku non fragmental berupa batuan beku instrusif ataupun aliran lava yang tersusun atas kristal-kristal mineral. Dalam pengamatan batuan beku ini hal-hal yang harus diperhatikan adalah :

2.5.1 Warna batuan

Warna batuan beku berkatan erat dengan kompoisi mineral penyusunnya, mineral penyusun batuan tersebut sangat dipengaruhi oleh komposisi magma asalnya, sehingga dari warna dapat diketahui jenis magma pembentuknya, kecuali untuk batuan yang mempunyai tekstur gelasan.Batuan beku yang berwarna cerah umumnya adalah batuan beku asam yang tersusun atas mineral-mineral felsik misalnya kwarsa, potas feldsfar, muskovit. Batuan beku yang berwarna gelap sampai hitam umumnya adalah batuan beku intermediet dimana jumlah mineral felsik dan mafiknya hampir sama banyak.Batuan beku yang berwarna hitam kehijauan

Page 5: BATUAN BEKU

umumnya adalah batuan beku basa dengan mineral penyusun dominan adalah mineral-mineral mafik.Batuan beku berwarna hijau kelam dan biasanya monomineralik disebut batuan beku ultrabasa dengan komposisi hampir seluruhnya mineral mafik.

2.5.2 Struktur batuan

Struktur adalah kenampakan hubungan antar bagian-bagian batuan yang berbeda.Pada batuan beku struktur yang sering ditemukan adalah :

a. MasifBila batuan pejal tanpa retakan ataupun lubang-lubang gas.

b. JointingBila batuan tampak mempunyai retakan-retakan, kenampakan ini akan mudah diamati pada singkapan di lapangan.

c. VesikulerDicirikan dengan adanya lubang-lubang gas dengan arah teratur,lubang ini terbentuk akibat keluarnya gas pada waktu pembekuan berlangsung. Struktur ini dibagi lagi menjadi yaitu :

Skoriaan ; bila lubang-lubang gas tidak saling berhubungan.

Pumisan ; bila lubang-lubang gas saling berhubungan

Aliran ; bila adanya kenampakan aliran dari kristal-kristal maupun lubanglubang gas.

Amigdaloidal ; bila lubang-lubang gas telah terisi oleh mineral-mineral skunder.

Xenolit ; struktur yang memperlihatkan adanya suatu fragmen batuan yang masuk atau tertanam kedalam batuan beku.

2.5.3 Tekstur batuan beku

Tekstur dalam batuan beku dapat diterangkan sebagai hubungan atau keadaan yang erat antara unsur-unsur mineral dengan massa gelas yang membentuk massa yang merata dari batuan. Tekstur dalam batuan beku di bagi menjadi beberapa faktor, antara lain ; tingkat kristalisasi, ukuran butir, bentuk butir, granulitas dan hubungan antar butir (fabric).

1) Tingkat Kristalisasi

Page 6: BATUAN BEKU

Tingkat kristalisasi pada batuan beku tergantung dari proses pembekuan itu sendiri. Bila pembekuan magma berlangsung lambat maka akan terdapat cukup energi pertumbuhan kristal pada saat melewati perubahan fase dari cair ke padat sehingga akan terbentuk kristal-kristal yang berukuran besar. Bila penurunan suhu relative cepat maka kristal yang di hasilkan kecil-kecil dan tidak sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristal tidak akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk penggantian dan pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas.

Tingkat kristalisasi batuan beku dapat di bagi menjadi :

a. Holokristalin .Bila seluruh batuan tersusun atas kristal-kristal mineral.

b. Hypokristalin/Hypohyalin/MerokristalinBila batuan beku terdiri dari sebagian kristal dan gelas.

c. HolohyalinBila seluruh batuan tersusun oleh gelas.

2) Ukuran Kristal

3) Granulitas

Dalam batuan beku granulitas menyangkut derajat kesamaan ukran butir dari kristal penyusun batuan.Granulitas pada batuan beku non fragmental dapat di bagi menjadi beberapa macam yaitu:

a. Equigranular.

