Upload
dewi-nur-fiana
View
45
Download
18
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
A. GAMBARAN UMUM PROGRAM STUDI
Di dalam pelaksanaan pendidikan Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi, sebuah panduan pelaksanaan bagi para peserta
didik sangat diperlukan sebagai pedoman yang menjabarkan
materi kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kolegium Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia. Oleh karena itu,
buku panduan ini disusun dengan tujuan agar supaya peserta
didik dapat mengetahui dan memahami tujuan pendidikan dan
materi kurikulum Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Fakultas
Kedokteran UNPAD, Bandung. Meskipun panduan ini didasarkan
pada kurikulum yang telah ditetapkan oleh Kolegium akan tetapi
materi lokal tetap dimuat dalam materi pendidikan. Pada bagian
akhir buku panduan ini, juga tercantum metoda evaluasi yang
dilaksanakan pada setiap semester.
1. VISI dan MISI
a. Visi
Menghasilkan Dokter Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang mempunyai kompetensi
profesional sebagai seorang dokter spesialis yang
mampu memberikan pelayanan, penelitian,
pengembangan dan penyebarluasan ilmu di bidang
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara paripurna untuk
1
kemaslahatan Masyarakat guna mendorong daya saing
bangsa.
b. MISI
1. Menyelenggarakan pendidikan Dokter Spesialis Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang terintegrasi serta
berorientasi pada keunggulan sehingga dihasilkan Dokter
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi yang memiliki
sikap, pengetahuan dan keterampilan sesuai dengan
standar Pendidikan Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Indonesia serta mendukung daya saing bangsa.
2. Menyelenggarakan penelitian dan menghasilkan produk
penelitian yang berkualitas serta berorientasi pada
kemaslaharan masyarakat.
3. Menyelenggarakan pendidikan dan penelitian yang
berkolaborasi dan bersinergi dengan berbagai potensi
bangsa
B. TUJUAN PENDIDIKAN PROGRAM STUDI
1. Tujuan Umum
Pendidikan Dokter Spesialis IKFR ialah bagian dari
pendidikan dokter spesialis yang akan menghasilkan Dokter
Spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (Sp-KFR) yang
mempunyai:
a. Kompetensi profesional sebagai seorang dokter spesialis
yang mampu memberikan pelayanan kesehatan
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi secara paripurna untuk
2
kemaslahatan masyarakat guna mendorong daya saing
bangsa.
b. Kompetensi akademik sebagai seorang yang mampu
menyerap, meneliti, mengembangkan dan menyebar-
luaskan ilmu kesehatan khususnya Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi sesuai dengan kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan berkolaborasi dan
bersinergi dengan berbagai potensi bangsa.
2. Tujuan Khusus
Pada akhir pendidikan melalui suatu kurikulum terpadu
seorang spesialis Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
diharapkan :
a. Menjunjung tinggi Kode Etik Kedokteran Indonesia dan
Sumpah Dokter Indonesia.
b. Menerapkan falsafah Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi dalam konteks rehabilitasi secara menyeluruh
dan sejalan dengan sistem kesehatan nasional.
c. Memiliki sikap, pengetahuan dan keterampilan untuk
menanggulangi masalah-masalah kedokteran fisik dan
rehabilitasi, terutama yang umum terdapat di masyarakat.
d. Mampu mengenal, merumuskan dan menyusun prioritas
masalah-masalah rehabilitasi, yang terdapat di
lingkungannya baik dimasa sekarang maupun yang akan
datang dan melakukan tindakan-tindakan yang sesuai
untuk memecahkan masalah tersebut dengan
merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi
program-program yang bersifat preventif, kuratif,
3
rehabilitatif berdasarkan keadaan daerah, aspek-aspek
sosial budaya serta sumber daya dan dana yang tersedia.
e. Mampu mengelola Departemen Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi sesuai standar pelayanan medik, etika profesi
dan etika keilmuan.
f. Mampu melakukan penelitian dan mempublikasikannya.
g. Mampu meningkatkan dan mengembangkan diri melalui
pengalaman belajar dengan berkolaborasi dan bersinergi
dengan berbagai potensi bangsa.
h. Memahami sistim pendidikan dan mampu mendidik
tenaga medik, paramedik dan nonmedik dalam bidang
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
C. KOMPETENSI LULUSAN PROGRAM STUDI
Standar kompetensi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi adalah standar minimal yang dimiliki oleh seorang
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dalam
melaksanakan kegiatan profesinya di masyarakat secara mandiri,
yang meliputi pengetahuan, keterampilan dan perilaku, sesuai
kurikulum pendidikan Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi yang ditetapkan oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi Indonesia.
Kompetensi Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi di bagi dalam 7 aspek kompetensi yaitu :
1. Pengetahuan medik dan profesionalisme
2. Kemampuan berempati dan keterampilan berkomunikasi
3. Kemampuan melakukan praktik perawatan pasien berbasis
kompetensi dan sistim yang berlaku
4
4. Melakukan praktik berbasis sistim dan perawatan pasien
5. Kemampuan bertindak sebagai konsultan bagi dokter/dokter
spesialis lain, profesi kesehatan lain dan masyarakat
6. Kemampuan manajerial dalam melakukan koordinasi antar
disiplin : intra-, inter- dan multidisiplin
7. Pemahaman mengenai berbagai pelayanan dan kegiatan
terkait
8. Pengembangan diri
1. PENGETAHUAN MEDIK DAN PROFESIONALISME
a. Mempunyai pengetahuan dan keterampilan untuk
bertindak sesuai standar profesional sesuai standar
profesi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
b. Mampu bersikap dan berperilaku sesuai dengan etika
profesi
c. Mampu menjaga identitas dan integritas profesi
2. KEMAMPUAN BEREMPATI DAN KETERAMPILAN
KOMUNIKASI
a. Mampu memberikan empati terhadap pasien dan
keluarga dalam melaksanakan tugas profesinya.
b. Mampu memahami pasien dan keluarga seutuhnya
dengan memperhatikan kondisi psikososial dan kondisi
masyarakat sekitarnya.
c. Mampu melakukan komunikasi dan edukasi secara
efektif dengan pasien, keluarga dan pihak terkait lainnya
5
d. Mampu memberikan analisis dan solusi secara utuh
berdasarkan kondisi medik, psikososial serta kondisi
lingkungan kepada pasien dan keluarga.
e. Mampu melakukan komunikasi yang baik dengan tetap
menjaga privasi dan kerahasiaan pasien serta keluarga
3. KEMAMPUAN MELAKUKAN PRAKTIK PERAWATAN
PASIEN BERBASIS KOMPETENSI DAN SISTIM YANG
BERLAKU
a. Mampu memberikan pelayanan secara profesional pada
pasien rawat inap dan rawat jalan sesuai dengan
kompetensinya
b. Mampu memberikan pelayanan profesional dan sesuai
dengan sistim, perundangan dan peraturan yang berlaku
c. Mampu menggunakan berbagai panduan pelayanan
medik dalam batas tertentu secara rasional
4. KEMAMPUAN BERTINDAK SEBAGAI KONSULTAN
BAGI DOKTER / DOKTER SPESIALIS LAIN, PROFESI
KESEHATAN LAIN DAN MASYARAKAT
a. Mampu menjalankan profesinya dalam bidang medis
dan kedokteran fisik dan rehabilitasi sesuai standar
profesi
b. Mampu bertindak sebagai konsultan dalam bidang
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi bagi dokter/dokter
spesialis lain, profesi kesehatan lain dan masyarakat
6
5. KEMAMPUAN MANAJERIAL DALAM MELAKUKAN
KOORDINASI ANTAR DISIPLIN : INTRA-, INTER-, DAN
MULTIDISIPLIN
a. Mampu melakukan komunikasi dan koordinasi antar
anggota tim rehabilitasi medik
b. Mampu melakukan kerjasama secara terkoordinasi
dengan dokter/dokter spesialis lain terkait
c. Mampu melakukan komunikasi dan koordinasi secara
efektif dengan profesi non medik lain yang terkait.
d. Mampu memfasilitasi dan berkoordinasi dengan
kelompok atau organisasi mayarakat/pemerintah.
6. MEMILIKI PEMAHAMAN LUAS MENGENAI BERBAGAI
PELAYANAN DAN KEGIATAN TERKAIT
a. Memiliki pengetahuan praktis mengenai berbagai sistem
yang berperan dalam pelayanan kesehatan dan
tatalaksana pasien
b. Dapat bekerjasama dan memanfaatkan berbagai
fasilitas, organisasi, sistem pelayanan lain yang ada di
masyarakat untuk meningkatkan kemampuan fungsional
dan kualitas hidup pasien secara optimal
7. PENGEMBANGAN DIRI
a. Selalu berusaha meningkatkan kemampuan
pengetahuan dan keterampilan diri dalam bidang medis
serta Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
b. Selalu berusaha meningkatkan keterampilan sesuai
dengan kemajuan teknologi kedokteran secara umum
7
terutama dalam bidang Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi
TINGKAT KOMPETENSI
Kompetensi seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi dinyatakan dalam tingkat kompetensi sesuai Miller :
Tingkat 1. Menuasai teori dan ilmu pengetahuan
Tingkat 2. Selain kompetensi tingkat 1 pernah melihat,
mengikuti suatu domenstrasi
Tingkat 3. Selain kompetensi tingkat 1 dan 2 ditambah telah
melakukan beberapa kali dibawah supervisi
Tingkat 4 . Rutin melakukan secara mandiri
STANDAR KOMPETENSI
KEDOKTERAN FISIK DAN REHABILITASI INDOINESIA
Pencapaian standar kompetensi seorang dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi harus sesuai dengan kurikulum
pendidikan kedokteran fisik dan rehabilitasi, yang dikeluarkan
oleh Kolegium Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Indonesia.
Kompetensi tersebut mencakup pengetahuan, keterampilan dan
perilaku dalam menjalankan profesinya, meliputi bidang :
1. KFR Pediatri
2. KFR Muskuloskeletal
3. KFR Neuromuskuler
4. KFR Spinal Cord Injury
5. KFR Kardiorespirasi
8
6. KFR Geriatri
7. Rawat Intensif KFR
8. Modalitas KFR
9
Tabel 1.1 Kompetensi
1. KFR PEDIATRI
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat Kompetensi
a. Memahami kekhususan anatomi dan kinesiologi pada anak
b. Memahami kekhususan fisiologi yang berhubungan dengan rehabilitasi anak
c. Memahami dasar patofisiologi dan penegakan diagnosis KFR pada kelainan yang berpotensi menyebabkan disabiitas: Gangguan tumbuh
kembang Kelainan kongenital Kelainan genetik Cedera susunan saraf
pusat dan perifer Kelainan Metabolik
a. Mampu menegakkan diagnosis KFR pada kelainan yang berpotensi menyebabkan disabilitas: Gangguan tumbuh
kembang Kelainan kongenital Kelainan genetik Cedera susunan saraf
pusat dan perifer Kelainan Metabolik Tumor Penyakit infeksi Gangguan spektrum
autistik Gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas
Penyakit rematik pada anak
a. Sesuai kode etik
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung jawab
4
10
Tumor Penyakit infeksi Gangguan spektrum
autistik Gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas
Penyakit rematik pada anak
Kelainan tulang belakang
d. Memahami berbagai gangguan fungsi yang terjadi pada kasus anak : Fungsi luhur dan
perilaku Komunikasi (bicara
danbahasa) Kardiorespirasi Kesulitan makan dan
fungsi menelan Lokomotor dan
gangguan koordinasi gerak
Kelainan tulang belakang
Learning disability Gangguan presepsi
komunikasi & koordinasi
Gangguan sensorimotor
Kesulitan makan Gangguan fungsi miksi
dan defekasi
b. Mampu melakukan dan menginterpretasi data berbagai pemeriksaan penunjang dan uji diagnosis yang diperlukan untuk penegakan diagnosis fungsional berbagai gangguan / penyakit pada anak.
4
11
Fungsi bowel dan bladder
e. Memahami masalah khusus pada anak : Learning disability Gangguan sensori
integrasi Gangguan presepsi dan
visuospasial Spastisitas
f. Memahami berbagai pemeriksaan penunjang dan uji diagnosis yang diperlukan untuk penegakan diagnosis fungsional berbagai gangguan serta penyakit pada anak
g. Memahami berbagai kondisi yang berpotensi terhadap terjadinya gangguan tumbuh kembang
12
h. Memahami proses pemulihan penyakit sebagai dasar penentuan prognosis, target / goal dan program rehabilitasi
i. Memahami penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medika mentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi konseling psikobehavioral, terapi remedial, penggunaan prostetik-ortotik, dan alat bantu sesuai diagnosis dan proses tumbuh kembang anak
j. Mengetahui pemberian jenis dan dosis terapi sesuai dengan masalah medis, pemakaian medikamentosa, gangguan metabolik dan status nutrisi anak
c. Mampu menetapkan prognosis dan target (goal) terapi jangka pendek dan jangka penjang sesuai dengan proses pemulihan penyakit
d. Mampu melakukan penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi konseling psikobehavioral, terapi remedial, penggunaan prostetik-ortotik dan alat bantu sesuai diagnosis dan proses tumbuh kembang anak
4
4
13
k. Memahami berbagai prosedur khusus: Feedng Therapy Terapi inhalasi Terapi injeksi pada
spastisitas Casting & splinting Taping, strrapping,
bandaging
l. Memahami berbagai penyulit, komplikasi dan efek samping terapi serta penetalaksanaannya
m. Memahami dampak kondisi & masalah psikososial
n. Memahami peran Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat
e. Mampu melakukan berbagai prosedur khusus: Feedng Therapy Terapi inhalasi Terapi injeksi pada
spastisitas Casting & splinting Taping, strrapping,
bandaging
f. Mampu mengenali dan mengatasi berbagai penyulit komplikasi dan dampak terapi
g. Mampu mengenali dan mencari penyelesaian dampak kondisi & masalah psikososial
h. Mampu bertindak sebagai nara sumber pelaksanaan Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat
242
33
4
4
4
14
i. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi / konseling pada pasien dan orang tua / keluarga
j. Mampu melaksanakan manajemen rehabilitasi dalam kerjasama tim
k. Mampu melakukan tahapan program dan evaluasi
l. Mampu melakukan penatalaksanaan rawat jalan, rawat inap dan rawat rumah
4
4
4
4
2. KFR MUSKULOSKELETAL
15
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat Kompetensi
a. Memahami anatomi dan fisiologi sistim muskuloskeletal
b. Memahami tahapan proses penyembuhan tulang, otot, sendi, dan jaringan lunak lainnya, sebagai dasar menentukan program rehabilitasi
c. Memahami etiologi dan gangguan fungsi pada kasus-kasus : Fraktur Amputasi Cedera dan Trauma Repetitive Trauma
Disorders Gangguan mekanik dan
degeneratif Skoliosis Osteoporosis Arthritis dan connective
tissue diseasea
a. Mampu melakukan anamnesis dan pemeriksaan KFR untuk menegakkan diagnosis KFR pada kasus-kasus: Gangguan tumbuh
kembang Kelainan kongenital Kelainan genetik Cedera susunan saraf
pusat dan perifer Kelainan Metabolik Tumor Penyakit infeksi Gangguan spektrum
autistik Gangguan pemusatan
perhatian dan hiperaktivitas
Penyakit rematik pada anak
Kelainan tulang belakang
a. Sesuai kode etik kedokteran
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung jawab
4
16
Gangguan vascular Kelainan kongenital Infeksi Keganasan Gangguan autoimun Hand and foot disorders Cedera olah raga Luka bakar Kasus lain yang
berhubungan dengan masalah muskuloskeletal
d. Memahami anamnesis dan pemeriksaan KFR pada berbagai gangguan muskuloskeletal untuk menegakan diagnosis KFR
e. Memahami berbagai pemeriksaan penunjang dan uji diagnosis yang diperlukan untuk penegakan diagnosis KFR berbagai gangguan dan penyakit muskuloskeletal
Learning disability Gangguan presepsi
komunikasi & koordinasi
Gangguan sensorimotor
Kesulitan makan Gangguan fungsi miksi
dan defekasi
b. Mampu melakukan pemeriksaan dan uji diagnostik IKFR serta mampu menginterpretasikan pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk penegakan diagnosis fungsional berbagai gangguan /penyakit muskuloskeletal.
