14
PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA Rekayasa TiO 2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi Cr(VI) + Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari BIDANG KEGIATAN: PKM GAGASAN TERTULIS Diusulkan oleh: Ika Yulianingsih Reni Ardiyani Dede Septi Widia M. S. Rosid 3335130487 3335130478 3335140808 3335141735 (2013, Ketua Kelompok) (2013, Anggota Kelompok) (2014, Anggota Kelompok) (2014, Anggota Kelompok) UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA SERANG 2015

Biismillah jadi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rekayasa tio2 nano tubes untuk degradasi limbah fenol dan logam berat diperuntukkan untuk menanggulangi limbah yang ada diperusahaan besar .

Citation preview

  • PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

    Rekayasa TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol

    dan Reduksi Cr(VI)+ Menggunakan Metode Fotokatalitik

    dengan Energi Matahari

    BIDANG KEGIATAN:

    PKM GAGASAN TERTULIS

    Diusulkan oleh:

    Ika Yulianingsih

    Reni Ardiyani

    Dede Septi Widia M. S.

    Rosid

    3335130487

    3335130478

    3335140808

    3335141735

    (2013, Ketua Kelompok)

    (2013, Anggota Kelompok)

    (2014, Anggota Kelompok)

    (2014, Anggota Kelompok)

    UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

    SERANG

    2015

  • KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    limpahan karunia dan nikmat-Nya sehingga karya tulis yang berjudul Rekayasa

    TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi Cr(VI)+

    Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari ini dapat

    diselesaikan.

    Karya tulis ini ditujukan untuk mengikuti Program Kreativitas Mahasiswa

    Gagasan Tertulis (PKM-GT) tahun 2015 yang diadakan oleh DIKTI. Karya tulis

    ini dibuat untuk memberikan manfaat sebagai aplikasi menyampaian sumber ilmu

    pengetahuan yang berbasis pengolahan limbah perindustrian, serta dapat

    membantu menanggulangi pencemaran lingkungan dengan metode yang telah di

    sampaikan.

    Ucapan terima kasih dan penghargaan tinggi kami sampaikan kepada

    dosen pendamping yang telah memberikan banyak bimbingan dan arahan kepada

    kami dalam penyusunan karya tulis ini. Tidak lupa penulis juga mengucapkan

    terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan memberikan

    dukungan pada kami.

    Karya tulis ini masih terdapat banyak kekurangan dari berbagai segi. Oleh

    karena itu, saran dan kritik dari para pembaca yang bersifat membangun sangat

    diharapkan. Semoga karya tulis ini dapat bermanfaat baik bagi penulis dan bagi

    pembaca pada umumnya terutama bagi masyarakat Indonesia.

    Cilegon, Maret 2015

  • DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL............... ...................................................................... i

    HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... ii

    KATA PENGANTAR .................................................................................. iii

    DAFTAR ISI ................................................................................................. iv

    DAFTAR GAMBAR .................................................................................... v

    RINGKASAN ............................................................................................... vi

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang ....................................................................................... 1

    Tujuan dan Manfaat ............................................................................... 2

    GAGASAN

    Kondisi Terkini ...................................................................................... 3

    Solusi Terdahulu ....................................................................................

    Perbaikan Gagasan .................................................................................

    Pihak-pihak Terkait ................................................................................

    Langkah Strategis ...................................................................................

    KESIMPULAN .............................................................................................

    Kondisi Terkini ......................................................................................

    Solusi Terdahulu ....................................................................................

    Prediksi Hasil .........................................................................................

    DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................

  • Rekayasa TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi

    Cr(VI)+ Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari

    Ika Yulianingsih*, Reni Ardiyani, Dede Septi Widia, Rosid

    Jurusan Teknik Kimia, Fakultas Teknik, Universitas Sultan Ageng Tirtyasa

    Jl. Raya Jendral Sudirman Km.03 Cilegon 42435, Banten

    *E-mail : [email protected]

    PENDAHULUAN

    Latar Belakang Masalah

    Permasalahan lingkungan hidup akan terus muncul secara serius

    diberbagai pelosok bumi sepanjang penduduk bumi tidak segera memikirkan dan

    mengusahakan keselamatan dan keseimbangan lingkungan. Demikian juga di

    Indonesia, permasalahan lingkungan hidup seolah-olah seperti dibiarkan dengan

    berjalannya intensitas pertumbuhan industri, walaupun industrialisasi itu sendiri

    sedang menjadi priolitas dalam pembangunan (Santi, 2004). Permasalahan yang

    saat ini dihadapi adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh air limbah

    yang mengandung fenol.

