27
AKUNTANSI MANAJEMEN PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN BIAYA Disusun oleh : DINA SILATURRAHMI HENRI FIANTARA IDA KETUT WIRA S. JUNIARTI KADEK BAGUS WIRA KADEK BUDI SURYANATA KASYFUL FAHMI LIANA WINARNI M. HALIM SUHARTAWAN MISBAHRUDDIN MOH. RAMDANI MUHAMMAD RUM PAICE TAMPY PRIATNA PUTRI MAHARANI RAHMAT SANTOSA RIA AYUNING KUSUMASARI SYAIFIN NIZAR WISNU WIDIANTORO UNIVERSITAS MATARAM

biaya kualitas

Embed Size (px)

DESCRIPTION

asdklaskdaskdlkasdasdasdasdasdasdasdsadasdsadasdsadsadasdasdasdasdasdasdasd

Citation preview

AKUNTANSI MANAJEMENPERENCANAAN DAN PENGENDALIAN BIAYA KUALITAS DAN PRODUKTIVITAS : PENGUKURAN DAN PENGENDALIAN BIAYA

Disusun oleh :DINA SILATURRAHMIHENRI FIANTARAIDA KETUT WIRA S.JUNIARTIKADEK BAGUS WIRAKADEK BUDI SURYANATAKASYFUL FAHMILIANA WINARNIM. HALIM SUHARTAWANMISBAHRUDDINMOH. RAMDANIMUHAMMAD RUMPAICE TAMPYPRIATNA PUTRI MAHARANIRAHMAT SANTOSARIA AYUNING KUSUMASARISYAIFIN NIZARWISNU WIDIANTORO

UNIVERSITAS MATARAMFAKULTAS EKONOMI & BISNISAKUNTANSI2015

KATA PENGANTAR

Pertama tama kami ucapkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan anugerah-Nyalah akhirnya kami dapat menyelasaikan tugas pembuatan makalah Akuntansi Manajemen yang bertemakan mengenai Perencanaan dan Pengendalian Biaya Kualitas dan produktivitas : Pengukuran dan Pengendalian BiayaTidak lupa kami juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak pihak yang membantu kami dalam menyelesaikan tugas ini terutama dosen Akuntansi Manajemen itu sendiri dikarenakan bimbingan para beliaulah kami akhirnya dapat menyelesaikan makalah kami ini.Makalah ini dibuat oleh kami dengan tujuan diharapkan setelah membaca makalah ini para pembaca setidaknya dapat mengerti dan memahami apa yang dimaksud dengan Perencanaan dan Pengendalian Biaya Kualitas dan produktivitas : Pengukuran dan Pengendalian BiayaKami sadar bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari sempurna oleh karena itu diharapkan setelah membaca makalah ini para pembaca dapat memberikan kritik dan saran kepada kami mengenai penulisan makalah ini. Sekali lagi kami ucapkan terima kasih.

