20
SOP (STANDAR OPERASIONAL & PROSEDUR) TATA CARA SIMULASI (GLADI LAPANG) TANGGAP BENCANA Latar Belakang Pelaksanaan Kegiatan PRB-BK telah memasuki tahap implementasi,. Di sisi lain beberapa desa/kelurahan replikasi sedang memasuki tahap persiapan penyusunan rencana penataan permukiman. Dengan demikian beberapa beberapa komponen rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur tersier lingkungan permukiman berbasis pengurangan risiko bencana telah selesai direalisasikan. Komponen – komponen infrastruktur yang telah terbangun merupakan sebagian dari upaya pemenuhan kegiatan pengurangan risiko bencana. Komponen lainnya yang lebih penting adalah kecukupan pengetahuan dan pemahaman serta tindak nyata warga terkait pengurangan risiko bencana serta fungsi dari infrastruktur lingkungan permukiman yang telah terbangun. Pada dasarnya komponen – komponen infrastruktur terbangun merupakan sebagian dari upaya pemenuhan kegiatan pengurangan risiko bencana. Namun di sisi lain tingkat kecukupan pengetahuan dan pemahaman serta tindak nyata warga terkait pengurangan risiko bencana masih belum seimbang dengan prasarana dasar lingkungan permukiman yang telah terbangun. Mempertimbangkan akan pentingnya kecukupan pengetahuan, pemahaman serta tindak nyata warga secara berkelanjutan terkait dengan pengurangan risiko bencana, maka perlu upaya peningkatan kecukupan pengetahuan dan pemahaman serta ketrampilan warga dalam menghadapi bencana. Salah satu kegiatan yang dirasakan perlu adalah melakukan simulasi bencana di tingkat komunitas dan/atau desa/kelurahan. B. Pengertian Pada dasarnya kegiatan simulasi adalah kegiatan yang diciptakan seolah sebagai suatu kegiatan yang nyata dengan maksud untuk menguji sesuatu. Simulasi tanggap bencana merupakan merupakan alat atau instrumen untuk menguji tingkat pengetahuan, pemahaman, respon dan tindakan warga ketika akan, saat dan pasca terjadi bencana.

BB_2 SOP SIMULASI TANGGAP BENCANA.docx

Embed Size (px)

DESCRIPTION

simulasi

Citation preview

SOP (STANDAR OPERASIONAL & PROSEDUR)TATA CARA SIMULASI (GLADI LAPANG) TANGGAP BENCANA

Latar Belakang

Pelaksanaan Kegiatan PRB-BK telah memasuki tahap implementasi,. Di sisi lain beberapa desa/kelurahan replikasi sedang memasuki tahap persiapan penyusunan rencana penataan permukiman. Dengan demikian beberapa beberapa komponen rehabilitasi dan rekonstruksi infrastruktur tersier lingkungan permukiman berbasis pengurangan risiko bencana telah selesai direalisasikan. Komponen komponen infrastruktur yang telah terbangun merupakan sebagian dari upaya pemenuhan kegiatan pengurangan risiko bencana. Komponen lainnya yang lebih penting adalah kecukupan pengetahuan dan pemahaman serta tindak nyata warga terkait pengurangan risiko bencana serta fungsi dari infrastruktur lingkungan permukiman yang telah terbangun. Pada dasarnya komponen komponen infrastruktur terbangun merupakan sebagian dari upaya pemenuhan kegiatan pengurangan risiko bencana. Namun di sisi lain tingkat kecukupan pengetahuan dan pemahaman serta tindak nyata warga terkait pengurangan risiko bencana masih belum seimbang dengan prasarana dasar lingkungan permukiman yang telah terbangun. Mempertimbangkan akan pentingnya kecukupan pengetahuan, pemahaman serta tindak nyata warga secara berkelanjutan terkait dengan pengurangan risiko bencana, maka perlu upaya peningkatan kecukupan pengetahuan dan pemahaman serta ketrampilan warga dalam menghadapi bencana. Salah satu kegiatan yang dirasakan perlu adalah melakukan simulasi bencana di tingkat komunitas dan/atau desa/kelurahan.

