5
1. Budaya Politik di Negara-negara Asia Selatan A. Budaya Politik di India Kebudayaan Politik di India telah mengalami banyak perubahan sepanjang sejarahnya, dari masa sebelum kemerdekaan hingga era kontemporer sekarang. Tingginya tingkat keberagaman di India menjadi bagian integral dari kebudayaan politik disana. India mencapai kemerdekannya ditahun 1947 setelah mengalami masa perjuangan yang panjang atas penjajahan Inggris yang dimana berlangsung selama 2 abad disana. Politik di India sebelum era kemerdekannya bisa dikatakan baru bermula sejak disahkannya Keputusan Dewan tahun 1861 (Indian Council Act of 1861) yang dimana kemudian dilanjutkan dengan disahkannya Pembaruan Morley-Minto tahun 1909, Pembaruan Monatgue-Chelmsford tahun 1919, dan juga Keputusan Pemerintahan India tahun 1935 (Government of India Act of 1935). Dalam setiap pembaruan dan ketetapan ini peran kaum pribumi India terus semakin ditingkatkan dalam pengambilan keputusan India (walaupun masih dalam status jajahan Inggris). Dalam perkembangannya, kebudayaan politik India hingga saat ini masih sangat terpengaruh dengan sistem yang diperkenalkan dan diterapkan Inggris selama era penjajahan. Seperti dengan diterapkannya sistem negara Federasi, dan diterapkannya sistem Parlementer yang dimana diadopsi dari Ingris, juga yang terpenting adalah diterapkannya sistem politik Demokrasi, yang dimana saat ini India merupakan negara Demokrasi terbesar di dunia. Nama : Achmad Giffari G NIM : 1301113992 Jurusan : Hubungan Internasional Mata Kuliah : Politik Pemerintahan Asia Selatan

Budaya Politik di Negara Asia Selatan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Paper ini membahas mengenai bagaiman kebudayaan politik di kawasan ASia Selatan

Citation preview

Page 1: Budaya Politik di Negara Asia Selatan

1. Budaya Politik di Negara-negara Asia Selatan

A. Budaya Politik di India

Kebudayaan Politik di India telah mengalami banyak perubahan sepanjang sejarahnya, dari masa sebelum kemerdekaan hingga era kontemporer sekarang. Tingginya tingkat keberagaman di India menjadi bagian integral dari kebudayaan politik disana. India mencapai kemerdekannya ditahun 1947 setelah mengalami masa perjuangan yang panjang atas penjajahan Inggris yang dimana berlangsung selama 2 abad disana.

Politik di India sebelum era kemerdekannya bisa dikatakan baru bermula sejak disahkannya Keputusan Dewan tahun 1861 (Indian Council Act of 1861) yang dimana kemudian dilanjutkan dengan disahkannya Pembaruan Morley-Minto tahun 1909, Pembaruan Monatgue-Chelmsford tahun 1919, dan juga Keputusan Pemerintahan India tahun 1935 (Government of India Act of 1935). Dalam setiap pembaruan dan ketetapan ini peran kaum pribumi India terus semakin ditingkatkan dalam pengambilan keputusan India (walaupun masih dalam status jajahan Inggris).

Dalam perkembangannya, kebudayaan politik India hingga saat ini masih sangat terpengaruh dengan sistem yang diperkenalkan dan diterapkan Inggris selama era penjajahan. Seperti dengan diterapkannya sistem negara Federasi, dan diterapkannya sistem Parlementer yang dimana diadopsi dari Ingris, juga yang terpenting adalah diterapkannya sistem politik Demokrasi, yang dimana saat ini India merupakan negara Demokrasi terbesar di dunia.

Kasta dan agama merupakan faktor integral dalam sistem politik India dan juga membentuk kebudayaan politik di India hingga saat ini. Terdapat beberapa komunitas dan kasta yang dimana sangat berpengaruh dalam perpolitikan kontemporer India. Setelah kemerdekaanPartai Kongres Nasional India (India National Congress) yang dimana terus mendominasi kursi parlemen India dari tahun 1950-1990. Selain INC terdapat jyga Partai Bharatiya Janata (BJP) dan Partai Komunis India yang dimana juga cukup berpengaruh, terutama baru-baru ini dengan kemenangan BJP dalam Pemilu tahun 2014 dengan naiknya Narendra Modi sebagai Perdana Menteri baru India.