Page 7: BATUAN BEKU

Disebut equigranular apabila memiliki ukuran kristal yang seragam. Tekstur equigranular di bagi menjadi :

1) Fanerik granular

Bila kristal mineral dapat dibedakan dengan mata telanjang dan berukuran seragam. Kristal fanerik dapat dibedakan menjadi ukuran-ukuran :

Halus, apabila ukuran diameter rata-rata kristal individu @ 1 mm. Sedang, apabila ukuran diameterkristal-kristal antara 1 mm – 5 mm. Kasar, apabila ukurannya berkisar antara 5 mm – 30 mm. Sangat kasar apabila ukurannya A 30 mm.

Gambar 3 : Tekstur Fanerik Granular

2) Afanitik.

Apabila ukuran kristal-kristal mineral sangat halus, sehingga tidak dapat dibedakan dengan mata telanjang. Batuan yang bertekstur afanitik dapat tersusun atas kristal, gelas atau keduanya. Selain itu dikenal pula istilah Mikrokristalin dan Kriptokristalin. Disebut mikrokristalin apabila kristal individu dapat dikenal/dilihat dengan menggunakan mikroskop, sedangkan Kriptokristalin apabila tidak dapat dikenal dengan mikroskop.

Gambar 4 : Tekstur Afanitik

b. Inequigranular.

Page 8: BATUAN BEKU

Disebut memiliki tekstur inequigranular apabila ukuran kristal pembentuknya tidak seragam. Tekstur ini dibagi menjadi :

1) faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenal dengan mata telanjang.

Gambar 5 : Tekstur Faneroporfiritik2) Pirfiroafanitik Bila fenokris dikelilingi oleh massa dasar yang afanitik.

Gambar 6 : Tekstur Porfiroafanitik

3) gelasan (glassy) Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya tersusun atas gelas.

4) Bentuk ButirUntuk kristal – kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat kesempurnaan

bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberikan gambaran mengenai proses kristalisasi mineral-mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal dibedakan menjadi :

Euhedral ; yaitu apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oleh bidang – bidang kristal yang jelas. Subhedral ; yaitu apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya sebagian saja yang dibatasi bidang-bidang kristal. Anhedral ; yaitu apabila bidang batas kristal tidak jelas.

Page 9: BATUAN BEKU

5) Komposisi MineralBerdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan menjadi 4 (empat) yaitu:

kelompok Granit – Riolit: berasal dari magma yang bersifat asam, terutama tersusun oleh mineral kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, kadang terdapat hornblende biotit muskovit dalam jumlah kecil. Kelompok Diorit – andesit; berasal dari magma yang bersifat intermediet, terutama tersusunatas mineral-mineral plagioklas, hornblende, piroksen dan kuarsa biotit ortoklas dalam jumlahkecil. kelompok Gabro – Basalt; tersusun dari magma asal yang bersifat basa dan terdiri dari mineral mineral olivine plagioklas Ca, piroksen dan hornblende. kelompok Ultra basa; terutama tersusun oleh olivine, piroksen. Mineral lain yang mungkin adalah plagioklas Ca dalam jumlah sangat kecil.

2.6 Batuan Beku Fragmental

Batuan beku fragmental sering juga disebut dengan piroklastik (pyro = api, klastika = butiran / pecahan). Secara defenitif batuan piroklastik adalah batuan yang dihasilkan oleh proses litifikasi bahan-bahan lepas yang dilemparkan dari pusat volkanik selama erupsi yang bersifat eksplosif. Bahan-bahan tersebut mengalami litifikasi sebelum atau sesudah mengalami reworking oleh air ataupun es.

Bahan – bahan piroklastik secara genesa dapat dikelompokkan menjadi 6 yaitu :

1. Bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat volkanik langsung jatuh ke darat melalui medium udara. Jika bahan tersebut jatuh pada lereng vulkan yang curam maka dapat terjadi gerakan yang disebabkan gravitasi. Tumpukan jatuhan piroklastik (tepra) tersebut bila mengalami litifikasi akan menjadi batuan beku fragmental.

2. Bahan – bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat erupsi diangkut ke tempat pengendapan dalam mediu gas yang keluar bersama dengan mekanisme glowing avalance. Bahan yang terendapkan mengalami litifikaso menjadi batuan beku fragmental.Pada jenis ini sering ditemukan struktur mirip dengan struktur yang ada pada batuan sediment misalnya silang – siur, laminasi atau gradasi.

