Buku Diktat Divisi Arus Deras Mapateksi 2015

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Berisi tentang pengetahuan awal mengeanai SAR air, Water resque dan rafting

Citation preview

BAB 1ARUNG JERAM

I. PengertianArung jeram adalah suatu aktifitas pengarungan bagian alur sungai yang berjeram/riam, Dengan menggunakan wahana tertentu. Pengertian wahana dalam pengarungan sungai berjeram / riam yaitu sarana / alat yang terdiri dari perahu karet, kayak, kano dan dayung. Tujuan berarung jeram bisa dilihat dari sisi olah raga, rekreasi dan ekspedisi. Jadi dengan demikian kita dapat definisikan bahwa olah raga Arung Jeram (White Water Rafting) merupakan olah raga mengarungi sungai berjeram, dengan menggunakan perahu karet, kayak, kano dan dayung dengan tujuan rekreasi atau ekspedisi.

II. Pelaksanaan Arung JeramII.A Peralatan dan perlengkapan

Gambar 1 : Caang Mapateksi saat menggunakan peralatan arung jeram seperti perahu, dayung, pelampung dan helm)

Perahu KaretPerahu karet (Inflatable Raft) untuk keperluan olah raga arung jeram, dibuat dari bahan karet sintetis sedemikian rupa sehingga kuat tetapi tetap elastic. Gambar 2 : Inflatable Raft DayungDayung sebagai alat kayuh pada olah raga arung jeram sedapat mungkin dibuat dari bahan yang kuat tetapi ringan; misalnya kayu mahogany dan kombinasi antara fiberglass dan aluminium. Dayung yang dipergunakan oleh awak perahu, panjangnya berkisar antara 4,5 6 kaki. Tetapi umumnya adalah 5 5,5 kaki. Sesungguhnya faktor penentu ukuran panjang dayung ada tiga hal, yaitu : besar badan dan kekuatan awak, diameter tabung perahu, dan fungsinya, sebagai pendayung awak atau pendayung kemudi atau kapten. Gambar 3: Dayung PELAMPUNGJenis pelampung yang baik dan benar untuk arung jeram adalah pelampung yang sesuai dengan ukuran postur tubuh, berisi gabus tebal (dapat berfungsi sebagai penahan benturan terhadap benda keras). Gambar 4 : Pelampung

HELM (PELINDUNG KEPALA)Mengarungi sungai berjeram dengan letak bebatuan yang tidak beraturan atau sungai dengan derajat kesulitan yang tinggi, helm mutlak digunakan. Tujuannya untuk melindungi kepala dari kemungkinan benturan benda keras. Helm yang baik harus ringan, tahan air dan tidak mengganggu pandangan maupun gerakan.

Gambar 5 : Helm ( Pelindung Kepala)

POMPA DAN PERALATAN REPARASIPompa yang digunakan untuk mengisi tabung- tabung udara perahu harus selalu dibawa pada saat mengarungi sungai. Sebab hal itu untuk menjaga bila udara dalam tabung-tabung itu berkurang / kempes. Dimaksudkan dengan peralatan reparasi berkaitan dengan reparasi pompa dan perahu (karena sobek, berlubang dan lain-lain). TALIPerahu karet dilengkapi tali jenis karmantle sepanjang 40 meter yang digunakan sebagai : tumpuan kaki, pengaman awak perahu dan tali jangkar. PERLENGKAPAN PPPKMutlak harus dibawa. Jenis dan jumlah obatnya dapat disesuaikan dengan kondisi medan dan kebutuhan selama mengarungi sungai.

II.B Teknik-teknik diatas perahu1. POSISI DUDUKNamun begitu cara duduk yang dikenal selama ini ada dua : Dengan duduk seperti menunggang kuda (Cowboy style),dimana kedua kaki menjepit lingkaran tabung udara perahu. Seperti orang perempuan duduk membonceng sepeda motor, dimana kedua kaki masuk ke bagian dalam perahu.2. MENDAYUNGDalam mendayung tidak perlu berlebihan tanpa arah yang tepat. Tetapi kalau memang dibutuhkan tambahan kecapatan, maka masukkan gagang dayung ke dalam air dan kayuh dengan tenaga penuh. Pada kesempatan ini otot perut dan tangan dikerahkan untuk mendapatkan tenaga yang optimal dan efektif.3. MANUVERFerry merupakan teknik dasar manuver. Digunakan ketika melewati belokan sungai dan menghindari hambatan / rintangan jeram.4. PERENCANAAN JALUR (PLANNING A COURSE)Sebelum melewati jeram, rencanakan dahulu jalur mana yang mungkin dipilih, karena bila diamati dengan seksama ada banyak alur jeram yang secara langsung merupakan rintangan yang harus dihindari. Pilih jalur termudah.

INTERNATIONAL SCALEAngka ukurannya adalah I s.d. VI; I = mudah dan VI = amat sulit dan tidak mungkin dilalui. Angka skala kesulitan ini berlaku dan digunakan di sungai-sungai 0 Air mendatar dan tenang 1 -2 Ombak bergelombang kecil, mudah dan tidak ada rintangan /hambatan yang berarti. Lintasan jalur/ alur sungai sangat jelas 3-4 Tingkat kesulitan jeram agak moderat, sedang, dan lintasan jalur/alur sungai sangat jelas. Memerlukan pengalaman yang cukup ditambah perlengkapan dan perahu yang memadai. 5-6 Sulit, ombak bergelombang tinggi dan tak beraturan, berbatu-batu, banyak pusaran air, Jeram berlintasan sangat jelas tapi sempit. Untuk mengarunginya dibutuhkan keahlian mengendalikan perahu. 7-8 Sangat sulit, aliran sungai berjeram panjang dan berturut-turut dan berombak kuat, tak beraturan dan banyak batuan yang membahayakan, pusaran air yang berbuih-buih, lintasan sulit diintai. Diperlukan kendali yang tepat dan cepat. Diutamakan awak perahu yang berpengalaman dan perlengkapan yang terbaik. 9-10 Teramat sangat sulit, jeramnya sulit dikendalikan berbahaya dan berturut-turut sepanjang jarak tertentu. Diantara awak perahu tidak ada kesempatan paling menyapa, karena setiap saat dihadapi arus berbahaya, aliran yang sangat curam. Kondisi seperti ini sangat memerlukan awak perahu dan perlengkapan yang terbaik. Seluruh awak harus berhati-hati dan tetap waspada. U Sama sekali tidak mungkin dilalui.

ARUS SUNGAI Alur Lurus.Pada sungai beralur atau relatif lurus, dan berkedalaman sama, arus utamanya/ main current berada pada bagian tengah sungai dan dekat dengan permukaan air. Hal ini terjadi karena adanya penghambatan kecepatan arus yang ditimbulkan oleh pergesekan gerak air dengan dasar dan tepian sungai.