Akan tetapi, secara umum kesadaran politik di India masih sangatlah beragam, di beberapa kawasan terutama di pedesaan kebanyakan masyarkatnya masih bersikap apatis

Nama : Achmad Giffari G

NIM : 1301113992

Jurusan : Hubungan Internasional

Mata Kuliah : Politik Pemerintahan Asia Selatan

Page 2: Budaya Politik di Negara Asia Selatan

atau bersifat Parokial-Kaula. Hal ini dipenagruhi oleh faktor ekonomi dan pendidikan. Sementara dikawasan perkotaan kebanyakan masyarakatnya sudah bersikap aktif (Budaya Politik Partisipan) dan peduli terhadap kondisi perpolitikan negaranya.

Sangat tingginya tingkat keberagaman dari perbedaan Suku, Agama, Bahasa, dan Kasta sangatlah mempengaruhi kebudayaan politik di India yang dimana membuatnya masih bersifat primordial. Walaupun di era kontemporer saat ini dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan kebanyakan masyarkat disana, mengakibatkan semakin maju dan canggihnya kebudayaan politik di sana.

B. Budaya Politik Pakistan

Seperti layaknya di India, kebudayaan politik di Pakistan didefinisikan oleh terdapatnya multi-etnis, multi-bahasa, dan juga orientasi terhadap agama terutama karena dasar terbentuknya Pakistan sendiri ialah karena terdapatnya perbedaan dengan India yang didominasi oleh agama Hindu dengan kaum Muslim disana yang dimana kemudian memutuskan membentuk negara sendiri.

Dan juga serupa dengan India, faktor-faktor ini jugalah yang menjadi alasan lambat dan tidak berkembangnya kebudayaan politik dan identitas nasional di Pakistan. Dalam perkembangannya bahkan kondisi perpolitikan di Pakistan lebih buruk dibandingkan dengan tetangganya India.

Setelah terbentuk, Liga Muslim (Muslim League) yang dimana merupakan kekuatan politik utama di Pakistan dengan cepat kehilangan pengaruh. Hal ini disebabkan para tuan tanah yang dimana merupakan penyokong utama partai ini sebelumnya, masih menganut sistem feudal yang kuat hingga persaingan diantara mereka terjadi setelah terbentuknya Pakistan. Dan juga kurang terorganisirnya masih Liga Muslim terutama di kawasan pedesaan yang dimana hal ini juga menjadi faktor utama runtuhnya pengaruh Liga Muslim di Pakistan dan digantikan oleh pemerintahan Militer yang mendominasi perpolitikan Pakistan bahkan hingga saat ini.

Hal ini memicu sentralisasi politik yang sangat parah di Pakistan, terutama dengan hampir mendominasinya pegawai sipil dan birokrat yang berasal dari satu provinsi yaitu Punjab dibandingkan daerah lain. Dan seperti layaknya India, masih primordialnya kebudayaan politik Pakistan memperburuk perkembangan negara disana dengan masih kuatnya orientasi kesukuan.

Berbeda dengan di India, pegaruh sekte berkurang sejak kemerdekaan terutama karena kuatnya kekuatan elit politik yang didominasi kaum militer. Sementara Agama yang dimana merupakan ideologi utama pembentukan Pakistan jusru hingga saat ini masih tidak jelas dalam penerapannya dalam sistem politik Pakistan. Justru Agama malah digunakan sebagai alat oleh kelompok elit politik pakistan demi mempertahankan dominasi politik mereka.

Page 3: Budaya Politik di Negara Asia Selatan

2. Budaya Masyarakat Asia Selatan

Secara kebudayaan, Asia Selatan didominasi oleh kebudayaan India yang dimana sudah berumur 5000 tahun dan salah satu peradaban dan kebudayaan tertua dan paling berpengaruh di dunia. Dan hingga saat ini karena berakar dari sejarah yang sama mengakibatkan terdapat banyaknya kesamaan pandangan dan identitas kebudayaan di negara-negara modern Asia Selatan.