3. Bahan – bahan piroklastik setelah dilempar dari pusat erupsi yang berada di darat ataupun di bawah permukaan laut kemudian diendapkan pada kondisi air yang tenang. Bahan piroklastik tersebut tidak mengalami reworking dan tidak tercampur dengan bahan piroklastik.Pada jenis ini tidak didapatkan struktur – struktur sediment internal dan komposisi seluruhnya adalah bahan

Page 10: BATUAN BEKU

piroklastik.Bila dilihat dari paleoenvirontment maka jenis ini termasuk batuan sedimen dengan provenance piroklastik.

4. Bahan – bahan piroklastik setelah dikeluarkan dari pusat erupsi jatuh pada air yang aktif ( mengalir atau bergelombang ). Sebelum mengalami litifikasi bahan – bahan tersebut mengalami reworking dan bias juga bercampur dengan bahan – bahan yangbukan piroklastik.Bahan – bahan tersebut kemudian terendapkan pada suatu tempat dan mengalami litifikasi.Pada jenis ini batuan menunjukkan adanya strukturstruktur sediment.Apabila klasifikasi bersifat genetic maka batuan sediment dengan provenance piroklastik.

5. Bahan – bahan piroklastik setelah jatuh, sebelum mengalami litifikasi terangkut oleh media air atau es dan diendapkan di suatu cekungan pengendapan. Pada jenis ini dapat ditemukan adanya struktur-struktur sedimen.Apabila klasifikasi bersifat genetic maka batuan ini termasuk batuan sediment yang memiliki provenance piroklastik.

6. Bahan – bahan piroklastik yang jatuh ke bawah mengalami litifikasi, kemudian mengalami pelapukan, tererosi dan tertansport kemudian diendapkan di tempat lain.Jenis ini termasuk batuan sediment yang memiliki provenance piroklastik.

Istilah – istilah yang sering di jumpai :

a. Ash flow (tufls) – fragmental flow

breksi aliran piroklastik adalah bahan piroklastik yang tersusun atas fragmen runcing – runcing hasil endapan piroklastik ( Fisher, 1960 ).

Ignimbrite adalah suatu batuan yang terbentuk dari aliran abu panas (MacDonald, 1972).

Welded tuff adalah endapan aliran abu panas yang terelaskan akibat deposisi pada saat masi panas.

b. Ash fall Adalah primary piroklastik atau bahan yang belum mengalami pergerakan dari tempat semula diendapkan oleh proses jatuhan selama belum mengalami pembatuan/litifikasi( Fisher,1960 ).

Agglomerate diartikan sebagai batuan yang terbentukdari hasil konsolidasi material yang mengandung bomb (tuff agglomerate merupakan batuan yang kandungan bomb sabending atau lebih banyak dari abu vulkanik ) ( widiasmoro dkk,1977 ).

Page 11: BATUAN BEKU

Agglutinate merupakan hasil akumulasi fragmen – fragmen pipih yang terelaskan, berasal dari erupsi basaltic yang sangat encer ( tryrell, 1931 ).

Breksi piroklastik adalah batuan yang mengandung block lebih dari 50% (macDonald,1972 dan Fisher 1958).

Tuff pyroclastic brecia adalah batuan yang mengandung block sebanding dengan abu volkanik atau bias juga lebih dominant abu volkanik ( Norton 1917 dan MacDonald, 1972 ).

Lapilistone adalah batuan yang penyusun utamanya berukuran lapili yaitu 2 – 64 mm( fisher 1961).

Lapili tuff batuan yang kandungan lapili dan abu volkanik sebanding atau lebih dominant abu volkanik ( Fisher, 1961 dan MacDonald, 1972 ).

Tuff adalah batuan yang tersusun atas abu volkanik.

c. Nama batuan tidak berkaitan dengan genesanya

Misalnya breksi volkanik adalah batuan yang terdiri dari penyusun utama fragmen volkanik yang runcing – runcing, dengan matriks berukuran sekitar 2 mm dengan bermacam – macam komposisi dan tekstur (bisa berupa endapan piroklastik autoklastik,alloklastik dll), ( Fisher, i958 ).

d. Breksi volkanik autoklastik

Terbentuk sebagai akibat letusan gas yang terkandung di dalam lava atau akibat pergerakan lava sebelum mengalami pembatuan.