4
17
f. Memahami proses pemulihan penyakit sebagai dasar penentuan prognosis, target / goal dan program rehabilitasi
g. Memahami penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi konseling psikobehavioral, penggunaan prostetik-ortotik dan alat bantu sesuai diagnosis
h. Mengetahui pemberian jenis dan dosis terapi sesuai dengan masalah medis, pemakaian medikamentosa, gangguan metabolik dan gizi penderita
c. Mampu menetapkan prognosis dan target (goal) rehabilitasi jangka pendek dan jangka panjang sesuai dengan proses pemulihan penyakit
d. Mampu melakukan penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi psiko-behavioral, terapi remedial, penggunaan prostetik-ortotik dan alat bantu sesuai dengan diagnosis
4
4
18
i. Memahami berbagai prosedur khusus KFR pada kasus muskuloskeletal : Trigger point therapy Injeksi intra- artikuler Taping, straping &
bandaging Casting and splinting Spray and streetch
j. Memahami indikasi, jenis, cara membuat, fitting dan check out prostesis dan ortosis yang diperlukan pada kasus-kasus musculoskeletal
k. Memahami indikasi dan penentuan alat bantu mobilitas dan AKS yang diperlukan pada kasus-kasus muskuloskeletal
l. Memahami komplikasi yang
e. Mampu melakukan berbagai prosedur khusus KFR pada kasus muskuloskeletal: Feedng Therapy Terapi inhalasi Terapi injeksi pada
spastisitas Casting & splinting Taping, strrapping,
bandaging
f. Mampu menetapkan indikasi, jenis, membuat serta melakukan fitting dan check out prostesis dan ortosis yang diperlukan pada kasus-kasus muskuloskeletal
g. Mampu menentukan indikasi dan jenis alat bantu mobilitas dan AKS yang diperlukan pada kasus-kasus muskuloskeletal
h. Mampu mengenali dan
32333
4
4
19
mungkin terjadi pada kasus-kasus muskulokeletal
m. Memahami dampak kondisi & masalah psiko-sosial
mengatasi komplikasi yang mungkin terjadi pada kasus-kasus muskuloskeletal
i. Mampu mengenali dampak kondisi dan masalah psikososial serta mengupayakan solusi atau melaksanakan sistim rujukan
j. Mampu melakukan penatalaksanaan rawat jalan dan rawat inap
k. Mampu melaksanakan manajemen rehabilitasi dalam kerjasama tim
l. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga
4
4
4
4
4
3. KFR NEUROMUSKULER
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat
20
Kompetensia. Memahami anatomi dan
fisiologi susunan saraf pusat dan perifer
b. Memahami patofisiologi penyakit yang menjadi dasar impairment, disability dan handicap pada : Gangguan susunan
saraf pusat Gangguan saraf perifer Movement disorder Penyakit motor neuro
dan myoneural junction Myelodysplasia Lesi kombinasi susunan
saraf pusat dan perifer miopati
c. Memahami dasar neurofisiologi elektrodiagnostik
a. Mampu melakukan pemeriksaan neuro-muskuloskeletal
b. Mampu melakukan uji diagnostik KFR serta menginterprestasikan pemeriksaan penunjang pada lesi susunan saraf pusat dan perifer
c. Mampu melakukan pemeriksaan elektrodiagnostik (KHS dan EMG)
a. Sesuai kode etik kedokteran
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung jawab
4
3
2
21
d. Memahami pencegahan penyakit neuromuskuler yang berdampak pada gangguan fungsi
e. Memahami perjalanan penyakit, proses pemulihan dan prognosis lesi pada susunan saraf pusat (neuro-plastisitas) dan perifer (regenerasi)
f. Memahami pemeriksaan dan uji diagnostik IKFR serta pemeriksaan penunjang pada lesi susunan saraf pusat dan perifer
d. Mampu menegakkan diagnosis KFR berbagai gangguan pada lesi susunan saraf pusat atau perifer
e. Mampu melakukan asesmen terhadap status fungsional
f. Mampu melakukan penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi psiko-behavioral, terapi remedial, penggunaan ortotik serta alat bantu sesuai dengan fase pemulihan penyakit (akut, sub akut ,kronis)
4
4
4
22
g. Memahami penatalaksanaan KFR secara komprehensif mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi konseling psiko-behavioral, terapi remedial, penggunaan ortotik dan alat bantu sesuai dengan fase penyakit (akut, sub akut, kronis)
h. Mengetahui pemberian jenis dan dosis terapi sesuai dengan masalah medis (faktor resiko), pemakaian medikamentosa, gangguan metabolik, dan status nutrisi penderita.
i. Memahami prosedur khusus KFR: Fungsi menelan Fungsi luhur (berbahasa,
memori, emosi, persepsi
g. Mampu melakukan prosedur khusus KFR pada: Gangguan fungsi
menelan Gangguan fungsi luhur
(berbahasa, memori, emosi, persepsi dan kognisi)
Gangguan fungsi miksi dan defekasi
Spastisitas
h. Mampu mengenali dan mengatasi berbagai penyulit, komplikasi dan dampak terapi
i. Mampu mengenali dan mencari penyebab dampak kondisi & masalah psikososial
4
2
4
23
dan kognisi) Fungsi miksi dan defekasi spastisitas
j. Memahami berbagai penyulit, komplikasi dan efek samping terapi serta penatalakasanaannya
k. Memahami dampak kondisi & masalah psiko-sosial
l. Memahami rehabilitasi bersumberdaya masyarakat
j. Mampu bertindak sebagai narasumber pelaksanaan rehabilitasi bersumberdaya masyarakat
k. Mampu melakukan manajemen IKFR dalam kerjasama tim
l. Mampu melakukan penatalaksanaan rawat jalan, rawat inap dan rawat rumah
m. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan
4
4
4
4
24
edukasi /konseling pada pasien dan keluarga
4. KFR CEDERA MEDULLA SPINALIS
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat
25
Kompetensia. Memahami fisiologi, anatomi
dan kinesiologi tulang belakang termasuk medulla spinalis, jaringan ikat dan jaringan lunak di sekitarnya
b. Memahami patogenesis dan patofisiologi yang mendasari impairment, disabilitas dan handicap pada cedera medulla spinal pada berbagai sistim
c. Memahami proses pemulihan saraf pada cedera medulla spinalis sebagai dasar penentuan prognosis, target / goal dan program rehabilitasi
d. Mengetahui semua pemeriksaan penunjang termasuk pencitraan dan
a. Mampu melakukan asesmen neuromuskuloskeletal
b. Mampu melakukan asesmen khusus untuk menentukan klasifikasi berdasarkan American Spinal Cord Injury Association (ASIA) Impairment Scale (AIS) dan Frankel
c. Mampu menetapkan diagnosis KFR
d. Mampu melakukan asesmen kemampuan fungsional
a. Sesuai kode etik kedokteran
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung jawab
4
4
4
4
26
prosedur khusus dalam hubungannya dengan prognosis dan program rehabilitasi
e. Mengetahui penetalaksanaan medis akut pada Cedera Medulla Spinalis
f. Mengetahui faktor penentu indikasi pembedahan
g. Mengetahui fermakoterapi pada penanganan Cedera Medulla Spinalis
h. Memahami penatalaksanaan
e. Mampu menetapkan prognosis, target / goal rehabilitasi medik (jangka pendek dan jangka panjang
f. Mampu melakukan penatalaksanaan rahabilitasi medik pada Cedera Medulla Spinalis pada imparment, disability dan handicap sesuai dengan fase akut, subakur dan kronis
g. Mampu menetapkan jenis dan indikasi ortosis spinal, ekstremitas atas dan bawah diperlukan pada setiap kasus Cedera Medulla Spinalis
h. Mampu menetapkan indikasi
4
4
4
4
27
KFR secara komprehensif mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi konseling psikobehavioral, penggunaan ortotik dan alat bantu sesuai dengan proses pemulihannya
i. Mengetahui pemberian jenis dan dosis terapi sesuai dengan masalah medis, pemakaian medikamentosa, gangguan metabolik dan status nutrisi penderita
j. Memahami penanganan dan pendekatan rehabilitasi medis pada impairment, disability dan handicap sebagai dampak Cedera Medulla Spinalis sesuai dengan fase penyakit (akut, subakut dan kronis)
dan menetukan alat bantu mobilitas (termasuk kursi roda dan bantalan kursi) dan atau alat bantu aktivitas sehari-hari yang diperlukan pada kasus cedera medulla spinalis.
i. Mampu mengenali dan mengantisipasi komplikasi yang mungkin terjadi sebagai dampak Cedera Medulla Spinalis pada fase akut, subakut dan kronis
j. Mampu melakukan penatalaksanaan pada komplikasi yang timbul sebagai dampak Cedera Medulla Spinalis
4
3
28
k. Memahami jenis dan indikasi pemakaian ortosis spinal, exstremitas atas dan bawah pada Cedera Medula Spinalis
l. Memahami indikasi pemakaian dan jenis alat bantu mobilitas dan alat bantu aktivitas sehari-hari yang diperlukan pada Cedera Medulla Spinalis
m. Memahami pencegahan dan penanganan komplikasi fase akut, subakut dan kronis pada Cedera Medulla Sipnalis
n. Memahami berbagai penyulit, komplikasi dan efek samping terapi serta penatalaksanaannya
k. Mampu mengenali kasus-kasus yang berpotensi(masalah medis, gangguan metabilik dan atau gizi) untuk dirujuk ke pelayanan Rehabilitasi Cedera Medulla Spinalis yang lebih tinggi
l. Mampu memilah jenis kasus-kasus yang memerlukan konsultasi dan kerja sama dengan spesialis terkait
m. Mmapu mengenali dan mencari penyelesaian dampak & masalah psikososial
n. Mampu melakukan penatalaksanaan kasus rawat jalan, rawat inap dan rawat rumah
4
4
4
3
29
o. Mengetahui masalah-masalah khusus pada penderita Cedera Medulla Spinalis : Fertilitas, kehamilan dan
proses melahirkan Proses penuaan
p. Mengetahui faktor psikososial dan isu sosial dalam penanganan Cedera Medulla Spinalis
q. Memahami dampak kondisi & masalah psikososial
r. Mengetahui long life follow up pada penderita Cedera Medulla Spinalis
s. Memahami peran Rehabilitasi Bersumberdaya
o. Mampu bertindak sebagai narasumber RBM
p. Mampu melaksanakan manajemen rehabilitasi dalam kerjasama tim
q. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga
4
4
4
30
Masyarakat
5. KFR KARDIORESPIRASI
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat Kompetensi
31
a. Memahami anatomi dan fisiologi sistim Kardiorepirasi
b. Memahami masalah dan penyakit kardiorespirasi yang memberi dampak gangguan fungsional : Penyakit paru obstruktif Penyakit paru restriktif Disfungsi pernafasan
a. Mampu menegakkan diagnosis KFR: Penyakit paru obstruktif Penyakit paru restriktif Disfungsi pernafasan
penyakit neuromuskular Penyakit jantung
iskemia Penyakit jantung
kongenital Penyakit gagal jantung
kongestif Masalah respirasi pra
dan pasca operasi Sindroma dekondisi Pasien dengan
tracheostomi
b. Mampu melakukan dan menginterpretasikan data berbagai pemeriksaan penunjang dan uji diagnosis yang diperlukan untuk penegakan diagnosis fungsional, prognosis dan
a. Sesuai kode etik kedokteran
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung jawab
4
4
32
penyakit neuromuskular Penyakit jantung iskemia Penyakit jantung
kongenital Penyakit gagal jantung
kongestif Masalah respirasi pra
dan pasca operasi Sindroma dekondisi Pasien dengan
tracheostomi
c. Memahami berbagai pemeriksaan penunjang yang diperlukan untuk penegakan diagnosis KFR berbagai gangguan dan penyakit kardiorespirasi
d. Memahami berbagai uji diagnostik dan prosedur KFR pada kasus kardiorespirasi :
target (goal) rehabilitasi pada berbagai gangguan /penyakit kardiorespirasi.
c. Mampu melakukan prosedur khusus KFR khusus pada kasus kardiorespirasi: Weaning Ventilator Peak flow
meter/spirometri Incentive spirometri Weaning CPAP dan BPAP
d. Mampu melakukan penatalaksanaan KFR secara komprehensif
24
432
4
33
Weaning Ventilator Peak flow
meter/spirometri Incentive spirometri Weaning CPAP dan BPAP
e. Mengetahui manfaat, persamaan dan perbedaan prinsip uji latih fungsi paru dan jantung
f. Memahami proses penyakit sebagai dasar penentuan prognosis, target/goal dan program rehabilitasi.
g. Memahami penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan
mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik latihan terapeutik, terapi psikobehavioral dan penggunaan alat bantu pada rehabilitasi kardiorespirasi sesuai dengan pemulihan penyakit.
e. Mampu melakukan tahapan program dan evaluasi
f. Mampu mengenali berbagai penyulit, komplikasi dan dampak terapi dalam rehabilitasi kardiorespirasi serta mengupayakan solusi atau melakukan sistim rujukan
g. Mampu mengenali dan mencari penyelesaian dampak kondisi dan masalah
4
3
4
34
terapeutik, terapi konseling psikobehavioral, dan alat bantu sesuai dengan proses pemulihannya
h. Mengetahui pemberian jenis dan dosis terapi sesuai dengan masalah medis, pemakaian medikamentosa, gangguan metabolik dan status nutrisi penderita
i. Memahami berbagai penyulit, komplikasi dan dampak terapi
j. Memahami metoda monitoring dan evaluasi dalam rehabilitasi kardiorespirasi
k. Memahami dampak penyakit dan masalah psiko-sosial
psikososial
h. Mampu membuat program dan mengelola senam kebugaran kardiorespirasi
i. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi /konseling pada pasien dan keluarga
j. Mampu melakukan penatalaksanaan rawat jalan dan rawat inap
k. Mampu melaksanakan manajemen rehabilitasi
4
4
4
4
35
l. Memahami prinsip penatalaksanaan promotif dan preventif termasuk pengelolaan senam kebugaran kardiorespirasi
dalam kerjasama tim
6. KFR GERIATRI
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat Kompetensi
a. Memahami perubahan anatomi, kinesiologi dan
a. Mampu melakukan anamnesis dana
a. Sesuai kode etik kedokteran
4
36
fisiologi pada berbagai sistim tubuh pada usia lanjut
b. Memahami masalah medis penyakit kronis dan degeneratif yang berdampak pada kemampuan sungsional usia lanjut
c. Memahami berbagai gangguan fungsi yang terjadi pada usia lanjut dan kasus geriatri : Fungsi luhur Komunikasi Kardiorespirasi Menelan Lokomotor Bowel dan bladder
d. Memahami asesment KFR pada masalah pasien usia lanjut dan kasus geriatri
e. Memahami cara
pemeriksaan KFR untuk menegakkan diagnosis KFR pada kasus-kasus geriatri terutama yang berhubungan dengan kemampuan fungsional kasus geriatri
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan peduli
e. Jujur
f. Bertanggung jawab
37
menegakkan diagnosis KFR pada masalah usia lanjut dan kasus-kasus geriatri
f. Memahami penatalaksanaan KFR secara komprehensif, mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik, latihan terapeutik, terapi konseling psikobehavioral, terapi remedial pengguanaan ortotik dan alat bantu sesuai diagnosis
g. Mengetahui pemberian jenis dan dosis terapi sesuai dengan masalah medis, pemakaian medikamentosa, gangguan metabolik dan status nutrisi penderita
b. Mampu menetapkan prognosis, target/goal terapi jangka pendek dan jangka panjang
c. Mampu melakukan tatalaksana KFR secara komprehensif mencakup medikamentosa, terapi modalitas fisik latihan terapeutik, terapi psikobehavioral, terapi remedial, penggunaan alat bantu sesuai diagnosis dan masalah gangguan
4
4
38
h. Memahami komplikasi, penyulit, dampak terapi, psikososial dan penanganannya
i. Memahami peran Rehabilitasi Bersumberdaya Masyarakat (RBM) pada
fungsional pada kasus usia lanjut dan geriatri
d. Mampu mengenali penyulit, dampak terapi dan masalah psikososial pada kasus geriatri sesuai dengan sarana dan fasilitas setempat
e. Mampu mengatasi penyulit, dampak terapi dan masalah psikososial pada kasus geriatri sesuai dengan sarana dan fasilitas setempat
f. Mampu mengenali masalah/komplikasi/penyulit yang memerlukan rujukan ke fasilitas yang lebih tinggi
g. Mampu bertindak sebagai narasumber RBM
4
3
4
4
39
masalah usia lanjut dan kasus geriatri
h. Mampu melakukan penatalaksanaan KFR kasus usia lanjut rawat jalan, rawat inap dan rawat rumah
i. Mampu melakukan komunikasi, informasi dan edukasi kepada pasien dan keluarga
j. Mampu melakukan konseling masalah usia lanjut dan pada kasus geriatri
k. Mampu melaksanakan manajemen rehabilitasi dalam kerjasama tim
3
4
4
4
7. RAWAT INTENSIF KFR
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat Kompetensi
a. Memahami indikasi rawat inap untuk kasus KFR
a. Mampu menetapkan indikasi rawat inap untuk kasus KFR
a. Sesuai kode etik kedokteran
4
40
b. Memahami manajemen administratif rawat inap
c. Memahami penatalkasanaan KFR pasien rawat inap sesuai dengan sakit/kondisi sakit
d. Memahami patient safety
e. Memahami indikasi rujukan kepada spesialis lain
f. Memahami manajemen rehabilitasi dalam kerjasama tim
g. Memahami prosedur pasien pulang
b. Mampu melakukan manajemen administratif rawat inap
c. Mampu melakukan penatalaksanaan KFR pasien rawat inap sesuai dengan sakit/kondisi sakit dan patient safety
d. Mampu mengenali dan merujuk masalah atau kasus yang memerlukan penanganan spesialis lain
e. Mampu melaksanakan manajemen rehabilitasi dalamkerjasama tim
f. Mampu melakukan prosedur dan perencanaan
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan pedulie. Jujurf. Bertanggung
jawab
4
4
4
4
4
41
h. Memahami perencanaan, tahapan dan pelaksanaan pemulangan pasien (discharge planning)
pemulangan pasien
8. MODDALITAS KFR
Pengetahuan Keterampilan Perilaku Tingkat Kompetensi
a. Memahami biomekanik, elektro-fisika semua
a. Mampu menetapkan indikasi penggunaan modalitas terapi
a. Sesuai kode etik kedokteran
4
42
peralatan modalitas terapi yang digunakan dalam rehabilitasi medik : Radiasi Panas superficial Panas (deep heating) Elektrikal dingin Traksi EMG-biofeedback Laser Inhalasi Hidro Schock Wave Air Compression
b. Memahami biomekanik dan prinsip terapi latihan yang digunakan dalam rehabilitasi: Masase Manipulasi Regangan Pengautan Endurans /rekondisi Neurofasilitasi Multisensori terintegrasi
yang tepat dan efisien berdasarkan penyakit/kondisi sakit/cedera, prognosis dan fase pemulihan penyakit
b. Mampu membuat resep dosis modalitas yang diperlukan antara lain frekuensi, intensitas dan durasi terapi dengan memperhatikan efeknya terhadap biomolekuler sistim tubuh
c. Mampu melakukan monitoring dan evaluasi hasil terapi
b. Baik, sopan dan santun
c. Mempunyai empati
d. Peka dan pedulie. Jujurf. Bertanggung
jawab
4
4
43
Remedial
c. Memahami prinsip biomekanik penggunaan splint/ortosis/bandaging/ strapping/taping
d. Memahami efek dari semua modalitas terapi yang dipakai dalam korelasinya dengan penyakit/kondisi sakit/cedera dari setiap kasus rehabilitasi medik
e. Mamahami pengaruh modalitas terapi terhadap sistim biologimolekular tubuh
f. Memehami indikasi dan kontraindikasi dari masing-masing modalitas yang ada
g. Memahami efek samping
d. Mampu melakukan pengukuran, pembuatan/pemasangan secara tepat, check out ortosis yang diperlukan
e. Mampu memberikan informasi, edukasi yang berhubungan dengan penggunaan ortosis yang tepat
4
4
4
4
44
dan cara mengatasi efek tersebut dari masing-masing modalitas
f. Mempu mengenali dan mengatasi efek samping terapi yang terjadi
g. Mampu memberikan informasi dan edukasi kepada pasien mengenai modalitas yang akan digunakan dalam hal cara kerja, efek, efek samping dan hasil yang diharapkan
4
4
45
D. JALUR PENERIMAAN
1. WAKTU SELEKSI
Penerimaan PPDS-1 baru dilakukan dua kali per tahun
yaitu untuk periode bulan Maret dan bulan September.
