9
Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi Batuan Beku Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin : ignis , "api") adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa proses kristalisasi , baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya, proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses- proses berikut: kenaikan temperatur , penurunan tekanan , atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi . Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda (1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak) serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain) yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku. Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi, maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa penghabluran. Nama : Peridotit Boy S. Torry NIM : 111.110.093 Plug : 4

Batuan Beku Papua Dan Jawa

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pet

Citation preview

Page 1: Batuan Beku Papua Dan Jawa

Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi

Batuan Beku

Batuan beku atau batuan igneus (dari Bahasa Latin: ignis, "api") adalah

jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan mengeras, dengan atau tanpa

proses kristalisasi, baik di bawah permukaan sebagai batuan intrusif (plutonik) maupun di

atas permukaan sebagai batuan ekstrusif (vulkanik). Magma ini dapat berasal dari batuan

setengah cair ataupun batuan yang sudah ada, baik di mantel ataupun kerak bumi. Umumnya,

proses pelelehan terjadi oleh salah satu dari proses-proses berikut: kenaikan temperatur,

penurunan tekanan, atau perubahan komposisi. Lebih dari 700 tipe batuan beku telah berhasil

dideskripsikan, sebagian besar terbentuk di bawah permukaan kerak bumi.

Menurut para ahli seperti Turner dan Verhoogen (1960), F. F Groun (1947), Takeda

(1970), magma didefinisikan sebagai cairan silikat kental yang pijar terbentuk secara

alamiah, bertemperatur tinggi antara 1.500–2.5000C dan bersifat mobile (dapat bergerak)

serta terdapat pada kerak bumi bagian bawah. Dalam magma tersebut terdapat beberapa

bahan yang larut, bersifat volatile (air, CO2, chlorine, fluorine, iron, sulphur, dan lain-lain)

yang merupakan penyebab mobilitas magma, dan non-volatile (non-gas) yang merupakan

pembentuk mineral yang lazim dijumpai dalam batuan beku.

Pada saat magma mengalami penurunan suhu akibat perjalanan ke permukaan bumi,

maka mineral-mineral akan terbentuk. Peristiwa tersebut dikenal dengan peristiwa

penghabluran. Berdasarkan penghabluran mineral-mineral silikat (magma), oleh NL. Bowen

disusun suatu seri yang dikenal dengan Bowen’s Reaction Series.

Nama : Peridotit Boy S. TorryNIM : 111.110.093Plug : 4

Page 2: Batuan Beku Papua Dan Jawa

Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi

beberapa contoh batuan beku :

PERIDOTITE GABBRO

ANDESIT GRANIT KIMBERLIT

Nama : Peridotit Boy S. TorryNIM : 111.110.093Plug : 4

Page 3: Batuan Beku Papua Dan Jawa

Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi

Batuan Beku Daerah Papua

Di pulau ini terdapat dua sistem orogenesa. Rangkaian pegunungan bagian tengah

merupakan dari Sistem Circum-Australian, dan bagian utara merupakan bagian dari Sistem

Melanisia. Litologi yang terakhir ini batuan bentukan dari orogenesa Melanesia. Sistem

Melanesia terdiri dari busur vulkanik di bagian dalam dan busur non-vulkanik di bagian luar.

Bagian tengah dari busur vulkanik ini aktif pada zaman Neogen. Bagian utara dibentuk oleh

busur luar non-vulkanik dari Sistem Melanisia.

Geologi Papua secara garis besar dibedakan ke dalam tiga kelompok batuan penyusun

utama yaitu:

(a) batuan kraton Australia;

(b) batuan lempeng pasifik; dan

(c) batuan campuran dari kedua lempeng.

Nama : Peridotit Boy S. TorryNIM : 111.110.093Plug : 4

Page 4: Batuan Beku Papua Dan Jawa

Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi

Batuan yang berasal dari kraton Australia terutama tersusun oleh batuan alas, batuan

malihan berderajat rendah dan tinggi sebagian telah diintrusi oleh batuan granit di sebelah

barat, batuan ini berumur palaezoikum akhir, secara selaras ditindih oleh sedimen paparan

mesozoikum dan batuan sedimen yang lebih muda , batuan vulkanik dan batuan malihan

hingga tersier akhir. (dow, drr,1985). Singkapan yang baik dan menerus dapat diamati

sepanjang daerah batas tepi. Utara dan pegunungan tengah.

Batuan lempeng pasifik umumnya lebih muda dan tersusun terutama oleh batuan

ultrabasa, tuf berbutir halus yang diduga berumur jutaan tahun. Batuan mesozoikum lainnya

yang berasal dari kerak samudera seperti batuan ultramafik (kompleks ofiolit) dan batuan

plutonik berkomposisi mafik. Kelompok batuan ini tersungkupkan dan terakrasikan di atas

kerak kontinen Australia karena bertumbukan dengan lempeng pasifik. Di bagian utara Papua

terdapat aktifitas diatrofisma PraTersier yang diikuti dengan aktivitas pembentukan batuan

beku. Di Pegunungan Tengah terdiri dari beberapa batuan, yaitu: di bagian Utara terdiri dari

Batuan Malihan Darewo yang berumur Oligosen (Dow, 1977), Batuan Ultrabasa disebut

sebagai ofiolit, yang berumur Mesozoikum (Dow drr.,1984). Jalur ofiolit membantang kearah

timur barat sejauh 400 km. 

