Biaya Penyusutan

  • Upload
    fian

  • View
    213

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    1/18

    28

    PENYUSUTAN

     Penyusutan adalah proses penyisihan sejumlah uang atau biaya atas harta

    atau asset yang dipakai untuk menghasilkan pendapatan atau sebagai sejumlah

    biaya yang dikumpulkan dalam periode tertentu terhadap harta atau asset yang

    dipakai dalam proses untuk mendapatkan pendapatan, akan tetapi ini bukan

    berarti pengumpulan sejumlah dana untuk mengganti asset. Penyusutan adalah

    metode untuk menghitung biaya atas asset tetap. Asset tetap dapat dibedakan

    menjadi tangible asset dan intangible asset.

     Penyusutan aset dimulai pada saat aset tersebut siap untuk digunakan,

     yaitu pada saat aset tersebut berada pada lokasi dan kondisi yang diinginkan agar

    aset siap digunakan sesuai dengan keinginan dan maksud manajemen. Nilai residu

    dan umur manfaat setiap aset tetap harus direview minimum setiap akhir tahun

    buku dan apabila ternyata hasil review berbeda dengan estimasi sebelumnya maka

     perbedaan tersebut harus diperlakukan sebagai perubahan estimasi akuntansi

    tentang laba atau rugi bersih untuk periode berjalan, koreksi kesalahan mendasar

    dan perubahan kebijakan akuntansi.

    A.  I sti lah Dalam Penyusutan

    1.   Harga perolehan (cost) adalah jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan

    untuk memperoleh suatu aset pada saat perolehan. 

    2.   Biaya awal adalah biaya pemasangan dari asset termasuk biaya pembelian,

     pengiriman, dan fee pemasangan, dan biaya langsung lainnya yang dapat

    didepresiasikan termasuk persiapan asset untuk digunakan. 

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    2/18

    29

    3.   Nilai buku : menggambarkan sisa, investasi yang belum terdepresiasi pada

    buku setelah dikurangi jumlah total biaya depresiasi pada waktu tersebut. 

    4.   Periode pengembalian adalah umur depresiasi dari asset dalam tahun

    untuk tujuan depresiasi. 

    5. 

     Nilai pasar adalah perkiraan nilai asset yang realistis jika asset tersebut

    dijual pada pasar bebas. 

    6.   Nilai residu aset adalah jumlah yang diperkirakan akan diperoleh entitas

     saat ini dari pelepasan aset, setelah dikurangi biaya pelepasan, jika aset

    tersebut telah mencapai umur dan kondisi yang diharapkan pada akhir

    umur manfaatnya. 

    7.  Umur ekonomis/ umur manfaat (useful life) adalah Suatu periode dimana

    aset diharapkan akan digunakan oleh entitas; atau Jumlah produksi atau

    unit serupa yang diharapkan akan diperoleh dari aset tersebut oleh entitas 

    8.   Jumlah yang dapat disusut adalah biaya perolehan suatu aset, atau jumlah

    lain yang menjadi pengganti biaya perolehan, dikurangi nilai residu. 

    9.   Akumulasi penyusutan adalah bagian dari perolehan aktiva tetap yang

    dialokasikan ke penyusutan sejak aktiva tersebut diperoleh. 

    B. 

    Jenis-jeni s Penyusutan

     penyusutan dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu:

    1.  Depresiasi

     Depresiasi adalah alokasi sistematik jumlah yang dapat disusutkan

    dari suatu aktiva tetap berwujud sepanjang masa manfaatnya. Penyusutan

    untuk aktiva tetap (tangible asset) non tanah. Misalnya penyusutan gedung,

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    3/18

    30

     penyusutan mesin, penyusutan kendaraan, penyusutan perlengkapan,

     penyusutan peralatan dan sebagainya. Depresiasi dapat digunakan untuk

    mengetahui nilai asset sesuai dengan waktu, untuk mengalokasikan

    depresiasi nilai asset tersebut (pengalokasian tersebut digunakan untuk

    menjamin bahwa asset yang telah diinvestasikan dapat diperoleh kembali

     setelah masa layannya selesai), untuk pengurangan pengenaan pajak

    dengan jalan bahwa asset yang diinvestasikan diperhitungkan sebagai

    biaya produksi, sehingga hal ini berkaitan dengan pajak.