B. Pengertian

Pada dasarnya kegiatan simulasi adalah kegiatan yang diciptakan seolah sebagai suatu kegiatan yang nyata dengan maksud untuk menguji sesuatu. Simulasi tanggap bencana merupakan merupakan alat atau instrumen untuk menguji tingkat pengetahuan, pemahaman, respon dan tindakan warga ketika akan, saat dan pasca terjadi bencana.

C. Maksud dan Tujuan

i. Maksud diadakannya kegiatan simulasi ini adalah sebagai berikut: Memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai kesiapsiagaan kebencanaan baik di tingkat masyarakat maupun pemerintahan desa/kelurahan. Mendorong peningkatan kapasitas warga dan pemerintah desa/kelurahan dalam melakukan tindakan antisipatif menghadapi bencana Memberikan keterampilan masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan dalam menghadapi bencana Menguji fungsi komponen insfrastruktur lingkungan permukiman yang telah terbangun melalui Kegiatan PRB-BK

ii. Tujuan Masyarakat dan aparat pemerintahan desa/kelurahan mempunyai pengetahuan dan pemahaman mengenai kesiapsiagaan kebencanaan Masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan mempunyai kapasitas yang lebih memadai dalam menghadapi bencana Masyarakat dan pemerintahan desa/kelurahan mempunyai ketrampilan dalam menghadapi bencana Komponen infrastruktur berfungsi sebagai bagian dari upaya pengurangan risiko bencana

D. Sasaran

Warga desa pada umumnya (dimulai dari tingkat individu dan keluarga) Unsur pemerintahan desa (pemerintah desa/kelurahan dan BPD/LKMDesa/Kelurahan) Warga dusun, RT/RW Kelompok perempuan dan Pemangku kepentingan PRB lainnya (Tagana dll) BPBD kabupaten/kota

E. Langkah-Langkah Pelaksanaan

a. Persiapan

Pelaku utama dan penanggungjawab pelaksanaan kegitan persiapan ini adalah Tim Inti Perencana Partisipatif (TIPP). Dalam melaksanakan kegitaan-kegiatan ini TIPP wajib bekerjasama dengan BKM dan pemerintahan desa/kelurahan serta BPBD kabupaten/kota serta pemangku kepentingan PRB lainnya (PMI, Tagana dll). Kegiatan persiapan simulasi bencana mencakup beberapa kegiatan, yaitu:

Langkah 1 Pemilihan dan Penetapan Lokasi Simulasi Kegiatan adalah kegiatan pemilihan dan penetapan lokasi pelaksanaan simulasi. Dalam pemilihan lokasi ini hendaknya memperhatikan beberapa hal, antara lain: Titik potensi bencana (sumber bencana) Konsentrasi/sebaran tempat tinggal penduduk (hunian) Prasarana dan sarana yang ada (khususnya yang terbangun melalui PRB-BK) Keluaran Lokasi pelaksanaan simulasi

Langkah 2 Identifikasi dan Pemetaan Prasarana dan Sarana Merupakan kegiatan pemetaan prasarana dan sarana mitigasi bencana yang telah terbangun dan/atau yang mempunyai potensi untuk difungsikan sebagaimana prasarana dan sarana mitigasi bencana. Keluaran Daftar identifikasi prasarana dan sarana yang layak untuk mendukung kegiatan simulasi Peta prasarana dan sarana yang layak mendukung kegiatan simulasi

Langkah 3 Pengumpulan Data Kependudukan dan Pemangku Kepentingan PRB Data kependudukan yang diperlukan mencakup: Data jumlah penduduk (termasuk usia dan kondisi fisik/kejiwaannya) dan sebarannya Ragam aktivitas penduduk dan lokasi aktivitasnya Data pemangku kepentingan PRB lain (Tagana, BPBD dll)

Keluaran Profil penduduk dan pemangku kepentingan PRBbencana beserta aktivitasnya

