Upload
abdul-rahman-alghazel
View
163
Download
23
Embed Size (px)
Citation preview
Daftar Isi
Keutamaan Bahasa Arab
Pendahuluan
Bahasa Arab Dasar 1: Nahwu Shorof
Bahasa Arab Dasar 2: Al-Harfu (Huruf)
Bahasa Arab Dasar 3: Kalimah
Bahasa Arab Dasar 4: Beda Isim Fi‘il
Bahasa Arab Dasar 5: Ciri-Ciri Fi‘il
Bahasa Arab Dasar 6: Catatan Beda Isim Fi‘il
Bahasa Arab Dasar 7: Idhofah
Bahasa Arab Dasar 8: Jumlah Mufidah
Bahasa Arab Dasar 9: Syibhul Jumlah
Bahasa Arab Dasar 10: Isim Mufrod Dan Mutsanna
Bahasa Arab Dasar 11: Isim Jamak
Bahasa Arab Dasar 12: Ketentuan Jamak
Bahasa Arab Dasar 13: Isim Mudzakkar dan Muannats
Bahasa Arab Dasar 14: Tanda-Tanda Isim Muannats
Bahasa Arab Dasar 15: Isim Ma‘rifat dan Nakirah
Bahasa Arab Dasar 16: Pembagian Isim Ditinjau Dari Sisi Bangunan Akhirnya
Bahasa Arab Dasar 17: Dhomir (Kata Ganti Orang)
Bahasa Arab Dasar 18: Isim Ghoirul Munshorif
Bahasa Arab Dasar 19: Isim Isyaroh dan Isim Maushul
Bahasa Arab Dasar 20: Isim Mu‘rob Dan Isim Mabni
Bahasa Arab Dasar 21: Isim Mabni
Bahasa Arab Dasar 22: Asmaul Khomsah
Bahasa Arab Dasar 23: Ciri-Ciri I‘robnya Isim
Bahasa Arab Dasar 24: Pembagian Fi‘il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya
Bahasa Arab Dasar 25: Tashrif Lughowi Fi‘il Madhi
Bahasa Arab Dasar 26: Tashrif Lughowi Fi‘il Mudhori‘
Bahasa Arab Dasar 27: Tashrif Lughowi Fi‘il Amr
Bahasa Arab Dasar 28: Huruf Mudhoro‘ah
Bahasa Arab Dasar 29: Pembagian Fi‘il Ditinjau Dari Pelakunya
Bahasa Arab Dasar 30: Pembentukan Fi‘il Majhul
Bahasa Arab Dasar 31: Pembagian Fi‘il Di Tinjau Dari Objeknya
Bahasa Arab Dasar 32: Fi‘il Mu‘rob Dan Fi‘il Mabni
Bahasa Arab Dasar 33: Fi‘il Mabni
Bahasa Arab Dasar 34: Pembagian Fi‘il Mudhori‘
Bahasa Arab Dasar 35: Fi‘il Al-Af‘alul Khomsah
Bahasa Arab Dasar 36: Ciri-Ciri I‘rob Fi‘il
Bahasa Arab Dasar 37: Amil-Amil Pada Fi‘il
Bahasa Arab Dasar 38: Adawatul Jazimah
Bahasa Arab Dasar 39: Macam-Macam Laa
Bahasa Arab Dasar 40: Macam-Macam Lam
Bahasa Arab Dasar 41: Marfu‘atul Asma
Bahasa Arab Dasar 42: Fa‘il
Bahasa Arab Dasar 43: Catatan Fa‘il
Bahasa Arab Dasar 44: Macam-Macam Fail
Bahasa Arab Dasar 45: Fa‘il Berbentuk Dhomir Dari Fi‘il Madhi
Bahasa Arab Dasar 46: Fa‘il Berbentuk Dhomir Dari Fi‘il Mudhori
Bahasa Arab Dasar 47: Fa‘il Berbentuk Dhomir Dari Fi‘il Amr
Bahasa Arab Dasar 48: Catatan Macam-Macam Fa‘il
Bahasa Arab Dasar 49: Naibul Fa‘il
Bahasa Arab Dasar 50: Catatan Naibul Fa‘il
Bahasa Arab Dasar 51: Mubtada Khobar
Bahasa Arab Dasar 52: Macam-macam Mubtada
Bahasa Arab Dasar 53: Macam-Macam Khobar
Bahasa Arab Dasar 54: Catatan Mubtada Khobar
Bahasa Arab Dasar 55: Isim Kana Dan Saudari-Saudarinya
Bahasa Arab Dasar 56: Isim Kaana
Bahasa Arab Dasar 57: Saudari-Saudari Kaana
Bahasa Arab Dasar 58: Khobar Kaana
Bahasa Arab Dasar 59: Catatan Kaana
Bahasa Arab Dasar 60: Khobar Inna Dan Saudari-Saudarinya
Bahasa Arab Dasar 61: Saudari-Saudari Inna
Bahasa Arab Dasar 62: Tashrif Inna Bersama Dhomirnya
Bahasa Arab Dasar 63: Macam-Macam Isim Inna
Bahasa Arab Dasar 64: Pembagian Khobar Inna
Bahasa Arab Dasar 65: Catatan Khobar Inna
Bahasa Arab Dasar 66: Tabi‘ Dan Tawabi‘
Bahasa Arab Dasar 67: Na‘at Man‘ut
Bahasa Arab Dasar 68: Faidah Tambahan Na‘at Man‘ut
Bahasa Arab Dasar 69: ‗Athaf Ma‘thuf
Bahasa Arab Dasar 70: Macam-Macam Huruf ‗Athaf
Bahasa Arab Dasar 71: Taukid
Bahasa Arab Dasar 72: Lafazh-Lafazh Taukid
Bahasa Arab Dasar 73: Faidah Tambahan Taukid
Bahasa Arab Dasar 74: Badal
Bahasa Arab Dasar 75: Macam-Macam Badal
Bahasa Arab Dasar 76: Catatan Badal
Bahasa Arab Dasar 77: Catatan Khusus Badal
Bahasa Arab Dasar 78: Manshubatul Asma – Maf‘ul Bih
Bahasa Arab Dasar 79: Macam-Macam Maf‘ul Bih
Bahasa Arab Dasar 80: Letak-Letak Maf‘ul Bih Dalam Struktur Kalimat
Bahasa Arab Dasar 81: Catatan Maf‘ul Bih
Bahasa Arab Dasar 82: Maf‘ul Fih (Zhorof)
Bahasa Arab Dasar 83: Macam-Macam Zhorof
Bahasa Arab Dasar 84: Catatan Zhorof
Bahasa Arab Dasar 85: Maf‘ul Liajlih
Bahasa Arab Dasar 86: Maf‘ul Muthlaq
Bahasa Arab Dasar 87: Ketentuan-Ketentuan Maf‘ul Muthlaq
Bahasa Arab Dasar 88: Maf‘ul Ma‘ah
Bahasa Arab Dasar 89: Perbedaan Wau Ma‘iyyah Dan Wau Athaf
Bahasa Arab Dasar 90: Hal
Bahasa Arab Dasar 91: Ketentuan-Ketentuan Hal
Bahasa Arab Dasar 92: Macam-Macam Hal
Bahasa Arab Dasar 93: Faidah Hal
Bahasa Arab Dasar 94: Tamyiz
Bahasa Arab Dasar 95: Macam Mumayyaz: Malfuzh
Bahasa Arab Dasar 96: Mumayyaz Malhuzh
Bahasa Arab Dasar 97: Tamyiz ‗Adad
Bahasa Arab Dasar 98: Hukum ‗Adad Ma‘dud
Bahasa Arab Dasar 99: Rumus Hapal ‗Adad Ma‘dud
Bahasa Arab Dasar 100: Mustatsna
Bahasa Arab Dasar 101: Hukum Mustatsna Dengan Illa
Bahasa Arab Dasar 102: Hukum Mustatsna Dengan Ghoir Dan Siwa
Bahasa Arab Dasar 103: Hukum Mustatsna Dengan Khola, ‗Ada Dan Hasya
Bahasa Arab Dasar 104: Khobar Kana
Bahasa Arab Dasar 105: Isim Inna
Bahasa Arab Dasar 106: Munada
Bahasa Arab Dasar 107: Macam-Macam Munada – Manshub
Bahasa Arab Dasar 108: Macam-Macam Munada – Mabni
Bahasa Arab Dasar 109: Beda Munada Maqshudah Ghoiru Maqshudah
Bahasa Arab Dasar 110: Munada Dengan Alif Lam
Bahasa Arab Dasar 111: Faidah Munada
Bahasa Arab Dasar 112: Tawabi Dari Isim Manshub
Bahasa Arab Dasar 113: Majruratul Asma Huruf Jer
Bahasa Arab Dasar 114: Contoh Penggunaan Huruf Jer
Bahasa Arab Dasar 115: Faidah Isim Majrur Dengan Huruf Jer
Bahasa Arab Dasar 116: Majrur Dengan Idhafah
Bahasa Arab Dasar 117: Macam-Macam Mudhaf Ilaihi
Bahasa Arab Dasar 118: Syarat-Syarat Idhofah
Bahasa Arab Dasar 119: Faidah Idhofah
Bahasa Arab Dasar 120: Tawabi‘ Lil Majrur Dan Penutup
Keutamaan Bahasa Arab
Author: Badar Online | Posted: 13-09-2008 | Category: Artikel
Tidak perlu diragukan lagi, memang sepantasnya seorang muslim mencintai bahasa Arab dan
berusaha menguasainya. Allah telah menjadikan bahasa Arab sebagai bahasa Al-Qur‘an
karena bahasa Arab adalah bahasa yang terbaik yang pernah ada sebagaimana firman Allah
ta‟ala:
صؼم د١ج ؼى آج ػ ج ل إج أ
“Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kamu
memahaminya.”
Ibnu katsir berkata ketika menafsirkan surat Yusuf ayat 2 di atas: “Yang demikian itu (bahwa
Al -Qur‟an diturunkan dalam bahasa Arab) karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling
fasih, jelas, luas, dan maknanya lebih mengena lagi cocok untuk jiwa manusia. Oleh karena
itu kitab yang paling mulia (yaitu Al-Qur‟an) diturunkan kepada rosul yang paling mulia
(yaitu: Rosulullah), dengan bahasa yang termulia (yaitu Bahasa Arab), melalui perantara
malaikat yang paling mulia (yaitu malaikat Jibril), ditambah kitab inipun diturunkan pada
dataran yang paling mulia diatas muka bumi (yaitu tanah Arab), serta awal turunnya pun
pada bulan yang paling mulia (yaitu Romadhan), sehingga Al-Qur an menjadi sempurna dari
segala sisi.” (Tafsir Ibnu Katsir, Tafsir surat Yusuf).
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Sesungguhnya ketika Allah menurunkan kitab-Nya
dan menjadikan Rasul-Nya sebagai penyampai risalah (Al-Kitab) dan Al-Hikmah (As-
sunnah), serta menjadikan generasi awal agama ini berkomunikasi dengan bahasa Arab,
maka tidak ada jalan lain dalam memahami dan mengetahui ajaran Islam kecuali dengan
bahasa Arab. Oleh karena itu memahami bahasa Arab merupakan bagian dari agama.
Keterbiasaan berkomunikasi dengan bahasa Arab mempermudah kaum muslimin memahami
agama Allah dan menegakkan syi‟ar-syi‟ar agama ini, serta memudahkan dalam mencontoh
generasi awal dari kaum Muhajirin dan Anshar dalam keseluruhan perkara mereka.”
(Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh sangat menyedihkan sekali, apa yang telah menimpa kaum muslimin saat ini, hanya
segelintir dari mereka yang mau mempelajari bahasa Arab dengan serius. Hal ini memang
sangat wajar karena di zaman modern ini banyak sekali kaum muslimin tenggelam dalam
tujuan dunia yang fana, Sehingga mereka enggan dan malas mempelajari bahasa Arab.
Karena mereka tahu tidak ada hasil duniawi yang bisa diharapkan jika pandai berbahasa
Arab. Berbeda dengan mempelajari bahasa Inggris, kaum muslimin di saat ini begitu
semangat sekali belajar bahasa Inggris, karena mereka tahu banyak tujuan dunia yang bisa
diperoleh jika pandai bahasa Inggris, sehingga kita dapati mereka rela untuk meluangkan
waktu yang lama dan biaya yang banyak untuk bisa menguasai bahasa ini. Sehingga kursus-
kursus bahasa Inggris sangat laris dan menjamur dimana-mana walaupun dengan biaya yang
tak terkira. Namun bagaimana dengan kursus bahasa Arab…??? seandainya mereka benar-
benar yakin terhadap janji Allah ta‟ala untuk orang yang menyibukkan diri untuk mencari
keridhoanNya, serta yakin akan kenikmatan surga dengan kekekalannya, niscaya mereka
akan berusaha keras untuk mempelajari bahasa arab. Karena ia adalah sarana yang efektif
untuk memahami agama-Nya.
Kenyataan ini tidak menunjukkan larangan mempelajari bahasa Inggris ataupun lainnya. Tapi
yang tercela adalah orang yang tidak memberikan porsi yang adil terhadap bahasa arab.
Seyogyanya mereka juga bersemangat dan bersungguh-sungguh dalam mempelajari bahasa
Arab.
Syaikh Utsaimin pernah ditanya: “Bolehkah seorang penuntut ilmu mempelajari bahasa
Inggris untuk membantu dakwah ?” Beliau menjawab: “Aku berpendapat, mempelajari
bahasa Inggris tidak diragukan lagi merupakan sebuah sarana. Bahasa Inggris menjadi
sarana yang baik jika digunakan untuk tujuan yang baik, dan akan menjadi jelek jika
digunakan untuk tujuan yang jelek. Namun yang harus dihindari adalah menjadikan bahasa
Inggris sebagai pengganti bahasa Arab karena hal itu tidak boleh. Aku mendengar sebagian
orang bodoh berbicara dengan bahasa Inggris sebagai pengganti bahasa Arab, bahkan
sebagian mereka yang tertipu lagi mengekor (meniru-niru), mengajarkan anak-anak mereka
ucapan “selamat berpisah” bukan dengan bahasa kaum muslimin. Mereka mengajarkan
anak-anak mereka berkata “bye-bye” ketika akan berpisah dan yang semisalnya. Mengganti
bahasa Arab, bahasa Al-Qur‟an dan bahasa yang paling mulia, dengan bahasa Inggris
adalah haram. Adapun menggunakan bahasa Inggris sebagai sarana untuk berdakwah maka
tidak diragukan lagi kebolehannya bahwa kadang-kadang hal itu bisa menjadi wajib.
Walaupun aku tidak mempelajari bahasa Inggris namun aku berangan-angan
mempelajarinya. terkadang aku merasa sangat perlu bahasa Inggris karena penterjemah
tidak mungkin bisa mengungkapkan apa yang ada di hatiku secara sempurna.” (Kitabul
„Ilmi).
Dan termasuk hal yang sangat menyedihkan, didapati seorang muslim begitu bangga jika bisa
berbahasa Inggris dengan fasih namun mengenai bahasa Arab dia tidak tahu?? Kalau
keadaannya sudah seperti ini bagaimana bisa diharapkan Islam maju dan jaya seperti dahulu.
Bagaimana mungkin mereka bisa memahami syari‘at dengan benar kalau mereka sama sekali
tidak mengerti bahasa Arab…???
Hukum Orang Yang Mampu Berbahasa Arab Namun Berbicara Menggunakan Bahasa
Selain Bahasa Arab
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah Berkata: “Dibenci seseorang berbicara dengan bahasa selain
bahasa Arab karena bahasa Arab merupakan syiar Islam dan kaum muslimin. Bahasa
merupakan syiar terbesar umat-umat, karena dengan bahasa dapat diketahui ciri khas
masing-masing umat.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Asy-Syafi‘iy berkata sebagaimana diriwayatkan As-Silafi dengan sanadnya sampai kepada
Muhammad bin Abdullah bin Al Hakam, beliau berkata: “Saya mendengar Muhammad bin
Idris Asy-syafi‟iy berkata: “Allah menamakan orang-orang yang mencari karunia Allah
melalui jual beli (berdagang) dengan nama tu‟jar (tujjar dalam bahasa Arab artinya para
pedagang-pent), kemudian Rosululloh juga menamakan mereka dengan penamaan yang
Allah telah berikan, yaitu (tujjar) dengan bahasa arab. Sedangkan “samasiroh” adalah
penamaan dengan bahasa `ajam (selain arab). Maka kami tidak menyukai seseorang yang
mengerti bahasa arab menamai para pedagang kecuali dengan nama tujjar dan janganlah
orang tersebut berbahasa Arab lalu dia menamakan sesuatu (apapun juga-pent) dengan
bahasa `ajam. Hal ini karena bahasa Arab adalah bahasa yang telah dipilih oleh Allah,
sehingga Allah menurunkan kitab-Nya yang dengan bahasa Arab dan menjadikan bahasa
Arab merupakan bahasa penutup para Nabi, yaitu Muhammad shallallahu „alaihi wa sallam.