    Limbah fenol yang dihasilkan dari industri tersebut sangat berbahaya

    karena senyawa fenol bersifat racun, sulit didegradasi, dan menghasilkan bau

    (Bapedal, 2001). Senyawa ini mudah menimbulkan pencemaran pada suatu

    perairan yang berakibat menurunnya kualitas air dan gangguan terhadap

    ekosistem dilingkungan tersebut. Disamping itu pula, senyawa ini akan

    menyerang susunan saraf pusat, seperti kerusakan hati dan ginjal, sehingga

    organisme yang terkena senyawa ini akan akan mengalami penurunan tekanan

    darah dan bahkan dapat menyebabkan kematian (Undiarto, 1989).

    Fotokatalis adalah proses transformasi kimia yang dibantu oleh adanya

    cahaya dan material katalis. Proses fotokatalis ini menggunakan bahan

    semikonduktor seperti TiO2 , Fe2O3 , ZnO, ZnS, CdS, dan WO3 (Herman, 1999

    ;Toyoda,2000). Bahan semikonduktor yang sampai saat ini dinilai memiliki

    aktifitas tinggi dalam mengoksidasi fenol adalah TiO2 (Degussa P25). Proses

    fotokatalisis ini dapat digunakan untuk mendegradasi berbagai macam limbah

    organik seperti alkana, alkena, alkohol, fenol dan lain-lain (Chan, 2003). Proses

    fotokatalisis ini memiliki kelebihan dibandingkan dengan metode konvesional

    lainnya, antara lain memperoleh hasil pengolahan limbah yang tidak berbahaya,

    lebih ekonomis dalam pemakaian bahan kimia dan dalam mengkonsumsi energi

    (Dumitriu et al, 2000; Toyoda, 2000).

  • Tujuan dan Manfaat

    Tujuan dari penulisan karya ini adalah untuk mendegradasi limbah organik

    (fenol) dan logam berat Cr(VI)+ agar dapat di olah secara simultan dengan proses

    fotokatalis, dan saling sinergis karena konversi pengolahan limbah semakin

    meningkat. Manfaat yang dapat di peroleh dari karya tulis ini adalah sebagai

    aplikasi penyampaian sumber ilmu pengetahuan yang berbasis pengolahan limbah

    perindustrian, serta dapat membantu menanggulangi pencemaran lingkungan

    dengan metode yang telah di sampaikan.

  • GAGASAN

    Kondisi Terkini

    Kandungan zat-zat kimia yang terdapat dalam limbah cair hasil pencairan

    limbah industri merupakan permasalahan yang berbahaya bagi pencemaran

    lingkungan karena dapat merusak ekosistem di sekitarnya apabila tidak di

    tanggulangi secara serius. Limbah cair industri selalu di anggap penyumbang

    lingkungan terbesar. Dari hasil literatur yang di peroleh, limbah cair yang di

    buang oleh rumah tangga volumenya mencapai sekitar 60% lebih. Sedangkan,

    untuk limbah indutri volomenya mencapai sekitar 30 40 %, lebih besar volume

    limbah cair rumah tangga (Bambang, 2010). Sampai saat ini belum banyak

    industri yang melakukan penaggulangan terhadap limbah cair yang tercemar ke

    lingkungan karena banyak faktor yang menghambat seperti biaya operasionalnya

    yang cukup tinggi, atau bahkan proses pengolahan limbahnya yang terbilang

    cukup lama enggan di lakukan oleh industi tersebut.

    Beberapa metode pengolahan limbah cair organik yang telah dilakukan

    untuk menanggulangi pencemaran limbah cair. Salah satunya menggunakan

    metode fotokatalitik dengan energi matahari. Metode ini bukanlah teknologi baru,

    tetapi di Indonesia belum memasyarakat penerapannya. Metode ini cukup

    sederhana dan mudah di terapkan.

    Fotokatalis merupakan katalis yang di gunakan dalam proses fotokatalisis.

