Upload
ika-yulianingsih
View
14
Download
4
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rekayasa tio2 nano tubes untuk degradasi limbah fenol dan logam berat diperuntukkan untuk menanggulangi limbah yang ada diperusahaan besar .
Citation preview
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA
Rekayasa TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol
dan Reduksi Cr(VI)+ Menggunakan Metode Fotokatalitik
dengan Energi Matahari
BIDANG KEGIATAN:
PKM GAGASAN TERTULIS
Diusulkan oleh:
Ika Yulianingsih
Reni Ardiyani
Dede Septi Widia M. S.
Rosid
3335130487
3335130478
3335140808
3335141735
(2013, Ketua Kelompok)
(2013, Anggota Kelompok)
(2014, Anggota Kelompok)
(2014, Anggota Kelompok)
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
SERANG
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga karya tulis yang berjudul Rekayasa
TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi Cr(VI)+
Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari ini dapat
diselesaikan.
Karya tulis ini ditujukan untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa
Gagasan Tertulis (PKM-GT) tahun 2015 yang diadakan oleh DIKTI. Karya tulis
ini dibuat untuk memberikan manfaat sebagai aplikasi menyampaian sumber ilmu
pengetahuan yang berbasis pengolahan limbah perindustrian, serta dapat
membantu menanggulangi pencemaran lingkungan dengan metode yang telah di
sampaikan.
Ucapan terima kasih dan penghargaan tinggi kami sampaikan kepada
dosen pendamping yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada
kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan
dukungan pada kami.
Karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan dari berbagai segi. Oleh
karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat
diharapkan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi penulis dan bagi
pembaca pada umumnya terutama bagi masyarakat Indonesia.
Cilegon, Maret 2015
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............... ...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................. iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v
RINGKASAN ............................................................................................... vi
PENDAHULUAN
Latar Belakang ....................................................................................... 1
Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 2
GAGASAN
Kondisi Terkini ...................................................................................... 3
Solusi Terdahulu ....................................................................................
Perbaikan Gagasan .................................................................................
Pihak-pihak Terkait ................................................................................
Langkah Strategis ...................................................................................
KESIMPULAN .............................................................................................
Kondisi Terkini ......................................................................................
Solusi Terdahulu ....................................................................................
Prediksi Hasil .........................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................
Rekayasa TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi
Cr(VI)+ Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari
Ika Yulianingsih*, Reni Ardiyani, Dede Septi Widia, Rosid
Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtyasa
Jl. Raya Jendral Sudirman Km.03 Cilegon 42435, Banten
*E-mail : [email protected]
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius
diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan
mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Demikian juga di
Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan dengan
berjalannya intensitas pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu sendiri
sedang menjadi priolitas dalam pembangunan (Santi, 2004). Permasalahan yang
saat ini dihadapi adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah
yang mengandung fenol.
Limbah fenol yang dihasilkan dari industri tersebut sangat berbahaya
karena senyawa fenol bersifat racun, sulit didegradasi, dan menghasilkan bau
(Bapedal, 2001). Senyawa ini mudah menimbulkan pencemaran pada suatu
perairan yang berakibat menurunnya kualitas air dan gangguan terhadap
ekosistem dilingkungan tersebut. Disamping itu pula, senyawa ini akan
menyerang susunan saraf pusat, seperti kerusakan hati dan ginjal, sehingga
organisme yang terkena senyawa ini akan akan mengalami penurunan tekanan
darah dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Undiarto, 1989).
Fotokatalis adalah proses transformasi kimia yang dibantu oleh adanya
cahaya dan material katalis. Proses fotokatalis ini menggunakan bahan
semikonduktor seperti TiO2 , Fe2O3 , ZnO, ZnS, CdS, dan WO3 (Herman, 1999
;Toyoda,2000). Bahan semikonduktor yang sampai saat ini dinilai memiliki
aktifitas tinggi dalam mengoksidasi fenol adalah TiO2 (Degussa P25). Proses
fotokatalisis ini dapat digunakan untuk mendegradasi berbagai macam limbah
organik seperti alkana, alkena, alkohol, fenol dan lain-lain (Chan, 2003). Proses
fotokatalisis ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode konvesional
lainnya, antara lain memperoleh hasil pengolahan limbah yang tidak berbahaya,
lebih ekonomis dalam pemakaian bahan kimia dan dalam mengkonsumsi energi
(Dumitriu et al, 2000; Toyoda, 2000).