2. PERSYARATAN PESERTA PROGRAM
a. Persyaratan umum
1) Warga Negara Indonesia lulusan Fakultas
Kedokteran yang telah terakreditasi
2) Memiliki Surat Tanda Registrasi (STR) dari Konsil
Kedokteran Indonesia (KKI) yang masih berlaku
3) Telah menyelesaikan program internship bagi
dokter yang baru lulus dari Program Studi
Pendidikan Dokter Berbasis Kompetensi yang
diwajibkan menjalani program internship
4) Dokter Warga Negara Asing yang mendapat
persetujuan Dirjen Dikti dan memenuhi ketentuan
Konsil Kedokteran Indonesia
5) Fotokopi Bukti Pembelian PIN (Personal
Identification Number) dari Bank yang ditunjuk
6) Hasil pencetakan isian biodata online yang sudah
ditempel pas foto berwarna ukuran 3x4, tanda
tangan di atas materai dan cap jempol tangan kiri
7) Mengisi formulir pendaftaran Program Pendidikan
Dokter Spesialis I Fakultas Kedokteran Universitas
Padjadjaran dengan diketik atau ditulis tangan
sendiri (dengan huruf balok) yang terdiri atas 3
46
(tiga) set berwarna putih, kuning, dan hijau masing-
masing 6 (enam) halaman
8) Surat Permohonan untuk mengikuti Program
Pendidikan Dokter Spesialis I Fakultas Kedokteran
yang diketik atau ditulis tangan sendiri (dengan
huruf balok) ditujukan kepada Rektor Unpad
melalui Dekan Fakultas Kedokteran Unpad,
tembusan kepada Koordinator PPDS-I Fakultas
Kedokteran Unpad
9) Fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP)
10) Fotokopi ijazah Sarjana Kedokteran yang telah
dilegalisasi oleh pimpinan fakultas
11) Fotokopi ijazah profesi yang telah dilegalisasi oleh
pimpinan fakultas
12) Fotokopi transkrip akademik Sarjana Kedokteran
yang telah dilegalisasi oleh pimpinan fakultas
13) Fotokopi transkrip akademik profesi yang telah
dilegalisasi oleh pimpinan fakultas
14) Surat rekomendasi dari IDI setempat yang
menyatakan tidak pernah melakukan malpraktik
atau melakukan pelanggaran kode etik kedokteran
15) Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Rumah
Sakit Pemerintah termasuk pemeriksaan buta
warna (tidak buta warna)
16) Surat Keterangan Bebas Penggunaan NAPZA dari
Rumah Sakit Pemerintah
17) Surat Kelakuan Baik (SKCK) dari Kepolisian
setingkat Polresta, khusus bagi calonpelamar yang
47
berasal dari instansi TNI dan POLRI Surat
Kelakukan Baik (SKCK) dikeluarkan dari kesatuan
masing-masing yang telah dilegalisasi
18) Bagi yang telah melaksanakan PTT wajib
melampirkan fotokopi SK Pengangkatan dan
Penempatan PTT, serta Surat Keterangan Selesai
Masa Bakti dari Kementerian Kesehatan
19) Bagi Pegawai Negeri wajib melampirkan fotokopi
SK CPNS (80%) dan PNS (100%)
20) Bagi yang telah bekerja wajib melampirkan surat
ijin mengikuti pendidikan dari instansi masing-
masing
21) Bagi pelamar yang berasal dari TNI dan POLRI
wajib melampirkan fotokopi Sprin Pertama dan
Sprin Terakhir
22) Bagi pelamar yang dikirim oleh instansi pemerintah
atau swasta, harus melampirkan surat pernyataan
jaminan pembiayaan dari instansi yang mengirim
23) Bagi yang pernah mangikuti seleksi PPDS-I
Fakultas Kedokteran dimanapun tetapi tidak
diterima wajib melampirkan foto kopi surat
penolakan dari Fakultas Kedokteran
Penyelenggaraan PPDS yang pernah diikuti
24) Tidak sedang menempuh seleksi PPDS-1 di
universitas lain pada periode yang sama
25) Sebelum mendaftar disarankan untuk menghadap
ke program studi terlebih dulu, kecuali untuk
48
Program Studi Ilmu Penyakit Dalam, Kardiologi dan
Kedokteran Vaskuler serta Patologi Klinik
b. Persyaratan Khusus
1) Mampu berbahasa Inggris : TOEFL 450 atau
IELTS 4.5
2) Lulus seleksi masuk (ujian tulis atau ujian lisan;
wawancara)
3) Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) gabungan
sekurang-kurangnya 2.75
4) Mempunyai potensi akademik yang baik (dilihat
dari hasil MMPI)
5) Mampu menggunakan komputer (word processing,
data processing, multimedia)
6) Mempunyai prestasi kerja yang baik
7) Mempunyai karya ilmiah bidang kedokteran
8) Mempunyai prestasi dalam bidang pelayanan
kesehatan
9) Rekomendasi dari 2 (dua) orang senior atau yang
mengenal kemampuan akademik calon peserta.
10) Membayar biaya pendidikan sebesar yang telah
ditetapkan oleh Fakultas
3. PROSES SELEKSI
49
a. Di tingkat Fakultas Kedokteran (Ketua TKP PPDS-1
I FK UNPAD)
Diselenggarakan oleh Fakultas secara terpusat
mengenai :
a) Keabsahan persyaratan akademik dan
administratif
b) Penyelenggaraan tes MMPI
c) Penyelenggaraan tes bahasa Inggris
b. Di tingkat Program Studi PPDS-1 IKFR – FK
UNPAD
Diselenggarakan oleh Panitia seleksi masuk calon
PPDS-1 IKFR, dengan cara:
a) Penyelenggaraan ujian tulis (MCQ dan atau
esai). Untuk menilai pengetahuan kedokteran
umum dan seberapa jauh pengetahuan
mengenai IKFR.
b) Penyelenggaraan wawancara dengan bahasa
Indonesia untuk mengetahui dan menilai :
Kemampuan berbahasa Indonesia yang
baik dan benar
Kemampuan/kompetensi kedokteran
umum dan ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi
Penampilan/perilaku profesional
Motivasi, pandangan dan sikap terhadap
bidang ilmu kedokteran fisik dan
rehabilitasi
50
Pengalaman pendidikan
Pengalaman kerja
Pengalaman penelitian
Pengalaman dan upaya mengembangkan
ilmunya
Keadaan/kesiapan keluarga selama proses
pendidikan
Keadaan/kesiapan ekonomi selama proses
pendidikan
4. KEPUTUSAN PENERIMAAN PESERTA
Keputusan penerimaan ditentukan dalam rapat
Panitia seleksi masuk calon PPDS-1 IKFR FKUP
berdasarkan hasil ujian seleksi masuk dengan sistem
skor ujian tulis, wawancara khusus, psikotes / hasil
MMPI dan mempertimbangkan seluruh persyaratan
administratif.
Hasil seleksi akhir dilaporkan kepada Fakultas untuk
diteruskan kepada calon peserta program.
5. PENDAFTARAN ULANG
Bagi peserta yang diterima diharuskan :
Mendaftar ulang sesuai prosedur dan jadwal yang
telah ditentukan
Menyelesaikan persyaratan administratif
Membayar biaya pendidikan
51
BAB II
PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN
A. METODE PEMBELAJARAN
52
1. TAHAP PENDIDIKAN
Sebelum melakukan tahap pendidikan diberikan lebih dahulu
kegiatan pembekalan pra-PPDS yang berisi orientasi mengenai
rumah sakit pendidikan utama, program pendidikan dokter
spesialis, Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, RS.
Hasan Sadikin dan sistem manajemen pelayanan dan rujukan.
Orientasi diikuti bersama dengan seluruh PPDS yang berasal
dari program studi lain diselenggarakan oleh FK UNPAD/ RSHS.
Tujuan orientasi ialah untuk memperkenalkan kegiatan, lahan dan
proses pendidikan serta mempersiapkan peserta untuk mengikuti
program pendidikan selanjutnya.
2. KELOMPOK KEGIATAN
Aktifitas dalam proses pendidikan IKFR secara garis besar
dibagi atas 3 (tiga) kelompok kegiatan :
Kegiatan akademik
Kegiatan pelatihan keprofesian
Kegiatan ko-kurikuler dan ekstra-kurikuler
a) Kegiatan Akademik
Kegiatan akdemik ialah kegiatan dengan tujuan
menambah dan memperdalam keilmuan (knowledge) dalam
bidang IKFR. Kegiatan akademik terdiri dari 2 (dua) kelompok
kegiatan yaitu kegiatan akademik modul dan non-modul.
Kegiatan akademik modul ialah paket kegiatan akademik
yang membahas dan mendalami keilmuan cabang ilmu atau
subdisiplin tertentu dan diselenggarakan oleh cabang ilmu
53
atau subdisiplin bersangkutan. Kegiatan akademik modul
umumnya merupakan kegiatan akademik terjadwal yang
diselenggarakan dalam bentuk tutorial dan diskusi kelompok.
Kegiatan akademik non-modul ialah kegiatan akademik
yang tidak terbatas hanya mengenai pendalaman keilmuan
satu cabang ilmu atau subdisiplin tertentu. Yang termasuk
kegiatan akademik non-modul ialah :
Tinjauan Pustaka
Presentasi Kasus
Journal reading
Short case
Long case
Tutorial
Proposal penelitian
Tesis
Kegiatan akademik non-modul umumnya merupakan
kegiatan akademik terjadwal yang diselenggarakan dalam
bentuk seminar.
Disamping kegiatan akademik terjadwal terdapat
berbagai kegiatan akademik yang tidak terjadwal, seperti :
Konsultasi pasien (diskusi kasus)
Tugas baca (reading assignment)
Tugas tulis (written assignment)
Tugas Observasi (observation assignment)
Pelaksanaan penelitian
b) Kegiatan Pelatihan Keprofesian
54
Kegiatan pelatihan keprofesian (kerja praktik) ialah
kegiatan yang bertujuan untuk mencapai keterampilan (skill)
yang dipersyaratkan bagi seorang dokter Spesialis IKFR.
Kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan di berbagai
lahan pendidikan yaitu di RS Pendidikan Utama, RS Mitra
Pendidikan, Puskesmas, Yayasan Pembinaan anak Cacat
Jakarta dan di masyarakat. Secara garis besar bentuk-bentuk
kegiatan pelatihan keprofesian yang ditugaskan kepada
dikelompokkan ke dalam:
Tatalaksana pasien rawat jalan (ambulatory patient)
Tatalaksana pasien rawat inap (inpatient)
Tindakan/prosedur IKFR
Kegiatan akademik dan kegiatan pelatihan keprofesian
dilakukan secara bersamaan (simultan) dengan jam kerja
mulai pukul 07.00 – 16.00 dan Senin – Jumat. (Tabel)
Tabel 2.1 Jadwal Kegiatan Harian Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi
Hari Jam KegiatanSenin 07.00-09.00
09.00-12.00
12.00-13.0013.00-16.00
Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/ PenelitianPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal ReadingIstirahatPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Selasa 07.00-09.00 Morning report
55
09.00-12.00
12.00-13.0013.00-16.00
Poliklinik / ruangan / Tutorial / Journal ReadingIstirahatPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Rabu 07.00-09.00
09.00-12.00
12.00-13.0013.00-16.00
Presentasi Laporan kasus / tinjauan pustaka/PenelitianPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal ReadingIstirahatPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Kamis 07.00-09.0009.00-12.00
12.00-13.0013.00-16.00
Morning reportPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal ReadingIstirahatPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
Jum’at 07.00-09.0009.00-11.30
11.30-13.0013.00-16.00
Journal Reading / PenelitianPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal ReadingIstirahatPoliklinik / ruangan / Tutorial / Journal Reading
c). Kegiatan Ko-Kulikuler dan Ekstra-Kulikuler
Disamping melakukan kegiatan akademik dan kegiatan
pelatihan keprofesian setiap peserta diharapkan aktif dalam
kegitan ko-kulikuler dan ekstra-kulikuler. Kegiatan ko-kulikuler
ialah kegiatan yang mendukung pencapaian tujuan pendidikan
yang secara langsung berhubungan dengan kurikulum.
Kegiatan ekstra-kulikuler ialah kegiatan yang mendukung
pencapaian tujuan pendidikan, pembinaan karakter dan
pengembangan minat dan bakat yang secara tidak tetapi tidak
berhubungan langsung dengan kurikulum.
3. BUKU LOG
56
Setiap PPDS-1 dilengkapi dengan buku log yang
digunakan untuk mencatat setiap kegiatan (baik kegiatan
akademik, kegiatan pelatihan keprofesian, maupun kegiatan
ko- dan ekstra kulikuler) segera setelah kegiatan tersebut
dilakukan dan ditandatangani oleh staf terkait.
a. Manfaat buku Log
Membantu mencatat setiap kegiatan yang dilakukan
dengan maksud mengetahui kekurangan-kekurangan
yang terjadi dan merencanakan kegiatan tambahan
untuk menutupi kekurangan tersebut.
Membantu Supervisor menilai kegiatan agar dapat
memberikan kegiatan tambahan untuk bersangkutan.
b. Penggunaan buku Log
Buku log sudah harus digunakan sejak kegiatan awal di
pendidikan (setiap pertanyaan mengenai cara pengisian
buku log yang masih belum dimengerti, harap ditanyakan
ke Sekretariat Program Pendidikan). Penulisan dan
konfirmasi setiap kegiatan yang akan diisikan kedalam
buku log sebaiknya dibicarakan lebih dahulu kemudian
diparaf oleh supervisor terkait. Oleh karena itu diingatkan
kepada seluruh PPDS agar mencatat semua kegiatan di
buku log segera setelah kegiatan itu selesai sehingga
tidak ada yang hilang atau tidak tertuliskan.
4. KETENTUAN UMUM
a.Peserta
57
Kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan penelitian wajib
diikuti setiap staf pendidik dan PPDS-1. Ijin untuk tidak
tidak mengikuti seminar diberikan kepada yang sedang
berotasi di Departemen lain atau bersamaan dengan
kegiatan pelayanan di Departemen lain.
b.Penjadwalan
Kegiatan ini dikoordinasi dan diatur oleh penyelenggara
pendidikan
c.Tatacara
Setiap kegiatan yang berkaitan dengan penelitian selalu
melibatkan :.