Breksi aliran terbentuk pada bagian tepi lava aliran akibat pemadatan pada tepi kerak dan gerakan mengalir setelah pendinginan ( Fisher 1960, Wright & owes, 1963, MacDonald,1972 ).

Breksi letusan terbentuk akibat letusan gas yang terkandung didlam lava sehingga terjadi fragmentasi pada kerak bagian luar lava yang mulai membeku.

e. Breksi volkanik aloklastik

Adalah breksi yang terbentuk dari hasil fragmentasi, batuan yang telah ada sebelum mengalami pengerjaan oleh proses volkanisme.

Page 12: BATUAN BEKU

Breksi intrusi yaitu breksi yang mengandung fragmen batuan yang diterobos magma dalam matriks batuan beku ( Harker, 1908 dan Bowes, 1960 ). Explosion brecia terbentuk dari hancuran batuan karena adanya ledakan volkanik yang terjadi dibawah permukaan ( Wright& bowes, 1960 ). Tuffisite merupakan material klastik yang dihasilkan dari pelarutan material tufaan oleh gas didalam pipa volkanik ( Fisher, 1961 ). Tuffisite brecia merupakan breksi yang tersusun atas fragmen batuan yang diintrusi magma dengan tuff sebagai matriks dan mengandung bekas aliran gas didalamnya (Wright & Bowes, 1960).

f. Breksi volkanik epiklastik

Breksi laharik merupakan breksi yang dihasilkan dari aliran Lumpur pekat, berupa percampuran antara batuan volkanik berukurn beragam dengan bahan non volkanik (Fisher, 1960 ). Batupasir tufaan/konglomerat tufaan merupakan batuan sedimen epiklastik yang terangkut juga didalamnya komponen piroklastik misalnya pumis atau shard.

Batupasir/konglomerat volkanik merupakan batuan epiklastik yang tersusun atas fragmen – fragmen berupa batuan volkanik yang telah mengalami erosi dan pengangkutan yang kemudian terendapkan.

2.7 Klasifikasi dan Penamaan Batuan Beku

Berbagai klasifikasi telah dikemukakan oleh beberapa ahli, sehingga kadang – kadang satu batuan pada klasifikasi yang lain namanya bisa berlainan pula. Dengan demikian seorang petrologi harus benar – benar mengerti akan dasar penamaan yang diberikan pada suatu batuan beku.

2.7.1 Klasifikasi berdasarkan cara terjadinya

Dengan dasar ini ROSENBUSH (1877-1967) membagi tiga macam batuan beku yaitu :1. Effusive Rock ; untuk batuan beku yang terbentuk dipermukaan. 2. Diko Rock ; untuk batuan beku yang terbentuk dekat dengan permukaan.

Page 13: BATUAN BEKU

3. Deep seated rock ; untuk batuan beku yang jauh didalam bumi.oleh W.T Huang 1962, jenisbatuan ini disebut batuan plutonik, sedangkan batuan effusive rock disebut batuan volkanik.

a. Klasifikasi Berdasarkan kimiawiStandar pada batuan beku ( C.J.Huglos,1962 )dibagi menjadi empat golongan :

Batuan Beku AsamBila mempunyai kandungan SiO2 (Quartz) > 66 % contoh : Grant dan Ryolite

Batuan Beku Intermediate / MenengahBila mempunyai kandungan SiO2 52% - 66%contoh : Andesit dan Dionit

Batuab Beku Basa Bila mempunyai kandungan SiO2 45% - 52% contoh : Gabro dan Basalt

Batuan Beku Ultar basaBila mempunyai kandungan SiO2 < 45%contoh : Dumit dan Peridotit

2.7.2 Klasifikasi Berdasarkan Mineralogi Indeks warna antara mineral mafik dan mineral felsik ( S.J Shand,1943 )di bagi

menjadi empat :Levcrocatic rock,bila mengandung 30% mineral mafik Mesocratic rock,bila mengandung 30% - 60% mineral mafik Molanocratic rock,bila mengandung 60% - 90% mineral mafikHipermelano rock,bila mengandung >90% mineral mafik

2.7.3 Klasifikasi Berdasarkan Tekstur dan Komposisi MineralBatuan Vulcanic Indeks warna Fenokris : Mineral yang lebih tua /pertama kali terbentuk yang tertanam pada batuan beku ukuran mineralnya lebih besar.contoh : bial kuarsa,feldsparalidi,plagioklas asam dan sedikit biotit,umumya akan memebentuk batuan beku :Riolit dan Desit (asam).Batuan Plutonik Contoh : batuan dominan felsik : granodionit,adamelit,granit.

