68
BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE) Oleh: Dr.H. Karhi Nisjar Ak.,MM LATAR BELAKANG Berbagi permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia di berbagai bidang kehidupan, telah menyebabkan kondisi bangsa pada saat ini semakin sangat memprihatinkan. Gambaran umum kondisi bangsa kita saat ini antara lain adalah sebagai berikut: - Krisis moneter yang berkepanjangan yang terjadi sejak tahun 1997 telah menjadi krisis ekonomi, krisis politik dan krisis kepercayaan - Ekonomi negara rapuh dan ekonomi rakyat terpuruk - Pertumbuhan ekonomi yang mengabaikan asas keadilan - Pemerataan hasil-hasil pembangunan belum tercapai - Posisi rakyat dalam perekonomian nasional semakin lemah - Tingkat utang luar negeri dan dalam negeri semakin tinggi - Pengangguran dan kemiskinan yang semakin meningkat - Lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang makin terbatas - Iklim investasi yang kurang kondusif dan timbulnya gejala deindustrialisasi - Investasi pemerintah yang belum memadai - Pemberdayaan Badan Usaha Milik Negara yang mengalami kegagalan - Sistem perbankan yang mengalami kegagalan - Kinerja perdagangan, industri dan ekspor yang makin mengecewakan - Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah - Tingkat partisipasi pendidikan masih rendah - Kualitas kesehatan yang semakin rendah - Potensi disintegrasi meningkat - Kerukunan kehidupan beragama yang rapuh - Jaminan memperoleh Hak Asasi bagi Masyarakat masih terbatas - Supremasi hukum rendah - Ketertiban dan keamanan memprihatinkan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah 1

Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

BEBERAPA PEMIKIRAN DALAM UPAYA MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK (GOOD GOVERNANCE)

Oleh: Dr.H. Karhi Nisjar Ak.,MM

LATAR BELAKANG Berbagi permasalahan yang dihadapi Bangsa Indonesia di berbagai bidang

kehidupan, telah menyebabkan kondisi bangsa pada saat ini semakin sangat

memprihatinkan. Gambaran umum kondisi bangsa kita saat ini antara lain

adalah sebagai berikut:

- Krisis moneter yang berkepanjangan yang terjadi sejak tahun 1997 telah

menjadi krisis ekonomi, krisis politik dan krisis kepercayaan

- Ekonomi negara rapuh dan ekonomi rakyat terpuruk

- Pertumbuhan ekonomi yang mengabaikan asas keadilan

- Pemerataan hasil-hasil pembangunan belum tercapai

- Posisi rakyat dalam perekonomian nasional semakin lemah

- Tingkat utang luar negeri dan dalam negeri semakin tinggi

- Pengangguran dan kemiskinan yang semakin meningkat

- Lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang makin terbatas

- Iklim investasi yang kurang kondusif dan timbulnya gejala deindustrialisasi

- Investasi pemerintah yang belum memadai

- Pemberdayaan Badan Usaha Milik Negara yang mengalami kegagalan

- Sistem perbankan yang mengalami kegagalan

- Kinerja perdagangan, industri dan ekspor yang makin mengecewakan

- Kualitas sumber daya manusia yang masih rendah

- Tingkat partisipasi pendidikan masih rendah

- Kualitas kesehatan yang semakin rendah

- Potensi disintegrasi meningkat

- Kerukunan kehidupan beragama yang rapuh

- Jaminan memperoleh Hak Asasi bagi Masyarakat masih terbatas

- Supremasi hukum rendah

- Ketertiban dan keamanan memprihatinkan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

1

Page 2: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) semakin subur

- Kinerja aparatur masih sangat rendah

- Kesejahteraan rakyat yang masih jauh dari harapan

Gambaran umum kondisi bangsa Indonesia saat ini tersebut berakar dari

permasalahan dan menjadi titik sentral yaitu antara lain masih sangat lemahnya

fungsi penyelenggara negara baik di fungsi Eksekutif, Legislatif maupun

Yudikatif. Kelemahan penyelenggara negara tersebut lebih jauh telah

menyebabkan tidak mampunya bangsa Indonesia untuk menyelenggarakan

suatu kepemerintahan yang baik. Hal tersebut tentu saja berdampak terhadap

keseluruhan aspek kehidupan.

Oleh karena itu :

- Perlu diwujudkan kepemerintahan yang baik,

- Perlu diwujudkan kepemimpinan yang kuat,

- Perlu diwujudkan para penyelenggara negara yang bersih, bertanggung

jawab dan independen.

I. PENGALAMAN KEGAGALAN Pengalaman yang dilalui bangsa Indonesia sejak orde baru hingga masa

reformasi dewasa ini menunjukkan bahwa kita belum mampu membangun

suatu pemerintahan yang baik dan kuat. Lemahnya kepemerintahan

tersebut tentu saja sangat mempengaruhi berbagai permasalahan di

berbagai aspek kehidupan yang dihadapi bangsa Indonesia.

Gambaran pengalaman kegagalan yang dihadapi bangsa Indonesia di

berbagai bidang kehidupan antara lain adalah sebagai berikut :

a. Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri Kegagalan yang dialami bangsa Indonesia dalam bidang ekonomi,

keuangan dan industri antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

Struktur perekonomian nasional lebih mengutamakan pada

pertumbuhan nasional. Pola yang diterapkan sejak masa Orde Baru

ini ternyata hanya menguntungkan sekelompok kecil masyarakat

dan mengorbankan kepentingan mayoritas rakyat. Dengan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

2

Page 3: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

demikian strategi perekonomian nasional yang diterapkan telah

gagal untuk mewujudkan suatu keadilan.

Kebijakan ekonomi yang diterapkan belum mampu mempercepat

proses pemulihan ekonomi nasional. Pertumbuhan ekonomi

Indonesia diperkirakan masih tumbuh sebesar 3% - 4%.

Pola akumulasi kapital dan hasil-hasil pembangunan hanya

menguntungkan sekelompok kecil penduduk telah menyebabkan

ketimpangan yang semakin lebar. Dengan demikian pemerintah

dinilai gagal untuk mewujudkan pemerataan hasil-hasil

pembangunan.

Program distribusi pendapatan yang berorientasi kepala pola

kedermawanan pemerintah telah memperburuk moral dan perilaku

ekonomi. Program pemerataan ekonomi belum mampu

menumbuhkan budaya ekonomi produktif, masih tumbuhnya

budaya konsumtif serta masih tingginya ketergantungan

pendudukan terhadap program bantuan sosial.

Pengelolaan utang negara yang tidak efektif. Hal ini ditunjukkan

dengan makin tingginya tingkat utang Pemerintah baik utang luar

negeri maupun utang dalam negeri. Hal tersebut menyebabkan

rawannya posisi keuangan negara serta terbukanya potensi

Indonesia mengalami krisis moneter babak kedua. Kesalahan

Pemerintah Reformasi mengelola utang dalam negeri adalah tidak

dilakukannya upaya financial engineering untuk mengurangi utang

atas obligasi rekap, serta penjualan asset BPPN yang bernilai

rendah menjadi beban besar Negara dan berdampak negatif jangka

panjang bagi rakyat.

Pengangguran dan kemiskinan yang semakin meningkat. Pada saat

ini total pengangguran mencapai 40% dari total tenaga kerja

produktif Indonesia. Jumlah pengangguran baik terbuka maupun

setengah terbuka pada saat ini diperkirakan mencapai 40 juta,

dimana tingkat pengangguran terbuka hingga tahun 2003 telah

mencapai 9,6% dari angkatan kerja. Hal ini menunjukkan kegagalan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

3

Page 4: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

kebijakan ekonomi makro dan mikro serta penanganan krisis

ketenaga-kerjaan Indonesia yang kurang berpihak pada kebijakan

ekonomi berbasis tenaga kerja. Begitu pula halnya dengan tingkat

kemiskinan yang menunjukkan angka semakin tinggi.

Lapangan kerja dan kesempatan berusaha yang semakin terbatas.

Pemerintah belum mampu merealisasikan penciptaan lapangan

kerja baru dan perluasan kesempatan berusaha dalam rangka

mengatasi masalah pengangguran dan kemiskinan. Kegagalan ini

sangat dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi yang lebih menekankan

pada penggunaan modal melalui pemberian pinjaman kepada

sektor formal dan segelintir konglomerat dan tidak berorientasi pada

penggunaan tenaga kerja produktif.

Tingkat investasi yang semakin rendah. Hal ini ditunjukkan dari

adanya penurunan tingkat investasi dan adanya relokasi investasi

dari Indonesia ke negara lain. Hal ini memperlihatkan kegagalan

pemerintah di dalam menciptakan iklim investasi yang kondusif,

yakni antara lain ketersediaan jumlah tabungan domestik,

masuknya dana luar negeri, tingkat suku bunga, kepastian hukum,

keamanan berusaha dan stabilitas politik.

Investasi Pemerintah sebagai insentif untuk tumbuhnya investasi

swasta belum memadai. Investasi pemerintah di sektor infrastruktur

ekonomi seperti jalan raya, pelabuhan, tenaga listrik, transportasi

umum, informasi dan telekomunikasi serta fasilitas publik lainnya

memperlihatkan kondisi yang belum memadai. Hal ini disebabkan

antara lain tidak adanya garis kepemimpinan yang kuat, lemahnya

koordinasi kebijakan dan tumpang tindihnya fungsi kelembagaan

pemerintah baik di Pusat maupun Daerah serta tidak transparannya

mekanisme penyusunan anggaran dan pertanggungjawaban publik.

Kegagalan Pemberdayaan Badan Usaha Milik Negara baik sebagai

pelaku pembangunan maupun sebagai penggerak pembangunan.

Keberadaan BUMN dan BUMD masih menambah beban ekonomi

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

4

Page 5: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

masyarakat karena struktur modalnya masih mengandalkan pada

pendapatan pajak atau pinjaman luar negeri.

Kegagalan sistem perbankan. Kegagalan ini disebabkan antara lain

tidak ditegakkannya prinsip kehati-hatian, lemahnya pengawasan

perbankan, terlalu lamanya kebijakan blanket guarantee, tingginya

suku bunga kredit, tingginya kredit macet yang dilakukan oleh

sebagian bankir dan pelaku bisnis tertentu, tidak berfungsinya bank

sebagai lembaga intermediasi yang mampu mengubah dana

masyarakat atau pemerintah menjadi investasi yang produktif,

rendahnya penyaluran dana kepada UKM.

Rendahnya kinerja industri, perdagangan dan ekspor. Kegagalan ini

dapat dilihat dari makin kurangnya daya saing perdagangan

internasional Indonesia untuk produk non-migas.

b. Bidang kesejahteraan rakyat Kegagalan Pemerintah dalam bidang kesejahteraan rakyat antara lain

meliputi hal-hal sebagai berikut :

Masih rendahnya kualitas sumber daya manusia Indonesia. Hal ini

antara lain diindikasikan dari Indeks Pembangunan Manusia di

Indonesia pada tahun 2002 berada pada peringkat 110, 95%

kualitas pekerja di Indonesia adalah lulusan SMU ke bawah dimana

59%-nya merupakan lulusan SD ke bawah, rendahnya kualitas dan

partisipasi SDM perempuan.

Semakin meningkatkan jumlah rakyat miskin. Pada tahun 2003

persentase penduduk miskin di Indonesia berdasarkan data dari

BPS menunjukkan angka sebesar 17,4% atau 37,4 juta orang. Data

Bank Dunia pada tahun 2003 dengan menggunakan standar

kemiskinan internasional sebesar USD 2 per kapita per hari maka

angka kemiskinan di Indonesia sebesar 112 juta orang.

Belum berhasilnya program wajib pendidikan dasar 9 tahun. Hal ini

diindikasikan dari masih rendahnya angka partisipasi pendidikan.

Data dari BPS pada tahun 2002 menunjukkan bahwa Angka

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

5

Page 6: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Partisipasi Murni (APM) yang mengukur proporsi anak yang

bersekolah tepat waktu adalah 92,7% untuk SD, 61,64% untuk

SLTP dan 38,11% untuk SLTA.

Kualitas tenaga pendidik yang masih rendah. Hal ini antara lain

dapat dilihat dari latar belakang pendidikan tenaga pendidik yang

menurut data dari Balitbang Diknas pada tahun 1998 menunjukkan

bahwa dari 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8% yang berpendidikan

D-2 ke atas, pada guru SLTP/MTs hanya 38,8% yang

berpendidikan D3 ke atas, dan pada guru SLTA baru 57,8% yang

berpendidikan S1 ke atas.

Rendahnya kualitas kesehatan masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari

fakta antara lain terjadi penurunan kualitas fisik penduduk Indonesia

yang dicerminkan dari naiknya angka kesakitan dan lamanya sakit,

semakin banyaknya anak balita yang kekurangan gizi,

meningkatkan angka kematian bayi dan ibu.

Ketegangan sosial yang semakin meningkat yang menyebabkan

terjadinya konflik antar komponen bangsa. Ketidakharmonisan

hubungan sosial antar komponen bangsa terlihat dari makin

meningkatnya pertentangan antar individu dan kelompok ke arah

kekerasan dan anarkis.

Semakin rapuhnya kerukunan kehidupan beragama. Hal ini ditandai

dengan semakin meningkatnya ketegangan hubungan antar umat

beragama di berbagai daerah. Oleh kelompok-kelompok tertentu

agama telah dijadikan alat memperbesar perbedaan yang

mengarah pada perpecahan bangsa, menumbuhkan sikap-sikap

yang merusak, teror dan pembenaran atas tindakan-tindakan

tercela.

Jaminan memperoleh hak asasi bagi masyarakat masih terbatas.

Hal ini terlihat dari masih banyaknya tindakan pelanggaran terhadap

hak asasi masyarakat serta terbatasnya penyelesaian tindakan

pelanggaran HAM.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

6

Page 7: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

c. Bidang Pertahanan dan Keamanan serta Politik dan Hukum Kegagalan Pemerintah dalam pertahanan, keamanan serta politik dan

hukum antara lain meliputi hal-hal sebagai berikut:

Masih tingginya potensi konflik sebagai akibat dari kemajemukan

Indonesia, keraguan pemerintah untuk melindungi rakyatnya dan

meningkatnya isu terorisme internasional.

Pemerintah belum mampu menangani dampak pengembangan

demokrasi. Pemerintah masih belum mampu untuk tindakan

anarkis, intimidasi atau ancaman kekerasan yang muncul sebagai

dampak dari euphoria kebebasan di era reformasi yang telah

dimanipulasi. Pada saat ini tindakan main hakim sendiri terhadap

pelaku kejahatan dan tindakan premanisme/mafia yang melindungi

tindakan ilegal telah menimbulkan keresahan di kalangan

masyarakat.

Masih adanya ancaman terhadap eksistensi negara. Hal ini

diindikasikan dari masih adanya gerakan separatis di beberapa

daerah yang belum mampu ditangani pemerintah secara tuntas.

