20
BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR) I. PENDAHULUAN Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari 2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir. 1 Dulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram (≤2500 gram) disebut bayi prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu. 1 Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine II di London (1970) telah diusulkan defenisi berikut : 1,2 - Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu. - Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu sampai 42 minggu. - Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih. 1,2 Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu : 1

BBLR Print

  • Upload
    zul090

  • View
    3

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bblr

Citation preview

Page 1: BBLR Print

BAYI BERAT LAHIR RENDAH (BBLR)

I. PENDAHULUAN

Bayi berat lahir rendah (BBLR) adalah bayi dengan berat lahir kurang dari

2500 gram tanpa memandang masa gestasi. Berat lahir adalah berat bayi yang

ditimbang dalam 1 (satu) jam setelah lahir.1

Dulu bayi baru lahir yang berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram

(≤2500 gram) disebut bayi prematur. Tetapi ternyata morbiditas dan mortalitas

neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi

itu.1

Untuk mendapat keseragaman, pada kongres European Perinatal Medicine II

di London (1970) telah diusulkan defenisi berikut : 1,2

- Bayi kurang bulan adalah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu.

- Bayi cukup bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai dari 37 minggu

sampai 42 minggu.

- Bayi lebih bulan adalah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau

lebih. 1,2

Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan diatas, bayi BBLR dapat

dibagi menjadi dua golongan, yaitu :

1. Prematuritas murni

Masa gestasinya <37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan

untuk masa gestasi itu atau biasa disebut bayi kurang bulan-sesuai masa

kehamilan (BKB-SMK).

2. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa

gestasi itu. Berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterine dan

merupakan bayi yang kecil untuk masa kehamilan (KMK). 1,3

1

Page 2: BBLR Print

II. INSIDENS

Angka bayi berat lahir rendah (BBLR) masih cukup tinggi, terutama di negara

dengan sosio ekonomi rendah. Data statistik menunjukkan sekitar 90 kasus BBLR

terjadi di negara berkembang. Di negara berkembang, angka kematian BBLR

mencapai 35 kali lebih tinggi dibandingkan bayi dengan berat lahir di atas 2500

gram. 4

Sejak tahun 1981, frekuensi BBLR telah naik, terutama karena adanya

kenaikan jumlah kelahiran preterm. Sekitar 30% bayi BBLR di Amerika Serikat

mengalami dismaturitas, dan dilahirkan sesudah 37 minggu. Di negara-negara yang

sedang berkembang sekitar 70% bayi BBLR tergolong dismaturitas. 4

Di Negara maju, angka kejadian kelahiran bayi prematur adalah sekitar 6-7%.

Di Negara sedang berkembang, angka kelahiran ini lebih kurang tiga kali lipat. Di

Indonesia, kejadian bayi prematur belum dapat dikemukakan, tetapi angka kejadian

BBLR di Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo pada tahun 1986 adalah 24%.

Angka kematian perinatal di rumah sakit pada tahun yang sama adalah 70%, dan 73%

dari seluruh kematian disebabkan oleh BBLR. 1,2

III. ETIOLOGI

III.1 Prematuritas murni

1. Faktor ibu

a. Penyakit

Penyakit yang berhubungan langsung dengan kehamilan misalnya

toksemia gravidarum, perdarahan antepartum, trauma fisis dan psikologis.

Penyebab lainnya adalah diabetes mellitus, penyakit jantung, bacterial

vaginosis, chorioamnionitis atau tindakan operatif dapat merupakan

faktor etiologi prematuritas.

b. Usia

Angka kejadian prematuritas tertinggi adalah pada usia dibawah 20 tahun

dan pada multi gravida yang jarak antar kelahirannya terlalu dekat. Pada

2

Page 3: BBLR Print

ibu-ibu yang sebelumnya telah melahirkan lebih dari 4 anak juga sering

ditemukan. Kejadian terendah adalah pada usia antara 26-35 tahun.

c. Keadaan sosial ekonomi

Kejadian tertinggi pada golongan sosial ekonomi yang rendah. Hal ini

disebabkan oleh keadaan gizi yang kurang baik dan pengawasan antenatal

yang kurang.

