24
Pembimbing: dr. Dian Puspitasari, Sp.KK Oleh: Penny Stevana Scabies Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha Bandung 2015

BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bst

Citation preview

Page 1: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Pembimbing: dr. Dian Puspitasari, Sp.KK

Oleh:Penny Stevana

Scabies

Ilmu Penyakit Kulit dan KelaminFakultas Kedokteran

Universitas Kristen MaranathaBandung

2015

Page 2: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Identitas Pasien

• Nama : An. A• Umur : 1 tahun• Jenis Kelamin : Laki-laki• Kota Tempat tinggal : Bandung• Suku bangsa : Sunda• Agama : Islam

Page 3: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Anamnesis: Heteroanamnesis Keluhan utama : Bercak merah - kehitaman, sisik, keropeng, lecet pada wajah, telinga,

kepalaBruntus merah, sisik, gelembung dan lepuh berisi nanah pada sela jari

tangan, punggung tangan, lengan bawah, perut, punggung, ketiak, bahu disertai rasa gatal

Anamnesis khusus:Seorang pasien datang dengan ibunya ke Poliklinik Kulit RSI dengan keluhan adanya bercak-bercak kemerahan sampai kehitaman, sisik, keropeng dan lecet pada wajah dan kepala sejak 1 bulan yang lalu. Awalnya bruntus merah bersisik timbul pada daerah ketiak lalu menjalar ke lengan atas, pundak lalu wajah, telinga dan kepala. Dengan ukuran sebesar ±1 cm. Kemudian oleh ibu pasien dibawa ke puskemas dan diberi salep dan obat minum, lalu ibu pasien mengaku keluhan berkurang. Kemudian ibu pasien mengaku timbul bruntus bruntus yang terasa gatal pada sela jari kedua tangan, telapakdan punggung tangan, perut dan dada.

Page 4: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Awalnya bruntus kemerahan sebesar ujung jarum pentul dirasakan berawal dari sela jari tangan kanan kemudian semakin banyak dan meluas ke sela jari tangan kiri, punggung ke kedua tangan, telapak tangan, dada, perut. Keluhan gatal dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari dan menyebabkan pasien sering terbangun hampir setiap malam. Rasa gatal yang dirasakan membuat pasien menggaruk kulit hingga timbul luka akibat garukan dan beberapa luka bernanah. Pasien juga dikeluhkan mengalami demam. Selain bruntus – bruntus yang timbul tersebut pada jari pasien terdapat lepuh yang berisi nanah.

Page 5: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Ibu pasien menyangkal adanya ketombe, Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah, dengan seorang saudara kandung, dan saudara dari ibu. Ukuran rumah kecil dengan lingkungan padat penduduk. • RPD : Pasien belum pernah menderita sakit

seperti ini sebelumnya• RPK : kakak dan adik dari ibu pasien menderita

sakit yang sama

Page 6: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

• Kebiasaan : Pasien tidur bersama dengan kakaknya. Pasien biasanya mandi 2 x dalam sehari,dan menggunakan handuk sendiri. Ibu pasien mencuci pakaian sendiri dengan sabun biasa dan disetrika

• Usaha berobat: pasien memakai salep dan obat minum dari puskesma (2 mgg yang lalu) gejala berkurang, kemudian pasien ke dokter kulit (1 minggu yang lalu)dan diberi obat scabimite dan salep 24 baru dipakai 2x, dan keluham semakin berat

• Riw.Alergi : Pasien tidak mempunyai alergi obat, makanan, dan riwayat asma

Page 7: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Pemeriksaan Fisik

• BB : 9 kg• TB : 51cm• Status Gizi : baik • Imunisasi : polio (-), DPT 1,2,3 (-)

Keadaan Umum : BaikKesadaran : CMKesan Sakit : Ringan

Page 8: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Tanda vital :Nadi : 120 x/menitSuhu : 36,8˚ CRespirasi : 30 x/menit

Kepala : konjungtiva anemis -/-, sklera ikterik -/-, pupil bulat, isoskor, diameter 3-4 mm, refleks cahaya direk +/+,indirek +/+

Leher : KGB tidak terba membesar, glandulatiroid tidak teraba membesarThoraks : B/P simetris

Paru : VBS kanan = kiri, Rh -/-, Wh -/-Cor : BJM, S1=S2, reguler, murmur –

Page 9: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Abdomen : Cembung, soepel, BU (+) normal,Nyeri tekan (-), hepar tidak teraba, lien tidakTeraba

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2detik Lihat status dermatologikus

Page 10: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Status dermatologikus:• Distribusi : General• Lokasi : a/r cranial (frontal, parietal), facial, axilla bilateral,

brachial bilateral, antebrachial bilateral, palmar bilateral, dorsum manus bilateral, interdigitalis manus bilateral, abdomen, cruris bilateral

• Lesi– Jumlah : multiple– Sifat : kering, sebagian basah– Permukaan : tidak rata– Ukuran : numular - plakat

Page 11: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

– Bentuk : tidak teratur– Penyebaran : diskret– Batas : sirkumskrip– Lain-lain :

• Efloresensi : makula eritem, makula hiperpigmentasi, papul, pustul, bula, skuama, krusta, erosi

Status Venerologikus : tidak dilakukan

Pemeriksaan Penunjang : • Pemeriksaan Mikroskopik • Pemeriksaan Gram • Pemeriksaan KOH• Woods Lamp• Pemeriksaan parasitologi dengan spesimen kerokan kulit

Page 12: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder
Page 13: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder
Page 14: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder
Page 15: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

