Upload
others
View
1
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
TUGAS KELOMPOK MANAJEMEN AGROINDUSTRI
ANALISIS GAYA MANAJEMEN – MANAJEMEN KONFLIK – MANAJEMEN RISIKO
PERENCANAAN PROYEK AGROINDUSTRI
Dosen Pembimbing oleh Bapak Arie F
Nama Kelompok
I Gusti Putu Afif Cahyo R (blog.ub.ac.id/afifcahyorivanto) 125100318113021
Panglima Nagari (blog.ub.ac.id/panglimangr) 125100318113025
Ridha Akbari (blog.ub.ac.id/rakbari) 125100318113022
Muhammad Misbahul M (blog.ub.ac.id/muhmisbahul) 125100318113031
FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN
JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2013
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Makalah Analis ini terbagi menjadi 4 bagian. Yaitu gaya manajemen, manajemen
konflik, manajemen risiko dan perencanaan proyek agroindustri. Dimana pada gaya
manajemen tersebut, terbagi menjadi 3 gaya manajemen yang kami pelajari. Mulai dari
gaya manajemen barat, gaya manajemen timur dan gaya manajemen negara kita sendiri
yaitu Indonesia. Dari materi gaya manajemen ini, kami memilih dua perusahaan yaitu
perusahaan Ritail Matahari Food Bussines dan PT Marthina Bherto Tbk . Dimana perusahaan
MFB bergerak di bidang Retail Food Business lebih bersifat keluargaan dikelola dengan
sisitim lebih menggunakan Managament Barat . Sedangkan pada perusahaan Marthina
Bherto ini Managemet dengan ciri-ciri Gaya Barat dimana juga masih tidak meninggalkan
akar budaya Indonesia. Masih pada materi gaya manajemen, kita memberikan gaya
manajemen Indonesia yang diterapkan pada suatu usaha koperasi di Indonesia dan
dibandingkan apakah usaha koperasi tersebut sudah mencakup pada kultur Indonesia itu
sendiri.
Pada materi manajemen konflik, kami memberikan contoh pada segera
menyelesaikan masalah ketenagakerjaan di PT Thiess Sangatta, Kutai Timur, Kalimantan
Timur, yang hingga sekarang tak kunjung usai. Sedangkan pada materi manajemen
risiko,dari PT Wings Foods. Lalu yang terakhir adalah materi perencanaan proyek
agroindustri yang kami contohkan pada perusahaan PT. Dua Kelinci.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah perbandingan gaya manajemen barat dan timur pada kedua perusahaan?
Apakah perbandingan tersebut sudah cocok pada kultur Indonesia?
Bagaimana cara mengatasi konflik dengan menggunakan metode manajemen risiko
pada suatu organisasi?
Bagaiaman cara mengaplikasikan manajemen risiko pada suatu perusahaan
agroindustri?
Bagaimana cara kita untuk menganalisa perencanaan proyek agroindustri pada
sebuah perusahaan?
Manafaat apa saja yang dapat diberikan pada aplikasi perencanaan proyek
agroindustri tersebut?
1.3 Tujuan
Agar kita mengetahui bagaimana perbandingan pada gaya barat di kedua
perusahaan
Agar kita mengetahui kecocokan gaya manajemen tersebut terhadap kultur
Indonesia
Agar kita dapat belajar mengatasi konflik-konflik dengan metode manajemen konflik
pada organisasi
Agar kita dapat mengaplikasikan manajemen risiko pada suatu perusahaan
Agar kita dapat menganalisa perencanaan proyek dengan benar
Agar kita mengetahui manfaat apa saja yang terkandung dalam perencanaan proyek
tersebut
Management Perusahaan Ritail Matahari Food Business
MFB bergerak di bidang Retail Food Business , mulai dirintis sejak 24 Oktober 1958
dengan sistim kekeluargaan, MFB merupakan salah satu anak perusahaan dari PT Matahari
Putra Prima Tbk yang started di tahun 1986, dengan perkembangan usaha yg begitu pesat
dari waktu ke waktu , sejak tahun 2004 mulailah didirikan Hypermart dengan managament
yg lebih kuat sebagai peluku bisnis retail. Dan sejak itulah managament yg semula lebih
bersifat keluargaan dikelola dengan sisitim lebih menggunakan Managament Barat walau
masih menggunakan kebinekaan dalam sumberdaya manusia.