    Istilah fotokatalis merupakan gabungan dari dua kata yaitu foto dan katalisis,

    sehingga dapat diartikan sebagai suatu proses kombinasi reaksi fotokimia yang

    memerlukan unsur cahaya dan katalis untuk mempercepat terjadinya transformasi

    kimia. Transformasi tersebut terjadi pada perubahan katalis yang katalisnya

    disebut sebagai fotokatalis. Proses fotokatalisis banyak diaplikasikan untuk

    penghilangan atau pendegradasian polutan cair menjadi senyawa yang ramah

    lingkungan. Misalnya untuk pengolahan fenol. Suatu teknologi yang di dasarkan

    pada iradiasi fotokatalis semikonduktor seperti titanium dioksida (TiO2), seng

    oksida (ZnO), atau kalsium sulfida (CdS) yang tergolong sebagai fotokatalis

    heterogen (Hermann, 1999). Pada proses fotokatalisis akan terbentuk pasangan

    elektron-hole yang terjadi pada saat semikonduktor TiO2 dekenai sinar. Hole yang

    terbentuk akan mengadsorbsi molekul-molekul organik yang terdapat yang

    terdapat pada permukaan katalis, sehingga akan terbentuk radikal OH+.

    Dari Hasil penelitian menunjukkan bahwa umumnya TiO2 paling sering

    digunakan untuk fotokatalis dalam aplikasi reaksi fotokatalisis khususnya

    pengolahan limbah. Adapun beberapa keunggulan TiO2 dibandingkan

    fotokatalisis semikonduktor lainnya (Linsebigler, 1995; Sopyan ,1998) yaitu:

    1.Mempunyai celah pita (band gap) yang besar (3,2 Ev untuk anatase dan 3 eV

    untuk rutile), sehingga memungkinkan banyak terjadinya eksitasi elektron ke pita

    konduksi dan pembentukan hole pada pita valensi saat diinduk cahaya ultraviolet.

    2. TiO2 mempunyai sifat stabil terhadap cahaya (Fotostabil).

  • 3. Mampu menyerap cahaya ultraviolet dengan baik.

    4. Bersifat inert dalam reaksi .

    5. Tidak beracun dan tidak larut dalam kondisi eksperimen.

    6. Secara umum memiliki aktivasi fotokatalisis yang lebih tinggi daripada

    fotokatalisis lain seperti ZnO, CdS, WO3, SnO2.

    7. Memiliki kemampuan oksidasi yang tinggi, termasuk zat organic yang sulit

    terurai seperti haloaromatik, polimer, herbisida, dan pestisida.

    Secara umum, TiO2 dalam fasa anatase mempunyai aktivasi yang lebih

    tinggi di bandingkan dengan rutile. Fotokatalis dapat digunakan dalam bentuk

    serbuk atau lapisan tipis atau film dalam aplikassi fotokatalisis fasa cair.

    Keuntungan katalis serbuk adalah efffisiensi pengolahan yang tinggi karena

    memiliki luas permukaan yang besar untuk adsorpsi ataupun reaksi, transfer masa

    yang baik antara kontaminan dalam larutan dengan fotokatalisnya dan pressure

    dropnya rendah (Djikstra, 2001; Hermann, 1999; Malato, 2002;Mathews, 1992;

    Sopyan, 1996).

    Fenol merupakan salah satu senyawa organik pencemar dalam air. Limbah

    fenol biasanya berasal dari industri poimer, plastic, kertas, organik, pestisida,dan

    industri kimia lainnya. Limbah fenol pada konsentrasi 0,002 mg/L dapat

    menyebabkan rasa dan bau pada air (Bapedal,1995). Jika plf air rendah, maka laju

    degradasi senyawa ini akan menjadi rendah pula. Hal ini dapat di jelaskan karena

    pada pH yang rendah aktivasi mikoorganisme akan terhambat. Fenol merupakan

    senyawa yang mempunyai toksisitas yang tinggi terhadap biota akuatik diperairan

    dengan tingkat toksisitas yang berbeda-beda terhadap jenis biota akuatik.

    Toksisitas ini sangant dipengaruhi oleh faktor fisika dan kimia air itu sendiri. Pada

    keadaan temperature yang tinggi kelarutan oksigen dalam air rendah, maka

    toksisitas terhadap biota akuatik akan bertambah tinggi (Udiarto, 1989).