2. Faktor janin

Hidramnion, gawat janin, kehamilan ganda, eritroblastosis umumnya akan

mengakibatkan BBLR. 1,4

III.2 Dismaturitas

Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang menganggu pertukaran zat

antara ibu dan janin (gangguan suplai makanan pada janin). Dismaturitas

dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi dan insuffisiensi

plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum dan

nutrisi ibu. 2,3

IV. PATOGENESIS

Bayi lahir prematur yang BBLR-nya sesuai dengan umur kehamilan

pretermnya biasanya dihubungkan dengan keadaan medis dimana terdapat

ketidakmampuan uterus untuk mempertahankan janin (incompetent cervix/premature

dilatation), gangguan pada perjalanan kehamilan, pelepasan plasenta, atau rangsangan

tidak pasti yang menimbulkan kontraksi efektif pada uterus sebelum kehamilan

mencapai umur cukup bulan. 2

Dismaturitas dihubungkan dengan keadaan medik yang menggangu sirkulasi

dan efisiensi plasenta, pertumbuhan dan perkembangan janin, atau kesehatan umum

dan nutrisi ibu. Dismaturitas mungkin merupakan respon janin normal terhadap

kehilangan nutrisi atau oksigen. Sehingga masalahnya bukan pada dismaturitasnya,

tetapi agaknya pada resiko malnutrisi dan hipoksia yang terus menerus. Serupa

3

Page 4: BBLR Print

halnya dengan beberapa kelahiran preterm yang menandakan perlunya persalinan

cepat karena lingkungan intrauteri berpotensi merugikan. 2,4

V. GEJALA KLINIK

A. Prematuritas murni

Berat badan kurang dari 2500 gram, panjang badan kurang atau sama dengan

45 cm, lingkaran dada kurang dari 30 cm, lingkaran kepala kurang dari 33 cm, masa

gestasi kurang dari 37 minggu. Kepala relatif besar dari badannya, kulitnya tipis,

transparan, lanugo banyak, lemak subkutan kurang. Ossifikasi tengkorak sedikit,

ubun-ubun dan sutura lebar, genitalia imatur. Desensus testikulorum biasanya belum

sempurna dan labia minora belum tertutup oleh labia mayora. Rambut biasanya tipis

dan halus. Tulang rawan dan daun telinga belum cukup, sehingga elastisitas daun

telinga masih kurang. Jaringan mamma belum sempurna, puting susu belum

terbentuk dengan baik. Bayi kecil, posisinya masih posisi fetal, yaitu posisi dekubitus

lateral, pergerakannya kurang dan masih lemah. Bayi lebih banyak tidur daripada

bangun. Tangisnya lemah, pernapasan belum teratur dan sering terdapat serangan

apnoe. Otot masih hipotonik, sehingga kedua tungkai selalu dalam keadaan abduksi,

sendi lutut dan sendi kaki dalam fleksi dan kepala menghadap ke satu jurusan. 1,2

Refleks moro dapat positif. Refleks mengisap dan menelan belum sempurna,

begitu juga refleks batuk. Kalau bayi lapar, biasanya menangis, gelisah, aktivitas

bertambah. Bila dalam waktu tiga hari tanda kelaparan ini tidak ada, kemungkinan

besar bayi menderita infeksi atau perdarahan intrakranial. Seringkali terdapat edema

pada anggota gerak, yang menjadi lebih nyata sesudah 24-48 jam. Kulitnya tampak

mengkilat dan licin serta terdapat ‘pitting edema’. Edema ini seringkali berhubungan

dengan perdarahan antepartum, diabetes mellitus, dan toksemia gravidarum. 1,2

Frekuensi pernapasan bervariasi terutama pada hari-hari pertama. Bila

frekuensi pernapasan terus meningkat atau selalu diatas 60x/menit, harus waspada

kemungkinan terjadinya penyakit membran hialin, pneumonia, gangguan metabolik

4

Page 5: BBLR Print

atau gangguan susunan saraf pusat. Dalam hal ini, harus dicari penyebabnya,

misalnya dengan melakukan pemeriksaan radiologis toraks. 1,2

B. Dismaturitas

Dismaturitas dapat terjadi preterm, term, dan postterm. Pada preterm akan

terlihat gejala fisis bayi prematur murni ditambah dengan gejala dismaturitas. Dalam