Akan tetapi bukan berarti kawasan Asia Selatan terdiri dari masyarakat yang Homogen, justru keberagaman atau tingkat Heteroginitas di sana sangatlah tinggi dengan terdapatnya ratusan suku dengan bahasa dan dialek yang berbeda, selain itu juga dengan agama yang berebda pula dengan didominasi oleh agama Hindu, Budha, Sikh (yang berasal dari Asia Selatan) dan juga Islam (yang didatangkan dari Timur Tengah).

Sebagai salah satu peradaban tertua di dunia, peradaban di Asia Selatan telah memberikan berbagai macam hasil kebudayaan seperti Agama yaitu Hindu dan Budha yang dimana kemudian disebarkan ke seluruh penjuru Asia baik Asia Timur maupun Tenggara. Bahkan kedua agama ini kemudian selama berabad-abad hingga sekarang menjadi agama utama di Asia.

Salah satu sistem unik yang diterapkan di Asia Selatan dan menjadi basis dari sistem kebudayaan masyarakat Asia Selatan adalah terdapatnya sistem Kasta. Basis dari terdapatnya sistem kasta ialah, anggapan kalau setiap individu memiliki peran dan posisi yang bervariasi dalam masyarakat. Terdapatnya tingkatan atau stratifikasi sosial ini menjadi dasar terbentuknya sistem kasta.

Sistem kasta sendiri juga berakar dari pemikiran agama pertama di Asia Selatan yaitu Hindu. Sistem ini didasari dari keturunan. Sistem ini sangat berpengaruh dalam kebudayaan masyarakat Asia Selatan, dari mengatur interaksi sosial hingga pekerjaan dan perang yang dimiliki oleh masing-masing kasta.

Lima kategori kasta dari yang tertiggi hingga yang terendah ialah kasta Brahmana (Pemuka agama), Ksatrya (Prajurit), Waisya (Pedagang), Sudra (Petani), dan yang terendah ialah para pekerja kasar yang dimana bahkan tidak termaksud dalam kasta, kelompok pekerja kasar ini sering disebut sebagai yang tak tersentuh (Untouchable). Sistem Kasta yang diskriminan ini perlahan terhapus di kawasan Asia Selatan dengan lahirnya pemikiran lain (seperti Budha yang menolak sistem kasta) atau dengan datangnya bangsa lain (Mughal yang membawa agama islam dan Inggris yang membawa nilai-nilai barat dan modernitas).

Di era modern kontemporer saat ini, Asia Selatan menjadi kawasan dengan penduduk terbesar di dunia dengan populasi mencapai 1,3 Miliar jiwa (25% dari populasi dunia). Dan juga yang paling berpengaruh dalam perubahan kebudayaan di Asia Selatan di era ini ialah terjadinya proses modernitas.

Pada era modern ini, penduduk asia selatan terbagi dalam 2 kelompok yang memiliki kebudayaan dan cara hidup yang sangat berebeda. Yang pertama ialah kelompok masyarakat

Page 4: Budaya Politik di Negara Asia Selatan

pedesaan (kaum Rural), kelompok ini mengalami perubahan budaya yang sedikit dan kebanyakan masih memegang teguh cara hidup mereka yang sudah berabad-abad mereka terapkan. Kelompok ini masih sangat bergantung dari cara hidup bertani.

Sementara kelompok yang lain ialah kelompok masyarakat perkotaan (kaum Urban). Dalam beberapa tahun belakangan Negara-negara Asia Selatan mengalami lonjakan luar biasa dalam proses urbanisasi disana, dengan munculnya kota-kota berpopulasi jutaan seperti Mumbai dan Delhi di India, Karachi di Pakistan, dan Dhaka di Bangladesh. Seperti layaknya di belahan dunia lain, kebanyakan mereka berharap dengan pindah ke kota akan dapat meningkatakan taraf hidup mereka. Akan tetapi tingkat urbanisasi yang tinggi ini juga menghasilkan tantangan lain yaitu meningkatnya polusi dan padatnya perkotaan hingga banyak yang tinggal di kawasan kumuh tidak layak huni.

Perubahan kebudayaan terbesar sejak era modernisasi di Asia Selatan mungkin adalah dengan semakin terkikisnya nilai-nilai kebudayaan lama, seperti kasta, komunitas masyarakat feodal, dan yang terpenting ialah semakin tingginya tingkat pendidikan masyarakat umum di sana. Hal ini memicu perubahan besar dalam struktur masyarakat dan kebudayaan di kawasan ini.