Nama : Peridotit Boy S. TorryNIM : 111.110.093Plug : 4

Page 5: Batuan Beku Papua Dan Jawa

Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi

Batuan Beku Pulau Jawa

Batuan dasar ( Basement ) di Pulau Jawa terbentuk antara tahun 70-35 juta tahun

sebelum masehi. Batuan dasar tersebut tersusun oleh batuan malihan (matamorfik), serta

batuan beku. Batuan dasar di Jawa barat lebih tua jika dibandingkan dengan batuan di Jawa

Tengah dan Jawa timur dikarena basement (batuan dasar) di Jawa Timur tebentuk pada

tahap-tahap akhir setelah ditubruk lempeng Australia dan numpuk-numpuk membentuk

basement di Jawa Timur.

Pulau Jawa merupakan bagian dalam dari busur vulkanik Sistem Pegunungan Sunda.

Pada zaman Mesosoikum jalur ini berada di bagian geantiklin yang jauh di sebelah utara. Di

sini ofiolit bercampur dengan sedimen Pra Tersier, misalnya di daerah Luk Ulodan Ciletuh,

Jawa Barat. Batuan Pra Tersier di Luh Ulo terdiri dari sepertinit, gabro dan diabas (Harloff,

1933). Batuan Pra Tersier di Ciletuh juga mengandung batuan beku basa dan asam yang

termetamorfosakan (gabro, peridotit dan serpentinit) dengan sekis klorit dan filit.

Pada akhir geantiklin Mesosoikum terjadi proses pengangkatan.Pengangkatan

pertama bukan merupakan aktivitas non-vulkanik. Pada 20 juta tahun sebelum masehi, zona

tubrukan lempeng Australia dengan lempeng Asia terkunci dan menyebabkan menunjamnya

lempeng Australia dibawah lempeng Asia. Penunjaman ini berlangsung hingga sekarang dan

menyebabkan munculnya gunung-gunung api disebelah barat Pulau Sumatra dan juga sebelah

Nama : Peridotit Boy S. TorryNIM : 111.110.093Plug : 4

Page 6: Batuan Beku Papua Dan Jawa

Laboratorium Bahan Galian sie. Petrologi

selatan Pulau Jawa. Pada saat itu Jawa Tengah dan Jawa Timur berupa lautan, jika dilihat di

selatan Pulau Jawa banyak dijumpai gunung gamping. Gamping itu dulunya adalah terumbu

karang yang hidup dan berada di laut. Dengan begitu dapat diketahui bahwa pegunungan

selatan Jawa, termasuk batu gamping di Wonosari itu, dahulunya adalah berupa lautan.

Akhir Tersier merupakan perioda penurunan. Endapan non-vulkanik berumur Eosen

diendapkan secara trangresi di atas komplek batuan dasar Pra Tersier. Selanjutnya pada akhir

Paleogen magma sampai permukaan, dan perioda vulkanik kuat dimulai, dengan beberapa

menunjukkan karakter bawah laut (Andesit tua, siklus awal dari vulkanik Pasifik). Pada

Miosen tengah jalur vulkanik Jawa di dorong oleh batolit granit sampai granodiorit, sehingga

menghasilkan vulkanik-vulkanik Andesit Tua yang sangat basa.

Batuan beku holokristalin Intra Miosen sekarang tersingkap di Merawan, Jiwo,Luh

Ulo, Tenjo Laut, Cilaju, Bayah dan lainnya (misalnya tufa dasit atau dasit di Genteng, selatan

Tenjo laut) yang mengakhiri siklus vulkanik berafinitas Pasifik.

Siklus vulkanik kedua terjadi pada zaman Neogen akhir, yang diakhiri oleh

pengngkatan kedua dari busur vulkanik.Selanjutnya siklus ketiga berlangsungterus sejak

Kwarter sampai sekarang. Kenampakan khas dari siklus kedua dan ketiga vulkanik ini adalah

intrusi dan ekstrusi sepanjang tepi selatan geantiklin Jawa yang menunjukkan

keanekaragaman batuan-batuan alkali.

Intrusi Neogen akhir di Zona Bogor (JawaBarat) dan Pegunungan Serayu Selatandi

Jawa Tengah menunjukkan karakter essexitic. Pada zaman Kwarter gunung api yang

menghasilkan leusit hadir di timur laut Jawa yang merupakan sisi dalam geantiklin vulkanik

(Muria, Ringgit).

Nama : Peridotit Boy S. TorryNIM : 111.110.093Plug : 4