    2.  Deplesi

     Proses penyusutan biaya perolehan atas sumber daya alam yang

    dimiliki perusahaan ke dalam periode akuntansi yang memperoleh

    manfaatnya. Deplesi adalah metode akuntansi untuk mengurangi nilai

     sumber daya alam secara bertahap sampai menjadi nol selama beberapa

     periode atau beberapa tahun. Deplesi dihitung berdasarkan seberapa

    banyak penghasilan yang didapat dari jumlah asset yang diambil dari total

    cadangan sumber daya alam dalam satu periode akuntansi. Biaya yang

    dikapitalisasi biasanya meliputi biaya penguasaan, eksplorasi dan

     pengembangan. Penyusutan untuk aktiva tetap berupa tanah (tangible asset

     yang tidak terbarukan). Contohnya dalam hal ini adalah tanah

     pertambangan, tanah ini dieksplorasi untuk diambil hasil pertambangan

    tersebut, sehingga tanah ini nilainya akan semakin turun, karena lama-

    lama hasil tambang dari tanah tersebut akan habis dan tanahnya tidak bisa

    digunakan lagi untuk pertambangan, sehingga tanah ini nilainya akan

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    4/18

    31

    disusutkan. Perhitungan besarnya deplesi berdasarkan atas harga

     perolehan sumber daya alam, banyaknya cadangan/ kandungan sumber

    alam tersebut serta jumlah yang telah dieksploitasi selama periode tertentu. 

    3.  Amortisasi

     Amortisasi adalah alokasi sistematik biaya perolehan aktiva tetap

    tak berwujud (intangible asset), seperti piutang, hak paten, trademark,

     goodwill, franchise dan lain-lain. Umur manfaat aktiva tak berwujud sesuai

    dengan ketentuan dan peraturan yang ditetapkan. Jika aktiva itu diperoleh

    dari pemerintah atau dikeluarkan oleh pemerintah maka masa berlaku

    aktiva itu ditetapkan oleh pemerintah sesuai dengan peraturan pemerintah.

     Misalnya, hak paten dibekukan masa berlaku dalam jangka waktu 17 tahun,

    hak pengusahaan sumber alam dalam jangka waktu 10 tahun, dan lain  –  

    lain. Perhitungan amortisasi biasanya dilakukan dengan metode garis lurus

    dan metode persentase tetap terhadap biaya perolehan. Dalam hal ini

     sisa/residu setelah masa manfat dari aktiva itu habis adalah nol Periode

    amortisasi tidak boleh melebihi 20 tahun berdasarkan pertimbangan bahwa

    dalam 20 tahun sudah banyak perkembangan yang terjadi sehingga untuk

    tenggang waktu selebihnya aktiva tetap tidak berwujud diprediksi tidak lagi

    memiliki manfaat keekonomian. Misalnya piutang termasuk dalam kategori

    ini, dan nilainya disusutkan karena piutang tersebut untuk dapat tertagih

    ada kemungkinan lancar dan tidak lancar maka nilainya harus disusutkan,

    agar tahu kondisi riil keuangan perusahaan. Kemudian hak paten juga

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    5/18

    32

    termasuk dalam kategori ini karena hak paten mempunyai periode atau

    masa berlaku sehingga nilai hak paten tersebut juga harus disusutkan.

    C.  Metode Penyusutan

    1.  Metode garis lu rus (straight l ine method)

     Metode garis lurus disebut juga metode persentase tetap dari harga

     perubahan aktiva. Berdasarkan metode garis lurus besarnya beban

     penyusutan tiap tahun adalah tetap (sama). Model metode garis lurus cukup

     sederhana. Metode ini menghubungkan alokasi biaya dengan beralalunya

    waktu dan mengakui pembebanan periodic yang sama sepanjang umur

    aktiva. Asumsi yang mendasari metode garis lurus ini adalah bahwa aktiva

     yang bersangkutan akan memberikan manfaat yang sama untuk setiap

     periodenya sepanjang umur aktiva, dan pembebanannya tidak dipengaruhi

    oleh perubahan produktifitas maupun efisiensi aktiva. Estimasi umur

    ekonomis dibuat dalam periode bulanan atau tahunan. Selisih antara harga

     perolehan aktiva dengan nilai residunya dibagi dengan masa manfaat

    aktiva akan menghasilkan beban penyusutan periodic.

