33
RASCAL321 CASE REPORT BRONKOPNEUMONIA Oleh : dr. Gusti Ayu Sawitri Sari Dewi RSD Demang Sepulau Raya Lampung Tengah Untuk orang yang aku cintai SHT 1

Bronkopneumonia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ddd

Citation preview

RASCAL321

CASE REPORTBRONKOPNEUMONIA

Oleh :dr. Gusti Ayu Sawitri Sari Dewi

RSD Demang Sepulau RayaLampung Tengah

Januari 2014

Untuk orang yang aku cintai SHT 1

RASCAL321

STATUS PENDERITA

I. ANAMNESIS

Alloanamnesis dari ibu pasien, tanggal 14 Januari 2014

Identitas

- Nama penderita : An. G

- Jenis kelamin : Laki-laki

- Umur : 1,5 bulan

- Nama Ayah : Tn. M

Umur : 28 tahun

Pekerjaan : Wiraswasta

Pendidikan : SMA

- Nama Ibu : Ny. L

Umur : 24 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Pendidikan : SMA

- Hub. dg orangtua : Anak kandung

- Agama : Islam

- Suku : Jawa

- Alamat : Panggungan

Riwayat Penyakit

Keluhan utama : Sesak napas

Keluhan tambahan : Demam, batuk, pilek

Untuk orang yang aku cintai SHT 2

RASCAL321

Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien datang dengan keluhan sesak napas sejak 2 hari sebelum masuk rumah

sakit, timbul terus menerus, tidak dipengaruhi cuaca, aktivitas, waktu maupun posisi

tubuh, tidak disertai dengan suara napas berbunyi. Riwayat tersedak sebelum timbul

sesak napas tidak ada. Keluhan ini baru pertama kali dialami dan bibir terlihat

kebiruan.

4 hari sebelum sesak, pasien pilek dan batuk berdahak yang sulit dikeluarkan,

tidak disertai keringat malam dan bersifat terus menerus. Keluhan disertai demam

tinggi yang timbul mendadak dan terus menerus, tidak menggigil dan tidak kejang.

Karena keluhan tersebut pasien dibawa oleh ibunya ke bidan dan diberikan 3 macam

obat dan salah satunya adalah obat penurun panas, tetapi tidak ada perubahan. BAB

dan BAK lancar.

Riwayat Penyakit Dahulu

Pasien belum pernah menderita sakit seperti ini.

Riwayat Penyakit Keluarga

Dalam keluarga pasien tidak ada yang menderita sakit seperti ini.

Riwayat Kehamilan

Ibu pasien teratur memeriksakan kehamilannya ke bidan, tidak ada keluhan yang

berarti selama kehamilannya. Bayi lahir cukup bulan, spontan, langsung menangis,

berat badan lahir 3300 gram, panjang 48 cm. Pasien merupakan anak kedua

Riwayat Makanan

Umur : 0 – 1,5 bulan : ASI

Riwayat Imunisasi

B C G : 1x, umur 1 bulan

Untuk orang yang aku cintai SHT 3

RASCAL321

II. PEMERIKSAAN FISIK

Status Present

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos Mentis

- Nadi : 140 x/menit, reguler

- Respirasi : 64 x/menit

- Suhu : 38,7 ºC

- BB : 3,9 kg

- Status gizi : Cukup

Status Generalis

Kelainan mukosa kulit/subkutan yang menyeluruh

- Pucat : (-)

- Sianosis : (-)

- Ikterus : (-)

- Perdarahan : (-)

- Oedem umum : (-)

- Turgor : Cukup

- Lemak bawah kulit : Cukup

- Pembesaran kelenjar getah bening generalisata : (-)

KEPALA

- Bentuk : Bulat, simetris

- UUB : Rata, tidak cekung

- Rambut : Hitam, lurus, tidak mudah dicabut

- Kulit : Tidak ada kelainan

- Mata : Kelopak mata tidak oedem, konjungtiva ananemis, sklera

anikterik, kornea jernih, lensa jernih, refleks cahaya (+/+).