Sejak tahun 2004 perusahaan ini dikelola dengan management yg sangat profesional
dengan Visi menjadi market leader di pasar Hypermart Asia.
Dalam menjalankan visi dan misinya Perusahaan tsb saat ini Hypermart dikelola oleh
seorang President Director yg membawahi beberapa department yang masing – masing
dikepalai oleh seorang director antara lain : Associate Director Store Planning & Dev.,
Management Information System Director, CFO, Hypermart Format Director, Supermarket
Format Director, HR and General Affair Director, HR & Risk Management Director,
Merchandising & Marketing Director.
Managament perusahaain ini lebih cenderung ke Management Barat walaupun
kebineka tunggal ikaan dalam sumberdaya manusia dilavel tertentu masih sangat
diperlukan.
Efisiensi,efektifitas dan probabilitas sangat di terapkan di semua departement yang
ada, Sosialitas juga diterapkan baik di intern maupun extern perusahaan dengan mensuport
berbagai kegiatan sosial yg ada ( intern sosial kerohanian, bea siswa dan olah raga , extern
sumbangan berbagai kegiatan sosial, bencana alam, bantuan anak yatim, bea siswa dll ),
Sistem ekonomi kapitalis kolektif dimana kepentingan buruh diutamakan dengan
memperhatikan standar upah buruh minimal yang berlaku dan juga pemberian tunjangan
hari raya.
Management Perusahaan PT Martina Bherto Tbk
Perusahaan ini didirikan pada tahun 1977 oleh Dr HC. Martha Tilaar, (almarhum)
Pranata Bernard, dan Theresa Harsini Setiady. Pada tahun 1981, Pada tahun 1993,
perusahaan mengakuisisi PT Cedefindo, yang bidang usaha utama adalah Kontrak
Manufaktur (makloon) dalam produk kosmetik, sebagai ekspansi bisnis perusahaan untuk
hulu. Selanjutnya, perusahaan menjual aset pabrik di Gunung Putri dan kemudian terus
menjalankan pabrik jamu dengan perjanjian sewa sampai akhir 2011.
Kegiatan utama perusahaan adalah:
• Memproduksi barang kosmetik dan obat tradisional (jamu)
• Pemasaran dan Niaga kosmetik, perawatan kecantikan dan barang obat tradisional.
• Selain itu, perusahaan memiliki dukungan dari kegiatan usaha yang dilakukan oleh anak
perusahaannya, PT Cedefindo, yang kosmetik manufaktur kontrak atau makloon dengan
kering, semi-padat, cair, dan aerosol. Selain itu, termasuk jasa formulasi, pendaftaran,
pembuatan bahan baku / kemasan, proses produksi, pengemasan, dan layanan logistik satu
atap untuk intern Martha Tilaar Group dan eksternal ke perusahaan lain.
VISI
Untuk menjadi salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam perawatan
kecantikan dan industri spa dengan nuansa alam dan nilai timur, melalui teknologi
modern, penelitian dan pengembangan untuk mengoptimalkan nilai tambah bagi
konsumen dan stakeholder lainnya.
MISI
Untuk mengembangkan, memproduksi, dan memasarkan produk-produk perawatan
kecantikan dan spa dengan nuansa alam & timur dan standar kualitas internasional
untuk memenuhi kebutuhan konsumen di berbagai segmen pasar dengan portofolio
yang sehat mampu mencapai tiga peringkat teratas di setiap segmen di Indonesia.
Untuk menyediakan layanan pelanggan yang sangat baik untuk semua pelanggan
dalam proporsi yang seimbang, termasuk konsumen dan pelanggan perdagangan;
Untuk menjaga kondisi keuangan yang sehat dan pertumbuhan yang berkelanjutan;
Untuk merekrut, melatih, dan mempertahankan tenaga kerja yang kompeten dan
produktif sebagai bagian dari aset Perusahaan;
Untuk menjaga metode yang efisien dan efektif operasi, sistem, dan teknologi di
seluruh organisasi dan unit bisnis;
Untuk menerapkan Good Corporate Governance secara konsisten untuk kepentingan
semua pemangku kepentingan;
Untuk memberikan pengembalian investasi yang adil untuk pemegang saham;
Untuk memperluas pasar internasional pada kosmetik dan produk herbal dengan
fokus jangka menengah pada kawasan Asia Pasifik dan fokus jangka panjang di pasar
global dengan produk yang dipilih dan merek.