Oleh karena itu, kami katakan seyogyanya setiap orang yang mampu belajar bahasa Arab
mempelajarinya, karena bahasa Arab adalah bahasa yang paling pantas dicintai tanpa
harus melarang seseorang berbicara dengan bahasa yang lain. Imam Syafi‟iy membenci
orang yang mampu berbahasa Arab namun dia tidak berbahasa Arab atau dia berbahasa
Arab namun mencampurinya dengan bahasa `ajam.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Abu Bakar bin ‗Ali Syaibah meriwayatkan dalam Al Mushanaf: “Dari Umar bin Khattab,
beliau berkata: Tidaklah seorang belajar bahasa Persia kecuali menipu, tidaklah seseorang
menipu kecuali berkurang kehormatannya. Dan Atho‟ (seorang tabi‟in) berkata: Janganlah
kamu belajar bahasa-bahasa ajam dan janganlah karnu masuk gereja – gereja mereka
karena sesungguhnya Allah menimpakan kemurkaan-Nya kepada mereka, (Iqtidho Shirotil
Mustaqim). Diriwayatkan bahwa Imam Ahmad berkata: “Tanda keimanan pada orang „ajam
(non arab) adalah cintanya terhadap bahasa arab.” Dan adapun membiasakan
berkomunikasi dengan bahasa selain Arab, yang mana bahasa Arab merupakan syi‟ar Islam
dan bahasa Al-Qur‟an, sehingga bahasa selain arab menjadi kebiasaan bagi penduduk suatu
daerah, keluarga, seseorang dengan sahabatnya, para pedagang atau para pejabat atau bagi
para karyawan atau para ahli fikih, maka tidak disangsikan lagi hal ini dibenci. Karena
sesungguhnya hal itu termasuk tasyabuh (menyerupai) dengan orang `ajam dan itu
hukumnya makruh.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Khurasan, yang penduduk kedua kota tersebut berbahasa Persia serta menduduki Maghrib,
yang penduduknya berbahasa Barbar, maka kaum muslimin membiasakan penduduk kota
tersebut untuk berbahasa Arab, hingga seluruh penduduk kota tersebut berbahasa Arab, baik
muslimnya maupun kafirnya. Demikianlah Khurasan dahulu kala. Namun kemudian mereka
menyepelekan bahasa Arab, dan mereka kembali membiasakan bahasa Persia sehingga
akhirnya menjadi bahasa mereka. Dan mayoritas mereka pun menjauhi bahasa Arab. Tidak
disangsikan lagi bahwa hal ini adalah makruh. (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Pengaruh Bahasa Arab Dalam Kehidupan
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “Merupakan metode yang baik adalah membiasakan
berkomunikasi dengan bahasa Arab hingga anak kecil sekalipun dilatih berbahasa Arab di
rumah dan di kantor, hingga nampaklah syi‟ar Islam dan kaum muslimin. Hal ini
mempermudah kaum muslimin urituk memahami makna Al-Kitab dan As-Sunnah serta
perkataan para salafush shalih. Lain halnya dengan orang yang terbiasa berbicara dengan
satu bahasa lalu ingin pindah ke bahasa lain maka hal itu sangat sulit baginya. Dan
ketahuilah…!!! membiasakan berbahasa Arab sangat berpengaruh terhadap akal, akhlak
dan agama. Juga sangat berpengaruh dalam usaha mencontoh mereka dan memberi dampak
positif terhadap akal, agama dan tingkah laku.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Sungguh benar apa yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah, bahasa Arab
memiliki pengaruh yang sangat besar dalam kehidupan, akhlak, agama. Orang yang pandai
bahasa Arab cenderung senang membaca kitab-kitab para ulama yang berbahasa Arab dan
tentu senang juga membaca dan menghafal Al-Qur‘an serta hadits-hadits Rasulullah.
Sehingga hal ini bisa memperbagus akhlak dan agamanya. Berbeda dengan orang yang
pandai berbahasa Inggris (namun tanpa dibekali dengan ilmu agama yang baik), dia
cenderung senang membaca buku berbahasa Inggris yang jelas kebanyakannya merupakan
karya orang kafir. Sehingga mulailah ia mempelajari kehidupan orang kafir sedikit demi
sedikit. Mau tidak mau iapun harus mempelajari cara pengucapan dan percakapan yang benar
melalui mereka, agar dia bisa memperbagus bahasa Inggrisnya. Bisa jadi akhirnya ia pun
senang mempelajari dan menghafal lagu-lagu berbahasa Inggris (yang kebanyakan isinya
berisi maksiat) dan tanpa sadar diapun mengidolakan artis atau tokoh barat serta senang
mengikuti gaya-gaya mereka. Akhlaknya pun mulai meniru akhlak orang barat (orang kafir),
dan mengagungkan orang kafir serta takjub pada kehebatan mereka. Akhirnya, diapun
terjatuh dalam tasyabbuh (meniru-niru) terhadap orang kafir, menganggap kaum muslimin
terbelakang dan ujung-ujungnya dia lalai dari mempelajari Al-Qur‘an dan hadits-hadits
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam.
Hukum Mempelajari Bahasa Arab
Syaikhul Islam Berkata: “Dan sesungguhnya bahasa Arab itu sendiri bagian dari agama dan
hukum mempelajarinya adalah wajib, karena memahami Al-Kitab dan As-Sunnah itu wajib
dan keduanya tidaklah bisa difahami kecuali dengan memahami bahasa Arab. Hal ini sesuai
dengan kaidah:
ثؽخ ف ثؽخ إال د ث ج ال ٠ض
“Apa yang tidak sempurna suatu kewajiban kecuali dengannya maka ia juga hukumnya
wajib.”
Namun disana ada bagian dari bahasa Arab yang wajib „ain dan ada yang wajib kifayah.
Dan hal ini sesuai dengan apa yang diriwayatkan oleh Abu Bakar bin Abi Syaibah, dari
Umar bin Yazid, beliau berkata: Umar bin Khattab menulis kepada Abu Musa Al-Asy‟ari
(yang isinya) “…Pelajarilah As-Sunnah, pelajarilah bahasa Arab dan I‟roblah Al-Qur‟an
karena Al-Qur‟an itu berbahasa Arab.”
Dan pada riwayat lain, Beliau (Umar bin Khattab) berkata: “Pelajarilah bahasa Arab
sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian, dan belajarlah faroidh (ilmu waris)
karena sesungguhnya ia termasuk bagian dari agama kalian.” (Iqtidho Shirotil Mustaqim).
Penutup
Bahasa Arab adalah bahasa Agama Islam dan bahasa Al-Qur‘an, seseorang tidak akan dapat
memahami kitab dan sunnah dengan pemahaman yang benar dan selamat (dari
penyelewengan) kecuali dengan bahasa Arab. Menyepelekan dan menggampangkan Bahasa
Arab akan mengakibatkan lemah dalam memahami agama serta jahil (bodoh) terhadap
permasalahan agama.
Sungguh sangat ironis dan menyedihkan, sekolah-sekolah dinegeri kita, bahasa Arab
tersisihkan oleh bahasa-bahasa lain, padahal mayoritas penduduk negeri kita adalah beragama
Islam, sehingga keadaan kaum muslimin dinegeri ini jauh dari tuntunan Allah ta‟ala dan
Rasul-Nya.
Maka seyogyanya anda sekalian wahai penebar kebaikan… mempunyai andil dan peran
dalam memasyarakatkan serta menyadarkan segenap lapisan masyarakat akan pentingya
bahasa Al Qur‘an ini, dengan segala kemampuan yang dimiliki, semoga Allah menolong
kaum muslimin dan mengembalikan mereka kepada ajaran Rasul-Nya yang shohih. Tiada
daya dan kekuatan melainkan dengan pertolongan Allah ta‟ala. Segala puji hanyalah bagi
Allah Tuhan semesta alam.
***
Penyusun: Tim Bahasa Arab Online
Pendahuluan
Author: Badar Online | Posted: 13-09-2008 | Category: Artikel
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
س ث إ ص ٠ أ وش ف١ى ص ض ج وضجح هللا د وض
“Aku meninggalkan kepada kalian dua perkara, jika kalian berpegang teguh kepada
keduanya maka kalian tidak akan tersesat selama-lamanya. Dua perkara tersebut adalah
kitabullah (al-Qur‟an) dan sunnahku (al-Hadits).”
Allah ta‟ala berfirman,
ذ١ ىضجح ث ه آ٠جس ث –ث ص صؼم د١ج ؼى آج ػ ج ل إج أ
“Alif, Laam, Raa. ini adalah ayat-ayat kitab (Al Quran) yang nyata (dari Allah).
Sesungguhnya Kami menurunkannya berupa Al Quran dengan berbahasa Arab, agar kalian
memahaminya.”
Kajian.1
Nahwu shorof
Nahwu adalah ilmu untuk mengetahui hukum akhir dari suatu kata.
Contoh:
ؽ س د ؽال ـ أ٠ش ـ ؽ ؽجء
Shorof adalah ilmu tentang perubahan suatu kata.
Contoh:
ـ ـ ج
Kajian.2
Al-harfu (huruf)
A. Huruf Mabany (Huruf Hijaiyah)
Huruf yang digunakan untuk menyusun suatu kata
Huruf mabany terbagi menjadi 2:
1. Huruf ‘Illah
Ada 3 huruf yaitu: ث
2. Huruf Shohih
Seluruh huruf hijaiyah selain ث
B. Huruf Ma’any
Huruf-huruf yang mempunyai makna
Huruf ma‘any terbagi menjagi beberapa macam, diantaranya:
1. Huruf Jer
Huruf yang membuat kata setelahnya secara umum berharokat akhir kasroh.
Diantara huruf-huruf jer adalah:
, , إ ,ػ ح ,ف ,ػ ي ,ن ,ح ,
2. Huruf Athof
Huruf yang digunakan untuk menghubungkan antara satu kata dengan kata yang lain.
Diantara huruf-huruf athof adalah:
, ,ع أ
Kajian,3
Al-Kalimah
Al-Kalimah (kata) adalah lafaz yang mempunyai makna.
A. Isim
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut tidak terikat dengan waktu.
Contoh:
ر ؾ ضجى ـ ـ دجح ـ أ وضجح ـ د١ش ـ ه٠
B. Fi’il
Kata yang menunjukkan atas suatu makna, dimana kata tersebut terikat dengan waktu.
Contoh:
ـ أو ـ لض ح ـ ؽ ـ وضخ ـ
C. Huruf
Kata yang tidak mempunyai makna yang sempurna kecuali setelah bersambung dengan kata
yang lain.
Huruf yang dikategorikan sebagai al-kalimah adalah huruf-huruf ma‟any.
Kajian.4
(Perbedaan antara Isim dan Fi‘il)
Ciri-ciri Isim:
عالمات االسم
نوين الث
غ :{ صؼ أض أوثهث 22:رقحيث {فال صؾؼث لل
الخفض
غ : { ف١ ث ف ث هللا 1:رؿسثفيث {د
لف والالم ال
غ :{ ٠خ ف١ ىضجح ال 2:رقحيث {ىه ث
حرف الجر
غ :{ ذج قك دج ث ث ذ ال ص 42:رقحيث {
Kajian.5
Ciri-ciri Fi‘il
Ciri-ciri Fi’il:
عالمات الفعل
قد
غ :{ أ و دلو ػ 60:رقحيث {ث
ين ) سـ)الس
غ ث } : ٠ هللا دؼو ػ ١ؾؼ 7:قثييث {
سوف
غ : { ف صؼ 4:طثنسيث {وال
جاء الحأنيث الساكنة
غ ه إ وش} : ـ ف 18 : {صم١ج لجش إ أػى دج
Kajian.6
Catatan Perbedaan Isim dan Fi‘il
Catatan Perbedaan Isim dan Fi’il:
1. Huruf tidak ada ciri khusus. Untuk mengetahuinya harus dihafal.
2. Suatu kata sudah cukup dikatakan sebagai isim atau fi‘il apabila telah menerima salah
satu dari tanda di atas.
3. Pada ciri isim, antara tanda ―tanwin‖ dan ―alif lam‖ tidak akan pernah bertemu.
Untuk fi‘il, seringkali ciri-cirinya tidak disebutkan. Cara praktis untuk mengetahuinya adalah
dengan menghafal ciri isim dan menghafal macam-macam huruf. Apabila tidak termasuk
isim maupun huruf berarti dia termasuk fi‘il.
Kajian.7
Idhofah
Idhofah adalah bentuk penyandaran antara satu kata dengan kata yang lain.
Contoh:
ي هللا
ي جف –
-هللا جفئ١
مذ ػيثح ث
-ػيثح جف
مذ -ث جفئ١
Ketentuan Umum:
1. Mudhof tidak boleh ditanwin
2. Mudhof ilaih biasanya berharokat akhir kasroh
3. Mudhof dan mudhof ilaih kedua-duanya merupakan isim
Kajian.8
Jumlah mufidah/kalam
Jumlah mufidah adalah susunan kata yang dapat memberikan faedah yang sempurna.
Contoh:
٠ ػ
ؽغ ػ
Adapun susunan kata yang tidak memberikan faedah yang sempurna tidak dinamakan
sebagai Jumlah Mufidah.
Contoh:
ؽغ ػ إ
فأو ؽغ ػ إ
Jumlah ismiyah adalah jumlah yang diawali dengan isim
Contoh:
٠ ػ
و ذ ق
Jumlah fi’liyah adalah jumlah yang diawali dengan fi’il
Contoh:
٠و ىخ
ؽغ ػ
Kajian.9
Syibhul jumlah
Syibhul jumlah adalah rangkaian kata yang mirip dengan jumlah
Zhorof adalah kata yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu atau tempat
Contoh:
ج ثء ,أ – ىج ف ث ظ
,دؼو –لذ ج ف ث ظ
Isim yang terletak setelah huruf jer dan zhorof maka secara umum berharokat akhir kasroh
(Isim Majrur)
Contoh:
ق ث – ؾ ؽ
ي ث ج –أ ؾ ف ظ
Kajian.10
Isim Mufrod Dan Mutsanna
(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Jumlah Bilangannya)
1. Isim Mufrod adalah Isim yang jumlah bilangannya satu
Contoh:
(Seorang mukmin) ؤ
(Seorang kafir) وجف
2. Isim Mutsanna adalah Isim yang jumlah bilangannya dua
Contoh:
(Dua orang mukmin) ج ؤ / ١ ؤ
(Dua orang kafir) ث ٠ /وجف وجف
Cara pembentukan isim mutsanna
Dengan menambahkan huruf alif dan nun atau ya dan nun pada akhir isim mufrodnya.
ه ف ٠/ث + ث
Contoh:
ج ؤ / ١ ؤ <= ؤ /ث +
ث /وجف ٠ => وجف /ث +وجف
Kajian.11
Isim Jamak
3. Isim Jamak adalah Isim yang jumlah bilangannya lebih dari dua
Isim Jamak tebagi menjadi 3:
- Jamak Mudzakkar Salim
- Jamak Muannats Salim
- Jamak Taksir
A. Jamak Mudzakkar Salim
Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis laki-
laki.
Contoh:
(Para laki-laki mukmin) ؤ / ١ ؤ
( Para laki-laki kafir) /وجف ٠ وجف
Cara pembentukan isim jamak mudzakkar salim
Cara pembentukannya adalah dengan menambahahkan wawu dan nun atau ya dan nun pada
akhir isim mufrodnya
ه ف + / ٠ ث
Contoh:
ؤ / ١ ؤ <= ؤ + /
/وجف ٠ => وجف / +وجف
B. Jamak Muannats Salim
Jamak yang dibentuk dari isim mufrodnya yang digunakan untuk menunjukkan jenis
perempuan.
