19
Bersihkan Perbankan Syariah? Oleh Muhammad Arifin Bin Badri

Bersihkan Perbankan Syariah?

  • Upload
    wauna

  • View
    70

  • Download
    0

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Bersihkan Perbankan Syariah?. Oleh Muhammad Arifin Bin Badri. Konsekwensi Akad. Memindahkan kepemilikan. Tidak Memindahkan. Sebagian Hukum Akad Investasi. Investor adalah owner. Investor m enanggung resiko usaha. Kerugian usaha senantiasa terbuka. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: Bersihkan Perbankan Syariah?

Bersihkan Perbankan Syariah?

Oleh Muhammad Arifin Bin Badri

Page 2: Bersihkan Perbankan Syariah?

Konsekwensi Akad

Memindahkan kepemilikan

Tidak Memindahkan

Page 3: Bersihkan Perbankan Syariah?

Sebagian Hukum Akad Investasi

Page 4: Bersihkan Perbankan Syariah?

• Investor adalah owner.

• Investor menanggung resiko usaha.

• Kerugian usaha senantiasa terbuka.

• Investasi bergantung erat pada tingkat

kejujuran dan amanah masing-masing

pihak yang terkait.

Page 5: Bersihkan Perbankan Syariah?

قال الشافعي رحمه الله : ة بالضمان في الملك الصحيح( األم ما تملك الغل )إن

4/4Imam Syafii berkata :

“Sesungguhnya keuntungan suatu harta hanya dapat dimiliki seseorang bila ia siap bertanggung jawab atas kerugian yang terjadi, sebagai

konsekwensi dari kepemilikannya yang sah terhadap harta tersebut. (Al Umm 4/4)

Page 6: Bersihkan Perbankan Syariah?

قال ابن قدامة :إ8ن رب المال يس8تحق بمال8ه ال بالشرط والعام8ل يس8تحق بالعم8ل والعم8ل يكث8ر ويق8ل وإنم8ا تتقدر

حصته بالشرطIbnu Qudamah berkata:

“Sesungguhnya pemodal berhak mendapatkan bagian dari keuntungan, karena ia sebagai pemilik, bukan karena adanya persyaratan. Sedangkan pelaku usaha, ia berhak mendapatkan bagian darinya karena adanya persyaratan.” (Al Mughni 5/142)

Page 7: Bersihkan Perbankan Syariah?

Kendala Utama

Page 8: Bersihkan Perbankan Syariah?

UU No: 21 Thn 2008 Tentang Perbankan Syari’ahLarangan Bagi Bank Syariah dan UUS

Pasal 24(1) Bank Umum Syariah dilarang:a. melakukan kegiatan usaha yang bertentangan

dengan Prinsip Syariah;b. melakukan kegiatan jual beli saham secara

langsung di pasar modal;c. melakukan penyertaan modal, kecuali

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) huruf b dan huruf c;

Page 9: Bersihkan Perbankan Syariah?

Pasal 20(1) Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19 ayat (1), Bank Umum Syariah dapat pula: a. melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan Prinsip

Syariah;b. melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum

Syariah atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah;

c. melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan

Pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya;

Page 10: Bersihkan Perbankan Syariah?

Pengakuan Pemilik Salah Satu Bank

Islam&

Bukti Nyata.

Page 11: Bersihkan Perbankan Syariah?

Shaleh Kamil pendiri Al Baraka Banking Group mengisahkan: “Pada awal kami mendirikan bank islam,

kami memiliki devisi pembelian, pemasaran dan gudang. Namun hal itu kini tidak dimiliki oleh perbankan islam yang ada. Perbankan

Islam saat ini hanya memiliki dewan syariah. Walau demikian perhatian dewan syariah yang ada

hanya fokus pada mekanisme perbankan semata.” (Harian as shabiba-oman, hal: 3, edisi 26 januari 2012).

Page 12: Bersihkan Perbankan Syariah?

1) Akad Murabahah• DSN pada fatwanya no: 04/DSN-MUI/IV/2000

menyatakan: “Bank membiayai sebagian atau seluruh harga pembelian barang yang telah disepakati kualifikasinya.”

• Pada ketentuan selanjutnya dinyatakan: “Bank membeli barang yang diperlukan nasabah atas nama bank sendiri, dan pembelian ini harus sah dan bebas riba.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.24)

Page 13: Bersihkan Perbankan Syariah?

2) Akad Mudharabah.• Pada fatwa no: 07/DSN-MUI/IV/200, DSN menyatakan: “LKS

(lembaga Keuangan Syariah) sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.43)

• DSN kembali menekankan akan hal ini dengan berkata: “Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian apapun, kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.45)

Page 14: Bersihkan Perbankan Syariah?

3) Gadai Emas.DSN dalam fatwanya no: 26/DSN-MUI/III/2002 tentang gadai emas, menyatakan : “Besar biaya pemeliharaan dan penyimpanan marhun (barang gadai) tidak boleh ditentukan berdasarkan jumlah pinjaman.” (Himpunan Fatwa Dewan Syari’ah Nasional MUI hal.154)

Page 15: Bersihkan Perbankan Syariah?

Contoh Kasus

Page 16: Bersihkan Perbankan Syariah?

Bank Mandiri mengkonversi hutang PT Garuda Indonesia sebesar 1 Triliun menjadi saham sebesar 11,5 % dari . Namun kepemilikan Bank Mandiri atas saham tersebut hanya sementara saja dan harus segera dijual ke publik melalui penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO). Penawaran saham Bank Mandiri ke publik ini dilakukan oleh PT Garuda, dan bukan oleh Bank Mandiri. (http://finance.detik.com/read/2009/12/30/155824/1268675/6/bank-mandiri-resmi-kuasai-1061-saham-garuda)

Page 17: Bersihkan Perbankan Syariah?

Standar Ganda Perbankan Syariah

Page 18: Bersihkan Perbankan Syariah?

Penjelasan UNDANG-UNDANG PERBANKAN SYARIAH NOMOR 21 TAHUN 2008, Bab IV Pasal 19, ayat 1, Huruf c:

“Yang dimaksud dengan “Akad mudharabah” dalam Pembiayaan adalah Akad kerja sama usaha antara pihak pertama (malik, shahibul mal, atau Bank Syariah) yang menyediakan seluruh modal dan pihak kedua (‘amil, mudharib, atau Nasabah) yang bertindak selaku pengelola dana dengan membagi keuntungan usaha sesuai dengan kesepakatan yang dituangkan dalam Akad, sedangkan kerugian sepenuhnya ditanggung oleh Bank Syariah kecuali jika pihak kedua melakukan kesalahan yang disengaja, lalai atau menyalahi perjanjian.”

Page 19: Bersihkan Perbankan Syariah?

Nasabah Perbankan Syari’ah Pasti Aman.

Tabungan iB dengan skema titipan maupun investasi juga dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) sesuai dengan Undang-Undang No.24 tahun 2004 tentang Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Tabungan iB, baik dengan skema titipan maupun skema investasi termasuk yang dijamin oleh LPS hingga nilai maksimal Rp 2 miliar. (disarikan dari:http://www.bi.go.id/web/id/Tentang+BI/Edukasi/Perbankan/Menghitung_Bagi_Hasil_iB.htm)