Langkah 4 Menyusun Clustering Area Yang dimaksud dengan clustering area adalah pengelompokan prasarana dan sarana yang ada berdasar kapasitas dan radius pelayanannya dalam memfasilitasi partisipan simulasi. Dokumen rujukan wajib penyusunan clustering area adalah dokumen RTPRB. Keluaran Peta clustering area

Langkah 5 Menyusun Skenario Simulasi Pada dasarnya skenario peristiwa bencana tergantung pula dengan karakter bencana yang diasumsikan (gempa bumi, gempa bumi dan tsunami, banjir, longsor dan sebagainya). Skenario simulasi paling tidak mencakup: Jenis bencana Urutan peristiwa bencana (sebelum, selama dan sesudah peristiwa) Respon dan tindakan yang diperlukan sesuai dengan urutan peristiwa bencana Partisipan pada setiap urutan peristiwa bencana

Keluaran Skenario simulasi bencana dalam bentuk tabel rinci. Kesepakatan dan ketetapan skenario simulasi yang tertuang dalam berita acara

Contoh tabel skenario simulasi bencanaNOWAKTUPERISTIWA (AKTVITAS)RESPON / TINDAKANPARTISIPANCATATAN

Langkah 6 Menyusun Proposal Teknis Simulasi Sebelum pelaksanaan kegiatan simulasi bencana ini maka BKM dan/atau UPS atau TIPP wajib menyusun proposal teknis simulasi. Rencana teknis yang merupakan proposal teknis yang lengkap dengan skenario peristiwa bencana, penanggungjawab kegiatan serta anggaran biaya pelaksanaan kegiatan. Proposal teknis selanjutnya menjadi bagian dari RTPRB yang akan diverifikasi dan disetujui oleh Korkot/Asisten Korkot. Keluaran Proposal teknis simulasi bencana

b. Pelaksanaan

Langkah 1 Pembentukan Panitia Pelaksana Pembentukan Panitia Pelaksana seperti halnya pada pembentukan panitia pelaksanaan/KSM, yaitu dilaksanakan paling tidak setelah RTPRB tersusun. Dalam pembentukan panitia TIPP bekerja sama dengan BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya. Susunan pengurus panitia pelaksanaan paling tidak terdiri dari ketua, sekretaris, bendahara, dan sektor/seksi-seksi sesuai dengan kebutuhan simulasi bencana yang dirancang. Sebaiknya disiapkan pula tim pemantau yang nantinya bertugas mengamati dan mencatat proses pelaksanaan simulasi. Keluaran Panitia Pelaksana

Langkah 2Pelatihan Panitia PelaksanaFasilitator bersama TIPP dan BKM wajib melaksanakan pelatihan simulasi bencana bagi panitia pelaksana. Keluaran Panitia memahami tugas dan wewenangnya Panitia mengetahui dan memahami rencana simulasi bencana Panitia mempunyai RKTL

Dalam pelatihan panitia pelaksana, TIPP bekerja sama dengan BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnyaLangkah 3 Sosialisasi Tingkat Desa Tujuan dari kegiatan sosialisasi tingkat desa ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai rencana dan skenario simulasi bencana di tingkat desa/kelurahan. Keluaran Peserta sosialisasi menyadari dan memahami rencana simulasi bencana Peserta sosialisasi menyepakati dan bersedia untuk mendukung dan terlibat dalam kegiatan simulasi bencana yang dituangkan dalam berita penyepakatan dan kesediaan

Dalam pelaksanaan sosialisasi tingkat desa ini, panitia pelaksana bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya. Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.

Langkah 4 Sosialisasi Tingkat Basis Tujuan dari kegiatan sosialisasi tingkat basis/dusun ini adalah memberikan pengetahuan dan pemahaman mengenai rencana dan skenario simulasi bencana di tingkat basis yaitu dusun. Keluaran Peserta sosialisasi menyadari dan memahami rencana simulasi bencana Peserta sosialisasi menyepakati dan bersedia untuk mendukung dan terlibat dalam kegiatan simulasi bencana yang dituangkan dalam berita penyepakatan dan kesediaan

Dalam pelaksanaan sosialisasi tingkat basis/dusun ini, panitia pelaksana bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya. Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.

