55
BIOLOGI RADIASI MAKALAH Disusun oleh Group-2 : Aulia Hardianti 160110090020 Adisti Calliandra 160110090021 Milda Ernawati 160110090022 UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI BANDUNG 2013

BIOLOGI RADIASI

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: BIOLOGI RADIASI

BIOLOGI RADIASI

MAKALAH

Disusun oleh Group-2 :

Aulia Hardianti 160110090020

Adisti Calliandra 160110090021

Milda Ernawati 160110090022

UNIVERSITAS PADJADJARAN

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

BANDUNG

2013

Page 2: BIOLOGI RADIASI

Daftar Isi

ContentsDaftar Isi..........................................................................................................................................2

Daftar Gambar.................................................................................................................................4

Daftar Tabel.....................................................................................................................................5

BAB I Pendahuluan......................................................................................................................6

BAB II Pembahasan...................................................................................................................7

1. Struktur Atom...........................................................................................................................8

2. Interaksi Sinar X dengan Unsur...............................................................................................8

3. Interaksi Sinar X pada Tingkatan Atom...................................................................................9

3. 1. Efek Fotoelektrik..................................................................................................................9

3. 2. Efek Compton.....................................................................................................................11

4. Unit Pengukuran Radiasi........................................................................................................13

4. 1. Dosis Radiasi yang diabsorbsi (D).....................................................................................13

4. 2. Dosis Ekivalen....................................................................................................................14

4. 3. Dosis Efektif.......................................................................................................................14

5. Efek Biologi dan Risiko yang Berhubungan Dengan Sinar X...............................................14

6. Efek pada anak yang belum lahir...........................................................................................16

7. Efek Ionisasi Radiasi..............................................................................................................16

8. Konsep Dasar Biologi Radiasi...............................................................................................20

8. 1. Paparan dan dosis........................................................................................................21

8. 2. Radiasi terlokalisasi dan paparan seluruh tubuh.........................................................21

8. 3. Kurva dosis-respon......................................................................................................21

8. 4. Periode Laten dan Perbaikan Sel.................................................................................23

8. 5. Estimasi resiko............................................................................................................23

BAB III Diskusi.........................................................................................................................38

Page 3: BIOLOGI RADIASI

Daftar pustaka................................................................................................................................41

Page 4: BIOLOGI RADIASI

Daftar Gambar

Gambar 1 Diagram struktur atom yang menunjukkan nukleus yang berada di tengah dan elektron yang mengelilinginya.......................................................................................................................8Gambar 2 Diagram yang menunjukkan tahap-tahap yang terjadi dalam interaksi fotoelektron. .10Gambar 3 Diagram yang menunjukkan interaksi Efek Compton..................................................11Gambar 4 A.Diagram yang menunjukkan sudut hamburan.........................................................13Gambar 5 Proses pembentukan radikal bebas..............................................................................17Gambar 6 Kurva threshold dalam bentuk liner dan non-linier......................................................22Gambar 7 Kurva non-threshold dengan garis linier dan non-linier...............................................22

Page 5: BIOLOGI RADIASI

Daftar Tabel

Tabel 1 Panjang gelombang dan energi foton dari radiasi..............................................................7Tabel 2 Dampak Biologis Radiasi.................................................................................................18Tabel 3 National Radiological Protection Board (NRPB) mengestimasikan dosis tahunan dari bbrp sumber di Inggris...................................................................................................................19Tabel 4 Dosis efektif pasien standar dewasa untuk pemeriksaan rutin dental dan medis.............19Tabel 5 Manifestasi berdasarkan dosisnya....................................................................................28Tabel 6 Perbandingan Resiko Selama Masa Kehamilan...............................................................32Tabel 7 Predileksi Kanker Akibat Radiasi.....................................................................................33

Page 6: BIOLOGI RADIASI

BAB I Pendahuluan

Saat tubuh terkena radiasi foton akan bereaksi terhadap sel-sel dalam tubuh yang

disebut dengan proses ionisasi. Proses ini apabila melewati batas tertentu akan menimbulkan

manifestasi klinis pada tubuh.

Pada makalah ini akan dijelaskan ambang dosis radiasi yang aman bagi tubuh dan dosis

yang berbahaya untuk tubuh disertai dengan penjelasan perubahan biologi yang terjadi dan

manifestasi klinis apa saja yang biasanya muncul/

Page 7: BIOLOGI RADIASI

BAB II Pembahasan

Biologi radiasi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengaruh dari Ionisasi Radiasi

dalam tubuh makhluk hidup.

Sinar X dan kemampuan sinar X untuk berpenetrasi pada jaringan tubuh manusia

ditemukan oleh Roentgen pada tahun 1895. Roentgen menyebut sinar tersebut sebagai sinar X

karena sifatnya yang tidak diketahui. Sinar X ini merupakan bentuk radiasi elektromagnetik

bertenaga tinggi dan merupakan bagian spektrum elektromagnetik, yang juga termasuk di

dalamnya gelombang radio yang berenergi rendah, televisi, dan cahaya tampak.

Tabel 1 Panjang gelombang dan energi foton dari radiasi

Radiasi Panjang Gelombang Energi Foton

Radio, televisi, dan gelombang radar

3 x 104 m – 100 μm 4.1 x 10-11 eV – 1.2 x 10-2 eV

Infra-red 100 μm – 700 nm 1.2 x 10-2 eV – 1.8 eVCahaya tampak 700 nm – 400 nm 1.8 eV – 3.1 eVUltra-violet 400 nm – 10 nm 3.1 eV – 124 eVSinar X dan Gamma 10 nm – 0.01 pm 124 eV – 124 MeV

Sinar X didefinisikan sebagai susunan paket gelombang energi. Setiap paketnya disebut

foton dan setara dengan satu kuantum energi. Sinar X digunakan dalam radiologi diagnostik,

yang dibuat dari jutaan foton individu. Untuk mengetahui produksi dan interaksi sinar X, penting

untuk mengetahui atom secara fisik.

Page 8: BIOLOGI RADIASI

1. Struktur AtomAtom merupakan bangunan dasar dari suatu unsur. Atom ini terdiri dari partikel-partikel

kecil yang berkumpul bersama dengan adanya gaya elektrik dan nuklir. Atom-atom ini terdiri

dari nukleus padat yang berada di tengah yang terbuat dari partikel nuklir, yaitu proton dan

neutron, serta dikelilingi elektron pada orbit spesifik.