2.8 Tahapan Penentuan Jenis Batuandan Menentukan Nama Batuan

2.8.1 Tahapan Penentuan Jenis Batuan

Page 14: BATUAN BEKU

Tahapan pertama untuk pemerian nama batuan beku disini adalah dengan mengamati kehadiran kuarsa bebas serta menghitung proporsi secara relative dalam batuan.Jika kuarsa hadir dan mencapai 10% atau lebih maka jenis batuannya adalah batu beku asam, sebaliknya jika kuarsanya kurang dari 10% maka jenis batuannya adalah kalau tidak intermediate kemungkinan lain adalah basa.Pada jenis intermediate dicirikan dengan melimpahnya ortoklas dan plagioklas asam (sodic plagioklas). Sedangkan pada jenis basa dicirikan dengan melimpahnya plagioklas basa (calcic plagioklas), plagioklas asam relative lebih cerah disbanding plagioklas basa.Tetapi pada kenyataannya secara megaskopis kita sulit untuk membedakan.Untuk membedakannya kita lihat prosentasi kandungan mineral mafik (yang utama).

Bowen berpendapat bahwa batuan basa mengandung mineral olivine dan piroksin lebih banyak dibanding mineral hornblende.Sebaliknya batuan menengah cenderung lebih banyak mengandung hornblende disbanding olivine dan piroksen.Namun keadaan ini tidak dapat selamanya dipakai, terutama pada batuan beku vulkanik.Pada batuan beku menengah sering ditemukan piroksen, seperti pada andesit dimana kehadiran piroksen melimpah sehingga sulit dibedakan dengan basalt.Untuk ini praktikan kembali pada prinsip W.T Huang 1962, dimana untuk batuan beku menengah banyak mengandung plagioklas asam (lebih cerah) sedang batuan beku asam banyak mengandung plagioklas basa (lebih gelap).

2.8.2 Tahapan Menentukan Nama Batuan.

Setelah jenis batuan diketahui,untuk menentukan nama batuan lebih dahulu harus menentukan kelompok batuannya. Kalau kelompoknya sudah diketahui, untuk mengetahui nama batuannya tinggal mengetahui relasinya. Sedangkan untuk mengetahui kelompoknya kita mesti membandingkan kehadiran dan proporsi antara alkali feldsfar dengan plagioklas, serta mineral utama yang lain. Sebagai contoh : Dari hasil pemerian diketahui kandungan kuarsa 25%, Plagioklas 10% dan Ortoklas 40%. Relasinya panidiomorfik granular.Karena kuarsa lebih dari 10% maka jenis batuannya adalah asam, sedang kelompoknya adalah granit – granit porfir – riolit. Setelah mengetahui relasinya adalah panidiomorfik granular maka dapat ditentukan nama batuannya adalah Granit. Jika relasinya porfiro afanitik maka nama batuannya adalah Riolit.

2.8.3 Pengenalan Batuan Beku

Kelompok Gabro – BasaltKelompok gabro termasuk batuan beku basa dengan kandungan silika 45% - 56% dengan

indeks warna 40 – 70. Umumnya plagioklas atau lebih, yang termasuk didalamnya adalah:

Page 15: BATUAN BEKU

1. Gabro atau Gabro Normal

Komposisi mineral :Gabro mineral utamanya adalah piroksen dan plagioklas basa, mineral yang lain berupa

olivin, felspatoid dengan mineral tambahan biasanya limenit dan apatit. Kisaran jumlah masing – masing mineral dalam % :

o Piroksen, Olivin, Hornblenda………………………………25% - 50%

o Plagioklas basa …………………………...………………..45% - 70%

Tekstur : Termasuk batuan beku instrusif, plutonik dengan derajat kristalisasi holokristalin, fanerik kasar dan jarang dijumpai porfiritik, olivine hadir biasanya menampakkan bentuk yang baik. Sering sekali terdapat produkdekomposisi seperti sepertin (dari olivine) dan klorit (dari piroksen) sering menunjukkan tekstur khusus sub afanitik – afanitik.