Untuk orang yang aku cintai SHT 4

RASCAL321

- Telinga : Bentuk normal, simetris, liang lapang, serumen (-/-)

- Hidung : Bentuk normal, septum deviasi (-), pernafasan cuping hidung

(+), sekret (+)

- Mulut : Bibir tidak kering, sianosis (+), lidah tidak kotor, faring

tidak hiperemis, tonsil T1-T1 tenang.

LEHER

- Bentuk : Simetris

- Trakhea : Di tengah

- KGB : Tidak membesar

THORAKS

- Bentuk : simetris

- Retraksi suprasternal : (+)

- Retraksi substernal : (+)

- Retraksi intercostal : (+)

JANTUNG

- Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat

- Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga IV garis midklavikula sinistra

- Perkusi : Batas atas sela iga II garis parasternal sinistra

Batas jantung kanan sela iga IV garis parasternal dextra

Batas jantung kiri sela iga IV garis midklavikula sinistra

- Auskultasi : Bunyi jantung I-II murni, reguler, murmur (-)

PARU

ANTERIOR POSTERIOR

KIRI KANAN KIRI KANAN

Inspeksi Pergerakan pernafasan

simetris

Pergerakan pernafasan

simetris

Pergerakan pernafasan

simetris

Pergerakan pernafasan

simetris

Untuk orang yang aku cintai SHT 5

RASCAL321

Palpasi Fremitus taktil = kanan

Fremitus taktil = kiri

Fremitus taktil = kanan

Fremitus taktil = kiri

Perkusi Sonor Sonor Sonor SonorAuskultasi Bronkovesikuler

Ronkhi basah halus (+)

Wheezing (-)

BronkovesikulerRonkhi basah

halus (+)Wheezing (-)

BronkovesikulerRonkhi basah

halus (+)Wheezing (-)

BronkovesikulerRonkhi basah

halus (+)Wheezing (-)

ABDOMEN

- Inspeksi : Datar, simetris

- Palpasi : Supel, turgor cukup, hepar dan lien tidak teraba.

- Perkusi : Timpani.

- Auskultasi : Bising usus (+) normal.

GENITALIA EXTERNA

- Kelamin : Laki-laki, tidak ada kelainan

EKSTREMITAS

- Superior : Oedem (-/-), sianosis (-), akral dingin (-)

- Inferior : Oedem (-/-), sianosis (-), akral dingin (-)

III. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Darah Rutin

- Hb : 14 gr% ( 13,5 - 18 )

- LED : 14 mm/jam ( 0 - 10 )

- Leukosit : 15.000/mm³ ( 4.500 - 10.700 )

Untuk orang yang aku cintai SHT 6

RASCAL321

R E S U M E

I. Anamnesis

- Seorang anak laki-laki, umur 1,5 bulan, BB 3,9 kg, datang dengan keluhan sesak

napas sejak 2 hari yang lalu, timbul terus menerus, tidak dipengaruhi cuaca,

aktivitas, bibir kebiruan dan tidak disertai dengan napas berbunyi.

- Riwayat tersedak sebelum sesak napas tidak ada.

- Sejak 4 hari sebelum sesak, pasien menderita pilek dan batuk berdahak yang

disertai dengan demam tinggi, timbul mendadak dan terus menerus.

II. Pemeriksaan Fisik

- Keadaan umum : Tampak sakit sedang

- Kesadaran : Compos mentis

- Nadi : 150 x/menit

- Respirasi : 64 x/menit

- Suhu : 38,7 ºC

- BB : 4,3 kg

- Status gizi : Cukup

Status Generalis

- Mulut : Bibir sianosis (+)

- Hidung : Pernafasan cuping hidung (+)

- Thoraks

Paru

Inspeksi : Pergerakan napas simetris, retraksi suprasternal (+), retraksi

substernal (+), retraksi intercostal (+)

Palpasi : Fremitus taktil kanan = kiri

Perkusi : Sonor

Auskultasi : Bronkovesikuler (+), ronkhi basah halus (+) pada kedua

Untuk orang yang aku cintai SHT 7

RASCAL321

lapang paru, wheezing (-).