CSR yang banyak melakukan berbagai kegiatan sosial masyarakat
Dalam menjalankan visi dan misi perusahaan dikelolala oleh 3 orang Dewan Komisaris,
Presiden Direktor, Director Marketing, Director Produksi, Direktur Finance dan Independent
Komite Audit.
Dari gaya management yang dijalankan oleh kedua Perusahaan yang berbeda tersebut
umumnya adalah sama, dimana sama menjalankan Managemet dengan ciri2 Gaya Barat
dimana juga masih tidak meninggalkan akar budaya Indonesia.
Analisis Gaya Management Koperasi dengan Kultur Indonesia
Kultur sosial budaya masyarakat indonesia dengan beragam kebineka tunggalikaan,
terkenal dengan ramah tamah, gotong royong, dan tatanan masyarakat dengan struktur RT
dan RW dengan aturan yg ditetapkan bersama dan sangsi yg disepakati bersama. Bila
mengkaitkan management koperasi dengan kultur bangsa indonesian maka terdapat
kesesuaian. Hal ini bila dikaitkan dengan pengertian koperasi menurut UU No 25 Tahun
1992 adalah badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatanya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan.
Dengan tujuan mamajukan kesejahteraan anggotanya pada khususnya dan
masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam
rangka mewujutkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur bngelolaan
demokraerdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Bung Hatta menegaskan tujuan koperasi yaitu
rasa solidaritas, menanam sifat individualita, percaya diri sendiri dan sutoaktiva kepentingan
bersama, mendahulukan kepentingan bersama, menghidupkan rasa tanggung jawab moril
dan sosial dan berfungsi yaitu membangun dan mengembangkan potensi ekonomi anggota
khususnya dan masyarakat umumnya guna meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan
sosial, mempertinggi kwalitas kehidupan, memperkokoh ekonomi rakyat guna ketahanan
ekonomi nasional, mengembangkan perekonomian berasaskan kekeluargaan.
Namun dengan pergeseran jaman dimana dikota-kota besar kebanyakan
masyarakatnya sudah mulai bergeser ke kultur budaya barat, dimana kehidupan sudah
mulai mengutamakan keperluan sendiri sendiri terkadang sekemalompok orang yang tidak
sejalan dalam pemikiran dimana mereka tidak sabar dengan pertimbangan anggota yg
terlampau lama mengakomodir tujuan pengembangan dengan cepat, kurangnya rasa
kekeluargaan, sehingga bentuk perekonomian seperti koperasi pun sudah dianggap kurang
bisa mengakomodir kebutuhan pribadinya.
Manajemen Risiko
Profil Perusahaan
Wings corporation didirikan pada tahun 1948 di Surabaya, Indonesia. Selama lima
puluh terakhir perusahaan ini telah berkembang dari sebuah industri rumah kecil menjadi
pemimpin pasar yang memperkerjakan ribuan orang dengan pabrik berlokasi di Jakarta dan
Surabaya.
Tujuan dari Wings Corporation adalah memproduksi produk-produk kualitas
Internasional dengan harga ekonomis. Produksi pertama adalah dengan pembuatan sabun
cuci hijau buatan tangan. Dengan produk ini, Wings berhasil menembus pasar kompetitif
pada akhir tahun 1940-an.
Setelah itu Wings memperkenalkan produk baru yaitu krim deterjen dan produk
pembersih lainnya dan saluran distribusi yang didirikan di seluruh Indonesia. Beberapa
dekade berikutnya melihat Wings terus memperluas lini produk untuk berbagai rumah
tangga dan produk perawatan pribadi.
Wings juga memperluas jaringan distribusi selama periode ini, ke titik di mana produk
yang tersedia di hampir setiap kota dan desa di setiap provinsi negara itu, situasi yang ada
sampai hari ini. Wings saat ini memproduksi dan menjual ratusan SKU rumah tangga dan
produk perawatan pribadi, dan baru-baru memperluas lini produknya termasuk minuman
dan mie instan.
Hari ini, Wings diakui sebagai produsen lokal terkemuka dan distributor rumah tangga
dan produk perawatan pribadi. Menjadi sebuah kelompok bisnis yang dinamis dan beragam,
Wings masih didedikasikan untuk visi awal perusahaan konsumen dengan menyediakan
rumah tangga dan produk perawatan pribadi kualitas tanpa kompromi.