Gambar 1 Diagram struktur atom yang menunjukkan nukleus yang berada di tengah dan elektron yang mengelilinginya

2. Interaksi Sinar X dengan UnsurKetika Sinar X mengenai suatu unsur, seperti jaringan tubuh manusia, foton memiliki

empat kemungkinan interaksi, yaitu seluruh sinar yang datang dihamburkan tanpa adanya

kehilangan energi sama sekali, sinar diabsorbsi dengan hilangnya seluruh energi, sinar

dihamburkan sebagian dan sebagian lagi diabsorbsi oleh jaringan tubuh manusia, dan sinar tidak

diabsorbsi ataupun dihamburkan.

Page 9: BIOLOGI RADIASI

Gambar 2. Diagram yang menggambarkan interaksi yang terjadi ketika Sinar X mengenai suatu

unsur

3. Interaksi Sinar X pada Tingkatan AtomTerdapat empat interaksi Sinar X pada tingkat atom, tergantung pada energi foton yang

datang, diantaranya adalah Hamburan Rayleigh (SInar X dihamburkan seluruhnya), Efek

Fotoelektrik (Sinar X seluruhnya diabsorbsi), Efek Compton (Sinar X dihamburkan dan

diabsorbsi), dan Produksi Pasangan (Sinar X diabsorbsi seluruhnya).

Hanya ada dua interaksi energi Sinar X yang penting dan digunakan di Kedokteran Gigi,

yaitu Efek Fotoelektrik dan Efek Compton.

3. 1. Efek FotoelektrikEfek fotoelektrik merupakan interaksi sinar X yang seluruh energinya diabsorbsi,

didominasi dengan foton berenergi rendah.

Page 10: BIOLOGI RADIASI

Gambar 2 Diagram yang menunjukkan tahap-tahap yang terjadi dalam interaksi fotoelektron

Tahapan interaksi yang terjadi dalam efek fotoelektron:

1. Foton Sinar X yang datang berinteraksi dengan elektron yang berada di kulit

terdalam dari suatu atom

2. Elektron pada kulit terdalam dikeluarkan dengan adanya energi yang sangat besar

(sekarang elektron tersebut disebut dengan fotoelektron) ke dalam jaringan dan akan

terjadi interaksi lebih lanjut

3. Foton sinar X hilang setelah disimpan seluruh energinya; proses ini kemudian

disebut absorbsi murni

4. Kekosongan pada kulit terdalam elektron diisi oleh elektron pada kulit yang lebih

luar, berpindah dari kulit yang satu ke kulit lainnya

5. Elektron yang berpencar sehingga menghasilkan sebuah tingkatan energi yang baru

menghasilkan pengeluaran kelebihan energi dalam bentuk cahaya atau panas

Page 11: BIOLOGI RADIASI

6. Stabilitas elektron dicapai dengan menangkap elektron bebas untuk kembali ke

keadaan atom netral

Energi foton sinar X memerlukan energi yang sama atau yang lebih besar dari

energi ikat elektron pada kulit terdalam untuk memungkinkan mendorong elektron

tersebut keluar kulit. Interaksi ini didominasi oleh foton Sinar X berenergi rendah.

Seluruh hasil dari interaksi fotoelektrik ini disebut ionisasi.

3. 2. Efek ComptonEfek Compton merupakan proses absorbsi dan hamburan yang lebih didominasi

dengan adanya foton berenergi tinggi.

Gambar 3 Diagram yang menunjukkan interaksi Efek Compton

Tahapan dalam Efek Compton:

1. Foton sinar X yang datang berinteraksi dengan elektron bebas atau elektron yang

terikat dengan longgar pada kulit terluar atom

Page 12: BIOLOGI RADIASI

2. Elektron pada kulit terluar kemudian akan keluar (yang kemudian disebut dengan

Compton recoil electron) dengan sebagian energi yang terabsorbsi saat foton datang.

Elektron yang terlepas keluar kemudian akan mengalami interaksi Ionisasi dengan

jaringan

3. Sisa energi foton yang datang akan didefleksikan atau dihamburkan dari arah asalnya

sebagai hamburan sinar foton

4. Foton yang mengalami hamburan akan mengalami:

1) Interaksi Compton dalam jaringan

2) Interaksi fotoelektrik dalam jaringan

3) Meninggalkan jaringan, foton inilah yang membentuk hamburan radiasi pada

lingkungan klinik

5. Stabilitas atom didapat dari penangkapan elektron bebas

Energi foton sinar X yang datang lebih besar dari energi ikat elektron bebas pada

kulit terluar. Energi hamburan foton selalu lebih kecil daripada energi foton yang datang.

Hamburan foton dapat didefleksikan dalam berbagai arah, tapi sudut hamburan (θ)

tergantung pada energinya. Hamburan foton berenergi tinggi menghasilkan hamburan

kedepan; hamburan foton berenergi rendah menghasilkan hamburan kebelakang.

Hamburan kedepan dapat mencapai film dan menurunkan kualitas gambar, namun dapat

dihilangkan dengan menggunakan anti-scatter grid. Seluruh hasil reaksi interaksi ini

disebut Ionisasi.

Page 13: BIOLOGI RADIASI

Gambar 4 A.Diagram yang menunjukkan sudut hamburan

Sudut Hamburan (θ) dengan (i) energi tinggi dan (ii) energi rendah. B.Diagram distribusi hamburan khas pada tegangan Sinar X 70 kV . Jarak dari sumber hamburan mengindikasikan

jumlah jamburan pada arah tersebut. Pada tegangan ini, kebanyakan hamburan diarahkan kedepan.

4. Unit Pengukuran Radiasi

4. 1. Dosis Radiasi yang diabsorbsi (D)Dosis ini mengukur jumlah energi yang diabsorbsi dari sinar radiasi per unit

massa jaringan.

SI unit : Gray, (Gy) dalam Joules/kg

subunit: miligray, (mGy) (x10-3)

unit asli : rad, dalam Ergs/g

konversi : 1 Gray = 100 rads

Page 14: BIOLOGI RADIASI

4. 2. Dosis EkivalenDosis ini mengukur efektivitas biologi yang berbeda pada setiap individu (RBE)

yang diperbolehkan dari pancaran sinar radiasi.