     Hasil perhitungan beban penyusutan dengan menggunakan metode

     garis lurus akan dianggap tepat (layak) hanya jika asumsi-asumsi berikut

    ini terpenuhi, yaitu: beban perbaikan dan pemeliharaan tetap konstan

     sepanjang umur aktiva, tingkat efisiensi operasi aktiva pada periode

    berjalan sama baiknya dengan periode-periode sebelumnya, pendapatan

    (arus kas bersih) yang bisa dicapai dengan mempergunakan aktiva tersebut

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    6/18

    33

     jumlahnya tetap konstan selama tahun-tahun umur aktiva, dan semua

    estimasi yang diperlukan, termasuk estimasi masa manfaat diprediksi

    dengan tingkat kepastian yang memadai.

     Namun, karena adanya ketidakpastian dari sebagian besar factor

    tersebut diatas, maka untuk menemukan suatu metode penyusutan yang

    dapat menampung bebagai factor tersebut merupakan suatu hal yang sulit.

    Oleh karena itu, metode garis lurus seringkali diasumsikan sama akuratnya

    dengan metode lain. Selain itu, metode garis lurus dianggap cukup mudah

    untuk dilaksanakan dan dipahami.

    Contohnya : Sebuah aktiva dengan biaya perolehan sebesar Rp

    400.000,00. Diperkirakan aktiva itu dapat dimanfaatkan selama 5 tahun

    dengan perkiraan nilai sisa Rp 40.000,00. Dengan menggunakan metode

     garis lurus: 

    a)  Tentukan besarnya beban penyusutan tiap tahun.

    b)  Tentukan tingkat penyusutan pertahun

    c)   Buatlah daftar penyustan lengkap dengan akumulasi penyusutannya.

     Jawab

    a. 

     Beban penyusutan tiap tahun adalah (400.000 – 

     40.000) / 5 = 72.000

     Jadi, besarnya penyusutan tiap tahun adalah Rp 72.000,-

    b.   Persentase Penyusutan (400.000  –  40.000) / 400.000 = 0,9 x 100% =

    90% / 5 = 18%

     Jadi tingkat penyusutan tiap taun sebesar atau 18 % dari harga

     perolehan.

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    7/18

    34

    c.   Daftar penyusutan menurut metode garis lurus

    Tahun

    ke

     Biaya

     Perolehan

     Persentase

     Penyusutan

     Beban

     Penyusutan

     Akumulasi

     Penyusutan

     Nilai buku

    akhir tahun

    1 400.000 18 % 72.000 72.000 328.000

    2 400.000 18 % 72.000 144.000 256.000

    3 400.000 18 % 72.000 216.000 184.000

    4 400.000 18 % 72.000 288.000 112.000

    5 400.000 18 % 72.000 360.000 40.000

    2.  Metode Menurun

     Metode ini sesuai jika dipergunakan untuk jenis aset tetap yang

    tingkat keausannya tergantung dari volume produk yang dihasilkan, yaitu

     jenis aset mesin produksi.

     Rumus penyusutan menurun:

     Penyusutan = ((100% / umur ekonomis) x 2) x nilai perolehan/nilai buku

    Contoh kasus penyusutan metode saldo menurun:

    Sebuah mesin diperoleh pada tanggal 18 Mei 2016, harga

     perolehan mesin tersebut sebesar Rp 26.000.000 dan mesin tersebut

    ditaksir memiliki umur ekonomis 10 tahun, dan apabila nanti sudah tidak

    digunakan lagi atau aset ditarik penggunaannya, diperkirakan mesin

    tersebut masih bisa ditimbang kiloan, besi tuanya dapat dijual seharga Rp

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    8/18

    35

    2.000.000. Dalam pencatatan akuntansi aset tetap, perusahaan

    menggunakan metode penyusutan saldo menurun.

     Penyusutan tahun 2016

    [(100%/10) x 2 ] x 8/12 x 26.000.000 = Rp 3.484.000

     Notes: Karena selama tahun 2016 aset hanya digunakan 8 bulan, maka

    dikali 8/12

     Penyusutan tahun 2017

    [(100%/10) x 2 ] x (26.000.000 –  3.484.000) = 4.503.200

     Notes: Nilai buku aset tahun 2017 dikurangi penyusutan aset tahun

     sebelumnya, sebesar Rp 3.484.000, untuk tahun-tahun setelahnya, cara

     pengerjaanya sama, hingga 10 tahun masa pengoperasian mesin tersebut.