- Abdomen : Dalam batas normal

- Ekstremitas : Dalam batas normal

- Genitalia : Laki-laki, tidak ada kelainan

III. Laboratorium

1. Darah Rutin

- Hb : 14 gr% ( 13,5 - 18 )

- LED : 14 mm/jam ( 0 - 10 )

- Leukosit : 15.000/mm³ ( 4.500 - 10.700 )

IV. Diagnosis Kerja

Bronkopneumonia

V. Diagnosis Banding

- Bronkiolitis

- Bronkhitis

VI. Penatalaksanaan

1. Bed rest

2. Pemberian O2 1 - 2 liter/mnt

3. Infus D5%1/4 NS 6 - 8 tts/mnt (mikro)

4. ASI melalui NGT

5. Suction

6. Medikamentosa

- Ampicillin 3x130 mg (IV)

- Gentamisin 3x5,8 mg (IV)

- Kortikosteroid 2x0,6 mg (IV)

- Paracetamol syr 3x1/2 cth

- Ambroksol syr 3x1/2 cth

Untuk orang yang aku cintai SHT 8

RASCAL321

VII. Anjuran Pemeriksaan

- Ro thorak

VIII. Prognosis

- Quo ad Vitam : Dubia ad bonam

- Quo ad Functionam : Dubia ad bonam

- Quo ad Sanationam : Dubia ad bonam

FOLLOW UP

TANGGAL 15 – 1 – 2014 16– 1– 2014

Keluhan:- Sesak- Batuk- Pilek- Demam

(+) (+)(+)(+)

(+)(+)(+)(+)

Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang Tampak Sakit Sedang

Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis

Vital Sign:- Nadi- Pernafasan- Suhu

140 x/menit64 x/menit

38,5 oC

140 x/menit64 x/menit

38,3 oCPemeriksaan Fisik :Hidung Pernafasan cuping hidungMulut Sianosis Thorak Retraksi suprasternal Retraksi substernal Retraksi intercostalParu Ronkhi basah halus Wheezing

(+)

(+)

(+)(+)(+)

(+)(-)

(+)

(-)

(+)(+)(+)

(+)(-)

Untuk orang yang aku cintai SHT 9

RASCAL321

Therapi:- O2 1-2 liter/mnt- IVFD D5%1/4NS 6-8

tts/mnt (mikro)- Ampicilin 2x250 mg- Cefotaxime 2x250 mg- Paracetamol 3 x ½ cth- Dexamethasone 3x1/5 amp

(+)(+)

(+)(+)(+)(+)

(+)(+)

(+)(+)(+)(+)

TANGGAL 17– 1 – 2014 18-1-2014

Keluhan:- Sesak- Batuk- Pilek- Demam

(+) (+)(+)(-)

(+)↓(+)(-)(-)

Keadaan Umum Tampak Sakit Sedang Tampak Sakit Sedang

Kesadaran Compos Mentis Compos Mentis

Vital Sign:- Nadi- Pernafasan- Suhu

138 x/menit62 x/menit

37,2 oC

138 x/menit62 x/menit

37 oCPemeriksaan Fisik :Hidung Pernafasan cuping hidungMulut Sianosis Thorak Retraksi suprasternal Retraksi substernal Retraksi intercostalParu Ronkhi basah halus Wheezing

(+)

(-)

(+) (+) (+)

(+)(-)

(-)

(-)

(+) (+) (+)

(+)(-)

Therapi:

Untuk orang yang aku cintai SHT 10

RASCAL321

- O2 1-2 liter/mnt- IVFD D5%1/4NS 6-8

tts/mnt (mikro)- Gentamicin 2x12,5 mg- Ceftriaxone 2x250 mg- Paracetamol 3 x ½ cth- Dexamethasone 3x1/5 amp- Nebulisasi (Ventolin)

2xsehari

(+)(+)

(+)(+)(-)(+)(+)

(+)(+)

(+)(+)(-)(+)(+)

TANGGAL 19-1-2013 20-1-2013Keluhan:- Sesak- Batuk- Pilek- Demam

(-)(+)↓(-)(-)

(-)(-)(-)(-)

Keadaan Umum Tampak sakit sedang Tampak sakit sedangKesadaran Compos mentis Compos mentisVital Sign:- Nadi- Pernafasan- Suhu