Identifikasi Resiko
Dapat dikatakan bahwa Wings melakukan shadowing marketing dengan meniru atau
memirip-miripkan gaya komunikasinya dengan produk-produk Unilever yang sejenis,
dengan harapan konsumen mendapatkan “produk Unilever berharga murah” atau berharap
persepsi konsumen terkaburkan oleh dua brand di kategori yang sama, hingga akhirnya
kurang lebih sejak dua-tiga tahun lalu, Wings mengubah total gaya komunikasinya dengan
menekankan pada brand building yang lebih elegan dan bernilai tambah. Wings menyadari,
pertama, dengan melakukan shadowing, maka produk-produknya akan kehilangan identitas
dan personality yang kuat. Memang, dalam jangka pendek, konsumen bisa saja ‘terbius’
membeli produk Wings sebagai alternatif murah produk Unilever, namun lambat laun
konsumen akan menyadari bahwa untuk membeli produk sekualitas Unilever maka ia harus
membeli produk Unilever, bukan yang lain. Salah satu produk Wings yang terlihat jelas
adalah Mie Sedap yang menjadi follower dari Indomie, terlihat dalam design kemasan Mie
Sedap yang menyerupai Indomie, namun keunggulannya Mie Sedap di sini memberi variasi
dengan menambahkan kriuk bawang goreng. Mie sedap sendiri merupakan salah satu
produk dari Wings food.
Pengukuran Resiko
Wings menyadari, pertama, dengan melakukan shadowing, maka produk-produknya
akan kehilangan identitas dan personality yang kuat. Memang, dalam jangka pendek,
konsumen bisa saja ‘terbius’ membeli produk Wings sebagai alternatif murah produk
Unilever, namun lambat laun konsumen akan menyadari bahwa untuk membeli produk
sekualitas Unilever maka ia harus membeli produk Unilever, bukan yang lain. Salah satu
produk Wings yang terlihat jelas adalah Mie Sedap yang menjadi follower dari Indomie,
terlihat dalam design kemasan Mie Sedap yang menyerupai Indomie, namun keunggulannya
Mie Sedap di sini memberi variasi dengan menambahkan kriuk bawang goreng. Mie sedap
sendiri merupakan salah satu produk dari Wings food. Masyarakat saat ini telah menaruh
perhatian pada produk Wings food. Wings food merupakan suatu perusahaan yang berasal
dari Wings Group, yang telah kita ketahui Wings merupakan sebuah perusahaan yang
bergerak dibidang toiletries (sabun cuci). Namun sekarang Wings mempunyai inovasi baru
yaitu Wings food yang bergerak di bidang makanan. Situasi yang dihadapi oleh Wings Group
dapat dikatakan tidak ada perubahan yang signifikan dari waktu ke waktu. Melihat
persaingan antar produk sejenis yang dikeluarkan oleh perusahaan lain selain Wings, serta
melihat perkembangan zaman yang menuntut suatu perusahaan untuk mengadakan inovasi
agar dapat bertahan di dunia bisnis maka Wings mengadakan inovasi. Menurut Aaker,
(2000: 97) One common role of subbrand is to extend a master brand into a meaningful new
segments as. Wings Group mengadakan inovasi terhadap produknya dengan mengeluarkan
Wings food. Dalam hal ini adanya inovasi baru yang dilakukan merek induk dengan
memodifikasi sesuatu yang baru dan menjadi produk baru (Wings food) yang dikeluarkan
merek induk.
Pengendalian Resiko
Secara tidak langsung Wings Food terhubung dengan nama perusahaannya yang
sudah mapan dan telah mempunyai nama dan kredibilitas di mata masyarakat (Wings).
Tujuan: masyarakat tahu bahwa Wings food adalah produk dari Wings, dimana Wings telah
terlebih dulu dikenal dan dipercaya oleh masyarakat sehingga kredibilitas produk ini akan
mempengaruhi pemasaran dan penjualan produk. Strategi: menonjolkan ciri khas Wings
dalam Wings food. Taktik: membuat logo yang ketika masyarakat melihatnya, mereka tahu
bahwa itu merupakan produk wings.
Wings dapat memperpanjang merek induk ke segmen baru. Tujuannya adalah karena
merek independen lebih laku di pasaran. Strategi: melakukan variasi produk Wings food.