Masih adanya ancaman yang mengganggu stabililitas dan

ketertiban publik. Hal tersebut diindikasikan antara lain dari masih

adanya kekuatan nyata di berbagai wilayah Indonesia yang menjadi

penyebab terjadinya kerusuhan sosial yang bernuansa suku dan

agama. Kerusuhan tersebut bahkan telah menimbulkan korban jiwa

dan harta benda masyarakat setempat. Ketidakmampuan

pemerintah untuk menegakkan hukum dalam rangka menangani

konflik tersebut tekah menyuburkan tumbuhnya golongan,

kelompok dan gerakan tertentu untuk melakukan tindakan

sewenang-wenang dan ilegal. Di samping itu gangguan terhadap

stabilitas dan ketertiban publik juga terlihat dari berkembangnya

tindak kejahatan seperti perampokan, penyelundupan, ilegal

logging, ilegal fishing, drug-trafficking serta penyelundupan

manusia.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

7

Page 8: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Lemahnya penegakkan hukum. Hal ini terlihat dari masih kurangnya

penegakkan hukum terhadap tindakan-tindakan pelanggaran

hukum dan masih banyaknya kasus yang menyangkut kerugian

negara yang tidak terselesaikan dengan baik. Kinerja aparat

penegak hukum pun masih sangat mengkhawatirkan, bahkan di

dalam tubuh penegak hukum itu sendiri telah mucul mafia peradilan

yang sangat mempersulit upaya penegakkan hukum.

Semakin maraknya korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN). Berbagai

penelitian lembaga internasional dan nasional memperlihatkan

bahwa Indonesia termasuk salah satu negara yang paling korup di

dunia. Pemerintah masih belum mampu memberantas korupsi

secara tuntas, hal ini disebabkan antara lain oleh masih lemahnya

infrastruktur politik nasional, sistem pemerintahan yang terlalu

terpusat kepada Presiden, tidak adanya strategi nasional yang jelas

tentang pemberantasan korupsi serta lemahnya aparat yang

menangani korupsi serta kurang memadainya peraturan

perundang-undangan pemberantasan tindak pidana korupsi.

Lemahnya kelembagaan dan sumber daya manusia aparatur

pemerintah. Hal ini antara lain terlihat dari masih terjadinya

pembentukan dan pembubaran lembaga-lembaga negara yang

tidak didasari oleh aturan hukum, inefisiensi dalam organisasi-

organisasi pemerintah, lemahnya pelayanan yang diberikan oleh

pemerintah kepada masyarakat, manajemen kepegawaian nasional

yang belum beorientasi pada merit system.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

8

Page 9: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

II. STRATEGI PLATFORM UNTUK PENYELAMATAN BANGSA Untuk menyelamatkan bangsa Indonesia dari kondisi yang sangat

memprihatinkan sebagaimana yang telah diuraikan maka diperlukan

strategi platform. Strategi platform tersebut meliputi visi, misi, strategi serta

program-program yang perlu dilaksanakan untuk menyelamatkan bangsa

Indonesia dari keterpurukan lebih jauh.

Visi penyelamatan bangsa adalah sebagai berikut:

“Terwujudnya masyarakat Indonesia yang tenteram yaitu masyarakat yang

demokratis, aman, adil, sejahtera, bersatu, berdaulat, beriman dan

bertakwa, berkesadaran hukum dan lingkungan, menguasai ilmu

pengetahuan dan teknologi dalam wadah Negara Kesatuan Republik

Indonesia”.

Adapun misi penyelamatan bangsa adalah sebagai berikut:

1. Menegakkan hukum dan keamanan nasional.

2. Membenahi struktur pemerintahan

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pelaksanaan

pembangunan nasional di segala bidang

4. Memperbaiki sistem pendidikan

5. Mewujudkan rekonsiliasi nasional

Adapun strategi yang perlu ditetapkan untuk mencapai visi dan misi

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Strategi penegakkan hukum dan keamanan nasional Strategi yang perlu dikembangkan dalam upaya penegakkan hukum

dan keamanan nasional antara lain adalah sebagai berikut:

Pembangunan budaya hukum di dalam masyarakat

Pengembangan integritas dan profesionalisme aparat penegak

hukum

Perumusan kembali peraturan dan perundang-undangan

Penataan sistem hukum nasional yang menyeluruh dan terpadu

Penyelesaian tindakan pelanggaran hukum dan hak asasi manusia

Pengembangan sistem politik dan demokratis

Peningkatan ketertiban dan keamanan publik

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

9

Page 10: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Pemantapan sistem pertahanan dan keamanan nasional

Pemantapan hubungan luar negeri dinamis

b. Strategi pembenahan struktur pemerintahan Strategi dalam upaya membenahi struktur pemerintahan antara lain

adalah sebagai berikut :

Pemantapan restrukturisasi organisasi pemerintah baik di tingkat

Pusat maupun Daerah

Penyederhanaan prosedur birokrasi pemerintah

Pengembangan pola rekruitmen yang berdasarkan pada merit

system, yakni yang berasaskan pada kualitas serta kompetensi

Pengembangan kesempatan partisipasi perempuan dalam

kepemerintahan

Pemantapan pelaksanaan otonomi daerah

Pemantapan hubungan antara pemerintah pusat dan daerah

Penerapan prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik (good

governance)

c. Strategi peningkatan kesejahteraan rakyat Strategi dalam upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat antara lain

adalah sebagai berikut :

Peningkatan kesempatan kerja dan kesempatan berusaha

Pemberdayaan sektor usaha kecil dan menengah untuk

mengurangi kesenjangan ekonomi dan sosial

Pemantapan iklim investasi

Pembaharuan dalam sektor pertanian

Pemantapan sektor perbankan

Optimalisasi sektor perpajakan

Pemantapan penerimaan sektoral

Pemantapan kerjasama internasional

Optimasi pemantapan sumber daya alam dan pelestarian

lingkungan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

10

Page 11: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Peningkatan pengendalian dan pemantapan konsistensi kebijakan

Pemantapan stabilitasi ekonomi makro

Pemantapan arah pembangunan nasional

Pengurangan pengangguran dan pengentasan kemiskinan

Peningkatan kualitas gizi serta mutu, jaminan dan pemerataan

layanan kesehatan

Peningkatan kualitas sosial kemasyarakatan

d. Strategi perbaikan sistem pendidikan Strategi dalam upaya perbaikan sistem pendidikan antara lain adalah

sebagai berikut :

Pemantapan pemerataan pendidikan yang bermutu

Pembangunan pendidikan yang mengarah pada peningkatan mutu

peserta didik

Pembangunan pendidikan yang berlandaskan pada pembentukan

watak, kepribadian, pengamalan nilai-nilai agama dan budi pekerti.

Pembangunan pendidikan yang mengarah pada peningkatan

pengetahuan, ketrampilan dan pengalaman.

Peningkatan kualitas tenaga pendidik

e. Strategi perwujudan rekonsiliasi nasional Strategi dalam upaya perwujudan rekonsiliasi nasional antara lain

adalah sebagai berikut :

Penyelesaian masalah-masalah gerakan separatisme di beberapa

daerah secara tuntas dan menyeluruh

Pemantapan dan sosialisasi nilai-nilai kebangsaan

Pemersatuan seluruh potensi bangsa dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia

Adapun pokok-pokok program-program yang perlu dikembangkan untuk

menerapkan strategi penyelamatan bangsa adalah sebagai berikut :

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

11

Page 12: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

a. Pokok-pokok program penegakkan hukum dan keamanan nasional Untuk mewujudkan penegakkan hukum dan keamanan nasional maka

perlu ditetapkan program-program antara lain sebagai berikut :

- Program penanggulan ancaman terorisme internasional

- Program penanganan ancaman dan gangguan separatisme di

beberapa daerah yang potensial

- Program penanganan aksi radikalisme

- Program optimasi penanganan konflik komunal

- Program rehabilitasi daerah rawan kerusuhan sosial

- Program pengembangan pendekatan rekonsiliasi nasional

- Program pencegahan dan penanggulangan kejahatan lintas negara

- Program pengembangan sistem pertahanan semesta

- Program pengembangan kekuatan pertahanan

- Program pencegahan dan penangkalan gangguan ketertiban dan

keamanan publik

- Program pengembangan kualitas dan kuantitas sumber daya

manusia dan sarana prasarana dan bidang pertahanan dan

keamanan

- Program pembinaan keaman dan ketertiban swakarsa

- Program peningkatan kesadaran masyarakat terhadap keamanan

dan ketertiban

- Program pengembangan dan pemantapan karakter bangsa

- Program pengembangan kualitas proses politik

- Program pengembangan dan pemantapan budaya politik

- Program penyempurnaan dan pemantapan struktur politik

- Program pemantapan hubungan luar negeri

- Program pengembangan perjanjian ekstradisi

- Program peningkatan dan pemantapan mutu kebebasan pers dan

berorganisasi

- Program pengembangan kesadaran dan budaya hukum

- Program pemberdayaan lembaga penegak hukum

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

12

Page 13: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Program pemantapan proses penegakan dan kapasitas hukum

- Program pembangunan kepastian hukum

- Program pemantapan gerakan anti-korupsi

b. Pokok-pokok program pembenahan struktur pemerintahan Adapun pokok-pokok program untuk membenahi struktur pemerintahan

antara lain sebagai berikut :

- Program penataan kelembagaan pemerintahan

- Program penataan ketatalaksanaan organisasi pemerintahan

- Program pemantapan sistem kepegawaian nasional yang

berbasiskan merit system

- Program penataan kewenangan dalam pelaksanaan otonomi

daerah

- Program pemantapan pelaksanaan otonomi daerah

- Program peningkatan kapasitas aparat pemerintah daerah

- Program pemantapan pengelolaan keuangan daerah

- Program pengembangan wilayah

- Program pembangunan wilayah perbatasan dan daerah tertinggal

- Program pemantapan posisi dan peran penyelenggara negara

- Program pemantapan tujuan kebijakan pemerintah

- Program penataan kewajiban dan wewenang pemerintah

- Program peningkatan kualitas pelayanan publik

- Program peningkatan kualitas sumber dana manusia aparatur

- Program peningkatan kualitas sistem pengelolaan keuangan

c. Pokok-pokok program peningkatan kesejahteraan rakyat Untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan rakyat maka perlu

ditetapkan program-program antara lain sebagai berikut :

- Program pemantapan kebijakan dasar pembangunan ekonomi

untuk kesejahteraan

- Program pemantapan stabilitas moneter

- Program pemantapan kebijakan fiskal

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

13

Page 14: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Program peningkatan kualitas pertumbuhan

- Program pemantapan sistem perpajakan

- Program pemantapan peran intermediasi perbankan

- Program peningkatan kegiatan padat karya

- Program peningkatan ekspor

- Program peningkatan iklim investasi

- Program pengembangan iptek dan peningkatan daya saing

- Program pemberdayaan BUMN, BUMD dan BUMS

- Program optimasi pemantapan sumber daya pertanian, kelautan

dan sumber daya alam lainnya

- Program pengembangan ekonomi kerakyatan

- Program pemberian subsidi selektif

- Program peningkatan kesejahteraan petani dan nelayan

- Program pengembangan industri padat karya

- Program pengembangan pembangunan pedesaan

- Program pengembangan pusat pertumbuhan di daerah

- Program pengembangan infrastruktur ekonomi

- Program pelestarian lingkungan hidup

- Program pengembangan dan penataan kelembagaan ekonomi

- Progran pengembangan penyelenggaraan pendidikan

keterampilan bagi calon pekerja

- Program pengembangan pasar kerja aktif

- Program perbaikan manajemen tenaga kerja

- Program peningkatan penciptaan lapangan kerja

- Program reorientasi departemen yang menangani tenaga kerja

- Program peningkatan kesehatan dan gizi anak

- Program deregulasi profesi kedokteran

- Program optimasi akses terhadap obat generik

- Program revitakisasi puskesmas

- Program modernisasi pengelolaan rumah sakit dan

pengembangan rumah sakit sebagai pusat pendidikan spesialis

- Program pengembangan asuransi kesehatan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

14

Page 15: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Program pengembangan perawat mandiri

- Program pemantapan perencanaan keluarga dan keluarga

berencana

- Program peningkatan akses kebutuhan dasar bagi masyarakat

miskin

- Program pengembangan pemberdayaan

- Program subsidi langsung di bidang kesehatan

- Program peningkatan ketahanan pangan masyarakat

- Program pengembangan kegiatan pengentasan kemiskinan

d. Pokok-pokok program perbaikan sistem pendidikan Untuk memperbaiki sistem pendidikan maka perlu ditetapkan program-

program antara lain sebagai berikut :

- Program peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik

- Program peningkatan kualitas pendidikan

- Program pengembangan pendidikan agama

- Program pembebasan pajak atas buku alat peraga dan peralatan

laboratorium

- Program peningkatan dan pemantapan wajib belajar

- Program pembaharuan pendidikan dasar dan menengah

- Program pengembangan sekolah unggulan dan khusus

- Program peningkatan jumlah dan kualitas pendidikan kejuruan

setingkat SMA

- Program penertiban penyelenggaraan pendidikan

- Program pengembangan lembaga akreditasi ketrampilan

e. Pokok-pokok program perwujudan rekonsiliasi nasional Untuk mewujudkan upaya perwujudan rekonsiliasi nasional maka perlu

ditetapkan program-program antara lain sebagai berikut :

- Program penyelesaian gerakan separatisme

- Program

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

15

Page 16: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

III. MEWUJUDKAN KEPEMERINTAHAN YANG BAIK Perwujudan suatu kepemerintahan yang baik atau good governance

merupakan komitmen bangsa Indonesia dewasa ini. Yaitu suatu tata

penyelenggaraan pemerintah dan pembangunan yang mensinergikan

peran dan interaksi pemerintah, swasta dan masyarakat madani (civil

society) dengan mendasarkan diri pada prinsip-prinsip akuntabilitas,

transparansi, keterbukaan, aturan hukum, partisipasi, kemanusiaan,

keadilan, demokrasi dan profesionalitas. Tekad bangsa kita untuk

mewujudkan suatu tata pemerintahan yang baik merupakan suatu tuntutan

yang sesuai dengan dinamika kehidupan berbangsa dan bernegara dalam

tataran dunia lokal, nasional, regional serta global.

Perwujudan tata kepemerintahan yang baik hanya akan menjadi slogan

semata apabila tidak ada komitmen sebagai political will dari seluruh

bangsa ini. Untuk itulah maka diterbitkan Ketetapan MPR Nomor

XI/MPR/1998 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas

Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan Undang-undang Nomor 28 Tahun

1999 tentang Penyelenggara Negara yang Bersih dan Bebas dari Korupsi,

Kolusi dan Nepotisme sebagai salah satu bentuk komitmen bangsa kita

untuk mewujudkan pemerintahan yang baik tersebut.