135x/menit56x/menit

37 oC

135x/menit54x/menit

36,7 oCPemeriksaan Fisik :Hidung Pernafasan cuping hidungMulut Sianosis Thorak Retraksi suprasternal Retraksi substernal Retraksi intercostalParu Ronkhi basah halus Wheezing

(-)

(-)

(+) (+) (+)

(+)↓(-)

(-)

(-)

(-)(-) (-)

(+)↓(-)

Therapi:

- O2 1-2 liter/mnt- IVFD D5%1/4NS 6-8

tts/mnt (mikro)- Gentamicin 2x12,5 mg- Ceftriaxone 2x250 mg

(+)

(+)(+)

Pasien Pulang

Untuk orang yang aku cintai SHT 11

RASCAL321

- Paracetamol 3 x ½ cth- Dexamethasone 3x1/5 amp- Nebulisasi (Ventolin)

2xsehari

(-)(+)(+)

Obat pulang : - Ampicillin 3 x 130 mg - Ambroksol 3x1/2cth

Anjuran : Bila keluhan bertambah dianjurkan segera berobat ke dokter

atau rumah sakit terdekat.

IX. Diagnosa akhir

Bronkopneumonia

Untuk orang yang aku cintai SHT 12

RASCAL321

BRONKOPNEUMONIA

DEFINISI

Suatu infeksi akut pada paru – paru yang secara anatomi mengenai begian

lobulus paru mulai dari parenkim paru sampai perbatasan bronkus yang dapat

disebabkan oleh bermacam – macam etiologi seperti bakteri, virus, jamur dan benda

asing ditandai oleh trias (sesak nafas, pernafasan cuping hidung, sianosis sekitar

hidung / mulut).

KLASIFIKASI

Pada umumnya pembagian pneumonia berdasarkan atas dasar anatomis dan etiologis.

Berdasarkan atas anatomi :

1. Pneumonia lobaris

2. Pneumonia lobularis (Bronkopneumonia)

3. Pneumonia interstisialis (Bronchiolitis)

Berdasarkan etiologi

1. Bakteri

Diplococcus pneumonia, Pneumococcus, Streptococcus hemolyticus,

Streptococcus aureus, Hemophillus influenzae, Bacillus Friedlander,

Mycobacterium tuberculosa.

2. Virus

Respiratory syncytial virus, virus influenza, adenovirus, virus sitomegalik.

3. Mycoplasma pneumoniae

4. Jamur

Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Blastomyces

dermatitidis, Coccidiodes immitis, Aspergillus species Candida albicans.

5. Aspirasi

Makanan, kerosen (bensin dan minyak tanah) dan cairan amnion, benda asing.

Untuk orang yang aku cintai SHT 13

RASCAL321

6. Pneumonia Hipostatik

Disebabkan oleh tidur terlentang terlalu lama, misalnya pada anak yang sakit

dengan kesadaran menurun, penyakit lain yang harus istirahat di tempat tidur

yang lama sehingga terjadi kongesti pada paru belakang bawah. Kuman

yang tadinya komensal berkembang biak menjadi patogen dan menimbulkan

radang. Oleh karena itu pada anak yang menderita penyakit dan memerlukan

istirahat panjang seperti tifoid harus diubah – ubah posisi tidurnya.

7. Sindrom Loeffler

Secara klinis biasa, berbagai etiologi ini sukar dibedakan. Untuk pengobatan

tepat, pengetahuan tentang penyebab pneumonia perlu sekali, sehingga

pembagian etiologis lebih rasional daripada pembagian anatomis.

Pneumokokus merupakan penyebab utama pneumonia. Pneumokokus dengan

serotipe 1 sampai 8 menyebabkan pneumonia pada orang dewasa lebih dari 80 %

sedangkan pada anak ditemukan tipe 14, 1, 6 dan 9.

Angka kejadian tertinggi ditemukan pada usia kurang dari 4 tahun dan

mengurang dengan meningkatnya umur. Pneumonia lobaris hampir selalu

disebabkan oleh pneumococcus, ditemukan pada orang dewasa dan anak besar,

sedangkan Bronkopneumonia lebih sering dijumpai pada anak kecil dan bayi.

PATOGENESIS

Dalam keadaan sehat, paru-paru tidak akan terjadi pertumbuhan

mikroorganisme, keadaan ini disebabkan oleh adanya mekanisme pertahanan paru.