    Organisasi kesehatan dunia (WHO) dalam kriteria kulitas bahan air

    menetapkan konsentrasi senyawa fenolik sebesar 0,002 mg/L. Pemerintah

    Indonesia melalui SK Mentri Li ngkungan Hidup No: KEP SI/MENLH/10/1995

    telah menetapkan ambang batas senyawa fenol dalam lingkungan air limbah di

    indonesia adalah 0.5-1 mg/Ldan peraturan pemerintah No.20 tanggal 5 Juni 1990

    menetapkan ambang batas senyawa fenol dalam air bahan baku air minum adalah

    0,002 mg/L (Bapedal,1995).

    TiO2 nanotube yang diaplikasikan dengan streamer debit sepanjang

    permukaan air. TiO2 nanotube memiliki aktivitas fotokatalis tinggi dan umur

    pemakaian yang panjang. Sebuah fotokatalis baru berdasarkan TiO2 berukuran

    nano di dinding tunggal karbon nanotube (SWCNTs) dengan disesuaikan sifat

    fotokatalitik pada iradiasi oleh UV dan cahaya matahari simulasi berhasil

    digunakan untuk degradasi campuran 22 polutan organik di air ultra murni dan

    nyata sekunder limbah air limbah. Pertama-order tingkat degradasi menunjukkan

    bahwa di bawah radiasi UV berukuran nano TiO2 didukung pada SWCNTs jauh

    lebih efektif daripada Degussa P25 konvensional untuk degradasi iopamidol,

  • iopromide, asam diatrizoic, diklofenak, triclosan dan sulfametoksazol dalam air

    ultra murni. Untuk organik sisa tingkat degradasi yang makhluk sebanding dalam

    sebagian besar kasus Degussa P25 sedikit lebih efektif daripada TiO2 berukuran

    nano didukung pada SWCNTs. Reaksi dilakukan dalam limbah air limbah

    sekunder nyata menunjukkan penurunan umum tingkat degradasi.

    Di antara berbagai fotokatalis semikonduktor, TiO2 lebih menarik dalam

    pengolahan lingkungan karena berbagai keuntungan, seperti daya oksidasi yang

    kuat, efektivitas biaya tinggi, stabilitas jangka panjang terhadap photocorrosion

    dan kimia korosi. Namun, mudah rekombinasi pasangan elektron-lubang dan

    penyerapan cahaya hanya pada ultraviolet (UV) panjang gelombang telah

    menghambat aplikasi lebih lanjut. Ketebalan nanotube adalah ~ 30 nm. Dari

    gambar. 1 (a), kita bisa melihat bahwa panjang array nanotube bisa mencapai ~ 25

    m. Gambar. 1 (b) dan (c) adalah gambar SEM ZrO2 dan TiO2 / ZrO2 nanotube

    komposit. Kita bisa melihat bahwa keduanya terdapat perbandingan morfologi

    tubular halus dan struktur yang sangat teratur. Dibandingkan dengan ketebalan

    dinding TiO2 nanotube (~ 30 nm) dan ZrO2 nanotube (~ 30 nm), yang TiO2 / ZrO2

    nanotube komposit (~ 60 nm) jauh lebih tebal. Jadi, itu aman untuk mengatakan

    bahwa nanotube TiO2 dapat disimpan pada permukaan dalam dari ZrO2 nanotube

    berhasil. Selain itu, data EDS juga ditunjukkan pada Gambar. 1. Meskipun ada

    jejak unsur lain seperti Na, Al, Si, C, unsur-unsur utama adalah Ti, Zr, dan O,

    yang dalam perjanjian yang baik dengan produk sasaran. Ini menyarankan bahwa

    TiO2 / ZrO2 nanotube komposit dapat berhasil diperoleh melalui proses sol-gel

    dibantu dengan template AAO.

  • Gambar 1. TiO2 Nanotubes Berbagai Ukuran

  • Solusi Terdahulu

    Untuk menanggulangi limbah cair digunakan metode fotokatalisis dengan

    ozonisasi dan sinar UV. Keunggulan yang didapat dari kombinasi ozon dan

    ultraviolet tidak membutuhkan areal instalasi pengolahan limbah yang luas, waktu

    pengolahan yang cepat, penggunaan bahan kimia yang sedikit, penguraian

    senyawa organik yang efektif, keluaran limbah lumpur yang sedikit, dan air hasil

    pengolahannya dapat digunakan kembali. Sedangkan pada proses fokotalisis

    menggunakan ozonisasi mempunyai keterbatasan yaitu kereaktifan ozon yang

    cukup tinggi dapat menyebabkan pemutusan ikatan pada senyawa tertentu.