Belokan.Jika sungai berbelok tajam ke kiri, maka arus utamanya berada di bagian kanan sungai, begitu pula sebaliknya. Pada sungai berarus deras, belokan sungai yang tajam biasanya berdinding curam dan berbatu. Dan biasanya arus utama akan membentur tepian sungai dan menimbulkan serangkaian ombak. Jeram.Jeram terbentuk pada suatu aliran sungai karena adanya perbedaan tinggi muka air yang berarti dalam suatu jarak yang relatif pendek. Semakin besar tinggi muka air pada suatu jarak yang anda lalui, semakin menantang pula jeram-jeramnya. Di ujung senjang ketinggian muka air ini, dorongan arus yang kuat akan bertabrakan dengan yang lemah dan menimbulkan lompatan ombak yang bentuknya beraturan atau hampir beraturan. Ombak ini disebut dengan ombak tegak ataustanding wave, dan jika cukup besar disebut denganhaystack.Haystackterbesar di AS mencapai ketinggian lebih dari 3 meter. Di Indonesia, haystack yang besar dan tidak kalah menantang cukup banyak. Penyempitan alur.Sering alur sungai pada tempat-tempat tertentu menyempit untuk kemudian melebar kembali. Pada alur penyempitan seperti ini, kecepatan arus akan meningkat. Dan setelah melewati daerah ini arus akan menimbulkan serangkaian ombak tegak ataustanding wavesebelum melambat dan kehilangan kekuatannya. Batu di atas permukaan air.Semua rintangan yang timbul di atas permukaan air akan menghalangi aliran arus normal. Air menabrak permukaan batu, berbalik, dan pecah ke kanan kirinya lalu menimbulkan beberapa bentuk gerakan air. Gerak arus berupa riak dan ombak di depan suatu batu yang timbul di atas permukaan air disebutcushion. Bila volume air kecil dan kecepatan arus rendah,cushionini mungkin mudah terlihat. Namun bila volume air besar dan kecepatan arus cukup tinggicushionakan menjadi berbahaya dan mampu melemparkaninflatable raft.Sebagaimana arus pecah dan meluncur pada kedua sisi batu yang muncul di atas permukaan air, dan kemudian mengisi kesenjangan muka air yang terdapat di belakang batu yang dilaluinya itu, gerakan air ini akan menimbulkan arus balik atau disebut denganeddy.Eddyjuga ditimbulkan oleh bentuk tepian sungai yang tidak beraturan. Misalnya tepian sungai dengan bongkahan-bongkahan batu yang besar dan menjorok ke dalam. Biasanya di belakang batu-batu tersebut terdapateddyyang sangat baik untuk melakukan pendaratan.Daerah transisi antara aliran arus normal atauup streamdengan arus balik ataueddydisebut denganeddyline. Baik pada sungai dangkal atau dalam,eddylineini memisahkan aliran arus sungai ke dalam dua arah aliran yang berbeda, satu ke hilir dan satu ke hulu. Jika haluaninflatable raftmasuk ke dalam aruseddyyang mengarah ke hulu dan buritannya masuk ke dalam arus utama yang mengarah ke hilir, maka 2 aliran yang berlawanan ini cenderung akan memutarinflatable raft.Di tempat yang dalam dan berarus kuat,eddylineini dapat menimbulkan suatu bentuk arus yang berbahaya, yang merupakan paduan atara gerak air berputar horizontal (berpusar) dan gerak air vertikal.Inflatable raftyang berada di tengaheddylineseperti ini dapat terputar dan terlempar, dan pada keadaan seperti itu arus menghantam acak dari segenap penjuru. Sebagian orang menamakan arus yang memusingkan ini sebagaieddywall. Batu di bawah permukaan air.Jika permukaan batu begitu dekat dengan permukaan air, maka sebagian air akan naik dan lewat di atasnya , dan akan membentuk suatu cembungan air yang disebut denganpillow. Jika permukaan batu cukup jauh dengan permukaan air maka sebagian air yang naik dan lewat di atasnya, setelah melewati batu itu akan menukik dan melompat kembali membentukstanding wave. Jika air dangkal dan permukaan batu begitu dekat dengan permukaan air, maka setelah melewati permukaan batu itu, air segera jatuh dengan tajam dan membentuk suatu jalur buih dengan permukaan bergelombang.Aliran arus yang menabrak batu dan melebar ke samping yang membentuk buih, riak, daneddylineyang berbentuk V atau U disebut dengan V. Jika ada dua buah batu yang letaknya berseberangan maka ekor V nya akan saling memotong membentuk V kedua yang ujungnya mengarah ke hilir. V yang ujungnya menghadap hulu atauup streamdisebutV up streamdan V yang ujungnya menghadap hilir ataudown streamdisebutV down stream.V up streamujungnya menunjukkan letak batu yang berada di bawahnya, sedengkanV down streammenunjukkan alur lintasan di antara kedua batu tersebut. Seringkali awal suatu jeram ditandai denganV down stream.Mirip denganpillow, namun bila di belakang batu itu arus membentuk cekungan atau lubang, maka gerak arus ini disebut denganhole, atau menukik dari batu itu berputar kembali ke depan membentuk lubang air yang bisa menahaninflatable raft, membalikkannya, bahkan menjeratnya ke dalam buih air yang berbahaya.Holeyang besar sama bahayanya dengan dam atau pintu air. StrainersStrainersadalah sesuatu yang berada di atas aliran air.Strainersdapat berupa pohon maupun tebing, semacam gua atau jembatan. Halangan tersebut tidak jauh dari permukaan air, oleh sebab itu strainers sangat berbahaya bagi para pendayung.II.C MENGHADAPI KEADAAN DARURAT1. MENABRAK BATUMenabrak batu yang muncul di permukaan air, umumnya jarang berakibat fatal bila diatasi dengan cepat dan tidak panik. Jika tabrakan dengan batu tak mungkin dihindari, maka arahkan haluan ke batu tersebut. Akibat dari tindakan ini, perahu akan terhenti sesaat dan arus di sekitar batu akan memutar perahu dan bagi awak perahu yang kurang waspada biasanya akan terpental dari perahu. Lakukan langkah-langkah pengamanan dengan posisi siap mendayung untuk keluar dari situasi berbahaya lebih lanjut, di sebelah hulu.

2. MENEMPEL DI BATUBila perahu menabrak batu pada sisi kiri / kanan maka seluruh awak dari sisi lainnya harus segera berpindah ke sisi dimana perahu itu menempel di batu.

Gambar 6 : Kondisi saat perahu menempel di batu

3. Perahu TerbalikBila perahu akan terbalik waspada dan hati-hatilah terhadap bahaya berikutnya, baik terhadap benda-benda keras di dalam perahu atau batu itu sendiri.

Gambar 7 : Kondisi saat perahu terbalik4. Membalikan perahuAwak perahu naik ke sisi perahu yang mengarah ke hulu. Setelah perahu dimiringkan dengan bantuan tali, arus sungai dari bagian hulu akan membantu mendorong bagian bawah yang memutar perahu untuk dan mudah dibalikkan kembali. Gambar 8 : Tahapan saat awak berusaha membalikkan perahu

5. BERENANG DI JERAMBila awak perahu terlempar dari perahu, berteriaklah agar diketahui oleh teman yang lain. Berenanglah ke arah tepi atau ke arah perahu. Posisi berenang yang benar pada sungai yang berjeram dan berbatu yaitu dengan muka menghadap ke hilir. Pada jeram tanpa batu, posisi berenang adalah mendatar diatas perut seperti biasa. Gambar 9 : Posisi saat muka tetap diusahakan menghadap keatas dan posisi berenang mendatar diatas perut seperti biasa.

