11
Budaya pulau dewata bali Sejarah Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada di Bali adalah Dinasti Warmadewa sekitar tahun 913. Pada tahun 989 – 1011 memerintah raja Dharma Udayana dari Dinasti Warmadewa tersebut. Beliau memerintah bersama permaisuri Gunapriya Dharmapatni, seorang putri dari Jawa Timur dan dari hasil perkawinannya, lahirlah tiga orang putra yaitu Airlangga, Marakata dan Anak Wungsu. Kemudian sejak tahun 1343, Bali berada dalam kekuasaan kerajaan Majapahit dan pada tahun 1352 berada di bawah kekuasaan Dinasti Kresna Kepakisan yang berkeraton di Samprangan. Setelah beberapa tahun di Samprangan, pada tahun 1380 keraton dipindahkan ke Gelgel dan kemudian dipindahkan lagi ke Klungkung pada tahun 1686. Di samping adanya kekuasaan kerajaan Klungkung, pada saat itu ada juga kerajaan-kerajaan lainnya seperti Gianyar, Karangasem, Bangli, Badung, Tabanan, Jembrana dan Mengwi. Pada masa-masa

Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

  • Upload
    others

  • View
    16

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

Budaya pulau dewata baliSejarah

Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada di Bali adalah Dinasti Warmadewa sekitar tahun 913. Pada tahun 989 – 1011 memerintah raja Dharma Udayana dari Dinasti Warmadewa tersebut. Beliau memerintah bersama permaisuri Gunapriya Dharmapatni, seorang putri dari Jawa Timur dan dari hasil perkawinannya, lahirlah tiga orang putra yaitu Airlangga, Marakata dan Anak Wungsu. Kemudian sejak tahun 1343, Bali berada dalam kekuasaan kerajaan Majapahit dan pada tahun 1352 berada di bawah kekuasaan Dinasti Kresna Kepakisan yang berkeraton di Samprangan. Setelah beberapa tahun di Samprangan, pada tahun 1380 keraton dipindahkan ke Gelgel dan kemudian dipindahkan lagi ke Klungkung pada tahun 1686. Di samping adanya kekuasaan kerajaan Klungkung, pada saat itu ada juga kerajaan-kerajaan lainnya seperti Gianyar, Karangasem, Bangli, Badung, Tabanan, Jembrana dan Mengwi. Pada masa-masa itu kerajaan-kerajaan tersebut berperan sebagai pusat-pusat pengembangan kebudayaan.

Sejarah Bali juga mencatat masa kedatangan Islam yang diperkirakan masuk pada abad ke 14. Sedangkan masa kedatangan penjajahan colonial Belanda terjadi pada tahun 1597 dan menurut sejarah peperangan yang terjadi di Bali melawan penjajahan Belanda antara lain perang Buleleng pada tahun 1849, perang Puputan Badung pada tahun 1906 dan perang Puputan Klungkung pada tahun 1908. Kemudian revolusi fisik dengan terjadinya pertempuran besar yang dikenal dengan perang Puputan Margarana pada tanggal 20 Nopember 1946 di bawah pimpinan Letnan Kolonel I Gusti Ngurah Rai yang gugur sebagai Pahlawan Nasional.

Page 2: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

Secara Umum

Bali adalah ikon pariwisata Indonesia di mata dunia. Bali merupakan pusat pariwisata di Indonesia dan juga sebagai salah satu Daerah Tujuan Wisata terkemuka di dunia. Bali dikenal para wisatawan karena memiliki potensi alam yang amat indah antara lain, iklim yang tropis, hutan yang hijau, gunung, danau, sungai, sawah serta pantai indah dengan beragam pasir putih dan hitam. Selain itu, Bali lebih dikenal juga karena perpaduan alam dengan manusia serta adat kebudayaannya yang unik, yang berlandaskan pada konsep keserasian dan keselarasan yang telah mewujudkan suatu kondisi estetika yang ideal dan bermutu tinggi.