Tujuan dan Manfaat
Tujuan dari penulisan karya ini adalah untuk mendegradasi limbah organik
(fenol) dan logam berat Cr(VI)+ agar dapat di olah secara simultan dengan proses
fotokatalis, dan saling sinergis karena konversi pengolahan limbah semakin
meningkat. Manfaat yang dapat di peroleh dari karya tulis ini adalah sebagai
aplikasi penyampaian sumber ilmu pengetahuan yang berbasis pengolahan limbah
perindustrian, serta dapat membantu menanggulangi pencemaran lingkungan
dengan metode yang telah di sampaikan.
GAGASAN
Kondisi Terkini
Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam limbah cair hasil pencairan
limbah industri merupakan permasalahan yang berbahaya bagi pencemaran
lingkungan karena dapat merusak ekosistem di sekitarnya apabila tidak di
tanggulangi secara serius. Limbah cair industri selalu di anggap penyumbang
lingkungan terbesar. Dari hasil literatur yang di peroleh, limbah cair yang di
buang oleh rumah tangga volumenya mencapai sekitar 60% lebih. Sedangkan,
untuk limbah indutri volomenya mencapai sekitar 30 40 %, lebih besar volume
limbah cair rumah tangga (Bambang, 2010). Sampai saat ini belum banyak
industri yang melakukan penaggulangan terhadap limbah cair yang tercemar ke
lingkungan karena banyak faktor yang menghambat seperti biaya operasionalnya
yang cukup tinggi, atau bahkan proses pengolahan limbahnya yang terbilang
cukup lama enggan di lakukan oleh industi tersebut.
Beberapa metode pengolahan limbah cair organik yang telah dilakukan
untuk menanggulangi pencemaran limbah cair. Salah satunya menggunakan
metode fotokatalitik dengan energi matahari. Metode ini bukanlah teknologi baru,
tetapi di Indonesia belum memasyarakat penerapannya. Metode ini cukup
sederhana dan mudah di terapkan.
Fotokatalis merupakan katalis yang di gunakan dalam proses fotokatalisis.
Istilah fotokatalis merupakan gabungan dari dua kata yaitu foto dan katalisis,
sehingga dapat diartikan sebagai suatu proses kombinasi reaksi fotokimia yang
memerlukan unsur cahaya dan katalis untuk mempercepat terjadinya transformasi
kimia. Transformasi tersebut terjadi pada perubahan katalis yang katalisnya
disebut sebagai fotokatalis. Proses fotokatalisis banyak diaplikasikan untuk
penghilangan atau pendegradasian polutan cair menjadi senyawa yang ramah
lingkungan. Misalnya untuk pengolahan fenol. Suatu teknologi yang di dasarkan
pada iradiasi fotokatalis semikonduktor seperti titanium dioksida (TiO2), seng
oksida (ZnO), atau kalsium sulfida (CdS) yang tergolong sebagai fotokatalis
heterogen (Hermann, 1999). Pada proses fotokatalisis akan terbentuk pasangan
elektron-hole yang terjadi pada saat semikonduktor TiO2 dekenai sinar. Hole yang
terbentuk akan mengadsorbsi molekul-molekul organik yang terdapat yang
terdapat pada permukaan katalis, sehingga akan terbentuk radikal OH+.
Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya TiO2 paling sering
digunakan untuk fotokatalis dalam aplikasi reaksi fotokatalisis khususnya
pengolahan limbah. Adapun beberapa keunggulan TiO2 dibandingkan
fotokatalisis semikonduktor lainnya (Linsebigler, 1995; Sopyan ,1998) yaitu:
1.Mempunyai celah pita (band gap) yang besar (3,2 Ev untuk anatase dan 3 eV
untuk rutile), sehingga memungkinkan banyak terjadinya eksitasi elektron ke pita
konduksi dan pembentukan hole pada pita valensi saat diinduk cahaya ultraviolet.
2. TiO2 mempunyai sifat stabil terhadap cahaya (Fotostabil).
3. Mampu menyerap cahaya ultraviolet dengan baik.
4. Bersifat inert dalam reaksi .
5. Tidak beracun dan tidak larut dalam kondisi eksperimen.
6. Secara umum memiliki aktivasi fotokatalisis yang lebih tinggi daripada
fotokatalisis lain seperti ZnO, CdS, WO3, SnO2.
7. Memiliki kemampuan oksidasi yang tinggi, termasuk zat organic yang sulit
terurai seperti haloaromatik, polimer, herbisida, dan pestisida.
Secara umum, TiO2 dalam fasa anatase mempunyai aktivasi yang lebih
tinggi di bandingkan dengan rutile. Fotokatalis dapat digunakan dalam bentuk
serbuk atau lapisan tipis atau film dalam aplikassi fotokatalisis fasa cair.