Gambar 10 : Posisi yang benar saat berenang di jeram

III. Lokasi-Lokasi Sungai Yang Biasa Digunakan Untuk RaftingDi Indonesia sendiri banyak sekali sungai yang bisa di manfaatkan untuk olahraga ekstream seperti ini. Dan berikut ini adalah 9 sungai di Indonesia yang sering di gunakan untuk olahraga Arung Jeram:1. Sungai Citarik SukabumiArung Jeram Sungai Citarik dikategorikan pada grade III, dimana pemula masih diperbolehkan dengan bimbingan pemandu. Jalur dengan bebatuan besar menjadi ciri khas dari Sungai Citarik. Terdapat paket dengan jarak bervariasi, dari 5 km, 9 km, 13 km, hingga yang terjauh 17 km. Harga dan fasilitas berbeda oleh setiap penyelenggara jasa rafting.

Gambar 11 : Lokasi arung jeram sungai Citarik-Sukabumi2. Sungai Pekalen ProbolinggoJeram Sungai Pekalen memiliki grade II sampai III+, masih dalam batas aman bagi pemula dengan pemandu. Rafting Pekalen dibagi menjadi 3 bagian untuk rafting, ada Pekalen Atas, Pekalen Tengah dan Pekalen Bawah. Jarak dari trip rafting berbeda. Untuk Pekalen Atas tripnya 12 km, Pekalen Tengah 7 km dan Pekalen Bawah 10 km. Anda dapat melihat 10 air terjun hingga Gua Kelelawar.

Gambar 12 : Lokasi arung jeram sungai Pekalen-Probolinggo3. Sungai Citatih SukabumiJeram Sungai Citatih terletak di Desa Bojongkerta, Kab Sukabumi. Sungai Citatih masuk ke dalam grade III IV. Tidak mudah, kuncinya dengarkan aba-aba dari pemandu berpengalaman. Terdapat tiga paket jeram berbeda dengan jarak 9 km, 12 km, hingga 21 km. Sungai Citatih memiliki lebih dari 20 jeram yang memiliki keunikan masing-masing. Selama rafting, Anda akan disuguhi langsung oleh pemandangan alam, biawak di pinggir sungai, sampai penduduk asli di tepi sungai.

Gambar 13 : Lokasi arung jeram sungai Citatih-Sukabumi4. Sungai Elo MagelangJeram Sungai Elo terletak di Magelang. Untuk tingkat kesulitannya Jeram ini sedikit lebih mudah. Sungai Elo memiliki jarak 12 km dengan grade II sampai III yang cocok bagi pemula. Rafting akan memakan waktu antara 2,5 sampai 3 jam perjalanan. Jeram-jeram di sekitar kelokan dan turunan Sungai Elo menciptakan sensasi dan adrenalin yang cukup liar. Pemandangan Gunung Merbabu dan Merapi menghiasi pemandangan di sekeliling Sungai Elo. Gambar 13 : Lokasi arung jeram sungai Elo-Magelang

Gambar 14 : Lokasi arung jeram sungai Elo-Magelang5. Sungai Alas AcehAcehmemiliki salah satu lokasi arung jeram yang menantang bernama Sungai Alas. Aliran sungai ini membelah Taman Nasional Gunung Leuser, NAD. Dengan gradeIII IV, Sungai Alas tidak cuma memiliki arus yang deras, tapijuga belokan-belokan tajam yang memacu adrenalin. Kalian yang masih pemula bisa mengarungi Sungai Alas mulai dari Muarasitulan di Kota Kutacane sampai Kota Gelombang. Sementara kamu yang sudah lihai bisa menjajal rute mulai dari Angusan. Kamu akan disuguhi pemandangan alami yang indah di sepanjang sungai, bahkan bisa berpapasan dengan satwa liar yang sedang minum di tepi sungai.

Gambar 15 : Lokasi arung jeram sungai Alas-Aceh6. Sungai Asahan Sumatera UtaraSungai Asahan yang terletak di Sumatera Utara ini adalah sungai yang menantang untuk berarung jeram. Tingkat kesulitan yang mencapai grade IV V membuat sungai ini sering dijadikan sebagai tempat pertandingan arung jeram tingkat nasional maupun internasional. Bahkan, Sungai Asahan disebut-sebut sebagai tempat berarung jeram terbaik ketiga di dunia, setelahZambesi di Afrika dan Sungai Colorado di Amerika Serikat. Dengan titik start dari Desa Tangga, Kecamatan Bandar Pulau, Kabupaten Asahan, Sumatera Utara, kamu mesti menyusuri sungai yang berarus deras dan medan yang sulit sejauh 22 kilometer.

Gambar 16 : Lokasi arung jeram sungai Asuhan-Sumatra Utara7. Green Canyon PangandaranGreen Canyon merupakan obyek wisata sekaligus body rafting di Pangandaran, Jawa Barat. Berbeda dengan rafting pada umunya, pengunjung dituntut untuk melakukan body rafting di atas batu karang menggunakan jaket pelampung untuk kembali ke perahu. Di samping air warna hijau khas Green canyon, Anda juga dapat menikmati sampai memanjat tebing di sekelilingnya dan melompat dari tas batu yang tinggi. Seakan jantung ketinggalan di atas!

Gambar 17 : Lokasi arung jeram sungai Green Canyon - Pangandaran8. Sungai Ayung UbudWisata arung jeram Sungai Ayung ada di Desa Payangan, Ubud. Sungai Ayung sudah cukup lama dikenal sebagai lokasi arung jeram menarik dan terkenal di Bali. Sungai Ayung adalah sungai terpanjang di Pulau Bali yang mempunyai panjang jalur arung jeram sampai 12 kilometer, dengan waktu tempuh sekitar 2 jam. Uniknya, Anda bisa berfoto foto-foto dengan background ukiran pada batu batu di pinggir sungai dengan panjang hingga ratusan meter.

Gambar 18 : Lokasi arung jeram sungai Ayung-Ubud9. Sungai Serayu Banjarnegara.Jeram sungai Serayu terletak di Kec Sigaluh, Kab Banjarnegara. Jeram di sungai Serayu ini cukup memacu adrenalin, hanya saja masih belum begitu populer di kalangan pecinta rafting. Sungai Serayu berhulu di Kabupaten Wonosobo dan bermuara di Cilacap dengan jarak tempuh 18 km. Di dalam perjalanan selain disuguhi pemandangan yang menakjubkan, terdapat hamparan persawahan, dan sungai yang masih bersih.

Gambar 19 : Lokasi arung jeram sungai Serayu BanjarnegaraBAB 2WATER RESCUE

I. PengertianWater Rescuemerupakan salah satu teknik pertolongan yang dilakukan di air. Atau suatu tindakan penyelamatan secara efektif dan efisien, jika manusia dan segala sesuatu yang berharga berada dalam keadaan yang mengkhawatirkan di air.