Dosis ekivalen (H) = dosis radiasi yang diabsorbsi (D) x faktor berat radiasi (WR)

SI unit : Sievert (Sv)

subunit: milisievert (mSv) (x 10-3); microsievert (µSv) (x 10-6)

unit asli : rem

konversi : 1 Sievert = 100 rems

4. 3. Dosis EfektifDosis ini merupakan dosis yang dihitung pada setiap bagian tubuh yang berbeda

untuk dibandingkan, dengan mengonversikan semua dosis menjadi dosis ekivalen seluruh

tubuh. Hal ini penting, karena beberapa bagian tubuh bisa lebih sensitif terhadap radiasi

daripada bagian tubuh lainnya.

Dosis efektif (E) = Dosis ekivalen (H) x faktor berat jaringan (WT)

SI unit : sievert (Sv)

subunit: milisievert (mSv)

5. Efek Biologi dan Risiko yang Berhubungan Dengan Sinar XKlasifikasi Efek Biologi

Efek buruk ionisasi radiasi secara bilogis diklasifikasikan menjadi tiga kategori utama:

1. Efek Somatik DETERMINISTIK

2. Efek Somatic STOKASTIK

Page 15: BIOLOGI RADIASI

3. Efek Genetik STOKASTIK

Efek somatik terbagi lagi menjadi:

1. Efek akut dan segera – efek langsung tampak setelah diberikan eksposur

2. Efek kronis dan jangka panjang – efek menjadi sangat jelas setelah mendapat

eksposur dalam jangka waktu yang lama, disebut periode laten (sekitar 20 tahun atau

lebih), contoh leukemia

1) Efek somatik deterministik

Efek ini memiliki efek yang buruk pada tubuh manusia yang mendapat

eksposur sinar radiasi. Contohnya kulit yang memerah dan adanya katarak.

Keparahan dari efek ini tergantung pada dosis radiasi yang diterima oleh seorang

individu.

2) Efek somatik stokastik

Efek stokastik ini akan timbul ketika tubuh seorang individu terekspos radiasi

pada dosis tertentu. Kemungkinan terjadinya efek stokastik ini tidak diketahui secara

pasti. Semakin kecil dosis radiasi yang diberikan, semakin kecil kemungkinan

adanya kerusakan sel. Namun, tingkat keparahan yang terjadi tidak berhubungan

dengan dosis radiasi yang diberikan.

3) Efek genetik stokastik

Mutasi terjadi dari perubahan yang tiba-tiba dari suatu gen atau kromosom.

Mutasi gen dipengaruhi oleh banyak faktor eksternal, seperti radiasi atau mungkin

juga terjadi secara spontan. Radiasi yang mengenai organ reproduksi dapat merusak

Page 16: BIOLOGI RADIASI

DNA dari sel sperma atau ovum. Hal tersebut dapat megakibatkan kelainan

congenital pada orang yang terkena paparan radiasi. Namun, tidak ada kepastian

bahwa efek ini pasti terjadi, karena itulah efek genetik ini disebut sebagai stokastik.

6. Efek pada anak yang belum lahirFetus yang masih berkembang sangat sensitif terhadap efek radiasi, terutama

selama periode organogenesis (2-9 minggu setelah pembuahan). Masalah utamanya

adalah:

1. Kelainan congenital atau kematian berhubungan dengan radiasi dosis tinggi

2. Retardasi mental berhubungan dengan radiasi dosis rendah

7. Efek Ionisasi RadiasiKetika dilakukan dental radiografi, tidak seluruh sinar X mencapai film, sebagian

berpenetrasi kejaringan sekitar (kulit, tulang, gigi, jaringan lainnya). Perbedaan absorbsi

foton sinar X oleh jaringan keras, gigi, dan tulang memungkinkan untuk membedakan

strukturnya pada radiografi diagnostik. Jaringan tubuh manusia, 70% komposisi utamanya

air (H2O). Foton sinar X memisahkan air menjadi ion (HOH dan elektron). Ion tersebut

bercampur dengan air atau bereaksi lagi menghasilkan pembentukan radikal bebas (OH, H,

O). Radikal bebas merupakan molekul yang kehilangan 1 buah elektron dari pasangan

elektron bebasnya. Radikal bebas bersifat reaktif dan sangat tidak stabil dan hanya ada

sekitar 10-5 detik sebelum mengalami stabilisasi dengan sendirinya.

Page 17: BIOLOGI RADIASI

Gambar 5 Proses pembentukan radikal bebas

Radikal bebas mengalami stabilisasi dengan dua cara:

1. Bersatu untuk membentuk molekul stabil yang tidak akan merusak jaringan

2. Bersatu dengan radikal bebas lainnya, yang akan menyebabkan perubahan atau

produksi toksin jaringan, seperti hydrogen peroxide

1) Efek Langsung

Foton sinar X langsung mengenai sel, menyebabkan kerusakan sel, contohnya adalah

kerusakan DNA.

2) Efek Tidak Langsung

Radikal bebas yang terbentuk sebagai hasil ionisasi dari air membentuk toksin yang

dapat melukai atau mengubah sel, efek ini lebih sering terjadi.

3) Rekomendasi ICRP (International Commission on Radiological Protection)

Batasan radiasi untuk orang awan = 0.5 rem/tahun, untuk pekerja di lingkungan

beradiasi (contoh: reaktor nuklir) max = 5 rem/tahun.Dampak radiasi bersifat

Page 18: BIOLOGI RADIASI

kumulatif seumur hidup. Berdasarkan penelitian, para ahli menyimpulkan bahwa

radiasi memperpendek umur manusia sekitar 3-5 hari per 1 rem dosis serapan. Rata-

rata tiap orang menerima dosis 20 rem selama hidupnya

Tabel 2 Dampak Biologis Radiasi

DE DAMPAK BIOLOGIS

50 Mulai tampak dampak biologis radiasi

100

Dampak serius muncul: Selera makan hilang, rambut rontok, muntah,

diare, perdarahan, pucat, kemandulan tetap pd wanita, kemandulan 3-4

tahun pada pria. Mulai timbul peluang penyakit kanker dan leukemia

200 Kematian (10%) dalam beberapa bulan

450 Kematian (50%) dalam beberapa bulan

700 Kematian (90%) dalam beberapa bulan

1000 Kematian dalam beberapa hari

10000 Kematian dalam beberapa jam

100000 Kematian dalam beberapa menit

Page 19: BIOLOGI RADIASI

Tabel 3 National Radiological Protection Board (NRPB) mengestimasikan dosis tahunan dari bbrp sumber di Inggris

