Upload
richard
View
226
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
gygyi
Citation preview
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian
Diare pada Anak Balita
Disusun oleh:
Richard Arner Tukang
10.2013.084
FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM
UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA
JAKARTA
OKTOBER 2015
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 1
Kata Pengantar
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan
penelitian ilmiah mengenai faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak
balita.Artikel ini bertujian untuk memenuhi tugas mata pelajaran metodologi penelitian. Dalam
kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih pada dr. Djap Hadi Susanto yang telah
memberikan kesempatan untuk belajar mengolah data penelitian.
Artikel ilmiah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan hubungan antara dehidrasi pada
diare dengan faktor- faktor yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dehidrasi, komorbiditas,
status gizi, social ekonomi, status imunisasi, dan cairan inadekuat.Penelitian ilmiah ini dibuat
karena tingginya angka kematian balita akibat diare. Penulis menyadari bahwa dalam
penyusunan artikel penelitian ini jauh dari sempurna sehingga sangat diharapkan kritik dan saran
yang sifatnya membangun guna menjadi acuan untuk menjadi pembelajaran di masa yang akan
datang. Semoga penulisan artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam
pembangunan wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 2
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih
dari biasanya/ lebih dari biasanya/ lebih dari tiga kali dalam sehari, disertai dengan perubahan
konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Secara klinis diare dibedakan menjadi
tiga macam sindroma diare yaitu diare akut, disentri dan persisten.(WHO, 2000).1
Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita.Kasus kematian
ini terutama disebabkan oleh dehidrasi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Di Indonesia
kematian akibat diare sendiri adalah 36,9%, dan 24,1 % pada bayi yang terutama disebabkan
oleh dehidrasi.Upaya pencegahan diare jangka pendek bertujuan untuk mencegah kematian
karena dehidrasi.Dalam melaksanakan upaya tersebut perlu diketahui faktor risiko terjadinya
dehidrasi sebagai penyebab utama kematian anak Balita yang diare.Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui faktor- faktor beresiko terjadinya dehidrasi pada Balita ketika menderita diare.Oleh
karena itu penting untuk mengetahui faktor- faktor dehidrasi yang lengkap.
1.2 Rumusan Masalah
Apa saja faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak Balita?
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan umum : mengetahui faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak
balita.
Tujuan khusus : mengetahui secara spesifik mengenai hubungan antara faktor- faktor
risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak balita.
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 3
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah menjadi dasar untuk menginterversi masalah
dehidrasi pada diare dan menjadi dasar bagi peneliti lain yang ingin melakukan
penelitian lebih lanjut mengenai faktor- faktor yang dibahas, yaitu usia, jenis kelamin,
dehidrasi, komorbiditas, social ekonomi, status gizi, status imunisasi, dan cairan
inadekuat.
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Kerangka teori
Diare merupakan perubahan frekuensi buang air besar yang menjadi tidak normal dan
kosistensi tinja yang lebih lembek atau cair, yakni ditandai dengan gejala buang air besar tiga
kali atau bahkan lebih dari tiga kali dalam sehari, yang juga mungkin dapat disertai dengan
gejala klinis lain dan tinja yang berdarah.1
Diare dapat disimpulkan sebagai penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak
balita di beberapa negara berkembang.Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare
adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.Diare
dikaitkan dengan penyebab penting anak balita yang mengalami kekurangan gizi. Ini
disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit
dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Oleh karena itu kita
harus mengetahui bagaimana cara menanganinya supaya tingkat mortalitas dan
morbiditasnya dapat ditekan.Mekanisme penularan utama oleh patogen diare adalah secara
oral, dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian pada
diare.Keterpajanan terhadap keadaan sanitasi yang tidak baik, makanan atau air yang
terkontaminasi, dan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.1,2
Pada kejadian diare awalnya anak akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badanyang
mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan juga dapat disertai muntah
yang bisa terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan
elektrolit terjadilah gejala dehidrasi yakni berat badan menurun, pada bayi ubun-ubun besar
cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, juga selaput lendir mulut dan bibir kering.3
Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai pengeluaran
yang berlebihan daripada pemasukan sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun
yang hilang terutama cairan tubuh ,tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Pada
kejadian diare terjadi abnormalitas yakni keluarnya sekresi atau cairan pada saluran cerna
bagian bawah yang banyak mengandung natrium,kalium, dan pada diare konsistensi feces
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 5
encer atau bahkan sangat encer, hal ini berarti volume air yang dikeluarkan cukup banyak.
Dehidrasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan derajat keparahannya:
Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak
(Vox Cholerica), dan pasien belum tergolong dalam presyok.
Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien tergolong
presyok,nadi cepat, napas cepat dan dalam.
Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran
menurun( Apatis sampai koma), otot- otot kaku, dan sianosis.1
Adapun faktor-faktor risiko dehidrasi yang mempengaruhi kejadian diare pada anak balita :
a. Usia dan Jenis Kelamin
Secara umum diketahui, orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh
yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, dan pria secara proporsional
mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan wanita.2
b. Cairan Inadekuat
Kasus diare pada anak balita, intake cairan yang tidak adekuat dapat terjadi
dikarenakan beberapa faktor, salah satunya yaitu seperti bayi atau anak balita yang rewel
sehingga tidak mau menyusu ataupun minum, jika keadaan ini terus berlanjut dapat
terjadi syok hipovolemik. Oleh sebab itu penangan yang baik adalah melakukan
perawatan di rumah sakit.,Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus,
rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, bila terjadi dehidrasi dan
kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh maka terjadi sekresi angiotensin II sebagai
respon dari penurunan tekanan darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama
dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera
hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal berlangsung.2
c. Gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat
terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.Hal ini disebabkan karena
makanan sering dihentikan oleh orang tua. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 6
pengenceran. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan
baik karena adanya hiperperistaltik.4
d. Social Ekonomi
Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah
orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat
yang bersangkutan.Kemiskinan bukan semata-mata kekurangan dalam ukuran ekonomi,
tapi juga melibatkan kekurangan dalam ukuran kebudayaan dan kejiwaan.
Kemiskinan bertanggung jawab atas penyakit yang ditemukan pada anak.Hal ini
karena kemiskinan mengurangi kapasitas orangtua untuk mendukung perawatan
kesehatan yang memadai pada anak, cenderung memiliki higiene yang kurang, miskin
diet, dan pendidikan rendah. Sehingga anak yang miskin memiliki angka kematian dan
kesakitan yang lebih tinggi untuk hampir semua penyakit. Frekuensi relatif anak dari
orang tua yang berpenghasilan rendah 2 kali lebih besar menyebabkan berat badan lahir
rendah (BBLR), 3 kali lebih tinggi resiko imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi
menyebabkan kematian anak karena penyakit dibanding anak yang orangtuanya
berpenghasilan cukup.4
e. Status Imunisasi
Bayi atau anak balita yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap atau tidak
diimunisasi, sistem imun atau kekebalan pada tubuh mereka rendah, sehingga rentan akan
berbagai macam penyakit termasuk diare yang pada balita sering disebabkan oleh
rotavirus.3,5
f. Kormobiditas
Komorbiditas dari penyakt ini adalah demam, pada keadaan demam
2.2 Kerangka Konsep
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 7
BAB III
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 8
Faktor- faktor predisposisi
1. Usia2. Jenis kelamin3. Komorboditas4. Status gizi5. Status imunisasi6. Cairan inadekuat
Dehidrasi pada diare pada anak Balita
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain penelitian
Adapun desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain/pendekatan cross section
nal, kasus control atau cohort.