II. Kecelakaan yang terjadi di AirBeberapa penyebab kecelakaan di air, khususnya di sungai atau di kolam renang adalah faktor keteledoran manusia. Hal ini disebabkan oleh kurangnya pengetahuan dan pemahaman, keterampilan, kehati-hatian, lalai atau lengah, ceroboh, atau keadaan fisik dan mental yang kurang sehat. Bahaya-bahaya yang sering terjadi di sungai atau kolam renang antara lain disebabkan sebagai berikut :(a). Tidak melakukan pemanasan (warming up) sebelum latihan berenang.(b). Tidak mematuhi peraturan dan tata tertib di kolam renang.(c). Tidak menguasai teknik berenang yang baik.(d). Terlalu lelah atau terlalu lama berenang.(e). Belum sarapan (makan) sebelum latihan renang.(f). Terlalu dekat waktu makan dengan waktu berenang (sebaiknya 2 jam sebelum berenang arus sudah makan).(g). Sarana dan prasarana kolam yang kurang memadai, dan lain sebagainya.Berbagai macam kecelakaan atau cedera yang sering menimpa seorang siswa atau atlet yang sedang berenang dikolam renang, antara lain sebagai berikut:(a). Kejang-kejang otot (kram), seperti otot tungkai/kaki, otot lengan, dan otot perut.(b). Keseleo persendian, pergelangan kaki (engkel joint), persendian dengkul (knee joint), persendian bahu (solder joint), pergelangan tangan (wrist joint), dan tulang belakang.(c). Luka, baik luka dalam maupun luka luar yang diakibatkan oleh benturan dengan sesama perenang, alat pemisah kolam, dan sisi kolam (dinding) atau lantai kolam (jika dangkal).(d). Pingsan akibat kelelahan.(e). Tidak dapat berenang sehingga terlalu banyak minum air kolam. Penyebab lainnya, terutama penyakit yang diderita atau yang tidak terduga lainnya.

III. Perlengkapan dalam Water Resque1. Perahu : perahu dalam pengarungan haruslah aman dari benturan dan abrasi serta mudah dikendalikan.

Gambar 20 : Tim dari Basarnas sedang melakukan pencarian korban di Laut2. Repair Kit: terdiri dari lem, benang, nylon, jarum jahit, dan bahan penambal.3. Rescue rope: berfungsi untuk menolong anggota tim yang terjatuh ke sungai dan dapat berguna juga dalam linning dan scouting. Tali terbuat dari bahan nylon dengan warna mencolok agar dapat terlihat oleh korban, mempunyai daya apung yang tinggi.

Gambar 21 : Carmantel atau Resque Rope4. Bag: kantong ini berguna untuk menyimpan kaera, obat-obatan, makanan dan benda-benda lain agar tidak basah.

Gambar 21 : Dry Bag tahan air yang biasa digunakan untuk membawa peralatan 5. Carabiner: terbuat dari alumunium alloy, berguna untuk menghubungkan satuan alat dengan alat lainnya. Misalnya untuk mengaitkan throw bag pada D-ring (cincin metal berbentuk D yang menempel pada perahu).

Gambar 22 : Carrabiner6. Dayung: berguna dalam manuver, mengatur gerakan perahu. Biasanya terbuat dari ka, alumunium, fiberglass. Bagian dari dayung terdiri dari gagang tangkai (T-Grip), tangkal dayung dan bilah (blade)

Gambar 23 : Dayung7. Helm: penutup kepala berguna untuk melindungi kepala bagian ning, pelipis, telinga, dan kepala bagian belakang dan benturan. Terbuat dari bahan yang tidak mudah pecah dan memiliki lubang-lubang kecil di atasnya.

Gambar 23 : Helm8. Jaket pelampung: berguna untuk mengapungkan tubuh, melindungi tubuh dari dingin dan bagian tubuh yang penting.

Gambar 24 : Jaket Pelampung9. Peluit :digunakan untuk membantu pemberitahuan kode bahaya tertentu.

Gambar 25 : Peluit

IV. Pertolongan Pada Kecelakaan AirIV.I Pertolongan pertama pada korban tenggelamTenggelam adalah penyebab kematian keempat akibat kecelakaan. Setiap tahu ada 4000 orang tenggelam, dan sepertiganya anak anak dibawah usia 14 tahun. Kematian yang disebabkan air yang masuk ke dalam saluran pernafasan sehingga otak kekurangan oksigen. Belum lagi, tenggelam sering disertai benturan di kepala dan leher yang mengakibatkan fatal.Anak- anak sangat menyukai air. Dengan badan yang kecil , bak mandi pun dapat menjadi tempat berbahaya bagi anak-anak. Untuk itu bagi orang tua yg memiliki anak kecil harus senantiasa menjaga anaknya ketika bermain air, terutama jika berada di kolam renang. Secara umum, tenggelam di kolam renang dapat disebabkan oleh kram kaki atau leher, penurunan kesadaran, bermain di air yang dalam, tidak bisa berenang, dan jatuh terpeleset. Ditambah lagi, banyak yang tidak munggunakan alat penyelamat yang lengkap.Jika peristiwa tenggelam atau hampir tenggelam terjadi dihadapan anda, pastikan anda menguasai keadaan dan cukup terlatih.(a). Cobalah meraih korban yang hampir tenggelam dengan tangan dari sisi kolam renang, jika tidak bisa menggapainya cobalah dengan tali atau alat bantuan yang lain.(b). Jika anda memutuskan masuk ke dalam air, dekati secara hati-hati dari belakang. Jangan mendekati korban dari depan, karena ia akan merangkul anda. Akibatnya, anda pun sulit untuk bergerak.(c). Bicaralah dan tenangkan korban saat anda mendekat. Tanyakan apakah semuanya baik-baik saja.(d). Raihlah pakaiannya atau tangkupkan satu tangan ke dagu korban dan tarik korban dari belakang hingga ke tempat aman.(e). Katakan pada korban untuk menjauhkan tangannya dari anda. Teruskan menenangkan korban.(f). Jika korban berhenti bernafas tau tidak teraba nadinya, lakukan pernafasan buatan.(g). Jika korban selamat namun setelah itu menderita batuk, demam, ataupun sakit otot, segerakan periksa ke dokter.

IV.II Pertolongan Pertama Saat Kram Dalam AirKram memang bukan sebuah masalah besar jika kita berada di darat, tapi bila kita sedang di air yang dalam maka kram akan mengancam jiwa kita. Penyebab utama tenggelamnya seorang perenang akibat kram adalah kegagalan dalam mencegah terjadinya panik.Sering kita lihat ketika perenang mengalami kram, dia akan langsung berusaha ke tepi, sehingga akan terlihat gerakan yang tidak teratur dan laju renangnya pun lambat. Gerakan yang tidak teratur ini disebabkan oleh rasa sakit dan kepanikan perenang. Jika di kolam renang, langsung berusaha ke tepi sesaat terjadi kram mungkin menjadi solusi yang bagus, namun bila open water (danau, sungai, laut) jelas ini bukan solusi yang baik.Penanganan kram di darat maupun di air sebenarnya memiliki prinsip yang sama yaitu lakukan peregangan . Langkah-langkah yang harus dilakukan saat terjadi kram adalah :(a). Bersikap tenang dan jangan berusaha ke tepi.(b). Tarik napas dalam dan tahan.(c). Lakukan peregangan dan pemijatan pada otot yang kram.(d). Jangan lakukan gerakan apapun kecuali peregangan (walaupun badan kita tenggelam).(e). Tarik napas lagi, kemudian lakukan peregangan lagi.(f). Ulangi sampai nyerinya reda.(g). Setelah reda barulah berenang ke tepi, usahakan tidak menggunakan otot yang tadi kram.(h). Setelah di tepi lakukan kembali peregangan sampai otot terasa nyaman.Ada dua posisi utama untuk peregangan di air (untuk otot-otot di ekstremitas bawah), yaitu : Posisi 1 : Tekuk lutut ke arah dada, dan tarik jari kaki dan telapak kaki ke arah punggung kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot betis dan otot paha bagian belakang Posisi 2 : Tekuk paha ke belakang, tekuk lutut, tarik jari kaki dan punggung kaki ke arah telapak kaki. Posisi ini untuk mengatasi kram pada otot punggung kaki dan otot paha bagian depan.