Tabel 4 Dosis efektif pasien standar dewasa untuk pemeriksaan rutin dental dan medis

Page 20: BIOLOGI RADIASI

8. Konsep Dasar Biologi Radiasi

Kons

ep D

asar

Bio

logi

Rad

iasi

Paparan dan Dosis

Radiasi terlokasasi dan paparan seluruh tubuh

Kurva Dosis-Respons

Periode Laten dan Perbaikan Sel

Tingkat Dosis

Estimasi Resiko

Page 21: BIOLOGI RADIASI

8. 1. Paparan dan dosis

Pengertian paparan dan dosis perlu dibedakan dengan jelas. Paparan adalah jumlah

ionisasi di udara yang dihasilkan oleh radiasi sinar-x atau sinar-gamma atau kuantitas radiasi

yang diterima di suatu area pada tubuh yang terkena sinar radiasi. Paparan ini dapat dinyatakan

dalan satuan Roentgents (C/Kg). Dosis adalah jumlah energy yang diserap per satuan massa

jaringan pada suatu organ tubuh. Beberapa contoh dosis pada organ tubuh kita adalah dosis kulit,

dosis tiroid, dan dosis gonad yang menandakan kemampuan serap energy radiasi yang dapat

dilakukan sebuah organ. Dosis dapat dinyatakan dalam satuan Rad (grays) atau rem (Sieverts).

8. 2. Radiasi terlokalisasi dan paparan seluruh tubuh

Foto dental merupakan salah satu contoh radiasi terlokasasi yang menghasilkan kurang

dari 7% total area seluruh tubuh. Di kedokteran gigi, mesin sinar-x mengeluarkan paparan

terlokalisasi lebih sedikit yang dihasilkan pada seluruh tubuh daripada paparan fasial. Bahkan

pada kenyataannya, foto dental menghasilkan paparan tubuh 1/10.000 paparan fasial.

Hal ini menjelaskan bahwa saat kita mendisukusikan tentang dosis sinar-x dental, kita

harus tau paparan yang dimaksud apakah paparan terlokalisasi atau paparan selutuh tubuh

8. 3. Kurva dosis-respon

Kurva dosis dan respon menggambarkan kemungkinan respon biologis yang disebabkan

agen berbahaya seperti ionisasi radiasi. Repon ini dapat menunjukkan garis linier ataupun non-

linier dan threshold atau non-threshold.

Kurva dengan garis linier menggambarkan bahwa respon tubuh sesuai proporsi dosis

yang diberikan. Sedangkan garin non-linier menyatakan bahwa respon tidak proporsional dengan

Page 22: BIOLOGI RADIASI

dosis yang diberikan. Pada kurva dengan threshold mengindikasikan bahwa di bawah dosis

tertentu tidak terjadi respon dari target atau dapat dikatakan dosis tersebut sangatlah aman bagi

tubuh karena tidak ada perubahan biologis sama sekali. Tetapi pada kurva non-threshold dosis

sekecil apapun ternyata menunjukkan respon perubahan biologis. Kurva threshold dan non-

threshold ini juga dapat membentuk garis linier atau non-linier.

Gambar 6 Kurva threshold dalam bentuk liner dan non-linier

Gambar 7 Kurva non-threshold dengan garis linier dan non-linier

Page 23: BIOLOGI RADIASI

Kurva ini jarang digunakan untuk menggamabarkan hubungan dosis-respon individu, tapi

digunakan untuk melihat kondisi epidemic suatu populasi yang terkena paparan dosis tinggi.

8. 4. Periode Laten dan Perbaikan Sel

Periode laten adalah jarak waktu dari terjadinya paparan hingga munculnya manifestasi klinis.

Periode ini bervariasi sesuai dengan besarnya paparan dan jaringan yang terpapar, mulai dari

hitungan jam hingga tahun. Tetapi kita tidak dapat menarik kesimpulan suatu penyakit

disebabkan hanya karena paparan radiasi saja, karena biasanya menifestasi tersebut merupakan

penyakit dengan etiologi multi-faktor. Tidak semua perubahan biologis itu bersifat permanen,

tergantung dari jangka waktu, dosis, dan sensitivitas jaringan.

8. 5. Estimasi resiko

Tidak ada cara yang efektif untuk menentukan suatu kanker terjadi karena radiasi atau

bukan, jadi kita harus melihat dosis yang dipaparkan pada suatu populasi dengan

membandingkan dengan angka kejadian kanker di populasi tersebut. Hasilnya akan

dibandingkan dengan jumlah orang yang tidak terkena radiasi per angka kejadian kanker di

populasi lain. Perbedaan diantara keduanya akan menghasilkan faktor risiko.

Faktor risiko dinyatakan dengan perbandingan kasus kematian dengan suatu penyebab

per satu juta orang. Estimasi dihasilkan dari angka kejadian kanker seluruh tubuh per satu juta

orang yang diperiksa kesehatan giginya.

9. Kepekaan jaringan

Kepekaan jaringan terhadap radiasi ionisasi sangat beragam. Jumlah radiasi yang dapat

menyebabkan kerusakan juga sifatnya sangat beragam. Efek radiasi pada beberapa jaringan dan

organ menyebabkan manifestasi yang langsung dapat diketahui, seperti radiasi pada jaringan

hematopoetic dapat memberikan dampak terhadap petumbuhan leukimia, atau paparan terhadap

Page 24: BIOLOGI RADIASI

matahari dapat menyebabkan kanker kulit. Dosis radiasi yang sama dapat memberikan efek

yang berbeda pada tipe sel yag berbeda walaupun dalam satu orgaisme. Sel yang masih muda,

cepat membelah, dan belum berdifernsiasi, seperti sel yang ditemukan pada abdomen ibu hamil,

lebih berifat radiosensitif dibandingkan sel yang lebih tua. Umur sel dapat mempengaruhi

senitifitas sel terhadap paparan radiasi.. kelompok jaringan dan organ menurut

kesensitifitasannya dapat dilihat pada tabel berikut.