Varietas : Namanya bisa diberikan menurut mineral mafik yang ada selain augit, misalnya gabro olivine, apabila olivine hadir dalam jumlah yang banyak.Nama dan sebutan untuk varietas gabro :

o Gabro kuarsa : bila mengandung kuarsa 10% atau lebih

o Norit : apabila kaya hipersten dengan plagioklas utama bitonit

o Troctolit : apabila kaya olivine, plagioklas basa (labradorit atau bitonit)

dijumpai piroksen dengan jumlah sedikit. o Pseudoleusit : apabila kaya akan leusit, aegirin dan augit.

2. Dolerit atau Diabas

Komposisi seperti pada gabro tetapi berbeda dalam nilai komposisinya. Untuk Diabas memiliki prosentasi sejumlah :

o Piroksen ………………………………………… 25% - 65%.

o Plagioklas …………………………………………. 30% - 70%.

Untuk Teschenite memiliki prosentasi sejumlah :o Piroksen ………………………………………… 45% - 75%.

o Plagioklas (labradorit) …………………………….. 10% - 30%.

o Felspatoid ………………………………………. 10% - 15%.

Tekstur : Bila plagioklas yang terbentuk membilah dilingkupi augit sebagian atau seluruhnya

membentuk tekstur intergranular, pada umumnya bertekstur khusus diabasik.

Page 16: BATUAN BEKU

Varietas : Diantaranya dikenal sebagai dolorit kuarsa, dolorit olivin dan diabas.

3. Basalt

Komposisi mineral utamanya adalah plagioklas basa dan augit, magnetit dan limenit biasanya dijumpai sebagai mineral tambahan, olivin bisa juga melimpah. Pada umumnyaserimh didapatkan mineral – mineral yang mengisi lubang vesikuler, antara lain adalah kalsit, klorit dan kalsedon.

Kisaran jumlah nilai prosentase mineral penyusunnya :o Plagioklas (labradorit) ………………………………... 40 % - 60 %.

o Piroksen …………………………………………......... 35 % - 55 %.

Tekstur : Terdapat sebagai lelehan vulkanik, kadangkala ada juga yang didapatkan dengan massadasar afanitik. tekstur khusus biasanya intergranular atau intersertal, sulit mengamati mineral dalam contoh, kecuali yang porfiritik dan sering berstruktur amigdaloidal.

Varietas : Yang umum adalah Basalt Olivin atau Normal Basalt.Untuk gelas basalt kuarsa, basalt leusit, spilit, melaphyro. Sedangkan yang dimaksud foidal basalt adalah basalt kaya felspatoid, ada 2 kelompok :

o Banyak plagioklas asam, disebut : Basanit, apabila banyak mengandung olivin ,

Teprit,apabila memiloki sedikit olivin. o Sedikit atau tidak mengandung plagioklas asam : Basalt foidal, apabila olivinnya

banyak : Nefelinit,apabila olivinnya sedikit.

Kelompok Diorit – Andesit dan Termasuk Batuan Beku Menengah, dengan Indeks Warna 40

1. Diorit

Komposisi mineral :

Page 17: BATUAN BEKU

Komposisi utamanya plagioklas dan hornblenda, kadang – kadang ada yang mengandung biotit dan kuarsa. Prosentasi mineral penyusunnya :

o Plagioklas …………………………………………. 55 % - 70 %.

o Hornblenda, Biotit …………………………………. 25 % 40 %.

Tekstur : Holokristalin, berbutir menengah sampai kasar, jarang yang forfiritik dan bila dibandingkan dengan granit ukuran butirnya lebih kecil.

Varietas : Diorit biotita, diorit kuarasa dan diorit mikro untuk diorit porfir, bilamana mafik mineral selain hornblenda dan sebagai kristal sulung namanya ditambahkan, misalnya : Augit diorit porfir, mika diorit porfir, diorit kuarsa dicirikan dengan kandungan kuarsa mencapai 20 % ( H.Williams, 1982).

2. Andesit.

Didapat sebagai aliran lava dan instrusi hiabisal : nama batuan ini diambil dari pegunungan Andas, Amerika Selatan.