Mataram Mei 2015

Kelompok 5

DAFTAR ISI

Halaman Judul.............................................................................................................iKata Pengantar............................................................................................................iiDaftar Isi.....................................................................................................................3BAB I : Pendahuluan..................................................................................................41.1 Latar Belakang......................................................................................................4BAB II : Pembahasan.................................................................................................52.1 Definisi Kualitas...................................................................................................52.2 Definisi Biaya Kualitas.........................................................................................62.3 Mengukur Biaya Kualitas.....................................................................................62.3.1 Metode Pengali..................................................................................................62.3.2 Metode Penelitian Pasar.....................................................................................72.3.3 Fungsi Kerugian Kualitas Taguchi.....................................................................72.4 Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Kualitas yang Dapat Diterima......................82.5 Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-Nol......................................................82.6 Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas Optimal................................92.7 Analisis Tren..........................................................................................................102.8 Penggunaan Informasi Biaya Kualitas..................................................................102.9 Produktivitas: Pengukuran dan Pengendalian......................................................112.10 Pengukuran Produktivitas Parsial.......................................................................122.11 Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efisiensi Produktif...........122.12 Keunggulan Ukuran Parsial.................................................................................122.13 Kelemahan Ukuran Parsial..................................................................................122.14 Pengukuran Produktivitas Total..........................................................................132.15 Pengukuran Profil...............................................................................................132.16 Pengukuran Produktivitas berkaitan dengan laba...............................................132.17 Kualitas dan Produktivitas.................................................................................142.18 Insentif Pembagian Keuntungan........................................................................14BAB III : KESIMPULAN........................................................................................153.1 Kesimpulan...........................................................................................................15DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................17BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar BelakangBiaya kualitas adalah biaya yang muncul karena kualitas yang buruk mungkinakan atau telah terjadi. Biaya kualitas ini berhubungan dengan dua jenis aktivitas:Aktivitas pengendalian (control activities), yaitu aktivitas yang dilakukan untuk mencegah atau mendeteksi kualitas yang buruk (karena kualitas yang buruk mungkin muncul). Aktivitas pengendalian terdiri dari aktivitas pencegahan dan aktivitas penilaian. Biaya pengendalian adalah biaya yang digunakan untuk melakukan aktivitas pengendalian.Aktivitas kegagalan (failure activities), yaitu aktivitas yang dilakukan oleh organisasi atau pelanggannya dalam menanggapi kualitas yang buruk (kualitas yang buruk sudah terjadi). Aktivitas kegagalan terdiri dari aktivitas kegagalan internal dan aktivitas kegagalan eksternal. Biaya kegagalan adalah biaya yang harus ditanggung oleh perusahaan akibat terjadinya aktivitas kegagalan.Biaya kualitas dapat dilihat dari data yang tersedia dalam catatan akuntansiperusahaan (observable costs), namun ada biaya-biaya kesempatan yang muncul sebagai akibat adanya kualitas yang buruk dan tidak terdapat dalam catatan akuntansi (hidden costs). Manajer bertanggung jawab untuk menentukan tingkat biaya kualitas yang optimal dan menentukan proporsinya di masing-masing kelompok biaya kualitas. Ada dua pandangan terkait dengan optimalisasi biaya kualitas, yaitu: tingkat kualitas dapat diterima (acceptable quality view) dan tingkat kerusakan nol (zero defect view).Sesuai dengan manajemen berbasis aktivitas, aktivitas penilaian dan kegagalanserta biaya yang berhubungan dengan aktivitas-aktivitas tersebut merupakan aktivitastidak bernilai tambah, sedangkan aktivitas pencegahan (yang dilakukan secara efektif)merupakan aktivitas yang bernilai tambah. Manajemen berbasis aktivitas jugamendukung sistem biaya kualitas yang bersifat zero defect.Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk meningkatkan dan membantu perencanaan manajerial, pengendalian dan pembuatan keputusan.Dan berdasarkan penjelasan diatas maka kami dari kelompok lima mencoba menjelaskan mengenai biaya kualitas dan produktivitas lebih detail lagi.

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Definisi KualitasKualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan.Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional.Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan.Produk atau jasa yang berkualitas memenuhi atau melebihi harapan pelanggan dalam 8 dimensi:a. Kinerja (performance), mengacu pada konsistensi dan seberapa baik fungsi-fungsisebuah produk. Dimensi kinerja untuk jasa dapat di definisikan lebih jauh sebagai atribut daya tanggap, kepastian dan empati.b. Estetika (aesthetics), berhubungan dengan penampilan wujud produk serta penampilan fasilitas, peralatan, pegawai, dan materi komunikasi yang berkaitan dengan jasa.c. Kemudahan Perawatan dan Perbaikan (serviceability), berkaitan dengan tingkat kemudahan merawat dan memperbaiki produk.d. Fitur (features), karakteristik produk yang berbeda dari produk-produk sejenis yang fungsinya sama.e. Keandalan (reliability),probabilitas produk dan jasa menjalankan fungsi seperti yang dimaksudkan dalam jangka waktu tertentu. f. Tahan Lama (durability), jangka waktu produk dapat berfungsig. Kualitas Kesesuaian (quality of conformance),ukuran mengenai apakah sebuah produk telah memenuhi spesifikasinya atau tidak.h. Kecocokan Penggunaan (fitness for use),kecocokan dari sebuah produk menjalankan fungsi-fungsi sebagaimana yang diiklankan. Jika sebuah produk mengandung cacat desain yang parah, maka produk tersebut dianggap gagal meskipun tingkat kesesuaiannya sesuai dengan spesifikasinya.Perbaikan kualitas berarti perbaikan pada satu atau lebih dari dimensi tersebut di atas sambil tetap mempertahankan kinerja dimensi lainnya. Meskipun kedelapan dimensi tersebut penting dan mampu mempengaruhi kepuasan pelanggan, tetapi atribut kualitas yang dapat diukur cenderung lebih mendapat perhatian.Terutama tingkat kesesuaian merupakan dimensi yang mendapat perhatian paling besar. Kesesuaian adalah dasar mendefinisikan apa yang disebut produk yang tidak sesuai (nonconformance) atau produk cacat (defective).