ResumeAnamnesis: Heteroanamnesis Keluhan utama : Makula eritem, makula hiperpigmentasi, skuama, krusta, erosi, vesikel, pustul a/r cranial (frontal, parietal), facial, auricula bilateral, axilla bilateral, brachial bilateral, antebrachial bilateral, palmar bilateral, dorsum manus bilateral, interdigitalis manus bilateral, abdomen, cruris bilateral dan disertai pruritus

Anamnesis khusus:Seorang anak laki-lai, umur 1 tahun, datang dengan ibunya ke Poliklinik Kulit RSI dengan keluhan adanya makula eritem, makula hiperpigmentasi, skuama, krusta dan erosi pada regio facial dan cranial (frontal, parietal) sejak 1 bulan yang lalu. yang disertai pruritus. Awalnya makula eritem dan skuama timbul pada regio axilla lalu menjalar ke regio brachii, deltoid, lalu facial, aurikula dan cranial. Dengan ukuran lentikular. Kemudian oleh ibu pasien dibawa ke puskemas dan diberi salep dan obat minum, lalu ibu pasien mengaku keluhan berkurang

Page 16: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Namun setelah obat habis, ibu pasien mengaku timbul makula eritem dengan pruritus pada interdigitalis manus bilateral yang menjalar ke dorso manus bilateral, antebrachii bilateral, abdomen, thorax dan cruris bilateral. Dengan ukuran awal miliar dan membesar sampai plakat. Pruritus dirasakan semakin hebat terutama pada malam hari dan menyebabkan pasien sering terbangun hampir setiap malam dan membuat pasien menggaruk kulit hingga timbul makula hiperpigmentasi dan erosi. Pasien juga dikeluhkan mengalami demam. Selain mekula eritem pada regio interdigitalis manus dan abdomen timbul juga pustul.

Page 17: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Pasien tinggal bersama orang tuanya di rumah, dengan seorang saudara kandung, dan saudara dari ibu. Ukuran rumah kecil dengan lingkungan padat penduduk. • RPD : (-)• RPK : kakak dan adik dari ibu pasien (+)

Page 18: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

• Kebiasaan : Pasien tidur bersama dengan kakaknya. Pasien biasanya mandi 2x sehari,dan menggunakan handuk sendiri. Ibu pasien mencuci pakaian sendiri dengan sabun biasa dan disetrika

• Usaha berobat: – salep dan obat minum dari puskesmas (2 mgg yang lalu) gejala berkurang

– ke dokter kulit (1 minggu yang lalu) : scabimite dan salep 24 sudah dipakai 2x keluhan tetap dan semakin berat

• Riw.Alergi : (-)

Page 19: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Pemeriksaan Fisik• Status Generalis : dbn• Status dermatologikus : didapatkan lesi dengan

distribusi general a/r cranial (frontal, parietal), facial, auricula bilateral, axilla bilateral, brachial bilateral, antebrachial bilateral, palmar bilateral, dorsum manus bilateral, interdigitalis manus bilateral, abdomen, cruris bilateral, jumlah multiple, sifat lesi kering dan basah, sebagian basah, permukaan tidak rata, ukuran lentikular – plakat, dengan bentuk teratur, susunan diskret, batas sirkumskrip, memiliki efluoresensi makula eritem, makula hiperpigmentasi, papul, pustul, bula, skuama, krusta, erosi

Page 20: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan Gram : (+)

DD : Dermatitis Seboroik + Infeksi Sekunder + SkabiesPedikulosis KapitisTinea KapitisDermatitis AtopikEritroderma

Diagnosis kerja : Dermatitis Seboroik + Infeksi Sekunder + Skabies

Page 21: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

PenatalaksanaanNon Medikamentosa:• Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular, cara penularannya• Mencuci selimut, handuk, pakaian , sprei secara terpisah dengan

menggunakan air panas• Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin dibawah sinar matahari• Mengalihkan perhatian anak saat ia mengaruk memakaikan sarung

tangan pada anak saat tidur• Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang menderita

keluhan yang sama• Memberi penjelasan bahwa pengobatan dengan penggunaan krim yang

dioleskan pada seluruh badan tidak boleh terkena air, jika terkena air harus diulang kembali.

• Keramas dengan shampoo bayi• Kompres basah dengan larutan NaCl pada daerah kepala dan wajah

Page 22: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

• Medikamentosa– Topikal

• Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh saat malam hari menjelang tidur dan didiamkan selama 10 jam hingga keesokan harinya. Obat digunakan 1 x seminggu dan dapat diulang seminggu kemudian.

• Asam salisil 3% - 5% dalam minyak mineral• Desonide 0,05% ointment 10 mg

– Sistemik• Anti histamin : Cetirizine syrup 1 x ½ cth (2,5 mg)• Antibiotik : Amoxicillin syrup 3 x 1 cth

Page 23: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Prognosis

• Quo ad vitam : ad bonam• Quo ad functionam : ad bonam• Quo ad sanationam : dubia ad malam

Page 24: BST d Seboroik, Skabies, Infeksi Sekunder

Nama : Penny StevanaNRP : 0615078

Bandung : 17 April 2015

R/ Permetrin 5% 20 gr No. I ʃ 1dd ue / minggu malam hari (10 jam), diulang minggu depanR/ Amoxicillin Syr 125 mg/ 5 ml No. II ʃ 3dd cth1R/ Cetirizine Syr 2,5 mg/ 5 ml No. I ʃ 1dd cth1 R/ Desonide iontment 0,05% 20 mg No. I ʃ 2dd ue

Pro : An. QEUmur: 21 bulanAlamat: Pungkur