Kebudayaan

Orang Bali atau suku bangsa Bali merupakan salah satu dari suku bangsa yang berdomisili di kepulauan Indonesia. Suku bangsa Bali merupakan satu kelompok atau komunitas manusia yang terikat oleh kesadaran atau kesatuan kebudayaan, baik kebudayaan daerah Bali maupun kebudayaan nasional Indonesia. Rasa kesadaran akan kesatuan kebudayaan Bali diperkuat oleh adanya kesatuan bangsa dan kesatuan agama Hindu. Orang Bali memiliki bahasanya sendiri yaitu bahasa Bali yang mempunyai tradisi sastra baik tulisan maupun lisan, serta didukung oleh sistem aksara tersendiri. Orang-orang Bali yang tradisional akan sangat terikat pada segi-segi kehidupan mereka, yaitu wajib melakukan pemujaan terhadap pura tertentu, wajib untuk satu dalam komunitas, dalam pemilikan tanah diwajibkan dalam satu subak tertentu, wajib pada satu status sosial atas dasar warna, dalam ikatan kekerabatan harus berprinsip patrilineal, wajib untuk keanggotaan ‘sekeha’ tertentu, wajib untuk satu kesatuan administrasi desa dinas tertentu.

Masyarakat dan kebudayaan Bali, baik oleh sebab internal dan eksternal telah mengalami berbagai dinamika dan perubahan. Dinamika dan perubahan tersebut berproses menuruti alur perkembangan tiga tradisi utama yang merupakan refleksi keseluruhan kebudayaan Bali, yaitu ‘tradisi kecil’, ‘tradisi besar’, dan ‘tradisi moderen’. ‘Tradisi kecil’ terdiri dari unsur-unsur

Page 3: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

kebudayaan Bali yang berasal dari kehidupan pra-Hindu seperti yang tampak dalam segi kehidupan masyarakat penduduk asli Bali (Bali Aga). ‘Tradisi besar’ mencakup unsur-unsur kehidupan masyarakat dan kebudayaan yang berkembang seiring dengan dengan agama Hindu. Sedangkan ‘Tradisi moderen’ mencakup unsur-unsur yang berkembang sejak jaman penjajahan, kemerdekaan dan era informasi serta globalisasi. Jati diri orang Bali sangat dominan dibentuk oleh kebudayaan Bali yang dijiwai agama Hindu dengan dukungan tiga unsur pokok, yaitu bahasa Bali, kesenian dan lembaga tradisional, serta berlandaskan pada konfigurasi nilai-nilai dasar yang mencakup nilai religius, solidaritas dan estetika.

Keberadaan kebudayaan Bali memiliki akar sejarah yang berawal dari jaman prasejarah hingga berlanjut pada jaman moderen serta peradaban global. Dalam keterbukaannya dengan moderenisasi dan globalisasi, kebudayaan Bali memperlihatkan sifat yang dinamik, selektif, fleksibel dan adaptatif. Secara garis besar periodesasi sejarah kebudayaan Bali berkembang menurut tiga tahapan utama, yaitu jaman kebudayaan prasejarah, jaman pengaruh agama Hindu-Budha, dan jaman pengaruh kebudayaan moderen. Bukti-bukti penemuan menunjukkan bahwa jaman prasejarah Bali berpangkal pada jaman masa berburu dan pada masa mengumpulkan makanan yang tingkat sederhana. Selanjutnya dengan ditemukan bukti berupa alat-alat pada masa berburu, alat-alat pada masa bercocok tanam dan alat-alat pada masa perundagian. Satu komunikasi khusus yang mempunyai arti dalam bagi eksistensi dan perkembangan kelanjutan kebudayaan Bali adalah terjalinnya kebudayaan Bali dengan agama Hindu yang berawal sekitar permulaan tarikh masehi. Komunikasi tersebut kini mewujudkan satu integrasi yang utuh antara tradisi agama dan kebudayaan serta mewujudkan satu konfigurasi budaya yang menjadi identitas masyarakat Bali. Pengaruh kebudayaan Barat yang diperkenalkan Belanda, kemudian berlanjut dalam kerangka integrasi dengan kebudayaan nasional serta keterbukaan secara internasional melalui pariwisata.