2.2 Definisi Biaya KualitasBiaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk.Biaya kualitas dibagi menjadi 4 kategori antara lain:Biaya Pencegahan (prevention costs), terjadi untuk mencegah kualitas yang buruk pada produk atau jasa yang dihasilkan. Contohnya, biaya rekayasa kualitas, program pelatiha kualitas, perencanaan kualitas, pelaporan kualitas, dan sebaginya.Biaya Penilaian (appraisal costs), terjadi untuk menentukan apakah produk dan jasa telah sesuai dengan persyaratan atau kebutuhan pelanggan.contoh biaya ini adalah pemeriksaan kemasan, pengawasan kegiatan penilaian, penerimaan produk, penerimaan proses, dam peralatan pengukuran.Biaya Kegagalan Internal ,terjadi karena produk atau jasa yang dihasilkan tidak sesuai dengan spesifikasi atau kebutuhan pelanggan. Ketidaksesuaian ini di deteksi sebelum dikirim ke pihak luar. Contoh biaya ini adalah sisa bahan, pengerjaan ulang, penghentian mesin, pemeriksaan ulang, pengujian ulang dan sebagianya.Biaya Kegagalan Eksternal, terjadi karena produk dan jasa yang dihasilkan gagal memenuhi persyaratan atau tidak memuaskan kebutuhan pelanggan setelah produk disampaikan kepada pelanggan. Dari semua biaya kualitas, kategori ini dapat menjadi yang paling merugikan. Contohnya biaya penarikan produk dari pasar sehingga perusahaan dapat mengalami kerugian hingga ratusan juta dolar.