Terdapatnya bakteri di dalam paru-paru merupakan ketidakseimbangan antara daya

tahan tubuh, sehingga mikroorganisme dapat berkembang biak dan berakibat timbulnya

infeksi penyakit. Masuknya mikroorganisme kedalam saluran nafas dan paru-paru dapat melalui

berbagai cara, antara lain :

1.Inhalasi langsung dari udara

Untuk orang yang aku cintai SHT 14

RASCAL321

2.Aspirasi dari bahan-bahan yang ada di nasofaring dan orofaring

3.Perluasan langsung dari tempat-tempat lain

4.Penyebaran secara hematogen

Bila pertahanan tubuh tidak kuat maka mikroorganisme dapat melalui jalan nafas sampai

ke bronkus, bronkiolus dan alveoli yang menyebabkanradang pada jaringan sekitarnya.

Mikroorganisme yang terinhalasi ke dalam saluran nafas akan menyebabkan

infeksi saluran pernafasan atas yang dapat menimbulkan gejala-gejala seperti batuk, pilek,

dan demam ringan. Apabila hal ini tidak diobati dengan segera dan sistem imun tubuh

sedang menurun maka infeksi akan berlanjut ke saluran nafas bawah. Hal ini akan direspon dengan

mengaktivasi silia dan mengeluarkan sekresi mukus untuk mengeluarkan benda asing yang masuk.

Hal inilah yang menyebabkan terjadinya batuk produktif pada penderita

bronkopneumonia.

 

Selain itu, mikroorganisme yang difagosit oleh makrofag akanmengeluarkan

sitokin berupa interleukin-1 (IL-1) yang mengakibatkan hipotalamus menginduksi

pelepasan prostaglandin E-2 (PGE-2) yang akan menaikkan set point. Hal inilah yang

akan menyebabkan terjadinyademam. Selanjutnya, timbul edema yang merupakan

reaksi jaringan yang akanmempermudah proliferasi kuman ke jaringan sekitarnya. Bagian paru

yangterkena mengalami konsolidasi, yaitu terjadi sebukan sel polimorfo nuklear (PMN), fibrin,

eritrosit, cairan edema, dan ditemukannya kuman di alveoli. Stadium ini disebut

stadium hepatisasi merah. Kemudian, deposisin fibrin akan semakin bertambah,

terdapat fibrin dan leukosit PMN di alveoli dan terjadi proses fagositosis yang cepat. Stadium

ini disebut stadium hepatisasi kelabu. Selanjutnya, jumlah makrofag mengalami

peningkatan di alveoli, selakan mengalami degenerasi, fibrin menipis, kuman dan debris

menghilang. Stadium ini disebut stadium resolusi. Namun, sistem

bronkopulmoner  jaringan paru yang tidak terkena akan tetap normal.

Untuk orang yang aku cintai SHT 15

RASCAL321

Pneumococcus masuk ke dalam paru melalui jalan nafas secara percikan

(droplet), proses radang pneumonia dapat dibagi atas 4 stadium, yaitu :

1. Stadium kongesti

Kapiler melebar dan kongesti serta di dalam alveolus terdapat eksudat jernih,

bakteri dalam jumlah banyak, beberapa neutrofil dan makrofag.

2. Stadium hepatisasi merah

Lobus dan lobulus yang terkena menjadi padat dan tidak mengandung udara,

warna menjadi merah dan pada perabaan seperti hepar. Dalam alveolus

didapatkan fibrin, leukosit netrofil, eksudat dan banyak sekali eritrosit dan

kuman. Stadium ini berlangsung sangat pendek.

3. Stadium hepatisasi kelabu

Lobus masih tetap padat dan warna merah menjadi pucat kelabu. Permukaan

pleura suram karena diliputi oleh fibrin. Alveolus terisi fibrin dan leukosit,

tempat terjadi fagositosis pneumokokus. Kapiler tidak lagi kongestif.

