21
Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Disusun oleh: Richard Arner Tukang 10.2013.084 Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 1

Blok 20 Skenario 11

  • Upload
    richard

  • View
    226

  • Download
    3

Embed Size (px)

DESCRIPTION

gygyi

Citation preview

Page 1: Blok 20 Skenario 11

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian

Diare pada Anak Balita

Disusun oleh:

Richard Arner Tukang

10.2013.084

FAKULTAS KEDOKTERAN UMUM

UNIVERSITAS KRISTEN KRIDA WACANA

JAKARTA

OKTOBER 2015

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 1

Page 2: Blok 20 Skenario 11

Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas selesainya penyusunan

penelitian ilmiah mengenai faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak

balita.Artikel ini bertujian untuk memenuhi tugas mata pelajaran metodologi penelitian. Dalam

kesempatan ini, penulis juga mengucapkan terima kasih pada dr. Djap Hadi Susanto yang telah

memberikan kesempatan untuk belajar mengolah data penelitian.

Artikel ilmiah ini dibuat dengan tujuan menjelaskan hubungan antara dehidrasi pada

diare dengan faktor- faktor yang dipengaruhi oleh umur, jenis kelamin, dehidrasi, komorbiditas,

status gizi, social ekonomi, status imunisasi, dan cairan inadekuat.Penelitian ilmiah ini dibuat

karena tingginya angka kematian balita akibat diare. Penulis menyadari bahwa dalam

penyusunan artikel penelitian ini jauh dari sempurna sehingga sangat diharapkan kritik dan saran

yang sifatnya membangun guna menjadi acuan untuk menjadi pembelajaran di masa yang akan

datang. Semoga penulisan artikel ini dapat memberikan informasi yang berguna dalam

pembangunan wawasan ilmu pengetahuan bagi pembaca.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 2

Page 3: Blok 20 Skenario 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Diare didefinisikan secara klinis sebagai bertambahnya defekasi (buang air besar) lebih

dari biasanya/ lebih dari biasanya/ lebih dari tiga kali dalam sehari, disertai dengan perubahan

konsistensi tinja (menjadi cair) dengan atau tanpa darah.Secara klinis diare dibedakan menjadi

tiga macam sindroma diare yaitu diare akut, disentri dan persisten.(WHO, 2000).1

Diare merupakan salah satu penyebab utama kematian pada anak balita.Kasus kematian

ini terutama disebabkan oleh dehidrasi yang disebabkan oleh berbagai faktor. Di Indonesia

kematian akibat diare sendiri adalah 36,9%, dan 24,1 % pada bayi yang terutama disebabkan

oleh dehidrasi.Upaya pencegahan diare jangka pendek bertujuan untuk mencegah kematian

karena dehidrasi.Dalam melaksanakan upaya tersebut perlu diketahui faktor risiko terjadinya

dehidrasi sebagai penyebab utama kematian anak Balita yang diare.Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui faktor- faktor beresiko terjadinya dehidrasi pada Balita ketika menderita diare.Oleh

karena itu penting untuk mengetahui faktor- faktor dehidrasi yang lengkap.

1.2 Rumusan Masalah

Apa saja faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak Balita?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan umum : mengetahui faktor- faktor risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak

balita.

Tujuan khusus : mengetahui secara spesifik mengenai hubungan antara faktor- faktor

risiko dehidrasi pada kejadian diare pada anak balita.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 3

Page 4: Blok 20 Skenario 11

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah menjadi dasar untuk menginterversi masalah

dehidrasi pada diare dan menjadi dasar bagi peneliti lain yang ingin melakukan

penelitian lebih lanjut mengenai faktor- faktor yang dibahas, yaitu usia, jenis kelamin,

dehidrasi, komorbiditas, social ekonomi, status gizi, status imunisasi, dan cairan

inadekuat.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 4

Page 5: Blok 20 Skenario 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Kerangka teori