Moderator
Penilai (6 orang yang terdiri dari : 3 penguji, 2
pembimbing + 1 pembimbing statistik)
Penyaji
Penyajian
Media Penyajian
Media yang disediakan ialah slide projector, overhead
projector (OHP) atau liquid crystal display (LCD) Slide,
transparansi dan media lain harus memenuhi syarat :
Estetik tetapi tidak penuh dengan latar belakang yang
mengganggu teks
Taat dalam penggunaan ejaan dan bahasa
Baris teks atau keterangan tidak lebih dari 10 baris
Tulisan atau huruf terbaca dengan jelas dari baris
paling belakang58
Pedoman Penulisan mengacu pada Buku Pedoman
Penulisan Tesis/Disertasi dan Artikel Ilmiah Fakultas
Kedokteran 2010-2011 Unpad
Penilaian : mempergunakan lembar penilaian khusus
yang telah disediakan
Setelah selesai setiap kegiatan seminar mencatat
kegiatan tersebut di buku log masing-masing dan
ditandatangani oleh pembimbing.
5. TUTORIAL / DISKUSI KELOMPOK
Tutorial / diskusi kelompok ialah forum kegiatan akademik
berupa presentasi ilmiah interaktif di depan sebagian staf
akademik dan sebagian
a.Ketentuan umum Tutorial/Diskusi Kelompok
1) Peserta
Kegiatan tutorial /diskusi kelompok wajib diikuti oleh
para PPDS sesuai dengan semesternya dan yang
diwajibkan mengikuti remedial pada saat rapat
yudisium
2) Penjadwalan
Kegiatan tutorial/diskui kelompok dikoordinir oleh
penyelenggara pendidikan
3) Tatacara
59
Penentuan topik, bahan yang akan diajukan oleh
PPDS-1 ditetapkan oleh penyelenggara
pendidikan
Kegiatan tutorial merupakan kegiatan yang
meliputi dua aspek: teori dan praktik. Pembagian
waktu dari ke dua aspek tersebut diserahkan
pada penanggung jawab modul / tutor pelaksana.
Setiap kegiatan diskusi kelompok dipimpin oleh
seorang tutor
Tutor ditetapkan oleh penyelenggara pendidikan
Penilai kegiatan tutorial dilakukan secara
bervariasi dan diserahkan bentuk dan
pelaksanaannya baik menggunakan kasus,
MCQ, esai dan tanya jawab lisan yang dapat
dipertanggungjawabkan oleh tutor pemegang
modul.
PPDS-1 berhak mendapatkan kesempatan
remedial sebanyak 1 kali untuk ujian post test
Nilai modul tidak hanya didasarkan pada nilai
ujian post test akan tetapi merupakan bentuk
penilaian yang bersifat dinamis (pengamatan)
yang dilaksanakan secara komprehensif saat
pelaksanaan tutorial meliputi attitude, kognisi dan
afektif.
Setelah selesai setiap kegiatan tutorial / diskusi kelompok
maka PPDS wajib mencatat kegiatan tersebut di buku log
60
masing-masing dan ditandatangani oleh staf
terkait/penanggung jawab modul.
6. MAKALAH ILMIAH
Makalah ilmiah terdiri dari makalah:
Presentasi Kasus
Tinjauan Pustaka
Proposal PenelitianTesis
a. Format
Makalah, termasuk tabel, daftar pustaka, dan gambar
harus diketik spasi 1,5, huruf Times New Roman,
font :12, pada kertas ukuran folio A4, 70 gram, dengan
jarak dari tepi kanan 3 cm, dari tepi atas, bawah dan
kiri 2 cm. Setiap halaman diberi nomor secara
berurutan dimulai dari halaman judul sampai halaman
terakhir. Halaman sampul, punggung halaman
sampul, halaman judul, dan halaman pengesahan
menggunakan format baku.
b. Ortografi
Ortografi menyangkut segala sesuatu yang berkaitan
dengan sistem pengejaan dalam suatu bahasa,
misalnya penulisan kata, lambang bilangan, istilah
asing, dan sebagainya. Pedoman yang dipakai untuk
penulisan makalah dalam bahasa Indonesia ialah
pedoman umum ejaan bahasa Indonesia yang
disempurnakan atau EYD; Pedoman umum
61
pembentukan istilah; Kamus Besar Bahasa Indonesia
atau KBBI, ketiga-tiganya diterbitkan PN Balai
Pustaka, Jakarta.
Kata dan istilah asing yang dieja sesuai dengan
bahasa sumbernya dicetak miring, kecuali nama
dan merk dagang
Singkatan kata atau istilah serta angka 2 untuk
penandaan ulangan kata tidak boleh dipakai.
Tanda baca harus digunakan secara cermat
untuk menghindari salah pengertian misalnya
tanda titik (.), tanda koma (,), tanda titik koma (;),
tanda titik dua (:), tanda petik (“) tanda petik
tunggal (‘), Tanda hubung (-), tanda pisah (--),
tanda kurung (), tanda garis miring (/). Petunjuk
yang terperinci tentang pemakaian tanda baca
dapat dilihat dalam EYD.
Angka yang dipakai adalah Arab 0,1,2,3 dan
seterusnya; dan angka Romawi I, II, III dan
seterusnya.
Singkatan untuk menyatakan ukuran, timbangan
dan kadar harus dipakai singkatan baku.
Daftar pustaka menurut cara Vancouver
7. PRESENTASI KASUS
Presentasi Kasus merupakan kegiatan akademik melalui
penyajian dan pembahasan suatu kasus didepan sidang ilmiah
pleno. Presentasi kasus dapat juga dipandang sebagai satu
kesatuan komprehensif pelatihan keprofesian dengan maksud
62
untuk mendapatkan dukungan ilmu yang kuat dalam
melakukan kegiatan keprofesian.
a. Tujuan
Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan Peserta Program Pendidikan
Dokter Spesialis-1 dalam menggunakan sumber
keterangan sebanyak-banyaknya untuk menganalisis
kasus yang ditangani.
Tujuan Khusus
Setelah penyajian kasus, diharapkan peserta :
1. Menguasai materi Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
khususnya kasus yang dipresentasikan
2. Mampu menulis karya ilmiah yang baik dan sesuai
kaidah yang berlaku
3. Mampu mengenal, menelusuri sebab dan
memecahkan masalah secara kritis analitis dan
sistematis.
Tujuan Per-semester
Semester I : Mampu melakukan pemeriksaan fisik
rehabilitasi dan diagnosis fungsional
Semester II : Mampu menegakkan diagnosis fisik dan
fungsional, mampu/menguasai penataksanaan
rehabilitasi medik dasar.
Semester IV : Mampu melakukan penataksanaan
rehabilitasi medik dasar, umum dan ortotik prostetik
63
Semester V : Mampu melakukan penataksanaan
rehabilitasi medik dasar, umum dan Pediatrik
Semester VII : Mampu melakukan penataksanaan
rehabilitasi medik dasar, umum dan kasus kardio-
respirasi
Semester VIII : Mampu merencanakan,
mengimplementasikan, mengelola kasus secara
paripurna kasus geriatri / multiple problems.
b. Jumlah Kasus
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat pendidikan
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa
pendidikan ditetapkan bahwa peserta PPDS-1 harus
menyelesaikan sebanyak 6 (enam) kasus panjang dan 2
(dua) kasus pendek.(1 kasus pendek) baru
c. Jenis Kasus
Kasus panjang (kasus khusus) : kasus yang ditulis
berdasarkan kerangka acuan
Kasus pendek: kasus yang ditulis dengan isi :
anamnesis, pemeriksaan fisik dan problem,
manajemen (sesuai dengan rekam medis rawat jalan)
d. Topik Kasus
No. Semester Jenis kasus Keterangan
1 semester 2 Neuromuskuler Ditekankan PF : umum pada
pasien stroke
64
2 semester 3 Muskuloskeletal Ditekankan pada kasus
fraktur dan OA3 semester 4 Neuromuskuler Ditekankan
pada kasus SCI4 semester 5 Pediatrik
5 semester 6 Kardiorespi
6 semester 8 Geriatri
Semester VII : Kasus pendek - bebas (multiple
problem)
Keterangan : setiap PPDS-1 semester 5 dan 6 wajib
mempresentasikan 1 (satu) buah kasus atau
penelitian pendahuluan di Pekan Ilmiah Tahunan (PIT)
e. Sumber Kasus
Diajukan oleh peserta sendiri atau ditetapkan dan telah
disetujui oleh Pembimbing dari pasien-pasien rawat
jalan atau rawat inap.
f. Tata Cara
Kasus yang telah ditentukan, harus segera diajukan
minimal 2 (dua) minggu sebelumnya kepada
pembimbing
Setiap presentan wajib melakukan bimbingan kepada
dokter pembimbing
Home visit dilaksanakan sesuai situasi dan kondisi
serta arahan pembimbing
65
Pasien harus dibawa untuk dilakukan pemeriksaan
fisik pada saat presentasi kecuali pada kondisi yang
tidak dapat dihindari
Tampilan audio visual boleh dipergunakan untuk
tambahan dalam presentasi atau dipergunakan dalam
presentasi bila terjadi suatu kondisi yang tidak dapat
dihindari atas persetujuan tertulis dari pembimbing
dan Ketua Program Studi. Bentuk lain penilaian bila
pasien merupakan pasien rawat inap dan tidak dapat
dimobilisasi ke Departemen IKFR adalah penilaian
dilakukan di ruangan tempat rawat inap oleh
pembimbing dan penguji.
Naskah Dalam bentuk makalah diserahkan ke
Sekretariat Pendidikan, paling lambat 3 (tiga) hari
kerja sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan
kepada penilai dan pembimbing serta PPDS-1.
g. Kerangka Acuan
1) Pendahuluan
Berisi bahasan singkat kepustakaan mutakhir
mengenai masalah yang akan disajikan, serta
menjelaskan tujuan yang dicapai dengan
penanganan yang baik pada kasus yang dihadapi.
2) Laporan Kasus
Data Dasar : Nama, usia, Jenis kelamin, Status
pernikahan, alamat, Agama, Dominasi Tangan
66
Anamnesis
o Keluhan Utama
o Riwayat penyakit sekarang
o Riwayat penyakit dahulu (Review of
System)
o Riwayat penyakit keluarga
o Riwayat perkembangan (khusus untuk
kasus pediatric)
o Riwayat kebiasaan
o Riwayat psikososial-ekonomi
o Aktifitas kehidupan sehari-hari
Catatan medis yang diambil dari rekam
medis (yang menyokong diagnosis dan
manajemen pasien) Dapat dicantumkan/
dilampirkan catatan kemajuan (yang
menyokong diagnosis dan manajemen
pasien)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fungsional
Pemeriksaan penunjang: Laboratorium,
Radiologi, EMG, dan Pemeriksaan khusus
lainnya
67
3) Diagnosis
Penulisan Diagnosis harus mencantumkan
hal-hal tersebut dibawah :
a) Clinical diagnosis
b) Locational diagnosis
c) Etiological diagnosis
d) Functional diagnosis : (impairment,
disability, handicap)
Khusus untuk Pediatrik : penulisan
diagnosis dilakukan dalam format:
a. Clinical diagnosis
b. Topografi diagnosis
c. Risk Factors :
d. Functional diagnosis ; (impairment,
disability, handicap)
4) Prognosis (prognosis ad vitam, ad sanationam
dan ad functionam)
5) Daftar Masalah
Masalah : Secara definisi diartikan sebagai
deviasi dari standar baku (yang tidak sesuai
dengan kenyataan) yang merangsang kita
untuk berpikir dan atau bertindak.
Identifikasi masalah. Dalam hal ini perlu
ditentukan prioritas dengan kriteria kegawatan,
urgensi atau perkembangan penyakitnya.
68
Tidak ada pemisahan bagi menjadi medis dan
rehabilitasi Medis
6) Tatalaksana
Implementasi / pelaksanaan dengan mem-
perhatikan “five levels of prevention”:
o Promosi/pencegahan
o Perlindungan khusus
o Diagnosis dini dan terapi cepat-cepat
o Pembatasan cacat dan
o Pemulihan
Penentuan Goal jangka panjang dan jangka
pendek harus mencantumkan S (subjective), O
(objective), G (goal), P (Program) disetiap
masalah, tidak dirangkum menjadi satu.
1. Uraian masalah dan diskusi
Membahas kasus dan membandingkan dengan
informasi yang diperoleh dari kepustakaan
mengetahui standar dan adanya deviasi
dengan menggunakan sumber-sumber
keterangan sebaik-baiknya (kepustakaan,
konsultasi, dll)
Diskusi hendaknya dapat menjawab
pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut:
Apakah masalah yang ada?
Dimanakah masalah tersebut timbul?
69
Bilamana timbul masalah?
Bagaimana luasnya masalah?
Sebab-sebab yang mungkin menimbulkan
masalah, serta kemungkinan
hipotesis/asumsi?
Bagaimana mengatasinya?
Sampai berapa jauh penanganan kasus
mencapai tujuan?
2. Analisis kasus
3. Daftar pustaka
a. Sumber rujukan dapat berupa buku, majalah,
dan lain-lain diutamakan buku, majalah
mutakhir
b. Rujukan tidak dibatasi jumlahnya
c. Semua nama yang ditulis dalam naskah harus
ada dalam daftar pustaka dan sebaliknya
d. Penulisan nama dengan cara yang baku yang
telah ditetapkan oleh FK UNPAD
4. Lampiran : Berisi bukti hasil pemeriksaan dengan
tools-tools tertentu yang dilakukan selama
perawatan
7)Cara Penulisan
Sesuai format penulisan makalah ilmiah
8)Cara Penyajian70
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan
sarana audio visual dalam bahasa Inggris
Penyajian dilakukan dalam 30 menit presentasi
pembukaan (teori dan anamnesis), 30 menit
pemeriksaan fisik, 45 menit diskusi umum, 15 menit
diskusi dengan penguji.
Total waktu : 120 menit dengan minimal 5 orang
penanya pada diskusi umum.
Formulir penilaian kasus terlampir.
8. JOURNAL READING
Journal Reading atau pembacaan makalah ilmiah ialah
kegiatan akademik melalui pembahasan makalah ilmiah di
depan forum.
a). Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
mempunyai kemampuan:
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan
Menjaring Informasi yang sesuai
Mengenal/mengetahui informasi terkini di bidang IKFR
b). Jumlah Jurnal
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat Pendidikan
Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi, selama masa
71
pendidikan ditetapkan bahwa peserta harus
mempresentasikan minimal sebanyak 10 (sepuluh) jurnal,
termasuk yang dipresentasikan di luar Bagian IKFR.
c). Topik
Topik disesuaikan dengan rotasi / stase, di Bagian
Rehabilitasi Medik, di bagian lain FK UNPAD atau RS
Jaringan lahan Pendidikan yang ditunjuk :
No Semester Topik Tempat
1 semester 1 Neuromuskuler (fokus :
stroke)
2 semester 2 Muskuloskeletal
(fokus : Therapeutik
exercise/modalitas)
3 semester 3 Muskuloskeletal
4 semester 3 Ortotik Prostetik
5 semester 4 Pediatrik RS. Soreang
6 semester 4 SCI RS.
Fatmawati
7 semester 5 Cedera Olah Raga
8 semester 5 Kardio RS.Al-Ihsan/
RS. Salamun
9 semester 7 Geriatri/paliatif/komunitas RS. Margono
10 semester 7 Respirasi RS. Rotinsulu
d). Tata Cara
1. Sumber Topik dan Judul Jurnal
72
Berasal dari jurnal internasional yang terakreditasi
dan berhubungan dengan topik Ilmu Kedokteran
Fisik dan Rehabilitasi Medik.
2. Naskah
Naskah Jurnal diperbanyak dan harus diserahkan
ke Sekretariat Pendidikan PPDS-1, paling lambat 7
(tujuh) hari sebelum jadual penyajian untuk
dibagikan kepada Penilai, masing-masing staf
Divisi terkait topik jurnal, dan PPDS-1 lainnya.
3. Usulan Judul
Diajukan oleh peserta PPDS-1 kepada dokter
pembimbing / penilai paling lambat 2 (dua) minggu
sebelum tanggal presentasi.
4. Penyajian di luar Bagian IKFR
PPDS-1 yang bersangkutan harus mambawa
lembar penilaian yang tersedia dari Bagian IKFR.
e). Cara Penyajian
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan
sarana audio visual dalam bahasa Inggris
Penyajian dilakukan dalam 20 menit, diskusi 40
menit (total 60 menit).
Formulir penilaian penyajian jurnal terlampir.