    Ozonolisis yaitu pemisahan ikatan pada senyawa oleh ozon, yang benyak

    digunakan untuk mengubah struktur senyawa tak jenuh karena reaksi ini dapat

    menyebabkan degradasi molekul besar menjadi molekul yang lebih kecil.

    Sedangkan sinar UV dapat mengakibatkan terjadinya rekombinasi elektron hole

    yang mengakibatkan penurunan aktivasi katalitik TiO2.

    Perbaikan Gagasan

    Teknologi oksidasi (ozon dan ultraviolet) dapat mengolah limbah cair

    sehingga air yang dihasilkan dari proses tersebut dapat digunakan kembali sebagai

    air baku dalam proses. Kombinasi antara ozon dan ultraviolet sangat potensial

    untuk mengoksidasi berbagai jenis senyawa organik beracun, bakteri patogen, dan

    minyak yang terkandung didalam limbah cair.

    Solusi diatas kurang efektif untuk pengolahan limbah fenol dan Cr(VI)+

    karena membutuhkan proses yang sangat lama serta penggunaan ozon dan sinar

    ultraviolet yang berlebih dapat menimbulkan efek pada limbah tersebut.

    Penggunaan sinar matahari dapat memberikan solusi yang baik pada pengolahan

    limbah fenol dan logam Cr(VI)+

    karena energi matahari sangat mudah didapatkan

    serta tidak membutuhkan harga yang mahal serta hasil yang limbah yang didapat

    dengan menggunakan energi matahari sangat baik dibandingkan dengan

    penggunaan ozon dan sinar ultraviolet. fotorespon TiO2 ke daerah panjang

    gelombang sinar tampak yaitu untuk aplikasi cahaya matahari (> UV-A, 320 nm)

    dan cahaya tampak (>400nm) terus meningkat secara eksponensial setiap tahun.

    Senyawa TiO2 merupakan semikonduktor yang paling sering digunakan dalam

    proses fotokatalisis karena ekonomis, memiliki stabilitas kimia dalam jangka

    waktu yang panjang, ramah lingkungan, memiliki energi band gap yang cukup

    besar yaitu 3,2 eV, dan memiliki serapan di wilayah sinar UV. Namun, sinar

    matahari yang sampai di bumi hanya mengandung 5-7% sinar UV, sehingga

    dibutuhkan suatu usaha agar fotokatalis TiO2 memiliki serapan yang aktif di

    daerah panjang gelombang sinar tampak, yaitu dengan dilakukannya modifikasi

    dari TiO2. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan

    doping.

  • Pihak-Pihak Terkait

    Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknik Kimia Universitas Sultan Ageng

    Tirtayasa. Dengan mengambil sampel limbah cair dari industri di sekitar wilayah

    Cilegon-Banten. Dan juga, sampel TiO2 yang akan di analisa di LIPI. Gagasan ini

    akan berhasil jika dibantu oleh beberapa pihak, diantara weste water treatment

    yang dapat menaggulangi permasalahan pada pencemaran limbah industri dan

    peneliti-peneliti terkait yang dapat menindak lanjuti gagasan ini dan tentunya

    pemerintah yang dapat mendukung gagasan ini yang dapat terealisaasi dan akan

    bermanfaat bagi masyarakat.

    Langkah Strategis

    Penentuan gagasan ini dilakukan setelah mengamati kondisi lingkungan disekitar

    industri yang mengalami permasalahan akibat pencemaran limbah cair hasil industri

    yang tidak segera ditanggulangani serta dampak yang ditimbulkan akibat pencemaran

    limbah cair tersebut. Kemudian dilakukan pengumpulan data dari buku, internet, dan

    diskusi dengan teman-teman mahasiswa. Setelah itu dilakukan pengolahan data dan

    analisis kualitatif. Gagasan diperoleh dari hasil analisis dan pendekatan teoritis. Tahap

    terakhir adalah pengambilan kesimpulan dari penjabaran gagasan, sehingga dapat

    dihasilkan gambaran implementasi gagasan untuk ke depannya.