Diare merupakan perubahan frekuensi buang air besar yang menjadi tidak normal dan

kosistensi tinja yang lebih lembek atau cair, yakni ditandai dengan gejala buang air besar tiga

kali atau bahkan lebih dari tiga kali dalam sehari, yang juga mungkin dapat disertai dengan

gejala klinis lain dan tinja yang berdarah.1

Diare dapat disimpulkan sebagai penyebab utama kesakitan dan kematian pada anak

balita di beberapa negara berkembang.Penyebab utama kematian yang disebabkan oleh diare

adalah dehidrasi sebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit melalui tinjanya.Diare

dikaitkan dengan penyebab penting anak balita yang mengalami kekurangan gizi. Ini

disebabkan karena adanya anoreksia pada penderita diare sehingga ia makan lebih sedikit

dari biasanya dan kemampuan menyerap sari makanan juga berkurang. Oleh karena itu kita

harus mengetahui bagaimana cara menanganinya supaya tingkat mortalitas dan

morbiditasnya dapat ditekan.Mekanisme penularan utama oleh patogen diare adalah secara

oral, dengan makanan dan air yang merupakan penghantar untuk kebanyakan kejadian pada

diare.Keterpajanan terhadap keadaan sanitasi yang tidak baik, makanan atau air yang

terkontaminasi, dan juga dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan ibu.1,2

Pada kejadian diare awalnya anak akan menjadi cengeng, gelisah, suhu badanyang

mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, dan juga dapat disertai muntah

yang bisa terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan

elektrolit terjadilah gejala dehidrasi yakni berat badan menurun, pada bayi ubun-ubun besar

cekung, tonus dan turgor kulit berkurang, juga selaput lendir mulut dan bibir kering.3

Dehidrasi adalah suatu gangguan dalam keseimbangan air yang disertai pengeluaran

yang berlebihan daripada pemasukan sehingga jumlah air pada tubuh berkurang. Meskipun

yang hilang terutama cairan tubuh ,tetapi dehidrasi juga disertai gangguan elektrolit. Pada

kejadian diare terjadi abnormalitas yakni keluarnya sekresi atau cairan pada saluran cerna

bagian bawah yang banyak mengandung natrium,kalium, dan pada diare konsistensi feces

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 5

Page 6: Blok 20 Skenario 11

encer atau bahkan sangat encer, hal ini berarti volume air yang dikeluarkan cukup banyak.

Dehidrasi dapat dibagi menjadi 3 kelompok berdasarkan derajat keparahannya:

Dehidrasi ringan (hilang cairan 2-5% BB): gambaran klinisnya turgor kurang, suara serak

(Vox Cholerica), dan pasien belum tergolong dalam presyok.

Dehidrasi sedang (hilang cairan 5-8% BB): turgor buruk, suara serak, pasien tergolong

presyok,nadi cepat, napas cepat dan dalam.

Dehidrasi Berat (hilang cairan 8-10% BB): tanda dehidrasi sedang ditambah kesadaran

menurun( Apatis sampai koma), otot- otot kaku, dan sianosis.1

Adapun faktor-faktor risiko dehidrasi yang mempengaruhi kejadian diare pada anak balita :

a. Usia dan Jenis Kelamin

Secara umum diketahui, orang yang lebih muda mempunyai persentase cairan tubuh

yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang dewasa, dan pria secara proporsional

mempunyai lebih banyak cairan tubuh dibandingkan dengan wanita.2

b. Cairan Inadekuat

Kasus diare pada anak balita, intake cairan yang tidak adekuat dapat terjadi

dikarenakan beberapa faktor, salah satunya yaitu seperti bayi atau anak balita yang rewel

sehingga tidak mau menyusu ataupun minum, jika keadaan ini terus berlanjut dapat

terjadi syok hipovolemik. Oleh sebab itu penangan yang baik adalah melakukan

perawatan di rumah sakit.,Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus,

rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, bila terjadi dehidrasi dan

kurangnya pemasukan cairan dalam tubuh maka terjadi sekresi angiotensin II sebagai

respon dari penurunan tekanan darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama

dengan sensasi haus walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera

hilang setelah minum sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal berlangsung.2

c. Gizi

Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi dengan akibat

terjadinya penurunan berat badan dalam waktu yang singkat.Hal ini disebabkan karena

makanan sering dihentikan oleh orang tua. Walaupun susu diteruskan, sering diberikan

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 6

Page 7: Blok 20 Skenario 11

pengenceran. Makanan yang diberikan sering tidak dapat dicerna dan diabsorbsi dengan

baik karena adanya hiperperistaltik.4

d. Social Ekonomi

Kemiskinan didefinisikan sebagai suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah

orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang umum berlaku dalam masyarakat

yang bersangkutan.Kemiskinan bukan semata-mata kekurangan dalam ukuran ekonomi,

tapi juga melibatkan kekurangan dalam ukuran kebudayaan dan kejiwaan.