IV.III Pertolongan Pertama Saat Pingsan Di Dalam AirPingsan bisa berlangsung dikarenakan kelelahan waktu berenang atau dikarenakan mengidap penyakit lain seperti typhus atau penyakit ayan. pertolongannya yaitu seperti berikut, siswa dibaringkan di area yang safe, teduh serta kering. posisi tubuh terlentang pada dimiringkan baju renang dikendurkan di bagian yang menghalangi pernapasan serta pada pernapasannya diberikan minyak cologne. pertolongan pertama pada korban yang tenggelam yaitu seperti berikut :(a). Baringkan tubuh korban didalam posisi terlentang dan kepala menghadap ke belakang.(b). Berikanlah napas buatan dengan meniupkan hawa napas pada mulut korban.(c). Miringkan kepala korban serta buka mulut korban dengan jari-jari tangan anda.(d). Didalam posisi miring periksa denyut nadi korban di bagian leher.(e). Periksa mata korban.(f). Kerjakan napas buatan yang ke-2 dengan menghimpit tulang rusuk dada sisi bawah berkali-kali.(g). Jika napas korban telah normal, ganti posisi terlentang jadi telungkup kepala dimiringkan.(h). Jika PPPK yang anda kerjakan belum juga sukses, segera bawa ke dokter atau rumah sakit paling dekat.

IV.IV Pertolongan Pertama Saat Memar Ketika BerenangMemar adalah cedera yang disebabkan oleh benturan atau pukulan pada kulit. Jaringan di bawah permukaan kulit rusak dan pembuluh darah kecil pecah, sehingga darah dan cairan seluler merembes ke jaringan sekitarnya (Morgan, 1993: 63). Memar ini menimbulkan daerah kebiru-biruan atau kehitaman pada kulit. Bila terjadi pendarahan yang cukup, timbulnya pendarahan didaerah yang terbatas disebut hermatoma (Hartono Satmoko, 1993:191). Nyeri pada memar biasanya ringan sampai sedang dan pembengkakan yang menyertai sedang sampai berat. Adapun memar yang mungkin terjadi pada daerah kepala, bahu, siku, tangan, dada, perut dan kaki. Benturan yang keras pada kepala dapat mengakibatkan memar dan memungkinkan luka sayat. Penanganan pada cedera memar adalah sebagai berikut:(a). Kompres dengan es selama 12-24 jam untuk menghentikan pendarahan kapiler.(b). Istirahat untuk mencegah cedera lebih lanjut dan mempercepat pemulihan jaringan-jaringan lunak yang rusak.(c). Hindari benturan di daerah cedera pada saat latihan maupun pertandingan berikutnya.

IV.V Petolongan Pertama Saat Perdarahan Di Dalam AirPerdarahan terjadi karena pecahnya pembuluh darah sebagai akibat dari trauma pukulan atau terjatuh. Kemungkinan pendarahan yang terjadi pada cabang olahraga renang ialah pendarahan pada hidung, mulut dan kulit. Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21) adalah sebagai berikut:(a). Pendarahan Pada Hidung Penderita didudukan, batang hidung dijepit sedikit kebawah tulang rawan hidung, dalam posisi ibu jari berhadapan dengan jari-jari yang lain. Lakuka kurang lebih 5 menit dengan jari tangan. Sementara penderita dianjurkan bernafas melalui mulut. Hidung dan mulut dibersihkan dari bekas-bekas darah. Biasanya pendarahan akan berhasil dihentikan, sebaiknya diberikan kompres dingin disekitar batang hidung. Sekitar mata hingga pipi. Kalau pemijatan tidak berhasil, maka atlet harus diberi perlotongan oleh dokter atau dibawa kerumah sakit. Kalau pendarahan hidung tidak mau berhenti setelah pertolongan pertama ini, kemungkinan besar disertai patah tulang, kadang-kadang deformitas dapat terjadi. Bila terjadi fraktur atau retak pada tulang hidung, maka untuk menghentikan pendarahan pada hidung tidak boleh dipijit, tetapi hanya diberi kompres dingin saja, lalu dikirim kerumah sakit. Jangan sekali-kali meniupkan udara dari hidung dengan paksa untuk mengeluarkan bekuan-bekuan darah, karena ini akan menimbulkan pendarahan paru.(b). Pendarahan Pada Mulut Hentikan pendarahan dari bibir atau gusi dengan penekenan secara langsung dan kompres dingin. Bila gigi goyang atau fraktur, jangan mencabutnya. Kirim ke dokter gigi untuk penanganan lebih lanjut.(c). Pendarahan Pada Kulit Bersihkan luka terlebih dahulu dengan obat yang mengandung antiseptic. Setelah luka kering lalu diberi obat yang mengandung antiseptik seperti betadine, apabila luka sobek lebih dari satu cm sebaiknya di jahit, apabila lepuh dan robek, potonglah sisa-sisa kulitnya kemudian dibersihkan dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat.

IV.VI Pertolongan Pertama Saat Luka Di Dalam AirMenurut Hartono Satmoko (1993:187), luka didefinisikan sebagai suatu ketidaksinambungan dari kulit dan jaringan dibawahnya yang mengakibatkan pendarahan yang kemudian dapat mengalami infeksi. Luka dapat dibagi menjadi (1) Luka lecet (Abrasi): cedera goresan pada kulit. (2) Lepuh: cedera gesekan pada kulit. Seluruh tubuh mempunyai kemungkinan besar untuk mengalami luka, karena setiap perenang akan melakukan kontak langsung pada saat latihan dan bisa juga luka karena peralatan yang dipakai.Perawatan yang dapat dilakukan oleh pelatih atau tim medis menurut Hardianto Wibowo (1995:21) adalah sebagai berikut:(a). Bersihkan terlebih dahulu luka tersebut, karena dikhawatirkan akan timbul infeksi. Cara membersihkan luka pada kulit yaitu dibersihkan atau dicuci dengan Hidrogen peroksida (H202) 3% yang bersifat antiseptik (membunuh bibit penyakit), Detol atau betadine, PK (kalium permangat) kalau tidak ada bisa dengan sabun. Setelah luka dikeringkan lalu diberikan obat-obatan yang mengandung antiseptik juga, misalnya: obat merah, yodium tingtur, larutan betadine pekat. Apabila luka robek lebih dari 1cm, sebaiknya dijahit.(b). Bila lepuhnya robek, potonglah sisa-sisa kulitnya. Kemudian bersihkanlah dan bebatlah dengan bahan yang tidak melekat. Bila lepuh utuh dan tidak mudah robek, biarkan atau letakkan bebat untuk lepuh diatasnya. Bila lepuhnya tegang, nyeri atau terlihat akan pecah, bersihkan dan kemudian tusuklah dengan jarum steril. Kemudian tutuplah dengan bebat yang bersih.