2.3 Mengukur Biaya Kualitas2.3.1 Metode PengaliMetode ini mengasumsikan total biaya kegagalan adalah hasil pengalian dari biaya-biaya kegagalan yang terukur.Total Biaya Kegagalan = k (Biaya kegagalan eksternal yang terukur)Dimana k adalah efek pengali.Nilai k diperoleh berdasarkan pengalaman.Sebagai contoh, Westinghouse electric melaporkan nilai k antara 3 dan 4.Dengan demikian, jika biaya kegagalan eksternal yang terukur adalah $2 juta dolar, maka biaya kegagalan eksternal actual adalah $6 juta sampai $8juta. Dengan meningkatnya biaya kegagalan, manajemen diharapkan akan meningkatkan investasinya dalam biaya pengendalian.2.3.2 Metode Penelitian PasarMetode ini digunakan untuk menilai dampak kualitas yang buruk terhadap penjualan dan pangsa pasar. Servey pelanggan dan wawancara dengan anggota tim penjualan perusahaan dapat memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap besarnya biaya tersembunyi perusahaan.hasil penelitian pasar dapat digunakan untuk memproyeksi hilangnya laba di masa depan akibat kualitas yang buruk.2.3.3 Fungsi Kerugian Kualitas TaguchiFungsi kerugian Taguchi mengasumsikan setiap penyimpangan dari nilai target suatu karakteristik kualitas dapat menimbulkan biaya kualitas yang tersembunyi. Fungsi kerugian Taguchi dapat dijelaskan dalam persamaan berikut:L(y) = k(y-T)dimana:k= konstanta proporsionalitas yang besarnya bergantung pada struktur biaya kegagalan eksternal perusahaany = nilai katual dari karakteristik kualitasT = nilai target dari karakteristik kualitasL = kerugian kualitasUntuk menggunakan fungsi kerugian Taguchi, nilai k harus diestimasi.Nilai k dihitung dengan membagi estimasi biaya pada salah satu batas spesifikasi tertentu dengan deviasi kuadrat dari batas nilai target.k = cld2 dimana:c = kerugian pada batas spesifikasi atas atau bawahd = jarak batas dari nilai targetHal ini berarti kita masih harus mengestimasi kerugian akibat deviasi dari nilai target.Salah satu dari dua metode pertama, metode pengali atau metode penelitian pasar, dapat digunakan untuk membantu estimasi ini (penilaian pada satu titik waktu diperlukan).Jika k diketahui, maka biaya kualitas tersembunyi bisa diestimasi untuk setiap tingkat penyimpangan dari nilai target.Laporan Biaya KualitasSebuah system pelaporan biaya kualitas memiliki arti penting bagi perusahaan yang menaruh perhatian serius terhadap perbaikan dan pengendalian biaya kualitas.Langkah perhatian serius dan paling sederhana dalam menciptakan system semacam itu adalah menilai biaya kualitas actual saat ini.Pencatatan biaya kualitas actual secara terperinci berdasarkan kategorinya dapat memberikan dua masukan pandangan penting.Pertama, catatan tersebut mengungkapkan besarnya biaya kualitas dalam setiap kategori yang memugkinkan para manajer menilai dampak keuangannya.Kedua, catatan tersebut menunjukkan distribusi biaya kualitas menurut kategori yang memungkinkan para manajer menilai kepentingan relative dari setiap kategori.

2.4 Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Kualitas yang Dapat DiterimaPandangan kualitas dapat diterima mengamsumsikan terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan.Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun.Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level AQL).

2.5 Fungsi Biaya Kualitas: Pandangan Cacat-NolSudut pandang AQL didasarkan pada definisi produk cacat tradisional.Dalam pengertian klasik, sebuah produk dikatakan cacat apabila kualitasnya berada di luar batas toleransi suatu karakteristik kualitas.Menurut pandangan ini, biaya kegagalan timbuh hanya jika produk tidak sesuai dengan spesifikasi dan terdapat perbandingan terbalik optimal antara biaya kegagalan dan biaya pengendalian.Pandangan AQL mendukung diproduksinya sejumlah barang cacat tertentu. Model ini digunakan dalam dunia pengendalian kualitas hingga akhir 1970-an ketika model AQL ditantang oleh model cacat nol (zero-defects model). Intinya, model cacat nol menyatakan keunggulan biaya akan diperoleh dengan mengurangi unit cacat hingga nol. Pada pertengahan 1980-an, model cacat nol lebih disempurnakan dengan model kualitas kokoh (robust quality model).Menurut pandangan kokoh ini, kerugian terjadi karena diproduksinya produk yang menyimpang dari nilai target; semakin jauh penyimpangannya, semakin besar pula nilai kerugiannya.Selain itu, kerugian juga tetap terjadi meskipun dari spesifikasi ideal adalah merugikan dan batas toleransi spesifikasi tidak menawarkan manfaat apapun, bahkan dapat menipu.Model cacat nol menekankan pada biaya kualitas dan potensi penghematan dari upaya yang lebih besar untuk meningkatkan kualitas (ingat factor pengali pada Westinghouse Electric).Jadi, model kualitas kokoh mempererat definisi dari unit cacat, menyempurnakan pandangan kita terhadap biaya kualitas, dan mengintensifkan upaya perbaikan kualitas.Sifat Dinamis Biaya Kualitas Penemuan bahwa terdapat pertukaran antara berbagai kategori biaya kualitas bias dikelola secara berbeda dari implikasi hubungan yang digambarkan pada Tampilan 15-5 sama dengan penemuan bahwa pertukaran biaya persediaan dapat dikelola dengan cara yang berbeda dari model persediaan tradisional (EOQ). Intinya, ketika perusahaan menambah biaya pencegahan dan penilaian serta menurunkan biaya kegagalan, mereka selanjutnya dapat mengurangi biaya pencegahan dan penilaiannya.Sesuatu yang pada awalnya tampak berbanding terbalik berubah menjadi pengurangan biaya permanen di semua kategori biaya kualitas.Strategi untuk menekankan biaya kualitas cukup sederhana: (1) lakukan serangan langsung terhadap biaya kegagalan untuk memaksanya menuju titik nol, (2) lakukan investasi pada kegiatan pencegahan yang tepat untuk menghasilkan perbaikan, (3) kurangi biaya penilaian sesuai dengan hasil yang dicapai, dan (4) lakukan evaluasi secara berkelanjutan dan arahkan kembali upaya pencegahan untuk mendapatkan perbaikan lebih lanjut.