Taktik: mengeluarkan variasi rasa yang banyak dalam produk minuman yang dikeluarkan
oleh Wings food serta variasi terhadap produk makanannya (misal : kriuk yang terdapat
dalam mie sedap). Selain itu, strategi Wings Food memberikan strategi utama yaitu
menawarkan harga yang lebih rendah. Mereka bermain di value marketing. Mereka
mempunyai kesempatan memperbaiki produk dengan cara menggunakan teknologi yang
lebih canggih, ini paling banyak dilakukan oleh para follower di tanah air dan cukup berhasil,
yaitu menggunakan market power. Ini seperti yang dilakukan Wings Food terhadap
Indofood dan terbukti sukses.
Implikasi dari market power itu ialah the most effective where advertising and
distribution are key. Iklan dan distribusi menjadi kekuatan utama dalam menghadapi market
power. Karena pasarnya sudah ada dan besar, dua sisi itu telah terbukti paling efektif untuk
meraih market share bagi follower. Melihat implikasi dari market power ini, Wings Food
sebagai sub brand dari Wings Group yang dapat dikatakan juga merupakan brand follower
dari Unilever dapat dikatakan sudah cukup efektif menggunakan Sub- brands karena daya
tarik Wings Food yang mempunyai harga di bawah produk-produk makanan Unilever.
Kesimpulan
Penerapan Sub-brands yang digunakan Wings Group dengan mengeluarkan Wings
Food saat ini sudah efektif dan efisien. Hal ini dikarenakan strategi ini mampu
memperpanjang merek induk ke segmen baru yang berarti merek independen lebih laku di
pasaran serta masyarakat akan mengetahui bahwa produk tersebut merupakan milik dari
corporatenya.
Resiko bagi perusahaan yang menaunginya (Wings) adalah berpotensi mempengaruhi
segmentasi dari merek induk karena Wings dulunya dikenal masyarakat dengan produk
toiletries, oleh karenanya Wings Food harus lebih persuasif dalam memasarkan dan
memperkenalkan produknya (makanan) secara luas sehingga Wings Food mendapat respon
dari konsumen. Jadi, pemilihan strategi Wings dalam menciptakan sebuah inovasi segmen
baru, menggunakan strategy Sub-brands menjadi Wings Foods merupakan pemilihan yang
tepat dengan didasarkan beberapa alasan yang telah dipaparkan di atas.
Manajemen Konflik
JAKARTA, Jaringnews.com - Katalog Indonesia mendesak Bupati Kutai Timur dan
jajarannya untuk segera menyelesaikan masalah ketenagakerjaan di PT Thiess Sangatta,
Kutai Timur, Kalimantan Timur, yang hingga sekarang tak kunjung usai. “Hingga saat ini
pihak manajemen PT Thiess tidak bertemu dan duduk bersama untuk mencari solusi terbaik
terkait permasalahan ketenagakerjaan ini,” kata Direktur Eksekutif Katalog Indonesia,
Andriea Sulaiman di Jakarta, Senin (20/5). Menurutnya, permasalahan yang berlarut-larut ini
seharusnya bisa diselesaikan dengan baik jika Bupati dan jajarannya punya itikad baik
terhadap permasalahan ini. “Kami mendesak dan meminta pertanggungjawaban Bupati
untuk segera menyelesaikan masalah ini dengan mengedepankan prinsip musyawarah
mufakat,” tegasnya.
Adapun permasalahan ini bermula dari aksi mogok kerja yang berujung Pemutusan
Hubungan Kerja (PHK) secara massal oleh pihak manajemen PT Thiess. Mogok kerja terjadi
karena tidak adanya penyelesaian perundingan Perjanjian Kerja Bersama (PKB) antara pihak
pengusaha dan pengurus serikat pekerja.
Pihak manajemen PT Thiess Sangatta mem-PHK 266 pekerja yang melakukan aksi
solidaritas terhadap tidak dipekerjakannya kembali enam pengurus serikat pekerja PUK SP
KEP Thiess. Selain pekerja yang telah di-PHK massal, saat ini ada sekitar 400 pekerja yang
statusnya tidak di-PHK namun tidak dipekerjakan oleh pihak manajemen PT Thiess.