Kemiskinan bertanggung jawab atas penyakit yang ditemukan pada anak.Hal ini

karena kemiskinan mengurangi kapasitas orangtua untuk mendukung perawatan

kesehatan yang memadai pada anak, cenderung memiliki higiene yang kurang, miskin

diet, dan pendidikan rendah. Sehingga anak yang miskin memiliki angka kematian dan

kesakitan yang lebih tinggi untuk hampir semua penyakit. Frekuensi relatif anak dari

orang tua yang berpenghasilan rendah 2 kali lebih besar menyebabkan berat badan lahir

rendah (BBLR), 3 kali lebih tinggi resiko imunisasi terlambat dan 4 kali lebih tinggi

menyebabkan kematian anak karena penyakit dibanding anak yang orangtuanya

berpenghasilan cukup.4

e. Status Imunisasi

Bayi atau anak balita yang tidak mendapatkan imunisasi secara lengkap atau tidak

diimunisasi, sistem imun atau kekebalan pada tubuh mereka rendah, sehingga rentan akan

berbagai macam penyakit termasuk diare yang pada balita sering disebabkan oleh

rotavirus.3,5

f. Kormobiditas

Komorbiditas dari penyakt ini adalah demam, pada keadaan demam

2.2 Kerangka Konsep

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 7

Page 8: Blok 20 Skenario 11

BAB III

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 8

Faktor- faktor predisposisi

1. Usia2. Jenis kelamin3. Komorboditas4. Status gizi5. Status imunisasi6. Cairan inadekuat

Dehidrasi pada diare pada anak Balita

Page 9: Blok 20 Skenario 11

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain penelitian

Adapun desain penelitian ini adalah dengan menggunakan desain/pendekatan cross section

nal, kasus control atau cohort.

Studi cross sectional

Dalam penelitian seksional silang atau potong silang, variable sebab atau risiko dan

akibat atau kasus yang terjadi pada objek penelitian diukur atau dikumpulkan secara

simultan (dalam waktu yang bersamaan).Misalnya penelitian tentang hubungan antara

bentuk tubuh dengan hipertensi.Pengumpulan data untuk jenis penelitian ini, baik untuk

variable risiko rendah atau sebab (independent variable) maupun variable akibat (dependent

variable) dilakukan secara bersama-sama atau sekaligus.6,7

Kasus control

Penelitian ini adalah penelitian epidemiologis analitik observasional yang menelaah

hubungan antara efek ( penyakit atau kondisi kesehatan) tertentu dengan faktor- faktor risiko

tertentu. Desain penelitian kasus- control dapat digunakan untuk melihat seberapa besar

pengaruh faktor pada kasus kematian akibat dehidrasi pada diare pada anak balita. Desain

penelitian kasus control dalam hal kekuatan sebab akibat berada dibawah desain

eksperimental atau studi kohort, akan tetapi berada di atas studi cross sectional karena studi

kasus control terdapat dimensi waktu sedangkan cross sectional tidak. Dilakukan dengan

cara retrospektif yaitu secara melihat ke belakang dimulai dari pasien hingga mencapai pada

faktor- faktor yang berperan.6,7

Studi Prospektif (Cohort)

Penelitian ini adalah penelitian yang bersifat melihat kedepan (forward looking), artinya

penelitian dimulai dari variabel penyebab atau faktor risiko, kemudian diikuti akibatnya

pada waktu yang akan datang. Dengan kata lain, penelitian ini berangkat dari variabel

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 9

Page 10: Blok 20 Skenario 11

independen kemudian diikuti akibat dari independen variabel tersebut terhadap dependen

variabel. Misalnya, penelitian tentang hubungan antara merokok dan kanker paru-paru

tersebut, tidak dimulai dari kasus atau penderita, tetapi dari ornag yang merokok dan bukan

perokok. Penelitian dimulai dari mengambil sampel dari perokok dan bukan perokok, dan

diikuti misalnya sampai 15 tahun mendatang, setelah 15 tahun, maka terhadap orang-orang

tersebut diadakan pemeriksaan kesehatan khususnya paru-paru. Dari analisis hasil atau

proporsi orang-orang yang merokok dan menderita kanker paru-paru, dan bukan perokok

juga menderita kanker paru-paru, serta orang yang merokok tidak menderita kanker paru-

paru, dan orang yang tidak merokok tidak menderita kanker paru-paru, dan orang yang tidak

merokok tidak menderita paru-paru, dapat disimpulkan hubungan antara merokok dan

kanker paru-paru.6,7

3.2 Tempat dan waktu penelitian

Penelitian dilakukan pada tanggal 22 Oktober 2015 di Kampus Universitas Kristen Krida

Wacana.