73
Diwajibkan untuk menampilkan paparan critical
appraisal untuk semester 2 ke atas
Dipresentasikan dalam bahasa Inggris
9. TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan Pustaka ialah kegiatan akademik dengan cara
membahas dan menyarikan berbagai makalah ilmiah menjadi
satu karya ilmiah tulis yang disusun menurut kaidah penulisan
ilmiah.
a) Tujuan
Agar peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis
mempunyai kemampuan :
Menggunakan/memanfaatkan kepustakaan
Menjaring informasi yang sesuai
Mambahas / menganalisis suatu masalah
berdasarkan berbagai kepustakaan, menyusun
makalah ilmiah yang berisi penyelesaian masalah
tersebut, mempresentasikan secara benar dalam
suatu konferensi ilmiah.
b) Jumlah Tinjauan Pustaka
Berdasarkan kesepakatan dengan pusat-pusat
Pendidikan Ilmu kedokteran Fisik dan Rehabilitasi,
selama masa Pendidikan ditetapkan bahwa peserta
PPDS-1 harus menyelesaikan sebanyak 5 (lima) buah
Sari Pustaka
c) Topik
74
No Semester Topik
1 semester II Muskuloskeletal
2 semester III Neuromuskuler
3 semester IV Pediatrik
4 semester V Kardiorespi
5 semester VI Geriatri/cedera olah raga
d) Tata Cara
1. Topik bahasan/Judul
Diajukan oleh Peserta atau ditentukan dan disetujui
oleh Pembimbing minimal 2 (dua) bulan
sebelumnya
2. Konsep Tinjauan Pustaka
Konsep / draft sari pustaka harus sudah
diberikan kepada pembimbing minimal 1 (satu)
bulan sebelumnya dan melakukan bimbingan
sesudahnya.
Naskah harus diserahkan ke Sekretariat
Pendidikan, paling lambat 7 (tujuh) hari
sebelum jadwal penyajian untuk dibagikan
kepada penilai, pembimbing dan PPDS-1.
3. Kerangka Tinjauan Pustaka75
Pendahuluan
Berisi latar belakang pemilihan judul
Isi Tinjauan Pustaka
Kandungan yang tercantum dalam isi tinjauan
pustaka harus mengandung paling sedikit 50 %
dari seluruh isi Tinjauan Pustaka
Penutup
Diambil berdasarkan isi dari judul dan bukan
kesimpulan dari tinjauan pustaka
Daftar Pustaka
o Sumber rujukan dapat berupa buku,
majalah, dan lain-lain
o Rujukan minimal 6 (enam) buah buku
referensi (Textbook)
Lampiran
e) Cara Penulisan
Pada lembar pertama, harap ditulis dengan jelas
judul tinjauan pustaka dan ikhtisar tinjauan pustaka.
Teks gambar dan tabel dalam bahasa Indonesia.
Untuk tabel, nomor dan judul tabel diletakkan
diatas tabel sementara untuk gambar, nomor dan
judul gambar diletakkan dibawah gambar.
f) Cara Penyajian
76
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan
sarana audio visual selama 25 menit, diskusi 35
menit dengan minimal 5 orang penanya, diskusi
dengan pembimbing/penguji 15 menit (total 75
menit) dalam bahasa Indonesia
Penilaian sesuai dengan formulir Penilaian
Penyajian Tinjauan Pustaka.
10. KEGIATAN HARIAN
a. Panduan Kegiatan Harian PPDS-1
1) Jadwal Kegiatan harian setiap bulan :
Disusun oleh staf kependidikan 1 bulan
sebelum semester baru dimulai.
Rencana jadwal kegiatan yang telah disusun
kemudian berikan kepada seksi ilmiah PPDS-1
yang telah ditunjuk dalam struktur organisasi
PPDS-1 untuk dilakukan cek silang pada setiap
semester sebagai bentuk komitmen tanggung
jawab pelaksanaan tugas dan jadwal yang
telah ditetapkan oleh seluruh PPDS-1.
Penyusunan dan koordinasi dengan PPDS-1
seluruh staf berada dalam supervisi dan
koordinasi dengan berkoordinasi dengan
secretariat pendidikan dan supervise KPS/SPS
Jadwal yang sudah dilakukan cek silang dan
persetujuan para staf pendidik kemudian akan
77
ditetapkan oleh Ketua program Studi/Sekretaris
Program Studi, di minggu terakhir semester
berjalan.
Jadwal yang sudah ditetapkan harus
dilaksanakan sesuai jadwal sedapat mungkin,
kecuali :
Apabila penanggung jawab modul berhalangan
dapat digantikan oleh tutor lain yang telah
ditunjuk oleh penanggung jawab modul jam
yang sama, apabila tidak dapat dilakukan
penggantian tutor maka tutorial dapat
dilakukan di luar jam kerja atau pada waktu
kosong lain bila tersedia dalam agenda
kegiatan yang telah ditetapkan.
Apabila modul tidak dapat terlaksana karena
alasan yang tidak dapat dihindari oleh
PPDS-1 maka jadwal tutorial akan diatur
ulang oleh seksi ilmiah PPDS-1 dan
sekretariat pendidikan dengan tidak
mengubah jadwal kegiatan tutorial lainnya
yang telah disusun sebelumnya.
Seorang PPDS-1 tidak boleh tidak mengikuti
tutor sebanyak 20% dari total pertemuan
modul/tutorial.
Jadwal kegiatan harian harus tertulis pada
white board setiap hari.
Setiap yang rotasi di Poliklinik harus
menuliskan nama pasien, nomor rekam medik
78
dan diagnosa pasien yang dilayani oleh PPDS-
1 dalam log book untuk kemudian dimintakan
tanda tangan konsulen koordinator pelayanan
(DPJP Poliklinik) hari tersebut.
Setiap yang rotasi di pelayanan khusus harus
menuliskan nama pasien, nomor rekam medik
dan diagnosa pasien yang dilayani pada hari
dia bekerja dan meminta tanda tangan
konsulen koordinator pelayanan (DPJP
Poliklinik) saat itu.
Setiap PPDS-1 yang melakukan rotasi di
ruangan harus menuliskan nama pasien,
nomor rekam medik dan diagnosa pasien yang
menjadi tanggung jawabnya dan meminta
konsulen supervisor ruangan (DPJP ruangan)
dalam log book.
Kegiatan bimbingan yang dilakukan oleh untuk
memenuhi kewajiban tugas ilmiahnya harus
ditandatangani oleh pembimbing dalam log
book yang sudah disediakan.
11. USULAN PENELITIAN/PRESENTASI HASIL
PENELITIAN
Kegiatan ini adalah forum kegiatan akademik berupa
presentasi ilmiah yang berkaitan dengan penelitian ilmiah
yang merupakan syarat wajib diperolehnya gelar Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi (SpKFR) di depan sidang
79
pleno Program Studi IKFR yang dihadiri oleh seluruh staf
akademik, seluruh undangan dan narasumber yang terkait.
Kegiatan Usulan Penelitian terbagi menjadi dua :
a. Presentasi Usulan Penelitian (tim kecil) : dilakukan di
Semester 4, sebagai pertimbangan apakah judul
penelitian dapat diteruskan atau tidak serta
penunjukkan pembimbing
b. Presentasi Usulan Penelitian (tim besar): dilakukan di
Semester 5, sebagai bentuk pemaparan penelitian
yang akan dilaksanakan, dipresentasikan lengkap
dengan mengundang ahli statistik.
Presentasi Hasil Penelitian dilakukan pada semester 7
sebagai bentuk pemaparan hasil penelitian yang telah
dilaksanakan, depresentasikan lengkap denganmengudnang
ahli statistik
Kegiatanan Presentasi Hasil penelitian adalah kegiatan yang
dilakukan pada semester 5 atau 6 saat PPDS-1 telah
menyelesaikan penelitian dan mempresentasikan
penelitiannya dalam sidang pleno.
Apabila peserta PPDS-1 mengambil pula program double
degree (PPCD) maka yang bersangkutan mengadakan
presentasi usulan penelitian di Departemen sementara
presentasi Proposal Penelitian dilakukan di Pasca Sarjana
dengan melibatkan staf-staf yang ditunjuk oleh Prodi
PascaSarjana sebagai pembimbing dan penguji. Untuk
80
presentasi hasil penelitian, maka PPDS-1 tersebut harus
mempresentasikan hasil penelitian sebanyak 2 kali dengan
judul penelitian yang sama dengan fokus penilaian yang
berbeda, yaitu presentasi di prodi Pasca Sarjana untuk
peroleh gelar M.Kes (berfokus pada statistik dan metodologi
penelitian) dan presentasi di prodi IKFR dengan berfokus
pada ilmu pengetahuan Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
terkait yang diteliti serta aplikasi pemanfaatannya pada
masyarakat.
Sebagai bentuk tanggung jawab ilmiah maka seluruh PPDS-1
IKFR FK Unpad yang telah menyelesaikan penelitian dan
mempresentasikannya diwajibkan untuk mempublikasikannya
pada jurnal terakreditasi (persyaratan dianggap terpenuhi jika
telah diperoleh surat keterangan mengirimkan/submit pada
jurnal tersebut).
a. Tujuan
Mampu memilih masalah kedokteran / kesehatan
untuk bahan penelitian yang dapat membantu
pengembangan ilmu dan dapat diterapkan untuk
peningkatan pelayanan kesehatan masyarakat
Mampu mengajukan usulan penelitian secara
lengkap dengan memperhatikan semua unsur
pembatas yang mampu laksana dan bersesuaian
dengan jadwal pendidikan
Mampu menerapkan dan menjelaskan metodologi
penelitian yang baik dan benar
81
Mampu menyelenggarakan pengorganisasian
seluruh kegiatan penelitian bidang
kedokteran/kesehatan dengan penguasaan
rangkaian analisa dan sintesa yang menghasilkan
kesimpulan yang dapat dimengerti ilmuwan
lainnya.
Mendapatkan pengalaman dan keterampilan
menyusun usulan penelitian
Mampu meyakinkan obyektifitas dan kebenaran
upaya penelitiannya melalui penyajian lisan dan
tulisan secara lugas kepada ilmuwan lain, dengan
memperhatikan kelaziman penyajian ilmiah.
Mampu menerima kritik dan saran perbaikan hasil
karya ilmiahnya dalam sidang terbuka, serta
mampu menyusun kembali penelitiannya sesuai
dengan hasil persidangan dalam waktu yang
ditetapkan.
b. Sumber Judul Penelitian
Judul penelitian diambil dari bahasan luas topik
dalam sari pustaka dengan fokus pada salah satu
sub topik yang lebih spesifik dan mampu laksana
Judul penelitian dapat berasal dari peserta sendiri
atau disarankan oleh staf pendidik
c. Pembimbing
82
Pembimbing penelitian ialah staf akademik yang
berkualifikasi pendidik dan ditetapkan dengan
surat tugas KPS.
Dalam persiapan presentasi proposal penelitian
diperlukan sekurang-kurangnya 2 (dua)
pembimbing yaitu pembimbing materi dari
Departemen IKFR FK Unpad dan pembimbing
statistik
Pembimbing materi ialah staf akademik dari salah
satu divisi atau bagian lain terkait. Pembimbing
materi memberikan bimbingan dan arahan
terutama dari aspek materi materi keilmuannya.
Pembimbing statistik dipilih oleh peneliti sendiri
Pembimbing statistik memberikan bimbingan dan
arahan dari aspek metodologi penelitian
Tugas Pembimbing Penelitian
Memantau pembuatan proposal penelitian hingga
penyusunan naskah proposal penelitian secara
lengkap
Memberi motivasi, bimbingan dan arahan dalam
proses pelaksanaan penelitian
Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal
dengan peneliti tentang pelaksanaan penelitian
Pembimbing sekaligus menjadi anggota penguji
proposal penelitian.
Tahap Pembuatan Usulan Penelitian
83
Penyusunan usulan judul penelitian sudah harus
dimulai minimal pada semester II dan terakhir pada
semester IV
Usulan Judul Proposal penelitian dibuat
berdasarkan masalah yang diidentifikasi dari sari
pustaka dan jurnal penelitian
Usulan judul dan rancangan awal proposal
dikonsultasikan dengan dosen wali semester 4
Usulan judul dan rancangan awal proposal
dipresentasikan dalam kegiatan ilmiah usulan
penelitian yang wajib dihadiri oleh seluruh staf
pendidik dan PPDS-1.
Dalam kegiatan tersebut dilakukan penilaian oleh 3
orang penilai dan ditetapkan judul penelitian.
Bila telah ditetapkan judul penelitian maka PPDS-1
tersebut dapat melanjutkan ke jenjang berikutnya
yaitu pembuatan proposal penelitian setelah
ditetapkan pembimbing penelitian (baik
pembimbing materi dan pembimbing statistic)
e. Tahap Pembuatan Proposal Penelitian
Proposal penelitian dibuat dibawah bimbingan staf
pendidik yang ditunjuk sebagai pembimbing materi
dan pembimbing metodologi dengan
mempertimbangkan keterlaksanaan berdasarkan
jumlah populasi penelitian, distribusi penyakit,
perkiraan biaya dan sebagainya.
84
Proposal penelitian harus dibuat sesuai dengan
kaidah metodologi penelitian
Selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan
setelah judul proposal penelitian ditetapkan harus
sudah mendiskusikan naskah awal proposal
penelitiannya untuk dilaporkan kepada
penyelenggara pendidikan
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan peneliti
tidak melapor untuk membahas proposal
penelitiannya, pembimbing dapat secara aktif
memanggil bersangkutan dan melaporkan kepada
penyelenggara pendidikan
Proposal penelitian di presentasikan pada
kegiatan ilmiah wajib yang diselenggarakan dalam
bentuk pleno.
Proposal awal penelitian dipresentasikan di dalam
sidang pleno yang melibatkan seluruh staf
pendidik, pembimbing statistik dan seluruh PPDS-1
untuk dipertimbangkan kelayakan dari segi tujuan
dan metodologi penelitian, waktu dan biaya.
Dalam ujian proposal penelitian maka ditetapkan 3
orang penguji, 2 orang pembimbing yang
merangkap sebagai penguji dan 1 orang
pembimbing statistic yang juga merangkap sebagai
penguji.
Pada semester 5 PPDS-1 harus telah melalui ujian
Proposal penelitian
85
Prosedur Penelitian
Jangka waktu penelitian harus sesuai dengan surat
persetujuan penelitian yang dibuat oleh Koordinator
Penelitian dan Pengembangan serta Ketua
Program Studi dan Koordinator atau Kepala-kepala
Divisi dimana peserta didik tersebut sedang
menjalankan rotasi saat penelitian
Selama melakukan penelitian, setiap bulan
melaporkan perkembangan hasil penelitian kepada
Pembimbing Penelitian
Apabila selama penelitian menghadapi hambatan
agar melapor kepada pembimbing penelitian untuk
dicarikan jalan keluarnya
Bila penelitian dibatalkan agar memberitahukan
secara tertulis kepada Ketua Program Studi dan
segera mencari judul penelitian yang baru. Proses
pengajuan judul sesuai dengan prosedur semula.
Penelitian dilakukan setelah terdapat persetujuan
dari Komite Etik
Hasil penelitian dipresentasikan segera setelah
penelitian selesai
Seorang PPDS-1 telah dianggap menyelesaikan
tugas penelitian bila telah mendapatkan surat
diterimanya artikel di jurnal terakreditasi
Peserta tidak diizinkan mengikuti ujian
lokal/institusional pada semester yang sama
dengan waktu penelitian dimulai
86
Bila ada perubahan yang menyangkut topik, judul,
isi, metodologi penelitian harus dengan persetujuan
tim kecil.
Kegiatan bimbingan usulan, proposal dan hasil
penelitian yang dilakukan oleh untuk memenuhi
kewajiban harus ditandatangani oleh pembimbing
dalam log book yang sudah disediakan.
Penelitian tidak boleh dilakukan bersamaan
dengan semester persiapan ujian institusional
Peneliti diharuskan mengisi buku register penelitian
yang ada di bagian Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi
2) Konsep Naskah Laporan Akhir Penelitian
Dalam menyusun naskah laporan akhir penelitian,
perlu berkonsultasi dengan semua pembimbing
Konsep naskah yang telah selesai, diajukan
kepada semua pembimbing untuk dikoreksi
Naskah yang telah dikoreksi dan disetujui,
ditandatangani oleh semua pembimbing
3) Cara Penyajian Presentasi Hasil Penelitian
Penyajian disampaikan dengan mempergunakan
sarana audio visual
Penyajian mengikuti petunjuk sidang/penilaian
penyajian laporan akhir penelitian
4) Ujian Penelitian mencakup :
87
Penguasaan masalah kedokteran/kesehatan yang
berkaitan dengan materi penelitian
Penguasaan metodologi penelitian yang dianut
Tatalaksana penelitian dan teknik yang dianut
Kemampuan menganalisa dan menyimpulkan hasil
penelitian dengan obyektif berdasarkan data
Kesesuaian tujuan, hasil, dan saran penelitian
Penguasaan laporan dan pembahasan hasil
penelitian
Upaya meyakinkan ilmuwan lain.
Dampak hasil penelitian
Ketelitian rujukan pustaka
Kemampuan menolak saran yang tidak tepat
12. TESIS
Penulisan tesis merupakan kegiatan akademik dengan cara
mengolah hasil kegiatan penelitian dalam bentuk karya tulis
berdasarkan analisis data sebagai salah satu syarat dalam
menyelesaikan program studi.