4. Stadium resolusi

Eksudat berkurang. Dalam alveolus makrofag bertambah dan leukosit mengalami

nekrosis dan degenerasi lemak. Fibrin diresorbsi dan menghilang. Secara

patologi anatomis Bronkopneumonia berbeda dari pneumonia lobaris dalam hal

lokalisasi sebagai bercak – bercak dengan distribusi yang tidak teratur. Dengan

pengobatan antibiotika urutan stadium khas ini tidak terlihat.

GEJALA KLINIS

Bronkopneumonia biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris bagian

atas selama beberapa hari. Suhu dapat naik mendadak sampai 39 – 400 C dan

mungkin disertai kejang karena demam yang tinggi. Anak sangat gelisah dispneu,

pernafasan cepat dan dangkal disertai pernafasan cuping hidung dan sianosis sekitar

hidung dan mulut. Kadang – kadang disertai muntah dan diare. Batuk biasanya tidak

Untuk orang yang aku cintai SHT 16

RASCAL321

ditemukan pada permulaan penyakit, mungkin terdapat batuk selama beberapa hari,

yang mula – mula kering kemudian menjadi produktif.

PEMERIKSAAN FISIK

Pada stadium awal sukar dibuat diagnosis dengan pemeriksaan fisik, tapi

dengan adanya nafas cepat dan dangkal, pernafasan cuping hidung dan sianosis di

sekitar mulut harus dipikirkan kemungkinan penumonia.

Pada bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisis tergantung dari luas daerah

terkena pada perkusi ; toraks sering tidak ditemukan kelainan ; pada auskultasi

ditemukan nafas vesikuler melemah, juga terdapat ronkhi basah halus / sedang dan

nyaring. Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu (konfluens) mungkin pada

perkusi terdengar redup dan suara pernafasan pada auskultasi mengeras. Pada

stadium resolusi ronkhi dapat terdengar lagi dan biasanya tanpa pengobatan,

penyembuhan dapat terjadi 2 – 3 minggu.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah Rutin

Pemeriksaan darah menunjukan leukositosis dengan predominan PMN.

2. Pemeriksaan Rontgen Toraks

- Bercak konsilidasi merata pada bronkopneumonia

- Bercak konsilidasi satu lobus pada pneumonia lobaris

- Gambaran bronkopneumoni difus atau infiltrate interstisialis pada pneumonia

stafilokok

3. Biakan Darah dan Usapan Tenggorok

Pengambilan sekret secara bronkoskopi dan fungsi paru untuk preparat langsung.

Biakan dan resistensi dapat menentukan atau mencari etiologi. Tapi cara ini tidak

rutin dilakukan karena sukar dilakukan. Pada fungsi misalnya dapat terjadi salah

tusuk dan memasukkan kuman dari luar.

Untuk orang yang aku cintai SHT 17

RASCAL321

PENEGAKAN DIAGNOSIS

1. Anamnesis

 Hal-hal yang dapat ditanyakan selama anamnesis meliputi :

 

a. Identitas pasien : nama, umur, jenis kelamin, nama orang tua, alamat,umur orang tua,

pendidikan dan pekerjaan orang tua. 

b. Keluhan utama : sebagian besar balita penderita bronkopneumoniadibawa

karena sesak nafas.

c. Riwayat perjalanan penyakit :

- Demam

- Batuk dan pilek 

- Sesak nafas

d. Riwayat penyakit sebelumnya

e. Riwayat imunisasi

f. Riwayat makanan : ASI, PASI

g. Riwayat kontak dengan orang lain yang menderita penyakit tertentu

h. Riwayat berobat

2. Pemeriksaan Fisik Pada inspeksi dapat dijumpai keadaan sebagai berikut :

a. Gelisah 

b. Malaise

c. Merintih

d. Batuk 

e. Sesak nafas

f. Nafas cuping hidung

g. Retraksi dada suprasternal, intercostal ataupun subcostal

h. Sianosis

Untuk orang yang aku cintai SHT 18

RASCAL321

Sedangkan pada perkusi dan auskultasi bronkopneumonia dijumpaironki

basah halus nyaring tersebar, pekak tidak nyata. Namun, perkusi

danauskultasi dari bronkopneumonia, hasil pemeriksaan fisiknya

tergantung pada luasnya daerah yang terkena. Pada perkusi toraks sering

tidak dijumpai adanya kelainan. Pada auskultasi mungkin hanya terdengar

ronki basah gelembung halus sampai sedang.