Langkah 5 Pembekalan dan Technical Meeting Pembekalan dan technical meeting dilaksanakan di semua tingkat partisipan, baik di tingkat desa, dusun maupun RT/RW serta keluarga. Dalam pelaksanaan pembekalan ini, panitia pelaksana bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya Keluaran Semua partisipan memahami skenario simulasi tanggap bencana Semua partisipan memahami peran dan tanggungjawab masing-masing Semua partisipan siap melaksanakan simulasi bencana Semua perlengkapan dan sarana prasarana pendukung simulasi bencana

Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.

Langkah 6 Pelaksanaan Simulasi Bencana Pada dasarnya pelaksanaan simulasi ini tergantung dari skenario yang telah dibuat. Oleh karena itu keberhasilan pelaksanaan simulasi ini tergantung pula seberapa cermat dan rinci skenario yang disusun serta seberapa jauh komitmen partisipan serta pemahaman partisipan terhadap skenario yang disusun. Tim pemantau melakukan pengamatan dan pencatatan terkait dengan keseluruhan pelaksanaan kegiatan simulasi.

Keluaran Praktek simulasi bencana Catatan proses

Dalam pelaksanaan simulasi ini, panitia pelaksana bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya. Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.

Langkah 7 Pelaporan Setelah kegiatan simulasi bencana maka segera panitia pelaksana menyusun laporan kegiatan. Laporan kegiatan disampaikan kepada BKM dan TIPP sebagai bahan laporan. Keluaran Laporan pertanggungjawaban kegiatan Penanggungjawab dan pelaksana kegiatan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana. Selanjutnya laporan pertanggungjawaban ini menjadi bagian yang tidak terpisahkan dengan laporan pertanggungjawaban BKM.

C. Evaluasi

Lingkup evaluasi mencakup hal-hal sebagai berikut: Evaluasi terhadap pelaksanaan skenario simulasi bencana Evaluasi terhadap kelayakan fungsi prasarana dan sarana yang digunakan dalam simulasi Evaluasi kinerja partisipan dalam melaksanakan simulasi untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kesiapsiagaan warga dan pemerintah desa/keluarahan. Evaluasi tingkat kapasitas warga dan pemerintah desa/kelurahan dalam melakukan tindakan antisipatif menghadapi bencana Evaluasi tingkat ketrampilan warga dan pemerintahan desa/kelurahan dalam menghadapi bencana

Kegiatan evaluasi ini dilaksanakan untuk memperoleh informasi sebagai bahan pembelajaran warga (lesson learned) terkait dengan kesiapsiagaan tetapi juga terkait dengan pelaksanaan rehabilitasi dan rekonstruksi lingkungan permukiman di masa mendatang. Evaluasi dilaksanakan dengan cara membandingkan antara rencana yang telah dibuat dengan praktek yang telah dilakukan. Dalam pelaksanaan evaluasi ini, panitia pelaksana bekerja sama dengan TIPP, BKM serta wajib melibatkan BPBD kabupaten/kota atau pemangku kepentingan PRB lainnya. Adapun langkah-langkah pelaksanaan evaluasi adalah sebagai berikut:

Langkah 1 Persiapan Kegiatan persiapan ini mencakup pengumpulan dokumen rencana simulasi, khususnya skenario simulasi bencana dan semua hasil dokumentasi pelaksanaan kegiatan simulasi termasuk catatan proses pelaksanaan simulasi.