Tesis ialah kegiatan akademik dalam bentuk menulis suatu
karya ilmiah tentang suatu topik keilmuan yang disusun
berdasarkan hasil penelitian ilmiah menggunakan metodologi
penelitian dan diuji oleh dewan penguji yang berwenang dalam
suatu forum ilmiah.
a) Latar Belakang
88
Karya ilmiah medis berdasarkan hasil penelitian yang
sahih merupakan salah satu faktor pendorong
kemajuan ilmu kedokteran. Dalam era globalisasi saat
ini persaingan tingkat dunia berlangsung dengan
terbuka di segala bidang termasuk di bidang
kedokteran. Kemampuan meneliti dan menuangkannya
dalam suatu naskah ilmiah sangat perlu dikuasai oleh
seorang dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi sebagai seorang cendekiawan dan agen
kemajuan dibidangnya.
Salah satu tujuan pendidikan dokter spesialis ialah
mencapai kemampuan menentukan, merencanakan
dan melaksanakan pendidikan dan penelitian secara
mandiri dan mengembangkan ilmu ke tingkat yang
lebih tinggi.
Sesuai dengan tujuan diatas seorang dokter Spesialis
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi diharapkan dapat
berfungsi sebagai tenaga profesional dalam bidang
pelayanan kesehatan rehabilitasi medik dan ikut
berkiprah secara akademik sebagai seorang Magister
Kedokteran bidang Ilmu IKFR.
b) Tujuan
Melatih dalam membuat karya ilmiah dan melakukan
penelitian yang baik dan benar dan sekaligus cara
mempresentasikannya.
Mempraktikan metodologi penelitian ilmiah yang
pernah dipelajari
89
Sumber ilmiah bagi Ilmu IKFR pada umumnya
c) Pembimbing
Pembimbing adalah staf pengajar IKFR yang
berkualifikasi penilai dan ditetapkan dengan surat
tugas Ketua program Studi. Dalam pembuatan tesis
diperlukan sekurang-kurangnya dua pembimbing
yaitu pembimbing materi dan pembimbing
metodologi
Pembimbing materi adalah salah satu staf dari
Bagian yang kompeten di bidangnya. Pembimbing
materi memberikan bimbingan dan arahan terutama
dari aspek materi keilmuannya. Pembimbing materi
sedapat mungkin sama dengan pembimbing
penyusunan sari pustaka dan proposal penelitian.
Pembimbing metodologi dipilih sendiri oleh yang
bersangkutan
Pembimbing metodologi memberikan bimbingan dan
arahan dari aspek metodologi penelitian.
d) Tugas Pembimbing
Memantau pelaksanaan penelitian sejak pembuatan
proposal penelitian, pelaksanaan penelitian dan
penyusunan naskah tesis.
Memberi motivasi, bimbingan dan arahan serta bila
perlu menegur untuk perbaikan penelitian
Melakukan kegiatan diskusi konsultasi terjadwal
dengan peneliti
90
Apabila dalam jangka waktu 3 (tiga) bulan tidak
melapor untuk membahas hasil penelitiannya,
pembimbing dapat secara aktif memanggil
bersangkutan.
e) Pelaksanaan Penelitian
Penelitian merupakan salah satu komponen kegiatan
akademik yang diwajibkan bagi sebagai suatu proses
dalam penyusunan tesis. Pelaksanaan penelitian sudah
harus segera dimulai selambat-lambatnya pada
semester V setelah selesai menyusun proposal
penelitian dan telah dinyatakan memenuhi syarat dan
lulus ujian proposal penelitian.
f) Tempat penelitian
Sesuai dengan materi penelitian pelaksanaan dapat
dilakukan di :
RS Pendidikan Utama
RS Mitra
Lahan pendidikan lain :
Puskesmas
Dan lain-lain
g) Waktu Penelitian
Tidak diberikan waktu khusus untuk melakukan
penelitian, oleh karena itu sesuai dengan materi
penelitian, pelaksanaan penelitian dapat dikerjakan
91
diantara waktu-waktu pelatihan keprofesian dengan
cara mengatur secara mandiri sehingga tugas
pelayanan dan tugas pelatihan tidak terlantar
(kerjasama dengan Program Studi lain). Bila
memungkinkan dianjurkan melakukan penelitian
disesuaikan dengan rotasi kegiatan pelatihan
keprofesian.
h) Biaya Penelitian
Pada dasarnya biaya penulisan proposal, penelitian
dan penulisan tesis ditanggung oleh sendiri. Oleh
karena itu faktor mampu-laksana (feasibility) sangat
penting dikaji dalam penyusunan proposal.
Pembimbing dan Program Studi dapat membantu
mencarikan cara untuk penelitian dapat dikerjakan
dengan lancar.
i) Pemantauan
Pemantauan kemajuan pelaksanaan penelitian
dilakukan oleh pembimbing materi. Bila dalam jangka
waktu yeng telah ditentukan tahapan pelaksanaan
penelitian belum selesai, maka akan dipanggil oleh
pembimbing materi untuk dilakukan evaluasi terhadap
kelambatan dan kendala yang dihadapi serta mencari
jalan keluarnya.
Bila tahapan pelaksanaan penelitian masih belum
dipenuhi sesuai jadwal maka akan dipanggil
menghadap forum evaluasi terdiri dari pembimbing
92
materi, Kepala Bagian, KPS dan SPS untuk diminta
pertanggungjawabannya.
j) Hasil penelitian
Hasil penelitian dipresentasikan pada seminar. Hasil
Penelitian dihadiri oleh para staf pengajar, pembimbing
penelitian, nara sumber dan seluruh peserta. Hasil
thesis harus dipublikasikan di jurnal yang terakreditasi,
sehingga peneliti/PPDS berkewajiban merangkum
seluruh hasil thesisnya ke dalam bentuk suatu
manuskrip untuk didaftarkan sebagai bentuk publikasi.
k) Lain-lain
Daftar pustaka yang digunakan untuk thesis dan
penelitian haruslah bersumber dari jurnal (80%) dan
usia jurnal adalah 10 tahun terakhir. Duapuluh persen
sisanya, boleh bersumber dari buku atau lainnya, dan
boleh berusia lebih dari 10 tahun terakhir.
B. STRUKTUR MATA KULIAH
1. STRUKTUR DASAR KURIKULUM
93
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditetapkan
dengan menggunakan program pendidikan yang berciri
seperti diuraikan pada bab sebelumnya, maka struktur
dasar kurikulum Pendidikan Dokter Spesialis-1 Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK UNPAD terdiri dari
3 (tiga) bagian sebagai berikut :
Bagian pertama : pendidikan dasar ilmiah
Bagian kedua : pendidikan bidang kekhususan ilmu
kedokteran fisik dan rehabilitasi
Ketiga : rangkaian kegiatan ilmiah yang berhubungan
dengan riset ilmiah dan Bagian penguasaan
keterampilan keprofesian.
Gambar 2.2. Struktur dasar kurikulum
94
Untuk memperlihatkan tercakupnya bidang pencapaian
pedalaman akademik sebagai seorang spesialis IKFR
serta untuk menghitung beban studi , kurikulum dibagi
dalam kelompok materi pendidikan
1) Cakupan Akademik
Materi Dasar Umum (MDU/ Pengetahuan Teori
Dasar Umum)
Materi Dasar Khusus (MDK / Pengetahuan Teori
Dasar Khusus)
Materi Keahlian Khusus ( MKK / Pengetahuan
Teori Klinik Khusus)
Materi Penerapan Akademik (MPA)
2) Cakupan keterampilan keprofesian ( bidang
keterampilan spesialis)
Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
2. BEBAN STUDI
Total beban studi yang diperlukan ialah 100 SKS dengan lama studi 8 Semester.
Tabel 2.3 Total Beban Studi
Materi Akademik Profesi Jumlahsks % sks % sks
Bagian pertama (pendidikan dasar ilmiah) 11,22MDKMDU
4,001,00
6,22-
10,221,00
95
Bagian kedua (Pendidikan bidang kekhususan IKFR) 31,43MKKMKU
12,441,50
13,244,25
25,685,75
Bagian ketiga (Kegiatan ilmiah riset / penguasaan keterampilan profesional)
68,17
MPKMPA-2MPA-1
16,49--
28,3419,004,34
44,8319,004,34
Jumlah 35,43 75,39 110,99
3. BEBAN STUDI MATERI PENDIDIKAN
Materi Dasar Umum (MDU)
Materi Dasar Umum adalah materi pendidikan yang
memberikan dasar pengetahuan bagi setiap ilmuwan
agar menjadi seorang penggagas dan peneliti.
Materi ini merupakan materi dasar yang tidak
menyangkut bidang ilmu kedokteran secara
langsung.
Tabel 2.4 Materi Dasar Umum
No Materi Dasar Umum SksA P
1 Filsafat Ilmu Pengetahuan & Etika profesi
1,00
Jumlah 1,00 1,00
Pokok bahasan ini dipakai sebagai pendidikan dasar
bersama untuk pencapaian bidang Spesialis-1 dan
bidang keterampilan keprofesian.
Materi Dasar Khusus (MDK)
96
Materi Dasar Khusus berisi dasar pengetahuan
keahlian dalam bidang ilmu kedokteran agar peserta
mampu mengenali, memecahkan masalah, menjadi
pengembang ilmu dan pada gilirannya dapat
menerapkan keprofesiannya dalam kualitas yang
tinggi.
Tabel 2.5 Materi Dasar Khusus
No Materi Dasar Khusus SksA P
1 Modul Dasar IKFRM I 2,00 2,502 Modul Dasar IKFRM II 1,00 1,503 Modul Pemeriksaan IKFR 1,00 2,22
Jumlah 4,00 6,22Materi Dasar Umun dan Materi Dasar Khusus
merupakan program dasar pendalaman akademik
sebagai seorang spesialis yang dikelola sebagain
oleh FK (Pendidikan dasar).
Materi Keahlian Umum (MKU)
Materi Keahlian Umum adalah materi
pendidikanyang memberikan dasar pengetahuan
dan keterampilan dalam bidang IKFR agar mampu
menangani masalah melalui pendekatan dan
intervensi IKFR secara ilmiah.
Tabel 2.6 Materi Keahlian Umum
No Materi Keahlian Umum SksA P
1. Modul Prosedur IKFR 1,00 3,00
97
Spesialistik dan sub spesialistik I- USG- CT Scan dan foto polos
muskuloskeletal2. Modul Neuromuskuler III
- EMG, Biofeedback0,50 1,25
Jumlah 1,50 4,25
Materi Keahlian Umum ini termasuk materi
pendidikan spesialis-1 dan pendidikan keprofesian
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi dan
diselenggarakan sepenuhnya oleh Bagian Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Materi Keahlian Khusus (MKK)
Materi Keahlian Khusus adalah materi pendidikan
yang memberikan pengetahuan dana keterampilan
dalam IKFR agar menjadi pakar dalam bidangnya.
Materi Keahlian Khusus merupakan materi
pendidikan dari berbagai subdisiplin dalam lingkup
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi.
Tabel 2.7 Materi Keahlian Khusus
No Materi Keahlian Khusus SksA P
1 Modul habilitasi/Rehabilitasi Anak I
1,00 1,52
2 Modul Terapeutik Exercise 1
1,00 1,00
3 Modul Modul Terapi IKFRM I (Modalitas)
1,50 2,00
4 Modul Habilitasi/Rehabilitasi 1,00 1,36
98
Anak II5 Modul Prostetik-Ortotik dan
alat bantu2,00 2,00
6 Modul IKFR Muskuloskeletal I
1,00
7 Modul IKFR Neuromuskuler I
1,00
8 Modul IKFR Muskuloskeletal II
1,50
9 Modul Kardiorespirasi I 1,0010 Modul Tatalaksana
Komprehensif I0,67
11 Modul Tatalaksana Komprehensif II
0,67
12 Modul Tatalaksana Komprehensif III
0,67
13 Modul Tatalaksana Komprehensif IV
0,67
14 Modul Tatalaksana Komprehensif V
0,67
15 Modul Tatalaksana Komprehensif VI
0,67
16 Modul Tatalaksana Komprehensif VII
0,67
17 Modul Tatalaksana Komprehensif VIII
0,67
18 Modul Neuromuskuler IV 1,44Jumlah 12,44 13,24
Materi Penerapan Akademik (MPA)
Materi Penerapan Akademik bersisi kegiatan
akademik berupa penerapan ilmu yang didapat
sebelumnya. Materi ini merupakan rangkaian
kegiatan ilmiah yang langsung berhubungan dengan
keilmuan yang ditekuni. Kegiatan ini bertujuan
membina pengetahuan, sikap dan tingkah laku
99
ilmuwan, menguasai metode riset ilmiah, mampu
membuat tulisan ilmiah, dan menulis tesis ilmiah
untuk mendukung keterampilan keprofesian sebagai
Dokter Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
berdasarkan kedokteran berbasis bukti.
Materi Penerapan Akademik terdiri dari 2 kelompok
sebagai berikut :
a. Kelompok 1 : MPA-1
Materi penerapan Akademik kelompok 1 terdiri
dari :
Modul Proposal Penelitian, Modul Hasil
Penelitian dan Tesis
b. Kelompok 2 : MPA-2
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 terdiri
dari :
Journal Reading
Sajian Kasus Umum
Sajian Kasus Khusus
Sajian Kasus Pendek
Sari Pustaka
Materi Penerapan Akademik kelompok 2 termasuk
dalam kegiatan pelatihan keprofesian, sebagai
penguat untuk mendapat keterampilan keprofesian
sebagai seorang Dokter Spesialis Kedokteran Fisik
dan Rehabilitasi yang merupakan syarat utama
untuk mendapatkan gelar SpKFR.
100
Materi Penerapan Keprofesian (MPK)
Materi Penerapan Keprofesian berisi pendidikan dan
pelatihan penerapan keprofesian dengan
menerapkan ilmu yang didapatkan sebelumnya
secara nyata melalui berbagai kegiatan keprofesian
klinik bidang IKFR.
Proses kegiatan pelatihan keprofesian dilaksanakan
di Rumah Sakit Penididikan Utama dan di Rumah
Sakit Jejaring, baik didalam maupun diluar jam kerja
(tugas luar), agar mendapatkan keterampilanberupa
penguasaan kasus-kasus sehingga dapat
diterapkan berbagai prosedur Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi dengan jumlah dan variasi yang sesuai
untuk mencapai tingkat kompetensi yang
diharapkan.
Kegiatan pelatihan keprofesian bertujuan untuk
mencapai keterampilan (kompetensi) profesional
berkualitas tinggi yang didukukung oleh
pengetahuan akademik yang tangguh dan mantap
(scientist physician). Dengan kompetensi tersebut di
atas pelayanan kesehatan akan bertaraf dan
berkualitas tinggi sesuai perkembangan ilmu dan
teknologi kedokteran. Strategi yang dipilih ialah
pelatihan keprofesian dengan cara kerja praktik di
ruang rawat inap dan dipoliklinik atau unit rawat
jalan melalui pendekatan kedokteran berbasis bukti.
101
Semua kegiatan pendidikan keprofesian harus
dicatat dalam buku log.
Tabel 2.8 Materi Penerapan Keprofesian
No Materi Penerapan Keprofesian
SksA P
1 Modul Terapeutik exercise 2 0,50 0,502 Modul IKFR Muskuloskeletal I 1,503 Modul IKFR Neuromuskuler I 1,004 Modul Terapi IKFRM 3 1,00 1,005 Modul IKFR Muskuloskeletal II 1,006 Modul Kardiorespirasi I 1,507 Modul IKFR Neuromuskuler II 1,00 1,098 Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak IV0,89 1,15
9 Modul Kardiorespirasi II 1,50 2,0010 Modul IKFR Muskuloskeletal III 1,00 1,0011 Modul Geriatri 0,75 1,0013 Modul IKFR Neuromuskuler III 0,50 1,1914 Modul IKFR Kardiorespirasi III 0,75 1,0015 Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak V1.50 3,00
16 Modul IKFR Muskuloskeletal IV 0,50 0,8017 Modul IKFR Neuromuskuler IV 0,50 1,00
Modul IKFR Neuromuskuler V 1,5018 Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak VI1,00 1,00
19 Modul Prosedur IKFR Spesialistik dan sub spesialistik II
1,33 2,54
20 Modul Paliatif 0,69 1,0021 Modul RBM 0,5022 Modul Habilitasi/Rehabilitasi
Anak VII1,75 0,75
24 Modul Teurapeutik exercise III 0,58 0,78Modul Kardiorespirasi III 0,75 0,54Jumlah 16,49 28,34
102
Tujuan kerja praktik selain untukmencapai
keterampilan keprofesian (skill) juga untuk penguat
dalam penguasaan keilmuan (knowledge) melalui
kegiatan materi penerapan akademik (terutama
kelompok 2).