Bila sarang bronkopneumonia menjadi satu ( konfluens ) mungkin pada perkusi

terdengar suara yang meredup dan suara pernafasan pada auskultasi terdengar

mengeras.

3.Pemeriksaan penunjang

a. Pemeriksaan laboratorium

- Gambaran darah menunjukkan leukositosis, biasanya 15.000 ± 40.000/ mm 3

dengan predominan PMN. Terjadi pergeseran ke kiri.Leukopenia (<

5000/mm3) menunjukkan prognosis yang buruk.Leukositosis hebat ( > 30.000/mm3)

hampir selalu menunjukkanadanya infeksi bakteri, sering ditemukan pada

keadaan bakteremia,dan resiko terjadinya komplikasi lebih tinggi.

 

-  Nilai hemoglobin (Hb) biasanya tetap normal atau sedikit menurun.

- Peningkatan Laju Endap Darah (LED).

- Kultur dahak dapat positif pada 20 ± 50% penderita yang tidak diobati. Selain

kultur dahak , biakan juga dapat diambil dengan carahapusan tenggorok (throat swab)

namun pada balita hal ini sulituntuk dilakukan.

 

- Analisa gas darah menunjukkan hipoksemia dan hiperkarbia padakasus berat. Pada stadium

lanjut dapat terjadi asidosis metabolik.

b. Pemeriksaan radiologi

Untuk orang yang aku cintai SHT 19

RASCAL321

Ditandai dengan gambaran difus merata pada kedua paru, berupa bercak-bercak

infiltrat yang dapat meluas hingga daerah perifer paru,disertai dengan peningkatan corakan

peribronkial.

DIAGNOSIS BANDING

Pneumonia pneumokokus tidak dapat dibedakan dari pneumonia yang

disebabkan oleh bakteri lain atau virus, tanpa pemeriksaan mikrobiologis. Penyakit

ini dapat dibedakan dari Bronkiolitis pada klinis, di mana pada bronkopneumoni

terdapat kenaikan suhu yang mendadak, sedangkan pada bronkiolitis tidak ada

kenaikan suhu yang berarti atau subfebril. Anak mulai mengalami sesak nafas, makin

lama makin hebat, pernafasan cuping hidung disertai retraksi interkostal dan

suprasternal, anak gelisah dan sianotik. Pada pemeriksaan terdapat suara perkusi

hipersonor, ekspirium memanjang disertai dengan mengi (“ wheezing ”). Ronkhi

nyaring halus kadang – kadang terdengar pada akhir ekspirium atau pada permulaan

ekspirium. Pada keadaan yang berat sekali, suara pernafasan hampir tidak terdengar

karena kemungkinan obstruksi hampir total. Foto rontgen toraks menunjukkan paru –

paru dalam keadaan hiperaerasi dan diameter antero – posterior membesar pada foto

lateral. Pada sepertiga dari penderita ditemukan bercak – bercak konsolidasi tersebar

disebabkan atelektasis atau radang. Pada laboratorium pada bronkopneumonia,

gambaran darah terdapat leukositosis sedangkan pada bronkiolitis gambaran darah

tepi dalam batas normal, kimia darah menunjukkan gambaran asidosis respiratorik

maupun metabolik. Usapan nasopfaring menunjukkan flora bakteri normal.

Keadaan yang menyerupai pneumonia ialah :

- Bronkiolitis

- Gagal jantung

- Apsirasi benda asing

- Atelektasis

- Abses paru

- Tuberkulosis

Untuk orang yang aku cintai SHT 20

RASCAL321

KOMPLIKASI

Dengan antibiotik komplikasi hampir tidak pernah dijumpai. Komplikasi

yang dapat dijumpai : Empiema, OMA, Kompliasi lain ialah seperti Meningitis,

Perikarditis, Osteomielitis, peritonitis lebih jarang dilihat.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksanaan berupa tirah baring (bed rest). Sebaiknya pengobatan

diberikan berdasarkan etiologi dan uji resistensi, tetapi berhubung tidak selalu dapat

dikerjakan dan makan waktu maka dalam praktek diberikan pengobatan polifarmasi.