Katalog Indonesia menyayangkan pihak Pemerintah Kutai Timur dan Dinas Tenaga
Kerja Kutai Timur yang tidak pernah mengambil sikap agar masalah ketenagakerjaan di Kutai
Timur bisa selesai secara musyawarah dan mufakat. “Sungguh disayangkan pihak
Pemerintah setempat yang tidak melindungi sama sekali terhadap pekerja yang terkena
PHK. Kami curiga jangan-jangan pemerintah setempat 'dibungkam' manajemen PT Thiess,”
kata Andriea.
Katalog Indonesia juga menyesalkan aparat kepolisian dan TNI yang terlalu ikut
campur tangan dalam masalah ketenagakerjaan dan lebih berpihak terhadap pengusaha.
“Aparat kepolisian dan TNI semestinya tidak ikut campur pada masalah yang bukan menjadi
job desc-nya. Namun faktanya, mereka justru melakukan tindakan represif terhadap
pekerja. Ini bukti aparat keamanan lebih memihak pemilik modal,” tegas Andriea.
I. Sejarah Singkat Perusahaan
Thiess pertama kali memulai operasinya di Indonesia pada tahun 1972 sebagai anak
perusahaan dari Thiess Bros Pty Ltd. Pada tahun 1984, Thiess Indonesia diambil alih oleh
C.S.R. melalui akuisisi di tingkat korporasi.
Pada bulan November 1988, PT. Thiess Contractors Indonesia didirikan kembali dan
dibentuk menjadi sebuah perseroan terbatas. Perusahaan ini kemudian mendapatkan
kontrak pertambangannya yang pertama pada bulan Maret 1989 dari BHP untuk
Pertambangan Senakin di Kalimantan Selatan.
Selama periode 1990an, Thiess Indonesia sangat berhasil mengerjakan berbagai
proyek besar dalam bidang infrastruktur yang terkait dengan kegiatan ekspansi beberapa
perusahaan tambang berskala internasional.
Selain itu, Thiess Indonesia juga berhasil mendapatkan beberapa kontrak
pertambangan jangka panjang yang hingga kini masih terus berlangsung. Pada beberapa
tahun belakangan ini, Thiess Indonesia bahkan telah mengembangkan usahanya untuk
proyek-proyek di bidang telekomunikasi, perminyakan dan gas bumi.
Luasnya pengalaman Thiess Indonesia dalam menangani berbagai proyek
memungkinkan keseluruhan grup untuk mengembangkan kemampuannya dalam
memberikan solusi proyek secara menyeluruh, baik melalui kontrak E.P.C maupun jenis
kontrak lainnya, termasuk aliansi. Selain itu Thiess Indonesia juga dapat menyediakan
sumber daya spesialis dan dukungan dari perusahaan induknya kapan saja dibutuhkan
(www.thiess.co.id).
II. Masalah SDM dalam Perusahaan
Sebagai salah satu perusahaan kontraktor yang terkenal, banyak terjadi masalah yang
dialami oleh PT. Thiess. Salah satunya adalah masalah terkait dengan hubungan
kepegawaian, yaitu permasalahan mengenai Sumber Daya Manusia (SDM). Permasalahan
dimulai ketika tenaga kerja merasa dirugikan atas keputusan perusahaan yang telah mem-
PHK mereka yang mulanya hanya menuntut kesejahteraan kerja, seperti yang dilansir pada
situs okezone.com “Ketidakadilan telah dilakukan oleh perusahaan terhadap pekerja yang
menuntut perbaikan kesejahteraan kerja yang semula menuntut perbaikan kesejahteraan
kerja akhirnya berujung PHK dan beberapa pengurus dinyatakan bersalah melakukan tindak
pidana berdasar Pasal 335 dan 368 KUHP,” tegas Poempida dalam siaran pers di Jakarta,
Sabtu (5/4/2013)”. Pada situ okezone.com menjelaskan, bahwa para karyawan juga merasa
dukungan aparat kepolisian berpihak kepada perusahaan dan bukan memberikan solusi
permasalahan untuk para tenaga kerja “Hal ini menyebabkan pihaknya telah memidanakan
beberapa orang pengurus Serikat Pekerja setempat. Pada peristiwa tersebut, pihak militer
dan polisi setempat telah berpihak kepada perusahaan” . Disaat belum adanya penyelesaian
permasalahan antara PT. Thiess dan tenaga kerja, permasalahan lain muncul ketika
pemerintah Kutai Timur dan Dinas Pekerja Kutai Timur yang tidak pernah mengambil sikap
agar permasalahan tersebut dapat terselesaikan sehingga membuat para karyawan
melakukan aksi mogok kerja. Dengan adanya konflik tersebut, membuat PT. Thiess mem-
PHK 266 karyawannnya dan tidak adanya tugas bagi 400 karyawan.