3.3 Pengumpulan data

Cara pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

menggunakan data primer (langsung dari tangan pertama) maupun sekunder ( dari data yang

sudah ada). Pengumpulan data dapat dilakukan dengan metode kuisioner.Penelitian survey

adalah suatu penelitan yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek

penelitian (masyarakat), sehingga sering disebut penelitan noneksperimen.Dalam survey,

penelitan tidak dilakukan terhadap seluruh objek yang diteliti atau populasi, tetapi hanya

mengambil sebagian dari populasi tersebut (sampel).Sampel adalah bagian dari popilasi

yang dianggap mewakili populasinya.Dalam penelitian survei, hasil dari penelitian tersebut

merupakan hasil dari keseluruhan. Dengan kata lain, hasil dari sampel tersebut dapat

digeneralisasikan sebagai hasil populasi. 7

Penelitaian survei digolongkan lagi menjadi dua, yaitu penelitian survey yang bersifat

deskriptif dan analitik.Dalam penelitian survey deskriptif, penelitian diarahkan untuk

mendeskripsikan atau menguraikan suatu keadaan di dalam suatu komunitas atau

masyarakat.Oleh sebab itu penelitian deskriptif ini sering disebut penelitian penjelajahan

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 10

Page 11: Blok 20 Skenario 11

(exploratory study). Dalam survey diskriptif pada umumnya penelitian menjawab

pertanyaan (how).7

Penelitian survei analitik diarahkan yntuk menjelaskan suatu keadaan atau

situasi.Misalnya mengapa penyakit menyebar di suatu masyarakat, mengapa penyakit terjadi

pada sekelompok orang. Survei analitik ini pada ymymnya berusaha menjawab pertanyaan

mengapa (why), oleh sebab itu juga disebut penelitian penjelasn (explanatory study).7

3.4 Analisis data

a. Analisis Univariant

Dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi pada setiap variable dalam penelitian

b. Analisis Bivariant

Dilakukan untuk mengetahui hubungan antara usia dengan dehidrasi pada diare pada

anak Balita, jenis kelamin, hubungan antara status gizi dengan dehidrasi pada diare pada

anak Balita, hubungan antara status imunisasi dengan dehidrasi pada diare pada anak

Balita, hubungan antara social ekonomi dengan dehidrasi pada diare pada anak Balita,

dan Cairan inadekuat dengan dehidrasi pada diare pada anak Balita menggunakan uji

Anova dan Chi Square(X2). Analisis dilakukan pada tingkat kemaknaan 95% untuk

mengetahui ada tidaknya perbedaan yang bermakna secara statistic menggunakan uji

SPSS versi 16.7

3.5 Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah semua anak balita yang terkena diare.

3.6 Sampel penelitian

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan metode random

sampling terhadap semua anak balita yang terkena diare.Teknik pengambilan random

simple sampling adalah pengambilan secara acak dengan beberapa syarat.Syarat meliputi

kriteria inklusi dan eksklusi.7

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 11

Page 12: Blok 20 Skenario 11

Kriteria inklusi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah sampel anak balita yang diare

dan merupakan warga pada kecamatan tertentu.

Kriteria eksklusi yang akan dipakai pada penelitian ini adalah sampel anak balita yang tidak

diare dan atau tidak merupakan warga kecamatan tertentu.

3.7 Variabel penelitian

Variabel dalam penelitian ini dapat dibedakan atas variable dependent dan variable

independent,.Dalam penelitian ini terdapat beberapa variable yang diteliti yaitu sebagai

berikut:

1. Variabel dependent:

Variable dependent dari penelitian ini adalah dehidrasi.