Keluaran Dokumen rencana simulasi Hasil dokumentasi pelaksanaan kegiatan simulasi Catatan proses pelaksanaan simulasi

Langkah 2 Pelaksanaan Evaluasi Kegiatan evaluasi ini merupakan kegiatan membandingkan antara rencana simulasi, khususnya skenario simulasi bencana dengan semua hasil dokumentasi pelaksanaan kegiatan simulasi serta catatan proses pelaksanaan simulasi. Jika dalam pelaksanaan simulasi terdapat dokumentasi visual berupa rekaman video maka sebaiknya hasil rekaman ini diputar sebagai bagian dari bahan evaluasi. Keluaran Daftar mengenai ketidaksesuaian antara yang direncanakan dan praktek dan/atau kekurangan yang muncul Daftar mengenai hal-hal yang perlu diperbaiki dan/atau ditingkatkan dalam kegiatan simulasi Daftar kelayakan prasarana dan sarana pendukung praktek simulasi, khususnya yang telah dibangun melalui Kegiatan PRB-BK

Langkah 3 Penyusunan dan Penyepakatan Rekomendasi Setelah dilaksanakan evaluasi maka pada saat itu juga disusun rekomendasi-rekomendasi bagi perbaikan kegiatan simulasi ke depan maupun kemungkinkan-kemungkinan perbaikan dan/atau peningkatan prasarana dan sarana yang telah dibangun melalui Kegiatan PRB-BK. Hasil rekomendasi ini hendaknya dituangkan dalam bentuk berita acara yang dilampiri hasil evaluasi dan disepakati dalam rembug penyepakatan di tingkat desa/kelurahan. Keluaran Berita acara kesepakatan rekomendasi simulasi bencana Sedangkan penanggungjawab dan pelaksana kegiatan adalah panitia pelaksana.

Langkah-langkah pelaksanaan simulasi secara rinci adalah sebagai berikut:

NOKEGIATAN PELAKUKELUARANKETERANGAN

A. Persiapan

1. Pemilihan dan Penetapan Lokasi Simulasi Penanggungjawab: TIPP Penyelenggara: TIPP Peserta: TIP, UPL, dan Relawan Lokasi Simulasi

Sumber Data: 1. Hasil Pemetaan Swadaya 2. Dokumen RTPRB Wajib koordinasi dan konsultasi dengan BPBD dan/atau pemangku kepentingan PRB lainnya

2. Identifikasi dan Pemetaan Prasarana dan Sarana Penanggungjawab: TIPP Penyelenggara: TIPP Peserta: TIP, UPL, dan Relawan Daftar identifikasi prasarana dan sarana yang layak untuk mendukung kegiatan simulasi Peta prasarana dan sarana yang layak mendukung kegiatan simulasi

Sumber Data: 1. Hasil Pemetaan Swadaya 2. Dokumen RTPRB Wajib koordinasi dan konsultasi dengan BPBD dan/atau pemangku kepentingan PRB lainnya

3. Pengumpulan Data Kependudukan dan Pemangku Kepentingan PRB Penanggungjawab: TIPP Penyelenggara: TIPP Peserta: TIP, UPS dan UPL serta Relawan Profil penduduk dan pemangku kepentingan PRBbencana beserta aktivitasnya

Sumber Data: 1. Hasil Pemetaan Swadaya 2. Dokumen RTPRB Wajib koordinasi dan konsultasi dengan

Contoh Sederhana Tabel Lingkup Tindak Tanggap BencanaNOJENIS BENCANA/ PENGERTIANPENYEBABAKIBATSKALA SIMULASIPRAKTEK UTAMASARANA / PERLENGKAPAN

1. Gempa Bumi Suatu peristiwa alam yang menimbulkan getaran pada lempeng atau permukaan bumi. Gempa bumi terjadi karena adanya pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi 1. Pergeseran lempengan bumi 2. Aktivitas Gunung Berapi

1. Tanah longsor 2. Potensi Tsunami 3. Rusak dan hancurnya rumah / bangunan 4. Korban jiwa dan harta 5. Kebakaran 6. Listrik padam

Kelompok Rumah / Bangunan Gedung 1. Sebelum Terjadi Gempa Bumi Identifikasi kelompok rentan dan tempat terbuka terdekat Tentukan tugas masing-masing anggota keluarga jika gempa bumi terjadi Kenali/tandai tempat yang bisa dijadikan tempat berlindung (pekarangan, lapangan dan sebagainya) Amankan benda-benda yang berpotensi jatuh dan melukai Letakan barang-barang yang besar dan berat di bagian bawah rak Simpan barang pecah belah di bagian bawah 2. Saat Terjadi Gempa Bumi Jangan panik Cari jalan keluar yang aman Cari tempat terbuka Berlindung di bawah meja Berlindung di sudut siku dinding bangunan Hentikan kendaraan, cari tempat terbuka Cari tempat yang tinggi jika tinggal di pesisir pantai 3. Setelah Terjadi Gempa Bumi Lakukan pertolongan pertama untuk diri sendiri Matikan listrik, gas dan api Waspada terhadap gempa susulan Dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindak sesuai dengan himbauan