hal ini berat badan kurang dari 2500 gram, karakteristik fisis sama dengan bayi

prematur dan mungkin ditambah dengan retardasi pertumbuhan dan ‘wasting’. Pada

bayi cukup bulan dengan dismaturitas, gejala yang menonjol adalah ‘wasting’,

demikian pula pada post term dengan dismaturitas. 1,3

Bayi dismatur dengan tanda ‘wasting’ tersebut, yaitu :

1. Stadium pertama

Bayi tampak kurus dan relatif lebih panjang, kulitnya longgar, kering seperti

perkamen, tetapi belum terdapat noda mekonium.

2. Stadium kedua

Didapatkan tanda stadium pertama ditambah dengan warna kehijauan pada kulit,

plasenta, dan umbilikus. Hal ini disebabkan oleh mekonium yang tercampur

dalam amnion yang kemudian mengendap ke dalam kulit, umbilikus, dan

plasenta sebagai akibat anoksia intrauterin.

3. Stadium ketiga

Ditemukan tand stadium kedua ditambah dengan kulit yang berwarna kuning,

demikian pula kuku dan tali pusat. Ditemukan juga tanda anoksia intrauterin

yang sudah berlangsung lama. 1,3

5

Page 6: BBLR Print

Gambar 1: Bayi berat lahir rendah (dikutip dari kepustakaan 5)

VI. DIAGNOSIS

Bayi berat lahir rendah didiagnosis bila termasuk dalam golongan :

1. Prematuritas murni

Masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannnya sesuai dengan

berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Bayi Kurang Bulan-

Sesuai Masa Kehamilan (BKB-SMK).

2. Dismaturitas

Bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa

gestasi itu, berarti bayi mengalami retardasi pertumbuhan intrauterin dan

merupakan bayi yang Kecil untuk Masa Kehamilan (KMK). 1

Menegakkan diagnosis BBLR adalah dengan mengukur berat lahir bayi dalam

jangka waktu dapat diketahui dengan dilakukan anamesis, pemeriksaan fisik dan

pemeriksaan penunjang.

VI. 1 Anamnesis

Riwayat yang perlu ditanyakan pada ibu dalam anamesis untuk menegakkan

mencari etiologi dan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap terjadinya BBLR 5:

Umur ibu

Riwayat hari pertama haid terakir

6

Page 7: BBLR Print

Riwayat persalinan sebelumnya

Paritas, jarak kelahiran sebelumnya

Kenaikan berat badan selama hamil

Aktivitas

Penyakit yang diderita selama hamil

Obat-obatan yang diminum selama hamil

VI. 2 Pemeriksaan Fisik

Yang dapat dijumpai saat pemeriksaan fisik pada bayi BBLR antara lain 6:

Berat badan

Tanda-tanda prematuritas (pada bayi kurang bulan)

Tanda bayi cukup bulan atau lebih bulan (bila bayi kecil untuk masa

kehamilan).

VII.3 Pemeriksaan penunjang

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain 6:

Pemeriksaan skor ballard

Tes kocok (shake test), dianjur untuk bayi kurang bulan

Darah rutin, glukosa darah, kalau perlu dan tersedia fasilitas diperiksa kadar

elektrolit dan analisa gas darah.

Foto dada ataupun babygram diperlukan pada bayi baru lahir dengan umur

kehamilan kurang bulan dimulai pada umur 8 jam atau didapat/diperkirakan

akan terjadi sindrom gawat nafas.