Komitmen tersebut menjadi semangat perjuangan bangsa dewasa ini

karena kondisi kepemerintahan bangsa ini semakin lama semakin

menunjukkan kondisi yang semakin parah. Hal ini ditandai dengan

semakin kronisnya penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme terutama di

kalangan pemerintahan. Perkembangan korupsi di Indonesia bahkan

setelah memasuki era reformasi pun baik dari jumlah kasus yang terjadi

maupun jumlah kerugian keuangan negara dari tahun ke tahun semakin

meningkat. Berbagai laporan kajian dan penelitian yang dilakukan oleh

lembaga-lembaga internasional, memberikan data yang menempatkan

negara Indonesia sebagai salah satu negara dengan tingkat korupsi yang

terburuk. Lembaga internasional Transparency International pada tahun

2003 menempatkan Indonesia sebagai megara paling korup keenam dari

133 negara yang dinilai.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

16

Page 17: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Hal tersebut dibuktikan pula oleh temuan-temuan hasil pemeriksaan dari

institusi fungsional yang mengungkapkan fakta tentang pelaksanaan

semua kegiatan-kegiatan yang melibatkan keuangan negara baik yang

berada pada fungsi eksekutif, legislatif, yudikatif maupun BUMN/BUMD,

termasuk Bank Pemerintah baik di Pusat maupun Daerah. Hasil

pemeriksaan tersebut menunjukkan adanya jumlah kerugian negara yang

signifikan sebagai akibat dari kebocoran baik yang berasal dari APBN,

APBD maupun anggaran BUMN/BUMD yang rata-rata mencapai

kebocoran berkisar antara 30% sampai dengan 40%. Meningkatnya

praktek-pratek korupsi tersebut yang semakin tidak terkendali akan

membawa bencana tidak saja erhadap kehidupan perekonomian nasional

tetapi juga pada kehidupan berbangsa dan bernegara pada umumnya.

Kronisnya kondisi korupsi di tanah air pada akhirnya melahirkan suatu

persoalan besar yang menghadang bangsa Indonesia yakni krisis

kepercayaan masyarakat baik terhadap lembaga-lembaga pemerintah,

badan-badan swasta bahkan terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam

masyarakat saat ini.

Berbagai persoalan bangsa yang dihadapi pada hakekatnya bersumber

dari adanya kesalahan kebijakan, penyimpangan dan penyalahgunaan

wewenang, khususnya yang berkaitan dengan penyelenggaraan fungsi

dan tugas pemerintahan. Administrasi pemerintah negara masih

dipandang diwarnai oleh praktek-praktek KKN sehingga masyarakat tetap

memberikan citra yang negatif kepada pemerintah dan dipandang sebagai

institusi yang tidak berwibawa. Begitu pula dengan kelembagaan dan

ketatalaksanaan pemerintah dipandang belum mampu mewujudkan suatu

birokrasi yang ramping dan rasional. Kelembagaan pemerintah kita masih

merupakan suatu sumber inefisiensi negara yang tidak mampu bekerja

secara efektif dan produktif. Sementara itu kualitas pelayanan publik

kepada masyarakat sebagai salah tugas dan tanggung jawab pemerintah

masih jauh dari yang diharapkan. Pelayanan publik yang diberikan oleh

pemerintah masih dirasakan lamban, mahal dan kurang memuaskan serta

masih terjadi tindakan yang diskriminatif yang kurang mengedepankan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

17

Page 18: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

nilai dan hak dasar warga negara. Begitu pula dengan kondisi sumber

daya manusia aparatur masih menunjukkan kapasitas yang

mengkhawatirkan di dalam melaksanakan peran dan fungsinya. Sumber

daya manusia aparatur masih menunjukkan sikap dan perilaku yang tidak

profesional.

Untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik maka diperlukan platform

pembangunan Aparatur Negara. Platform ini merujuk pada jiwa dan

semangat para founding fathers bangsa dan negara ini untuk mewujudkan

suatu kepemerintahan yang baik (good governance) yaitu suatu

pemerintahan yang amanah yang mengelola negara secara adil, baik,

bersih, transparan dan profesional. Pengelolaan pemerintahan yang baik

merupakan perjuangan bangsa yang pararel dengan perkembangan

masyarakat-masyarakat dunia dalam era globalisasi dewasa ini ke arah

suatu masyarakat madani, sistem politik yang lebih demokratis, lebih

menghargai hak-hak asasi manusia dan aturan hukum.

a. Pokok-Pokok Masalah Pembangunan Aparatur Negara Dalam Ketetapan MPR Nomor II Tahun 1998 disebutkan bahwa

Aparatur Negara adalah keseluruhan lembaga dan pejabat negara

serta pemerintahan negara yang meliputi aparatur kenegaraan dan

pemerintahan sebagai abdi negara dan abdi masyarakat, bertugas dan

bertanggung jawab atas penyelenggaraan negara dan pembangunan

serta senantiasa mengabdi dan setia kepada kepentingan, nilai-nilai

dan cita-cita perjuangan bangsa dan negara berdasarkan Pancasila

dan UUD 1945. Namun pada kenyataannya peran dan fungsi ideal dari

aparatur negara dalam ketetapan masih jauh dari yang diharapkan.

Aparatur negara justru selama ini merupakan salah satu sumber yang

menyebabkan Bangsa Indonesia terjerumus dalam krisis

berkepanjangan, mengakibatkan rakyat terjerembab ke dalam

kemiskinan dan keterbelakangan dalam suasana ketidakpastian politik.

Permasalahan yang berkaitan dengan aparatur negara mencerminkan

bahwa bangsa kita masih sulit untuk mewujudkan suatu

kepemerintahan yang baik. Permasalahan yang menjadi fokus kritik

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

18

Page 19: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

dari kegagalan pembangunan aparatur negara antara lain sebagai

berikut :

- KKN dan upaya pemberantasannya Masalah KKN merupakan suatu masalah yang makin parah dan

merajalela khususnya di lingkungan pemerintahan. Penelitian lembaga

internasional Transparency International pada tahun 2003

menempatkan Indonesia sebagai negara paling korup keenam di

dunia, sedangkan kajian Political and Economic Risk Consultancy

(PERC) pada tahun 2002 menempatkan Indonesia sebagai negara

paling korup di Asia. Penyebab parahnya kondisi korupsi di Indonesia

melibatkan berbagai dimensi mulai dari dimensi personal, institusional,

lingkungan sampai dengan dimensi perangkat hukum yang berkaitan

dengan pemberantasan tindakan korupsi.

Upaya-upaya ke arah pemberantasan korupsi telah banyak dilakukan

sejak jaman Orde Lama hingga sekarang, baik yang bersifat preventif,

detektif maupun represif. Upaya tersebut meliputi aspek-aspek

penertiban seluruh institusi kenegaraan, penyempurnaan sistem

pembangunan nasional, ataupun upaya penegakkan supremasi

hukum. Namun demikian upaya tersebut belum menunjukkan tanda-

tanda kemajuan. Pemerintah dinilai belum melakukan perubahan yang

drastis terhadap mutu pemberantasan KKN. Hal ini dibuktikan dengan

makin merajalelanya praktek-praktek korupsi pada era reformasi

dewasa ini.

Penyebab kegagalan upaya pemberantasan praktek korupsi yakni

antara lain diakibatkan oleh masih lemahnya infrastruktur politik

nasional, sistem pemerintahan yang terlalu terpusat pada Presiden,

tidak adanya strategi nasional yang jelas, lemahnya aparat yang

menangani korupsi, kurang memadainya peraturan perundang-

undangan pemberantasan tindak pidana korupsi, serta kurangnya

partisipasi masyarakat dalam pemberantasan korupsi.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

19

Page 20: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Kelembagaan dan Ketatalaksanaan Pemerintah Permasalahan dalam bidang aparatur negara yang lain menyangkut

kondisi kelembagaan pemerintahan dewasa ini yang dinilai belum

mendukung ke arah perwujudan tata kepemerintahan yang baik.

Beberapa permasalahan dalam bidang kelembagaan pemerintahan

antara lain sebagai berikut :

- Pembentukan dan pembubaran lembaga-lembaga negara

(organisasi pemerintah) belum sepenuhnya didasari oleh aturan

hukum (rule of law) yang ada, tapi masih berdasarkan kewenangan

lembaga-lembaga tertentu.

- Organisasi pemerintahan masih banyak yang belum mempunyai

visi dan kepemimpinan yang jelas, yang berpandangan jauh ke

depan.

- Organisasi pemerintahan masih belum berorientasi kepada

kebutuhan pemenuhan pelayanan kepada masyarakat.

- Kelembagaan pemerintahan masih belum memperhatikan prinsip

kesisteman, dimana tugas dan fungsi organisasi pemerintah tidak

dilihat sebagai suatu sistem yang dinamis dan terkait satu sama

lain. Akibatnya masih terjadi tugas dan fungsi yang saling tumpang

tindih.

- Praktek kelembagaan pemerintah belum didasari oleh manajemen

modern dimana gaya kerja individu masih didasari pada hubungan

atasan-bawahan.

- Kepekaan organisasi pemerintah terhadap perubahan lingkungan

stratejik organisasi masih rendah.

- Organisasi pemerintah masih belum siap menempatkan dirinya

sebagai fasilitator pembangunan.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

20

Page 21: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Sumber Daya Manusia Aparatur Data terakhir menunjukkan bahwa jumlah PNS di Indonesia adalah

4.094.346 orang atau sekitar 2% dari keseluruhan jumlah penduduk.

Dari jumlah tersebut, saat ini 82,1% dari seluruh PNS di Indonesia

memiliki latar belakang pendidikan di bawah sarjana muda dan

sebagian besar berfungsi pada kegiatan pelayanan administrasi (SD –

5,66%; SLTP – 4,42%; SLTA – 55,74%; D1 – 1,14%; D2 – 7,91%; D3 –

7,91%). Dengan demikian sekitar 17,9% memiliki latar belakang

pendidikan S1 dan S2. Hasil sementara Pendaftaran Ulang PNS

(PUPNS) secara nasional sejak 1 sampai dengan 31 Juli 2003

menunjukkan fakta adanya sekitar 120.000 PNS yang secara

administrasi tidak ada dokumen diri di kepegawaian.

Fakta tersebut memberikan gambaran tentang masih banyaknya

permasalahan dalam sistem kepegawaian pemerintah. Beberapa

permasalahan yang masih dihadapi dalam sistem kepegawaian

nasional antara lain adalah sebagai berikut :

- Manajemen kepegawaian yang belum berorientasi pada

manajemen sumber daya manusia. Manajemen kepegawaian pada

umumnya masih bersifat tata usaha, sedangkan kegiatan

perencanaan, pengembangan dan kegiatan yang berkaitan dengan

manajemen SDM pada umumnya masih kurang dilaksanakan.

- Distribusi PNS kurang serasi dengan distribusi tugas dan fungsi.

Berdasarkan data sebenarnya jumlah SDM Aparatur di Indonesia

tidak terlalu besar bila dibandingkan dengan ukuran pemerintah di

negara lain. Namun distribusi PNS di Indonesia kurang sesuai

dengan tugas dan fungsi antar tingkatan pemerintahan, sektor dan

antar wilayah/daerah.

- Sistem kepegawaian belum berorientasi pada merit system. Hal ini

ditandai antara lain dengan belum tersedianya klasifikasi jabatan,

uraian tugas, standar kompetensi dan penilaian kinerja yang objektif

sebagai prakondisi bagi sistem kepegawaian berdasarkan merit.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

21

Page 22: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Remunerasi belum dikaitkan dengan tugas dan tanggung jawab,

artinya besaran gaji yang diberikan kepada PNS belum didasarkan

pada bobot jabatan dan kompetensi, sehingga kurang mendorong

PNS untuk lebih berprestasi sesuai dengan kompetensinya. Selain

itu, gaji dan tunjangan yang diterima PNS masih belum memenuhi

kebutuhan hidup minimum.

- Sistem akuntabilitas masih lemah yang disebabkan karena tidak

jelasnya uraian tugas dan tanggung jawab PNS serta sasaran

pencapaian hasil pekerjaan yang dibebankan kepada PNS.

- Pelayanan publik Beberapa permasalahan dalam bidang pelayanan publik adalah antara

lain sebagai berikut :

- Peraturan dan prosedur pelayanan kepada masyarakat yang

kurang mendukung, bahkan menghambat pelayanan.

- Inefisiensi dalam penyelenggaraan administrasi serta masih

adanya berbagai tindakan tidak terpuji dalam memberikan

pelayanan kepada masyarakat

- Faktor kepentingan umum dikalahkah oleh kepentingan politik

tertentu.

- Keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan fungsi-fungsi

pelayanan publik masih terbatas

- Pelayanan publik masih belum berorientasi kepada perkembangan

tuntutan kebutuhan masyarakat dimana mereka makin menuntut

pelayanan publik yang berkualitas, efektif, efisien dan ekonomis.

- Pelayanan publik tidak mampu mengantisipasi dan beradaptasi

dengan lingkungan pasar yang semakin kompetitif.

- Pemerintah belum mampu memanfaatkan perkembangan teknologi

untuk meningkatkan kinerja pelayanan kepada masyarakat.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

22

Page 23: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Otonomi daerah Otonomi daerah merupakan komitmen bangsa untuk mewujudkan

reformasi nasional di segala bidang dengan pemberlakukan Undang-

undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah.

Berdasarkan undang-undang tersebut maka penyelenggaraan otonomi

daerah didasarkan pada prinsip-prinsip demokrasi, peranserta

masyarakat, pemerataan dan keadilan, dan memperhatikan potensi

serta keanekaragaman daerah. Tujuan dari pemberian otonomi kepada

daerah pada hakekatnya adalah untuk meningkatkan pelayanan dan

kesejahteraan masyarakat yang semakin baik, mengembangkan

kehidupan demokrasi, keadilan dan pemerataan, serta memelihara

hubungan yang serasi antara Pusat dan Daerah serta antar-Daerah

dalam rangka menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia

(NKRI).

Sejak komitmen otonomi daerah tersebut diimplementasikan di satu

pihak kita telah mampu menciptakan dinamika penyelenggaraan

pemerintahan dan pembangunan daerah yang jauh berbeda dengan

kondisi yang terjadi pada era Orde Baru. Interaksi sosial-politik antara

unsur-unsur aparatur pemerintah daerah dengan masyarakat dan

dunia usaha di daerah semakin meningkat dan dinamis. Aspirasi dan

kepentingan masyarakat lokal telah mulai terakomodasi dalam

berbagai kebijakan pemerintahan daerah setempat, pelayanan publik

telah semakin berkembang dengan berbagai inovasi dan kreativitas

aparatur pemerintah daerah. Di samping itu timbul fenomena

pemekaran daerah otonom di seluruh wilayah Indonesia yang

mengindikasikan tuntutan aspirasi masyarakat lokal untuk lebih

berperan dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat

lokal. Sementara itu partisipasi masyarakat lokal dalam kehidupan

politik pun semakin meningkat salah satunya antara lain keterlibatan

mereka dalam mekanisme pemilihan Kepada Daerah. Di samping itu

dengan adanya mekanisme pelaporan pertanggungjawaban Kepala

Daerah kepada DPRD telah menunjukkan perkembangan akuntabilitas

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

23

Page 24: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

publik dan mekanisme kontrol politik maupun kontrol masyarakat yang

berpotensi dalam mengendalikan segala kebijakan dan tindakan

Pemerintah Daerah dalam melaksanakan fungsinya.

Namun demikian, implementasi kebijakan otonomi daerah juga

ternyata menyisakan berbagai permasalahan, bahkan menimbulkan

permasalahan baru dalam tatanan pemerintahan di daerah. Beberapa

permasalahan yang berkaitan dengan implementasi otonomi daerah

antara lain sebagai berikut :

- Masih belum adanya kepastian di lingkungan pemerintah daerah,

baik Propinsi maupun Kabupaten dan Kota mengenai pelaksanaan

penataan kewenangan (termasuk permasalahan distribusi

kewenangan antara Pusat dan Daerahm Propinsi dan

Kabupaten/Kota) dan kelembagaan perangkat daerah.

- Adanya kerancuan hukum dalam produk peraturan perundang-

undangan yang diterbitkan pemerintah maupun pemerintah daerah

dalam rangka penyelenggaraan kewenangan otonomi daerah.