III. Analisa
Melihat dari beberapa permasalahan yang dihadapi oleh karyawana dari PT. Thiess,
kita dapat melihat bahwa permasalahan ini semua bersumber kepada ketika perusahaan
tidak memberikan kejelasan mengenai tuntutan karyawan yang menginginkan
kesejahteraan pegawai. Dengan adanya hal tersebut, membuat para karyawan melakukan
aksi mogok kerja. Permasalahan lain muncul ketika Pemerintah Kutai Timur tidak
memperjuangkan hak ketenagakerjaan yang dialami oleh karyawan PT. Thiess.
Untuk mengatasi hal ini, perusahaan tidak harus selalu mengambil langkah untuk
mem-PHK karyawannya tetapi dapat melakukan musyawarah bersama antara pihak
karyawan dan pengurus perusahaan sehingga dapat terwujud keputusan secara mufakat.
Disamping itu, untuk Pemerintah Kutai Timur dan Dinas Tenaga Kerja Kutai Timur
seharusnya berada di pihak karyawan agar dapat memperjuangkan hak karyawan untuk
hidup sejahtera. Pada pihak kepolisian dan aparat hukum, sebaiknya dapat menjadi pihak
yang memberikan jalan tengah untuk solusi permasalahan dan bukan justru memihak salah
satu kelompok.
IV. Rancangan Penyelesaian Konflik
Jenis konflik
a. Konflik antar kelompok dalam organisasi yang sama : Pihak karyawan dengan
pihak pengurus perusahaan PT. Thiess.
b. Konflik antar organisasi : Pihak Pemerintah Kutai Timur dan Dinas Tenaga Kerja
Kutai Timur dengan PT. Thiess.
Alternatif Solusi WIN-WIN SOLUTION
Alternatif ini dipilih karena sebelumnya pihak karyawan menginginkan hak untuk
dapat mendapatkan kesejahteraan hidup sebagai tenaga kerja sedangkan perusahaan tidak
memberikan kejelasan mengenai keinginan pegawai, membuat penyelesaian masalah
dengan cara melakukan musyawarah antara kedua belah pihak untuk dapat menemukan
titik temu dimana tiap pihak saling diuntungkan dan tercapai suatu keputusan yang
mufakat. Hal tersebut dilakukan agar tuntutan dari pihak pegawai dapat terjawab dengan
jelas.
Metode pengelolaan konflik Pengurangan atau penekanan konflik bila terlalu
tinggi atau menurunkan produktivitas.
Metode ini digunakan agar sebelumnya pihak dari pegawai, PT. Thiess, Pemerintah
Kutai Timur, aparat kepolisian, dan Dinas Tenaga Kerja Kutai Timur dapat sebelumnya
menuju kondisi yang kondusif sehingga dapat mendinginkan suasana. Setelah kondisi
berbagai pihak telah kondusif, hal selanjutnya adalah mencari tujuan lain yang bisa diterima
oleh berbagai pihak. Misalnya, dari pihak PT. Thiess professional dengan cara memberi
kejelasan mengenai pemberhentian kerja 6 karyawan dan menjawab alasan mengapa
tuntutan karyawan belum dapat terpenuhi. Sehingga dengan hal tersebut, karyawan lain
akan lebih merasa dihargai dan diperhatikan. Karyawan diharapkan dewasa dan jangan
bersikap egois yang ditunjukkan dengan cara mogok kerja sebagai sifat solidaritas. Dari
pihak Pemerintah Kutai Timur memperjuangkan hak tenaga kerja yang dialami oleh
karyawan PT. Thiess. Pada aparat hukum, dapat sebagai pihak yang menjadi penenang
sekaligus penengah antara karyawan dengan PT. Thiess.
Metode penyelesaian konflik kompromi
Hal ini dilakukan dengan cara musyawarah antar pihak untuk dapat mencapai
keputusan yang mufakat. Diharapkan dengan diakukannya kompromi, berbagai pihak dapat
kembali kepada peraturan-peraturan yang telah ditetapkan. Dengan hal tersebut, dapat
membuat suasana menjadi kondusif kembali dan dapat terselesaikan dengan cepat.