Contoh:
( Para perempuan mu‘min) جس ؤ
(Para perempuan kafir) ثس وجف
Cara pembentukan isim jamak muannats salim
ه ف + (ر × ) ثس ث
Contoh:
جس ؤ <= ؤ ز => سث + ؤ (ر × (
ثس => وجف ر => سث +وجف ر) × (وجف
C. Jamak Taksir
Jamak yang berubah dari bentuk mufrodnya
Contoh:
ي =>
س د١ش => د١
وضجح => وضخ
جس أ
٠يضجى => أ
Kaijian.12
Ketentuan jamak
Ketentuan isim agar dapat dibentuk menjadi jamak mudzakkar salim:
1. Nama orang
Contoh:
و ق / و٠ ق و => ق
٠و ٠و٠/ ٠و =>
2. Sifat
a. فاعل
Contoh:
,وجصخ ج
b. مفعل
Contoh:
و , ف
c. مفحعل
Contoh:
و ؾض غ , ض
d. مفاعل
Contoh:
جفك و , ؾج
e. مفعول
Contoh:
مضي ,
Kajian.13
Isim mudzakar &muanast
(Pembagian Isim ditinjau dari segi jenisnya)
1. Isim Mudzakkar adalah isim yang menunjukkan jenis laki-laki
a. Isim Mudzakkar Haqiqi
Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin laki-laki.
Contoh:
١ي (Seorang siswa laki-laki) ص
و (Seekor singa jantan) أ
b. Isim Mudzakkar Majazi
Ism yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin laki-laki
berdasarkan kesepakatan orang arab.
Contoh:
(Sebuah rumah) د١ش
(Bulan) ل
2. Isim Muannats adalah isim yang menunjukkan jenis perempuan
A. Isim Muannats Haqiqi
Isim yang berasal dari kelompok makluk hidup yang berjenis kelamin perempuan.
Contoh:
ز و (Seorang pengajar perempuan)
ر (Seekor kucing betina)
B. Isim Muannats Majazi
Isim yang berasal dari kelompok benda mati yang dianggap berjenis kelamin perempuan
berdasarkan kesepakatan orang arab
Contoh:
(Sebuah perkampungan) هث
(Matahari)
Kajian.14
Tanda-Tanda Isim
Tanda-Tanda Isim Muannats Diantaranya:
1. Isim yang diakhiri dengan ta‘ marbuthoh
Contoh:
ز و (Sekolah)
ر (Peci) ل
ز و (Seorang pengajar perempuan)
ز (Perempuan muslimah)
2. Nama orang perempuan
Contoh:
٠ (Maryam)
٠خ (Zainab)
3. Isim yang khusus untuk perempuan
Contoh:
(Ibu) أ
غ (Orang yang menyusui)
4. Nama negara atau kota
Contoh:
١ج ١ و (Indonesia) إ
صج وؾجو (Jogjakarta) ؽ
5. Nama anggota badan yang berpasangan
Contoh:
(Mata) ػ١
(Tangan) ٠و
6. Jamak taksir
Contoh:
(Buku-buku) وضخ
ق (Golongan-golongan) ف
Catatan:
Nama orang laki-laki, walaupun diakhiri dengan ta‘ marbuthoh tetap dikatakan sebagai isim
mudzakkar
Contoh :
ز ج (Usamah) أ
٠ز ؼج (Mu‘awiyah)
Kajian.15
(Pembagian Isim Ditinjau Dari Segi Kejelasannya)
1. Isim Nakiroh
Isim Nakiroh adalah isim yang belum jelas penunjukannya
Contoh:
(Seorang muslim)
(Buku seorang mahasiswa) وضجح جخ
2. Isim Ma’rifat
Isim Ma‘rifat adalah isim yang sudah jelas penunjukannya
Contoh:
(Umar) ػ
و ق (Buku Muhammad) وضجح
Macam-macam isim ma’rifat
1. Dhomir (kata ganti orang)
Contoh:
ش – أج –أ
2. Isim Isyaroh (kata penunjuk)
Contoh:
ىثه –يث
3. Isim Maushul (kata sambung)
Contoh:
-ثي ثي٠
4. ‗Alam (nama orang)
Contoh:
و – ػ ق مو٠ؾز –
5. Isim yang ada alif dan lam
Contoh:
ذ١ش ذجؿ -ث ؾو – ث ث
6. Isim yang disandarkan pada isim ma‘rifat yang lain
Contoh:
ق جفخ ثذ١ش - ه وضجح
Catatan:
1. Isim Nakiroh biasanya mempunyai harokat akhir yang bertanwin
Contoh:
ذجؿ –
2. Nama orang walaupun bertanwin tetap dikatakan sebagai isim ma‘rifat dan bukan sebagai
isim nakiroh.
Contoh:
و ق ٠و –
3. Apabila suatu isim disandarkan pada isim nakiroh, maka dia adalah isim nakiroh. Namun
apabila disandarkan pada isim ma‘rifat, maka dia adalah juga sebagai isim ma‘rifat.
Contoh:
و -وضجح جخ ق وضجح
kajian.16
Pembagian Isim Ditinjau dari Sisi Bangunan Akhirnya
(Pembagian Isim Ditinjau dari Sisi Bangunan Akhirnya)
A. Isim Ghoiru Shohih Akhir
1. Isim Maqshur
Isim Maqsur adalah isim yang diakhiri dengan huruf alif lazimah.
Alif lazimah adalah huruf alif yang senantiasa melekat di akhir dari suatu kata. Alif lazimah
terkadang tertulis dengan huruf ya‘, akan tetapi dalam pengucapannya tetap dibaca sebagai
huruf alif.
Contoh:
و (Petunjuk) ث
فض (Remaja) ث
ج ؼ (Tongkat) ث
2. Isim Manqush
Isim Manqush adalah isim yang diakhiri dengan huruf ya‘ lazimah dan huruf sebelumnya
berharokat kasroh.
Contoh:
جه (Pemberi petunjuk) ث
مج (Hakim) ث
(Penyeru) ثوثػ
3. Isim Mamdud
Isim Mamdud adalah isim yang diakhiri dengan huruf hamzah dan sebelumnya berupa alif
za‘idah (tambahan).
Contoh:
ثء ق (Padang pasir)
جء (Langit)
(Permulaan) ثدضوثء
B. Isim Shohih Akhir
Semua isim yang tidak masuk dalam kategori Isim Maqshur, Manqush ataupun Mamdud.
Contoh:
(Kuda) م١
ج (Keledai) ف
ح (Baju) ع
Catatan:
1. Jika isim mamdud berupa isim jamak, maka ia tidak boleh ditanwin.
2. Jika isim mamdud merupakan isim muannats, maka ia tidak boleh ditanwin.
3. Semua isim yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih (kecuali hamzah) maka dia
adalah isim shohih akhir.
Kajian.17
Dhomir(kata ganti orang)
A. Dhomir Munfashil
Dhomir Munfashil adalah dhomir yang penulisannya terpisah dengan kata yang lain.
Pembacaan Tabel
Dia (Seorang laki-laki)
ج Mereka (Dua orang laki-laki/perempuan)
Mereka (Para lelaki)
ش Kamu (Seorang laki-laki) أ
ض Kalian (Para lelaki) أ
dst..
Contoh:
ضجى أ (Dia adalah seorang Ustadz)
(Aku adalah seorang muslim) أج
B. Dhomir Muttashil
Dhomir Muttashil adalah dhomir yang penulisannya bersambung dengan kata yang lain.
Pembacaan Tabel
Bukunya (Buku milik laki-laki itu) وضجد
Buku mereka (Buku milik para perempuan itu) وضجد
ج Buku kami وضجح
dst..
C. Dhomir Mustatir
Dhomir Mustatir adalah dhomir yang tidak tertulis dalam kalimat akan tetapi tersembunyi
dalam suatu kata.
Akan datang penjelasannya, insyaAllah…
Kajian.18
Isim Ghoirul Munshorif
(Isim Ghoirul Munshorif)
Isim Ghoirul Munshorif adalah isim yang tidak boleh ditanwin dan dikasroh.
Contoh: ج جؽو –ػغ – ز –ػ ػجة
Syarat-syarat isim ghoirul munshorif:
1. Tidak sebagai mudhof (disandarkan pada isim yang lain)
Contoh: جؽو ١ش ف
س دؼ
Apabila isim ghoirul munshorif ini sebagai mudhof, maka batal hukumnya.
Contoh: جؽو ١ش ف
2. Terbebas dari alif dan lam
Contoh: جؽو ١ش ف
س دؼ
Apabila isim ghoirul munshorif ini memakai alif dan lam, maka batal hukumnya.
Contoh: جؽو ١ش ف ث
Kelompok isim yang masuk dalam kategori ghoirul munshorif
1. Bentuk jamak yang berpola فجػ (shighoh muntahal Jumu‟)
Contoh: جؽو مجػو –
2. Isim maqshur yang berjenis muannats
Contoh: فذ –وذ
3. Isim mamdud yang berjenis muannats
Contoh: ثء ق ثء – ف
4. Nama perempuan
Contoh: ٠ ز – ػجة
5. Nama yang berpola فؼ
Contoh: –ػ ف
6. Nama yang diakhiri dengan tambahan alif dan nun ث
Contoh: ج –ػغ ج
7. Nama orang asing (selain arab) / nama ajam
Contoh: ١ ث –إد جػ١ إ
Catatan:
1. Isim maqshur yang bukan kelompok muannats, maka tidak termasuk isim ghoirul
munshorif.
Contoh: فض –و
2. Semua nama orang yang diakhiri dengan ta marbuthoh maka dia ghoirul munshorif
walaupun digunakan untuk nama orang laki-laki.
Contoh: ٠ز ؼج قز –
3. Nama negara dan kota dikategorikan sebagai nama perempuan sehingga temasuk
kelompok ghoirul munshorif.
Contoh: دغوثه–
Kajian.19 (Kata Penunjuk)
Isim-Isim Yang Lima
(Isim-Isim Yang Lima)
ن –أدن ن –أم ن –ف جي –ف (‘Marfu) ى
جن – أمجن –أدجن جي –فجن –ف (Manshub) ىث
١ه –أم١ه –أد١ه جي –ف١ه –ف (Majrur) ى
Kajian.20
(Isim Mu’rob dan Isim Mabni)
1. Isim Mu’rob
Isim mu‘rob adalah isim yang dapat berubah keadaan akhirnya disebabkan oleh adanya
perbedaan letak (posisi) dalam suatu kalimat.
Contoh:
ىضجح ؽو٠و (Buku itu baru) ث
أس ثىضجح (Aku membaca buku itu) ل
(Di dalam buku itu terdapat kisah-kisah) ف ثىضجح ق
1. Isim Marfu‘
Isim marfu‘ adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat
dhommah.
Contoh: و ق ضجى – جخ –أ
2. Isim Manshub
Isim manshub adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat
fathah.
Contoh: وث ق ضجىث – جذـج –أ
3. Isim Majrur
Isim majrur adalah isim yang biasanya pada keadaan akhirnya ditandai dengan harokat
kasroh.
Contoh: و ق ضجى – جخ –أ
Kajian.21
Isim Mabni
Isim mabni adalah isim yang keadaan akhirnya tidak mengalami perubahan walaupun
diletakkan pada posisi yang berbeda dalam suatu kalimat.
Contoh:
(Ini baru) يث ؽو٠و
أس يث (Aku membaca ini) ل
(Di dalam ini terdapat kisah-kisah) ف يث ق
Macam-Macam Isim Mabni
1. ١ ث
Contoh: ش –أ -ق
ر .2 ج ثإل ث
Contoh: ىه -الء ؤ –ي
ي .3 ث ثال
Contoh: ثض –ثي– ثي٠
4. ضفج ثال ث
Contoh: – و١ف –أ٠
5. ث ث
Contoh: ض – ج -
Catatan:
1. Dhommah merupakan ciri pokok isim marfu‘, fathah merupakan ciri pokok isim manshub,
dan kasroh merupakan ciri pokok isim majrur.
2. Ada beberapa kelompok isim yang perubahan keadaan akhirnya tidak ditandai dengan
perubahan harokat, akan tetapi dengan perubahan huruf.
Contoh:
(Marfu‘)
١ (Manshub)
١ (Majrur)
Kajian.22
(Isim-Isim Yang Lima)
ن –أدن ن –أم ن –ف جي –ف (‘Marfu) ى
جن –أمجن –أدجن جي –فجن –ف (Manshub) ىث
١ه –أم١ه –أد١ه جي –ف١ه –ف (Majrur) ى
Kajian.23
Ciri-Ciri I‘robnya Isim
(Ciri-Ciri I’robnya Isim)
Kajian.24
ثفؼ ج أل
ػ ل إ دجظ فؼ ث ١ صم
(Pembagian Fi’il Ditinjau Dari Waktu Terjadinya)
1. Fi’il Madhi
Fi‘il madhi adalah fi‘il yang menunjukkan kejadian pada waktu lampau
Contoh:
(Telah menciptakan) مك
ػ (Telah keluar) م
(Telah memerintah) أ
(Telah makan) أو
2. Fi’il Mudhori’
Fi‘il mudhori‘ adalah fi‘il yang menunjukkan kejadian pada waktu sekarang atau akan datang
Contoh:
(Sedang/akan mencipta) ٠نك
ػ (Sedang/akan keluar) ٠ن
(Sedang/akan memerintah) ٠أ
(Sedang/akan makan) ٠أو
3. Fi’il Amr
Fi‘il amr adalah fi‘il yang digunakan untuk menuntut terjadinya sesuatu pada waktu setelah
pengucapan (kata kerja perintah)
Contoh:
(Masuklah) ثهم
ػ (Keluarlah) ثم
ؽ (Duduklah) ث
فغ (Angkatlah) ث
Kajian.25
٠ف ثغ ثض
Tashrif Lughowi
Tashrif lughowi adalah perubahan fi‘il bersama dengan dhomirnya
1. Tashrif lughowi untuk fi’il madhi
Pembacaan Tabel
Dia (seorang laki-laki) telah menulis : وضخ
Mereka (dua orang laki-laki) telah menulis : وضذج
ث Mereka (para lelaki) telah menulis : وضذ
Dia (seorang perempuan) telah menulis : وضذش
Mereka (dua orang perempuan) telah menulis : وضذضج
dst..
Contoh tashrif lughowi untuk fi’il
Silakan dicoba…
1. (Duduk) ؽ
2. (Membunuh) لض
ح .3 (Minum)
Kajian.26
Tashrif lughowi untuk fi‘il mudhori‘
Pembacaan Tabel
Dia (seorang laki-laki) sedang/akan menulis : ٠ىضخ
Mereka (dua orang laki-laki) sedang/akan menulis : ٠ىضذج
Mereka (para lelaki) sedang/akan menulis : ٠ىضذ
Dia (seorang perempuan) sedang/akan menulis : صىضخ
Mereka (dua orang perempuan) sedang/akan menulis : صىضذج
dst..
Contoh tashrif lughowi untuk fi’il ٠
Silakan dicoba…
1. (Duduk) ٠ؾ
2. (Membunuh) ٠مض
ح .3 ٠ (Minum)
Kajian.27
Tasrif lughowi untuk fi‘il amr
Contoh tashrif lughowi untuk fi’il ث
Silakan dicoba…
1. (Duduklah) ثؽ
2. (Bunuhlah) ثلض
ح .3 (Minumlah) ث
Kajian.28
ػز ج ف ث ف
Huruf Mudhoro’ah
Harful mudhoro‘ah adalah huruf yang menjadi ciri khas dari fi‘il mudhori‘.
Huruf mudhoro‘ah ini berupa huruf أ١ش di singkat س – – –أ
Kajian.29
إ دجظ ثفؼ ١ صم فجػ
(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Pelakunya)
1. Fi’il Ma’lum
Fi‘il ma‘lum adalah fi‘il yang disebutkan pelakunya (kata kerja aktif)
Contoh:
خ ى ث ح ػ (Ali telah memukul anjing)
ؼو مجةو ث ث (Panglima itu telah membunuh musuh) لض
ثق ػ ف (Hasan telah belajar ilmu nahwu) صؼ
و ثو ق (Muhammad sedang menulis pelajaran) ٠ىضخ
٠و ثذجح ـ (Zaid sedang membuka pintu) ٠فض
ث ق ث غ ثقج ض ٠ (Para hadirin sedang mendengarkan dengan seksama diskusi itu)
2. Fi’il Majhul
Fi‘il majhul adalah fi‘il yang yang tidak disebutkan pelakunya (kata kerja pasif)
Contoh:
ىخ ح ث (Anjing telah dipukul)
ؼو ث (Musuh itu telah dibunuh) لض
ثق ػ (Ilmu Nahwu telah dipelajari) صؼ
(Pelajaran sedang ditulis) ٠ىضخ ثو
ذجح ـ ث (Pintu sedang dibuka) ٠فض
ث ق غ ث ض ٠ (Diskusi itu didengarkan dengan seksama)
Kajian.30
ي ؾ دجء ث
(Pembentukan Fi’il Majhul)
Fi’il majhul dibentuk dari fi’il ma’lumnya.