V. Teknik-teknik dasar pertolongan di airV.I Pertolongan di Air (Water Rescue)(a). Kemampuan yang harus dimiliki seorang rescue adalah : Mampu berenang dengan baik Pengendalian perahu / boat. Teknik pertolongan MFR(Medical First Responder) Pengetahuan Keahlian/ Keterampilan dan pengalaman Kondisi fisik sehat(b). Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan pertolongan di air adalah : 1. Pertimbangkan kemampuan. 2. Pengetahuan. 3. Keahlian. 4. Kesiapan fisik 5. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap kegiatan dan pertolongan Rescuer ( mental dan fisik )

V.II METODE PERTOLONGAN DI AIRPengertian : Tahapan atau urutan untuk memudahkan para penolong mengingat apa dan bagaimana ketika menghadapi kecelakaan di air. R = Reach (Pertolongan yang dilakukan dari / pinggir kolam / dermaga dengan cara meraih korban karena posisinya dipinggir atau dengan menggunakan alat sepeti galah, kayu, dan lain-lain) T = Throw (Lanjutan dari metode reach dimana pertolongan dengan cara melempar alat apung dan penolong berada pada daerah aman) R = Row (Pertolongan yang dilakukan jika kedua langkah diatas sudah tidak dapat dilakukan, maka penolong harus mendekat kearah korban dengan menggunakan kapal kecil untuk mendekat ke korban lalu melakukan reach / throw) G = Go (Pilihan terakhir yang harus dilakukan karena tidak tersedianya peralatan yang digunakan untuk mendekat dan posisi korban jauh atau tempat yang tidak memungkinkan untuk menggunakan perahu) T = Tow / Carry (Paling beresiko tinggi bagi penolong, karena harus langsung kontak dengan korban)

V.III LANGKAH MENGHADAPI KEADAAN DARURAT(a). Waktu, adalah sangat penting dalam keadaan darurat, semakin dini mengenali tanda orang akan tenggelam, semakin besar kesempatan untuk menyelamatkannya.(b). Kenali, Penilaian dan menentukan langkah selanjutnya dengan memperhatikan kondisi sekitar.(c). Tindakan - Berbicara dengan korban. - Lakukan reach dan throw kemudian row.(d). Tindak Lanjut SELF RESCUE Pengertian : Usaha mempertahankan diri dengan kemampuan sendiri dan sarana yang ada disekitarnya hingga bantuan datang. Self Rescue : Tidak menggunakan life jacket. Self Rescue : Dengan menggunakan life jacket. Posisi Help : Mengurangi suhu tubuh yang keluar. Posisi Hundle : Mengurangi suhu tubuh yang keluar tapi secara berkelompok. Kram : Cara mengatasinya. DEFENDS AND RELEASEPengertian : Defends and release adalah cara bertahan dan melepaskan diri saat melakukan pertolongan yang mana korban langsung kontak (memegang anggota badan penolong). 4 (empat) Teknik Defends yaitu : Teknik defends Duck Away. Menghalangi dengan kaki (leg block). Menghalangi dengan tangan (arm block) Elbow lift (mengangkat siku). Teknik Release terdiri dari 7 (tujuh) cara, yaitu : Double Grasp On One Arm 1. Double Grasp On Arm Front Head Hold 1. Rear Head Hold 2. Front Head Hold 3. Rear Head Hold 1. Front Head Hold 2.

TEKNIK PERTOLONGAN DENGAN CARRY Pengertian : Carry adalah teknik membawa korban dengan kontak langsung sehingga menambah resiko penolong. Metode ini digunakan, ketika : Tidak tersedia kapal atau alat bantu lain untuk mendekat. Kapal ada tetapi tidak bisa mengemudikan. Metode Reach, Throw, Row tidak bisa dilaksanakan. Bila sudah dekat, komunikasi dengan korban. Untuk memberikan pertolongan di air, dan cara masuk ke permukaan air ada 4 macam. Hal ini banyak tergantung kepada posisi korban itu berada. Langkah-langkah memberikan pertolonganLangkah-langkah teknik masuk ke air dalam memberikan pertolongan adalah sebagai berikut:(a). Meloncat dengan kaki dahulu (stride jump).(b). Lari kemudian masuk air (run and plunge dive)(c). Terjun dekat jangkauan jauh (long, shallow dive).(d). Cara mendekati korban (approach stroking). Teknik-teknik membawa korban kecelakaan di airTeknik dasar membawa korban kecelakaan di air adalah sebagai berikut:(a). Melakukan renang upaya pertolongan dengan baik.(b). Memegang lengan dari depan.(c). Memegang lengan dari belakang.(d). Memegang lengan korban dengan dua orang penolong. Pertolongan kecelakaan dengan sistem Resusitasi Jantung dan Paru atau CPR (Cardiopulmonary Resuscitation)Berikut ini adalah upaya pengecekan dan langkah-langkah dalam melakukan sistem Resusitasi Jantung dan Paru:1. Memeriksa apakah korban pingsan atau tidak.Hal ini dapat ditempuh dengan langkah-langkah berikut:(a). Goyang atau pukul-pukul korban secara perlahan dan bertanyalah: Apakah Anda tidak apa-apa?(b). Jika tidak ada jawaban, segera lakukan langkah selanjutnya.

Gambar 26 : Teknik-Teknik Dasar Pertolongan di Air 2. Buka aliran udaraUntuk membuka aliran udara dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut.(a). Luruskan kepala dan naikkan dagu.(b). Perhatikan, dengarkan dan rasakan napasnya.(c). Jika tidak ada tanda-tanda pernapasan, lanjutkan pada langkah ketiga.

3. Berikan empat kali pernapasan secara cepatDalam memberikan napas, dapat dilakukan langkah-langkah berikut.(a). Tutup hidungnya, dan berikan empat kali pernapasan.(b). Jika udara tidak mau masuk, atur ulang kembali posisi korban hingga telentang sempurna tanpa ada ganjalan di bawah badannya, luruskan kepalanya dan angkat dagunya.(c). Lakukan lagi 2 langkah tersebut sampai udara bisa masuk.

Gambar 27: Teknik-Teknik Dasar Pertolongan di Air

4. Periksa denyutCara memeriksa denyut nadi adalah sebagai berikut.(a). Periksa denyut nadinya paling tidak 10 detik (hingga satu menit jika korban menderita Hypothermiayang cukup parah).(b). Jika ada denyut tidak ada napas, lakukan segera pernapasan buatan.(c). Pernapasan buatan dilakukan dengan selang 2 kali napas setiap 15 detik (cara menghitungnya: satu dan dua dan tiga dan tiga dan empat dan lima belas, napas).(d). Jika tidak ada denyut atau napas, lanjutkan ke langkah berikutnya.

