2
BRONKIEKTASI Diagnosis Sputum purulen yang biasanya ada ada harus dibedakan dengan pneumonia dan abses paru. Analisis sputum mungkiin berguna untuk menyingkirkan dan menegakan diagnosis. Pemeriksaan radiologis khususnya CT scan thoraks mungkin dapat mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan laboratorium berguna untuk mencari penyebab yang mendasarinya. Pewarnaan Gram dan biakan dapat menentukan mikroorganisme penyebabnya Eosinofil dan mukus keemasan berisi hifa diperkirakan spesis aspergilus meskipun ditemukan hifa tersebut bukan berarti dapat menegakan aspergilosis bronkopulmoner Gambaran ulasan dan sputum untuk mikobakterium dan jamur Pemeriksaan darah lengkap sering ditemukan leukosistosis dan anemia pada penderita dengan bronkiektasi. Peningkatan eosinofil adalah salah satu kriteria untuk aspergilosis Pemeriksaan radiologi Pemeriksaan radiologi, khususnya CT scan toraks spiral merupakan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis bronkiektasis. Distribusi anatomi bronkiektasis mungkin penting untuk membantu diagnosis kondisi yang berhuhubngan atau penyebab diagnosis. Tatalaksana Tujuannya untuk memperbaiki gejala, mengurangi komplikasi, mengontrol eksaserbasi, mengurangi kesakitan dan kematian. Antibiotik. Pada keadaan eksaserbasi akut, antibiotik spektrum luas dapat menjadi pilihan. Penderita dengan gejala ringan atau sedang dapat digunakan amoksisilin, tetrasiklin, timetropim- sulfametoksazol, dan makrolid jenis baru seperti azittromisin dan generasi kedua sefalosporin, atau golongan quinolon. Pada umumnya diberikan selama 7-10 hari. Pada gejala sedang samoai berat antibiotik parenteral dapat diindikasikan, seperti golongan

BRONKIEKTASI

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bronkiektasis

Citation preview

Page 1: BRONKIEKTASI

BRONKIEKTASI

Diagnosis

Sputum purulen yang biasanya ada ada harus dibedakan dengan pneumonia dan abses paru. Analisis sputum mungkiin berguna untuk menyingkirkan dan menegakan diagnosis. Pemeriksaan radiologis khususnya CT scan thoraks mungkin dapat mengonfirmasi diagnosis. Pemeriksaan laboratorium berguna untuk mencari penyebab yang mendasarinya.

Pewarnaan Gram dan biakan dapat menentukan mikroorganisme penyebabnya Eosinofil dan mukus keemasan berisi hifa diperkirakan spesis aspergilus meskipun ditemukan

hifa tersebut bukan berarti dapat menegakan aspergilosis bronkopulmoner Gambaran ulasan dan sputum untuk mikobakterium dan jamur Pemeriksaan darah lengkap sering ditemukan leukosistosis dan anemia pada penderita

dengan bronkiektasi. Peningkatan eosinofil adalah salah satu kriteria untuk aspergilosis

Pemeriksaan radiologi

Pemeriksaan radiologi, khususnya CT scan toraks spiral merupakan pemeriksaan penunjang untuk menegakan diagnosis bronkiektasis. Distribusi anatomi bronkiektasis mungkin penting untuk membantu diagnosis kondisi yang berhuhubngan atau penyebab diagnosis.

Tatalaksana

Tujuannya untuk memperbaiki gejala, mengurangi komplikasi, mengontrol eksaserbasi, mengurangi kesakitan dan kematian.

Antibiotik. Pada keadaan eksaserbasi akut, antibiotik spektrum luas dapat menjadi pilihan. Penderita dengan gejala ringan atau sedang dapat digunakan amoksisilin, tetrasiklin, timetropim-sulfametoksazol, dan makrolid jenis baru seperti azittromisin dan generasi kedua sefalosporin, atau golongan quinolon. Pada umumnya diberikan selama 7-10 hari. Pada gejala sedang samoai berat antibiotik parenteral dapat diindikasikan, seperti golongan aminoglikosida (gentamisin), dan penisilin antipseudomonas. Pada keadaan tertentu pemberian antibiotik dengan nebulizer dapat diterima karena mampu menyediakan konsentrasi yang relatif tinggi secara lokal. Dengan relatif sedikit menimbulkan efek sistemik. Tobramisin secara luas dapat diberikan kepada penderita dengan fibrosis kistik.

Bronkodilator. Bronkodilator dapat diberikan pada beberapa penderita bronkiektasis dengan gangguan bronkospasme.

Ekspektoran. Diharapkan dapat meningkatkan kebersihan mukus. Penurunan viskositas sekeresi akan meningkatkan efikasi sistem bersihan sistem mukosilier. Ekspektoran sering dikombinasi dengan dekongestan yang dapat mengurangi penderitaan.

Page 2: BRONKIEKTASI

Edukasi

Berhenti merokok dan menghindari asap rokok Mendapatkan nutrisi yang adekuat Imunisasi influensa dan pneumokokus Edukasi untuk terapi oksigen pada penderita yang mengalami hipoksemia dengan penyakit

berat dan komplikasi stadium akhir seperti kor pulmonal.