31
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit yang menyerang sistem pernapasan merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan saluran pernapasan pada anak-anak masih berkembang dan belum sebaik orang dewasa. Pada anak-anak infeksi pada sistem pernafasan juga bervariasi, ada yang sangat ringan sampai tidak memerlukan penanganan sampai yang berat dan harus segera dilakukan tindakan. Skenario ini bertujuan agar kita dapat mengenali dan merencanakan tindakan pada berbagai penyakit sistem respirasi. Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 2 : “Anakku Batuk dan Sulit Bernapas” Kasus I Anto berumur 2,5 tahun. Ibunya membawa berobat ke Puskemas karena batuk pilek selama 4 hari. Setelah memeriksa, petugas kesehatan menemukan 1

Body

Embed Size (px)

DESCRIPTION

fdsfg

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANGPenyakit yang menyerang sistem pernapasan merupakan penyakit yang paling sering ditemukan pada anak-anak. Hal ini dikarenakan saluran pernapasan pada anak-anak masih berkembang dan belum sebaik orang dewasa. Pada anak-anak infeksi pada sistem pernafasan juga bervariasi, ada yang sangat ringan sampai tidak memerlukan penanganan sampai yang berat dan harus segera dilakukan tindakan. Skenario ini bertujuan agar kita dapat mengenali dan merencanakan tindakan pada berbagai penyakit sistem respirasi. Berikut ini adalah permasalahan dalam skenario 2 :

Anakku Batuk dan Sulit Bernapas

Kasus I

Anto berumur 2,5 tahun. Ibunya membawa berobat ke Puskemas karena batuk pilek selama 4 hari. Setelah memeriksa, petugas kesehatan menemukan nadi : 110x/menit, pernafasan : 32x/menit, suhu : 38,5 C. Dokter kemudian memberi obat.

Kasus II

Seorang anak perempuan berusia 3 tahun dibawa oleh ibunya ke puskesmas karena batuk sejak 2 hari yang lalu, berdahak putih. Keluhan disertai demam (+). Demam naik turun. Pada pemeriksaan fisik nadi : 120x/menit, pernafasan : 52x/menit, suhu : 38 C. Saat ini anat tampak sulit bernapas dan lemah. Terdapat retraksi dinding dada.Dokter kemudian melakukan tindakan dan merujuk pasien ke rumah sakit untuk mendapat penangan dari dokter spesialis anak.

B. RUMUSAN MASALAH 1. Bagaimana anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjanng pada kasus I dan II? 2. Bagaimana patofisiologi dari gejala-gejala yang dialami pasien pada kasus I dan II?3. Bagaimana epidemiologi, etiologi, patofisiologi, tatalaksana, komplikasi, dan tindakan preventif kasus I dan II?4. Bagaimana interpretasi warna dahak?5. Apa tindakan yang dilakukan oleh dokter pada kasus II?

C. TUJUAN PEMBELAJARAN1. Mengetahui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjanng pada kasus I dan II.2. Mengetahui patofisiologi dari gejala-gejala yang dialami pasien pada kasus I dan II.3. Mengetahui epidemiologi, etiologi, patofisiologi, tatalaksana, komplikasi, dan tindakan preventif kasus I dan II.4. Bagaimana interpretasi warna dahak?5. Apa tindakan yang dilakukan oleh dokter pada kasus II?

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. SputumOrang dewasa normal menghasilkan mucus sekitar 100ml dalam saluran napas setiap hari. Kalau terbentuk mucus yang berlebihan, proses normal pembersihan mungkin tidak efektif lagi, sehingga akhirnya mucus tertimbun. Bila hal ini terjadi, membrane mukosa akan terganggu dan mucus dibatukkan keluar sebagai sputum. (Price and Wilson, 2005)Kapan saja seseorang pasien membentuk sputum, perlu dievaluasi sumber, warna, volume, dan konsistensinya. Sputum yang dihasilkan sewaktu membersihkan tenggorokan kemungkinan besar berasal dari sinus atau saluran hidung, dan bukan dari saluran napas bagian bawah. Sputum yang banyak sekali dan purulent menyatakan adanya proses supuratif, seperti abses paru, sedangkan pembentukan sputum yang perlahan dan terus meningkat dalam waktu bertahun-tahun merupakan tanda bronchitis kronis atau bronkiektasis. (Price and Wilson, 2005)Sputum yang berwarna kekuning-kuningan menunjukkan infeksi. Sputum yang berwarna hijau merupakan petunjuk adanya penimbunan nanah. Warna hijau timbul karena adanya verdoperoksidase yang dihasilkan oleh leukosit PMN dalam sputum. Sputum yang berwarna hijau sering ditemukan pada bronkiektasis karena penimbunan sputum dalam bronkiolus yang melebar dan terinfeksi. Sputum yang berwarna merah muda dan berbusa merupakan tanda edema paru akut. Sputum yang berlendir, lekat, dan berwarna abu-abu atau putih merupakan tanda bronchitis kronik. Sedangkan sputum yang berbau busuk merupakan tanda abses paru atau bronkiektasis (Price and Wilson, 2005)