2. Variabel independent:

Variable independent dari penelitian ini adalah usia, jenis kelamin, status gizi,

komorbiditas, status imunisasi,dan intakecairan inadekuat.

a. Usia, hasil pengurangan dari tanggal, bulan, dan tahun Balita saat ini dengan tanggal,

bulan, dan tahun kelahiran Balita. Usia bukan Balita adalah sama atau lebih dari lima

tahun dan usia Balita adalah dibawah dari lima tahun. Hasil ukur dikategorikan dalam

2 kategori, yaitu : (1) Balita jika usia > 3 tahun dan (2) Balita < 3 tahun. Hasil ukur

tersebut masuk dalam interval. Karena usia tidak dapat bernilai nol.

b. Jenis kelamin, jenis kelamin laki- laki dan perempuan. Hasil ukur berskala nominal.

Dikarenakan laki- laki dan perempuan setara.

c. Komorbiditas, Deman yang diukur adalah suhu tubuh yang mencapai lebih dari

37,2oC komorbiditas bukan demam adalah suhu tubuh dibawah 37,2oC dan

komorbiditas demam adalah suhu tubuh lebih dari 37,2oC. Hasil ukur ini bersifat

interval. Karena tidak ada suhu badan yang bernilai nol.

d. Intake cairan, (1) berlebih, (2) cukup, (3) kurang. Kebutuhan berat badan dilakukan

berdasarkan rumus Darow: anak dengan berat <10 kg = 100ml/kgbb, anak dengan

berat 10- 20 kg = 1000 ml + 50 ml /kgbb, dan > 20kg = 1500 ml + 20 ml/kgbb.

Berdasarkan luas permukaan tubuh = 1500ml/m2 luas permukaan tubuh. Berdasarkan

jumlah cairan yang dikeluarkan tubuh, jumlah urin dalam sehari + insensible water

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 12

Page 13: Blok 20 Skenario 11

loss , berdasarkan pengalaman klinik urin perhari sekitar 1.00ml/m2/hari + insensible

water loss kira- kira500 ml/m2/hari. Berlebih berarti lebih dari batas kebutuhan

perhari, cukup sama dengan kebutuhan cairan perhari, dan kurang berarti kurang dari

kebutuhan perhari. Hasil ukur tersebut mengunakan ordinal.

e. Sosial ekonomi, (1) berlebih, (2) cukup, (3) kurang. Pemenuhan kebutuhan sehari-

hari. Jika cukup berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder, berlebih

berarti dapat memenuhi kebutuhan primer dan sekunder ditambah dengan kebutuhan

tersier, dan kurang jika tidak dapat memenuhi kebutuhan primer. Hasil ukur tersebut

berdasarkan ordinal.

f. Status imunisasi, (1) lebih, (2) cukup, (3) kurang. Cukup mendapatkan imunisasi

pokok sesuai dengan usianya, lebih berarti mendapatkan imunisasi pokok sesuai usia

ditanbah imunisasi tambahan, kurang berarti tidak mendapatkan imunisasi lengkap

sesuai dengan usia. Hasil ukur tersebut berdasarkan ordinal.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 13

Page 14: Blok 20 Skenario 11

DAFTAR PUSTAKA

1. Simadibrata M. Diare akut. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibarata M,

Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam . Edisi IV. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen

IPD FKUI;2006.hlm.408-13.

2. Setiawan B. Diare akut karena infeksi. Dalam : Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I,

Simadibarata M, Setiati S. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Edisi IV. Jakarta: Pusat

Penerbitan Departemen IPD FKUI; 2006.hlm.1772-6.

3. Ahlquist DA, Camilleri M. Diarrhea and constipation. Dalam: Kasper, Braunwald, Fauci,

Hauser, Longo, Jameson. Harrison’s Principles of Internal Medicine. 17thed, New York:

McGrawHill; 2008.hlm.224-31.

4. Behrman,Kliegman,Arvin.Ilmu kesehatan anak.Jakarta:EGC;2006.h.43-56.

5. Diare akut disebabkan bakteri. Diunduh dari :http://www.scribd.com/doc/53421135/diare

pada 19 Oktober 2015.

6. Harrison, prinsip-prinsip Ilmu penyakit dalam ed.14, penerbitan buku kedokteran EGC 2005.

7. Budiarto,Eko. Metodelogi penelitian kedokteran. Jakarta:EGC;2007.

Faktor- faktor Risiko Dehidrasi pada Kejadian Diare pada Anak Balita Page 14