1. Tas ransel 2. Lampu senter dan baterai 3. Makanan kering/instan dan 4. Air minum kemasan 5. Kota P3K 6. Nomor-nomor telepon penting 7. Radio portable 8. Pakaian cadangan 9. Perlengkapan bayi 10. Dll

2. Tsunami Suatu peristiwa alam berupa gelombang laut yang menuju daratan akibat terjadinya gempa bumi di dasar lautGempa Bumi 1. Rusak dan hancurnya rumah / bangunan 2. Rusak dan hancurnya prasarana lingkungan permukiman 3. Korban jiwa dan harta

1. Dusun /desa / lingkungan permukiman pesisir pantai 1. Sebelum Terjadi Tsunami Identifikasi kelompok rentan dan tempat terbuka terdekat yang tinggi/aman Tentukan tugas masing-masing anggota keluarga jika Tsunami terjadi. Kenali/tandai tempat yang bisa dijadikan tempat evakuasi yang aman (pekarangan, lapangan dan sebagainya) Segera menuju ke tempat tinggi/aman jika terlihat tanda-tanda Tsunami (burung-burung laut menuju daratan, bau garam yang menyengat dll) sebelum mendapatkan peringatan dari pihak yang berwenang setempat Perhatikan dan dengarkan informasi potensi tsunami dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindak cepat sesuai dengan himbauan 2. Saat Terjadi Tsunami Jangan panik Tetap berada di tempat yang tinggi (area evakuasi) Perhatikan dan dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindak cepat sesuai dengan himbauan 3. Setelah Terjadi Tsunami Lakukan pertolongan pertama untuk diri sendiri Bertindak cepat mengikuti himbauan pemangku kepentingan yang berwenang

1. Peta jalur evakuasi 2. Tas ransel 3. Lampu senter dan baterai 4. Makanan kering/instan 5. Air minum kemasan 6. Kota P3K 7. Radio portable 8. Nomor-nomor telepon penting 9. Perlengkapan bayi 10. Alat transportasi 11. Kantung tidur dan selimut 12. Pakaian cadangan 13. Area evakuasi lengkap dengan sarana dan prasarana

Gunung Meletus Suatu peristiwa alam yang disebabkan oleh meningkatnya aktivitas endapan magma di dalam perut bumi Meningkatnya endapan magma pada perut bumi

1. Rusak dan hancurnya rumah / bangunan 2. Rusak dan hancurnya prasarana lingkungan permukiman 3. Korban jiwa dan harta

Dusun / desa / lingkungan permukiman kawasan rentan terhadap bencana gunung meletus

1. Sebelum Terjadi Gunung Meletus Kenali status gunung berapi (normal, waspada, siaga dan awas). Perhatikan dan dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya mengenai status gunung berapi dan bertindak cepat sesuai dengan himbauan Identifikasi kelompok rentan dan tempat terbuka terdekat yang tinggi/aman Tentukan tugas masing-masing anggota keluarga jika gunung meletus terjadi Kenali/tandai tempat yang bisa dijadikan tempat evakuasi yang aman (pekarangan, lapangan dan sebagainya) Kenali dan amati tanda-tanda gunung meletus (binatang turun dari gunung, hujan abu, awan panas, semburan material dll) Sepakati sistem peringatan dini (bunyi sirine, bunyi kentongan, dengar arahan petugas, perhatikan jalur evakuasi) Jauhi daerah rawan (kaki gunung, lembah aliran sungai dan daerah aliran lahar) 2. Saat Terjadi Gunung Meletus Jangan panik Perhatikan dan dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindak cepat sesuai dengan himbauan Lindungi diri dari abu dengan masker standar dan kacamata Tutup sumber dan tempat penampungan air agar tidak tercemar Mengungsi ke tempat yang sudah ditetapkan pihak yang berwenang 3. Setelah Terjadi Gunung Meletus Lakukan pertolongan pertama untuk diri sendiri Bertindak cepat mengikuti himbauan pemangku kepentingan yang berwenang 1. Peta jalur evakuasi 2. Tas ransel 3. Lampu senter dan baterai 4. Makanan kering/instan 5. Air minum kemasan 6. Masker, kacamata dan topi 7. Kotak P3K 8. Radio portable 9. Nomor-nomor telepon penting 10. Perlengkapan bayi 11. Alat transportasi 12. Kantung tidur dan selimut 13. Pakaian cadangan 14. Tempat pengungsian lengkap dengan sarana dan prasarana 15. Dll