Cara Pembentukan Fi’il Majhul Dari Fi’il Ma’lum.
1. Fi’il Madhi
Dikasroh huruf sebelum terakhir dan di dhommah semua huruf yang berharokat sebelumnya.
Contoh:
ح ح <–
<–لض لض
<–صؼ صؼ
2. Fi’il Mudhori’
Difathah huruf sebelum terakhir dan di dhommah huruf pertamanya
Contoh:
٠ىضخ <–٠ىضخ
ـ ـ <–٠فض ٠فض
غ ض غ <–٠ ض ٠
Catatan:
Apabila pada fi‘il madhi terdapat huruf yang disukun, maka pada saat pembentukan fi‘il
majhul tidak boleh dijadikan dhommah dan tetap harus disukun.
Contoh:
غ ض غ <–ث ض ث
Kajian.31
ؼ إ دجظ ثفؼ ١ صم
(Pembagian Fi’il Ditinjau dari Objeknya)
1. Fi’il Lazim
Fi‘il lazim adalah fi‘il yang tidak membutuhkan adanya objek (kata kerja intransitif)
Contoh:
٠و (Zaid berdiri) لج
و ق (Muhammad telah hadir) ف
ػ (Ali duduk) ؽ
2. Fi’il Muta’addi
Fi‘il muta‘addi adalah fi‘il yang membutuhkan adanya objek (kata kerja transitif)
Contoh:
٠و ثو (Zaid memahami pelajaran) ف
و ثؼ ق ح (Muhammad minum madu)
نذ ث ػ (Ali makan roti) أو
Cara Membuat Fi’il Muta’addi
1. Dibuat mengikuti wazan (pola) فؼ
Contoh:
<–ف ف
–>
2. Dibuat mengikuti wazan (pola) أفؼ
Contoh:
ػ ػ <–م أم
<–و أو
Kajian.32
ذ ث ح ثفؼ ؼ ث ثفؼ
(Fi’il Mu’rob dan Fi’il Mabni)
1. Fi’il Mu’rob
Fi‘il mu‘rob adalah fi‘il yang dapat berubah keadaan akhirnya karena adanya perbedaanletak
dalam suatu kalimat
Contoh:
و ثو ق (Muhammad mencatat pelajaran) ٠ىضخ
و ثو ق ٠ىضخ (Muhammad tidak akan mencatat pelajaran)
و ثو ق ٠ىضخ (Muhammad tidak mencatat pelajaran)
a. Fi’il Marfu’
Fi‘il marfu‘ adalah fi‘il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok dhommah
Contoh:
–٠ىضخ –٠ؾ ٠ف
b. Fi’il Manshub
Fi‘il manshub adalah fi‘il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok fathah
Contoh:
٠ىضخ – ٠ؾ - ٠ف
c. Fi’il Majzum
Fi‘il majzum adalah fi‘il yang keadaan akhirnya mempunyai ciri pokok sukun
Contoh:
٠ىضخ – ٠ؾ - ٠ف
Kajian.33
Fi’il Mabni
Fi‘il mabni adalah fi‘il yang keadaan akhirnya selalu tetap dan tidak mengalami perubahan
Kelompok Fi’il Mabni
a. Fi’il Madhi
Contoh:
جز و ث ق (Muhammad telah menulis surat itu) وضخ
جز و ث ق ج وضخ (Muhammad tidak menulis surat itu)
b. Fi’il Amr
Contoh:
(Tulislah pelajaran ini) ثوضخ يث ثو
ثوضخ يث ثو (Wahai saudaraku tulislah pelajaran ini) ٠ج أم
c.Fi’il Mudhori’ yang bersambung dengan nun niswah atau dengan nun taukid
- Nun niswah adalah nun yang terdapat dalam suatu fi‘il untuk menunjukkan jenis
perempuan yang keadaannya berharokat fathah.
Pada fi‘il mudhori‘ , nun niswah terdapat pada fi‘il dan ٠ىضذ صىضذ
Contoh:
جز ث جس ٠ىضذ (Para muslimah sedang menulis surat) ث
جز ث ٠ىضذ جس (Para muslimah tidak akan menulis surat ث
- Nun taukid adalah huruf nun yang bersambung dengan suatu fi‘il yang berfungsi sebagai
penguat makna fi‘il.
Contoh:
؟ ثألىث ؼ (?Apakah kamu benar-benar mendengar adzan) أ ص
؟ ثألىث ؼ ص (?Apakah kamu benar-benar tidak mendengar adzan) أ
Catatan:
I‘rob suatu kata ada 4 macam, yaitu rofa‘, nashob, jar, dan jazm. Untuk isim hanya
terdiri dari i‘rob rofa‘, nashob dan jar serta tidak ada i‘rob jazm. Untuk fi‘il hanya
terdiri dari i‘rob rofa‘, nashob dan jazm serta tidak ada i‘rob jar.
Semua fi‘il mudhori‘adalah termasuk fi‘il mu‘rob, kecuali apabila bersambung
dengan nun niswah atau nun taukid.
Kajian.34
ع ج ث فؼ ث ج أل
(Pembagian Fi’il Mudhori’)
1. Fi’il Shohih Akhir
Fi‘il shohih akhir adalah fi‘il yang diakhiri dengan huruf-huruf shohih.
Contoh:
(masuk) ٠وم
ػ (keluar) ٠ن
أ (membaca) ٠م
2. Fi’il Mu’tal Akhir
Fi‘il mu‘tal akhir adalah fi‘il yang diakhiri dengan huruf-huruf ‗illat.
Fi‘il mu‘tal akhir terbagi menjadi 3:
a. Mu’tal Alif
Contoh:
٠ (meridhoi)
٠ (melarang)
b. Mu’tal Wawu
(menyeru/berdo‘a) ٠وػ
(berperang) ٠غ
c. Mu’tal ya’
٠ (melempar)
٠ (berzina)
Kajian.35
Fi’il Al-Af’alul Khomsah
Fi‘il al-af‘alul khomsah adalah fi‘il yang diakhiri dengan huruf ‗illat dan nun.
Perhatikan tabel tashrif fi‘il mudhori‘ berikut:
Dari tashrif diatas, terlihat bahwa fi‘il yang diakhiri dengan huruf ‗illat dan nun adalah:
1. ٠ىضذج
2. ٠ىضذ
3. صىضذج
4. صىضذ
5. ٠ صىضخ
Kelima fi‘il ini dikenal dengan nama Al-Af’alul Khomsah (Fi‘il-fi‘il yang Lima)
Kajian.36
ثح ثألفؼجي جس إػ ػال
(Ciri-Ciri I’robnya fi’il)
Catatan:
Asal I‘rob dari suatu fi‘il adalah marfu‘. Fi‘il ini menjadi berubah I‘robnya manakala ada
sesuatu yang menyebabkannya menjadi manshub ataupun majzum. Sesuatu yang
menyebabkan terjadinya perubahan I‘rob dari suatu fi‘il dikenal dengan nama „amil.
Kajian.37
ثألفؼجي ث ػ
(Amil-amil pada Fi’il)
1. Al-Adawatun Nashibah
Al-Adawatun Nashibah adalah alat-alat yang digunakan untuk menashobkan fi‘il.
Macam-macam alat penashob
a. أ
Contoh:
ؾو أىخ إ ث ٠و أ (Aku ingin pergi ke masjid) أج أ
b.
Contoh:
ال ى ـ ث ؾ ٠ (Tidak akan sukses orang yang malas)
c. إى
Contoh:
ـ ؾ ص (Jika demikian, engkau akan sukses) إى
d. و
Contoh:
ـ ؾ ص و و ٠ج أم (Bersungguh-sungguhlah saudaraku, agar engkau sukses) ثؽض
e. و ال
Contoh:
ث ؼ صه ١ فغ (Angkatlah suaramu, agar mereka dapat mendengar) ث
f. ه ؾق ث ال
Contoh:
أمج ن ١ ث ج وج (Seorang muslim tidak akan mencemooh saudaranya)
g. فض
Contoh:
ثو ض ث فض ٠ ع (!Janganlah kalian ngobrol hingga pelajaran selesai) ال صضقو
Kajian.38
Al-Adawatul Jazimah
Al-Adawatul Jazimah adalah alat-alat yang digunakan untuk menjazmkan fi‘il
Macam-macam alat penjazm:
a. Alat penjazem yang menjazemkan satu fi’il
Kelompok penjazm satu fi‘il
1.
Contoh:
٠و ف ٠ق (Zaid tidak hadir dalam kajian) ثضؼ١
ج .2
Contoh:
ث ج ٠ق (mereka belum hadir)
3. أ
Contoh:
ف١ور ؟ د١ز ؼ ثغز ث أ صؼ (?Apakah kamu tidak tahu bahwa bahasa arab itu sangat berfaedah) أ
ثأل .4 ال
Contoh:
١ف ذ١ش جفخ ث (Hendaklah tuan rumah itu menghormati tamunya) ١ى
١ز .5 ال ثج
Contoh:
ج ج (!Janganlah kalian menyembah patung-patung) ال صؼذوث أ
b. Alat penjazm yang menjazmkan dua fi’il
Kelompok penjazem dua fi‘il
1. إ
Contoh:
ـ ؾ و ص صؾض (Jika engkau bersungguh-sungguh niscaya engkau akan sukses) إ
2.
Contoh:
و ع ٠ق ٠ (Barangsiapa yang menanam, ia akan menuai)
ج .3
Contoh:
٠ىضخ ػ ج صؼ (Amalan apasaja yang engkau lakukan, niscaya ia akan dicatat)
ج .4
Contoh:
فغ وضجح ٠ أ ج صم (Buku apasaja yang engkau baca, tentulah ia akan bermanfaat)
ض .5
Contoh:
ؽغ ؽغ أ ض ص (Kapansaja engkau kembali, aku akan kembali)
6. أ٠ج
Contoh:
و أىخ ق ٠يخ (Kapansaja Muhammad pergi, saya akan pergi) أ٠ج
7. أ٠
Contoh:
ح ألذ ص (Kemana saja engkau melarikan diri, akan kutangkap) أ٠
ج .8 ف١غ
Contoh:
ج صيخ أصذغ (Kemana saja engkau pergi, aku akan ikut) ف١غ
ج .9 و١ف
Contoh:
أؽ ج صؾ (Bagaimana saja engkau duduk, begitulah aku akan duduk) و١ف
10. أ
Contoh:
أ صؤؽ ءث٠ز صم (Ayat apasaja yang engkau baca, engkau akan diberi pahala) أ
Kajian.39
ثع الأ
(Macam-macam ثي)
1. Laa Nahiyah
Laa nahiyah adalah huruf ال yang berfungsi untuk melarang (diartikan janganlah)
Ciri dari laa nahiyah adalah menjazmkan fi‘il mudhori‘.
Contoh:
ؿ (!Janganlah kamu begurau) ال ص
(!Janganlah kalian berdua masuk) ال صومال
ث ؼذ (!Janganlah kalian semua bermain) ال ص
2. Laa Nafiyah
Laa nafiyah adalah huruf ال yang berfungsi untuk menafikan (diartikan tidak)
Ciri dari laa nafiyah adalah tidak menjazmkan fi‘il mudhori‘
Contoh:
ؿ (Kamu tidak begurau) ال ص
(Kalian berdua tidak masuk) ال صومال
ؼذ (Kalian semua tidak bermain) ال ص
Kajian.40
ثع ثال أ
(Macam-macam lam)
Macam-macam lam:
1. ؾ ف ث ف ال
Contoh:
ؤ ىضجح (Buku ini milik seorang mu‘min) يث ث
١ ؤ ىضجح (Buku ini milik dua orang mu‘min) يث ث
١ ؤ ىضجح (Buku ini milik orang-orang mu‘min) يث ث
2. و ال
Contoh:
(Kamu diciptakan agar kamu menyembah Allah) ممش ضؼذو هللا
ج ضؼذوث هللا (Kalian berdua diciptakan agar kalian berdua menyembah Allah) ممض
ث هللا ضؼذو (Kalian semua diciptakan agar kalian semua menyembah Allah) ممض
ه .3 ؾق ث ال
Contoh:
ن ح ث ١ ث ج وج (Tidaklah seorang muslim itu akan minum khomr)
وث ١ضقج ج ث ج وج (Tidaklah dua orang muslim itu akan saling mendengki)
الر ث ث و ١ض ث ج وج (Tidaklah orang-orang muslim itu akan meninggalkan shalat)
4. ثأل ال
Contoh:
ؾو١وك (Hendaklah ia masuk ke masjid) ي ف ث
ؾو (Hendaklah mereka berdua masuk ke masjid) ١ومال ف ث
ؾو ث ف ث (Hendaklah mereka semua masuk ke masjid) ١وم
و١و .5 ثض ال
Contoh:
ؾو ف ث (Sungguh ia akan masuk masjid) ١وم
ؾو ف ث (Sungguh mereka berdua akan masuk masjid) ١ومال
ؾو ف ث (Sungguh mereka semua akan masuk masjid) ١وم
Kajian.41
جء ػجس ثأل ف
(Keadaan Dirofa’kannya Isim-Isim)
Kelompok Marfu’atul Asma ‘
1. ثفجػ
2. جةخ ثفجػ
ذضوأ .3 ث
4. نذ ث
5. وج ث
6. إ مذ
ع .7 ف ثدغ ثض
Kajian.42
فجػ ث
(Fa’il)
Fa‘il adalah isim marfu‘ yang terletak setelah fi‘il ma‘lum untuk menunjukkan pelaku dari
suatu pekerjaan.
Contoh:
خ ى ث ح ػ (Ali telah memukul anjing)
و ثو ق (Muhammad sedang menulis pelajaran) ٠ىضخ
Ketentuan-Ketentuan Fa’il:
1. Fa‘il adalah isim yang marfu‘
Contoh:
وث ق ٠و (Zaid menolong Muhammad)
٠و adalah sebagai fa‘ilnya karena dia merupakan isim yang marfu‘
وث ق bukan sebagai fa‘il karena dia manshub
ق إ ث ؽ (Laki-laki itu pergi ke pasar) ىخ ث
ؽ ‘adalah sebagai fai‘ilnya karena dia merupakan isim yang marfu ث
ق bukan sebagai fa‘il karena dia majrur ث
2. Fa‘il harus diletakkan setelah fi‘il. Apabila ada isim marfu‘ yang terletak di depan
/sebelum fi‘il maka dia bukan fa‘il
Contoh:
و ٠ىضخ ثو ق (Muhammad sedang menulis pelajaran)
و .bukan sebagai fa‘il. Hal ini karena ia terletak di depan fi‘il ف
Fa‘ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi‘il ٠ىضخ yang taqdirnya adalah
.
3. Fi‘il yang dipakai adalah fi‘il ma‘lum. Apabila ada isim mar‘fu‘ yang terletak setelah fi‘il
majhul, maka ia bukan sebagai fa‘il.
Contoh:
ح ػ (Ali dipukul)
.bukanlah sebagai fa‘il karena fi‘il yang dipakai adalah fi‘il majhul ػ
4. Fi‘il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod
Contoh:
ثو (Seorang muslim itu menulis pelajaran) وضخ ث
ثو ج (Dua orang muslim itu menulis pelajaran) وضخ ث
ثو (Orang-orang muslim itu menulis pelajaran) وضخ ث
5. Bila fa‘ilnya mudzakkar, maka fi‘ilnya mufrod mudzakkar. Bila failnya muannats maka
fi‘ilnya mufrod muannats.
Contoh:
و ثذ ق ح (Muhammad telah minum susu)
ثذ ٠ دش (Maryam telah minum susu)
و ثذ ق ح ٠ (Muhammad sedang minum susu)
ثذ ٠ ح (Maryam sedang minum susu) ص
Kajian.43
Catatan Fa’il:
1. Fa‘il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi‘ilnya.
Contoh:
ؼز ثطجخ ؾج ث ؽغ (Mahasiswa itu telah pulang dari kampus)
خ ػ ى ح ث (Ali memukul anjing)
2. Apabila fa‘il tidak terletak secara langsung dibelakang fi‘ilnya, maka untuk fa‘il yang
muannats, fi‘ilnya boleh berbentuk mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.
Contoh:
٠ دش ثذ
Atau:
٠ ح ثذ
3. Apabila fa‘ilnya berupa jamak taksir, maka fi‘ilnya boleh berbentuk mufrod mudzakkar
atau mufrod muannats.