High sensitivity Intermediate sensitivity Low sensitivity

Organ limfoid Fine vasculature Kelenjar saliva

Sumsum tulang Kartilago yang sedang

tumbuh

Paru

Testis Tulang yang sedang tumbuh Ginjal

Intestinum Hati

Kulit Lensa optik

Kornea Sel otot

Neuron

9. 1. Organ Kritis

Beberapa jaringan dan organ dikategorikan sebagan organ kriti karena mereka

mendapatkan paparan radiasi yang lebih banyak dibandingkan dengan bagian lainnya ketika

sedang dilakukan dental radiography. Jaringan dan organ kritis, beserta resiko yang potensial

terjadi antara lain kulit, carcinoma; tiroid, carcinoma; lensa mata, katarak; jaringan

hematopoetik, leukimia; jaringan genetik, mutasi defek kongenital.

Page 25: BIOLOGI RADIASI

9. 2. Latar Belakang Radiasi

Latar belakang radiasi merupakan radiasi ionisasi, yang pada lingkungan dapat berasal

dari alam ataupun buatan. Radiasi alami yang berasal dari alam selalu ada di muka bumi, namun

sumber radiasi artifisial telah meningkat seiring dengan banyaknya kasus nuklir, ataupun bahan

radioaktif yang berasal dari pabrik. Pengetahuan terhadap latar belakang radiasi dapat

memberikan manfaat sehingga segala perawatan radiasi yang akan dilakukan pada pasien dapat

dilakukan dengan sesuai. Estimasi dosis rata-rata radiasi pertahun yang didapatkan warga US

dari alam adalah sekitar 300 mrem (3mSv). Dengan tambahan paparan untuk keperluan medis

dan dental maka ditotal menjadi 360 mrem (3,6 mSv).

9. 3. Dosis Pasien

Radiasi dapat memberikan efek samping, karenanya sebagai klinisi kita harus dapat

menggunakan sarana tersebut dengan hati-hati dan sesuati dengan indikasi. Prinsip yang dipakai

adalah prinsip ALARA “as low as reasonably achivable”. Paparan yang diberikan harus

seminimal mungkin,namun memberikan manfaat diagnostik yang seluas-luasnya

Radiasi memang berbahaya dan dapat memberikan efek samping, namun radiasi yang

diberikan oleh dental radiography sanga kecil sehingga kecil kemungkinan untuk memberikan

dmpak radiasi. Walaupun telah disebutkan bawa dampak radiasi dapat menyebabkan leukimia,

namun hal tersebut juga tidak semata karena radiasi namun juga disebabkan oleh faktor lainnya.

Page 26: BIOLOGI RADIASI

Dokter gigi, yang secara langsung berinteraksi dengan radiasi ion level rendah, harus tetap

waspada akan terjadinya paparan kronis.

Berikut ini merupakan beberapa jaringan yang terkena efek paparan x-ray. Apabila

radiasi diberikan dalam jumlah yang tepat, dapat memberikan keuntungan dan apabila diberikan

melebihi kapasitas, akan memberikan kerugian.

9.3.1. Kulit

Erythema (kulit kemerahan) merupakan efek yang umum dalam dental radiography dan

bukan merupakan resiko yang besar. Dosis dari kulit memiliki batas tesendiri sebab kulitt mudah

berpenetrasi dan dosisi tidak akan masuk ke jaringan yang lebih dalam dan kulit tidak terlalu

peka terhadap radiasi dibandingkan dengan jaringan lain. Dosis ambang erythema (threshold

erythema dose), jumlah radiasi yang diperlukan hingga menyebabkan erythema pada indivudu

yang sangat sensitif adalah 250 R (250 cSv) dalam 14 hari.

Erythema dapat terlihat pada pasien yang sedang menjalani terapi radiasi untuk

penyembuhan kanker kepala dan leher. Pasien ini menerima dosisi total ebanyak 6000 rad dalam

6 minggu.

9.3.2. Mata

Paparan radiasi pada lensa mata dalam dosis tinggi dapa menyebabkan katarak. Dosis

yang diperlukan untuk menyebabkan katarak berjumlah 200,000 hinggan 500,000 mrem (2000

hingga 5000 mSv), dimana jumlah rata-rata radiasi yang sampai ke permukaan kornea mata pada

pemotretan full-mouth sekitar 60 mrem (0,6 mSv). Lensa mata memanng mendapatkan paparan

radiasi selama pemotretan intraoral, namun resiko katarak sangat rendah.

Page 27: BIOLOGI RADIASI

9.3.3. Tiroid

Kelenjar tiroid bersifat radiosensitif. Dosis yang diberikan untuk jaringan yang

radiosensitif ini harus diberikan seminimal mungkin, terutama pada anak.

9.3.4. Sumsum tulang

Efek somatik yang paling berbahaya dan berisiko akibat penggunaan dental x-ray adalah

leukimia. Pada pemotretan tersebutm area sumsum tulang yang terkena paparan adalam

mandibula, calvarium tengkorak, dan cervical spine. Calvarium dan cervical spine terpapar

radiasi dalam pemotretan panoramik. Sumsum tulang pada mandibula dan maxilla merupakan

hal yang paling diwaspadai terkena paparn radiasi, namun tetap saja, paparan tersebut hanya

mengenai 5% dari total sumsum tulang di seluruh tubuh.

9.3.5. Gonad

Sel reproduksi (sperma dan ovum) bersifat sangat radiosenitif. Sterilisasi karena paparan

akut sangat mustahil. Pada pria diperlukan paparan 400 R dan pada wanita 625 R untuk

menjadikan mereka steril.

9.3.6. Kehamilan

Seperti yang telah disebutkan sebelumnya bahwa sel yang belum bberdiferensiasi, dan

cepat membelah, bersifat sangat radiosensitif. Maka dari itu, pemotretan radiografi pada wanita

yang sedang hamil menjadi perhatian.

Penemuan terbaru menyatakan bahwa ada kemungkinan terdapatnya hubungan antara

paparan x-ray pada area tiroid dapat menyebabkan berat kelahiran rendah. Maka dari itu,

Page 28: BIOLOGI RADIASI

akhirnya ditemukan kerah pelindung bagi pasien yang harus melakukan prosedur pemotretan

rutin.