Tanah Longsor Tanah yang bergerak karena tidak stabil dalam jumlah besar dan terjadi secara perlahan-lahan atau tiba-tiba. 1. Hujan terus-menerus 2. Kemiringan tanah 3. Struktur tanah yang tidak padat 4. Erosi 5. Pemotongan tebing 6. Penambangan lereng terjal 7. Penggundulan hutan 8. Timbunan sampah 9. Getaran akibat bahan peledak atau gempa bumi

1. Rusak dan hancurnya rumah / bangunan 2. Rusak dan hancurnya prasarana lingkungan permukiman 3. Korban jiwa dan harta

Kelompok rumah / lingkungan permukiman kawasan rentan terhadap bencana tanah longsor

1. Sebelum Terjadi Tanah Longsor Kenali tanda-tanda akan terjadi tanah longsor (hujan lebat terus menerus, warna air sungai menjadi keruh, muncul rembesan air atau retakan tanah, terdengar suara gemuruh atau ada longsoran kecil) Identifikasi kelompok rentan dan tempat terbuka terdekat yang tinggi / aman Kenali/tandai tempat yang bisa dijadikan tempat evakuasi yang aman (pekarangan, lapangan dan sebagainya) Sepakati sistem peringatan dini (bunyi sirine, bunyi kentongan, dengar arahan petugas, perhatikan jalur evakuasi) Jauhi daerah rawan 2. Saat Terjadi Tanah Longsor Jangan panik Amankan harta dan dokumen penting Berlari dan berlindunglah ke tempat aman Segera minta pertolongan Mengusngi bila kondisi mengharuskan Perhatikan dan dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindak cepat sesuai dengan himbauan 3. Setelah Terjadi Tanah Longsor Lakukan pertolongan pertama untuk diri sendiri Jauhi tempat yang terkena longsor Bertindak cepat mengikuti himbauan pemangku kepentingan yang berwenang Kembali ke rumah jika kondisi memungkinkan

1. Tas ransel 2. Lampu senter dan baterai 3. Makanan kering/instan 4. Air minum kemasan 5. Kotak P3K 6. Radio portable 7. Nomor-nomor telepon penting 8. Perlengkapan bayi 9. Kantung tidur dan selimut 10. Pakaian cadangan 11. Tempat pengungsian lengkap dengan sarana dan prasarana 12. Dll

Banjir Peristiwa meluapnya air yang menggenangi permukaan tanah dengan ketinggian melebihi batas normal 1. Hujan terus-menerus 2. Kemiringan tanah 3. Struktur tanah yang tidak padat 4. Erosi 5. Pemotongan tebing 6. Penambangan lereng terjal 7. Penggundulan hutan 8. Timbunan sampah 9. Menyempitnya daerah aliran sungai

1. Rusak dan hancurnya rumah / bangunan 2. Rusak dan hancurnya sarana dan prasarana 3. Timbulnya berbagai macam penyakit 4. Hilangnya nyawa dan harta benda 5. Lumpuhnya sarana prasarana dan sarana umum 6. Lumpuhnya aktivitas lingkungan permukiman