Contoh:
ؾو ث ج اله أ ؼخ ثأل
Atau:
ؾو ث ج اله أ ؼذش ثأل
Kajian.44
فجػ ثع ث أ
(Macam-Macam Fa‘il)
1. Fa‘il yang berupa isim mu‘rob
ضقج و ف ثال ؾض ـ ث ؽ
2. Fa‘il yang berupa isim mabni
ضقج ـ ثي ثؽضو ف ثال ؾ
ضقج و ف ثال ؾض ـ يث ث ؾ
ضقج ـ ف ثال ؾ
Kajian.45
Mengenal Fa’il Yang Berbentuk Dhomir
1. Fi’il Madhi
Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :وضخ
Fa‘ilnya adalah alif :وضذج
Fa‘ilnya adalah wawu :وضذث
Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :وضذش
Fa‘ilnya adalah alif :وضذضج
Fa‘ilnya adalah nun :وضذ
‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذش
ج ‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذض
‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذض
‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذش
ج ‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذض
‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذض
‘Fa‘ilnya adalah ta :وضذش
ج Fa‘ilnya adalah :وضذج
Contoh:
و وضخ ق ثو
Fa‘il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya
ث ثو ف ث
Fa‘il dari kalimat ini adalah wawu
ى ش ػ ث ؽ
Fa‘il dari kalimat ini adalah ta‘
Kajian.46
Fi’il Mudhori’
Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :٠ىضخ
Fa‘ilnya adalah alif :٠ىضذج
Fa‘ilnya adalah wawu :٠ىضذ
Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :صىضخ
Fa‘ilnya adalah alif :صىضذج
Fa‘ilnya adalah nun :٠ىضذ
ش Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir taqdirnya :صىضخ أ
Fa‘ilnya adalah alif :صىضذج
Fa‘ilnya adalah wawu :صىضذ
٠ ‘Fa‘ilnya adalah ya :صىضخ
صذج Fa‘ilnya adalah alif :صه
Fa‘ilnya adalah nun :صىضذ
أج Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :أوضخ
Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :ىضخ ق
Contoh:
ج ق وخ ث و ٠ ق
Fa‘il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya
ف ض ث جس ٠وم ث
Fa‘il dari kalimat ini adalah nun
جز ىضخ ث
Fa‘il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya ق
Kajian.47
Fi’il Amr
ش Fa‘ilnya adalah dhomir mustatir yang taqdirnya :ثوضخ أ
Fa‘ilnya adalah alif :ثوضذج
ث Fa‘ilnya adalah wawu :ثوضذ
‘Fa‘ilnya adalah ya :ثوضخ
Fa‘ilnya adalah alif :ثوضذج
Fa‘ilnya adalah nun :ثوضذ
Contoh:
ثوضخ ثو
Fa‘il dari kalimat ini adalah dhomir mustatir yang taqdirnya ش أ
ءث م ث ث ثففظ
Fa‘il dari kalimat ini adalah wawu
ث إ د١صى ؽؼ
Fa‘il dari kalimat ini adalah nun
Kajian.48
Catatan Macam Fa’il:
1. Alif yang berfungsi sebagai fa‘il dinamakan alif itsnain ( ( أف ثإلع١
2. Wawu yang berfungsi sebagai fa‘il dinamakan wawu jama‘ah ( جػز ؾ ث ث )
3. Nun yang berfungsi sebagai fa‘il dinamakan nun niswah ( ر ث )
4. Ta‘ yang berfungsi sebagai fa‘il dinamakan ta‘ fa‘il ( فجػ ( صجء ث
5. Ya‘ yang berfungsi sebagi fa‘il dinamakan ya mukhothobah ( نجذز ( ٠جء ث
Kajian.49
يجةخ ثفجع
(Naibul Fa’il)
Naibul fa’il adalah isim marfu‘ yang terletak setelah fi‘il majhul untuk menunjukkan orang
yang dikenai pekerjaan.
Contoh:
خ ى ح ث (Anjing itu telah dipukul)
(Pelajaran sedang ditulis) ٠ىضخ ثو
Ketentuan-ketentuan naibul fa’il
1. Naibul fa‘il merupakan isim marfu‘. Asal dari na‘ibul fa‘il adalah sebagai obyek (maf‘ul
bih) yang mempunyai I‘rob nashob. Tatkala failnya dihapus, maka maf‘ul bih menggantikan
posisi fa‘il yang mempunyai I‘rob rofa‘.
Contoh:
ق ٠و (Zaid menolong Muhammad) هث
Tatkala fa‘ilnya dihapus, menjadi:
و ق (Muhammad ditolong)
2. Naibul fa‘il harus diletakkan setelah fi‘il. Apabila ada isim marfu‘ yang terletak di depan
/sebelum fi‘il maka dia bukan naibul fa‘il.
Contoh:
ق (Muhammad ditolong) ه
و ق bukan naibul fa‘il. Hal ini karena ia terletak di depan fi‘il.
Naibul fa‘ilnya adalah berupa dhomir mustatir yang terdapat pada fi‘il yang taqdirnya
adalah
3. Fi‘il yang dipakai adalah fi‘il majhul.
Contoh:
ذم و ث ق ـ (Muhammad menyembelih sapi) ىد
و ق bukan sebagai na‘ibul fail karena fi‘il yang dipakai bukan fi‘il majhul.
4. Fi‘il yang dipakai harus selalu dalam bentuk mufrod
Contoh:
ىجف (Seorang kafir itu telah dibunuh) لضال
ث ىجف ث (Dua orang kafir itu telah dibunuh) لض
ىجف ث (Orang-orang kafir itu telah dibunuh) لض
5. Bila naibul fa‘ilnya mudzakkar, maka fi‘ilnya mufrod mudzakkar. Bila naibul failnya
muannats maka fi‘ilnya mufrod muannats.
Contoh:
و ق
٠ س
و ق ح ٠
٠ ح ص
6. Apabila susunan sebelum fa‘ilnya dihapus menpunyai dua maf‘ul bih (obyek), maka
setelah failnya dihapus, maf‘ul bih pertama menjadi naibul fail sedangkan maful bih kedua
tetap manshub sebagai maf‘ul bih.
Contoh:
ج ؼج فم١ و ث ق ـ (Muhammad memberi orang fakir itu makanan)
Tatkala fa‘ilnya dihapus , maka fi‘ilnya harus dirubah menjadi bentuk majhul . Kemudian
maf‘ul bih pertama ( yaitu فم١ berubah menjadi naibul fail ( ث , sehingga I‘robnya menjadi
rofa‘. Adapun maf‘ul bih ke dua ( yaitu ج .tetap manshub sebagai maf‘ul bih( ؼج
ج ؼج فم١ ـ ث (Orang fakir itu diberi makanan)
Kajian.50
Catatan Na’ibul Fa’il:
1. Ketentuan na‘ibul fa‘il mirip dengan ketentuan yang ada pada fa‘il.
2. Naibul fa‘il tidak harus terletak secara langsung dibelakang fi‘ilnya.
Contoh:
ق ج ٠ك ث ف ثط (Pencuri itu ditangkap di jalan) ٠مذ
3. Apabila na‘ibul fa‘il tidak terletak secara langsung dibelakang fi‘ilnya, maka untuk na‘ibul
fa‘il yang muannats, fi‘ilnya boleh mufrod muannats atau mufrod mudzakkar.
Contoh:
٠ ف س ف ث (Maryam ditolong di dalam kelas)
atau
٠ ف ف ث (Maryam ditolong didalam kelas)
4. Apabila na‘ibul fa‘ilnya berupa jamak taksir, maka fi‘ilnya boleh berbentuk mufrod
mudzakkar atau mufrod muannats.
Contoh:
جص١ي ثأل ت (Para ustadz ditanya)
Atau
جص١ي تش ثأل (Para ustadz ditanya)
5. Terkadang, na‘ibul fa‘il berupa isim mabni
Contoh:
ف ق ث ثي (Telah ditangkap orang yang mencuri uang) لذ
ذجح ـ يث ث (Pintu ini dibuka) ٠فض
ىجف ث (Orang kafir itu dibunuh) لض
ـ ى (Orang itu dinikahi) ص
ث د (Mereka dipukul)
Kajian.51
نذ ث ذضوأ ث
(Mubtada’ dan Khobar)
Mubtada’ adalah isim marfu‘ yang biasanya terdapat di awal kalimat (Subyek)
Khobar adalah sesuatu yang dapat menyempurnakan makna mubtada‘ (Predikat)
Contoh:
و ذ١خ ق (Muhammad adalah seorang dokter)
٠ ضجى (Ustadz itu sakit) ثأل
Ketentuan-ketentuan Mubtada’ dan khobar
1. Mubtada‘ dan khobar merupakan isim-isim marfu‘
Contoh:
٠١ و (Anak itu rajin) ث
ج ن (Bapakmu adalah orang yang pandai) أد
ػجهي مج (Hakim itu adil) ث
2. Mubtada‘ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi bilangannya.
Contoh:
فج (Seorang muslim itu hadir) ث
ث فج ج (Dua orang muslim itu hadir) ث
فج (Orang-orang muslim itu hadir) ث
3. Mubtada‘ dan khobar harus selalu sesuai dari sisi jenisnya.
Contoh:
ـ ج (Orang muslim itu sholeh) ث
جقز ز (Orang muslimah itu sholihah) ث
و ؾض ؤ (Para lelaki mu‘min itu orang yang bersungguh-sungguh) ث
وثس ؾض جس ؤ (Para perempuan mu‘min itu orang yang bersungguh-sungguh) ث
Kajian.52
ذضوأ ثع ث أ
(Macam-Macam Mubtada’)
1. Mubtada’ yang berupa isim mu’rob
Contoh:
(Allah Maha Mengetahui) ألل ػ١
وث ؾض وث (Dua anak laki-laki itu orang yang bersungguh-sungguh) ث
ػجهي (Umar adalah seorang yang adil) ػ
2. Mubtada’ yang berupa isim mabni
Contoh:
ىضجح ؽو٠و (Buku ini baru) يث ث
و ؾض (Dia seorang yang bersungguh-sungguh)
(Saya seorang mahasiswa) أج جخ
Kajian.53
نذ ثع ث أ
(Macam-Macam Khobar)
1. Khobar Mufrod
Khobar mufrod adalah khobar yang bukan berupa jumlah maupun syibhul jumlah.
Contoh:
فج ؼج (Seorang pekerja itu hadir) ث
ث فج ال ؼج (Dua orang pekerja itu hadir) ث
جي فج ؼ (Para pekerja itu hadir) ث
2. Khobar Murokkab
Khobar murokkab adalah khobar yang berupa jumlah atau syibhul jumlah.
a. Khobar yang berupa jumlah
i. Jumlah Ismiyah
Contoh:
و وضجد ؽو٠و (Anak laki-laki itu bukunya baru) ث
فج و أد (Anak laki-laki itu bapaknya hadir) ث
ج ف و ز و (Sekolahan itu pengajarnya telah hadir) ث
ii. Jumlah Fi’liyah
Contoh:
أد و ف (Anak itu telah hadir bapaknya) ث
ف و (Seorang pengajar itu telah hadir) ث
ث ف و (Para pengajar itu telah hadir) ث
b. Khobar yang berupa syibhul jumlah
i. Jer dan Majrur
Contoh:
ذ١ش و ف ث ق (Muhammad di dalam rumah)
ىضخ ىضجح ػ ث (Buku itu di atas meja) ث
ii. Dhorof dan Mudhof ilaih
Contoh:
ذ١ش ث ج و أ ق (Muhammad di depan rumah)
ىضخ ر صقش ث (Kucing itu di bawah meja) ث
Kajian.54
Catatan:
1. Susunan mubtada‘ dan khobar membentuk jumlah isimiyah, sedangkan susunan fi‘il dan
fa‘il membentuk jumlah fi‘ilyah.
Contoh:
ف (Jumlah isimiyah) ث
ث (Jumlah fi‘liyah) ف
2. Apabila khobar berupa jumlah fi‘liyah yang fa‘ilnya berupa dhomir, maka harus mengikuti
mubtada‘nya dari sisi bilangan dan jenisnya.
Contoh:
ف ث
ث ف ث
س ز ف ث
جس ف ث
3. Terkadang letak khobar didahulukan daripada mubtada‘ . Khobar ini dinamakan khobar
muqoddam ( مو ذش) dan mubtada‘nya dinamakan mubtada‘ muakhkhor (مذ ؤم (هأ
Contoh:
ؽ ذ١ش ف ث
و ف ػ
4. I‘rob dari khobar yang berbentuk murokkab adalah fi mahalli rof‟in ( فغ ق ( ف
Kajian.55
ج ثص أم وج ث
(Isim Kaana dan Saudaranya)
Kaana dan saudari-saudarinya merupakan fi‘il-fi‘il yang masuk pada susunan mubtada‘ dan
khobar sehingga merofa‘kan mubtada‘ dan menashobkan khobar.
Mubtada‘ yang telah dirofa‘kan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim
Kaana
Khobar yang telah dinashobkan oleh kaana dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar
Kaana
Contoh:
ج :هللا ػ١ هللا ػ١ وج
و ؾض و ق وث : ؾض و ق وج
Kajian.56
Isim Kaana
1. Isim Kaana yang berupa isim mu‘rob
Contoh:
١طج و وج ث
ز جقز وجش ػجة
جق١ ث وج
جقجس جس وجش ث
2. Isim Kaana yang berupa isim mabni
Contoh:
ج ضجى ػج يث ثأل وج
ف١وث ىضجح ىه ث وج
ج ش و
١ ث وج
٠ف وج ص
Contoh:
ج : وج
ج ج : ١ وجج
ز ش ز :أ ش و
Kajian.57
Saudari-Saudari Kaana
ـ .1 ذ ق –أ –أ – (Untuk menunjukkan waktu) دجس –أ
Contoh:
ج و جة (Anak itu tidur di malam hari) دجس ث
2. ١ (Untuk penafian)
Contoh:
ال ثؾجؿ ١ (Kesuksesan itu tidaklah mudah)
3. ج (Untuk menunjukkan terjadinya perubahan)
Contoh:
جدج و ق ج (Muhammad telah menjadi seorang pemuda)
4. جهث (Untuk menunjukkan jeda waktu)
Contoh:
ث ط ١ ث جهث ػ (Jangan keluar selama hari masih hujan) ال صن
ؿ .5 جد فه – ج جفضب – ثي – ج (Untuk menunjukkan adanya kesinambungan)
Contoh:
ث ىو ق ج ثي ث ج (Pencuri itu senantiasa membuat resah)
Kajian.58
وج ثع مذ أ
(Macam-Macam Khobar Kaana)
1. Khobar Kaana yang berbentuk mufrod
Contoh:
ث فج ؼج ث وج
2. Khobar Kaana yang berbentuk murokkab
Contoh:
و وضجد ؽو٠و ث وج
وج ث ف و ث
ذ١ش و ف ث ق وج
ذ١ش ث ج و أ ق وج
Kajian.59
Catatan Kana:
1. Apabila isim kaana berupa isim mu‘rob, maka kaana selalu dalam bentuk mufrodnya
walaupun isim kaana tersebut berupa isim mutsanna atau jamak.
Contoh:
وث ؾض ث وج
و٠ ؾض ج ث وج
و٠ ؾض ث وج
2. Apabila isim kaana berupa isim mabni yang berupa dhomir, maka kaana ditashrif sesuai
dengan dhomirnya.
Contoh:
ج : وج
ج ج : ١ وجج
ج :أج ش و
3. I‘rob dari khobar kaana yang berbentuk murokkab adalah fii mahalli nashbin ( خ ق ف
)
Kajian.60
ثصج أم إ مذ
Inna dan saudari-saudarinya merupakan huruf yang masuk pada susunan mubtada dan
khobar, sehingga menashabkan mubtada dan merofa‘kan khobar.
Mubtada‘ yang telah dinashabkan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Isim
Inna.
Khobar yang telah dirofa‘kan oleh inna dan saudari-saudarinya dikenal dengan Khobar
Inna.
Sehingga istilahnya menjadi berubah, dari mubtada menjadi isim inna dan khobar menjadi
khobar inna.