     Pencatatan dalam jurnal

    31 Desember 2016

     Debit | Depresiasi Rp3.484.000

     Kredit | kumulasi depresiasi Rp3.484.000

    31 Desember 2017

     Debit | Depresiasi Rp4.503.200

     Kredit | kumulasi depresiasi Rp4.503.200

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    9/18

    36

     Jurnal Penyesuaian Aset Tetap Mesin Tahun 2016

     Debit | kumulasi depresiasi Rp3.484.000

     Kredit | Cadangan Rp3.484.000

     Jurnal Penyesuaian tahun 2015

     Debit | kumulasi depresiasi Rp4.503.200

     Kredit | Cadangan Rp4.503.200

     Notes : Dengan menggunakan metode penyusutan saldo menurun ini,

     jumlah angka penyusutan tiap tahun akan mengalami penurunan

     penyusutan tiap tahunnya, ini menunjukkan dan memperlakukan aset tetap

    bahwa aset tetap (khususnya mesin) memperlihatkan kinerja terbaiknya,

    dalam hal sumbangsih manfaat aset tetap terhadap perusahaan berada

     pada saat awal-awal aset tetap tersebut digunakan, semakin lama semakin

    menurun kinerja aset tetap tersebut karena keausan.

    D.  Dasar Penghi tungan Penyusutan

     Ada beberapa metode yang berbeda untuk menghitung besarnya beban

     penyusutan. Dalam praktik, kebanyakan perusahaan akan memilih satu metode

     penyusutan dan akan menggunakannya untuk seluruh aktiva yang dimilikinya.

     Dalam akuntansi, banyak terjadi pembelian aktiva tetap yang tidak

    dilakukan pada awal tahun buku perusahaan, melainkan pada saat-saat

    tertentu selama periode berjalan. Apabila pembelian aktiva dilakukan sebelum

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    10/18

    37

    tanggal 15, maka pembelian aktiva tersebut akan dianggap seolah-olah telah

    terjadi untuk satu bulan penuh, dengan kata lain pembelian akan dianggap

    terjadi pada hari pertama dari bulan tersebut. Dalam hal ini, perusahaan akan

    menghitung besarnya penyusutan atas aktiva untuk keseluruhan bulan

    bersangkutan. Namun untuk pembelian aktiva yang dilakukan pada tanggal 15

    atau sesudahnya, akan dianggap seolah-olah sebagai pembelian yang terjadi

     pada awal bulan berikutnya, dengan kata lain pembelian akan dianggap terjadi

     pada hari pertama dari bulan berikutnya. Dalam hal ini, perusahaan juga akan

    tetap menghitung besarnya penyusutan atas aktiva untuk keseluruhan bulan,

    hanya saja baru akan diperhitungkan mulai untuk bulan berikutnya. Metode

     penyusutan yang digunakan untuk tujuan pembukuan dapat berbeda dengan

    metode yang digunakan untuk tujuan perpajakan. Beberapa metode tersebut

     yaitu:

    1.  Berdasar Umur

     Metode alokasi harga perolehan umumnya terkait dengan berlalunya

    waktu, dimana aktiva digunakan sepanjang waktu dan kemungkinan

    keusangan akibat perubahan teknologi juga merupakan fungsi dari waktu.

     Dari metode penyusutan yang berdasarkan factor waktu, penyusutan garis

    lurus merupakan metode yang paling sering digunakan. Sedangkan metode

     penyusutan yang dipercepat berdasarkan pada asumsi bahwa akan ada

     penurunan yang cepat dalam efisiensi aktiva, output atau manfaat lain pada

    tahun-tahun awal umur aktiva. Kebanyakan metode penyusutan yang

    dipercepat menggunakan metode saldo menurun ganda.

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    11/18

    38

     Metode Saldo Menurun Ganda

     Metode ini menghasilkan suatu beban penyusutan periodic yang

    menurun selama estimasi umur ekonomis aktiva. Jadi, metode ini pada

    hakikatnya sama dengan metode jumlah angka tahun dimana besarnya

    beban penyusutan akan menurun setiap tahunnya. Beban penyusutan

     periodic dihitung dengan cara mengalikan suatu tariff persentase (konstan)

    ke nilai buku aktiva yang kian menurun. Besarnya tariff penyusutan yang

    umum dipakai adalah dua kali tariff penyusutan garis lurus, sehingga

    dinamakan sebagai metode saldo menurun ganda. Aktiva tetap dengan

    estimasi masa manfaat 5 tahun akan memiliki tariff penyusutan garis lurus

    20% dan tariff penyusutan saldo menurun ganda 40%, sedangkan aktiva

    tetap dengan estimasi masa manfaat 10 tahun akan memiliki tariff

     penyusutan garis lurus 10% dan tariff penyusutan saldo menurun ganda

    20%, dan seterusnya.