D. PRASYARAT MODUL
Modul Prasyarat Modul Neuropatik
Perifer
Modul Terapi IKFR III
Modul IKFR Neuromuskuler II
Modul IKFR Neuromuskuler III
Stase di RS lain
Modul Neuromuskuler IV
Modul Neuromuskuler V
Modul Dasar IKFR I dan Modul Pemeriksaan IKFR
Modul Dasar IKFR I dan Modul Fisiologi Latihan
Modul Terapi IKFR I dan II
Modul IKFR Neuromuskuler I
Modul IKFR Neuromuskuler II
Modul Dasar IKFR I dan Modul Fisiologi Latihan
Modul IKFR Neuromuskuler III
Modul IKFR Neuromuskuler IV
103
Deep Heating (SWD, MWD dan USD)
Tatalaksana KFR pada Osteoporosis
Demensia / Alzeimer
Artroplasti sendi
Sudah melewati :- Superficial Heating- Biologi dan
Patobiologi- Fisiologi KFR
Sudah Modul Kines (semua) dan Biologi dan Patobiologi
Sudah melewati modul :- Neuromuscular I –
III- Musculoskeletal I –
III- Paliatif
Sudah melewati modul :- Hip & Knee (Kines)- Kelainan Angulasi
Lutut & Kaki- Tatalaksana KFR
pada Artritis
Modul Arthritis
Modul KFR Pre & Pasca Bedah Thera ex (IKFR Kardiorespirasi III)
Kinesiologi UE, LE, Spine
Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Terapi IKFRM I Modul Thera ex I & II Modul Therapi IKFRM II
Modul Therapeutik Exercise I
Modul Kardiorespi I & II
Modul Tatalaksana Pada Gangguan Paru Restriktif
Modul IKFR Kardiorespi I, Diantaranya :- Pemeriksaan Dasar
Kardiopulmoner
104
Modul Tatalaksana Pada Gangguan Paru Obstruktif (asma, PPOK)
Tatalaksana Pada Gangguan Menelan
- Anatomi, Fisiologi system Kardiorespiratori
- Patofisiologi Gangguan Sistem Kardiorespirasi
- Modul Uji Jalan
Modul IKFR Kardiorespi I, Diantaranya :- Pemeriksaan Dasar
Kardiopulmoner- Anatomi, Fisiologi
system Kardiorespiratori
- Patofisiologi Gangguan Sistem Kardiorespirasi
- Modul Uji Jalan
Modul Terapi IKFRM III :- Fisiologi Menelan
Dan Komunikasi
Spinal Orthosis
Kelainan Konginital Spina Bifida
Tatalaksana Scoliosis
Tatalaksana KFR Pada Repair Tendon
Modul Luka Bakar
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Modul Fisiologi KFR Pemeriksaan Dasar
Neuromuskuler
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Pemeriksaan
105
EMG Biofeedback
Modul Artoplasti Sendi
Modul Myofascial Triger Point (MTPS)
Dasar Musculoskeletal Modul Anatomi dan
Kinesiologi LE
Modul Fisiologi KFR
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Sudah melewati Modul Nyeri leher
Modul Kinesio tapping
Modul UE, LE Orthosis
Modul Tatalaksana KFR Pada Fraktur
Modul Fisiologi Latihan
Modul Tatalaksana KFR Pada nyeri Lutut
Modul Tatalaksana KFR Pada Nyeri Bahu
Modul Anatomi dan Modul Pemeriksaan
Dasar Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan Kinesiologi
Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan Kinesiologi
Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul UE, LE Orthosis
Modul Fisiologi KFR
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan
106
Modul Tatalaksana KFR Pada Sprain Pergelangan Kaki
Modul Injeksi Intralesional dan Intraartikular
Modul COR : Cedera ACL
Kinesiologi UE Pemeriksaan Dasar
Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan Kinesiologi
Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Anatomi dan Kinesiologi LE
Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul Coold Therapy
Modul Fisiologi Latihan
Modul Tatalaksana KFR pada Amputasi
Modul Fisiologi KFR
Modul Fisiologi KFR
Modul Anatomi dan Kinesiologi
Modul Pemeriksaan Dasar Muskuloskeletal
Modul UE, LE Prostesis
Modul Terapi Stimulasi Elektrika
Tatalaksana KFR Motor Delayed Development
Tatalaksana KFR pada Cerebral Palsy
Pemeriksaan dan
Modul Fisiologi KFR
Modul Pemeriksaan Dasar Pediatrik
Tataaksana KFR Motor Delayed Development
Fisiologi Menelan dan Komunikasi
107
Tatalaksana KFR pada Gangguan Menelan (feeding)
C. EVALUASI HASIL BELAJAR
Semua Peserta Program Pendidikan Dokter Spesialis-1
Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi FK Unpad mempunyai
buku log yang merupakan bukti tertulis setiap kegiatan yang
dilaksanakan oleh beserta tingkat kompetensi yang sudah
dicapai.
1. Evaluasi Hasil Pembelajaran
Tujuan evaluasi hasil pembelajaran adalah untuk
mengetahui apakah telah mencapai kemampuan akademik
profesional (professional performance) sesuai dengan kurikulum
pendidikan. Secara artifisial kemampuan profesional tersebut
dapat dipilah-pilah dalam ranah sebagai berikut :
P – pengetahuan (knowledge)
K – keterampilan (skill)
S – sikap (attitude)
Evaluasi selama masa pendidikan dilaksanakan secara
bertahap, berkala dan berkesinambungan. Evaluasi hasil
pembelajaran bersifat sumatif untuk menentukan keputusan
disamping bersifat formatif untuk memberikan umpan balik
kepada peserta didik.
2. Evaluasi Tahap Pra-Kualifikasi
108
Evaluasi pada akhir semester pertama, untuk menentukan
apakah peserta dapat melanjutkan pendidikan pada semester-
semester berikutnya. Bila dinilai tidak mampu meneruskan studi
maka diberikan keputusan untuk menghentikan pendidikan. Bila
mampu, peserta program dapat melanjutkan ke tahap pendidikan
berikutnya.
Tahap pra-kualifikasi disamping merupakan persyaratan
untuk tahap berikutnya juga merupakan tahap kualifikasi untuk
menilai apakah mampu meneruskan studi atau tidak. Bila dinilai
tidak mampu meneruskan studi maka diberikan keputusan untuk
menghentikan pendidikan. Setelah dinyatakan lulus semua
evaluasi berkala diharuskan menempuh Evaluasi Nasional.
3. Evaluasi Kegiatan Akademik
Tujuan akademik ialah pencapaian pendalaman ilmu
(knowledge). Evaluasi yang digunakan ialah ujian obyektif yang
meliputi berbagai cara sebagai berikut :
a. Ujian Tulis
Esai modifikasi (modified essay question)
Pilihan jamak (multiple choice question)
b. Ujian Lisan (wawancara)
Memakai lembar penilaian (check list atau rating scale)
4. KEGIATAN AKADEMIK MODUL
Evaluasi kegiatan akademik modul bersifat sumatif dan
dilakukan pada akhir setiap kegiatan serta diselenggarakan oleh
staf penilai modul bersangkutan.
Penilai kegiatan akademik modul didapat dari :
a. Modul pembekalan
109
Modul pengantar IKFR
Modul Dasar IKFR
Modul Anatomi, Kinesiologi, dan Fisiologi
Rehabilitasi
Modul Terapi Modalitas dalam KFR
Modul Latihan Terapeutik
Modul Prostetik-ortotik dan alat Bantu
b. Modul divisi
Habilitasi/Rehabilitasi Medik Anak
Muskuloskeletal
Neuromuskuler
Kardiorespirasi
Geriatri
5. Kegiatan Akademik Non Modul
Evaluasi kegiatan akademik non modul terjadwal dilakukan
setiap akhir kegiatan dengan memakai lembar penilaian.
Penilaian kegiatan akademik non-modul didapat dari penilaian :
Sajian Kasus Panjang (long case)
Sajian Kasus Pendek (short case)
Journal reading
Tinjauan Pustaka
Proposal Penelitian
Tesis
Presentasi di luar institusi
Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian
110
Tujuan yang ingin dicapai pada kegiatan pelatihan
keprofesian ialah kemampuan profesional Dokter
Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi. Oleh karena
itu fokus penilaian ialah pencapaian keterampilan dan
kemampuan (skill). Namun pada hakekatnya penilaian
kemampuan profesional merupakan penilaian
komprehensif terhadap ketiga ranah (knowlenge, skill,
attitude) tersebut diatas.
Umumnya cara yang digunakan adalah :
o Ujian komprehensif dengan menggunakan pasien
sebagai entry
o Ujian praktik (ujian keterampilan)
o Penilaian sehari-hari yang berkesinambungan
(continuous assessment)
Penilaian kegiatan pelatihan keprofesian didapat dari
penilaian selama bekerja di divisi yang meliputi:
Tatalaksana pasien rawat inap
Tatalaksana pasien rawat jalan
Prosedur KFR
Evaluasi kegiatan pelatihan keprofesian dilakukan
dengan memakai lembar penilaian. Ujian komprehensif
dan ujian praktik yang bersifat sumatif dilakukan pada
akhir semester 8.
6. Rapat Evaluasi
111
Penetuan keputusan terhadap hasil evaluasi ditetapkan
melalui rapat evaluasi program studi yang dilaksanakan minimal 2
kali dalam 1 semester atau setiap 3 (tiga) bulan sekali.
a. Ketua
Ketua Program Studi (merangkap anggota)
b. Sekretaris
Sekretaris Program Studi (merangkap anggota)
c. Anggota
o Kepala Bagian IKFR FK UNPAD
o Para pembimbing semester
o Para anggota Divisi
o Para penanggungjawab modul
o Para penanggungjawab rumah sakit mitra
o Staf pengajar IKFR
D. PEDOMAN UJIAN
1. Jenis-jenis Ujian Yang Digunakan
a. Ujian Tulis
Ujian tulis dilakukan setiap akhir semester. Berbagai
divisi dan modul memberi masukan sesuai dengan modul
yang dijalankan. Ujian ini dimaksudkan sebagai ujian
formatif untuk mengetahui sejauh mana pokok bahasan
telah dipahami peserta program. Ujian diberikan dalam
bentuk soal pilihan jamak atau esai sesuai modul yang
diberikan.
b. Ujian lisan/praktik
112
Ujian lisan praktik dilakukan pada akhir semester 1
(pemeriksaan fisik), semester 2 (modalitas), dan semester 3
(ortotik prostetik). Pada akhir rotasi / modul dapat diadakan
ujian lisan tambahan. Penilaian pada ujian praktik
mempergunakan lembar penilaian yang telah dipersiapkan.
Pasien (kasus) dapat dipakai sebagai entry untuk
membahas lingkup Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
secara komprehensif sesuai modul, semester 1 – 8.
Penilaian sehari-hari (Continuous assessment)
Penilaian kegiatan sehari-hari terutama dilakukan pada
setiap unit (kerja dipoliklinik, kerja bangsal, penyuluhan dan
kegiatan lain) yang mencakup asfek kognitif, psikomotor dan
afektif. Penilaian pada umumnya dilakukan dengan
menggunakan lembar penilaian (observation sheet : rating
scale/checklist)
Pemberian angka, nilai mutu, markah dan interprestasi
Cara yang dipakai untuk memberi angka, nilai mutu, markah
dan interprestasi dapat dilihat pada tabel menunjukkan
predikat yang diberikan setelah menyelesaikan satu modul.
Tabel 8.1 Angka, nilai mutu, markah dan interprestasinya
pada penilaian
Angka Nilai Mutu Markah Interprestasi
NA ≥ 80,00 4,00 A Sangat Baik
≤ NA < 80,00 3,00 B Baik
113
≤ NA < 68,00 2,00 C Cukup
≤ NA < 56,00 1,00 D Kurang
NA < 45,00 0 E Kurang Sekali
Nilai batas lulus (NBL) : 70 (IPK = 3,00)
Tabel 8.2 Nilai batas lulus (NBL) ditetapkan sebagai berikut :
Angka Nilai Mutu Markah Predikat
70 3,00 B Baik
Tabel 8.3 Predikat yang diberikan pada hasil penilaian
Nilai Mutu Predikat
3,71 – 4,00
3,41 – 3,70
2,75 – 3,40
Dengan pujian (cum laude)
Sangat memuaskan
Memuaskan
Nilai mutu, markah dan predikat tersebut mengacu
Keputusan Rektor Universitas Padjadjaran Nomor:
1263/UN6.RKT/PP/2012 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pendidikan Universitas Padjadjaran
Tahun Akademik 2012/2013.
Kelulusan dengan predikat cum laude mempertimbangkan
lamanya masa studi, yakni tepat n semester.
114
Batas akhir masa studi (Masa Studi Maksimal) Prodi IKFR
adalah : n + ½ n (n = lama masa studi terjadwal) yaitu : 8 +
½ (8) = 12 Semester
c.Ujian Institusional
Ujian Institusional diselenggarakan oleh Prodi PPDS-1
IKFR 2 kali / tahun, yaitu setiap bulan Februari dan Agustus.
Kriteria dan jumlah penguji dalam Ujian Institusional
ditentukan oleh Prodi PPDS-1 IKFR. Materi ujian disiapkan
oleh Panitia Ujian Institusional IKFR FK Unpad. Ujan
Institusional terdiri Ujian Tulis dan Ujian Lisan. Teknis
pelaksanaan dan syarat-syarat kelulusan mengikuti aturan
yang ditetapkan untuk ujian nasional.
d.Ujian Nasional (National Board Examination)
Ujian Nasional diselenggarakan oleh Kolegium PPDS-1
IKFR 2 kali / tahun, yaitu setiap bulan Desember dan Juni.
Kriteria dan jumlah penguji dalam Ujian Institusional
ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi ujian disiapkan oleh
Komisi Ujian Nasional IKFR FK Unpad. Ujan Nasional terdiri
Ujian Tulis dan Ujian Lisan.
e.Unas (Ujian Nasional) Tulis
Ujian Nasional Tulis diselenggarakan 2 minggu
sebelum Ujian Nasional Lisan dan dilakukan di Pusat-pusat
Pendidikan Dokter Spesialis-1 IKFR di Indonesia dalam
waktu yang bersamaan dan dikoordinasi oleh masing-
masing KPS. Kelulusan peserta didik dalam Ujian Nasional
Tulis merupakan prasyarat untuk dapat mengikuti Ujian
115
Nasional Lisan. Nilai Batas Lulus (NBL) Ujian Nasional Tulis
adalah 60 dari nilai maksimum 100.
f. Unas (Ujian Nasional) Lisan
Ujian Nasional Lisan diselenggarakan setiap bulan
Januari dan Juli dan diselenggarakan secara bergantian di
satu Pusat Pendidikan Dokter Spesialis-1 IKFR yang
ditentukan oleh Kolegium IKFR. Materi Ujian Nasional Lisan
disiapkan oleh Komisi Ujian Nasional Kolegium IKFR.
Materi Ujian Nasional Lisan terdiri dari 4 (empat) subjek,
yaitu :
1) Ujian Kasus dengan materi uji
Keterampilan pemeriksaan
Keterampilan pembuatan catatan medik
Manajemen kasus
NBL (Nilai Batas Lulus) : 70 dari nilai maksimum
100
2) Pengetahuan Umum (General Knowledge) dalam
IKFR
3) Modalitas Kedokteran Prostetik – Ortotik Fisik dan
Rehabilitasi
Dengan catatan nilai hasil akhir untuk materi butir 2, 3 dan
4, tidak kurang dari 60 untuk masing-masing materi.
E. TATA TERTIB
1. Kehadiran
116
a) Daftar hadir harus diisi pada saat kedatangan,
kepulangan dan setiap acara ilmiah
b) Daftar hadil diisi dalam rentang waktu 15 menit
setelah acara dimulai, kemudian diserahkan kepada
konsulen pembimbing saat itu
c) Keterlambatan kehadiran sampai 15 menit setelah
acara ilmiah dimulai, dianggap absen ¼ hari.
d) Keterlambatan kehadiran lebih dari 15 menit pada
acara ilmiah (setelah acara dimulai) dianggap absen
½ hari, kecuali bila telah meminta ijin sebelumnya.
e) Keterlambatan kehadiran harus disertai dengan
alasan yang jelas dan dapat diterima (diketahui oleh
pembimbing acara ilmiah dan chief residen).
f) Contoh alasan yang dapat diterima adalah: yang
bersangkutan sakit atau keluarga dekat
(suami/istri/anak/orang tua) sakit serta keperluan
yang memerlukan kehadiran yang bersangkutan
seperti memperpanjang SIM, pengambilan rapor
anak dan lain sebagainya. (Hal-hal lain yang ada
diluar contoh ini dipertimbangkan oleh pembimbing
acara ilmiah yang bersangkutan).
2. Peraturan Ketidakhadiran
Ketidakhadiran tidak boleh lebih dari 5 (lima) hari per
semester
Ketentuan Umum
117
Sebelum dan sesudah cuti /ijin, tugas-tugas yang
bersangkutan harus dialih tugaskan kepada yang ditunjuk
untuk menggantikan yang cuti/ijin dengan sepengetahuan
koordinator pelayanan Bagian IKFR RSHS-FKUP.