Studi cross sectional
Dalam penelitian seksional silang atau potong silang, variable sebab atau risiko dan
akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara
simultan (dalam waktu yang bersamaan).Misalnya penelitian tentang hubungan antara
bentuk tubuh dengan hipertensi.Pengumpulan data untuk jenis penelitian ini, baik untuk
variable risiko rendah atau sebab (independent variable) maupun variable akibat (dependent
variable) dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus.6,7
Kasus control
Penelitian ini adalah penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah
hubungan antara efek ( penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor- faktor risiko
tertentu. Desain penelitian kasus- control dapat digunakan untuk melihat seberapa besar
pengaruh faktor pada kasus kematian akibat dehidrasi pada diare pada anak balita. Desain
penelitian kasus control dalam hal kekuatan sebab akibat berada dibawah desain
eksperimental atau studi kohort, akan tetapi berada di atas studi cross sectional karena studi
kasus control terdapat dimensi waktu sedangkan cross sectional tidak. Dilakukan dengan
cara retrospektif yaitu secara melihat ke belakang dimulai dari pasien hingga mencapai pada
faktor- faktor yang berperan.6,7
Studi Prospektif (Cohort)
Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat kedepan (forward looking), artinya
penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko, kemudian diikuti akibatnya
pada waktu yang akan datang. Dengan kata lain, penelitian ini berangkat dari variabel
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 9
independen kemudian diikuti akibat dari independen variabel tersebut terhadap dependen
variabel. Misalnya, penelitian tentang hubungan antara merokok dan kanker paru-paru
tersebut, tidak dimulai dari kasus atau penderita, tetapi dari ornag yang merokok dan bukan
perokok. Penelitian dimulai dari mengambil sampel dari perokok dan bukan perokok, dan
diikuti misalnya sampai 15 tahun mendatang, setelah 15 tahun, maka terhadap orang-orang
tersebut diadakan pemeriksaan kesehatan khususnya paru-paru. Dari analisis hasil atau
proporsi orang-orang yang merokok dan menderita kanker paru-paru, dan bukan perokok
juga menderita kanker paru-paru, serta orang yang merokok tidak menderita kanker paru-
paru, dan orang yang tidak merokok tidak menderita kanker paru-paru, dan orang yang tidak
merokok tidak menderita paru-paru, dapat disimpulkan hubungan antara merokok dan
kanker paru-paru.6,7
3.2 Tempat dan waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2015 di Kampus Universitas Kristen Krida
Wacana.
3.3 Pengumpulan data
Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan data primer (langsung dari tangan pertama) maupun sekunder ( dari data yang
sudah ada). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode kuisioner.Penelitian survey
adalah suatu penelitan yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek
penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitan noneksperimen.Dalam survey,
penelitan tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya
mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel).Sampel adalah bagian dari popilasi
yang dianggap mewakili populasinya.Dalam penelitian survei, hasil dari penelitian tersebut
merupakan hasil dari keseluruhan. Dengan kata lain, hasil dari sampel tersebut dapat
digeneralisasikan sebagai hasil populasi. 7
Penelitaian survei digolongkan lagi menjadi dua, yaitu penelitian survey yang bersifat
deskriptif dan analitik.Dalam penelitian survey deskriptif, penelitian diarahkan untuk
mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau
masyarakat.Oleh sebab itu penelitian deskriptif ini sering disebut penelitian penjelajahan
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 10
(exploratory study). Dalam survey diskriptif pada umumnya penelitian menjawab
pertanyaan (how).7
Penelitian survei analitik diarahkan yntuk menjelaskan suatu keadaan atau
situasi.Misalnya mengapa penyakit menyebar di suatu masyarakat, mengapa penyakit terjadi
pada sekelompok orang. Survei analitik ini pada ymymnya berusaha menjawab pertanyaan
mengapa (why), oleh sebab itu juga disebut penelitian penjelasn (explanatory study).7
3.4 Analisis data
a. Analisis Univariant
Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada setiap variable dalam penelitian
b. Analisis Bivariant
Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan dehidrasi pada diare pada
anak Balita, jenis kelamin, hubungan antara status gizi dengan dehidrasi pada diare pada
anak Balita, hubungan antara status imunisasi dengan dehidrasi pada diare pada anak
Balita, hubungan antara social ekonomi dengan dehidrasi pada diare pada anak Balita,
dan Cairan inadekuat dengan dehidrasi pada diare pada anak Balita menggunakan uji
Anova dan Chi Square(X2). Analisis dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% untuk
mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistic menggunakan uji
SPSS versi 16.7
3.5 Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita yang terkena diare.
3.6 Sampel penelitian
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode random
sampling terhadap semua anak balita yang terkena diare.Teknik pengambilan random
simple sampling adalah pengambilan secara acak dengan beberapa syarat.Syarat meliputi
kriteria inklusi dan eksklusi.7
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 11
Kriteria inklusi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah sampel anak balita yang diare
dan merupakan warga pada kecamatan tertentu.
Kriteria eksklusi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah sampel anak balita yang tidak
diare dan atau tidak merupakan warga kecamatan tertentu.