     Dengan metode saldo menurun ganda, besarnya estimasi nilai

    residu tidak digunakan dalam perhitungan, dan penyusutan tidak akan

    dilanjutkan apabila nilai buku aktiva telah sama atau mendekati estimasi

    nilai residunya. Besarnya penyusutan untuk tahun terakhir dari umur

    ekonomis aktiva harus disesuaikan agar supaya nilai buku diakhir masa

    manfaat aktiva tetap tersebut mencerminkan besarnya estimasi nilai residu.

    Sebagai contoh, asumsi bahwa pada awal bulan Januari 2016 dibeli

     sebuah aktiva tetap dengan harga perolehan sebesar Rp. 100.000.000,-.

     Berdasarkan estimasi manajemen, aktiva tetap ini diperkirakan memiliki

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    12/18

    39

    umur ekonomis selama 5 tahun dengan nilai sisa sebesar Rp. 5.000.000,-

     pada akhir tahun kelima. Dengan menggunakan contoh tersebut, dan

    apabila metode saldo menurun ganda (double declining balance method)

    diterapkan, maka besarnya penyusutan tahunan akan dihitung sebagai

    berikut (dalam ribuan Rupiah):

     Akhir Tahun Beban Penyusutan Akumulasi

     Penyusutan

     Nilai Buku

    akhir

    2016

    2017

    2018

    2019

    2020

    100.000 x 40% = 40.000

    60.000 x 40% = 24.000

    36.000 x 40% = 14.400

    21.600 x 40% = 8.640

    95.000 –  87.040 = 7.960

    40.000

    64.000

    78.400

    87.040

    95.000

    100.000

    60.000

    36.000

    21.600

    12.960

    5.000

    Yang perlu mendapat perhatian khusus disini adalah pada waktu

    menghitung besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2020, yang

    dimana merupakan tahun terakhir dari estimasi umur ekonomis. Besarnya

    beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2020 tidaklah dihitung melalui

    hasil perkalian antara nilai buku pada akhir tahun 2019 (Rp.12.960.000)

    dengan tariff 40%. Ingat sekali lagi, bahwa besarnya beban penyusutan

    untuk tahun terakhir dari umur ekonomis aktiva harus disesuaikan agar

     supaya nilai buku diakhir masa manfaatnya tersebut mencerminkan

    estimasi nilai residu.

     Dalam contoh ini, karena besarnya estimasi nilai residu adalah Rp

    5.000.000,- dan agar supaya besarnya akumulasi penyusutan pada akhir

    tahun 2020 menjadi Rp 95.000.000, maka besarnya akumulasi penyusutan

     pada akhir tahun 2020 ini (Rp.95.000.000) dikurangi dengan besarnya

    akumulasi penyusutan pada akhir tahun 2019 (Rp.87.040.000) akan

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    13/18

    40

    menghasilkan besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2020

    (Rp.7.960.000). besarnya akumulasi penyusutan pada akhir tahun 2020

    (Rp.95.000.000) diperoleh dari hasil pengurangan harga perolehan

    (Rp.100.000.000) dengan besarnya estimasi nilai residu yang telah

    ditetapkan (Rp.5.000.000). cara lain untuk menghitung besarnya beban

     penyusutan untuk pemakaian tahun 2020 adalah nilai buku pada akhir

    tahun 2019 (Rp.12.960.000) dikurangi dengan besarnya estimasi nilai

    residu yang telah ditetapkan (Rp.5.000.000).

     Dalam contoh di atas, diasumsikan bahwa aktiva tetap dibeli danditempatkan pemakaiannya pada awal tahun (awal Januari 2016). Hal ini

     sesungguhnya sangat jarang terjadi dalam praktik. Jika seandainya aktiva

    dibeli dan ditempatkan penggunaannya pada awal bulan bulan Maret 2016,

    maka besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2016 akan

    menjadi 40% x Rp.100 juta x 10/12 = Rp. 33.333.333,-. Sedangkan

    besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2017 adalah [40% x

    (Rp.100.000.000-Rp.33.333.333)] = Rp.26.666.667,-.