- Adanya ketentuan-ketentuan dalam peraturan pelaksanaan

Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 yang dinilai menimbulkan

permasalahan baru dalam pelaksanaan otonomi daerah. Misalnya

diterbitkannya PP Nomor 8 Tahun 2003 tentang Pedoman

Penyusunan Organisasi Perangkat Daerah sebagai pengganti

peraturan perundang-undangan sebelumnya, yang menghilangkan

keleluasaan daerah untuk membentuk kelembagaan berdasarkan

kebutuhan daerahnya.

- Masih dirasakan adanya ketidakjelasan arah kebijakan dan

penataan kewenangan daerah dalam pengelolaan dan pembinaan

karir pegawai (SDM Aparatur) Daerah. Selain itu penyerapan dan

penempatan pegawai pusat yang ditransfer ke daerah masih

menimbulkan kontroversi yang bersumber baik dari adanya

sentimen kedaerahan maupun dari keterbatasan kapasitas daerah

sendiri dalam hal keuangan serta posisi jabatan dalam

kelembagaan perangkat daerah.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

24

Page 25: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Masih adanya ketidakjelasan dan ketidakpastian dalam

implementasi kebijakan perimbangan keuangan antara Pusat dan

Daerah, serta dalam penyelenggaraan kewenangan otonomi di

bidang keuangan (fiskal). Masih muncul isu-isu ketidaksepakatan

antara Propinsi dengan Kabupaten/Kota maupun antara daerah

penghasil dengan pemerintah dalam hubungannya dengan pola

distribusi dan alokasi sumber-sumber penerimaan daerah

berdasarkan prinsip perimbangan keuangan antara Pusat dan

Daerah. Di samping itu Pemerintah Daerah masih menunjukkan

kecenderungan untuk memandang kewenangan otonomi daerah

dari kinerja penerimaan keuangan daerah (PAD) hal ini dilihat dari

semakin meningkat dan beragamnya Peraturan Daerah yang

dikeluarkan yang menyangkut subyek dan obyek penerimaan

daerah

- Masih terdapatnya kesalahan penafsiran dan ketidaksepahaman

terhadap pola hubungan antar Pusat dengan Daerah, Propinsi

dengan Kabupaten/Kota, dan antar Kabuoaten/Kota. Hal ini

ditunjukkan dengan masih adanya produk-produk hukum

pemerintah yang mengindikasikan kehendak untuk mengendalikan

penyelenggaraan otonomi daerah secara ketat bahkan cenderung

interventionist.

- Munculnya fenomena disharmonisasi hubungan antara lembaga

legislatif dengan eksekutif daerah (DPDR dengan

Gubernur/Bupati/Walikota). Peranan dominan badan legislatif

daerah atau DPRD di berbagai daerah dalam banyak kasus telah

menimbulkan kecenderungan semacam eforia superioritas legislatif

atas eksekutif daerah.

- Masih rancunya pelaksanaan kehidupan demokrasi dan partisipasi

masyarakat di Daerah, yang ditandai dengan masih munculnya

upaya-upaya mobilisasi massa untuk kepentingan elit politik lokal,

yang berdampak pada iklim penyelenggaraan pemerintah daerah

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

25

Page 26: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

yang tidak kondusif bagi upaya peningkatan pelayanan dan

kesejahteraan masyarakat

b. Platform Pembangunan Aparatur Negara 2004 - 2009 Strategi dan kebijakan pembangunan aparatur negara dalam masa

demokrasi dewasa ini diarahkan untuk menegakkan dan mewujudkan

tatanan kepemerintahan yang baik (good governance) dalam rangka

mencapai cita-cita dan tujuan nasional bangsa Indonesia. Perhatian

utama dalam pembangunan aparatur negara yang menjadi tuntutan

dasar masyarakat adalah terselenggaranya tatanan kepemerintahan

yang bersih dan bebas dari korupsi, kolusi dan nepotisme serta

terselenggaranya kepemerintahan yang berlandaskan pada prinsip-

prinsip good governance yakni akuntabilitas, transparansi,

keterbukaan, aturan hukum, partisipasi, kemanusiaan, keadilan,

demokrasi dan profesionalitas.

Strategi pembangunan aparatur negara secara umum diarahkan untuk

mewujudkan suatu tatanan kepemerintahan yang memegang teguh

prinsip-prisip good governance sebagaimana telah disebut di atas.

Namun secara khusus strategi pembangunan aparatur negara

diarahkan pada penyelesaian berbagai permasalahan yang masih ada

dalam bidang aparatur negara, yakni upaya pemberantasan dan

pencegahan KKN, rasionalisasi kelembagaan dan ketatalaksanaan

pemerintahan, pembenahan sistem kepegawaian nasional,

peningkatan pelayanan publik dan penguatan pelaksanaan otonomi

daerah.

Visi : Mewujudkan aparatur negara yang handal, tangguh dan

bermoral untuk mewujudkan good governance

Misi : Menciptakan aparatur negara yang netral, akuntabel, transparan,

menjunjung tinggi supremasi hukum, partisipatif, demokratis, adil,

bebas dari KKN, profesional dan dapat menjadi pemersatu dan perekat

bangsa.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

26

Page 27: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Strategi : Pembangunan aparatur negara dilakukan melalui strategi:

- Pemantapan upaya pencegahan dan pemberantasan KKN yang

diarahkan untuk mewujudkan aparatur negara yang bersih,

berwibawa dan bebas KKN.

- Pemantapan kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintahan

yang diarahkan untuk menciptakan sistem kelembagaan dan

ketatalaksanaan aparatur negara dalam pelaksanaan tugas

pemerintahan umum dan pembangunan secara lebih efektif dan

efisien.

- Peningkatan kapasitas sumber daya manusia aparatur negara yang

diarahkan untuk meningkatkan kualitas, profesionalisme dan

keterampilan aparatur negara dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya secara lebih optimal.

- Peningkatan kualitas pelayanan prima yang diarahkan pada

pemantapan kualitas pelayanan publik di berbagai bidang

pemerintahan umum dan pembangunan pada unit-unit kerja

pemerintah pusat dan daerah.

c. Program Kerja Pembangunan Aparatur Negara 2004 - 2009 Program kerja pembangunan aparatur negara dalam periode 2004 –

2009 pada dasarnya meliputi program jangka pendek, menengah dan

panjang. Hanya di sini tidak dilakukan pemilahan karena pada

dasarnya program kerja tersebut merupakan suatu kesinambungan

waktu dalam upaya mewujudkan pencapaian visi, misi dan strategi

pembangunan aparatur negara. Program kerja pembangunan aparatur

negara terdiri dari pemantapan pemberantasan KKN, Pemantapan

penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah, peningkatan

kapasitas SDM aparatur dan peningkatan kualitas pelayanan publik.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

27

Page 28: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

1. Pemantapan Upaya Pemberantasan KKN Program kerja pembangunan aparatur negara dalam

pemberantasan KKN meliputi berbagai program sebagai upaya

pencegahan, pendeteksian dan penanggulangan.

Program pencegahan KKN antara lain sebagai berikut: - Memperkuat dan memantapkan peran dan fungsi Dewan

Perwakilan Rakyat dan Mahkamah Agung serta jajaran

Pengadilan di bawahnya,

- Memantapkan kode etik di sektor publik, sektor parpol,

organisasi profesi dan asosiasi bisnis

- Memantapkan gerakan anti korupsi nasional yang didukung oleh

elit politik dari MPR, DPR dan Pemerintah

- Penyempurnaan manajemen SDM dan peningkatan gaji

pegawai negeri

- Pemantapan penyusunan rencana stratejik dan laporan

akuntabilitas bagi instansi pemerintah

- Pemantapan kualitas penerapan sistem pengendalian

manajemen

- Pemantapan manajemen aktiva tetap milik negara

Sedangkan program kerja sebagai upaya pendeteksian tindakan

KKN antara lain meliputi:

- Pemantapan sistem dan tindak lanjut atas pengaduan

masyarakat,

- pemantapan pemberlakuan kewajiban pelaporan transaksi

keuangan tertentu,

- pemantapan pelaporan kekayaan pribadi pemegang jabatan dan

fungsi publik melalui optimalisasi peran dan fungsi lembaga

pemberantas korupsi,

- Peningkatan partisipasi Indonesia dalam gerakan anti-korupsi

internasional dan anti-pencucian uang di masyarakat

internasional

- Pemantapan penerapan nomor kependudukan nasional

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

28

Page 29: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Adapun program kerja yang bersifat penanggulangan atau represif

dalam pemberantasan KKN antara lain sebagai berikut:

- Pemantapan penerapan peran dan fungsi Komisi

Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi secara independen

- Penerapan berbagai tindakan penyidikan, penuntutan,

peradilan, penghukuman beberapa koruptor besar

- Penentuan jenis-jenis atau kelompok-kelompok korupsi yang

diprioritaskan akan diberantas

- Pemberlakuan konsep pembuktian terbalik

- Pemantapan penanganan perkara korupsi dalam sistem

peradilan pidana

- Pemantapan sistem pemantauan proses penanganan tindak

pidana korupsi secara terpadu

2. Pemantapan Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan

Pemerintah Program kerja dalam dalam penataan kelembagaan dan

ketatalaksanaan pemerintah adalah diarahkan pada bagaimana kita

mampu membangun kelembagaan dan ketatalaksanaan

pemerintah yang efisien, efektif dan profesional. Oleh karena itu

program kerja dalam penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan

pemerintah yang perlu dilakukan adalah antara lain sebagai berikut:

- Penerbitan undang-undang tentang perangkat pemerintah yang

mengatur tentang penyusunan, pembentukan, penggabungan

dan penghapusan kelembagaan perangkat pemerintah yang

didasari oleh aturan hukum yang berlaku. Perumusan undang-

undang tentang hal tersebut sudah barang tentu perlu

memperhatikan berbagai pengalaman sejarah kelembagaan

pemerintahan RI, pengalaman perkembangan dan hasil

amandemen UUD 1945, pengalaman negara lain dalam

menyusun kelembagaan pemerintah serta dengan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

29

Page 30: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

memperhatikan perkembangan lingkungan strategis yang

berlaku di Indonesia.

- Penyusunan, pembentukan, penggabungan dan penghapusan

kelembagaan perangkat pemerintah yang didasari pada prinsip-

prinsip distribusi kewenangan, pembagian habis tugas,

kejelasan dan kepastian hukum, kesatuan tujuan, hirarki

kebijakan dan pertanggungjawaban, proporsionalitas,

profesionalitas serta prinsip persatuan dan kesatuan bangsa.

Untuk itu dalam upaya penyusunan, pembentukan,

penggabungan maupun penghapusan kelembagaan perangkat

pemerintah perlu dirumuskan kriteria sebagai dasar

pertimbangan. Kriteria tersebut antara lain tingkat kebutuhan

dan kemanfaatan bagi masyarakat, bangsa dan negara,

ketersediaan sumber daya manusia, potensi dan kemamuan

keuangan, ketersediaan dan penguasaan baik teknologi

maupun metodologi, keberlanjutan tugas dan fungsi, serta

tingkat partisipasi dan keberdayaan masyarakat dan swasta.

- Pemantapan rencana strategi organisasi pemerintah dengan

melakukan penajaman visi, misi dan strategi organisasi

- Korporatisasi dan privatisasi unit organisasi yang secara

langsung memberikan pelayanan kepada masyarakat

- Pemantapan struktur jabatan bagi penyelenggara negara di

pusat dan daerah dan pengembangan jabatan fungsional

- Penyempurnaan berbagai peraturan perundang-undangan yang

terkait dengan penataan kewenangan dan hubungan kerja

antara pemerintah pusat, pemerintah propinsi dan pemerintah

kabupaten/kota guna memantapkan pelaksanaan otonomi

daerah

- Perubahan sikap dan perilaku aparatur menuju budaya kerja

produktif, transparan, profesional dan bertanggung jawab

- Penyederhanaan sistem operasional prosedur tatalaksana

administrasi pemerintahan dan pembangunan melalui

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

30

Page 31: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

pemantapan sistem perencanaa, sistem penganggaran dan

pembiayaan, sistem pengawasan dan pemantauan serta

pelaporan

- Pemanfaatan teknologi informasi dan sumberdaya organisasi

pemerintah secara efisien dan optimal

3. Peningkatan Kapasitas SDM Aparatur Program kerja peningkatan kapasitas SDM aparatur adalah

bagaimana menciptakan birokasi yang profesional sesuai dengan

visi penataan kelembagaan pemerintahan. Peningkatan kapasitas

SDM aparatur dalam hal ini diarahkan pada perwujudan SDM

aparatur negara yang memiliki kualitas dan kemampuan

memberikan pelayanan yang kompetitif, demokratis, akuntabel dan

terbuka. Program peningkatan kapasitas SDM aparatur antara lain:

- Pengembangan sistem pembinaan berdasarkan kompetensi

atau merit system; pengembangan sistem penilaian berdasarkan

kinerja yang didasarkan pada standar kinerja yang spesifik dan

terukur;

- Untuk menciptakan jumlah dan susunan SDM Aparatur yang

efisien (rasional, obyektif, tepat jumlah dan penyebaran, tepat

komposisi serta tepat mutu) perlu dirumuskan kebijakan tentang

pemberhentian, pemensiunan dini, pemindahan dan pengalihan

status sesuai dengan kebutuhan.

- Pengaturan peran dalam tata kerja serta pemisahan yang jelas

antara jabatan-jabatan birokasi yang bersifat karir dan jabatan

politis;

- Perumusan kode etik profesi yang spesifik bagi jabatan

fungsional;

- Pengembangan pengangkatan SDM aparatur yang bersifat

outsourcing berdasarkan kontrak kerja;

- Pemantapan budaya kerja dan pengembangan semangat

kewirausahaan dalam pengelolaan institusi;

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

31

Page 32: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Perubahan dalam pola rekruitmen PNS dimana sistem

penerimaan pegawai semaksimal mungkin memanfaatkan

lulusan dari perguruan tinggi terpilih dari berbagai disiplin ilmu,

khususnya bagi lulusan yang memiliki prestasi akademik terbaik.

Di samping itu mekanisme penerimaan PNS diserahkan kepada

tenaga ahli dalam bidangnya atau konsultan dari luar;

- Untuk menciptakan pelayanan pelayanan administrasi

kepegawaian yang cepat dan tepat serta mengurangi dampak

negatif hubungan pribadi secara langsung perlu ditetapkan

standarisasi norma dan prosedur pelayanan yang didukung

otomatisasi pengolahan dana dan informasi kepegawaian;

- Pengembangan sistem penggajian yang rasional yang mengacu

pada standar internasional dan terintegrasi antara sektor publik,

swasta dan sosial;

- Pengembangan program pendidikan dan pelatihan bagi SDM

aparatur yang memiliki keterkaitan dengan kebutuhan

kompetensi PNS baik untuk memangku jabatan maupun untuk

melaksanakan tugas.

4. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik

Program kerja peningkatan kualitas pelayanan publik diarahkan

pada terselenggaranya pelayanan publik yang lebih cepat, tepat,

murah dan memuaskan yang diberikan oleh unit-unit kerja di

lingkungan pemerintah baik pusat maupun daerah. Program kerja

peningkatan kualitas pelayanan publik antara lain meliputi:

- Penyempurnaan peraturan perundang-undangan yang

melandasi penyelenggaraan pelayanan di berbagai Instansi

Pemerintah;

- Peningkatan profesionalisme aparatur pelayanan publik;

- Peningkatan mutu pelayanan masyarakat melalui kebijaksanaan

otonomi manajemen (korporatisasi);

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

32

Page 33: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Peningkatan dan pemantapan pelayanan melalui pemanfaatan

kemajuan teknologi informasi dan komunikasi dalam rangka

mewujudkan electronic government online;

- Membangun keterlibatan masyarakat dalam penyelenggaraan

fungsi-fungsi pelayanan publik;

- Melakukan evaluasi terhadap standar pelayanan publik yang

cepat, tepat, murah, memuaskan, transparan dan tidak

diskriminatif;

- Pengembangan konsep indeks tingkat kepuasan masyarakat

sebagai tolok ukur optimalisasi pelayanan publik oleh

penyelenggara negara kepada masyarakat;

- Memantapkan upaya-upaya deregulasi dan debirokratisasi

khususnya kebijakan-kebijakan di bidang ekonomi untuk

menghilangkan berbagai hambatan terhadap kelancaran

mekanisme pasar secara sehat dan optimal.

d. Rencana Kerja (Action Plan)

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

33

Page 34: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Rencana Kerja (Action Plan)

Program Langkah-langkah Sasaran/Indikator

Pemantapan Upaya Pemberantasan KKN

- Intensifikasi kegiatan pencegahan KKN

- Intesifikasi kegiatan pendeteksian KKN

- Intesifikasi kegiatan penanggulangan KKN

- Menurunnya prosentase KKN yang terjadi di lingkungan aparatur negara

- Menurunnya jumlah kekayaan negara yang terindikasi tindak pidana korupsi

- Meningkatnya penyelesaian tindak lanjut kasus -kasus yang berindikasi KKN

- Meningkatnya partisipa- si masyarakat dalam menginformasikan ten-tang kinerja dan tinda-kan KKN di lingkungan aparatur negara

- Menurunnya persentase jumlah PNS yang terlibat KKN

- Meningkatnya jumlah daftar kekayaan pejabat negara dan daerah yang dinilai akuntabel

Pemantapan penataan kelembagaan dan ketatalaksanaan pemerintah

- Penajaman visi, misi & strategi organisasi

- Penghapusan, penggabungan dan pengintegrasian lembaga-lemabag pemerintah yang bersesuaian

- Pengembangan budaya aparatur

- Penyederhanaan operasional prosedur tatalaksana administrasi pemerintahan dan pembangunan

- Tertatanya kelembagaan pemerintah yang lebih efisien dan ramping

- Terlaksananya pelimpangan kewenangan dari pusat dan daerah dalam rangka pemantapan otonomi daerah

- Meningkatnya persentase instansi pusat yang memiliki renstra dan pemerintah daerah yang memiliki propeda

- Semakin terselenggara- nya tatalaksana admini strasi pemerintahan dan pembangunan secara efisien, efektif dan profesional

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

34

Page 35: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Program Langkah-langkah Sasaran/Indikator

Peningkatan kapasitas SDM aparatur negara

- Pengembangan reformasi sistem kepegawaian

- Deregulasi peraturan perundang-undangan kepegawaian

- Penataan kepegawaian dalam rangka otonomi daerah

- Meningkatnya pelaksanaan restrukturisasi dan realokasi PNS ke instansi di pusat dan daerah

- Meningkatnya jumlah PNS yang memiliki kompetensi sesuai dengan jabatan di pusat dan daerah

- Meningkatnya profesionalisme aparatur negara

- Meningkatnya produktivitas kerja PNS

- Menurunnya persentase jumlah PNS yang dikenakan hukuman displin

- Persentase tingkat kesesuaian jumlah PNS dalam suatu instansi dengan beban tugas dan fungsi instansi yang bersangkutan

Peningkatan kualitas pelayanan publik

- Penyempurnaan peraturan perundang-undangan penyelenggaraan pelayanan

- Peningkatan profesionalisme aparatur pelayanan publik

- Peningkatan mutu pelayanan

- Peningkatan partisipasi masyarakat dalam bidang pelayanan publik

- Meningkatnya persentase unit-unit kerja pelayanan publik yang melaksanakan penyempurnaan pelayanannya

- Persentase kepuasan masyarakat terhadap pelayanan meningkat

- Meningkatnya persentase unit-unit pelayanan publik yang dinilai baik

- Meningkatnya ketersediaan pelayanan yang berkualitas yang dibutuhkan masyarakat

- Meningkatnya keterlibatan masyarakat dalam kegiatan pelayanan publik

- Meningkatnya kemitraan antara pemerintah dan swasta dalam bidang pelayanan publik

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

35

Page 36: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

IV. STRUKTUR ORGANISASI KEPEMERINTAHAN YANG DIUSULKAN Berpijak dari kondisi permasalahan dan pengalaman kegagalan serta

strategi platform penyelamatan bangsa di berbagai bidang, maka dalam

rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance)

diperlukan susunan organisasi kepemerintahan yang akan melaksanakan

berbagai upaya penyelamatan dan pemecahan masalah bangsa secara

konkrit dan operasional. Organisasi kepemerintahan pada dasarnya dapat

dibagi menjadi dua bagian besar yaitu Kementrian Negara dan Lembaga

Pemerintah Bukan Kementerian Negara (LPBKN).

Penyusunan struktur organisasi kepemerintahan yang diusulkan tersebut

didasarkan pada beberapa pertimbangan sebagai berikut:

e. Dasar pertimbangan aspek yuridis Aspek yuridis yang menjadi pertimbangan dalam menyusun struktur

organisasi kepemerintahan Pasca Pemilu 2004 adalah meliputi hal-

hal sebagai berikut:

1. Alinea kedua Pembukaan UUD 1945 Dalam Pembukaan UUD 1945 aline kedua disebutkan bahwa cita-

cita dan tujuan bangsa adalah “terwujudnya negara Indonesia

yang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur”. Dengan

demikian penyusunan struktur organisasi pemerintahan harus

didasarkan pada cita-cita dan tujuan bangsa ini.

2. Aliena keempat Pembukaan UUD 1945 Alinea keempat Pembukaan UUD 1945 menyebutkan sebagai

berikut:

“Kemudian dari pada itu untuk membentuk suatu Pemerintahan

Negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa Indonesia

dan seluruh tumpah darah Indonesia, dan untuk memajukan

kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut

melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,

perdamaian yang abadi dan keadilan sosial”

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

36

Page 37: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Alinea tersebut mengamanatkan bahwa tugas Pemerintah Negara

Indonesia yang utama adalah meliputi bidang-bidang sebagai

berikut:

- Bidang Pertahanan dan keamanan

- Bidang Kesejahteraan Rakyat

- Bidang Pendidikan

- Bidang Urusan Luar Negeri

3. Pasal 4 ayat (1) UUD 1945 Dalam pasal 4 ayat (1) UUD 1945 disebutkan bahwa “Presiden

Republik Indonesia memegang kekuasaan pemerintahan menurut

Undang-undang Dasar”. Berdasarkan pasal tersebut maka

kewenangan untuk menata kelembagaan kepemerintahan adalah

Presiden. Kelembagaan perangkan pemerintah tersebut dibentuk

untuk membantu, melaksanakan dan menunjang pelaksanaan

tugas pemerintahan yang menjadi kewajiban Presiden baik di

Pusat maupun Daerah

4. Pasal 5 ayat (1) UUD 1945 (Hasil Amandemen Pertama) Berdasarkan Pasal 5 ayat (1) UUD 1945 hasil Amandemen

Pertama maka ditetapkan bahwa “Preside Republik Indonesia

mempunyai hak untuk mengajukan usulan rancangan undang-

undang kepada DPR”. Dengan demikian maka Presiden

mempunyai kewenangan untuk menyusun rancangan undang-

undang salah satunya tentang perangkat pemerintahan, yang

meliputi aspek-aspek penataan kelembagaan dan tata hubungan

kerja, baik yang meliputi perangkan pemerintah pusat maupun

pemerintah daerah dan perangkat pemerintah lainnya yang

melaksanakan sebagian kekuasaan pemerintahan. Pengajuan

rancangan undang-undang ini diperlukan agar tercipta ketertiban

dalam penataan perangkat kepemerintahan.

5. Pasal 8 ayat (3) UUD 1945 Berdasakan pasal 8 ayat (3) UUD 1945 ditetapkan bahwa “jika

Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

37

Page 38: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa

jabatannya secara bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan

adalah Menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri, dan Menteri

Pertahanan secara bersama-sama. Selambat-lambatnya tiga

puluh hari setelah itu, Majelis Permusyawaratan Rakyat

menyelenggarakan sidang untuk memilih Presiden dan Wakil

Presiden”.

Dengan demikian berdasarkan pasal tersebut tersirat secara jelas

perlu adanya lembaga pemerintah dalam urusan luar negeri,

urusan dalam negeri dan urusan pertahanan.

6. Pasal 10 UUD 1945 Dalam Pasal 10 UUD 1945 disebutkan bahwa “Presiden

memegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan

Laut dan Angkatan Udara”.

Pasal tersebut dengan jelas mengamanatkan bahwa perlunya

suatu lembaga kepemerintahan yang secara khusus menangani

bidang keamanan baik keamanan di darat, laut maupun udara.

7. Pasal 13 ayat (1) dan (2) UUD 1945 Berdasarkan pasal ini ditetapkan bahwa Presiden memiliki

kewenangan untuk mengangkat duta dan konsul untuk negara

lain dengan memperhatikan pertimbangan Dewan Pertimbangan

Rakyat.

Dengan demikian maka urusan luar negeri merupakan salah satu

bidang yang menjadi tugas dan tanggung jawab pemerintahan.

8. Pasal 16 UUD 1945 (Hasil Amandemen Keempat) Berdasarkan pasal ini ditetapkan bahwa “Presiden membentuk

suatu dewan pertimbangan yang bertugs memberikan nasihat dan

pertimbangan kepada Presiden, yang selanjutnya diatur dalam

undang-undang”.

Pasal tersebut menyatakan dengan jelas bahwa perlunya suatu

lembaga perangkat pemerintah yang diperlukan Presiden untuk

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

38

Page 39: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

memberikan pertimbangan-pertimbangan tentang kebijakan

Presiden.

9. Pasal 17 ayat (4) UUD 1945 Dalam pasal ini ditetapkan bahwa pembentukan, pengubahan dan

penghapusan kementrian negara diatur dengan undang-undang.

Berdasarkan pasal tersebut jelas diisyaratkan perlunya lembaga

perangkat pemerintah dalam bentuk kementrian negara yaitu

unsur pelaksana sebagian tugas Presiden yang didelegasikan

kepada Menteri Negara sesuai dengan kewenangan pemerintah

di bidangnya. Adapun kedudukannya berada di bawah dan

bertanggung jawab kepada Presiden.

10. Pasal 18 UUD 1945 (Hasil Amandemen Kedua) Di dalam Pasal 18 UUD 1945 dengan tegas dinyatakan bahwa

Negara Kesatuan Republik Indonesia terdiri dari daerah Provinsi,

Kabupaten dan Kota yang memiliki wewenang untuk mengatur

dan mengurus sendiri urusan Pemerintahan berdasar asas

otonomi dan pembantuan. Adapun hubungan wewenang antara

pemerintah pusat dan daerah dan lain-lainnya diatur dengan

undang-undang.

Berdasarkan undang-undang tersebut diperlukan adanya institusi

yang mengatur hubungan antara Pemerintah Pusat dan Daerah.

11. Pasal 23 UUD 1945 Pasal ini mengatur tentang keuangan negara yang meliputi

pengelolaan keuangan negara, pembuatan rancangan undang-

undang anggaran pendapatan dan belanja negara yang diajukan

oleh Presiden, pajak dan pungutan negara.

Dengan demikian maka diperlukan suatu lembaga

kepemerintahan yang secara khususnya menangani urusan

keuangan.

12. Pasal 27 UUD 1945 Berdasarkan Pasal 27 UUD 1945 khususnya ayat (1) ditetapkan

bahwa “tiap-tiap warga berhak atas pekerjaan dan penghidupan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

39

Page 40: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

yang layak bagi kemanusiaan”. Pasal ini mengisyaratkan bahwa

Pemerintah berkepentingan untuk untuk memungkinkan warga

negaranya mendapatkan pekerjaan dan penghidupan yang layak.

Oleh karena itu diperlukan suatu lembaga kepemerintahan yang

khususnya menangani ketenagakerjaan.

13. Pasal 28 UUD 1945 Berdasarkan pasal ini negara menjamin adanya hak asasi

manusia dan hak untuk mendapatkan keadilan. Oleh karena itu

diperlukan adanya organisasi kepemerintahan yang dapat

menjamin dan melindungi warga negara di bidang hukum dan

keadilan.

Sementara itu dalam Pasal 28 F ditetapkan bahwa “setiap orang

berhak untuk berkomunikasi dan memperoleh informasi untuk

mengembangkan pribadi dan lingkungan sosialnya, serta berhak

untuk mencari, memperoleh, memiliki, menyimpan, mengolah,

dan menyampaikan informasi dengan menggunakan segala jenis

saluran yang tersedia”. Dengan demikian menjadi kewajiban

pemerintah pula untuk dalam bidang komunikasi dan informasi.

Sedangkan dalam Pasal 28 H ditetapkan bahwa “setiap orang

berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan

mendapatkan lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak

memperoleh pelayanan kesehatan”. Hal ini memperlihatkan

perlunya suatu lembaga kepemerintahan yang secara khusus

menangani urusan kesehatan, urusan kesejahteraan rakyat,

urusan pemukiman dan urusan lingkungan hidup.

14. Pasal 29 UUD 1945 Dalam pasal ini ditegaskan bahwa “Negara berdasarkan atas

Ketuhanan Yang Maha Esa, dan negara menjamin kemerdekaan

tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan

untuk beribadat menurut agama dan kepercayaannya itu”.

Berdasarkan pasal jelas terlihat diperlukannya kelembagaan

pemerintah yang menangani urusan keagamaan, terlebih lagi

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

40

Page 41: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

mengingat kemajemukan agama dan kepercayaan yang ada di

Indonesia.

15. Pasal 30 UUD 1945 Pasal ini menegaskan perlunya keberadaan Tentara Nasional

Indonesia dan Kepolisian Negara sebagai alat negara dalam

bidang pertahanan dan keamanan negara.

16. Pasal 31 UUD 1945 Berdasarkan pasal ini ditegaskan bahwa pendidikan dasar

masyarakat wajib dibiayai pemerintah, dan pemerintah wajib

memajukan kecerdasan bangsa, memajukan ilmu pengetahuan

dan teknologi serta memprioritaskan anggaran pendidikan

sekurang-kurangnya dua puluh persen dari anggaran pendapatan

belanja dan negara serta anggaran pembelanjaan daerah untuk

memenuhi penyelenggaraan pendidikan nasional.

Uraian tersebut menegaskan perlunya suatu lembaga pemerintah

yang secara khusus menangani urusan pendidikan nasional dan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

17. Pasal 32 UUD 1945 Dalam pasal ini ditetapkan bahwa “negara memajukan

kebudayaan nasional dengan menjamin kebebasan masyarakat

dalam memelihara dan mengembangkan nilai-nilai budaya”.