Tari Barong & Tari Kecak

Page 4: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

"Tari Barong" dan "Tari Kecak" adalah dua jenis tarian tradisional Bali yang sangat terkenal di dunia kepariwisataan baik di tanah air maupun dunia. Kedua tarian ini seringkali dijadikan media promosi paket-paket wisata Bali oleh setiap agen atau biro perjalanan wisata sehingga kedua tarian tradisional itu menjadi ikon yang melambangkan budaya Bali. Hampir semua agen atau biro perjalanan wisata yang menyelenggarakan paket wisatanya di Bali, selalu mebawa tamu mereka atau wisatawan untuk menyaksikan Tari Barong dan Tari Kecak. Ada beberapa tempat yang menyelenggarakan kedua tarian tersebut, di antaranya salah satu tempat terkenal yang setiap harinya mengadakan pertunjukkannya adalah di desa Batubulan, kabupaten Gianyar. Selain itu, ada juga beberapa tempat lain, seperti di kawasan obyek wisata Pura Uluwatu, dan tempat lainnya yang digelar di daerah Kesiman serta Suwung, yang masih termasuk dalam wilayah ibukota Denpasar.

Pada umumnya tari Kecak ataupun tari Barong itu diadakan oleh suatu kelompok (sekeha) seni tari tradisional yang ada di setiap desa-desa atau banjar-banjar di Bali. Seperti di desa Batubulan kecamatan Gianyar, terdapat beberapa sekeha yang memiliki jenis tarian yang sama dengan sekeha lainnya. Perbedaan masing-masing kelompok itu hanya pada bentuk pelayanan dan tempat pertunjukkannya. Pada umumnya pertunjukkan di Batubulan, tarian pertama yang digelar untuk pengunjung atau wisatawan adalah tarian Barong yang digabung dengan tari lain yaitu tari Keris, sehingga tarian itu dikenal juga dengan nama "Tari Barong dan Keris". Untuk menyaksikan tarian ini setiap akan diberikan semacam panduan cerita tarian dalam bentuk tulisan. Panduan cerita ini ditulis dalam berbagai bahasa di dunia sehingga memudahkan bagi setiap pengunjung yang umumnya datang dari berbagai bangsa.

"Tari Barong" menggambarkan pertarungan antara kebaikan melawan kejahatan. Barong melambangkan kebaikan sedangkan pihak musuhnya adalah Rangda yang mewakilkan kejahatan. Tari Barong ini diperankan oleh dua orang penari yang memakai topeng binatang mirip harimau, sama seperti pertunjukkan barongsai pada kebudayaan Cina. Sedangkan Rangda berupa topeng yang berwajah menyeramkan dengan dua gigi taring runcing di mulutnya. Tarian ini dibuka dengan gending pembuka (gamelan) yang dibawakan oleh sekeha gamelan. Para penabuh gamelan ini berada di sebelah kanan panggung yang menjadi bagian tidak terpisahkan dari pertunjukkan tarian tersebut secara keseluruhan. Sebab tari Barong sangat tergantung pada irama-irama tabuh dari alat musik gamelan tersebut. Seperti halnya pertunjukkan-pertunjukkan drama, pertunjukkan tari Barong ini dari awal hingga akhir terdiri dari lima babak, yang pada babak pertama diawali dengan fragmen atau semacam pengantar cerita. Alur dari pertunjukkan tari ini mengartikan nilai filosofi yang menyatakan bahwa peperangan antara kebaikan dan kejahatan di dunia ini selalu ada serta berlangsung terus menerus. Pertunjukkan tari Barong ini biasanya hanya berlangsung selama satu jam.