Perencanaan Proyek Agroindustri
1. Sejarah PT. Dua Kelinci
Berawal di Surabaya pada tahun 1972 dari sebuah toko keluarga milik Bapak Ho Sie
Ak dan Ibu Lauw Bie Giok yang dititipi kacang garing dengan merk “Sari Gurih” yang
berlogo dua kelinci. Pada tahun 1985 terjadi perubahan merk dari “Sari Gurih”
menjadi “Dua Kelinci” karena sebagian besar konsumen lebih suka menyebutkan
logonya, yaitu dua kelinci. Pada tanggal 15 Juli 1985 pusat usaha ini berpindah ke
Pati, Jawa Tengah yang kini dikenal sebagai jantung industri kacang garing di
Indonesia dan bernama PT. Dua Kelinci oleh Bapak Ali Arifin dan Bapak Hadi Sutiono.
Selanjutnya PT. Dua Kelinci terus melakukan pengembangan produk hingga bisa
menjadi salah satu perusahaan besar di Indonesia.
2. Manfaat bagi Perusahaan
PT. Dua Kelinci yang memiliki visi menjadi yang terbaik di bidang food and beverage
industry, memiliki beberapa komitmen sebagai manfaat perencanaan proyek,
diantaranya adalah:
- Menjaga kualitas produk-produk terbaik, aman dan halal demi kepuasan
pelanggan.
- Meningkatkan produktifitas dan daya saing melalui pengembangan produk dan
teknologi.
- Mengembangkan manajemen dan Sumber Daya serta mengantisipasi perubahan
global.
- Mengupayakan dan memperbaiki kelestarian dan keharmonisan lingkungan.
3. Manfaat bagi Negara
PT. Dua Kelinci sebagai perusahaan multi nasional memberikan banyak manfaat bagi
negara, salah satunya yang paling signifikan adalah membantu mengurangi beban
negara, yaitu mengurangi jumlah penangguran khususnya di Kota Pati karena PT.
Dua Kelinci merupakan penyedia lapangan pekerjaan terbesar diwilayah itu. Selain
tu, PT. Dua Kelinci juga menambah devisa negara yang cukup besar karena
perusahaan ini sudah go internasional dengan tetap memelihara lingkungan
sehingga meminimalisir dampak global warming. Dan membuat toko “kios kelinci”
yang saat ini sudah menjadi maskot, kebanggaan dan ikon masyarakat Kota Pati dan
Indonesia karena sudah banyak dikunjungi oleh wisatawan baik dalam maupun luar
negeri .
4. Manfaat bagi Masyarakat
Sebagai perusahaan besar PT. Dua Kelinci tentu mempunyai tangung jawab sosial,
salah satunya adalah menyelenggarakan serangkaian program kepedulian sosial
perusahaan / Corporate Social Responsibility (CSR) yang dilaksanakan secara berkala
dan melibatkan seluruh karyawan, masyarakat dan pemerintah.bentuk kegiatan CSR
ini diantaranya pemberian dukungan dan apresiasi kepada olahragawan nasional,
santunan untuk anak yatim piatu dan dhuafa, sumbangan untuk korban bencana
alam, program penghijauan, donor darah, wisata industri untuk masyarakat dan
penyelenggaraan berbagai seminar berkualitas yang ditujukan untuk
mengembangkan kualitas SDM. Selain itu, PT. Dua Kelinci juga mengurangi beban
pemerintah Kota Pati karena PT. Dua Kelinci merupakan penyedia lapangan
pekerjaan terbesar di Kota Pati, yang menaikkan taraf hidup masyarakat Kota Pati
dengan memberikan berbagai manfaat seperti pinjaman tanpa bunga dari
perusahaan dan lainnya.
Daftar Pustaka
http://www.adityamurti.com/2012/09/11/sejarah-pt-dua-kelinci/
http://www.duakelinci.co.id/in/poduk-harga/why-buy-our-peanuts.html
http://www.jaringnews.com/politik-peristiwa/umum/41261/bupati-kutai-timur-dinilai-
abaikan-masalah-ketenagakerjaan-di-pt-thiess
http://economy.okezone.com/read/2013/04/06/320/787327/redirect