9.3.7. Karies radiasi

Dosis tinggi yang digunakan untuk pengobatan kanker (6000 rad) tidak hanya membunuh

lesi yang ganas, namun juga dapat menyerang jaringan lunak di dalam mulut, mandibula,

maxilla, dan kelenjar ludah. Ludah akan menjadi lebih kental, kehilangan fungsi lubrikasi,

sehingga menyebabkan xerostomia yang pada akhirnya terjadi rampan karies. Selain itu, hal lain

yang perlu diwaspadai adalah terjadiny osteoradionecrosis. Osteoradionecrosis bukan semata-

mata disebabkan karena paparan yang diberikan, namun juga karena menurunnya resitensi

jaringan yang diradiasi.

9. 4. Dampak radiasi pada tubuh

Ketika seluruh tubuh mendapatkan paparan radiasi dalam jumlah ringan hingga sedan, terjadi

perubahan karakteristik. Perubahan klinis yang terjadi berbeda bila dibandingkan dengan

paparan radiasi yang diberikan pada suatu jaringan tubuh yang spesifik.

9.4.1. Sindrom radasi akut dan kronis

Sindrom radiasi akut merupakan kumpulan dari tanda dan gejala yang terjadi pada seorang

pasien setelah mendapatkan paparan radiasi pada seluruh tubuhnya. Informasi mengenai sindrom

ini didapatkan melalui eksperimen terhadap hewan dan individu yang mendapatkan paparan dari

radioterapi, ledakan bom atom, dan kecelakaan radiasi. Berikut ini merupakan hal yang

berhubungan dengan paparan radiasi dosis tinggi pada seluruh tubuh.

Tabel 5 Manifestasi berdasarkan dosisnya

Page 29: BIOLOGI RADIASI

Sindrom radiasi kronis dapat muncul setelah beberapa tahun setelah paparan awal terjadi. Baik

sindrom akut dan kronik dapat terjadi karena akumulasi pada sel somatic atau genetis dalam

tubuh pasien.

(a) Periode prodormal

Pada menit pertama hingga beberapa jam pertama setelah terjadinya paparan radiasi sebesar 1,5

Gy ke seluruh tubuh, gejala gangguan pada sistem pencernaan mungkin terjadi. Pasien mungkin

mengalami anorexia, nausea, muntah, diare, lemas, dan fatigue. Gejala ini merupakan periode

prodormal dari sindrom radiasi akut. Penyebabnya masih tidak diketahui dengan pasti namun

diduga melibatkan sistem saraf otonom. Keparahan dan waktu dari onset bergantung pada dosis.

(b) Periode laten

Setelah reaksi prodormal, muncul periode laten dimana tidak terdapat tanda dan gejala kesakitan

akibat dari radiasi. Lamanya periode ini bergantung pada dosis. Periode ini dapat terjadi mulai

dari hitungan jam atau hari pada paparan supralethal (lebih besar dari 5 Gy) hingga beberapa

minggu pada paparan sublethal (kurang dari 2 Gy). Gejala terjadi pada periode laten ketika

individu terkena paparan pada area lethal (kurang lebih 2 hingga 5 Gy) atau area supralethal.

(c) Sindrom hematopoetik

Page 30: BIOLOGI RADIASI

Paparan pada seluruh tubuh dengan besar paparn 2 hingga 7 Gy menyebabkan cedera pada stem

sel hematopoetik dari sumsum tulang dan limpa. Aktivitas mitosis yang tinggi dari sel ini

menyebabkan sumsum tulang menjadi jaringan yang radiosensitif.

Beberapa minggu setelah cedera radiasi, timbul infeksi, yang kemudian disusul dengan anemia.

Tanda klinis dari sindrom hematopoetik meliputi infeksi, hemorrhage, dan anemia. Pasien dapat

selamat dari paparan apabila sumsum tulang dan limpa mengalami perbaikan sebelum pasien

mendapatkan satuatau lebih komplikasi.

Periodontitis dapat menjadi gerbang masuk bagi mikroorganisme. Disinilah peran seorang dokter

gigi mulai dibutuhkan, yaitu untuk menghilangkan sumber infeksi yang ada di dalam mulut

pasien. Menghilangkan sumber infeksi, pemberian antibiotik, dann dalam beberapa kasus

transplantasi sumsum tulang dapat menyelamatkan pasien dari sidroma radiasi akut.

(d) Sindrom gastrointestinal

Ketika tubuh menerima paparan sebesar 7 hingga 15 Gy, saluran pencernaan dapat mengalami

kerusakan yang cukup serius. Kerusakan ini menyebabkan gejala yang disebut sindrom

gastrointestinal. Individu yang terkena paparn ini akan mengalami tahap prodormal dalam

beberapa jam setelah paparan. Pada hari kelima, tidak terdapat gejala dan keluhan (periode laten)

dan pasien merasa baik-baik saja.

Jumlah radasi yang dapat menyebabkan sindrom gastrointestinal (lebih dari 7 Gy) lebih

berbahaya dibandingkan dengan yang dapat menyebabkan sterilisasi dari jaringan pembuat

darah. Sindrom ini dapat menyebabkan kematian dalam kurun waktu kkurang lebih 2 minggu,

yang disebabkan oleh faktor kombinasi yang melibatkan kehilangan cairan dan elektrolit,

infeksi,dan kemungkinan kekurangan nutrisi.

Page 31: BIOLOGI RADIASI

(e) Sindrom cardiovaskular dan sistem saraf pusat

Paparan yang melebihi 50 Gy dapat menyebabkan kematian dalam k urun waktu 1 hingga 2 hari.

Individu yang telah mendapat paparan sebesar ini mengalami kolaps sistem sirkulasi dengan

penurunan tekanan darah yang drastis sebelum akhirnya mengalami kematian. Autopsi

meunjukkan terjadinya nekrosis pada otot jantung. Korban juga menunjukkan erjadinya stupor

intermiten, kehilangan keseimbangan, disorientasi, dan kerusakan sistem saraf. Walaupun

mekanisme secara pasti belum dapat dipahami, namun ditinjau dari gejala dapat dikatakan bahwa

hal tersebut merupakan dampak dari kerusakan pada neuron dan vaskularisasi otak.