Contoh:
هللا فى١ (Sesungguhnya Allah adalah Maha Bijaksana) إ
ػ١ج ىو (Sesungguhnya Ali adalah Anak yang cerdas) إ
٠ ٠ ثو (Sesungguhnya Agama ini mudah) إ
Perincian kalimat:
—هللا فى١ هللا فى١ إ
ىو —ػ ػ١ج ىو إ
٠ ٠ —ثو إ ٠ ٠ ثو
Kajian.61
Saudari-Saudari Inna:
1. Untuk Taukid (Menguatkan sesuatu) = أ ,إ
Contoh:
٠ جد غ ث هللا (Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar) إ
ذ غ ث ث ث أ ثػ (Ketahuilah sesungguhnya pertolongan itu bersama kesabaran)
Untuk berandai-andai = ١ش .2
Contoh:
ز ١ش ثض١ؾز ف (Seandainya nilainya baik)
3. Untuk Tasybih (Menyerupakan) = وأ
Contoh:
و أ ػ وأ (Seakan-akan Umar adalah singa)
ه .4 = Untuk Menyatakan kebalikan dari kalimat sebelumnya
Contoh:
ف١و ى غ١ ىضجح (Kitab itu kecil akan tetapi berfaidah) ث
5. Untuk pengharapan = ؼ
Contoh:
ؼضوي ؾ ث (Mudah-mudahan udaranya nyaman) ؼ
6. ال ث ؾ Untuk meniadakan jenis = ثف١ز
Contoh:
ذ١ش ف ث ؽ (Tidak ada seorang lelaki pun di dalam rumah itu) ال
Kajian.62
Tashrif Inna:
Kajian.63
Isim Inna terbagi dua, yang berupa isim Mu‘rob dan Mabni.
A. Isim Inna yang berupa isim mu‘rob
Contoh:
وث ؽج ق (Sesungguhnya Muhammad duduk) إ
ضقج ثإل (Sesungguhnya Ujian itu mudah) إ
صج فج أص١ ث إ (Sesungguhnya dua wanita itu hadir)
ؾو ثالػذ١ (Sesungguhnya para pemain itu bersungguh-sungguh) إ
B. Isim inna yang berupa isim mabni
Contoh:
ز ج لجة (Sesungguhnya dia -perempuan- berdiri) إ
ضجى (Sesungguhnya kamu adalah seorang ustadz) إه أ
(Sesungguhnya aku adalah seorang pelajar) إ جخ
Kajian.64
إ ثع مذ أ
(Pembagian Khobar Inna)
Macam-Macam Khobar Inna:
1. Mufrod
Contoh:
ؾز فك ث إ
(Sesungguhnya keberadaan Surga adalah benar)
2. Jar Majrur
Contoh:
جء هللا ف ث إ
(Sesungguhnya Allah berada di atas langit)
3. Zharaf
Contoh:
ح ى غ ث ػ ف ث أ
(Sesungguhnya jalan keluar bersama dengan kesusahan)
4. Jumlah Ismiyyah
Contoh:
ـ ج و ػ إ
(Sesungguhnya anaknya Umar adalah anak shalih)
5. Jumlah Fi‘liyyah
Contoh:
هللا ٠ إ
(Sesungguhnya Allah Melihat)
Kajian.65
Catatan Khobar Inna:
1. Untuk menentukan mana isim inna dan khobarnya, terlebih dahulu harus dicari mana
mubtada dan khabarnya, sehingga apabila didapatkan khobar di depan atau mubtada di
belakang maka isim dan khobar inna juga menyesuaikan.
Contohnya adalah kalimat:
ؽ ذ١ش ث (Seorang laki-laki itu di dalam rumah) ف ث
Maka kata ذ١ش adalah khobar muqoddam, sedangkan ف ث ؽ .adalah mubtada muakhkhor ث
Sehingga apabila kemasukan inna, kalimatnya menjadi:
ؽ ذ١ش ث ف ث إ
2. Jika mubtada berbentuk dhomir maka isim inna menyesuaikan,
Contoh:
Menjadi,
إ
Contoh lain:
ش ىو أ
Menjadi,
إه ىو
Kajian.66
ثضجدغ
(Tabi’)
Tabi‘ adalah kata yang mengikuti hukum kata sebelumnya ditinjau dari sisi i‘rab.
Contoh:
٠ و ؽ (Seorang lelaki yang mulia telah datang) ؽجء
ج ٠ ؽال و أ٠ش (Aku telah melihat seorang lelaki yang mulia)
Istilahnya:
ع ضذ Kata yang diikuti = ث
Kata yang mengikuti = ضجدغث
ثدغ ثض
(Tawabi’)
س /ؼش —ثؼش .1 ؼ
ؼطف .2 ف /ػطف —ث ؼط
و١و .3 و١و —ثض و /ص ؤو
ذوي .4 /دوي —ث ذوي
Kajian.67
ثؼش
(Na‘at)
Na‘at adalah tabi‘ yang menyifati isim sebelumnya. Na‘at bisa disebut sifat.
Contoh:
ػجهي ج (Seorang imam yang adil telah datang) ؽجء إ
جقز ز (Seorang muslimah yang shalihah sedang shalat) ص
Ketentuan-Ketentuan Na’at:
1. Na‘at harus mengikuti man‟ut dari sisi ta‟yin (kejelasan) nya.
Contoh:
ج ؽغ جخ (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ج ؽغ ثطجخ ث (Seorang mahasiswa yang pandai itu telah kembali)
2. Na‘at harus mengikuti man‟ut dari sisi „adad (jumlah) nya.
Contoh:
ج ؽغ جخ (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ث ج ؽغ جذج (Dua orang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ج ؽغ الح (Para mahasiswa yang pandai telah kembali)
3. Na‘at harus mengikuti man‟ut dari sisi nau‟ (jenis) nya.
Contoh:
ج ؽغ جخ (Seorang mahasiswa yang pandai telah kembali)
ر ج ؽغ جذز (Seorang mahasiswi yang pandai telah kembali)
Kajian.68
Catatan:
1. Apabila man‘ut berupa isim jama‘ yang tidak berakal ( ػجل غ غ١ maka na‘atnya boleh (ؽ
berbentuk mufrod muannats atau jama‘ muannats.
Contoh:
ؼج١ز ؾذجي ث س ث فؾ ث (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)
ؼج١جس ؾذجي ث س ث فؾ ث (Gunung-gunung yang tinggi itu meletus)
2. Setiap jumlah (kalimat) yang terletak setelah isim nakirah maka dia dianggap sebagai na‘at
(sifat).
Contoh:
٠ف١و (Ini adalah amalan yang berfaidah) يث ػ
ه لج د ٠ (Hari yang dinginnya menusuk telah berlalu)
Kajian.69
العطف
(‗Athaf)
‗Athaf adalah tabi‘ yang terletak setelah huruf-huruf athaf (huruf-huruf penghubung /
penyambung)
Contoh:
ج ػغ (Umar dan Utsman telah datang) ؽجء ػ
ػ و ع ق (Muhammad tidur kemudian Ali) ج
Kajian.70
Huruf-huruf ‘athaf ada lima, yaitu:
1.
Digunakan untuk sekedar menggabungkan dua kata atau lebih (غ ؾ طك ث )
Contoh:
ؼ١و ف و ق (Muhammad, Hasan dan Sa‘id telah datang) ؽجء
ف .2
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan tanpa adanya
jeda (غ ثضؼم١خ ص١خ (ض
Contoh:
ؼ١و ف و فق ق (Muhammad datang, kemudian Hasan, kemudian Sa‘id) ؽجء
Faidah:
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda:
ش … ث ع مذز فىذ ث لذ
“…Kemudian hendaklah menghadap ke arah kiblat kemudian (langsung) bertakbirlah.”
―Dalam hadits ini menyebutkan perbuatan langsung, setelah seseorang menghadap kiblat,
kemudian ia langsung bertakbir. Maka faidahnya, tidak ada pengucapan niat dalam shalat.‖
3. ع
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih secara berurutan dengan disertai
adanya jeda (ثم غ ثض ص١خ (ض
Contoh:
ف و ع ق ؾو ث (Muhammad masuk masjid kemudian -beberapa saat kemudian- Hasan) هم
4. أ
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih untuk menunjukkan sebuah pilihan
atau untuk mengungkapkan keragu-raguan.
Contoh:
ر ثإلؽج ف ٠ صؼ غ ثطالح ؼخ أ Dibolehkan bagi segenap mahasiswa untuk bermain) ٠ذجؿ ؾ
atau belajar pada hari libur)
ػ و أ ق نذ ث (Yang menukil kabar adalah Muhammad atau Ali) م
5. أ
Digunakan untuk menggabungkan dua kata atau lebih guna menuntut suatu kejelasan. Huruf
ini biasanya terletak setelah huruf istifham ―a‖ (أ)
Contoh:
ذ١خ أ و ن أد (Apakah Bapakmu seorang Insinyur ataukah Dokter?)
Kajian.71
و١و ثض
(Taukid)
Taukid adalah tabi‘ yang disebutkan di dalam kalimat untuk menguatkan atau menghilangkan
keragu-raguan dari si pendengar.
Contoh:
ضجى ف (Ustadz itu telah datang) ؽجء ثأل
ثطالح و (Para Mahasiswa semuanya telah datang) ف
1. و١و فظ ص
Taukid yang disebutkan dalam suatu kalimat dengan cara mengulang lafazh yang hendak
dikuatkan.
Contoh:
ف جس ف (Hasan Hasan telah meninggal)
ػ ػ (Ali Ali telah dibunuh) لض
2. ؼ و١و ص
Yaitu taukid yang disebutkan dalam suat kalimat dengan cara menambahkan lafazh-lafazh
khusus (و١و فجظ ثض )
Catatan:
Alfazhuzh taukid harus bersambung dengan dhomir-dhomir yang sesuai dengan dengan kata
yang ingin dikuatkan.
Kajian.72
Diantara lafazh-lafazh taukid adalah:
1. ف
Contoh:
و ف ق ج
2. ػ١
Contoh:
ػ١ج ٠ ؽجةش
وال .3
Contoh:
ؾز ج ف ث وال ػ ج ػغ
ضج .4 و
Contoh:
ج ضج و ضج و س ف
5. ١غ ,و ز ,ؽ ػج
Contoh:
١ؼ ؽغ ثطالح ؽ
Kajian.73
Faidah Tambahan:
Apabila ditemukan kata yang bentuknya adalah mufrad akan tetapi secara makna mempunyai
anggota bagian maka ia dikuatkan dengan lafazh taukid jamak.
Contoh:
١ؼ ؽ ؾ١ ؽجء ث
ثفو خ ١ؼج ل ١ز ؽ ال ز ثإل ثأل
Kajian.74
ذوي ث
(Badal)
Badal adalah tabi‘ yang disebutkan di dalam suatu kalimat untuk mewakili kata sebelumnya,
baik mewakili secara keseluruhan ataupun sebagiannya saja.
Contoh:
و ق ضجى ثأل (Ustadz Muhammad sedang duduk) ٠ؾ
ؽ ح ػ (Ali dipukul kakinya)
Badal bisa dikenal dengan menambahkan kata ―yaitu‖ pada terjemah kata yang digantikan.
Kajian.75
Macam-Macam Badal
طجدك .1 دوي
Yaitu badal yang menggantikan kata sebelumnya (mubdal minhu) secara utuh.
Contoh:
ؽ و أف ج ـ ثإل ج (Imam Ahmad adalah seorang lelaki yang shalih)
2. ى ث ذؼ دوي ث
Badal yang mewakili anggota bagian dari kata sebelumnya.
Contoh:
ذ١ش ؽوث ث و (Rumah itu dindingnya roboh) ث
جي .3 ض دوي ثال
Badal yang mewakili sebagian sifat dari kata sebelumnya.
Contoh:
ذ١ش ظجفض (Kebersihan rumah itu mengagumkanku) ٠ؼؾذ ث
Kajian.76
Catatan:
1. Badal ba‘dhi minal kulli dan badal isytimal harus bersambung dengan dhomir yang sesuai
dengan mubdal minhu nya.
2. Biasanya badal ditemukan dalam suatu kalimat setelah:
a. Nama orang atau gelar
Contoh:
أد جخ د (Ali bin Abi Thalib berkata) لجي ػ
٠ور ف جز و ق ١ل (Syaikh Muhammad menulis sebuah risalah yang berfaidah) وضخ ث
b. Isim Isyarat
Contoh:
ف١و ىضجح (Kitab ini berfaidah) يث ث
ذ١ش ظ١ف (Rumah itu bersih) ىه ث
c. Pembagian
Contoh:
ج ز عالعز أل ى :ث ف ف فؼ (Kalimat terbagi tiga: Isim, Fi‘il dan Huruf) ث
ع ن ث :ث غ أ (Syirik terbagi dua: Besar dan Kecil) أوذ
Kajian.77
Catatan Khusus:
Apabila badal berupa lafadz حث, maka mubdal minhu (yang dibadali/kata yang terletak
sebelumnya) tidak boleh ditanwin, sedangkan lafadz حث dihilangkan alifnya (menjadi ح)
dan kata yang terletak setelahnya dimajrurkan sebagai mudhaf ilaih
Contoh:
ؽذ ؼجى د
Kajian.78
(Keadaan Dinashobkannya Isim-Isim)
Kelompok Manshubatul Asma:
1. ي د فؼ ث
2. ي ف١ فؼ ث
3. ي ألؾ فؼ ث
طك .4 ي ث فؼ ث
ؼ .5 ي فؼ ث
قجي .6 ث
7. ٠ ثض
ضغ .8 ث
9. وج مذ
10. إ ث
جه .11 ث
ثدغ .12 ثض
ي د فؼ ث
(Maf‘ul Bih)
Maf‘ul bih adalah isim yang menjadi objek dari pelaku.
Contoh:
وضخ (Mahasiswa itu telah menulis pelajaran) ثطجخ ثو
ثذ ٠ دش (Maryam meminum susu)
Kajian.79
Macam-Macam Maf'ul Bih
ي د فؼ ثع ث أ
(Macam-Macam Maf’ul Bih)
1. Maf‘ul bih yang berupa isim mu‘rob
Contoh:
جز و ث ق أ (Muhammad membaca surat) ٠م
و وضجد١ ق ض (Muhammad membeli dua buah buku) ث
لجص ٠ ىجف ث (Orang-orang muslim memerangi orang-orang kafir) ث
2. Maf‘ul bih yang berupa isim mabni
Contoh:
أ٠ضه (Aku telah melihat kamu)
ضجى يث ثطجخ (Ustadz telah menasihati murid ini) ؿ ثأل
جوج ىه ثؼخ (Kami telah menyaksikan permainan itu)
Kajian.80
Letak-letak maf‘ul bih dalam struktur kalimat:
1. –فؼ –فجػ ي د فؼ
Contoh:
و ق ف ر ى (Muhammad menendang bola) ث
غ و ث ق ـ (Muhammad menyembelih kambing) ىد
2. –فؼ ي د فؼ – فجػ
Contoh:
و ث ث (Anak kecil itu makan nasi) أو
١ي ضجى ص أي ثأل (Murid itu bertanya kepada guru)
3. فجػ –فؼ ي د فؼ
Contoh:
ضجى ش ثأل أ (Aku bertanya kepada ustadz)
ؾز أس ث (Aku membaca majalah) ل
4. ي د فؼ فجػ فؼ
Contoh:
صه (Aku memerintahkan kepada kamu) أ
د (Dia memukulnya)
5. ي د فؼ –فؼ فجػ
Contoh:
ضجى أ أ (Seorang ustadz bertanya kepadaku)
ه هللا ف (Semoga Allah merahmatimu)
6. ي د فؼ – فجػ فؼ
Contoh:
(Hanya kepada-Mu kami menyembah) إ٠جن ؼذو
ش ث أو (Aku hanya makan roti) مذ
Faidah tambahan:
Pola ke enam biasanya digunakan untuk pembatasan / pengkhususan.
Kajian.81
Catatan Maf’ul Bih:
Di dalam satu kalimat, terkadang ditemukan maf‘ul bih lebih dari satu.
Contoh:
ر وث ؽجة ق و (Pengajar itu memberi Muhammad hadiah) أػط ث
ثق ضجى ثطالح ػ ثأل (Guru itu mengajarkan para mahasiswa ilmu nahwu) ػ
ج ٠ ش ػ١ج (Aku menyangka Ali sakit) ظ
Kajian.82
ي ف١ فؼ ث
(Maf‘ul Fih)
Maf‘ul fih (zhorof) adalah isim yang menunjukkan keterangan waktu atau tempat terjadinya
suatu perbuatan.