2.6 Manajemen Berbasis Kegiatan dan Biaya Kualitas OptimalManajemen berbasis kegiatan (activity-based management-ABM) mengklasifikasikan berbagai kegiatan sebagai bernilai tambah dan tak bernilai tambah, serta hanya mempertahankan kegiatan-kegiatan yang memberikan nilai tambah.Prinsip ini dapat diaplikasikan pada kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengan kualitas.Kegiatan-kegiatan kegagalan, penilaian, dan biaya-biaya terkait tidak menghasilkan nilai tambah dan harus dihilangkan.Kegiatan pencegahan yang dilakukan secara efisien dapat diklasifikasikan sebagai kegiatan bernilai tambah dan perlu dipertahankan.Setelah berbagai kegiatan untuk setiap kategori diidentifikasi, pendorong timbulnya penggunaan sumber daya (resource drivers) dapat digunakan untuk memperbaiki pembagian biaya pada setiap kegiatan.Pendorong (biaya) akar juga dapat diidentifikasi, khususnya untuk kegiatan-kegiatan yang gagal, dan berguna untuk membantu para manajer memahami hal-hal yang menyebabkan biaya kegiatan. Selanjutnya, informasi ini dapat digunakan untuk memilih cara mengurangi biaya kualitas sampai ke tingkat tertentu sebagaimana diperlihatkan pada Tampilan 15-6. Hasilnya, manajemen berbasis kegiatan (ABM) mendukung pandangan cacat nol robust mengenai biaya kualitas.Tidak ada perbandingan terbalik optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan; biaya kegagalan adalah biaya yang tidak menghasilkan nilai tambah sehingga harus dikurangi sampai nol. Kegiatan pengendalian lainnya menghasilkan nilai tambah, tetapi mungkin dijalankan dengan tidak efisien.Biaya yang disebabkan oleh kegiatan yang tidak efisien adalah tak bernilai tambah.Jadi, biaya untuk kategori-kategori tersebut juga dapat dikurangi ke tingkat yang lebih rendah.

2.7 Analisis TrenLaporan biaya kualitas menunjukkan jumlah dan distribusi biaya kualitas di antara keempat kategori sehingga menunjukkan peluang untuk perbaikan kualitas.Setelah ukuran-ukuran peningkatan kualitas ditentukan, hal penting yang harus dilakukan perusahaan adalah menentukan apakah biaya kualitas telah berkurang sebagaimana yang direncanakan. Laporan biaya kualitas tidak akan memperlihatkan apakah perbaikan telah terjadi atau tidak. Akan berguna bagi perusahaan untuk mendapatkan gambaran mengenai bagaimana keberhasilan program perbaikan kualitas sejak diterapkan.Apakah tren multiperiode perubahan keseluruhan dalam biaya kualitas bergerak kearah yang tepat?Apakah peningkatan kualitas yang dihasilkan dari waktu ke waktu cukup signifikan?Jawaban atas pertanyaan-pertanyaan dapat diketahui dengan menggunakan bagan atau grafik tren yang menggambarkan perubahan biaya kualitas dari waktu ke waktu.Grafik demikian disebut laporan tren kualitas multiperiode (multiple-period quality trend report).