    2.  Berdasar Produktivi tas

     Metode produktivitas didasarkan pada anggapan bahwa aktiva

     yang diperoleh diharapkan dapat memberikan jasa dalam bentuk hasil unit

     produksi tertentu. Metode ini memerlukan suatu estimasi mengenai total

    unit output yang dapat dihasilkan aktiva. Harga perolehan yang dapat

    disusutkan (harga perolehan dikurangi dengan estimasi nilai residu) dibagi

    dengan estimasi total output, menghasilkan besarnya tariff penyusutan

    aktiva untuk setiap unit produksinya. Jumlah unit produksi yang dihasilkan

     selama suatu periodic dikalikan dengan tariff penyusutan per unit

    menghasilkan besarnya beban penyusutan periodic. Besarnya beban

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    14/18

    41

     penyusutan ini akan berfluktuasi setiap periodenya tergantung pada

    kontribusi yang dibuat oleh aktiva dalam unit yang dihasilkannya.

    Sebagai contoh, asumsi bahwa pada awal bulan Maret 2016 dibeli

     sebuah aktiva tetap dengan harga perolehan sebesar Rp.100.000.000,-.

     Berdasarkan estimasi manajemen, aktiva tetap ini diperkirakan dapat

    menghasilkan 25.000 unit produksi dengan nilai sisa sebesar

     Rp.5.000.000,-. Dengan menggunakan contoh tersebut, dan apabila metode

    unit produksi diterapkan, maka besarnya tariff penyusutan untuk setiap unit

     produksi yang dihasilkan adalah:

    (Rp.100.000.000-Rp.5.000.000) : 25.000 unit = Rp.3.800,- per unit.

     Jika sepanjang tahun 2008, aktiva tersebut telah memproduksi

    4.200 unit, maka besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2016

    akan menjadi Rp.3.800,-/unit x 4.200 unit = Rp.15.960.000,-.

    3.  Berdasar Rata-Rata

     Metode rata-rata adalah salah satu cara yang dilakukan dalam

     penyusutan asset dengan cara rata-rata. Metode ini dikelompokkan atas 3

    bagian, yaitu metode garis lurus, metode jam kerja mesin, metode yang

    didasarkan pada jumlah produksi.

     Jumlah penyusutan yang didasarkan pada metode penyusutan

     persentase rata-rata adalah hasil pembagian dari nilai asset yang dinilai

    dalam keadaan baru (100%) dengan umur ekonomis dari asset. Apabila

    harga beli asset seharga Rp. 10.000.000 dengan umur ekonomis selama 5

    Tahun, maka besarnya penyusutan tahunan adalah sebesar 100% / 5 =

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    15/18

    42

    20%. Untuk membeli asset baru pada masa yang akan datang dengan harga

     yang lebih mahal, baik sebagai akibat tingkat inflasi maupun akibat

     perubahan teknologi maka persentase penyusutan rata-rata ditingkatkan

    dengan cara kelipatan dua. Berdasarkan pada penjelasan ini, jumlah

     penyusutan setiap tahun dihitung sebagai berikut:

    a. 

    Tahun I = 40% x Rp. 10.000.000 = Rp. 4.000.000

     Rp. 10.000.000  –  Rp. 4.000.000 = Rp. 6.000.000

    b.  Tahun II = 40% x Rp. 6.000.000 = Rp. 2.400.000

     Rp. 6.000.000 –  Rp. 2.400.000 =Rp. 3.600.000

    c.  Tahun III = 40% x Rp. 3.600.000 = Rp. 1.440.000

     Rp. 3.600.000 –  Rp. 1. 440.000 = Rp. 2.160.000

    d.  Tahun IV = 40% x Rp. 2.160.000 = Rp. 864.000

     Rp. 2.160.000 – 

     Rp. 864.000 = Rp. 1.296.000

    e.  Tahun V = 40% x Rp. 1.296.000 = Rp. 518.400

     Rp. 1. 296.000 –  Rp. 518.400 = Rp. 777.600

    4.  Berdasar Uti l itas

     Berdasarkan factor penggunaan, penyusutan aktiva terutama

    terkait dengan output dari aktiva yang bersangkutan atau tingkat jasa yang

    diberikan. Dalam hal ini, estimasi umur ekonomis aktiva dapat dinyatakan

    baik dalam satuan unit produksi ataupun jumlah jam jasa (operasional).