Sedangkan "Tari Kecak" merupakan pertunjukan kesenian tari khas Bali yang diciptakan sekitar tahun 1930 dan dimainkan oleh laki-laki. Tari ini diperankan oleh banyak (puluhan atau lebih) penari laki-laki yang posisinya duduk berbaris membentuk suatu lingkaran dengan diiringi irama tertentu yang menyerukan "cak" secara berulang kali, sambil mengangkat kedua lengan. Tari Kecak ini menggambarkan kisah Ramayana di mana saat barisan kera membantu Rama melawan Rahwana. Pada mulanya tari Kecak ini berasal dari ritual tarian "Sang Hyang", yaitu tradisi tarian yang penarinya akan berada dalam kondisi yang tidak sadar (trance). Dalam hal ini penari tersebut sedang melakukan komunikasi dengan Tuhan atau kepada para roh leluhur yang kemudian menyampaikan keinginan dan harapan kepada masyarakatnya. Para penari yang duduk melingkar itu mengenakan kain bermotif kotak-kotak seperti papan catur yang mengikat pada pinggang mereka. Selain penari

Page 5: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

tersebut, ada pula beberapa penari lainnya yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana, seperti Rama, Shinta, Rahwana, Hanoman, dan Sugriwa. Iring-iringan lagu atau musik yang mengiringi tari Kecak selama berlangsung diambil dari ritual tarian Sanghyang, yang tidak menggunakan alat musik. Akan tetapi hanya menggunakan kincringan yang dikenakan pada kaki penari yang memerankan tokoh-tokoh Ramayana. Sekitar tahun 1930-an seniman Wayan Limbak bekerja sama dengan pelukis asal Jerman yaitu Walter Spies menciptakan kreasi tari Kecak berdasarkan tradisi tari Sanghyang yang digabungkan dengan mengambil bagian-bagian dari kisah Ramayana. Wayan Limbak memperkenalkan dan mempopulerkan tari Kecak ini saat ia berkeliling dunia bersama rombongan penari Balinya.

Hari Raya Galungan

Page 6: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

Galungan adalah hari kemenangan Dharma melawan Adharma yaitu pemujaan terjadinya kemenangan kebenaran atas ketidakbenaran dengan restu Sang Hyang Widhi Wasa. Galungan diadakan kira 210 hari sekali pada hari Rabu Kliwon Wuku Dungulan

Kata "Galungan" berasal dari bahasa Jawa Kuno yang mempunyai arti “menang” Galungan mempunyai arti yang sama juga dengan “Dungulan”, yang juga berarti menang. Oleh karena itu di Jawa, wuku yang ke 11 disebut “Wuku Galungan” dan di Bali disebut dengan “Wuku Dungulan”. Kedua nama itu berbeda namun artinya tetap sama.

Sampai saat ini belum ada yang bisa memastikan kapan Hari Raya Galungan ini pertama kalinya dirayakan di Indonesia, Galungan dirayakan untuk pertama kalinya pada hari Purnama Kapat, Budha Kliwon Dungulan, pada tahun Saka 804 (882 Masehi).

Apabila bertepatan dengan purnama, Galungan di adakan dengan upacara yang lebih utama dan lebih meriah. Disamping itu ada keyakinan bahwa hari Purnama itu adalah hari yang diberkahi oleh Sanghyang Ketu yaitu Dewa Kecemerlangan. Ketu artinya terang (lawan katanya adalah Rau yang artinya gelap). Karena itu Galungan, yang bertepatan dengan bulan purnama disebut “Galungan Nadi”, yang datangnya sekitar kurun waktu 10 tahun sekali.Berdasarkan Lontar Purana Bali Dwipa Disebutkan pula, bahwa pulau Bali saat merayakan Galungan pertama itu bagaikan Indra Loka.

Galungan sempat di hentikan perayaannya pada masa raja Sri Ekajaya (tahun Saka 1103) dan raja Sri Dhanadi. Namun saat Galungan dihentikan perayaannya banyak terjadi musibah dan malapetaka yang menimpa Bali, saat itu banyak pejabat pejabat wafat diusia yang relatif masih muda. Saat raja Sri Dhanadi mangkat dan digantikan raja Sri Jayakasunu pada tahun 1126 Saka, barulah Galungan dirayakan kembali setelah beberapa puluh tahun tidak dirayakan.