Dengan demikian maka pemerintah perlu memiliki suatu institusi

yang memiliki tugas dan fungsi dalam menangani urusan

kebudayaan.

18. Pasal 33 UUD 1945 Pasal 33 ayat (1) menyebutkan bahwa “bumi dan air dan

kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh

negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran

rakyat”. Oleh karena itu negara memerlukan adanya suatu

organisasi pemerintah yang akan menangani urusan sumber daya

alam termasuk kelestarian lingkungan hidupnya.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

41

Page 42: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

19. Pasal 34 UUD 1945 Di dalam Pasal 34 UUD 1945 khususnya ayat (1) ditegaskan

bahwa “fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh

negara”. Kemudian dalam ayat (2) disebutkan bahwa “negara

mengembangkan sistem jaminan sosial bagi seluruh rakyat dan

memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

sesuai dengan martabat manusia. Selanjutnya pada ayat (3)

ditetapkan “negara bertanggung jawab atas penyediaan

pelayanan kesehatan dan fasilitas pelayanan umum yang layak”.

Dengan demikian Pasal tersebut menegaskan pula kewajiban

pemerintah dalam bidang kesehatan, kesejahteraan sosial,

pemberdayaan masyarakat dan prasarana wilayah. Oleh karena

itu diperlukan adanya kelembagaan pemerintah dan memiliki

tugas dan kewenangan dalam bidang-bidang tersebut.

f. Kajian Akademis Pertimbangan selanjutnya dalam menyusun usulan struktur

organisasi kepemerintahan adalah berdasarkan kajian akademis

tentang organisasi pada umumnya dan organisasi kepemerintahan

khususnya. Organisasi pada umumnya diartikan sebagai suatu

wadah bagi sekelompok orang yang bekerja sama untuk mencapai

tujuan tertentu yang telah disepakati bersama.

Nicholas Henry (1989) menyebutkan beberapa karakteristik umu

suatu organisasi yaitu sebagai berikut:

- Memiliki banyak kegunaan dan merupakan kumpulan atau

kolektivitas yang kompleks;

- Sifat hubungan kerja dalam organisasi biasanya impersonal atau

tidak bersifat pribadi;

- Memiliki tujuan-tujuan tertentu yang bersifat khusus;

- Merupakan kegiatan kerjasama di antara sekelompok orang

secara berkelanjutan;

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

42

Page 43: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Merupakan bagian integral dari keseluruhan sistem sosial

masyarakat;

- Memberikan manfaat dan menghasilkan barang dan jasa bagi

masyarakat di lingkungannya;

- Memiliki ketergantungan dalam berinteraksi dengan lingkungan di

sekitarnya;

- Memiliki publik pada umumnya menggantungkan sumber dayanya

(pajak dan legitimasi) dari sistem politik maupun ketatanegaraan.

Sementara itu Gareth R. John menyatakan bahwa organisasi pada

umumnya meliputi aspek struktur, budaya dan disain organisasi. Ada

beberapa disain organisasi yang dewasa ini diterapkan yaitu antara

lain model organisasi birokrasi, model organisasi lini dan staf, serta

model organisasi matriks.

Model organisasi birokrasi menurut Weber (1947) merupakan suatu

sistem yang terorganisasikan dengan baik, yang mampu bekerja

secara efektif bagaikan mesin produksi, serta mampu mencapai

tujuan-tujuan yang telah ditetapkan secara efisien. Model organisasi

birokrasi ini menurut Weber mempunyai beberapa karakteristik

berikut:

- Setiap pekerjaan dalam organisasi dibagi habis menurut pola

spesialisasi;

- Setiap pelaksanaan pekerjaan didasarkan pada norma-norma dan

aturan-aturan tertentu;

- Setiap orang dalam organisasi hanya bertanggung jawab kepada

satu orang dan hanya satu orang atasan;

- Hubungan kerja dalam organisasi bersifat impersonal melainkan

bersifat formal;

- Sistem penghargaan dan promosi bagi anggota organisasi

dilakukan berdasarkan profesionalisme, merit dan ketrampilan

kerja yang tinggi.

Adapun yang dimaksud dengan model organisasi lini dan staf adalah

yaitu bahwa dalam suatu organisasi berdasarkan fungsinya akan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

43

Page 44: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

terdiri dari dua bagian besar yaitu unit organisasi lini atau operasional

dan unit penunjang. Unit organisasi lini adalah unit-unit organisasi

yang berfungsi sebagai pelaksana pekerjaan teknis pencapaian

tujuan organisasi. Unit organisasi ini lebih berorientasi pada fungsi

eksternal yakni melayani atau menghasilkan barang dan jasa bagi

pihak di luar organisasi atau masyarakat.

Sedangkan unit penunjang merupakan unit kerja yang berfungsi

untuk memberikan dukungan dan layanan intern yang diperlukan oleh

unit lini. Unit ini lebih berorientasi pada fungsi internal yakni melayani

pihak-pihak internal organisasi.

Dengan demikian dalam organisasi pemerintah dapat dibedakan

antara perangkat pemerintah yang berfungsi operasional yang

menghasilkan barang dan jasa publik, serta perangkat pemerintah

yang berfungsi sebagai penunjang yang hanya melayani kebutuhan

intern atau kepentingan pimpinan organisasi dalam perumusan

kebijakan, perencanaan, pengkajian, pengawasan, dan lain

sebagainya.

Model organisasi yang lainnya adalah model organisasi matriks yaitu

unit organisasi yang dibentuk di luar struktur yang sudah ada, akan

tetapi mencakup fungsi-fungsi yang kurang lebih sama dengan

orang-orang yang diambil dan berasal dari unit-unit organisasi yang

ada. Manfaat dari penyusunan organisasi model matriks ini antara

lain sebagai berikut:

- Efisiensi penggunaan sumber-sumber dibandingkan jika dilakukan

oleh unit organisasi reguler;

- Memiliki keluwesan atau fleksibilitas yang tinggi dalam kondisi dan

situasi yang selalu berubah dan tidak menentu;

- Memberikan jaminan kemampuan teknis yang tinggi dan lebih

baik dari pada jika dilakukan oleh unit organisasi reguler, karena

sifat spesialisasinya yang tinggi pula;

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

44

Page 45: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Untuk organisasi matriks yang bersifat adhoc dan berjangka

waktu pendek atau menengah, dapat membebaskan pimpinan

organisasi dari beban perencanaan jangka panjang;

- Sumber daya manusia dalam organisasi matriks biasanya

memiliki komitmen yang tinggi dan memiliki motivasi kerja dan

produktivitas yang tinggi pula;

- Dengan pola spesialisasi kerja yang membentuk organisasi

matriks, biasanya orang yang diperbantukan atau dipekerjakan di

unit organisasi matriks memperoleh insentif berupa peningkatan

kemampuan teknis dan kompetensi, di luar apa yang secara rutin

dilakukannya dalam organisasi reguler.

Kemudian dalam penyusunan organisasi pemerintahan di dalamnya

tercakup pula aspek struktur organisasi. Menurut Henry Mintzberg

(1985) struktur organisasi merupakan sistem formal dari peraturan-

peraturan, tugas dan hubungan kewenangan yang mengatur

bagaimana orang bekerjasama dan menggunakan sumber daya yang

ada untuk mencapai tujuan organisasi. Selanjutnya Henry Mintzberg

(1979) membagi lima fungsi dasar dalam struktur organisasi. Kelima

fungsi dasar tersebut adalah sebagai berikut:

- The strategic apex yaitu fungsi yang dilaksanakan oleh pimpinan

atau manajer tingkat puncak yang diberi tanggung jawab terhadap

organisasi tersebut. Dalam struktur organisasi kepemerintahan

secara keseluruhan maka yang berfungsi dalam strategic apex

adalah Presiden sebagai Kepala Pemerintahan.

- The operating core yakni fungsi untuk melaksanakan secara

langsung tugas pokok organisasi. Dalam konteks penyusunan

organisasi kepemerintahan di Indonesia fungsi ini dapat

dilaksanakan oleh Departemen atau Lembaga Pemerintah Bukan

Kementrian Negara (LPKBN) yang melaksanakan urusan tertentu.

- The middle line, yaitu organisasi yang berfungsi sebagai untuk

mengkoordinasikan antara strategic apex dengan operating core.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

45

Page 46: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Dalam konteks kepemerintahan ini fungsi ini dapat dilaksanakan

oleh Kantor Menteri Negara dan Kantor Menteri Koordinator.

- The technostructure adalah unit organisasi yang melaksanakan

fungsi untuk merumuskan, membuat standarisasi atau kebijakan

tertentu yang harus dilaksanakan oleh setiap unit organisasi

sesuai dengan bidangnya. Dalam konteks ini, Kantor Menteri

Negara dan Kantor Menteri Koordinator dalam melaksanakan

fungsi the technostructure.

- The support staff adalah unit organisasi yang melaksanakan

fungsi yang bersifat dukungan terhadap unit-unit organisasi

lainnya untuk mencapaian tujuan organisasi. Dalam konteks

organisasi kepemerintahan kita, fungsi ini dapat dilakukan oleh

Lembaga Pemerintah Bukan Kementrian Negara.

Dengan demikian tipe lembaga pemerintah berdasarkan fungsi-fungsi

tersebut dapat dibagi menjadi empat jenis lembaga yaitu sebagai

berikut:

1) Departemen yaitu organisasi pemerintah yang berfungsi untuk

menyelenggarakan langsung pelayanan kepada publik dan

menghasilkan kebijakan yang bersifat mengikat publik. Organisasi

ini adalah pelaksana pemerintahan yang dipimpin oleh menteri

negara dan berada di bawah serta bertanggung jawab langsung

kepada Presiden.

2) Kantor Menteri Negara yaitu unit organisasi pemerintahan yang

berfungsi dalam membantu Presiden dalam merumuskan

kebijakan dan koordinasi di bidang tertentu dalam kegiatan

pemerintahan negara. Organisasi ini berfungsi sebagai pembantu

Presiden yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada

Presiden. Organisasi Kantor Menteri Negara menyelenggarakan

urusan pemerintahan yang tidak langsung memberikan pelayanan

kepada publik dengan demikian kebijakannya pun hanya

mengikat institusi tertentu.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

46

Page 47: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

3) Kantor Menteri Negara Koordinator yaitu organisasi pemerintahan

yang melaksanakan fungsi sebagai Middle Line dan sebagai

Technostructure. Sebagai organisasi yang melaksanakan fungsi

Middle Line maka organisasi ini berkedudukan sebagai pembantu

Presiden dan berada di bawah serta bertanggung jawab kepada

Presiden. Organisasi ini mempunyai tugas dalam membantu

Presiden untuk mengkoordinasikan dan menyinkronkan

penyiapan dan penyusunan kebijakan termasuk pelaksanaan di

bidang tertentu.

Adapun sebagai fungsi technostructure, sama halnya dengan

organisasi Kantor Menteri Negara, maka organisasi ini pun tidak

menyelenggarakan pemberian pelayanan kepada masyarakat

secara langsung sehingga kebijakannya pun hanya mengikat

institusi tertentu.

4) Lembaga Pemerintah Bukan Kementerian Negara atau Lembaga

Pemerintah Non Departemen, yaitu Lembaga pemerintah yang

dibentuk untuk melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari

Presiden sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku. Kedudukan organisasi ini adalah berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden.

Lembaga-lembaga kepemerintahan ini dapat berfungsi sebagai

Supporting Staf, Technostructure dan atau Operating Core.

e. Perbandingan Struktur Organisasi Pemerintahan dari Beberapa

Negara Dalam penyusunan struktur organisasi pemerintahan kiranya perlu

pula dipertimbangkan pengalaman di beberapa negara, khususnya

negara-negara maju. Dalam hal ini akan diuraikan struktur organisasi

pemerintahan di dua negara maju yakni Amerika Serikat dan Jepang.

1) Organisasi Pemerintahan di Amerika Serikat

Pada dasarnya organisasi pemerintah di Amerika Serikat dibagi

menjadi dua bagian yaitu:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

47

Page 48: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

a. Executive Branch (lingkungan eksekutif), yang terdiri dari:

1. The President of United States;

2. The Vice President of United States;

3. Executive Office of The President, yang terdiri dari:

- The White House Office;

- Office of The Vice President of United States;

- Council of Economic Advisers;

- Council on Evironment Quality;

- National Security Council;

- Office of Administration;

- Office of Management and Budget;

- Office of National Drug Council Policy;

- Office of Policy Development;

- Office of Science and Technology Policy

- Office of The United State Trade Representative.

b. Executive Agencies Departements, yang terdiri dari:

1. Department of Agriculture;

2. Department of Commerce;

3. Department of Defense;

4. Department of the Air Force;

5. Department of the Army;

6. Department of the Navy;

7. Defense Agencies;

8. Joint Service Schools;

9. Department of Educations;

10. Department of Energy;

11. Department of Health and Human Services;

12. Department of Housing and Urban Development

13. Department of Interior;

14. Department of Justice;

15. Department of Labor;

16. Department of State;

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

48

Page 49: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

17. Department of Transportation;

18. Department of Treasury;

19. Department of Veteran Affairs.

2) Organisasi Pemerintahan di Jepang

Adapun organisasi kepemerintahan di negara Jepang terdiri

dari:

a. Kementrian, yang terdiri dari:

1. Ministry of Public Management, Home Affairs, Post and

Telecomunication

2. Ministry of Justice

3. Ministry of Foreign Affairs;

4. Ministry of Finance

5. Ministry of Education, Culture, Sports, Science and

Technology;

6. Ministry of Health, Labour and Welfare;

7. Ministry ofAgriculture, Trade and Industries;

8. Ministry of Land, Infrastructure and Transports;

9. Ministry of Environment.

b. Sekretariat Kabinet, yang terdiri dari:

1. Cabinet Counsellor’s Office

2. The Cabinet Councillor’s Office on Internal Affairs

3. The Cabinet Councillor’s Office on External Affairs

4. The Cabinet Office for National Security Affairs and

Crisis Management;

5. The Cabinet Public Relations;

6. The Cabinet Information Research Office

c. Kantor Kabinet, yang terdiri dari:

1. Ministers for Special Missions, yang terdiri dari:

a) For Okinawa and Northern Policies;

b) The Function of The Financial Agency;

c) Others

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

49

Page 50: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

2. Council on Economic and Fiscal Policies;

3. Council for Science and Technology Policies;

4. Council of Central Disaster Prevention;

5. Council for Gender Equality

d. Komisi Keamanan Publik Nasional (National Public Safety

Commision/Kepolisian)

e. Lembaga Keamanan (defence agency)

f. Perbandingan Struktur Organisasi Pemerintahan Di Beberapa Periode di Indonesia Bentuk dan susunan organisasi pemerintahan di Indonesia selama

periode kepemerintahan mengalami beberapa kali perubahan.

Perubahan organisasi kepemerintahan di Indonesia sejalan dengan

perubahan kondisi sosial politik yang terjadi.