2.8 Penggunaan Informasi Biaya KualitasTujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk memperbaiki dan mem permudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Sebagai contoh, dalam memutuskan pengimplementasian program seleksi pema-sok guna memperbaiki kualitas bahan baku, seorang manajer memerlukan penilaian terhadap biaya kualitas saat ini menurut bagian dan kategori, penilaian biaya tambahan yang dibutuhkan berkaitan dengan program tersebut, dan penilaian terhadap proyeksi penghematan menurut jenis dan kategori. Selain itu, perlu juga dibuat proyeksi mengenai kapan biaya dan penghematan tersebut akan terjadi. Setelah dampak--dampak tunai ini diproyeksikan, maka analisis penganggaran modal dapat dilakukan untuk menilai manfaat program yang diusulkan. Jika hasilnya menguntungkan dan program mulai dijalankan, maka menjadi penting untuk me-mantau program dengan menggunakan pelaporan kinerja standar.Penggunaan informasi biaya kualitas untuk keputusan-keputusan implementasi program kualitas dan untuk mengevaluasi efektifitas program tersebut, setelah diim-plementasikan, hanya merupakan salah satu potensi penggunaan dari sistem biaya kualitas. Penggunaan-penggunaan penting lainnya juga dapat diidentifikasi. Ske-nario berikut mengilustrasikan penggunaan informasi biaya kualitas dalam keputus-an penetapan harga strategis dan analisis profitabilitas atas desain produk baru.

2.9 Produktivitas: Pengukuran dan PengendalianProduktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output. Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi: Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang diguna-kan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output, dan atas bauran bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis dan, karena itu, disebut sebagai efisiensi teknis (technical efficiency). Dengan melihat berbagai kegiatan sebagai input, maka kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan relatif dari harga input dan, karena itu, diseblit efisiensi trade offinput (input trade off efficiency). Harga input menen-tukan proporsi relatif masmg,masing input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut menciptakan trade-off input yang tidak efisien.Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efisiensi produktiftotal. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan input relatif lebih sedikit.

2.10 Pengukuran Produktivitas ParsialPengukuran Produktivitas adalah penilaian kuantitatif atas perubahan produktivitas.Tujuan pengukuran ini adalah menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun. Pengukuran produktivitas untuk satu input pada suatu waktu disebut pengukuran produktivitas parsial.Definisi Pengukuran produktivitas parsial merupakan produktivitas dari satu input tunggal biasanya diukur dengan menghitung rasio output terhadap input.Rasio Produktivitas = Output/InputKarena hanya produktivitas dari satu input yang sedang diukur, ukuran itu disebut pengukuran produktivitas parsial. Jika output dan input diukur dalam kuantitas fisik, maka kita memperoleh ukuran produktivitas operasional. Jika output dan input dinyatakan dalam dolar, maka kita memperoleh ukuran produktivitas keuangan.

2.11 Ukuran-ukuran Parsial dan Pengukuran Perubahan Efisiensi ProduktifUntuk mengukur perubahan dalam produktivitas, ukuran aktivitas yang actual berjalan dibandingkan dengan ukuran produktivitas periode sebelumnya.Periode sebelumnya disebut periode dasar dan menjadi acuan bagi bagi pengukuran perubahan efisiensi produktif.Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui atau menilai apakah efisiensi produktif telah meningkat atau menurun.

2.12 Keunggulan Ukuran ParsialPenggunaan ukuran parsial memiliki keunggulan yaitu mudah diintepretasikan oleh semua pihak di dalam perusahaan sehingga ukuran tersebut mudah digunakan untuk menilai kinerja produktivitas dari karyawan operasional.

2.13 Kelemahan Ukuran ParsialUkuran parsial yang digunakan secara terpisah dapat menyesatkan. Pertama, kemungkinan terjadi trade-off menyebabkan perlu adanya ukuran produktivitas total untuk menilai kelebihan berbagai keputusan produktivitas. Kedua, karena ada kemungkinan trade-off, ukuran produktivitas total harus mempertimbangkan konsekuensi keuangan agregat sehingga harus dalam bentuk sebuah ukuran keuangan.