USG kepala terutama pada bayi dengan umur kehamilan

VII. PENATALAKSANAAN

A. Penatalaksanaan Prematur Murni

Mengingat belum sempurnanya kerja alat-alat tubuh yang perlu untuk

pertumbuhan dan perkembangan serta penyesuaian diri dengan lingkungan hidup

di luar uterus, maka perlu diperhatikan pengaturan suhu lingkungan, pemberian

7

Page 8: BBLR Print

makanan, dan bila perlu pemberian oksigen, mencegah infeksi, serta mencegah

kekurangan vitamin dan zat besi. 2

- Atur suhu

BBLR mudah mengalami hipotermi, oleh karena itu suhu tubuhnya harus

dipertahankan dengan ketat. Bisa dengan membersihkan cairan pada tubuh

bayi, kemudian dibungkus. Atau bisa juga dengan meletakkannya di bawah

lampu atau dalam inkubator. Dan bila listrik tidak ada, bisa dengan metode

kangguru, yaitu meletakkan bayi dalam pelukan ibu (skin to skin). 7

- Cegah sianosis

Cara mencegah sianosis dapat dengan cara pemberian oksigen agar saturasi

oksigen dalam tubuh bayi dapat dipertahankan dalam batas normal.

- Cegah infeksi

BBLR mudah sekali diserang infeksi. Ini disebabkan oleh karena daya tahan

tubuh terhadap infeksi berkurang, relatif belum sanggup untuk membentuk

antibodi dan daya fagositosis serta reaksi terhadap peradangan belum baik.

Oleh karena itu, perlu diperhatikan prinsip-prinsip pencegahan infeksi, antara

lain mencuci tangan sebelum dan sesudah memegang bayi, membersihkan

tempat tidur bayi segera sesudah tidak dipakai lagi, membersihkan kulit dan

tali pusat bayi dengan baik. 7,8

- Pemberian vitamin K

Dosis 1 mg intra muskular, sekali pemberian. Pemberian vitamin K pada bayi

imatur adalah sama seperti bayi-bayi dengan berat badan dan maturitas yang

normal.

- Intake harus terjamin

Pada bayi-bayi prematur, refleks isap, telan dan batuk belum sempurna.

Kapasitas lambung masih sedikit, daya enzim pencernaan, terutama lipase

masih kurang. Pemberian minum dimulai pada waktu bayi berumur 3 jam

agar bayi tidak menderita hipoglikemia dan hiperbilirubinemia. Pada

umumnya bayi dengan berat lahir 2000 gram atau lebih dapat menyusu pada

8

Page 9: BBLR Print

ibunya. Bayi dengan berat kurang dari 1500 gram kurang mampu mengisap

air susu ibu atau susu botol, terutama pada hari-hari pertama. Dalam hal ini

bayi diberi minum melalui sonde lambung. 7

B. Penatalaksanaan Bayi Dismaturitas

Pada umumnya sama dengan perawatan neonatus umumnya, seperti

pengaturan suhu lingkungan, makanan, mencegah infeksi dan lain-lain. Bayi

dismatur biasanya tampak haus dan harus diberi makanan dini (early feeding).

Hal ini sangat penting untuk menghindari terjadinya hipoglikemia. Kadar gula

darah harus diperiksa setiap 8-12 jam. Frekuensi pernapadan terutama dalam 24

jam pertama harus diawasi untuk mengetahui adanya sindrom aspirasi mekonium

atau sindrom gangguan pernapasan idiopatik. Sebaiknya setiap jam dihitung

frekuensi pernapasan. Bila frekuensi lebih dari 60x/menit, dibuat foto thorax.