B. Coryza (Common Cold)Anak-anak normalnya terkena 6-8 kali common cold per tahun, walau pada 10-15% anak-anak dapat terjadi 12 infeksi dalam satu tahun. Insidensi penyakit akan berkurang sejalan dengan bertambahnya usia. Pada dewasa insidensinya berkurang sampai 2-3 kali per tahun. Common Cold adalah infeksi primer di nasofaring dan hidung yang sering mengeluarkan cairan, penyakit ini banyak dijumpai pada bayi dan anak. Dibedakan istilah nasofaring akut untuk anak dan common cold untuk orang dewasa oleh karena manifestasi klinis penyakit ini pada orang dewasa dan anak berlainan. Pada anak infeksi lebih luas , mencakup daerah sinus paranasal, telinga tengah disamping nasofaring, disertai demam yang tinggi. Pada orang dewasa infeksi mencakup daerah terbatas dan biasanya tidak disertai demam yang tinggi. Bagi kebanyakan orang, flu dianggap hal yang biasa dan akan sembuh dengan sendirinya dalam 1 atau 2 minggu. Namun bagi sebagian orang flu dapat membuat mereka sangat menderita, mereka yang dimaksud adalah bayi dan anak usia dibawah lima tahun. Pada Bayi, Balita dan Anak, infeksi saluran nafas yaitu Common cold sangat berbahaya karena dapat menggangu proses makan dan kadang-kadang menyebabkan infeksi saluran nafas bawah yang lebih akut apabila tidak ada perhatian khusus dari orang tua.EtiologiCommon cold merupakan rhinitis akut yang umumnya disebabkan oleh virus. Selaput lendir pada hidung yang terkena iritasi atau radang akan memproduksi lebih banyak lendir dan mengembang, sehingga hidung menjadi tersumbat sehingga bayi sulit bernafas.Rhinovirus (RV) menjadi penyebab utama dari terjadinya kasus-kasus flu (common cold) dengan presentase 30-40%. Rhinovirus merupakan subgrup famili yang paling besar, terdiri dari 89 serotipe. Rhinovirus merupakan organisme mikroskopis yang menyerang sel-sel mukus pada hidung, merusak fungsi normal mereka serta memperbanyak diri di sana. Virus tersebut dapat bermutasi dan hingga saat ini ada sekitar 250 strain atau jenis rhinovirus. Virus lain yang sering menyebabkan common cold selain Rhinovirus adalah Coronavirus, Adenovirus, dan Coxsackievirus.GejalaAdapun gejala penyakit Common cold yaitu :1. Gejala mulai timbul dalam waktu 1-3 hari setelah terinfeksi.2. Biasanya gejala awal berupa rasa tidak enak di hidung atau tenggorokan.3. Kemudian penderita mulai bersin-bersin, hidung meler dan merasa sakit ringan.4. Biasanya tidak timbul demam, tetapi demam yang ringan bisa muncul pada saat terjadinya gejala.5. Hidung mengeluarkan cairan yang encer dan jernih dan pada hari-hari pertama jumlahnya sangat banyak sehingga mengganggu penderita.6. Selanjutnya sekret hidung menjadi lebih kental, berwarna kuning-hijau dan jumlahnya tidak terlalu banyak.7. Gejala biasanya akan menghilang dalam waktu 4-10 hari, meskipun batuk dengan atau tanpa dahak seringkali berlangsung sampai minggu keduaSumbatan hidung (kongesti) menyebabkan anak bernafas melalui mulut dan anak menjadi gelisah. Pada anak yang lebih besar kadang-kadang didapat rasa nyeri pada otot, pusing dan anoreksia. Gejala mungkin lebih parah pada bayi dan anak-anak (karena sistem kekebalan tubuh mereka tidak sepenuhnya berkembang) serta orang tua (karena sistem kekebalan tubuh mereka sering menjadi lemah).PenularanBayi dan anak dapat tertular virus penyebab common cold melalui:1. Penularan melalui udara. Bila seseorang sakit batuk-pilek, saat dia batuk, bersin atau berbicara bisa menularkan virus pada bayi dan anak.2. Kontak langsung. Virus dapat menular ketika orang yang sedang sakit menyentuh hidung/mulutnya, lalu menyentuh tangan bayi/anak, selanjutnya bayi/anak menyentuh hidung/mulutnya dengan tangannya yang sudah terkontaminasi virus.3. Menyentuh benda yang terkontaminasi virus. Virus dari orang yang sedang sakit dapat melekat di permukaan benda dalam waktu 2 jam atau lebih. Anak/bayi bisa tertular bila menyentuh benda yang terkontaminasi virus lalu menyentuh mulut/hidungnya.PengobatanTerapi dari common cold merupakan pengobatan simptomatik.1. Terapi antivirus yang spesifik tidak tersedia untuk infeksi rhinovirus. Ribarivin yang diakui untuk terapi infeksi RSV tidak mempunyai peran yang penting untuk terapi common cold. Inhibitor neuraminidase oseltamivir dan zanamivir memiliki efek sedang dalam durasi gejala infeksi virus influenza pada anak. Oseltamivir juga mengurangi frekuensi otitis media karena influenza. Terapi antibakterial juga tidak bermanfaat untuk terapi common cold.2. Penggunaan terapi simptomatik pada anak-anak masih kontroversial meskipun beberapa obat ini efektif pada orang dewasa, tidak ada penelitian yang menunjukkan dampak yang signifikan pada anak-anak. Anak-anak tidak bisa membantu dalam penilaian keparahan gejala, sehingga studi pengobatan ini pada anak-anak pada umumnya didasarkan pada pengamatan oleh orang tua atau pengamat lainnya, metode seperti itu mungkin tidak sensitif untuk mendeteksi efek pengobatan. Penggunaan terapi oral simtomatik over-the-counter (OTC) (sering mengandung antihistamin, antitusif, dan dekongestan) pada anak-anak hanya dapat didasarkan pada asumsi bahwa efek dari pengobatan simtomatik mungkin mirip pada orang dewasa dan anak-anak. Sebagai akibat dari kurangnya bukti langsung untuk efektivitas dan potensi efek samping yang tidak diinginkan, FDA merekomendasikan bahwa produk OTC batuk dan pilek tidak dapat digunakan untuk bayi dan anak-anak usia