2.14 Pengukuran Produktivitas TotalPengukuran produktivitas dari seluruh input disebut Pengukuran Produktivitas Total. Dalam praktiknya, mengatur pengaruh dari seluruh input mungkin tidak diperlukan. Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indicator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total.

2.15 Pengukuran ProfilPengukuran profil menyediakan serangkaian atau sebuah vector ukuran operasional parsial yang berbeda dan terpisah.Profil dapat dibandingkan dari waktu ke waktu untuk memberikan informasi mengenai perubahan produktivitas.

2.16 Pengukuran Produktivitas berkaitan dengan labaPengukuran jumlah perubahan laba yang diakibatkan oleh perubahan produktivitas disebut pengukuran produktivitas yang berkaitan dengan laba.Dengan menilai pengaruh perubahan produktivitas terhadap laba periode berjalan, manajer akan terbantu dalam mengetahui manfaat ekonomis dari perubahan produktivitas. Aturan keterkaitan dengan Laba (Profit-Linkage Rule): untik periode berjalan, hitunglah biaya input yang seharusnya digunakan dalam keadaan tanpa adanya perubahan produktivitas dan bandingkan biaya tersebut dengan biaya input actual yang digunakan. Selisih biayanya adalah sejumlah perubahan laba yang disebabkan oleh perubahan produktivitas.Untuk mengaplikasikan aturan ini, input yang seharusnya digunakan selama periode berjalan dalam keadaan tanpa perubahan produktivitas harus dihitung terlebih dahulu. Misalkan, PQ adalah jumlah input tanpa perubahan produktivitas. Untuk mengetahui PQ pada suatu input tertentu, bagilah output periode berjalan dengan rasio produktivitas input periode dasar.PQ = Output periode berjalan/Rasio produktivitas periode dasar

2.17 Kualitas dan ProduktivitasPeningkatan kualitas dapat meningkatkan produktivitas dan juga sebaliknya. Penurunan jumlah unit cacat memperbaiki kualitas, sedangkan pengurangan jumlah input yang digunakan meningkatkan produktivitas. Sebuah perusahaana mungkin saja memproduksi barang dengan sedikit atau tanpa cacat, tetapi masih menjalankan proses yang tidak efisien.

2.18 Insentif Pembagian KeuntunganInsentif pembagian keuntungan adalah pemberian insentif uang tunai bagi seluruh tenaga kerja perusahaan yang menjadi kunci pencapaian kualitas dan produktivitas.Sebagai contoh, suatu perusahaan memiliki target untuk, mengurangi jumlah unit cacat hingga 10 persen selama kuartal berikutnya pada pabrik tertentu. Jika tujuan tersebut tercapai, perusahaan memperkirakan akan terjadi penghematan sebesar $ 1.000.000 (dengan menghindari hal-hal seperti pengerjaan ulang dan perbaikan di masa garansi). Pembagian keuntungan memberikan insentif dengan menawarkan bonus kepada pegawai sesuai dengan persentase penghematan biaya, misalnya 20 persen yaitu sebesar $ 200.000.