Pencegahan terhadap infeksi sangat penting, karena bayi sangat rentan terhadap

infeksi, yaitu karena pemindahan IgG dari ibu ke janin terganggu. Temperatur

harus dikelola, jangan sampai kedinginan karena bayi dismatur lebih mudah

menjadi hipotermik, hal ini disebabkan oleh karena luas permukaan tubuh bayi

relatif lebih besar dan jaringan lemak subkutan kurang. 1,8

C. Perawatan Bayi dalam Inkubator

Inkubator yang canggih dilengkapi oleh alat pengatur suhu dan

kelembaban bayi agar bayi dapat mempertahankan suhu tubuhnya yang normal,

alat oksigen yang dapat diatur, serta kelengkapan lain untuk mengurangi

kontaminasi bila inkubator dibersihkan. Kemampuan bayi berat lahir rendah dan

bayi sakit untuk hidup lebih besar bila mereka dirawat pada suhu mendekati suhu

lingkungan yang netral. Suhu ini ditetapkan dengan mengatur suhu permukaan

yang terpapar radiasi, kelembapan yang relatif, dan aliran udara sehingga

produksi panas sesedikit mungkin dan suhu tubuh bayi dapat dipertahankan

dalam batas normal. Bayi yang besar dan lebih tua memerlukan suhu lingkungan

9

Page 10: BBLR Print

lebih rendah dari bayi yang kecil dan lebih muda. Suhu inkubator yang optimum

diperlukan agar panas yang hilang dan konsumsi oksigen terjadi minimal

sehingga bayi telanjang pun dapat mempertahankan suhu tubuhnya sekitar 36,5-

37,5 oC. Tingginya suhu lingkungan ini tergantung dari besar dan kematangan

bayi. Dalam keadaaan tertentu, bayi yang sangat prematur tidak hanya

memerlukan inkubator untuk mengatur suhu tubuhnya, tetapi juga memerlukan

pleksiglas penahan panas atau topi maupun pakaian. 2,8

Seandainya tidak ada inkubator, pengaturan suhu dan kelembapan dapat

diatur dengan memberikan sinar panas, dan botol air hangat, disertai dengan

pengaturan suhu dan kelembapan ruangan. Mungkin pula diperlukan pemberian

oksigen melalui pipa intubasi. 8

Ibu yang memiliki bayi berat lahir rendah (BBLR) tidak perlu khawatir

lagi soal perawatan buah hatinya itu selepas keluar rumah sakit. Sekarang para

ahli di bidang kedokteran mengembangkan metode kangguru untuk merawat

BBLR itu. Metode tersebut memungkinkan panas tubuh ibunya memberikan

kehangatan bayinya. Metode kangguru ini memang terkesan unik, dengan sebuah

pakaian yang berbentuk seperti tubuh kangguru yang berkantung, bayi bisa

mendapatkan kehangatan cukup karena bersentuhan langsung dengan tubuh

ibunya. Ada tiga kriteria BBLR sudah bisa dirawat di rumah setelah keluar dari

inkubator. Pertama, berat sudah kembali ke berat lahir dan lebih dari 1500 gram.

Kemudian berat bayi cenderung naik dan suhu tubuh stabil selama tiga hari

berturut-turut. Yang juga harus diperhatikan, bayi sudah mampu mengisap dan

menelan. Selain itu, ibu sudah harus merawat dan memberi minum. Metode

kangguru ini cukup efektif sebab selain membuat bayi tidak tergantung pada

rumah sakit, ibu lebih percaya diri merawat bayinya di rumah. Keuntungan

lainnya, BBLR bisa mendapatkan ASI eksklusif dan menurunkan resiko bayi

terkena kehilangan panas tubuh. 8

10

Page 11: BBLR Print

VIII. KOMPLIKASI

Komplikasi prematuritas 1,7,8

1. Sindrom gangguan pernapasan idiopatik

Disebut juga sebagai penyakit membran hialin karena pada stadium akhir akan

terbentuk membran hialin yang akan melapisi paru.

2. Pneumonia aspirasi

Sering ditemukan pada bayi prematur karena refleks menelan dan batuk belum

sempurna.

3. Perdarahan intraventrikuler

Perdarahan spontan di ventrikel otak lateral karena anoksia otak. Kelainan ini

biasanya hanya ditemukan pada otopsi.

4. Fibroplasias retrolental

Penyakit ini ditemukan pada bayi prematur yang disebabkan oleh gangguan

oksigen yang berlebihan.

5. Hiperbilirubinemia

Bayi prematur lebih sering mengalami hiprebilirubinemia dibandingkan dengan

bayi cukup bulan. Hal ini disebabkan oleh faktor kematangan hepar yang tidak

sempurna sehingga konjugasi bilirubin indirek menjadi bilirubin direk belum

sempurna.

6. Infeksi

Daya tahan tubuh terhadap infeksi berkurang karena rendahnya IgG gamma

globulin.