Cerita ini semua dipaparkan dalam Lontar Sri Jayakasunu yang bercerita tentang kegundahan raja Sri Jayakasunu yang merasa heran,karena banyak pejabat pejabat meninggal saat usia muda, oleh sebab itu kemudian Raja Sri Jayakasunu melakuakan semedhi tapa brata dan mendekatkan diri dengan para Dewata, tapa brata dilakukan di Pura Dalem Puri, tak jauh dari Pura Besakih. Saat melakukan tapa brata raja Sri Jayakasunu mendapatkan bisikan gaib ( pawisik ) yang berasal dari dewi Durgha. Dalam bisikan gaib ( pawisik ) itu Dewi Durgha menjelaskan kepada raja bahwa leluhurnya selalu berumur pendek karena tidak lagi merayakan Galungan. Dewi Durgha meminta kepada raja Sri Jayakasunu untuk kembali mengadakan perayaan Galungan pada setiap Rabu Kliwon Dungulan sesuai dengan tradisi yang pernah berlaku. Lalu dewi Durgha juga meminta raja Sri Jayakasunu dan rakyatnya untuk memasang “penjor” Penjor sendiri mempunyai makna ungkapan rasa terima kasih atas kemakmuran dan kesejahteraan yang melimpahkan ruah dari Hyang Widhi wasa ( Tuhan Yang Maha Esa ). Penjor adalah Bambu yang menjulang tinggi dan melekung ini diibaratkan sebagai gambaran gunung agung tempat suci para dewa bersemayam. Penjor ini dihiasi dan terdiri dari kelapa ,pisang, tebu, padi, dan kain.ini semua adalah perwakilan dari seluruh tumbuhan sandang dan pangan.

Satu hari sebelum Galungan yaitu pada hari selasa, diadakan juga Upacara pembersihan diri dan hari ini dinamakan hari Anggara Wage Dungulan atau hari Penampahan di mana segala nafsu harus dihilangkan dan semua sifat manusia yang tidak baik di tinggalkan untuk menyambut hari Galungan esok hari dengan hati yang bersih dan suci lagi.

Page 7: Budaya pulau dewata bali€¦  · Web viewBudaya pulau dewata bali. Sejarah. Sejarah Bali mengungkapkan adanya berbagai dinasti dan kerajaan lokal. Dinasti yang pertama kali ada

Pada esok harinya setelah Galungan pada hari kamis seluruh masyarakat bali yang beragaman hindu bersama sama menikmati sisa sajian dan melakukan pensucian dan sembahyang di rumah masing masing pada saat fajar menyingsing dengan air wangi (kumkuman) dan air suci (tirtha).Lalu saling berkunjung dan mendoakan keselamatan.

Pada hari berikutnya dinamakan hari “Sabtu Pon Dungulan” yang juga disebut hari Pemaridan Guru. Hari ini melambangkan kembali nya dewata ke sorga dan meninggalkan anugrah hidup sehat dan panjang umur (kadirghayusaan).Dihari ini seluruh umat dianjurkan untuk menghaturkan canang meraka dan matirta gocara. Upacara ini mengandung makna umat dapat menikmati Waranugraha Dewata. Dihari selanjutnya yaitu hari “Jumat Wage Kuningan” juga disebut hari Penampahan Kuningan.. Dihari ini dianjurkan untuk melakukan kegiatan rohani yang disebut juga dengan “sapuhakena malaning jnyana”, yaitu menghilangkan pikiran pikiran yang tidak baik dalam diri kita. Pada keesokan harinya, “Sabtu Kliwon” disebut juga hari “Kuningan”. Pada saat upacara dan memberikan sesajian hendaknya dilaksanakan pada pagi hari karena saat tengah hari para dewata sudah kembali ke surga Saat ini Galungan diperingati dengan meriah oleh seluruh umat hindu di bali dengan mengadakan Upacara dan bazar yang tersebar di seluruh kabupaten dan kota yang ada di Bali.

Apakah Kebudayaan masyarakat tradisional Bali masih dilestarikan hingga saat ini?

Menurut saya jawabannya adalah iya, nilai-nilai leluhur, seni dan budaya bali tetap diwariskan dan dilestarikan dalam kehidupan mereka sehari-hari hingga saat ini, bahkan banyak pula turis-turis asing yang ingin mempelajari beberapa budaya-budaya yang ada di pulau bali dan saya sangat bangga sekali karena keelokanya pulau bali dan keunikan budaya-budayanya indonesia menjadi sangat di kenal oleh turis-turis asing.