Gambar 28: Teknik-Teknik Dasar Pertolongan di Air

5. Cari bagian tengah tulang dada dan tempatkan kedua tangan di atas dada.6. Penekanan pada dada dan memberikan pernapasan buatan.(a). Tekan lurus ke bawah dengan posisi siku lurus. Tekan ke bawah 1,5 hingga 2 cm.(b). Jika yang melakukan satu orang, buat selangnya 15 kali tekanan dan 2 kali hembusan udara/napas (cara menghitungnya: satu dan dua dan tiga dan empat dan seterusnya hingga lima belas, kemudian napas, napas .).(c). Jika yang melakukan dua orang, buat selangnya 5 kali tekanan dan 1 kali hembusan udara/napas (cara menghitungnya: satu, dua, tiga, . lima napas).

Gambar 29: Teknik-Teknik Dasar Pertolongan di Air VI. Cara Mencegah Terjadinya Kecelakaan dalam AirSebelum kecelakaan air tersebut terjadi alangkah baiknya Anda mengetahui beberapa tips mencegah kecelakaan air :(a). Lakukan PereganganSalah satu penyebab terjadinya kecelakaan air adalah karena kaki keram. Mungkin saja seseorang sedang berenang di kolam yang dalam namun tiba tiba kakinya keram dan tidak bisa digerakkan sama sekali. Mungkin saja kemudian orang tersebut tenggelam lalu meninggal dunia karena kehabisan nafas.(b). Kemampuan AndaUkurlah kemampuan Anda. Jika Anda tidak begitu pandai berenang, maka pilihlah kolam yang dangkal. Namun jika anda mampu berenang dengan baik ya silakan anda pilih kolam yang mana saja.(c). Jangan Lupa MakanKeram perut juga salah satu penyebab kecelakaan air dimana korban akan merasakan rasa keram campur nyeri di bagian perut hingga tubuhnya tidak mampu digerakkan. Untuk mencegah terjadinya keram perut diantaranya adalah dengan melakukan peregangan pada pinggang sebelum Anda masuk ke dalam air dan jangan lupa ... makanlah makanan apapun sebelum Anda berenang. Yang jelas pencernaan anda tidak boleh dalam keadaan kosong saat berenang untuk mencegah terjadinya keram perut.(d). Belajar Cara Menyelamatkan Orang LainJika anda pandai berenang, apa salahnya jika anda belajar bagaimana caranya menyelamatkan orang lain yang mengalami kecelakaan air? Setidaknya Anda harus mampu menolong orang yang tenggelam. Yah ... lumayanlah orang orang juga akan berpendapat bahwa Anda adalah seseorang yang berjiwa heroic(e). Jangan SendirianJika anda merasa anda belum pandai berenang, maka jangan pernah berenang sendirian. Mintalah rekan anda yang pandai berenang untuk mengawasi anda. Siapa tahu tiba tiba anda tenggelam, setidaknya nyawa Anda dapat terselamatkan.BAB 3SEARCH AND RESCUEI. PengertianSAR merupakan singkatan dari Search And Rescue yang mempunyai arti usaha untuk melakukan percarian, pertolongan dan penyelamatan terhadap keadaan darurat yang dialami baik manusia maupun harta benda yang berharga lainnya.

II. Hakekat SARSAR merupakan kegiatan kemanusiaan yang dilakukan secara suka rela dan tanpa pamrih dan merupakan kewajiban moril bagi setiap individu yang terlatih untuk melakukan pertolongan terhadap korban musibah secara cepat, tepat dan efisien dengan memanfaatkan sumber daya/potensi yang ada, baik sarana dan prasarana maupun manusia yang ada.

III. Perkembangan Organisasi SARSemenjak terbentuknya pada Tgl. 28 februari 1972 dan dalam perkembangannya, organisasi SAR telah mengalami beberapa kali perubahan yang di lakukan oleh pemerintah untuk lebih mengoptimalkan organisasi SAR. Adapun perubahan perubahan yang pernah dilakukan adalah: Keppres No. 11 Thn. 1972. di sebutkan bahwa BASARI ( Badan SAR Indonesia) mempunyai susunan organisasi yang terdiri dari Pimpinan, Pusat Kordinasi SAR Nasional (PUSARNAS), Pusat Kordinasi Rescue, SubSub Pusat Kordinasi Rescue serta Unsur Unsur SAR. Keppres No. 44 Thn. 1974. Di jelaskan antara lain bahwa PUSARNAS (Pusat SAR Nasional) berada di bawah Departemen Perhubungan. Keppres No. 28 Thn. 1979 . di jelaskan bahwa BASARI termasuk anggota BAKORNAS PBA (Badan Koordinasi Nasional Penanggulangan Bencana Alam). Keppres No. 47 Thn 1979. PUSARNAS diganti menjadi BASARNAS (Badan SAR Nasional).Perubahan PUSARNAS menjadi BASARNAS di sertai pula dengan perubahan eselon dari eselon II menjadi eselon I atau setingkat Direktorat Jenderal. Dan untuk kelancaran tugas tugas di lapangan, Menteri perhubungan telah mengeluarkan instruksi bahwa Kepala BASARNAS ditunjuk sebagai kuasa ketua BASARI untuk tugas tugas di lapangan.BASARNAS mempunyai tugas pokok untuk membina dan mengkoordinasikan semua usaha dan kegiatan pencarian, pemberian pertolongan dan penyelamatan sesuai dengan peraturan SAR nasional dan Internasional terhadap manusia ataupun benda berharga lainnya. Kantor Koordinasi rescue (KKR) mempunyai tugas pokok untuk menyelenggarakan suatu koordinasi Rescue guna mengkoordinir semua unsur dan fasilitas SAR untuk kegiatan di wilayah tanggung jawabnya.IV. Komponen SARSebelum di aktifkannya suatu kegiatan operasi SAR, tentunya harus di dahului dengan adanya berita suatu musibah atau sesuatu yang menghawatirkan atau di khawatirkan akan terjadi musibah. Penyelenggaraan operasi SAR akan berlangsung dengan baik bila di dukung oleh komponen komponen SAR yang meliputi ; organisasi, fasilitas, komunikasi, medik dan dokumentasi.(a). OrganisasiOrganisasi dalam misi SAR akan dibentuk dalam jangka waktu tertentu demi kelancaran koordinasi dan pengendalian unsur-unsur SAR yang ada hingga kegiatan menjadi efektif dengan hasil yang optimal. Organisasi ini akan bubar dengan sendirinya apabila operasi SAR telah dinyatakan selesai. Untuk itu perlu diketahui tugas dan tanggung jawab serta hubungan dari setiap unsur SAR. SC (SAR Cordinator)Adalah pejabat yang mampu memberikan dukungan kepada KKR dalam menggerakkan unsur-unsur operasi SAR karena jabatan dan kewenangan yang di milikinya. Kemudian unsur-unsur ini diserahkan kepada SMC untuk di gunakan dalam operasi SAR. SMC (SAR Mission Coordinator)Adalah pejabat yang di tunjuk oleh kepala BASARNAS/KKR karena memiliki kualifikasi yang di tentukan atau telah mengikuti pendidikan sebagai seorang SMC yang di akui.SMC akan mengkoordinasikan dan mengendalikan operasi SAR dari awal sampai akhir. Tugas dan tanggung jawab SMC:1. Mendapatkan informasi tentang musibah.2. Mendapatkan informasi tentang cuaca.3. Menentukan/membagi areal pencarian dan cara serta fasilitas yang akan di gunakan.4. Mengadakan debriefing terhadap unsur-unsur SAR yang akan dilibatkan.5. Mengevaluasi setiap perkembangan (berdasarkan data-data yang di terima).6. Melaporkan kegiatan secara teratur ke BASARNAS/KKR.7. Mengatur dropping perbekalan.8. Mengadakan koordinasi dengan KKR tetangga bila areal pencarian tidak terbatas pada satu wilayah SAR saja.9. Menyarankan penghentian pencarian bila di pandang perlu.10. Membebaskan unsur SAR atau menghentikan kegiatan bila bantuan mereka tidak di butuhkan.11. Membuat laporan akhir perihal hasil operasi SAR yang telah dilaksanakan.Pada umumnya pengendalian SAR di lakukan di KKR namun bila tidak memungkinkan, SMC dapat berpindah sementara ke daerah yang lebih dekat dengan lokasi operasi dan mengendalikan dari daerah tersebut. OSC (On Scene Commander)OSC adalah pejabat yang di tunjuk oleh SMC untuk melaksanakan sebagian tugas SMC di lapangan. Persyaratan pejabat OSC sama dengan persyaratan seorang pejabat SMC. OSC melaksanakan tugas sebatas yang di delegasikan kepadanya. Hal ini biasanya di lakukan bila lokasi pencarian sulit untuk di kendalikan secara langsung oleh SMC atau SMC merasa perlu adanya OSC untuk membantu kelancaran tugas-tugasnya.