BAB IIIPENUTUP

3.1 KesimpulanKualitas adalah ukuran relatif dari kebaikan.Mendefinisikan kualitas sebagai kebaikan merupakan makna sangat umum yang tidak memiliki makna operasional.Secara operasional, produk atau jasa yang berkualitas adalah yang memenuhi atau melebihi harapan pelanggan. Dengan kata lain, kualitas adalah kepuasan pelanggan.Biaya kualitas adalah biaya-biaya yang timbul karena mungkin atau telah terdapat produk yang kualitasnya buruk.Pandangan kualitas dapat diterima mengamsumsikan terdapat perbandingan terbalik antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan.Ketika biaya pengendalian meningkat, biaya kegagalan seharusnya menurun.Selama penurunan biaya kegagalan lebih besar daripada kenaikan biaya pengendalian, perusahaan harus terus meningkatkan usahanya untuk mencegah atau mendeteksi unit-unit yang tidak sesuai. Pada akhirnya, akan dicapai suatu titik di mana kenaikan tambahan biaya dalam upaya tersebut menimbulkan biaya yang lebih besar daripada penurunan biaya kegagalan. Titik ini mewakili tingkat minimum dari total biaya kualitas. Hal ini merupakan perbandingan optimal antara biaya pengendalian dan biaya kegagalan, serta mendefinisikan apa yang dikenal sebagai tingkat kualitas yang dapat diterima (acceptable quality level AQL).Tujuan utama dari pelaporan biaya kualitas adalah untuk memperbaiki dan mem permudah perencanaan, pengendalian, dan pengambilan keputusan manajerial. Sebagai contoh, dalam memutuskan pengimplementasian program seleksi pema-sok guna memperbaiki kualitas bahan baku, seorang manajer memerlukan penilaian terhadap biaya kualitas saat ini menurut bagian dan kategori, penilaian biaya tambahan yang dibutuhkan berkaitan dengan program tersebut, dan penilaian terhadap proyeksi penghematan menurut jenis dan kategori. Selain itu, perlu juga dibuat proyeksi mengenai kapan biaya dan penghematan tersebut akan terjadi. Setelah dampak--dampak tunai ini diproyeksikan, maka analisis penganggaran modal dapat dilakukan untuk menilai manfaat program yang diusulkan. Jika hasilnya menguntungkan dan program mulai dijalankan, maka menjadi penting untuk me-mantau program dengan menggunakan pelaporan kinerja standar.Produktivitas berkaitan dengan memproduksi output secara efisien, dan secara spesifik mengacu pada hubungan antara output dan input yang digunakan untuk memproduksi output. Biasanya, kombinasi atau bauran dari input yang berbeda-beda dapat digunakan untuk memproduksi suatu tingkat output tertentu. Efisiensi produktif total adalah suatu titik di mana dua kondisi terpenuhi: Pada setiap bauran input untuk memproduksi output tertentu, tidak satu input pun yang diguna-kan lebih dari yang diperlukan untuk menghasilkan output, dan atas bauran bauran yang memenuhi kondisi pertama, dipilih bauran dengan biaya terendah. Kondisi pertama digerakkan oleh hubungan teknis dan, karena itu, disebut sebagai efisiensi teknis (technical efficiency). Dengan melihat berbagai kegiatan sebagai input, maka kondisi pertama mensyaratkan penghapusan seluruh kegiatan tak bernilai tambah dan pelaksanaan kegiatan bernilai tambah dengan kuantitas minimal yang diperlukan untuk memproduksi sejumlah output. Kondisi kedua digerakkan oleh hubungan relatif dari harga input dan, karena itu, diseblit efisiensi trade offinput (input trade off efficiency). Harga input menen-tukan proporsi relatif masmg,masing input yang harus digunakan. Penyimpangan dari proporsi tetap tersebut menciptakan trade-off input yang tidak efisien.Program peningkatan produktivitas berupaya untuk mencapai efisiensi produktiftotal. Peningkatan produktivitas teknis dapat dicapai dengan menggunakan lebih sedikit input untuk menghasilkan output yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan jumlah input yang sama, atau memproduksi output lebih banyak dengan input relatif lebih sedikit. Pengukuran produktivitas dari seluruh input disebut Pengukuran Produktivitas Total. Dalam praktiknya, mengatur pengaruh dari seluruh input mungkin tidak diperlukan. Perusahaan hanya mengukur produktivitas dari faktor-faktor yang dianggap sebagai indicator relevan bagi keberhasilan dan kinerja perusahaan. Jadi, pengukuran produktivitas total dapat didefinisikan sebagai pemfokusan perhatian pada beberapa input yang menunjukkan keberhasilan perusahaan secara total.

DAFTAR PUSTAKA

Hansen, Don R.dan Marryane M. Mowen. 2006. Akuntansi Manajemen, Edisi tujuh. Salemba Empat. Jakarta.Hansen, DR., Mowen, M. 2004. Mangemen accounting, Terjemahan Dewi Fitria sari. Salemba Empat. Jakarta.Hansen, Don R.dan Marryane M. Mowen. 2009. Akuntansi Manajerial. Terjemahan Deny Arnos. Salemba Empat. Jakarta

2