Komplikasi dismaturitas 1,2,7

1. Sindrom aspirasi mekonium

Keadaan hipoksia intrauterin mengakibatkan janin mengadakan ‘gasping’ dalam

uterus. Selain itu mekonium akan dilepaskan ke dalam likuor amnion, akibatnya

cairan yang mengandung mekonium yang lengket itu masuk ke dalam paru janin

karena inhalasi. Pada saat lahir, bayi akan menderita gangguan pernapasan

idiopatik.

11

Page 12: BBLR Print

2. Hipoglikemia simptomatik

Tertama pada bayi laki-laki. Penyebabnya belum jelas, tetapi mungkin sekali

disebabkan oleh persediaan glikogen yang sangat kurang pada bayi dismaturitas.

Diagnosis dapat dibuat dengan melakukan pemeriksaan kadar gula darah. Bayi

BBLR dinyatakan hipoglikemia bila kadar gula darah yang kurang dari 20 mg%.

3. Asfiksia neonatorum

Bayi dismatur lebih sering menderita asfiksia neonatorum dibandingkan dengan

bayi biasa.

4. Penyakit membran hialin

Terutama pada bayi dismatur yang preterm. Hal ini karena surfaktan pada paru

belum cukup sehingga alveoli selalu kolaps.

5. Hiperbilirubinemia

Bayi dismatur lebih sering mendapat penyakit ini dibandingkan dengan bayi

yang sesuai dengan masa kehamilannya. Hal ini disebabkan gangguan

pertumbuhan hati.

IX. PROGNOSIS

Prognosis BBLR ini tergantung dari berat ringannya masa perinatal, misalnya

masa gestasi (makin muda masa gestasi/makin rendah berat badan, makin tingggi

angka kematian), asfiksia atau iskemia otak, sindroma gangguan pernapasan,

perdarahan intraventrikuler, fibroplasias retrolental, infeksi, gangguan metabolik.

Prognosis ini juga tergantung dari keadaan sosial ekonomi, pendidikan orang tua dan

perawatan pada saat kehamilan, persalinan dan postnatal (pengaturan suhu

lingkungan, resusitasi, makanan, pencegahan infeksi, mengatasi gangguan

pernapasan, asfiksia, hiperbilirubinemia, hipoglikemia, dan lain-lain). 2,4

12

Page 13: BBLR Print

DAFTAR PUSTAKA

1. Hasan R, Alatas H. Perinatologi. Dalam: Ilmu Kesehatan Anak 3; edisi ke-4.

Jakarta : FKUI, 1985;1051-7.

2. Wiknjosastro H, Saifuddin AB. Bayi Berat Lahir Redah. Dalam: Ilmu

Kebidanan; edisi ke-3. Jakarta : yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo, 2002;771-83.

3. Arifuddin J, Palada P. BBLR-LBW. Dalam : Perinatologi dan Tumbuh

Kembang. Jakarta : FKUI, 2004;9-11.

4. Behrman, RE, Kliegman RM. The Fetus and the Neonatal Infant, In : Nelson

Textbook of pediatrics; 17 th ed. California: Saunders. 2004; 550-8.

5. BBC News. Small man “Less Likely to Marry”(picture) 30 Maret 2001, 

<http:// news.bbc.co.uk/2/hi/health/1249902.stm> [diakses 2 Desember 2012]

6. Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI). Bayi Berat Lahir Rendah. Dalam :

Standar Pelayanan Medis Kesehatan Anak. Edisi I. Jakarta : 2004 ; 307-313.

7. Saifuddin, AB, Adrianz, G. Masalah Bayi Baru Lahir. Dalam : Buku Acuan

Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan Neonatal; edisi ke-1. Jakarta :

yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, 2000;376-8.

8. Gomella, TL, Cunningham MD. Management of the Extremely Low Birth

Infant During the First Weekof Life. In : Lange Neonatology; 5 th ed. New

York : Medical Publishing Division, 2002; 120-31.

9. Depkes RI. Edikuasi Kesehatan Ibu dan Anak. Jakarta. 2001

13