     Metode Jam Jasa

    Teori yang mendasari metode ini adalah bahwa pembelian suatu

    aktiva menunjukkan pembelian sejumlah jam jasa langsung. Dalam

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    16/18

    43

    menghitung besarnya beban penyusutan, metode ini membutuhkan estimasi

    umur aktiva berupa jumlah jam jasa yang dapat diberikan oleh aktiva

    bersangkutan. Harga perolehan yang dapat disusutkan (harga perolehan

    dikurangi dengan estimasi nilai residu) dibagi dengan estimasi total jam

     jasa, menghasilkan besarnya tariff penyusutan untuk setiap jam pemakaian

    aktiva. Pemakaian aktiva sepanjang periode (jumlah jam jasanya)

    dikalikan dengan tariff penyusutan tersebut akan menghasilkan besarnya

    beban penyusutan periodic. Besarnya beban penyusutan ini akan

    berfluktuasi setiap periodenya tergantung pada jumlah konstribusi jam jasa

     yang diberikan oleh aktiva bersangkutan.

    Sebagai contoh, asumsi bahwa pada akhir bulan Maret 2016 dibeli

     sebuah aktiva tetap dengan harga perolehan sebesar Rp.100.000.000,-,

    berdasarkan estimasi manajemen, aktiva tetap ini diperkirakan dapat

    beroperasi selama 25.000 jam dengan nilai sisa sebesar Rp.5.000.000,-.

     Dengan menggunakan contoh tersebut, dan apabila metode jam jasa

    diterapkan, maka besarnya tariff penyusutan untuk setiap jam pemakaian

    aktiva adalah:

    (Rp.100.000.000-Rp.5.000.000) : 25.000 jam = Rp.3.800,- per jam.

     Jika sepanjang tahun 2016, aktiva tersebut telah dipakai selama

    4.200 jam, maka besarnya beban penyusutan untuk pemakaian tahun 2016

    akan menjadi Rp.3.800/jam x 4.200jam = Rp.15.960.000,-.

    E.  Jur nal dalam Penyusutan

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    17/18

    44

    Setelah perhitungan selesai dilakukan, langkah berikutnya adalah

    mencatat beban penyusutan aktiva tetap. Proses pencatatan ini akan dilakukan

    di akhir periode akuntansi dengan dilengkapi bukti transaksi berupa memo

     yang di dalamnya memuat adanya ayat jurnal penyesuaian yang menjelaskan

    adanya penyusutan jumlah saldo periode tersebut.

     Pencatatan dalam jurnal penyesuaian:

     Beban penyusutan aktiva tetap xxxx (debet)

     Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxxx (kredit)

     Akumulasi penyusutan aktiva tetap xxxx (debet) 

    Cadangan xxxx (kredit)

    Cadangan xxxx (debit)

     Pengganti aktiva xxxx (kredit)

    F.  Manfaat Penyusutan

    1.   Menghitung kegunaan aktiva tetap. 

    2.   Melakukan pencadangan biaya. 

    3.  Untuk perencanaan penggantian aktiva tetap secara berkala (bisa

    dijadikan sebagai alokasi perusahaan untuk mengganti aktiva lama yang

    telah habis masa manfaatnya tersebut dengan aktiva yang baru). 

    4.   Menentukan strategi harga. 

    5.  Strategi mengatur laba. 

    6. 

     Mempermudah melakukan pencatatan saat aktiva tetap tersebut dihentikan

     pemakaiannya. 

  • 8/16/2019 Biaya Penyusutan

    18/18

    45

    7.   Memegang peranan penting dalam ketepatan perhitungan harga pokok

     penjualan sehingga perhitungan laba rugi perusahaan pun menjadi wajar. 

     Nama : Fian Metal Angga P.

     NIM : 2012020129

     Kelas : Manajemen Semester 4 B2

     Referensi:

     Horngren, Charles Sinaga / Foster, George / Sinaga, Marinus. 2006. Akuntansi

     Biaya : Suatu Pendekatan Manajerial Jilid 1. Jakarta: Erlanggga

     Mulyadi. 2000. Akuntansi Biaya. Yogyakarta : Aditya Media

     Mursyidi. 2010. Akuntansi Biaya : Conventional Costing, Just In Time, Dan

     Activity-Based Costing. Bandung : Refika Aditama

     RA Supriyono. 1999. Akuntansi Biaya Buku 1. Yogyakarta: BPFE

    Supawi Pawenang. 2016. Modul Akuntansi Biaya. Surakarta: Uniba