Keuntungan katalis serbuk adalah efffisiensi pengolahan yang tinggi karena
memiliki luas permukaan yang besar untuk adsorpsi ataupun reaksi, transfer masa
yang baik antara kontaminan dalam larutan dengan fotokatalisnya dan pressure
dropnya rendah (Djikstra, 2001; Hermann, 1999; Malato, 2002;Mathews, 1992;
Sopyan, 1996).
Fenol merupakan salah satu senyawa organik pencemar dalam air. Limbah
fenol biasanya berasal dari industri poimer, plastic, kertas, organik, pestisida,dan
industri kimia lainnya. Limbah fenol pada konsentrasi 0,002 mg/L dapat
menyebabkan rasa dan bau pada air (Bapedal,1995). Jika plf air rendah, maka laju
degradasi senyawa ini akan menjadi rendah pula. Hal ini dapat di jelaskan karena
pada pH yang rendah aktivasi mikoorganisme akan terhambat. Fenol merupakan
senyawa yang mempunyai toksisitas yang tinggi terhadap biota akuatik diperairan
dengan tingkat toksisitas yang berbeda-beda terhadap jenis biota akuatik.
Toksisitas ini sangant dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia air itu sendiri. Pada
keadaan temperature yang tinggi kelarutan oksigen dalam air rendah, maka
toksisitas terhadap biota akuatik akan bertambah tinggi (Udiarto, 1989).
Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam kriteria kulitas bahan air
menetapkan konsentrasi senyawa fenolik sebesar 0,002 mg/L. Pemerintah
Indonesia melalui SK Mentri Li ngkungan Hidup No: KEP SI/MENLH/10/1995
telah menetapkan ambang batas senyawa fenol dalam lingkungan air limbah di
indonesia adalah 0.5-1 mg/Ldan peraturan pemerintah No.20 tanggal 5 Juni 1990
menetapkan ambang batas senyawa fenol dalam air bahan baku air minum adalah
0,002 mg/L (Bapedal,1995).
TiO2 nanotube yang diaplikasikan dengan streamer debit sepanjang
permukaan air. TiO2 nanotube memiliki aktivitas fotokatalis tinggi dan umur
pemakaian yang panjang. Sebuah fotokatalis baru berdasarkan TiO2 berukuran
nano di dinding tunggal karbon nanotube (SWCNTs) dengan disesuaikan sifat
fotokatalitik pada iradiasi oleh UV dan cahaya matahari simulasi berhasil
digunakan untuk degradasi campuran 22 polutan organik di air ultra murni dan
nyata sekunder limbah air limbah. Pertama-order tingkat degradasi menunjukkan
bahwa di bawah radiasi UV berukuran nano TiO2 didukung pada SWCNTs jauh
lebih efektif daripada Degussa P25 konvensional untuk degradasi iopamidol,
iopromide, asam diatrizoic, diklofenak, triclosan dan sulfametoksazol dalam air
ultra murni. Untuk organik sisa tingkat degradasi yang makhluk sebanding dalam
sebagian besar kasus Degussa P25 sedikit lebih efektif daripada TiO2 berukuran
nano didukung pada SWCNTs. Reaksi dilakukan dalam limbah air limbah
sekunder nyata menunjukkan penurunan umum tingkat degradasi.
Di antara berbagai fotokatalis semikonduktor, TiO2 lebih menarik dalam
pengolahan lingkungan karena berbagai keuntungan, seperti daya oksidasi yang
kuat, efektivitas biaya tinggi, stabilitas jangka panjang terhadap photocorrosion
dan kimia korosi. Namun, mudah rekombinasi pasangan elektron-lubang dan
penyerapan cahaya hanya pada ultraviolet (UV) panjang gelombang telah
menghambat aplikasi lebih lanjut. Ketebalan nanotube adalah ~ 30 nm. Dari
gambar. 1 (a), kita bisa melihat bahwa panjang array nanotube bisa mencapai ~ 25
m. Gambar. 1 (b) dan (c) adalah gambar SEM ZrO2 dan TiO2 / ZrO2 nanotube
komposit. Kita bisa melihat bahwa keduanya terdapat perbandingan morfologi
tubular halus dan struktur yang sangat teratur. Dibandingkan dengan ketebalan
dinding TiO2 nanotube (~ 30 nm) dan ZrO2 nanotube (~ 30 nm), yang TiO2 / ZrO2
nanotube komposit (~ 60 nm) jauh lebih tebal. Jadi, itu aman untuk mengatakan
bahwa nanotube TiO2 dapat disimpan pada permukaan dalam dari ZrO2 nanotube
berhasil. Selain itu, data EDS juga ditunjukkan pada Gambar. 1. Meskipun ada
jejak unsur lain seperti Na, Al, Si, C, unsur-unsur utama adalah Ti, Zr, dan O,
yang dalam perjanjian yang baik dengan produk sasaran. Ini menyarankan bahwa
TiO2 / ZrO2 nanotube komposit dapat berhasil diperoleh melalui proses sol-gel
dibantu dengan template AAO.