Dusun / desa / lingkungan permukiman kawasan rentan terhadap bencana banjir

1. Sebelum Terjadi Banjir Buanglah sampah pada tempatnya Jagalah saluran air agar berfungsi dengan baik Tanamlah pohon Buatlah instalasi listrik di tempat yang lebih tinggi untuk menghindari konsleting listrik Simpan dan sediakan obat-obatan di tempat yang mudah dijangkau Identifikasi kelompok rentan dan tentukan tugas masing-masing anggota keluarga jika banjir tiba Kenali/tandai tempat yang bisa dijadikan tempat evakuasi yang aman (pekarangan, lapangan dan sebagainya) Kenali tanda-tanda akan terjadi banjir Sepakati sistem peringatan dini (bunyi sirine, bunyi kentongan, dengar arahan petugas, perhatikan jalur evakuasi) Jauhi daerah rawan banjir 2. Saat Terjadi Banjir Jangan panik Matikan semua aliran listrik Amankan harta dan dokumen penting Sumbat semua celah yang berpotensi Bergeraklah ke tempat tinggi Segera minta pertolongan Mengungsi bila kondisi mengharuskan Perhatikan dan dengarkan informasi dari sumber-sumber yang terpercaya dan bertindak cepat sesuai dengan himbauan 3. Setelah Terjadi Banjir Lakukan pertolongan pertama untuk diri sendiri Jauhi tempat yang terkena longsor Bertindak cepat mengikuti himbauan pemangku kepentingan yang berwenang Kembali ke rumah jika kondisi memungkinkan

1. Tas ransel 2. Lampu senter dan baterai 3. Tali 4. Makanan kering/instan 5. Air minum kemasan 6. Kotak P3K 7. Radio portable 8. Nomor-nomor telepon penting 9. Perlengkapan bayi 10. Pelampung sederhana 11. Alat transportasi 12. Kantung tidur dan selimut 13. Pakaian cadangan 14. Tempat pengungsian lengkap dengan sarana dan prasarana 15. Dll

Kebakaran Peristiwa kobaran api yang tidak terkendali dan membakar benda-benda di lingkungan sekitarnya

1. Instalasi listrik yang tidak baik 2. Penggunaan kompor yang ceroboh 3. Membakar sampah sembarangan

1. Hilang atau rusaknya rumah / bangunan gedung 2. Hilangnya nyawa dan harta benda 3. Lumpuhnya aktivitas lingkungan permukiman

Kelompok rumah / lingkungan permukiman kawasan padat rumah

1. Sebelum Terjadi Kebakaran Tempatkan alat penerangan dan obat nyamuk di tempat yang aman Rawat dan gunakan kompor dengan cermat Sediakan alat pemadam kebakaran di sekitra rumah (karung basah, handuk/selimut/kain tebal basah dan pasir yang disimpan dalam ember atau kantong) Identifikasi kelompok rentan Tentukan tugas masing-masing anggota keluarga jika kebakaran terjadi Kenali/tandai tempat yang bisa dijadikan tempat evakuasi yang aman (pekarangan, lapangan dan sebagainya) 2. Saat Terjadi Kebakaran Jangan panik Matikan semua aliran listrik Hubungi pemadam kebakaran Amankan harta dan dokumen penting Lakukan tindak mencegah penyebaran api Menggunakan masker atau handuk/kain basah di sekitar mulut/hidung Apabila terjebak di dalam ruangan, segera cari jalan keluar dengan merangkak di bawah asap dan bernapas pendek-pendek Mengungsi bila kondisi mengharuskan 3. Setelah Terjadi Kebakaran Lakukan pertolongan pertama untuk diri sendiri Jauhi tempat yang terkena kebakaran Bertindak cepat mengikuti himbauan pemangku kepentingan yang berwenang

1. Lampu senter dan baterai 2. Air minum kemasan 3. Kotak P3K 4. Radio portable 5. Nomor-nomor telepon penting 6. Masker dan kacamata 7. Kantung tidur dan selimut 8. Tempat pengungsian lengkap dengan sarana dan prasarana 9. Dll