  • Gambar.1. Langkah-langkah Penelitian Gagasan

    Perancangan reaktor yang akan

    digunakan

    Menyiapkan limbah fenol dan

    Cr(VI)+ dengan konsentrasi

    tertentu

    Mengolah limbah dengan

    metode fotokatalitik

    menggunakan energi matahari

    Analisa limbah fenol dan

    Cr(VI)+

    dengan

    spektrofotometer

  • Ringkasan

    Fenol merupakan salah satu senyawa organik pencemar dalam air. Limbah

    fenol biasanya berasal dari industri poimer, plastic, kertas, organik, pestisida,dan

    industri kimia lainnya. Fenol merupakan senyawa yang mempunyai toksisitas

    yang tinggi terhadap biota akuatik diperairan dengan tingkat toksisitas yang

    berbeda-beda terhadap jenis biota akuatik. Toksisitas ini sangant dipengaruhi oleh

    faktor fisika dan kimia air itu sendiri.

    TiO2 nanotube yang diaplikasikan dengan streamer debit sepanjang

    permukaan air. TiO2 nanotube memiliki aktivitas fotokatalis tinggi dan umur

    pemakaian yang panjang. Sebuah fotokatalis baru berdasarkan TiO2 berukuran

    nano di dinding tunggal karbon nanotube (SWCNTs) dengan disesuaikan sifat

    fotokatalitik pada iradiasi oleh UV dan cahaya matahari simulasi berhasil

    digunakan untuk degradasi campuran 22 polutan organik di air ultra murni dan

    nyata sekunder limbah air limbah. Pertama-order tingkat degradasi menunjukkan

    bahwa di bawah radiasi UV berukuran nano TiO2 didukung pada SWCNTs jauh

    lebih efektif daripada Degussa P25 konvensional untuk degradasi iopamidol,

    iopromide, asam diatrizoic, diklofenak, triclosan dan sulfametoksazol dalam air

    ultra murni. Untuk organik sisa tingkat degradasi yang makhluk sebanding dalam

    sebagian besar kasus Degussa P25 sedikit lebih efektif daripada TiO2 berukuran

    nano didukung pada SWCNTs. Reaksi dilakukan dalam limbah air limbah

    sekunder nyata menunjukkan penurunan umum tingkat degradasi.

    Senyawa TiO2 merupakan semikonduktor yang paling sering digunakan

    dalam proses fotokatalisis karena ekonomis, memiliki stabilitas kimia dalam

    jangka waktu yang panjang, ramah lingkungan, memiliki energi band gap yang

    cukup besar yaitu 3,2 eV, dan memiliki serapan di wilayah sinar UV. Namun,

    sinar matahari yang sampai di bumi hanya mengandung 5-7% sinar UV, sehingga

    dibutuhkan suatu usaha agar fotokatalis TiO2 memiliki serapan yang aktif di

    daerah panjang gelombang sinar tampak, yaitu dengan dilakukannya modifikasi

    dari TiO2. Salah satu modifikasi yang dilakukan adalah dengan melakukan

    doping.

    Gagasan ini perlu ditindaklanjuti karena masih perlu dibuktikan secara

    kuantitatif. Kendala dari energi matahari ini yaitu tidak dapat digunakan pada

    malam hari serta disaat musim hujan pengolahan limbah menjadi sangat

    terganggu oleh ketidakadaan energi matahari serta panas dan jarak pada matahari

    idak dapat diukur tersebut.

  • KESIMPULAN

    Gagasan yang Diajukan

    Rekayasa TiO2 Nanotubes untuk Degradasi Limbah Fenol dan Reduksi

    Cr(VI) + Menggunakan Metode Fotokatalitik dengan Energi Matahari.

    Teknik Implementasi

    Teknik pengimplementasian menggunakan pemanfaatan metode

    fotokatalitik dengan energi matahari sebagai pengolahan limbah cair yang ada di

    industri serta dapat memberikan manfaat untuk mansyarakat serta peridustrian

    dalam mengolah hasil limbah yang yang dibuang.

    Prediksi Hasil

    Pemanfaatan energi matahari adalah sebagai sumber dari metode yang

    digunakan pada pada proses fotokatalitik degradasi limbah fenol dan logam

    Cr(VI)+. Hasil dari penelitian ini yaitu limbah yang ada di perindustrian dapat

    tertanggulangani dengan baik agar tidak tercemar lebih lanjut.