Penisilin diberikan 50.000/kgbb/hari dan ditambah dengan Chloramphenikol 50 – 75

mg/kgbb/hari atau dapat diberikan antibiotika spektrum luas. Ampisilin dosis 50 –

100 mg/kgbb/hari tiap 6 jam. Pengobatan diteruskan sampai anak bebas panas

selama 4 – 5 hari.

Anak yang sangat sesak nafasnya memerlukan pemberian cairan intravena

dan oksigen. Jenis cairan yang digunakan ialah campuran glukosa 5 % dan NaCl 0,9

% dalam perbandingan 3 : 1, ditambah larutan KCl 10 mEq/500 ml botol infus.

Banyaknya cairan yang diperlukan sebaiknya dihitung dengan menggunakan rumus

Darrow. Karena ternyata sebagian besar penderita jatuh ke dalam asidosis metabolik

akibat kurang makan dan hipoksia, dapat diberikan koreksi dengan perhitungan

kekurangan basa sebanyak – 5 Meq. Antipiretik diberikan bila ada panas.

Pengobatan bertujuan untuk mengeradikasi infeksi, menurunkan morbiditas dan

mencegah komplikasi. Pada bronkopneumonia, karena termasuk dalam gejala pneumonia

berat maka merupakan indikasi untuk dirawat di rumah sakit. Pengobatan bronkopneumonia

adalah sebagai berikut :

1. Pemberian antibiotika polifragmasi selama 10 - 15 hari, meliputi :

Untuk orang yang aku cintai SHT 21

RASCAL321

a. Ampicillin 100 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis ditambahklorampenikol

dengan dosis :

Umur < 6 bulan : 25-50 mg/KgBB/hari

Umur > 6 bulan : 50-75 mg/KgBB/hariDosis dibagi dalam 3-4 dosis 

b. Atau ampicillin 100 mg/kgBB/hari dalam 3-4 dosis ditambah gentamisin

dengan dosis 3-5 mg/KgBB/hari diberikan dalam 2 dosis

c. Pada penderita yang dicurigai resisten dengan obat tersebut berdasarkan

riwayat pemakaian obat sebelumnya, atau pneumonia berat dengan tanda

bahaya, atau tidak tampak perbaikan klinis dalam3 hari, maka obat diganti

dengan cephalosporin generasi ke-3 (dosistergantung jenis obat) atau penderita

yang tadinya mendapat kloramfenikol diganti dengan gentamisin dengan

dosis 3-5mg/kgBB/hr diberikan dalam 2 dosis.

2. Terapi cairanCairan IV desktrose 5 % ditambah NaCl 15 %3.

  Tindak lanjut

a. Pengamatan rutin :Frekuensi nafas, denyut nadi, tekanan vena, hepatomegali,

tandaasidosis, dan tanda komplikasi. 

b. Indikasi pulang :Bila tidak sesak dan intake adekuat.

PROGNOSIS

Dengan penggunaan antibiotik yang tepat dan cukup, mortalitas dapat

diturunkan sampai kurang dari 1 %. Anak dalam keadaan malnutrisi energi protein

dan yang datang terlambat menunjukkan mortalitas yang lebih tinggi.

Untuk orang yang aku cintai SHT 22

RASCAL321

DAFTAR PUSTAKA

1. Staff Pengajar Ilmu Kesehatan Anak FKUI : Pneumonia dalam buku kuliah jilid 3

Imu Kesehatan Anak. Bagian Ilmu Kesehatan anak FKUI: Jakarta, 1985, 1228-

1230.

2. Mansjoer Arif : Pneumonia dalam Kapita selekta Kedokteran jilid 2, edisi 3.

Media Aesculapius FKUI, Jakarta : 2000, 465-468.

3. Bagian Ilmu Kesehatan FKUP : Pneumonia dalam Pedoman Diagnosa dan

Therapi Ilmu Kesehatan Anak, edisi II, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUP,

Bandung : 2000, 322 – 327.

4. Setyanto, Budi Darmawan; Supriyanto, Bambang. 2010. Buku Ajar Respirologi

Anak IDAI. Jakarta : Badan Penerbit IDAI

Untuk orang yang aku cintai SHT 23