Sejarah memperlihatkan bahwa struktur kabinet sejak masa Kabinet

Presidensiel pertama hingga Kabinet Parlementer menurut UUD

1945 dan UUD 1950 bentuknya sangat sederhana. Pada masa itu

kabinet hanya terdiri dari Kementrian yang dipimpin oleh Menteri

yang mempunyai portofolio dan Menteri Negara yang zonder

portofolio. Jumlah seluruh kementrian tersebut adalah sebanyak 20

kementrian dan masing-masing kementrian dipimpin oleh seorang

menteri. Kementrian Negara yang tidak mempunyai portofolio yang

menangani sesuatu urusan tertentu yang belum tertampung dalam

kementrian disebut dengan Kementrian Negara dan dipimpin oleh

seorang Menteri Negara. Pada masa ini dalam kabinet dibentuk

jabatan Wakil Perdana Menteri dan Jabatan Menteri Muda

diperbantukan di beberapa menteri yang memimpin departemen.

Misalnya Menteri Muda Pertanian yang diperbantukan di Menteri

Pertanian.

Kemudian pada pada masa Demokrasi Terpimpin dibentuk kabinet

dengan nama Kabinet Kerja. Pada masa ini susunan kabinet makin

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

50

Page 51: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

bertambah dengan sebutan yang makin berkembang. Susunan

dalam kabinet yang berlaku pada masa ini antara lain:

- Menteri-menteri Kabinet Inti

- Menteri-menteri Ex-Oficio bukan kabinet tapi bisa menghadiri

sidang kabinet yang dipegang oleh semua Kepala Staf Angkatan,

Jaksa Agung, Wakil Ketua DPA dan Ketua Dewan Perancang

Nasional

- Menteri Muda untuk 8 bidang antara lain Bidang Keamanan,

Keuangan dan Bidang Sosial-Kultural.

Perkembangan kabinet selanjutnya memperlihatkan perkembangan

sebagai berikut:

- Terdapat jabatan Menteri Pertama dan Wakil Menteri Pertama

- Perdana Menteri dipegang oleh Presiden Panglima Angkatan

Peran Sukarno

- Terdapat jabatan Menteri Koordinator Kompartemen

- Jabatan Menteri Muda dihilangkan

- Dimasukkannya semua pimpinan Lembaga Tertinggi dan Tinggi

Negara dalam posisi sebagai Menteri.

Kemudian sampai dengan tahun 1966 yakni menjelang kejatuhan

Presiden Sukarno dibentuk susunan kabinet dengan nama Kabinet

Dwikora. Gambaran susunan Kabinet Dwikora ini adalah sebagai

berikut:

- Terdapat sebutan Presidium yang terdiri dari Wakil Perdana

Menteri pertama sampai ketiga;

- Terdapat jabatan Menteri yang diperbantukan pada Presidium

- Jabatan Menteri Koordinator yang memimpin kompartemen

- Dihidupkannya lagi jabatan Menteri Negara khusus bagi Menteri

Negara yang diperbantukan sebagai penasehat Presiden

- Pimpinan Lembaga Tertinggi dan Tinggi Negara diberi jabatan

sebagai Menteri Koordinator

- Terdapat jabatan Deputi Menteri yang berjumlah sekitar 28 Deputi

Menteri

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

51

Page 52: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

- Mulai diperkenalkannya sebutan Departemen

Selanjutnya pada periode pemerintahan Orde Baru dengan

berlakunya Demokrasi Pancasila bentuk dan susunan kabinet sudah

barang tentu mengalami perubahan baik dalam bentuk maupun

jumlahnya. Pada awal periode ini dikenal dengan sebutan Kabinet

Ampera. Selama periode ini istilah Kementerian sudah mulai diganti

dengan sebutan Departemen. Disamping itu terdapat pula sebutan

Presidium dan Pimpinan Kabinet serta digunakannya lagi istilah

Menteri Negara untuk jabatan Menteri anggota kabinet.

Nama kabinet selanjutnya diubah menjadi Kabinet Pembangunan I,

dimana jabatan Menteri Negara dipergunakan lagi untuk jabatan

menteri yang membantu Presiden pada bidang-bidang tertentu.

Sadangkan pada Kabinet Pembangunan III sebutan dan jabatan

Menteri Muda mulai digunakan kembali. Sampai dengan berakhirnya

masa kepemimpinan Presiden Suharto jabatan Menteri Muda ini tidak

sama dengan jabatan Menteri Muda baik pada masa berlakunya

UUD 1945 pertama maupun masa UUD 1945 di masa demokrasi

terpimpin.

Kemudian perubahan lembaga pemerintahan perubahan terus

berlanjut hingga era dewasa ini. Perubahan dalam susunan

organisasi kepemerintahan selain dipengaruhi oleh situasi politik

pada saat itu, juga dipengaruhi antara lain oleh pola kepemimpinan

serta kebijakan-kebijakan yang ditetapkan.

Perubahan susunan kabinet sangat menyolok terutama sejak periode

Pembangunan VII hingga sekarang. Pada periode tersebut kita

mengenal empat nama kabinet yaitu Kabinet Pembangunan, Kabinet

Reformasi, Kabinet Persatuan Nasional dan Kabinet Gotong Royong.

Sebagaimana kita ketahui bahwa pada masa Kabinet Pembangunan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan sangat relatif

stabil hal ini dapat dilihat dari kurangnya pergantian kepemimpinan

dalam kementrian.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

52

Page 53: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Adapun selama periode Kabinet Reformasi tidak terjadi pergantian

susunan dalam kabinet mengingat masa kerja kabinet ini kurang lebih

satu tahun karena pergantian presiden pada masa itu pun sifatnya

hanya sementara.

Kemudian pada periode Kabinet Persatuan Nasional, semangat

reformasi di berbagai aspek kehidupan mempengaruhi bidang

penataan kelembagaan pemerintah. Karena itu tidak heran pada

masa ini sering terjadi pergantian kementrian. Pada masa Presiden

Abdurrachman Wahid ini terjadi penghapusan beberapa kementrian

yang tidak hanya dari aspek organisasinya saja tapi juga fungsinya.

Selanjutnya pada periode Kabinet Gotong Royong sekarang ini

susunan kementerian relatif stabil dalam arti belum terjadi pergantian

menteri. Hal ini mengindikasikan bahwa pelaksanaan

penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan pada masa

Presiden Megawati relatif stabil.

Adapun perbandingan dan perbedaan susunan kabinet tersebut

dapat digambarkan sebagai berikut:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

53

Page 54: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

K A B I N E T

PEMBANGUNAN VII REFORMASI PERSATUAN NASIONAL

GOTONG ROYONG

1. Menteri Dalam Negeri

2. Menteri Luar Negeri

3. Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima ABRI

4. Menteri Kehakiman

5. Menteri Penerangan/ Kepala Badan Pembina Pendidikan Pelaksanaan P4

6. Menteri Keuangan

7. Menteri Perindustrian/ Perdagangan

8. Menteri Pertanian 9. Menteri

Kehutanan & Perkebunan

10. Menteri Pertambahan & Energi

11. Menteri Pekerjaan Umum

12. Menteri Perhubungan

13. Menteri Koperasi & Pengusaha Kecil

15. Menteri Tenaga Kerja

16. Menteri Transmigrasi & Pemukiman Perambah Hutan

17. Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya

18. Menteri Pendidikan & Kebudayaan

19. Menteri Kesehatan

20. Menteri Agama 21. Menteri Sosial

1. Menteri Dalam Negeri

2. Menteri Luar Negeri

3. Menteri Pertahanan Keamanan/ Panglima ABRI

4. Menteri Kehakiman

5. Menteri Penerangan

6. Menteri Keuangan

7. Menteri Perindustrian/ Perdagangan

8. Menteri Pertanian 9. Menteri

Pertambahan & Energi

10. Menteri Kehutanan & Perkebunan

11. Menteri Pekerjaan Umum

12. Menteri Perhubungan

13. Menteri Pariwisata, Seni dan Budaya

14. Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil & Menengah

15. Menteri Tenaga Kerja

16. Menteri Transmigrasi & Pemukiman Perambah Hutan

17. Menteri Kesehatan

18. Menteri Pendidikan & Kebudayaan

19. Menteri Agama 20. Menteri Sosial 21. Meneg Sekretaris

Negara

1. Menko Bidang Politik & Keamanan

2. Menko Bidang Ekonomi & Keuangan

3. Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat & Pengentasan Kemiskinan

4. Menteri Dalam Negeri

5. Menteri Luar Negeri

6. Menteri Pertahanan Keamanan

7. Menteri Hukum & Perundang-undangan

8. Menteri Keuangan

9. Menteri Pertambangan & Energi

10. Menteri Perindustrian & Perdagangan

11. Menteri Pertanian 12. Menteri

Kehutanan & Perkebunan

13. Menteri Perhubungan

14. Menteri Eskplorasi Laut

15. Menteri Tenaga Kerja

16. Menteri Kesehatan

17. Menteri Pendidikan Nasional

18. Menteri Agama 19. Menteri

Pemukiman & Pengembangan Wilayah

20. Meneg Riset & Teknologi

1. Menko Bidang Politik & Keamanan

2. Menko Bidang Ekonomi

3. Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat

4. Menteri Dalam Negeri

5. Menteri Luar Negeri

6. Menteri Pertahanan

7. Menteri Kehakiman & HAM

8. Menteri Keuangan 9. Menteri Energi &

SDM 10. Menteri

Perindustrian & Perdagangan

11. Menteri Pertanian 12. Menteri

Kehutanan 13. Menteri

Perhubungan 14. Menteri Kelautan

& Perikanan 15. Menteri Tenaga

Kerja & Transmigrasi

16. Menteri Pemukiman & Prasarana Wilayah

17. Menteri Kesehatan

18. Menteri Pendidikan Nasional

19. Menteri Sosial 20. Menteri Agama 21. Meneg

Kebudayaan & Pariwisata

22. Meneg Riset & Teknologi

23. Meneg Koperasi & UKM

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

54

Page 55: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

K A B I N E T PEMBANGUNAN VII REFORMASI PERSATUAN

NASIONAL GOTONG ROYONG

22. Menko Bidang Polkam

23. Menko Bidang Ekonomi, Keuangan dan Industri/ Kepala BAPPENAS

24. Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat & Pengentasan Kemiskinan/ Kepala BKKBN

25. Menko Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur

26. Meneg Sekretaris Negara

27. Meneg Riset dan Teknologi/ Ketua BPPT

28. Meneg Perumahan Rakyat & Pemukiman

29. Meneg Pemuda & Olah Raga

30. Meneg Peranan Wanita

31. Meneg Pangan, Holtikultura & Obat-obatan

32. Meneg Investasi / Ketua BKPM

33. Meneg Agraria/ Kepala BPN

34. Meneg Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

35. Meneg Pendayagunaan BUMN

22. Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

23. Meneg Riset dan Teknologi/ Kepala BPPT

24. Meneg Pendayagunaan BUMN/ Kepala Badan Pengelola BUMN

25. Meneg Pangan, & Holtikultura

26. Meneg Kependudukan/ Kepala BKKBN

27. Meneg Investasi / Ketua BKPM

28. Meneg Agraria/ Kepala BPN

29. Meneg Perumahan & Pemukiman

30. Meneg Lingkungan Hidup/ Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan

31. Meneg Peranan Wanita

32. Meneg Pemuda & Olah Raga

33. Menko Bidang Polkam

34. Menko Bidang Ekuin

35. Menko Bidang Pengawasan Pembangunan dan Pendayagunaan Aparatur

36. Menko Bidang Kesejahteraan Rakyat & Pengentasan Kemiskinan

21. Meneg Koperasi & Pengusaha Kecil Menengah

22. Meneg Lingkungan Hidup

23. Meneg Otonomi Daerah

24. Meneg Pariwisata & Kesenian

25. Meneg Penanaman Modal & Pembinaan BUMN

26. Meneg Pemuda & Olah Raga

27. Meneg Pekerjaan Umum

28. Meneg Pemberdayaan Perempuan

29. Meneg Urusan Hak Asasi Manusia

30. Meneg Transmigrasi & Kependudukan

31. Meneg Pendayagunaan Aparatur Negara

32. Meneg Masalah-masalah Kemasyarakatan

33. Jaksa Agung 34. Panglima TNI 35. Sekretaris Negara

24. Meneg Lingkungan Hidup

25. Meneg Pemberdayaan Perempuan

26. Meneg Pendayagunaan Aparatur

27. Meneg Percepatan Pembangunan KTI

28. Meneg Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala BAPPENAS

29. Meneg BUMN 30. Meneg

Komunikasi & Informasi

31. Sekretaris Negara/ Kabinet

32. Jaksa Agung 33. Panglima TNI 34. Kabakin

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

55

Page 56: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Berdasarkan tabel tersebut maka komposisi dan jumlah Menteri dari

keempat Kabinet tersebut dapat digambarkan pada tabel berikut:

NO NAMA KABINET KOMPOSISI MENTERI JUMLAH TOTAL Menko 4 Menteri 20 Menteri Muda -

1. Pembangunan VII

Menteri Negara 10

34

Menko 4 Menteri 20 Menteri Muda -

2. Reformasi

Menteri Negara 12

36

Menko 3 Menteri 16 Menteri Muda -

3. Persatuan Nasional

Menteri Negara 13

32

Menko 3 Menteri 17 Menteri Muda -

4. Gotong Royong

Menteri Negara 10

30

e. Susunan Kementerian Negara dan Lembaga Pemerintah Bukan Kementrian Negara yang Diusulkan Berdasarkan uraian-uraian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa

penyusunan Kementeri Negara dan Lembaga Pemerintah Bukan

Kementrian Negara yang baru didasarkan pada pertimbangan

sebagai berikut:

1. Permasalahan yang dihadapi bangsa pasa saat ini

2. Landasan hukum sebagai aspek yuridis yang sampai saat ini

masih berlaku

3. Kajian akademis tentang kelembagaan organisasi pemerintah

4. Studi banding organisasi pemerintahan di beberapa negara

5. Studi banding organisasi pemerintahan pada beberapa periode

6. Otonomi daerah dan perampingan birokrasi yang didasarkan

pada Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang

Pemerintahan Daerah dimana dalam undang-undang tersebut

bahwa kewenangan yang tetap dilaksanakan oleh Pemerintah

Pusat adalah bidang luar negeri, pertahanan dan keamanan,

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

56

Page 57: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

keuangan, bidang hukum, kehakiman dan perundang-undangan

serta bidang agama dan budi pekerti.

Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut serta sesuai

dengan semangat Undang-undang Nomor 22 Tahun 1999 maka

idealnya pada Pemerintahan Pusat hanya dibutuhkan lima

departemen utama yakni:

1) Departemen Pertahanan dan Keamanan

2) Departemen Luar Negeri

3) Departemen Keuangan

4) Departemen Hukum, Kehakiman dan Perundang-undangan

5) Departemen Agama dan Budi Pekerti.