Contoh:
س ١ال جف (Aku bersafar pada waktu malam)
ثإلع١ ش ٠ (Aku berpuasa pada hari senin)
ذ ث ج ش أ (Aku duduk di depan mimbar) ؽ
ذجح ف ث خ م ى ث (Anjing itu tidur di belakang pintu) ج
Catatan:
1. Maf‘ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan waktu dikenal sebagai zhorof
zaman ج ف ث ظ
2. Maf‘ul fiih yang digunakan untuk menunjukkan keterangan tempat dikenal sebagai zhorof
makan ىج ف ث ظ
Diantara contoh zhorof zaman adalah:
ذجفج (Pagi hari)
(Malam hari) ١ال
ث (Bulan)
ر (Terkadang) صج
(Sebelum) لذ
(Baru saja) أفج
(Besok) غوث
(Sekarang) ثأل
(Kadang-kadang) أف١جج
Diantara contoh zhorof makan adalah:
ق (Di atas) ف
(Di antara) د١
و (di sisi) ػ
ثء (Di belakang)
(Di bawah) صقش
ي (Sekitar) ف
١ ٠ (Sebelah kanan)
جي (Sebelah kiri)
(Arah) ق
Kajian.83
ف ثع ثظ أ
Macam-Macam Zhorof
A. Zhorof mutashorrif adalah lafazh zhorof yang dapat difungsikan untuk selain zhorof.
Contoh:
ثإلع١ ش ٠ (Aku berpuasa pada hari senin)
ن ذج ؼز ٠ ؾ ث ٠ (Hari jum‘at adalah hari yang diberkahi)
B. Zhorof ghoiru mutashorrif adalah lafazh yang hanya dapat difungsikan sebagai zhorof dan
tidak dapat difungsikan untuk yang lainnya.
Di antara contohnya adalah:
و ,أعجء ,دؼو ,لذ ,ػ ج ثء ,أ
Contoh:
ء ث لو لذ (Janganlah kamu tidur sebelum wudhu) الص
Kajian.84
Catatan Zhorof:
1. Zhorof ghoiru mutashorrif boleh di -jer-kan dengan huruf
Contoh:
لذى ؾو ش ث (Aku telah memasuki masjid sebelum kalian) هم
2. Ada beberapa zhorof yang bentuknya adalah mabni.
Contoh:
(Kemarin) أ
(Di manapun) ف١ظ
Kajian.85
ؽ ي أل فؼ ث
Maf’ul Liajlih
Maf‟ul liajlih adalah isim yang digunakan untuk menjelaskan sebab terjadinya perbuatan.
Contoh:
جج دجلل ١ش إ٠ (Aku shalat karena iman kepada Allah)
س ػ١ج فذج (Aku mengunjungi Ali karena cinta kepadanya)
فمز ج ؼج فم١ (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya) أػط١ش ث
Maf‟ul liajlih di bentuk dari amalan-amalan hati.
Lafazh-lafazh yang biasa menjadi maf‘ul liajlih:
ج ث (Karena hormat) إو
(Karena malu) ف١جء
ج (Karena sedih) ف
ز ف (karena sayang)
فج (karena takut) م
وث (karena iri) ف
Catatan:
Lafazh-lafazh maf‘ul liajlih dapat di-jer-kan dengan huruf lam.
Contoh:
أػط١ش فمض ج ؼج فم١ (Aku memberi orang fakir itu makanan karena kasihan kepadanya) ث
Kajian.86
طك ي ث فؼ ث
Maf’ul Muthlaq
Maf‘ul muthlaq adalah isim yang berasal dari lafazh fi‘il yang berfungsi untuk penguat
makna, penjelas bilangan atau penjelas sifat.
Contoh:
ففظج (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sebenar-benarnya hafal) ففظش ثو
دج دض (Aku telah memukulnya dengan sebenar-benar memukul)
ففظز (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan sekali hafal) ففظش ثو
دز دض (Aku telah memukulnya dengan sekali pukul)
ففظج ؽ١وث (Aku telah menghafal pelajaran itu dengan hafalan yang baik) ففظش ثو
و٠وث دج دض (Aku telah memukulnya dengan pukulan yang keras)
Kajian.87
Ketentuan-Ketentuan Maf’ul Muthlaq:
1. Maf‘ul muthlaq harus menggunakan mashdar (kata kerja yang dibendakan).
2. Apabila mashdar yang merupakan maf‘ul muthlaq berdiri sendiri, maka ia berfungsi
sebagai penguat makna.
Contoh:
ش ف ج ف (Aku menendang dengan sebenar-benarnya menendang)
3. Maf‘ul muthlaq yang berfungsi untuk menjelaskan bilangan , biasanya mengikuti wajan فؼز
Contoh:
ز ف ش ف (Aku menendang dengan sekali tendang)
4. Apabila mashdar yang merupakan maf‘ul muthlaq disifati atau diidhofahkan, maka ia
berfungsi sebagai penjelas sifat atau jenis.
Contoh:
و٠وث ج ف ش ف (Aku menendang dengan tendangan yang keras)
ؾه ث ف ش ف (Aku menendang seperti tendangan para tentara)
5. Terkadang fi‘il dari maf‘ul muthlaq dihilangkan.
Contoh :
ث ى (Terima kasih)
Yang asalnya adalah:
ث ى ن ى (Aku berterima kasih kepadamu dengan betul-betul terima kasih) أ
Kajian.88
ؼ ي فؼ ث
(Maf’ul Ma’ah)
Maf‘ul ma‘ah adalah isim yang terletak setelah huruf () yang mempunyai arti ―bersama‖
untuk menunjukkan kebersamaan.
Contoh:
ؾذ ث ػ ج (Ali berjalan bersama dengan gunung)
ح ث غ و ق (Muhammad datang bersamaan dengan terbenamnya matahari) ؽجء
Kajian.89
Perbedaan antara wau ma’iyyah dengan wau ‘athof:
1. Isim yang terletak setelah wau maiyyah selalu mansub, adapun isim yang terletak setelah
wau ‗athof tergantung ma‘thufnya.
Contoh :
ؾذ ث ػ ج = waunya adalah wau ma‘iyyah
ع ج ف = waunya adalah wau ‗athof
2. Pelaku pada wau ma‘iyyah hanya terdiri dari satu pihak, sedangkan pelaku pada wau ‗athof
terdiri dari dua belah pihak.
Catatan:
Pada dasarnya, huruf wau yang terletak di antara dua buah isim adalah wau ‗athof. Oleh
karena itu seandainya sebuah kalimat cocok untuk dimaknai dengan wau ‗athof, maka wau
tersebut adalah wau ‗athof.
Kajian.90
قجي ث
(Hal)
Hal adalah isim mansub yang digunakan untuk menjelaskan keadaan fa‘il atau maf‘ul bih
saat terjadinya fi‘il (perbuatan).
Contoh:
و لجػوث ق (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
١ج ج ؾو و إ ث ق (Muhammad pergi ke masjid dengan berjalan) ىخ
ثوذج ضجى أ٠ش ثأل (Aku melihat ustadz sedang naik kendaraan)
Kajian.91
Ketentuan-ketentuan Hal:
1. Hal merupakan isim yang mansub.
Contoh:
و لجػوث ق (Muhammad shalat dalam keadaan duduk)
2. Hal berbentuk isim nakiroh, sedangkan shohibul hal (isim yang dijelaskan keadaannya oleh
Hal) berbentuk isim ma‘rifat.
Contoh:
ج و لجة ث (Anak itu makan dalam keadaan berdiri) أو
و Shohibul hal, ma‘rifat = ث
ج Hal, nakiroh = لجة
3. Hal mengikuti shohibul hal dari sisi nau‟ (mudzakkar atau muannats) dan ‗adad (mufrod,
mutsanna, jama‘).
Contoh:
ح ج و ؽج ق (Muhammad minum dalam keadaan duduk)
ز ز ؽج دش فج (Fatimah minum dalam keadaan duduk)
ج و لجة ث (Anak itu makan dalam keadaan berdiri) أو
١ لجة وث ث (Dua anak itu makan dalam keadaan berdiri) أو
Kajian.92
قجي ثع ث أ
Macam-Macam Hal
1. Mufrod
Yaitu hal yang berbentuk tunggal. Termasuk bentuk mufrod disini adalah isim mufrod,
mutsanna dan jama‘.
Contoh:
ج و لجة ث أو
(Anak itu makan sambil berdiri)
لجا وث ث أو ١
(Dua anak itu makan sambil berdiri)
١ اله لجة ثأل أو
(Para anak itu makan sambil berdiri)
2. Murokkab
Yaitu hal yang terdiri dari jumlah ismiyyah ataupun fi‘liyyah.
Contoh:
ش لجة أ ح (Janganlah minum sambil berdiri) ال ص
و ٠ذى (Anak itu datang sambil menangis) ؽجء ث
Kajian.93
Faidah Hal
Setiap jumlah yang terletak setelah isim nakiroh, maka ia adalah sifat, adapun apabila terletak
setelah isim ma‘rifat maka ia adalah hal.
Contoh:
ه ث صغ ؼش ١ (Aku mendengar burung-burung berkicau)
ه Sifat = صغ
ه صغ ؼش ثط١ (Aku mendengar burung-burung berkicau)
ه Hal = صغ
Kajian.94
٠ ثض
(Tamyiz)
Tamyiz adalah isim nakiroh yang disebutkan dalam suatu kalimat untuk memberi penjelasan
sesuatu yang masih samar.
Sesuatu yang masih samar yang dijelaskan oleh tamyiz dikenal dengan istilah mumayyaz
( ١ .(ث
Contoh:
وضجدج ٠ ٠ش ػ ض (Aku membeli dua puluh kitab) ث
٠ Mumayyaz = ػ
Tamyiz = وضجدج
زث ج ف ٠ش ه (Aku membeli satu dirham perak) ص
ج Mumayyaz = ه
ز Tamyiz = ف
Kajian.95
١ ثع ث أ
Macam-Macam Mumayyaz
A. Mumayyaz malfuzh adalah mumayyaz yang disebutkan dalam pembicaraan atau kalimat.
Mumayyaz malfuzh ada 4, yaitu:
ى١ .1 جء ث (Nama-nama takaran) أ
Contoh:
ث ث ٠ش ض ض (Aku membeli satu liter beras) ث
2. جء ث (Nama-nama timbangan) أ
Contoh:
ج ج ق ث غ ٠ش و١ ض (Aku membeli satu kilo daging) ث
جفز .3 جء ث (Nama-nama jarak/ukuran) أ
Contoh:
ج ج ث ل ض ٠ش ض (Aku membeli satu meter kain) ث
ؼوه .4 جء ث (Nama-nama bilangan) أ
Contoh:
د١ضج ٠ ٠ش ػ ض (Aku membeli 20 rumah) ث
Kajian.96
Mumayyaz Malhuzh
B. Mumayyaz malhuzh adalah mumayyaz yang tidak ditampakkan dalam pembicaraan atau
kalimat. Mumayyaz malhuzh biasanya untuk menggantikan mubtada‘ atau fa‘il.
Contoh:
ر ثطجخ مذ أوغ و Pengajar itu lebih banyak dibandingkan dengan murid) ث
pengalamannya)
Asalnya adalah,
ر ثطجخ مذ أوغ و ر ث Pengalaman pengajar itu lebih banyak dibandingkan dengan) مذ
murid)
جال ه (Aku lebih banyak dari kamu hartanya) أج أوغ
Asalnya,
ه ج أوغ (Hartaku lebih banyak daripada hartamu)
ؽج ػ (Ali bagus wajahnya) ف
Asalnya,
ؽ ػ (Wajah Ali bagus) ف
ج و ف ق (Muhammad baik jiwanya) جح
Asalnya,
و ق (Jiwa Muhammad baik) جدش ف
Kajian.97
ؼوه ث ١١ ص
(Tamyiz ‘Adad)
Tamyiz ‗adad adalah tamyiz yang digunakan untuk menjelaskan mumayyaz yang berupa
‗adad (bilangan).
Tamyiz adad biasa dikenal dengan istilah ma‘dud (ه ؼو (ث
Contoh:
ج ل ٠ش عالع١ ض (Aku membeli tiga puluh pena) ث
Adad‗ = عالع١
ج Ma‘dud = ل
Kajian.98
Hukum ‘adad dan ma’dud:
1. Jika ‗adadnya berupa bilangan 3-10, maka ma‘dud berbentuk jamak majrur.
Contoh:
اله (Tiga orang anak) عالعز أ
ؽجي ز (Lima orang laki-laki) م
ذؼز (Tujuh Hari) أ٠ج
2. Jika ‗adadnya berupa bilangan 11-99, maka ma‘dud berbentuk mufrod manshub.
Contoh:
وث ز ػ (Lima belas orang anak) م
ؽال دؼز ػ (Empat belas orang laki-laki) أ
ج ٠ (Dua puluh hari) ػ
3. Jika ‗adadnya berupa bilangan 100 atau 1.000 atau kelipatannya, maka ma‘dud berbentuk
mufrod majrur.
Contoh:
و جةز (Seratus orang anak)
ؽ ف (Seribu orang laki-laki) أ
جةز ٠ (Tiga ratus hari) عال ع
Kajian.99
Rumus Hapal ‘Adad Ma’dud:
Untuk mempermudah kita dalam menghafal hukum-hukum ‗adad ma‘dud, dapat digunakan
rumus:
ج ػ
Maksudnya jamak majrur = ػ
Maksudnya mufrod manshub = ج
= Maksudnya mufrod majrur
Kajian.100
ضغ ث
(Mustatsna)
Mustatsna adalah isim yang disebutkan setelah adatul istitsna (alat pengecualian) untuk
menyelisihi hukum kata sebelum adatul istitsna . Kata yang terletak sebelum adatul istitsna
dikenal dengan istilah mustatsna minhu ضغ ث
Contoh:
ج ـ ثطالح إال ف (Para siswa lulus kecuali Hasan)ؾ
Alat pengecualian / Adat istitsna = إال
Mustatsna minhu = ثطالح
ج Mustatsna = ف
٠وث ؽجي إال ث (Para lelaki itu telah hadir kecuali Zaid) ف
Alat pengecualian = إال
ؽجي Mustatsna minhu = ث
٠وث = Mustatsna
ضغجء :ada enam, yaitu (Adatul istitsna) أهثر ثال
,إال ,غ١ ج ,ػوث ,مال , فج
Kajian.101
Hukum Mustatsna Dengan Illa
A. Hukum mustatsna dengan إال
1. Wajib nashob, apabila kalimatnya positif dan disebutkan mustatsna minhu.
Contoh:
وث ق إال قج ؽغ ث (Para hadirin telah pulang kecuali Muhammad)
و٠ ١ي إال ؽغ ثضال (Para siswa telah pulang kecuali dua orang anak)
2. Boleh nashob atau mengikuti mustatsna minhu apabila kalimatnya negatif dan disebutkan
mustatsna minhu.
Contoh:
وث ق إال قج ؽغ ث ج و / ق (Para hadirin tidak pulang kecuali Muhammad)
و٠ ١ي إال ؽغ ثضال ج وث / (Para siswa tidak pulang kecuali dua orang anak)
3. Di‘irob sesuai dengan kedudukannya dalam kalimat, apabila kalimatnya negatif dan tidak
disebutkan mustatsna minhu.
Contoh:
و ق ؽغ إال ج (Tidak ada yang pulang kecuali Muhammad)
٠وث دش إال ج (Aku tidak memukul kecuali Zaid)
Kajian.102
Hukum Mustatsna Dengan Ghoir Dan Siwa
B. Hukum mustatsna dengan غ١ dan
Mustatsna dengan غ١ dan adalah selalu majrur.
Contoh:
ػ خ ثطالح غ١ (Para murid gagal kecuali Ali)
ف ـ ثطالح (Para murid lulus kecuali Hasan) ؾ
Catatan:
1. Hukum I‘rob غ١ adalah mengikuti hukum mustatsna dengan إال
Contoh:
a. Kalimat positif dan disebutkan mustastna minhu.
و ق غ١ قج ؽغ ث
b. Kalimat negatif dan disebutkan mustasna minhu.
غ١ قج ؽغ ث ج و / ق غ١
c. Kalimat negatif dan tidak disebutkan mustasna minhu.
و ق ؽغ غ١ ج
Kajian.103
Hukum Mustatsna Dengan Khola, 'Ada Dan Hasya
C. Hukum mustatsna dengan ج ,ػوث ,مال فج
Mustasna dengan ج ,ػوث ,مال .boleh nashob ataupun jar / majrur فج
Contoh:
وث ق مال قج ؽغ ث و / ق
ؽجي ػوث ػ١ج /ؽجء ث ػ
ج ج ف اله فج ثأل /ج ف
Kajian.104
ثصج أم وج مذ
Khobar kana Dan Saudaranya
Penjelasan tentang khobar kana silakan dirujuk kembali pada pembahasan isim kana.