Komposisi mineral : Penyusun utamanya adalh plagioklas dan mineral mafik, yang terdapat sebagai kristalsulung, kadang mineral oksida besi hadir sebagai mineral tambahan.

Tekstur : Hipokristalin, holokristalin, porfiritik, vitroferik dengan massa dasar afanitik atau massa gelas. Tekstur khusus Pilotaksitik.

Varietas : Andesit Hornblenda, andesit augit, andesit biotit, andesit kuarsa. Batuan yang berasal

dari andesit, yang telah terubah oleh aktifitas air vulkanik dengan produksi mineral skunder disebut propilit. Andesit augit secara contoh “hand Specimen” sulit dibedakan dengan basalt. Tetapi pada basalt,plagioklasnya lebih keruh (basa) atau dapat dengan refleksi mineraloginya.

Kelompok Granit – Riolit.

Termasuk batuan beku asam dengan kandungan silika lebih dari 66 %.Indeks warna 10 – 40 %, kaya kuarsa bebas dan ortoklas lebih besar dari palgioklas.

Page 18: BATUAN BEKU

1. Granit.

Komposisi mineral : Mineral utamanya kuarsa dan ortoklas dengan mineral lain adalah biotit, muskovit dan

plagioklas.Mineral tambahan zircon atau garnet.Kisaran prosentase mineral penyusunnya :

o Kuarsa ……………………………………………………10 % - 40 %.

o Alkali Felspar …………………………………………. 30 % - 60 %.

o Plagioklas asam ………………………………………….. 0 % - 35 %.

o Biotit, Nornblenda …………………………………….. 10 % - 35 %.

Tekstur : Terdapat sebagai instrusi hypabisal maupun plutonik, holokristalin, fanerik kasar dengan

mineral dapat dikenal dengan mata biasa.bisa dijumpai dengan tekstur porfiritik namun pada ummnya bertekstur grafik, yaitui pertumbuhan bersama antara kuarsa dan ortoklas.

Varietas : Nama-namanya tergantung pada mineral utama yang ada selain kuarsa dari felspar,

sebagai contoh : granit muskovit : granit biotit : granit hornblenda.

2. Riolit

Serupa dengan granit tetapi terdapat massa gelas, dan dengan fenokris kuarsa terkorosi (Coroded bipyramidal fenocrist).

Tekstur : Bisa menampakkan gejala perofiritik, hipokristalin, kriptokrista;in dengan kristal sulung kuarsa dan ortoklas, matriks afanitik, serimh menunjukkan struktur aliran dan terdapat

sebagai batuan lelehan maupun instrusi hypabisal dengan tekstur grafik.

Varietas : Terdapat beberapa sebutan yang merupakan variasi, yaitu :

Riolit sodik, khas dengan fenokris sanidin anortoklas dan albit. Riolit potas, kaya akan sanidin andesin atau oligoklas sering disebut struktur Zoning.

Kelompok Granodiorit – Dasit

Page 19: BATUAN BEKU

Ciri umum juga mirip dengan granit, Cuma plagioklasnya lebih banyak dibanding ortoklasnya.

1. Granodiorit

Komposisi mineral : terutama plagioklas asam, kuarsa, biotit dan hornblenda.

Tekstur : sama dengan granit.

Varietas : Granodiorit dan granodiorit porfir.

2. Dasit

Komposisi sama dengan granodiorit. Tekstur porfiro afanitik.Ciri umum sama dengan granodiorit, Cuma indeks warna lebih besar dibanding granodiorit (20 – 40 %) dan alkali felsparnya kurang dari 10 % dari total felspar. Mineral mafik utama hornblenda dan biotit. Dasit pada kelompok ini punya komposisi sama dengan tenalit, sedang teksturnya merupakan tekstur batuan vulkanik.

Kelompok Gelas

Tersusun oleh massa gelas, tekstur holohialin.

Varietas :

obsidian, seluruhnya terdiri dari massa gelas. Pitchstone, mengandung kristalit yang pecahannya merata, dan sifat konkoidalnya berkurang. Speolitik pitchstone, merupakan hasil devitrifikasi pichstone dengan menampakkankristal radier atau sperulit. Felsite, bila proses devitrifikasi telah berlangsung lanjut, maka akan membentuk kristal – kristal yang halus. Pumica, sangat banyak dijumpai lubang “vesica” serta ringan.