3. Ijin Meninggalkan Tempat Tugas
a) Meninggalkan Tempat Pada Waktu Bertugas
Apabila peserta meninggalkan tempat tugas pada
jam kerja, peserta tersebut diwajibkan untuk
meminta ijin dahulu kepada KPS/SPS dan atau
penanggungjawab tempat bertugas (koordinator
pelayanan)
Apabila peserta tidak dapat dapat menghadiri
kegiatan ilmiah di departemen oleh karena masih
ada pekerjaan ditempat tugas yang tidak dapat
ditinggalkan atau karena ada keperluan pribadi
yang mendesak, maka peserta pendidikan
diwajibkan memberitahu/meminta ijin pembimbing
kegiatan ilmiah tersebut.
b) Meninggalkan Tempat Tugas Selama Satu Hari
Apabila peserta tidak dapat hadir selama satu
hari, maka peserta PPDS-1 tersebut harus
meminta ijin kepada KPS dan pembimbing
kegiatan ilmiah hari tersebut.
Apabila peserta PPDS-1 tidak dapat hadir selama
satu hari karena mendapat tugas pendidikan dari
Departemen, peserta PPDS-1 tersebut diwajibkan
118
memberitahukan kepada KPS, penanggungjawab
tempat bertugas dan pembimbing kegiatan ilmiah
hari tersebut.
Apabila tidak dapat hadir selama satu hari karena
sakit, harus segera memberitahukan KPS dan
penanggung jawab ditempatnya bertugas secara
tertulis atau melalui telepon.
Jumlah ketidakhadiran maksimal 5 (lima) kali per
semester.
Surat ijin tertulis telah disetujui oleh penanggung
jawab ditempatnya bertugas dan segera diberikan
ke Sekretaris Pendidikan.
c) Meninggalkan Tempat Tugas Lebih Dari Satu Hari
Apabila peserta PPDS-1 akan meninggalkan tempat
tugas lebih dari satu hari, maka peserta PPDS-1
tersebut diwajibkan untuk mengajukan permohonan
tertulis yang ditujukan kepada KPS/SPS, setelah
terlebih dahulu meminta ijin dan mendapat
persetujuan tertulis dari penanggung jawab di
tempatnya bertugas dengan memberitahukan kepada
pembimbing semester.
d) Meninggalkan Tempat Tugas Untuk Penelitian
Untuk keperluan penelitian peserta PPDS-1 yang
dikerjakan dalam jam kerja harus mendapatkan ijin
tertulis dari KPS atas sepengetahuan pembimbing
penelitian. Sebelum dilaksanakannya penelitian maka
119
pembimbing harus menginformasikan tentang
pelaksanaan penelitian yang sedang dilaksanakan
dalam rapat rutin pendidikan.
4. CUTI
Sehubungan dengan peraturan akademik tentang cuti
yang mengacu pada aturan dasar Pendidikan FK UNPAD
tentang cuti akademik, maka cuti lain di luar cuti
akademik diatur oleh Program Studi masing-masing.
a. Cuti Tahunan
1) Permohonan cuti dapat diajukan setelah
menjalani pendidikan selama 2 (dua) semester
2) Permohonan cuti diajukan selambatnya 1 (satu)
bulan sebelum tanggalnya.
3) Permohonan cuti diajukan kepada Kepala Bagian
melalui Ketua Program Studi/Sekretaris Program
Studi, setelah sebelumnya mendapatkan
persetujuan tertulis dari penanggungjawab di
tempatnya bertugas dengan dilengkapi data
mengenai :
Alamat pada saat cuti
Sejawat Rehabilitasi Medik yang
bertugas / menggantikan ditempat
bertugas
Cuti yang telah diambil dalam tahun
tersebut
120
4) Pengajuan permohonan cuti harus menggunakan
formulir yang tersedia di RSHS
5) Program Studi Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi memutuskan untuk mengambil
kebijaksanaan memberikan kesempatan cuti
tahunan tidak lebih dari 6 (enam) hari.
6) Ijin cuti hanya diberikan selam tidak mengganggu
kelancaran kegiatan.
7) Cuti tahunan yang diambil sekitar Hari Raya Idul
Fitri dan Natal/tahun Baru diajukan secara
kolektif melalui chief residen selambat-lambatnya
3 (tiga) minggu sebelum Hari Raya /Natal/Tahun
Baru tersebut.
b. Cuti Sakit/Hamil/Melahirkan
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit sampai dengan
2 (dua) hari diwajibkan untuk memberitahu dokter
penanggungjawab pelayanan tempat bertugasnya
secara lisan atau tertulis, secara langsung atau
melewati kurir.
Peserta PPDS-1 dengan cuti sakit lebih dari 2
(dua) hari, maka diwajibkan untuk menyerahkan
surat keterangan sakit yang dikeluarkan oleh
dokter kepada Ketua Program Studi /Sekretaris
Program Studi
Untuk cuti melahirkan diambil kebijaksanaan
memberikan cuti selama 10 (sepuluh) hari kerja.
Cuti sakit yang lebih dari 2 (dua) minggu (10 hari
kerja) berarti mengulang semester tersebut.
121
c. Cuti Akademik
1) Batasan
Cuti Akademik adalah hak peserta didik untuk
berhenti sementara dari kegiatan akademik untuk
jangka waktu tertentu dengan tetap memnuhi
kewajiban yang ditentukan oleh FK UNPAD atau
Program Studi IKFR
2) Lama cuti akademik : 6 (enam) bulan
3) Hak cuti akademik
Maksimal 2 (dua) kali selama masa Pendidikan,
dengan catatan: masa cuti akademik tetap
diperhitungkan sebagai masa toleransi batas
maksimal keterlambatan pendidikan (sesuai
dengan batas toleransi keterlambatan masa
pendidikan selama 1 tahun)
4) Prosedur Pengajuan.
Permohonan ditujukan kepada KPS dengan
tembusan kepada : Kepala Bagian dan TKP. Bila
KPS menyetujui permohonan tersebut, maka
permohonan cuti diteruskan ke TKP dengan
menyertakan data mengenai waktu dan lama cuti
akademik yang disetujui. TKP dapat memberikan
kriteria tambahan untuk permohonan cuti
tersebut.
5) SPP: Peserta yang mengambil cuti akademik
tetap diwajibkan membayar SPP penuh
6) Ketentuan/kriteria tambahan
122
Apabila dipandang perlu, khususnya apabila
ada aspek pengetahuan dan keterampilan
yang harus dievalusi setelah cuti akademik,
akan dilakukan “Placement Test” (atau test
lain yang diperlukan) dan ketentuan ini sudah
diberitahukan kepada pemohon sebelum cuti
akademik disetujui.
Peserta yang telah menyetujui ketentuan
diatas (ketentuan/kriteria tambahan) wajib
tunduk pada hasil evaluasi paska cuti
akademik yang dilakukan, termasuk harus
mengulang semester sebelumnya
(konsekuensi ini wajib diberitahukan kepada
yang bersangkutan)
5. PENGHENTIAN PENDIDIKAN PESERTA PPDS-1 FK
UNPAD
Peserta PPDS-1 IKFR dapat diberhentikan
pendidikannya (drop out) atas dasar :
a. Permintaan sendiri
Peserta mangajukan permintaan secara tertulis
untuk mengundurkan diri kepada Dekan FK UNPAD
dengan tembusan kepada Kepala Bagian dan KPS
b. Alasan kondisi atau kesehatan yang tidak
memungkinkan untuk melanjutkan studi
Alasan ini harus diperkuat dengan Surat Majelis
Penguji Kesehatan FK UNPAD – RS Dr Hasan
Sadikin
123
c. Hasil evaluasi menunjukkan tidak mampu lagi
menyelesaikan studi dalam pencapaian kompetensi
yang dipersyaratkan. Kompetensi yang
dipersyaratkan bagi peserta adalah sebagai berikut:
Pada tahap pendidikan awal : IPK (Indeks prestasi
kumulatif) pada akhir semester II kurang dari 2,75.
Pada tahap pendidikan akhir : akhir semester VI
tidak memperoleh Indeks prestasi Kumulatif (IPK)
2,75.
d. Pelanggaran etika berat
Penghentian pendidikan dapat dijatuhkan tanpa
peringatan bila terdapat pelanggaran etika sangat
berat berdasarkan hasil rapat pleno bagian
berkoordinasi dengan Komite Medik RSHS
e. Bila masa pendidikan telah melebihi n+1/2n
n=lama pendidikan menurut katalog dengan Surat
Keputusan Dekan FK UNPAD
Syarat kelulusan mata kuliah :
1. Bagi peserta yang tidak lulus pada Ujian modul, maka
peserta tersebut diberi kesempatan melakukan 1 kali
untuk melakukan ujian remedial untuk modul yang
bersangkutan
2. Jika hasil dari Ujian Ulangannya dinyatakan tidak lulus,
maka permasalahannya ini akan dibawa ke Rapat
Yudisium I untuk dibahas dan diputuskan langkah
selanjutnya.
124
3. Bila dalam rapat Yudisium I diputuskan mahasiswa yang
bersangkutan mengulang modul, maka pengulangan
modul dilakukan di akhir semester VIII.
F. JENIS PELANGGARAN DAN SANKSI
1. Kriteria Penialian Surat Peringatan
a). Sistem Penilaian
1) Penilaian dilakukan terhadap sikap, pengetahuan
dan keterampilan selama mengikuti pendidikan di
Bagian IKFR FK UNPAD
2) Sistem penilaian dilakukan berdasarkan derajat
dari kesalahan dan atau kelalaian yang dilakukan
oleh
3) Derajat kesalahan dibedakan atas 3 kategori,
yaitu : ringan, sedang dan berat
4) Setiap kesalahan akan mendapatkan surat
peringatan sesuai dengan derajat kesalahan
yang dilakukan
5) Penilaian atas kesalahan yang dilakukan oleh
seorang peserta bersifat kumulatif selama yang
bersangkutan menjalankan program
pendidikannya di IKFR FK UNPAD, dengan
ketentuan sebagai berikut :
Apabila seorang peserta melakukan
kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan
ringan, hal ini sama nilainya dengan yang
bersangkutan melakukan 1 (satu) kali
kesalahan sedang
125
Apabila seorang peserta melakukan
kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan
sedang, hal ini sama nilainya dengan yang
bersangkutan melakukan 1 (satu) kali
kesalahan berat
Apabila seorang peserta melakukan
kesalahan sebanyak 3 (tiga) kali kesalahan
yang setingkat dengan kesalahan berat,
maka yang bersangkutan dianggap gagal
menjalankan pendidikannya di IKFR FK
UNPAD.
Contoh kesalahan yang perlu mendapat
peringatan
1. Kesalahan Ringan
Tidak mengikuti atau terlambat lebih dari 15
menit mengikuti kegiatan ilmiah, bimbingan
dan tugas pelayanan tanpa ijin (sesuai
dengan peraturan yang ada) sebanyak 3
(tiga) kali dalam 1 semester (dengan asumsi
5 bulan efektif pendidikan, 6 hari kerja efektip
dalam 1 minggu dan 4 minggu dalam 1 bulan
= 120 hari)
Tidak menyelesaikan rekam medik rawat
jalan dan rawat inap tepat pada waktunya
(pada hari yang sama)
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
etik, profesi, moral atau sopan santun (yang
126
derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS
atas dasar keputusan rapat staf Bagian
IKFR)
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja
2. Kesalahan Sedang
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 1 (satu)
hari
Tidak mengisi rekam medik dengan baik,
rapih dan sebenarnya
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
etik, profesi, moral atau sopan santun (yang
derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS
atas dasar keputusan rapat staf Bagian
IKFR)
Tidak melaksanakan tugas di tempat kerja
Tidak melaksanakan acara kegiatan ilmiah
sesuai jadwal yang ditentukan
Memberikan terapi tanpa jenjang konsultasi
3. Kesalahan Berat
Tidak masuk kerja tanpa ijin selama 3 (tiga)
hari berturut-turut atau lebih
Memalsukan data dan rekam medik
Melakukan hal-hal yang dianggap melanggar
etik, profesi, moral atau sopan santun (yang
derajat kesalahannya ditentukan oleh KPS
127
atas dasar keputusan rapat staf Bagian
IKFR)
Tidak melaksanakan tugas dengan baik
ditempat kerja sehingga mengakibatkan
komplikasi, kematian atau cacat menetap.
b). Pelaksanaan
1) Surat peringatan disampaikan kepada yang
bersangkutan segera setelah ditetapkan
2) Sistim penilaian ini tidak dapat diterapkan apabila
kesalahan yang dilakukan tidak termasuk dalam
kriteria diatas, maka sangsi yang diberikan
ditentukan dalam rapat staf bagian IKFR FK
UNPAD.
128
BAB III
SARANA DAN PRASARANA
A. Fasilitas Pendidikan dan Pelatihan Keprofesian
Dalam pelaksanaan pendidikan di Program Studi Ilmu
Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi memerlukan berbagai fasilitas
untuk bermacam-macam prosedur Ilmu Kedokteran Fisik dan
Rehabilitasi. Dengan demikian, sarana pendidikan yang tersedia
adalah :
1. Fasilitas Rawat Jalan, terdiri dari :
a. Poliklinik Spesialis
b. Poliklinik Divisi :
Anak
Neuromuskuler
Muskuloskeletal
Kardiorespirasi
Geriatri
c. Fasilitas prosedur IKFR Spesialistik dan Subspesialistik
Biofeedback
129
Elektromyography
Cybex II
Treadmill
Ergocycle
Spirometri
2. Fasilitas penunjang IKFR
Modalitas Terapi Fisik
o Ultrasound Diathermy
o Shortwave Diathermy
o Microwave Diathermy
o Infrared
o Paraffin Bath
o Hot pack and Cold pack
o Cryotherapy
o Laser therapy
o Electrotherapy
o Hydrotherapy
o Alat-alat terapi latihan
o Traksi Cervical dan Lumbal
o Nebulizer
o Magnetotherapy
o Vacuum Compression
o Terapi Wicara
o Gymnasium
130
Alat peraga
o Alat-alat Prostetik Ortotik
o Alat bantu mobilitas dan aktifitas
o Manekin injeksi intraartikular
3. Fasilitas Penunjang Pendidikan
Sumber Daya Manuasia
o Staf akademik
o Staf non akademik
o Staf keperawatan dan keterapian fisik
o Staf tehnisi
Perpustakaan Departemen
Sarana – Prasarana
o Ruang Skill’s Lab PPDS-1 IKFR
o Ruang kuliah kapasitas 60 orang di gedung FK
Unpad
o Ruang Kuliah kapasitas 50 orang di Departemen
IKFR RSHS
o Ruang kantor Kepala Departemen dan Staf
pengajar
o Ruang Sekretariat Pendidikan
o Ruang PPDS-1 IKFR
131
BAB IV
PRESTASI PROGRAM STUDI
Prestasi yang pernah diraih oleh Program Pendidikan
Dokter Spesialis-1 Ilmu Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi
Fakultas Kedokteran Unpad antara lain :
1. Juara 3 Lomba Pameran Departemen dalam rangka
Lustrum XI Dies Natalis ke-55 Fakultas Kedokteran
Unpad tahun 2012
2. Juara 1 Lomba Penelitian pada Pekan Ilmiah Tahunan
(PIT) Perhimpunan Dokter Spesialis Rehabilitasi Medik
Indonesia (PERDOSRI) di Semarang tahun 2011
3. Juara 2 Panduan Suara pada HUT RSUP Dr. Hasan
Sadikin Bandung tahun 2011
132
BAB V
PENUTUP
Peningkatan derajat kesehatan untuk setiap anggota masyarakat
merupakan tujuan utama dari pendidikan kedokteran. Guna
menjamin tercapainya tujuan tersebut setiap lembaga yang
terlibat dalam penididikan kedokteran hendaknya memiliki dan
menerapkan standard yang telah ditetapkan sehingga seluruh
proses pendidikan dapat menghasilkan lulusan yang diharapkan.
Kurikulum pendidikan dokter spesialis KFR merupakan suatu
instrumen yang dapat dipergunakan oleh setiap PPDS KFR dan
stake holders dalam rangka menjaga mutu dengan menilai
perbaikan kualitas proses pendidikan dokter spesialis KFR, untuk
menjamin tercapainya tujuan pendidikan sesuai dengan
kompetensi yang diharapkan. Kurikulum dapat pula dipergunakan
untuk kepentingan evaluasi diri dalam rangka perencanaan
133
program perbaikan kualitas proses pendidikan secara
berkelanjutan.
Diberlakukannya kurikulum pendidikan dokter spesialis KFR ini
diharapkan agar pemantauan dan evaluasi dapat dilakukan
secara berkesinambungan, sehingga dapat menjamin
tercapainya tujuan pendidikan serta tercapainya peningkatan
derajat kesehatan masyarakat.
134
LAMPIRAN
135
TIM PENYUSUN
VITRIANA, dr.,SpKFR
NOVITRI S, dr., SpKFR
YAYAH NURIYAH
136