Contoh:
ج و ػج ق وج
قىج و ث وج
و٠ ؾض ثطجذج وج
جؽق١ ث وج
ش جذج و
ض الدج و
Kajian.105
ثصج أم إ ث
Isim Inna Dan Saudaranya
Penjelasan tentang isim inna silakan dirujuk kembali pada pembahasan khobar inna.
Contoh:
هللا ػ١ إ
ث فج ثطجذ١ إ
مج ٠ ىجف ث إ
إ ن ىو
ل إ
و ؾض إ
Kajian.106
جه ث
Munada
Munada adalah isim yang disebutkan setelah huruf nida‘ (huruf yang digunakan untuk
memanggil).
Contoh:
(Wahai hamba Allah) ٠ج ػذو هللا
ض١مع ج ث (Wahai orang yang tidur, bangunlah) ٠ج جة
Huruf-huruf Nida’:
.Untuk memanggil jarak dekat = أ
Contoh:
(Wahai Abdullah, tulislah) أ ػذو هللا ثوضخ
,١ج ,أ٠ج Untuk memanggil jarak jauh = أ
Contoh:
ص غ ص (?Wahai Abdullah, apakah engkau mendengar suaraku) أ٠ج ػذو هللا
.Dapat digunakan untuk memanggil dekat ataupun jauh = ٠ج
Contoh:
ع (Wahai Abdullah, cepatlah) ٠ج ػذو هللا أ
Kajian.107
جه ثع ث أ
(Macam-macam Munada)
ح .1
Munada selalu manshub dalam 3 (tiga) keadaan.
a. جف (mudhof)
Contoh:
(Wahai Abdullah) ٠ج ػذو هللا
ي هللا (Wahai Rasulullah) ٠ج
(Wahai Abu Bakr) ٠ج أدج دى
b. جف ذ١ دج (Mirip dengan mudhof)
Contoh:
(Wahai pendaki gunung) ٠ج جؼج ؽذال
جػ١ج ف ٠ج ن١ (Wahai orang yang berusaha berbuat baik) ث
ال فم١ذز (Wahai orang yang membawa tas) ٠ج فج
c. هر م ر غ١ Nakirah yang belum tentu orangnya ى
Contoh:
ؽال (Wahai lelaki) ٠ج
ج (Wahai Muslim) ٠ج
(Wahai mahasiswa) ٠ج جذج
Kajian.108
Macam-Macam Munada – Mabni
فغ .2 ز ث ػ ػال ذ
Munada‘ dimabnikan dengan tanda rafa‘ pada 2 (dua) keadaan.
a. ه ف (Nama orang tunggal / terdiri dari satu kata) ػ
Contoh:
و ق ٠ج
٠ج ػ
b. هر م ر (Nakirah yang sudah tertuju pada orang tertentu) ى
Contoh:
ؽ ٠ج
٠ج
Kajian.109
Beda Munada Maqshudah Ghoiru Maqshudah
Faidah Munada:
Nakirah ghairu maqshudah dan nakirah maqshudah dapat terlihat dengan jelas perbedaannya
dengan memperhatikan kasus-kasus berikut ini:
1. Orang yang tercebur di sungai padahal ia tidak bisa berenang. Ia meminta tolong pada
orang-orang di sekitarnya untuk dapat menolongnya. Ia tidak peduli siapa yang akan
menolongnya, yang jelas ia minta tolong dan berteriak barangkali ada orang yang mendengar
dan mau menolongnya.
Maka orang ini dalam panggilannya menggunakan bentuk nakirah ghairu maqshudah.
Contoh:
مي ؽال أ (Wahai lelaki, selamatkanlah aku) ٠ج
2. Ada orang berkebangsaan Saudi dating ke Indonesia, setelah turun dari pesawat ia hendak
membawa barang-barang bawaannya. Mengingat barang bawaannya cukup banyak, ia
menoleh ke sebelah kanan dan meminta kepada seorang laki-laki yang berada di sampingnya
untuk dapat membantunya. Ia belum begitu kenal siapa orang yang disampingnya itu, namun
ia menginginkan orang di sampingnya yang akan membantunya.
Maka orang Saudi ini dalam panggilannya menggunakan bentuk nakirah maqshudah.
Contoh:
جػو ؽ (Wahai lelaki bantulah aku) ٠ج
Kajian.110
Munada Dengan Alif Lam
Memanggil kata yang terdapat ―يث―:
Untuk kata yang terdapat ―يث‖ nya, ada beberapa ketentuan dalam pemanggilannya.
1. Kata yang di panggil I‘robnya marfu‘
2. Menambahkan lafazh berikut setelah huruf nida‘:
a. أ٠ج Untuk isim mudzakkar
b. أ٠ضج Untuk isim muannats
Contoh:
٠ج أ٠ج ثذ
٠ج أ٠ج ث
أر ٠ج أ٠ضج ث
جس ٠ج أ٠ضج ث
Kajian.111
Faidah Munada
Faidah:
1. Khusus untuk lafazh jalalah Allah ييث, hanya boleh menggunakan huruf nida‘ ٠ج .
Contoh:
٠ج هللا
Biasanya untuk memanggil lafzhul jalalah Allah digunakan (Ya Allah) ث
2. Terkadang munada dibuang huruf nida‘nya
Contoh:
ف١ ف ء ج إه د Asalnya adalah ج د ٠ج
ف أػ يث٠ ػ Asalnya adalah ف ٠ج ٠
3. Jika munada‘ mudhof kepada ya‘ mutakallim maka ya‘ boleh dibuang.
Contoh:
ج ه ػ د Asalnya د ٠ج
و صؼجي ! Asalnya و ٠ج
Kajian.112
ح ث ثدغ ال ثض
(Tawabi‘ Dari Isim Manshub)
Pembahasan tentang tawabi‘ dari isim manshub telah di bahas pada pembahasan tawabi dari
isim marfu‘.
ثدغ ثض
س /ؼش —ثؼش .1 ؼ
ؼطف .2 ف /ػطف —ث ؼط
و١و .3 و١و —ثض و /ص ؤو
/دوي —دوي ثي .4 ذوي
ثؼش .1
Contoh:
ضقج ـ ف ثال ؾ و ٠ ؾض ١ي ث ثض إ
ضقج ـ ف ثال ؾ ور ص ؾض ١ير ث ثض إ
ضقج ف ثال ؾقج ٠ و٠ ؾض ث ١ي٠ ثض إ
ؼطف .2 ث
Contoh:
ج ج أ٠ش مجوث
٠ أ٠ش مجوث
و١و .3 ثض
ذج ذج و أ٠ش و
مجةو ف أ٠ش ث
ذوي .4 ث
و أف ج فش ثإل ػ
ؽ خ ى دش ث
Kajian.113
جء ثس ثأل ؾ
(Keadaan Di Jerkannya Isim-Isim)
Kelompok Majruratul Asma:
1. ؾ ف ث دق ؾ
جفز .2 دجإل ؾ
3. ؾ ثدغ ثض
ؾ ف ث دق ؾ
(Majrur Karena Huruf Jer)
Yang dimaksud dengan isim majrur karena huruf jer adalah isim yang mempunyai I‘rob
majrur apabila didahului oleh salah satu dari huruf jer.
Huruf jer ada 17 (tujuh belas), yaitu:
,إ , ح ,ف ,ػ ,ػ ذجء , ىجف ,(ح)ث ,(ن)ث ,فض ,(ي)ثال م ث ث ( ), م صجء ث ي ,(س) ي , ,ػوث ,مال ,
ج فج
Kajian.114
Contoh Penggunaan Huruf Jer
Contoh masing-masing penggunaan huruf jer:
1. (Dari)
ي ث ؽش (Aku keluar dari rumah) م
١ ق ث ولز ث (Shadaqah ini dari orang-orang yang berbuat baik) ي
(Ke) إ .2
ؾو أىخ إ ث (Aku akan pergi ke masjid)
3. (Dari) ػ
ز ػجة ػ قو٠ظ (Hadits ini diriwayatkan dari Aisyah) يث ث
(Di atas) ػ .4
ىضخ ىضجح ػ ث (Buku itu berada di atas meja) ث
(Di dalam) ف .5
ؾو ف ث ؼ طخ ث (Kami menuntut ilmu di dalam masjid) ق
ح .6 (Betapa banyak / sedikit)
ث١ز ـ صؼظ ج ح ػ (Betapa banyak amalan yang kecil menjadi besar nilainya disebabkan
oleh niat)
ذجء .7 (Dengan) ح –ث
م دج (Aku menulis pelajaran dengan pena) وضذش ثو
ىجف .8 (Seperti) ن –ث
و وجأل (Umar seperti singa) ػ
9. (Milik) ي –ثال
و ق ىضجح (Kitab ini miliknya Muhammad) يث ث
(Sampai) فض .10
أ ه فض ش ث (Aku makan ikan sampai kepalanya) أو
11. م ث ث ( )
هللا أج (Demi Allah aku adalah seorang muslim)
12. م (س)صجء ث
(Demi Allah aku adalah seorang muslim) صجلل أج
ي .14 ,13 dan ي (Sejak)
١ز ج ع ث ذ ي ثأل أ٠ض ج (Aku tidak melihatnya semenjak seminggu yang lalu)
ج dan مال,ػو .17 ,16 ,15 (Selain / kecuali) فج
و ق ؽغ ثطالح مال (Para mahasiswa telah pulang kecuali Muhammad)
Kajian.115
Faidah Isim Majrur Dengan Huruf Jer
1. Huruf فض dapat masuk ke isim atau fi‘il.
Jika فض masuk ke isim maka berfungsi sebagai huruf jer.
Jika فض masuk ke fi‘il maka berfungsi sebagai huruf penashob.
Contoh:
و ثؽض ؽ ج ص إ Bersungguh-sungguhlah sampai engkau mencapai apa yang engkau) فض ص
harapkan)
2. Huruf Qasam (sumpah) ada tiga yaitu .‖Semuanya diartikan ―Demi ح ,س ,
هللا –صجلل –دجلل
Secara penggunaan bahasa, ―ta‖ hanya boleh digunakan untuk lafzhul jalalah Allah, adapun
―bi‖ dan ―wa‖ boleh untuk selain lafzhul jalalah Allah. Adapun secara syar‘i, maka sumpah
tidak boleh ditujukan kecuali kepada Allah ta‟ala.
Contoh:
مجه ػذو ث ؾ١ال Boleh secara bahasa (akan tetapi berdasarkan syar‘i tidak boleh) = ث
ؾ١ال ث مجه Tidak boleh secara bahasa (dan juga berdasarkan syar‘i) = صؼذو ث
Kajian.116
جفز دجإل ؾ ث
(Majrur Karena Idhafah)
Idhafah adalah bentuk penyandaran suatu isim dengan isim yang lain.
Contoh:
و ق (Bukunya Muhammad) وضجح
ىخ (Cincin emas) مجص
1. Isim yang pertama yaitu وضجح dan .dikenal dengan istilah mudhaf مجص
2. Isim yang kedua yaitu و ق dan ىخ dikenal dengan istilah mudhaf ilaihi.
Mengingat susunan idhafah adalah terdiri dari mudhaf dan mudhaf ilaihi, terkadang istilah
idhafah dikenal dengan istilah mudhaf – mudhaf ilaihi.
I‘rab mudhaf adalah mengikuti kedudukannya didalam kalimat adapun I‘rab mudhaf ilaihi
adalah selalu majrur.
Contoh:
ف١و و ق (Bukunya Muhammad bermanfaat) وضجح
و ق وضجح ضؼ١ (Aku meminjam bukunya Muhammad) أ
و ق هر ف وضجح ؽ الفظز ث (Catatan ini terdapat di bukunya Muhammad) ي
Kajian.117
جف إ١ ثع ث أ
(Macam-Macam Mudhof Ilaihi)
1. Mu‘rob
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mu‘rab harus selalu majrur. Contoh:
وضجح ث
١ وضجح ث
١ وضجح ث
ز فو٠ظ ػجة
2. Mabni
Mudhof ilaihi yang berbentuk isim mabni tidak mengalami perubahan harokat akhir (sesuai
bentuk aslinya).
Contoh:
(Kitabmu – laki-laki) وضجده
(Kitabmu – wanita) وضجده
Kajian.118
جفز ثإل
(Syarat-Syarat Idhofah)
Syarat-syarat idhofah ada 3:
1. Mudhof tidak boleh ditanwin. Contoh:
mudhof = فم١ذز
و ق = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah,
و ق (Tas Muhammad) فم١ذز
ثي mudhof = ؽ
و ق = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah:
و ق ثي (Handphone Muhammad) ؽ
2. Membuang nun mutsanna atau jama‘ pada mudhof. Contoh:
mudhof = وضجدج
و ق = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah,
و ق (Kitab Muhammad) وضجدج
و = mudhof
ؼو = mudhof ilaihi
Susunan idhofahnya adalah,
و ؼو (Para pengajar ma‘had)
3. Membuang alif lam dari mudhof
Contoh:
ي mudhof = ث
mudhof ilaihi = هللا
Susunan idhofahnya adalah,
ي هللا (Rasulullah)
mudhof = ثذجح
ؾو mudhof ilahi = ث
Susunan idhofahnya adalah,
ؼ (Pintu Masjid) هدجح ث
Kajian.119
Faidah Idhofah
Faidah:
1. Secara umum, kandungan makna idhofah mempunyai tiga arti:
a. Bermakna (dari)
Contoh:
فو٠و (Cincin besi) مجص
Maknanya adalah,
فو٠و (Cincin dari besi) مجص
b. Bermakna ي (milik)
Contoh:
(Rumah Ali) د١ش ػ
Maknanya adalah,
(Rumah milik Ali) د١ش ؼ
c. Bermakna ف (di dalam)
Contoh:
(Azab Kubur) ػيثح ثمذ
Maknanya adalah,
(Azab di dalam kubur) ػيثح ف ثمذ
2. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan alif, dan mudhof ilaihi berupa ya‘
mutakallim, maka ya‘ ditulis dengan harakat fathah
Contoh:
(Kedua tanganku) ٠وث
Asalnya adalah . ٠وث sebagai mudhof, nunnya dibuang sehingga bentuknya menjadi ٠وث
mengingat ٠وث berakhiran alif, maka ketika diidhofahkan kepada ya‘ mutakallim menjadi . ٠وث
(Petunjukku) وث
Asalnya adalah,
و () dan ya‘ mutakallim ث
ث (Selainku)
Asalnya adalah,
dan ya‘ mutakallim ()
3. Apabila mudhof berupa isim yang berakhiran dengan ya‘ dan mudhof ilaihi berupa ya‘
mutakallim, maka ya‘ ditulis dengan fathah yang ditasdid.
Contoh:
و (Para pengajarku)
Asalnya adalah,
١ و dan ya‘ mutakallim ()
قج (Pengacaraku)
Asalnya adalah,
قج () dan ya‘mutakallim ث
فض (Muftiku)
Asalnya adalah,
فض dan ya‘ mutakallim ()
Kajian.120
ؾ ثدغ ثض
Tawabi Pada Isim Majrur
ثؼش .1
Contoh:
ـ ق١ س ف فو٠ظ ز ىو ثم (Kisah ini disebutkan di dalam hadits yang shohih) ي
ؼطف .2 ث
Contoh:
ثم فض (Aku menulis dengan menggunakan buku tulis dan pena) وضذش دجو
و١و .3 ثض
Contoh:
و ق و ق ىضجح (Buku ini betul-betul milik Muhammad) يث ث
ذوي .4 ث
Contoh:
ضجى س دجأل و ق (Aku berpapasan dengan Ustadz Muhammad)
Penutup:
Rasulullah shallallahu „alaihi wa sallam bersabda,
٠ ف ثو ث ٠فم م١ ه هللا د ٠
“Barangsiapa yang dikehendaki baik oleh Allah ta‟ala maka dia akan dipahamkan dalam
urusan agamanya.”
Maka Bahasa Arab merupakan kunci dalam memahami agama islam, dan merupakan salah
satu tanda baiknya seseorang.
Kami mengharap kepada ikhwah sekalian agar mencari referensi-referensi lain untuk
menambah perbendaharaan ilmu bahasa arab, bahkan kalau memungkinankan mencari
seorang guru yang membimbing langsung dalam pembelajaran bahasa arab ini lebih lanjut.
Kami memohon ampun kepada Allah ta‟ala atas kesalahan-kesalahan yang telah kami
lakukan dan kami memohon kepada Allah barakah atas ilmu yang telah kita pelajari.
ح إ١ه أص ن ضغف ش أ ال إ إال أ و أ ون أ دق ذقجه ث