Sindrom ini bersifat irreversible dan tampilan klinis dapat terjadi pada rentang waktu dari

hitungan menit hingga 48 jam sebelum kematian. Indrom cardiovaskular dan sistem saraf pusat

dapat terjadi dengan cepat pada individu yang terkena radiasi bahkan sebelum kerusakan pada

sumsum tulang dan gastrointestinal berkembang.

Penatalaksanaan dari sindrom ini adalah dengan pemberian antibiotik bila terjadi infeksi atau

rendahnya kadar granulosit. Penggantian cairan dan elektrolit dilakukan apabila dibutuhkan.

Transfusi darah dilakkukan bila pasien mengalami anemis, dan pemberian platelet mungkin

dilakukan untuk mencegah trombosotopenia. Pencangkokan sumsum tulang diindikasikan untuk

kembar identik.

9.4.2. Efek radiasi pada embrio dan fetus

Embrio dan fetus tergolong sangat radiosensitif bila dibandingkan dengan orang dewasa sebab

hampir seluruh sel embrio relatif belum berdiferensiasi dan cepat bermitosis. Radiasi prenatal

dapat menyebabkan kematian atau kelainan perkembangan yang bergantung pada waktu ketika

Page 32: BIOLOGI RADIASI

radiasi dilakukan. Paparan yang dapat menyebabkan kematian dan kelainan tersebut, jauh diatas

jumlah paparan radiasi yang diberikan pada pemotretan dental radiografi.

Periode yang dikatakan paling sensitif hingga dapat menyebabkan abnormalitas adalah dalam

rentang periode organogenesis, yaitu antara 18 dan 45 hari gestasi. Efek yang terjadi pada warga

Jepang adalah ahirnya anak dengan lingkar kepala yang kecil, ataupun retardasi mental. Kelainan

lainnya meliputi berat kelahiran rendah, katarak, malformasi genital dan skeletal, dan

microphtalmia.

Paparan radiasi memang dapat memberikan bahaya terhadap embrio dan fetus, namun jumlahnya

lebih kecil bila dibandingkan dengan faktor dan sumber lainnya. Tabel berikut menunjukkan

konsumsi rokok dan alkohol selama kehamilan dapat memberikan dampak yang lebih buruk

dibandingkan dengan paparan radiasi dengan dosis rendah.

Tabel 6 Perbandingan Resiko Selama Masa Kehamilan

9.4.3. Efek Somatis

Efek somatik merupakan efek yang tampak pada individu yang mendapat paparan radiasi. Hal

yang paling penting adalah radiasi yang dapat memicu bahaya kanker. Beberapa lesi merupakan

Page 33: BIOLOGI RADIASI

efek stokastik yang kemungkinan terjadinya bergantung pada dosis yang diberikan, namun

keparahan dari penyakit tersebut tidak bergantung dari jumlah paparan radiasi.

(a) Karsinogenesis

Radiasi dapat menyebabkan kanker dengan memodifikasi DNA. Walaupun kerusakan dapat

diperbaiki,namun perbaikan yang kurang sempurna dapat diturunkan ke anak dan menyebabkan

kanker. Individu yang yang telah terkena paparan radiasi dalam level tinggi, walaupun degan

dosis yanng kecil, dapat memicu kanker pada formasi sel tunggal.

Tiap jaringan memiliki kerentanan masing-masing dalam memicu kanker. Data dapat dilihat

pada tabel dibawah.

Tabel 7 Predileksi Kanker Akibat Radiasi

Mekanisme dari induksi kanker yang disebabkan oleh radiasi ionisai belum dapar dipahami

sepenuhnya. Namun nutsi gen merupakan faktor penyebab yang dicurigai. Radiasi bertidak

sebagai inisiator, yang pada akhirnya dapat menyebabkan perubahan pada sel. Bukti lain yang

Page 34: BIOLOGI RADIASI

ditemukan adalah bahwa radiasi berperan sebagai promotor, menstimulai sel menjadi multipel

dan pada akhinya sel berubah menjadi ganas.

Berikut ini merupakan efek somatik dari paparan radiasi pada organ yang terkena pada dental

radiography.

1. Hampir semua kanker timbul kurang lebih 10 tahun setelah terjadi paparan

2. Resiko dari paparan yang diterima ketika masih anak-anak cenderung lebih berbahaya 2

kali lipat dibandingkan paparan yang diterima ketika dewasa.

3. Perluasan kanker yang diinduksi oleh paparan radiasi lebih merupakan rasio spontan

yang bersifat multipel dibadingkan dengan independen.

(i) Kanker tiroid

Insidensi terjadinya thyroid carcinoma meningkat pada individu setelah mendapatkan paparan.

Namun hanya 10% individu yang mengidap penyakit ini mengalami kematian. Insidensi kanker

tiroid spontan yang diakibatkan oleh radiasi 2 hingga 3 kali lebih sering terjadi pada wanita

dibandingkan dengan pria.

(ii) Kanker esophageal

Kanker esophageal cenderung jarang terjadi. Perluasan kanke ini biasa diemukan pada korban

bom atom di Jepang dan pasien yang telah dirawat dengan radiasi sinar x untuk pengobatan

ankylosing spondylitis.

(iii) Kanker otak dan sistem saraf

Page 35: BIOLOGI RADIASI

Pasien yang mendapatkan paparan sinar x untuk kepentingan pemeriksaan diagnostik dalam

keadaan utero dan untuk dosis teurapeutik pada masa kanak-kanak menunjukkan terjadinya

perluasan sel kanker otak yang bersifat jinak hingga ganas. Pada suatu studi dinyatakan bahwa

terdapat hubungan antara intracranial meningioma dan pemotretan medis atau dental radiografi

yang pernah dilakukan oleh pasien.

(iv) Kanker kelenjar ludah

Insidensi pasien yang mengalami tumor kelenjar ludah ditemukan pada individu yang sedang

melakukan perawatan radiasi pada kepala dan leher, individu yang selamat dari bom atom di

Jepang, dan pasien yang terpapar sinar x. Pasien yang terpapar radiasi sebelum menginjak umur

20 tahun cenderung memiliki resiko yang lebih tinggi untuk terkena penyakit ini. namun hanya

individu yang mendapatkan paparan dosis parotid sebanyak 50 mGy atau lebih yang

menunjukkan korelasi yang signifikan antara dental radiografi dan tumor kelenjar ludah.