3.7 Variabel penelitian
Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan atas variable dependent dan variable
independent,.Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang diteliti yaitu sebagai
berikut:
1. Variabel dependent:
Variable dependent dari penelitian ini adalah dehidrasi.
2. Variabel independent:
Variable independent dari penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, status gizi,
komorbiditas, status imunisasi,dan intakecairan inadekuat.
a. Usia, hasil pengurangan dari tanggal, bulan, dan tahun Balita saat ini dengan tanggal,
bulan, dan tahun kelahiran Balita. Usia bukan Balita adalah sama atau lebih dari lima
tahun dan usia Balita adalah dibawah dari lima tahun. Hasil ukur dikategorikan dalam
2 kategori, yaitu : (1) Balita jika usia > 3 tahun dan (2) Balita < 3 tahun. Hasil ukur
tersebut masuk dalam interval. Karena usia tidak dapat bernilai nol.
b. Jenis kelamin, jenis kelamin laki- laki dan perempuan. Hasil ukur berskala nominal.
Dikarenakan laki- laki dan perempuan setara.
c. Komorbiditas, Deman yang diukur adalah suhu tubuh yang mencapai lebih dari
37,2oC komorbiditas bukan demam adalah suhu tubuh dibawah 37,2oC dan
komorbiditas demam adalah suhu tubuh lebih dari 37,2oC. Hasil ukur ini bersifat
interval. Karena tidak ada suhu badan yang bernilai nol.
d. Intake cairan, (1) berlebih, (2) cukup, (3) kurang. Kebutuhan berat badan dilakukan
berdasarkan rumus Darow: anak dengan berat <10 kg = 100ml/kgbb, anak dengan
berat 10- 20 kg = 1000 ml + 50 ml /kgbb, dan > 20kg = 1500 ml + 20 ml/kgbb.
Berdasarkan luas permukaan tubuh = 1500ml/m2 luas permukaan tubuh. Berdasarkan
jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh, jumlah urin dalam sehari + insensible water
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 12
loss , berdasarkan pengalaman klinik urin perhari sekitar 1.00ml/m2/hari + insensible
water loss kira- kira500 ml/m2/hari. Berlebih berarti lebih dari batas kebutuhan
perhari, cukup sama dengan kebutuhan cairan perhari, dan kurang berarti kurang dari
kebutuhan perhari. Hasil ukur tersebut mengunakan ordinal.
e. Sosial ekonomi, (1) berlebih, (2) cukup, (3) kurang. Pemenuhan kebutuhan sehari-
hari. Jika cukup berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, berlebih
berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder ditambah dengan kebutuhan
tersier, dan kurang jika tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. Hasil ukur tersebut
berdasarkan ordinal.
f. Status imunisasi, (1) lebih, (2) cukup, (3) kurang. Cukup mendapatkan imunisasi
pokok sesuai dengan usianya, lebih berarti mendapatkan imunisasi pokok sesuai usia
ditanbah imunisasi tambahan, kurang berarti tidak mendapatkan imunisasi lengkap
sesuai dengan usia. Hasil ukur tersebut berdasarkan ordinal.
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 13
DAFTAR PUSTAKA
1. Simadibrata M. Diare akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibarata M,
Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam . Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen
IPD FKUI;2006.hlm.408-13.
2. Setiawan B. Diare akut karena infeksi. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,
Simadibarata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat
Penerbitan Departemen IPD FKUI; 2006.hlm.1772-6.
3. Ahlquist DA, Camilleri M. Diarrhea and constipation. Dalam: Kasper, Braunwald, Fauci,
Hauser, Longo, Jameson. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17thed, New York:
McGrawHill; 2008.hlm.224-31.
4. Behrman,Kliegman,Arvin.Ilmu kesehatan anak.Jakarta:EGC;2006.h.43-56.
5. Diare akut disebabkan bakteri. Diunduh dari :http://www.scribd.com/doc/53421135/diare
pada 19 Oktober 2015.
6. Harrison, prinsip-prinsip Ilmu penyakit dalam ed.14, penerbitan buku kedokteran EGC 2005.
7. Budiarto,Eko. Metodelogi penelitian kedokteran. Jakarta:EGC;2007.
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 14