SRU (Search And Rescue Unit)SRU adalah unsur SAR yang di operesikan dalam kegiatan SAR dan mengikuti pentahapan penyelenggfaraan operasi. SRU dapat berasal dari berbagai organisasi/instansi yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan operasi SAR.

STRUKTUR ORGANISASI MISI SAR:SC >>> SMC >>> SRU atau SC >>> SMC >>> OSC >>> SRU

(b). FasilitasYang termasuk dalam fasilitas SAR adalah semua pendukung penyelenggaraan dalam kegiatan operasi SAR, dapat berupa fasilitas milik pemerintah, swasta, perusahaan, kelompok/organisasi masyarakat maupun perorangan. Jenisnya dapat berupa personil terlatih, kendaraan, alat komunikasi dll.(c). KomunikasiKomukasi akan berperan dalam penyampaian informasi dari satu unit ke unit lainnya secara cepat dan akan lebih memudahkan dalam pengendalian operasi terlebih dalam keadaan emergency.(d). Pelayanan Darurat MedikDalam pelaksanaan operasi SAR sangat diperlukan adanya pelayanan darurat medik untuk memberikan pertolongan pertama bila ada korban yang membutuhkan sebelum di tangani oleh pihak yang lebih berkompeten. Pelayanan ini juga di butuhkan pada saat melakukan evakuasi dan mobilisasi korban.(e). DokumentasiDokumentasi berguna untuk memberikan data dan keterangan serta analisa dari informasi misi SAR yang diterima termasuk mulai dari tahap kekhawatiran sampoai tahap konklusi misi, khususnya catatan baik secara tulisan atau visual. Ini merupakan bahan untuk evaluasi dan pedoman untuk kegiatan selanjutnyaSAR pada hakekatnya adalah kegiatan kemanusiaan yang dijiwai falsafah Pancasila dan merupakan kewajiban bagi setiap Warga Negara Indonesia. Kegiatan tersebut meliputi segala upaya dan usaha pencarian, pemberian pertolongan, dan penyelamatan jiwa manusia dan harta benda yang bernilai dari segala musibah baik dalam penerbangan, pelayaran, bencana maupun musibah lainnya.Dari batasan pengertian dan hakekat SAR diatas, jelas bahwa kegiatan SAR yang utama adalah pelaksanaan operasi. Namun dalam kegiatannya, pelaksanaan operasi hanya akan bisa berjalan dengan efektif dan efisien apabila didukung oleh pembinaan SAR yang mantap. Pembinaan SAR yang dimaksud adalah kegiatan atau tindakan yang berhubungan dengan perencanaan, penyusunan, pembangunan/pengembangan, koordinasi, pengerahan, penggunaan, dan pengendalian terhadap unsur/sarana SAR agar tercapai tingkat kemampuan dan kesiapan operasional yang dipersyaratkan.

V. Arti Penting SARPada dasarnya kegiatan SAR ini dilaksanakan oleh Negara-negara diseluruh dunia, oleh sebab itu pengaturan mengenai SAR telah disepakati juga dalam konvensi Internasional yang tentunya akan mengikat bagi Negara-negara yang telah meratifikasinya. Konvensi Internasional dimaksud adalah :(a). Adanya ketentuan dari ICAO (Internasional Civil Aviation Organization) yaitu Organisasi Penerbangan Sipil Internasional dalam Konvensi Chicago, 1944 pada Pasal VI tentang Internasional Standard and Recommended Practices Annex 12 Search and Rescue, antara lain berisi mengenai hal-hal yang berkaitan dengan penyelenggaraan SAR yang meliputi organisasi, tugas, dan kerja sama dengan Negara-negara tetangga.(b). Adanya ketentuan dari IMO (International Maritime Organization) atau Organisasi Pelayaran Inernasional, sesuai dengan Konvensi SOLA (Safety of Live at Sea) 1974 yang menentukan bahwa Negara memiliki kewajiban untuk membentuk sistim pengawasan/penjagaan pantai dan melakukan penyelamatan apabila terjadi kecelakaan di wilayah perairannya.(c). Dengan adanya ketentuan internasional yang bersifat mengikat tersebut, Negara wajib memiliki organisasi SAR yang mampu untuk menangani musibah penerbangan dan pelayaran di wilayah tanggung jawabnya sesuai dengan petunjuk teknis yang tertuang dalam IAMSAR Manual.(d). Apabila Negara tidak bisa memberikan pelayanan di bidang SAR, maka Negara yang bersangkutan dikenai status Black Area yang berpengaruh negatif terhadap aspek perekonomian, sosial politik, HANKAM, dan aspek-aspek lainnya, bahkan bisa dicabut dari keanggotaan ICAO & IMO.

VI. FILOSOFI SAR(a). Locate.Artinya memberikan gambaran yang kongkrit posisi/lokasi subyek yang mengalami musibah itu berada. Lokasi biasanya ditunjukkan dengan garis lintang dan bujur pada peta.(b). Acces.Artinya sumber-sumber dari mana saja dan dengan cara apa bantuan pertolongan ini bisa sampai menuju lokasi tempat terjadinya musibah.(c). Stabilize.Artinya penanganan/perawatan korban dengan berbagai macam kasus di lokasi kejadian itu dilakukan oleh unit-unit penolong (Rescue Unit) sebelum bantuan medis tiba untuk memberikan perawatan lebih lanjut.(d). Transport/Evakuasi.Artinya proses pemindahan korban dari lokasi ke tempat yang lebih aman untuk diberikan pertolongan pertama (evakuasi) dan transportasi dari tempat mendapat pertolongan pertama ke tempat fasilitas medis terdekat.

SIFAT SIFAT OPERASI SAR. Kemanusiaan. Netral. Cepat, Cermat, Cekatan. Tepat dan Aman. Koordinatif. Borderless