(v) Kanker pada organ lainnya

Organ lain seperti kulit, sinus paranasal, dan sumsum tulang juga menunjukkan terjadinya

neoplasia setelah terjadinya paparan. Namun mortalitas dan morbiditas yang disebabkan oleh

paparan pada kepala dan leher cenderung lebih rendah dibandingkan pada organ-organ yang

sebelumnya telah dijelaskan.

(vi) Leukimia

Insidensi leukimia meningkat setelah pasien melakukan radiasi pada sumsum tulang. Individu

yang selamat dari serangan bom atom dan pasien yang telah melakukan perawatan radiasi untuk

ankylosing spondylitis menunjukkan gelomang leukimia tdak lama setelah mendapatkan

Page 36: BIOLOGI RADIASI

paparan. Individu dibawah umur 20 tahun yang terkena paparan lebih rentan terkena penyakit

ini.

(b) Pertumbuhan dan perkembangan

Anak yang terpapar dalam pemboman tersebut menunjukkan tidak sempurnanya proses tumbuh

kembang. Mereka mengalami penurunan berat badan, tinggi, dan perkembangan skeletal.

Semakin muda mereka terkena paparan, semakin jelas pula efek yang tampak.

(c) Retardasi mental

Otak manusia yang sedang berkembang bersifat radioensitif. Retardasi mental diperkirakan

mencapai 4% pada radiasi sebesar 100 mSv yang dilakukan pada minggu ke 8 hingga 15 gestasi.

Hal tersebut disebabkan karena pada masa ini terjadi produksi neuron yang cepat dan

bermigrasinya sel neuron imatur tersebut ke korteks serebral. Namun paparan pada embrio dari

dental radiografi, dengan menggunakan apron diperkirakan lebih rendah dari 3µSv.

(d) Katarak

Nilai ambang jumlah radiasi yang dapat menyebabkan katarak adala 2 Gy pada dosis yang

diberikan hanya dalam sekali paparan, dan 5 Gy pada dosis yang diberikan secara multipel dalam

kurun waktu beberapa minggu. Dosis tersebut jauh melebihi dosis yang diberikan pada

pemotretan dental radiologi kontemporer.

9.4.4. RADIASI GENETIK

Mutasi gen

Page 37: BIOLOGI RADIASI

Radiasi dapat menyebabkan kerusakan pada materi genetik sel reproduksi, dan keturunan dari

orangtua yang mendapatkan paparan radiasi dapat menerima efek kerusakan. Secara umum,

radiasi menyebabkan peningkatan frekuensi mutai spontan. Frekuensi dari mutasi meningkat

disebabkan oleh dosis yang diberikan, walaupun dengan dosis rendah. Pria jauh lebih

radiosensitif dibandingkan wanita.

Page 38: BIOLOGI RADIASI

BAB III Diskusi

No

.Nama (NPM) Tanya Nama (NPM) Jawab

1Jennifer

(160110090031)

Pada presentasi

dijelaskan bahwa

efek radiasi rendah

kontinyu pada

anak usia 8 tahun

adalah menutupnya

apex pada gigi, apa

yang terjadi pada

orang dewasa?

Adisti

Calliandra

(16011009002

1)

Orang dewasa

cenderung lebih

persisten terhadap

radiasi. Tetapi pada

tahap lebih lanjut,

jaringan pulpa dapat

mengalami fibro-

atrophy

2Abu Ubaidah

(160110090018)

Berapa dosis yang

dikeluarkan alat

radiograf pada saat

sekali paparan?

Milda

Ernawati

(16011009002

2)

(dapat dilihat pada

Tabel 4 pada bab II)

3Selvy Chairani

(160110090017)

Berapa batas dosis

per tahun untuk

pekerja di bagian

radiologi ?

Milda

Ernawati

(16011009002

2)

Dosis pekerja dalam

bidang radiologi

mencapai 100 mSv,

sekitar 2 kali lebih

Page 39: BIOLOGI RADIASI

banyak daripada dosis

untuk orang normal (50

mSv)

Drg. Lusi :

Sievert dan Greys adalah satuan yang menyatakan besar radiasi yang keluar dari alat, diukur

langsung pada badan pasien.

Rad adalah satuan yang tertera pada mesin tapi dihitung berdasarkan banyaknya radiasi yang

diserap tubuh.

Dosis minimum adalah dosis paling kecil yang dapat diterima dan diserap tubuh.

Dosis efektif adalah dosis yang dapat diterima dan diserap secara maksimal oleh tubuh.

Dosis maksimum adalah dosis paling besar yang dapat diterima dan diserap tubuh.

Riska Mutia (160110090025) :

Sensitivitas sel tubuh terhadap radiasi berhubungan dengan kemampuan regenerasi sel tersebut.

Contohnya, sel yang paling sensitive adalah sel darah karena memilihi masa regenerasi yang

sangat cepat, sedangkan sel saraf merupakan sel yang paling tidak radiosensitive karena sebagian

sel saraf sulit beregenarasi dan bahkan tidak beregeneasi.

/Sheila Dafriza (160110090024) :

Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi seseorang bisa terkena efek radiasi atau tidak :

1. Dosis radiasi, kemampuan penetrasi sinar dan lama paparan

Page 40: BIOLOGI RADIASI

2. Tergantung dari mahluk yang terkena dosis (manusia atau hewan), tergantung pada

masa pembelahan sel, ambang dosis radiasi yang dapat diterima tubuh

Erizka Vidiantari (160110090028) :

Efek radiasi pada dosis tertentu terhadap kulit

2 Gy Erythematous

3-8 Gy Kerontokan rambut dan exfoliasi dalam waktu

3-6 minggu

2-12 Gy Kulit melepuh, radang, bernanah, erosi

20 Gy Terjadi nekrosis dalam waktu 10 minggu

50 Gy Terjadi nektosis dalam waktu 3 minggu

Adapun dosis 0,5 Gy pada mata dapat menyebabkan katarak.

Page 41: BIOLOGI RADIASI

Daftar pustaka

Frommer, Herbert H. 2005. Radiology for The Dental Professional 8th edition. New York : Elsevier Mosby.

White, Stuart C. 2004. Oral Radiology: Princples and Interpretation 5th edition. New Delhi : Elsevier.