Adapun dasar pertimbangan kebutuhan terhadap lima departemen

tersebut adalah sebagai berikut:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

57

Page 58: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional

1. Pertahanan & Keamanan Pembukaan UUD 1945 Pasal 8 & 10 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7 UU No. 3 Tahun 2002

a. Untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI

b. Kewenangan ini tidak dapat dilimpahkan kepada daerah apabila Presiden/ Wakilnya mangkat, berhenti/diberhentikan, tidak dapat melakukan kewajibannya

c. Untuk menjaga integritas bangsa dari ancaman luar

d. Pelayanan yang diberikan bersifat langsung kepada masyarakat

2. Luar Negeri Pembukaan UUD 1945 Pasal 8 dan 13 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7

a. Untuk menjaga keutuhan wilayah NKRI

b. Untuk mengamankan kepentingan bangsa dan negara terhadap negara lain

c. Mencegah intervensi negara lain dalam urusan dalam negeri

d. Pelayanan langsung kepada masyarakat

e. Kewenangan yang tidak dilimpahkan kepada Daerah

f. Memegang kewenangan bersama dengan Departemen Dalam Negeri dan Departemen Pertahanan Keamanan apabila apabila Presiden/ Wakilnya mangkat, berhenti/diberhentikan, tidak dapat melakukan kewajibannya

3. Keuangan Pasal 23 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7 ayat 1

a. Bersifat strategis untuk mempertahankan NKRI

b. Merupakan kewenangan yang tidak diserahkan kepada daerah

c. Untuk menciptakan keseragaman dalam pelayanan di bidang keuangan

d. Menciptakan mekanisme kontrol manajemen keuangan RI

e. Menciptakan efisiensi

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

58

Page 59: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional 4. Hukum, Kehakiman &

Perundang-undangan Pasal 28 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7 ayat 1

a. Kewenangan pusat yang tidak diserahkan kepada daerah

b. Untuk menciptakan pola keseragaman dalam pelayanan di bidang hukum

c. Untuk mewujudkan penegakkan hukum

d. Semua warga negara mempunyai hak yang sama atas pelayanan keadilan

e. Kewenangan penuh negara dalam bidang imigrasi dan naturalisasi

f. Pelayanan langsung diberikan kepada masyarakat

5. Agama & Budi Pekerti Pembukaan UUD 1945 Pasal 29 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999 UU No. 17 Tahun 1999

a. Merupakan bidang yang strategis untuk mempertahankan keuntuhan wilayah NKRI

b. Merupakan kewenangan pusat yang tidak diserahkan kepada Daerah

c. Diperlukan kebijakan nasional umtuk memelihara kerukunan hidup beragama

d. Melindungi masyarakat dari provokasi akibat SARA

e. Pelayanan langsung kepada masyarakat

Di samping itu dibutuhkan pula suatu kementrian negara atau

departemen yang strategis dalam rangka menjawab tantangan

lingkungan strategik bangsa. Kementrian negara atau departemen

tersebut adalah:

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

59

Page 60: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

No. Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional 6. Departemen/Kantor Meneg

Dalam Negeri & Otda Pasal dan 18 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

a. Merupakan bidang strategis untuk mempertahankan NKRI

b. Merupakan pelaksana tugas kepresidenan apabila apabila Presiden/ Wakilnya mangkat, berhenti/diberhentikan, tidak dapat melakukan kewajibannya

c. Merupakan kewenangan Pusat yang tidak diserahkan kepada daerah

d. Mempererat dan memelihara kesatuan dan persatuan

e. Memiliki peran yang strategis untuk memelihara stabilitas politik dalam negeri

f. Pelayanan langsung kepada masyarakat

7. Departemen/Kantor Meneg Pendidikan, Kebudayaan & Iptek

Pembukaan UUD 1945 Pasal 31 dan 32 UUD

1945 Pasal 11 UU No. 22

Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2) UU No.

22 Tahun 1999

a. Merupakan bidang strategis untuk mencerdaskan kehidupan bangsa

b. Sistem Pendidikan Nasional memerlukan pola yang seragam

c. Semua warga negara berhak atas pendidikan

d. Perumus kebijaksanaan sistem pendidikan dasar dan menengah secara nasional termasuk kurikulum, standar pendidikan dan tenaga pengajar

e. Bagi pengawasan dan perijinan pendidikan tinggi

f. Untuk pengembangan iptek yang strategis bagi pembangunan bangsa dan masyarakat

g. Membutuhkan sumber pembiayaan dan SDM yang tinggi

h. Pelayanan langsung kepada masyarakat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

60

Page 61: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

No. Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional

8. Departemen/Kantor Meneg Kesehatan & Kesejahteraan Sosial

Pembukaan UUD 1945 Pasal 28 & 34 UUD

1945 Pasal 28 UUD 1945 UU No. 11 Tahun 1999

Ps. 7 ayat (2) UU No. 11 Tahun 1999

Ps. 11 ayat (2)

a. Sebagai perumus kebijakan nasional, standarisasi dan koordinasi perijinan, akreditasi, bimbingan dan pengendalian di bidang pengembangan jaminan pemeliharaan kesehatan masyarakat

b. Diperlukan bagi penetapan standar pelayanan medik

c. Merupakan rujukan pelaksanaan pelayanan kesehatan berskala nasional

d. Perumus kebijakan persyaratan ijin praktek tenaga dokter, Bidan dan tenaga pengobatan tradisional

e. Perumus kebijakan persyaratan pendirian rumah sakit, apotik, Rumah obat dan pengobatan tradisional

f. Perumus kebijakan standarisasi dan pengawasan terhadap obat dan makanan

g. Merupakan bidang strategis yang jangkauan pelayananannya bersifat nasional dan internasional

h. Semua warga mempunyai hak yang sama atas perlindungan dan keselamatan baik fisik maupun nonfisik

i. Pelayanan bersifat langsung kepada masyarakat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

61

Page 62: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

No. Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional

9. Departemen/Kantor Meneg

Pertanian dan Kehutanan Pasal 33 UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2) dan pasal 10 UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 11 ayat (2) PP 25 Tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom

a. Merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya adalah petani

b. Diperlukan bagi standarisasi bioteknologi dan mutu benih Tanaman Pangan & Holtikultura, Peternakan, Perinakan dan Kehutanan

c. Diperlukan Kebijaksanaan nasional penanggulangan penyakit dan hama

d. Diperlukan bagi penetapan akreditasi karantina tanaman pangan & holtikultura, peternakan, perikanan & kehutanan

e. Hutan merupakan kekayaan alam yang mengandung beberapa komoditi yang merupakan kekuasaan negara dan dipergunakan untuk hajat hidup orang banyak

f. Perlu kebijakan nasional untuk pengaturan, penetapan, pelaksanaan konservasi, ekploitasi kehutanan serta pengamanan hutan

g. Tingginya ketergantungan Pemerintah Kabupaten terhadap Pemerintah Provinsi dan Pusat yang berkaitan dengan program, anggaran dan SDM dalam pelaksanaan kewenangan bidang kehutanan

h. Pelayanan langsung kepada masyarakat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

62

Page 63: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

No. Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional

10. Departemen/Kantor Meneg

Transportasi, Komunikasi & Informasi

Pasal 28 F UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7 ayat (2) PP 25 Tahun 2000

tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom

a. Karakteristik geografis Indonesia yang merupakan negara kepulauan

b. Tingginya mobilitas penduduk

c. Diperlukan kebijakan nasional dalam pengembangan dan pemanfaatan teknologi informasi

d. Diperlukan perijinan penggunaan frekuensi skala tertentu

e. Pelaksanaan pengawasan penggunaan frekuensi

f. Pengembangan dan pelaksanaan e-government skala nasional

g. Penyebarluasan kebijakan pemerintah kepada masyarakat

h. Setiap warga negara mempunyai hak untuk memperoleh informasi

i. Pelayanan langsung kepada masyarakat

11. Departemen/Kantor Meneg Bidang Energi & Sumber Daya Mineral

Pembukaan UUD 1945 Pasal 33 UUD 1945 UU No 22 tahun 2001

tentang Minyak & Gas Bumi

a. Merupakan bidang strategis untuk pemanfaatan sumber daya alam dan pemeliharaannya

b. Sumber alam dipergunakan untuk hajat hidup orang banyak sehingga tidak diserahkan kepada daerah

c. Diperlukan kebijakan nasional dalam pelaksanaan pengawasan dan pengaturan eksploitasi sumber energi dan sumber daya mineral

d. Pelayanan langsung kepada masyarakat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

63

Page 64: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

No. Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional

12. Departemen/Kantor Meneg

Bidang Perindustrian, Pariwisata & Perdagangan Internasional

Pasal 31, 32 & 33 UUD 1945 UU No 22/1999 Pasal 7

ayat (2) PP 25 Tahun 2000

tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Provinsi sebagai daerah otonom

a. Diperlukan kebijakan nasional dalam bidang industri, investasi & pengembangan pariwisata

b. Diperlukan institusi pengatur pemberian ijin industri strategis, penetapan standar dan akreditasi mutu barang

c. Pariwisata merupakan industri penyumbang devisi negara

d. Pelayanan langsung kepada masyarakat

13. Departemen/Kantor Meneg Bidang Pekerjaan Umum & Lingkungan Hidup

Pasal 28 dan 33 UUD 1945 UU No. 22/1999 Pasal 7

ayat (2), Pasal 11 ayat (2)

a. Diperlukan institusi yang mengatur penyediaan dan pemeliharaan sarana prasarana umum yang bersifat lintas propinsi

b. Diperlukan institusi yang mengatur dan mengendalikan konservasi alam secara nasional

c. Salah satu perhatian dunia internasional untuk menjaga lingkungan hidup dunia

d. Pelayanan langsung kepada masyarakat

15. Departemen/Kantor Meneg Bidang Kelautan & Perikanan

Pasal 33 Tahun 1945 UU No 22/1999 Pasal 7

ayat (2) dan Pasal 10 PP No. 25 tahun 2000

tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai Daerah Otonom

a. a. Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki potensi sumber daya laut dan perikanan yang sangat besar

b. Diperlukan institusi yang mengatur, menetapkan dan melaksanaan konservasi serta eksploitasi kelautan dan pengamanan wilayah laut

c. Pelayanan bersifat langsung kepada masyarakat

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

64

Page 65: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

No. Nama Departemen Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional 16. Departemen/Kantor Meneg

Bidang Investasi, Ketenagakerjaan & Penanggulangan Pengangguran

Pasal 27 UUD 1945 UU No 22/1999 Pasal 7

ayat (2) dan Pasal 11 ayat (2)

a. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk terbesar di dunia sehingga angkatan kerja pun dan tingkat pengangguran yang tinggi

b. Diperlukan institusi yang mengatur dan merumuskan kebijakan tentang tenaga kerja antar negara, penempatan tenaga kerja di luar negeri, perijinan jasa tenaga kerja asing

c. Diperlukan institusi yang merumuskan kebijakan standarisasi pelatihan tenaga kerja

d. Tingginya permasalahan dalam bidang TKI yang dikirim ke luar negeri

e. Pelayanan langsung kepada masyarakat

14. Departemen/Kantor Meneg Bidang Perekonomian Rakyat & Pemberdayaan Masyarakat

Pasal 27, 33 dan 34 UUD 1945

a. Diperlukan institusi untuk kelangsunsungan perekonomian rakyat dan pemberdayaan rakyat

b. Diperlukan institusi pelaksana dan pembina kemandirian rakyat

c. Pelayanan bersifat langsung

17. Departemen/Kantor Meneg Bidang Pengawasan & Pemberdayaan Aparatur Negara

UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2)

a. Diperlukan institusi yang melaksanakan tugas pengendalian dan pengawasan pembangunan secara nasional

b. Diperlkan instituasi pemberdayaan aparatur negara sebagai pelaksana tugas pemerintahan dan pembangunan

c. Sebagai institusi yang mengatur dan menetapkan pola pengawasan yang seragam

d. Melaksanakan pengawasan terhadap lembaga eksekutif dan mengevaluasi kegiatan

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

65

Page 66: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

Adapun lembaga pemerintah bukan kementrian negara yang

diperlukan dalam rangka menjawab tantangan lingkungan strategik

bangsa antara lain sebagai berikut:

No. Nama Kelembagaan Pertimbangan Yuridis Pertimbangan Rasional 1. Administrasi Negara UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7 ayat (2) a. Diperlukan institusi yang

merumuskan kebijakan sistem administrasi negara

b. Diperlukan dalam usaha mewujudkan good governance

c. Diperlukan institusi yang independen dalam pengawasan pelaksanaan administrasi negara

d. Merupakan bidang yang tidak diserahkan kepada daerah

2. Kepegawaian Negara UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2)

a. Bidang yang tidak diserahkan kepada daerah

b. Pendukung dalam bidang kajian kepegawaian dan manajemen kepegawaian negara

c. Diperlukan institusi yang mengendalikan manajemen kepegawaian secara nasional

3. Perpustakaan dan Arsip Nasional

UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2)

a. Merupakan unsur penunjang dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan eksistensi negara

b. Bidang yang secara khusus perlu ditangani oleh suatu institusi tersendiri

c. Output tugasnya diperlukan dalam penentuan pengambilan keputusan serta sejarah bangsa

d. Pelaksana administrasi ketatausahaan

4. Perencanaan Nasional UUD 1945 UU No. 22 Tahun 1999

Pasal 7 ayat (2)

a. Diperlukan institusi yang merumuskan kebijakan perencanaan nasional dan pengendalian pembangunan nasional

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

66

Page 67: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

b. Diperlukan untuk menentukan prioritas pembangunan dan pengendalian pembangunan nasional

c. Unsur penunjang dalam bidang perencanaan sebagai pelaksaan prinsip manajemen

5. Statistik UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2)

a. Untuk pengaturan statistik dasar

b. Pelayanan yang berskala nasional dan internasional

c. Sebagai data pendukung yang berskala nasional

d. Pelayanan yang relatif seragam

e. Sebagai penunjang pelaksanaan fungsi planning dan evaluasi

6. Standarisasi Nasional UU No. 22 Tahun 1999 Pasal 7 ayat (2)

Sebagai unsur penunjang dalam rangka mengambangkan standar-standa tertentu yang berskala nasional

7. Tenaga Nuklir UU No. 22 Tahun 1999 a. Merupakan bidang yang memerlukan penanganan khusus

b. Diperlukan penanganan khusus dalam pencegahan radiasi

c. Merupakan salah satu sumber energi bumi yang perlu dikembangkan

d. Merupakan institusi dalam bidang pengembangan dan pengawasan nuklir

e. Dampak kegiatan bidang ini sangat beresiko tinggi sehingga perlu pengelolaan tersendiri

8. Intelejen dan Sandi Negara UUD 1945 a. Institusi Pemerintah yang bertugas dalam mempertahankan dan memelihara identitas serta integritas bangsa dan negara

b. Diperlukan sebagai pendukungan bidang pertahanan dan keamanan

c. Diperlukan teknologi canggih dan SDM yang

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

67

Page 68: Beberapa Pemikiran Mewujudkan Good Governance (Karhi Nisjar)

berkualifikasi tinggi d. Kebutuhan strategis

internasional di bidang intelejen negara

e. Operasi pelayanan berskala nasional dan internasional

f. Mengamankan kepentingan bangsa dan negara melalui bahasan sandi

9. Penerbangan Antariksa Nasional

UU No. 22 Tahun 1999 a. Merupakan institusi yang memerlukan penanganan tersendiri

b. Merupakan aset dominan dalam sistem pengembangan penerbangan dan antariksa nasional

c. Institusi dalam pengembangan iptek bidang penerbangan dan antariksa

d. Dampaknya beresiko tinggi sehingga perlu penangananan khusus

10. Meteorologi dan Geofisika UU No. 22 Tahun 1999 a. Bidang yang perlu penangangan khusus

b. Pelaksana pemerintah dalam bidang meteorologi dan geofisika

c. Mempunyai dampak yang beresiko tinggi sehingga perlu penanganan khusus.

Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran 2004-2005 Campus in Compact – Makalah

68