Gambar 1. TiO2 Nanotubes Berbagai Ukuran
Solusi Terdahulu
Untuk menanggulangi limbah cair digunakan metode fotokatalisis dengan
ozonisasi dan sinar UV. Keunggulan yang didapat dari kombinasi ozon dan
ultraviolet tidak membutuhkan areal instalasi pengolahan limbah yang luas, waktu
pengolahan yang cepat, penggunaan bahan kimia yang sedikit, penguraian
senyawa organik yang efektif, keluaran limbah lumpur yang sedikit, dan air hasil
pengolahannya dapat digunakan kembali. Sedangkan pada proses fokotalisis
menggunakan ozonisasi mempunyai keterbatasan yaitu kereaktifan ozon yang
cukup tinggi dapat menyebabkan pemutusan ikatan pada senyawa tertentu.
Ozonolisis yaitu pemisahan ikatan pada senyawa oleh ozon, yang benyak
digunakan untuk mengubah struktur senyawa tak jenuh karena reaksi ini dapat
menyebabkan degradasi molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil.
Sedangkan sinar UV dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi elektron hole
yang mengakibatkan penurunan aktivasi katalitik TiO2.
Perbaikan Gagasan
Teknologi oksidasi (ozon dan ultraviolet) dapat mengolah limbah cair
sehingga air yang dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan kembali sebagai
air baku dalam proses. Kombinasi antara ozon dan ultraviolet sangat potensial
untuk mengoksidasi berbagai jenis senyawa organik beracun, bakteri patogen, dan
minyak yang terkandung didalam limbah cair.
Solusi diatas kurang efektif untuk pengolahan limbah fenol dan Cr(VI)+
karena membutuhkan proses yang sangat lama serta penggunaan ozon dan sinar
ultraviolet yang berlebih dapat menimbulkan efek pada limbah tersebut.
Penggunaan sinar matahari dapat memberikan solusi yang baik pada pengolahan
limbah fenol dan logam Cr(VI)+
karena energi matahari sangat mudah didapatkan
serta tidak membutuhkan harga yang mahal serta hasil yang limbah yang didapat
dengan menggunakan energi matahari sangat baik dibandingkan dengan
penggunaan ozon dan sinar ultraviolet. fotorespon TiO2 ke daerah panjang
gelombang sinar tampak yaitu untuk aplikasi cahaya matahari (> UV-A, 320 nm)
dan cahaya tampak (>400nm) terus meningkat secara eksponensial setiap tahun.
Senyawa TiO2 merupakan semikonduktor yang paling sering digunakan dalam
proses fotokatalisis karena ekonomis, memiliki stabilitas kimia dalam jangka
waktu yang panjang, ramah lingkungan, memiliki energi band gap yang cukup
besar yaitu 3,2 eV, dan memiliki serapan di wilayah sinar UV. Namun, sinar
matahari yang sampai di bumi hanya mengandung 5-7% sinar UV, sehingga
dibutuhkan suatu usaha agar fotokatalis TiO2 memiliki serapan yang aktif di
daerah panjang gelombang sinar tampak, yaitu dengan dilakukannya modifikasi
dari TiO2. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan
doping.
Pihak-Pihak Terkait
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng
Tirtayasa. Dengan mengambil sampel limbah cair dari industri di sekitar wilayah
Cilegon-Banten. Dan juga, sampel TiO2 yang akan di analisa di LIPI. Gagasan ini
akan berhasil jika dibantu oleh beberapa pihak, diantara weste water treatment
yang dapat menaggulangi permasalahan pada pencemaran limbah industri dan
peneliti-peneliti terkait yang dapat menindak lanjuti gagasan ini dan tentunya
pemerintah yang dapat mendukung gagasan ini yang dapat terealisaasi dan akan
bermanfaat bagi masyarakat.
Langkah Strategis
Penentuan gagasan ini dilakukan setelah mengamati kondisi lingkungan disekitar
industri yang mengalami permasalahan akibat pencemaran limbah cair hasil industri
yang tidak segera ditanggulangani serta dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran
limbah cair tersebut. Kemudian dilakukan pengumpulan data dari buku, internet, dan
diskusi dengan teman-teman mahasiswa. Setelah itu dilakukan pengolahan data dan
analisis kualitatif. Gagasan diperoleh dari hasil analisis dan pendekatan teoritis. Tahap
terakhir adalah pengambilan kesimpulan dari penjabaran gagasan, sehingga dapat
dihasilkan gambaran implementasi gagasan untuk ke depannya.
Gambar.1. Langkah-langkah Penelitian Gagasan
Perancangan reaktor yang akan
digunakan
Menyiapkan limbah fenol dan
Cr(VI)+ dengan konsentrasi
tertentu
Mengolah limbah dengan
metode fotokatalitik
menggunakan energi matahari
Analisa limbah fenol dan
Cr(VI)+
dengan
spektrofotometer
Ringkasan
Fenol merupakan salah satu senyawa organik pencemar dalam air. Limbah
fenol biasanya berasal dari industri poimer, plastic, kertas, organik, pestisida,dan
industri kimia lainnya. Fenol merupakan senyawa yang mempunyai toksisitas
yang tinggi terhadap biota akuatik diperairan dengan tingkat toksisitas yang
berbeda-beda terhadap jenis biota akuatik. Toksisitas ini sangant dipengaruhi oleh
faktor fisika dan kimia air itu sendiri.
TiO2 nanotube yang diaplikasikan dengan streamer debit sepanjang
permukaan air. TiO2 nanotube memiliki aktivitas fotokatalis tinggi dan umur
pemakaian yang panjang. Sebuah fotokatalis baru berdasarkan TiO2 berukuran
nano di dinding tunggal karbon nanotube (SWCNTs) dengan disesuaikan sifat
fotokatalitik pada iradiasi oleh UV dan cahaya matahari simulasi berhasil
digunakan untuk degradasi campuran 22 polutan organik di air ultra murni dan
nyata sekunder limbah air limbah. Pertama-order tingkat degradasi menunjukkan
bahwa di bawah radiasi UV berukuran nano TiO2 didukung pada SWCNTs jauh
lebih efektif daripada Degussa P25 konvensional untuk degradasi iopamidol,
iopromide, asam diatrizoic, diklofenak, triclosan dan sulfametoksazol dalam air
ultra murni. Untuk organik sisa tingkat degradasi yang makhluk sebanding dalam
sebagian besar kasus Degussa P25 sedikit lebih efektif daripada TiO2 berukuran
nano didukung pada SWCNTs. Reaksi dilakukan dalam limbah air limbah
sekunder nyata menunjukkan penurunan umum tingkat degradasi.
Senyawa TiO2 merupakan semikonduktor yang paling sering digunakan
dalam proses fotokatalisis karena ekonomis, memiliki stabilitas kimia dalam
jangka waktu yang panjang, ramah lingkungan, memiliki energi band gap yang
cukup besar yaitu 3,2 eV, dan memiliki serapan di wilayah sinar UV. Namun,
sinar matahari yang sampai di bumi hanya mengandung 5-7% sinar UV, sehingga
dibutuhkan suatu usaha agar fotokatalis TiO2 memiliki serapan yang aktif di
daerah panjang gelombang sinar tampak, yaitu dengan dilakukannya modifikasi
dari TiO2. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan
doping.
Gagasan ini perlu ditindaklanjuti karena masih perlu dibuktikan secara
kuantitatif. Kendala dari energi matahari ini yaitu tidak dapat digunakan pada
malam hari serta disaat musim hujan pengolahan limbah menjadi sangat
terganggu oleh ketidakadaan energi matahari serta panas dan jarak pada matahari
idak dapat diukur tersebut.
KESIMPULAN
Gagasan yang Diajukan
Rekayasa TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi
Cr(VI) + Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari.
Teknik Implementasi
Teknik pengimplementasian menggunakan pemanfaatan metode
fotokatalitik dengan energi matahari sebagai pengolahan limbah cair yang ada di
industri serta dapat memberikan manfaat untuk mansyarakat serta peridustrian
dalam mengolah hasil limbah yang yang dibuang.
Prediksi Hasil
Pemanfaatan energi matahari adalah sebagai sumber dari metode yang
digunakan pada pada proses fotokatalitik degradasi limbah fenol dan logam
Cr(VI)+. Hasil dari penelitian ini yaitu limbah yang ada di perindustrian dapat
tertanggulangani dengan baik agar tidak tercemar lebih lanjut.